bab ii kajian teori 2.1 metode pembelajaran take and give ...€¦ · 2. metode pembelajaran take...

20
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Metode Pembelajaran Take and Give 1. Metode Pembelajaran Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008) berpendapat bahawa metode pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Berbeda lagi menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yang mengartikan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Jadi dapat dikatakan Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang kompleks dari belajar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud metode pembelajaran adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Dapat juga disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini mendorong seorang guru untuk mencari metode yang tepat dalam penyampaian materinya agar dapat diserap dengan baik oleh siswa. Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode mengajar. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses 7

Upload: others

Post on 30-Jan-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    2.1 Metode Pembelajaran Take and Give

    1. Metode Pembelajaran

    Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra

    (2008) berpendapat bahawa metode pembelajaran adalah serangkaian

    kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada

    siswa. Berbeda lagi menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,

    yang mengartikan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

    pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

    Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan

    pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

    merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

    pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Jadi dapat dikatakan Teori belajar

    merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar,

    sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang kompleks dari

    belajar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

    metode pembelajaran adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru untuk

    menyampaikan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat

    dicapai.

    Dapat juga disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah

    strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk

    mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini mendorong

    seorang guru untuk mencari metode yang tepat dalam penyampaian

    materinya agar dapat diserap dengan baik oleh siswa. Mengajar secara

    efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode

    mengajar.

    Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan

    pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

    merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

    7

  • 8

    pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Jadi dapat dikatakan Teori belajar

    merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar,

    sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang kompleks dari

    belajar.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

    metode pembelajaran adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru untuk

    menyampaikan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat

    dicapai.

    2. Metode Pembelajaran Take and Give

    Take and give secara bahasa mempunyai arti yaitu mengambil dan

    memberi, maksud dari Take and Give dalam metode pembelajaran ini adalah

    dimana siswa mengambil dan memberi materi pelajaran pada siswa yang

    lainnya. Metode pembelajaran ini juga mengajarkan siswa untuk lebih aktif

    dalam memberikan materi, mengajarkan siswa untuk lebih menghargai satu

    dengan yang lainnya dan juga siswa lebih mampu untuk memahami materi.

    Jadi metode pembelajaran Take and Give adalah metode pembelajaran yang

    memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran yang

    diberikan guru dan teman sebayanya (siswa lain) dan mampu menyampaikan

    isi materi pelajaran kepada teman sebaya (siswa lain) dengan jelas.

    Kekurangan dan kelebihan metode Take and Give

    Kelebihan dari metode pembelajaran Take and Give ini yaitu:

    a. Siswa akan lebih cepat memahami penguasaan materi dan informasi

    karena mendapatkan informasi dari guru dan siswa yang lain.

    b. Dapat menghemat waktu dalam pemahaman dan penguasaan siswa

    akan informasi.

    c. Melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai kemampuan orang

    lain.

    d. Melatih siswa untuk berinteraksi secara baik dengan teman sekelas.

    Memperdalam dan mempertajam pengetahuan siswa melalui kartu

    yang di bagikan.

  • 9

    e. Meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab masing-masing siswa

    dibebani tanggung jawab atas kartunya masing-masing.

    Sedangkan kekurangan dari metode pembelajaran Take and Give ini yaitu:

    a. Bila informasi yang disampaikan siswa kurang tepat (salah) maka

    informasi yang diterima siswa lain pun akan kurang tepat.

    b. Tidak efektif dan terlalu bertele-tele.

    c. Ketidaksesuaian skill antara siswa yang memiliki kemampuan

    akademik yang baik dan siswa yang kurang memiliki kemampuan

    akademik.

    d. Kecenderungan terjadinya free riders dalam setiap kelompok,

    utamanya siswa-siswa yang akrab satu sama lain.

    Alasan pemilihan materi yang sesuai untuk metode pembelajaran take

    and give adalah materi yang mengandung informasi yang singkat, jelas dan

    padat. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran ini lebih menekankan pada

    unsur ingatan dengan materi yang ringan dan mudah serta membutuhkan

    pemahaman yang cepat. Pembelajaran metode ini pun tidak memerlukan

    pemahaman materi dengan teknik pelajaran praktek maupun diskusi.

