intervensi anc

45
BAB 1 TINJAUAN TEORI ANC (ANTENATAL CARE) 1.1. TINJAUAN MEDIS 1.1.1 Pengertian ANC (Antenatal Care) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Guttmacher, 2007) 1.1.2 Tujuan 1) Pengawasan : Kesehatan. Ibu, Deteksi dini penyakit penyerta & komplikasi kehamilan, menetapkan resiko kehamilan (tinggi, meragukan dan rendah) 2) Menyiapkan persalinan well born baby dan well health mother 3) Mempersiapkan pemeliharaan bayi & laktasi 4) Mengantarkan pulihnya kesehatan ibu secara optimal 1.1.3 Bukti Kehamilan 1.Presumtif (Bukti Subjektif) 1) Amenorea 2) Perubahan payudara 3) Mual & muntah (morning sickness) 4) Frekuensi berkemih 5) Leukorea 6) Tanda Chadwiek’s 7) Quickening 2. Probabilitas (Bukti Objektif)

Upload: itien

Post on 27-Oct-2015

112 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB 1

TINJAUAN TEORI

ANC (ANTENATAL CARE)

1.1. TINJAUAN MEDIS

1.1.1 Pengertian

ANC (Antenatal Care) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama

ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim

(Guttmacher, 2007)

1.1.2 Tujuan

1) Pengawasan : Kesehatan. Ibu, Deteksi dini penyakit penyerta &

komplikasi kehamilan, menetapkan resiko kehamilan (tinggi,

meragukan dan rendah)

2) Menyiapkan persalinan well born baby dan well health mother

3) Mempersiapkan pemeliharaan bayi & laktasi

4) Mengantarkan pulihnya kesehatan ibu secara optimal

1.1.3Bukti Kehamilan

1. Presumtif (Bukti Subjektif)

1) Amenorea

2) Perubahan payudara

3) Mual & muntah (morning sickness)

4) Frekuensi berkemih

5) Leukorea

6) Tanda Chadwiek’s

7) Quickening

2. Probabilitas (Bukti Objektif)

1) Pertumbuhan & perubahan uterus

Uterus akan mengalami perubahan pada ukuran, bentuk, dan

konsistensi. Uterus berubah menjadi lunak, bentuknya globular.

a) Tanda Hegar’s

Tanda Hegar diketahui melalui pemeriksaan bimanual pada usia

kehamilan 6-8 minggu. Pada pemeriksaan ini akan didapatkan

konsistensi rahim, terutama pada bagian isthmus uteri teraba lunak.

b) Ballotement

Ukuran janin yang lebih kecil dibandingkan banyaknya air ketuban

pada bulan keempat dan kelima, maka jika rahim didorong dengan

sekonyong-konyong atau digoyangkan, janin akan melenting di

dalam rahim.

c) Braxton hick’s

Adanya kontraksi selama kehamilan

d) Piscaseck

Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang

dekat dengan implantasi plasenta.

e) Goodell’s

Tanda Goodell’s diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Pada

pemeriksaan ini serviks akan terasa lebih lunak. Penggunaan

kontrasepsi oral juga dapat memberikan dampak ini.

f) Chadwick

Pada pemeriksaan ini didapatkan warna selaput lendir vulva dan

vagina terlihat menjadi ungu karena hipervaskularisasi.

g) McDonald

Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan satu sama

lain dan bergantung pada lunak atau tidaknya jaringan isthmus.

2) Perubahan Abdomen

a) Pembesaran abdomen

b) Striae Gravidarum

c) Pigmentasi pada linea nigra

3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan

Walaupun pada pemeriksaan ini hasilnya positif, kemungkinan positif

palsu tetap ada.

3. Absolut (Bukti Positif)

Indikator pasti kehamilan adalah penemuan-penemuan keberadaan janin

secara jelas dan hal-hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi

kesehatan yang lain.

1) Teraba bagian-bagian janin. Palpasi yang dilakukan sudah dapat diraba

bagian-bagian dari janin.

2) Mengidentifikasi posisi janin, pemeriksa yang berpengalaman juga

bisa membedakan antara pergerakan tangan dan kaki.

3) Terlihat atau teraba gerakan janin

4) DJJ (denyut jantung janin) sudah dapat didengar. DJJ dapat didengar

dengan stetoskop Laenac, kardiotokografi, dan Doppler. Teknik

auskultasi yang dilakukan dengan benar dapat mengidentifikasi bunyi-

bunyi seperti bising tali pusat, bising uterus, dan nadi ibu.

5) Pemeriksaan dengan USG terlihat kerangka janin.

