take home science uas

48
1 CIRCLE OF CONTAGIOUSNESS DARI TEORI KEPERAWATAN DOROTHEA E. OREM (SELF CARE THEORY) ; 2 ASPEK YANG DIPERHATIKAN DALAM PENERAPAN TEORI KEPERAWATAN DI INSTITUSI PENDIDIKAN KEPERAWATAN; 3 KASUS DAN PEMBAHASAN MENGGUNAKAN RANCANGAN APLIKASI MODEL BETTY NEUMAN (HEALTH CARE SYSTEM) Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Take Home Examination Mata Kuliah : Science In Nursing Dosen Pengampu : Ibu Elsi Dwi Hapsari, S.Kp, M.S D.S OLEH : I GUSTI AYU PRAMITARESTHI (NIM. 13/351427/PKU/13614) 1

Upload: mitcantik

Post on 27-Dec-2015

116 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

science in nursing

TRANSCRIPT

Page 1: take Home Science UAS

1CIRCLE OF CONTAGIOUSNESS DARI TEORI KEPERAWATAN DOROTHEA E. OREM (SELF CARE THEORY) ;

2ASPEK YANG DIPERHATIKAN DALAM PENERAPAN TEORI KEPERAWATAN DI INSTITUSI PENDIDIKAN KEPERAWATAN;

3KASUS DAN PEMBAHASAN MENGGUNAKAN RANCANGAN APLIKASI MODEL BETTY NEUMAN (HEALTH CARE SYSTEM)

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Take Home ExaminationMata Kuliah : Science In Nursing

Dosen Pengampu : Ibu Elsi Dwi Hapsari, S.Kp, M.S D.S

OLEH :

I GUSTI AYU PRAMITARESTHI (NIM. 13/351427/PKU/13614)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA2014

1

Page 2: take Home Science UAS

PRAKATA

Puja dan puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan take home examination mata kuliah

Science In Nursing ini tepat pada waktunya.

Adapun penyelesaian laporan take home examination Science In Nursing

ini diharapkan dapat memberikan konstribusi di dunia keperawatan khususnya

pemahaman teori dalam keperawatan dan menjadi acuan untuk laporan

selanjutnya. Selain itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah membantu sehingga penyusunan laporan ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tugas laporan mata kuliah Science In Nursing

ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun dalam penyusunan kata-kata.

Oleh karena itu penulis membuka diri untuk menerima segala saran dan kritik

yang membangun.

Akhirnya, semoga laporan tugas mata kuliah Science In Nursing ini dapat

bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Yogyakarta, Januari 2014

Penulis

2

Page 3: take Home Science UAS

DAFTAR ISI

PRAKATA.......................................................................................................................2

I. CIRCLE OF CONTAGIOUSNESS DARI TEORI KEPERAWATAN

DOROTHEA E. OREM (SELF CARE THEORY).............................................4

A. Biografi.........................................................................................................4

B. Konsep Teori Keperawatan Dorothea E.Orem (Self Care Theory)..............6

C. Circle of Contagiousness dari Teori Keperawatan Dorothea E. Orem (Self

Care Theory).........................................................................................................8

II. ASPEK YANG DIPERHATIKAN DALAM PENERAPAN TEORI

KEPERAWATAN DI INSTITUSI PENDIDIKAN KEPERAWATAN.........12

A. Latar Belakang Teori Keperawatan............................................................12

B. Aspek yang Diperhatikan dalam penerapan Teori Keperawatan diInstitusi

Pendidikan Keperawatan....................................................................................15

III. KASUS DAN PEMBAHASAN MENGGUNAKAN RANCANGAN

APLIKASI MODEL BETTY NEUMAN (HEALTH CARE SYSTEM).......18

A. Pembahasan.................................................................................................19

B. Kesimpulan.................................................................................................29

3

Page 4: take Home Science UAS

I. CIRCLE OF CONTAGIOUSNESS DARI TEORI KEPERAWATAN DOROTHEA E. OREM (SELF CARE

THEORY)

A. Biografi

Dorothea E. Orem adalah salah satu pakar teori keperawatan

yang terkenal di Amerika. Beliau lahir di Baltimore, Maryland pada

tahun 1914. Ayahnya seorang pekerja bangunan dan ibu hanya sebagai

seorang ibu rumah tangga, anak kedua dari dua bersaudara. Beliau

memulai karirnya sebagai seorang perawat di Providence di Washington

DC. Lulus Sarjana Muda tahun 1930. Lulus Master tahun 1939

pendidikan keperawatan. Tahun 1945 bekerja di Universitas Katolik di

Amerika selama perjalanan kariernya ia telah bekerja sebagai staf

perawat, perawat tugas pribadi, pendidik, administrasi keperawatan dan

sebagai konsultan (1970) (Arista, 2010).

Adapun daftar pengalaman beliau sebagai berikut :

1. Menyelesaikan B.S.N Ed. tahun 1939, dan M.S.N Ed. tahun 1945,

keduanya di Chatolic University of America

2. Tahun 1958–1959, sebagai konsultan di departemen kesehatan di

bagian pendidikan kesejahteraan dan berpatisipasi pada proyek

pelatihan perawatan

3. Tahun 1959, konsep perawatan beliau dipublikasikan untuk

pertama kali

4

Page 5: take Home Science UAS

4. Tahun 1965, Beliau bergabung dengan Universitas Katolik di

Amerika membentuk model teori keperawatan komunitas

5. Tahun 1968, membentuk kelompok konferensi perkembangan

keperawatan, menghasilkan kerjasama tentang perawatan dan

disiplin keperawatan

6. Tahun 1971, Beliau mengembangkan konsep keperawatan tentang

perawatan diri sendiri dan dipublikasikan dalam keperawatan

7. Honorary Doctorates: Doctor of Science dari Georgetown

University pada tahun 1976, dan dari Incarnate Word College in

San Antonio, Texas pada tahun 1980 dan gelar penghargaan dari

alumni Universitas Katolik tentang teori keperawatan, Di tahun ini,

beliau mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi

pertama diperluas pada tingkat keluarga, kelompok dan masyarakat

8. Tahun 1988, Doctor of Humane Letters dari Illinois Wesleyan

University, Bloomington, Illinois

9. Tahun 1985, Beliau mempublikasikan buku kedua yang berisi

tentang tiga teori, yaitu : teori self-care, teori self-care defisit, dan

teori nursing system

10. Tahun 1998, Doctor Honoris Causae, University of Missouri-

Columbia

11. Dr. Dorothea E Orem terus mengembangkan teori ini dan akhirnya

dapat menyelesaikan sampai edisi ke enam buku berjudul “Nursing

: Concept of Practice”, yang kemudian dipublikasikan Mosby pada

Januari 2001.