    Sintak metode pembelajaran Take and Give

    Sintak metode pembelajaran Take and Give yaitu:

    a. Guru mempersiapkan kartu yang akan digunakan dalam proses

    pembelajaran.

    b. Guru mendesain kelas sebagaimana mestinya.

    c. Guru menjelaskan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

    d. Untuk memantapkan penguasaan siswa, mereka diberi masing-masing

    satu kartu untuk dipelajari atau di hafal.

    e. Semua siswa berdiri dan mencari pasangan untuk saling memberi

    informasi. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu

    yang dipegangnya.

    f. Demikian seterusnya hingga setiap siswa dapat saling memberi dan

    menerima materi masing-masing.

  • 10

    g. Untuk mengevaluasi keberhasilan siswa, guru memberikan pertanyaan

    yang tidak sesuai dengan kartu

    h. Guru menutup pembelajaran.

    2.2 Hasil Belajar Peserta Didik

    Menurut Slameto (Haling, 2006:1) mengemukakan bahwa belajar

    adalah suatu proses yang dilakukan seorang untuk memperoleh suatu

    perubahan tingkah yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya

    sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hamalik (dalam Haling 2006:2)

    mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perkembangan diri seseorang yang

    dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan

    latihan, belajar itu perubahan-perubahan yang psikis. Sedangkan menurut

    Dimyati da Mudjiono (2009:7) belajar merupakan tindakan tindakan dan

    perilaku peserta didik yang komplek. Jadi pengertian belajar adalah suatu

    proses untuk merubah tingkah laku sehingga diperoleh pengetahuan dan

    keterampilan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Belajar pada

    hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah

    melakukan aktifitas tertentu. Walaupun pada hakikatnya tidak semua

    perubahan termasuk kategori belajar dan dapat di artikan bahwa belajar adalah

    suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi antara individu

    dengan lingkungannya.

    Nawawi dalam K. Brahim (2007 : 39) yang menyatakan bahwa hasil

    belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

    materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari

    hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Sedangkan menurut

    Fathurrohman dan Sutikno (2007:180) hasil belajar adalah kemampuan yang

    dimiliki peserta didik setelah mengalami aktivitas belajar. Kemampuan yang

    dimiliki antara peserta didik yang satu dengan yang lain berbeda karena

    pengalaman belajar yang dialami antara peserta didik yang satu dengan yang

    lain juga berbeda-beda. Di sekolah, hasil belajar ini dapat dilihat dari

    penguasaan peserta didik terhadap mata pelajaran yang ditempuhnya. Selain

  • 11

    penguasaan materi juga dapat dilihat dari perubahan tingkah laku siswa.

    Perubahan tingkah laku yang dialami siswa setelah mengalami aktivitas belajar

    akan lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan, menurut Suprijono (2012:7) hasil

    belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu

    aspek potensi kemanusaiaan saja. Perubahan perilaku siswa dapat berupa

    perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Perubahan pengetahuan siswa

    biasanya akan menjadi lebih baik dari pengetahuan yang dimiliki sebelumnya

    misalnya siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti

    menjadi mengerti dan lain sebagainya. Perubahan pengetahuan siswa biasanya

    dilihat dari nilai siswa setelah mengerjakan soal evaluasi. Perubahan sikap

    siswa dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya misalnya dari yang tidak sopan

    menjadi sopan. Perubahan keterampilan juga dapat lebih baik dari sebelumnya

    misalnya dari yang tidak bisa melakukan sesuatu menjadi bisa melakukan

    sesuatu.

    Menurut Bloom dalam (Suprijono, 2012:6) hasil belajar mencakup

    kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Domain kognitif adalah

    knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,

    meringkas, contoh), aplication (menerapkan), analysis (menguraikan,

    menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,

    membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah

    receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai),

    organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Psikomotor juga

    mencakup kererampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial dan

    intelektual.

    Melihat pada pemikiran Gagne (Suprijono, 2012:5), hasil belajar berupa:

    1. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

    bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

    2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan

    lambang.

