askeb anc patologis

52
ASKEB ANC PATOLOGIS (ABORTUS INCOMPLETUS) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kuaitas sumber daya manusia mendatang. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), serta lambatnya penurunan angka kematian ibu menunjukkan bahwa pelayanan KIA sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Artinya, setiap menit ada satu perempuan yang meninggal. Dikawasan Asia Tenggara total kematian ibu dan bayi baru lahir diperkirakan berturut-turut 170.000 dan 1,3 juta pertahun. Di Indonesia menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008 Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 248 per 100.000 kelahiran hidup. Sri Hermiyati (2008), mengatakan terdapat 4.692 jiwa ibu melayang karena ketiga kasus (kehamilan, persalinan dan nifas). Kematian langsung ibu hamil dan melahirkan tersebut akibat terjadinya perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), partus lama (5%) dan abortus (5%). Perdarahan yang

Upload: annie-nackyach

Post on 14-Aug-2015

130 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askeb Anc Patologis

ASKEB ANC PATOLOGIS (ABORTUS INCOMPLETUS)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang perlu mendapat

prioritas utama, karena sangat menentukan kuaitas sumber daya manusia mendatang.

Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), serta lambatnya penurunan angka kematian ibu

menunjukkan bahwa pelayanan KIA sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi

jangkauan maupun kualitas pelayanan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih dari

585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Artinya, setiap menit ada satu

perempuan yang meninggal. Dikawasan Asia Tenggara total kematian ibu dan bayi baru

lahir diperkirakan berturut-turut 170.000 dan 1,3 juta pertahun. Di Indonesia menurut

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008 Angka Kematian Ibu (AKI)

masih cukup tinggi, yaitu 248 per 100.000 kelahiran hidup.

Sri Hermiyati (2008), mengatakan terdapat 4.692 jiwa ibu melayang karena ketiga

kasus (kehamilan, persalinan dan nifas). Kematian langsung ibu hamil dan melahirkan

tersebut akibat terjadinya perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), partus lama

(5%) dan abortus (5%). Perdarahan yang menyebabkan kematian ibu sekarang yang

banyak ditemui adalah abortus (Saleh, 2010).

Di dunia terjadi 20 juta kasus abortus tiap tahun dan 70.000 wanita meninggal

karena abortus tiap tahunnya. Angka kejadian abortus di Asia Tenggara adalah 4,2 juta

pertahun termasuk Indonesia, sedangkan frekuensi abortus spontan di Indonesia adalah

10% - 15% dari 6 juta kehamilan setiap tahunnya atau 600 - 900 ribu, sedangkan abortus

buatan sekitar 750 ribu – 1,5 juta setiap tahunnya. (Ulfa Anshor, 2006).

Manuaba (2007), mengemukakan diperkirakan terjadi gugur kandung secara ilegal

pada kehamilan yang tidak di inginkan sebanyak 2,5 – 3 juta orang pertahun dengan

kematian sekitar 125.000 – 130.000 orang pertahun di Indonesia.

Page 2: Askeb Anc Patologis

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami teori yang didapatkan selama

proses belajar mengajar sehingga dapat menerapkan secara nyata, sesuai tugas dan

wewenang bidan dan untuk menambah pengetahuan tentang ibu hamil dengan

abortus inkompletus, macam, serta penanganannya.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada ibu hamil dengan abortus

inkompletus.

2. Mahasiswa mampu mengintepretasikan data dasar / diagnosa masalah.

3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial.

4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi tindakan kebutuhan segera

5. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan dan rasionalisasi berdasarkan

diagnosa

6. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang telah dibuat

7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah

dilaksanakan

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Abortus

Page 3: Askeb Anc Patologis

Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup

sendiri diluar uterus, belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara

400 – 1.000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu. (Eastman)

Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu,

yaitu fetus belum viable by law. (Jeffcoat)

Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16, dimana proses

plasentasi belum selesai. (Holmer)

(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 209)

Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar.

(Obstetri Patologi, Hal : 7)

Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan umur kehamilan <>

(Pedoman Diagnosis & Terapi Ilmu Kebidanan dan Kandungan RSUD Dr. Soetomo)

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada

kehamilan atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan

belum mampu untuk hidup di luar kandungan.

(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, hal : 145)

2.2 Klasifikasi Abortus

2.2.1 Menurut Macam-Macamnya

1. Abortus Spontan

Abortus yang terjadi dengan sendirinya.

2. Abortus Provokatus

Abortus yang disengaja di gugurkan.

3. Abortus Provokatus Terapeutikus

Page 4: Askeb Anc Patologis

Abortus yang terjadi dengan alasan kehamilan membahayakan ibunya atau janin.

4. Abortus Provokatus Kriminalis

Abortus yang dilakukan tanpa alasan medis yang sah.

2.2.2 Menurut Derajatnya

1. Abortus Imminens

Abortus imminens adalah keguguran yang mengancam. Abortus ini baru mengancam dan

masih ada harapan untuk mempertahankannya.

2. Abortus Incipiens

Abortus incipiens adalah keguguran yang berlangsung. Abortus ini sudah berlangsung

dan tidak dapat dicegah lagi.

3. Abortus Incompletus

Abortus incompletes adalah keguguran yang tidak lengkap. Sebagian dari buah kehamilan

telah dilahirkan tetapi sebagian (biasanya jaringan plasenta) masih tertinggal di

dalam rahim.

4. Abortus Completus

Abortus completus adalah keguguran yang lengkap. Seluruh buah kehamilan telah

dilahirkan dengan lengkap.

5. Missed Abortion

Missed abortion adalah keguguran yang tertunda. Missed abortion ialah keadaan dimana

janin telah mati sebelum minggu ke-22, tetapi tertahan di dalam rahim selama 2

bulan atau lebih setelah janin mati.

6. Abortus Habitualis

Page 5: Askeb Anc Patologis

Abortus habitualis adalah keguguran yang berulang-ulang. Abortus yang telah berulang

dan berturut-turut terjadi sekurang-kurangnya 3 kali berturut-turut.

7. Abortus Infeksiosus dan Abortus Septik

Abortus infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi genital. Abortus septik adalah

keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya

kedalam peredaran darah atau peritoneum.