1.1.4 Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium

1) Darah (Hb, Golongan darah, Glukosa, VDRL)

2) Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)

4) Pemeriksaan Swab (Lendir vagina dan servik)

2. USG

1) Jenis kelamin

2) Taksiran kelahiran, taksiran berat janin, jumlah cairan amnion

1.1.5 Pemeriksaan Kehamilan

Bila HPHT tidak diketahui, usia kehamilan ditentukan dengan cara :

1) TFU (Cm x 7/8 = Usia dalam minggu)

2) Terabanya ballotement di simpisis 12 mgg

3) DJJ (+) dg Dopller 10-12 mgg

4) DJJ (+) dg fetoscop 20 mgg

5) Quickening 20 mgg

6) USG

1. Perhitungan Taksiran Partus (Naegle)

1) Hari + 7

2) Bulan (1-3) + 9, B (4-12) – 3

3) Tahun (1-3) + 0, T (4-12) + 1

2. Perhitungan Taksiran Berat Janin

1) TFU – (11 belum masuk PAP) X 155 = ….gr

2) TFU – (13 sudah masuk PAP) X 155 = ….gr

3. Frekuensi Kunjungan

1) Kunjungan I (12-24 minggu)

Anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik & obstetri, pemeriksaan

laboratorium, antopometri, penilaian resiko kehamilan, KIE

2) Kunjungan II (28-32 minggu)

Anamnesis, USG, penilaian resiko kehamilan, nasehat perawatan

payudara dan senam hamil), vaksin TT I

3) Kunjungan III (34 mgg)

Anamnesis, pemeriksaan ulang laboratorium, vaksin TT II

4) Kunjungan IV, V, VII & VIII ( 36-42 mgg)

Anamnesis , perawatan payudara dan persiapan persalinan

1.1.6 PATOFISIOLOGI2 minggu setelah haid

Hormon estrogen meningkat

Selaput lendir mulai menebal

Ovulasi Tidak terjadi pembuahan

Sel telur degenerasi

Sel telur keluar bersama darah haid

Masuk ke dalam rahim

Terjadi pembuahan

zigot

Pembelahan (mitosis)

Morula

Blastula

Implantasi / nidasi

Blastosis

Bagian Luar

Plasenta

Bagian dalam

Embrio

Janin

Peningkatan hormon estrogen & progesteron

KardiovaskulerPencernaanTraktus urinarius Pernapasan

Perubahan fisik pada ibu

Ketidaknyamanan

Perubahan pola seksualitas

Dilatasi, pemanjangan d&penekukan ureter

Penumpukan urin dalam ureter bagian bawah

Penurunan tonus kandung

kemih

Pengosongan kandung kemih

tidak tuntas

Risti infeksi traktus urinarius

Pergeseran diafragma

Sesak

Ketidak-efektifan

pola napas

Penurunan peristaltik

usus, penekanan

uterus

Risti konstipasi

Mual, muntah

Risiko defisit volume cairan

Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

Hemodilusi TD rendah

Penurunan Hb

LelahPerasaan

akan pingsan

Intoleransi aktivitas

Risiko Cidera

Perubahan pola

eliminasi urine

Sering berberkemih

Nidasi

Pembentukan plasenta dan janin

Kompensasi thdp oksigenasi

Spasme pembuluh darah

TD ↑

RISTI kematian janin

Ansietas

Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur dari indung telur,

kemudian terjadi peningkatan hormon estrogen sehingga selaput lendir mulai

menebal dan terjadi proses ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur).

Kehamilan terjadi bila senggama (koitus) dilakukan pada sekitar saat ovulasi (14

hari atau 2 minggu setelah haid). Apabila tidak terjadi pembuahan, maka sel telur

akan berdegenerasi dan sel telur akan keluar bersama-sama dengan darah haid.

Apabila terjadi pembuahan (bertemunya sel telur dan sel sperma), terjadi

penyatuan kedua pronuklei yang disebut dengan zigot, kemudian akan mengalami

pembelahan (mitosis).

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam

endometrium. Blastula diselubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblas, yang

mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai

rongga rahim, jaringan endometrium berada dalam masa sekresi (blastolisis).

Kemudian terbentuk plasenta pada bagian luar, dan membentuk embrio yang

kemudian menjadi janin pada bagian dalam. Pembentukan plasenta menyebabkan

peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan banyak

perubahan fisik pada ibu sehingga ibu mengalami ketidaknyamanan dan terjadi

perubahan pola seksualitas. Selain itu, juga mempengaruhi sistem urinarius,

sistem pernapasan, sistem pencernaan dan sistem kardiovaskuler.

Perubahan pada sistem urinarius, terjadi dilatasi, pemanjangan dan

penekukan ureter. Penumpukan urin dalam ureter bagian bawah dan penurunan

tonus kandung kemih menyebabkan pengosongan kandung kemih tidak tuntas

dapat menyebabkan resiko tinggi infeksi traktus urinarius. Semakin bertambahnya

usia kehamilan, maka besar uterus juga dapat menyebabkan penekanan pada

traktus urinarius sehingga bladder tidak dapat menampung urine secara maksimal

dan frekuensi BAK menjadi lebih sering.

Pada sistem pernapasan, terjadi pergeseran diafragma karena paru-paru

terdesak oleh pembesaran uterus. Hal ini menyebabkan sesak napas sehingga

terjadi ketidakefektifan pola napas.

Pada sistem pencernaan, terjadi penurunan peristaltik usus dan penekanan

uterus sehingga menyebabkan konstipasi. Selain itu, terjadi perubahan hormon-

hormon dalam tubuh yang menyebabkan mual dan/atau muntah. Keadaan ini

dapat mempengaruhi status nutrisi menjadi berkurang dari kebutuhan tubuh dan

beresiko defisit volume cairan dan elektrolit.