Orem meninggal pada usia 92 tahun, setelah bebaring lama di

tempat tidur. Beliau meninggal pada hari jumat, tanggal 22 Juni 2007 di

kediamannya di Pulau Skidaway, Georgia. Makalah-makalah dan

presentasi Orem memberikan wawasan luas mengenai praktek

keperawatan, pendidikan keperawatan dan ilmu keperawatan. Beberapa

dari makalahnya tersedia untuk para ahli keperawatan dalam bentuk

kompilasi yang di edit oleh Rappening dan Taylor (2003). Tulisan atau

5

Page 6: take Home Science UAS

makalah Orem yang lain bersama rekan-rekannya diarsipkan di John

Hopkins University (Arista, 2010).

B. Konsep Teori Keperawatan Dorothea E.Orem (Self Care Theory)

Dari beberapa model konsep keperawatan yang terkenal maka

salah satunya adalah Dorothea E. Orem. Beliau memperkenalkan model

self care. Orem mengembangkan model konsep keperawatan ini dan

mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of Practice Self Care"

(Orem, 2001).

Dalam teori self care-nya ia menganggap bahwa perawatan diri

merupakan suatu kegiatan membentuk kemandirian individu yang akan

meningkatkan taraf kesehatannya. Sehingga bila mengalami defisit, ia

membutuhkan bantuan dari perawat untuk memperoleh kemandiriannya

kembali. Teori ini merupakan suatu pendekatan yang dinamis, dimana

perawat bekerja untuk meningkatkan kemampuan klien dalam merawat

dirinya sendiri dan bukan menempatkan klien pada posisi bergantung karena

self care merupakan perilaku yang dapat dipelajari (Orem, 2007).

Orem mengembangkan Teori Keperawatan Self-Care Deficit

(teori umum) terdiri dari 3 teori yang saling berhubungan, yaitu : (1) Theory

Self-Care (2) Theory Self-Care Deficit (3) Theory of nursing systems.

Aspek label perawatan diri defisitnya teori keperawatan sebagai teori

umum terdiri dari tiga teori berikut terkait :

1. Theory Self-Care (teori perawatan diri), yang menjelaskan

mengapa dan bagaimana orang-orang merawat diri sendiri

2. Theory Self-Care Deficit (teori defisit perawatan diri), yang

menggambarkan dan menjelaskan mengapa orang dapat dibantu

melalui keperawatan

3. Theory of nursing systems (teori sistem keperawatan), yang

membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi

oleh perawat, pasien atau keduanya.Nursing sistem ditentukan atau

6

Page 7: take Home Science UAS

direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan

pasien untuk menjalani aktifitas "Self Care".

Didalam tiga teori tersebut dimasukkan enam konsep sentral dan

satu konsep tambahan. Konsep sentral tersebut adalah: konsep self-care,

unsur self-care, kebutuhan self-care yang terapeutik, self-care deficit,

unsur keperawatan dan sistem keperawatan, sebagaimana konsep

tambahan dari faktor-faktor kondisi dasar yang paling penting untuk

memahami teori umum Orem.

Asumsi utama dari teori Orem adalah :

Setiap orang harus mandiri dan bertanggung jawab terhadap

perawatan dirinya dan orang lain dalam keluarganya yang

memerlukan perawatan

Setiap orang memliki karakter yang berbeda-beda

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang melibatkan

interaksi antara pasien dan perawat maupun tenaga kesehatan

lainnya

Keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan diri merupakan

pencegahan primer terhadap terjadinya suatu keadaan sakit

Pengetahuan seseorang tentang hal-hal yang berpotensi

menyebabkan masalah kesehatan yang sangat dibutuhkan untuk

mempromosikan tentang pentingnya perilaku merawat diri.

Tujuan keperawatan pada model Orem secara umum adalah :

a. Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat

memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit

b. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk

memenuhi tuntutan self care

c. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk

memberikan asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan,

oleh karenanya self care deficit apapun dihilangkan.

7

Page 8: take Home Science UAS

d. Jika ketiganya diatas tidak tercapai perawat secara langsung dapat

memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien (Andriany, 2007).

C. Circle of Contagiousness dari Teori Keperawatan Dorothea E. Orem

(Self Care Theory)

Teori Orem merupakan suatu teori keperawatan umum atau

secara spesifik disebut dengan Self-Care Deficit Nursing Theory. Teori ini

merupakan satu teori yang cukup mudah dipahami dan banyak peneliti

yang melakukan penelitian pada teori self care ini. Akan tetapi, teori yang

baik harus selalu dikembangkan, diteliti, dan siap diuji mengenai

kelebihan dan kekurangannya agar terus dapat dikembangkan dalam

praktik keperawatan khususnya teori self care milik Orem ini (Aligood,

2010).

Ada beberapa teori yang digunakan untuk mengevaluasi atau

mengkritik suatu teori yang telah ada. Salah satunya adalah teori kritik

yang dikemukakan oleh Afaf Ibrahim Meleis. Afaf menjelaskan mengenai

suatu model untuk mengevaluasi sebuah teori dengan menggunakan

beberapa kriteria antara lain adalah hubungan struktur dan fungsi

(relationship between structure and function), diagram teori (diagram of

theory), lingkaran penyebaran (circle of contagiousness), kegunaan

(usefulness) dan komponen eksternal (external component). Adapun alasan

dalam mengevaluasi teori ini adalah untuk menentukan teori mana yang

sesuai untuk digunakan sebagai kerangka kerja untuk kerja, penelitian,

pendidikan, administrasi, atau konsultasi serta mencapai perubahan yang

positif untuk pengembangan teori dan lainnya (Muhlisin, 2010).

