take home dp ekopolin.doc

26
Pemikiran Ekonomi Founding Fathers Soekarno dan Hatta serta Relevansi nya Pada Kebijakan Ekonomi Indonesia Saat Ini Disusun oleh: Denia Ghaisani Awanis 1106016941 Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Tugas Takehome Mata Kuliah Dinamika Pemikiran Ekonomi Politik Internasional Program Studi S1 Reguler Ilmu Hubungan Internasional DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Upload: denia-ghaisani-awanis

Post on 26-Nov-2015

30 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ekonomi politik internasional

TRANSCRIPT

Pemikiran Ekonomi Founding Fathers Soekarno dan Hatta serta Relevansi nyaPada Kebijakan Ekonomi Indonesia Saat Ini

Disusun oleh:

Denia Ghaisani Awanis

1106016941Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Tugas TakehomeMata Kuliah Dinamika Pemikiran Ekonomi Politik InternasionalProgram Studi S1 Reguler Ilmu Hubungan Internasional

DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS INDONESIA

2013A. Pemikiran SoekarnoSoekarno adalah presiden pertama Republik Indonesia pada periode 19451966. Pada masa itu, Indonesia baru saja mengalami kemerdekaan dari penjajahan Jepang. Oleh sebab itu, Indonesia masih harus berjuang untuk mewujudkan stabilitas politik dan ekonomi. Berdasarkan hal tersebut, tulisan ini akan menganalisis mengenai pemikiran Soekarno terkait aspek politik dan ekonomi yang saling berkaitan. Adapun pembahasan akan lebih ditekankan kepada aspek ekonomi. Tulisan ini akan menganalisis juga faktor-faktor yang mempengaruhi pemikiran Soekarno serta menganalisis relevansi pemikiran ini dengan kondisi ekonomi yang terjadi saat ini.

Kebijakan yang dibuat oleh Soekarno pada masa pemerintahannya, terlihat beberapa point pemikiran Soekarno dalam hal ekonomi. Pertama, pemikiran anti Barat. Soekarno menyakini bahwa pengaruh Barat hanyalah membawa keterpurukan bagi perekonomian Indonesia melalui kolonialisme maupun pasca kolonialisme. Untuk itu, Soekarno menekankan pemikirannya mengenai prinsip Berdikari yang terdapat pada pidatonya yang berjudul Nawaksara. Dalam pidato tersebut, Soekarno mengungkapkan pemikirannya mengenai Trisakti sebagai landasan yang berdaulat dan bebas dalam politik, berkepribadian dalam kebudayaan dan berdikari dalam ekonomi. Berdikari berarti berdiri di atas kaki sendiri. Maksudnya adalah bahwa Indonesia bergantung kepada dirinya sendiri dalam mengupayakan kemajuan serta stabilitas ekonomi. Namun demikian, hal ini bukan berarti Indonesia benar-benar menutup dirinya dari kerja sama internasional. Soekarno menegaskan bahwa hal yang ditolak oleh Berdikari adalah ketergantungan kepada imperialis, bukan kerja sama yang sama-derajat dan saling menguntungkan. Nilai Berdikari ini terlihat dalam seruan Soekarno yang mengatakan Go to hell with your aid! Ungkapan yang keras ini ditujukan agar Indonesia tidak menerima bantuan asing yang dapat mengakibatkan ketergantungan Indonesia kepada pihak asing. Terlebih lagi, ketergantungan yang berawal dari bantuan tersebut dapat membuat kepentingan Indonesia, bukan hanya ekonomi tetapi juga politik, menjadi bergantung kepada pihak asing.

Pemikiran yang kedua yaitu anti imperialisme dan kapitalisme. Sikap keberpihakan terhadap rakyat Indonesia dan anti imperialisme/ neo-kolonialisme terlihat dalam setiap langkah dan pidato-pidatonya. Soekarno tidak pernah minder lantaran Indonesia adalah negara baru yang tentunya masih lemah dan membutuhkan bantuan dari negara-negara besar bahkan ketika berhadapan dengan Amerika yang dianggap sebagi negara super power. Soekarno selalu menjaga harga diri bangsa dan negaranya, termasuk dari Amerika yang pernah mencoba mendikte Indonesia dengan imbalan berupa bantuan. Dengan keras ditolaknya, soekarno beranggapan itu adalah penghinaan, Amerika mengira Indonesia adalah orang melarat yang sangat mengharapkan bantuan darinya. Padahal itu bukanlah bantuan melainkan utang yang harus dibayar beserta bunga-bunganya, hal tersebut membuat Bung Karno kesal .Puncak kekesalan Bung Karno kepada Amerika Serikat, diteriakkan dalam kalimat yang sangat terkenal hingga hari ini,Amerikago to hell with your aidmenjadi salah satu petikan pidato Soekarno yang agitatif dan membakar semangat rakyat. Ia menekankan perlunya kemandirian bangsa, tidak tergantung kepada bangsa asing. Kalimat yang diucapkan dengan menggelegar karena meregang amarah, tentu saja mengagetkan banyak pihak karena keberaniannya.

di dalam pidato nya Soekarno mengatakan:

Penjajah hanya mau memetik hasilnya. Ya, mereka menyuburkan bumi kita ini. Betul! Akan tetapi tahukah saudara dengan apa mereka menyuburkan bumi kita ini?... Bumi kita ini mereka suburkan dengan mayat-mayat yang bergelimpangan dari rakyat kita yang mati karena kelaparan, kerja keras dan hanya tinggal tulang-belulang!Dalam pidato-pidatonya di dunia pergerakan, bapak proklamator ini menyebut 'kapitalisme harus dilenyapkan'. Pernyataannya ini membuat pemerintah Belanda menganggapnya sebagai ancaman yang harus diwaspadai. Namun ia bersikukuh dengan pemikirannya. Bahkan tak tanggung-tanggung, ia menuding negara-negara barat sebagai personifikasi dari kapitalisme yang menindas. Inggris kita linggis, Amerika kita setrika, demikian salah satu slogan yang terkenal.Ia menyebut revolusi perdagangan di Eropa sebagai pemicu imperialisme, bentuk lanjut kapitalisme yang menghancurkan negara-negara Dunia Ketiga seperti Indonesia. Ia membenci merkantilisme, yang dalam kajian ekonomi politik, merupakan persekutuan pemerintah Barat dengan para pedagang untuk menjadikan negara-negara nonbarat sebagai sumber bahan mentah sekaligus pasar.

