thesis 11 bab ii

25
BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1 Komunikasi Istilah komunikasi diambil dari bahasa Yunani, yaitu “Common” yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi “Shared by all alike”. Itulah sebabnya pada prinsipnya komunikasi harus bersifar dua arah dalam rangka pertukaran (idea) dan informasi menuju pada terbentuknya pengertian bersama. (Kuswandi, 1996:16). Komunikasi memiliki banyak definisi sesuai dengan persepsi ahli-ahli komunikasi yang memberikan batasan pengertian. Seperti yang dikutip Cherry dalam Stuart (1983), Istilah komunikasi dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi berasal dari perkataan Latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin Communico yang artinya membagi. (Cangara, 2005:18). Sedangkan dalam buku Teori Komunikasi Massa “Komunikasi didefinisikan sebagai suatu proses, misalnya seorang komunikator menyampaikan pesan berupa lambang-lambang yang mengandung arti, lewat saluran tertentu kepada komunikan” (Wiryanto, 2003:19).

Upload: indra-yudhistira

Post on 19-Jun-2015

1.213 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Chapter II - Thesis Descriptive Research about Double bisokop TransTV

TRANSCRIPT

Page 1: Thesis 11 Bab II

BAB II

KERANGKA TEORETIS

2.1 Komunikasi

Istilah komunikasi diambil dari bahasa Yunani, yaitu “Common” yang

diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi “Shared by all alike”. Itulah

sebabnya pada prinsipnya komunikasi harus bersifar dua arah dalam rangka

pertukaran (idea) dan informasi menuju pada terbentuknya pengertian

bersama. (Kuswandi, 1996:16).

Komunikasi memiliki banyak definisi sesuai dengan persepsi ahli-ahli

komunikasi yang memberikan batasan pengertian. Seperti yang dikutip

Cherry dalam Stuart (1983), Istilah komunikasi dalam buku Pengantar Ilmu

Komunikasi berasal dari perkataan Latin Communis yang artinya membuat

kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.

Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin Communico

yang artinya membagi. (Cangara, 2005:18).

Sedangkan dalam buku Teori Komunikasi Massa “Komunikasi

didefinisikan sebagai suatu proses, misalnya seorang komunikator

menyampaikan pesan berupa lambang-lambang yang mengandung arti,

lewat saluran tertentu kepada komunikan” (Wiryanto, 2003:19).

11

Page 2: Thesis 11 Bab II

12

Menurut Gamble dalam buku Communication Works (2002:06), definisi

komunikasi adalah penyampaian pesan yang disengaja atau tidak sengaja.

Dalam buku Sistem Komunikasi Indonesia juga dijelaskan, “komunikasi

adalah bagian dimensi ilmu sosial yang khusus membahas pola interaksi

antar manusia (human communication) dengan menggunakan ide atau

gagasan lewat lambang atau bunyi ujaran”. (Nurudin, 2005:11).

“Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia yang

dinyatakan melalui pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain

dengan menggunakan bahasa sebagai alat pijaknya.” (Effendy, 2000:28).

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi

adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa interaksi sosial yang terjadi

antar manusia yang disampaikan melalui lambang dan saluran tertentu dari

komunikator kepada komunikan baik yang dilakukan secara sengaja maupun

tidak sengaja.

2.1.1 Fungsi dan Tujuan Komunikasi

Dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat mempertahankan hidupnya

dan berinteraksi manusia harus perlu berkomunikasi. Dalam prakteknya

komunikasi tidak hanya dilakukan sebagai kegiatan interaksi tetapi juga

memiliki fungsi. Onong Uchjana Effendy dalam bukunya yang berjudul Ilmu

Page 3: Thesis 11 Bab II

13

Komunikasi Teori dan Praktek menguraikan tujuan dasar komunikasi, yaitu

berikut ini: (Effendy, 2004:8):

1. Mengubah sikap (attitude change),

2. Mengubah pendapat (opinion change),

3. Mengubah perilaku (behavior change),

4. Mengubah sosial (social change).

Sedangkan, dari empat fungsi utama komunikasi itu sendiri adalah

sebagai berikut (Effendy, 2004:8):

1. Menginformasikan (to inform),

2. Mendidik (to educate),

3. Menghibur (to entertain),

4. Mempengaruhi (to influence).

Berdasarkan pengertian di atas, bila dikaitkan dengan penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa penayangan program Double Bioskop TransTV

memiliki tujuan dasar untuk menghibur.