Dalam makalah ini teori Orem akan dievaluasi dari sisi

lingkaran penyebaran (circle of contagiousness).

Circle of Contagiousness mengandung pengertian apakah teori

yang dibahas di adopsi oleh teoris-teoris yang lain atau tidak (Meleis,

8

Page 9: take Home Science UAS

1991) dan juga harus dilihat lokasi geografis dimana teori berasal dan

sampai mana teori tersebut menyebar dan juga jenis institusi apa yang

mengadopsi teori ini. Adapun pembagian evaluasinya yaitu :

1. Geografi Dan Asal Penyebaran Teori (Geographical Origin Of

Theory and Geographical Spread)

Selama tahun 1958-1959, Dorothea E. Orem sebagai

seorang konsultan pada bagian pendidikan Departemen Kesehatan,

Pendidikan dan Kesejahteraan serta berpartisipasi dalam suatu

proyek pelatihan peningkatan praktek perawat (vokasional).

Pekerjaan ini menstimulasi Orem untuk membuat suatu pertanyaan :

“Kondisi apa dan kapan seseorang membutuhkan pelayanan

keperawatan?” Orem kemudian menekankan ide bahwa seorang

perawat itu adalah “Diri Sendiri”. Ide inilah yang kemudian

dikembangkan dalam konsep keperawatannya “Self Care”. Pada

tahun 1959 konsep keperawatan Orem ini pertama sekali

dipublikasikan (AIPGG, 2008).

Tahun 1965 Orem bekerjasama dengan beberapa anggota

fakultas dari Universitas di Amerika untuk membentuk suatu Komite

Model Keperawatan (Nursing Model Commitee). Tahun 1968 bagian

dari Nursing Model Commitee termasuk Orem melanjutkan

pekerjaan mereka melalui Nursing Development Conference Group

(NDCG). Kelompok ini kemudian dibentuk untuk menghasilkan

suatu kerangka kerja konseptual dari keperawatan dan menetapkan

disiplin keperawatan Orem.

Kemudian Orem mengembangkan konsep keperawatanya

“self care” dan pada tahun 1971 dipublikasikan Nursing; Concepts

of Practice. Pada edisi pertama fokusnya terhadap individu,

sedangkan edisi kedua (1980), menjadi lebih luas lagi meliputi multi

person unit (keluarga, kelompok dan masyarakat). Edisi ketiga

(1985) Orem menghadirkan General Theory Keperawatan dan pada

9

Page 10: take Home Science UAS

edisi keempat (1991) Orem memberikan penekanan yang lebih besar

terhadap anak-anak, kelompok dan masyarakat.

Beberapa Negara yang memperkenalkan teori ini adalah

Swiss, Jerman dan Negara-negara Eropa lainnya. Teori Orem

dijadikan penelitian dan sebagai literature seperti botschafter and

Moers tahun 1991 di Jerman, Strunk and Osterbrink tahun 1995 di

Swiss dengan artikel Use SCDNT (Self Care Deficit Nursing Theory)

in variety nursing practice setting (Andriany, 2007).

Teori Orem ini juga telah menjadi bagian dari kurikulum

keperawatan. Terdapat dokumentasi mengenai penggunaan kerangka

teori Orem sebagai panduan kurikulum untuk keperawatan program

diploma di Methodist Medical Center of Illinois di Peoria, Illinois,

program tingkat keperawatan asosiasi dan program sarjana muda di

George Mason University di Fairfax, Virginia, Georgetown

University di Washington, DC. Di Belanda dan Belgia pada tahun

1991 yaitu di Institut fur weiderbildung in der krankenpflge (IWK)

Delmenhorst. Pada tahun 2008, beberapa sekolah di Amerika

mengikuti SCDNT sebagai kerangka kerja dalam kurikulumnya

(Anderson Collage, University of Toledo Collage of Nursing, 2008).

Kemudian kerangka teori Orem telah digunakan dalam

pengaturan administrasi di klinik perawat Johns Hopkins Hospital di

Baltimore, Maryland, sebagai dasar untuk penataan praktek

keperawatan dan peran dan fungsi perawat di Rumah Sakit

Methodist Mississippi dan Pusat Rehabilitasi sejak 1976 dan juga

penataan praktik keperawatan di Pusat Rehabilitasi Betty Bachrach

Imunologi dan Kedokteran Pernafasan di Denver, Colorado (Martin,

2005).

2. Pengaruh dari Teori Lainnya ( Influence of theorist vs theory )

Teori Orem merupakan hasil murni dari pemikiran

Theorist Dorothea E. Orem. Teori yang bernama Self Care muncul

10

Page 11: take Home Science UAS

saat beliau berpartisipasi dalam suatu proyek pelatihan peningkatan

praktek perawat (vokasional).

Teori ini tanpa adopsi atau tanpa pengaruh dari cabang

ilmu pendidikan lain seperti kedokteran dan sosiologi. Beliau

membuktikan bahwa dari cabang ilmu keperawatan juga bisa

memuculkan teori keperawatan yang berperan dalam kurikulum

pendidikan keperawatan.

Daftar Pustaka

AIPPG. 2008. Orem’s Theory, diakses tanggal 18 Januari 2014 dari : http://currentnursing.com/nursing_theory/self_care_deficit_theory.htm

Alligood, R Martha. 2010. Nursing Theory : utilization & Aplication. Fourth edition. Mosby Elsever.

Andriany, M. 2007. Aplikasi Teori Self-Care Deficit Orem dalam Konteks Tuna Wisma (Studi Literatur) (The Application of Orem’s Self Care Deficit in Homeless Setting), 1 (1).

Ariesta. 2010. Teori Keperawatan Orem, diakses tanggal 18 Januari 2014dari : http://ariestaqyu.student.umm.ac.id/2010/01/29/teori-orem/

Martin, Elaine. 2005. Dorothea E. Orem’s Self-Care Deficit Theory, diakses tanggal 18 Januari 2014 dari : http://DorotheaE.Orem’sTheory-1.pdf.