Kapitalisme dianggap merugikan karena hanya menciptakan ketimpangan (inequality) antara pihak yang kaya dan miskin serta pihak yang menghisap dan dihisap dalam suatu bangsa.

Pemikiran yang ketiga yaitu Marhaenisme. Bung Karno mulai mengelaborasi gagasan-gagasan yang membentuk marhaenisme pada tahun 1920-an. Untuk mengerti gagasan-gagasan tersebut, tentu kita kita harus melihat kembali konteks saat itu. Pada saat itu, ada tiga gagasan besar yang mempengaruhi gerakan pembebasan nasional Indonesia: marxisme, nasionalisme dari bangsa tertindas, dan Islamisme yang anti-kolonial. Kata Marhaen sendiri merujuk kepada nama seorang petani kecil yang ditemui Soekarno. Marhaenisme, jika kita lihat dari urian Bung Karno di tulisan Marhaen dan Proletar, adalah sebuah analisa terhadap klas-klas sosial dalam relasi produksi mayarakat Indonesia. Kenapa menggunakan istilah Marhaen, bukan proletar? Karena, menurut Soekarno, keadaan eropa tidak sama dengan keadaan di Indonesia. Di Eropa, kapitalisme yang berkembang adalah kepabrikan, sedangkan di Indonesia adalah pertanian; di eropa kapitalisme bersifat zuivere industrie (murni industri), sedangkan di Indonesia 75% bersifat onderming gula, onderneming teh, onderneming tembakau, onderneming karet, onderneming kina, dan lain sebagainya.

Soekarno pun meyimpulkan nya dalam pidato nya yang mengatakan :

Bahwa di sana kapitalisme itu terutama sekali kaum proletar 100%, sedangkan di sini terutama sekali menghasilkan kaum tani melarat yang sengsara? Bahwa di sana memang benar mati-hidupnya kapitalisme itu ada di genggaman kaum proletar, tetapi di sini sebagian besar ada di dalam genggaman kaum tani? Bahwa dus sepantasnya di sana kaum proletar menjadi pembawa panji-panji, tetapi di sini belum tentu harus juga begitu?

dengan melihat fakta yang dialami petani Marhaen tersebut, Soekarno meyakini bahwa hal ini terjadi karena sistem yang eksploitatif sehingga menyebabkan kondisi kemiskinan dan ketidakadilan yang dialami oleh Marhaen. Pemikiran ini kemudian berkembang menjadi Marhaenisme yang menentang penindasan antara sesama manusia maupun antar bangsa. Oleh sebab itu, Soekarno meyakini bahwa sistem tersebut harus dilawan. Terkait dengan sistem ini di Indonesia, Soekarno meyakini bahwa perekonomian harus dibuat untuk beroritentasi pada negara demi mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Soekarno tidak mau mengcopy-paste begitu saja marxisme dari Eropa untuk diterapkan di Indonesia. maka marhaenisme semestinya bisa berkembang menjadi teori perjuangan yang canggih dan sesuai dengan nafas perkembangan jaman. Sebagaimana marxisme sebagai the guiding theory untuk menjalankan perjuangan, maka Marhaenispun adalah the guiding theory untuk perjuangan rakyat Indonesia. Soekarno sendiri berkata:

Jangan sekali lagi engkau terima Marhaenisme itu sekedar teori, tidak, Guide to action, dan engkau harus act, engkau harus berjuang dan bertindak. Saudara-saudara, tujuannya sudah jelas, tujuan kita sudah jelas, yaitu masyarakat adil dan makmur didalam Indonesia merdeka yang merdeka betul. Kerangka Revolusi yang ketiga : Indonesia merdeka, berbentuk negara Republik Indonesia, kesatuan, berwilayah kekuasaan dari Sabang sampai ke Merauke. Itu harus kita laksanakan dengan action, dengan action, dengan perbuatan, dengan amal. Masyarakat yang adil dan makmur, masyarakat Sosialisme Indonesia, aku selalu berkata, tanpa exploitation de lhomme par lhomme.

Pemikiran ke empat yaitu sosio-nasionalisme. Bung Karno juga punya konsep nasionalisme sendiri yaitu sosio-nasionalisme. Soekarno mengatakan bahwa :

"Marxisme itulah yang membuat saya punya nasionalisme berlainan dengan nasionalismenya nasionalis Indonesia yang lain, dan Marxisme itulahyang membuat saya dari dulu benci fasisme.

Lalu Bung Karno mendefenisikan sosio-nasionalisme sebagai nasionalisme massa-rakyat. Bung Karno mengatakan, cita-cita sosio-nasionalisme adalah memperbaiki keadaan-keadaan di dalam masyarakat, sehingga masyarakat yang kini pincang itu menjadi keadaan yang sempurna, tidak ada lagi kaum tertindas, tidak ada kaum yang celaka, dan tidak ada lagi kaum yang sengsara.Karena itu, kata Bung Karno, sosio-nasionalisme adalah nasionalisme kaum marhaen. Dengan demikian, sosio-nasionalisme menentang borjuisme dan keningratan. Inilah tipe nasionalisme yang menghendaki masyarakat tanpa klas. Sebagai konsekuensinya, sosio-nasionalisme menganggap kemerdekaan nasional bukan sebagai tujuan akhir. Bung Karno berulang-kali menyatakan kemerdekaan hanya sebagai jembatan emas menuju cita-cita yang lebih tinggi.

