sistem informasi manajemen – take home ujian akhir...

42
Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen 1 TAKE HOME UJIAN AKHIR TRIMESTER MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN REKAYASA PERANGKAT LUNAK DAN PENGEMBANGAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Arif. Imam suroso, MSc Oleh: Aprilia Sukmawati P056111061.47 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Upload: dangdat

Post on 23-May-2018

228 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

1

TAKE HOME UJIAN AKHIR TRIMESTER

MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

REKAYASA PERANGKAT LUNAK DAN PENGEMBANGAN SISTEM

TEKNOLOGI INFORMASI

Dosen Pembimbing :

Dr. Ir. Arif. Imam suroso, MSc

Oleh:

Aprilia Sukmawati

P056111061.47

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

2

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ...............................................................................................1

Daftar Isi........................................................................................................2

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang..........................................................................3

I.2 Tujuan Penulisan ......................................................................4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Perangkat Lunak (Software).....................................................5

II.2 Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering).................8

II.3 Pengembangan Sistem Teknologi Informasi ...........................16

BAB III. PEMBAHASAN...........................................................................19

BAB IV. PENUTUP....................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................42

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

3

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi telah menuntut kita untuk menggunakan suatu teknologi

sistem informasi yang mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam

menjalankan suatu aktivitas. Setiap harinya teknologi informasi berkembang

sangat pesat diseluruh dunia guna memenuhi kebutuhan yang kian meningkat.

Keakuratan, informasi yang real time, serta biaya menjadi faktor utama bagi

pengaplikasian teknologi informasi. Kesesuaian dengan tujuan dari penggunaan

teknologi sistem informasi juga menjadi alasan utama dalam pemilihan

penggunaan teknologi sistem informasi.

Teknologi informasi dewasa ini telah menjadi pilihan utama dalam

menciptakan sistem informasi pada suatu organisasi yang tangguh dan mampu

melahirkan keunggulan kompetitif di tengah persaingan usaha yang semakin

ketat. Penggunaan teknologi sistem informasi bagi suatu organisasi umumnya

dimaksudkan untuk memberikan kontribusi terhadap kinerja suatu organisasi.

Dalam rangka mendukung aktivitas suatu organisasi baik formal maupun

informal, dibutuhkan suatu pembangunan sistem aplikasi yang terencana dan

berkualitas, dengan memperhatikan berbagai kebutuhan penggunanya. Saat ini

terdapat berbagai pilihan perangkat lunak yang dapat dibeli di pasaran sesuai

dengan kebutuhan pengguna. Pengguna juga dapat melakukan kontruksi aplikasi

perangkat lunak, baik dengan mempekerjakan programmer atau melalui

pelaksanaan kontruksi sistem aplikasi oleh pihak ketiga (outsourcing).

Proses pembangunan dan pengembangan sistem aplikasi ini memerlukan

suatu perencanaan dan pertimbangan yang matang agar dalam pengaplikasiannya

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan mampu membantu pengguna

dalam mengatasi permasalahan yang ada. Terdapat berbagai macam metode

dalam membangun dan mengembangkan suatu sistem aplikasi, dimana

keefektifan dalam pemilihan metode tersebut didasarkan atas tujuan yang telah

ditetapkan dan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan. Perencanaan dan

pemilihan metode yang kurang tepat dalam pengembangan suatu sistem aplikasi

dapat menyebabkan kerugian yang besar bagi perusahaan, untuk itu sangat

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

4

penting bagi para manajer maupun calon manajer mengetahui proses maupun

metode dalam pembangunan dan pengembangan sistem aplikasi guna

menghasilkan keputusan yang tepat bagi organisasinya.

I.2 Tujuan Penulisan

1. Menambah pemahaman mengenai materi tentang pemilihan software yang

berkualitas yang mampu mendukung pembangunan serta pengembangan

sistem informasi yang memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh ISO;

2. Memberikan informasi dan masukan kepada manajer maupun calon manajer

dalam rangka mengambil kebijakan guna mengembangkan sistem informasi

yang tepat bagi organisasi

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Perangkat Lunak (Software)

Software oleh Laudon dan Laudon (2002) didefinisikan sebagai sebagai

suatu instruksi yang terinci yang mengkontrol aktivitas dari sistem komputer.

Tanpa adanya software, hardware komputer tidak dapat melakukan tugas yang

terkait dengan komputer. Terdapat tiga fungsi utama dari software, yaitu : (1)

mengelola sumberdaya komputer yang dimiliki oleh suatu organisasi, (2) sebagai

suatu alat bagi manusia dalam mengambil manfaat dari sumberdaya komputer

yang dimiliki, (3) bertindak sebagai perantara antara organisasi dengan

sumberdaya data yang dimiliki. Sedangkan software programs menurut Laudon

dan Laudon (2002) merupakan serangkaian perintah atau instruksi ke komputer.

Kadir (2003) mengelompokkan perangkat lunak secara umum menjadi

dua, yaitu program aplikasi (application program) dan program sistem (system

program) sebagaimana divisualisasikan pada Gambar 1. Lebih spesifik lagi,

O’Brien (2009) mengelompokkan software berdasarkan jenis dan fungsi

utamanya menjadi dua, yaitu software aplikasi dan software sistem sebagaimana

divisualisasikan secara detail pada Gambar 2.

Gambar 1 Kelompok Perangkat Lunak (sumber : Kadir, 2003)

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

6

Gambar 2. Gambaran Umum Software Komputer (sumber : O’Brien, 2009)

Program sistem (yang seringkali disebut sebagai perangkat lunak

pendukung atau support software) merupakan program yang digunakan untuk

mengkontrol sumberdaya komputer, seperti CPU dan piranti masukan/keluaran.

Kedudukan program ini adalah sebagai perantara antara program aplikasi dan

perangkat keras komputer. Hal ini yang menyebabkan peran dari program sistem

seringkali tidak terlihat secara langsung. Laudon dan Laudon (2002)

menggambarkan tipe utama dari software sebagaimana pada Gambar 3.

Gambar 3. Tipe Utama dari Software (sumber : Laudon dan Laudon, 2002)

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

7

Kadir (2003) menyebutkan bahwa program sistem dapat dikelompokkan

menjadi tiga golongan, yaitu program pengendali sistem, program pendukung

sistem dan program pengembangan sistem.

a. Program pengendali sistem, merupakan program yang mengendalikan

pemakaian perangkat keras, perangkat lunak, dan data pada komputer selama

program ini dijalankan, misalnya : sistem operasi.

b. Program pendukung sistem, merupakan program yang mendukung operasi,

manajemen, dan pemakai sistem komputer dengan menyediakan bermacam-

macam layanan, misalnya : program utilitas, pemantau kinerja sistem, dan

pemantau keamanan.

c. Program pengembangan sistem, merupakan suatu program yang ditujukan

untuk membantu pemakai dalam membuat dan mengembangkan progman,

misalnya : kompiler dan interpreter.

Sedangkan program pengembangan sistem yang seringkali disebut sebagai

aplikasi saja merupakan program yang dibuat oleh pemakai yang ditujukan untuk

melakukan suatu tugas khusus. Program ini dapat dikelompokkan menjadi dua,

yaitu program aplikasi serbaguna dan program aplikasi spesifik.

a. Program aplikasi serbaguna, marupakan program aplikasi yang dapat

digunakan oleh pemakai untuk melaksanakan hal-hal yang bersifat umum

(misalnya untuk membuat suatu dokumen atau mengirim surat elektronik)

serta mengotomatisasi tugas-tugas individual yang bersifat rutin. Misal :

DBMS sederhana, Web Browser, Email, Word Processor, Spreadsheet, dan

program presentasi. Program aplikasi serbaguna ini seringkali disebut sebagai

perangkat lunak pemakai akhir (end user software).

b. Program aplikasi spesifik, merupakan program yang ditujukan untuk

menangani hal-hal yang bersifat sangat spesifik. Misal : program pada sistem

POS (point of sale) dan ATM. Termasuk dalam kategori ini adalah program

paket aplikasi atau perangkat lunak paket, misal : DEA (Deac Easy

Accounting) yang digunakan untuk menangani masalah akuntansi.

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

8

II.2 Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering)

Istilah Software Engineering mulai dipopulerkan pada tahun 1968 pada

saat berlangsungnya Software Engineering Conference yang diselenggarakan oleh

NATO. O’Brien (2009) mendefinisikan rekayasa perangkat lunak sebagai suatu

disiplin ilmu yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak, mulai dari

tahap awal yaitu analisa kebutuhan penggunam desain, pengkodean, pengujian,

sampai dengan pemeliharaan sistem setelah digunakan. Nugroho (2009)

mengemukakan bahwa rekayasa perangkat lunak (software engineering) berasal

dari dua kata, yaitu software dan engineering. Software memiliki arti source code

pada suatu program atau sistem, dimana perangkat lunak tidak hanya berupa

dokumentasi terhadap source code namun juga dokumentasi terhadap sesuatu

yang dibutuhkan selama pengembangan, instalasi, penggunaan dan pemeliharaan

sebuah sistem. Engineering atau rekayasa merupakan aplikasi terhadap

pendekatan sistematis serta aplikasi produksi terhadap struktur, mesin, produk,

proses atau sistem. Rekayasa perangkat lunak (software engineering)

didefinisikan oleh Sommerville (2003) sebagai suatu disiplin ilmu yang membahas

semua aspek produksi perangkat lunak, mulai dari tahap awal spesifikasi sistem

sampai dengan pemeliharaan setelah digunakan, dimana terdapat dua kata kunci,

yaitu :

a. Disiplin rekayasa, dimana perekayasa membuat suatu alat bekerja dengan

menerapkan teori, metode dan alat bantu yang sesuai serta penggunaan secara

efektif dan selalu mencoba mencari solusi terhadap permasalahan walaupun

tidak ada teori atau metode yang mendukung.

b. Semua aspek produksi perangkat lunak, dimana rekayasa perangkat lunak

tidak hanya berhubungan dengan proses teknis dari pengembangan perangkat

lunak tapi juga dengan kegiatan seperti manajemen proyek perangkat lunak

dan pengembangan alat bantu juga metode dan teori untuk mendukung proses

produksi.