(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 211)

2.2.3 Etiologi

a. Ovum patologik (Blighted Ovum)

Embrio degenerasi yang kadang-kadang disertai pertumbuhan plasenta abnormal.

b. Kromosom Abnormal

Misalnya : Monosomia dan Trisomia

c. Kelainan pada sel telur dan Sperma

Spermatozoa maupun sel telur yang mengalami “aging process” sebelum fertilisasi akan

meningkatkan insiden abortus.

d. Kondisi Rahim yang tidak optimal

Gangguan kontrol hormonal dan faktor-faktor endogen lainnya yang berhubungan dengan

persiapan uterus dalam menghadapi proses implantasi dan penyediaan nutrisi

janin.

e. Penyakit Ibu

Penyakit Kronis : Hepatitis, TBC, Diabetes Melitus, Hipertensi, dll.

Penyakit Infeksi : Toksoplasmosis, Sipilis, dll.

f. Malnutrisi

Page 6: Askeb Anc Patologis

g. Incompabilitas Rhesus

Reaksi antara Rh dan anti Rh menyebabkan proses automoklogik sehingga terjadi

enteroblastosis fetalis.

h. Laparatomi

Makin dekat lokasi pembedahan ke organ pelvic, kemungkinan abortus akan meningkat.

i. Organ Reproduksi Abnormal

Misalnya : Mioma Uteri, Leukompetensia Serviks

j. Trauma Fisik dan Jiwa

Misalnya : Rasa Frustasi, Kepribadian Premature

k. Keracunan

Misalnya : Keracunan Tembakau, Alkohol, Radiasi, dll

2.2.4 Patologis

Abortus biasanya ditandai dengan adanya perdarahan di dalam desidua basalis dan

perubahan nekrotik di jaringan sekitarnya, buah kehamilan dapat terlepas sebagian

atau seluruhnya dan menjadi benda asing di dalam uterus, sehingga merangsang

kontraksi uterus yang mengakibatkan pengeluaran janin.

(Obstetri Patologi, hal : 9)

Pada kehamilan dibawah 8 minggu hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya karena villi

korialis belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8 – 14

minggu telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan

tertinggal, karena itu akan banyak terjadi perdarahan.

(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 221)

2.2.5 Masa Terjadinya Abortus

Page 7: Askeb Anc Patologis

Kebanyakan abortus terjadi dalam kehamilan 12 minggu, mengeluh perdarahan antara

kehamilan 12 -20 minggu, sekitar 1 dalam 6 kehamilan berakhir dengan abortus

sering kali antara 6 – 10 minggu abortus jarang pada wanita dibawah usia 25 tahun

kasusnya 1 dalam 10 wanita, usia lebih tua 35 tahun 1 dalam 5 kehamilan berakhir

dengan abortus.

Diperkirakan frekuensi keguguran berkisar antara 10 – 15 % frekuensi seluruh keguguran

yang pasti sukar ditentukan karena abortus buatan banyak yang tidak dilaporkan,

juga karena sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan

sehingga penderita tidak datang ke dokter, rumah sakit atau fasilitas kesehatan.

(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 221)

2.2.6 Komplikasi Abortus

a. Perdarahan

Dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu

pemberian transfusi darah, kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila

pertolongan tidak diberikan pada waktunya.

b. Perforasi Uterus

Dapat terjadi perforasi pada kerokan terutama pada uterus dalam posisi hiperetrofleksi,

jika terjadi perforasi harus segera dilakukan laparatomi.

c. Infeksi

Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus. Lebih sering

ditemukan pada abortus inkompletus dan abortus buatan yang tanpa

memperhatikan aseptik dan antiseptik.

d. Syok

Keadaan syok dapat ditimbulkan oleh bermacam-macam sebab yang terbanyak adalah

syok hipovolemik yaitu adanya kekurangan volume darah yang beredar akibat

perdarahan atau dehidrasi.

Page 8: Askeb Anc Patologis

(Ilmu Kebidanan, hal : 311)

2.3 Konsep Dasar Abortus Incompletus

2.3.1 Pengertian Abortus Incompletus

Abortus incompletus adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil

konsepsi telah keluar dari cavum uteri melalui kanalis servikalis.

Abortus incompletus adalah hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan dan yang

tertinggal adalah desidua / plasenta.

(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 212)

Abortus incompletus adalah hanya sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan tetapi

sebagian (biasanya jaringan plasenta) masih tertinggal di dalam rahim.

(Obstetri Patologi, hal : 8)

Abortus incompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20

minggu dengan masih ada sisa tertinggal di dalam uterus.

(Ilmu Kebidanan, hal : 307)

2.3.2 Gejala Abortus Incompletus

a. Amenorhea

b. Sakit Perut (kram / nyeri perut di bagian bawah)

c. Mules-mules

d. Perdarahan biasanya berupa stosel (darah beku)

e. Perdarahan bisa sedikit atau banyak

f. Sudah ada keluar fetus atau jaringan

g. Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan perdarahan berlangsung terus.

Page 9: Askeb Anc Patologis

h. Pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang dilakukan

oleh orang yang tidak ahli, sering terjdi infeksi.

i. Pada VT untuk abortus yang baru terjadi di dapati serviks terbuka, kadang-kadang

dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri.

j. Uteri berukuran lebih kecil dari seharusnya dan ada pula yang seusia kehamilan.

(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 212)

2.3.3 Komplikasi Abortus Incompletus

1. Perdarahan mengakibatkan syok hemoragik

2. Perforasi sering terjadi sewaktu dilatasi dan curettage

3. Infeksi dan Tetanus

4. Payah ginjal akut

5. Syok

(Ilmu Kebidanan, hal : 309)

2.3.4 Penatalaksanaan Abortus Incompletus

a. Temukan besarnya uterus (taksir usia gestasi) kenali dan atasi setiap komplikasi

(perdarahan hebat, syok, infeksi / sepsis)

b. Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan hingga ukuran

sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cunam ovum, setelah itu evaluasi

perdarahan.

Bila perdarahan berkausi, beri ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg

per oral.