2.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi

Komunikasi sebagai salah satu aktifitas sadar dan rutin bagi kehidupan

manusia tidak pernah dapat berdiri sendiri, melainkan selalu membutuhkan

unsur-unsur pendukung yang memiliki kaitan antara satu unsur dengan

unsur lainnya dan dapat dilihat sebagai berikut:

Page 4: Thesis 11 Bab II

14

Gambar 1.1 Unsur-Unsur Komunikasi

Sumber Pesan Media Penerima Efek

Umpan Balik Lingkungan

(Sumber: Pengantar Ilmu Komunikasi, Cangara, 2005:23)

Keterangan:

a. Sumber; adalah semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber

sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar

manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi juga bisa juga dalam

kelompok, misalnya; partai, organisasi atau lembaga. Dalam penelitian

ini, sumbernya atau komunikator adalah stasiun televisi TRANSTV.

b. Pesan; yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang

disampaikan kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara

tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya dapat berupa ilmu

pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam

penelitian ini, pesannya adalah film-film yang ditayangkan dalam Program

Double Bioskop TransTV.

c. Media; yang dimaksud disini adalah adalah alat yang digunakan untuk

memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Media bisa

bermacam-macam bentuknya, seperti misalnya alam komunikasi antar

pribadi panca indera dianggap sebagai media komunikasi. Selain indera

Page 5: Thesis 11 Bab II

15

manusia, ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat, telegram

yang digolongkan sebagai media komunikasi antar pribadi. Dalam

komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menguhungkan antara

sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat

melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa

dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak seperti halnya surat

kabar, majalah, buku, brosur dan lain-lain. Sedangkan media elektronik

antara lain radio, film, televisi, komputer dan sebagainya. Dalam

penelitian ini, medianya adalah Televisi.

d. Penerima; adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh

sumber. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi.

Penerima juga biasa disebut dengan berbagai macam istilah seperti;

khalayak, sasaran komunikasi atau dalam bahasa inggris disebut

audience atau receiver. Dalam penelitian ini, yang menjadi penerima

adalah Pemirsa Televisi.

e. Umpan Balik atau (Tanggapan Balik); Ada yang beranggapan bahwa

umpan balik sebenarnya adalah satu bentuk daripada pengaruh yang

berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga

berasal dari unsur lain seperti pesan dari media, meski pesan belum

sampai pada penerima. Tanggapan balik dalam penelitian ini adalah

Persepsi dari Pemirsa Televisi.

f. Lingkungan atau (situasi); adalah faktor-faktor tertentu yang dapat

mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas

Page 6: Thesis 11 Bab II

16

empat macam, yaitu lingkungan fisik, sosial, budaya dan psikologis.

Faktor yang mempengaruhi dalam penelitian ini adalah Lingkungan Fisik

yaitu daerah Suburban (daerah pinggiran).

e. Efek (Pengaruh); adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam

proses komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung dari

penerima meliputi perubahan pengetahuan, sikap, pendapat, maupun

perilaku. Dalam penelitian ini, efek atau pengaruhnya adalah Pandangan

Pemirsa Televisi.

2.1.3 Proses Komunikasi

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan

sekunder. Menurut Effendy pembagian dua tahap proses komunikasi

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Proses Komunikasi Primer

Proses komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran atau

perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang

(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses

komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebaginya

yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan perasaan

komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa adalah yang paling banyak

dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang

mampu menerjermahkan pikiran seseorang kepada orang lain. (Effendy,

2004:11).

Page 7: Thesis 11 Bab II

17

2. Proses Komunikasi Sekunder

Proses komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana media

kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang

komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya

karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh

atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teletex, surat kabar, majalah, radio,

televisi, film dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan

dalam berkomunikasi. (Effendy, 2004:16-17).

Dalam penelitian ini, komunikator yaitu TRANSTV menggunakan

proses komunikasi sekunder melalui sarana media kedua yaitu televisi dalam

menayangkan Program Double Bioskop TransTV kepada komunikan yaitu

pemirsa sebagai sasarannya.

