konsep anc

24
LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE (ANC) A. Definisi - Menurut Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. - Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghdapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008). - Menurut Henderson (2006), kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan. B. Tujuan Antenatal care 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi. 3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

Upload: shintarosiana

Post on 13-Aug-2015

176 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep ANC

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE (ANC)

A. Definisi

- Menurut Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan merupakan

pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan

anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan

mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.

- Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk

mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu

menghdapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan

kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).

- Menurut Henderson (2006), kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah

kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji

kesehatan dan kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh

informasi dan memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan.

B. Tujuan Antenatal care

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang janin.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial

ibu dan bayi.

3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama

hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan

pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

Eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal.

7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk

menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan

nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.

Page 2: Konsep ANC

C. Perubahan Fisik dan Psikologis Ibu Hamil

Perubahan fisik pada ibu hamil

Kehamilan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan

perempuan. Suatu peristiwa yang dimulai sejak terjadinya konsepsi sampai

keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim. Kehamilan membawa perubahan

terhadap kondisi fisik dan psikis perempuan yang bersangkutan (Saifuddin,

2002, hlm. 89).

Perubahan Organ

- Adanya hiperpigmentasi karena meningkatnya MSH terutama pada

papilla mammae

- Perubahan pada perut semakin membesar > 5 bulan pusat menonjol

- Pada tungkai adanya pelebaran pada vena tungkai

- Perubahan pada payudara yang semakin membesar dan tegang

disebabkan karena meningkatnya hormone estrogen, progesteron

Perbahan pada Alat Kelamin

- membesarnya ukuran uterus seiring dengan bertambahnya usia

kehamilan. Pembesaran uterus ini mengakibatkan pembesaran abdomen

- Adanya tanda Chadwick

Yaitu keadaan vulva merah kebiruan karena peningkatan hormone

estrogen dan hipervascularisasi

- Adanya tanda Braxtonhicks

Adanya kontraksi dan relaksasi otot uterus pada minggu pertama namun

tidak menimbulkan nyeri

- Pada ovarium

Corpus luteum tidak menjadi corpus albican bahkan terus mengeluarkan

hormone estrogen dan progesteron untuk menjaga kehamilan

Perubahan pada Alat Pencernaan

- Adanya rasa mual dan muntah terutama pada pagi hari / morning

sickness disebabkan peningkatan HCG dan perubahanmetabolisme

karbohidrat

- Pada hamil tua nafsu makan menurun dan tidak dapat banyak makan

karena alat pencernaan agak terdorong keatas

Perubahan psikologis pada ibu hamil

Kehamilan adalah hal yang luar biasa karena menyangkut perubahan

yang fisiologis, biologis dan psikis yang mengubah hidup seorang wanita

Page 3: Konsep ANC

(Maulana, 2008). Kehamilan juga merupakan suatu perubahan hormonal,

yang merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan yang dapat

menimbulkan stres, dapat menjadi perubahan mood, hampir sama seperti

saat mereka akan menstruasi atau selama menopause (Bobak, Lowdermilk &

Jensen, 2005). Perubahan psikologis pada wanita hamil dipengaruhi

beberapa factor diantaranya:

- Apakah kehamilan tersebut benar-benar direncanakan atau tidak

- Apakah kehamilan tersebut memang diinginkan

- Keadaan status ekonomi

- Jumlah anak dalam keluarga serta interval antara anak yang lahir

- Latar belakang kultur budaya serta kepercayaan yang dianut ibu hamil

- Riwayat penyakit yang diderita ibu termasuk infertilitas yang pernah

dialami sebelumnya

D. Lokasi Pelayanan Antenatal Care

Menurut Dep Kes RI (1994 : 16), tempat pemberian pelayanan antenatal care

dapat bersifat statis dan aktif meliputi :

1. Puskesmas/ puskesmas pembantu

2. Pondok bersalin desa.

3. Posyandu.

4. Rumah sakit pemerintah/ swasta

5. Rumah sakit bersalin

6. Tempat praktek swasta (bidan dan dokter).

E. Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Care

Pelayanan antenatal care selengkapnya mencakup anemnesis, pemeriksaan

fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas indikasi dasar

dan intervensi khusus sesuai dengan tingkat resiko. Dengan penerapan

operasionalnya dikenal standar minimal ”7T” untuk pelayanan antenatal yang

terdiri atas :

1. Timbang berat badan

Penimbangan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan diri, karena

hubungannnya erat dengan pertambahan berat badan lahir bayi. Berat

badan ibu hamil yang sehat akan bertambah antara 10-12 Kg sejak

sebelum hamil

Page 4: Konsep ANC

2. Ukuran tekanan darah, diukur setiap kunjungan

Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan

untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi.