    3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

    kognitifnya sendiri.

  • 12

    4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

    jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak

    jasmani.

    5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

    penilaian terhadapat objek tersebut.

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas hasil belajar adalah kemampuan

    yang dimiliki oleh peserta didik setelah mengalami aktivitas belajar berupa

    perubahan perilaku siswa yang mencakup kemampuan kognitif, psikomotor

    dan afektif. Perubahan kemampuan kognitif berhubungan dengan pengetahuan,

    peribahan psikomotor berhubungan dengan keterampilan dan perubahan afektif

    berhubungan dengan sikap. Perubahan perilaku siswa setelah mengalami

    proses pembelajaran akan lebih baik dari sebelumnya misalnya perubahan

    dalam hal pengetahuan misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang

    tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya, perubahan dalam hal

    keterampilam misalnya dari yang tidak bisa melakukan sesuatu menjadi bisa

    melakukan sesuatu dan sebagainya serta perubahan dalam hal sikap dari yang

    tidak patuh menjadi patuh dan sebagainya.

    Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah

    kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena

    belajar itu sendiri adalah suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk

    memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam

    kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan

    tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang dapat

    mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Untuk

    mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang

    di harapkan dapat diketahui melalui evaluasi. Selain itu dengan dilakukannya

    evaluasi penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut.

  • 13

    2.3 Keaktifan Belajar Peserta Didik

    Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 23) berarti giat

    (bekerja, berusaha). Sementara itu keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik

    maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak

    dapat dipisahkan (Sardiman, 2009: 98). keaktifan siswa dalam belajar

    merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam

    proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan

    suasana kelas menjadi kondusif.

    Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran perlu diperhatikan oleh

    guru, agar proses belajar mengajar yang ditempuh mendapatkan hasil yang

    maksimal. Maka guru perlu mencari cara untuk meningkatkan keaktifan siswa.

    Menurut Sardiman (2009: 100–101) keaktifan siswa dalam belajar dapat

    diklasifikasikan, yaitu:

    1. Visual activities meliputi membaca, melihat gambar-gambar, mengamati

    eksperimen, demonstrasi, dan mengamati orang lain bekerja.

    2. Oral activities meliputi mengemukakan suatu fakta atau prinsip,

    menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,

    mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.

    3. Listening activities meliputi mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan

    percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan musik, pidato.

    4. Writing activities meliputi menulis cerita, menulis laporan, karangan,

    angket, menyalin.

    5. Drawing activities meliputi menggambar, membuat grafik, diagram, peta.

    6. Motor activities meliputi melakukan percobaan, memilih alat-alat,

    melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan,

    menari dan berkebun.

    7. Mental activities meliputi merenung, mengingat, memecahkan masalah,

    menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan dan membuat

    keputusan.

    8. Emotional activities meliputi minat, membedakan, berani, tenang dan lain-

    lain.

  • 14

    Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh mana

    keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Nana Sudjana (2004:

    61) menyatakan keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:(1) turut serta dalam

    melaksanakan tugas belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah; (3)

    Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang

    dihadapinya; (4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

    pemecahan masalah;(5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan

    petunjuk guru;(6)Menilai kemampuan dirinya dan hasil–hasil yang

    diperolehnya; (7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang

    sejenis; (8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh

    dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

    Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang

    dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih

    untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan

    dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, guru juga dapat merekayasa

    sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan peserta

    didik dalam proses pembelajaran. Keaktifan dipengaruhi oleh beberapa faktor.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa adalah 1)

    Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka

    berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran; 2) Menjelaskan tujuan

    instruksional (kemampuan dasar kepada peserta didik); 3) Mengingatkan

    kompetensi belajar kepada peserta didik; 4) Memberikan stimulus (masalah,

    topik, dan konsep yang akan dipelajari); 5) Memberikan petunjuk kepada

    peserta didik cara mempelajari; 6) Memunculkan aktifitas, partisipasipeserta

    didik dalam kegiatan pembelajaran, 7) Memberikan umpan balik (feedback); 8)

    Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga

    kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur; 9) Menyimpulkan

    setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran.

    Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan siswa

    pada saat belajar. Hal tersebut seperti dijelaskan oleh Moh. Uzer Usman

    (2009:26-27) cara untuk memperbaiki keterlibatan siswa diantaranya yaitu

  • 15

    abadikan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan belajar mengajar, tingkatkan

    partisipasi siswa secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar, serta

    berikanlah pengajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang

    akan dicapai. Selain memperbaiki keterliban siswa juga dijelaskan cara

    meningkatkan keterlibatan siswa atau keaktifan siswa dalam belajar. Cara

    meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah

    mengenali dan membantu anak-anak yang kurang terlibat dan menyelidiki

    penyebabnya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keaktifan

    siswa, sesuaikan pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan individual siswa.

    Hal ini sangat penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk

    berfikir secara aktif dalam kegiatan belajar.

    Dengan demikian bisa kita lihat bahwa keaktifan siswa sangat

    bervariasi, peran gurulah untuk menjamin setiap siswa untuk memperoleh

    pengetahuan dan ketrampilan dalam kondisi yang ada. Guru juga harus selalu

    memberi kesempatan bagi siswa untuk bersikap aktif mencari, memperoleh,

    dan mengolah hasil belajarnya.

    2.4 PKn SD

    PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting

    untuk diajarkan pada jenjang sekolah dasar. Ruminiati (2007: 1.15)

    menyatakan bahwa pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang

    berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada

    pendidikan afektif. Tetapi di dalam pelaksanaan pembelajaran, tidak sedikit

    yang salah menafsirkan bahwa PKN dengan PKn merupakan hal yang sama.

    Padahal keduanya memiliki definisi dan fungsi yang berbeda dalam

    pembelajaran.

    Hal ini sesuai dengan pendapat Soemantri bahwa PKN adalah

    pendidikan kewargaan negara, yang merupakan mata pelajaran sosial yang

    bertujuan membentuk warga negara yang baik yaitu warga negara yang

    tahu, mau, dan mampu berbuat baik, sedangkan PKn adalah pendidikan

    kewarganegaraan, pendidikan yang menyangkut status formal warga

  • 16

    negara yang berisi tentang diri kewarganegaraan, peraturan naturalisasi

    atau pemero lehan status sebagai WNI (Ruminiati, 2007: 1 - 25).

    Pengertian PKn juga dijelaskan di dalam Permendikbud No. 64 Tahun

    2013 tentang standar isi. Di dalam Permendikbud No. 64 Tahun 2013

    tentang standar isi tertulis bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah mata

    pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang

    memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

    menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter

    yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

    PKn merupakan pendidikan untuk memberikan bekal awal dalam bela

    negara yang dilandasi oleh rasa cinta kepada tanah air, kesadaran

    berbangsa dan bernegara, berkeyakinan atas kebenaran idiologi pancasila

    dan UUD 1945 serta kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan

    negara (Ittihad, 2007: 1.37).

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa

    PKn merupakan mata pelajaran yang berkaitan erat dengan pendidikan

    afektif yang berpengetahuan bela negara. PKn juga dikatakan sebagai

    pendidikan awal bela negara, Idiologi pancasila dan UUD 1945,

    naturalisasi, dan pemerolehan status warga negara.

    1. Tujuan PKn

    Melalui mata pelajaran PKn, diharapkan kegiatan pembelajaran

    dapat mencapai tujuan yang diharapkan sebagaimana tercantum pada

    Permendikbud No. 64 tahun 2013 tentang standar isi meliputi:

    a. Berpikir secara kritis dan rasional dalam menghadapi isu

    kewarganegaraan.

    b. Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, dan bertindak secara

    cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta

    anti korupsi.

  • 17

    c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

    berdasarkan karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama

    dengan bangsa lain.

    d. Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia baik secara

    langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan ilmu dan

    teknologi.

