teori gestalt kelompok 1.docx

22
TEORI GESTALT MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Landasan Psikologi Pendidikan Yang dibina oleh Dr. Blasius Boli Lasan, M.Pd Oleh: Marissa Zulfia Soffi 140111606109 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Upload: marissazulviasoffi

Post on 21-Dec-2015

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TEORI GESTALT Kelompok 1.docx

TEORI GESTALT

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah

Landasan Psikologi Pendidikan

Yang dibina oleh Dr. Blasius Boli Lasan, M.Pd

Oleh:

Marissa Zulfia Soffi 140111606109

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Februari 2015

Page 2: TEORI GESTALT Kelompok 1.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat-Nya kami dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Gestalt”.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Landasan

Psikologi Pendidikan. Selain itu, makalah ini ditulis untuk memahami lebih dalam tentang teori

gestalt.

Dengan makalah ini, diharapkan penulis serta pembaca mendapat ilmu pengetahuan

mengenai teori gestalt.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Blasius Boli Lasan selaku Dosen

Pembimbing serta teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami

menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami

mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 16 Februari 2015

Penulis

Page 3: TEORI GESTALT Kelompok 1.docx

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1

1.3 Tujuan .................................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Tokoh teori Gestalt................................................................................. 3

2.2 Pengertian Teori Belajar Gestalt............................................................ 5

2.3 Hukum-hukum Belajar Gestalt............................................................... 6

2.4 Prinsip Belajar Gestalt............................................................................ 9

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 13

3.2 Saran.......................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: TEORI GESTALT Kelompok 1.docx

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Psikologi Gestalt bermula pada lapangan pengamatan ( persepsi ) dan mencapai sukses yang terbesar juga dalam lapangan ini. Demonstrasinya mengenai peranan latar belakang dan organisasinya terhadap proses-proses yang diamati secara fenomenal demikian meyakinkan sehingga boleh dikatakan tidak dapat di bantah.

Pandangan pokok psikologi Gestalt adalah berpusat bahwa apa yang dipersepsi itu merupakan suatu kebulatan, suatu unity atau suatu Gestalt. Psikologi Gestalt semula memang timbul berkaitan dengan masalah persepsi, yaitu pengalaman Wertheimer di stasiun kereta api yang disebutnya sebagai phi phenomena. Dalam pengalaman tersebut sinar yang tidak bergerak dipersepsi sebagai sinar yang bergerak (Garret, 1958). Walaupun secara objektif sinar itu tidak bergerak. Dengan demikian maka dalam persepsi itu ada peran aktif dalam diri perseptor. Ini berarti bahwa dalam individu mempersepsi sesuatu tidak hanya bergantung pada stimulus objektif saja, tetapi ada aktivitas individu untuk menentukan hasil persepsinya. Apa yang semula terbatas pada persepsi, kemudian berkembang dan berpengaruh pada aspek-aspek lain, antara lain dalam psikologi belajar.

Ketika para ahli Psikologi Gestalt beralih dari masalah pengamatan ke masalah belajar, maka hasil-hasil yang telah kuat / sukses dalam penelitian mengenai pengamatan itu dibawanya dalam studi mengenai belajar . Karena asumsi bahwa hukum–hukum atau prinsip-prinsip yang berlaku pada proses pengamatan dapat ditransfer kepada hal belajar, maka untuk memahami proses belajar orang perlu memahami hukum-hukum yang menguasai proses pengamatan itu.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Siapa saja tokoh dari teori gestalt?

1.2.2 Apa pengertian dari teori Gestalt?

1.2.3 Apa saja hukum-hukum teori belajar Gestalt?

1.2.4 Apa saja prinsip-prinsip teori belajar Gestalt ?

Page 5: TEORI GESTALT Kelompok 1.docx

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui tokoh dari teori Gestalt

1.3.2 Untuk mengetahui pengertian teori belajar Gestalt

1.3.3 Untuk mengetahui hukum-hukum belajar Gestalt

1.3.4 Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar Gestalt

Page 6: TEORI GESTALT Kelompok 1.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tokoh Teori Gestalt

Max Wertheimer (1880-1943)

Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri

aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15

April 1880. Ia mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald

Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di

mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu,

Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka.Koffka dan Kohler

Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt

Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan

ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt bersama-

sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di

sana. Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek

statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan

dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia

melakukan interpretasi.

Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori Gestalt setelah ia

melakukan suatu eksperimen dengan menggunakan sebuah alat yang

bernama stroboskop, yaitu suatu kotak yang didalamnya terdapat dua

buah garis yang satu tegak dan yang satu melintang. Jika kedua garis

tersebut diperlihatkan secara bergantian terus menerus maka akan

tampak seakan aska garis tersebut bergerak dari melintang menjadi

tegak. Inilah yang disebut gerakan semu “Scheinbwegung”.

