anc fisiologis

89
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat pada suatu wilayah tertentu adalah Angka Kematian Ibu melahirkan dan Angka Kematian Bayi. Sebagaimana diketahui bahwa pengertian AKI adalah jumlah kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu 1 tahun. Makin besar angka ini menunjukkan bahwa makin besar masalah kesehatan disuatu wilayah tertentu. ( Http//.KIA DIKES NTB.mht). Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan bahwa secara nasional AKI di Indonesia adalah 228/100.000 kelahiran hidup. Hasil survey tersebut tidak memberi informasi tentang AKI untuk setiap Propinsi yang ada di Indonesia. Selain itu SDKI tersebut juga menyajikan bahwa AKB untuk Indonesia adalah 34/1000 kelahiran hidup, dan untuk Propinsi NTB adalah 72/1000 kelahiran hidup lebih rendah dari hasil SDKI 2002 yaitu 74/1000 kelahiran hidup. Disebutkan juga Angka Kematian Neonatal untuk Indonesia adalah 20/1000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian 1

Upload: nano-viand

Post on 03-Jul-2015

885 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANC Fisiologis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan

masyarakat pada suatu wilayah tertentu adalah Angka Kematian Ibu

melahirkan dan Angka Kematian Bayi. Sebagaimana diketahui bahwa

pengertian AKI adalah jumlah kematian ibu melahirkan per 100.000

kelahiran hidup dalam kurun waktu 1 tahun. Makin besar angka ini

menunjukkan bahwa makin besar masalah kesehatan disuatu wilayah

tertentu. ( Http//.KIA DIKES NTB.mht).

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007

menunjukkan bahwa secara nasional AKI di Indonesia adalah 228/100.000

kelahiran hidup. Hasil survey tersebut tidak memberi informasi tentang AKI

untuk setiap Propinsi yang ada di Indonesia. Selain itu SDKI tersebut juga

menyajikan bahwa AKB untuk Indonesia adalah 34/1000 kelahiran hidup,

dan untuk Propinsi NTB adalah 72/1000 kelahiran hidup lebih rendah dari

hasil SDKI 2002 yaitu 74/1000 kelahiran hidup. Disebutkan juga Angka

Kematian Neonatal untuk Indonesia adalah 20/1000 kelahiran hidup,

sedangkan Angka Kematian Neonatal di NTB adalah 34/1000 Kelahiran

Hidup. Kematian Neonatal berhubungan dengan kondisi ibu saat hamil dan

melahirkan.

( Http//.KIA DIKES NTB.mht).

Di Propinsi NTB telah dilakukan berbagai upaya untuk mempercepat

penurunan angka kematian Ibu dan Bayi, namun hingga saat ini Angka

Kematian Ibu dan Bayi masih merupakan masalah. Salah satu penyebab

masalah tersebut adalah masalah yang dikenal dengan istilah tiga terlambat

(terlambat membuat keputusan untuk merujuk ibu hamil, terlambat dalam

1

Page 2: ANC Fisiologis

penyediaan alat transportasi dan terlambat memperoleh pertolongan medis

yang tepat) dan empat terlalu (terlalu muda, terlalu sering, terlalu dekat

jaraknya, terlalu tua hamil). ( Http//.KIA DIKES NTB.mht).

Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA dikembangkan dalam rangka

menanggapi berikut ini:

1. Tingginya persentase kematian maternal yang terjadi dalam waktu 2 jam,

saat dan setelah persalinan.

2. Sebagian besar kematian maternal berhubungan dengan “tiga terlambat “–

terlambat membuat keputusan untuk merujuk ibu hamil, terlambat dalam

penyediaan alat transportasi dan terlambat memperoleh pertolongan medis

yang tepat.

3. Tingginya persentase kematian maternal karena perdarahan.

Kehamilan dan persalinan masih dianggap sebagai hal alamiah yang

terjadi pada setiap perempuan.

4. Kehamilan adalah urusan perempuan saja. ( Http//.KIA DIKES NTB.mht).

Padahal, 85 % kematian maternal bisa dihindari karena:

1. Tiga terlambat merupakan masalah yang terkait dengan masalah tehnis dan

perilaku sosial budaya masyarakat.

2. Masih banyak mitos dan tabu yang terkait dengan kehamilan dan

persalinan yang perlu diluruskan.

3. Kehamilan dan persalinan seharusnya bukan hanya urusan perempuan

tetapi juga merupakan urusan keluarga dan menjadi perhatian umum

masyarakat/publik. (Depkes RI). ( Http//.KIA DIKES NTB.mht).

Gambaran keadaan masyarakat Indonesia dimasa depan atau visi

yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan tersebut adalah Indonesia

Sehat 2010 dan misi Making Pergnancy Saver (MPS) adalah kehamilan dan

persalinan di Indonesia berlangsung aman dan bayi yang dilahirkan sehat.

2

Page 3: ANC Fisiologis

Prinsip pokok MPS adalah :

1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terampil

2. Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal ditangani secara adekuat

3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan dan

penanggulangan kehamilan yang tidak diinginkan dan komplikasi

abortus tidak aman. ( Http//.KIA DIKES NTB.mht).

Pemerintah menargetkan pada tahun 2009 AKI menjadi 226 per

100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 26 per 1.000 kelahiran hidup,

Departemen Kesehatan (Depkes).

Dari uraian diatas dianggap perlu tenaga kesehatan (bidan) untuk tetap

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya melalui pendidikan formal

yaitu jenjang pendidkan Diploma III (D III) maupun pendidikan informal

melalui berbagai jenis seminar-seminar dan atau pelatihan-pelatihan. Dengan

tingkat pendidikan tersebut diharapkan bidan mampu memberikan pelayanan

yang logis serta sesuai standar yang pada akhirnya dapat menurunkan AKI

dan AKB.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Sesuai dengan latar belakang di atas maka penyusunan laporan ini

bertujuan untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas

menurut 7 langkah Varney dengan pendokumentasian menggunakan

SOAP.

1.2.2. Tujuan Khusus

a. Untuk melakukan pengkajian data dasar (data obyektif dan

subyektif)

3

Page 4: ANC Fisiologis

b. Untuk menginterpretasi data dasar dan identifikasi diagnosis

masalah

c. Untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

d. Untuk mengidentifikasi kebutuhan segera

e. Untuk melakukan rencana asuhan menyeluruh

f. Untuk melakukan pelaksanaan asuhan menyeluruh atau

implementasi.

g. Untuk melakukan evaluasi.

1.3. Manfaat

1.3.1. Bagi ibu hamil, dapat mengetahui keadaannya atau perkembangan

kehamilan apakah normal atau tidak.

1.3.2. Bagi bidan atau petugas kesehatan, dapat mendeteksi adanya

komplikasi pada persalinan dan dapat mengantisispasi komplikasi

tersebut.

1.3.3. Bagi Mahasiswa, dapat melakukan pengkajian kesehatan ibu hamil

patologis dengan menggunakan SOAP dan apa saja yang terjadi pada

ibu hamil sehingga dapat memberikan konseling dan asuhan.

4

Page 5: ANC Fisiologis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Teori

a. Pengertian

1. Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari

pertama haid terakhir. (Wiknjosastro, 2005)

2. Kehamilan normal adalah dimana ibu sehat tidak ada riwayat

obstetrik buruk dan ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan,

pemeriksaan fisik dan laboratorium normal (Saifuddin. AB, 2002)

3. Kehamilan adalah masa di mulai dari ovulasi dimana lamanya hamil

normal adalah kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300

hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut sebagai kehamilan

matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut sebagai

kehamilan post matur (Wiknjosastro, 2007)

b. Etiologi

Untuk setiap kehamilan harus ada spermatozoa, ovum,

pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi. Tiap spermatozoa

terdiri dari tiga bagian yaitu : kaput/kepala yang berbentuk lonjong agak

gepeng dan mengandung bahan nucleus, ekor, dan bagian yang silindrik

menghubungkan kepala dengan ekor, dan getaran ekor spermatozoa dapat

bergerak cepat. (Wiknjosastro,2002)

c. Fisiologi

1. Konsepsi

Tiap bulan seorang wanita melepaskan 1 sampai 2 sel telur

dari indung telur yang ditangkap oleh fimbriae kemudian masuk

kedalam saluran telur.

Pada saat persetubuhan, semen ditumpahkan kedalam vagina

dan berjuta-juta (3cc) sel sperma masuk kedalam rongga rahim

5

Page 6: ANC Fisiologis

menuju saluran telur (tiap cc sperma mengandung 40-60 juta sel

sperma). Pembuahan terjadi pada ampula tuba palloppi.

Sekitar 100 sperma berhasil mencapai telur, namun hanya 1

sperma yang dapat membuahi sel telur. Terdapat berbagai rintangan

yang menghambat jalan sperma, lapisan keras yang melindungi ovum

sangat sukar untuk ditembus, namun sperma dilengkapi sistem khusus

untuk membantunya memasuki sel telur yaitu di bawah lapisan

pelindung pada kepala sperma terdapat kantung-kantung kecil yang

berisi enzim-enzim pelarut yaitu enzim-enzim akrosom.

Sperma melepas enzim-enzim akrosom untuk menembus zona

pellusida yaitu sebuah perisai glikoprotein disekeliling sel telur yang

mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan

menginduksi reaksi akrosom.

Segera setelah spermatozoa menyentuh membrane sel oosit,

kedua selaput plasma sel menyatu. Karena selaput plasma yang

membungkus kepala akrosom telah hilang pada saat reaksi akrosom.

Reaksi akrosom yaitu reaksi yang terjadi setelah penempelan ke zona

pellusida dan induksi oleh protein-protein zona. Penyatuan yang

sebenarnya terjadi adalah antara selaput oosit dan selaput yang

meliputi bagian belakang kepala sperma. Pada manusia, baik kepala

dan ekor spermatozoa memasuki sitoplasma oosit, tetapi selaput

plasma tertinggal di permukaan oosit. Sementara spermatozoa

bergerak maju terus hingga dekat sekali dengan pronukleus wanita.