Dalam tulisannya, Mencapai Indonesia Merdeka, yang diterbitkan pada tahun 1933, Bung Karno menegaskan bahwa tujuan pergerakan nasional kita mestilah mengarah pada pencapaian masyarakat adil dan sempurna, yang di dalamnya tidak ada lagi penghisapan. Berarti, tidak boleh ada imperialisme dan kapitalisme.

Soekarno memunculkan kebenciannya terhadap kolonialisme dan imperialisme. Hal ini dapat dilihat dari kutipan pidato Soekarno yang berjudul Membangun Dunia Kembali pada tahun 1962. Imperialisme dan kolonialisme adalah buah dari sistem negara Barat itu, ..., saya benci pada imperialisme, saya jijik pada kolonialisme,....

Kebencian Soekarno ini salah satunya dilatar belakangi oleh pengalaman pribadinya merasakan sistem tersebut. Hal ini juga dapat dilihat pada pernyataan Soekarno:

Dua kali didalam masa hidup saya sendiri sistim Negara Barat itu telah merobek-robek dirinya sendiri dan pernah hampir saja menghancurkan dunia dalam suatu bentrokan yang sengit.Pengalaman pribadinya dalam merasakan kekejaman kolonialisme dan imperialisme inilah yang memunculkan pemikirannya yang bersifat nasionalis dan cenderung ingin menghancurkan sistem kapitalisme yang ada. Hal ini diwujudkan ke dalam pemikiran-pemikiran ekonominya maupun politiknya.

Pemikiran Soekarno dipengaruhi oleh beberapa hal. yaitu, pengalaman historis Indonesia pasca kolonialisme oleh Belanda dan Jepang yang sangat menyiksa, lalu adanya sistem bipolar yang meletus akibat adanya perang dingin yang membuat negara negara berkembang menjadi sasaran empuk negara negara maju untuk di eksploitasi. Selain itu, adanya interaksi Soekarno dengan para tokoh nasionalis seperti Tjokroaminoto yang membuat adanya insight bagi Soekarno untuk menambahkan unsur nasionalis di dalam setiap pemikirannya.

Pemikiran Soekarno tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh sejumlah konteks yang terjadi, melainkan juga dipengaruhi oleh pemikiran Karl Marx, yakni Marxisme. Soekarno mengaku belajar marxisme sejak usia 16 tahun. Di Surabaya, saat tinggal di rumah HOS Tjokroaminoto, Soekarno menyelami marxisme. Tjokroaminoto sendiri, seperti diklaim oleh Roeslan Abdulgani, adalah pengagum marxisme. Buku Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme, banyak mengutip Marx dan Engels.

Di Bandung, Bung Karno makin mendalami marxisme. Seperti diceritakannya sendiri:

Di malam terang bulan yang penuh gairah, aku bahkan lebih memikirkan marxisme daripada memikirkan Inggit (Istri Bung Karno). Pada waktu muda-mudi yang lain menemukan kasihnya satu sama lain, aku mendekam dengan Das Capital. Aku menyelam lebih dalam dan lebih dalam lagi.

Karya-karya atau tulisan-tulisan Soekarno juga banyak diilhami marxisme. Bahkan, ketika Soekarno memberi pembelaan di pengadilan kolonial, hampir sebagian besar pidatonya mengambil gagasan-gagasan marxisme. seperti yang tertuang dalam pidato nya :

...bahwa manusia diciptakan dengan hak-hak yang sama, bahwa mereka diberikan oleh AI Chalik hak-hak tertentu yang tak dapat diganggu-gugat, dan bahwa diantara hak-hak itu terdapat hak untuk hidup, hak kemerdekaan dan hak mengejar kebahagiaan" ... Dan sekali lagi, siapakah diantara kita, yang berjuang menegakkan suatu masyarakat, yang adil dan makmur diatas puing-puing kolonialisme, tak akan diilhami oleh bayangan kerjasarna dan perkembangan ekonomi yang dicetuskan oleh Marx dan Engels!

Baik Marx maupun Soekarno sama sama menekankan adanya kondisi dunia yang tidak adil akibat adanya sistem eksploitatif. namun Marx lebih menekankan kepada eksploitatif kaum borjuis dan kaum proletar sedangkan Soekarno menuangkan nya kedalam Marhaenisme, Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Marhaenisme menjadi paham yang disebarkan oleh Soekarno dimana paham tersebut menentang penindasan manusia atas manusia dan bangsa atas bangsa. Soekarno cenderung mengambil perspektif yang lebih luas dibandingkan Marx yaitu adanya eksploitasi antara kaum kaya dan kaum miskin serta antara negara maju dan negara berkembang yang terjadi karena adanya kolonialisme dan imperialisme. selain itu, Soekarno dinilai sebagai pribadi yang sangat membenci adanya kapitalisme. hal ini dipengaruhi lagi lagi oleh Marx yang mengungkapkan bahwa kapitalisme menyebabkan eksploitasi dimana mana. oleh karena itu, Soekarno berusaha menggunakan sistem ekonomi yang menyejahterakan rakyat dan memakmurkan semua rakyat Indonesia. Hal yang ditekankan oleh Soekarno adalah tujuan dari kegiatan ekonomi dan pembangunan yang berorientasi pada negara, bukan kepada pasar. Adapun pembangunan yang berorientasi pada negara tersebut bukan berarti pembangunan hanya dipusatkan kepada negara, akan tetapi juga pada akhirnya ditujukan bagi kesejahteraan umum rakyat Indonesia. Hal ini terlihat dari tujuan yang diungkapkan oleh Presiden Soekarno melalui Deklarasi Ekonomi bahwa perekonomian Indonesia haruslah pada akhirnya menjamin ketersediaan pekerjaan, kebutuhan sandang pangan dan papan serta kehidupan spiritual dan kultural yang layak. B. Analisis Pemikiran Soekarno dan Relevansinya dengan Kebijakan Ekonomi Indonesia