    2. Ruang Lingkup PKn

    Mata pelajaran PKn memiliki klasifikasi materi yang dirangkum

    dalam ruang lingkup pembelajaran. Ruang lingkup pada materi mata

    pelajaran PKn sesuai Permendikbud No. 64 Tahun 2013 tentang standar isi,

    meliputi:

    a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan,

    cinta lingkungan, kebanggan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda,

    keutuhan NKRI, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif

    terhadap NKRI, keterbukaan dan jaminan keadilan.

    b. Norma, hukum, dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan

    keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku dimasyarakat,

    peraturan daerah (Perda), norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan

    bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan

    internasional.

    c. Hak asasi manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban

    anggota masyarakat, instrunmen nasional dan internasional HAM,

    pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

    d. Kebutuhan warga negara, meliputi: hidup gotong royong, harga diri

    sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan

    mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,

    persamaan kedudukan warga negara.

    e. Konstitusi negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang

    pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,

    hubungan dasar negara dengan konstitusi.

  • 18

    f. Kekuasan dan Politik, meliputi: pemerintah desa dan kecamatan,

    pemerintah daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem

    politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani,

    sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

    g. Pancasila, meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan

    ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara,

    pengamalan nila-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila

    sebagai ideologi terbuka.

    h. Globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri

    Indonesia di era globalisasi, damak globalisasi, hubungan internasional

    dan organisasi internasional dan mengevaluasi globalisasi.

    Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa materi

    pembelajaran pada mata pelajaran PKn terangkum dalam ruang lingkup

    mata pelajaran PKn yang terdiri dari beberapa aspek, meliputi: ruang lingkup

    persatuan dan kesatuan bangsa, ruang lingkup norma, hukum, dan peraturan,

    ruang lingkup HAM (Hak Asasi Manusia), ruang lingkup kebutuhan dan

    konstitusi negara, ruang lingkup kekuasaan dan politik, ruang lingkup

    pancasila, serta ruang lingkup globalisasi.

    2.5 Penerapan Metode Pembelajaran Take and Give pada Kelas IV SD Mata

    Pelajaran PKn

    Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dikemas

    berdasarkan prosedur yang sesuai. Sebelum kegiatan pembelajaran

    dilaksanakan langkah awal yang dilakukan yaitu dengan membuat RPP

    (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Setiap guru dalam satuan pendidikan

    wajib membuat RPP secara lengkap dan sistematis. Agar pembelajaran

    berlangsung secara interaktif, menyenangkan, dan memotivasi peserta didik

    untuk berperan aktif. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) disusun untuk

    setiap KD yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru

  • 19

    merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan

    jadwal yang tersedia (Permendikbud No. 65 Tahun 2013).

    Sesuai dengan peraturan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 bahwa

    pelaksanaan pembelajaran meliputi 3 tahapan yaitu pendahuluan, inti dan

    penutup.

    1. Pendahuluan

    Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

    pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan

    memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam

    proses pembelajaran.

    2. Inti

    Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.

    Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses

    eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

    3. Penutup

    Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas

    pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau

    kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

    Dari pendapat di atas ada tiga tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran

    di kelas yang pertama yaitu kegiatan pendahuluan yang berisi motivasi untuk

    memfokuskan perhatian siswa. Sehingga, siswa akan lebih siap dan aktif dalam

    mengikuti pembelajaran di kelas. Kedua yaitu kegiatan inti yang dilakukan

    secara sistematis melalui proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan

    inti dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan dan menantang.

    Ketiga, kegiatan penutup berisi kesimpulan atau rangkuman pembelajaran dan

    mengakhiri aktivitas pembelajaran. Apabila pelaksanaan pembelajaran

    disesuaikan dengan standar proses tersebut maka diharapkan pembelajaran di

    dalam kelas akan lebih bermakna sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

    siswa.

  • 20

    Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan ketentuan Permendikbud

    No.65 Tahun 2013.