Terdapat beberapa latar belakang dari diperlukannya rekayasa perangkat

lunak. Sommerville (2003) mengemukakan bahwa faktor yang melatarbelakangi

munculnya rekayasa perangkat lunak adalah sebagai berikut :

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

9

a. Ketidakmampuan organisasi dalam memprediksi waktu, usaha dan biaya untuk

membangun perangkat lunak;

b. Merubah nisbah/rasio biaya perangkat keras terhadap harga perangkat lunak;

c. Kemajuan pesat perangkat keras;

d. Kemajuan dalam teknik-teknik pembuatan perangkat lunak;

e. Tuntutan yang lebih tinggi terhadap jumlah perangkat lunak;

f. Tuntutan yang lebih tinggi terhadap kualitas perangkat lunak;

g. Meningkatnya peran dari pemeliharaan (maintenance).

Sedangkan Mulyanto (2008) menyatakan bahwa tujuan dari

dilaksanakannya rekayasa perangkat lunak antara lain adalah :

a. Memperoleh biaya produksi perangkat lunak yang rendah;

b. Menghasilkan perangkat lunak yang kinerjanya tinggi, handal, cepat dan tepat

waktu;

c. Menghasilkan perangkat lunak yang dapat bekerja pada berbagai jenis

platform;

d. Menghasilkan perangkat lunak yang biaya perawatannya rendah.

Abrar, et.al. (2004) dalam Mulyanto (2008) menjelaskan bahwa paling

tidak terdapat sepuluh kegiatan atau aktivitas yang termasuk ke dalam ruang

lingkup rekayasa perangkat lunak sebagaimana pada Gambar 4.

Gambar 5. Ruang Lingkup Software Engineering (sumber : Abrar, et.al., 2004

dalam Mulyanto, 2008)

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

10

a. Software requirements, yaitu berhubungan dengan spesifikasi kebutuhan dan

persyaratan perangkat lunak;

b. Software design, mencakup proses penentuan arsitektur, komponen,

antarmuka, dan karakteristik lain dari perangkat lunak;

c. Software construction; berhubungan dengan detail pengembangan perangkat

lunak termasuk algoritma, pengkodean, pengujian, dan pencarian kesalahan;

d. Software testing; meliputi pengujian pada keseluruhan perilaku perangkat

lunak;

e. Software maintenance; mencakup upaya-upaya perawatan ketika perangkat

lunak telah dioperasikan;

f. Software configuration management; berhubungan dengan usaha perubahan

konfigurasi perangkat lunak untuk memmenuhi kebutuhan tertentu;

g. Software engineering management; berkaitan dengan pengelolaan dan

pengukuran rekayasa perangkat lunak termasuk perencanaan proyek

perangkat lunak;

h. Software engineering tools and methods; mencakup kajian teoritis tentang

alat bantu dan metode rekayasa perangkat lunak;

i. Software engineering process; berhubungan dengan definisi, implementasi,

pengukuran, pengelolaan, perubahan dan perbaikan proses rekayasa

perangkat lunak;

j. Software quality; menitikberatkan pada kualitas dan daur hidup perangkat

lunak.

Metode rekayasa perangkat lunak merupakan pendekatan terstruktur

terhadap pengembangan perangkat lunak yang bertujuan memfasilitasi produksi

perangkat lunak kualitas tinggi dengan cara yang efektif dalam hal biaya

(Sommerville, 2003). Menurut Pressman (1997) komponen metodologi

pengembangan perangkat lunak dapat dibagi dalam tiga unit, yaitu :

a. Metode, yaitu suatu cara atau teknik pendekatan yang sistematik yang

dipergunakan untuk mengembangkan perangkat lunak. Metode ini mencakup :

perencanaan proyek dan perkiraan, analisis keperluan sistem dan perangkat lunak,

perancangan struktur data, arsitektur program, prosedur algoritma, coding, uji coba

dan pemeliharaan.

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

11

b. Alat bantu (Tools), yaitu alat-alat (manual atau otomatis) yang mendukung

pengembangan perangkat lunak. Terdapat 2 alat Bantu yang dapat digunakan yaitu

alat bantu manual dan alat bantu otomatis.

c. Prosedur, yang dipergunakan untuk mendefinisikan urut-urutan pekerjaan (daur)

dari metode dan alat bantu tersebut.

Nugroho (2009) mengemukakan bahwa terdapat sedikitnya tiga pihak

yang mempengaruhi mutu dari perangkat lunak, yaitu :

a. Sponsor; yaitu seseorang atau organisasi yang membiayai pengembangan atau

perantaraan sistem software dan biasanya memiliki respon terhadap

pengembangan sistem software dengan melibatkan perhitungan biaya yang

optimal.

b. User; merupakan orang yang secara langsgung berinteraksi dengan eksekusi

dari software yang dibangun, yang secara langsung memasukkan input ke

komputer dan menggunakan output dari komputer.

c. Developer; yaitu seseorang atu organisasi yang memberikan modifikasi dan

memelihara software dari kesalahan (error) serta mengembangkan sistem

software tersebut.

Gambar 5. Sisi Pandang dari Komponen Kategori terhadap Mutu Perangkat

Lunak (sumber : Nugroho, 2009)

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

12

Deek et. al. (2005) dalam Mulyono (2009) menyebutkan bahwa terdapat

empat tipe masalah yang seringkali dihadapi dalam pembangunan rekayasa

perangkat lunak sebagimana dijelaskan pada Gambar 6.

Gambar 6. Tipe masalah dalam pembangunan RPL (sumber : Deek et. al., 2005

dalam Mulyono, 2009)

a. Masalah pemenuhan standar; merupakan kelompok masalah-masalah yang

berhubungan dengan pencapaian standar yang telah ditentukan dalam sebuah

organisasi. Biasanya tujuan seperti ini berlaku dalam jangka yang relatif

panjang;

b. Masalah pemilihan alternatif; yang berhubungan dengan bagaimana memilih

solusi terbaik dari berbagai alternatif berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.

c. Masalah pemenuhan kepuasan konsumen; dimana pada organisasi yang

bersifat profit (mencari keuntungan) masalah pada kelompok ini seringkali

muncul. Konsumen memiliki berbagai macam keinginan yang satu sama lain

berbeda. Memenuhi seluruh keinginan konsumen tidaklah mudah dan

membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Karenanya, perlu dicari pemecahan

yang sama-sama menguntungkan, baik bagi konsumen maupun bagi

organisasi;

d. Masalah pencapaian tujuan; dimana tipe ini mirip dengan tipe masalah

pemenuhan standar, namun pada tipe ini tujuan yang ingin dicapai dapat

berubah-ubah dan bersifat jangka pendek.

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

13

Secara umum, proses pemecahan masalah dapat dilakukan dengan empat

tahap utama (Deek et. al., 2005 dalam Mulyono, 2009), yaitu : memahami dan

mendefinisikan masalah, membuat rencana untuk pemecahan masalah, merancang

dan menerapkan rencana untuk memperoleh penyelesaian, serta memeriksa dan

menyampaikan hasil dari pemecahan masalah.

Gambar 7. Proses Pemecahan Masalah (sumber : Deek et. al., 2005 dalam

Mulyono, 2009)

Sommerville (2003) mengemukakan karakteristik dari perangkat lunak,

yaitu :

a. Maintanability, perangkat lunak harus dapat memenuhi perubahan kebutuhan,

b. Dependability, perangkat lunak harus dapat dipercaya,

c. Efisiensi, perangkat lunak harus efisien dalam penggunaan resource,

d. Usability, perangkat lunak harus dapat digunakan sesuai dengan yang

direncanakan.