Page 10: Askeb Anc Patologis

Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM

atau DDK (pilihan tergantung dari usia / gestasi, pembukaan serviks dan

keberadaan bagian janin).

c. Bila tidak ada tanda-tanda infeksi beri antibiotik provilaksis (acupisillin 3x500 mg selama

5 hari, atau doksisiklin 100 mg)

d. Bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 gr dan metronidazol 500 mg setiap 8 jam.

e. Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi di bawah 16 minggu segera lakukan evakuasi

dengan AVM.

f. Bila pasien tampak anemia, berikan sulfat ferosus 600 mg perhari selama 2 minggu (anemi

sedang) atau transfusi darah.

g. Setelah syok diatasi lakukan gerakan dengan karet tajam lalu suntikkan erginetrium 0,2 mg

IM.

h. Bila janin sudah keluar tetapi plasenta belum terlepas, lakukan pelepasan plasenta secara

manual.

i. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.

2.3.5 Hal-hal yang harus diperhatikan pada Abortus Incompletus

Pada beberapa kasus, abortus incompletus erat kaitannya dengan abortus tidak acuan. Oleh

sebab itu, perhatikan hal-hal berikut dibawah ini :

a. Pastikan tidak ada komplikasi berat, perforasi uterus atau oedema intra abdomen (mual,

muntah, nyeri panggul, demam, perut kembung, nyeri perut bagian bawah,

duktus perut tegang, nyeri tulang)

b. Berdasarkan ramuan tradisional, jamu bahan kautik, kayu atau benda-benda lainnya dari

rasio genetalia.

c. Berikan booster tetanus toksoid 0,5 ml bila tampak luka kotor pada dinding vagina atau

kanalis servikalis dan pasien pernah di imunisasi

Page 11: Askeb Anc Patologis

d. Bila riwayat pemberian imunisasi tidak jelas, berikan Anti Tetanus Serum (ATS) 1500 unit

mm diikuti dengan pemberian terutama 0.5 ml setelah 4 minggu.

e. Konseling untuk kontrasepsi pasca keguguran dan pemantauan lebih lanjut.

2.4 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan ini adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada klien atau

pasien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara :

Bertahap dan Sistematis Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan

Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997 :

1. Pengertian

Proses pemecahan masalah

Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah.

Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis.

Untuk pengambilan suatu keputusan

Yang berfokus pada klien.

2. Langkah-langkah

Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar / Pengkajian

Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data

subjektif data objektif. Data subjektif adalah yang menggambarkan

pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang

termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama,

riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan

nifas, pengetahuan klien.

Page 12: Askeb Anc Patologis

Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil

pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang

dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang

sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan

khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi) dan pemeriksaan penunjang

(laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).

Langkah II : Intepretasi Data Dasar / Diagnosa Masalah

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah

berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial &

Mengantisipasi Penanganannya

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa

potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan

pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau

masalah potensial ini benar-benar terjadi.

Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera untuk

Melakukan Konsultai, Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan

lain berdasarkan kondisi klien.

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk

dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang

lain sesuai dengan kondisi klien.

Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh / Intervensi

Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah

sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah

atau diagnosa yang telah di identifikasi atau di antisipasi.

Page 13: Askeb Anc Patologis

Langkah VI : Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman /

Implementasi

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan

pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini

bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau

anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap

memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.

Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan kebidanan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-

benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah di

identifikasi didalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif

jika memang benar dalam pelaksanaannya.

(Saminem, 2008)

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN

Tanggal : 21 Oktober 2010 Jam : 16.00 WIB Oleh : Yusraini Jabbar

RS / BPS / Klinik : RS. Wijaya, Surabaya

3.1.1 DATA SUBYEKTIF

1. Biodata

Nama : Ny. “A” Nama Suami : Tn. “R”

Umur : 18 th Umur : 23 th

Bangsa : Indonesia Bangsa : Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Page 14: Askeb Anc Patologis

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Penghasilan : - Penghasilan : -

Alamat : Jl. Raya Ngelom IV no.73 Alamat : Jl. Raya Ngelom IV no.73

Sepanjang - Sidoarjo Sepanjang – Sidoarjo

2. Alasan kunjungan saat ini / Keluhan utama

Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan usia 3 bulan 2 minggu disertai nyeri

perut bagian bawah dan keluar darah / flek-flek ± sudah 3 hari yang lalu dan

sejak tadi malam mulai keluar gumpalan darah bewarna merah dan sampai

sekarang bertambah banyak.

3. Riwayat Perkawinan

RIWAYAT PERKAWINAN

STATUS : MENIKAH / BELUM MENIKAH / PERNAH MENIKAHKawin

ke

Umur

Kawin

Lama

Kawin

Jumlah

Anak

Sebab Pisah Sebab

Meninggal

Tempat

MeninggalCerai Meninggal

1 17 th 1 th - - - - -

4. Riwayat Kebidanan

4.1 Riwayat Menstruasi

Siklus Menstruasi : 28 hari Menarche : 12 tahun

Lama : 7 hari HPHT : 08 – 07 – 2010

Warna : Merah segar HPL : 15 – 04 – 2011

Teratur / Tidak : Teratur

Flour Albus Ya / Tidak, Jumlah sedikit, Warna jernih, Bau khas

Dymenorhea Ya / Tidak, Sebelum / Sesudah haid

Page 15: Askeb Anc Patologis

4.2 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

Suami

ke

KEHAMILAN PERSALINAN KEADAAN ANAKNIFA

S

1

Hamil

Ke

Usia

Ke

hamil

an

Jenis

Persa

linan

Peno

long

Tem

pat

Penyu

litBB / TB

Jenis

Kelamin

Hidup / Mati

Umur

Lak

tasi

KB

4.3 Riwayat kehamilan ini / ANC

a. Trimester I : Pada trimester I ibu mengatakan mual muntah dan kadang-kadang

kepala terasa pusing

b. Trimester II : Belum dilakukan

c. Trimester III : Belum dilakukan

4.4 Riwayat pemberian TT (lingkari TT yang terakhir kali diberikan)

TT1 / TT2 / TT3 / TT4 / TT5

4.5 Riwayat Kesehatan

a. Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita (Peny. Menahun, PMS, dll)

Ibu Hamil : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit

menular seperti (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis),

penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi, Asma)

dan penyakit menahun seperti (Jantung, Ginjal).

Page 16: Askeb Anc Patologis

Suami : Ibu mengatakan suami tidak pernah menderita penyakit

menular seperti (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis),

penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi, Asma)

dan penyakit menahun seperti (Jantung, Ginjal).

