take home b. indo

33
1. Buatlah 2 jenis komunikasi formal dan non formal. Jawaban: a) Komunikasi formal adalah suatu komunikasi yang terjadi dalam situasi resmi. Prilaku komunikasi seperti ini biasanya terjadi dalam rapat, seminar dan persuratan dinas, dalam hal ini dituntut keresmian baik dalam sikap maupun komunikasi. b) Komunikasi non formal adalah komunikasi yang terjadi dalam situasi tidak resmi. Hal ini serimg terjadi dalam kegiatan sehari-hari seperti dalam keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar. 2. Apakah yang membedakan komunikasi verbal dan non verbal? Jawaban: a) Komunikasi verbal adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan melalui penggunaan bahasa. Dapat pula diartikan sebagai bahasa – kata dengan aturan tata bahasa, baik secara lisan maupun secara tertulis. Dalam pengertian lain adalah komunikasi yang menggunakan satu kata atau lebih. Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal (Deddy Mulyana, 2005). Bahasa dapat didefinisikan sebagai

Upload: heruyuono

Post on 15-Jun-2015

351 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Tugas Akhir Semester

TRANSCRIPT

Page 1: Take Home B. Indo

1. Buatlah 2 jenis komunikasi formal dan non formal.

Jawaban:

a) Komunikasi formal adalah suatu komunikasi yang terjadi dalam situasi

resmi. Prilaku komunikasi seperti ini biasanya terjadi dalam rapat, seminar

dan persuratan dinas, dalam hal ini dituntut keresmian baik dalam sikap

maupun komunikasi.

b) Komunikasi non formal adalah komunikasi yang terjadi dalam situasi

tidak resmi. Hal ini serimg terjadi dalam kegiatan sehari-hari seperti dalam

keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar.

2. Apakah yang membedakan komunikasi verbal dan non verbal?

Jawaban:

a) Komunikasi verbal adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan

melalui penggunaan bahasa. Dapat pula diartikan sebagai bahasa – kata

dengan aturan tata bahasa, baik secara lisan maupun secara tertulis. Dalam

pengertian lain adalah komunikasi yang menggunakan satu kata atau lebih.

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan

satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode

verbal (Deddy Mulyana, 2005). Bahasa dapat didefinisikan sebagai

seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-

simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.

Ragamnya komunikasi verbal terdiri atas komunikasi lisan dan tertulis.

Bentuknya komunikasi verbal dapat dilakukan dengan cara berbicara dan

menyimak (lisan) serta membaca dan menulis (tertulis).

b) Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-

pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan

semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara

teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan.

Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin

Page 2: Take Home B. Indo

menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-

hari. Komunikasi nonverbal terdiri atas semua unsur komunikasi, kecuali

kata-kata, meliputi simbol, atau tanda-tanda visual (gesture atau gerakan,

keragaan), features vocal (intonasi, volume serta tinggi rendahnya suara),

serta faktor-faktor lingkungan (seperti penggunaan ruang/spatial dan

posisi) yang mempengaruhi makna komunikasi. Komunikasi non verbal

adalah suatu aktivitas komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan

lambang selain bahasa. Seperti gerak tubuh, pakaian, warna atau tanda-

tanda tertentu. komunikasi nonverbal berhubungan dengan gender dan

budaya, karena komunikasi nonverbal mengekspresikan tentang makna-

makna budaya gender. Komunikasi nonverbal merupakan tindakan dan

atribusi (lebih dari penggunaan kata-kata) yang dilakukan seseorang

kepada orang lain untuk bertukar makna, yang selalu dan diterima secara

sadar oleh dan untuk mencapai umpan balik atau tujuan tertentu (Burgoon

& Saine, 1978). Ragamnya komunikasi non verbal terdiri atas pesan-pesan

non verbal. Bentuknya komunikasi nonverbal mempunyai beberapa

bentuk, yaitu :

Pesan kinesik (yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri

atas pesan fasial (menggunakan air muka untuk menyampaikan makna

tertentu), pesan gestural (menunjukkan gerakan sebagian anggota

badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasi berbagai

makna), dan pesan postural (berkenaan dengan keseluruhan anggota

badan).