Apabila dianalisis dengan mengaitkan kondisi perekonomian Indonesia saat ini, pemikiran ekonomi Soekarno dapat dikatakan masih sangat relevan. Karena Soekarno adalah seseorang yang sangat tidak suka pengaruh Barat mempengaruhi Indonesia. Dan seharusnya rakyat Indonesia mengaplikasikan pemikiran Soekarno. Karena saat ini Indonesia mulai dijajah oleh perusahaan-perusahaan Barat yang dengan semena mena memanfaatkan Indonesia, karena Indonesia mempunyai sumber daya alam yang sangat baik. Misalnya, pada kasus Freeport. Indonesia sangat dirugikan dengan tidak adilnya pembagian persentase keuntungan yang ditawarkan oleh pihak Freeport. Padahal sudah jelas jelas Freeport mengolah lahan yang disediakan di Indonesia, namun mau saja pemerintah Indonesia mendapatkan keuntungan yang tidak seberapa. Ini yang dinamakan penjajahan dunia modern. Dimana negara berkembang dijajah oleh negara negara maju yang notabene sudah mempunyai teknologi yang lebih maju.

Selain itu, kondisi perekonomian yang terjadi pada saat ini cenderung telah mengarah pada kapitalisme. Hal ini terlihat pada sejumlah kondisi yang terjadi. Indonesia pasca krisis moneter 1997-1998 menerima bantuan dari IMF (International Monetary Fund). Akibatnya, Indonesia harus menerapkan sejumlah kebijakan yang berdasarkan Washington Consensus. Kebijakan tersebut diantaranya adalah melakukan privatisasi terhadap sejumlah BUMN yang menyebabkan beralihnya keuntungan kepada pihak swasta dan asing. Dari hal ini terlihat bahwa lagi lagi bangsa asing menguasai Indonesia dengan cara yang lebih halus tidak dengan penyiksaan penjajahan seperti jaman Soekarno hidup. Namun dampaknya di rasa lebih dahsyat karena penjajahan bangsa Barat saat ini pelan-pelan membunuh karakteristik masyarakat Indonesia.

Dilain hal, Soekarno sangat menjunjung rasa sosio-nasionalisme. yaitu menentang adanya borjuisme dan keningratan. Inilah tipe nasionalisme yang menghendaki masyarakat tanpa klas. Sebagai konsekuensinya, sosio-nasionalisme menganggap kemerdekaan nasional bukan sebagai tujuan akhir. Bung Karno berulang-kali menyatakan kemerdekaan hanya sebagai jembatan emas menuju cita-cita yang lebih tinggi. Hal ini sudah jelas tidak terlihat lagi pada kondisi masyarakat Indonesia. Saat ini telah terjadi ketimpangan sosial di Indonesia dan bahkan perekonomian Indonesia tidak lagi menjadi berorientasi pada kesejahteraan rakyat, melainkan telah bergeser pada orientasi pasar. Semakin banyak orang kaya dan mempunyai modal yang besar namun jumlah orang yang tersandung kemiskinan pun juga semakin menjadi jadi. Banyak sosialita di Indonesia yang mempunyai rumah dan mobil berpuluh-puluh, barang mewah seharga milliaran rupiah namun tidak pernah melihat ke keadaan sekelilingnya bahwa masih banyak orang miskin yang bahkan untuk makan saja masih sulit. Inilah yang sangat ditakutkan oleh Soekarno. Cita-cita yang diimpikan nya agar Indonesia tumbuh menjadi bangsa yang tidak mengenal "kelas-kelas sosial" sudah sangat sulit terjadi. Sudah saat nya generasi muda Indonesia mulai menerapkan pemikiran Soekarno yang sangat cinta nasionalisme dan benci kapitalisme demi menghindari Indonesia yang semakin hancur lagi. Karena saat ini sudah sangat jelas generasi muda Indonesia sudah melupakan esensi nasionalisme di dalam diri nya. Sudah melupakan bagaimana rasanya upacara bendera, bahkan untuk menggunakan produk dalam negeri saja tidak mau. Padahal karya anak anak bangsa Indonesia juga tidak kalah bagus kualitasnya. Bayangkan saja, merk baju sekelas Zara saja mempunyai pabrik di Sidoarjo. Kita dengan bangga menggunakan baju dengan merk tersebut tanpa mengetahui bahwa yang membuat baju tersebut adalah masyarakat Indonesia sendiri. mindset-mindset cinta Indonesia ini lah yang harus di tingkatkan di masa depan nya. Nasionalisme berkembang baru hanya sekedar mendukung atlet-atlet nasional di pertandingan olahraga sedangkan dalam bidang perdagangan, Indonesia kebanyakan sudah dikuasai oleh pihak asing. Sebagai generasi muda, seharusnya menilik kembali pemikiran Soekarno yang sangat mencintai bangsa Indonesia ini. Soekarno sebagai salah satu founding fathers dengan susah payah mewujudkan adanya kemerdekaan bangsa ini, sudah saatnya sebagai balas jasa kita sebagai generasi muda Indonesia untuk mejaga bangsa ini agar tidak di otak-atik oleh bangsa Barat oleh pemikiran kapitalisme nya itu.