Keluarga : Ibu mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang

menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC,

Hepatitis), penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi,

Asma) dan penyakit menahun seperti (Jantung,

Ginjal).

b. Perilaku Kesehatan

Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah minum-minuman yang beralkohol, tidak pernah

merokok serta tidak pernah memakai obat-obatan terlarang

4.6 Riwayat Psiko-Sosial-Budaya

Ibu mengatakan tidak pernah meminum jamu saat hamil, ibu juga tidak pernah pantang

terhadap makanan dan ibu juga mengatakan suami dan keluarganya sangar

senang atas kehamilannya ini, karena merupakan anak pertama.

5. Pola Kehidupan Sehari-hari

a. Pola Nutrisi

Sebelum Hamil : Ibu mengatakan makan 3x sehari porsi sedang (nasi, lauk

pauk, sayur) dan minum 6-7 gelas perhari air putih.

Selama Hamil : Ibu mengatakan makan 3x sehari porsi sedang (nasi, lauk

pauk, sayur dan buah) dan minum 7-8 gelas perhari

air putih dan terkadang teh manis.

b. Pola Eliminasi

Page 17: Askeb Anc Patologis

Sebelum Hamil : Ibu mengatakan BAK 5-6 x perhari, warna kuning, bau

khas, konsistensi cair dan BAB 1x perhari, warna

khas, bau khas, konsistensi lembek.

Selama Hamil : Ibu mengatakan BAK 6-7 x perhari, warna kuning, bau

khas, konsistensi cair dan BAB 1x perhari, warna

khas, bau khas, konsistensi lembek.

c. Pola Aktivitas

Sebelum Hamil : Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga

seperti menyapu, mengepel, mencuci, mensetrika dan

memasak.

Selama Hamil : Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga

seperti menyapu, mengepel, mencuci, mensetrika dan

memasak dengan bantuan suami.

d. Pola Istirahat / Tidur

Sebelum Hamil : Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam (13.00-15.00 WIB)

dan tidur malam ± 7 jam (22.00-05.00 WIB).

Selama Hamil : Ibu mengatakan tidur siang ± 3 jam (12.00-15.00 WIB)

dan tidur malam ± 8 jam (21.00-05.00 WIB).

e. Personal Hygiene

Sebelum Hamil : Ibu mengatakan mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu,

menggosok gigi 2x sehari dan mengganti pakaian 2x

sehari.

Selama Hamil : Ibu mengatakan mandi 2x sehari, keramas 4x seminggu,

menggosok gigi 2x sehari dan mengganti pakaian 2x

sehari.

f. Hubungan Seksual

Page 18: Askeb Anc Patologis

Sebelum Hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 2x

seminggu, selama melakukan hubungan seksual tidak

ada keluhan apapun.

Selama Hamil : Ibu mengatakan selama hamil dirinya dan suami jarang

berhubungan seksual.

3.1.2 DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Kesadaran : Composmentis

b. Keadaan Umum : Lemah

BB sebelum hamil : 40 kg

BB saat hamil : 41,5 kg

Tinggi Badan : 150 cm

Lingk. Lengan Atas : 23,5 cm

c. Tanda-Tanda Vital

■ TD : 110/70 mmHg ■ Nadi : 88 x/menit

■ Suhu : 37,5 °C ■ RR : 22 x/menit

2. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

Kepala

Keadaan kulit kepala : Bersih dan tidak ada ketombe

Warna rambut : Hitam

Jumlah : Lebat

Rontok / Tidak : Tidak Rontok

Muka

Page 19: Askeb Anc Patologis

Cloasma gravidarum : Tidak ada

Pucat : Pucat

Oedema : Tidak oedema

Mata

Bentuk : Simetris

Conjungtiva : Anemis

Sklera : Tidak ikterus

Palpebra : Tidak oedema

Hidung

Kebersihan : Bersih

Pernafasan cuping hidung : Tidak ada

Polip : Tidak ada

Sekret : Tidak ada

Telinga

Bentuk : Simetris

Kelainan : Tidak ada

Kebersihan : Bersih dan tidak ada serumen

Mulut

Bentuk : Simetris

Bibir : Tidak ada stomatitis

Gigi : Keadaan gigi rapi, bersih dan tidak ada caries gigi

Mukosa mulut : Lembab

Lidah : Bersih

Leher

Pembesaran kel. tyroid : Tidak ada

Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

Aksilla

Pembesaran kel. limfe : Tidak ada

Dada dan payudara

Bentuk : Simetris

Pembesaran : Tidak ada

Hiperpigmentasi areola : Tidak ada

Papilla mammae : Menonjol

Page 20: Askeb Anc Patologis

Striae : Tidak ada

Kebersihan : Payudara bersih

Abdomen

Pembesaran : Ada pembesaran sesuai UK (13 – 14 minggu)

Linea : Nigra

Striae : Lividae

Bekas luka operasi : Tidak ada

Punggung

Posisi tulang belakang : Normal / Lordosis (Tegak)

Genetalia

Kebersihan : Bersih

Warna : Kemerahan

Kelainan : Tidak ada

Pengeluaran pervaginam : Keluar darah / flek-flek dari vagina ± 350 cc / ±

4 kotek

Varices : Tidak ada

Oedema : Tidak oedema

Perineum

Luka parut : Tidak ada

Anus

Hemmoroid : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Ekstermitas atas & bawah

Simetris : Simetris

Oedema : Tidak ada

b. Palpasi

Dada & payudara

Nyeri tekan : Tidak ada

Tumor / benjolan : Tidak ada

Keluaran : Tidak ada

Leher

Pembesaran kel. tyroid : Tidak ada

Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

Page 21: Askeb Anc Patologis

Abdomen

Leopold I : TFU 1-2 jari di atas symphisis, terdapat nyeri tekan diperut

bagian bawah, kontraksi uterus baik

Leopold II : Tidak dilakukan

Leopold III : Tidak dilakukan

Leopold IV : Tidak dilakukan

c. Auskultasi

Dada

Ronchi : Tidak ada

Whezing : Tidak ada

Abdomen

Bising usus : Positif (+)

DJJ (Denyut Jantung Janin) : Tidak dilakukan pemeriksaan DJJ

d. Perkusi

Refleks patella : Ka / Ki (+) / (+)

e. TBJ : Tidak dilakukan

3. Pemeriksaan Khusus

a. Ukuran Panggul Luar

1. Distansia Spinarum : Tidak dilakukan

2. Distansia Cristarum : Tidak dilakukan

3. Boudeloque : Tidak dilakukan

4. Lingkar Panggul : Tidak dilakukan

b. Pemeriksaan Dalam

Pemeriksaan dalam tanggal 21 Oktober 2010 jam 16.10 WIB, ada perdarahan banyak dari

jalan lahir, porsio membuka, ada gumpalan darah dan sebagian jaringan

yang keluar

4. Pemeriksaan Penunjang

a. Darah

Hemoglobin : Tidak dilakukan

b. Urine

Albumin : Tidak dilakukan

Reduksi : Tidak dilakukan

c. Pemeriksaan Laboratorium lain-lain

Page 22: Askeb Anc Patologis

USG : Pada hasil USG tanggal 21 Oktober 2010 tampak sisa jaringan janin dalam uterus dan

didapatkan endometrium yang tipis dan irregular.