Page 7: TEORI GESTALT Kelompok 1.docx

gambar 1.1 Max Wertherimer

Kurt Koffka (1886-1941)

Koffka lahir di Berlin tanggal 18 Maret 1886. Kariernya dalam psikologi

dimulai sejak dia diberi gelar doktor oleh Universitas Berlin pada tahun 1908. Pada tahun

1910, ia bertemu dengan Wertheimer dan Kohler, bersama kedua orang ini Koffka

mendirikan aliran psikologi Gestalt di Berlin. Sumbangan Koffka kepada psikologi adalah

penyajian yang sistematis dan pengamalan dari prinsip-prinsip Gestalt dalam rangkaian

gejala psikologi, mulai persepsi, belajar, mengingat, sampai kepada psikologi belajar dan

psikologi sosial. Teori Koffka tentang belajar didasarkan pada anggapan bahwa belajar dapat

diterangkan dengan prinsip-prinsip psikologi Gestalt. Teorinya yang terkenal adalah

Memory Trace (jejak ingatan)

gambar 1.2 Kurt Koffka

Wolfgang Kohler (1887-1967)

Page 8: TEORI GESTALT Kelompok 1.docx

Kohler lahir di Reval, Estonia pada tanggal 21 Januari 1887. Kohler

memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1908 di bawah bimbingan C. Stumpf di Berlin. Ia

kemudian pergi ke Frankfurt. Saat bertugas sebagai asisten dari F. Schumman, ia bertemu

dengan Wartheimer dan Koffka.

Ia mengadakan penyelidikan terhadap inteligensi kera. Hasil kajiannya ditulis dalam

buku betajukThe Mentality of Apes (1925). Eksperimennya adalah : seekor simpanse

diletakkan di dalam sangkar. Pisang digantung di atas sangkar. Di dalam sangkar terdapat

beberapa kotak berlainan jenis. Mula-mula hewan itu melompat-lompat untuk mendapatkan

pisang itu tetapi tidak berhasil. Karena usaha-usaha itu tidak membawa hasil, simpanse itu

berhenti sejenak, seolah-olah memikir cara untuk mendapatkan pisang itu. Tiba-tiba hewan

itu dapat sesuatu ide dan kemudian menyusun kotak-kotak yang tersedia untuk dijadikan

tangga dan memanjatnya untuk mencapai pisang itu.

Hal ini menjadi kesimpulannya bahwa apabila organisme menghadapi suatu masalah

atau problem maka akan terjadi ketidak seimbangan kognitif sampai masalah itu selesai.

Gambar 1.3 Wolfgang Kohler

B. Pengertian Teori Gestalt

Teori ini sering pula disebut field theory atau insight full learning.

Belajar menurut Psikologi Gestalt bukan hanya sekedar merupakan

proses asosiasi antara stimulus-respon yang makin lama makin kuat.

Karena adanya latihan-latihan atau ulangan-ulangan . Belajar menurut

psikologi Gestalt terjadi jika pengertian (insight). Pengertian atau insight

Page 9: TEORI GESTALT Kelompok 1.docx

ini muncul apabila seseorang setelah beberapa saat mencoba atau

memahami suatu masalah, tiba-tiba muncul adanya kejelasan, terlihat

olehnya hubungan antara unsur-unsur yang satu dengan yang

lain,;kemudian dipahami sangkut pautnya;dimengerti maknanya.

Dengan singkat, belajar menurut psikologi gestalt dapat diterangkat

sebagai berikut. Pertama dalam belajar faktor pemahaman atau

pengertian (insight) merupakan faktor yang penting. Dengan belajar

dapat memahami atau mengerti hubungan antara pengetahuan dan

pengalaman. Kedua, dalam belajar, pribadi atau organisme memegang

peranan yang paling sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-

mekanistis belaka, tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan

bertujuan.

C. Hukum-Hukum Belajar Gestalt

Hukum Pragnas

Hukum ini merupakan hukum pokok. Hukun ini pakai oleh

Gestaltis sebagai prinsip pedoman mereka dalam meneliti belajar

persepsi dan memori. Kofka(1935-1963) mendiskripsikan hukum pragnas

sebagai “Penataan psikologis selalu sebaik yang di ijinkan oleh

lingkungan pengontrolnya “. Ada kecenderungan untuk melihat sesuatu

menjadi lebih sederhana, bermakna dan komplit agar pengalaman lebih

dapat terorganisir. Individu akan merespon lingkungan lebih bermakna

dari kondisi yang sebenarnya. Disisni juga dikenal principle of closure

(prinsip penutupan atau mengakhiran) yakni individu memiliki tendensi

untuk melengkapi pengalaman yang tidak lengkap.