Di dalam pengembangan rekayasa perangkat lunak biasanya dipandu

dengan pemodelan dengan Daur Hidup Perangkat Lunak (Software Development

Life Cycle). Tak ada standar sehingga bervariasi model proses untuk

menggambarkan rekayasa daur hidup perangkat lunak, namun tahap-tahap yang

prinsipal terhadap pemetaan model proses kedalam aktifitas pengembangan yang

fundamental alalah dikemukakan oleh Nugraha (2009) sebagai berikut:

a. Requirement Analysis and definition

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

14

b. System and Software Design

c. Implementation and unit testing

d. Integration and system Testing

e. Operation and maintenance

Menurut Somerville (2003), model proses rekayasa perangkat lunak secara

umum terdiri dari:

a. Pendekatan model air terjun (waterfall), pendekatan yang menempatkan

semua aktifitas sesuai dengan tahapan pada model waterfall dengan

memisahkan dan membedakan antara spesifikasi dan pengembangan (Gambar

7),

b. Pengembangan yang berevolusi, pendekatan yang melanjutkan aktifitas satu

dan yang lainnya dari spesifikasi dan pengembangan serta validasi secara

cepat,

c. Pengembangan sistem formal, pendekatan aktifitas bersasar suatu model

sistem matematika yang ditransformasikan ke implementasi,

d. Pengembangan sistem berbasis re-use (penggunaan ulang) komponen, sistem

dibangun dari komponen yang sudah ada dengan fokus integrasi sistem.

Gambar 7 Waterfall method (sumber : Sommerville, 2003)

Berdasarkan bahan perkuliahan Sistem Informasi Manajemen, proses

pengembangan perangkat lunak terdiri atas beberapa model, diantaranya adalah

sebagai berikut:

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

15

a. Code and Fix

Model ini terdiri atas tahapan Code (Pemrograman) dan Fix (Perbaikan/

Pemeliharaan) dengan kriteria transisi berupa Code (Program). Model proses ini

merupakan proses pengembangan perangkat lunak pada awal era pengolahan data

yang memiliki ciri menggunakan 3GL atau lebih rendah dan biaya pemeliharaan

yang besar.

b. System Development Life Cycle (SDLC)

Model ini terdiri atas tahapan investigasi, analisa, perancangan,

pengkodean, pengoperasian, dan pemeliharaan. Kriteria transisi yang digunakan

adalah dokumentasi sehingga sering dikenal sebagai “Document Driven Software

Process”. Model SDLC merupakan perbaikan dari code and fix, dan sampai

saat ini merupakan salah satu proses perangkat lunak yang paling banyak

digunakan.

c. Prototyping

Model ini memiliki tahapan: identifikasi kebutuhan awal, prototyping,

penggunaan dan evaluasi prototipe (feedback), revisi prototyping,

penerimaan/persetujuan end user, implementasi sistem, operasionalisasi dan

pemeliharaan. Kriteria transisi yang digunakan adalah code (program) sehingga

sering dikenal sebagai “Code Driven Software Process”. Model prototyping

merupakan salah satu proses perangkat lunak yang mulai banyak digunakan saat

ini. Model ini banyak memanfaatkan 4GL dan Application Generator. Bila

dibandingkan dengan SDLC, model prototyping memiliki produktivitas lebih

baik namun kelengkapan fungsi dari sistem dan keterpaduan (integrasi) sistem

kurang baik.

d. Spiral

Model ini memiliki tahapan: determine, objectives, alternatives, dan

constraints. Kriteria transisi yang digunakan adlaah dokumen hasil analisa resiko,

sehingga sering dikenal sebagai “Risk Driven Software Process”. Model ini

merupakan kombinasi SDLC, Prototyping dan Risk Analysis dan digunakan

untuk pengembangan proyek yang berskala besar, dengan memperhatikan

pengaruh resiko dilihat dari segi finansial maupun keamanan (jiwa manusia).

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

16

e. CASE

CASE (Computer Aided Software Engineering) adalah adalah metode

berbasis proses pengembangan perangkat lunak yang didukung oleh perangkat

keras dan perangkat lunak.

II.3 Pengembangan Sistem Teknologi Informasi

Rekayasa sistem adalah aktivitas untuk menetapkan kebutuhan-kebutuhan

pada tingkat sistem, kemudian mengalokasikan beberapa bagian dari kebutuhan-

kebutuhan tersebut ke satu atau beberapa komponen rekayasa, misalnya perangkat

lunak. Rekayasa sistem dapat membantu menerjemahkan kebutuhan pelanggan

menjadi model sistem tertentu, sehingga dapat memberikan gambaran bagaimana

interaksi antara satu elemen sistem dengan elemen sistem lainnya (Mulyono,

2009). Pada dasarnya, pengembangan sistem teknologi informasi mencakup

pengembangan dan pembangunan rekayasa perangkat lunak.

Menurut Pressman (1997), cakupan rekayasa sistem meliputi:

a. Rekayasa informasi, yaitu rekayasa sistem yang konteks pekerjaan rekayasanya

berfokus pada perusahaan bisnis (business enterprise), meliputi pengumpulan

kebutuhan-kebutuhan untuk tingkat bisnis strategis dan tingkat area bisnis.

b. Rekayasa produk (sering disebut juga dengan rekayasa sistem), yaitu rekayasa

sistem yang merupakan aktivitas penyelesaian masalah. Data, fungsi, dan

perilaku produk yang diinginkan dicari, dianalisis, dibuat model kebutuhannya,

kemudian dialokasikan ke komponen rekayasa. Selanjutnya komponen-

komponen ini disatukan dengan infrastruktur pendukungnya sampai produk

tersebut jadi.

Pengembangan sistem teknologi informasi dapat dilakukan dengan

berbagai cara. Menurut Jogiyanto (2003), pengembangan sistem teknologi

informasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi konvensional, yaitu

dengan menggunakan metode siklus hidup pengembangan sistem atau system

development life cycle (SDLC) yang mencakup lima langkah proses, yaitu (1)

investigasi, (2) analisis, (3) desain, (4) implementasi, (5) pemeliharaan

sebagaimana digambarkan pada Gambar 8 atau dengan menggunankan metode

pengembangan alternatif (alternative methods) yang diantaranya adalah metode

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

17

paket (packaging), prototyping (Gambar 9), end user development atau end user

computing dan outsourcing.

Gambar 8. Siklus Pengembangan Sistem Informasi Tradisional (SDLC) (Sumber :

O’Brien, 2009)

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

18

Gambar 9. Pengembangan Aplikasi dengan Model Prototipe (Sumber : O’Brien,

2009)

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

19

BAB III. PEMBAHASAN

Pertanyaan dan Jawaban

3.1. Jelaskan atribut-atribut dari software yang berkualitas! Apa yang perlu

dilakukan dalam pembangunan sistem informasi agar software penunjang

sistem informasi yang dibangun tersebut memenuhi standar kualitas yang

telah ditetapkan oleh ISO?

Menurut Pressman (2002) kualitas perangkat lunak adalah gabungan

yang komplek dari berbagai faktor yang akan bervariasi pada aplikasi dan

pelanggan yang berbeda yang membutuhkannya. Sebagai atribut dari sesuatu,

kualitas mengacu pada karakteristik yang dapat diukur-sesuatu yang dapat

dibandingkan dengan standar yang sudah diketahui. Armand Vallin

Feigenbaum dalam Berander et.al. (2005), menjelaskan bahwa kualitas

ditentukan oleh pelanggan, tidak ditentukan oleh pembuatnya, tidak oleh

penjualnya, juga tidak oleh manajemen. Kualitas didasarkan atas pengalaman

nyata pelanggan dengan suatu produk atau jasa, diukur menurut

kebutuhannya, dinyatakan eksplisit atau implisit, disadari atau hanya

dirasakan, keseluruhannya subyektif.

Perangkat Lunak dikatakan baik apabila dapat secara utuh dan

“sempurna” memenuhi kriteria spesifik dari organisasi perusahaan yang

membutuhkan. Hal ini sering di istilahkan sebagai pemenuhan terhadap “User

requirement” atau kebutuhan pengguna. Pengukuran atas kualitas software

dapat dilakukan melalui dua sudut pandang, yaitu melalui sudut pandang

produk dan sudut pandang proses. Pengukuran kualitas software melalui

sudut pandang produk dapat dilakukan dengan menggunakan standar ISO

9126 melalui Best Practice, sedangkan untuk pengukuran kualitas software

melalui sudut pandang proses dilakukan dengan menggunakan standar ISO

9001 melalui CMM (The Capability Maturity Model), SPICE (Software

Process Improvement and Capability Determination) dan BOOTSTRAP.

Standard ISO 9126 pertama kali diperkenalkan pada tahun 1991

melalui pertanyaan tentang definisi kualitas perangkat lunak. Dokumen

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

20

halaman-13 yang asli didesain sebagai fondasi lebih jauh, lebih detail, dan

memiliki standard yang dapat diolah. Dokumen standard ISO 9126 sangat

panjang. ISO 9126 telah membagi dokumen menjadi tiga bagian kebutuhan.

Hal ini dikarenakan orang memiliki motivasi berbeda yang memungkinkan

untuk tertarik pada kualitas perangkat lunak, yaitu :

• Acquirer adalah orang yang memperoleh perangkat lunak dari supplier

eksternal.

• Developer adalah orang yang membangun produk perangkat lunak.

• Evaluator independent adalah orang yang menetapkan kualitas produk

perangkat lunak – tidak untuk dirinya sendiri tetapi untuk komunitas user –

misalnya melalui jenis tool tertentu dari sebuah perangkat lunak sebagai

bagian dari aktifitas profesional.

ISO 9126 mengidentifikasi enam karakteristik kualitas perangkat

lunak utama, yaitu:

• Functionality: kemampuan menutupi fungsi produk perangkat lunak yang

menyediakan kepuasan kebutuhan user.