3.2 INTEPRETASI DATA DASAR / DIAGNOSA MASALAH

Tanggal : 21 Oktober 2010 Jam : 16.15 WIB

Diagnosa : GI P00000, UK 13 – 14 minggu dengan abortus incompletus

DS : Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan usia 3 bulan 2 minggu disertai nyeri perut

bagian bawah dan keluar darah / flek-flek ± sudah 3 hari yang lalu dan sejak

tadi malam mulai keluar gumpalan darah bewarna merah dan sampai

sekarang bertambah banyak.

DO : ♥ Kesadaran : Composmentis

♥ Keadaan Umum : Lemah

♥ TTV : ■ TD : 110/70 mmHg ■ Nadi : 88 x/menit

■ Suhu : 37,5 °C ■ RR : 22 x/menit

♥ BB : 41,5 kg

♥ TB : 150 cm

♥ Lingk. Lengan Atas : 23,5 cm

♥ VT : Ada pembukaan

♥ Perdarahan : ± 350 cc / ± 4 kotek

Masalah : Mules dan nyeri perut bagian bawah

DS : Ibu mengatakan merasakan nyeri perut yang hebat pada bagian bawah perut.

DO : Ekspresi wajah tampak menyeringai kesakitan

3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL

Potensial terjadinya anemi dan syok

Page 23: Askeb Anc Patologis

3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Pasang O2 dengan kecepatan 2 lpm

Pasang infuse RL

Kolaborasi dengan dokter untuk segera dilakukan tindakan curettage

3.5 INTERVENSI

Tanggal : 21 Oktober 2010 Jam : 16.30 WIB

Diagnosa : GI P00000, UK 13 – 14 minggu dengan abortus incompletus

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan ± 2 jam diharapkan pasien mengerti dan

memahami tindakan yang akan dilakukan, serta diharapkan keadaan ibu

akan lebih membaik.

Kriteria Hasil : ♥ Kesadaran : Composmentis

♥ Keadaan Umum : Baik

♥ TTV dalam Batas normal : ■ TD : 130/110 – 90/70 mmHg

■ Suhu : 36,5 – 37,5 °C

■ Nadi : 60 – 100 x/menit

■ RR : 16 – 22 x/menit

♥ Perdarahan : Berhenti

INTERVENSI RASIONAL

1. Lakukan pendektan pada klien dengan

komunikasi terapeutik

1. Agar terjalin hubungan kerjasama yang baik

antara petugas dengan klien

2. Berikan penjelasan tentang hasil

pemeriksaan pada klien

2. Dengan menjelaskan hasil pemeriksaan

pada klien diharapkan klien mengetahui

kondisinya saat ini

Page 24: Askeb Anc Patologis

3. Lakukan observasi KU, TTV dan

perdarahan pro curettage

3. Dengan melakukan observasi KU, TTV dan

perdarahan diharapkan keadaan klien bisa

dipantau serta dapat mencegah terjadinya

komplikasi

4. Lakukan pro kolaborasi dengan dokter

obgyn untuk pro curettage

4. Dengan melakukan pro kolaborasi dengan

dokter obgyn diharapkan tindakan

curettage segera dilakukan

5. Lakukan informed consent / persetujuan

untuk dilakuakan tindakan curettage

5. Bukti tertulis klien dan keluarga menyetujui

tindakan medis yang akan dilakukan

6. Siapkan pasien dan peralatan untuk

curettage serta obat-obatan

6. Dengan menyiapkan pasien serta peralatan

untuk curettage dan obat-obatan

diharapkan tindakan curettage bisa

dilakukan dengan efektif dan efisien

7. Berikan O2 serta pemasangan infuse 7. Dengan diberikan O2 sebanyak 2 lpm serta

pemasangan infuse diharapkan dapat

membebaskan jalan nafas dan mengganti

cairan tubuh yang hilang.

8. Bantu pelaksanaan curettage secara septik

dan antiseptik

8. Untuk mempermudah dan mempercepat

proses curettage

9. Lakukan pre kolaborasi dengan dokter

obgyn untuk pemberian terapi post

curettage

9. Agar terapi yang diberikan sesuai dengan

keadaan klien dan mempercepat proses

pemulihan

10. Lakukan observasi KU, TTV dan

perdarahan post curettage

10. Agar KU, TTV dan perdarahan dalam

batas normal dan untuk memastikan tidak

terjadi syok.

11. Berikan HE kepada ibu tentang nutrisi,

istirahat dan personal hygiene

11. a. Nutrisi

Dengan mengkonsumsi makan

bernutrisi seimbang diharapkan

memenuhi kebutuhan nutrisi sehingga

mempercepat proses pemulihan klien

b. Istirahat

Page 25: Askeb Anc Patologis

Dengan istirahat cukup diharapkan

mampu mengembalikan stamina

tubuh klien.

c. Personal Hygiene

Dengan menjaga kebersihan

khususnya pada daerah kemaluan agar

tidak terjadi infeksi

12. Beritahukan kepada klien untuk kontrol

ulang

12. Untuk mengetahui dan dapat memantau

perkembangan kondisi klien.

Masalah : Mules dan nyeri perut bagian bawah

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan ± 30 menit diharapkan rasa mules dan nyeri

perut dapat berkurang.