Tekanan darah tinggi, protein urin positif, pandangan kabur atau oedema

pada ekstremitas. Apabila tekanan darah mengalami kenaikan 15 mmHg

dalam dua kali pengukuran dengan jarak 1 jam atau tekanan darah >

140/90 mmHg maka ibu hamil mengalami preeklamsi.

3. Ukur tinggi fundus uteri

Dilakukan setiap kunjungan dimana fundus uteri mulai teraba setelah usia

kehamilan > 12 minggu.

Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin untuk mendeteksi

secara dini terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan janin

intrauterin, tinggi fundus uteri juga dapat digunakan untuk mendeteksi

terhadap terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau hidramnion.

4. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid atau TT lengkap

Mulai diberikan usia kehamilan 16 minggu dengan interval pemberian

selanjutnya 4 minggu. Pemberian imunisasi TT ini untuk mencegah

terjadinya penyakit tetanus.

5. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil, mulai

diberikan pada usia kehamilan 20 minggu diminum 1 hari 1 tablet.

Pemberian tablet tambah darah dimulai setelah rasa mual hilang satu

tablet setiap hari, minimal 90 tablet. Tiap tablet mengandung FeSO4 320

mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 μg. Tablet besi sebaiknya tidak

minum bersama kopi, teh karena dapat mengganggu penyerapan.

Page 5: Konsep ANC

6. Tes laboratorium (rutin dan khusus).

Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan hemoglobin,

protein urine, gula darah, dan hepatitis B. Pemeriksaan khusus dilakukan

didaerah prevalensi tinggi dan atau kelompok perilaku terhadap HIV,

sifilis, malaria, tubercolusis, cacingan dan thalasemia.

7. Temu wicara (konseling).

Memberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan seperti perawatan diri

selam hamil, perawatan payudara, gizi ibu hamil, tanda-tanda bahaya

kehamilan dan janin sehingga ibu dan keluarga dapat segera mengambil

keputusan dalam perawatan selanjutnya dan mendengarkan keluhan

yang disampaikan (Prawirohardjo, 2006).

F. Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas

kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan

pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa

selalu ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan tetapi dapat juga

sebaliknya yaitu ibu hamil yang dikunjungi petugas kesehatan dirumahnya.

Selama kehamilan keadaan ibu dan janin harus selalu dipantau jika terjadi

penyimpangan dari keadaan normal dapat dideteksi secara dini dan diberikan

penanganan yang tepat. Oleh karena itu ibu hamil diharuskan memeriksakan

diri secara berkala selama kehamilannya.

Menurut Manuaba (2000 : 129), berdasarkan standar pemeriksaan

kehamilan dilakukan berulang dengan ketentuan sebagai berikut :

- Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat

haid.

- Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan.

- Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan.

- Setiap minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.

Page 6: Konsep ANC

Dalam pelaksanaan ANC terdapat kesepakatan adanya standar minimal

yaitu dengan pemeriksaan ANC 4 kali selama kehamilan dengan distribusi

sebagai berikut

- Minimal satu kali pada trimester I (< 14 minggu)

- Minimal satu kali pada trimester II (14-28 minggu)

- Minimal dua kali pada trimester III (28-36 minggu dan sesudah minggu

ke-36). (Saifuddin, 2005))

Menurut Jumiarni (1995 : 34), frekuensi ANC diharapkan paling kurang 8

kali (7 – 9 kali) sehingga pengawasan ibu dan janin dapat dilaksanakan

dengan optimal. Pemeriksaan kehamilan tersebut dilaksanakan dengan

jadwal dan kegiatan sebagai berikut :

a. Kunjungan 1 (0-12 minggu) kunjungan II 12-24 minggu

Pada kunjungan ini dilakukan:

1. Anamnesis lengkap, termasuk mengenai riwayat obstrtric dan

ginekologi.

2. Pemeriksaan fisik ; Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu

tubuh, bunyi jantung, bunyi pernafasan, reflek patella, edema dan lain-

lain.