Muhlisin, Abi, Irdawati. 2010. Teori Self Care Dari Orem Dan Pendekatan Dalam Praktek Keperawatan. Berita Ilmu Keperawatan Issn 1979-2697, Vol. 2. No. 2. Juni 2010, 97-100

Orem, DE (2001). Nursing Concept of Practice. The C.V. Mosby Company. St Louis

Orem, Dorothea E, 2007. Dorothea Orem Nursing Theory, diakses tanggal 18 Januari 2014 dari : http://faculty.ucc.edu/nursing-gersave/Orem

11

Page 12: take Home Science UAS

II. ASPEK YANG DIPERHATIKAN DALAM PENERAPAN TEORI KEPERAWATAN DI INSTITUSI PENDIDIKAN

KEPERAWATAN

A. Latar Belakang Teori Keperawatan

Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan

berbagai pengetahuan, konsep dan prinsip dari berbagai kelompok ilmu. 

Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam

melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan

teori keperawatan yang sudah dimunculkan (Gaffar, 1999).

Para perawat menggunakan dasar ilmu pengetahuan sebagai

pedoman untuk rasionalisasi yang dikembangkan oleh perawat sendiri,

sehingga para perawat dapat mengetahui apa, mengapa dan bagaimana

asuhan keperawatan harus dilaksanakan atau diberikan kepada klien.

Keberhasilan seorang perawat profesional dalam memberikan pelayanan

keperawatan sangat tergantung pada kemampuannya mensintesis berbagai

ilmu tersebut dan mengaplikasikannya kedalam suatu bentuk pelayanan

profesional (Potter, 2005).

Sejauh ini kita telah menekankan pendapat bahwa pengetahuan

merupakan aspek penting yang sangat vital dari keperawatan. Setiap hal

yang kita lakukan sebagai perawat dilaksanakan berdasarkan pengetahuan.

Ilmu pengetahuan adalah kumpulan dari pengalaman-

pengalaman sejumlah orang yang dipadukan secara harmonik dalam

bangunan yang teratur. Ilmu pengetahuan yang ada ini sebagian terdiri dari

pengetahuan-pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui penelitian,

akan tetapi sebagian lagi masih berbentuk pengetahuan yang masih

12

Page 13: take Home Science UAS

disangsikan kebenarannya, yang masih memerlukan pengujian melalui

penelitian lebih lanjut.

Untuk memadukan ilmu pengetahuan yang harmonik dalam

bangunan yang teratur diperlukan batang tubuh ilmu pengetahuan yang

merupakan dasar ilmu pengetahuan yang memberikan rasional-rasional

mengenai segala sesuatu yang dikerjakan oleh perawat. Batang tubuh ilmu

pengetahuan tersebut dibentuk melaui filosofi, konsep-konsep, teori-teori

dan proses.

Ide-ide dan teori-teori tersebut merupakan dasar pada beberapa

konsep-konsep keperawatan dan merupakan bagian dari literatur

keperawatan. Para perawat harus memahami teori-teori dan istilah tersebut,

sehingga mampu mengembangkan pengetahuan di bidang keperawata.

Teori-teori tersebut diantaranya adalah teori sistem, stres adaptasi, teori

perkembangan dan lain sebagainya yang mendukung keperawatan (Alimul,

2006).

Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola

yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa

atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang

absolut atau bukti secara langsung. Yang dimaksud teori keperawatan

adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena

mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam

menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep

keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.

Parse, 1990; Marriner-Torney, 1994; Chinn dan Jacobs, 1995)

Teori Keperawatan merupakan usaha untuk menyusun suatu

model konsep dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini

mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri, yang

memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas

kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini

digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan, mengingat

13

Page 14: take Home Science UAS

dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti

adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model (Potter, 2005).

Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci

perkembangan ilmu keperawatan dalam perkembangan profesi keperawatan

memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya :

1. Dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-kenyataan yang

dihadapi dalam pelayanan keperawatan

2. Membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai

pengetahuan

3. Membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan dengan

memberikan arah yang jelas

4. Memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan.

Dengan mengembangkan teori-teori keperawatan akan mampu memperbaiki

otonomi keperawatan, dengan dasar-dasar pemikiran sebagai berikut :

1. Teori keperawatan terdiri dari batang tubuh pengetahuan

khusus,yang dapat dijadikan sebagai dasar oleh perawat dalam

membuat keputusan untuk memberikan pelayanan atau asuhan

keperawatan

2. Tindakan keperawatan berdasarkan atas rasional yang dapat diterima

secara luas, dapat dipercaya dan masyarakat akan mengakui

3. Dengan teori-teori keperawatan, asuhan keperawatan yang diberikan

kepada klien hasilnya akan tanpak nyata

4. Adanya teori keperawatan, pelayanan keperawatan dapat dibedakan

dengan praktek yang dilakukan oleh profesi kesehatan lain.

B. Aspek yang Diperhatikan dalam penerapan Teori Keperawatan

diInstitusi Pendidikan Keperawatan

14

Page 15: take Home Science UAS

Pendidikan dalam keperawatan adalah  usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sesuai

dengan ilmu dan kiat keperawatan yang dimilikinya sehingga dapat

diaplikasikan dalam bentuk pelayanan profesional yang berbentuk bio-

psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu,

keluarga kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang

mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Didalam sebuah institusi pendidikan pastinya memerlukan dasar

sebagai konsep pembelajaran. Dasar tersebut dapat berasal dari teori-teori

yang telah dikemukakan oleh para ahli dibidang tersebut. salah satunya

institusi pendidikan perawat yang mencetak calon-calon perawat dalam

setiap proses pembelajarannya selalu berpedoman pada teori-teori dari

para teorist keperawatan (Ali H, 2001).

Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan

suatu teori keperawatan diinstitusi pendidikan perawat adalah sebagai

berikut :

1. Teori-teori keperawatan mengidentifikasi dan menjabarkan

konsep–konsep khusus yang berhubungan dengan keperawatan dan

hal-hal nyata yang berhubungan dengan konsep-konsep tersebut.