Proses kehamilan juga berpengaruh pada sistem kardiovaskuler yaitu

terjadi hemodilusi yang mengakibatkan penurunan kadar Hemoglobin dalam

darah ibu. Ibu menjadi mudah lelah dan apabila tekanan darah juga ikut menurun,

dapat menyebabkan pingsan (hipotensi ortostatik) sehingga beresiko cidera dan

dapat mengganggu aktivitas.

1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan

1.2.1 Pengkajian ANC

1. Anamnesa

a) Anamnesa identitas istri dan suami

b) Anamnesa umum : keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala,

nyeri ulu hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan

c) Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik

atau kehamilan mola sebelumnya

2. Pemeriksaan Fisik Diagnostik

(1) Keadaan umum

Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan

panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga

bila terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu

sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis),

kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris).

(2) Tinggi badan

Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk

ibu hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm

dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.

(3) Berat badan

Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5

kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat

badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan

III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan,

pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB

yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak,

kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.

(4) Lingkar lengan atas (LILA)

LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status

gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak

dengan BBLR.

(5) Tanda-tanda vital

1) Tekanan darah

TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko

dalam kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30

mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat

berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.

2) Denyut nadi

Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.

3) Suhu

Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal

ini kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.

4) Pernapasan

Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit.

Bila ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan

mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit

jantung.

(6) Kepala dan Leher

a. Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah

b. Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat,

berwarna kuning/jaundice pada sklera

c. Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi

d. Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran

kelenjar tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran

vena jugularis

(7) Payudara

a. Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal

melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil,

sedang, dan besar

b. Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam

c. Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus

d. Retraksi akibat adanya lesi

e. Masa atau pembesaran pembuluh limfe

(8) Abdomen

a. Memeriksa apakah ada bekas luka operasi

b. Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia

kehamilan > 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan

> 22 minggu

c. Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi,

dan penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu

Pemeriksaan Leopold :

Leopold I :

a. Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil

b. Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus

c. Konsistensi uterus

Leopold II :

1) Menentukan batas samping rahim kanan-kiri

2) Menentukan letak punggung janin

3) Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin

Leopold III :

1) Menentukan bagian terbawah janin

2) Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang

Leopold IV :

1) Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil

2) Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa

jauh sudah masuk PAP

Tinggi fundus uteri berdasarkan minggu kehamilan :

(9) Tangan dan kaki

a) Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku

jari

b) Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises

c) Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan

hipo atau hiper

Pusat

shympisis

Prosesus xypoideus

(10) Pemeriksaan panggul

1. Panggul : genital luar

a. Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra,

introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka,

varises, cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah, bau)

b. Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk

mengetahui adanya pembengkakan masa atau cairan kista

2. Panggul : menggunakan spekulum

a. Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah,

luka/lesi, apakah serviks sudah membuka atau belum

b. Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya

cairan/darah dan luka

3. Panggul : pemeriksaan bimanual

a. Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui

pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri

tekan atau nyeri goyang)

b. Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua

jari di dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk

dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa

3. Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :

Dari Janin : 1) Djj pada bulan ke 4-5

2) Bising tali pusat

3) Gerakan dan tendangan janin

Dari ibu :1) Bising rahim

2) Bising aorta

3) Peristaltik usus

4. Pemeriksaan Dalam

(1) Vaginal Toucher (VT)

(2) Rectal Toucher (RT)

Dapat dinilai :

a. Pembukaan serviks : berapa cm/ jari

b. Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya

c. Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

1.2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

perubahan napsu makan, mual dan muntah

1) Tujuan :

Nutrisi terpenuhi secara adekuat

2) Kriteria Hasil :

(1) Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal

(2) Mengikuti diet yg dianjurkan

(3) Mengkonsumsi Zat besi/ vitamin

(4) Menunjukkan ↑ BB ( min 1,5 kg pd TM I )

2) Intervensi :

(1) Tentukan asupan nutrisi per 24 jam

R/ Memenuhi nutrisi ibu

(2) Kaji tentang pengetahuan kebutuhan diet

R/ Dasar memberi penyuluhan tentang diet yang diperlukan ibu

(3) Berikan informasi tertulis diet prenatal & suplemen

R/ Memudahkan ibu untuk mempraktekkan di rumah dan sebagai

petunjuk

(4) Tanyakan keyakinan diet sesuai budaya

R/ Memastikan kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi tanpa menentang

budaya yang dianut oleh ibu

(5) Timbang BB & kaji BB pregravida

R/ Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau BB

dibawah normal meningkatkan risiko IUGR

(6) Berikan ↑ BB selama TM I yang optimal

R/ Mengantisipasi peningkatan atau penurunan BB yang terlalu

tinggi atau rendah

(7) Tinjau tentang mual & muntah

R/ Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh ibu

(8) Ukur pembesaran uterus

R/ Mengidentifikasi perkembangan janin sesuai umur kehamilan

(9) Kolaborasi : program diet ibu hamil

R/ Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemenuhan kebutuhan

nutrisi

2. Risti defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan,

mual dan muntah

1) Tujuan :

Cairan terpenuhi secara adekuat

2) Kriteria Hasil :

(1) Mengidentifikasi & melakukan kegiatan untuk menurunkan

frekwensi & keparahan mual/muntah

(2) Mengkonsumsi cairan sesuai kebutuhan

(3) Mengidentifikasi tanda & gejala dehidrasi

3) Intervensi :