3. Pemeriksaan obstetric : Usia kehamilan, tinggi fundus uteri, DJJ

(kehamilan lebih dari 12 minggu), pengukuran panggul luar.

4. Pemeriksaan laboratorium : urine lengkap, darah (Haemoglobin,

leukosit, Diff, Golongan darah, Rhesus, sitologi, dan gula darah).

5. Penilaian status gizi, dilihat dari keseimbangan antara berat

badan (BB) dan tinggi badan (TB).

6. Penilaian resiko kehamilan.

7. KIE pada ibu hamil tentang keberhasilan diri dan gizi ibu hamil.

8. Pemberian imunisasi TT 1.

b. Kunjungan III, 28 – 32 Minggu

Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, laju pertumbuhan

janin, kelainan atau cacat bawaan.

Kegiatan yang dilakukan adalah :

1. Anemnese meliputi keluhan dan perkembangan yang dirasakan

oleh ibu.

2. Pemeriksaan fisik dan obstetric (pengukuran panggul luar tak

perlu dilakukan lagi).

Page 7: Konsep ANC

3. Pemerksaan dengan USG. Biometri janin (besar dan usia

kehamilan), aktifitas janin, kelainan, cairan ketuban dan letak plasenta,

serta keadaan plasenta.

4. Penilaian resiko kehamilan.

5. KIE tentang perawatan payudara.

6. Pemberian imunisasi TT 2 dan vitamin bila perlu.

c. Kunjungan IV kehamilan 34 minggu.

Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan dan pemeriksaan

laboratorium ulang. Kegiatannya adalah

1) Anamnese keluhan dan gerakan janin.

2) Pengamatan gerak janin

3) Pemeriksaan fisik dan obstetrik (pemeriksaa panggl dalam bagi

kehamilan pertama)

4) Penilaian resiko kehamilan.

5) Pemeriksaan laboratorium ulang : Hb, Ht, dan gula darah.

6) Nasehat senam hamil, perawatan payudara dan gizi.

d. Kunjungan V (36 minggu), Kunjungan VI (38 minggu), Kunjungan VII (40

minggu) (2 minggu 1 kali)

Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, aktifitas janin dan

pertumbuhan janin secara klinis.

Kegiatan yang dilakukan adalah :

1. Anamnese meliputi keluhan, gerakan janin dan keluhan.

2. Pemeriksaan laboratorium ulang (Hb dan gula darah).

3. Pemeriksaan fisik dan obstetrik.

4. Penilaian resiko kehamilan.

5. USG ulang pada kunjungan 4.

6. KIE tentang senam hamil, perawatan payudara dan persiapan

persalinan.

7. Pengawasan penyakit yang menyertai kehamilan dan komplikasi

trimester III.

8. Penyuluhan diet 4 sehat 5 sempurna.

e. Kunjungan VIII 41 minggu, kunjungan IX 42 minggu (1 minggu sekali)

Pemeriksaan terutama ditujukan kepada penilaian, kesejahteraan janin

dan fungsi plasenta serta persiapan persalinan.

Page 8: Konsep ANC

Kegiatan yang dilakukan adalah :

1. Anamnese meliputi keluhan dan lain-lain.

2. Pengamatan gerak janin.

3. Pemeriksaan fisik dan obstetric.

4. Pemeriksaan USG yaitu pemeriksaan yang memantau keadaan

jantung janin sehubungan dengan timbulnya kontraksi.

5. Memberi nasehat tentang tanda-tanda persalinan, persiapan

persalinan dan rencana untuk melahirkan.

6. Sesuai standar kunjungan ibu hamil diatas maka semakin tua

umur kehamilan harus semakin sering memeriksakan kehamilannya,

resiko kehamilan semakin tinggi, semakin tinggi pula kebutuhan untuk

memeriksakan kehamilannya.