• Reliability: kemampuan perangkat lunak untuk perawatan dengan level

performansi.

• Usability: kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan perangkat

lunak.

• Efficiency: kemampuan yang berhubungan dengan sumber daya fisik yang

digunakan ketika perangkat lunak dijalankan.

• Maintainability: kemampuan yang dibutuhkan untuk membuat perubahan

perangkat lunak.

• Portability: kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan perangkat

lunak yang dikirim ke lingkungan berbeda.

ISO 9126 juga membagi keenam karakteristik utama dari software

yang berkualitas menjadi beberapa sub-karakteristik yang dijelaskan pada

tabel 1.

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

21

Tabel 1. Karakteristik software berkualitas menurut ISO 9126 Karakteristik Sub karakteristik

Functionality : Software untuk menjalankan fungsinya sebagimana kebutuhan sistemnya.

Suitability, accuracy, interoperability, functionality compliance, security

Reliability : Kemampuan software untuk dapat tetap tampil sesuai dengan fungsi ketika digunakan.

Maturity, Fault tolerance, Recoverability, Reliability compliance

Usability : Kemampuan software untuk menampilkan performans relatif terhadap penggunaan sumberdaya.

Understanbility, Learnability, Operability, Attractiveness, Usability complience

Efficiency : Kemampuan software untuk menampilkan performans relatif terhadap penggunaan sumberdaya.

Time behaviour, Resource Utilization, Efficiency complience

Maintainability : Kemampuan software untuk dimodifikasi (korreksi, adaptasi, perbaikan)

Analyzability, Changeability, Stability, Testability, Maintanability complience

Portability : Kemampuan software untuk ditransfer dari satu lingkungan ke lingkungan lain.

Adaptability, Installability,Co Existence, Replaceability, Portability complience

Secara singkat dapat dijelaskan sub karakteristik karakteristik untuk

keenam atribut utama dari siftware yang berkualitas menurut standar ISO

9126, yaitu :

a. ‘Functionality compliance’ merupakan sub karakteristik yang mengacu

pada bagian perangkat lunak yang digunakan untuk mengaplikasikan

standard atau kebutuhan legal, yang pada umumnya digunakan untuk

kebutuhan auditing. Sejak tahun 1999, sub-karakteristik ‘compliance’ telah

ditambahkan pada keenam karakteristik ISO eksternal. Dimana pada setiap

kasus hal ini mengacu pada standard spesifik atribut kualitas tertentu.

‘ Interoperability’ merupakan gambaran yang bagus pada usaha ISO 9126

untuk mengklarifikasi terminologi ‘interopability’ yang mengacu pada

kemampuan perangkat lunak untuk berinteraksi dengan sistem lain.

b. ‘Maturity’ mengacu pada frekuensi kesalahan produk perangkat lunak

yang memberikan dampak pada perangkat lunak yang digunakan sehingga

kesalahan menjadi tidak nampak dan mudah dihilangkan. Hal ini menarik

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

22

untuk ketahui bahwa ‘recoverability’ telah menjadi hal yang berbeda dari

‘security’ yang menggambarkan kontrol akses pada sistem.

c. ‘Learnability’ pada ISO 9126 dibedakan dari sub karakteristik

‘operability’. Tools perangkat lunak dapat dengan mudah dipelajari tetapi

menghabiskan waktu untuk menggunakannya dikarenakan oleh cara

penggunaannya membutuhkan jumlah menu besar. Hal ini dapat

diaplikasikan untuk paket yang singkat, tetapi tidak ada sistem yang

menggunakannya untuk sepanjang waktu setiap hari. Pada kasus ini

‘ learnability’ telah disatukan pada biaya ‘operability’. ‘ Attractiveness’

adalah tambahan terbaru pada sub-karakteristik usability dan sangat

penting dimana user tidak dipaksa untuk menggunakan produk perangkat

lunak tertentu, misalnya, pada software game dan entertainment lain.

d. ‘Analysability’ merupakan kemudahan untuk menentukan penyebab

kesalahan. ‘Changebility’ merupakan kualitas lain dari ‘flexibility’ yang

nantinya dapat disebut sebagai ‘changebility’yang memiliki arti bahwa

pemasok perangkat lunak yang dapat selalu berubah. Sedangkan

pengertian ‘Stability’ bukan berarti bahwa perangkat lunak tersebut tidak

pernah berubah, namun berarti bahwa resiko yang disebabkan oleh adanya

modifikasi perangkat lunak memiliki dampak atau resiko yang relatif kecil.

e. ‘Portability compliance’ berhubungan erat dengan standard kemampuan

yang digunakan (portability). Standard bahasa pemrograman umum pada

kasus ini digunakan pada lingkungan hardware/software. ‘Replacebility’

mengarah ke faktor yang memberikan ‘upward compatibility’ antara

komponen software lama dan yang baru. ‘Co-existence’ mengarah pada

kemampuan software untuk berbagi sumber daya dengan komponen

software lain, tetapi tidak seperti ‘interopability’, dimana tidak ada data

yang digunakan. ISO 9126 menyediakan petunjuk untuk menggunakan

kualitas karakteristik. Variasi dalam membedakan karakteristik kualitas

tergantung pada tipe produk yang ditekankan.

ISO 9126 juga memperkenalkan tipe kualitas – quality in use –

dimana mengikuti elemen yang telah diketahui :

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

23

• Effectiveness, yang merupakan kemampuan untuk mencapai tujuan user

melalui akurasi dan kelengkapan.

• Productivity merupakan upaya menghindari kelebihan penggunaan sumber

daya, seperti biaya staff dalam mencapai tujuan user.

• Safety merupakan upaya menghindari kejahatan level resiko untuk orang

dan entitas lain seperti business, perangkat lunak, property dan lingkungan

• Satisfaction merupakan kepuasan user dalam menggunakan perangkat

lunak.

Dalam rangka membangun dan mengembangkan software penunjang

sistem informasi yang mampu memenuhi standar ISO, maka diperlukan apa

yang disebut sebagai Software Quality Assurance (SQA). SQA harus

diaplikasikan secara menyeluruh pada proses pengembangan software,

dimana SQA meliputi :

a. Analisis, perancangan, pengkodean, dan metode serta peralatan ujicoba.

b. Tinjauan ulang teknikal secara formal yang diaplikasikan pada setiap

tahapan pengembangan software.

c. Strategi ujicoba dengan banyak tahapan (multitiered).

d. Pengawasan terhadap dokumentasi software dan perubahan yang

dialaminya.

e. Prosedur untuk menjamin pemenuhan standar pengembangan software

(jika ada).

f. Mekanisme pengukuran dan pelaporan.

Setiap pengembang software pasti menyadari bahwa kualitas software

merupakan salah satu tujuan yang penting. SQA terdiri dari berbagai jenis

aktivitas, dengan 7 aktivitas utama, yaitu :

a. Aplikasi metode-metode teknikal (Application of technical methods)

Kualitas software didesain kedalam sebuah produk atau sistem. Pada

kenyataannya SQA dimulai dengan sekumpulan metode teknikal dan tool

yang membantu analis untuk mencapai spesifikasi dengan kualitas yang

tinggi dan para perancang membangun desain yang berkualitas tinggi.

b. Mengadakan review teknikal formal (conduct of formal technical reviews)

Ketika spesifikasi (atau prototype) dan desain telah dibuat, maka masing-

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

24

masing harus di perkirakan untuk kualitas. Aktivitas utama yang

memenuhi penaksiran kualitas adalah formal technical review (FTR). FTR

merupakan pertemuan khusus yang diadakan oleh staff teknikal dengan

tujuan untuk menemukan masalah. Dalam berbagai situasi, review

merupakan hal yang efektif seperti ujicoba dalam mengungkap kerusakan

dalam software.

c. Ujicoba perangkat lunak (software testing), dimana ujicoba software

mengkombinasikan strategi beberapa tahapan/langkah dengan sejumlah

desain metode uji kasus yang membantu memastikan pendeteksian

kesalahan yang efektif. Banyak pengembang software menggunakan

ujicoba software sebagai jaminan kualitas.

d. Pelaksanaan standar (enforcement of standards), yang merupakan

tingkatan dimana prosedur dan standar formal diaplikasikan dalam proses

pengembangan software, sangat bervariasi antara satu perusahaan dengan

yang lainnya. Dalam banyak kasus, standar ditentukan oleh konsumen atau

pembuat kebijakan. Jika standar disediakan(secara formal tertulis) maka

aktivitas SQA harus dilaksanakan untuk memastikan standar-standar

tersebut dilakukan.

e. Pengawasan terhadap perubahan (control of change), dimana ancaman

utama dalam kualitas software adalah perubahan yang dilakukan terhadap

sumber. Setiap perubahan yang dilakukan pada software sangat potensial

untuk menghasilkan kesalahan atau membuat efek sampingan yang

mengakibatkan kesalahan. Proses pengawasan perubahan memberikan

kontribusi secara langsung terhadap kualitas software dengan permintaan

perubahan yang diformalkan. Pengawasan perubahan diaplikasikan selama

pengembangan software dan setelahnya, atau selama tahapan pemeliharaan

software.

f. Pengukuran (measurement), yaitu merupakan aktivitas yang melengkapi

setiap bidang pengembangan. Tujuan utama dari SQA adalah untuk

menelusuri kualitas software dan memperkirakan pengaruh dari perubahan

secara metodologi maupun prosedur pada peningkatan kualitas software.