(1) Auskultasi DJJ

R/ Mengidentifikasi keadaan janin

(2) Tentukan beratnya mual/muntah

R/ Mengidentifikasi derajat dehidrasi

(3) Tinjau riwayat (gastritis, kolesistiasis)

R/ Menentukan tindakan intervensi untuk diet

(4) Anjurkan mempertahankan asupan cairan

R/ Memenuhi kebutuhan cairan

(5) Kaji suhu, turgor kulit, membran mukosa, TD, intake & output,

Timbang BB

R/ Peningkatan suhu, penurunan turgor kulit, membran mukosa

yang kering, penurunan BB salah satu tanda dan gejala

dehidrasi

3. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran

diagfragma sekunder kehamilan

1) Tujuan :

Pola napas efektif

2) Kriteria Hasil :

(1) Melaporkan penurunan keluhan sesak

(2) Mendemonstrasikan fungsi pernapasan baik

3) Intervensi :

(1) Kaji status pernapasan

R/ Mengidentifikasi adanya keluhan sesak karena pergeseran

diafragma

(2) Pantau riwayat medis (alergi, rinitis, asma, TBC)

R/ Memperberat adanya keluhan pernapasan

(3) Kaji kadar HB tekankan pentingnya vit.

R/ HB yang rendah menyebabkan suplai Oksigen dalam darah

rendah, aliran darah ke otak terlambat dan mempengaruhi

sistem saraf pernapasan sehingga dapat menyebabkan ibu

merasa sesak

(4) Informasikan hubungan program latihan & kesullitan pernafasan

R/ Progran Latihan seperti senam hamil membantu ibu untuk

mampu mengatur pernapasan sehingga keluhan tentang

kesulitan pernapasan dapat berkurang

(5) Anjurkan istirahat & latihan berimbang

R/ Mencegah kelelahan

4. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh

hormonal

1) Tujuan :

Rasa nyaman terpenuhi

2) Kriteria Hasil :

(1) Mengidentifikasi tindakan yang melegakan dan menghilangkan

ketidaknyamanan

(2) Melaporkan penatalaksanaan ketidaknyamanan

3) Intervensi :

(1) Catat derajat rasa tidak nyaman minor

R/ Mengetahui penyebab rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh

klien

(2) Evaluasi derajat rasa tidak nyaman selama pemeriksaan lanjutan

R/ Mengetahui perkembangan perubahan rasa ketidaknyamanan

(3) Anjurkan pemakaian korset uterus

R/ Menambah kenyaman ibu

(4) Tekankan menghindari stimulasi puting

R/ Stimulasi puting dapat menimbulkan kontraksi pada rahim yang

dapat menyebabkan ibu merasa tidaknyaman

(5) Kaji adanya haemoroid

R/ Dapat menjadi penyebab ketidaknyamanan terutama pada saat

duduk atau BAB

(6) Intruksikan penggunaan kompres dingin & intake tinggi serat pada

haemoroid

R/ Mengurangi ketidaknyaman dan menghindari konstipasi yang

akan menambah keparahan hemoroid

R/ Memberikan kenyaman pada ibu

(7) Kaji tingkat kelelahan dengan aktifitas dalam keluarga

R/ Mengidentifikasi adanya aktifitas yang terlalu berat sehingga

menyebabkan kelelahan pada ibu

(8) Kolaborasi : suplemen kalsium

R/ Menambah pemenuhan kebutuhan kalsium dalam tubuh selam

hamil

5. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan struktur tubuh

dan ketidaknyamanan

1) Tujuan :

Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan

2) Kriteria Hasil :

(1) Mendiskusikan perubahan dalam hasrat seksual

(2) Identifikasi langkah mengatasi situasi

(3) Melaporkan adaptasi perubahan dan modifikasi situasi selama

kehamilan

3) Intervensi :

1. Kaji pola aktivitas seksual pasangan

R/ Mengidentifikasi aktivitas seksual selama kehamilan

2. Kaji dampak kehamilan terhadap Seksualitas

R/ Mengetahui perubahan seksualitas selama kehamilan

3. Anjurkan pilihan posisi koitus selama kehamilan

R/ Menganjurkan pemilihan posisi yang nyaman dalam seksualitas

selam hamil yang tidak mengganggu kehamilan

4. Informasikan tindakan yang dapat Meningkatkan kontraksi

(stimulasi puting susu, orgasme pd wanita, sperma)

R/ Pada TM I kontraksi uterus yang berlebihan dapat menyebabkan

abortus

1.2.2.6 Risti konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan

uterus

1) Tujuan :

Konstipasi tidak terjadi

2) Kriteria Hasil :

(1) Mempertahankan pola fungsi usus normal

(2) Mengidentifikasi perilaku beresiko

(3) Melaporkan tindakan untuk meningkatka eliminasi

3) Intervensi :

(1) Tentukan kebiasaan eliminasi sebelum hamil & perhatikan

perubahan selama hamil

R/ Mengidentifikasi adakah perubahan eliminasi BAB sebelum dan

selama hamil

(2) Kaji adanya haemoroid

R/ Konstipasi dapat menyebabkan adanya haemoroid

(3) Informasikan diet : buah, sayur, serat & intake cairan adekuat

R/ Diet tinggi serat dapat memperlancar BAB dan menjadikan

feses lebih lunak

(4) Anjurkan latihan ringan

R/ Latihan dapat membantu pergerakan peristaltik usus lebih cepat

dan membantu merangsang terjadai BAB

(5) Kolaborasi : berikan pelunak feces bila diet tak efektif

R/ Mencegah terjadi konstipasi berlanjut

1.2.2.7 Intoleran aktivitas berhubungan dengan oedema kaki akibat tingginya

asupan garam

1) Tujuan

Mampu memahami cara pemenuhan aktivitas

2) Kriteria Hasil :

a) Mampu menyebutkan penyebab intoleran aktivitas

b) Mampu menyebutkan cara pemenuhan aktivitas

3) Intervensi :