Menurut Dep Kes RI (1992), faktor resiko ibu hamil seperti yang tercantum

dalam KMS ibu hamil adalah sebagai berikut :

1. Anemia berat (Hb < 8 gr %)

2. Tekanan darah diastole > 90 mmHg

3. Perdarahan selama kehamilan

4. Kelainan pada persalinan terdahulu

5. Jarak kehamilan terakhir kurang dari 2 tahun

6. Tinggi badan kurang dari 140 cm

7. Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih 35 tahun

8. Pernah sakit kronis

Tabel 2.3.3. Penilaian resiko kehamilan (Depkes RI, 1992 : 85)

No. Kriteria Jumlah Nilai

1. Kematian neonatal

Riwayat preterm

Riwayat preeklamsi

Penyakit paru

Anemi 8-10 gr%

Tinggi badan < 145 cm

BB < 40 atau > 70 kg

Premipara < 20 tahun

dan > 35 tahun

Multi para > 40 tahun

Paritas > 3

Tanpa antenatal

1

2. Abortus > 3

Riwayat SC

Placenta previa

Gemelli

Sungsang

Partus percobaan

2

Page 9: Konsep ANC

Diabetes mellitus Hiperteoridism

3. Riwayat lahir mati

Penyakit ginjal

Partus 32 – 36 minggu

Posterum > 42 minggu

Penyakit hepar

Preeklamsi berat

Sungsang (premipara)

Ketuban pecah > 6 jam

Mekonium (kepala)

Partus > 24 jam

Plasenta previa

SC

3

4. Diabetes mellitus

Fitiumcordis

KMK

DJJ ireguler < 120 atau

> 180 kali / menit 4

5. Eklamsi

Hedramnion

Infeksi intra partum

KPD > 24 jam

Incomtabilitas RH

Solutio pacenta

Letak lintang

Prolapsus tali pusat

5

Keterangan :

1. Bila jumlah nilai resikonya > 3 ibu hamil perlu dirujuk ke Puskesmas

untuk mendapatkan pemriksaan dan penanganan yang lebih teliti dari

dokter.

2. Bila jumlah nilai resiko > 5 ibu hamil harus dirujuk ke rumah sakit. Ibu

hamil yang boleh ditolong perawat/ bidan hanya pasien dengan resiko

rendah dengan nilai < 3.

G. Keluhan Pada Masa Kehamilan

Keluhan ada masa hamil menurut Dep.Kes.RI. (1994: 84) adalah suatu

kondisi bersifat subyektif dimana pada individu yang hamil terjadi proses

adaptasi terhadap kehamilannya. Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut :

Keluhan pada Triwulan I usia kehamilan 1 – 3 bulan

Pada triwulan ini keluhan yang timbul adalah :

1. Mual dan Muntah

Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang menjelang tengah

hari. (Morning Sicknes)

2. Perasaan neg atau mual

Hal ini terjadi bila mencium bau yang menyengat penciuman,

misalnya : Bawang goreng, minyak rambut.

Page 10: Konsep ANC

3. Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena

adanya gangguan keseimbangan, perut kosong.

4. Sering kencing

Sering kencing terjadi karena tekanan uterus yang membesar dan

menekan pada kandung kencing.

5. Keputihan (leukorhoe)

Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan

progesteron) yang mempengaruhi mukosa servix dan vagina.

6. Pengeluaran darah pervaginam

Bila terjadi perdarahan, perlu diwaspadai ancaman abortus.

7. Perut membesar lebih besar dari usia kehamilan

Bila terjadi pembesaran uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan

diwaspadai kemungkinan terjadi molla hidatidosa.

Keluhan pada triwulan II, usia 4 – 6 bulan

Pada triwulan ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir,

sehingga bila ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada

triwulan I yang menyangkut faktor-faktor subyektif, perlu diwaspadai

kemungkinan adanya faktor psikologis. Pada triwulan ini sering ditandai

adanya adaptasi ibu terhadap kehamilannya, perasaan ibu cenderung lebih

stabil, karena keluhan yang terjadi pada triwulan I sudah terlewati. Ibu

merasakan pengalaman baru, mulai merasakan gerakan bayi,

terdengarnya detak jantung janin (DJJ) melalui alat doptone atau melihat

gambar/posisi melalui pemeriksaan USG. Triwulan II juga dikatakan fase

aman untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa

gangguan yang berarti.

Pada triwulan III, usia kehamilan 7 – 9 bulan

Pada triwulan ini keluhan yang sering muncul akan mencerminkan

prognose kehamilan. Keluhan yang bersifat subyektif perlu mendapatkan

perhatian karena hal ini menunjukkan kepada kondisi patologis. Kejadian

yang sering timbul antara lain :

1. Pusing disertai pandangan berkunang-kunang

Hal ini dapat menunjukkan kemungkinan terjadi anemia dengan HB

kurang dari 10 %.