Pesan proksemik (yang disampaikan melalui pengaturan jarak dan

ruang)

Pesan artifaktual (diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian,

dan kosmetik)

Pesan pralinguistik (pesan nonverbal yang berhubungan dengan

dengan cara mengucapkan pesan verbal)

Pesan sentuhan dan bau-bauan (yang mampu menerima dan

membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan dan

Bau-bauan, terutama yang menyenangkan (wewangian) telah berabad-

Page 3: Take Home B. Indo

abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan –menandai

wilayah mereka, mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan,

dan menarik lawan jenis

Fungsinya komunikasi non verbal memiliki beberapa fungsi, yaitu :

Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan

secara verbal

Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal

Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain

terhadap pesan verbal

Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan

nonverbal

Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya

3. Berikan contoh pemerolehan anak berdasarkan perinsip imitasi dan

umpan balik.

Jawaban:

a) Prinsip imitasi : sebenarnya prinsip ini tidak dapat dipisahkan dari strategi

mengingat. Perkataan anak tidaklah merupakan pengulangan secara persis

apa yang didengarnya. Imitasi adalah mengatakan sesuatu yang sama

seperti yang dikatakan orang lain. Beberapa ragam peniruan atau imitasi,

yaitu imitasi spontan, imitasi pemerolehan, imitasi segera dan imitasi

dengan perluasan.

Contoh :

Seseorang ayah berbicara di depan anakanya kemudian anak disuruh

mengulang perkataan ayah tadi. Setelah anak itu mencontoh apa yang

didengarnya, maka tuturan anak itu cenderung akan mengalami perubahan,

perubahan itu dapat berupa pengurangan, penambahan dan penggantian

kata/susunan kata.

b) Prinsip umpan balik : yaitu umpan balik antara strategi produksi ujaran

(ucapan) dengan responsisi. Dengan strategi ini anak-anak dihadapkan pada

Page 4: Take Home B. Indo

pedoman: hasilkanlah ujaran dan lihatlah bagaimana orang lain memberi

responsi. Stategi produktif bersifat “sosial” dalam pengertian bahwa strategi

tersebut dapat meningkatkan interaksi dengan orang lain dan sementara itu

bersifat “kognitif” juga.

4. Mengapa pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan KTSP harus

menggunakan pendekatan tematik? Jelaskan!

Jawaban:

Di dalam KTSP dijelaskan bahwa pembelajaran tematik adalah pendekatan

yang harus digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran di Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Karena itu, bagi guru SD terutama guru kelas

rendah (I, II dan III) yang peserta didiknya masih berperilaku dan berpikir

secara konkret, kegiatan pembelajaran sebaiknya dirancang terpadu dengan

menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajarannya. . Dengan

cara ini maka pembelajaran untuk siswa kelas I, II, dan III dapat menjadi lebih

bermakna, lebih utuh dan sangat kontekstual dengan dunia anak-anak.

Artinya, dalam pembelajaran bahasa siswa tidak hanya berputar pada konstrak

teori bahasa, tetapi ditekankan pada sikap dan pemakaian bahasa yang

kontekstual.

5. Apakah yang dimaksud pendekatan pembelajaran bahasa?

Jawab:

Edward M. Anthoni (1963:63-70) dalam tarigan dkk. (2004:3.7).

Pendekatan adalah seperangkat asusmsi korelatif yang menangani hakikat

bahasa, pengajaran bahasa dan pembelajaran bahasa. Pendekatan itu

bersifat aksiomatik.

Pendekatan adalah seperangkat asumsi mengenai hakikat bahasa,

pengajaran bahasa dan proses belajar mengajar bahasa (Kosadi, dkk:

1979).

Page 5: Take Home B. Indo

Pendekatan adalah seperangkat asumsi korelatif yang menangani teori

bahasa dan teori pemerolehan bahasa (Tarigan, 1989).

Pendekatan adalah serangkaian asumsi yang bersifat aksiomatik tentang

sifat hakikat bahasa, penajaran bahasa dan belajar bahasa (Djunaidi: 1989).

Pendekatan adalah seperangkat asumsi bersifat aksiomatik mengenai

hakikat bahasa, pengajaran bahasa dan belajar bahasa yang digunakan

sebagai landasan dalam merancang, melaksanakan dan menilai proses

belajar-mengajar bahasa (Tarigan dkk, 2004).

Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginsipirasi,

menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis

tertentu. Pendekatan pembelajaran bahasa adalah asumsi bersifat

aksiomatik mengenai hakikat bahasa, pengajaran bahasa, dan belajar

bahasa yang digunakan sebagai landasan dalam merancang, melaksanakan

proses belajar mengajar bahasa.