1. Kaji aktivitas yang belum terpenuhi

R/ Mengetahui kebutuhan pasien

2. Kaji penyebab intoleran aktivitas

R/ Mencari solusi dari penyebab

3. Beri HE diit rendah garam

R/ Menambah informasi

4. Anjurkan banyak istirahat dan tidak menggantung kaki saat duduk

R/ Mencegah natrium menumpuk di ekstermitas

5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi

R/ Mencegah oedema kaki

1.2.2.8 Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan penumpukan urine

dalam ureter bagian bawah

1) Tujuan : Pola eliminasi kembali normal

2) Kriteria Hasil :

a) Pasien menunjukkan dapat mengontrol frekuensi BAK

b) BAK 6-8x/hari

3) Intervensi :

1. Observasi intake output cairan

R/ Mengetahui adanya keseimbangan pemasukkan dan haluaran urine

2. Observasi dan catat perkembangan uterus dan janin

R/ Semakin besar uterus dan janin maka semakin berisiko menekan

sistem urinarius

3. Anjurkan pasien untuk mengurangi minum minuman yang

merangsang peningkatan BAK

R/ Minuman seperti kopi, teh dapat meningkatkan frekuensi BAK

4. Berikan penjelasan kepada pasien bahwa sering BAK adalah hal

yang fisiologis

R/ Penjelasan dapat mengurangi kecemasan pasien dan menambah

pengetahuan

5. Anjurkan pasien untuk banyak minum disiang hari

R/ Banyak minum dimalam hari menyebabkan frekuensi BAK

meningkat dapat menganggu istirahat tidur

6. Anjurkan pasien untuk tidak menahan kencing

R/ Penahanan kencing pada kandung kemih memicu terjadinya batu

ginjal

1.2.2.9 Kurang pengetahuan mengenai kehamilan trimester III berhubungan

dengan kurangnya informasi.

1) Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x15 menit, pasien memahami

tentang kehamilan trimester III

2) Kriteria Hasil

- Pasien paham tentang kehamilan trimester III

- Menunjukkan tanda non verbal seperti anggukan kepala

3) Intervensi

1. Berikan informasi tentang kehamilan trimester III

R/ Untuk membantu pasien memahami tentang kehamilan

2. Observasi tingkat pengetahuan pasien, beri waktu pasien untuk

bertanya.

R/ Memberikan informasi yang perlu untuk mengembangkan rencana

perawatan

3. Memotivasi pasien untuk memeriksakan kehamilan secara rutin

R/ Untuk membantu mengobservasi keadaan janin

1.2.3 EVALUASI

1) Nutrisi terpenuhi secara adekuat

2) Cairan terpenuhi secara adekuat

3) Pola napas efektif

4) Rasa nyaman terpenuhi

5) Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan

6) BAB lancar

7) Aktivitas terpenuhi secara adekuat

8) Eliminasi normal

STIKES RS. BAPTIS KEDIRIPRODI KEPERAWATAN S1

FORMULIR PENGKAJIAN KASUS KEPERAWATAN MATERNITAS(PADA IBU HAMIL DAN KASUS GINEKOLOGY)

NAMA MAHASISWA : Supril LewitriyaNIM : B2.09.26SEMESTER : III

Tanggal masuk RS/Poliklinik/Puskesmas : 02-09-2010 Jam: 09.00Nomor register : 605900Diagnosa masuk : GIIP10001

Tanggal Pengkajian : 02-09-2010Jam : 09 00

I. PENGKAJIAN

A. Data Subyektif

1) Identitas Biodata

Nama pasien

Umur

Suku / bangsa

:

:

:

Ny. L

25 tahun

Jawa / Indonesia

Nama pasien

Umur

Suku / bangsa

:

:

:

Tn. C

28 tahun

Jawa / Indonesia

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Penghasilan

Alamat kantor

Alamat rumah

:

:

:

:

:

:

Islam

SMP

Swasta

-

-

Mojoroto-Kediri

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Penghasilan

Alamat kantor

Alamat rumah

:

:

:

:

:

:

Islam

SD

Swasta

< Rp 1.000.000,-

-

Mojoroto-Kediri

2) Keluhan utama

Pasien mengatakan hamil anak kedua dan takut jika akan seksio lagi

3) Alasan kunjungan saat ini

Kunjungan Pertama Kunjungan Rutin

Kunjungan Ulang

4) Riwayat Menstruasi

Menarche : 12 tahun

Lama : 5-6 hari

Banyaknya : + 1 kotex

Siklus : 28 hari

Teratur / tidak : Teratur setiap bulan

Disminorhoe : jarang

Flour albes : kadang-kadang

Jumlah : sedikit

Warna / bau : kecoklatan, tidak bau

HPHT : 18 – 12 – 2009

HPL : 25 – 09 – 2010

5) Riwayat Kehamilan Sekarang

ANC TM I : Berapa kali : 2x

Keluhan : Pusing

Terapi : Nifedipine 5 mg PO Tid

TM II : Berapa kali : 1x

Keluhan : -

Terapi : Curvit 15 mg cc PO Tid

TM III : Berapa kali : 6x

Keluhan : BAK sering

Terapi : Ferofort 1 pil /H, Protecal 1 pil/H,

Calk 1 pil/H

Hasil tes kehamilan (jika dilakukan), Tanggal: 25 – 12– 2010 jam: 6 pagi

Imunisasi TT berapa kali : 4x

Kapan : sebelum menikah dan sewaktu hamil anak pertama dan sekarang

Pergarakan fetus dirasakan pertama kali pada usia kehamilan : 20 minggu

Pergerakan Fetus dalam 24 jam terakir : + 3-4 kali

Keluhan selama hamil : pusing pada trimester I

Obat –obatan selama hamil : Ferofort, Protecal, Calk, Curvit, Nifedipine

Penyuluhan yang didapat : belum pernah

6) Pola Makan dan Minum

Makan : 3 x/hari (nasi, lauk, sayur, dan buah)

Minum : 6-7 gelas/hari (air putih, teh)

Perubahan makan yang dialami : tidak ada

7) Pola aktivitas sehari-hari

Istirahat : + 2 jam

Tidur : ± 8 jam

Seksualitas : + 2 kali/minggu

8) Pola eliminasi

BAB : 1-2 x/hr

BAK : + lebih dari 6x/hari, di RS. BAK sudah 3x

9) Riwayat KB

Kontrasepsi yang pernah digunakan : KB suntik dengan waktu 3 bulan

Rencana kontrasepsi : Belum tahu, menunggu kelahiran

anak lahir.

10) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu :

No

Tgl/Bln

Kehamila

n

Tempat

Persalina

n

Usia

Kehamilan

Jenis

Persalina

n

Penolon

g

Penyulit

Kehamila

n

Anak

NifasJK BB

P

B

1. Th 2005 RSBK 9 bulan SC dr. Eklams

i

P 1800 gr - -

2. Hamil ini 41 minggu

11) Riwayat penyakit yang sedang diderita : GIIP10001

12) Riwayat penyakit yang lalu : Pasien pernah menderita sakit flu

dan pilek, pasien pernah mengalami eklamsi pada kehamilan anak pertama

dan harus dilakukan tindakan kedokteran yaitu secsio.

13) Riwayat penyakit keturunan : Tidak mempunyai penyakit

keturunan seperti HT, DM

14) Perilaku Kesehatan

- Minum alkohol atau obat-obatan : Ferofort, Protecal, Calk, Curvit,

Nifedipine

- Jamu yang sering digunakan : Tidak pernah

- Merokok, makan sirih, kopi : Minum teh kadang

- Ganti pakaian dalam : 2 x/hari mandi pagi dan sore

15) Riwayat Sosial

Apakah kehamilan ini direncanakan/diinginkan : Ya, diinginkan

Jenis kelamin yang direncanakan : Tn.C menginginkan anak laki-laki

Status perkawinan : Kawin

Jumlah : 7 kali

Jumlah keluarga yang tinggal serumah : 4 orang

Susunan keluarga yang tinggal serumah :

NoJenis

Kelamin

Umur/

tahun

Hubungan

keluargaPendidikan Pekerjaan Keterangan

1

2

3

4

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Perempuan

28

25

5

58

Suami

Istri

Anak

Ibu

SD

SMP

TK

SD

Swasta

Ibu RT

-

-

16) Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas:

Dapat hamil dan melahirkan anak merupakan suatu anugerah Tuhan.