Hukum tambahan

Ahli-ahli psikologi Gestlat telah mengadakan penelitian secara

luas dalam bidang penglihatan dan akhirnya mereka menemukan bahwa

objek-objek penglihatan itu membentuk diri menjadi Gestalt-gestalt

menurut prinsip-prinsip tertentu. Menurut Koffka dan Kohler, ada prinsip-

prinsip dapat dilihat pada hukum-hukum yaitu:

Page 10: TEORI GESTALT Kelompok 1.docx

Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship);

yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure

(bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna  dan

sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-

samar, maka  akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure. Pada gambar diatas

jika kita melihat kipas putih yang besar, maka yang menjadi bentuk (figure) adalah kipas

tersebut dan yang berwarnah hitam adalah latar (ground), demikan sebaliknya.

Hukum Keterdekatan, yaitu Kedekatan (proxmity);

bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang

pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu. Contohnya: Ketika kita memasuki

ruangan 302 USD Kampus 3, kita akan menemui banyak meja, tapi kita akan lebih mudah

melihat banyak meja tersebut dengan pengelompokan meja yang telah diatur menjadi 3

baris.

Hukum Ketertutupan atau Ketertutupan (closure)

Bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau

pengamatan yang tidak lengkap. Contohnya: Ketika kita sedang membaca bacaan, yang saat

Page 11: TEORI GESTALT Kelompok 1.docx

itu huruf-hurufnya terpotong-potong karena tinta hasil fotocopy yang kurang jelas. Akan tapi

pada akhirnya kita dapat membaca tulisan tersebut dengan memperkirakan huruf apa saja

yang tertulis.

 

Hukum Kesamaan atau Kesamaan (similarity);

bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu

obyek yang saling memiliki. Pada contoh disamping, umumnya orang akan cenderung

melihat delapan kolom yang vertical dibanding empat baris yang horizontal, sebab adanya

kemiripan atau kesamaan yang membentuk arah vertic

Arah bersama (common direction / continuity);

Page 12: TEORI GESTALT Kelompok 1.docx

Bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama

cenderung akan dipersepsi  sebagi suatu figure atau bentuk tertentu. Contoh disamping

menunjukkan bahwa kita cenderung mengikuti aliran halus atau bentuk-bentuk yang

berkelanjutan dan bukan bentuk yang terputus.

D. Prinsip Teori Gestalt

Karya yang signifikan tentang belajar oleh anggota Gestalt adalah karya Kohler.

Dimana dia mengasumsikan bahwa ketika suatu organisme mengalami suatu masalah atau

problem maka akan muncul suatu keadaan yang disebut disekuilibrium kognitif, keadaan ini

terus berlanjut sampai masalah itu selesai. Sebab menurut teoritis gestalt, keadaan inilah

yang memotifasi organisme berusaha untuk kembali menyeimbangkan mentalnya. Belajar,

menurut Gestaltis adalah suatu fenomena kognitif di mana organisme “mulai melihat” suatu

solusi, ketika ia telah memikirkan problemnya. Pembelajarannya adalah memikirkan segala

unsur yang dibutuhkan dalam memecahkan suatu masalah dan menyusunnya menjadi suatu

solusi yang kemudian mendukung solusi berikutnya hingga masalah itu terpecahkan. Hal ini

bisa menjadi sebuah insight bagi organisme

Insight (wawasan) ini diperoleh jika seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai

unsur dalan situasi tertentu. Dengan adanya insight maka didapatlah pemecahan masalah,

dimengertinya persoalan, inilah inti belajar. Jadi yang penting bukanlah mengulang-

ulang hal yang harus dipelajari, tetapi mengertinya, mendapatkan insight. Adapun

timbulnya insight itu tergantung:

Page 13: TEORI GESTALT Kelompok 1.docx

Kesanggupan, maksudnya kesanggupan atau kemampuan intelegensi individu

Pengalaman, karena belajar, berarti akan mendapat pengalaman dan pengalaman itu

mempermudah mendapatkan insight.

Taraf kompleksitas dari suatu situasi, dimana semakin komplek situasinya semakin sulit

masalah yang dihadapi.

Latihan, dengan banyaknya latihan akan dapat mempertinggi kesangupan memperoleh

insght, dalam situasi-situasi yang bersamaan yang telah dilatih.

Trial and eror, sering seseorang itu tidak dapat memecahkan suatu masalah. Baru setelah

mengadakan percobaan-percobaan, sesorang itu dapat menemukan hubungan berbagai

unsur dalam problem itu, sehingga akhirnya menemukan insight.