Intinya membengkak dan membentuk pronukleus pria sedangkan

ekornya lepas dan berdegenerasi. Sperma melepaskan ekornya dan

memasuki sel telur dan melepaskan kromosom melalui lubang yang

ia buka.

Sesudah itu pronukleus pria dan wanita saling rapat erat dan

kehilangan selaput inti mereka. Selama masa pertumbuhan, baik

pronukleus pria maupun wanita (haploid), masing-masing pronukleus

harus menggandakan DNA-nya.

6

Page 7: ANC Fisiologis

Sesudah pembelahan maka ovum menjadi 22 Kromosom

otosom serta 1 kromosom X, spermatozoon mempunyai 1 kromosom

X atau 1 Kromosom Y. Zigot hasil pembuahan memiliki 44

kromosom otosom serta 2 kromosom X tumbuh menjadi janin wanita

sementara yang memiliki 44 kromosom serta 1 kromosom X dan 1

kromosom Y akan tumbuh menjadi janin laki-laki.

2. Stadium Morulla

Setelah pembuahan terjadi mulailah pembelahan zigot. Hal ini

dapat berlangsung karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat

asam amino dan enzim. Setelah zigot mencapai tingkat dua sel, ia

menjalani pembelahan mitosis, mengakibatkan bertambahnya jumlah

sel dengan cepat. Sel yang menjadi semakin kecil ini disebut

blastomer dan sampai tingkat delapan sel, sel-selnya membentuk

sebuah gumpalan longgar. Segera setelah pembelahan ini terjadi,

maka pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan dengan lancar,

dan dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel-sel yang sama

besarnya. Sel-sel embrio yang termampatkan kemudian membelah

lagi, kemudian hasil konsepsi berada pada stadium morula dengan

16 sel. Morula terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel-sel sebelah

dalam, yang akan tumbuh menjadi jaringan embrio sampai janin) dan

outer cell mass ( lapisan sebelah luar yang akan membentuk trofoblas

yang akan tumbuh menjadi plasenta).

7

Page 8: ANC Fisiologis

Gambar Perkembangan embrio

Pada stadium morula energi untuk pembelahan ini

diperoleh dari vitellus, hingga volume vitellus makin berkurang dan

terisi seluruhnya oleh morula. Dengan demikian, zona pellusida tetap

utuh, dengan perkataan lain, besarnya hasil konsepsi tetap sama.

Dalam ukuran yang sama ini hasil konsepsi disalurkan melalui bagian

tuba yang sempit dan terus kearah kavum uteri. Kira-kira pada waktu

morula memasuki rongga rahim, cairan mulai menmbus zona

pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam.

Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu, dan akhirnya terbentuklah

sebuah rongga, blastokel. Pada saat ini mudigah disebut blastokista.

Sel-sel didalam massa sel dalam, yang sekarang disebut embrioblas,

terletak pada salah satu kutub, sedangkan sel-sel di massa sel luar atau

trofoblas, menipis dan membentuk dinding epitel blastokista. Zona

pellusida sekarang menghilang, sehingga implantasi dapat dimulai.

Dengan demikian, menjelang akhir minggu pertama perkembangan,

8

Page 9: ANC Fisiologis

zigot manusia telah melewati tingkat morula dan blastokista dan

sudah mulai berimplantasi di selaput lendir rahim.

Setelah mengalami stadium morula hasil konsepsi disalurkan

terus ke arah kavum uteri dan mulai mengalami stadium blastula.

3. Stadium Blastulla

Dalam kavum uteri hasil konsepsi mencapai tingkat stadium

Blastula.Kemudian blastula tersebut berimplantasi dalam

endometrium, dengan bagian dimana bagian inner cell mass berlokasi.

Hal inilah yang menyebabkan tali pusat berpangkal sentral atau para

sentral. Bila nidasi terjadi mulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-

sel yang lebih kecil, yang dekat dengan ruang eksoselom, membentuk

entoderm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi

ektoderm dan membentuk ruang amnion. Saat nidasi kadang-kadang

terjadi perdarahan desidua yang disebut sebagai tanda hartman. Jika

nidasi ini terjadi barulah disebut sebagai kehamilan.

Setelah minggu pertama (hari 7-8), sel-sel trofoblas yang

terletak di atas embrioblas yang berimplantasi di endometrium

dinding uterus, mengadakan proliferasi dan berdiferensiasi menjadi

dua lapis yang berbeda :

a. Sitotrofoblas : terdiri dari selapis sel kuboid, batas jelas, inti

tunggal, di sebelah dalam (dekat embrioblas).

b. Sinsitiotrofoblas : terdiri dari selapis sel tanpa batas jelas, di

sebelah luar (berhubungan dengan stroma endometrium). Unit

trofoblas ini akan berkembang menjadi plasenta.

9

Page 10: ANC Fisiologis

Gambaran yang memperlihatkan blastokista manusia berusia 7

hari, sebagian terbenam didalam stroma endometrium. Rongga

amnion tampak sebagai sebuah celah sempit. ( Rustam Mochtar,

2002).

Gambar 2.6. Blastokista Manusia Berusia 7 Hari

4. Stadium Gastrulla

Gastrulasi yaitu proses yang membentuk ketiga lapisan

germinal pada embrio (ektoderm, mesoderm dan endoderm) dan

terjadi pada minggu ketiga. Setelah nidasi akan terjadi diferensiasi sel

– sel blastula. Sel – sel yang lebih kecil dekat eksosellom membentuk

endoderm dan yolk salk sedangkan sel – sel yang lebih besar terjadi

ektoderm dan membentuk ruang amnion dan antara yolk salk dan

ruang amnion terdapat embrionale plate.

Sel-sel trofoblast mesodermal tumbuh sekitar embrio dan

melapisi sebagian dalam trofoblast. Terbentuk korionik membrane

yang kelak menjadi korionik. Trofoblast menghasilkan hormone

human chorionok gonadotropik yang mempengaruyhi korpus luteum

untuk tumbuh terus dan menghasilkan progesterone sampai sampai

plasenta cukup membuat progesterone sendiri. Hormon ini dapat

ditemukan dalam air kencing wanita hamil.

10

Page 11: ANC Fisiologis

Pertumbuhan embrio terjadi dalam embrional plate yang

selanjutnya terdiri atas tiga lapisan yaitu sel ectoderm, mesoderm, dan

endoderm. Sementara ruang amnion dan embrio menjadi padat

dinamakan body stalk

Tali pusat sendiri berasal dari body stalk, terdapat pembuluh

darah sehingga ada yang dinamakan vascular stalk. Dari

perkembangan ruang amnion dapat dilihat bahwa bagian luar tali

pusat berasal dari lapisan amnion. Didalamnya terdapat jaringan

lembek, selei Wharton, yang melindungi 2 arteri umbilikus dan 1

vena umbikalis yang berada di tali pusat.

Plasenta terbentuk lengkap pada umur kehamilan ± 16

minggu. Plasenta umumnya ditemukan 15 – 20 buah maternal

kotiledon. Fetal kotiledon adalah suatu kelompok besar vili korealis

yang bercabang – cabang seperti pohon. Pada plasenta aterm

diperkirakan terdapat 200 fetal kotiledon. Di dalam ruang yang

diliputi oleh selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion dan korion

terdapat likuor amnii pada saat hamil cukup bulan 1000 – 1500 ml,

warna putih, agak keruh, serta mempunyai bau yang khas, agak amis

dan manis. Air ketuban berasal dari kencing janin (fetal urin),

transudasi dari darah ibu, sekresi dari epitel amnion, asal campuran

(mixed origin). (Wiknjosastro, 2005)

11

Page 12: ANC Fisiologis

Gambar Pembentukan Plasenta

5. Masa Embrionik (organogenesis)

Merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari

masing-masing lapisan mudigah. Sebagai akibat pembentukan organ,

ciri – ciri utama bentuk tubuh mulai jelas. ( Rustam Mochtar, 2002)

Pada kehamilan 8-10 minggu pembuluh darah janin mulai

terbentuk.

Plasenta mengelilingi embrio dalam rahim ibu. Plasenta

berfungsi sebagai ginjal, paru-paru dan liver buatan ia memiliki

fungsi ini pada saat yang bersamaan. Tugas lain plasenta ialah

melindungi embrio.

Sel-sel bagian luar dari plasenta membentuk semacam

saringan yang terletak antara pembuluh darah ibu dan embrio yang

berfungsi mencegah bahaya dari luar. Saringan ini meloloskan sel-sel

makanan dan menahan sel-sel imunitas.

12

Page 13: ANC Fisiologis

Dalam tali plasenta terdapat satu pembuluh darah vena dan

dua pembuluh darah arteri. Pembuluh darah vena membawa makanan

dan oksigen ke embrio dan pembuluh darah arteri mengeluarkan

karbon dioksida dan sisa-sisa sampah dari tubuh sang bayi.

Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan

angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan

connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat. Pada tahap awal

perkembangan, rongga perut masih terlalu kecil untuk usus yang

berkembang, sehingga sebagian usus terdesak ke dalam rongga selom

ekstraembrional pada tali pusat.

Kandung kuning telur (yolk-sac) dan tangkai kandung

kuning telur (ductus vitellinus) yang terletak dalam rongga korion,

yang juga tercakup dalam connecting stalk, juga tertutup bersamaan

dengan proses semakin bersatunya amnion dengan korion.

Setelah struktur lengkung usus, kandung kuning telur dan

duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung

pembuluh darah umbilikal (2 arteri umbilikalis dan 1 vena

umbilikalis) yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta.

Pembuluh darah umbilikal ini diliputi oleh mukopolisakarida yang

disebut Wharton’s jelly.

Pada minggu-minggu pertama perkembangan, villi / jonjot

meliputi seluruh lingkaran permukaan korion. Dengan berlanjutnya

kehamilan :

1. Jonjot pada kutub embrional membentuk struktur korion lebat seperti

semak-semak (chorion frondosum sementara.

2. jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi, menjadi tipis

dan halus disebut korion leave.