Kriteria Hasil : ♥ Diharapkan ibu memahami dengan penjelasan yang diberikan oleh

petugas

♥ Rasa mules dan nyeri perut teratasi

INTERVENSI RASIONAL

1. Jelaskan pada ibu tentang penyebab rasa

nyeri

1. Dengan diberikan penjelasan pada ibu

tentang penyebab rasa nyeri dan

diharapkan pasien mengerti tentang

penyebab rasa nyeri yang dialaminya

2. Berikan posisi yang nyaman pada pasien 2. Dengan memberikan posisi yang nyaman

diharapkan rasa nyeri dapat berkurang

3. Berikan HE kepada pasien tentang cara

mengurangi rasa nyeri dengan teknik

relaksasi

3. Dengan melaksanakan teknik relaksasi otot

dan pernafasan akan mengurangi rasa

nyeri

4. Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk

pemberian obat-obatan untuk mengurangi

rasa sakit

4. Analgesik dapat mempengaruhi syarat

yang dapat menyebabkan rasa nyeri

hilang

Page 26: Askeb Anc Patologis

3.6 IMPLEMENTASI

Diagnosa : GI P00000, UK 13 – 14 minggu dengan abortus incompletus

Tanggal Jam Implementasi / Tindakan

21-10-

2010

16.30 1. Melakukan pendekatan pada klien dengan komunikasi terapeutik agar

terjalin kerja sama yang baik antara petugas dengan pasien secara

ramah dan sopan

16.32 2. Memberikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan pada pasien

16.35 3. Melakukan observasi KU, TTV dan perdarahan pro curettage

♥ Kesadaran : Composmentis

♥ Keadaan Umum : Lemah

♥ TTV : ■ TD : 110/70 mmHg

■ Suhu : 37,5 °C

■ Nadi : 88 x/menit

■ RR : 22 x/menit

♥ Perdarahan : ± 350 cc / ± 4 kotek

16.40 4. Melakukan pro kolaborasi dengan dokter obgyn agar tindakan

curettage segera dilakukan

16.43 5. Melakukan informed consent pada klien untuk menyetujui tindakan

medis yang akan dilakukan

16.47 6. Menyiapkan pasien di meja ginekologi serta peralatan untuk tindakan

curettage :

♥ Celemek

♥ Lampu sorot

♥ Obat-obatan : Metergin 1 ampul, syntocinon 2 ampul, petidin 1

Page 27: Askeb Anc Patologis

ampul

♥ Peralatan curettage : Kapas savlon, cucing, betadine, duk,

depress, handscoon, spekulum,

tenakulum, tampon tang, busi / diktator,

sendok curet ukuran 1/2/3/4, king tang,

kokel tang, abortus tang dan kateter

16.52 7. Memberikan O2 sebanyak 2 lpm untuk membebaskan jalan nafas saat

pasien tidak sadar dan memasang infuse untuk menggantikan cairan

tubuh yang hilang

16.55 8. Membantu pelaksanaan curettage dengan cara aseptik dan antiseptik

17.10 9. Melakukan pre kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian

terapi :

♥ Antibiotik : Amoxilin 3x500 mg

♥ Analgesik : As. Mefenamat 3x500 mg Selama ± 5 hari

♥ Uterotonika : Metergin 3x1 ampul

17.15 10. Melakukan observasi KU, TTV dan perdarahan post curettage

♥ Kesadaran : Composmentis

♥ Keadaan Umum : Cukup

♥ TTV : ■ TD : 120/70 mmHg

■ Suhu : 37 °C

■ Nadi : 80 x/menit

■ RR : 20 x/menit

Page 28: Askeb Anc Patologis

♥ Perdarahan : ± 150 cc / ± 2 kotek

17.20 11. Memberikan HE kepada pasien tentang :

a. Nutrisi : Mengkonsumsi nutrisi yang seimbang dan 4 sehat 5

sempurna

b. Istirahat : Banyak beristirahat dan jangan melakukan aktivitas

yang berat

c. Personal Hygiene : Mandi 2x sehari, mengganti pakaian dalam 2x

sehari dan menjaga kebersihan vagina agar

tetap selalu kering dan tidak timbul jamur

atau bakteri

17.25 12. Memberitahukan tanggal kontrol kepada pasien yaitu 1 minggu lagi

pada tanggal 28 Oktober 2010 atau sewaktu-waktu jika ada keluhan

Masalah : Mules dan nyeri perut bagian bawah

Tanggal Jam Implementasi / Tindakan

21-10-

2010

17.28 1. Menjelaskan pada klien tentang penyebab rasa nyeri. Rasa nyeri yang

timbul disebabkan oleh kontraksi uterus

17.32 2. Memberikan posisi yang nyaman pada ibu agar rasa nyeri dapat

berkurang

17.36 3. Memberikan HE kepada pasien tentang cara mengurangi rasa nyeri

dengan teknik relaksasi otot dan menarik nafas panjang

17.40 4. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat untuk

mengurangi rasa nyeri

3.7 EVALUASI

Tanggal : 21 Oktober 2010 Jam : 16.30 WIB

S : Ibu mengatakan merasa sudah lega setelah dilakukan curettage

O : ♥ Kesadaran : Composmentis

♥ Keadaan Umum : Cukup

Page 29: Askeb Anc Patologis

♥ TTV : ■ TD : 120/70 mmHg ■ Nadi : 80 x/menit

■ Suhu : 37 °C ■ RR : 20 x/menit

♥ Perdarahan : ± 150 cc / ± 2 kotek

A : P00010 2 jam post curettage

P : ♥ Observasi KU, TTV dan perdarahan pervaginam

♥ Berikan HE pada ibu tentang : ■ Nutrisi

■ Istirahat

■ Personal Hygiene

♥ Anjurkan pasien meminum obat secara teratur

* Catatan Perkembangan

Tanggal : 22 Oktober 2010 Jam : 08.00 WIB

S : Ibu mengatakan rasa mules dan nyeri perut bagian bawah sudah mulai mereda /

berkurang

O : ♥ Kesadaran : Composmentis

♥ Keadaan Umum : Baik

♥ TTV : ■ TD : 120/70 mmHg ■ Nadi : 80 x/menit

■ Suhu : 37 °C ■ RR : 20 x/menit

♥ Perdarahan : ± 100 cc / ± 2 kotek

♥ Ekspresi Wajah : Tampak baik dan tidak menyeringai kesakitan

A : P00010 post curettage hari pertama

P : ♥ Observasi KU, TTV dan perdarahan pervaginam

Page 30: Askeb Anc Patologis

♥ Anjurkan ibu untuk tidak berhubungan seksual selama 1 bulan

♥ Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi pada tanggal 28 Oktober

2010 atau sewaktu-waktu jika ada keluhan

BAB IV

PENUTUP

Setelah penulis memberikan asuhan kebidanan pada Ny. “A” G I P00000 dengan abortus

incompletus di ruang VK / bersalin RS. Wijaya, Surabaya, maka penulis dapat mengambil

suatu kesimpulan dan saran sesuai uraian dibawah berikut :

4.1 Kesimpulan

1. Pengkajian

DS : Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan usia 3 bulan 2 minggu disertai nyeri perut

bagian bawah dan keluar darah / flek-flek ± sudah 3 hari yang lalu dan sejak

tadi malam mulai keluar gumpalan darah bewarna merah dan sampai

sekarang bertambah banyak.