2. Pandangan mata kaburdisertai pusing

Page 11: Konsep ANC

Hal ini dapat digunakan rujukan kemungkinan adanya hipertensi.

3. Kaki odem

Odem pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu gejala dari

trias klasik ekslamsi, yakni hipertensi, odem pada kaki dan protein

uri. Sesak nafas pada triwulan III perlu dicurigai kemungkinan

adanya kelainan adanya kelainan letak (sungsang) kelainan posisi

bayi.

4. Perdarahan

Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu dicurigai

adanya placenta praevia atau solutio plasenta.

5. Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, cairan

jernih bukan pada saat kencing perlu dicurigai adanya ketuban pecah

dini (KPD).

6. Sering kencing

Pada triwulan III karena kepala bayi akan masuk ke pintu atas

panggul (PAP) pada usia kehamilan 36 minggu. Sering kencing

disebabkan tekanan kepala bayi pada kandung kemih.

Apabila ibu hamil mendapat keluhan diatas, perlu segera periksa ke

fasilitas kesehatan, untuk itu penyuluhan pada triwulan III diarahkan

kepada hal-halyang berkaitan dengan antisipasi dari keluhan di atas.

Selain keluhan di atas pada truwulan III ditandai dengan adanya

kegembiraan emosi karena akan lahirnya seorang bayi. Reaksi calon

ibu terhadap persalinan secara umum tergan\tung pada persiapan

dan persepsinya terhadap kewjadian ini, untuk itu kerjasama dan

komunikasi yang baik selama ANC perlu dibina sehingga ibu dapat

melalui masa kehamilan dan persalinan dengan perasaan gembira

(Hamiton, 1998: 163).

Page 12: Konsep ANC

H. Asuhan keperawatan pada ibu hamil

Identitas Pasien

Yang meliputi Identitas umum perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan

tingkat pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30

tahun. Usia muda juga faktor kehamilan risiko tinggi untuk kemungkinan

adanya komplikasi obstetri seperti preeklampsia, ketuban pecah dini,

persalinan preterm, abortus.

Keluhan utama

Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin periksa

hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang dirasakan.

Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang

Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenorea, kapan hari

pertama haid terakhir, siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini penting untuk

memperkirakan usia kehamilan menstrual dan memperkirakan saat

persalinan menggunakan

Rumus Naegele (h+7 b-3 th+1 ) untuk siklus 28 + x hari.

Apakah ada keluhan / masalah dari sistem organ lain, baik yang

berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun tidak.

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau diperberat

oleh kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati, diabetes mellitus), riwayat

alergi makanan / obat tertentu dan sebagainya. Ada/tidaknya riwayat operasi

umum / lainnya maupun operasi kandungan (miomektomi, sectio cesarea dan

sebagainya).

Riwayat penyakit keluarga

Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan sebagainya.

Riwayat khusus obstetri ginekologi

Adakah riwayat kehamilan / persalinan / abortus sebelumnya (dinyatakan

dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa jumlah anak

hidup.

Ada/tidaknya masalah2 pada kehamilan / persalinan sebelumnya seperti

prematuritas, cacat bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya.

Page 13: Konsep ANC

Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka

persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika masih

ingat.

Riwayat menarche, siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau gangguan haid

lainnya, riwayat penyakit kandungan lainnya.

Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah/tidak.

Riwayat sosial / ekonomi

Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari.

Pemeriksaan Fisik

Status generalis / pemeriksaan umum

Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi/kooperasi.

Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat badan.

Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm, berat badan

< 45 kg atau > 75 kg.

Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik lebih

bermakna untuk prediksi sirkulasi plasenta).

Kepala ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri frontal,

hypertensive / tension headache nyeri suboksipital berdenyut).

Pemeriksaan Khusus ada obstetric

Abdomen

1. Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran abdomen

mungkin belum nyata).

2. Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan

dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus - pada

kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran

sentimeter, jarak antara fundus uteri dengan tepi atas simfisis os pubis).

Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika :

Leopold I

Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus

dengan kedua telapak tangan.

Leopold II

Page 14: Konsep ANC

Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kepala

pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin, atau

mungkin bagian keras bulat (kepala) janin.

Leopold III

Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di

atas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi.

Leopold IV

Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari ke arah

kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan

apakah bagian tersebut sudah masuk / melewati pintu atas panggul.