Seluruh jaringan endometrium yang telah mengalami reaksi desidua,

juga mencerminkan perbedaan pada kutub embrional dan abembrional

:

1. Desidua di atas korion frondosum menjadi desidua basalis.

13

Page 14: ANC Fisiologis

2. Desidua yang meliputi embrioblas / kantong janin di atas korion laeve

menjadi desidua kapsularis.

3. Desidua di sisi / bagian uterus yang abembrional menjadi desidua

parietalis.

Antara membran korion dengan membran amnion terdapat

rongga korion. Dengan berlanjutnya kehamilan, rongga ini tertutup

akibat persatuan membran amnion dan membran korion. Selaput janin

selanjutnya disebut sebagai membran korion-amnion Kavum uteri

juga terisi oleh konsepsi sehingga tertutup oleh persatuan chorion

laeve dengan desidua parietalis.

Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai Rongga

Amnion.

Di dalam ruangan ini terdapat cairan amnion (likuor amnii).

Asal cairan amnion : diperkirakan terutama disekresi oleh dinding

selaput amnion / plasenta, kemudian setelah sistem urinarius janin

terbentuk, urine janin yang diproduksi juga dikeluarkan ke dalam

rongga amnion.

Umumnya denyut jantung janin dapat direkam pada minggu

ke 12. Pada minggu ke 16 sistem musculoskeletal sudah matang dan

mulai minggu ke 28 janin bisa bernafas. Minggu ke 32 janin mulai

dapat menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor, dimana pada minggu

ke 38 badan janin akan mengisi selurung rongga uterus.

(Winkjosastro, 2005 hal.56 )

14

Page 15: ANC Fisiologis

Table 2.1. Umur kehamilan, panjang fetus dan pembentukannya

Umur

Kehamilan

Panjang fetus Pembentukan organ

4 minggu 7,5-10 mm Rudimental mata, telinga dan hidung

8 minggu 2,5 cm Hidung, kuping, jari-jemari mulai di

bentuk. Kepala menekuk ke dada.

12 minggu 9 cm Daun telinga lebih jelas, kelopak mata

melekat, leher mulai terbentuk, alat

kandungan luar terbentuk namun

belum berdiferensiasi.

16 minggu 16-18 cm Genitalia eksterna terbentuk dan

dapat di kenal, kulit tipis dan warna

merah.

20 minggu 25 cm Kulit lebih tebal, rambut mulai

tumbuh di kepala dan rambut halus

(lanugo) tumbuh di kulit.

24 minggu 30-32 cm Kedua kelopak mata tumbuh alis dan

bulu mata serta kulit keriput. Kepala

besar. Bila lahir, dapat bernapas tapi

hanya beberapa jam saja.

28 minggu 35 cm Kulit warna merah di tutupi verniks

kaseosa. Bila lahir, dapat bernapas,

menangis pelan dan lemah.

32 minggu 40-43 cm Kulit merah dan keriput. Bila lahir,

kelihatan seperti orang tua dan kecil.

36 minggu 46 cm Muka berseri tidak keriput. Bayi

premature.

40 minggu 50-55 cm Bayi cukup bulan. Kulit licin, verniks

kaseosa banyak, rambut kepala

tumbuh baik, organ-organ baik.

(Rustam Mochtar, 2002)

15

Page 16: ANC Fisiologis

Gambar 2.2. Perkembangan janin

Gambar Keterangan

JANIN PADA BULAN KE-3

Pada akhir bulan ketiga, panjang tubuh

janin mencapai kira-kira 3 inci (7,62 cm) dan

berat badan kira-kira 1ons. Lengan, hasta dan

jari-jarinya, serta kedua kaki dan jemarinya

sudah ada, sedangkan kuku mulai terbentuk.

Demikian pula bagian luar telinga sudah ada

pada fase ini. Pangkal gigi pun mulai terbentuk

pada tulang rahang yang kecil, dan organ-

organ sex yang bagian dalam sudah mulai

tumbuh.

JANIN PADA BULAN KE-4

Pada fase ini, detak jantung janin sudah dapat

terdengar dengan menggunakan alat khusus

(dopller). Kepala yang bersambung dengan

bagian tubuh lainnya menjadi bertambah besar

pada bulan keempat, dan panjang janin akan

segera bertambah.

Pada akhir bulan keempat, panjang

tubuh janin akan mencapai kira-kira 7 inci dan

berat badannya mencapai 4 ons. Ia sudah

memiliki rambut, alis dan bulu mata, serta

mulai mengisap ibu jari tangannya.

JANIN PADA BULAN KE-5

Sepanjang bulan kelima, berat badan

janin berkisar pada 1/2 hingga 1 pon (0,24

hingga 0,45 kg) dan panjang tubuhnya antara

10 hingga 12 inci (25,4 hingga 30,5 cm). Otot-

ototnya sudah mulai berfungsi, sehingga ia

senantiasa bergerak. Biasanya pada bulan

kelima ini gerakan janin jelas dapat dirasakan

oleh ibunya.

Panjang tubuh janin berkisar antara 11

16

Page 17: ANC Fisiologis

JANIN PADA NULAN KE-6

hingga 14 inci (27 hingga 35,5 cm) dan berat

badannya antara 1,5 hingga 2 pon (0,67

hingga 0,9). Kulitnya mengerut dan berwarna

kemerahan, serta dilapisi sejenis pelindung

yang disebut Vernix Caseosa.

JANIN PADA BULAN KE-7

Selama bulan ini janian terus tumbuh

dan bergerak.Apabila pada bulan ini janin

lahir maka masih dapat hidup, akaN tetapi

harus dibantu dengan alat-alat pembantu dan

dampak lain dari kelairan janin pada bulan ini

adalah keadaanya masih lemah dan bayi

BBLR (Berat badan bayi lahir rendah),

sehingga harus di hangatkan kedalam

incubator agar suhu badan bayi bias mencapai

suhu yang normal.

JANIN PADA BULAN KE-8

Pada bulan ini janian sudah menjadi

lebih panjang dan lebih gemuk keadaannya.

Panjang tubuhnya mencapai 18 inci (45,7

sampai 5 pon atau 2,27 kg). Apabila janin

lahir pada fase ini, peluang untuk hidup lebih

besar, karena pertumbuhanya relative

sempurna.

JANIN PADA BULAN KE-9

Janin akan terus tumbuh dan pada akhir bulan

ini berat badan janin umumnya berkisar antara

7 hingga 7,5 pon (3,18 hingga 3,40 kg) dan

panjang tubuhnya sekitar 20 inci (50 cm).

Kulitnya masih dilapisi cairan pelindung

(liquor Amnion). Posisi janin berubah sebagai

persiapan untuk lahir dan mulai turun kebawah

dengan kepala berada pada bagian bawah dan

janin sudah siap dilahirkan.

(Anderson,2004

d. Tanda dan Gejala

17

Page 18: ANC Fisiologis

1. Tanda Tidak Pasti Kehamilan

Subyektif

a. Amenorhoe

Berhentinya menstruasi pada seorang wanita yang sebelumnya

telah mengalami menstruasi sangat mendukung tenda kehamilan.

Oleh karena itu wanita harus mengetahui hari pertama haid yang

terakhir (HPHT) untuk dapat menentukan umur kehamilan dan

tanggal tafsiran persalinan (HTP). Apabila HPHT dapat dipastikan

maka dengan menggunakan rumus Neegle, HTP juga dapat

ditentikan. Cara menghitung dengan rumus Neegle adalah sbb,

tanggal HPHT ditambahkan dengan 7 dan bulannya dikurang 3.

Walaupun amenorhoe merupakan tanda penting untuk

mendiagnosa suatu kehamilan, tetapi kehamilan dapat juga terjadi

tanpa didahului dengan menstruasi, seperti pada :

- Seorang gadis yang menikah dini atau melakukan hubungan

seksual sebelum menarche.Kemungkinan konsepsi/fertilisasi

terjadi waktu ovulasi pertama kali.

- Ibu menyusui yang biasanya tidak menstruasi dalam masa

laktasi.

- Kadang-kadadng terjadi pada wanita yang merasa yakin telah

menopause.

Amenorhoe dapat juga terjadi pada wanita yang tidak hamil, hal

ini dapat disebabkan oleh :

- Anovulasi (akibat dan adanya gangguan emosi, perubahan

lingkungan dan penyakit kronis).

- Pemakaian alat kontrasepsi hormonal.

b. Mual dengan atau tanpa muntah

18

Page 19: ANC Fisiologis

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan dan

menghilang pada akhir triwulan pertama. Oleh karena sering

terjadi pada pagi hari disebut dengan “morning sickness” atau

sakit pagi.

Mual (emesis) dan muntah (vomiting) yang normal pada

kehamilan biasanya tidak menimbulkan gangguan pada

metabolisme tubuh. Bila mual dan muntah berlebihan, terlalu

sering sehingga mengakibatkan gangguan pada metabolisme

tubuh, hal ini disebut sebagai hiperemesis.

c. Sering kencing

Biasanya terjadi pada triwulan pertama yang disebabkan oleh

penekanan kandung kencing oleh pembesaran uterus. Gejala ini

akan berkurang sampai hilang pada triwulan kedua dan muncul

kembali pada akhir kehamilan yang disebabkan penekanan

kendung kencing oleh penurunan bagian terendah janin (kepala

atau bokong).

d. Konstipasi atau obstipasi

Ini disebabkan karena menurunnya tonus otot khusus oleh

pengaruh hormone steroid.

(Winkjosastro,2007)

Objektif

a. Sinkope/pingsan

Terjadi oleh karena peningkatan jumlah volume darah pencairan

darah yang disebut sebagai hidremia.

b. Payudara tegang

Mamma akan membesar dan tegang akibat hormone

somatomammotropin, estrogen, dan progesteron.

Estrogen menimbulkan hipertrofi system saluran sedangkan

progesteron menambah sel-sel asinus pada mamma.