2.1.4 Model Komunikasi

Seperti yang dikutip oleh Cangara dalam Book, bahwa “model adalah

suatu gambaran yang sistematis dan abstrak, dimana menggambarkan

potensi-potensi tertentu yang berkaitan dengan berbagai aspek dari sebuah

proses”. (Cangara, 2005:37).

Dalam permasalahan yang akan penulis coba untuk teliti, dilakukan

penelitian yang menerapkan model komunikasi Uses and Gratification. Model

Page 8: Thesis 11 Bab II

18

komunikasi ini, tertarik tidak hanya pada apa yang dilakukan media pada diri

seseorang tetapi juga ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap

media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media dalam

memenuhi kebutuhannya.

Gambar 1.2 Model Uses and Gratification

Faktor Sosial Psikologis

Menimbulkan (1)

Konsekuensi lain yang tidak

Diinginkan (7)

Kebutuhan yang

Melahirkan (2)

Harapan-harapan

Terhadap Media Massa atau

Sumber lain

Yang Mengarah

Pada (3-4)

Berbagai Pola

Penghadapan Media

(5)

(Sumber: Komunikasi Massa, Ardianto, 2005:72)

Menghasilkan Gratifikaasi Kebutuhan

(6)

Model ini, meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologi dan

sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-

sumber lain yang dapat menimbulkan pemenuhan kebutuhan.

“Model Uses and Gratification memandang individu sebagai makhluk

suprarasional dan sangat selektif. Dalam model ini terjadi pergeseran

perhatian, dari proses pengiriman pesan ke proses penerimaan pesan.”

(Rakhmat, 2003:204-206).

Page 9: Thesis 11 Bab II

19

Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis ingin melihat apakah

pemirsa sudah dapat terpenuhi akan kebutuhan hiburannya sehari-hari

melalui Program Double Bioskop TransTV. Dan melalui model ini,

diharapkan juga dapat diketahui apakah film-film serta acara-acara

pendukung yang ditayangkan dalam Program Double Bioskop TransTV

sudah bisa menjadi sebuah wadah media hiburan yang dapat memenuhi

keinginan dan kebutuhan pemirsa televisi.

2.2 Komunikasi Massa

“Komunikasi massa adalah penyampaian pesan melalui ke banyak

orang dalam waktu yang bersamaan”. (Gamble, 2002:09).

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

Bittner, yakni “komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan

melalui media massa pada sejumlah besar orang”. (Ardianto, 2005:03).

“Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human

communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat

mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi”.

(Wiryanto, 2003:01).

Menurut Cangara (2005:36), “Komunikasi massa juga merupakan

proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber

Page 10: Thesis 11 Bab II

20

yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat

yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film”.

“Komunikasi mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari

seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang)

lainnya, baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti

surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio atau televisi”. (Mulyana,

2001:61).

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan seperti yang dijelaskan

oleh Mulyana (2001:75), bahwa Komunikasi Massa (mass communication)

adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat

kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola suatu lembaga

atau orang yang dilembagakan, yang ditunjukan kepada sejumlah besar

orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim dan heterogen.

2.2.1 Fungsi Komunikasi Massa

Willbur Schramm dalam Wiryanto (2003:10) menyatakan:

“Komunikasi massa berfungsi sebagai decoder, interpreter, dan encoder. Komunikasi massa men-decode lingkungan sekitar dan mengawasi timbulnya bahaya, mengawasi terjadinya persetujuan dan efek-efek dari hiburan. Komunikasi massa juga menginterpretasikan hal-hal yang di-decode sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap efek, menjaga berlangsungnya interaksi serta membantu anggota-anggota masyarakat menikmati kehidupan. Komunikasi massa juga meng-encode pesan-pesan yang memelihara hubungan kita dengan masyarakat lain serta menyampaikan kebudayaan baru kepada anggota-anggota masyarakat”.

Page 11: Thesis 11 Bab II

21

Menurut Charles R. Wright terdapat empat fungsi komunikasi massa,

antara lain (Wiryanto, 2003:11-12):

1. Surveillance; menunjuk pada fungsi pengumpulan dan penyebaran

informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik di luar

maupun di dalam masyarakat.