Jika memungkinkan dalam palpasi diperkirakan juga taksiran berat janin

(meskipun kemungkinan kesalahan juga masih cukup besar). Pada kehamilan

aterm, perkiraan berat janin dapat menggunakan rumus cara Johnson-Tossec

yaitu : tinggi fundus (cm) - (10/11/12/13) x 155 gram.

3. Auskultasi : dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler yang

ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi pada 5 detik

pertama, ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan dikalikan 4 untuk

memperoleh frekuensi satu menit. Sebenarnya pemeriksaan auskultasi

yang ideal adalah denyut jantung janin dihitung seluruhnya selama satu

menit. Batas frekuensi denyut jantung janin normal adalah 120-160

denyut per menit. Takikardi menunjukkan adanya reaksi kompensasi

terhadap beban / stress pada janin (fetal stress), sementara bradikardi

menunjukkan kegagalan kompensasi beban / stress pada janin (fetal

distress/gawat janin).

Genitalia eksterna

Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda radang, luka /

perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan dengan dua jari

pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas.

Inspeksi dalam: menggunakan spekulum (in speculo) : Labia dipisahkan

dengan dua jari pemeriksa, alat spekulum Cusco (cocorbebek) dimasukkan

ke vagina dengan bilah vertikal kemudian di dalam liang vagina diputar 90°

sehingga horisontal, lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks

(permukaan, warna), keadaan ostium, ada/tidaknya darah/cairan/ discharge

Page 15: Konsep ANC

di forniks, dilihat keadaan dinding dalam vagina, ada/tidak tumor, tanda

radang atau kelainan lainnya. Spekulum ditutup horisontal, diputar vertikal

dan dikeluarkan dari vagina.

Genitalia interna

- Palpasi : colok vaginal (vaginal touché) dengan dua jari sebelah tangan

dan BIMANUAL dengan tangan lain menekan fundus dari luar abdomen.

Ditentukan konsistensi, tebal, arah dan ada/tidaknya pembukaan serviks.

Diperiksa ada/tidak kelainan uterus yang dapat ditemukan. Ditentukan

bagian terbawah (presentasi) janin.

- Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri

klinik untuk memperkirakan ada/tidaknya disproporsi

fetopelvik/sefalopelvik.

- Pemeriksaan dalam (vaginal touché) seringkali tidak dilakukan pada

kunjungan antenatal pertama, kecuali ada indikasi.

Umumnya pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk

kepentingan obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada usia

kehamilan di atas 34-36 minggu, untuk memperkirakan ukuran, letak,

presentasi janin, penilaian serviks uteri dan keadaan jalan lahir, serta

pelvimetri klinik untuk penilaian kemungkinan persalinan normal

pervaginam. Alasan lainnya, pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu,

elastisitas jaringan lunak sekitar jalan lahir masih minimal, akan sulit dan

sakit untuk eksplorasi.

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul:

1. Trimester I

a. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

b. Resiko kekurangan volume cairan

c. Resiko cedera janin

d. Kurang pengetahuan

2. Trimester II

a. Gangguan citra tubuh

b. Ketidakefektifan pola nafas

c. Kurang pengetahuan

3. Trimester III

Page 16: Konsep ANC

a. Nyeri akut

b. Perubahan eliminasi urin

c. Gangguan pola tidur

d. Kurang pengetahuan

Daftar Pustaka

Bobak, Irene M; DL Lowdermilk; SE Perry. 2004. Buku Ajar Keperawatan

Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC

Departemen kesehatan. 2005. Materi Ajar Upaya Penurunan Kematian Ibu dan

Bayi Baru Lahir. http://www.depkes.go.id. Diakses tanggal 22 Juni 2012

pukul 17.00 WIB

Manuaba, Ida Bagus, 1998. Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia.

Jakarta: EGC

Wiknjosastro.2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta

Winarsih. 2006. Pendidikan Kesehatan Mengatasi Keluhan Hamil Ibu-Ibu Hamil

di Asrama Group II Kopassus Kartasura.

http://eprints.ums.ac.id/389/1/1._WINARSIH.pdf. Diakses tanggal 21 juni

2012 jam 19.49 WIB

Page 17: Konsep ANC

LAPORAN AKHIR

DEPARTEMEN MATERNITAS

LP, Asuhan Keperawatan, dan Resume Antenatal Care

DI PUSKESMAS SINGOSARI MALANG

Disusun Oleh:

Siti Fatimah

0810723015

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2012