Somatomammotropin juga mempengaruhi pertumbuhan sel-sel

19

Page 20: ANC Fisiologis

asinus dan menimbulkan perubahan-perubahan dalam sel-sel,

sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin, dan

laktoglobulin, dimana tujuannya adalah untuk mempersiapkan

mamma untuk laktasi.

c. Pigmentasi kulit

Terjadi penumpukan melanin pada kulit dibagian tubuh

tertentu terutama dibagian pipi dan dahi yang disebut dengan

cloasma gravidarum.

Garis middle abdomen juga mengalami perubahan warna

menjadi lebih gelap yang disebut dengan linea nigra.

d. Epulis

Sering terjadi pada triwulan pertama yang disertai pembengkakan

dan perdarahan gusi. Pada keadaan wanita hamil yang kekurangan

vitamin C juga dapat terjadi perdarahan pada gusi.

e. Varices

Sebagai pengaruh hormone, pelebaran pembulun darah juga

sering terjadi.

f. Rahim membesar, sesuai dengan tuanya kehamilan

Setelah 12 minggu kehamilan, uterus biasanya dapat diraba

melalui dinding abdomen, tepat diatas symfisis sebagai sebuah

tumor/massa. Kemudian uterus akan bertambah besar seiring

dengan tuanya umur kehamilan. Pada dasarnya pembesaran ini

disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus, disamping itu

serabut-serabut kolagen yang adapun menjadi higroskopik akibat

meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti

pertumbuhan janin. Bila ada kehamilan ektopik, uterus tetap

membesar karena pengaruh hormone tersebut begitu pula dengan

endometrium yang menjadi desidua.

g. Perubahan pada organ pelvic.

20

Page 21: ANC Fisiologis

Terjadinya peningkatan suplay darah ke organ pelvic,, dan

pengaruh hormone-hormon steroid reproduksi menyebabkan

adanya perubahan pada organ pelvic, seperti :

a) Tanda Chadwick

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah

karena pangaruh estrogen sehingga nampak makin merah dan

kebiru-biruan.

b) Tanda Pisscasek

Pertumbuhan rahim ternyata tidak sama kesemua arah, terjadi

pertumbuhan yang cepat didaerah implantasi plasenta,

sehingga rahim bentuknya tidak sama.

c) Kontraksi Braxton-Hicks

Perimbangan hormone estrogen dan progesteron

mengakibatkan perubahan konsentrasi sehingga progesteron

mengalami penurunan dan menimbulkan kontraksi rahim.

Kontraksi Braxton Hicks tidak dirasakan sakit dan terjadi

bersamaan diseluruh rahim, kontraksi ini akan berkelanjutan

menjadi kontraksi untuk persalinan.

d) Tanda Goodels

Seviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan

karena hormone estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih

banyak jaringan otot, maka serviks uteri lebih banyak

mengandung jaringan ikat,hanya 10% jaringan otot. Jaringan

ikat pada serviks ini banyak mengandung kolagen. Akibat

kadar estrogen meningkat, dan dengan adanya

hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak.

e) Tanda Hegar

Pada minggu-minggu pertama kehamilan, ishmus uteri

mengadakan hiopertrofi seperti pada korpus uteri. Hipertrofi

ishmus pada triwulan pertama membuat ishmus menjadi

panjang dan lunak.

21

Page 22: ANC Fisiologis

f) Teraba Ballottement

Jika uterus diketuk, maka akan terjadi pantulan pada tempat

impalntasinya.

(Winkjosastro,2007)

h. Pemeriksaan Tes biologis kehamilan positif

Pada kehamilan ditemukan peningkatan kadar Hcg dalam

urine. Sebagian kemungkinan postif palsu.

2. Tanda pasti kehamilan

Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan dengan jalan :

a. Kerja jantung janin

Dengan alat fetal electro cardiograph denyut jantung janin

dapat dicatat pada kehamilan 12 minggu. Dengan memakai

alat dengan system Doppler dapat pula dicatat denyut jantung

janin. Serta dapat pula mengetahui denyut jantung janin

dengan menggunakan stetoskop Laennec pada usia kehamilan

18 – 20 minggu dan dapat didengar bising usus dari uterus

yang sinkron dengan nadi ibu karena pembuluh-pembuluh

darah uterus yang membesar.

b. Persepsi gerakan janin

Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya

pada kehamilan 18 minggu, sedangkan pada multigravida

pada 16 minggu, oleh karena sudah berpengalaman pada

kehamilan terdahulu. Gerakan janin kadang-kadang pada

kehamilan 20 minggu dapat diraba secara objektif oleh

pemeriksa. Ballotement dalam uterus dapat diraba pada

kehamilan lebih tua .Dalam triwulan terakhir gerakan janin

lebih gesit.

c. Deteksi kehamilan dengan sinar Rontgen tampak kerangka

janin.

d. Fetoskopi

22

Page 23: ANC Fisiologis

e. Deteksi kehamilan secara ultrasonografi (scanning)

Dapat diketahui ukuran kantong janin panjangnya janin

(crown-rump), dan diameter biparietalis hingga dapat

diperkirakan tuanya kehamilan, dan selanjutnya dapat dipakai

untuk menilai pertumbuhan janin. Dapat pula dipakai bila ada

kecurigaan dalam kehamilan mola, blighted ovum, kematian

janin intra uterin, anensefali, kehamilan ganda, hidramnion,

plasenta previa, dan tumor pelvis. Pemeriksaan dengan

ultrasonografi pada kehamilan 16-18 minggu yang

diperkirakan aman memang menjadi pegangan untuk pasien

dan dokternya untuk pengawasan kehamilan lebih yakin dan

mantap. (Winkjosastro,2007)

Setelah 6 minggu, denyut jantung sudah terdeteksi.

Kantung gestasi mulai dapat dilihat sejak usia kehamilan 4 – 5

minggu sejak menstruasi terakshir. Dan pada minggu ke-8 ,

usia gestasi dapat diperkirakan secara cukup akurat.

(Cunningham, 2005)

e. Perubahan Fisiologi dan Psikologi dalam Kehamilan

1. Perubahan fisiologis untuk tiap trimester kehamilan

a. Trimester 1

1). Nyeri pada pembesaran payudara

2). Kelelahan

3). Sering kencing

4). Mual muntah

5). Pertumbuhan janin di atas symfisis pubis dapat dirasakan

mulai kehamilan 12 minggu

b. Trimester II

1). Uterus terus membesar

2). Setelah 16 minggu uterus biasanya berada pada pertengahan

antara symfisis dan pusat

23

Page 24: ANC Fisiologis

3). Berat badan meningkat 4-5 kg

4). Umur kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri berada di

dekat pusat

5). Payudara mulai mengeluarkan kolostrum

6). Gerakan bayi dirasakan

7). Nampak perubahan kulit, cloasma gravidarum, dan strie

gravidarum.

c. Trimester III

1). Umur kehamilaan 28 mingg, tinggi fundus uteri terletak kira-

kira 3 jari di atas pusat

2). Umur kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri terletatak

diantara setengah jarak pusat dan prosessus xifoideus

3). Payudara penuh dan nyeri tekan

4). Sering kencing

5). Umur kehamilan 38 minggu, bagian terendah janin turun ke

rongga panggul

6). Sakit pinggang dan sering kencing makin meningkat

7). Susah tidur

8). Terjadi peningkatam kontraksi Broxton Hicks.

2. Perubahan psikologi tiap trimester I kehamilan dan adaptasinya

(Varney, volume I.2002)

a. Perubahan psikologi trimester 1 ( masa penentuan )

1). Terjadi fluktuasi lebar asfek emosional sehingga beresiko

tinggi untuk terjadinya pertengkaran atau rasa tidak nyaman,

serba salah, perasaan campur aduk ( perasaan jengkel, dan

tidak nyaman)

2). Sebagian besar (80%) ibu merasakan kekecewaan,

penolakan, kecemasan, defresi dan kesedihan.

24

Page 25: ANC Fisiologis

3). Pada awal kehamilannya, ibu berharap tidak membenci

kehamilannya/perasaan embivalen terhadap kenyataan

kehamilannya

4). Ada perasaan cemas karena akan punya tanggung jawab

sebagai ibu

5). Perasaan bahagia / suka cita bagi ibu yang mengharapkan

kehamilannya

6). Menginginkan perhatian yang lebih, kebutuhan kasih sayang

yang besar serta cinta kasih tampa seks.

b. Perubahan psikologi trimester II (priode pancara kesehatan)

(varney.2002)adalah :

1). Fase pra-quickening

a). Mengembangkan identitas keibuanya

b). Proses persiapan untuk menjadi seorang ibu

c). Lebih banyak menganalisa peran ibunya dan menuntut

kasih sayng dari ibunya

2). Fase pasca-quickening

a). Perubahan kontak social/fokus pada kehamilannya /

kesejahteraan bayinya

b). Meningkatkan kewaspadaan ibu mengenai ancaman

terhadap bayinya

c). Lebih banyak menuntut kasih sayang dari pasangannya

Adaptasi psikologis pada kehamilan trimester II

a). Karena fluktasi dan emosi mulai mereda, maka ibu mulai

memperhatikan kehamilannya

b). Ketika ibu menyadari perut membesar dan merasakan

gerakan janin maka ia gembira menerima dan

menganggap bayinya sebagai bagian dari dirinya

c). Karena bebas dari kenyamanan maka sebagian besar

wanita merasa erotis dan umumnya dorongan seksual

dapat meningkat

25

Page 26: ANC Fisiologis

d). Berusaha mencari perhatian suami dan keinginan yang

kuat agar suami ikut ambil dan bertanggung jawab

e). Berkonsentrasi pada kebutuhan diri dan mempersiapkan

perlengkapan bayinya

f). Menunjukkan perasaan yang cendrung lebih stabil.