Teori keperawatan harus memenuhi karakteristik dasar sebagai

berikut :

a. Teori keperawatan harus berdasarkan kenyataan-kenyataan

yang ada dalam alam ini, yang dapat digunakan berdasarkan

alasan-alasan dan hubungan-hubungan yang dikembangkan

dengan menggunakan rangkaian pada kenyataan

b. Teori keperawatan  harus selalu  konsisten  sebagai

dasar asumsi yang digunakan untuk mengembangkannya

c. Teori keperawatan harus sederhana dan bersifat umum,

sehingga dapat dipergunakan pada berbagai macam situasi

praktek keperawatan dengan jangkauan luas

15

Page 16: take Home Science UAS

d. Teori-teori keperawatan harus dapat dipakai sebagai dasar

penelitian dan akhirnya dapat digunakan sebagai pedoman dan

perbaikan praktek keperawatan.

2. Ada empat konsep yang harus terdapat pada teori-teori

keperawatan yang mempengaruhi dan menentukan praktek

keperawatan dan biasanya disebut paradigma keperawatan. Empat

konsep tersebut antara lain adalah manusia, lingkungan, kesehatan

dan keperawatan

3. Teori keperawatan harus dapat membantu para perawat untuk

memahami pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan dalam

pemberian asuhan keperawatan, memberikan dasar untuk diskusi

danpenyelesaian masalah-masalah keperawatan

4. Teori keperawatan harus dapat dijadikan sebagai dasar untuk

penyelesaian masalah, sehingga tindakan keperawatan mempunyai

tujuan dapat dikoordinir dan dapat dipertimbangkan

5. Teori keperawatan harus dapat dijadikan sebagai dasar asumsi dan

filosofi keperawatan, sehingga pengetahuan dan pemahaman

tentang keperawatan bagi para perawat dapat meningkat.

Kemudian terdapat pula aspek lainnya yang harus diperhatikan

dalam penerapan suatu teori keperawatan di institusi pendidikan

keperawatan yaitu :

1.      Tujuan

Teori Keperawatan mempunyai tujuan yang jelas melalui suatu

tahapan dalam meninmgkatkan kualitas asuhan Keperawatan kepada

klien

2.      Sistematika

Menggunakan suatu pendekatan yang terorganisir untuk mencapai

suatu tujuan. Menghindari masalah yang bertentangan dengan tujuan

institusi pelayanan kesehatan atau keperawatan.

3.      Dinamik

16

Page 17: take Home Science UAS

Teori keperawatan ditujukan dalam mengatasi masalah–masalah

fenomena pada kesehatan atau perawatan klien

4.    Fleksibel

Dapat diadopsi pada praktik keperawatan dalam situasi apapun,

spesialisasi yang berhubungan dengan individu, kelompok, atau

masyarakat

5.      Bersifat Teoritis

Ilmu dan model Keperawatan yang berlandaskan pada Filosofi

keperawatan.

Penerapan teori keperawatan dalam institusi pendidikan dan praktek

keperawatan harus ada kesepakatan antara para pengajar dan perawat

mengenai apa itu keperawatan dan bagaimana teori tersebut dapat

dilaksanakan, sehingga para perawat nantinya mendapatkan petunjuk

untuk menentukan tujuan dalam pemberian asuhan keperawatan

sehingga pada akhirnya pemberian asuhan dapat terus ditingkatkan

mutunya.

Daftar Pustaka

Potter, Patricia A, Perry, Anne Griffin. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta

: EGC

Alimul H, A. Aziz. 2006. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika

Gaffar S.kp, La Ode Jumadi. 1999. pengantar keperawatan professional. Jakarta :

EGC

Ali H, Zaidin. 2001. Dasar-Dasar Keperawatan Professional. Jakarta : Widya

Medika

17

Page 18: take Home Science UAS

III. KASUS DAN PEMBAHASAN MENGGUNAKAN RANCANGAN APLIKASI MODEL BETTY NEUMAN

(HEALTH CARE SYSTEM)

Kasus :

Kasus yang akan dipaparkan merupakan kejadian nyata yang ditemukan

penulis di tatanan pelayanan kesehatan yaitu di Poli Kebidanan RSUP

Sanglah Denpasar, tanggal 23 Desember 2011 ( sewaktu penulis sebagai

mahasiswa profesi).

Nyonya A seorang ibu rumah tangga berumur 28 tahun datang bersama

suaminya ke poli kebidanan sebuah RSUP Sanglah Denpasar dengan

keluhan nyeri panggul skala 8, spotting, wajah pucat, seperti nyeri di

perut bagian bawah, vagina uterus membesar dan lembek yang tidak

sesuai dengan usia kehamilan. Tuba yang mengandung hasil konsepsi

menjadi sukar diraba karena lembek. Pada pemeriksaan vaginal, timbul

nyeri jika serviks digerakkan, kavum Douglas menonjol dan nyeri pada

perabaan Berdasarkan diagnosa sebelumnya Nyonya A dikatakan hamil

dengan usia kehamilan 8-10 minggu. Berdasarkan hasil pemeriksaan USG

didapatkan : tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri, adanya

kantung kehamilan di luar kavum uteri, adanya massa komplek di rongga

panggul. Berdasarkan pengkajian didapatkan bahwa setahun yang lalu

Nyonya A memiliki riwayat abortus. Nyonya A didiagnosis mengalami

Kehamilah Ektopik dan harus segera dilakukan operasi pengangkatan

kehamilan tersebut sebelum pecah dan berbahaya. Nyonya A dan suami

tampak syok mendengar kabar tersebut karena ini merupakan kehamilan

18

Page 19: take Home Science UAS

yang diharapkan setelah setahun yang lalu mengalami keguguran. Nyonya

A dan suami telah menikah selama 5 tahun dan belum dikaruniai anak.

Nyonya A tampak sedih akan kehilangan janinnya lagi serta cemas dan

gelisah akan tindakan medis yang dijalaninya. Tim medis pun

menginginkan agar Nyonya A dalam kondisi tenang terlebih dahulu agar

tindakan operasi tidak mengalami kendala.

( nb : nama pasien dirahasiakan)

A. Pembahasan

Pada kasus di atas, ada perasaan syok, cemas yang berujung

pada duka cita dari pasangan tersebut yang memiliki karakteristik yang

kompleks. Misalnya, sang ibu berduka karena calon bayinya tidak bisa

dipertahankan (kehilangan interpersonal), atau hilangnya harapan terhadap

kehamilan yang telah ditunggu-tunggu(kehilangan intrapersonal), atau

barangkali merasa bersalah kepada anggota keluarga lainnya karena tidak

sesuai harapan mereka (kehilangan ekstrapersonal).