Untuk itu, ukuran-ukuran software (software metrics) harus dikumpulkan.

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

25

g. Penyimpanan catatan dan laporan (record keeping and reporting), dimana

penyimpanan catatan dan perekaman (record keeping and recording) pada

SQA menyediakan prosedur untuk mengumpulkan dan penyebaran

informasi SQA. Hasil dari review, audit, pengawasan perubahan, ujicoba,

dan aktivitas SQA lainnyaharus menjadi bagian dari record history untuk

proyek dan harus disebarkan untuk staff pengembangan untuk

pengetahuan.

Dalam mengembangkan suatu software yang dapat menunjang

pengembangan sistem informasi yang sesuai dengan standar kualitas ISO,

juga perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menilai pentingnya masing-masing karakteristik kualitas aplikasi.

Reliability akan berfokus pada sistem kerentanan keamanan (safety-

critical) selama efisiensi itu merupakan keutamaan untuk sistem real time.

2. Memilih pengukuran kualitas eksternal menggunakan kerangka ISO 9126

yang berhubungan dengan prioritas utama kualitas. Realiability berarti

memiliki waktu antara kesalahan yang akan menjadi keutamaan

pengukuran, Dimana efisiensi dan lebih utamanya pada ‘time behaviour’, -

respon waktu yang digunakan untuk pengukuran.

3. Pemetaan pengukuran pada tingkat kepuasan user.

4. Identifikasi yang berhubungan dengan pengukuran internal dan produk

yang dihasilkan. Hal ini akan menjadi sesuatu yang penting saat software

dikembangkan daripada mengevaluasi software yang dihasilkan. Untuk

software baru, umumnya kualitas akhir produk akan membutuhkan

penilaian selama pengembangan. Misalnya, pada kualitas eksternal dalam

pertanyaan time behaviour, pada langkah desain software , perkiraan

waktu eksekusi untuk sebuah proses dapat dihasilkan melalui pengujian

kode software dan menghitung waktu untuk setiap perintah pada eksekusi

proses secara umum. Menurut buku ini pemetaan antara karakteristik

kualitas internal dan eksternal serta pengukuran disarankan sesuai standard

ISO 9126 yang setidaknya meyakinkan elemen sebuah pendekatan.

5. Technical report yang merupakan bagian dari keseluruhan standar.

Standar ISO 9126, digunakan untuk pemetaan pengukuran internal dan

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

26

eksternal serta validasi pengukuran yang memiliki hubungan erat diantara

dua kondisi yang semestinya dilakukan. Hal ini mencerminkan masalah

sebenarnya pada pengembangan software terutama pengujian struktur

kode dan prediksi kualitas eksternal secara akurat seperti reliability.

Menurut ISO 9126, pengukuran dapat bertindak sebagai indikator

akhir kualitas software yang dilakukan pada pengembangan life cycle yang

berbeda. Untuk langkah awal dalam penentuan kualitas produk dapat bersifat

kualitatif. Penentuan tersebut berdasarkan ceklist, dimana pemenuhan kriteria

definisi awal dibantu oleh penilaian ekspert (expert judgement). Sebagai

produk yang berhubungan dengan penyelesaian, sasaran, kuantitatif, maka

peningkatan pengukuran akan dilakukan kemudian.

3.2. Mengapa kita perlu memperhatikan faktor “maintainaibility” dari suatu

software? Jelaskan urgensinya!

Menurut McCall, 1997 kriteria yang mempengaruhi kualitas software

terbagi menjadi tiga aspek penting yaitu :

1. Sifat-sifat operasional dari software (Product Operations);

2. Kemampuan software dalam menjalani perubahan (Product Revision)

3. Daya adaptasi atau penyesuaian software terhadap lingkungan baru

(Product Transition).

Software maintainability termasuk dalam Product Revision, yaitu

kemampuan software dalam menjalani perubahan. Setelah sebuah software

berhasil dikembangkan dan diimplementasikan, akan terdapat berbagai hal

yang perlu diperbaiki berdasarkan hasil uji coba maupun evaluasi. Lebih dari

sekedar memperbaiki kesalahan, terdapat empat macam aktivitas dalam

software maintenance, yaitu :

a. Corrective Maintenance, yaitu pada saat dilakukan ujicoba software akan

menemukan seluruh kesalahan laten dalam suatu software sistem yang

besar. Selama penggunaan program tersebut, kesalahan akan terjadi dan

dilaporkan kepada pihak pengembang. Proses yang menyertakan diagnosis

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

27

dan korektif dari satu atau lebih kesalahan inilah yang disebut sebagai

corrective maintenance.

b. Adaptive Maintenance, yaitu aktivitas yang memodifikasi software yang

secara tepat berhadapan dengan perubahan lingkungan (environment)

sangat diperlukan. terjadi karena perubahan yang mendadak yang

ditemukan dalam setiap aspek perhitungan (computing). Pembaharuan

generasi hardware dapat dilakukan dalam kurun 24 bulan, dimana software

baru atau new released muncul secara regular, peralatan tambahan dan

elemen sistem lainnya secara berkala di-upgrede atau dimodifikasi.

Dengan ini, penggunaan aplikasi software dapat mencapai 10 tahun atau

lebih.

c. Perfective Maintenance, terjadi ketika paket software berhasil

diaplikasikan dan memuaskan penggunanya. Ketika software digunakan,

rekomendasi untuk kemampuan yang baru, modifikasi terhadap fungsi

yang sudah ada, dan kebutuhan umum lainnya dapat diterima dari para

user. Untuk memenuhi permintaan dalam kategori ini, perfective

maintenance, dilakukan. Aktivitas ini dilakukan untuk mayoritas dari

seluruh usaha yang dilakukan pada software maintenance.

d. Preventive Maintenance, terjadi ketika software diubah untuk

meningkatkan kemampuan pemeliharaan, atau keandalan, atau untuk

menyediakan basis yang lebih baik untuk peningkatan dimasa mendatang.

Sering disebut sebagai preventive maintenance, aktivitas ini

dikarakteristikan dengan teknik reverse engineering dan re-engineering.

Sebuah software yang dirancang dan dikembangkan dengan baik,

akan dengan mudah dapat direvisi jika diperlukan. Seberapa jauh software

tersebut dapat diperbaiki merupakan faktor lain yang harus diperhatikan.

Salah satu faktor yang berkaitan dengan kemampuan software untuk

menjalani perubahan adalah maintainability, yang didefinisikan sebagai usaha

yang diperlukan untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan (error) dalam

software. Maintanability juga disebut sebagai pemeliharaan sistem. Dimana

setelah sebuah software berhasil dikembangkan dan diimplementasikan, akan

terdapat berbagai hal yang perlu diperbaiki berdasarkan hasil uji coba

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

28

maupun evaluasi. Sebuah software yang dirancang dan dikembangkan dengan

baik, akan dengan mudah dapat direvisi jika diperlukan. Seberapa jauh

software tersebut dapat diperbaiki merupakan faktor lain yang harus

diperhatikan.

System maintenance atau pemeliharaan sistem dapat didefinisikan

sebagai proses monitoring, evaluasi dan modifikasi dari sistem yang tengah

beroperasi agar dihasilkan performa yang dikehendaki. Menurut ISO

(International Organization for Standarization) 9126, software berkualitas

memiliki beberapa karakteristik, salah satunya adalah maintanability yang

terdiri dari sub-sub karakteristik antara lain :

a. Analyzability; merupakan kemudahan untuk menentukan penyebab

kesalahan.

b. Changeability; merupakan kualitas lain dari Flexibility yang berarti

kemudahan dilakukannya perubahan atau modifikasi terhadap software

c. Stability dan Testability; dimana tidak berarti perangkat lunak itu tidak

pernah berubah. Hal ini berarti juga terdapat resiko yang kecil pada

modifikasi perangkat lunak yang memiliki dampak tidak diduga.

Secara singkat, system maintenance menjadi urgen karena pada system

maintenance terjadi usaha perbaikan secara berkelanjutan untuk

mempertemukan kebutuhan oranisasi terhadap sistem dengan kinerja sistem

yang telah dibangun.

Pemeliharaan sistem (system maintenance) dilaksanakan untuk tiga

alasan:

a. Memperbaiki kesalahan, dimana penggunaan system mengungkapkan

kesalahan (bugs) dalam program atau kelemahan rancangan yang tidak

terdeteksi dalam pengujian system. Kesalahan-kesalahan ini dapat

diperbaiki.

b. Menjaga kemutakhiran sistem, dimana perubahan-perubahan sebagai

akibat berlalunya waktu mengharuskan modifikasi dalam rancangan atau

perangkat lunak.

c. Meningkatkan performa sistem, dimana pada saat manajer menggunakan

sistem, mereka melihat cara-cara membuat peningkatan. Saran-saran ini

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

29

diteruskan kepada spesialis informasi yang memodifikasi sistem sesuai

saran tersebut.