(Rustam Mochtar, 2002)

c.Perubahan Psikologi Trimester III ( Periode Menunggu/

Penentian Dan Waspada adalah :

1). Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat karena

oleh perubahan postur tubuh atau terjadi gangguan body

image

2). Merasa tidak feminism, jelek, berantakan dan

canggungmenyebabkan perasaan takut perhatian suami

berpaling atau tidak menyenangi kondisinya

3). 6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin

meningkat, merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dan

dirinya serta proses persaalinanya

4). Pada pertengahan trimester ketiga dapat muncul perasaan

bersalah terhadap hubungan seksual

Adaptasi psikologis kehamilan trimester III

1). Menjadi lebih protektif terhadap bayinya (menghindari

tempat ramai, hal-hal yang berbahaya)

2). Menyibukkan diri dalam persiapan menghadapi

persalinan

3). Sebagian besar pemikiran di fokuskan pada perawatan

bayinya

4). Memerlukan dukungan yang sangat besar dari

pasangannya. (varney.2002)

26

Page 27: ANC Fisiologis

f. Penatalaksanaan Pelayanan Antenatal (Saifuddin,AB.2002)

Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam

jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya

empat kali kunjungan selama periode antenatal :

1. Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu),

2. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28),

3. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan

sesudah minggu ke 36).

Pelayanan / Asuhan Standar Minimal Termasuk “10T” :

1. Timbang berat badan.

Timbang berat badan selalu dilakukan di setiap waktu ANC,

cara dalam menimbang berat badannya (dalam kg) adalah tanpa

sepatu dan memakai pakaian yang seringan-ringannya. Berat badan

kurang dari 45 kg pada trimester ketiga menyatakan ibu kurus

memiliki kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir

rendah. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per

minggu mulai trimester kedua.

Mengukur tinggi badan dapat dilakukan pada awal ANC saja,

cara mengukur tinggi badan (dalam meter) adalah dengan posisi tegak

berdiri tanpa menggunakan sepatu dan dilakukan pengukuran. Tinggi

badan kurang dari 1,5 meter dapat menjadi alasan untuk

direncanakannya proses persalinan dengan cara operasi. Sehingga ibu

hamil bersama suaminya dapat menyiapkan biaya operasi sejak dini,

serta menumbuhkan kesiapan psikis untuk operasi.

2. Ukur (tekanan) darah.

Pengukuran tekanan darah/tensi dilakukan secara rutin setiap

ANC, diharapkan tenakan darah selama kehamilan tetap dalam

keadaan normal (120/80 mmHg). Hal yang harus diwaspadai adalah

apabila selama kehamilan terjadi peningkatan tekanan darah

(hipertensi) yang tidak terkontrol, karena dikhawatirkan dapat

27

Page 28: ANC Fisiologis

terjadinya preeklamsia atau eklamsia (keracunan dalam masa

kehamilan) dan dapat menyebabkan ancaman kematian bagi ibu dan

janin/ bayinya. Hal yang juga harus menjadi perhatian adalah tekanan

darah rendah (hipotensi), seringkali disertai dengan keluhan pusing

dan kurang istirahat.

3. Ukur (tinggi) fundus uteri.

Secara sederhana, bidan atau dokter saat melaksanakan ANC

pada seorang ibu hamil untuk menentukan usia kehamilan dilakukan

pemeriksaan abdominal/perut secara seksama. Pemeriksaan dilakukan

dengan cara melakukan palpasi (sentuhan tangan secara langsung di

perut ibu hamil) dan dilakukan pengukuran secara langsung untuk

memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah.

Pemeriksaan ini dilakukan pula untuk menentukan posisi,

bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga

panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat

waktu. Pemantauan ini bertujuan untuk melihat indikator

kesejahteraan ibu dan janin selama masa kehamilan.

4. Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid) lengkap.

Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk

menurunkan angka kematian bayi atau neonatus yang disebabkan oleh

penyakit tetanus, maka dilakukan kegiatan pemberian imunisasi TT.

Manfaat dari imunisasi TT ibu hamil diantaranya:

Melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit tetanus

neonatorum. Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi

pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh

clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan

menyerang sistim saraf pusat.

Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.

Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan

dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus

28

Page 29: ANC Fisiologis

maternal (pada ibu hamil) dan tetanus neonatorum (bayi berusia

kurang dari 1 bulan).

Pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali,

dengan dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/subkutan (dalam otot

atau dibawah kulit). Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum

kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT1

dapat diberikan sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya di

berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan. Jarak

pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4

minggu.

5. Pemberian tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan.

Wanita hamil cenderung terkena anemia (kadar Hb darah

rendah) pada 3 bulan terakhir masa kehamilannya, karena pada masa

itu janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai

persediaan bulan pertama sesudah lahir. Anemia pada kehamilan

dapat disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan zat besi untuk

pertumbuhan janin, kurangnya asupan zat besi pada makanan yang

dikonsumsi ibu hamil, pola makan ibu terganggu akibat mual selama

kehamilan, dan adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi

(Fe) pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.

Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan hambatan pada

pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin,

abortus, cacat bawaan, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), anemia

pada bayi yang dilahirkan, lahir prematur, pendarahan, rentan infeksi.

Defisiensi besi bukan satu-satunya penyebab anemia, tetapi apabila

prevalensi anemia tinggi, defisiensi besi biasanya dianggap sebagai

penyebab yang paling dominan. Pertimbangan itu membuat

suplementasi tablet besi folat selama ini dianggap sebagai salah satu

cara yang sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah anemia.

Anemia dapat diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet

Tambah Darah (TTD). Kepada ibu hamil umumnya diberikan

29

Page 30: ANC Fisiologis

sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama

masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan

60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat.

6. Tes terhadap penyakit menular seksual.

Ibu hamil resiko tinggi terhadap PMS, sehingga dapat

mengganggu saluran perkemihan dan reproduksi. Upaya diagnosis

kehamilan dengan PMS di komunitas adalah melakukan diagnosis

pendekatan gejala, memberikan terapi, dan konseling untuk rujukan.

Hal ini bertujuan untuk melakukan pemantauan terhadap adanya PMS

agar perkembangan janin berlangsung normal.

7. Temu wicara dalam persiapan rujukan

Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama

penanganan tindakan yang harus dilakukan oleh bidan atau dokter

dalam temu wicara, antara lain :

a. Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan

pilihan yang tepat.

b. Melampirkan kartu kesehatan ibu beserta surat rujukan

c. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa

surat hasil rujukan

d. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan

e. Memberikan asuhan Antenatal (selama masa kehamilan)

f. Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah

g. Menyepakati diantara pengambil keputusan dalam keluarga

tentang rencana proses kelahiran

h. Persiapan dan biaya persalinan

8. Nilai status gizi

9. Tentukan persentasi janin dan denyut jantung janin

10. Tata laksana kasus

(Depkes RI. 2009)

30

Page 31: ANC Fisiologis

Cara menentukan taksiran persalinan :

1. Menentukan tanggal perkiraan partus, dengan rumus Naegele, yaitu

hari + 7, bulan – 3, tahun + 1.

a. Jika HPHT lupa, menggunakan patokan gerakan janin

primigravida dirasakan ibu pada kehamilan 18 minggu,

multigravida pada kehamilan 16 minggu. Dapat pula sebagai

pegangan dipakai perasaan nausea yang biasanya hilang pada

kehamilan 12 – 14 minggu. (Rustam Mochtar,2002)

b. Penentuan umur kehamilan dengan ultrasonografi.

Pemeriksaan Leopold :

Gambar Palpasi Abdomen

31

Page 32: ANC Fisiologis

Leopold I :

untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia

kehamilan, menentukan bagian janin yang ada pada fundus uteri.

Cara : Petugas menghadap kemuka ibu, uterus dibawa ketengah,

tentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa yang terdapat

didalam fundus

Hasil : kepala teraba benda bulat dan keras

Bokong teraba tidak bulat dan lunak

Leopold II :

untuk menetukan bagian yang ada di samping uterus,

menentukan letak.

32

Page 33: ANC Fisiologis

Cara : uterus didorong kesatu sisi sambil meraba bagian janin

yang berada disisi tersebut dengan cara yang sama pada

sisi uterus yang lain.

Hasil : punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada

letak kepala. Pada letak lintang dapat ditemukan kepala.

Leopold III :

menentukan bagian janin yang berada di uterus bagian bawah.

Cara : tangan kanan diletakan diatas simfisis dengan ibu jari

disebelah kanan ibu dengan empat jari lainnya disebelah

kiri ibu sambil meraba bagian bawah tersebut.

Hasil : teraba kepala/bokong/bagian kecil janin.

33

Page 34: ANC Fisiologis

Leopold IV :

menetukan seberapa jauh bagian terendah bagian janin masuk ke

PAP.

( www.merck.com/.../ MMPE_OBGYN_260_01_eps.gif )

Cara menghitung berat badan janin dalam kandungan :

Menghitung perkiraan berat badan janin (PBBJ) menurut cara Jonson:

a. Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggul :

PBBJ = ( TFU –11 ) x 155

b. Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul :

PBBJ = ( TFU – 12 ) x 155 (Rustam Mochtar, 2002)

Cara menentukan umur kehamilan :

Tinggi fundus dalam cm atau menggunakan jari – jari tangan sesuai

dengan usia kehamilan (dengan cara Mc. Donald) :

Posisi uterus diketengahkan, letakkan ujung meteran pada simfisis,

kemudian diukur sampai fundus uteri maka akan terlihat hasil dalam cm.

TFU dengan cm dihitung mulai umur kehamilan >22 minggu.

34

Page 35: ANC Fisiologis

Tabel 2.3. Menentukan umur kehamilan dengan Mc.Donald

Umur kehamilan TFU Keterangan

8 mgg Blm teraba Sebesar telur bebek

12 mgg 3 jari atas simfisis Sebesar telur angsa

16 mgg ½ pusat – simfisis Sebesar kepala bayi

20 mgg 3 jari bawah pusat -

24 mgg Sepusat -

28 mgg 3 jr ats pusat -

32 mgg ½ pusat – Px -

36 mgg 1 jr di bwh Px Kepala masih berada di atas pintu

panggul.

40 mgg 3 jr bwh Px Fundus uteri turun kembali, karena

kepala janin masuk ke rongga

panggul.