Selain itu yang terpenting selanjutnya adalah kebijakan perekonomian saat ini hanya dibentuk demi kepentingan elit saja. Banyak proyek proyek dibentuk dan demi tercapainya proyek tersebut saat ini banyak kalangan elit menghalalkan segala cara sehingga memunculkan indikasi korupsi. Bayangkan saja apabila pejabat-pejabat Indonesia tidak ada yang korupsi dan menggunakan uang negara demi kesejahteraan masyarakat? Tidak akan ada lagi indikasi kemiskinan yang sangat parah di Indonesia. anggaran dana untuk kesehatan, pendidikan dapat tersalurkan dengan baik dari Sabang sampai Merauke tanpa kurang suatu apapun. Dengan munculnya banyak kemiskinan di Indonesia, menyebabkan jadinya ketergantungan dengan pihak Barat dalam hal misalnya lapangan kerja. Banyak perusahaan Barat mempekerjakan rakyat Indonesia dan bahkan terkadang lebih kepada unsur eksploitasi. Kesejahteraan para pekerja Indonesia tidak diberdayakan dengan baik, tidak segan segan mem-PHK kan seakan akan rakyat Indonesia hanya sebagai tenaga produksi yang ketergantungan dan suatu saat bisa saja di pecat sesuka hati. Hal ini tidak akan terjadi apabila rakyat Indonesia memiliki mindset Berdikari atau Berdiri di Atas Kaki Sendiri sesuai yang dikatakan oleh Soekarno. Yaitu dengan cara menerapkan asas enterpreneurship dengan cara membentuk perusahaan Usaha Kecil Menengah sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat Indonesia yang membutuhkan. Tidak perlu lagi bergantung kepada perusahaan asing yang terkadang hanya menjadikan pekerja Indonesia sebagai outsourcing yang tidak di kelola kesejahteraan nya.

Lalu keadaan yang selanjutnya terjadi saat ini sudah semakin parah. Banyak elit pejabat yang hanya memikirkan kepentingan diri nya sendiri, sehingga kepercayaan masyarakat pun berkurang drastis kepada pejabat pemerintahan. Hal ini jelas berbeda sekali dengan zaman Soekarno menjadi Presiden Indonesia. Rakyat Indonesia sangat mencintai beliau karena pemikiran nya yang anti imperialisme dan pro kerakyatan. Hal seperti ini lah yang harus dicontoh para pemimpin bangsa Indonesia di masa depan nya. Jadilah pemimpin bangsa yang memikirkan kesejahteraan rakyat nya yang benar benar menggunakan kekuasaan nya demi tercapai nya kemakkmuran rakyat bukannya malah menggunakan kekuasaan nya sebagai ajang memperkaya diri sendiri. Dengan melihat kembali pemikiran Soekarno ini diharapkan menjadi ajang refleksi bagi pemerintah dalam membentuk kebijakan perekonomian Indonesia. Indonesia harus menjadi bangsa yang tegas. Sanggup menyaring apa yang buruk dan apa yang baik bagi rakyat nya. Jangan mau terpuruk terus menerus karena sebenarnya Indonesia adalah negeri yang kaya potensi dalam segi sumber daya alam maupun sumber daya manusia nya. C. Pemikiran Hatta

Hatta tidak percaya kepada sistem ekonomi kapitalisme yang ada untuk mengelola dan mengorganisir ekonomi bangsa.Hatta berpendapat bahwa satu satunya cara untuk dapat mengeluarkan" rakyat Indonesia keluar dari penderitaan ekonomi,yaitu dengan menggunakan sistem ekonomi sosialisme.Bukanlah ekonomi sosialisme versiMarxistyang diadopsi oleh beliau,tetapi ekonomi sosialisme yang bernafaskan konsepsi bangsa Indonesia.Sistem ekonomi yang diutarakan oleh beliau sangat digali dari ajaran Islam.Beliau yakin inti ajaran Islam tidak akan ada bertentangan dengan nilai nilai agama yang lain karena nilai yang dibawa Islam bersifat Universal.Berikut kutipan perkataan beliau tentang tujuan dari implementasi sosialisme yang beliau usung.

Bung Hatta, Melepaskan rakyat dari kesengsaraan hidup dan memberikan jaminan hidup bagi tiap orang,soal ekonomi yang pertama bagi sosialisme adalah menentukan dan memperoleh barang barang keperluan hidup yang terpenting bagi rakyat Indonesia,berupa makanan,pakaian,perumahan,kesehatan dan pendidikan anak-anak

Bung Hatta percaya bahwa ajaran Islam merupakan rahmat bagi seluruh manusia yang ada didunia,sehingga beliau sangat yakin bahwa nilai dan norma Islam akan dapat diterima oleh golongan manapun asal tidak disampaikan dalam formalisme dan simbol keislaman. Karena menurut beliau dapat menyudutkan golongan yang lain apabila menggunakan nama dan simbol simbol Islam.Berangkat dari hal ini,beberapa golongan sempat mengecap beliau sebagai sekuler ,padahal beliau ingin mengedepankan substansial secara jiwa pemikiran tersebut daripada mengedepankan simbol simbol yang dapat merusak persatuan dan kebersamaan.Beliau ingin memperjuangkan agar tidak ada dikotomi antara pemikiran Islam dan pemikiran dalam berbangsa dan bernegara.Beliau pun tak segan menyebut pemikiran ekonominya yang sosialisme ala Indonesianya adalah sosialisme religius karena seperti perkataan beliau :