2. Correlation; meliputi fungsi interpretasi pesan yang menyangkut

lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian-kejadian.

3. Transmission; menunjuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi,

nilai-nilai, dan norma-norma sosial budaya atau bisa diidentifikasikan

sebagai fungsi pendidikan.

4. Entertainment; menunjuk pada kegiatan-kegiatan komunikatif yang

dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek

tertentu.

Berdasarkan pengertian fungsi komunikasi massa di atas, bila dikaitkan

dengan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fungsi penayangan program

Double Bioskop TransTV semata-mata bersifat entertainment yaitu untuk

memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu.

2.2.2 Media Komunikasi Massa

Apa yang dimaksud dengan media komunikasi massa atau media

massa? Effendy (2000:313) menjelaskan, media massa adalah media yang

memiliki ciri khas yakni berkemampuan memikat perhatian khalayak secara

Page 12: Thesis 11 Bab II

22

serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous), yakni pers, radio,

televisi, dan film.

“Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan

dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat

komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi”. (Cangara,

2005:122).

Media Massa secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok,

yaitu (Sendjaja, 2007:59):

1. Media massa cetak meliputi surat kabar, majalah, tabloid dan bulletin.

2. Media massa elektronik mencakup media massa audio (suara) seperti

radio dan media massa visual (gambar) yaitu televisi dan film.

Menurut Cangara (2005:122), media massa memiliki beberapa

karakteristik antara lain:

1. Bersifat melembagakan, artinya pihak mengelola media terdiri banyak

orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada

penyajian informasi.

2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang

memungkinkan terjadi dialog antara pengirim dan penerima. Kalau pun

terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan

tertunda.

Page 13: Thesis 11 Bab II

23

3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan

jarak, karena memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan,

dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada

saat yang sama.

4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat

kabar dan semacamnya.

5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan

dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.

Pembahasan dalam penelitian ini adalah mengenai Program Double

Bioskop TransTV pada sebuah media elektronik. Oleh karena itu, media

yang digunakan adalah media televisi.

2.3 Tinjauan Konsep

2.3.1 Persepsi

Menurut Mulyana (2001:167) mengartikan persepsi sebagai inti

komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang

identik dengan penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi.

Desideranto dalam Psikologi Komunikasi, mengartikan persepsi

sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang

diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi

memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan

Page 14: Thesis 11 Bab II

24

persepsi dengan sensasi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi.

Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya

melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori.

(Rakhmat, 2003:51).

2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

2.3.2.1 Sensasi

Rakhmat (2003:49) menjelaskan, sensasi berasal dari kata “sense”,

yang artinya alat penginderaan yang menghubungkan organisme dengan

lingkungannya. Merupakan proses menangkap stimuli dan tahap paling awal

dalam penerimaan informasi.

Mulyana (2001:168) menjelaskan, “sensasi merujuk pada pesan yang

dikirim ke otak lewat penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan

pengecapan”.

Dapat disimpukan bahwa sensasi merupakan sesuatu yang dirasakan

oleh panca indera. Bila dikaitkan dalam topik penelitian ini, maka sensasinya

yaitu keasyikan yang dirasakan pemirsa pada saat atau setelah menonton

Program Double Bioskop TransTV.

Page 15: Thesis 11 Bab II

25

2.3.2.2 Atensi

Rakhmat (2003:52), menjelaskan bahwa “atensi terjadi apabila kita

mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera dan mengesampingkan

masukan-masukan melalui alat indera yang lain.” Selanjutnya Kenneth E.

Anderson menjelaskan, “atensi merupakan proses mental ketika stimuli atau

rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli

lainnya melemah”. (Rakhmat, 2003:52).

Mulyana (2001:180-181) menjelaskan, atensi dipengaruhi oleh faktor-

faktor internal, yaitu: faktor biologis seperti (lapar, haus dan sebagainya),

faktor fisiologis seperti (tinggi, pendek, gemuk, kurus, sehat, sakit, lelah,

penglihatan dan pendengaran kurang sempuna, cacat tubuh dan

sebagainya), faktor sosial budaya seperti (gender, agama, tingkat

pendidikan, pekerjaan, penghasilan, peranan, status sosial, pengalaman

masa lalu, kebiasaan), bahkan faktor psikologis seperti (kemauan, keinginan,

motivasi, pengharapan dan sebagainya). Semakin besar aspek-aspek

tersebut secara antar individu, maka semakin besar pula persepsi mereka

mengenai realitas.

