skp_ take home test - mini paper tematik

23
I. Kebijakan defisit anggaran mengakibatkan timbulnya kebutuhan untuk mencari sumber pembiayaannya. Sebutkan dan jelaskan berbagai alternatif pembiayaan defisit yang dapat dilaksanakan pemerintah! Berikan saran untuk alternatif pembiayaan yang paling tepat untuk tiga tahun ke depan beserta alasannya! Perkembangan nilai defisit dalam APBN kita adalah suatu fenomena yang menarik. Di kala dunia perekonomian negara-negara barat mengalami keterpurukan dengan nilai defisit di atas 10% dari PDB mereka, nilai defisit negara kita pada tahun ini hanya sekitar 2%-an. Bahkan tahun 2012 direncanakan nilai defisit kita hanya 1,53%. Namun tetap saja untuk menutupi kekurangan dalam defisit itu pemerintah harus melakukan talangan utang dari pinjaman negara. Pada umumnya pinjaman dalam jumlah besar dapat disediakan oleh lembaga-lembaga keuangan internasional seperti World Bank, IMF, ADB dan sebagainya berupa pinjaman luar negeri. Dapat pula pinjaman luar negeri berasal dari negara-negara seperti contohnya Jepang. Selain itu alternatif sumber pembiayaan pemerintah dapat berasal dari dalam negeri. Alternatif ini, contoh yang lumayan menjadi pembicaraan belakangan ini, dapat berupa obligasi pemerintah atau surat utang negara, dimana perkembangan surat-surat utang negara ini menjadi diminati karena pemerintah sedang memiliki record yang baik jika dibandingkan dengan dunia perekomonian negara-negara barat. Bentuknya bermacam-macam seperti SUN yang mengakomodir investor besar, hingga ORI dan Sukri (Sukuk Negara Ritel) yang mengakomodir

Upload: anton-wijaya

Post on 27-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKP_ Take Home Test - Mini Paper Tematik

I. Kebijakan defisit anggaran mengakibatkan timbulnya kebutuhan untuk mencari

sumber pembiayaannya. Sebutkan dan jelaskan berbagai alternatif pembiayaan

defisit yang dapat dilaksanakan pemerintah! Berikan saran untuk alternatif

pembiayaan yang paling tepat untuk tiga tahun ke depan beserta alasannya!

Perkembangan nilai defisit dalam APBN kita adalah suatu fenomena yang menarik.

Di kala dunia perekonomian negara-negara barat mengalami keterpurukan dengan nilai

defisit di atas 10% dari PDB mereka, nilai defisit negara kita pada tahun ini hanya sekitar

2%-an. Bahkan tahun 2012 direncanakan nilai defisit kita hanya 1,53%. Namun tetap saja

untuk menutupi kekurangan dalam defisit itu pemerintah harus melakukan talangan utang

dari pinjaman negara.

Pada umumnya pinjaman dalam jumlah besar dapat disediakan oleh lembaga-

lembaga keuangan internasional seperti World Bank, IMF, ADB dan sebagainya berupa

pinjaman luar negeri. Dapat pula pinjaman luar negeri berasal dari negara-negara seperti

contohnya Jepang. Selain itu alternatif sumber pembiayaan pemerintah dapat berasal dari

dalam negeri. Alternatif ini, contoh yang lumayan menjadi pembicaraan belakangan ini,

dapat berupa obligasi pemerintah atau surat utang negara, dimana perkembangan surat-

surat utang negara ini menjadi diminati karena pemerintah sedang memiliki record yang baik

jika dibandingkan dengan dunia perekomonian negara-negara barat. Bentuknya bermacam-

macam seperti SUN yang mengakomodir investor besar, hingga ORI dan Sukri (Sukuk

Negara Ritel) yang mengakomodir investor-investor ritel. Beberapa model pembiayaan dari

dalam negeri di atas akan dibahas lebih lanjut di bawah.

SUN adalah Surat Utang Negara berupa surat pengakuan utang yang pembayaran

bunga dan pokoknya dijamin oleh pemerintah sesuai dengan masa berlakunya. Dana SUN

dipakai pemerintah selain untuk membiayai defisit APBN juga dipakai untuk menutup

kekurangan kas jangka pendek dalam satu tahun anggaran. SUN terdiri dari dua jenis,

pertama, Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang berjangka waktu sampai dengan 12

bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto. Maksudnya, bunga diperhitungkan

sebagai diskon harga penjualan awal SUN saat penerbitan. Kedua, Obligasi Negara yang

Page 2: SKP_ Take Home Test - Mini Paper Tematik

berjangka waktu lebih dari 12 bulan dengan kupon atau pembayaran bunga secara

diskonto.