6. Apakah persamaan dan perbedaan pendekatan terpadu dan

pendekatan whole language?

Jawab:

a. Pendekatan terpadu adalah keterpaduan antara materi bahasa yang dapat

dipadukan dengan materi yang lain yang dilihat berdasarkan tujuan, bahan

dan kegiatan pembelajaran. Pada hakikatnya pembelajaran terpadu adalah

upaya memadukan berbagai materi belajar yang berkaitan, baik dalam satu

disiplin ilmu maupun antar disiplin ilmu dengan kehidupan dan kebutuhan

nyata siswa sehingga proses belajar mengajar menjadi sesuatu yang

bermakna dan menyenangkan anak. Pembelajaran terpadu sendiri

merupakan suatu model pembelajaran yang membawa kita pada kondisi

pembelajaran yang releven dan bermakna untuk anak.

Pembelajaran terpadu merupakan media pembelajaran yang secara efektif

membantu anak untuk belajar secara terpadu dalam mencari hubungan-

Page 6: Take Home B. Indo

hubungan dan keterkaitan antara apa yang telah mereka ketahui dengan

hal-hal yang baru atau informasi baru yang mereka temukan dalam proses

belajarnya sehari-hari.

b. Pendekatan whole language adalah suatu pendekatan pembelajaran bahasa

yang secara utuh (menyeluruh). Melalui pendekatan ini pembelajaran

dilaksanakan secara kontekstual, logis, kronologis dan komunikatif, dalam

pendekatan ini terjadi hubungan interaktif antara 4 keterampilan berbahasa

yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Tujuan dari

pendekatan ini adalah mengintegrasikan seluruh keterampilan berbahasa

(mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis) dan komponen

kebahasaan (tata bunyi, tata bentuk tata kalimat dan tata makna) juga

penggunaan media dan mengaitkan dengan pengalaman-pengalaman

lingkungan dan pengembangan fisik, sosisl, mental, intelektual dan emosi

anak.

7. Buatlah model pembelajaran bahasa berdasarkan pendekatan

tematik, dan uraikan tahapan-tahapan yang ada dalam proses

pembelajaran tersebut!

Jawab:

Model pembelajaran bahasa berdasarkan pendekatan tematik adalah model

jaring laba-laba/model terjala (Webbed model). Model pembelajaran ini pada

dasarnya menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini

pengembangannya dimulai dengan menetukan tema tertentu. Setelah

ditemukan tema, maka dilajutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan

memperhatikan keterkaitannya dengan antar mata pelajaran.

Dalam model pembelajaran ini guru memilih tema yang sama atau hampir

sama dari beberapa standar kompetensi dengan lintas mata pelajaran atau pada

bidang studi yang berbeda. Misal PKn dengan IPS, IPA, Matematika, dan

Bahasa Indonesia. Lebih jelasnya silakan memperhatikan contoh Webbed di

bawah ini.

Page 7: Take Home B. Indo

Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran jaring laba-

laba sebagai berikut.: (1) Guru menyiapkan tema utama seperti nilai juang

dalam perumusan Pancasila, dan tema lain yang telah dipilih dari beberapa

standar kompetensi lintas mata pelajaran/bidang Studi, (2) Guru

menyiapkan tema-tema yang telah terpilih, misalnya tema matematika,

kesenian, bahasa dan IPS yang sesuai dengan tema nilai juang dalam

perumusan Pancasila supaya tidak over lapping, (3) Guru menjelaskan

tema-tema yang terkait sehingga materinya lebih luas, (4) Guru memilih

konsep atau informasi yang bisa mendorong belajar siswa dengan

pertimbangan lain yang memang sesuai dengan prinsip-prinsip

pembelajaran terpadu.

Tema-tema IPS

Tema-tema Bahasa Ind/Daerah

Tema-tema IPS

Tema-tema nilai juang dalam perumusan pancasila kelas 6

Tema-tema B. Ind/ Daerah

Page 8: Take Home B. Indo

8. Keunggulan dan kelemahan teknik tanya jawab, ceramah, diskusi,

bermain peran dan pemberian tugas.

Jawab:

a) Teknik tanya jawab

Tanya jawab adalah suatu teknik untuk memberikan motivasi para murid

agar timbul keberaniannya untuk bertanya atau menjawab pertanyaan guru

selama proses pembelajaran berlangsung.