    1. Kegiatan Pendahuluan

    a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti

    proses pembelajaran

    b. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

    2. Kegiatan Inti

    a. Eksplorasi

    1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam

    tentang topik/tema materi yang akan dipelajari.

    b. Elaborasi

    1. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan

    lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun

    tertulis

    2. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan

    kolaboratif

    3. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang

    dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun

    kelompok

    4. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual

    maupun kelompok

    c. Konfirmasi

    1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk

    lisan,tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta

    didik,

    2. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh

    pengalaman belajar yang telah dilakukan,

    3. Kegiatan Penutup

    a. Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/simpulan

    pelajaran

  • 21

    b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

    dilaksanakan secara konsisten dan terprogram

    Dari pendapat di atas ada tiga tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran

    di kelas yang pertama yaitu kegiatan pendahuluan yang berisi motivasi untuk

    memfokuskan perhatian siswa. Sehingga, siswa akan lebih siap dan aktif dalam

    mengikuti pembelajaran di kelas. Selain memberikan motivasi juga

    menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Kedua yaitu

    kegiatan inti yang dilakukan secara sistematis melalui proses eksplorasi yang

    berisi tentang penggalian pengetahuan siswa terhadap materi yang akan

    dipelajari, elaborasi berisi tentang pemberian tugas yang diberikan guru untuk

    dilesaikan dan kemudian dipresentasikan serta konfirmasi berisi umpan balik

    positif dan refleksi. Kegiatan inti dilakukan secara interaktif, inspiratif,

    menyenangkan dan menantang. Ketiga, kegiatan penutup berisi kesimpulan

    atau rangkuman pembelajaran dan mengakhiri aktivitas pembelajaran. Apabila

    pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan standar proses tersebut maka

    diharapkan pembelajaran di dalam kelas akan lebih bermakna yang nantinya

    dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pemilihan metode pembelajaran juga

    menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Metode pembelajaran dalam

    kelas harus disesuaikan kondisi dan materi yang akan dipelajari. Apabila dalam

    pemilihan metode pembelajaran tepat maka siswa dalam mengikuti

    pembelajaran akan lebih aktif dan termotivasi. Salah satu metode pembelajaran

    yang dapat membangkitkan motivasi siswa yaitu metode pembelajaran Take

    and Give karena metode ini menekankan siswa untuk aktif bekerjasama dalam

    kelompok tiap pasangannya, aktif mencari pasangan, dan melatih siswa untuk

    berfikir. Siswa tidak akan merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran karena

    mereka tidak hanya duduk mendengarkan saja tetapi juga melakukan aktivitas

    dalam pembelajaran. Apabila siswa lebih tertarik dan termotivasi dalam belajar

    maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam kelas.

    Sintak metode pembelajaran Take and Give pada mata pelajaran PKn

    yang disesuaikan dengan standar proses.

  • 22

    1. Kegiatan Pendahuluan

    a. Guru memberikan salam dan mengkondisikan siswa di dalam proses

    pembelajaran.

    b. Melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan.

    c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa setelah

    melakukan pembelajaran.

    2. Kegiatan Inti

    a. Eksplorasi

    Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan bertanya jawab.

    Guru menyampaikan materi pembelajaran.

    b. Elaborasi

    Guru membagikan masing-masing kartu kepada setiap siswa.

    Guru memberikan waktu 5 menit untuk mengahafal dan memahami

    materi yang mereka dapat di dalam kartu.

    Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari

    pasangan mereka untuk bertukar informasi (memberi dan menerima).

    Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu yang

    dipegangnya.

    Demikian seterusnya hingga setiap siswa dapat saling memberi dan

    menerima materi masing-masing.

    Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah

    habis.

    Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang berani maju

    kedepan untuk presentasi apa yang telah mereka dapat.

    Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang telah maju.

    Pertanyaan yang diberikan tidak sesuai dengan materi yang siswa

    dapatkan dalam kartu.

    Guru memberikan reward kepada siswa yang telah berani maju

    kedepan.

    c. Konfirmasi

  • 23

    Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang

    belum dipahami.

    Guru memberikan penguatan kepada siswa atas materi yang mereka

    kerjakan.

    3. Kegiatan Penutup

    a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

    b. Guru bersama siswa melakukan refleksi.

    c. Guru melakukan evaluasi tentang pembelajaran.

    d. Guru menutup pelajaran dengan salam.