Ketika kita akan menentukan tingkat pengaruh kehilangan pada

diri seseorang, kita juga harus mengkaji dampak dari perasaan kehilangan

tersebut pada kehidupan mereka sehari-hari, cara mereka mengatasi

mengatasi kesedihannya, atau nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut

mengenai kehilangan. Secara umum kita akan mengkaji fungsi dari masing-

masing garis pertahanan fleksibel, garis pertahanan normal, garis

perlawanan, dan struktur dasar. Pengkajian harus meliputi banyak aspek,

meliputi : aspek fisiologis, spiritual, psikologis, perkembangan, dan sosial

budaya (Haggart,1993).

Untuk membantu pasangan tersebut mencapai rekonstitusi,

dukungan interpersonal dan ekstrapersonal merupakan tiga hal penting yang

perlu dikaji. Siapakah anggota keluarga yang dapat memberikan dukungan

positif?. Apakah sistem pendukung secara kultural dapat diterima oleh

pasangan trsebut?. Setiap orangtua akan memberikan reaksi yang berbeda,

19

Page 20: take Home Science UAS

tergantung pada struktur dasar yang dimilikinya. Sebuah penelitian telah

membuktikan adanya perbedaan respon berdasarkan gender terhadap

perasaan kehilangan pada masa perinatal, maka respon terhadap pengalaman

duka cita bagi masing-masing orang tidak akan sama termasuk rentang

waktu pemulihannya pun berbeda. Perbedaan dalam proses duka cita tentu

akan memberikan stres tambahan diantara para orangtua. Selanjutnya,

faktor-taktor ekstrapersonal berpotensi memberikan dampak bagi mereka.

Berdasarkan hal tersebut maka pendekatan pemecahan masalah

yang sesuai adalah melalui model Betty Neuman (Health Care System). Hal

ini dikarenakan, Betty Neuman mendefinisikan manusia secara utuh yang

merupakan gabungan dari konsep holistik dan pendekatan sistem terbuka.

Bagi Neuman manusia merupakan makhluk dengan kombinasi kompleks

yang dinamis dan fisiologis, sosiokultural dan variabel perkembangan yang

berfungsi sebagai sistem terbuka. Sebagai sistem terbuka manusia

berinteraksi, beradaptasi dengan dan disesuaikan oleh lingkungan yang

digambarkan sebagai stressor (Alligood, 2010).

Lingkungan internal terdiri dari segala sesuatu yang

mempengaruhi (intrapersonal) yang berasal dari dalam diri klien.

Lingkungan eksternal terdiri dari segala sesuatu yang berasal dari luar diri

klien (interpersonal). Pembentukan lingkungan merupakan usaha klien

untuk menciptakan lingkungan yang aman,yang mungkin terbentuk oleh

mekanisme yang didasari maupun yang tidak didasari. Tiap lingkungan

memiliki kemungkinan terganggu oleh stressor yang dapat merusak sistem.

Model Neuman mencakup stressor intrapersonal, interpersonal dan

ekstrapersonal.

Neuman meyakini bahwa keperawatan memperhatikan manusia

secara utuh. Tujuan dari keperawatan adalah membantu individu, keluarga

dan kelompok dalam mencapai dan mempertahankan tingkat kesehatan yang

optimal. Perawat mengkaji, mengatur dan mengevaluasi sistem klien.

Perawatan berfokus pada variabel-variabel yang mempengaruhi respon klien

terhadap stressor. Tindakan perawat terdiri dari pencegahan primer,

20

Page 21: take Home Science UAS

sekunder, dan tersier. Pencegahan primer berfokus pada peningkatan

pertahanan tubuh melalui identifikasi faktor-faktor resiko yang potensial

dan aktual terjadi akibat stressor tertentu. Pencegahan sekunder berfokus

pada penguatan pertahanan dan sumber internal melalui penetapan prioritas

dan rencana pengobatan pada gejala-gejala yang tampak. Sedangkan

pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Prinsip dari

pencegahan tersier adalah untuk memberikan penguatan pertahanan tubuh

terhadap stressor melalui pendidikan kesehatan dan untuk membantu dalam

mencegah terjadinya masalah yang sama (Demirbagm, 2012).

Komponen utama dari model Neuman ini adalah adanya stres

dan reaksi terhadap stres. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka

yang memiliki siklus input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola

organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif sistem ini, maka

kliennya bisa meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau

kumpulan agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin

keilmuan (Fawcett, 2005).

Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas

sistem secara optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi

revitalisasi dan sebagai sistem terbuka maka klien selalu berupaya untuk

memperoleh, meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara

berbagai faktor, baik didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk

mengusahakannya. Neuman menyebut gangguan-gangguan tersebut sebagai

stressor yang memiliki dampak negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor

bisa potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang dapat

diidentifikasi ( Dochterman, 2004).

Neuman menggunakan sejumlah orang untuk melakukan

pendekatan. Yang termasuk dalam konsep mayor menurutnya adalah :

1. Tekanan

Rangsangan yang timbul diakibatkan kondisi sekitar pandangan Neuman

tentang tekanan yaitu :

Intra Personal : Secara individu atau perorangan

21

Page 22: take Home Science UAS

Inter Personal : Antara individu yang satu dengan individu yang

lain lebih dari satu

Ekstra Personal : Di luar individu

2. Struktur Pokok Sumber Energi

Merupakan penggerak untuk melakukan aktivitas

3. Tingkat Ketahanan

Merupakan faktor internal untuk menghadapi tekanan

4. Garis Normal Pertahanan

Tingkatan kemampuan adaptasi individu untuk menghadapi tekanan di

batas normal.

5. Gangguan Pertahanan

Kerusakan sistem pertahanan tubuh oleh dan akibat dari tekanan.

6. Tingkat Reaksi

Tindakan yang muncul akibat dari pengaruh tekanan.

7. Intervensi

Identifikasi tindakan sebagai akibat dari reaksi yang timbul.