17) Keadaan psikososial

Hubungan dengan keluarga : Baik

Hubungan dengan masyarakat : Baik

B. Data Obyektif

1) Pemeriksaan Umum

(1) Keadaan Umum : KU cukup baik

(2) Kesadaran : Composmentis

(3) Keadaan Emosional : Stabil, banyak diam bila tidak diajak

berkomunikasi

(4) Tekanan Darah : 110/70 mmHg

(5) Suhu Tubuh : 36 5 o C

(6) Denyut Nadi : 84 x/mnt

(7) Pernafasan : 20 x/mnt

(8) Tinggi Badan : 155 cm

(9) BB sekarang : 746 kg

(10) BB sebelumhamil : 64 kg

(11) Lingkar lengan atas : 24,5 cm

2) Pemeriksaan Khusus

(1) Inspeksi

1.1 Kepala

- Warna rambut : Hitam - Benjolan : Tidak ada

- Rontok : Tidak - Ketombe : Tidak ada

1.2 Muka : Cloasma gravidarum : Tidak ada, wajah

tampak sedih, banyak diam bila tidak diajak

bicara

1.3 Mata : Kelopak mata : Tidak ada pembengkakan

Konjungtiva : Merah muda

Sklera : Putih

1.4 Hidung : Simetris : ya

Sekret : tidak ada

Polip : tidak ada

1.5 Mulut dan gigi : Lidah : Bersih, tidak stomatitis

Gigi : Bersih, tidak ada caries

Gusi : Tidak ada peradangan pada gusi

1.6 Telinga : Serumen : Ada

1.7 Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis

1.8 Axila : Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada

1.9 Dada

Payudara

- Pembesaran : Payudara tampak membesar

- Simetris : Ya

- Papila Mame : kecoklatan, menonjol

- Putting : menonjol

- Benjolan / tumor : Tidak ada

- Pengeluaran : Belum ada

- Strie : Tidak ada

- Kebersihan : Daerah sekitar aerola mamae dan putting bersih

1.10 Abdomen

- Pembesaran : Ada, Sesuai dengan usia kehamilan

- Linea alba : Tidak ada

- Linea nigra : ada

- Bekas luka operasi : ada

- Strie livide : -

- Strie albican : -

1.11 Punggung

- Posisi tulang belakang : Normal, Tidak ada kelainan

1.12 Ekstermitas

- Oedema : Tidak ada

- Varises : Tidak ada

- Simetris : Ya

1.13 Ano – Genital

- Keadaan perineum : tidak dikaji

- Warna vulva : tidak dikaji

(2) Palpasi

Leopold I : Tinggi fundus uteri 4 jari di di bawah PX (30 cm)

Leopold II : Letak sungsang (Djj 144x/mnt)

Leopold III : Teraba bulat lunak dan melenting (kepala)

Leopold IV : Kepala belum masuk PAP

(3) Perkusi

Reflek patela : +/+ (positif)

C. Pemeriksaan panggul luar

- Distancia Spinarum : 22 cm

- Distancia Christarum : 27 cm

- Konjungata externa : 45 cm

- Lingkar Panggul : 88 cm

- Distancia tuberum : - cm

D. Pemeriksaan Laboratorium

Darah : Pemeriksaan darah tanggal 12-04-2010

- HB : 11 g/dl

- Golongan darah : B Rh +

Urine : Pemeriksaan Urine tanggal 12-04-2010

Protein : 1+ g/dl

Warna : kuning

Kejernihan : jernih

E. Pemeriksaan Penunjang Lain : -

F. Kesimpulan

GII P1001 hamil 41 minggu, janin tunggal hidup, riwayat Eklamsi.

II. ANALISA DATA

Nama pasien : Ny. L

Umur : 25 tahun

No.Register : 605900

Tanggal : 2-09-2010

No. Kelompok Data MasalahKemungkinan

Penyebab

1. DS :

Pasien mengatakan BAK

sering (lebih dari 6 x/hari)

DO :

- Pasien terlihat 3 kali ke

kamar mandi saat di RS

- GIIP1001 hamil 41

Perubahan pola

eliminasi urine

Nidasi↓

Penebalan dinding uterus

↓Pembentukan plasenta

dan janin↓

Pembesaran uterus↓

Menekan sistem urinarius

Kediri, 2 September 2010Mahasiswa

Supril Lewitriya

minggu

- TD : 110/70 mmHg

↓Perubahan pola eliminasi urine

2. DS :

Pasien mengatakan takut

jika harus secsio lagi

DO :

- Pasien tampak sedih

- Banyak diam bila tidak

diajak berkomunikasi

- GIIP1001 hamil 41

minggu

- Riwayat Eklamsi

- Kepala belum masuk

PAP

- Tinggi fundus uteri 4

jari bawah PX 30 cm

- Pemeriksaan protein

urine tgl 12-04-

2010 :1+

- TD : 110/70 mmHg

Ansietas Pertemuan ovum dan sperma

↓Zigot

↓Nidasi

↓Pembentukan plasenta

dan janin↓

Kompensasi terhadap oksigenasi

↓Spasme pembuluh

darah↓

TD meningkat↓

Risti kematian janin↓

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. L

Umur : 25 tahun

No.Register : 605900

No. Tanggal Muncul Diagnosa Keperawatan

1. 2-09-2010 Ansietas berhubungan dengan Risti kematian pada janin yang

ditandai dengan pasien mengatakan takut jika harus secsio

lagi, pasien tampak sedih, banyak diam bila tidak diajak

berkomunikasi, GIIP1001 hamil 41 minggu, riwayat Eklamsi,

kepala belum masuk PAP, tinggi fundus uteri 4 jari bawah PX

30 cm, pemeriksaan protein urine tgl 12-04-2010 :1+, TD :

110/70 mmHg

2. 2-09-2010 Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan

penekanan sistem urinarius oleh uterus yang ditandai dengan

Ansietas

pasien mengatakan BAK sering (lebih dari 6 x/hari), pasien

terlihat 3 kali ke kamar mandi saat di RS, GIIP1001 hamil 41

minggu, TD : 110/70 mmHg

IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. L

Umur : 25 tahun

No.Register : 605900

Tanggal : 2-09-2010

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional TTD

1. Ansietas berhubungan dengan Risti

kematian pada janin yang ditandai

dengan pasien mengatakan takut

jika harus secsio lagi, pasien

tampak sedih, banyak diam bila

tidak diajak berkomunikasi,

GIIP1001 hamil 41 minggu, riwayat

Eklamsi, kepala belum masuk

PAP, tinggi fundus uteri 4 jari

bawah PX 30 cm, pemeriksaan

protein urine tgl 12-04-2010 :1+,

TD : 110/70 mmHg

Ansietas berkurang atau hilang

setelah dilakukan tindakan

keperawatan dalam waktu 1 x

24 jam dengan kriteria hasil :

- pasien mengatakan cemas

berkurang

- pasien memahami dan

dapat menjelaskan kembali

keadaan janin

- pasien kembali rileks

1. Observasi status psikologi pasien.

2. Tanyakan kepada pasien penyebab

kecemasan.