( www.merck.com/.../ MMPE_OBGYN_260_01_eps.gif )

Di bawah ini ukuran tinggi fundus uteri dalam cm dikaitkan dengan umur

kehamilan dan berat badan bayi sewaktu dilahirkan :

Bila pertumbuhan janin normal maka tinggi undus uteri pada kehamilan pada 28

minggu 25 cm, pada 32 minggu 27 cm dan 36 minggu 30 cm. pada kehamilan 40

minggu fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari bawah Px, hal ini

disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk ke dalam

rongga panggul. (Wiknjosastro, 2002)

Cara menghitung denyut jantung janin :

Auskultasi :

Dengan stetoskop Laennec bunyi jantung janin baru dapat didengar pada

kehamilan 18 – 20 minggu. Dengan dopler dapat terdengar sejak usia kehamilan

12 minggu.

DJJ = 5’’1 + 5’’3 + 5’’5 = …. x 4 = …. x/menit (Rustam Mochtar, 2002).

35

Page 36: ANC Fisiologis

Pemeriksaan hemoglobin :

Pemeriksaan Hb dilakukan 2 kali selama kehamilan, pada trimester pertama dan

pada kehamilan 30 minggu, karena pada usia 30 minggu terjadi puncak

hemodilusi. Ibu dikatakan anemia ringan Hb < 11 gr%, dan anemia berat < 8 gr%.

Dilakukan juga pemeriksaan golongan darah, protein dan kadar glukosa pada

urine. Untuk saat ini anemia dalam kehamilan di Indonesia ditetapkan dengan

kadar Hb < 11 gr% pada trimester I dan III atau Hb < 10,5 gr% pada trimester.

Anjuran program nasional Indonesia adalah pemberian 60 mg/hari elemental besi

dan 50 g asam folat untuk profilaksis anemia. Program Depkes memberikan 90

tablet besi selama 3 bulan. (IBI, 2006)

Pertambahan berat badan selama hamil :

1) Pertambahan berat total selama kehamilan pada primigravida sehat yang

makan tanpa batasan adalah sekitar 12,5 kg. Dengan distribusi pertambahan

berat badan sebagai berikut :

Tabel 2.4. pertambahan berat badan selama hamil

No. Keterangan Berat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Payudara

Fat/ lemak

Plasenta

Fetus

Cairan ketuban (amniotic fluid)

Pembesaran uterus

Penambahan darah

Cairan ekstraseluler

0,5 kg

3,5 kg

0,6 kg

3,4 kg

0,6 kg

0,9 kg

1,5 kg

1,5 kg

Total 12,5 kg

(obstetri williams, 2005)

36

Page 37: ANC Fisiologis

2) Kenaikan berat badan wanita hamil rata – rata antara 6,5 kg sampai 16

kg. Bila berat badan naik lebih dari semestinya anjurkan untuk

mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat. Lemak jangan

dikurangi, terlebih – lebih sayur mayur dan buah-buahan.

(Wiknjosastro, 2005)

3) Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari

pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ / cairan

intrauterin.( Matsumoto AM, 2004)

Kebutuhan gizi ibu hamil :

1) Trimester I (minggu 1-13)

Kebutuhan gizi masih tetap seperti biasa.

2) Trimester II (minggu 14-28)

Ibu memerlukan tambahan kalori 285 kal, protein lebih tinggi dari

biasa yaitu 1,5 gr/kg BB.

3) Trimester III (minggu 28-lahir).(Varney 2002)

Kalori sama dengan trimester II tapi protein naik menjadi 2 gr/kg BB.

Imunisasi Tetanus pada ibu hamil :

Memberikan imunisasi TT 0,5 cc, jika sebelumnya telah mendapatkan.

Dengan jadwal sebagai berikut :

Tabel 2.5 Jadwal TT Ibu hamil

Antigen Interval

(selang waktu minimal)

Lama

perlindungan

%

perlindungan

TT1 Pada kunjungan antenatal

pertama

- -

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun* 80

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur

hidup

99

37

Page 38: ANC Fisiologis

Keterangan : *artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut

melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terilndung dari TN (Tetanus

Neonatorum). ( Wiknjosastro. 2005)

g. Prosedur Diagnostik

Prosedur Diagnostik dilakukan meliputi :

1) Anamnesa

a) Riwayat Kehamilan

b) Riwayat Kebidanan

c) Riwayat Kesehatan

d) Riwayat Sosial

2) Pemeriksaan Umum (Keseluruhan)

3) Pemeriksaan Kebidanan (Luar)

a) Inspeksi

b) Palpasi

c) Auscultasi

d) Perkusi

4) Pemeriksaan Kebidanan (Dalam)

5) Pemeriksaan Laboratorium

6) Pemeriksaan Penunjang.

a) USG

b) CTG

(Rustam Mochtar, 2002)

h. Prognosa dan Komplikasi

1) Prognosa

Setelah pemeriksaan selesai maka atas dasar pemeriksaan

harus dapat dibuat prognosa atau ramalan apakah nanti kehamilannya

akan berakhir dengan persalinan normal atau tidak.

38

Page 39: ANC Fisiologis

Prognosa atau ramalan perlu untuk menentukan apakah

nantinya ibu hamil harus bersalin di Rumah Sakit atau boleh

melahirkan dirumah.

Berikut ini 18 penapisan dalam merujuk pasien, antara lain :

a. Riwayat bedah sesar

b. Perdarahan Pervaginam

c. Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu)

d. Ketuban pecah dengan mekonium kental

e. Ketuban pecah lama

f. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (usia kehamilan

kurang dari 37 minggu)

g. Ikterus

h. Anemia berat

i. Tanda / gejala infeksi

j. Preeklampsi / Hipertensi dalam kehamilan

k. Tinggi fundus uteri 40 cm atau lebih

l. Gawat janin

m. Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala masih

5/5

n. Presentasi bukan letak belakang kepala

o. Presentasi majemuk

p. Kehamilan gemeli

q. Tali pusat menumbung

r. Syok

2) Komplikasi

Pada kehamilan komplikasi yang sering ditemukan :

a. Perdarahan nidasi merupaskan hal yang fisiologis bila jumlahnya

sedikit, sebentar dan tidak berpengaruh buruk pada kehamilan

39

Page 40: ANC Fisiologis

b. Abortus

c. Kehamilan unembrionik (Blighted Ovum) dimana sejak awal

mudigah terbentuk kemudian mati

d. Molahidatidosa

e. Kehamilan Ektopik

f. Hiperemesis gravidarum

g. Preeklampsia dan Eklampsia

h. Perdarahan antepartum

i. Kehamilan kembar

j. Kelainan dalam lamanya kehamilan

k. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin

(Rustam Mochtar, 2002).

2.2. Konsep Manajemen Kebidanan dan Pendokumentasian SOAP

Manajemen asuhan kebidanan atau yang sering disebut dengan

manajemen klebidanan adalah suatu metode berpikir dan bertindak secara

sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan

kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.

Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam

rangkaian tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus

pada klien.

Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang

dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.

Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa

diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi tiap-tiap langkah tersebut

bisa dipecah-pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi

sesuai dengan kondisi klien.

Proses manajemen kebidanan merupakan langkah sistematis yang

merupakan pola pikir bidan dalam melaksanakan asuhan kepada klien yang

40

Page 41: ANC Fisiologis

diharapkan dengan pendekatan pemecahan masalah yang sistematis dan

nasional, maka seluruh aktivitas/ tindakan yang diberikan oleh bidan kepada

klien akan efektif serta terhindar dari tindakan yang bersifat coba-coba yang

akan berdampak kurang baik untuk klien. Untuk kejelasan langkah-langkah

diatas maka dalam pembahasan ini akan dijelaskan tentang penjelasan secara

detail dan setiap step yang dirumuskan oleh Varney.

Tahap Pengumpulan Data Dasar (Langkah I)

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Tahap ini merupakan

langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga

kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan

proses interperatsi yang benar atau yang tidak pada tahap selanjutnya, dalam

pendekatan ini harus komperhensif meliputi data subjektif, ojektif dan hasil

pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi klien yang sebenarnya.

(Suryani Soepardan, 2007)

Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :

1. Anamnesis. Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayar

menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas,

bio-psiko-sosio-spiritual, serta pengetahuan klien

2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda

vital, meliputi:

a. Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi)

b. Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium dan catatan terbaru serta

catatan sebelumnya) .(Suryani Soepardan, 2007)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada formulir pengumpulan data

kehamilan, persalinan, dan masa nifas.

Dalam manjemen kolaborasi, bila klien mengalami komplikasi

yang perlu dikonsultasikan kepada dokter, bidan akan melakukan upaya

41

Page 42: ANC Fisiologis

konsultasi. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan

langkah berikutnya sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang

dihadapi akan menentukan benar tidaknya proses interpretasi pada tahap

selanjutnya. Oleh karena itu, pendekatan ini harus komprehensif, mencakup

data subjektif, data objektif, dan hasil pemeriksaan sehingga dapat

menggambarkan kondisi klien. .(Suryani Soepardan, 2007)

Interpretasi Data Dasar (Langkah II)

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap masalah atau diagnosa

berdasarkan interpretasi yang benar atas data- data yang telah dikumpulkan.

Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga kita dapat

merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Baik rumusan diagnosis

maupun masalah, keduanya harus ditangani. Meskipun masalah tidak dapat

diartikan sebagai diagnosis, tetapi tetap membutuhkan penanganan.

Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami

wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian,

Masalah juga sering menyertai diagnosis.

Diagnosis kebidanan merupakan diagnosis yang ditgakkan bidan

dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standard nomenklatur

diagnosis kebidanan. .(Suryani Soepardan, 2007)

Terdapat 10 diagnosa kehamilan, yaitu :

1. Hamil/tidak

2. Primi/multi

3. Usia kehamilan

4. Tunggal/ganda

5. Hidup/mati

6. Intra/ekstra uteri

7. Letak janin/presentasi janin

8. K/U ibu dan janin

9. Kesan panggul

10. Penyerta/penyulit

42

Page 43: ANC Fisiologis

Identifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial dan Antisipasi

Penanganannya (Langkah III)

Pada langkah ini bidan melakukan identifikasi masalah potensial

atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa / masalah yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

melakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap

mencegah diagnosa / masalah potensial ini menjadi kenyataan. Langkah ini

penting sekali dalam melakukan asuhan kebidanan yang aman.