    2.6 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

    Penelitian ini didasarkan dari penelitian yang pernah dilakukan oleh

    beberapa penelitian yang menggunakan metode pembelajaran take and give

    dalam menyelesaiakn masalah pembelajaran PKn yang hampir sama dengan

    penelitian yang dilakukan peneliti. Penelitian-penelitian tersebut antara lain :

    Putri Anjani ,Suparno 2013 dengan judul : Penggunaan Model Pembelajaran

    Kooperatif Tipe Take And Give untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil

    Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas 4 Semester II SD Negeri

    Salatiga 02 Tahun Pelajaran 2012/2013

    Menyimpulkan bahwa : Penggunaan model pembelajaran kooperatif

    tipe take and give dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa.

    Peningkatan hasil belajar dapat terlihat pada besarnya ketuntasan dari kondisi

    awal prasiklus (awal) sebesar 21 atau 48,8% siswa, siklus I sebesar 41 atau

    95,3% siswa, dan pada siklus II sebesar 43 atau 100% siswa. Dilihat dari skor

    minimal prasiklus sebesar 45, siklus I sebesar 60, dan pada siklus II sebesar 70.

    Sedangkan skor maksimal prasiklus sebesar 90, siklus I sebesar 100 dan pada

    siklus II sebesar 100. Berdasarkan hasil belajar pada prasiklus, siklus I, dan

    siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar klasikal sudah memenuhi target

    indikator yang telah ditetapkan yakni ≥ 80% dari keseluruhan jumlah siswa

    mengalami ketuntasan belajar. Sedangkan peningkatan keaktifan siswa dapat

    terlihat dari besarnya persentase keaktifan siswa prasiklus sebesar 48,25%,

  • 24

    siklus I sebesar 80,8%, dan pada siklus II sebesar 91%. Hal ini menunjukkan

    bahwa keaktifan siswa secara klasikal sudah memenuhi target indikator yang

    ditetapkan yakni ≥ 80% dari jumlah seluruh siswa. Berdasarkan pada hasil

    penelitian, penulis menyarankan agar model pembelajaran kooperatif tipe Take

    and Give dapat diterapkan pada pembelajaran IPA guna meningkatkan

    keaktifan siswa serta memaksimalkan hasil belajar siswa.

    2.7 KERANGKA BERPIKIR

    Berdasarkan kajian teori yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

    penerapan metode pembelajaran Take and Give pada mata pelajaran PKn

    diharapkan siswa akan mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar yang

    semula rendah akan menjadi tinggi. Kemudian, siswa juga sadar akan

    pentingnya tujuan pembelajaran yang akan dicapai, bukan hanya sadar namun

    juga harus termotivasi dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

    Selanjutnya melalui metode Take and Give ini peserta didik diharapkan

    dapat berfikir secara kritis dan bekerjasama dengan pasangannya karena

    diberikan tanggung jawab mengenai materi yang menjadi tugasnya. Dalam

    pembelajaran Take and Give siswa terlibat aktif dalam memecahkan masalah

    dan mencari informasi melalui kegiatan berdiskusi.

  • 25

    2.1 Skema Kerangka Berpikir

    Identifikasi masalah : Hasil

    dan keaktifan belajar siswa

    rendah

    Perencanaan I : menggunakan

    metode Take and Give dalam

    pembelajaran

    Perencanaan II : menggunakan

    metode Take and Give dalam

    pembelajaran hasil refleksi siklus I

    Siklus I

    Siklus II

    Refleksi

    Observasi

    Pelaksanaan

    Hasil refleksi Siklus II

    Refleksi

    Observasi

    Pelaksanaan

    Hasil refleksi Siklus I

    Keterangan: : Kegiatan : Hasil Kegiatan : Kegiatan berlangsung bersamaan : urutan kegiatan

  • 26

    2.8 HIPOTESIS TINDAKAN

    1. Peningkatan keaktifan siswa diduga dapat diupayakan melalui metode

    pembelajaran Take and Give pada kelas IV SD Negeri 1 Buntu Kecamatan

    Kejajar Kabupaten Wonosobo semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.

    2. Peningkatan hasil belajar PKn diduga dapat diupayakan melalui metode

    pembelajaran Take and Give pada kelas IV SD Negeri 1 Buntu Kecamatan

    Kejajar Kabupaten Wonosobo semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.