Bung Hatta, Kaum Sosialis religius menimba keyakinan sosialis mereka dari berita Ilahi.Terlaksananya sosialisme bagi mereka merupakan suatu tugas agama

pemikiran ekonomi menurut pandangan Bung Hatta. Pemikiran beliau sangat mengepankan kepentingan masyarakat tetapi hak dan martabat individu seorang harus tetap dilindungi dan dihargai,sehingga kepentingan dan kemakmuran rakyat harus lebih dikedepankan tanpa mengabaikan hak perorangan.Beliau berpendapat bahwa tujuan akhir dari sebuah perekonomian adalah tercapainya efisiensi sosial ,bagaimana rakyat bisa merasakan kemakmuran dan kesejahteraan dalam arti sesungguhnya sebagai makhluk sosial,makhluk religi sekaligus makhluk individu dan bukanlah mengutamakan pembangunan fisik serta pertumbuhan ekonomi semata.Bung Hatta sangat menentang konsep liberalism market yang diusung kelompok Adam Smith,karena beliau tidak percaya sistem ini dapat membawa kesetaraan kesejahteraan yang sesungguhnya dengan segala kondisi yang ada.Berikut perkataan beliau tentang kondisi dimana liberalism market dapat berjalan dengan maksimum. Bung Hatta berpendapat bahwa liberalism market yang terjadi tidak atas dasar kebersamaan dan kerjasama tetapi persaingan yang akan terus menendang yang lemah.Sehingga berangkat dari kondisi tersebut Bung Hatta mendirikan koperasi sebagai cara untuk menggerakkan roda perekonomian atas dasar kebersamaan dan kekeluargaan sehingga yang lemah tidak akan terlempar dari pasar.

Koperasi merupakan perkumpulan yang anti riba yang membantu menyusun susunan produksi dan konsumsi yang dapat dikelola oleh rakyat.Pendirian koperasi juga sangat terinspirasi dari kehidupan ekonomi di Inggris,Denmark, dan Swedia yang dapat mengangkat kehidupan golongan miskin lewat koperasi.Sehingga Bung Hatta berpendapat sistem perdagangan Indonesia dan pengelolaannya haruslah dijalankan oleh rakyat Indonesia atas dasar kekeluargaan dan bukan diserahkan kepada pihak Asing. Koperasi Indonesia sangat berbeda dengan koperasi yang ada di barat yang menekankan pada dimensi ekonomi semata,koperasi Indonesia harus juga berdimensi sosial dan religi. Sementara itu dalam pengorganisasian pengambilan keputusan didalam koperasi,harus didasarkan dengan musyawarah oleh semua elemen,sangat berbeda dengan sektor swasta dimana pengambilan keputusan hanya ditentukan oleh elemen atas saja.Jangan sampai perekonomian tersebut hanya menghasilkan buah nangka yang dinikmati oleh golongan atas saja,sedangkan getah dari buah nangka tersebut harus ditanggung oleh golongan bawah. Koperasi merupakan suasana yang mengutamakan kerjasama dalam suasana kekeluargaan antara setiap anggotanya yang bebas dari penindasan dan paksaan.Setiap anggota memiliki tanggung jawab bersama untuk menjamin kemajuan bersama setiap anggotanya dengan menolak pertentangan dan persaingan di dalam bidang yang sama Sehingga didalam pemikirannya,perekonomian dapat dijalankan oleh koperasi yang dimotori oleh rakyat kecil dengan konsep kekeluargaan mencapai kepentingan bersama dengan ongkos semurah murahnya.Dan pemerintah harus ikut turun campur dalam jalannya perekonomian sebagai pembantu kehidupan perekonomian dan pengawas perekonomian.

Bung Hatta: Mana kala koperasi mulai dihinggapi oleh semangat mencari keuntungan,berarti ia memutar lehernya sendiri Konsep perekonomian yang diinginkan Bung Hatta lewat koperasi adalah Terbantu dan terpenuhinya kebutuhan masyarakat atas aktivitas ekonomi merupakan tujuan utama perekonomian,sedangkan keuntungan dari aktivitas ekonomi merupakan bonus dari perekonomian

D. Analisis Pemikiran Hatta dan Relevansi nya dengan Kebijakan Ekonomi Indonesia saat Ini

Selama ini, karya-karya pemikir ekonomi dari luar, seperti Adam Smith, David Ricardo, John Maynard Keynes, dan lain-lain, cukup akrab di telinga kita. Namun, karya-karya pemikir ekonomi bangsa sendiri kurang terulas. Padahal, banyak pemikiran ekonom bangsa sendiri itu justru relevan untuk konteks Indonesia. Begitu juga dengan pemikiran Bung Hatta. Kita sebagai generasi muda Indonesia seharusnya mengaplikasikan pemikiran para founding fathers karena mereka dulu lah yang mengerti lebih dahulu situasi dan kondisi Indonesia. Seperti yang dikemukakan oleh Agus Pranata, seorang koordinator Kajian dan Kaderisasi Komite Pimpinan Pusat Partai Rakyat (KPP-PRD). Menurut Agus, di tengah berkecamuknya krisis ekonomi dunia, pemikiran Bung Hatta justru menemukan relevansi nya. Agus pun mengulas lima ciri pemikiran ekonomi Bung Hatta. Pertama, menjamin kemakmuran bersama. Hal ini, kata dia, karena Bung Hatta mengusung bentuk organisasi produksi yang bersifat kolektif. Bung Hatta selalu menekankan pentingnya membangun usaha bersama, tuturnya. Kedua, adanya pengawinan terhadap demokrasi politik dan demokrasi ekonomi. Agus mengurai kesimpulan ini dari konsep Bung Hatta mengenai demokrasi asli Indonesia, yang menggabungkan antara pemenuhan hak-hak politik, seperti rapat/pengambilan keputusan secara kolektif dan kepemilikan alat produksi secara kolektif. Ketiga, sosialisme koperatif. Maksudnya, kata Agus, koperasi dirancang bukan hanya untuk menyatukan usaha kecil-kecil, tetapi juga bisa dipraktekkan dalam perekonomian negara. Tentu saja, ketika perekonomian negara sudah berbentuk usaha bersama, kita sudah siap bertransisi menuju sosialisme, tegasnya.Keempat, adanya peran negara yang kuat. Menurut Agus, konsep Bung Hatta akan peran negara yang kuat ini tercermin pada konsep politik perekonomian. Politik perekonomian ala Bung Hatta, ujar Agus, bercita-cita mendatangkan kemakmuran. Kelima, adanya semangat percaya pada kekuatan sendiri (Self Help). Dengan melalui koperasi, ujar Agus, Bung Hatta berharap agar rakyat menemukan kepercayaan diri dan dan bisa menggunakan kemampuannya untuk membangun ekonomi.