“Atensi seseorang pada suatu objek juga dipengaruhi oleh faktor

eksternal, yakni atribusi-atribusi objek yang dipersepsi seperti gerakan,

intensitas, kontras, kebaruan, dan perulangan objek yang dipersepsi”.

(Mulyana, 2001:183).

Page 16: Thesis 11 Bab II

26

Dapat disimpukan bahwa atensi merupakan bentuk pemusatan

perhatian terhadap suatu objek yang dilakukan oleh panca indera yang

dipengaruhi faktor internal maupun eksternal. Bila dikaitkan dalam topik

penelitian ini, maka atensinya yaitu minat pemirsa yang muncul terhadap

Program Double Bioskop TransTV.

2.3.2.3 Memori

Memori memegang peranan penting dalam mempengaruhi baik

persepsi (dengan menyediakan kerangka tujuan) maupun berfikir. Menurut

Rakhmat (2003:54), “memori adalah sistem yang sangat berstruktur, yang

menyebabkan organisme merekam fakta tentang dunia dan menggunakan

pengetahuannya untuk membimbing perilakunya”.

Selanjutnya secara singkat Schlessinger dan Grove dalam Psikologi

Komunikasi menjelaskan bahwa “memori melewati 3 (tiga) proses yaitu:

perekam, penyimpanan, dan pemanggilan.” (Rakhmat, 2003:54).

Dapat disimpulkan bahwa, Memori merupakan proses merekam fakta-

fakta baik yang sedang maupun yang telah terjadi terhadap suatu objek. Bila

dikaitkan dengan topik penelitian ini, maka memorinya yaitu ingatan pemirsa

yang muncul terhadap Program Double Bioskop TransTV.

Page 17: Thesis 11 Bab II

27

“Secara umum persepsi dipengaruhi oleh asumsi (seiring dalam kondisi

tidak sadar), harapan budaya, kebutuhan, suasana hati, dan perilaku. Jenis

dorongan yang sama juga muncul ketika orang menanggapi pesan-pesan

komunikasi massa”. (Severin & Tankard, 2005:89).

Selain itu Rakmat (2003:55), juga menjelaskan faktor-faktor yang

menentukan persepsi antara lain: kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-

hal lain yang termasuk apa yang kita sebut faktor-faktor personal.

2.4 Pemirsa

John Hartley mengartikan pemirsa televisi sebagai konsepsi (construct)

imajiner dari wacana-wacana yang mengelilingi dan melembagakan praktek

siaran dalam latar belakang (setting) tertentu. (Kittley, 2001:77-78)

Selanjutnya Kittley (2001:78) menjelaskan dalam pengertian diskursif,

pemirsa televisi adalah suatu proyeksi untuk suatu lembaga atas

keanekaragaman tanpa batas dari praktek-praktek menonton yang nyata dari

individu-individu dan kelompok-kelompok.

Pemirsa televisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemirsa

atau warga di Perumahan Gunung Putri Permai, RW.09, Kec. Gunung Putri,

Bogor yang menyempatkan diri untuk menyaksikan Program Double Bioskop

TransTV.

Page 18: Thesis 11 Bab II

28

2.5 Program

Pengertian program menurut Effendy (1989:287), program adalah

“rancangan penyiaran produksi siaran radio atau televisi”.

2.6 Televisi

Pengertian televisi menurut Effendy (1989:361) terdiri dari istilah “tele”

yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang berarti penglihatan. Segi “jauh”nya

diusahakan oleh prinsip radio dan segi “penglihatan” nya oleh gambar.

“Televisi adalah panduan radio (broadcast) dan film (moving picture)

para penonton dirumah-rumah tidak mungkin menangkap siaran televisi,

kalau tidak ada unsur-unsur radio. Dan mungkin dapat melihat gambar-

gambar yang bergerak pada layar pesawat televisi, jika tidak ada unsur film.”

(Effendy, 2000:174).

Menurut Skormis, “televisi merupakan gabungan dari media dengar

yang bisa bersifat politis, bisa pula informatif, hiburan dan pendidikan

maupun gabungan dari ketiga unsur yang telah disebutkan tadi.

Penyampaian pesan juga seolah-olah langsung antara komunikator dengan

komunikan. Informasi yang disampaikan mudah dimengerti karena jelas

terdengar secara audio dan terlihat secara visual”. (Kuswandi, 1996:8).

Page 19: Thesis 11 Bab II

29

2.6.1 Karakteristik Televisi

Seperti yang dikutip Ardianto (2005:128), televisi memiliki beberapa

karakteristik:

1. Audio Visual; memberikan gambaran lengkap tentang pesan,

2. Think in Picture; merumuskan pesan dalam gambar,

3. Pemirsa yang heterogen,

4. Durasi pengoperasian lebih kompleks,

5. Adanya waktu tayang, dan

6. Metode penyajian.

2.6.2 Fungsi Televisi

Ada 4 (empat) macam fungsi dari televisi, menurut Ardianto (2005:128),

antara lain:

1. Fungsi memberi informasi

2. Fungsi mendidik

3. Fungsi menghibur

4. Fungsi membujuk

Fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi, karena tujuan

utama media bagi khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh

hiburan dan memperoleh informasi.

Page 20: Thesis 11 Bab II

30

Selanjutnya, Ardianto (2005:128) menjelaskan selain menyiarkan

program acara. Televisi haruslah menayangkan program acara yang dapat

mendidik dan mempengaruhi khalayak agar tidak dapat merusak etika moral

khalayak itu sendiri yang menonton program tersebut.

2.6.3 Macam-Macam Program Televisi

Seperti yang dikutip Soeriawidjaya (2002:38-39), dijelaskan macam-

macam program televisi antara lain:

1. Commercials and other interruptions: program yang diletakkan diantara

regular programs dan regular interruptions yang memiliki beberapa

bentuk, yaitu;

a. Commercials: iklan komersil dalam bentuk promosi barang dan

jasa yang ditayangkan dalam televisi.

b. Public Service Announcement: iklan gratis, iklan tentang layanan

kepada masyarakat tentang acara-acara budaya hingga

penyuluhan kesehatan dan keadaan darurat.

c. Program Promotion: merupakan bentuk in-house advertising

dimana stasiun televisi mengiklankan program yang ditayangkan

dalam jaringan televisinya.

2. Entertainment program: program hiburan yang sebagian besar muncul

secara setiap hari, mingguan ataupun sesering mungkin. Dalam

kategori ini termasuk beberapa program, antara lain:

Page 21: Thesis 11 Bab II

31

a. Drama: acara fiksi yang ditayangkan oleh televisi dalam bentuk

cerita drama hingga cerita detektif yang memiliki karakter dan plot

cerita yang serupa dengan cerita aslinya.

b. Action Adventure Programs: acara yang memiliki elemen aksi kuat

yang mengisahkan jalan cerita antara orang baik melawan orang

jahat.

c. Situation Comedies (Sitcom): acara yang bersifat humor dimana

memiliki jejak kelemahan dan kegiatan dari karakter peran yang

dimainkan.

d. Variety Show: format acara dengan berbagai macam pertunjukan

musik, komedi, dan hiburan lainnya. Biasanya terdapat pembawa

acara yang memperkenalkan serta berinteraksi dengan bintang

tamu selama acara berlangsung didalamnya.

e. Talk Show: acara yang menyerupai variety show, tetapi terfokus

kepada sebuah pembicaraan antara bintang tamu yang

berinteraksi dengan pembawa acara.

f. Personality and Game Shows: acara yang berkarakteristik dimana

pembawa acaranya bersaing dengan peserta yang telah dipilih

sebelumnya.

g. Soap Operas: jenis dari acara drama yang bermulai dari bertahun-

tahun yang lalu dari program radio yang ceritanya diadaptasi

menjadi cerita televisi.