DO : ♥ Kesadaran : Composmentis

♥ Keadaan Umum : Lemah

♥ TTV : ■ TD : 110/70 mmHg ■ Nadi : 88 x/menit

■ Suhu : 37,5 °C ■ RR : 22 x/menit

♥ BB : 41,5 kg

♥ TB : 150 cm

♥ Lingk. Lengan Atas : 23,5 cm

♥ VT : Ada pembukaan

Page 31: Askeb Anc Patologis

♥ Perdarahan : ± 350 cc / ± 4 kotek

2. Intepretasi Data Dasar / Diagnosa Masalah

Diagnosa : GI P00000, UK 13 – 14 minggu dengan abortus incompletus

DS : Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan usia 3 bulan 2 minggu disertai nyeri perut

bagian bawah dan keluar darah / flek-flek ± sudah 3 hari yang lalu dan

sejak tadi malam mulai keluar gumpalan darah bewarna merah dan

sampai sekarang bertambah banyak.

DO : ♥ Kesadaran : Composmentis

♥ Keadaan Umum : Lemah

♥ TTV : ■ TD : 110/70 mmHg ■ Nadi : 88 x/menit

■ Suhu : 37,5 °C ■ RR : 22 x/menit

♥ BB : 41,5 kg

♥ TB : 150 cm

♥ Lingk. Lengan Atas : 23,5 cm

♥ VT : Ada pembukaan

♥ Perdarahan : ± 350 cc / ± 4 kotek

Masalah : Mules dan nyeri perut bagian bawah

DS : Ibu mengatakan merasakan nyeri perut yang hebat pada bagian bawah perut.

DO : Ekspresi wajah tampak menyeringai kesakitan

3. Identifikasi Diagnosa Potensial

Potensial terjadinya anemi dan syok

Page 32: Askeb Anc Patologis

4. Identifikasi Kebutuhan Segera

Pasang O2 dengan kecepatan 2 lpm

Pasang infuse RL

Kolaborasi dengan dokter untuk segera dilakukan tindakan curettage

5. Intervensi

Diagnosa : GI P00000, UK 13 – 14 minggu dengan abortus incompletus

1. Lakukan pendektan pada klien dengan komunikasi terapeutik

R/ Agar terjalin hubungan kerjasama yang baik antara petugas dengan klien

2. Berikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan pada klien

R/ Dengan menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien diharapkan klien

mengetahui kondisinya saat ini

3. Lakukan observasi KU, TTV dan perdarahan pro curettage

R/ Dengan melakukan observasi KU, TTV dan perdarahan diharapkan keadaan

klien bisa dipantau serta dapat mencegah terjadinya komplikasi

4. Lakukan pro kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pro curettage

R/ Dengan melakukan pro kolaborasi dengan dokter obgyn diharapkan tindakan curettage

segera dilakukan

5. Lakukan informed consent / persetujuan untuk dilakuakan tindakan curettage

R/ Bukti tertulis klien dan keluarga menyetujui tindakan medis yang akan dilakukan

6. Siapkan pasien dan peralatan untuk curettage serta obat-obatan

R/ Dengan menyiapkan pasien serta peralatan untuk curettage dan obat-obatan

diharapkan tindakan curettage bisa dilakukan dengan efektif dan efisien

Page 33: Askeb Anc Patologis

7. Berikan O2 serta pemasangan infuse

R/ Dengan diberikan O2 sebanyak 2 lpm serta pemasangan infuse diharapkan dapat

membebaskan jalan nafas dan mengganti cairan tubuh yang hilang.

8. Bantu pelaksanaan curettage secara septik dan antiseptik

R/ Untuk mempermudah dan mempercepat proses curettage

9. Lakukan pre kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian terapi post curettage

R/ Agar terapi yang diberikan sesuai dengan keadaan klien dan mempercepat

proses pemulihan

10. Lakukan observasi KU, TTV dan perdarahan post curettage

R/ Agar KU, TTV dan perdarahan dalam batas normal dan untuk memastikan tidak terjadi

syok

11. Berikan HE kepada ibu tentang nutrisi, istirahat dan personal hygiene

R/ a. Nutrisi : Dengan mengkonsumsi makan bernutrisi seimbang diharapkan

memenuhi kebutuhan nutrisi sehingga mempercepat

proses pemulihan keadaan klien.

b. Istirahat : Dengan istirahat cukup diharapkan mampu mengembalikan

stamina tubuh klien.

c. Personal Hygiene : Dengan menjaga kebersihan khususnya pada daerah

kemaluan agar tidak terjadi infeksi

12. Beritahukan kepada klien untuk kontrol ulang

R/ Untuk mengetahui dan dapat memantau perkembangan kondisi klien

Masalah : Mules dan nyeri perut bagian bawah

1. Jelaskan pada ibu tentang penyebab rasa nyeri

Page 34: Askeb Anc Patologis

R/ Dengan diberikan penjelasan pada ibu tentang penyebab rasa nyeri dan

diharapkan pasien mengerti tentang penyebab rasa nyeri yang dialaminya

2. Berikan posisi yang nyaman pada pasien

R/ Dengan memberikan posisi yang nyaman diharapkan rasa nyeri dapat

berkurang

3. Berikan HE kepada pasien tentang cara mengurangi rasa nyeri dengan teknik relaksasi

R/ Dengan melaksanakan teknik relaksasi otot dan pernafasan akan mengurangi

rasa nyeri

4. Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian obat-obatan untuk mengurangi rasa sakit