Guru melontarkan teknik tanya jawab itu mempunyai tujuan agar siswa

dapat mengerti atau mengingat-ingat tentang fakta yang dipelajari ,

didengar ataupun dibaca, sehingga mereka memiliki pengertian yang

mendalam tentang fakta itu. Diharapkan puila dengan tanya jawab itu

mampu menjelaskan langkah-langkah berpikir atau proses yang ditempuh

dalam memecahkan soal/ masalah, sehingga jalan pikiran anak tidak

meloncat-loncat yang akan merugikan siswa sendiri dalam menangkap

suatu masalah untuk dipecahkan. Dengan demikian mungkin siswa

menemukan pemecahan masalah dengan cepat dan tepat.

Keunggulan teknik tanya jawab

- Kelas akan lebih hidup

karena sambutan kelas lebih baik, siswa tidak hanya mendengarkan

ceramah saja,

- Partisipasi siswa lebih besar.

- Pertanayaan-pertanyaan

membantu murid mengetahuai bagian yang perlu diketahui atau

diingat

- Siswa berusaha

mendengarkan pertanyaan guru dengan baik dan mencoba untuk

Page 9: Take Home B. Indo

memberikan jawaban yang tepat sehingga anak menerima pelajaran

dengan akatif berpikir, tidak aktif mendengarkan saja.

Kelemahan teknik tanya jawab

- Kelancaran jalannya

pelajaran agak terhambat karena diseling dengan tanya jawab.

- Murid dapat dicekam

ketakutan selama proses tanya jawab dilakukan.

- Guru memerlukan waktu

untuk mendapatkan jawaban yang benar karena biasanya jawaban

siswa menyimpang dari persoalannya.

- Seluruh jawaban yang

diberikan guru didominasi oleh murid-murid yang pandai atau

yang berani.

- Kemungkinan menyimpang

dari persoalan itu sangat besar.

- Guru masih memegang

peranan yang besar di dalam kelas.

b) Teknik ceramah

Cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam

sejarah pendidikan adalah dengan menggunakan teknik ceramah. Cara

mengajar dengan teknik ceramah juga dapat dikatakan sebagai teknik

kuliah.

Biasanya guru menggunakan teknik ceramah bila memeilki tujuan agar

siswa mendapatkan informasi tentang suatu pokok atau persoalan tertentu.

Guru perlu memperhatikan situasi yang menunjang pelaksanaan teknik

yang menunjang teknik ceramah tersebut di anataranya adalah apabila di

Page 10: Take Home B. Indo

sekolah telah tersedia bahan bacaan/ buku-buku yang berisi bahan atau

masalahyang akan dipelajari itu. Kedua apabila jumlah siswa tidak terlalu

banyak sehingga memungkinkan guru menggunakan teknik-teknik

penyajian yang lain yang lebih efektif. Ketiga apabila guru bukan seorang

pembicara yang baik, tidak mampu menarik perhatian siswa.

Keunggulan teknik ceramah

- Guru mudah menguasai

kelas.

- Biaya murah sekali karna alat

penyerapai (media) bahan pelajaran hanya suara guru saja.

- Guru mudah menerangkan

bahan pelajaran yang berjumlah besar.

- Dapat menyajikan bahan

pelajaran pada murid dalam waktu yang sama.

- Dapat diikuti peserta didik

dalam jumlah besar.

- Mudah mengulangnya

kembali jika diperlukan.

- Mudah dilaksankan.

Kelemahan teknik ceramah

- Membuat siswa pasif.

- Dapat menimbulkan

verbalisme pada murid.

Page 11: Take Home B. Indo

- Mengandung unsur paksaan

terhadap siswa.

- Tidak memberikan

kesempatan berfikir pada murid.

- Bila terlalu lama akan

membosankan.

- Besar sekali kemungkinan

kesalah fahaman antara guru dan murid.

- Sukar mengontrol sejauh

mana pemerolehan belajar anak didik.

c) Teknik diskusi

Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan

oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses interaksi dua

atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman,,

informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif tidak

ada yang pasif mendengarkan saja.

Keunggulan teknik diskusi

- Menyadarkan anak bahwa

masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan.

- Bakat anak dapat

berkembang dengan baik karena aktif dalam mempelajari semua

masalah yang menjadi pokok pembahasan.

- Menyadarkan peserta didik

bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat

secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih

baik.

Page 12: Take Home B. Indo

- Sikap sosial anak dapat

dipupuk dengan baik dan sikap demokratis dapat dikembangkan.