Page 22: Thesis 11 Bab II

32

h. Children’s Program: bentuk acara mulai dari program pendidikan

hingga kartun animasi yang terdapat kekerasan didalamnya.

i. Movies: acara dimana televisi menayangkan film layar lebar

secara luas.

j. Specials: program acara singkat yang bukan bagian dari jaringan

acara program tetap.

k. Sport and Special Events: merupakan bentuk siaran untuk sebuah

potongan besar acara dari durasi televisi.

l. Docudramas: merupakan bentuk turunan acara yang

mengkisahkan cerita fiksi sejarah yang tak memihak. Biasanya

merupakan khayalan nyata dari potongan cerita masa kini dari

masyarakat.

m. Miniseries: bagian dari banyak acara yang dimana dipecah

menjadi beberapa tayangan program sore, dan menjadi acara

penting yang memiliki daya saing rating.

3. Other Programs: merupakan bentuk acara terutama yang berinformasi

dan berpengaruh, seperti;

a. News and Public Afairs: termasuk acara berita jaringan dan berita

lokal, acara publik yang penting dalam jangkauan khusus, acara

dokumenter dan berita khusus, acara dialog tetap yang

mewawancarai tokoh masyarakat dalam bentuk pertanyaan

jurnalistik.

Page 23: Thesis 11 Bab II

33

b. Religious Programs: mulai dari pelayanan agama secara

elektronik hingga dialog agama dan pelayanan tempat ibadah

lokal.

c. Cultural and Educational Programs: termasuk acara budaya dan

pendidikan bagi anak secara praktis yang ditayangkan televisi.

Dari beberapa macam kategori program televisi diatas, Double Bioskop

TransTV dapat dikategorikan sebagai program Movie dimana acara ini

menayangkan film-film layar lebar seperti yang diputar di bioskop.

2.7 Movie

Movie jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia disebut Film, definisi

“film dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar lewat layar lebar,

tetapi dalam pengertian arti luas bisa juga termasuk yang disiarkan televisi”.

(Cangara, 2005:126)

Oleh karena itu, sejak televisi menyajikan film-film seperti yang diputar

bioskop, terdapat kecenderungan penonton lebih senang menonton dirumah,

karena selain lebih praktis juga tidak perlu membayar.

2.8 Rating dan Share

Rating adalah sistem yang digunakan untuk mengukur banyaknya

jumlah penonton tayangan televisi. Rating dihitung berdasarkan persentase

Page 24: Thesis 11 Bab II

34

jumlah penonton (audience) suatu program acara dibandingkan populasi

total atau populasi tertentu yang didefinisikan dalam satu periode waktu.

(Dominick, 2002:317)

Sementara, Share adalah persentase perbandingan antara jumlah

penonton atau target penonton (audience) pada satuan waktu tertentu di

suatu stasiun televisi terhadap total pemirsa di semua stasiun televisi. Jadi,

semakin tinggi rating dan share sebuah program, berarti semakin banyak

pemirsa yang menonton tayangan televisi tersebut dan akhirnya semakin

banyak menarik pemasang iklan. (Dominick, 2002:318)

Rating dan share disusun berdasarkan survei kepemirsaan televisi atau

dikenal dengan TV Audience Measurement (TAM). Di Indonesia sejauh ini

baru AGB Nielsen Media Research Indonesia (NMR) yang melakukan

penelitian untuk mengukur khalayak (audience) sebuah program. Khalayak

survei diambil menggunakan metode stratified random dan dikontrol

berdasarkan beberapa karakteristik kunci pada rumah tangga yang memiliki

televisi. Dimana setiap responden yang terpilih, dibekali alat peoplemeter

yang selain mendeteksi frekuensi TV yang sedang menyala, juga memonitor

siapa yang menonton, serta handset (seperti remote control) yang telah

diprogram.

Page 25: Thesis 11 Bab II

35

Pada umumnya, stasiun TV memakai rating dan share untuk

menentukan strategi-strategi program mereka. Mereka bisa melihat bukan

hanya performa dari programnya sendiri dan stasiun TV secara keseluruhan,

tetapi juga terhadap stasiun TV pesaingnya. Adapun kota-kota yang

termasuk dalam survei AGB Nielsen Media Research Indonesia (NMR)

antara lain; Jabotabek (Greater Jakarta), Bandung, Semarang, Surabaya,

Medan, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar (sejak Juli 2004).

(www.perspektifbaru.com).