8. Tingkat-Tingkat Pencegahan

Dibagi menjadi :

a.       Pencegahan primer : Sebelum terjadi tindakan

b.      Pencegahan sekunder : Ketika terjadi tindakan

d.       Pencegahan tersier : Adaptasi atau pengaruh kerusakan

9. Penyesuaian Kembali

Adaptasi dari tindakan yang berasal dari sekitar baik interpersonal, intra

personal dan ekstra personal (Diana, 2012).

Dalam kasus diatas makan sesuai model Betty neuman, akan

melalui fase asuhan keperawatan. Setelah dilakukan pengkajian secara

menyeluruh, selanjutnya tahapan perencanaan, intervensi, dan evaluasi akan

menggunakan proses yang sama. Perangkat penilaian akan mengukur hal-

hal yang akan berdampak secara khusus pada aspek-aspek fisiologis,

psikologis rohani, sosial budaya, dan perkembangan. Misalnya aspek sosial

22

Page 23: take Home Science UAS

budaya akan mempengaruhi jenis intervensi yang bisa diterima oleh

keluarga. Kehilangan pada masa perinatal merupakan suatu pengalaman

yang sangat pribadi bagi banyak orang. Pemahaman mengenai arti dari

pengalaman pribadi akan sangat membantu petugas kesehatan untuk

menentukan intervensi yang spesifik dan terbaik. Intervensi terhadap

gangguan fisiologis yang dapat menghalangi proses rekonstitusi bisa juga

diberikan tergantug kondisi klien, misalnya perubahan pola tidur, nutrisi,

dan sebagainya. Selanjutnya, perawat perlu mempertimbangkan aspek

perkembangan seseorang dari perasaan berduka. Intervensi yang sesuai

untuk ibu muda primigravida tentunya akan sangat berbeda dengan ibu yang

telah memiliki anak sebelumnya.

Adapun garis besar bentuk asuhan keperawatan Nyonya A

adalah :

1. Pengkajian

a. Anamnesis dan gejala klinis

Gejala dan tanda kehamilan muda

spotting

Ada nyeri mendadak di sertai rasa nyeri bahu dan seluruh

abdomen, terutama abdomen bagian kanan / kiri bawah

Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang

terkumpul dalam peritoneum.

2. Pemeriksaan fisik

Inspeksi

Mulut : bibir pucat

Payudara : hyperpigmentasi, hipervaskularisasi, simetris

Abdomen : terdapat pembesaran abdomen.

Genetalia : terdapat perdarahan pervaginam

Ekstremitas : dingin

Palpasi

Abdomen : uterus teraba lembek, TFU lebih kecil daripada

UK, nyeri tekan, perut teraba tegang, messa pada adnexa.

23

Page 24: take Home Science UAS

Genetalia : Nyeri goyang porsio, kavum douglas menonjol.

Auskultasi

Abdomen : bising usus (+), DJJ (-)

Perkusi

Ekstremitas : reflek patella + / +

Pemeriksaan fisik umum:

Pasien tampak anemis dan sakit

Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah

adneksa.

Kesadaran bervariasi dari baik sampai koma tidak sadar.

Daerah ujung (ekstremitas) dingin

Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat,

adanya tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut tegang bagian

bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.

Pemeriksa nadi meningkat, tekanan darah menurun sampai syok

Pemeriksaan abdomen: perut kembung, terdapat cairan bebas

darah, nyeri saat perabaan.

3. Pemeriksaan khusus:

Nyeri goyang pada pemeriksaan serviks

Kavum douglas menonjol dan nyeri

Mungkin tersa tumor di samping uterus

Pada hematokel tumor dan uterus sulit dibedakan.

Pemeriksaan ginekologis: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri

pada uteris kanan dan kiri

4. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan air seni dapat dilakukan untuk mengetahui kehamilan

seseorang, sedangkan untuk mengetahui kehamilan ektopik seorang

dokter dapat melakukan:

a. Laboratorium

Hematokrit

24

Page 25: take Home Science UAS

Tergantung pada populasi dan derajat perdarahan abdominal

yang terjadi.

Sel darah putih

Sangat bervariasi dan tak jarang terlihat adanya leukositosis.

Leoukosite 15.000/mm3. Laju endap darah meningkat.

Tes kehamilan

Pada kehamilan ektopik hampir 100% menunjukkan

pemeriksaan β-hCG positif. Pada kehamilan intrauterin,

peningkatan kadar β-hCG meningkat 2 kali lipat setiap dua

hari, 2/3 kasus kehamilan ektopik menunjukkan adanya

peningkatan titer serial hCG yang abnormal, dan 1/3 sisanya

menunjukkan adanya peningkatan titer hCG yang normal.

Kadar hormon yang rendah menunjukkan adanya suatu

masalah seperti kehamilan ektopik.

5. Pemeriksaan ultrosonografi (USG).

Pemeriksaan ini dapat menggambarkan isi dari rahim seorang wanita.

Pemeriksaan USG dapat melihat dimana lokasi kehamilan seseorang,

baik di rahim, saluran tuba, indung telur, maupun di tempat lain.

USG :

Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri

Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri

Adanya massa komplek di rongga panggul

6. Laparoskopi : peranan untuk menegakkan diagnosa kehamilan ektopik

sudah diganti oleh USG

7. Laparotomi : Harus dilakukan pada kasus kehamilan ektopik terganggu

dengan gangguan hemostasis (tindakan diagnostik dan definitif).

8. Kuldosintesis : Memasukkan jarum kedalam cavum Douglassi

transvaginal untuk menentukan ada atau tidak adanya darah dalam cavum

Douclassi. Tindakan ini tak perlu dikerjakan bila diagnosa adanya

perdarahan intraabdominal sudah dapat ditegakkan dengan cara

pemeriksaan lain.

25

Page 26: take Home Science UAS

9. Persepsi dan Nilai : Pasien syok, sedih akan keadaanya serta cemas dan

gelisah akan tindakan medis yang akan dilaluinya. Tim medis

mengharapkan pasien tenang sebelum dan setelah operasi nanti.