Pada langkah ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi

masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial tetapi juga

merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak

terjadi.Lamgkah ini bersifat antisipasi yang rasional/ logis

contoh :

seorang wanita dengan pembesaran uterus yang berlebihan. Bidan harus

mempertimbangkan kemungkinan penyebab pembesaran perut yang

berlebihan tersebut misalnya polihidramnion, besar pada kehamilan, ibu

dengan diabetes kehamilan atau kehamilan kembar.

Kemudian bidan harus melakukan perencanaan untuk

mengantisipasinya dan bersiap-siap terhadap kemungkinan terjadinya

perdarahan postpartum tiba-tiba yang disebabkan oleh atonia uteri karena

pembesaran uterus yang berlebihan.

Persiapan yang sederhana adalah dengan anamnese dan mengkaji riwayat

kehamilan pada setiap kunjungan ulang, pemeriksaan laboraturium terhadap

simptomatik terhadap bakteri dan segera memberi pengobatan jika terjadi

infeksi saluran kencing. (Suryani Soepardan, 2007)

43

Page 44: ANC Fisiologis

Menetapkan Perlunya Konsultasi dan Kolaborasi Segera dengan

Tenaga Kesehatan Lain (Langkah IV)

Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter untuk melakukan

konsultasi atau penanganan segera bersama dengan anggota tim kesehatan

yang lain sesuai dengan kondisi klien.

Langkah ke empat mencerminkan kesinambungan dari proses

menejemen kebidanan. Jadi menejemen kebidanan bukan hanya selama

asuhan primer perodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama

wanita tersebut bersama bidan terus menerus misal pada masa persalinan.

Pada langkah ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien

untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat

dalam menejemen asuhan klien.

Dalam melakukan tindakan harus segera sesuai dengan prioritas

masalah / kebutuhan yang dihadapi klien. Setelah bidan merumuskan

tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi masalah atau diagnosa

potensial pada langkah sebelumnya bidan juga harus mampu merumuskan

tindakan segera yang harus dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi.

Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang dilakukan secara mandiri,

secara kolaborasi atau bersifat rujukan. (Suryani Soepardan, 2007)

Menyusun Rencana Asuhan (Langkah V)

Pada langkah kelima direncanakan asuhan yang menyeluruh

ditentukan berdasarkan langkah- langkah sebelumnya. Langkah ini

merupakan kelanjutan menejemen terhadap masalah atau diagnosa yang

telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang

tidak lengkap dapat dilengkapi.

Semua keputusan yang telah disepakati dikembangkan dalam asuhan

menyeluruh. Asuhan ini harus bersifat rasional dan valid (up to date), dan

sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien. (Suryani

Soepardan, 2007)

44

Page 45: ANC Fisiologis

Pelaksanaan langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman (Langkah VI)

Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan

efisien dan aman. Pelaksanaan ini bias dilakukan seluruhnya oleh bidan atau

sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau

bidan tidak melakukannya sendiri, namun ia tetap memikul tanggung jawab

untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya dengan memastikan bahwa

langkah tersebut benar- benar terlaksana).

Dalam situasi ketika bidan berkolaborasi dengan dokter untuk

menangani klien yang mengalami komplikasi, bidan tetap bertanggung

jawab terhadap terlaksananya rencana bersama yang menyeluruh tersebut.

Penatalaksanaannya yang efisien dan berkualitas akan berpengaruh pada

waktu serta biaya. (Suryani Soepardan, 2007)

Evaluasi (Langkah VII)

Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan

yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan atau

menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan.

Pada langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang

sudah diberikan. Ini meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuan,

apakah benar- benar telah terpenuhi sebagaimana diidentifikasi dalam

diagnosis dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif dalam

pelaksanaanya.

De,ikianlah langkah-langkah alur berpikir dalam penatalaksanaan

klien kebidanan. Alur ini merupakan sutu proses yang berkesinambungan

dan tidak terpisah satu sama lain, namun berfungsi memudahkan proses

pembelajaran. (Suryani Soepardan, 2007).

Pendokumentasian SOAP

Manajemen kebidanan merupakan suatu metode atau bentuk

pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan

45

Page 46: ANC Fisiologis

kebidanan. Asuhan yang telah dilakukan harus dicatat secar benar, jelas,

singkat, logis dalam suatu metode pendokumentasian.

Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian yang

dapat mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai asuhan yang telah

dilakukan pada seorang klien, yang dialamnya tersirat proses berpikir yang

sistematis seorang bidan dalam menghadapi seorang klien sesuai langkah -

langkah dalam proses manajemen kebidanan.

Menurut Helen Varney, alur berpikir saat menghadapi klien

meliputi 7 langkah. Untuk orang lain mengetahui apa yang telah dilakukan

oleh seorang bidan melalui proses berpikir sistematis, didokumentasikan

dalam bentuk SOAP, yaitu :

S = Subyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui

anamnese sebagai langkah I Varney.

O = Obyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil

laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data focus

untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.

A = Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interprestasi data

subyaktif dan obyektif dalam suatu identifikasi :

Diagnosa/masalah.

Antisipasi diagnosa/masalah potensial.

Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/ kolaborasi dan

atau rujukan sebagai langkah 2, 3, dan 4 Varney.

46

Page 47: ANC Fisiologis

P = Plan

Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan (1) dan Evaluasi

perencanaan (E) berdasarkan assesment sebagai langkah 5, 6, dan 7 Varney.

Bebarapa alasan penggunaan SOAP dalam pendokumentasian :

Pembuatan grafik metode SOAP merupakan perkembangan informasi yang

sistematis yang mengorganisi penemuan dan konklusi anda menjadi suatu

rencana.

Metode ini merupakan intisari dari proses penatalaksanaan

kebidanan untuk tujuan mengadakan pendokumentasian asuhan.

47

Page 48: ANC Fisiologis

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”I”

DENGAN KEHAMILAN NORMAL TRIMESTER III

DI POSYANDU KERANGKENG

PADA TANGGAL 23 MARET 2011

Hari/tanggal : Rabu, 23 Maret 2011

Pukul : 09.30 wita

Tempat : Posyandu Kerangkeng

No RM : -

A. Data Subyektif (S)

1. Identitas

  Istri Suami

Nama Ny "I" Tn "M"

Umur 25 tahun 30 tahun

Suku/Bangsa Sasak/ Indonesia Sasak/ Indonesia

Agama Islam Islam

Pendidikan SD SD

Pekerjaan Tidak bekerja Buruh

Alamat Kerangkeng Kerangkeng

2. Keluhan Utama

Tidak ada

3. Riwayat Keluhan Utama

Tidak ada

48

Page 49: ANC Fisiologis

4. Riwayat Menstruasi

Menarche : 12 tahun

Siklus : 30 hari (teratur)

Lama : 7 hari

Jumlah darah : 2 – 3x ganti pembalut/ hari

Dismenorea : tidak ada

Fluor Albus : tidak ada

5. Riwayat Perkawinan

Berapa kali menikah : 1x

Umur pertama kali menikah

Suami : 25 tahun istri : 29 tahun

Lama : 1 tahun

6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Keha

milan

No

Usia

kehami

Lan

Tempat

persali

nan

Penolong

Persali

nan

Jenis

Persali

nan

Riwayat Penyakit

Umur JKBBL

(gr)Ket

HamilPersali

nanNifas

ini - - - - - - - - - - -

7. Riwayat kehamilan

a. HPHT : 25 – 06 – 2010

b. HTP : 01 – 04 – 2011

c. Hamil : ke-1

d. Usia kehamilan : 9 bulan

e. Gerakan janin : pertama kali dirasakan ibu pada UK 5

bulan, gerakan janin dirasakan sering, >

10x dalam 12 jam.

f. Tanda bahaya/ penyulit : tidak ada

49

Page 50: ANC Fisiologis

g. Riwayat ANC : 8x di posyandu dan polindes

h. Imunisasi TT : 2 kali (lengkap)

Tanggal TT 1 : 25 Agustus 2010

Tanggal TT 2 : 29 September 2010

i. Kekhawatiran khusus : tidak ada

j. Kepercayaan selama hamil : tidak ada

k. Riwayat KB : Belum pernah menggunakan KB

l. Rencana KB : Suntikan 3 bulan

8. Riwayat kesehatan/penyakit yang diderita sekarang dan dahulu

a. Masalah Kardiovaskular : tidak ada

b. Hipertensi : tidak ada

c. Diabetes : tidak ada

d. Penyakit Kelamin/ HIV / AIDS : belum pernah melakukan

pemeriksaan

e. Hepatitis : belum pernah melakukan

pemeriksaan

f. Malaria : tidak ada

g. Campak : tidak ada

h. Tuberkolosis : tidak ada

i. Anemia Berat : tidak ada

j. Penyakit Ginjal : tidak ada

k. Gangguan Asma : tidak ada

l. Lainnya : tidak ada

50

Page 51: ANC Fisiologis

9. Riwayat Biopsikososial dan Spiritual

a. Pola Nutrisi

Makanan

Sebelum hamil Selama hamil

Komposisi

Porsi

Frekuensi

Makanan pantangan

Nasi, ikan, lauk

1 piring

3x sehari

Tidak ada

Nasi, lauk, ikan

1 piring

4x sehari

Tidak ada

Minuman

Sebelum hamil Selama hamil

Komposisi

Porsi

Frekuensi

Minuman pantangan

Air putih

1 gelas

7 gelas sehari

Tidak ada

Air putih

1 gelas

7 gelas sehari

Tidak ada

b. Pola eliminasi

BAB

Sebelum hamil Selama hamil

Frekuensi

Konsistensi

Warna

Penyulit

1x sehari

Lembek

Kuning

Tidak ada

1x sehari

Lembek

Kuning

Tidak ada

BAK

Sebelum hamil Selama hamil

Frekuensi

Konsistensi

Warna

Penyulit

3-4x sehari

cair

Kuning jernih

Tidak ada

5-6x sehari

Cair

Kuning jernih

Tidaka ada

51

Page 52: ANC Fisiologis

c.Istirahat dan tidur

Sebelum hamil Selama hamil

Siang

Malam

Kesulitan

2 jam

7 jam

Tidak ada

2 jam

7 jam

Tidak ada

d. Personal hygiene

Sebelum hamil Selama hamil

Mandi

Keramas

Gosok gigi

Ganti pakaian

2x sehari

2x seminggu

2x sehari

1x sehari

2x sehari

2x seminggu

2x sehari

2x sehari

e. Komunikasi

Nonverbal : Lancar

Verbal : Bahasa Indonesia

f. Keadaan emosional : kooperatif

g. Hubungan dengan keluarga : Akrab

h. Hubungan dengan orang lain : Akrab

i. Proses berfikir : terarah

j. Ibadah/ spiritual : patuh

k. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : ibu dan keluarga

sangat senang dan bahagia dengan kehamilan ini

l. Dukungan keluarga : suami dan keluarga

sangat mendukung dengan selalu membantu ibu mengerjakan

pekerjaan rumah dan menemani ibu memeriksakan kehamilannya

m. Setiap hari ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu

memasak, dan mencuci.