Percaya pada diri sendiri itu penting, kata Bung Hatta, untuk memerangi penyakit inferiority complex. Yaitu, penyakit yang selalu merasa rendah diri dan merasa tidak mampu di hadapan bangsa asing. Menurut Bung Hatta, pemikiran Bung Hatta yang penting lainnya adalah soal bagaimana menghentikan model ekonomi ekspor, yaitu model ekonomi yang menitikberatkan pendapatan negara dari ekspor bahan mentah ke negara-negara lain.Saya kira, model ekonomi ekspor ini masih diadopsi sekarang. Padahal, itu dulu konsep ekonomi kolonial. Model ini hanya menguras kekayaan alam kita dan tidak menciptakan basis untuk industrialisasi, katanya. Sebagai alternatifnya, kata Agus, Bung Hatta mengusulkan agar kita lebih memperkuat pasar internal. Hanya saja, menurut Agus, penguatan pasar internal ini hanya mungkin jika daya beli rakyat diperbaiki. Selain itu, Agus juga mengadvokasi konsep Bung Hatta tentang koperasi sebagai senjata melawan eksploitasi kapitalisme, termasuk korporasi global. Caranya,, dengan menyatukan ekonomi rakyat yang kecil-kecil ke dalam koperasi.

Penulis juga cenderung setuju dengan pandangan Agus tersebut. Karena melihat fenomena yang terjadi saat ini sangat mungkin adanya kecenderungan sistem ekonomi kerakyatan yang telah diperjuangkan oleh The Founding Fathers Republik Indonesia akan ditinggalkan oleh pemerintah yang sekarang Kecenderungan untuk meninggalkan demokrasi ekonomi dalam arti kata yang sebenarnya. Demokrasi politik (dalam tanda petik) telah dijadikan wahana untuk memperalat rakyat kembali menjadi tumbal. Indonesia kembali menjadi tempat yang empuk bagi penghisapan surplus ekonomi oleh pihak asing. Data neraca pembayaran menunjukkan bahwa selama ini nilai kumulatif arus masuk investasi asing jauh lebih rendah nilainya dari keuntungan investasi asing yang direpatriasi ke luar negeri. Ini termasuk investasi asing dalam saham perusahaan. Sebab utama kenapa ini terjadi antara lain adalah tingginya komponen sumber-sumber keuangan di dalam negeri kita yang telah digunakan untuk membiayai investasi asing. Dalam konteks ini, Indonesia yang merdeka sekarang ini dapat dikatakan merupakan replika dari Indonesia yang terjajah pada zaman kolonial Belanda. Indonesia terus merupakan pemasok surplus ekonomi yang setia kepada pihak asing Indonesia saat ini telah mengalami situasi apa yang disebut Fishers Paradox dalam hubungannya dengan utang luar negerinya, yaitu situasi semakin banyak cicilan utang luar negeri dilakukan semakin besar akumulasi utang luar negerinya. Ini disebabkan cicilan plus bunga utang luar negeri secara substansial dibiayai oleh utang baru. Oleh karena nilai cicilan plus bunga utang luar negeri lebih besar dari nilai utang baru, maka terjadilah apa yang disebut net transfer sumber-sumber keuangan dari Indonesia ke pihak-pihak kreditor asing. Ini menunjukkan bahwa pemerintahan sekarang ini tidak memihak kepada rakyat banyak, terutama rakyat yang tertindas.Pandangan Bung Hatta yang dikemukakan di atas menurut penulis, tidak saja masih relevan, tapi bahkan menjadi tantangan nyata bagi masa kini dan masa mendatang. Globalisasi dan pasar bebas yang penuh kepentingan politik dan ekonomi adalah wujud dari penjajahan masa lalu dalam kemasan baru. Para ekonom Indonesia harus mampu menjaga kewaspadaan ideologis dan akademisnya terhadap globalisasi dan pasar bebas seperti Bung Hatta mewaspadainya di masa mudanya dan tatkala ia memimpin pemerintahan setelah Indonesia merdeka.

Indonesia akan mengalami situasi yang pasti akan meremukkan hati almarhum Bung Hatta oleh sebab-sebab yang berikut: (1). Pihak asing akan menguasai devisa Indonesia secara lebih intensif. (2) Pihak asing akan lebih intensif menguasai kepemilikan unit-unit eko-nomi di Indonesia. (3). Pihak asing akan lebih intensif menguasai sumber-sumber ekonomi Indonesia atas korban rakyat Indonesia. (4). Pihak asing akan lebih intensif menentukan dan menformulasi kebijaksanaan-kebijak-anaan ekonomi dan sosial di Indonesia. Akibatnya Indonesia akan kembali menjadi koloni (jajahan) asing.