3. Anjurkan pasien untuk makan

makanan yang bergizi.

4. Berikan HE tentang gizi ibu hamil.

1.

sedang dialami.

2.

kecemasan, maka dapat dilakukan

intervensi selanjutnya.

3.

jumlahnya tepat, dapat memenuhi

kebutuhan nutrisi ibu dan janin secara

adekuat.

4.

tentang gizi yang diperlukan selama ibu

hamil.

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional TTD

5. Berikan support sistem.

6. Berkolaborasi dengan dokter dalam

pemberian informasi tentang status

kesehatan janin.

5. Menurunkan tingkat kecemasan pasien.

6. Pemberian informasi yang lengkap,

jelas dan tepat dapat meningkatkan

pengetahuan pasien dan keluarga

sehingga kecemasan dapat berkurang.

2. Perubahan pola eliminasi urine

berhubungan dengan penekanan

sistem urinarius oleh uterus yang

ditandai dengan pasien mengatakan

BAK sering (lebih dari 6 x/hari),

pasien terlihat 3 kali ke kamar

mandi saat di RS, GIIP1001 hamil 41

minggu, TD : 110/70 mmHg

Pola eliminasi urine kembali

normal setelah dilakukan

tindakan keperawatan dalam

waktu 1 x 24 jam dengan

kriteria hasil :

- Pasien menunjukkan dapat

mengontrol frekuensi BAK

- BAK : 6-8 x/hari

- TD : 110-120 mmHg

70 - 80

1. Observasi intake – output cairan.

2. Observasi perkembangan uterus

dan janin.

3. Anjurkan pasien untuk

mengurangi minum minuman yang

merangsang peningkatan frekuensi

BAK (mis.: kopi, teh).

1. Mengetahui adanya keseimbangan

pemasukan dan haluaran urine.

2. Semakin besar uterus dan janin, maka

semakin beresiko menekan sistem

urinarius.

3. Minuman seperti kopi/teh dapat

meningkatkan frekuensi BAK.

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional TTD

4. Berikan penjelasan kepada pasien

bahwa sering BAK adalah hal yang

fisiologis.

5. Anjurkan pasien untuk banyak

minum di siang hari.

6. Anjurkan pasien untuk tidak

menahan kencing

4. Penjelasan dapat mengurangi kecemasan

pasien dan menambah pegetahuan.

5. Banyak minum di malam hari

menyebabkan frekuensi BAK meningkat

sehingga dapat mengganggu

istirahat/tidur.

6. Penahanan kencing pada kandung kemih

memicu terjadinya batu ginjal

V. IMPLEMENTASI

Nama pasien : Ny. L

Umur : 25 tahun

No.Register : 605900

No. Tanggal No. DX Intervensi TTD

1. 2-09-2010 1 1. Mengobservasi status psikologi pasien.

2. Memberikan support sistem.

3. Menganjurkan pasien untuk makan makanan

yang bergizi.

4. Berkolaborasi dengan dokter dalam

pemberian informasi tentang status

kesehatan janin dan prognosisnya.

2. 2-09-2010 2 1. Mengobservasi intake-output cairan.

2. Mengobservasi tanda-tanda vital.

3. Melakukan ANC.

4. Menganjurkan pasien untuk tidak minum

minuman yang merangsang BAK.

5. Menjelaskan kepada pasien bahwa sering

kencing merupakan hal yang fisiologis.

6. Menganjurkan pasien untuk banyak minum

di siang hari dan mengurangi minum di

malam hari.

7. Menganjurkan pasien untuk tidak menahan

kencing

VI. EVALUASI

Nama pasien : Ny. L

Umur : 25 tahun

No.Register : 605900

No. No. DX Tanggal/Jam Evaluasi

1. 1 2-09-2010

10.05 am

S : Pasien mengatakan sudah mengetahui

keadaan janinnya dan cemas sudah ber-

kurang

O : - Pasien tampak rileks

- Pasien dapat menjelaskan kembali keadaan

janin sesuai dengan informasi dari dokter

A : Tujuan tercapai

P : Intervensi dihentikan

2. 2 2-09-2010

10.10 am

S : Pasien mengatakan siang ini belum BAK.

O : - Pasien belum ke kamar mandi siang ini

- Minum hanya 250 cc

- TD : 110/60 mmHg

A : Tujuan tercapai

P : Intervensi dilanjutkan di rumah, pasien

kontrol 1 bulan (tgl. 16-09-2010)

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marylinn E 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta : EGC

Guttmacher. (2007). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. EGC: Jakarta.

Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta : Salemba Medika.

Mochtar, Rustam. (1998). Synopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri patologi. EGC: Jakarta.

Rusari. (2008). Asuhan Keperawatan. http://askep.blog.rusari.com/

_______. (2008). Ante Natal Care. http://www.media-ilmu-keperawatan.com/

_______. (2008). http://farms-area.blogspot.com/2008/08/ askep-ibu-hamil .com

_______. (2009). http://blog.asuhan keperawatan.com/