Pentingnya software maintenance juga disebabkan oleh biaya

software maintenance yang semakin tahun semakin meningkat. Pada tahun

1970an, biaya maintenance berkisar antara 35-40% dari budget software

untuk sistem informasi organisasi. Ditahun 1980-an angka ini melonjak

hingga 60%, dan dipertengahan 1990-an hampir mendekati 80%.

Faktor biaya inilah yang sebenarnya menjadi alasan utama dari

pentingnya memperhatikan faktor maintanability pada suatu software. Suatu

biaya yang tidak terlihat dalam software maintenance mengakibatkan

kesempatan yang tertunda atau hilang karena ketersediaan sumberdaya harus

dialihkan pada tugas maintenance. Biaya tidak terlihat lainnya, diantaranya :

a. Ketidakpuasan customer yang sepertinya melegitimasi permintaan untuk

perbaikan atau modifikasi tidak dapat dialamatkan pada waktu tertentu.

b. Penurunan dalam keseluruhan kualitas software sebagai hasil dari

perubahan yang memperkenalkan kesalahan laten dalam software

maintenance.

c. Kehebohan/pergolakan yang diakibatkan selama usaha pengembangan,

ketika staff harus “ditarik” untuk bekerja pada tugas maintenance.

Software maintenance juga perlu mendapatkan perhatian besar, karena

modifikasi dari suatu software dapat mengakibatkan resiko yang besar,

diantaranya :

a. Coding Side Effects, dimana perubahan sederhana pada satu statement

terkadang dapat memberikan hasil yang menghancurkan. Penggantian

yang tidak hati-hati/tidak terdeteksi dapat berakibat pada kegagalan

software. Walaupun tidak semua side effect memiliki konsekuensi yang

dramatik , perubahan mengakibatkan kesalahan dan kesalahan selalu

mengarah kepada masalah. Walaupun setiap perubahan pengkodean

potensial mengakibatkan kesalahan, kumpulan perubahan dibawah ini

cenderung menimbulkan kesalahan,

b. Data Side Effects, dimana selama maintenance, modifikasi sering

dilakukan pada elemen individual suatu struktur data atau struktur data itu

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

30

sendiri. Ketika data diubah, desain software menjadi tidak sesuai lagi

dengan data dan kesalahan dapat terjadi. Data side effects terjadi sebagai

hasil dari perubahan yang dilakukan terhadap struktur informasi software.

Beberapa perubahan-perubahan data berikut yang secara frekuensi dapat

mengakibatkan side effects.

c. Documentation Side Effects, dimana maintenance harus focus kepada

keseluruhan konfigurasi software dan bukan pada perubahan /modifikasi

source code saja. Documentation side effects terjadi ketika perubahan

terhadap source code tidak direfleksikan kedalam dokumentasi desain atau

manual user.

3.3. Apa‐apa saja yang perlu diperhatikan bila organisasi mengambilakan

kebijakan outsourcing dalam pengembangan sistem informasinya? Jelaskan!

Dalam rangka menentukan apakah suatu sistem teknologi informasi

dikembangkan sendiri (insourcing) atau dikerjakan dan dioperasikan oleh

pihak ketiga (outsourcing), hal ini ditentukan oleh faktor kemampuan

sumberdaya (resources) yang dimiliki oleh suatu organisasi. Pilihan pada

outsourcing biasanya hadir pada saat organisasi tidak memiliki sumberdaya

yang baik untuk mengembangkan suatu sistem teknologi informasi.

Outsourcing merupakan penyerahan tugas atau pekerjaan yang

berhubungan dengan operasional perusahaan ataupun pengerjaan proyek

kepada pihak ketiga atau perusahaan ketiga dengan menetapkan jangka waktu

tertentu dan biaya tertentu dalam proses pengembangan proyeknya.

Outsourcing pengembangan sistem teknologi informasi atau pengadaan

sarana dan jasa pengembangan sistem teknologi informasi oleh pihak ketiga

merupakan kebijakan strategis perusahaan yang berpengaruh terhadap proses

bisnis dan bentuk dukungan TI yang akan diperoleh.

Pengetahuan tentang kelebihan dan kekurangan dari sistem

outsourcing sangat diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan untuk

melakukan outsourcing dalam rangka pengembangan sistem teknologi

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

31

informasi. Outsourcing biasanya menjadi pilihan karena memiliki kelebihan-

kelebihan sebagai berikut (Jogiyanto, 2003) :

� Biaya teknologi yang semakin meningkat dan akan lebih murah jika

perusahaan tidak berinvestasi lagi namun menyerahkannya pada pihak

ketiga dalam bentuk outsourcing yang lebih murah, dikarenakan

outsourcer menerima jasa dari berbagai perusahaan sehingga biaya tetap

outsourcer dapat dibagi ke beberapa perusahaan;

� Mengurangi waktu proses, dimana beberapa outsourcer dapat dipilih untuk

bekerja bersama-sama untuk membangun dan mengembangkan sistem

teknologi organisasi yang terdiri dari berbagai proses dan tahapan;

� Jasa yang diberikan kepada oursourcer pada umumnya lebih berkualitas

dibandingkan jika pembangunan atau pengembangan sistem dilakukan

secara internal. Hal ini disebabkan outsourcer memang memiliki

spesialisasi dan keahlian pada bidang tersebut;

� Terdapat perusahaan yang tidak memiliki sumberdaya manusia yang ahli

dalam hal pembangunan dan pengembangan sistem informasi;

� Meningkatkan fleksibilitas dalam melakukan atau tidak melakukan

investasi pada pembangunan dan pengembangan sistem teknologi

informasi;

� Mengurangi resiko kegagalan yang mahal;

� Organisasi dapat memfokuskan diri pada bidang pekerjaan utama yang

jauh lebih penting.

Disamping kelebihan yang diberikan oleh oursourcing, terdapat

beberapa kelemahan yang perlu menjadi perhatian bagi organisasi dalam

memutuskan untuk menggunakan outsourcer, yaitu :

a. Jika aplikasi yang dioutsource merupakan suatu aplikasi yang strategik

atau bersifat rahasia bagi organisasi/perusahaan, maka ditakutkan sistem

tersebut dapat ditiru untuk diaplikasikan ke perusahaan pesaing yang juga

merupakan klien dari perusahaan outsourcing yang digunakan;

b. Perusahaan akan kehilangan kendali atas aplikasi yang dioutsourcekan.

Jika aplikasinya merupakan aplikasi yang bersifat kritikal yang harus

segera ditangani jika terjadi gangguan, maka perusahaan akan

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

32

menanggung resiko keterlambatan penanganan jika aplikasi ini

dioutsourcekan karena harus menghubungi oursourcer terlebih dahulu.

c. Jika kekuatan menawar ada di oursourcer, perusahaan dapat kehilangan

banyak kendali di dalam memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan

sistem teknologi informasi yang dibangun, hal ini dapat diperparah jika

timbul suatu konflik diantara keduanya.

d. Organisasi dapat kehilangan keahlian dari belajar membangun dan

mengoperasikan suatu aplikasi.

IT Governance Institute (2005) memberikan aturan baku untuk

outsourcing yang memiliki tahapan outsourcing life cycle sebagai berikut :

� Kesesuaian penandatanganan kontrak dan penandatanganan proses yang

diselesaikan.

� Persetujuan Service Level Agreement (SLA)

� Proses Opersional yang dikembangkan

� Transisi tahapan layanan dan waktu pembayaran13

� Tim operasional, artikulasi yang jelas hubungan dan interface

� Transisi dan Transformasi rencana penyelesaian

� Undang-undang sukses, bonus dan penalti

� Konsensus dalam menentukan tanggung jawab

� Penilaian kelanjutan kinerja dan gaya supplier outsource

Keputusan untuk melakukan insourcing atau outsourcing didasarkan

atas beberapa hal, diantaranya berdasarkan budget yang dianggarkan oleh

perusahaan, keputusan strategik, kontribusi aktivitas teknologi informasi

tersebut terhadap operasi dan posisi bisnis, serta berdasarkan pada analisis

strategic grid (Jogiyanto, 2003).

a. Berdasarkan besarnya budget :

Sebenarnya keputusan untuk melakukan insourcing atau outsourcing tidak

harus total, dimana organisasi dapat memilih salah satu diantara kedua

pilihan tersebut atau dapat mengkombinasikan antara oursourcing atau

insourcing dalam pengembangan suatu aplikasi, yang dapat dijelaskan

sebagai berikut :

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

33

� De facto insourcing; dimana organisasi memutuskan bahwa 100% dari

anggaran pembangunan dan atau pengembangan sistem dan operasinya

dilakukan oleh internal organisasi, yang pada umumnya dilakukan oleh

departemen sistem informasi atau departemen teknologi informasi (TI);

� Total insourcing; dimana organisasi memutuskan bahwa sebagian besar

(±80%) dari pengembangan dan kegiatan operasi teknologi informasi

dilakukan secara internal oleh organisasi melalui departemen sistem

informasi atau departemen teknologi informasi (TI);

� Selective outsourcing; dimana organisasi memutuskan bahwa sebagian

besar (±80%) dari total anggaran pengembangan dan operasi sistem

teknologi informasi dikembangkan dan dioperasionalkan oleh penyedia

jasa outsourcing;

� Total outsourcing; dimana organisasi memutuskan untuk meyerahkan

lebih dari 80% anggaran pengembangan dan operasi sistem teknolgi

informasi kepada outsourcer.

b. Berdasarkan jenis aplikasi : strategik dan kritikal:

Aplikasi yang dapat dioutsourcekan adalah aplikasi yang tidak bersifat

strategik dan kritikal, dimana jika aplikasi yang bersifat strategik

dioutsourcekan, maka akan kehilangan keuntungan kompetisinya sehingga

tidak dapat disebut strategik lagi. Kehilangan keuntungan kompetisi ini

disebabkan karena outsourcer dapat menyediakan jasa yang sama terhadap

pesaing, sehingga memungkinkan pesaing memiliki aplikasi yang sama.