Diagnosa keperawatan berhubungan dengan stressor psikologis sesuai

pendekatan model Betty Neuman yang muncul pada kasus sebagai

berikut :

1. Duka cita berhubungan dengan kehilangan bagian dan proses tubuh

(kehamilan) ditandai dengan hasil pemeriksaan endovaginal scan,

tidak menunjukan adanya gestasi intrauterine, pasien sedih dengan

kondisinya

2. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan

ditandai dengan pasien cemas, gelisah, tidak tenang (NANDA, 2012).

No. Dx Kriteria hasil Intervensi

1. Duka cita Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama …

24 jam diharapkan duka

cita berkurang dengan

kriteria hasil :

NOC label : Coping

Pasien mampu

mengidentifikasi

pola koping

efektif

Pasien mampu

mengontrol

kenyamanan

Pasien mampu

beradaptasi

terhadap

NIC label : Grief Work

Facilitation

Identifikasi

kehilangan

Dengarkan

perasaan berduka

Sampaikan

pernyataan empati

Berikan harapan

rasional

26

Page 27: take Home Science UAS

perubahan

2. Ansietas

Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama 3 x

24 jam diharapkan

kecemasan klien teratasi

dengan criteria hasil:

NOC Label>> Anxiety

Level

- Mengatakan

secara verbal

kecemasan

sedikit

berkurang.

- Mengatakan

secara verbal

ketakutan sedikit

berkurang.

- Klien

mengatakan rasa

gugup klien

tampak sedikit

berkurang.

NOCLabel>> Anxiety

Self –Control

- Mampu

mengontrol

penyebab cemas.

- Mengontrol

NIC Label>> Anxiety

Reduction

1. Observasi adanya

tanda–tanda

cemas/ansietas baik

secara verbal maupun

nonverbal

2. Bantu klien untuk

mengidentifikasi

situasi yang

menstimulus

kecemasan.

3. Anjurkan kepada

keluarga/suami klien

agar menemani klien

selama proses

persalinan.

4. Jelaskan segala

sesuatu mengenai

proses yang sedang

dialami klien .

NIC >> Calming

Technique

1. Duduk dan

berbiara dengan

pasien dengan

pendekatan

terapeutik

2. Anjurkan pasien

27

Page 28: take Home Science UAS

respon cemas. untuk lebih tenang

dengan menarik

napas dalam

3. Dampingi dan

berikan solusi yang

efektif saat klien

marah dan

hilangkan faktor

yang menyebabkan

klien merasa

cemas

4. Berikan dan

sajikan makanan

dan minuman klien

selagi hangat

5. Fasitlitasi

penggunaan air

hangat untuk

mandi

NIC>>Medication

Administration

1. Fasilitasi

pengetahuan klien

tentang prosedur,

efek samping dan

keakuratan serta

keamanan dari

medikasi

( kemoterapi)

2. Berikan prinsip 8

28

Page 29: take Home Science UAS

benar setiap akan

memberikan obat

kepada klien

3. Monitor alergi

akibat pemberian

medikasi

4. Fasilitasi dan

berikan penjelasan

jika klien

beratanya tentang

medikasi

5. Monitor vital sign

sebelum dan

sesudah pemberian

terapi

29

Page 30: take Home Science UAS

B. Kesimpulan

          Model Betty Neuman mendefinisikan manusia secara utuh

yang merupakan gabungan dari konsep holistik dan pendekatan sistem

terbuka. Bagi Neuman manusia merupakan makhluk dengan kombinasi

kompleks yang dinamis dan fisiologis, sosiokultural dan variabel

perkembangan yang berfungsi sebagai sistem terbuka. Sebagai sistem

terbuka manusia berinteraksi, beradaptasi dengan dan disesuaikan oleh

lingkungan yang digambarkan sebagai stressor. Model ini digunakan dalam

pendidikan keperawatan, riset, administrasi dan langsung dipelayanan

keperawatan.

Model keperawatan memberikan kerangka pikir holistik dan tak

terpisahkan untuk menila konsep-konsep yang menarik perhatian bagi

profesi perawat. Sudut pandang yang holistik seperti itu penting sekali

digunakan bila perawat berhadapan dengan variabel yang bersifat

multidimensional, misalnya duka cita, nyeri, takut, marah, atau hal-hal lain

yang penting dalam asuhan keperawatan.

          Dalam praktik pelayanan keperawatan, penggunaan model

keperawatan akan membantu perawat dalam mendefinisikan area penilaian

dan memberikan pedoman untuk menentukan standar outcome yang sesuai.

Ketika perawat melakukan sebuah riset keperawatan, maka model

konseptualakan membantu dalam menyusun struktur yang logis dan

konsisten dengan asumsi-asumsi yang sudah ada, terutama dalam menyusun

berbagai instrumen, metode, dan indikator pengukuran. Sebab banyak dari

konsep-konsep keperawatan yang justru menggunakan atau dijelaskan

dengan pendekatan disiplin ilmu lain. Seharusnya,  kita dapat

mendeskripsikan suatu terminologi dengan perspektif ilmu keperawatan.

Reformulasi informasi hasil penelitian kedalam model keperawatan dapat

memperkuat tubuh ilmu pengetahuan (body of knowledge) keperawatan

sehingga akan lebih mudah mempelajari dan memahami manusia beserta

aplikasinya.

30

Page 31: take Home Science UAS

Daftar Pustaka

Alligood, R Martha. 2010. Nursing Theory : utilization & Aplication. Fourth edition. Mosby Elsever.

Demirbag, B.C. 2012. Neuman System Model as A Conceptual Framework For Community- Based Nurses When Working With Fibromiyalgia Patient. HealthMed Volume 6 Number 7.

Diana. M.L.Newman. A Community Nursing Center for the Health Promotion of Senior Citizens Based on the Neuman System Model. Pubmed. Diakses tanggal 15 November 2012

Dochterman, Joanne M, Gloria N. Bulecheck. 2004. Nursing Interventions

Classification (NIC) Fourth Edition. Missouri: Mosby Elsevier.

Fawcett, Jacqueline. 2005. Contemporary Nursing Knowledge : Analysis and Evaluation of Nursing Model and Theories, Second Ed, FA Davis, Philadelphia.

Haggart, M. 1993. A critical analysis of Neuman's systems model in relation to public health nursing. Journal of Advanced Nursing, Vol 18, 1917-1922.

NANDA Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC.

31