R/ Analgesik dapat mempengaruhi syarat yang dapat menyebabkan rasa nyeri

hilang

6. Implementasi

Diagnosa : GI P00000, UK 13 – 14 minggu dengan abortus incompletus

1. Melakukan pendekatan pada klien dengan komunikasi terapeutik agar terjalin kerja sama

yang baik antara petugas dengan pasien secara ramah dan sopan

2. Memberikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan pada pasien

3. Melakukan observasi KU, TTV dan perdarahan pro curettage

♥ Kesadaran : Composmentis

♥ Keadaan Umum : Lemah

♥ TTV : ■ TD : 110/70 mmHg ■ Nadi : 88 x/menit

■ Suhu : 37,5 °C ■ RR : 22 x/menit

♥ Perdarahan : ± 350 cc / ± 4 kotek

Page 35: Askeb Anc Patologis

4. Melakukan pro kolaborasi dengan dokter obgyn agar tindakan curettage segera dilakukan

5. Melakukan informed consent pada klien untuk menyetujui tindakan medis yang akan

dilakukan

6. Menyiapkan pasien di meja ginekologi serta peralatan untuk tindakan curettage :

♥ Celemek

♥ Lampu sorot

♥ Obat-obatan : Metergin 1 ampul, syntocinon 2 ampul, petidin 1 ampul

♥ Peralatan curettage : Kapas savlon, cucing, betadine, duk, depress, handscoon,

spekulum, tenakulum, tampon tang, busi / diktator,

sendok curet ukuran 1/2/3/4, king tang, kokel tang,

abortus tang dan kateter

7. Memberikan O2 sebanyak 2 lpm untuk membebaskan jalan nafas saat pasien tidak sadar

dan memasang infuse untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang

8. Membantu pelaksanaan curettage dengan cara aseptik dan antiseptik

9. Melakukan pre kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian terapi :

♥ Antibiotik : Amoxilin 3x500 mg

♥ Analgesik : As. Mefenamat 3x500 mg Dilakukan selama ± 5 hari

♥ Uterotonika : Metergin 3x1 ampul

10. Melakukan observasi KU, TTV dan perdarahan post curettage

♥ Kesadaran : Composmentis

Page 36: Askeb Anc Patologis

♥ Keadaan Umum : Cukup

♥ TTV : ■ TD : 120/70 mmHg ■ Nadi : 80 x/menit

■ Suhu : 37 °C ■ RR : 20 x/menit

♥ Perdarahan : ± 150 cc / ± 2 kotek

11. Memberikan HE kepada pasien tentang :

a. Nutrisi : Mengkonsumsi nutrisi yang seimbang dan 4 sehat 5 sempurna

b. Istirahat : Banyak beristirahat dan jangan melakukan aktivitas yang berat

c. Personal Hygiene : Mandi 2x sehari, mengganti pakaian dalam 2x sehari dan menjaga

kebersihan vagina agar tetap selalu kering dan tidak

timbul jamur atau bakteri

12. Memberitahukan tanggal kontrol kepada pasien yaitu 1 minggu lagi pada tanggal

28 Oktober 2010 atau sewaktu-waktu jika ada keluhan agar dapat memantau

perkembangan pasien.

Masalah : Mules dan nyeri perut bagian bawah

1. Menjelaskan pada klien tentang penyebab rasa nyeri. Rasa nyeri yang timbul

disebabkan oleh kontraksi uterus

2. Memberikan posisi yang nyaman pada ibu agar rasa nyeri dapat berkurang

3. Memberikan HE kepada pasien tentang cara mengurangi rasa nyeri dengan teknik

relaksasi otot dan menarik nafas panjang

4. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat untuk mengurangi rasa

nyeri

7. Evaluasi

S : Ibu mengatakan merasa sudah lega setelah dilakukan curettage

Page 37: Askeb Anc Patologis

O : ♥ Kesadaran : Composmentis

♥ Keadaan Umum : Cukup

♥ TTV : ■ TD : 120/70 mmHg ■ Nadi : 80 x/menit

■ Suhu : 37 °C ■ RR : 20 x/menit

♥ Perdarahan : ± 150 cc / ± 2 kotek

A : P00010 2 jam post curettage

P : ♥ Observasi KU, TTV dan perdarahan pervaginam

♥ Berikan HE pada ibu tentang : ■ Nutrisi

■ Istirahat

■ Personal Hygiene

♥ Anjurkan pasien meminum obat secara teratur

* Catatan Perkembangan

S : Ibu mengatakan rasa mules dan nyeri perut bagian bawah sudah mulai mereda /

berkurang

O : ♥ Kesadaran : Composmentis

♥ Keadaan Umum : Baik

♥ TTV : ■ TD : 120/70 mmHg ■ Nadi : 80 x/menit

■ Suhu : 37 °C ■ RR : 20 x/menit

♥ Perdarahan : ± 100 cc / ± 2 kotek

♥ Ekspresi Wajah : Tampak baik dan tidak menyeringai kesakitan

A : P00010 post curettage hari pertama

Page 38: Askeb Anc Patologis

P : ♥ Observasi KU, TTV dan perdarahan pervaginam

♥ Anjurkan ibu untuk tidak berhubungan seksual selama 1 bulan

♥ Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi pada tanggal 28 Oktober

2010 atau sewaktu-waktu jika ada keluhan

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Mahasiswa

Hendaknya mahasiswa dapat lebih memperhatikan setiap kasus yang terjadi di tempat

praktek sehingga mahasiswa dapat menyusun setiap asuhan kebidanan yang

sesuai.

4.2.1 Bagi Instansi Pelayanan

Dalam memberikan pelayanan kesehatan hendaknya harus sesuai dengan wewenang yang

telah ditentukan serta dapat bekerja sama dengan klien dan dapat memahami

sedalam-dalamnya tentang masalah yang dialami klien agar dapat memberikan

pelayanan kesehatan secara optimal.

4.2.3 Bagi Instansi Pendidikan

Dapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa baik dari segi teori maupun keterampilan

secara maksimal agar mahasiswa dapat bekerja secara mudah dan mandiri dalam

memberikan pelayan dengan baik dan benar sesuai dengan protap yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-anggunnur-5598-2-babi.pdf

(Di akses tanggal 15 Februari 2010)

Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC

Page 39: Askeb Anc Patologis

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta

: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

___________________. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo