thesis akuntansi

126
TESIS PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK DENGAN ASIMETRI INFORMASI, SELF ESTEEM, LOCUS OF CONTROL DAN KAPASITAS INDIVIDU SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI PADA SKPD KABUPATEN JEMBRANA, BALI) PUTU NOVIA HAPSARI ARDIANTI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

Upload: agus-kurniawan

Post on 21-Dec-2015

177 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIFPADA BUDGETARY SLACK DENGAN ASIMETRIINFORMASI, SELF ESTEEM, LOCUS OF CONTROLDAN KAPASITAS INDIVIDU SEBAGAI VARIABELMODERASI (STUDI PADA SKPD KABUPATENJEMBRANA, BALI)

TRANSCRIPT

Page 1: Thesis Akuntansi

TESIS

PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF

PADA BUDGETARY SLACK DENGAN ASIMETRI

INFORMASI, SELF ESTEEM, LOCUS OF CONTROL

DAN KAPASITAS INDIVIDU SEBAGAI VARIABEL

MODERASI (STUDI PADA SKPD KABUPATEN

JEMBRANA, BALI)

PUTU NOVIA HAPSARI ARDIANTI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 2: Thesis Akuntansi

i

TESIS

PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF

PADA BUDGETARY SLACK DENGAN ASIMETRI

INFORMASI, SELF ESTEEM, LOCUS OF CONTROL

DAN KAPASITAS INDIVIDU SEBAGAI VARIABEL

MODERASI (STUDI PADA SKPD KABUPATEN

JEMBRANA, BALI)

PUTU NOVIA HAPSARI ARDIANTI

NIM 1291662017

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 3: Thesis Akuntansi

ii

PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF

PADA BUDGETARY SLACK DENGAN ASIMETRI

INFORMASI, SELF ESTEEM, LOCUS OF CONTROL

DAN KAPASITAS INDIVIDU SEBAGAI VARIABEL

MODERASI (STUDI PADA SKPD KABUPATEN

JEMBRANA, BALI)

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

pada Program Magister, Program Studi Akuntansi,

Program Pascasarjana Universitas Udayana

PUTU NOVIA HAPSARI ARDIANTI

NIM 1291662017

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 4: Thesis Akuntansi

iii

LEMBAR PENGESAHAN

TESIS INI TELAH DISETUJUI

TANGGAL 11 MARET 2015

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. I Made Sadha Suardikha, SE, MSi., Ak Dr.Drs.I.D.G Dharma Suputra, MSi.,Ak

NIP 19550910 198403 1 001 NIP 19570110 198601 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Akuntansi Direktur

Program Pascasarjana Program Pascasarjana

Universitas Udayana, Universitas Udayana,

Dr. Dewa Gede Wirama, SE, MSBA.,Ak Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)

NIP 19641224 199103 1 002 NIP. 19590215 198510 2 001

Page 5: Thesis Akuntansi

iv

Tesis Ini Telah Diuji pada

Tanggal 11 Maret 2015

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor

Universitas Udayana, No: 0692/UN14.4/HK/2015, Tanggal 4 Maret 2015

Ketua : Dr. I Made Sadha Suardikha, SE, MSi., Ak.

Anggota: Dr. Drs. I.D.G Dharma Suputra, MSi.,Ak.

Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE, MSi.

Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE, MSi.

Dr. Ni Ketut Rasmini, SE, MSi., Ak.

Dr. A.A.N.B. Dwirandra, SE, Msi.,Ak.

Page 6: Thesis Akuntansi

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Putu Novia Hapsari Ardianti

NIM : 1291662017

Program Studi : Magister Akuntansi

Judul Tesis : Pengaruh Penganggaran Partisipatif pada Budgetary Slack dengan Asimetri

Informasi, Self Esteem, Locus Of Control dan Kapasitas Individu sebagai

Variabel Moderasi (Studi pada SKPD Kabupaten Jembrana).

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas dari plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah Tesis ini, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010

dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 30 Maret 2015

Putu Novia Hapsari Ardianti

Page 7: Thesis Akuntansi

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah

melimpahkan Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis yang

berjudul “Pengaruh Penganggaran Partisipatif pada Budgetary Slack dengan Asimetri

Informasi, Self Esteem, Locus Of Control dan Kapasitas Individu sebagai Variabel

Moderasi (Studi pada SKPD Kabupaten Jembrana)”.

Penulis menyadari sepenuhnya tesis ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan

pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan tesis ini.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. I Made Sadha Suardikha, SE, MSi., Ak. sebagai Dosen Pembimbing

Akademis sekaligus Pembimbing I beserta Bapak Dr. Drs. I.D.G Dharma Suputra,

Msi., Ak. sebagai Pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktunya dan

dengan sabar telah memberikan bimbingan dan masukan serta motivasi sehingga

penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

2. Rektor Universitas Udayana Bapak Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas

kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan di Universitas Udayana.

3. Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Ibu Prof. Dr. dr. A.A. Raka

Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi

mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana.

4. Bapak Prof. Dr. I.G.B. Wiksuana, SE., MS. selaku Dekan Fakultas Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Udayana.

5. Bapak Dr. I Gst. Wyn. Murjana Yasa, SE., M.Si. selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

6. Bapak Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak., dan Bapak Dr. I Dewa Nyoman

Badera, SE., M.Si., masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

7. Bapak Dr. Dewa Gede Wirama, SE, MSBA., Ak selaku Ketua Program Studi Magister

Akuntansi (MAKSI) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bapak dan Ibu

Dosen, serta seluruh staf yang telah mendidik dan membantu proses penyelesaian tesis ini. 8. Bapak Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE, Msi., Bapak Dr. A.A.N.B. Dwirandra, SE,

MSi.,Ak., beserta Ibu Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE, MSi., sebagai Penguji

yang dengan penuh perhatian memberi kritik dan saran untuk perbaikan tesis ini kepada

penulis.

9. Seluruh pegawai dan staf SKPD Kabupaten Jembrana yang telah bersedia memberikan

data sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.

10. Orang tua tercinta, Ayah Ir. I Ketut Swijana, MT. dan Ibu Ir. N.L.P Mei Ardiani, serta

adik tersayang I Made Joddy Dewangga Putra yang selalu memberikan doa, kasih

sayang, dukungan moral, dan material kepada penulis.

Page 8: Thesis Akuntansi

vii

11. Sahabat-sahabat khususnya I Gusti Ayu Pradnya Dewi, Ni Made Rahindayati, Rahayu

Damayanti, Laksmi Cintya, Saka Sumarsana, Gede Bagus Brahma Putra, Desak

Nyoman Yuliantari, Lusi Adimakayani dan Mas Pramitasari, serta seluruh rekan-rekan

MAKSI Angkatan XI dan semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan,

kritik dan saran dalam penulisan tesis ini.

Denpasar, Maret 2015

Penulis

Page 9: Thesis Akuntansi

viii

ABSTRAK

PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY

SLACK DENGAN ASIMETRI INFORMASI, SELF ESTEEM, LOCUS OF

CONTROL DAN KAPASITAS INDIVIDU SEBAGAI VARIABEL

MODERASI

(STUDI PADA SKPD KABUPATEN JEMBRANA, BALI)

Diduga partisipasi penganggaran tidak selalu linear pengaruhnya pada

budgetary slack. Hal ini dikarenakan adanya faktor kontijensi, empat diantanya

adalah asimetri informasi, self esteem, locus of control, dan kapasitas individu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah asimetri informasi, self esteem,

locus of control, dan kapasitas individu mampu memoderasi pengaruh

penganggaran partisipatif pada budgetary slack. Budgetary slack adalah

perbedaan antara jumlah anggaran yang dilaporkan oleh agen dengan jumlah

estimasi yang terbaik dari perusahaan. Agen cenderung mengajukan anggaran

dengan merendahkan pendapatan dan menaikkan biaya dibandingkan dengan

estimasi terbaik dari yang diajukan, sehingga target akan lebih mudah tercapai.

Penganggaran partisipatif adalah hal yang sering dihubungkan dengan budgetary

slack. Namun, beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak

konsisten terkait dengan pengaruh partisipasi anggaran terhadap budgetary slack.

Perbedaan hasil penelitian tersebut dapat diselesaikan melalui pendekatan

kontinjensi (contingency approach). Dalam penelitian ini diajukan variabel

asimetri informasi, self esteem, locus of control dan kapasitas individu sebagai

variabel pemoderasi hubungan antara penganggaran partisipatif pada budgetary

slack.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

kuesioner. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 110 pejabat eselon SKPD

Kabupaten Jembrana yang dipilih berdasarkan metode purposive sampling.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi moderasi (MRA).

Hasil yang diperoleh adalah variabel penganggaran partisipatif berpengaruh

positif pada budgetary slack. Variabel self esteem, dan locus of control

memperlemah pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack,

sedangkan variabel asimetri informasi dan kapasitas individu tidak mampu

memoderasi pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack.

Kata kunci: budgetary slack, penganggaran partisipatif, self esteem, locus of

control, kapasitas individu

Page 10: Thesis Akuntansi

viii

ABSTRACT

THE EFFECT OF PARTICIPATORY BUDGETING ON BUDGETARY

SLACK WITH ASYMMETRY INFORMATION , SELF ESTEEM , LOCUS

OF CONTROL AND INDIVIDUAL CAPACITY AS MODERATING

VARIABLE

( A STUDY ON JEMBRANA LOCAL GOVERMENT SKPD’S,BALI)

Budgetary participation not always has a linear effect on budgetary slack.

This is because the contingency factors, four of them are asymmetry information,

self-esteem, locus of control, and individual capacity. The research aimed to

determine whether asymmetry information, self esteem, locus of control, and

individual capacity capability to moderate the effects of participatory budgeting

on budgetary slack. Budgetary slack is the difference between the amounts of the

budget that was reported by the agents with the best estimate of the number of

companies. Agents tend to make the budget by decreasing the revenue and

increasing the cost compared with the best estimate of the proposed, so that the

target would be easier to achieve. Participatory budgeting is often associated with

budgetary slack. However, several previous studies have shown inconsistent

results related to the effect of budget participation on budgetary slack. The

difference in the results of the study can be completed through a contingency

approach. This research uses asymmetry information, self-esteem, locus of control

and individual capacity as the moderating variable in the relationship between

participatory budgeting on budgetary slack.

The data was collected using questionnaire. The amount of samples in this

research were 110 echelon SKPD’s Jembrana selected by purposive sampling

method. The analysis technique used regression analysis moderation. The result

showed that participatory budgeting had a positive effect on budgetary slack. Self-

esteem and locus of control weaken the effect of participatory budgeting on the

budgetary slack, while asymmetry information and individual capacities are not

be able to moderate the effect of participatory budgeting on budgetary slack.

Keywords: Budgetary Slack, Asymmetry Information, Self Esteem, Locus Of

Control, Individual Capacity.

Page 11: Thesis Akuntansi

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ……………………………………........ i

PERSYARATAN GELAR …………………………………………. ii

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………….... iii

PENETAPAN PANITIA

PENGUJI …………………………………………. iv

SURAT PERNYATAAN

BEBAS PLAGIAT …………………………………………. v

UCAPAN TERIMA KASIH …………………………………………. vi

ABSTRAK …………………………………………. vii

ABSTRACT …………………………………………. viii

DAFTAR ISI ……………………………………….... ix

DAFTAR TABEL ………………………………...…......... xii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………….... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………….... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................... 8

1.4 Manfaat Penelitian................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Keagenan.......................................................................... 10

2.2 Anggaran Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah (APBD).... 15

2.2.1 Prinsip Penyusunan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD).................................................... 16

2.3 Pendekatan Teori Kontijensi..................................................... 17

2.4 Senjangan Anggaran.................................................................. 19

2.5 Penganggaran Partisipatif.......................................................... 20

2.6 Asimetri Informasi..................................................................... 21

2.7 Self Esteem................................................................................ 22

2.7.1 Ciri-Ciri Self Esteem.......................................................... 23

2.8 Locus Of Control....................................................................... 24

2.9 Kapasitas Individu.................................................................... 26

2.10 Penelitian Terdahulu................................................................. 27

Page 12: Thesis Akuntansi

x

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

3.1 Kerangka berpikir........................................................................ 29

3.2 Konsep penelitian........................................................................ 31

3.3 Hipotesis penelitian..................................................................... 32

3.3.1 pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary

slack................................................................................... 32

3.3.2 Kemampuan asimetri informasi memoderasi pengaruh

peng anggaran partisipatif pada budgetary slack................ 33

3.3.3 Kemampuan self esteem memoderasi penganggaran

partisipatif pada budgetary slack................................ 34

3.3.4 Kemampuan locus of control memoderasi penganggaran

partisipatif pada budgetary slack.................................... 35

3.3.5 Kemampuan kapasitas individu memoderasi penganggaran

partisipatif pada budgetary slack........................................ 35

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian.................................................................. 37

4.2 Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian..................................... 38

4.3 Data Penelitian............................................................................. 39

4.3.1 Jenis Data............................................................................ 39

4.3.2 Sumber Data....................................................................... 39

4.3.3 Metode Penentuan Sampel................................................. 39

4.4 Variabel Penelitian....................................................................... 43

4.4.1 Identifikasi Variabel........................................................... 43

4.4.2 Definisi Operasional Variabel............................................ 44

4.5 Metode Pengumpulan Data......................................................... 48

4.6 Instrumen Penelitian................................................................... 48

4.6.1 Skala Pengukuran.............................................................. 48

4.6.2 Uji Reliabilitas dan Validitas............................................. 49

4.7 Teknik Analisis Data................................................................... 50

4.7.1 Uji Asumsi Klasik............................................................... 50

4.7.1.1 Uji Normalitas.......................................................... 50

4.7.1.2 Heteroskedastisitas................................................ 51

4.7.2 Analisis Regresi................................................................... 51

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Deskripsi Responden…………………………………............54

5.2 Karakteristik Responden……………………………………..55

5.3 Hasil Analisis Data………………………………………...... 57

5.3.1 Statistik Deskriptif ……………………………............. 57

Page 13: Thesis Akuntansi

xi

5.3.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian……………………....... 58

5.3.3 Hasil Uji Asumsi Klasik……………………….........… 60

5.3.4 Hasil Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis…….... 61

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Pengaruh Penganggaran Partisipatif pada Budgetary Slack.. ....66

6.2 Asimetri Informasi Memoderasi Pengaruh Penganggaran

Partisipatif pada Budgetary Slack …………………….............67

6.3 Self Esteem Memoderasi Pengaruh Penganggaran

Partisipatif pada Budgetary Slack..............................................68

6.4 Locus of Control Memoderasi Pengaruh Penganggaran

Partisipatif pada Budgetary Slack …………………….............69

6.5 Kapasitas Individu Memoderasi Pengaruh Penganggaran

Partisipatif pada Budgetary Slack…………………………… 70

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan………………………………………………............71

7.2 Keterbatasan dan Saran Penelitian..…………………………..72

DAFTAR RUJUKAN...........................................................................................73

LAMPIRAN

Page 14: Thesis Akuntansi

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Daerah

Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran 2007-2013........................................ 3

1.2 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten/Kota di Bali Tahun 2013 (dalam jutaan rupiah)................. 3 4.2 Nama- Nama SKPD dan Jumlah Jabatan Struktural di

Lingkungan SKPD Kabupaten Jembrana........................................................ 41

4.3 Jumlah Sampel Penelitian................................................................................. 42

4.4 Indikator Penilaian Variabel............................................................................ 47

5.1 Ringkasan penyebaran dan pengembalian kuesioner .......................... 54

5.2 Karakteristik responden ...................................................................... 56

5.3 Klasifikasi Rata-Rata Deskripsi Data Penelitian..................................... 57

5.4 Statistik deskriptif ............................................................................... 57

5.5 Hasil uji reliabilitas instrumen ............................................................ 59

5.6 Hasil uji normalitas .............................................................................. 60

5.7 Hasil uji heteroskedastisitas ................................................................ 61

5.8 Hasil analisis regresi moderasi (MRA) ............................................... 62

Page 15: Thesis Akuntansi

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 : Kerangka Berpikir …………………………………………... 30

3.2 : Konsep Penelitian ………………………………………….. 31

4.1 : Rancangan Penelitian …………………………………….... 38

Page 16: Thesis Akuntansi

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Ringkasan hasil penelitian sebelumnya .................................................. 1

2. Kuesioner ............................................................................................... 8

3. Statistik deskriptif .................................................................................. 13

4. Hasil uji validitas ................................................................................... 14

5. Hasil uji reliabilitas ................................................................................ 20

6. Hasil uji normalitas ................................................................................ 22

7. Hasil uji heteroskedastisitas ................................................................... 23

11. Hasil analisis regresi moderasi (MRA) .................................................. 24

Page 17: Thesis Akuntansi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anggaran adalah unsur yang sangat penting dalam perencanaan,

koordinasi dan pengendalian perusahaan, yang berisikan rencana kegiatan di

masa datang dan mengindikasikan kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan

(Hansen dan Mowen,1997; Nouri, 1996). Penganggaran dalam organisasi sektor

publik merupakan suatu proses politik, dimana anggaran merupakan instrumen

akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program

yang dibiayai dengan uang publik (Mardiasmo, 2002).

Kabupaten Jembrana telah mengalami reformasi penganggaran sejak

diberlakukannya otomoni daerah yang diatur dalam UU No.32 Tahun 2004

tentang pemerintahan daerah. Reformasi penganggaran ini merupakan perubahan

dari sistem anggaran tradisional (traditional budget system) ke sistem anggaran

berbasis kinerja (performance budget system) (Sandrya, 2013). Sistem anggaran

berbasis kinerja disusun untuk mengatasi kelemahan anggaran tradisional dan

menggunakan kinerja sebagai tolok ukur (Mahsun, 2007). Penilaian kinerja

berdasarkan tercapai atau tidaknya target anggaran akan mendorong agen

melakukan senjangan anggaran (budgetary slack) demi jenjang karir yang lebih b

aik di masa mendatang.

Budgetary slack banyak terjadi pada tahap perencanaan dan persiapan

anggaran daerah, karena penyusunan anggaran seringkali didominasi oleh

Page 18: Thesis Akuntansi

2

kepentingan eksekutif dan legislatif, serta kurang mencerminkan kebutuhan

masyarakat (Kartiwa,2004). Dalam hal ini, eksekutif sebagai agen melakukan

penyusunan anggaran yang akan disahkan oleh legislatif yang bertindak sebagai

prinsipal.

Budgetary slack adalah perbedaan antara jumlah anggaran yang dilaporkan

oleh agen dengan jumlah estimasi yang terbaik dari perusahaan (Anthony dan

Govindaradjan, 2007). Agen cenderung mengajukan anggaran dengan

merendahkan pendapatan dan menaikkan biaya dibandingkan dengan estimasi

terbaik dari yang diajukan, sehingga target akan lebih mudah tercapai. Hilton

dalam Hermanto (2003) menyatakan ada tiga alasan utama agen melakukan

budgetary slack: (a) orang-orang selalu percaya bahwa hasil pekerjaan mereka

akan terlihat bagus di mata atasan jika mereka mencapai anggarannya; (b)

budgetary slack selalu digunakan untuk mengatasi kondisi ketidakpastian, jika

tidak ada kejadian yang tidak terduga, maka agen tersebut dapat

melampaui/mencapai anggarannya; (c) rencana anggaran selalu dipotong dalam

proses pengalokasian sumber daya (Falikhatun, 2007). Hal ini dapat berdampak

buruk pada organisasi sektor publik yang menyebabkan bias dalam evaluasi

kinerja agen terhadap unit pertanggungjawaban.

Dilihat pada tabel 1.1, kabupaten Jembrana merupakan salah satu

kabupaten yang memiliki kemampuan keuangan relatif rendah dibandingkan

dengan Kabupaten lainnya di Propinsi Bali, namun Kabupaten Jembrana selalu

bisa mencapai target anggaran pendapatan dan belanja daerahnya (Prasojo et all,

2005).

Page 19: Thesis Akuntansi

3

Tabel 1.1

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten/Kota di Bali Tahun 2013 (dalam jutaan rupiah) Kabupaten /kota Jumlah pendapatan daerah

(Rp)

Jumlah belanja daerah

(Rp)

JJembrana 745.334,983 718.538,444

Tabanan 1.253.026,819 1.198.702,307

Badung 2.954.662,971 2.755.459,722

Gianyar 1.248.415,648 1.192.027,629

Klungkung 711.405,235 665.548,503

Bangli 702.229,030 652.343,659

Karangasem 1.041.577,611 1.078.485,761

Buleleng 1.390.657,293 1.413.380,933

Denpasar 1.547.605,213 1.537.883,625

Sumber: Bapeda Provinsi Bali (data diolah 2014)

Tabel 1.2

Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Dearah

Kabupaten Jembrana

Tahun Anggaran 2007-2013 (dalam jutaan rupiah) Tahun Anggaran

Pendapatan

Asli

Daerah (Rp)

Realisasi

Pendapatan

Daerah (Rp)

Persentase

pencapaian

(%)

Anggaran

Belanja

Daerah (Rp)

Realisasi

Belanja

Daerah (Rp)

Persentase

pencapaian(

%)

2007 14.989,35 16.975,88 113,25% 430.728,50 392.380,64 91,10%

2008 19.523,66 21.235,51 108,77% 500.248,97 445.271,55 89.01%

2009 20.755,68 33.952,88 163,58% 514.245,61 479.134,81 93,17%

2010 32.824,81 41.996,03 127,93% 550.991,34 496.307,78 90,07%

2011 36.247,62 41.330,60 114,02% 615.427,63 546.848,47 88,85%

2012 51,525,70 46.470,11 90,19% 728.713.20 664.723,06 91,21%

2013 63,525,47 68,485,48 107,80% 797.854.89 718.538.44 90,05%

Sumber: Pemerintah Kabupatem Jembrana (data diolah 2013)

Perkembangan anggaran pendapatan asli daerah dan belanja daerah

Kabupaten Jembrana tahun anggaran 2007-2013 dapat dilihat pada table 1.2,

angka realisasi pendapatan daerah cenderung lebih tinggi dibandingkan angka

anggaran pendapatan daerah yang ditetapkan dan angka realisasi belanja daerah

yang lebih rendah dibanding dengan anggaran belanja daerah dari tahun ke tahun.

Fraud yang ditunjukkan dalam tabel diatas dapat diduga terjadi budgetary slack,

dengan merendahkan pendapatan dan menaikkan biaya sehingga selalu bisa

tercapai dan kinerjanya dinilai baik.

Page 20: Thesis Akuntansi

4

Proses penggangaran dapat dilakukan dengan metode top down, bottom

up, dan penganggaran partisipatif (Hapsari,2011). Penganggaran partisipatif inilah

yang sering dihubungkan dengan budgetary slack. Hasil penelitian Lowe dan

Shaw (1968), Young (1985) dan Lukka (1988) menunjukkan bahwa partisipasi

penganggaran memiliki pengaruh positif dan dapat meningkatkan terjadinya

budgetary slack, karena individu-individu berpartisipasi dalam penyusunan

anggaran dan mempunyai pengaruh terhadap target anggaran mencari kemudahan

dalam pencapaian anggaran yang ditetapkan dan menginginkan penghargaan atas

pencapaian target anggaran tersebut. Namun, beberapa penelitian lain

menunjukkan hasil yang tidak konsisten, dimana penelitian yang dilakukan oleh

Onsi (1973), Camman (1976), Merchant (1985) dan Dunk(1993) mengungkapkan

bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat mengurangi budgetary slack,

karena agen membantu memberikan informasi kepada prinsipal tentang prospek

masa depan sehingga anggaran yang disusun menjadi lebih akurat. Adanya

partisipasi dalam penganggaran ini diharapkan mampu membantu jalannya

penganggaran agar mencapai hasil yang baik.

Hasil penelitian yang berlawanan ini mungkin karena ada faktor lain yang

juga berpengaruh terhadap hubungan antara penganggaran partisipatif dan

senjangan anggaran (Latuheru,2005). Perbedaan hasil penelitian tersebut dapat

diselesaikan melalui pendekatan kontinjensi (contingency approach). Hal ini

dilakukan dengan memasukkan variabel lain yang mungkin mempengaruhi

hubungan penganggaran partisipatif dengan budgetary slack (Govindarajan

,1986). Dalam penelitian ini diajukan variabel asimetri informasi, self esteem,

Page 21: Thesis Akuntansi

5

locus of control dan kapasitas individu sebagai variabel pemoderasi hubungan

antara penganggaran partisipatif pada budgetary slack.

Asimetri informasi adalah suatu kondisi apabila prinsipal tidak

mempunyai informasi yang cukup mengenai kinerja agen baik itu dalam kinerja

aktual, motivasi dan tujuan, sehingga atasan tidak dapat menentukan kontribusi

bawahan terhadap hasil aktual perusahaan atau organisasi (Anthony dan

Govindaradjan, 2007). Adanya asimetri informasi ini sering kali dimanfaatkan

oleh agen dengan tidak memberikan seluruh informasi yang dimilikinya dan

membuat anggaran yang lebih mudah dicapai sehingga terciptalah budgetary

slack.

Self Esteem merupakan suatu keyakinan nilai diri sendiri berdasarkan

evaluasi diri secara keseluruhan. Seseorang dengan Self Esteem yang tinggi

dimana mereka melihat dirinya berharga, mampu dan dapat diterima. Orang

dengan Self Esteem rendah merasa kurang baik dengan dirinya. Orang yang

memiliki Self Esteem tinggi cenderung memandang diri mereka sendiri sebagai

seorang yang penting, berharga, berpengaruh dan berarti dalam konteks organisasi

yang mempekerjakan mereka (Hapsari,2011). Hasil penelitian Belkoui (1989),

Nugrahani dan Sugiri (2004) membuktikan secara empiris bahwa agen yang

memiliki self esteem rendah memiliki peluang lebih tinggi dalam membuat

budgetary slack.

Locus of control menurut Mustikawati (1999) dalam Sinaga (2013)

didefinisikan sebagai tingkatan keyakinan seseorang terhadap kemampuan

mengontrol nasibnya sendiri. Seseorang yang tidak memiliki locus of control yang

Page 22: Thesis Akuntansi

6

baik akan gagal menjalankan tugasnya dalam melakukan penyusunan anggaran.

Hal ini tentu saja menjadi indikasi gagalnya partisipasi anggaran yang pada

gilirannya akan berdampak pada penurunan kinerja dan rendahnya pencapaian

sehingga berakibat timbulnya budgetary slack (Sinaga,2013). Hal ini juga

didukung oleh hasil penelitian yang di lakukan oleh Adi dan Mardiasmo (2002)

yang menunjukkan bahwa locus of control berpengaruh terhadap budgetary slack.

Organisasi birokrasi dalam era otonomi daerah perlu mempersiapkan

tenaga kerja atau aparatur yang memiliki kemampuan dalam bekerja, baik dari

segi pendidikan, pelatihan maupun pengalaman, loyalitas kepentingan dan

memiliki keterkaitan kepentingan (Sandrya,2013). Dengan disiapkannya kapasitas

individu yang baik diharapkan mampu menurunkan terjadinya kesalahan kerja

dan kecurangan dalam bekerja yang dilakukan baik sengaja maupun tidak sengaja.

Yuhertiana (2004) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa individu yang

memiliki cukup pengetahuan akan mampu mengalokasikan sumber daya dengan

baik, sehingga dapat menurunkan budgetary slack.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu, penelitian ini

fokus pada pengaruh kinerja individu dan karakteristik personal yang

berpartisipasi pada penyusunan anggaran sehubungan dengan sistem anggaran

berbasis kinerja, dengan menggunakan variabel asimetri informasi, self esteem,

locus of control, dan kapasitas individu, sedangkan pada penelitian sebelumnya

lebih banyak menguji pengaruh peran organisasi dalam partisipasi anggaran pada

budgetary slack, dengan menggunakan variabel komitmen organisasi, budaya

organisasi dan ketidakpastian lingkungan.

Page 23: Thesis Akuntansi

7

Berdasarkan latar belakang diatas yang ditunjang oleh hasil penelitian-

penelitian terdahulu dan data APBD dari Kabupaten Jembrana, maka peneliti

termotivasi untuk menguji pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary

slack dengan faktor kontijensi yaitu asimetri informasi, self esteem, locus of

control, dan kapasitas individu sebagai variabel moderasi pada Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Jembrana, Bali.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena dan uraian latar belakang masalah, maka terdapat

beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1) Apakah penganggaran partisipatif berpengaruh pada budgetary slack?

2) Apakah asimetri informasi memoderasi pengaruh penganggaran

partisipatif pada budgetary slack?

3) Apakah self esteem memoderasi pengaruh penganggaran partisipatif pada

budgetary slack?

4) Apakah locus of control memoderasi pengaruh penganggaran partisipatif

pada budgetary slack?

5) Apakah kapasitas individu memoderasi pengaruh penganggaran

partisipatif pada budgetary slack?

Page 24: Thesis Akuntansi

8

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

memperoleh bukti secara empiris dan untuk mengetahui:

1) Pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack.

2) Kemampuan asimetri informasi memoderasi pengaruh penganggaran

partisipatif pada budgetary slack.

3) Kemampuan self esteem memoderasi pengaruh penganggaran partisipatif

pada budgetary slack.

4) Kemampuan locus of control memoderasi pengaruh penganggaran

partisipatif pada budgetary slack.

5) Kemampuan kapasitas individu memoderasi pengaruh penganggaran

partisipatif pada budgetary slack.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi

SKPD Kabupaten Jembrana sebagai pertimbangan dalam rangka

menurunkan tingkat terjadinya budgetary slack dalam penyusunan

anggaran, dimana dengan memahami karakteristik dan kemampuan

personal pegawai SKPD Jembrana akan membantu dalam proses

pemilihan individu yang akan dilibatkan secara langsung dalam proses

penyusunan anggaran.

Page 25: Thesis Akuntansi

9

2) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi,

wawasan, dan pengetahuan, serta dapat dijadikan refrensi bagi peneliti

yang akan melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan

masalah budgetary slack.

Page 26: Thesis Akuntansi

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Keagenan

Penjelasan mengenai konsep budgetary slack dimulai dari pendekatan

agency theory. Teori keagenan dapat didefinisikan sebagai suatu konsep yang

menjelaskan mengenai kontrak antara satu orang atau lebih yang bertindak

sebagai principal menunjuk orang lain sebagai agen untuk melakukan jasa untuk

kepentingan prinsipal termasuk mendelegasikan kekuasaan dalam pengambilan

keputusan (Jensen dan Meckling, 1976).

Praktik budgetary slack dalam perspektif agency theory dipengaruhi oleh

adanya konflik kepentingan antara agen dengan principal yang timbul ketika

setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran

yang dikehendakinya.

Arifah (2012) mengutip Eisenhard (1989) menyebutkan ada beberapa

asumsi yang muncul terkait teori keagenan antaranya:

1) Asumsi mengenai sifat manusia yang cenderung mengutamakan

kepentingan diri sendiri (self interest), keterbatasan rasionalitas

2) atau daya pikir terhadap masa depan, dan cenderung untuk

menghindari risiko.

3) Asumsi mengenai keorganisasian, konflik antar anggota organisasi,

efisiensi dan asimetri informasi antara prinsipal dan agen.

Page 27: Thesis Akuntansi

11

4) Asumsi mengenai informasi, informasi dianggap sebagai barang

komoditi yang dapat diperjualbelikan.

Jika agen yang berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran

mempunyai informasi khusus tentang kondisi lokal, akan memungkinkan agen

memberikan informasi yang dimilikinya untuk membantu kepentingan

perusahaan. Namun, sering keinginan prinsipal tidak sama dengan bawahan

sehingga menimbulkan konflik diantara mereka. Hal ini dapat terjadi misalnya,

jika dalam melakukan kebijakan pemberian rewards perusahaan kepada bawahan

didasarkan pada pencapaian anggaran. Bawahan cenderung memberikan

informasi yang bias agar anggaran mudah dicapai dan mendapatkan rewards

berdasarkan pencapaian anggaran tersebut (Darlis,2000). Kondisi ini jelas akan

menyebabkan terjadinya budgetary slack.

Entitas di Indonesia terdiri dari dua sektor, yaitu entitas sektor publik dan

non publik/swasta. Anggaran sektor publik berhubungan dengan proses penentuan

jumlah dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter yang

menggunakan dana milik rakyat, serta bersifat terbuka untuk publik. Sedangkan,

anggaran pada sektor swasta bersifat tertutup untuk publik dengan tujuan untuk

meningkatkan kinerja perusahaan. Meskipun berbeda, tetapi kedua sektor

memiliki kesamaan sifat yakni terbagi dalam dua pihak, yaitu: prinsipal dan agen

(Sandrya,2013)

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses anggaran sektor publik meliputi

eksekutif, legislatif, dan masyarakat. Hubungan keagenan dalam penganggaran

daerah, adalah:

Page 28: Thesis Akuntansi

12

1) Hubungan Keagenan antara Masyarakat (Publik atau Voters) dan Legislatif

Legislatif adalah lembaga perwakilan rakyat yang keberadaannya

telah dipilih oleh rakyat (voters). Rakyat berdasarkan asas demokrasi

adalah prinsipal utama dan legislatif berperan sebagai agen yang mewakili

rakyat sebagai prinsipal. Rakyat melakukan pengawasan terhadap DPR

dengan cara social pressure, yaitu rakyat berperan sebagai parliament

watch, media dan aksi langsung dengan kekuatan massa melalui

demonstrasi (Kencana, 2010). Legislatif berperan penting dalam

penganggaran daerah, karena DPRD adalah pengesah APBD dalam tahap

ratifikasi. Berdasarkan UU No.22 Tahun 1999, DPRD dan Gubernur,

Bupati atau Walikota menetapkan APBD. Sehingga, DPRD perlu untuk

mendengarkan aspirasi rakyat melalui berbagai komponen yang mewakili

rakyat, yaitu: Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), Perguruan Tinggi,

kuesioner, kotak pos, media massa, dan lain sebagainya (Kencana, 2010).

Masalah keagenan antara legislatif dengan rakyat adalah legislative

akan membela kepentingan rakyat atau pemilihnya, tetapi seringkali tidak

terjadi karena pendelegasian kewenangan rakyat atau pemilih dengan

legislatornya tidak ada kejelasan aturan konsekuensi kontrol keputusan

yang disebut abdikasi (abdication). Lupia dan Mc.Cubbins (2000) dalam

Halim dan Abdullah (2006) menyatakan bahwa abdikasi terjadi karena

pemilih (voters) tidak ingin mempengaruhi legislatif yang mereka pilih,

sedangkan legislatif tidak memiliki banyak waktu dan pengetahuan untuk

mengetahui semua kebutuhan rakyat. Sehingga, legislatur cenderung

Page 29: Thesis Akuntansi

13

melakukan political corruption dalam proses penyusunan anggaran dan

menimbulkan administration corruption. Legislatif akan memaksimalkan

utilitasnya (self interest) dalam pembuatan keputusan yang berkaitan

dengan rakyat (Garamvalvi, 1997; Abdullah, 2006).

2) Hubungan Keagenan antara Legislatif dan Eksekutif (Pemerintah Daerah)

Hubungan keagenan antara legislatif dan eksekutif berdasarkan UU

No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, terjadi perubahan posisi

luasnya kekuasaan antara legislatif sebagai prinsipal terhadap eksekutif

sebagai agen. DPRD tidak menjadi satu kesatuan dengan Kepala Daerah

beserta perangkatnya. Hubungan keagenan terjadi dalam konteks

pembuatan kebijakan, yang mana legislatif memberikan kewenangan

kepada agen untuk membuat usulan kebijakan baru dan berakhir setelah

usulan tersebut diterima atau ditolak. Fungsi DPRD adalah mengawasi

pelaksanaan peraturan daerah, pelaksanaan keputusan

Gubernur/Bupati/Walikota, pelaksanaan APBD, pelaksanaan kebijakan

daerah dan pelaksanaan kerjasama internasional di daerah. Sedangkan,

kepala daerah memiliki kewajiban dan tanggung jawab atas

terselenggaranya pemerintahan, serta meningkatkan kepuasan rakyat.

Kinerja kepala daerah dinilai dari keberhasilan berbagai program

pemerintahan dan kebijakan pada realisasi APBD dalam laporan

pertanggungjawaban kepada DPRD (Kencana, 2010).

Masalah keagenan dalam hubungan legislatif dan eksekutif adalah

legislatif cenderung melakukan “kontrak semu” dengan eksekutif, karena

Page 30: Thesis Akuntansi

14

memiliki keunggulan kekuasaan (discretionary power) (Kencana, 2010).

Legislatif mengutamakan kepentingan pribadi secara jangka panjang demi

menjaga kesinambungan dan nama baik politisi atau anggota dewan.

Sedangkan, eksekutif cenderung melakukan budgetary slack karena

memiliki keunggulan informasi (asimetri informasi) dan untuk

mengamankan posisinya di pemerintahan. Eksekutif akan mengusulkan

anggaran belanja yang lebih besar dan target anggaran yang lebih rendah,

agar lebih mudah dicapai ketika realisasi dilaksanakan.

3) Hubungan Keagenan antara Kepala Daerah (Bupati) dan

KepalaDinas/Kantor/Badan

Hubungan keagenan antara Kepala Daerah (Bupati) dan Kepala

Dinas/Kantor/Badan adalah Kepala Daerah (Bupati) berperan sebagai

prinsipal dan Kepala Dinas/Kantor/Badan sebagai agen. Eksekutif akan

menyampaikan dokumen rancangan APBD kepada legislatif untuk diteliti

dan disahkan. Kepala daerah berorientasi pada penetapan sistem

pengendalian manajemen yang mengatur Dinas/Kantor/Badan, serta

mendukung keberhasilan reformasi anggaran, keuangan dan sistem

akuntansi daerah. Dinas/Kantor/Badan akan mengajukan daftar usulan

kegiatan daerah dan daftar usulan proyek daerah yang akan dibahas oleh

panitia anggaran daerah. Perangkat daerah (Dinas/Kantor/Badan)

bertanggung jawab dalam pelayanan masyarakat (Kencana, 2010).

Kencana (2010) mengutip pernyataan Mardiasmo (2001) bahwa slack

yang diciptakan oleh perangkat daerah cenderung merupakan slack yang

Page 31: Thesis Akuntansi

15

positif, karena menjaga hubungannya dengan kepala daerah dan

mengamankan pekerjaan dan posisi atau jabatan di pemerintahan.

2.2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Pemerintah telah mengeluarkan berbagai instrumen hukum untuk

mendukung reformasi penganggaran daerah. Kementerian Dalam Negeri telah

mengeluarkan UU No.32/2004 tentang pemerintah daerah, Permendagri

No.13/2006, Peraturan Pemerintah No.58/2005, dan Permendagri No.37/2012

sebagai pedoman penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Lembaga-lembaga yang berperan penting dalam perencanaan dan

penganggaran daerah berdasarkan UU.No.17/2003 tentang Keuangan Negara dan

UU.No.25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)

adalah Badan Perencanaan Daerah (Bappeda), Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD), Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD), Kepala daerah, dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Pelaksanaan otonomi daerah menimbulkan praktek-praktek penyimpangan

pengelolaan keuangan Negara. Salah satu penanggulangan yang dilakukan

pemerintah pusat adalah memperbaiki sistem keuangan Negara dengan

menerapkan sistem penganggaran yang disebut dengan Anggaran Berbasis

Kinerja (ABK). Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) merupakan proses penyusunan

APBD di organisasi sektor publik untuk tatakelola pemerintahan, yakni proses

pembangunan yang efisien dan partisipatif, serta terjadi reformasi anggaran, yaitu

penggunaan sistem anggaran berbasis kinerja (performance budget system) untuk

menggantikan sistem anggaran tradisional (traditional budget system). Proses

Page 32: Thesis Akuntansi

16

pembangunan ini melibatkan pengambilan kebijakan pemerintahan, pelaksanaan

kegiatan pemerintahan, dan dalam tahap tertentu melibatkan masyarakat sebagai

penerima manfaat dari kegiatan pelayanan publik. Salah satu kunci utama

penyusunan anggaran berbasis kinerja adalah penentuan kinerja, adanya ukuran

kinerja yang jelas dan dapat diverifikasi terhadap outcome, output maupun

kewajaran dana yang dikeluarkan dengan output yang dicapai (Mahsun,

dkk.,2007).

2.2.1 Prinsip Penyusunan APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berdasarkan

Permendagri No.37/2012 adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah

yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan

ditetapkan dengan peraturan daerah. Tahun anggaran daerah meliputi masa satu

tahun terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari: pendapatan daerah,

belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Prinsip penyusunan APBD berdasarkan

pada Permendagri No.37/2012 adalah:

1) APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah

daerah;

2) APBD harus disusun secara tepat waktu sesuai dengan tahapan dan jadwal;

3) Penyusunan APBD dilakukan secara transparan, yaitu memudahkan

masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi yang

seluas-luasnya tentang APBD;

Page 33: Thesis Akuntansi

17

4) Penyusunan APBD harus melibatkan partisipasi masyarakat;

5) APBD harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan;

6) Substansi APBD dilarang bertentangan dengan kepentingan umum,

peraturan yang lebih tinggi dan peraturan daerah lainnya.

2.3.Pendekatan Kontijensi

Pendekatan kontijensi merupakan sebuah aplikasi konsep yang

menyatakan bahwa tidak ada suatu sistem kontrol terbaik yang dapat diterapkan

untuk semua organisasi dan penerapan sistem yang tepat harus memandang

adanya keterlibatan variabel konstektual dimana organisasi tersebut berada. Teori

kontinjensi dapat digunakan untuk menganalisis desain dan sistem akuntansi

manajemen untuk memberikan informasi yang dapat digunakan perusahaan untuk

berbagai macam tujuan dan untuk menghadapi persaingan (Otley, 1980).

Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada

ketidakkonsistenan hasil penelitian. Hasil penelitian Camman,1976; Dunk, 1993;

Merchant, 1985; Onsi,1973 menyatakan bahwa dengan adanya partisipasi agen

dalam proses penyusunan anggaran akan mengurangi kecenderungan untuk

menciptakan budgetary slack. Hal ini terjadi karena agen membantu memberikan

informasi pribadi tentang prospek masa depan sehingga anggaran yang disusun

menjadi lebih akurat. Sedangkan peneliti lain (Lowe dan Shaw, 1968; Lukka,

1988; Young,1985) mendapatkan bukti empiris bahwa partisipasi anggaran justru

menyebabkan manajer yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran cenderung

untuk melakukan senjangan anggaran.

Page 34: Thesis Akuntansi

18

Govindarajan (1986) mengemukakan bahwa untuk menyelesaikan

perbedaan dari berbagai hasil temuan tersebut, dapat dilakukan dengan

menggunakan pendekatan kontijensi (contingency approach). Beberapa penelitian

dalam bidang akuntansi manajemen melalui pendekatan kontinjensi bertujuan

untuk melihat hubungan antara variabel-variabel kontekstual dengan desain sistem

akuntansi manajemen dan untuk mengevaluasi keefektifan hubungan antara dua

variabel (hubungan antara partisipasi anggaran dengan budgetary slack) dengan

menggunakan variabel kontekstual sebagai variable moderating (Latuheru, 2005).

Dalam pendekatan kontinjensi (contingency approach) dianggap bahwa

pembuatan dan penggunaan desain sistem pengendalian manajemen (termasuk

penganggaran) yang efektif tidaklah berlaku secara universal (Merchant, 1981).

Keefektifannya bergantung kepada berbagai faktor kontekstual yang selalu

dikenal dengan faktor-faktor kontinjensi, seperti ketidakpastian lingkungan,

teknologi yang diadopsi, budaya organisasi, dan karakter personal. Sistem

pengendalian manajemen, seperti partisipasi penganggaran perlu digeneralisasi

dengan mempertimbangkan faktor perilaku individu (manager) dalam

melaksanakan aktivitas apakah melakukan perilaku yang menyimpang (perilaku

dysfunctional), sehingga perlu adanya faktor kontijensi karakter personal antara

lain adalah self esteem, locus of control, dan kapasitas individu.

Hapsari (2011) menyatakan bahwa self esteem dan kapasitas individu

mampu menjadi faktor kontijensi pengaruh penganggaran partisipatif pada

budgetary slack, karena dengan adanya keyakinan diri pada para manajer dimana

mereka menganggap mampu memberikan kontribusi yang positif dan memiliki

Page 35: Thesis Akuntansi

19

banyak hal yang dapat dibanggakan untuk kemajuan organisasi secara nyata akan

menurunkan budgetary slack yang terjadi saat para manajer diikutsertakan dalam

proses penyusunan anggaran. Berdasarkan hal tersebut penting untuk menyiapkan

individu yang memiliki self esteem yang tinggi dan kapasitas individu yang baik

untuk diikutsertakan dalam penyusunan anggaran.

Penelitian Sinaga (2013) menyatakan hasil bahwa locus of control mampu

menjadi faktor kontijensi hubungan penganggaran partisipatif dengan budgetary

slack. Apabila manajer memiliki internal locus of control, dia akan yakin akan

kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu permasalahan maka penggunaan

anggaran partisipatif akan menimbulkan kepuasan kerja manajer dan diharapkan

akan meningkatkan kerja manajer, sehingga mampu menurunkan terjadinya

budgetary slack.

2.4 Kesenjangan Anggaran (Budgetary Slack)

Kesenjangan Anggaran (budget slack) adalah perbedaan antara jumlah

anggaran yang diajukan oleh bawahan dengan jumlah estimasi yang terbaik dari

organisasi (Anthony dan Govindarajan, 2007). Bawahan melakukan budget slack

dengan merendahkan pendapatan atau menaikkan biaya dibandingkan dengan

estimasi terbaik dari yang diajukan, sehingga target anggaran akan lebih mudah

tercapai. Budget slack timbul karena keinginan dari atasan dan bawahan yang

tidak sama terutama jika kinerja bawahan dinilai berdasar pencapaian anggaran.

Apabila bawahan merasa insentifnya tergantung pada pencapaian sasaran

Page 36: Thesis Akuntansi

20

anggaran, maka mereka akan menciptakan budget slack melalui proses partisipasi

(Schiff dan Lewin, 1970; Chow dan Waller, 1988)

Budget slack juga didefinisikan sebagai suatu perilaku yang disfungsional

bahkan tidak jujur, karena manajer berusaha untuk memuaskan kepentingannya

dan menyebabkan meningkatnya biaya organisasi (Stevens, 1996). Oleh karena

itu, manajer secara moral menilai budget slack sebagai sesuatu yang negatif.

Hobson dkk (2011) mengeksplorasi argumen ini dan mengungkapkan bahwa

skema pembayaran slack-inducing (insentif) dan nilai-nilai personal mendorong

manajer menilai budget slack sebagai perilaku tidak etis.

2.5 Penganggaran Partisipatif

Brownell (1982) mengatakan penganggaran partisipatif merupakan suatu

proses dimana individu-individu terlibat langsung di dalamnya dan mempunyai

pengaruh pada penyusunan target anggaran yang kinerjanya akan dievaluasi dan

kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian target anggaran mereka.

(Falikhatun, 2007).

Adapun karakteristik dari pertisipasi dalam penyusunan anggaran dapat

dilihat dari beberapa faktor Sumarno (2005:203), yaitu :

a. Pengaruh yang besar dalam partisipasi pengukuran anggaran

b. Pengaruh dalam revisi penyusunan anggaran

c. Pengaruh mengenai pendapat/usulan dalam penetapan anggaran

d. Keyakinan dalam memutuskan suatu anggaran

e. Pentingnya kontribusi usulan atau pemikiran dalam penyusunan anggaran

f. Keikutsertaan dalam kegiatan penyusunan anggaran.

Page 37: Thesis Akuntansi

21

Dari beberapa definisi mengenai partisipasi anggaran maka disimpulkan

bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran adalah seberapa jauh keterlibatan dan

pengaruh individu dalam proses penyusunan anggaran. Maka proses anggaran secara

partisipasi sangat dibutuhkan. Dengan adanya penyusunan anggaran secara partisipasi

dapat terjadi pertukaran informasi baik antara atasan dengan bawahan maupun level

manajemen yang sama.

2.6 Asimetri Informasi

Asimetri informasi adalah prinsipal atau pemegang kuasa anggaran

mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih daripada agen atau pelaksana

anggaran mengenai unit tanggung jawabnya, atau sebaliknya. Bila kemungkinan

pertama terjadi, akan muncul tuntutan atau motivasi yang lebih besar dari

atasan/pemegang kuasa anggaran kepada pelaksana anggaran mengenai

pencapaian target anggaran yang disepakati. Sebaliknya, bila kemungkinan kedua

terjadi, pelaksana anggaran akan menyatakan target yang lebih rendah daripada

yang dimungkinkan dicapai.

Young (1985) menyatakan bahwa keberadaan asimetri informasi dapat

menyebabkan bawahan untuk melebih-lebihkan kebutuhan sumber daya mereka

atau mengecilkan kemampuan kerja mereka. Sehingga, interaksi antara anggaran

partisipatif dengan asimetri informasi dapat menyebabkan terjadinya budgetary

slack. Secara teoritis, asimetri informasi dapat dikurangi melalui monitoring dan

desain sistem informasi yang lebih baik.

Page 38: Thesis Akuntansi

22

2.7 Self Esteem

Self Esteem adalah suatu keyakinan nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi

diri secara keseluruhan. Self Esteem diukur dengan pernyataan positif dan negatif.

Pernyataan positif pada survey Self Esteem adalah “saya merasa bahwa saya

adalah seseorang yang sangat berarti, seperti orang lainnya, sedangkan pernyataan

pernyataan yang negatif adalah “saya merasa bahwa saya tidak memiliki banyak

hal untuk dibanggakan”. Orang yang sepakat dengan pernyataan positif dan tidak

sepakat dengan pernyataan negatif memiliki Self Esteem yang tinggi dimana

mereka melihat dirinya berharga, mampu dan dapat diterima. Orang yang dengan

Self Esteem rendah tidak merasa baik dengan dirinya. Para peneliti

mendefinisikan Self Esteem dalam organisasi sebagai nilai yang dimiliki oleh

individu atas dirinya sendiri sebagai anggota organisasi yang bertindak dalam

konteks organisasi. Orang yang memiliki Self Esteem tinggi cenderung

memandang diri mereka sendiri sebagai sebagai orang yang penting, berharga,

berpengaruh dan berarti dalam konteks organisasi yang mempekerjakan mereka

(Kreitner&Kinicki, 2003). Dengan demikian jika seseorang merasa dirinya begitu

penting, berharga dan berpengaruh maka timbul kepercayaan diri atas pekerjaan

yang dilakukannya karena apa yang dilakukannya berhasil dan menciptakan hasil

yang optimal.

Pernyataan Coopersmith yang dikutip oleh Sulistyaningsih (1995)

menyatakan bahwa dengan self esteem individu dapat mengevaluasi dirinya

sehingga membuatnya mampu untuk menghargai diri sendiri, hal ini

menimbulkan suatu sikap yang disetujui atau dan tidak disetujui dan

Page 39: Thesis Akuntansi

23

mengindikasikan perluasan rasa percaya akan kemampuannya, kesuksesannya,

dan keberartiannya. Singkatnya, Self Esteem adalah suatu pendapat pribadi yang

diekspresikan dalam sikap-sikap individu yang berpatokan pada dirinya sendiri.

Saifuddin Azwar menyatakan bahwa Self Esteem merupakan dasar

pembentukan konsep diri. Dikatakan oleh bechman dan O Malley bahwa konsep

diri yang positif akan membuat individu lebih ambisius, lebih antusias, dan

meletakkan aspirasinya pada level yang tinggi. Self Esteem bukanlah faktor yang

dibawa sejak lahir, namun merupakan faktor yang dipelajari, dan terbentuk

sepanjang pengalaman hidup individu dalam relasinya dengan diri sendiri maupun

dengan individu yang lain (Sulistyaningsih, 1995).

2.7.1. Ciri-Ciri Self Esteem

Sulistyaningsih (1995) mengutip Coopersmith, bahwa ada tiga tingkatan

dalam Self Esteem dan tiap tingkatan punya ciri-ciri yang berbeda. Seseorang

dengan Self Esteem tinggi mempunyai ciri-ciri aktif, ekspresif, bebas

mengungkapkan pendapat, cenderung sukses dalam bidang akademik maupun

bidang sosial, mau menerima kritik dan perbedaaan pendapat, mempunyai

perhatian yang cukup terhadap lingkungannya, optimistik dan mempunyai tingkat

kecemasan yang relatif rendah.

Pada tingkat menengah, terdapat ciri-ciri yang hampir sama dengan tinggi,

tetapi orang yang memiliki Self Esteem tingkat menengah menunjukan

kebimbangan dalam menilai dirinya sendiri sehingga dukungan sosial masih

sangat dibutuhkan.

Page 40: Thesis Akuntansi

24

Pada tingkatan yang rendah Self Esteem menunjukan ciri-ciri rendah diri,

takut terhadap pendapat yang bertentangan dengan dirinya, kurang aktif dan

ekspresif bahkan cenderung merasa dirinya terisolasi dan tidak dicintai, dalam

aktivitas sosial lebih suka sebagai pendengar dan pengikut, kurang dapat

menerima kritik, sering melaumun dan mudah tersinggung.

Pernyataan Nuryati Atamimi yang dikutip oleh Sulistyaningsih (1995)

juga mencatat pandapat dua ahli yaitu De ViestaF. J. Dan G. T. Thompson bahwa

orang-orang dengan Self Esteem yang tinggi cenderung untuk melihat dirinya

sebagai orang yang berhasil secara relatif bebas dari kecemasan dan sintom

psikomatis, yakni akan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya dan percaya

bahwa usaha-usaha yang dilakukannya akan mendapatkan hasil. Mereka mudah

menerima orang lain seperti orang lain menerima dirinya, serta lebih mandiri

daripada mereka yang memiliki Self Esteem yang rendah.

2.8 Locus of Control

Rotter (1990) mendefinisikan locus of control sebagai suatu variabel

kepribadian tentang keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol

nasib (destiny) dirinya sendiri. Konsep Locus of control didasarkan pada teori

pembelajaran sosial (theory social learning) (Reiss dan Mitra, 1998). Teori

pembelajaran sosial menyatakan bahwa pilihan dibuat oleh individu dari berbagai

macam perilaku potensial yang tersedia untuk mereka (Phares, 1976 dalam Reiss

dan Mitra, 1998). Locus of control didefinisikan Mac Donald (1973) dalam Tsui

dan Gul (1996) sebagai sejauh mana seseorang merasakan hubungan kontijensi

Page 41: Thesis Akuntansi

25

antara tindakan dan hasil yang mereka peroleh. Seseorang yang percaya bahwa

mereka memiliki pengendalian atas takdir mereka disebut internal. Dalam hal ini,

mereka mempercayai bahwa pengendalian itu terletak dalam diri mereka sendiri.

Dilain pihak, eksternal adalah orang yang percaya bahwa hasil mereka ditentukan

oleh agen atau faktor ekstrinsik diluar mereka sendiri. Sebagai contoh, oleh takdir,

keberuntungan, kekuatan yang lain atau sesuatu yang tidak dapat diprediksi.

Berdasarkan pada teori locus of control, bahwa perilaku seorang manajer

dalam penyusunan anggaran akan dipengaruhi oleh karakteristik locus of control-

nya. Ciri pembawaan internal locus of control adalah mereka yang yakin bahwa

suatu kejadian selalu berada dalam kendalinya dan akan selalu mengambil peran

dan tanggung jawab dalam penentuan benar atau salah. Sebaliknya, orang dengan

eksternal locus of control percaya bahwa kejadian dalam hidupnya berada di luar

kontrolnya dan percaya bahwa hidupnya dipengaruhi oleh takdir, keberuntungan,

dan kesempatan serta lebih mempercayai kekuatan di luar dirinya. Penelitian

Singer dan Singer (2001) mencoba untuk mengungkapkan eskalasi ko mitmen

yang berbeda-beda pada individu yang sensitizer dan repressor dan individu yang

internal locus of control dan external locus of control. Hasil mengungkapkan

bahwa individu yang repressor cenderung mengalami eskalasi lebih besar

daripada individu yang sensitizer, demikian juga dengan individu yang cenderung

internal locus of control mengalami eskalasi lebih besar daripada individu yang

cenderung external locus of control.

Page 42: Thesis Akuntansi

26

2.9 Kapasitas Individu

Kapasitas individu terbentuk dari proses pendidikan secara umum baik

melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman seseorang. Pendidikan dan

pelatihan merupakan investasi sumberdaya manusia yang dapat meningkatkan

kemampuan dan keterampilan kerja, sehingga dapat meningkatkan kinerja

seseorang. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang telah

ditempuh seseorang di bangku sekolah atau perguruan tinggi. Kurikulum

pendidikan yang baku dan waktu yang relatif lama biasanya dapat membekali

seseorang dengan dasar-dasar pengetahuan umum.

Pelatihan merupakan pendidikan yang diperoleh seorang karyawan di

instansi terkait dengan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan jabatan

atau dunia kerja. Pelatihan biasanya dilakukan dalam waktu yang relatif singkat

dengan tujuan untuk membekali seseorang dengan keterampilan kerja. Sedangkan,

pengalaman adalah pendidikan yang diperoleh sesorang selama bekerja di

instansinya. Pengalaman seorang pegawai berkaitan dengan kondisi psikologis

seseorang yang sudah handal dalam melaksanakan pekerjaan karena

pengalamannya dalam beberapa tahun (Simanjuntak, 2011).

Menurut David (1964) yang dikutip oleh Nasution (2011) kinerja

seseorang merupakan perpaduan antara kemampuan dan motivasi. Motivasi

merupakan perpaduan antara sikap dan kondisi, sedangkan kemampuan

merupakan perpaduan antara pengetahuan dan keterampilan seseorang.

Kemampuan adalah faktor penting dalam meningkatkan produktifitas kerja dan

berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan seseorang. Individu yang

Page 43: Thesis Akuntansi

27

memiliki pengetahuan yang cukup adalah individu yang berkualitas dan mampu

meningkatkan kualitas kinerjanya.

2.10 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai budgetary slack telah dilakukan oleh banyak peneliti

dan menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Hasil-hasil penelitian terdahulu

dapat dijelaskan secara ringkas pada Tabel 2.2 (Lampiran 1).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lowe dan Shaw (1968), Merchant

(1981), Young (1985), Andriyani dan Hidayati (2010), Nasution (2010) dan

penelitian-penelitian lainnya menunjukkan bahwa anggaran partisipatif yang

tinggi dapat menyebabkan budgetary slack. Hasil-hasil tersebut berbeda dengan

penelitian Schift dan Lewin (1970), Onsi (1973), Camman (1976), Minan (2005),

Utomo (2006), Supanto (2010), Schoute dan Wiersma (2011), dan penelitian-

penelitian lainnya yang menyatakan bahwa anggaran partisipatif yang tinggi dapat

mengurangi terjadinya budgetary slack. Sebaliknya, jika anggaran partisipatif

menurun, maka dapat meningkatkan budgetary slack.

Ketidakkonsistenan hasil penelitian-penelitian terdahulu mendorong

peneliti untuk menggunakan variabel kontijensi yang memoderasi hubungan

antara anggaran partisipatif dan budgetary slack. Tujuannya adalah untuk

mengetahui pengaruh variabel kontijensi dapat memperkuat atau memperlemah

hubungan tersebut. Penelitian ini mereplikasi penelitian Sandrya (2013) dengan

menggunakan satu variabel kontijensi yang sama yaitu kapasitas individu dan

Page 44: Thesis Akuntansi

28

menambahkan variabel kontijensi lainnya yaitu asimetri informasi, self esteem,dan

locus of control.

Page 45: Thesis Akuntansi

29

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan hasil dari abstraksi dan sintesis teori dari

kajian pustaka yang dikaitkan dengan masalah yang dihadapi. Pembentukan

kerangka berpikir bertujuan untuk menjawab dan memecahkan persoalan

penelitian, yaitu penyusunan hipotesis penelitian yang merupakan dugaan

sementara. Dalam membentuk kelompok teori yang akan dikemukakan pada

kerangka berpikir untuk membuat suatu hipotesis harus ditetapkan terlebih dahulu

variabel penelitiannya (Sugiono,2010;31). Selanjutnya dilakukan pengujian

statistik terhadap variabel tersebut. Dari hasil pengujian statistik akan diketahui

apakah penelitian ini mendukung teori dan studi empiris yang telah ada

sebelumnya.

Isu budgetary slack telah dibahas oleh beberapa peneliti dengan hasil

yang tidak konsisten dan berdasarkan data Anggaran Belanja Asli dan Belanja

Daerah Kabupaten Jembrana, sehingga peneliti termotivasi untuk memasukkan

variabel pemoderasi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara

penganggaran partisipatif dengan budgetary slack. Variabel moderasi yang

digunakan adalah asimetri informasi, self esteem, locus of control, dan kapasitas

individu yang mungkin mempengaruhi penganggaran partisipatif dan budgetary

slack.

Page 46: Thesis Akuntansi

30

Berikut ini adalah kerangka berpikir dalam penelitian yang disajikan pada

Gambar 3.1 berikut ini:

Gambar 3.1

Kerangka Berpikir

PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK

DENGAN ASIMETRI INFORMASI, SELF ESTEEM, LOCUS OF CONTROL DAN

KAPASITAS INDIVIDU SEBAGAI VARIABEL MODERASI

(STUDI PADA SKPD KABUPATEN JEMBRANA, BALI)

Kajian Teoretis

1. Teori

keagenan

(agency

theory)

sebagai grand

theory

2. Pendekatan

Teori kontijensi

sebagai teori

pendukung

Kajian Empiris Penelitian terdahulu :

1.Artikel asing: Lowe dan Shaw (1968), Schift dan Lewin

(1970), Onsi (1973), Camman (1976), Collin (1978), Baiman

(1982), Young (1985), , Lukka (1988), Siegel dan Marconi

(1989), Dunk ( 1993), Dunk dan Perera (1997), Douglas dan

Wier (2000), Martjin dan Wiersma (2011), Nouri dan Parker

(1996),dll

2.Artikel Indonesia (nasional): Wartono (1998), Supomo dan

Indriantoro (1998), Yuwono (1999), Latuheru (2005), Hafsah

(2005), Minan (2005), Utomo (2006), Sari (2006), Nasution

(2011), Hapsari (2011), Sandrya (2013), Sinaga (2013) , dll

Hipotesis:

H1: Penganggaran partisipatif berpengaruh positif pada budgetary slack.

H2: Asimetri informasi memperkuat pengaruh penganggaran partisipatif pada

budgetary slack.

H3: Self esteem memperlemah pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary

slack.

H4: Locus of control memperlemah pengaruh penganggaran partisipatif pada

budgetary slack.

H5: Kapasitas individu memperlemah pengaruh penganggaran partisipatif pada

budgetary slack.

Pengujian Hipotesis

Pengujian H1, H2, H3, H4, dan H5 menggunakan analisis regresi moderasi dengan

metode interaksi (Moderated Regression Analysis/MRA)

Uji model: uji statistik F (F-test)

Uji hipotesis: uji statistik t atau uji parsial (t-test)

Pembahasan Hasil

Kesimpulan dan saran

Page 47: Thesis Akuntansi

31

3.2 Konsep Penelitian

Berdasarkan konsep berpikir yang telah dijelaskan sebelumnya, kemudian

disusun konsep penelitian yang merupakan hubungan logis dari landasan teori dan

kajian empiris yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Kerangka konsep

menunjukkan semua variabel yang berpengaruh pada penelitian. Konsep

penelitian dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 3.2 sebagai berikut:

Gambar 3.2

Konsep Penelitian

Gambar 3.2 mendeskripsikan pengaruh variabel independen yaitu

penganggaran partisipatif pada budgetary slack sebagai variabel dependen dengan

asimetri informasi, self esteem, locus of control dan kapasitas individu sebagai

variabel moderasi.

Penganggar

an

partisipatif

Budgetary

Slack

Asimetri

Informasi

Self

Esteem

Locus of

Control

Kapasitas

Individu

Page 48: Thesis Akuntansi

32

3.3 Hipotesis Penelitian

3.3.1 Pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack

Sistem anggaran berbasis kinerja yang kini diberlakukan adalah

reformasi dari sistem anggaran berbasis tradisional yang menggunakan

kinerja sabagai tolok ukur keberhasilan suatu organisasi dalam

penyelenggaraan kegiatan pemerintahan. Namun, penilaian kinerja

berdasarkan tercapai atau tidaknya target anggaran daerah menimbulkan

terjadinya budgetary slack. Agen cenderung mengajukan anggaran dengan

merendahkan pendapatan dan menaikkan biaya dibandingkan dengan

estimasi terbaik dari yang diajukan, sehingga target akan lebih mudah

tercapai, hal ini juga didorong oleh keinginan untuk mendapatkan

penghargaan atas target yang telah dicapai. Selain itu, tahap perencanaan

dan persiapan anggaran daerah sering menimbulkan budgetary slack, karena

penyusunan anggaran seringkali didominasi oleh kepentingan eksekutif dan

legislatif, serta kurang mencerminkan kebutuhan masyarakat (Kartiwa,

2004). Hal ini konsisten dengan hasil penelitian Lowe dan Shaw (1968),

Merchant (1981), Young (1985), Antie dan Eppen (1985), Andriyani dan

Hidayati (2010), dan Nasution (2011) dan penelitian lainnya yang

menyatakan bahwa penganggaran partisipatif meningkatkan terjadinya

budgetary slack. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dihipotesiskan:

H1: Penganggaran partisipatif berpengaruh positif pada budgetary slack.

Page 49: Thesis Akuntansi

33

3.3.2 Kemampuan asimetri informasi memoderasi pengaruh penganggaran

partisipatif pada budgetary slack.

Berdasarkan teori keagenan, manusia akan bertindak opportunistik

yaitu mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan organisasi.

Agen akan termotivasi untuk meningkatkan kompensasi di masa mendatang

guna meningkatkan kinerjanya, sedangkan prinsipal termotivasi untuk

meningkatkan utilitas dan profitabilitasnya. Prinsipal tidak dapat memonitor

kegiatan agen setiap hari. Sebaliknya, agen mengetahui informasi penting

mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja dan organisasinya secara

keseluruhan. Hal inilah yang menimbulkan asimetri informasi yaitu

ketidakseimbangan informasi antara prinsipal dan agen.

Asimetri informasi yang terjadi antara prinsipal dan agen yang

berpartisipasi dalam penganggaran dapat menimbulkan budgetary slack.

Karena, kinerja yang dinilai dari tingkat pencapaian anggaran menjadi

motivasi agen untuk melakukan asimetri informasi untuk memudahkan

pencapaian anggaran. Teori ini didukung oleh Young (1985), Utomo

(2006), Djasuli dan Fadilah (2011) bahwa interaksi penganggaran

partisipatif dan asimetri informasi berpengaruh positif dan signifikan pada

budgetary slack. Menurut Anthony dan Govindarajan (2001) dalam

Falikhatun (2007), eksekutif sebagai agen cenderung melakukan budgetary

slack, karena bertujuan untuk mengamankan posisinya di pemerintahan.

Sedangkan, legislatif sebagai principal cenderung melakukan kontrak semu

dengan eksekutif. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat

dihipotesiskan:

Page 50: Thesis Akuntansi

34

H2: Asimetri informasi memperkuat pengaruh penganggaran partisipatif

pada budgetary slack.

3.3.3 Kemampuan self esteem memoderasi penganggaran partisipatif pada

budgetary slack

Penciptaan slack dalam anggaran memiliki dampak negatif bagi

perusahaan. Slack diciptakan penyusun anggaran untuk mengamankan

jabatan, mendapatkan bonus, ataupun mendapatkan promosi dari atasan,

oleh karena itu slack dalam anggaran seharusnya dihindari atau sekurang-

kurangnya diminimalkan oleh perusahaan. Orang yang memiliki Self Esteem

tinggi diharapkan mampu untuk mengurangi Budgetary Slack. Mereka

cenderung memandang dirinya begitu penting, berharga dan berpengaruh,

maka timbul kepercayaan diri atas pekerjaan yang dilakukannya karena ia

memiliki keyakinan bahwa apa yang dilakukannya akan berhasil dan

menciptakan hasil yang optimal. Pemenuhan tingkat aspirasi mereka lebih

pada kinerjanya bukan pada tujuan pribadinya. Hal ini didukung oleh

penelitian Belkoui (1989) dalam Nugrahani dan Sugiri (2004) serta

penelitian Nugrahani dan Sugiri (2004) sendiri, yang sama-sama

memberikan bukti empiris bahwa karyawan yang memiliki Self Esteem

rendah cenderung lebih tinggi dalam membuat budgetary slack.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dihipotesiskan:

H3 : Self Esteem memperlemah pengaruh penganggaran partisipatif pada

budgetary slack

Page 51: Thesis Akuntansi

35

3.3.4 Kemampuan locus of control memoderasi penganggaran partisipatif

pada budgetary slack

Pengaruh partisipasi anggaran terhadap budgetary slack dapat

diperkuat dan diperlemah oleh locus of control. Menurut Robbins (1996)

dalam Sinaga (2013) locus of control adalah sampai sejauh mana orang

yakin bahwa mereka menguasai nasib mereka sendiri. Dunk dan Nouri

(1998) mengemukakan bahwa bila manager berpandangan bahwa faktor

penentu berada dalam kendali individu (internal locus of control), maka

manajer akan berusaha secara optimal untuk mempengaruhi organisasi agar

dapat mencapai target yang ditentukan. Sebaliknya, bila manager

berpandangan bahwa faktor pengendali berada diluar kendali organisasi

(eksternal locus of control), maka manajer akan merasa tidak berdaya untuk

menggerakkan organisasi mencapai sasaran yang ingin dicapai dalam

anggaran. Dengan demikian, manajer akan termotivasi untuk menciptakan

budgetary slack serta tindakan penyimpangan lainnya untuk memungkinkan

tercapainya sasaran organisasi. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat

dihipotesiskan:

H4 : Locus of control memperlemah pengaruh penganggaran partisipatif

pada budgetary slack

3.3.5 Kemampuan kapasitas individu memoderasi penganggaran partisipatif

pada budgetary slack

Pemerintah daerah dalam era otonomi daerah dihadapkan pada

tantangan untuk meningkatkan efisiensi dan profesionalisme birokrasi.

Page 52: Thesis Akuntansi

36

Sehingga, pemerintah daerah perlu untuk mempersiapkan tenaga kerja atau

aparatur yang profesional dalam bekerja. Kapasitas individu dari aparatur

daerah dapat terbentuk dari proses pendidikan secara umum, baik melalui

pendidikan formal, pelatihan dan pengalaman. Hal ini juga penting bagi

pemerintah daerah dalam menghadapi dan mengantisipasi ketidakpastian

lingkungan, terutama isu budgetary slack. Menurut Yuhertiana (2004),

inidvidu yang memiliki cukup pengetahuan akan mampu mengalokasikan

sumber daya dengan baik, sehingga dapat menurunkan budgetary slack.

Tetapi, Sari (2006), Nasution (2011) dan Hapsari (2011) menyatakan hal

yang berbeda bahwa kapasitas individu yang meningkat justru

memunculkan budgetary slack dan sebagai konsekuensi yang muncul dalam

penyusunan anggaran. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka

dihipotesiskan:

H5: Kapasitas individu memperlemah pengaruh penganggaran

partisipatif pada budgetary slack.

Page 53: Thesis Akuntansi

37

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan rencana dari struktur penelitian yang

mencakup tahapan-tahapan penelitian mulai dari latar belakang masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, kajian pustaka serta penelitian-penelitian sebelumnya

untuk dapat merumuskan suatu hipotesis penelitian. Tahapan selanjutnya adalah

mempersiapkan data penelitian dan pengujian hipotesis sehingga dapat ditarik

kesimpulan penelitian.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan manfaat praktis bagi

pemerintah daerah dalam menyikapi isu budgetary slack akibat dari adanya sistem

anggaran berbasis kinerja. Populasi pada penelitian ini adalah pejabat struktural

yang terdiri dari Eselon II, III, dan IV di Kabupaten Jembrana. Sampel dipilih

menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan yang digunakan

adalah metode survei berupa kuesioner. Semua hipotesis penelitian diuji

menggunakan analisis regresi moderasi interaksi (Moderated Regression

Analysis/MRA) dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Product and

Service Solutions) 20.0 for windows. Data yang diperoleh akan disajikan dalam

bentuk pembahasan dan interpretasi hasil, diberi kesimpulan dan saran.

Rancangan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini:

Page 54: Thesis Akuntansi

38

Gambar 4.1

Rancangan Penelitian

4.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di lingkungan Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. Waktu penelitian adalah pada bulan Juni –

Oktober 2014, karena pemerintah daerah akan menyampaikan Kebijakan Umum

APBD tahun anggaran 2015 pada pertengahan bulan Juni tahun 2014.

Masalah Penelitian

Hipotesis Penelitian

Variabel Penelitian

Instrumen Penelitian: Kuesioner

Desain sampel:

-populasi

-sampel

-responden

- Teknik pengumpulan data: metode survei (kuesionerTeknik

pengambilan sampel: teknik purposive sampling

Pengolahan data dan analisis

Pembahasan dan interpretasi hasil analisis data

Simpulan dan saran

Page 55: Thesis Akuntansi

39

4.3 Penentuan Sumber Data

4.3.1 Data menurut sumbernya

Menurut sumbernya, data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan

data sekunder (Sugiyono, 2009:137).

1) Data primer diperoleh dari daftar pernyataan dalam bentuk kuesioner yang

diberikan secara langsung kepada responden. Hasil yang diperoleh akan

diolah dalam bentuk pembahasan, kesimpulan dan saran.

2) Data sekunder dalam penelitian ini adalah data APBD tahun anggaran

2007-2013 di Kabupaten Jembrana, Jumlah pejabat struktural di SKPD

Kabupaten Jembrana.

4.3.2 Data menurut sifatnya

Berdasarkan sifatnya, data dibagi menjadi dua yaitu data kuantitatif dan data

kualitatif (Sugiyono, 2009:14). Penelitian ini hanya menggunakan data kuantitatif.

Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka-angka (Sugiyono, 2009:

14). Data kuantitatif berupa informasi mengenai laporan APBD tahun 2007-2013

Kabupaten Jembrana, jumlah pejabat strutural Eselon II, III, dan IV di Kabupaten

Jembrana, data yang diperoleh dari pernyataan responden yang dinyatakan dalam

angka-angka meliputi skor nilai dari jawaban responden dalam kuesioner

penelitian

4.3.3 Populasi dan Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat struktural, terdiri dari Eselon

II, III, dan IV yang masih aktif tugas sampai bulan Desember 2014 yang

berjumlah 466. Sampel pada penelitian ini adalah pejabat struktural yang

Page 56: Thesis Akuntansi

40

berpartisipasi dalam penganggaran daerah. Metode pengumpulan data

menggunakan metode survei berupa kuesioner, yaitu daftar pernyataan tertulis

yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Nama-nama SKPD dan

jumlah jabatan struktural di SKPD Kabupaten Jembrana berdasarkan Eselon

perangkat daerah dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Pejabat struktural di lingkungan SKPD Kabupaten Jembrana berdasarkan

eselon perangkat daerah pada Tabel 4.2, antara lain:

1) Pejabat Eselon II (Eselon II/a dan II/b) sebanyak 22, terdiri dari Sekretaris

Daerah, Sekretaris DPRD, Kepala Dinas, Kepala Inspektorat, dan Kepala

Badan Daerah.

2) Pejabat Eselon III (Eselon III/a dan III/b) sebanyak 101, terdiri dari Kepala

Bidang pada Badan Daerah, Dinas Daerah dan Inspektorat, Sekretaris pada

Badan Daerah, Dinas Daerah dan Kepala Bagian di lingkungan Sekretaris

Daer ah Kabupaten Jembrana.

3) Pejabat Eselon IV (Eselon IV/a dan IV/b) sebanyak 343, terdiri dari Kepala

Seksi dan Kepala Sub. Bagian.

Page 57: Thesis Akuntansi

41

Tabel 4.2

Nama-nama SKPD dan Jumlah Jabatan Struktural

di Lingkungan SKPD Kabupaten Jembrana

No. SKPD

ESELON

Jumlah II III IV

A B A B A B

1 Sekretariat Daerah 1 6 8 - 24 - 39

2 Sekretariat DPRD - 1 4 - 8 - 13

3 Inspektorat - 1 4 - 12 - 17

4 Badan Perencanaan Pembangunan dan

Penanaman Modal

- 1 1 4 11 - 17

5 Dinas Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan

- 1 1 6 21 - 29

6 Dinas Kesehatan - 1 1 4 15 - 21

7 Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan

Transmigrasi

- 1 1 4 13 - 19

8 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika

- 1 1 3 12 - 17

9 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil - 1 1 3 12 - 17

10 Dinas Pekerjaan Umum - 1 1 4 15 - 21

11 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Koperasi

- 1 1 3 12 - 17

12 Dinas Pertanian, Perkebunan, dan

Peternakan

- 1 1 4 15 - 21

13 Dinas Kelautan, Perikanan, dan

Kehutanan

- 1 1 4 15 - 21

14 Dinas Pendapatan - 1 1 4 15 - 21

15 Badan Kepegawaian Daerah (BKD) - 1 1 4 11 - 17

16 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Daerah

- 1 1 4 11 - 17

17 Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik - - 1 - 4 - 5

18 Kantor Lingkungan Hidup, Kebersihan

dan Pertamanan

- - 1 - 4 - 5

19 Kantor Perpustakaan dan Arsip - - 1 - 4 - 5

20 Kantor Pemberdayaan Perempuan dan

Keluarga Berencana

- - 1 - 4 - 5

21 Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu - - 1 - 4 - 5

22 Rumah Sakit Umum - - 1 4 9 - 14

23 Satuan Polisi Pamong Praja - - 1 - 1 6 8

24 Kecamatan ( 5 Kecamatan) - - 5 5 20 15 45

25 Kelurahan (10 Kelurahan) - - - 10 40 50

Jumlah: 1 21 41 60 282 61 466

Sumber: SekDa Kabupaten Jembrana 2014

Page 58: Thesis Akuntansi

42

Tabel 4.3

Jumlah Sampel Penelitian

No. SKPD

ESELON

Jumlah II III IV

A B A B A B

I Jumlah Populasi 1 21 41 60 282 61 466

II Jumlah Eselon yang tidak ikut

berpartisipasi dalam penganggaran

- 5 10 46 244 51 356

III Jumlah Eselon yang ikut

berpartisipasi dalam penganggaran

1 16 31 14 38 10 110

Rincian sampel:

1

Badan Perencanaan Pembangunan dan

Penanaman Modal

- 1 1 1 1 - 4

5 Dinas Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan

- 1 1 1 1 - 4

6 Dinas Kesehatan - 1 1 1 1 - 4

7 Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan

Transmigrasi

- 1 1 1 1 - 4

8 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika

- 1 1 1 1 - 4

9 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil - 1 1 1 1 - 4

10 Dinas Pekerjaan Umum - 1 1 1 1 - 4

11 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Koperasi

- 1 1 1 1 - 4

12 Dinas Pertanian, Perkebunan, dan

Peternakan

- 1 1 1 1 - 4

13 Dinas Kelautan, Perikanan, dan

Kehutanan

- 1 1 1 1 - 4

14 Dinas Pendapatan - 1 1 1 1 - 4

15 Badan Kepegawaian Daerah (BKD) - 1 1 1 1 - 4

16 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Daerah

- 1 1 1 1 - 4

17 Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik - - 1 - 1 - 2

18 Kantor Lingkungan Hidup, Kebersihan

dan Pertamanan

- - 1 - 1 - 2

19 Kantor Perpustakaan dan Arsip - - 1 - 1 - 2

20 Kantor Pemberdayaan Perempuan dan

Keluarga Berencana

- - 1 - 1 - 2

21 Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu - - 1 - 1 - 2

22 Rumah Sakit Umum - - 1 1 1 - 3

23 Satuan Polisi Pamong Praja - - 1 - 1 - 2

24 Kecamatan ( 5 Kecamatan) - - 5 - 5 - 10

25 Kelurahan (10 Kelurahan) - - - 10 10 20

Jumlah sampel: 1 16 31 14 38 10 110

17 45 48 110

Page 59: Thesis Akuntansi

43

Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu metode

pengambilan sampel yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang

ditetapkan. Kriteria dalam penelitian ini adalah pejabat Eselon II/III/IV (kepala

badan/kepala dinas/kepala bagian/kepala kantor/kepala sub bagian/sekertaris pada

badan daerah) yang ikut serta berpartisipasi secara langsung dalam proses

penyusunan anggaran. Kriteria ini digunakan karena tidak semua pejabat eselon

ikut serta dalam penganggaran, sehingga digunakan kriteria untuk menghindari

terjadinya kesalahan penentuan sampel. Jumlah sampel berdasarkan pada Tabel

4.3 diperoleh sebanyak 110 orang sebagai sampel penelitian.

4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Identifikasi Variabel

Variabel-variabel yang dianalisis pada penelitian ini berdasarkan

rumusan permasalahan adalah sebagai berikut:

1) Variabel Bebas/Independen

Variabel bebas atau independen yang dianalisis pada penelitian ini adalah

penganggaran partisipatif.

2) Variabel Terikat/Dependen

Variabel terikat atau dependen pada penelitian ini adalah budgetary slack.

3) Variabel Moderasi (Moderating Variable)

Variabel moderasi pada penelitian ini adalah asimetri informasi, self

esteem, locus of control, dan kapasitas individu.

Page 60: Thesis Akuntansi

44

4.4.2 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah:

1) Penganggaran Partisipatif

Penganggaran partisipatif adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh

individu yaitu para pejabat struktural yang terlibat dalam penganggaran

daerah. Penganggaran partisipatif (PA) diukur dengan 3 indikator, yaitu:

(a) Keikutsertaan dalam penyusunan usulan kegiatan, (b) Keterlibatan

dalam pembahasan usulan dengan tim anggaran, dan (c) Kontribusi dalam

penyusun ananggaran. Instrumen penelitian yang digunakan berupa

kuesioner yang diadaptasi dari penelitian Milani (1975) pada Adrianto

(2008), terdiri dari 5 pertanyaan.

2) Budgetary Slack

Budgetary slack adalah usaha masing-masing pejabat struktural dalam

penganggaran daerah yang termotivasi untuk mencapai target yang lebih

mudah. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang dikembangkan

oleh Begum (2009) pada Sandrya (2013) di organisasi sektor publik.

Indikator budgetary slack (BS) adalah jumlah anggaran pendapatan yang

dibuat lebih rendah dari seharusnya dan jumlah anggaran belanja yang

dibuat lebih tinggi dari seharusnya, terdiri dari 5 pernyataan.

3) Variabel Moderasi

(1) Asimetri Informasi

Asimetri informasi merupakan salah satu faktor penyebab

terjadinya budgetary slack. Kesempatan berpartisipasi digunakan agen

Page 61: Thesis Akuntansi

45

untuk membuat budgetary slack guna meningkatkan kinerjanya. Indikator

asimetri informasi (AI) diukur dengan 4 indikator, yaitu: (a) Kecukupan

informasi, (b) Kualitas informasi yaitu informasi yang mampu memenuhi

kebutuhan kualitas informasi, (c) Kuantitas informasi yaitu informasi yang

mampu memenuhi kebutuhan banyaknya informasi, dan (d) Pemahaman

informasi. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang dikembangkan oleh

Novita, dkk., (2009) di organisasi sektor publik, terdiri dari 6 pernyataan.

(2) Self Esteem

Self esteem merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan

budgetary slack. Orang yang memiliki Self Esteem tinggi diharapkan mampu

untuk mengurangi Budgetary Slack. Mereka cenderung memandang dirinya

begitu penting, berharga dan berpengaruh, maka timbul kepercayaan diri atas

pekerjaan yang dilakukannya karena ia memiliki keyakinan bahwa apa yang

dilakukannya akan berhasil dan menciptakan hasil yang optimal. Instrumen

penelitian berupa kuisioner yang dikembangkan dari penelitian yang

dilakukan oleh Rosenberg (1965) dan telah diterjemahkan oleh Azwar (

2003), terdiri dari 10 pertanyaan.

(3) Locus Of Control

Locus of control merupakan tingkatan dimana seseorang menerima

tanggung jawab personal terhadap apa yang terjadi pada diri mereka.

Indikator Locus of control (LC) diukur dengan 3 indikator, yaitu: (a)

Kepercayaan akan adanya takdir, (b) Kepercayaan diri, (c) Usaha/kerja

Page 62: Thesis Akuntansi

46

keras. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang dikembangkan oleh

Sinaga (2013), terdiri dari 8 pertanyaan.

(4) Kapasitas Individu

Kapasitas individu pada hakekatnya terbentuk dari proses

pendidikan secara umum, baik melalui pendidikan formal, pelatihan dan

pengalaman. Indikator Kapasitas Individu (KI) diukur dengan 3 indikator,

yaitu: (a) Pendidikan, (b) Pelatihan, dan (c) Pengalaman. Instrumen

kapasitas individu berupa kuesioner yang dikembangkan oleh Sari (2006),

terdiri dari 7 pernyataan.

Page 63: Thesis Akuntansi

47

Definisi operasional dan indikator variabel secara ringkas dapat dilihat

pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Indikator Penilaian Variabel

Variabel Indikator Jumlah

pertanyaan Anggaran Partisipatif (PA) - Keterlibatan dalam penyusunan usulan

kegiatan

- Keterlibatan dalam pembahasan

usulan dengan Tim Anggaran

- Kontribusi dalam pembahasan

anggaran (Supriyatno, 2010)

1

2

2

Asimetri informasi (AI) - Kecukupan informasi

- Kualitas informasi

- Kuantitas informasi

- Pemahaman informasi (Novita, dkk.,

2009)

1

1

1

3

Self Esteem (SE) - Pengendalian diri

- Keyakinan untuk sukses dalam

menyelesaikan tugas dan berhadapan

dengan orang lain

- Kepercayaan diri

( A.H Eagly, 2003)

3

3

4

Locus of Control (LC) - Kepercayaan akan adanya takdir

- Kepercayaan diri

- Usaha/kerja keras

( Rotler dalam Robbins,1998)

3

3

2

Kapasitas Individu (KI) - Pendidikan

- Pelatihan

- Pengalaman

(Sari, 2006)

3

2

2

Budgetary slack (BS) - Jumlah anggaran pendapatan yang

dibuat lebih rendah dari seharusnya;

- Jumlah anggaran belanja yang dibuat

lebih tinggi dari seharusnya.

(Begum, 2009)

3

3

Sumber data diolah: 2014

Page 64: Thesis Akuntansi

48

4.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei berupa

kuesioner, yaitu dengan cara memberikan serangkaian pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2011;135). Kuesioner yang

disebarkan berupa daftar pernyataan tertulis kepada responden mengenai

penganggaran partisipatif, budgetary slack, asimetri informasi, self esteem, locus

of control, dan kapasitas individu. Masing-masing variabel tersebut disiapkan

dengan jumlah pernyataan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kuesioner

disertai surat pemohonan untuk menjadi responden diberikan secara langsung.

Jika ada halangan tertentu, responden diberikan kebijakan berdasarkan

kesepakatan antara peneliti dengan responden.

4.6 Instrumen Penelitian

4.6.1 Skala Pengukuran

Pengukuran masing-masing varabel menggunakan skala Likert lima

poin, yaitu: Skor 1= sangat tidak setuju (STS); Skor 2= tidak setuju (TS);

Skor 3= ragu-ragu (RR); Skor 4= setuju (S); dan Skor 5= sangat setuju (SS).

Data yang diperoleh dari kuesioner merupakan data ordinal. Data ordinal

adalah data kualitatif yang menggunakan angka sebagai symbol data

kualitatif atau bukan angka sebenarnya dan dalam prosedur statistik, seperti:

regresi, uji t dan lain sebagainya, mengharuskan data berskala interval.

Tahap awal yang akan dilakukan adalah mengolah data dengan merubah

data ordinal menjadi data interval menggunakan Method Successive Interval

Page 65: Thesis Akuntansi

49

dengan bantuan program Excel. Method Successive Interval merupakan

proses mengubah data ordinal menjadi data interval (Sarwono dan Budiono,

2012).

4.6.2 Uji Reliabilitas dan Validitas

Uji reliabilitas dan uji validitas dilakukan dengan bantuan program

SPSS (Stastistival Product and Service Solutions) 20.0 for windows.

Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat yang mutlak untuk

mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel (Sugiyono, 2011;119).

Uji reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan melihat Cronbach’s

Alpha. Instrumen yang reliabel berarti bila digunakan beberapa kali untuk

mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Variabel

dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,70

(Ghozali, 2011;48). Instrumen yang reliabel belum tentu valid dan

instrumen yang valid belum tentu reliabel, sehingga reliabilitas instrum en

merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen (Sugiyono,

2011;120).

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid/sah atau tidaknya suatu

kuesioner. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mendapatkan apa yang hendak diukur. Instrumen yang tidak valid atau bias

akan menghasilkan kesimpulan yang salah. Uji validitas dapat dilakukan

dengan melihat nilai signifikansi pada hasil analisis korelasi bivariate pada

kolom Corelations (Ghozali, 2011;55).

Page 66: Thesis Akuntansi

50

4.7 Teknik Analisis Data

4.7.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah ada

pelanggaran asumsi klasik atau tidak, karena merupakan persyaratan

statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang

berbasis ordinary least square (OLS). Estimasi yang tidak sahih atau valid

biasanya terjadi karena adanya penyimpangan terhadap asumsi tersebut.

Pengujian asumsi klasik meliputi uji Normalitas dan uji Heteroskedastisitas

4.7.1.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual

terdistribusi Normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data yang Normal atau mendekati Normal. Ada dua cara yang

dapat digunakan, yaitu:

(a) Analisis grafik, yaitu: dengan melihat Normal Probability Plot, yaitu

membandingkan distribusi komulatif dari data observasi dengan

distribusi yang mendekati Normal. Distribusi normal akan membentuk

satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan

dengan garis diagonal. Jika data berdistribusi Normal, maka garis yang

menggambarkan data observasi akan mengikuti garis diagonalnya

(Ghozali, 2011;34).

(b) Analisis statistik, yaitu uji statistik non-parametrik Kolmogorov-

Smirnov (K-S). Uji ini dilakukan dengan membandingkan dis tribusi

Page 67: Thesis Akuntansi

51

kumulatif relatif hasil observasi dengan distribusi kumulatif relatif

teoretisnya. Data populasi dapat dikatakan berdistribusi Normal bila

koefisien Asymp. Sign. (2-tailed) lebih besar dari α = 0,05 (Ghozali,

2011;33)

4.7.1.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,2011;105). Model regresi

yang baik adalah tidak mengandung gejala heteroskedastisitas atau

mempunyai variance yang homogen. Jika suatu model regresi

mengandung gejala heteroskedastisitas, maka akan memberikan hasil yang

menyimpang. Uji ini dapat dianalisis melalui Uji Glejser dengan melihat

tingkat signifikan berada di atas 0,05 maka model regresi bebas dari

masalah heteroskedastisitas.

4.7.2 Analisis Regresi

Model analisis data dan uji hipotesis dalam penelitian ini adalah

model analisis regresi moderasi interaksi (Moderated Regression

Analysis). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penganggaran partisipatif pada budgetary slack, serta mengetahui

pengaruh asimetri informasi, self esteem, locus of control, dan kapasitas

individu yang memoderasi hubungan antara penganggaran partisipatif

dengan budgetary slack. Analisis regresi ini merupakan aplikasi khusus

Page 68: Thesis Akuntansi

52

regresi linier berganda yang mana dalam persamaan regresinya

mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel

independen). Bentuk regresi ini dirancang untuk menentukan hubungan

antar dua variabel yang dipengaruhi oleh variabel ketiga (variabel

moderasi) (Suliyanto, 2011). Secara sistematis diperoleh persamaan

regresi:

Y = a + b1PA + b2AI + b3SE+ b4LC + b5KI + b6 PA xAI + b7 PA xSE +

b8 PA xLC + b9 PA xKI + e……………….…..……………………. (1)

Keterangan:

Y : Budgetary Slack

PA : Penganggaran Partisipatif

AI : Asimetri Informasi

SE: Self Esteem

LC: Locus of control

KI : Kapasitas Individu

a : Konstanta

b1- b9 : Koefisien Regresi

PA xAI: Interaksi antara penganggaran partisipatif dengan asimetri

informasi

PA xSE: Interaksi antara penganggaran partisipatif dengan self esteem

PA xLC:Interaksi antara penganggaran partisipatif dengan locus of control

PA xKI: Interaksi antara penganggaran partisipatif dengan kapasitas

individu

e : error atau variabel pengganggu

Berdasarkan analisis regresi, kemudian diamati Goodness of Fit-nya yaitu:

koefisien determinasi (R2), uji kelayakan model (Uji F), dan uji hipotesis (Uji t).

Adapun penjelasannya sebagai berikut.

1) Koefisien determinasi

Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap

variabel terikatnya. Semakin tinggi koefisien determinasi, semakin tinggi

Page 69: Thesis Akuntansi

53

kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel

terikatnya (Suliyanto, 2011:55).

2) Uji kelayakan model (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel

bebas terhadap variabel terikatnya, dimana jika variabel bebas memiliki pengaruh

secara simultan terhadap variabel terikat ma ka model persamaan regresi masuk

dalam kriteria cocok atau fit (Suliyanto, 2011:55). Pengujian ini dapat dilakukan

dengan melihat pada hasil regresi yang dilakukan dengan program SPSS, yaitu

dengan membandingkan tingkat signifikansi. Apabila tingkat signifikansi F ≤ α =

0,05 maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit.

Sebaliknya F > α = 0,05 maka model persamaan regresi tidak masuk dalam

kriteria cocok atau fit (Suliyanto, 2011:67).

3) Uji hipotesis (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis atau pengaruh secara parsial

(per variabel bebas) terhadap variabel terikat (Suliyanto, 2011:55). Pengujian ini

dapat dilakukan dengan mengamati hasil regresi yang diolah menggunakan

program SPSS, yaitu dengan membandingkan tingkat signifikansi masing-masing

variabel bebas dengan α = 0,05. Apabila tingkat signifikansi t ≤ 0,05 maka

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima (Suliyanto, 2011:67).

Page 70: Thesis Akuntansi

54

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Deskripsi Responden

Hasil penelitian ini diperoleh dari pengumpulan data berupa kuesioner

dengan responden berdasarkan jabatan struktural Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) di lingkungan Pemerintah Daerah Jembrana yang ikut serta dalam

penganggaran daerah. Data yang telah dikumpulkan dianalisis sesuai dengan

teknik analisis yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian. Ringkasan

penyebaran dan pengambilan kuesioner penelitian disajikan pada Tabel 5.1

berikut ini:

Tabel 5.1

Ringkasan Penyebaran dan Pengambilan Kuesioner

Keterangan Jumlah kuesioner

Jumlah populasi 466

Jumlah sampel 110

Kuesioner yang dikirim 110

Kuesioner yang direspon 105

Kuesioner yang tidak direspon 5

Kuesioner yang tidak dapat digunakan 3

Kuesioner yang dapat digunakan 102

Tingkat pengembalian (respon rate)= x 100% = 95,45%

Tingkat pengembalian yang digunakan (usable respon rate)

= x100% =92,7 %

Berdasarkan tabel di atas, kuesioner yang dikirim adalah sebanyak 110 kuesioner.

Kuesioner yang direspon sebanyak 105 kuesioner atau sebesar 95,45%, dan 3

kuesioner yang tidak dapat digunakan. Sehingga, kuesioner yang dapat digunakan

Page 71: Thesis Akuntansi

55

adalah sejumlah 102 kuesioner atau sebesar 92,7% dari seluruh kuesioner yang

dikirim.

5.2 Karakteristik Responden

Data karakteristik responden merupakan data responden yang dikumpulkan

untuk mengetahui profil responden penelitian. Karakteristik responden dalam

penelitian ini meliputi usia, masa kerja, jenis kelamin, serta tingkat pendidikan

responden. Pengukuran tersebut diperoleh melalui data yang diperoleh dari

kuesioner yang kembali. Karakteristik responden dijelaskan dalam Tabel 5.2

sebagai berikut.

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini sebagian

besar terdiri dari responden yang berusia antara 40 sampai dengan 50 Tahun

dengan persentase sebesar 50%, sehingga diharapkan responden sudah memiliki

kematangan dalam berpikir dan dapat lebih objektif dalam menjawab pertanyaan

kuesioner. Responden sebagian besar memiliki pengalaman berpartisipasi dalam

penganggaran selama 1 sampai 2 Tahun dengan persentase 34,31% , dengan

tingkat pendidikan S1 sebesar 62,75%, dengan pengalaman berpartisipasi dan

tingkat pendidikan yang baik diharapkan responden mampu menyusun anggaran

dengan baik. Selain itu, responden sebagian besar merupakan pejabat eselon III

dengan persentase 44,12%, artinya sebagian besar responden merupakan kepala

bidang atau kepala bagian di lingkungan SKPD Kabupaten Jembrana yang

memiliki informasi paling banyak mengenai keuangan SKPD sesuai dengan

bidang dan bagian pertanggungjawabannya, sehingga diharapkan mampu

Page 72: Thesis Akuntansi

56

memberi informasi yang baik dalam proses penyusunan anggaran, serta mampu

menjawab pertanyaan kuesioner dengan baik.

Tabel 5.2 Karakteristik Responden

Keterangan Frekuensi Persentase

Umur

30-40 Th

40-50 th

> 50 th

12

51

39

11,76%

50,00%

39,24%

Total: 102 100,00%

Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

67

35

65,69%

34,31%

Total: 102 100,00%

Tingkat pendidikan

SMA

D3/Akademi

Sarjana (S1)

Pascasarjana (S2)

-

-

64

38

-

-

62,75%

37,25%

Total: 102 100,00%

Pengalaman

>1 tahun

1-2 tahun

3-4 tahun

4 tahun

Lebih dari 4 tahun

-

35

27

8

32

-

34,31%

26,47%

7,84%

31,37%

Total: 102 100,00%

Jabatan

Pejabat Eselon II

Pejabat Eselon III

Pejabat Eselon IV

14

45

43

13,73%

44,12%

42,15%

Total: 102 100,00%

Page 73: Thesis Akuntansi

57

5.3 Hasil Analisis Data

5.3.1 Deskripsi Variabel Penelitian

a. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan untuk memberikan

informasi tentang karakteristik variabel penelitian, antara lain nilai minimum,

maksimum, mean, dan standar deviasi. Pengukuran rata-rata (mean) merupakan

cara yang paling umum digunakan untuk mengukur nilai sentral dari suatu

distribusi data, sedangkan standar deviasi merupakan perbedaan nilai data yang

diteliti dengan nilai rata-ratanya. Statistik deskriptif dalam penelitian ini ditunju

kkan pada Tabel 5.4.

Tabel 5.3 Klasifikasi Rata-Rata Deskripsi Data Penelitian

Sumber: Umar (2004)

Tabel 5.4 Statistik Deskriptif

Varia

bel

N Minimum Maksim

um

Rata-Rata Frekuensi

jawaban

Keterangan Standar

Deviasi

PA 102 18,00 25,00 22,1176 4,4235 Sangat tinggi 1,96148

AI 102 22,00 30,00 26,7843 4,4640 Sangat tinggi 2,82712

SE 102 24,00 39,00 31,6863 3,1686 Cukup tinggi 3,38307

LC 102 17,00 40,00 35,0882 4,3860 Sangat tinggi 3,47296

KI 102 13,00 20,00 17,4608 4,3652 Sangat tinggi 1,95327

BS 102 16,00 25,00 21,7059 3,6177 Tinggi 2,43972

Sumber: Lampiran 3 (data diolah), 2015

1,00-1,8 Sangat Rendah

1,81-2,6 Rendah

2,61-3,4 Cukup tinggi

3,41-4,2 Tinggi

4,21-5 Sangat Tinggi

Page 74: Thesis Akuntansi

58

Berdasarkan Tabel 5.3 statistik deskriptif menunjukkan nilai minimum untuk

variabel penganggaran partisipatif, asimetri informasi, self esteem, locus of

control, kapasitas individu, dan budgetary slack masing-masing sebesar 18,00;

22,00; 24,00; 17,00; 13,00; 16,00 dan nilai maksimumnya masing-masing sebesar

25,00; 30,00; 39,00; 40,00; 20,00; 25,00. Mean variabel penganggaran partisipatif

adalah 22,1176 berarti rata-rata penilaian responden pada penganggaran

partisipatif sebesar 22,1176. Berdasarkan frekuensi jawaban yang diperoleh, dapat

dilihat bahwa responden memiliki partisipasi penganggaran sangat tinggi dengan

nilai sebesar 4,4235; asimetri informasi yang sangat tinggi dengan nilai 4,4640;

self esteem yang cukup tinggi dengan nilai 3,1686; locus of control yang sangat

tinggi dengan nilai 4,3860, kapasitas individu yang sangat tinggi dengan nilai

4,3652; serta tingkat terjadinya budgetary slack adalah tinggi dengan nilai 3,6177.

Standar deviasi sebesar 1,96148 berarti terjadi penyimpangan nilai

penganggaran partisipatif terhadap nilai rata-ratanya sebesar 1,96148. Rata-rata

untuk variabel asimetri informasi, self esteem, locus of control, kapasitas individu,

dan budgetary slack masing-masing adalah 26,7843; 31,6863; 35,0882; 17,4608;

21,7059 sedangkan standar deviasinya masing-masing adalah 2,82712; 3,38307;

3,47296; 1,95327; 2,43972.

5.3.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian

5.3.2.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut

Page 75: Thesis Akuntansi

59

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,

2009:172). Penelitian ini menggunakan korelasi pearson correlation dengan

bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) untuk mengukur

validitas instrumen. Uji validitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi

antara skor masing-masing butir pernyataan dengan skor total. Biasanya syarat

minimum suatu kuesioner untuk memenuhi validitas adalah jika r ≥ 0,30

(Sugiyono, 2009: 178).

Berdasarkan Lampiran 4 dapat diketahui bahwa instrumen-instrumen pada

setiap variabel dalam penelitian ini adalah valid dan dapat dipakai untuk

melakukan penelitian atau menguji hipotesis penelitian karena nilai pada pearson

correlations setiap instrumen lebih besar rkritis (0,30).

5.3.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan bentuk uji kualitas data apakah kuesioner dapat

diandalkan atau reliable. Hasil uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 5.4, dimana masing-masing butir pertanyaan memiliki

cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60 yang artinya semua instrumen penelitian

dinyatakan reliable.

Tabel 5.5 Hasil uji reliabilitas instrumen

No. Variabel Jumlah item cronbach’s

alpha

Keterangan

1 PA 5 0,744 Reliabel

2 AI 6 0,892 Reliabel

3 SE 10 0,655 Reliabel

4 LC 8 0,871 Reliabel

5 KI 4 0,697 Reliabel

6 BS 5 0,635 Reliabel

Sumber: Lampiran 5 (data diolah), 2015

Page 76: Thesis Akuntansi

60

5.3.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

1) Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati

normal. Penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mendeteksi

terpenuhi atau tidaknya uji normalitas dengan ketentuan bila signifikansi tiap

variabel lebih besar dari atau sama dengan 0,05 maka berdistribusi normal,

sedangkan bila signifikansi tiap variabel lebih kecil dari 0,05 maka data tidak

berdistribusi normal (Ghozali, 2009:32). Berdasarkan tabel 5.5 diketahui nilai

signifikansi sebesar 0,432 > 0,05. Hal ini berarti model regresi berdistribusi

normal.

Tabel 5.6 Hasil uji normalitas

Kolmogorov-Smirnov Unstandardized Residual

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,432

Sumber: Lampiran 6 (data diolah), 2015

2) Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas digunakan metode glejser. Metode ini dilakukan dengan

meregresikan nilai absolute ei dengan variabel bebas. Jika tidak ada satupun

Page 77: Thesis Akuntansi

61

variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap variabel terkait (nilai

absolute ei), maka tidak ada heteroskedastisitas (Ghozali, 2009: 125). Hasil uji

heteroskedastisitas disajikan pada Tabel 5.6.

Tabel 5.7 Hasil uji heteroskedastisitas

Model T Sig.

1 (Constant) -1,224 0,224

2 PA -0,534 0,595

3 AI -1,904 0,060

4 SE 0,748 0,457

5 LC 1,789 0,077

6 KI -0,953 0,343

7 AP*AI 1,721 0,089

8 AP*SE -0,223 0,824

9 AP*LC -1,789 0,77

10 AP*KI 0,932 0,354

Sumber: Lampiran 7 (data diolah), 2015

Berdasarkan Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa variabel bebas tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat dari model regresi yang

digunakan karena signifikansi setiap variabel bebas lebih besar dari taraf nyata (α)

yaitu 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

5.3.4 Hasil Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan persamaan regresi

linear berganda dengan metode interaksi (Moderated Regression Analysis).

Berdasarkan Tabel 5.7 maka dapat disusun persamaan regresi:

Y = a + b1PA + b2AI + b3SE+ b4LC + b5KI + b6 PAxAI + b7 PAxSE +

b8PAxLC + b9PA xKI + e……………….…..…………………….

= -34,916 + 3,428 PA + 1,025 AI + 0,689 SE + 2,961 LC – 5,224 KI – 0,065

PAxAI - 0,059 PAxSE – 0,153 PAxLC + 0,287 PAxKI + e

Page 78: Thesis Akuntansi

62

Berdasarkan atas persamaan regresi yang didapatkan, apabila nilai koefisien

regresi penganggaran partisipatif, asimetri informasi, self esteem, locus of control,

dan kapasitas individu serta interaksinya bernilai nol, maka nilai koefisien

budgetary slack sebesar -34,916. Hal ini menunjukan bahwa apabila dalam suatu

SKPD tidak mengimplementasikan sistem penganggaran partisipatif serta

didalamnya tidak ada asimetri informasi, self esteem, locus of control, dan

kapasitas individu beserta interaksinya maka pada SKPD tersebut tidak terjadi

budgetary slack. Persamaan tersebut juga menunjukan pengaruh positif variabel

penganggaran partisipatif (PA), dan interaksi penganggaran partisipatif dengan

kapasitas individu (PA*KI). Sedangkan interaksi penganggaran partisipatif

dengan asimetri informasi (PA*AI), partisipasi penganggaran dengan self esteem

(PA*SE), dan penganggaran partisipatif dengan locus of control (PA*LC)

mempunyai pengaruh negatif pada budgetary slack (BS).

Tabel 5.8 Hasil Analisis Regresi Moderasi (MRA)

Variable Unstandardized coefficients Sig

B

(constant) -34,916 0,002

PA 3,428 0,000

AI 1,025 0,001

SE 0,689 0,081

LC 2,961 0,000

KI -5,224 0,001

PA*AI -0,065 0,005

PA*SE -0,059 0,031

PA*LC -0,153 0,001

PA*KI 0,287 0,002

Adjusted (R2) 0,610

Signifikansi F 0,000

Sumber: Lampiran 8 (data diolah), 2015

Page 79: Thesis Akuntansi

63

Analisis regresi linear berganda dengan metode interaksi (Moderated

Regression Analysis) mengamati goodness of fit (uji kecocokan) dengan melihat

koefisien determinasi (R2), uji kelayakan model (uji F) dan uji hipotesis (uji t)

yaitu sebagai berikut.

1) Koefisien Determinasi

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai R2 sebesar 0,645. Hal ini

mengandung pengertian bahwa 64,5 persen variasi perubahan variabel budgetary

slack mampu dijelaskan oleh variabel penganggaran partisipatif, asimetri

informasi, self esteem, locus of control dan kapasitas individu, sedangkan sisanya

sebesar 35,5 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam

model.

2) Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel bebas yang digunakan

dalam penelitian ini secara simultan memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program komputer Statistical Package

for Social Science (SPSS) nilai signifikansi F = 0,000 < alpha = 0,05. Hal ini

berarti model yang digunakan pada penelitian ini adalah layak (fit).

3) Hasil Uji Hipotesis (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa variabel

bebas yang digunakan dalam penelitian ini secara parsial memiliki pengaruh

terhadap variabel terikat. Hasil pengujian secara parsial masing-masing sebagai

berikut.

Page 80: Thesis Akuntansi

64

1) Pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai signifikansi t = 0,000 <

alpha = 0,05 dan nilai beta sebesar 3,428,. Jadi H1 diterima, dimana hal ini

menunjukkan bahwa penganggaran partisipatif berpengaruh positif pada

budgetary slack.

2) Kemampuan asimetri informasi dalam memoderasi pengaruh penganggaran

partisipatif pada budgetary slack.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai signifikansi t = 0,005 < alpha =

0,05; namun nilai beta sebesar -0,065 menunjukkan arah negatif yang

berlawanan dengan hipotesis, sehingga H1 ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa asimetri informasi tidak mampu memperkuat pengaruh penganggaran

pastisipatif pada budgetary slack.

3) Kemampuan self esteem dalam memoderasi pengaruh penganggaran

partisipatif pada budgetary slack.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai beta sebesar -0,059 dan nilai

signifikansi t = 0,031 < alpha = 0,05. Jadi H1 diterima yang berarti Self esteem

memperlemah pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack.

4) Kemampuan locus of control dalam memoderasi pengaruh penganggaran

partisipatif pada budgetary slack.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai beta sebesar -0,153 dan nilai

signifikansi t = 0,001 < alpha = 0,05. Jadi H1 diterima yang berarti locus of

Page 81: Thesis Akuntansi

65

control memperlemah pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary

slack.

5) Kemampuan kapasitas individu dalam memoderasi pengaruh penganggaran

partisipatif pada budgetary slack.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai signifikansi t = 0,002 < alpha =

0,05.; namun nilai beta sebesar 0,287 menunjukkan arah po sitif yang

berlawanan dengan hipotesis, sehingga H1 ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa kapasitas individu tidak mampu memperlemah pengaruh penganggaran

pastisipatif pada budgetary slack.

Page 82: Thesis Akuntansi

66

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Pengaruh Penganggaran Partisipatif pada Budgetary Slack

Hasil pengujian atas hipotesis pertama (H1) dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa penganggaran partisipatif berpengaruh pada budgetary slack.

Koefisien regresi bernilai 3,428 menunjukkan bahwa penganggaran partisipatif

berpengaruh positif pada bugetary slack. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

banyak individu yang berpartisipasi dalam penganggaran maka semakin tinggi

pula peluang terjadinya budgetary slack. Penganggaran partisipatif adalah proses

yang menggambarkan individu-individu terlibat dalam penyusunan anggaran dan

mempunyai pengaruh terhadap target anggaran dan perlunya penghargaan atas

pencapaian target anggaran tersebut (Brownell, 1982)

Hasil penelitian ini konsisten dengan beberapa penelitian sebelumnya,

Andriyani dan Hidayati (2010) menemukan bahwa penganggaran partisipatif

berpengaruh positif pada budgetary slack. Penganggaran partisipatif merupakan

salah satu faktor yang menimbulkan budgetary slack, setiap individu yang terlibat

dalam proses penyusunan anggaran seringkali mencari kemudahan dalam

pencapaian anggaran yang ditetapkan, sehingga setiap individu tersebut

melakukan budgetary slack dengan cara meninggikan biaya atau menurunkan

pendapatan dari yang seharusnya, supaya anggaran mudah dicapai (Anthony dan

Govindarajan, 2005).

Page 83: Thesis Akuntansi

67

Menurut Becker dan Green (1962) dalam Muhammad (2001) penganggaran

partisipatif dapat merusak motivasi bawahan dan menurunkan usaha pencapaian

tujuan organisasi jika terdapat kecacatan dalam goal setting. Hal ini disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu siapa yang seharusnya dilibatkan dalam penyusunan

anggaran dan keputusan-keputusan apa saja yang memerluakan partisipasi.

Kelemahan yang lain yaitu dapat menciptakan partisipasi semu yaitu agent

seakan-akan berpartisipasi tapi kenyataannya tidak, agent biasanya hanya

dikumpulkan dan diminta menandatangani anggaran yang telah disusun. Hal ini

dapat menurunkan motivasi dan semangat kerja agent.

6.2 Asimetri Informasi Memoderasi Pengaruh Penganggaran Partisipatif

pada Budgetary Slack

Asimetri informasi memperkuat pengaruh penganggaran partisipatif pada

budgetary slack dirumuskan dalam hipotesis kedua (H2). Hasil pengujian hipotesis

menunjukkan bahwa Ho diterima, dan H1 ditolak. Hal ini terjadi karena nilai beta

memiliki arah yang berlawanan dengan hipotesis yaitu bernilai negatif sebesar -

0,065. Berdasarkan hal tersebut, maka asimetri informasi tidak mampu

memperkuat pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini konsisten dengan penelitian

Falikhatun (2007) dan Pello (2014) yang menyatakan bahwa asimetri informasi

tidak mampu memperkuat pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary

slack. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan adanya asimetri informasi dalam

organisasi sektor publik sangat kecil karena adanya peraturan yang jelas mengenai

Page 84: Thesis Akuntansi

68

tugas dan kewajiban setiap aparat termasuk aturan yang terkait informasi yang

dimiliki oleh bawahan yang harus dilaporkan kepada atasannya (Falikhatun,2007).

6.3 Self Esteem Memoderasi Pengaruh Penganggaran Partisipatif pada

Budgetary Slack

Hipotesis ketiga (H3) yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah self

esteem mampu memoderasi pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary

slack. Koefisien regresi bernilai -0,059 menunjukkan bahwa variabel self esteem

memperlemah pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack. Jika self

esteem yang dimiliki oleh individu yang berpartisipasi dalam penganggaran

tinggi, maka kemungkinan terjadinya budgetary slack akan menurun.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Hapsari (2011) yang

menemukan bahwa self esteem mampu mengurangi budgetary slack. Para peneliti

mendefnisikan self esteem dalam organisasi sebagai nilai yang dimiliki oleh

individu atas dirinya sendiri sebagai anggota organisasi yang bertindak dalam

konteks organisasi. Orang yang memiliki self esteem tinggi cenderung

memandang diri mereka sendiri sebagai sebagai orang yang penting, berharga,

berpengaruh dan berarti dalam konteks organisasi yang mempekerjakan mereka

(Kreitner&Kinicki, 2003). Dengan demikian self esteem mampu memperlemah

pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack, karena jika seseorang

merasa dirinya begitu penting, berharga dan berpengaruh maka timbul

kepercayaan diri bahwa apa yang dilakukannya akan berhasil dan menciptakan

hasil yang optimal.

Page 85: Thesis Akuntansi

69

6.4 Locus of Control Memoderasi Pengaruh Penganggaran Partisipatif

pada Budgetary Slack

Hipotesis keempat (H4) yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah locus

of control mampu memoderasi pengaruh penganggaran partisipatif pada

budgetary slack. Koefisien regresi bernilai -0,153 menunjukkan bahwa variabel

locus of control memperlemah pengaruh penganggaran partisipatif pada

budgetary slack. Hal ini berarti, semakin semakin tinggi locus of control yang

dimiliki, maka semakin kecil kecendrungan partisipasi bawahan dalam

penganggaran dapat meningkatkan budgetary slack.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Sari (2006) yang menemukan

bahwa locus of control mampu memoderasi pengaruh penganggaran patisipatif

pada budgetary slack. Dimana, apabila setiap individu yang terlibat dalam proses

penyusu nan anggaran memiliki locus of control internal yang baik, maka individu

tersebut tidak akan melakukan budgetary slack. Hal ini disebabkan karena setiap

individu yang memiliki locus of control internal yang baik akan mengetahui

konsekuensi apa yang akan diterimanya apabila melakukan budgetary slack (Sari,

2006). Setiap individu yang berpartisipasi dalam penganggaran dengan locus of

control internal yang baik akan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, karena

apapun hasil dari pekerjaannya entah baik atau buruk mereka akan

bertanggungjawab atas kinerjanya, dan tidak akan melakukan budgetary slack.

Sehingga, adanya locus of control dapat memperlemah pengaruh antara

penganggaran partisipatif pada budgetary slack.

Page 86: Thesis Akuntansi

70

6.5 Kapasitas Individu Memoderasi Pengaruh Penganggaran Partisipatif

pada Budgetary Slack

Hipotesis kelima (H5) yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah

kapasitas individu memperlemah pengaruh penganggaran partisipatif pada

budgetary slack. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Ho diterima, dan

H1 ditolak. Hal ini terjadi karena nilai beta memiliki arah yang berlawanan

dengan hipotesis yaitu bernilai positif sebesar 0,287. Berdasarkan hal tersebut,

maka kapasitas individu tidak mampu memperlemah pengaruh penganggaran

partisipatif pada budgetary slack.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Sandrya (2013) yang

menyatakan bahwa kapasitas individu tidak mampu memperlemah pengaruh

penganggaran partisipatif pada budgetary slack, karena kapasitas individu

merupakan perpaduan dari kemampuan dan keterampilan individu dan tidak dapat

digunakan untuk menilai tingkat motivasinya dalam melakukan budgetary slack.

Maskun (2008) berpendapat bahwa, semakin tinggi tingkat pendidikan, maka

semakin positif pandangannya pada budgetary slack. Berdasarkan data yang

diperoleh, sebagian besar perangkat daerah mempunyai tingkat pendidikan strata

1 (S1) yaitu sejumlah 62,75 persen, dan berpendidikan pascasarjana sejumlah

31,37 persen, dimana responden yang mayoritas berpendidikan tinggi cenderung

memiliki kemampuan untuk bertindak secara rasional dan profesional, sehingga

lebih berani untuk mengutarakan pendapatnya kepada atasan.

Page 87: Thesis Akuntansi

71

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh pengaruh penganggaran

partisipatif pada budgetary slack dengan asimetri informasi, self esteem, locus of

control dan kapasitas individu sebagai variabel pemoderasi di SKPD Kabupaten

Jembrana, Bali dapat disimpulkan bahwa:

1) Variabel penganggaran partisipatif berpengaruh positif pada budgetary

slack, hal ini bermakna bahwa semakin tinggi partisipasi bawahan dalam

penganggaran akan menciptakan budgetary slack yang tinggi.

2) Variabel asimetri informasi tidak mampu memperkuat pengaruh

penganggaran partisipatif pada budgetary slack disebabkan oleh

kemungkinan adanya asimetri informasi dalam organisasi sektor publik

sangat kecil karena adanya peraturan yang jelas mengenai tugas. Hal ini

dan kewajiban setiap aparat termasuk aturan yang terkait informasi yang

dimiliki oleh bawahan yang harus dilaporkan kepada atasannya

3) Variabel self esteem mampu memperlemah pengaruh penganggaran

partisipatif pada budgetary slack. Hal ini mengindikasikan bahwa

seseorang self esteem yang tinggi pasti akan merasa mampu

menyelesaikan pekerjaan sehingga tidak akan melakukan budgetary slack.

4) Variabel locus of control mampu memperlemah pengaruh penganggaran

partisipatif pada budgetary slack. Setiap individu yang berpartisipasi

Page 88: Thesis Akuntansi

72

dalam penganggaran dengan locus of control internal yang baik akan

memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, karena apapun hasil dari

pekerjaannya entah baik atau buruk mereka akan bertanggung jawab atas

kinerjanya tersebut, sehingga locus of control akan mengurangi terjadinya

budgetary slack

5) Variabel kapasitas individu tidak mampu memperlemah pengaruh

penganggaran partisipatif pada budgetary slack. Kapasitas individu

merupakan perpaduan dari kemampuan dan keterampilan individu dan

tidak dapat digunakan untuk menilai tingkat motivasinya dalam

melakukan budgetary slack.

7.2 Saran

Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai keterbatasan, antara lain metode

pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik

kuesioner sehingga dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya perbedaan

persepsi antara responden dan peneliti berkaitan dengan pernyataan yang terdapat

dalam kuesioner, penelitian ini hanya menghubungkan antara penganggaran

partisipatif dan budgetary slack, serta penelitian ini hanya menggunakan asimetri

informasi, self esteem, locus of control dan kapasitas individu sebagai variabel

pemoderasi.

Berdasarkan keterbatasan penelitian yang telah disebutkan di atas, maka

masih diperlukan pengembangan dan perbaikan guna memperoleh hasil penelitian

Page 89: Thesis Akuntansi

73

yang lebih baik pada penelitian-penelitian selanjutnya. Berikut adalah beberapa

saran yang dapat disampaikan.

1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa penganggaran partisipatif

berpengaruh pada budgetary slack, sehingga perlu dilakukan pengendalian

internal yang lebih memadai dalam pelaksanaan anggaran di SKPD

Kabupaten Jembrana. Dengan lebih selektif dalam menentukan individu

yang ikut berpartisipasi dalam penganggaran.

2) SKPD Kabupaten Jembrana harus meningkatkan transparansi kepada

publik dengan mempublikasikan laporan keuangan maupun informasi-

informasi yang berkaitan dengan SKPD Kab. Jembrana, sehingga tidak

ada asimetri informasi.

3) SKPD Kabupaten Jembrana harus lebih selektif dalam memilih pejabat

yang nantinya akan berpartisipasi dalam penyusunan anggaran yaitu yang

memilik self esteem, locus of control yang tinggi. Karena dengan memiliki

self esteem, locus of control internal yang tinggi seseorang akan merasa

mampu menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang optimal, sehingga

menurunkan terjadinya budgetary slack.

4) Penelitian selanjutnya dapat menemukan variabel-variabel baru yang dapat

berpengaruh pada budgetary slack, maupun menemukan variabel-variabel

lain seperti pengendalian internal, pengawasan atasan, ataupun

transparansi anggaran yang dapat memoderasi hubungan antara

penganggaran partisipatif dan budgetary slack.

Page 90: Thesis Akuntansi

74

DAFTAR RUJUKAN

Adi , Hendrika C Tri dan Mardiasmo. 2002. “Analisis Pengaruh Strategi Institusi,

Budaya Institusi, dan Conflict of interest terhadap Budgetary Slack”. Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol.17, No.1.

Adrianto, Yogi. 2008. “Analisis Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran

Terhadap Kinerja Manajerial dengan kepuasan kerja, job relevenant information

dan kepuasan kerja sebagai variabel moderating (studi empiris pada rumah sakit

swasta di Wilayah Kota Semarang)” (tesis). Semarang: Universitas Diponegoro

Andriyani, Lilik., dan Hidayati, L.A.2010. “Pengaruh Komitmen Organisasi

Terhadap Hubungan Antara Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Partisipasi

Anggaran Dengan Senjangan Anggaran, Studi Kasus Pada Pemerintahan

Kabupaten Magelang” (tesis). Universitas Muhammadyah Malang

Anthony, R.N., dan V. Govindarajan. 2007. Management Control Syste., McGraw

Hill, New York.

Antle, R. dan Eppen, G, D. 1985. “Capital Rationing and Organizational Slack in

Capital Budgeting”. Management Science 31 (February). Pp.163-174

Arifah, Dista. 2012. “Praktek Teori Agensi pada Entitas Publik dan Non Publik”.

Prestasi Vol. 9 No.1-Juni 2012. ISSN 1411-1497. Fakultas Ekonomi. Universitas

Sultan Agung Semarang.

Azwar, Saifuddin. 2003. Penyusunan Skala Psikolog”. Edisi IV. Pustaka Pelajar

Yogyakarta

Baiman, S. 1982. “Agency Research in Management Accounting: A Survey”.

Journal of Accounting Literature 1 (spring). hal. 154-213.

Begum, Amaliah. 2009. “Pengaruh Penganggaran Partisipatif Terhadap

Kesenjangan Anggaran Dengan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi,

Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Serang” (tesis). Fakultas Ekonomi.

Universitas Indonesia

Belkoui, Ahmed. 1989. Behavioral Accounting. Connecticut: Quorum Books.

Brownell, P. 1982. “The Role of Accounting Data in Performance Evaluation,

Budgetary Participation, and Organizational Effectiveness”. Journal of

Accounting Research, Vol. 20. Pp. 12-27.

Brownell, P., dan M. McInnes. 1986. “Budgetary Participation, Motivation, and

Managerial Performance”. The Accounting Review, Vol. 61 (4). Pp. 587-600.

Page 91: Thesis Akuntansi

75

Camman, C. 1976. “Effects of the Use of Control System”. Accounting,

Organizations, and Society. Vol. 4. Hal. 301-313.

Chow, C. W., J. C. Cooper, dan W. S. Waller. 1988. “Participative budgeting:

Effects of a Truth-Inducing Pay Scheme and Information Asymmetry on Slack

and Performance”. The Accounting Review, Vol. 63. Pp. 111–122.

Darlis, Edfan. 2000. ”Analisis Pengaruh Komitmen Organisasional dan

Ketidakpastian Lingkungan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan

Senjangan Anggaran” (tesis). Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Desmiyati. 2009. “ Pengaruh Partisipasi Penganggaran terhadap Senjangan

Anggaran dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating”. Pekbis

Jurnal. Vol 1, No. 2. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Riau.

Djasuli, M., dan Fadilah, N, I. 2009. “Efek Interaksi Informasi Asimetri, Budaya

Organisasi, Group Cohesiveness dan Motivasi Dalam Hubungan Kausal Antara

Budgeting Participation dan Budgetary Slack”. ISSN: 1858-2559. Proceeding

PESAT ( psikologi, ekonomi, sastra, arsitektur dan sipil). Vol. 4, Oktober 2011.

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Riau.

Dunk, A.S., 1993, “The Efects of Budget Emphasis and Information Asymmetry

on The Relation Between Budgetary Participation and Slack”. The Accounting

Review, Vol. 68 (2). Pp. 400-410.

Dunk, A.S., dan H. Nouri. 1998. “Antecedents of Budgetary Slack: A Literature

Review and Synthesis”. Journal of Accounting Literature, Vol.17. Pp. 72-96.

Dunk, Alan S. dan Hector Perera. 1996. “The Incidence of Budgetary Slack: A

Field Study Exploration”. Accounting, Auditing and Accountability Journal, No.

10 (5), 649-664.

Douglas,P.C, and Wler, Benson. 2000. “Integrating Ethical Dimensions Into A

Model Of Budgetary Slack Creation”. Journal Of Business Ethics, vol 28

Dwi, Christine,K.S dan Agustina, Lidya. 2010.”Pengaruh Participation Budgeting,

Information Asimetry dan Job Relevant Information Terhadap Budget Slack pada

Institut Pendidikan (Studi pada Institut Pendidikan Universitas Maranatha)”.

Jurnal Akuntansi, Vol2 No.2

Falikhatun. 2007. “Interaksi Informasi Asimetri, Budaya Organisasi dan Group

Cohesiveness dalam Hubungan Antara Partisipasi Penganggaran dan Budgetary

Slack”. Symposium Nasional Akuntansi X.

Fitri, Yulia. 2007. “Senjangan Anggaran: Pengaruh Informasi Asimetri,

Partisipasi Anggaran, Dan Komitmen Organisasi (Studi Empiris Pada Universitas

Page 92: Thesis Akuntansi

76

Swastadi Kota Bandung). Jurnal Ichsan Gorontalo. Dosen Fakultas Ekonomi

Universitas Syiah Kuala

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Govindarajan, V. 1986. “Impact of Participation in the Budgetary Process on

Managerial Attitudes and Performance: Universalistic and Contingency

Perspective”. Decision Science 17. Hal. 496-516.

Hansen, D.R., dan M.M. Mowen. 1997. Management Accounting, International

Editions, McGraw-Hill.

Hapsari, Yuliana, I. 2011. “Pengaruh Kapasitas Individu Terhadap Budgetary

Slack dengan Self Esteem sebagai variabel Pemoderasi” (tesis). Yogyakarta

Hartono, Jogiyanto. 2007. Metode Penelitian Bisnis. BPFE, Yogyakarta.

Hopwood A.G., 1972. “An Empirical Study of The Role of Accounting Data in

Performance Evaluation”. Journal Accounting Research. Vol. X. 156-193

Kartiwa, H.A. 2004. “Proses Penyusunan Anggaran (APBD) dan Arah Kebijakan

Umum. Makalah. Sukabumi, 8 Desember 2004

Kencana, I.K.A.W.2010. “Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli

Daerah terhadap Belanja Pemda pada Kabupaten/Kota di Bali” (tesis). Denpasar:

Universitas Udayana.

Kreitner, Robert, dan Kinicki, Angelo. 2003. Perilaku Organisasi. Terjemahan:

Erly Suandy, edisi pertama. Penerbit salemba empat: Jakarta.

Latuheru, Belianus Patria. 2005. “Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap

Senjangan Anggaran dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel

Moderating”. Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol 7. Hal. 117-130.

Lawler, E & Hall, D. 1970. "Relationship of Job Characteristic to Job

Involvement, Satisfaction and Intricsic Motivation". Journal of Applised

Psychology. pp. 305-312

Little, H.T,. Magner, N.R., dan Welker,. R.B.2002. “The Fairness of Formal

Budgetary Procedures and Their Enactment: Relationship with manager

behavior”. Group & Organization Management 27.2

Lowe, E. A. dan R. W. Shaw. 1968. “An Analysis of Managerial Biasing:

Evidence From a Company’s Budgeting Proses”. The Journal of Management

Studies 5. Oktober. hal 304-315.

Page 93: Thesis Akuntansi

77

Lukka, K. 1988. “Budgetary Biasing in Organizations: Theoritical Framework and

Empirical Evidence”. Accounting, Organization, and Society 13. hal. 281-301.

Mahsun, Mohamad., Sulistyowati, Firma., dan Purwanugraha, H.A. 2007.

Akuntansi Sektor Publik. Edisi kedua. Yogyakarta. BPFE.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Martjin, Schoute, and Wiersma, Eelke. 2011. “Hubungan antara tujuan

penggunaan anggaran dan senjangan anggaran”. Marc J, Epstein, John Y. Lee

(ed). (Kemajuan Dalam Akuntansi Manajemen, Volume 19), emerald group

Limited

Merchant, K.A. 1981. “The Design of Corporate Budgeting System: Influences on

Managerial Behaviour and Performance”. The Accounting Review, October: 813-

829.

Merchant, K. A. 1985. “Budgeting and Propersity to Create Budgetary Slack.”

Accounting, organization, and Society. 10. Hal. 201-210.

Maskun, Ali. 2008. “Analisi Faktor Etika, Budaya Demokrasi, Tekanan Sosial,

Dan Kapasitas Individu Terhadap Budgetary Slack (Senjangan Anggaran) (Kajian

Perilaku Eksekutif Dalam Proses Penyusunan Anggaran Di Badan Koordinator

Wilayah II Jatim)”. Terakreditasi Dirjen Dikti (2008)

Murray Dennis. 1990. “The Performance Effects of Participatice Budgeting: An

Integration on Intervening & Moderating Variables”. Behavior Research in

Accounting. Vol 2.

Mustikawati, Renny. 1999. “Pengaruh Locus of Control dan Budaya Paternalistik

Terdadap Keefektifan Penganggaran Partisipasif dalam Peningkatan Kinerja

Manajerial”. Jurnal Bisnis Akuntansi, Vol.1 No.2 hal 96-119

Nasution, E.Y.2011. “Analisis Kapasitas Individu, Partisipasi Anggaran Dan

Kesenjangan Anggaran Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Langkat”

(Tesis). Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.

Nugrahani, Tri Siwi., Sugiri, Slamet. 2004. “Pengaruh Reputasi Etika dan Self

Esteem pada Budgeting Slack”. Simposium Nasional Akuntansi VII Denpasar.

Nouri, H., dan R.J. Parker. 1996. “The Effect of Organizational Comitment on

Relation Between Budgetary Participation and Budgetary Slack”. Behavioral

Research in Accounting, Vol 8. Pp. 74-89.G

Novita, Dina, Sam, Iskandar, dan Jumaili, Salham. 2009. “Analisis Pengaruh

Partisipasi Penganggaran, Informasi Asimetri, Komitmen Organisasi Terhadap

Page 94: Thesis Akuntansi

78

Budgetary Slack di PDAM Tirta Mayang Kota Jambi”. Jurnal Cakrawala

Akuntansi, Vol 1 no 1

Onsi, M, 1973, “Factor Analysis of Behavioral Variables Affecting Budgetary

Slack”. The Accounting Review, Vol. 48. Pp. 535-548.

Otley, D. T. 1980. “The Contingency Theory of Management Accounting:

Achivement and Prognosis”. Accounting, Organizational Behaviour, Heinemann:

London.

Pello, Elizabeth Vyninca. 2014. “Pengaruh Asimetri Informasi Dan Locus Of

Control Pada Hubungan Antara Penganggaran Partisipatif Dengan Senjangan

Anggaran”. (tesis). Program pascasarjana Universitas Udayana.

Prasojo, Eko., Kurniawan, Teguh., Hazan, Azwar. 2005. “Efisiensi Anggaran

sebagai Faktor Kunci Keberhasilan dalam Pelaksanaan Program Inovasi di

Kabupaten Jembrana. Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi,

Universitas Brawijaya, Vol. V, No. 2, Maret-Agustus 2005, hal 77-189

Reiss, Michelle C., dan Kaushik Mitra. 1998. “The Effect of Individual Difference

Faktors on the Acceptibility of Ethical and Unethical Workplace Behaviors”.

Journal of Business Ethics 17: 1581-1593.

Reysa, Annastasya. 2011. “Interaksi asimetri informasi, kultur organisasi, dan

group cohesiveness antara partisipasi anggaran dan budgetary slack di PDAM

Delta Tirta Sidoarjo”. (tesis). Jawa timur: Universitas Pendidikan Nasional

Veteran.

Robbins, S.P. dan Judge, T.A 2008. Perilaku Organisasi (Organizational

Behaviour). Buku 2. Edisi 12. Jakarta. Salemba Empat

Rotter, J.B .1990. “Internal Versus External Control of Reinforcement”. American

Psychologist, Vol. 45 No.4

Sandrya, Luh Putu. 2013. “Analisis Pengaruh Anggaran Partisipatif Pada

Budgetary Slack Dengan Asimetri Informasi, Komitmen Organisasi, Budaya

Organisasi, Dan Kapasitas Individu Sebagai Variabel Pemoderasi. (Studi kasus

Pada Skpd Di Kabupaten Badung, Bali)”. (tesis). Program pascasarjana

Universitas Udayana.

Sari, Shinta Permata. 2006. Pengaruh Kapasitas Individu yang Diinteraksikan

dengan Locus of Control Terhadap Budgetary Slack. Surakarta. Simposium

Nasional Akuntansi 9 Padang.

Sarwono, Jonathan, dan Budiono, Herlina. 2012. Statistik Terapan. Aplikasi untuk

Riset Skripsi, Tesis dan Disertasi (menggunakan SPSS, AMOS, dan Excel).

Jakarta. PT Elex Media Komputindo.

Page 95: Thesis Akuntansi

79

Schiff, M., dan A.Y. Lewin, 1970, “The Impact of People on Budgets”.

Accounting Review, Vol 45. Pp. 259-268.

Siegel dan R. Marconi. 1989. Behavioral Accounting, South-Western Publishing,

Ohio.

Sinaga, M.T. 2013. “Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap

SenjanganAnggaran Dengan Locus Of Control Dan Organisasi Sebagai Variabel

Pemoderasi”. (tesis). Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Singer, Ming dan Singer, Alan E. 2001. “Individual Differences and The Escala

tion of Commitment Paradigma”. The Journal of Social Psychology.

Simanjuntak, Payaman, J. 2011. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta,

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universita Indonesia.

Stevens, D.E., 2002, “The Effects of Reputation and Ethics on Budgetary Slack”.

Journal Management Accounting Research, Vol.14. Pp. 153–171.

Sudarba, I.K. 2010. ”Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Tentang

Anggaran Pada Pengawasan Keuangan Di Kabupaten Badung”. (tesis). Denpasar:

Universitas Udayana.

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Ke-18. Bandung.

ALFABETA

Sulistyaningsih, F.C. 1995. “Pengaruh Self Esteem Terhadap Kemampuan

Berpikir Kreatif Dan Sikap Kreatif Remaja” (Skripsi., Fakultas Psikologi

Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Supanto. 2010. “Analisis Partisipasi Penganggaran Terhadap Budgetary

Slackdengan Informasi Asimetri, Motivasi, Budaya Organisasi Sebagai

Pemoderasi” (Tesis). Program Pascasarjana. UniversitasDiponegoro: Semarang.

Supomo, Bambang, dan Indriantoro, Nur. 1998. “Pengaruh Struktur Dan Kultur

Organisasional Terhadap Keefektifan Anggaran Partisipasi Dalam Peningkatan

Kinerja Manajerial: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia”.

Kelola no. 18/VII: 61-84

Supriyanto. 2010. “Pengaruh Partisipasi Penganggaran terhadap Budgetary Slack

dengan Informasi Asimetri, Motivasi, Budaya Organisasi Sebagai Pemoderasi

(Studi Kasus pada Politeknik Negeri Semarang)” (tesis). Universitas Diponegoro

Semarang.

Tsui, J.S.L. dan F.A. Gul. 1996. “Auditors’ Behavior in an Audit Conflict

Situation: A Research Note on the Role of Locus of Control and Ethical

Reasoning”. Accounting, Organizations and Society, Vol 21 No. 1

Page 96: Thesis Akuntansi

80

Yuhertiana, Indrawati. 2004. “Kapasitas Individu dalam Dimensi Budaya,

Keberadaan Tekanan Sosial dan Keterkaitannya dengan Budgetary Slack”.

Wacana, Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.

Young, S.M. 1985. “Participative Budgeting: The Effects of Risk Aversion and

Symmetric Information on Budgeting Slack”. Journal of Accounting Research,

Vol. 23 (2). Pp. 829–842.

Page 97: Thesis Akuntansi

1

Page 98: Thesis Akuntansi

1

Lampiran 1

Penelitian-penelitian sebelumnya

Nama (tahun) Variabel Teknik analisis data Hasil

Lowe dan shaw (1968)

survey (perusahaan retail di

300 toko dan 400 toko di

setiap pasar local)

- budgetary slack

- anggaran

partisipatif

Analisis regresi

linier sederhana - anggaran partisipatif berpengaruh positif pada

budgetary slack

Schift dan lewin (1970)

kuesioner

(tiga divisi independen dari

100 perusahaan)

- budgetary slack

- anggaran

partisipatif

Analisis regresi

linier sederhana - anggaran partisipatif berpengaruh negatif pada

budgetary slack

Onsi (1973)

kuesioner

(107 manajer/dari 7

perusahaan manufaktur)

- budgetary slack

- anggaran

partisipatif

Analisis regresi

linier sederhana - budgetary slack menurun sejak partisipasi

mengarah pada komunikasi positif

- anggaran partisipatif berpengaruh negatif pada

budgetary slack

Camman (1976) - budgetary slack

- anggaran

partisipatif

Analisis regresi

linier sederhana - anggaran partisipatif dapat mengurangi terjadinya

budgetary sluck

Collin (1978) - budgetary slack

- anggaran

partisipatif

Analisis regresi

linier sederhana - anggaran partisipatif berpengaruh tidak signifikan

pada budgetary slack

- korelasi negative antara motivasi slack dan

motivasi untuk mencapai target anggaran

Baiman (1982) - budgetary slack

- anggaran

Analisis regresi

linier sederhana - anggaran partisipatif cenderung mengurangi

budgetary slack

Page 99: Thesis Akuntansi

2

partisipatif

Young (1985)

Empiris (43 pelajar)

- budgetary slack

- anggaran

partisipatif

- asimetri informasi

analisis regresi

berganda

- anggaran partisipatif berpengaruh positif pada

budgetary slack

- asimetri informasi berpengaruh positif pada

budgetary slack

Antie dan Eppen (1985) - budgetary slack

- anggaran

partisipatif

Analisis regresi

linier sederhana - anggaran partisipatif akan menciptakan budgetary

slack

Lukka (1988) - budgetary slack

- anggaran

partisipatif

Analisis regresi

linier sederhana - anggaran partisipatif berpengaruh positif pada

budgetary slack

Siegal dan Marconi (1989) - budgetary slack

- anggaran

partisipatif

Analisis regresi

linier sederhana - anggaran paritisipatif memungkinkan terjadinya

budgetary slack

Dunk (1993)

Kuesioner

(79 manajer di perusahaan

manufakur)

- budgetary slack

- anggaran

partisipatif

- asimetri informasi

- penekanan

anggaran (budget

emphasis)

analisis regresi

berganda - anggaran partisipatif, asimetri informasi dan

penekanan anggaran berpengaruh negatif pada

budgetary slack

- anggaran partisipatif berpengaruh negatif pada

budgetary slack

- asimetri informasi berpengaruh positif pada

hubungan anggaran partisipatif dan budgetary

slack

- jika budget emphasis tinggi, maka budgetary slack

akan tinggi atau sebaliknya

Dunk dan Perera (1997) - budgetary slack

- anggaran

partisipatif

- Analisis

regresi linier

sederhana

- anggaran partisipatif berpengaruh positif pada

budgeraty slack

Page 100: Thesis Akuntansi

3

Falikhatun

(2007)

kuesioner

(middle management level

di RSUD se-Jawa tengah

(masa jabatan paling

sedikit satu tahun)

- budgetary slack

- anggaran

partisipatif

- asimetri informasi

- budaya organisasi

- grup cohesiveness

(kovesivitas

kelompok)

Analisis regresi

moderasi (MRA) - anggaran partisipatif berpengaruh positif signifikan

pada budgetary slack

- asimetri informasi dan grupcohesiveness

memoderasi pengaruh anggaran partisipatif pada

budgetary slack

- budaya organisasi (employee oriented) tidak

memoderasi pengaruh anggaran partisipatif pada

budgetary slack

Fitri (2007)

Kuesioner

(43 sampel pembantu

dekan II, dan dilakukan

secara proposional)

- budgetary slack

- anggaran

partisipatif

- asimetri informasi

- komitmen

organisasi

Path Analysis - anggaran partisipatif berpengarub negatif tetapi

signifikan pada budgetary slack melalui asimetri

informasi dan k omitmen organisasi

- anggaran partisipatif berpengaruh positif dan

signifikan pada komitmen organisasi

- asimetri informasi, anggaran partisipatif, dan

komitmen organisasi secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap budgetary slack

- asimetri informasi berpengaruh tidak signifikan

terhadap budgetary slack

- asimetri informasi berpengaruh negatif dan

signifikan pada anggaran partisipatif dan

komitmen organisasi

- komitmen organisasi melalui asimetri informasi

dan anggaran partisipatif berpengaruh negatif dan

signifikan pada budgetary slack

Maskun (2008)

Kuesioner

Badan koordinator wilayah

II jawa timur

- etika

- budaya birokrasi

- tekanan social

- kapasitas individu

- budgetary slack

Path Analysis - etika berpengaruh positif dan signifikan terhadap

budgetary slack

- etika berpengaruh negative pada budgetary slack

melalui kapasitas individu

- budaya birokrasi berpengaruh negatif dan

signifikan pada budgetary slack

Page 101: Thesis Akuntansi

4

- budaya birokrasi berpengaruh negatif pada

budgetary slack melalui kapasitas individu

- budaya birokrasi berpengaruh psoitif dan

signifikan pada budgetary slack melalui tekanan

social

- budaya birokrasi tidak berpengaruh signifikan pada

budgetary slack melalui tekanan social dan

kapasitas individu

Novita, dkk. (2009)

Kuesioner

(27 manajer dan 2 staf di

devisi/unit PDAM tirta

mayang kota jambi)

- budgetary slack

- anggaran

partisipatif

- asimetri informasi

- komitmen

organisasi

Analisis regresi

berganda - anggaran partisipatif tidak berpengaruh signifikan

pada budgetary slack

- anggaran partisipatif, asimetri informasi dan

komitmen organisasi berpengaruh secara simultan

pada budgetary slack

Sudarba (2010)

Kuesioner

(studi kasus pada SKPD di

kabupaten tabanan)

- budgetary slack

- anggaran

partisipatif

- komitmen

organisasi

- ketidakpastian

lingkungan

Analisis regresi

berganda - anggaran partisipatif yang tinggi akan

meningkatkan budgetary slack

- komitmen organisasi dan ketidakpastian

lingkungan berpengarub signifikan pada budgetary

slack

Supanto (2010)

Kuesioner

(studi kasus pada

Politeknik Negeri

Semarang)

- budgetary slack

- anggaran

partisipatif

- asimetri informasi

- motivasi

- budaya organisasi

Analisis regresi

moderasi (MRA) - anggaran partisipatif berpengaruh negatif dan

signifikan pada budgetary slack

- asimetri informasi dapat memoderaasi pengaruh

anggaran partisipatif pada budgetary slack

- motivasi dan budaya organisasi tidak dapat

memoderasi pengaruh anggaran partisipatif pada

budgetary slack

Nouri dan Parker (1996)

Kuesioner

- komitmen

organisasi

analisis regresi

berganda - tingkat komitmen organisasi dapat mempengaruhi

budgetary slack

Page 102: Thesis Akuntansi

5

(139 manajer perusahaan

multinasional dari industry

minyak)

- anggaran

partisipatif

- budgetary slack

- tingkat komitmen organisasi yang tinggi akan

mengurangi budgetary slack

- tingkat komitmen organisasi yang rendah akan

meningkatkan budgetary slack

Minan (2005)

Kuesioner (37 pimpinan

menengah di perguruan

tinggi swasta kota medan)

- komitmen

organisasi

- anggaran

partisipatif

- budgetary slack

analisis regresi

berganda - anggaran partisipatif tidak berpengaruh pada

budgetary slack

- komitmen organisasi tidak berpengaruh pada

hubungan antara anggaran partisipatif dengan

budgetary slack

Hafsah (2005)

Kuesioner

(perusahaan go public di

sumatera utara)

- budgetary slack

- anggaran

partisipatif

- asimetri informasi

- komitmen

organisasi

analisis regresi

moderasi

(MRA)

- asimetri informasi bukan variabel yang

memoderasi pengaruh anggaran partisipatif pada

budgetary slack

- komitmen organisasi bukan variabel yang

memoderasi pengaruh anggaran partisipatif pada

budgetary slack

Latuheru (2005)

Kuesioner

(kawasan industri di

Maluku)

- budgetary slack

- anggaran

partisipatif

- komitmen

organisasi

analisis regresi

berganda - interaksi komitmen organisasi dan anggaran

partisipatif berpengaruh negatif dan signifikan

pada budgetary slack

Sari (2006)

Kuesioner

(45 manajer di perhotelan

Surakarta)

- kapasitas individu

- budgetary slack

- locus of control

analisis regresi

moderasi

(MRA)

- kapasitas individu berpengaruh positif pada

budgetary slack dengan locus of control sebagai

variabel moderasi

- kapasitas individu berpengaruh positif pada

budgetary slack

Desmiyati (2009)

Kuesioner

(pejabat eselon III dan IV

- budgetary slack

- anggaran

partisipatif

analisis regresi

berganda - anggaran partisipatif berpengaruh negatif dan

signifikan pada budgetary slack

- interaksi anggaran partisipatifdan komitmen

Page 103: Thesis Akuntansi

6

di pemda kabupaten

indargiri hulu)

- komitmen

organisasi

organisasi berpengaruh negatif dan signifikan pada

budgetary slack

Andriyani dan Hidayati

(2010)

Kuesioner

(pemda magelang)

- budgetary slack

- anggaran

partisipatif

- kejelasan sasaran

anggaran

- komitmen

organisasi

analisis regresi

berganda - anggaran partisipatif berpengaruh positif pada

budgetary slack

- komitmen organisasi berpengaruh positif pada

budgetary slack

- kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif

pada budgetary salck

Nasution (2011)

Kuesioner

(64 orang pegawai pada

satuan kerja perangkat

daerah (SKPD)

di kabupaten langkat)

- budgetary slack

- anggaran

partisipatif

- kapasitas individu

- komitmen

organisasi

Analisis regresi

berganda - kapasitas individu, anggaran partisipatif, komitmen

organisasi, dan budgetary slack saling

mempengaruhi

- indikator paling dominan dalam menentukan

kapasitas individu, anggaran partisipatif, komitmen

organisasi, dan budgetary slack adalah inisiatif

Reysa (2011)

Kuesioner

(68 responden PDAM Tirta

sidoarjo)

- budgetary slack

- anggaran

partisipatif

- asimetri informasi

- budaya organisasi

- grup cohesiveness

Analisis regresi

moderasi (MRA) - anggaran partisipatif berpengaruh positif pada

budgetary slack

- asimetri informasi merupakan variabel yang

memoderasi pengaruh anggaran partisipatif pada

budgetary slack

- budaya organisasi merupakan variabel yang

memoderasi pengaruh anggaran partisipatif pada

budgetary slack

- grup cohesiveness merupakan variabel yang

memoderasi pengaruh anggaran partisipatif pada

budgetary slack

Hapsari (2011) - budgetary slack

- kapasitas individu

Analisis

regresi - kapasitas individu berpengaruh positif dan

signifikan pada budgetary slack

Page 104: Thesis Akuntansi

7

- self esteem moderasi

(MRA) - interaksi antara kapasitas individu dengan self

esteem berpengaruh negatif dan signifikan pada

budgetary slack

Sandrya (2013) - budgetary slack

- anggaran

partisipatif

- kapasitas individu

- komitmen

organisasi

- budaya organisasi

Analisis

regresi

moderasi

(MRA)

- anggaran partisipatif berpengaruh positif terhadap

budgetary slack

- interaksi anggaran partisipatif dengan asimetri

informasi berpengaruh positif pada budgetary slack

- interaksi anggaran partisipatif dengan komitmen

organisasi berpengaruh negatif pada budgetary

slack

- interaksi anggaran partisipatif dengan budaya

organisasi berpengaruh negatif pada budgetary

slack

- interaksi anggaran partisipatif dengan kapasitas

individu berpengaruh positif pada budgetary slack

Sinaga (2013) -Partisipasi Anggaran

- Senjangan Anggaran

-Locus Of Control Dan

-Budaya Organisasi

Analisis regresi

moderasi (MRA)

- Partisipasi anggaran berpengaruh signifikan

negatif terhadap senjangan

- Partisipasi anggaran berpengaruh signifikan

negatif terhadap senjangan anggaran. Pengaruh

tersebut akan semakin kuat pada saat individu

menganut Locus of control internal

- Budaya organisasi yang berorientasi pada orang

tidak memiliki pengaruh terhadap hubungan antara

partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran.