Itulah situasi Indonesia yang sangat mencemas-kan, yang merupakan tantangan saat ini dan mendatang. Kita harus memerdekakan para pemimpin kita dari kebodohan dan haus akan kekuasaan. Tanpa menunggu-nunggu waktu lagi kita harus segera mengatasinya, diawali dengan semangat menegakkan kemandirian, berdasar kekuatan dan keyakinan diri sendiri. Tugas para elit pemimpin dan kaum intelegensia Indonesia adalah merancang masa depan dan menggariskan strategi nasional untuk mengatasi tantangan berat ini . Pidato Presiden Sukarno "Nawaksara" Di depan Sidang Umum ke-IV MPRS pada tanggal 22 Juni 1966

Pidato Presiden Soekarno, Membangun Dunia Kembali diakses dari HYPERLINK "http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/uploaded_files/pdf/speech/normal/soekarno12.pdf" http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/uploaded_files/pdf/speech/normal/soekarno12.pdf pada tanggal 23 Desember 2012 pukul 13:58 WIB.

Ibid.

http://www.berdikarionline.com/opini/20110808/membicarakan-marhaenisme-dan-relevansinya-untuk-situasi-sekarang.html diakses tanggal 23 Desember 2013 pukul 21.23

Deklarasi Ekonomi DEKON Pidato Presiden Republik Indonesia Sukarno diakses dari HYPERLINK "http://www.hastamitra.org/2011/10/deklarasi-ekonomi-dekon-pidato-presiden.html" http://www.hastamitra.org/2011/10/deklarasi-ekonomi-dekon-pidato-presiden.html pada tanggal 23 Desember 2013 pukul 07:20 WIB.

http://www.berdikarionline.com/bung-karnoisme/20121013/mengenal-sosio-nasionalisme-bung-karno.html diakses tanggal 23 desember 2013 pukul 21.24 wib

http://www.berdikarionline.com/bung-karnoisme/20121013/mengenal-sosio-nasionalisme-bung-karno.html diakses tanggal 23 desember 2013 pukul 21.24 wib

Pidato Presiden Soekarno, Membangun Dunia Kembali diakses dari HYPERLINK "http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/uploaded_files/pdf/speech/normal/soekarno12.pdf" http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/uploaded_files/pdf/speech/normal/soekarno12.pdf pada tanggal 23 Desember 2012 pukul 13:58 WIB.

Naskah Pidato Soekarno, Membangun Dunia Kembali.

Karl Marx, Capital dalam D. McLellan (ed.), Karl Marx: Selected Writings, first ed., (___: Oxford, 1977) hlm. 477.

Deklarasi Ekonomi DEKON Pidato Presiden Republik Indonesia Sukarno diakses dari HYPERLINK "http://www.hastamitra.org/2011/10/deklarasi-ekonomi-dekon-pidato-presiden.html" http://www.hastamitra.org/2011/10/deklarasi-ekonomi-dekon-pidato-presiden.html pada tanggal 23 Desember 2013 pukul 07:20 WIB.

Lepi T. Tarmidi, Krisis Moneter Indonesia :Sebab, Dampak, Peran Imf Dan Saran diakses dari

HYPERLINK "http://www.bi.go.id/NR/.../bempvol1no4mar.pdf" www.bi.go.id/NR/.../bempvol1no4mar.pdf pada tanggal 26 Desember 2012 pukul 11:11 WIB.

___, Pemerintah Privatisasi 6 Perusahan BUMN diakses dari HYPERLINK "http://www.ekon.go.id/news/2012/01/31/pemerintah-privatisasi-6-perusahan-bumn" http://www.ekon.go.id/news/2012/01/31/pemerintah-privatisasi-6-perusahan-bumn pada tanggal 26 Desember 2012 pukul 11:40 WIB.

Anwar Abbas. Bung Hatta dan Ekonomi Islam. hal. 180

http://politik.kompasiana.com/2013/06/02/bung-hattasang-konseptor-perekonomian-bangsa-indonesia-565157.html diakses tanggal 23 desember 2013 pukul 21.29

http://politik.kompasiana.com/2013/06/02/bung-hattasang-konseptor-perekonomian-bangsa-indonesia-565157.html diakses tanggal 23 desember 2013 pukul 21.29

http://bemkm.ugm.ac.id/talkshow-mengembalikan-pemikiran-ekonomi-keraykatan-mohammad-hatta/ di akses tanggal 23 desember 2013 pukul 21.34 wib

Membumikan Pemikrian Bung Hatta dalam http://persatuanindonesia.or.id/artikel/136-membumikan-pemikiran-bung-hatta diakses tanggal 23 desember 2013 pukul 21.35 wib

Pemikiran Bung Hatta Mengenai Koperasi dalam http://www.berdikarionline.com/gotong-royong/20120812/pemikiran-bung-hatta-mengenai-koperasi.html di akses tanggal 23 desember pukul 21.39 wib.

http://www.berdikarionline.com/kabar-rakyat/20130406/gagasan-ekonomi-bung-hatta-masih-relevan.html diakses tanggal 23 desember 2013

Membumikan Pemikrian Bung Hatta dalam http://persatuanindonesia.or.id/artikel/136-membumikan-pemikiran-bung-hatta diakses tanggal 23 desember 2013 pukul 21.35 wib

Sritua Arief. "The Dialectics of Industrialization in Indonesia dalam Journal of Contemporary Asia, Manila, Philippines dan Sydney, Australia, vol.30, no.1, Februari 2000).

Sritua Arief. Who Murdered the Rupiah? dalam majalah Inside Indonesia, Melbourne, Australia, edisi Oktober 1998).

ibid.