n. Pengambil keputusan dalam keluarga : suami dan orang tua

o. Tempat dan petugas yang diinginkan untuk bersalin : di puskesmas

ditolong oleh bidan

52

Page 53: ANC Fisiologis

B. Data Obyektif (O)

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : baik

b. Kesadaran : compos metis

c. Emosi : stabil

d. BB sebelum hamil : 50 kg

e. BB selama hamil : 54 kg

f. Tinggi badan : 155 cm

g. LILA : 25 cm

h. Tanda-Tanda Vital

- Tekanan darah : 110/ 70 mmHg

- Nadi : 88 x/menit

- Respirasi : 24 x/menit

- Suhu : 36 °C

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : kulit kepala bersih, tidak berketombe, tidak

ada lesi, tidak ada benjolan.

Rambut : warna hitam, distribusi merata, tidak rontok

Wajah : tidak pucat, tidak oedema, dan tidak ada

cloasma gravidarum

Mata : simetris, konjungtifa tidak pucat, sklera

tidak ikterus

Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran secret/

cairan, tidak ada serumen

Hidung : tidak ada tarikan cuping hidung, tidak ada

pengeluaran secret/ cairan, tidak ada polip

Mulut : bibir tidak pucat, tidak pecah- pecah, tidak

ada gigi berlubang, tidak ada karies. Tidak

ada stomatitis, lidah bersih.

53

Page 54: ANC Fisiologis

b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak

ada bendungan vena jugularis, tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid.

c. Payudara

Inspeksi : simetris, puting susu menonjoltidak dapat

hiperpigmentasi areola, tidak terdapat

hipervaskularisasi, tidak ada

retraksi/dimpling

Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak

ada benjolan/nyeri tekan, pengeluaran

colostrum -/-.

d. Abdomen

Inspeksi : tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea

nigra, tidak terdapat striae albican.

Palpasi

Leopold I : TFU= 31 cm, teraba bokong di fundus

Leopold II : PUKI

Leopold III : Presentasi kepala

Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP 4/5 bagian

TBJ : 3100 gram

Auskultasi : DJJ (+). Irama teratur 11,12,11, frekuensi

136 x/menit

e. Genetalia : tidak dilakukan karena tidak ada indikasi

f. Ekstermitas atas : Kuku tidak pucat, tidak ada oedema

Ekstermitas bawah : kuku tidak pucat. tidak ada oedema, tidak

ada varises.

3. Pemeriksaan penunjang

tidak dilakukan

54

Page 55: ANC Fisiologis

C. Asessment (A)

1. Diagnosa

G4P3A0H3, UK 39 minggu, T/H/IU, preskep keadaan umum ibu dan janin

baik.

Data dasar :

- Ibu mengatakan pertama

- Ibu mengatakan tidak pernah keguguran

- HPHT : 25 - 06 – 2010

- HTP : 01 - 04 - 2011

- Ibu mengatakan pertama kali dirasakan ibu pada UK 5 bulan, gerakan

janin dirasakan sering, >10x dalam 12 jam.

- Keadaan umum ibu dan janin baik, kesadaran composmentis, TD :

110/70 mmHg, N: 88 x/ menit, S : 36 °C, RR : 24 x/ menit.

- Palpasi abdomen

Leopold I : TFU= 31 cm, teraba bokong di fundus

Leopold II : PUKI

Leopold III : Presentasi kepala

Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP 4/5 bagian

- TBJ : 3100 gram

- Auskultasi : DJJ (+), irama teratur 11,12,11,

frekuensi 136 x/menit

2. Masalah : tidak ada

Dasar : tidak ada

3. Kebutuhan : tidak ada

4. Diagnosa Potensial : tidak ada

5. Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera

- Mandiri : tidak ada

- Kolaborasi : tidak ada

- Rujukan : tidak ada

55

Page 56: ANC Fisiologis

D. Planning (P)

Hari/tanggal : Rabu, 23 Maret 2011, pukul 09.45 wita

1. Menginformasikan pada ibu untuk makan yang teratur dan menambah

frekuensinya sesering mungkin, porsi sedikit tapi sering serta

mengkonsumsi makanan yang bervariasi makanan yang bergizi seperti

susu dan buah- buahan

2. Tanda-tanda bahaya pada ibu misalnya pusing yang berkepanjangan

disertai mata berkunang-kunang, anemia berat sampai pingsan, muntah

yang berlebihan, perdarahan, pecah air ketuban sebelum waktunya,

bengkak (oedema) pada wajah-kaki-tangan.

3. Menjelaskan persiapan persalinan yaitu Pendonor, Persiapan Biaya,

Persiapan Penolong, Persiapan Ibu Dan Bayi , Dan Kendaraan, dan

tanda- tanda persalinan yaitu keluarnya darah campur lendir, sakit perut

yang menjalar ke punggung jika jalan sakitnya bertambah.

4. Menginformasikan mengenai mengenai olahraga ringan taitu jalan-jalan

setiap pagi dan sore minimal 15 menit agar membantu mempercepat

penurunan kepala janin dan mempermudah melahirkan.

5. Memberikan ibu obat (Fe) 1 bungkus, fungsinya untuk penambah darah

diminum 1x sehari adapun efek sampingnya bisa menyebabkan mual

muntah, konstipasi (susah BAB) kemudian feses berwarna kehitaman

adapun penagulanganya jika ibu mual muntah minumnya menjelang tidur,

namun jika ibu konstipasi makan makanan yang banyak mengandung serat

seperti sayur-sayuran atau buah-buahan dan minum air putih ± 8 gelas

sehari.

6. Menganjurkan pada ibu melakukan kunjungan ulang 1 minggu berikutnya

yaitu pada tanggal 30 Maret 2011.

7. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu tampak tenang karena

sudah mengetahui keadaannya dan bayinya

8. Ibu bersedia untuk makan yang teratur dan mengkonsumsi makanan yang

bergizi

56

Page 57: ANC Fisiologis

9. Ibu sudah mengetahui tentang tanda- tanda bahaya pada ibu hamil dan

tanda-tanda persalinan

10. Ibu sudah mendapat tablet Fe dan ibu mengetahui fungsi dari obat yang

diberikan serta ibu bersedia meminumnya sesuai dengan anjuran

11. Ibu bersedia melakukan kunjuangan ulang 1 minggu lagi yaitu pada

tanggal 30 Maret 2011 dan segera ke petugas jika ada keluhan.

57

Page 58: ANC Fisiologis

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam pengkajian yang telah dilakukan semuanya sudah sesuai dengan teori, dan

dapat disimpulkan bahwa kehamilan Ny “I” dalam keadaan normal, akan tetapi

semua kehamilan dikatakan beresiko karena belum tentu dalam proses persalinan

nanti akan berlangsung dengan normal, sehingga perlu dijelaskan pada ibu supaya

ibu dan keluarga siap menghadapi kemungkinan- kemungkinan yang terjadi,

Asuhan kebidanan pada Ny “I” telah dilakukan sesuai dengan diagnosa,

masalah dan kebutuhan pasien dan hasil evaluasinyapun sesuai dengan rencana

asuhan yang diberikan.

58

Page 59: ANC Fisiologis

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa :

a. Untuk melakukan pengkajian data dasar (data obyektif dan subyektif)

b. Untuk menginterpretasi data dasar dan identifikasi diagnosis masalah

c. Untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

d. Untuk mengidentifikasi kebutuhan segera

e. Untuk melakukan rencana asuhan menyeluruh

f. Untuk melakukan pelaksanaan asuhan menyeluruh atau implementasi

g. Untuk melakukan evaluasi.

5.2. Saran

a. Bagi ibu hamil, dengan adanya asuhan kebidanan dihrapkan dapat

mengetahui perkembangan dari kehamilan dan janinnya

b. Bagi bidan atau petugas kesehatan diharapkan dapat memantau dan

mengantisipasi adanya penyulit – penyulit yang terjadi pada kehamilan,

proses persalinan dan masa nifas.

c. Bagi Mahasiswa dapat melakukan pengkajian kesehatan ibu hamil dengan

7 langkah Varney dengan pendokumentasian menggunakan SOAP dan

apa saja yang terjadi pada ibu hamil trimester ke II dan dapat memberikan

konseling.

59

Page 60: ANC Fisiologis

DAFTAR PUSTAKA

Lusa (2010) dalam tanda bahaya trimester I Home Page diambil tanggal 25 Desember 2010 dari http:// www.lusa.com/dalam tanda bahaya trimester I.html

Mochtar, R. 2002. Sinopsis Obstetri.EGC : Jakarta

Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Pusdiknakes. 2001. Asuhan Antenatal. WHO-JHPIEGO, buku 2

Soepardan, Suryani. 2007. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.

Varney Helen,dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Jakarta : IGC

Wiknjosastro H.2007.Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP.

60