Page 105: Thesis Akuntansi

8

Lampiran2

Denpasar, 2014

Lampiran:

Hal : Permohonan Menjadi Responden

Kepada

Yth. Bapak/ Ibu/ Saudara/ i

..........................................................

..........................................................

di –

Tempat

Dengan hormat,

Dalam rangka penyusunan tugas akhir (tesis) sebagai salah satu syarat

untuk mendapatkan gelar Magister Akuntansi, maka dengan ini saya:

Nama : Putu Novia Hapsari Ardianti

Nim : 1291662017

Jurusan : Program Pasca Sarjana

Fakultas/Universitas : Ekonomi/Universitas Udayana

Melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Penganggaran Partisipatif

pada Budgetary Slack dengan Asimetri Informasi, Self Esteem, Locus Of

Control dan Kapasitas Individu Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi kasus

pada Skpd Kabupaten Jembrana, Bali)”

Untuk kepentingan penelitian ini, saya mohon kesediaan

Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini sesuai petunjuk dengan lengkap

dan jujur. Kuesioner ini nantinya akan saya gunakan semata-mata untuk keperluan

ilmiah. Sesuai dengan etika penelitian, saya berjanji akan menjaga kerahasiaan

identitas responden dan isi kuesioner ini.

Demikian surat permohonan ini saya sampaikan, atas kerjasama dan

partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i mengisi kuesioner ini saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Putu Novia Hapsari Ardianti

NIM. 1291662017

Page 106: Thesis Akuntansi

9

KUESIONER PENELITIAN

Pengaruh Penganggaran Partisipatif pada Budgetary Slack dengan Asimetri Informasi,

Self Esteem, Locus Of Control dan Kapasitas Individu sebagai Variabel Pemoderasi

(Studi pada Skpd Kabupaten Jembrana, Bali)

I. IDENTITAS RESPONDEN

Umur :..................................................................

Jenis Kelamin : Laki-laki atau Perempuan *)

Masa Jabatan :................................. tahun ...............bulan

Jabatan :...................................................................

Unit Kerja :...................................................................

NB: *) Beri tanda check ( ) di dalam kotak yang tersedia.

Mohon jawab pertanyaan berikut ini dengan melingkari salah satu dari a sampai

dengan e.

1. Apa tingkat pendidikan formal terakhir yang berhasil Bapak/Ibu selesaikan?

a. SMP

b. SMU

c. D3/Akademi

d. S1

e. Pascasarjana (S2/S3)

2. Dalam setahun terakhir, sudah berapa kali Bapak/Ibu mengikuti pelatihan tentang

anggaran?

a. Belum Pernah

b. 1-2 kali

c. 3-4 kali

d. 4 kali

e. Lebih dari 4 kali

3. Bapak/Ibu memiliki pengalaman berapa tahun terkait dengan keikutsertaan dalam

proses penganggaran selama menduduki jabatan (minimal unit kerjanya)?

a. Kurang dari 1 tahun

b. 1-2 tahun

c. 3-4 tahun

d. 4 tahun

e. Lebih dari 4 tahun

Page 107: Thesis Akuntansi

10

II. Persepsi Responden

Mohon dijawab pertanyaan berikut dengan memberi tanda (√) pada kolom jawaban yang

menunjukkan:

Sangat Sedikit

(SS)

Sedikit

(S)

Sedang

(SD)

Banyak

(B)

Sangat Banyak

(SB)

1 2 3 4 5

No. Pertanyaan Jawaban

STS TS RR S SS

1 Saya terlibat dalam penyusunan rencana kegiatan anggaran

di wilayah pertanggungjawaban saya

2 Saya mempunyai pengaruh dalam penentuan jumlah akhir

dari anggaran wilayah pertanggungjawaban saya

3 Saya selalu memprakarsai adanya diskusi dalam

penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA)

3 Pengaruh usulan dan pemikiran saya terhadap anggaran

akhir dipertimbangkan

5 Kontribusi saya di wilayah pertanggungjawaban saya

sangat penting

Untuk pertanyaan ini Mohon dijawab pertanyaan berikut dengan memberi tanda (√)

pada kolom jawaban yang menunjukkan:

Sangat Tidak Setuju

(STS)

Tidak Setuju

(TS)

Ragu-ragu

(RR)

Setuju

(S)

Sangat Setuju

(SS)

1 2 3 4 5

No. Pertanyaan Jawaban

STS TS RR S SS

6 Informasi yang diperlukan untuk perencanaan

program/kegiatan SKPD selama ini sudah sesuai dengan

kebutuhan

7 Informasi yang diberikan oleh pegawai dalam proses

penyusunan anggaran, bertujuan agar target anggaran

tercapai

8 Pegawai harus memeliki keahlian dalam bidangnya

9 Secara teknis, pegawai mengetahui pekerjaan yang menjadi

tanggung jawabnya

10 Pegawai mengetahui dengan pasti kinerja potensial pada

bidang yang menjadi tanggung jawabnya

11 Latar belakang pendidikan dan pengetahuan harus sesuai

dengan bidang tugas yang dibebankan

12 Saya merasa bahwa diri saya cukup berharga,

Page 108: Thesis Akuntansi

11

setidaktidaknya sama dengan orang lain

13 Seringkali kita bisa memutuskan apa yang akan kita

perbuat dengan cara melemparkan/mengundi dengan

mata uang logam.

14 Saya orang yang gagal

15 Saya percaya bahwa berhasil atau tidaknya suatu

pekerjaan bergantung pada kemauan saya sendiri

16 Saya rasa tidak banyak yang dapat saya banggakan pada

diri saya

17 Saya menerima keadaan diri saya seperti apa adanya

18 Saya percaya bahwa saya dapat mengendalikan hidup

saya melalui kerja keras dan usaha saya saya sendiri

19 Saya berharap saya dapat lebih dihargai

20 Saya sering merasa tidak berguna

21 Kadang-kadang saya merasa diri saya tidak baik.

22 Sebenarnya, tidak ada yang disebut keberuntungan

23 Saya rasa banyak hal-hal yang baik dalam diri saya

24 Bagi saya memperoleh apa yang saya inginkan sama

sekali tidak ada hubungannya dengan kemujuran

25 Saya mampu menghadapi situasi penuh tekanan

27 Saya mampu mengerjakan sesuatu seperti apa yang

dapat dilakukan orang lain

28 Apabila saya membuat rencana, saya hampir selalu

yakin bahwa saya bisa menjalankan rencana tersebut.

29 Secara keseluruhan, saya puas dengan diri saya.

30 Untuk berhasil orang harus berusaha keras,

keberuntungan tidak ada peranannya dalam hal ini.

35 Pegawai mengetahui jumlah biaya yang dibutuhkan dalam

proses penyusunan anggaran

36 Tingkat pendidikan berpengaruh dalam penyelesaian tugas

37 Pegawai perlu mengikuti diklat agar dapat melaksanakan

pekerjaan dengan sebaik-baiknya

38 Pegawai mengetahui hal apa yang dapat dicapai pada

bidang yang menjadi tanggung jawabnnya

39 Jumlah anggaran pendapatan asli daerah/ PAD (pajak

daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah

yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah) ditentukan

lebih rendah dari seharusnya

40 Jumlah anggaran dana perimbangan (dana bagi hasil

pajak/bagi hasil bukan pajak, dana lokasi umum, dan dana

alokasi khusus) ditentukan lebih rendah dari seharusnya

41 Jumlah anggaran lain-lain pendapatan daerah yang sah

(dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah

lainnya, dana penyesuaian dan otonomi khusus, bantuan

keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya, dan

dana insentif daerah) ditentukan lebih rendah dari

Page 109: Thesis Akuntansi

12

seharusnya.

42. Jumlah anggaran belanja tidak langsung (belanja pegawai,

subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi hasil kepada

provinsi/kabupaten/kota dan pemerintah desa, bantuan

keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintah

desa, dan belanja tidak terduga) ditentukan lebih tinggi dari

seharusnya

43. Jumlah anggaran belanja langsung (belanja pegawai,

belanja barang dan jasa, dan belanja modal) ditentukan

lebih tinggi dari seharusnya.

TERIMAKASIH

Page 110: Thesis Akuntansi

13

Lampiran 3

STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

102 16,00 25,00 21,7059 2,43972

102 18,00 25,00 22,1176 1,96148

102 22,00 30,00 26,7843 2,82712

102 24,00 39,00 31,6863 3,38307

102 27,00 40,00 35,0882 3,47296

102 13,00 20,00 17,4608 1,95327

102

BS

PA

AI

SE

LoC

KI

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Page 111: Thesis Akuntansi

14

Correlations

1 -,009 ,333 ,193 ,075 ,401*

,962 ,072 ,306 ,692 ,028

30 30 30 30 30 30

-,009 1 ,353 ,313 ,691** ,685**

,962 ,056 ,092 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30

,333 ,353 1 ,612** ,437* ,787**

,072 ,056 ,000 ,016 ,000

30 30 30 30 30 30

,193 ,313 ,612** 1 ,513** ,785**

,306 ,092 ,000 ,004 ,000

30 30 30 30 30 30

,075 ,691** ,437* ,513** 1 ,802**

,692 ,000 ,016 ,004 ,000

30 30 30 30 30 30

,401* ,685** ,787** ,785** ,802** 1

,028 ,000 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

X1.1

X1.2

X1.3

X1.4

X1.5

PA

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 PA

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Lampiran 4

UJI VALIDITAS

Variabel PA (X1)

Page 112: Thesis Akuntansi

15

Correlations

1 ,579** ,738** ,544** ,476** ,958** ,879**

,001 ,000 ,002 ,008 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30

,579** 1 ,535** ,394* ,699** ,583** ,755**

,001 ,002 ,031 ,000 ,001 ,000

30 30 30 30 30 30 30

,738** ,535** 1 ,659** ,553** ,718** ,862**

,000 ,002 ,000 ,002 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30

,544** ,394* ,659** 1 ,408* ,599** ,771**

,002 ,031 ,000 ,025 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30

,476** ,699** ,553** ,408* 1 ,503** ,717**

,008 ,000 ,002 ,025 ,005 ,000

30 30 30 30 30 30 30

,958** ,583** ,718** ,599** ,503** 1 ,895**

,000 ,001 ,000 ,000 ,005 ,000

30 30 30 30 30 30 30

,879** ,755** ,862** ,771** ,717** ,895** 1

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

X2.1

X2.2

X2.3

X2.4

X2.5

X2.6

AI

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 AI

Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is s ignificant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Lampiran 4 (Lanjutan)

UJI VALIDITAS

Variabel AI (X2)

Page 113: Thesis Akuntansi

16

Correlations

1 ,610** ,198 ,096 -,176 ,072 -,160 ,224 ,147 -,017 ,461*

,000 ,295 ,612 ,353 ,707 ,399 ,235 ,440 ,928 ,010

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,610** 1 ,123 ,215 -,382* ,151 -,150 ,279 ,138 -,345 ,385*

,000 ,518 ,255 ,037 ,427 ,430 ,135 ,467 ,062 ,036

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,198 ,123 1 -,011 ,339 -,288 -,068 -,040 ,177 ,042 ,387*

,295 ,518 ,954 ,066 ,122 ,721 ,834 ,350 ,826 ,034

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,096 ,215 -,011 1 -,041 ,164 ,145 -,060 ,470** -,121 ,458*

,612 ,255 ,954 ,828 ,386 ,444 ,752 ,009 ,523 ,011

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

-,176 -,382* ,339 -,041 1 ,014 ,339 ,124 ,088 ,469** ,446*

,353 ,037 ,066 ,828 ,940 ,067 ,512 ,643 ,009 ,013

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,072 ,151 -,288 ,164 ,014 1 ,141 -,110 ,050 ,183 ,367*

,707 ,427 ,122 ,386 ,940 ,458 ,563 ,793 ,333 ,046

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

-,160 -,150 -,068 ,145 ,339 ,141 1 ,302 ,262 ,272 ,444*

,399 ,430 ,721 ,444 ,067 ,458 ,105 ,162 ,145 ,014

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,224 ,279 -,040 -,060 ,124 -,110 ,302 1 ,225 ,125 ,386*

,235 ,135 ,834 ,752 ,512 ,563 ,105 ,232 ,511 ,035

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,147 ,138 ,177 ,470** ,088 ,050 ,262 ,225 1 ,060 ,539**

,440 ,467 ,350 ,009 ,643 ,793 ,162 ,232 ,751 ,002

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

-,017 -,345 ,042 -,121 ,469** ,183 ,272 ,125 ,060 1 ,385*

,928 ,062 ,826 ,523 ,009 ,333 ,145 ,511 ,751 ,036

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,461* ,385* ,387* ,458* ,446* ,367* ,444* ,386* ,539** ,385* 1

,010 ,036 ,034 ,011 ,013 ,046 ,014 ,035 ,002 ,036

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

X3.1

X3.2

X3.3

X3.4

X3.5

X3.6

X3.7

X3.8

X3.9

X3.10

SE

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3.9 X3.10 SE

Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is s ignificant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Lampiran 4 (Lanjutan)

UJI VALIDITAS

Variabel SE (X3)

Page 114: Thesis Akuntansi

17

Correlations

1 ,307 ,484** ,596** ,377* ,901** ,184 ,754** ,810**

,099 ,007 ,001 ,040 ,000 ,329 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30

,307 1 ,367* ,309 ,489** ,466** ,713** ,489** ,695**

,099 ,046 ,096 ,006 ,009 ,000 ,006 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30

,484** ,367* 1 ,228 ,289 ,511** ,508** ,722** ,695**

,007 ,046 ,225 ,122 ,004 ,004 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30

,596** ,309 ,228 1 ,514** ,567** ,309 ,395* ,696**

,001 ,096 ,225 ,004 ,001 ,096 ,031 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30

,377* ,489** ,289 ,514** 1 ,422* ,342 ,400* ,653**

,040 ,006 ,122 ,004 ,020 ,064 ,029 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30

,901** ,466** ,511** ,567** ,422* 1 ,219 ,675** ,835**

,000 ,009 ,004 ,001 ,020 ,246 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30

,184 ,713** ,508** ,309 ,342 ,219 1 ,342 ,603**

,329 ,000 ,004 ,096 ,064 ,246 ,064 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30

,754** ,489** ,722** ,395* ,400* ,675** ,342 1 ,818**

,000 ,006 ,000 ,031 ,029 ,000 ,064 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30

,810** ,695** ,695** ,696** ,653** ,835** ,603** ,818** 1

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

X4.1

X4.2

X4.3

X4.4

X4.5

X4.6

X4.7

X4.8

LoC

X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4.6 X4.7 X4.8 LoC

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Lampiran 4 (Lanjutan)

UJI VALIDITAS

Variabel LoC (X4)

Page 115: Thesis Akuntansi

18

Lampiran 4 (Lanjutan)

UJI VALIDITAS

Variabel KI (X5)

Correlations

1 ,210 ,607** ,524** ,823**

,266 ,000 ,003 ,000

30 30 30 30 30

,210 1 ,381* ,347 ,636**

,266 ,038 ,060 ,000

30 30 30 30 30

,607** ,381* 1 ,132 ,704**

,000 ,038 ,486 ,000

30 30 30 30 30

,524** ,347 ,132 1 ,729**

,003 ,060 ,486 ,000

30 30 30 30 30

,823** ,636** ,704** ,729** 1

,000 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

X5.1

X5.2

X5.3

X5.4

KI

X5.1 X5.2 X5.3 X5.4 KI

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Page 116: Thesis Akuntansi

19

Correlations

1 ,549** ,565** ,452* ,318 ,809**

,002 ,001 ,012 ,087 ,000

30 30 30 30 30 30

,549** 1 ,229 ,250 ,354 ,610**

,002 ,224 ,182 ,055 ,000

30 30 30 30 30 30

,565** ,229 1 ,157 ,430* ,573**

,001 ,224 ,408 ,018 ,001

30 30 30 30 30 30

,452* ,250 ,157 1 ,216 ,792**

,012 ,182 ,408 ,251 ,000

30 30 30 30 30 30

,318 ,354 ,430* ,216 1 ,552**

,087 ,055 ,018 ,251 ,002

30 30 30 30 30 30

,809** ,610** ,573** ,792** ,552** 1

,000 ,000 ,001 ,000 ,002

30 30 30 30 30 30

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Y1.1

Y1.2

Y1.3

Y1.4

Y1.5

BS

Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 BS

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Lampiran 4 (Lanjutan)

UJI VALIDITAS

Variabel BS (Y1

Page 117: Thesis Akuntansi

21

Page 118: Thesis Akuntansi

20

Lampiran 5

HASIL UJI RELIABILITAS

Variabel PA (X1)

Reliability Statistics

,744 5

Cronbach's

Alpha N of Items

Variabel AI (X2)

Reliability Statistics

,892 6

Cronbach's

Alpha N of Items

Variabel SE (X3)

Reliability Statistics

,655 10

Cronbach's

Alpha N of Items

Variabel LoC (X4)

Reliability Statistics

,871 8

Cronbach's

Alpha N of Items

Page 119: Thesis Akuntansi

21

Lampiran 5 (Lanjutan)

HASIL UJI RELIABILITAS

Variabel KI (X5)

Reliability Statistics

,697 4

Cronbach's

Alpha N of Items

Variabel BS (Y1)

Reliability Statistics

,635 5

Cronbach's

Alpha N of Items

Page 120: Thesis Akuntansi

21

Page 121: Thesis Akuntansi

22

Lampiran 6

HASIL UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

102

,0000000

1,81891329

,086

,057

-,086

,872

,432

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized

Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Page 122: Thesis Akuntansi

23

Lampiran 7

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

Coefficientsa

-1,177 ,961 -1,224 ,224

-,081 ,152 -,056 -,534 ,595

-,312 ,164 -1,202 -1,904 ,060

,099 ,132 ,311 ,748 ,457

,743 ,416 3,519 1,789 ,077

-,808 ,848 -1,977 -,953 ,343

,020 ,012 1,823 1,721 ,089

-,002 ,008 -,155 -,223 ,824

-,042 ,024 -3,955 -1,789 ,077

,045 ,048 2,434 ,932 ,354

(Constant)

PA

AI

SE

LoC

KI

Int. PA.AI

Int. PA.SE

Int. PA.LoC

Int. PA.KI

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Abs_Resa.

Page 123: Thesis Akuntansi

25

Page 124: Thesis Akuntansi

24

Variables Entered/Removedb

Int. PA.KI, SE, LoC, AI,

PA, KI, Int. PA.AI, Int. PA.

SE, Int. PA.LoCa

. Enter

Model

1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: BSb.

ANOVAb

606,854 9 67,428 18,565 ,000a

334,153 92 3,632

941,007 101

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Int. PA.KI, SE, LoC, AI, PA, KI, Int. PA.AI, Int. PA.SE, Int. PA.

LoC

a.

Dependent Variable: BSb.

Lampiran 8

HASIL MODERATED REGRESSION ANALYSIS

Model Summary

,803a ,645 ,610 1,90581

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), Int. PA.KI, SE, LoC, AI, PA, KI,

Int. PA.AI, Int. PA.SE, Int. PA.LoC

a.

Page 125: Thesis Akuntansi

25

Coefficientsa

-34,916 11,105 -3,144 ,002

3,428 ,793 3,218 4,323 ,000

1,025 ,310 1,400 3,304 ,001

,689 ,391 ,769 1,762 ,081

2,961 ,766 4,969 3,864 ,000

-5,224 1,569 -4,534 -3,330 ,001

-,065 ,022 -2,060 -2,898 ,005

-,059 ,027 -1,724 -2,189 ,031

-,153 ,044 -5,058 -3,501 ,001

,287 ,089 5,511 3,214 ,002

(Constant)

PA

AI

SE

LoC

KI

Int. PA.AI

Int. PA.SE

Int. PA.LoC

Int. PA.KI

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: BSa.

Lampiran 8 (Lanjutan)

HASIL MODERATED REGRESSION ANALYSIS

Page 126: Thesis Akuntansi