Aplikasi yang bersifat kritis juga sebaiknya tidak dioutsourcekan karena

jika terjadi gangguan dengan aplikasinya, maka kemungkinan

keterlambatan dalam penanganan akan terjadi. Hal ini disebabkan lokasi

outsourcer yang terpisah dari lokasi organisasi.

c. Berdasarkan kontribusi aktivitas TI terhadap operasi dan posisi bisnis :

Terdapat dua dimensi untuk mengevaluasi keputusan outsourcing, yaitu :

� Kontribusi TI terhadap posisi bisnis, yang terdiri dari :

– Differensiasi, yaitu aktivitas TI memberikan kontribusi posisi bisnis

yang strategik yang mampu membuat perusahaan berbeda dengan

perusahaan lainnya;

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

34

– Komoditas, yaitu aktivitas TI hanya seperti komoditas biasa, tidak

menyumbangkan posisi strategik pada perusahaan.

� Kontribusi TI terhadap opeerasi bisnis, yang terdiri dari :

– Critical; yaitu TI digunakan untuk operasi bisnis yang bersifat

kritikal;

– Useful; yaitu TI sangat berguna untuk digunakan pada operasi bisnis,

namun bukan untuk operasi bisnis yang bersifat kritikal.

Dari dua buah dimensi ini, dapat diperoleh empat kategori kontribusi TI

terhadap posisi dan operasi bisnis sebagaimana berikut :

� Diferensiasi kritikal; dimana aktivitas TI dapat memberikan kontribusi

posisi strategik pada perusahaan dan pada operasi yang kritikal,

sehingga aplikasi TI harus dikembangkan dan dioperasikan sendiri oleh

perusahaan, atau masuk dalam kategori insource.

� Komoditas kritikal; dimana aktivitas TI digunakan untuk operasi

perusahaan yang bersifat kritikal namun tidak memberikan posisi

strategik bagi perusahaan. Aplikasi TI semacam ini dapat

dioutsourcekan sejauh masalah kritikal yang mungkin terjadi harus

dipikirkan dan diatasi. Kategori ini disebut sebagai best source.

� Komoditas berguna; dimana aktivitas TI tidak digunakan untuk operasi

yang kritikal dan tidak memberikan posisi strategik pada perusahaan.

Aplikasi TI semacam ini sangat mungkin untuk dioutsourcekan.

Kategori ini masuk dalam outsource.

� Diferensiasi berguna; dimana aktivitas TI tidak digunakan untuk

operasi yang kritikal tetapi memberikan posisi strategik bagi

perusahaan. Aplikasi TI semacam ini sebaiknya tidak dioutsourcekan.

Kategori ini disebut sebagai eliminate atau migrate.

d. Berdasarkan analisis strategic grid :

Aplikasi TI yang memberikan posisi strategik bagi perusahaan sebaiknya

tidak dioutsourcekan namun dikembangkan dan dioperasikan secara

internal oleh perusahaan. Posisi perusahaan dalam strategic grid

ditentukan oleh dua dimesi, yaitu ketergantungan operasi terhadap TI

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

35

sekarang dan portofolio pengembangan aplikasi-aplikasi TI di masa depan.

Dari kedua dimensi ini dapat diperoleh empat kuadran, yaitu :

� Factory, dengan rekomendasi aplikasi TI untuk dioutsourcekan;

� Strategic, dengan rekomendasi aplikasi TI untuk tidak dioutsourcekan;

� Support, dengan rekomendasi aplikasi TI untuk dioutsourcekan;

� Turnarround, rekomendasi aplikasi TI untuk tidak dioutsourcekan.

Hal ini dapat dijelaskan secara visual pada Gambar 10.

Gambar 10. Analisis Strategic Grid

3.4. Kalau anda dipercaya untuk memimpin pembangunan sistem informasi

terintegrasi bagi perusahaan di tempat anda bekerja langkah apa saja yang

akan anda lakukan? Jelaskan!

Dalam membangun dan mengembangkan suatu sistem teknologi

informasi, terdapat berbagai langkah dan tahapan yang perlu dilakukan, mulai

dari tahap perencanaan sampai dengan penggunaan dan evaluasinya. Dalam

membangun dan mengembangkan suatu sistem teknologi informasi juga

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

36

diperlukan suatu tim yang solid dengan pimpinan proyek yang baik sehingga

mampu menyusun rencana dan mengimplementasikan dengan baik serta

mampu melakukan komunikasi dengan pengguna untuk mendapatkan

feedback dan masukan mengenai sistem yang telah dibangun.

McLeod (1996) menjelaskan tahapan yang perlu dilaksanakan oleh

suatu tim pembangun dan pengembang sistem teknologi informasi, yaitu :

1. Tahap Perencanaan

Pelaksanaan perencanaan dapat memberikan keuntungan bagi tim

pengelola proyek pembangunan dan pengembangan sistem teknologi

informasi, diantaranya :

� Dapat memberikan informasi untuk menentukan lingkup dari proyek,

dimana dari tahap perencanaan dapat diketahui unit organisasi,

kegiatan atau sistem mana yang terlibat.

� Mengenali berbagai area permasalahan potensial, dimana

tahapperencanaan ini dapat memberikan informasi mengenai hal-hal

yang mungkin salah sehingga dapat dicegah.

� Mengatur urutan tugas, sehingga dapat meningkatkan efisiensi.

� Memberikan dasar untuk pengendalian, dimana tingkat kinerja dan

metode pengukuran tertentu dapat dispesifikasikan sejak awal.

Pada tahap awal pengembangan sistem, analis sistem bertindak

sebagai spesialis informasi yang bertanggungjawab untuk bekerjasama

dengan pemakai. Anggota lain seperti pengelola database dan spesialis

jaringan mendapatkan peran pendukung. Langkah-langkah yang

diperlukan dalam tahapan perencanaan adalah :

� Menyadari masalah;

� Mendefinisikan masalah;

� Menentukan tujuan sistem;

� Mengidentifikasi kendala-kendala sistem;

� Membuat studi kelayakan;

� Mempersiapkan usulan penelitian sistem;

� Menyetujui atau menolak penelitian sistem;

� Menetapkan mekanisme pengendalian.

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

37

2. Tahap Analisis

Pada saat perencanaan telah selesai dan mekanisme pengendalian

telah berjalan, maka tim proyek akan beralih pada analisis sistem yang

telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau

diperbarui. Dalam tahap analisis, terdapat langkah-langkah yang perlu

dilakukan oleh tim pelaksana proyek, yaitu :

� bagiMengumumkan penelitian sistem; yaitu mengumumkan kepada

pihak manajemen dan user mengenai : alasan perusahaan

melaksanakan proyek dan bagaimana sistem mampu memberikan

keuntungan bagi perusahaan dan pegawai;

� Mengorganisasikan tim proyek; dimana diperlukan peran aktif dari

seluruh anggota proyek;

� Mendefinisikan kebuhutan informasi;

� Mendefinisikan kriteria kinerja sistem;

� Menyiapkan usulan rancangan;

� Menyetujui atau menolak rancangan proyek; dimana manajer dan

komite pengarah Sistem Informasi Manajemen (SIM) mengevaluasi

usulan rancangan dan menentukan apakah rancangan tersebut

disetujui atau tidak.

3. Tahap Rancangan :

Dengan memahami sistem yang ada dan persyaratan-persyaratan sistem

baru, ketua tim proyek bersama dengan anggotanya dapat membahas

rancangan sistem baru, melalui langkah-langkah sebagai berikut :

� Menyiapkan rancangan sistem yang terinci;

� Mengidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem; dimana

analis dalam proyek ini harus mengidentifikasi konfigurasi peralatan

komputer yang akan memberikan hasil terbaik bagi sistem untyk

meyelesaikan suatu pemrosesan. Identifikasi ini merupakan suatu

proses yang berurutan, yang dimulai dari dengan identifikasi berbagai

kombinasi yang dapat menyelesaikan setiap tugas. Analis proyek akan

menghapus kombinasi dari peralatan yang jelas tidak kompatibel atau

tidak dapat diterima serta mengurangi alternatif keputusan.

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

38

� Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem; dimana analis

bekerjasama dengan manajer, mengevaluasi berbagai alternatif

sehingga mendapatkan alternatif yang mampu dan memungkinkan

subsistem memenuhi kriteria kinerja dengan kendala-kendala yang

ada.