- Membiasakan anak didik

untuk mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan

pendapatnya dan membiasakan sikap toleransi.

- Memberikan kemungkinan

arus komunikasi yang baik dan lancar.

Kelemahan teknik diskusi

- Peserta mendapat informasi

yang terbatas.

- Tidak semua topik dapat

dijadikan pokok diskusi.

- Kadang-kadang bisa terjadi

adanya pandangan dari berbagai sudut dagi masalah yang

dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang.

- Diskusi memerlukan waktu

yang lama.

- Dalam diskusi menghendaki

pembuktian yang logis, yang tidak terlepas dari fakta-fakta dan

tidak merupakan jawaban yang hanya dugaan atau coba-coba saja.

- Diskusi didominasi murid-

murid yang berani dan biasa berbicara

- Tidak dapat dipakai dalam

kelompok yang besar.

- Biasaya menghendaki

pendekatan yang lebih formal.

Page 13: Take Home B. Indo

d) Teknik bermain peran

Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk ”menghadirkan”

peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ”pertunjukan

peran” di dalamkelas/ pertemuan yang kemudian dijadikan sebagai bahan

refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap sesuatu.

Keunggulan teknik bermain peran

- Siswa lebih tertarik pada pelajaran karena masalah-masalah sosial

sangat berguna bagi mereka.

- Siswa mudah memahami masalah-masalah sosial karena karena

mereka memerankannya sendiri.

- Siswa dapat menempatkan diri seperti watak orang lain karena

berperan sebagai orang lain.

- Menumbuhkan sikap saling pengetian, tenggang rasa, toleransi,

dan cinta kasih terhadap sesama makhluk hidup.

Kelemahan teknik bermain peran

- Siswa tidak tahu arah atau jalan ceritanya.

e) Teknik pemberian tugas

Kegiatan interaksi belajar mengajar harus selalu ditingkatkan efektifitas

dan efisiensinya. Dengan banyknya kegiatan pendidikan di sekolah, dalam

rangka meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran maka sangat

menyita waktu siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar

tersebut. Dengan demikian perlu diberikan tugas-tugas untuk mencukupi

Page 14: Take Home B. Indo

tuntutan luasnya pelajaran yang diharuskan seperti yang tercantum dalam

kurikulum.

Teknik pemberian tugas biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa

memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan

latihan-latihan selama melakukan tugas sehingga pengalaman siswa dalam

mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi.

Keunggulan teknik pemberian tugas

- Mendorong dan membimbing

pola pikir siswa.

- Tugas-tugas yang diberikan

memiliki tujuan yang jelas.

- Dapat menimbulkan suasana

yang demokratis dalam mengerjakan tugas.

Kelemahan teknik pemberian tugas

- Siswa kemungkinan hanya

meniru pekerjaan temannya.

- Pengoreksian memerlukan

waktu yang banyak jika jumlah murid banyak

- Guru tidak dapat mengawasi

secara langsung pelaksanaan tugas itu.

- Terjadi persaingan tidak sehat

dimana dimana akan berkembang sifat-sifat mementimgkan diri

sendiri atau kelompok.

- Menimbulkan jarak yang jauh

antara murid yang cerdas, rajin, dan aktif dengan murid yang

kurang dalam pola berfikirnya.

Page 15: Take Home B. Indo

9. Bagaimanakah proses pembelajaran membaca dan menulis

permulaan dengan metode SAS?

Jawab:

Metode SAS (struktural analitik sintetik) bersumber pada ilmu jiwa yang

berpandangan bahwa pengamatan dan penglihatan pertama manusia adalah

global atau bersifat menyeluruh. Dengan demikian segala sesuatu yang

diperkenalkan pada murid dalam proses pembelajaran membaca dan menulis

permulaan haruslah mulai ditunjukan dan diperkenalkan struktur totalitasnya

atau secara global.

SAS merupakan singkatan dari Struktural Analitik Sintetik. SAS merupakan

salah satu jenis metode yang biasa digunakan untuk proses pembelajaran

membaca dan menulis permulaan bagi siswa pemula. Pembelajaran membaca

dan menulis permulaan (MMP) dengan metode ini mengawali pelajarannya

dengan menampilkan dan mengenalkan sebuah kalimat utuh.