Untuk menguji gagasan tentang teori belajar ini, Kohler menggunakan sejumlah

eksperimen. Salah satu eksperimennya adalah problem memecahkan jalan memutar dimana

hewan dapat melihat tujuannya tapi untuk mencapai tujuan itu dia harus mengambil jalur

memutar. Dengan tipe problem semacam ini Kohler menemukan bahwa ayam amat

kesulitan .

Percobaan yang kedua yang digunakan oleh Kohler mengharuskan untuk

menggunakan alat untuk menjangkau objek yang diinginkan. Misalnya sebuah pisang

diletakkan diluar jangkauan si minyet, sehingga monyet itu harus menggunakan tongkat agar

Page 14: TEORI GESTALT Kelompok 1.docx

cukup panjang untuk menjangkaunya. Dalam masing-masing kasus hewan tersebut

mempunyai semua unsure yang digunakan untuk memecahkan problem yang dihadapi.

Keterangan :

Gambar 1 menunjukkan bagaimana monyet bernama Chica menggunakan tongkat untuk

menjangkau pisang.

Gambar 2 menunjukkan monyet bernama Grande yang menggunakan tumpukan peti untuk

menjangkau pisang.

Gambar 3 menunjukkan bagaimanan monyet yang bernama Sultan, dalam eksperimen

Kohler monyet ini adalah monyet paling cerdas  karena monyet ini menggabungkan dua

tongkat untuk menjangkau buah pisang.

Keterangan:

Gambar 4 menunjukkan Grande menggunakan struktur yang lebih kompleks dalam

menyusun peti.

Page 15: TEORI GESTALT Kelompok 1.docx

Keterangan:

Gambar 5 menunjukkan bagaimana Chica menggunakan peti dan tongkat untuk

mendapatkan buah.

 

 

 

 

 

Berikut adalah prinsip-prinsip belajar Gestalt:

Belajar berdasarkan keseluruhan

Orang berusaha menghubungkan pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lainnya.

Belajar adalah suatu proses perkembangan

Materi dari belajar baru dapat diterima dan dipahami dengan baik apabila individu tersebut

sudah cukup matang untuk menerimanya. Kematangan dari individu dipengaruhi oleh

pengalaman dan lingkungan individu tersebut.

Siswa sebagai organisme keseluruhan

Dalam proses belajar, tidak hanya melibatkan intelektual tetapi juga emosional dan fisik

individu.

Terjadinya transfer

Tujuan dari belajar adalah agar individu memiliki respon yang tepat dalam suatu situasi

tertentu. Apabila satu kemampuan dapat dikuasai dengan baik maka dapat dipindahkan pada

kemampuan lainnya.

Page 16: TEORI GESTALT Kelompok 1.docx

Belajar adalah reorganisasi pengalaman

Proses belajar terjadi ketika individu mengalami suatu situasi baru. Dalam menghadapinya,

manusia menggunakan pengalaman yang sebelumnya telah dimiliki.

Belajar dengan insight

Dalam proses belajar, insight berperan untuk memahami hubungan diantar unsurunsur yang

terkandung dalam suatu masalah.

Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan siswa

Hal ini tergantung kepada apa yang dibutuhkan individu dalam kehidupan sehari-hari,

sehingga hasil dari belajar dapat dirasakan manfaatnya.

Belajar berlangsung terus-menerus

Belajar tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Belajar dapat diperoleh dari

pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam kehidupan individu setiap waktu.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler.

3.2   SaranUntuk konselor : jika menggunakan teori gestalt dalam bimbingan untuk konseling,

konselor harus memiliki hubungan baik terlebih dahulu dengan konseling agar dalam proses bimbingan konseling ini dapat perjalan lancar. Konselor juga harus mengerti setiap pribadi masing-masing konseling.

Untuk konseling : konseling harus memiliki rasa percaya pada konselor, bahwa konselor bisa mengatasi masalah yang dihadapinya.

Page 17: TEORI GESTALT Kelompok 1.docx

DAFTAR PUSTAKA

Boeree, George, Sejarah Psikologi : Dari Masa Kelahiran Sampai

Masa Modern, Jogjakarta : Prismasophie, 2005

Mustaqim, Psikologi Pendidikan,Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008

Naisaban, Ladidlaus, Para Psikolog Terkemuka Dunia: Riwayat

Hidup, Pokok Pikiran, Dan Karya, Jakarta: Grasindo 2004

Sujanto, Agus, Psikologi Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 2008

Suryabrata, Sumardi, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2006

Syaodih, Nana, Landasan psikologi pendidiksan, Bandung :Remaja

Rosdakatya, 2008