� Memilih konfogurasi yang terbaik; dimana analis mengevaluasi semua

konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan

sehingga semua subsistem menjasi suatu konfigurasi tunggal.

� Menyiapkan usulan penerapan; dimana analis menyiapkan usulan

penerapan yang menjelaskan tugas-tugas penerapan yang harus

dilakukan, keuntungan yang diharapkan dan biayanya.

� Menyetujui atau menolak penerapan sistem.

4. Tahap Penerapan :

Penerapan merupakan kegiatan untuk memperoleh dan mengintegrasikan

sumberdaya fisik dan konseptual dalam rangka menghasilkan suatu sistem

yang bekerja dengan baik. Langkah-langkah yang perlu dilaksanakan

dalam tahapan penerapan yaitu :

� Merencanakan penerapan; dimana manajer dan ketua tim proyek

bersama dengan anggotanya perlu memahami dengan baik bagaimana

suatu sistem yang dibangunnya akan bekerja.

� Mengumumkan penerapan kepada user; dimana pada tahap ini

dilakukan suatu sosialisasi kepada pegawai sebagai user, dengan ini

diharapkan adanya kerjasama yang baik dari user dalam implementasi

sistem baru yang diluncurkan.

� Mendapatkan sumberdaya perangkat keras; dimana rancangan sistem

pasti memerlukan sumberdaya hardware yang sesuai agar suatu

sistem dapat berjalan dengan baik.

� Mendapatkan sumberdaya software; dimana saat perusahaan

memutuskan untuk melakukan insourcing, maka programmer dapat

menggunakan dokumentasi yang telah disiapkan oleh analis sistem

sebagai titik awal. Programmer dapat menyiapkan dokumentasi yang

lebih terinci dan melakukan pengkodean serta pengujian program.

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

39

Namun jika perusahaan memutuskan untuk membeli perangkat lunak

jadi atau melakukan outsource, maka perlu dilakukan pemilihan

pemasok perangkat lunak atau perusahaan penyedia jasa

pembangunan dan pengembangan aplikasi.

� Menyiapkan database;

� Menyiapkan fasilitas fisik; yaitu fasilitas yang diperlukan untuk

mendukung sumberdaya yang telah ditentukan, misalnya,

pembangunan atau penyediaan ruangan, alat pengendali suhu,

peralatan pendeteksi api, pemadam kebakaran, dan sebagainya.

� Melakukan pendidikan dan pelatihan kepada calon pengguna (user).

� Masuk ke sistem baru (implementasi); dimana terdapat empat

pendekatan dasar untuk pengaplikasian sistem baru (mengganti sistem

lama dengan sistem baru), yaitu :

– Percontohan (Pilot Project), yang merupakan suatu sistem

percobaan yang diterapkan dalam satu subset dari keseluruhan

operasi, seperti salah satu bagian atau kantor atau daerah tertentu.

– Serentak (Immediate), yang merupakan suatu pendekatan paling

sederhana yang dilakukan dengan mengalihkan sistem lama ke

sistem baru pada suatu waktu tertentu. Pendekatan ini hanya layak

untuk perusahaan berskala kecil karena permasalahan waktu

menjadi sangat besar pada perusahaan dengan skala besar.

– Bertahap (Phased), dimana sistem baru digunakan pada bagian per

bagian pada suatu waktu.

– Paralel (Parallel), dimana sistem lama dipertahankan sampai

dengan sistem baru telah diperiksa secara menyeluruh.

Pendekatan ini memberikan pengamanan yang baik terhadap

kegagalan namun memberikan biaya yang paling mahal.

5. Tahap Penggunaan :

� Menggunakan Sistem; dimana pemakai menggunakan sistem baru

untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap perencanaan.

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

40

� Audit Sistem; dimana setelah sistem baru mulai mapan, penelitian

fomal perlu dilakukan untuk menentukan seberapa baik suatu sistem

memenuhi kriteria kinerja.

� Pemeliharaan Sistem; dimana pemeliharaan sistem harus menjadi

perhatian utama, karena biayanya yang sangat tinggi. Ppemeliharaan

sistem ini memiliki tujuan untuk :

– Memperbaiki Kesalahan (Correcting Errors), dimana maintenance

dilakukan untuk mengatasi kegagalan dan permasalahan yang muncul

saat sistem dioperasikan. Sebagai contoh, maintenace dapat

digunakan untuk mengungkapkan kesalahan pemrograman (bugs) atau

kelemahan selama proses pengembangan yang tidak terdeteksi dalam

pengujian sistem, sehingga kesalahan tersebut dapat diperbaiki.

– Menjamin dan Meningkatkan Kinerja Sistem (Feedback Mechanism)

Kajian pasca implementasi sistem merupakan salah satu aktivitas

maintenance yang meliputi tinjauan sistem secara periodik. Tinjauan

periodik atau audit sistem dilakukan untuk menjamin sistem berjalan

dengan baik, dengan cara memonitor sistem secara terus-menerus

terhadap potensi masalah atau perlunya perubahan terhadap sistem.

Sebagai contoh, saat user menemukan errors pada saat sistem

digunakan, maka user dapat memberi umpan balik atau feedback

kepada spesialis informasi guna meningkatkan kinerja sistem. Hal ini

yang menjadikan system maintenance perlu dilakukan secara berkala,

karena system maintenance akan senantiasa memastikan sistem baru

yang di implementasikan berjalan dengan baik dan sesuai dengan

tujuan penggunaanya melalui mekanisme umpan balik.

– Menjaga Kemutakhiran Sistem (System Update)

Selain sebagai proses perbaikan kesalahan dan kajian pasca

implementasi, sistem maintenance juga meliputi proses modifikasi

terhadap sistem yang telah dibangun karena adanya perubahan dalam

organisasi atau lingkungan bisnis. Sehingga, system maintenance

menjaga kemutakhiran sistem (system update) melalui modifikasi-

modifikasi sistem yang dilakukan.

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

41

BAB IV. PENUTUP

1. Perangkat Lunak dikatakan baik apabila dapat secara utuh dan “sempurna”

memenuhi kriteria spesifik dari organisasi perusahaan yang membutuhkan.

Hal ini sering di istilahkan sebagai pemenuhan terhadap “User requirement”

atau kebutuhan pengguna, dimana pengukuran atas kualitas software dapat

dilakukan melalui dua sudut pandang, yaitu melalui sudut pandang produk dan

sudut pandang proses. Pengukuran kualitas software melalui sudut pandang

produk dapat dilakukan dengan menggunakan standar ISO 9126, sedangkan

untuk pengukuran kualitas software melalui sudut pandang proses dilakukan

dengan menggunakan standar ISO 9001.

2. Pentingnya software maintenance disebabkan oleh biaya software

maintenance yang semakin tahun semakin meningkat, dimana terdapat suatu

biaya yang tidak terlihat dalam software maintenance yang mengakibatkan

kesempatan yang tertunda atau hilang karena ketersediaan sumberdaya harus

dialihkan pada tugas maintenance.

3. Keputusan untuk melakukan insourcing atau outsourcing didasarkan atas

beberapa hal, diantaranya berdasarkan budget yang dianggarkan oleh

perusahaan, keputusan strategik, kontribusi aktivitas teknologi informasi

tersebut terhadap operasi dan posisi bisnis, serta berdasarkan pada analisis

strategic grid.

4. Dalam membangun dan mengembangkan suatu sistem teknologi informasi,

terdapat berbagai langkah dan tahapan yang perlu dilakukan, mulai dari tahap

perencanaan sampai dengan penggunaan dan evaluasinya. Dalam membangun

dan mengembangkan suatu sistem teknologi informasi juga diperlukan suatu

tim yang solid yang mampu menyusun rencana dan mengimplementasikan

dengan baik serta mampu melakukan komunikasi dengan pengguna untuk

mendapatkan feedback dan masukan mengenai sistem yang telah dibangun.

Sistem Informasi Manajemen – Take Home Ujian Akhir Trimester

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

42

DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto, 2003. Sistem Teknologi Informasi (Pendekatan Terintegrasi: Konsep

Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan). Yogyakarta :

Penerbit Andi.

Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Laudon C Kenneth dan Jane P Laudon .2002. Management Information Systems

“Managing the Digital Firm”. Upper Saddle River, New Jersey : Prentice Hall

Inc.

McLeod, Raymond Jr. 1996. Sistem Informasi Manajemen : Jilid 1 (terjemahan).

Jakarta : PT. Prenhallindo.

Mulyanto, Aunur R. 2008. Rekayasa Perangkat Lunak Jilid 1 untuk SMK.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan

Nasional : Jakarta.

Nugroho P Eddy et. al. 2009. Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung : Politeknik

Telkom.

O’Brien, James A. dan Marakas, George M. 2009. “Management Information

Systems, 9th Edition”. McGraw-Hill/ Irwin, New York.

Pressman S. Roger. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku

Satu). Yogyakarta : Penerbit Andi.

Pressman S. Roger. 1997. Software Engineering : A Practitioner’s Approach.

New York : McGraw Hill.

Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak.Yogyakarta : Penerbit Andi.

Sommerville, Ian. 2003. Rekayasa Perangkat Lunak : Edisi 6 Jilid 1. Jakarta :

Penerbit Erlangga.