Kemudian melalui proses analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep

kata. Kalimat utuh yang dijadikan tonggak dasar untuk pembelajaran

membaca permulaan ini diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih

kecil, yang disebut kata. Proses penganalisisan atau penguraian ini terus

berlanjut hingga sampai pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa

diuraikan lagi, yakni huruf-huruf.

Pada tahap selanjutnya, anak-anak didorong untuk melakukan kerja sintesis

(menyimpulkan). Satuan-satuan bahasa yang telah terurai tadi dikembalikan

lagi kepada satuannya semula, yakni dari huruf-huruf menjadi suku kata, dan

kata-kata menjadi kalimat. Dengan demikian, melalui proses sintesis ini, anak-

anak akan menemukan kembali wujud struktur semula, yakni sebuah kalilmat

utuh. Bahan ajar untuk pembelajaran dengan metode ini tampak sebagai

berikut :

ini mama

Page 16: Take Home B. Indo

ini mama

i-ni ma-ma

i-n-i m-a-m-a

i-ni ma-ma

ini mama

ini mama

10. Apakah yang dimaksud dengan penilain proses dan penilaian hasil?

Jelaskan komponen-komponen penilaian tersebut dalam MMP.

Jawab:

a. Penilaian proses

Penilaian proses yaitu penilaian yang diarahkan untuk memperoleh

informasi mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kegiatan pembelajaran.

Dengan kata lain, penilaian ini ditujukan untuk mengevaluasi usaha-usaha

dan kemajuan yang dicapai siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Penilaian hasil

Penilain hasil yaitu penilaian yang dimaksudkan untuk memperoleh

informasi mengenai pencapaian hasil belajar siswa.

Komponen-komponen penilaian proses dalam pemebelajaran MMP:

a. Penilaian terhadap membaca permulaan, meliputi :

- Membaca kata atau kalimat dengan tepat;

- Mengenal dan memahami fungsi-fungsi tanda baca;

- Kemampuan menemukan ide pokok bacaan sederhana;

- Kemempuan mengartikan maksud kata/kalimat yang dibacanya.

Page 17: Take Home B. Indo

b. Penialaian terhadap menulis permulaan

- Pada latihan menyalin, aspek yang dinilai meliputi kelengkapan,

keterbacaan, kerpaihan serta kesesuaian bentuk dan ukuran tulisan.

Penilaian dapat berupa kualitatif dengan simbol huruf A (baik sekali),

B (baik), C (cukup), D (kurang) dan E (kurang sekali). Atau dengan

kuantitatif (simbol angka);

- Pada dikte, aspek yang dinilai meliputi ketepatan dengarnya,

kebenaran, kejelasan dan kerapihan tulisan. Dapat dilakukan dengan

skala 1-10 dan setiap kesalahan penulisan harus ada pembetulannya;

- Pada melengkapi atau mencocokkan gambar dengan tulisan, aspek

yang dinilai meliputi kesesuaian, kesiapan anak dalam berbagai

konteks dan tingkat proses berpikir anak;

- Pada mengarang sederhana, aspek yang dinilai meliputi kebenaran,

keterbacaan, kerapihan, keserasian, bentuk atau ukuran tulisan,

keaslian gagasan, kemenarikan dan gaya bahasa anak.

Page 18: Take Home B. Indo

11. Buatlah RPP MMP (Membaca Menulis Permulaan)

Jawab:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Tema : Keluarga

Kelas/ Semester : II (dua)

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi

Bahasa Indonesia

Mendengarkan : Memahami pesan pendek atau cerita yang dilisankan.

Berbicara : Mengungkapkan secara lisan beberapa informasi

dengan mendeskripsikan benda atau cerita.

Membaca : Membaca ragam wacana tulis dengan membaca

nyaring dan membaca dalam hati.

Menulis : Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di

sekitar dan cerita anak.

PKn

Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong.

Ilmu Pengetahuan Sosial

Mendiskusikan kedudukan dan peran dalam keluarga pada setiap anggota

keluarga.

II. Kompetensi Dasar

Page 19: Take Home B. Indo

Bahasa Indonesia

Mendengarkan : Menceritakan kembali isi cerita yang didengarnya

Berbicara : Mendeskripsikan binatang atau tumbuhan di sekitar

sesuai cirri-cirinya dengan makana kalimat yang

mudah dipahami.

Membaca : Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan

memperlihatkan lafal dan intosasi yang jelas.

Menulis : Menyalin cerita anak dengan tegak bersambung

yang rapi.

PKn

Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa

IPS

Memahami kedudukan dan peran anggota keluarga dan lingkungan

tetangga

III. Indikator

Bahasa Indonesia

Mendengarkan cerita dan menceritakan kembali.

Menceritakan tentang keluarga dengan pilihan kata dan kalimat yang

tepat.

Mampu membaca teks agak panjang.

Menyalin cerita anak dengan tegak bersambung

PKn

Menyebutkan macam-macam agama

Menyebutkan tempat ibadah

Menyebutkan hari raya keagamaan

Ilmu Pengetahuan Sosial

Menyebutkan jumlah anggota keluarga yg tinggal dalam satu rumah

Page 20: Take Home B. Indo

IV. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat:

Bahasa Indoesia

Menjawab pertanyaan tentang isi cerita.

Membaca teks agak panjang.

Menceritakan isi teks yang dibaca dengan bahasa sendiri.

Menyalin cerita anak dengan huruf yang rapi.

PKn

Menyebutkan macam-macam agama

Menyebutkan tempat ibadah

Menyebutkan hari raya keagamaan

IPS

Menyebutkan peran anggota keluarga.

V. Materi Ajar

Bahasa Indonesia

Dongeng ,

Puisi anak,

Membaca teks berita.

PKn

Hak dan Kewajiban

Ips

Kedudukan dan peran anggota keluarga.

VI. Metode Pembelajaran

Ceramah

Diskusi

Tanya jawab

Pemberian tugas

VII. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan awal

Mengkondisikan siswa.

Berdoa bersama-sama dengan siswa.

Page 21: Take Home B. Indo

Salam pembuka pelajaran.

Mengisi daftar hadir, mempersiapkan materi ajar, dan alat peraga.

Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Appersepsi : Menyanyikan lagu “Satu-Satu Aku Sayang Ibu”

2. Kegiatan Inti

Membaca cerita anak “Keluarga Pak Budiman”.

Menceritakan isi teks yang dibaca dengan bahasa sendiri.

Menjawab pertanyaan tentang isi cerita.

Menulis cerita dengan huruf tegak.

Menyebutkan macam-macam agama

Menyebutkan tempat ibadah

Menyebutkan hari raya keagamaan

Tanya jawab tentang macam-macam agama, tempat ibadah dan

hari raya keagamaan.

Mengamati gambar tentang peran angota keluarga.

Tanya jawab tentang kebiasaan kerja bakti di rumah.

Menyebutkan peran masing-masing anggota keluarga.

3. Kegiatan Akhir

Membacakan kesimpulan.

Member tugas rumah.

Berdoa bersama siswa.

Salam penutup pelajaran.

VIII. Alat dan Sumber

Buku pembelajaran tematik.

Poster atau gambar keluarga.

Gambar tempat peribadatan berbagai macam agama.

IX. Penilaian

Lisan

Tertulis

Page 22: Take Home B. Indo

Perbuatan

Metro, ....Januari 2010

Mengetahui, Mengetahui,

Guru kelas II Kepala sekolah

NIP..................... NIP.....................

Page 23: Take Home B. Indo

DAFTAR PUSTAKA

Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Diakses dari: http: //akhmadsudrajat.wordpress.com/ 2008/ 05/ 08/ model-

pembelajaran-afektif-sikap/ 10012010/ 10:40

Diakses dari: http: //akhmadsudrajat.wordpress.com/ 2008/ 01/ 19/ model-

pembelajaran-inovatif / 12012010/ 20:00

Diakses dari : http://akar-bahasa.blogspot.com/2009/02/strategi-pemerolehan-

bahasa-pertama.html/ 12 01 20 10/ 20 :3 0

Diakses dari : http://garduguru.blogspot.com/2008/03/beda-strategi-model-

metode-dan-teknik.html/12012010/21:00

Diakses dari : http://gspotcom.blogspot.com/2009/05/perbedaan-komunikasi-

verbal-dan-non.html/12012010/20:10

Dra. Rustiyah N. K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Faisal dkk. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud

Jalaludin Rakhamat. 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Janie, dkk. 2008. Makalah Mengkaji Model Pembelajaran dalam Penyampaian

Materi. PGSD UPP Metro.

Onong Effendy. 1994. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Page 24: Take Home B. Indo

Santoso Puji, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:

Universitas Terbuka

Tarigan Djago, dkk. (2006). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas

Rendah. Jakarta: Universitas Terbuka

Tatat Hartati, dkk. (2006). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas

Rendah. Bandung : UPI PRESS