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang SUN menyebutkan, SUN diterbitkan

dalam dua bentuk, yaitu berdasarkan ada tidaknya warkat serta diperdagankan atau

tidaknya SUN di pasar sekunder. SUN dengan warkat adalah surat berharga yang

kepemilikannya berupa sertifikat, baik atas nama atau atas tunjuk, sehingga setiap orang

yang menguasai sertifikat adalah pemilik yang sah. Sementara SUN tanpa warkat atau

scriptless adalah surat berharga yang kepemilikannya dicatat secara elektronik. Adapun

SUN yang diperdagangkan adalah SUN yang diperjualbelikan di pasar sekunder, baik di

dalam maupun luar negeri. Perdagangan dilakukan melalui bursa atau di luar bursa, yang

biasa disebut over the counter (OTC). SUN yang tidak diperdagankan adalah SUN yang

tidak diperjualbelikan di pasar sekunder. Ini biasanya diterbitkan secara khusus untuk

pemodal institusi tertentu, baik domestik atau asing, yang berminat memiliki SUN sesuai

dengan kebutuhan portofolio investasinya.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan,

total nilai surat utang negara yang bisa diperdagangkan hingga 9 september 2011 mencapai

Rp 703,98 triliun. Yang menarik, saat ini investor asing menguasai porsi terbesar SUN

tersebut. Jumlah kepemilikan investor asing di surat utang pemerintah mencapai Rp 251,23

triliun. Jumlah ini mewakili 35,7% dari total SUN yang diterbitkan pemerintah. Porsi

kepemilikan SUN terbesar berikutnya dipegang perbankan sebesar Rp 223,15 triliun dan

Bank Indonesia (BI) Rp 3,44 triliun. Urutan selanjutnya adalah industri reksadana Rp 48,49

triliun, industri asuransi Rp 93,28 triliun, industri dana pensiun Rp 35,79 triliun, industri

sekuritas Rp 90 miliar dan lain-lain Rp 48,51 triliun. Besarnya minat kalangan pemodal

terhadap SUN bukan tanpa sebab. Dari sisi keamanan saja, dibandingkan dengan

instrumen investasi lain, SUN lebih aman, sebab pembayaran SUN dijamin oleh pemerintah

sehingga risiko gagal bayarnya kecil.

1

Page 3: SKP_ Take Home Test - Mini Paper Tematik

Alternatif lain yang dipakai pemerintah adalah Obligasi Ritel Indonesia (ORI) yang

ditujukan ke individu atau perorangan warga negara indonesia. Berbeda dari SUN yang

mana tidak sembarang orang bisa berinvestasi di SUN karena membutuhkan modal yang

besar; bisa miliaran rupiah, karena membidik investor ritel, nilai investasi minimalnya kecil,

yakni hanya Rp 5 juta. Selain itu, jika bunga SUN dibayarkan tiap enam bulan sekali, maka

untuk ORI dibayarkan setiap bulan. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian

Keuangan terakhir kali telah menerbitkan ORI008 selama dua pekan pada pertengahan

Oktober lalu. Hanya saja, walaupun pemerintah sudah menerbitkan ORI yang memang

ditujukan untuk kalangan ritel, instrumen investasi ini masih didominasi kalangan korporat.

Jadi, saat ini belum banyak kalangan ritel atau indivudu yang berivestasi di ORI. Ada

beberapa alasan yang menyebabkan minat investor berinvestasi di ORI minim. Di antaranya

belum ada pasar yang jelas bagi investor ORI saat ingin menjual kembali surat berharganya

itu. Selain itu, tidak ada standar harga yang ditetapkan sehingga jarak harga jual dan harga

beli sangat jauh yang menyebabkan pertumbuhan harga tidak bisa dinikmati investor.

Sebenarnya agak disayangkan bahwa pada penerbitan SUN maupun ORI terdapat

beberapa kurang pengendalian atau salah sasaran. Penerbitan SUN selama ini mungkin

telah berhasil menyokong pemerintah dalam kebutuhan menutupi defisit anggaran. Aliran

dana pun lebih banyak berasal dari luar negeri. Namun itu berarti pembayaran

pengembalian dan bunga juga akan ke luar negeri. Kemudian pada penerbitan ORI yang

direncanakan menggaet kalangan ritel, ternyata masih didominasi kalangan korporat. Ini

sudah merupakan kegagalan tujuan dikeluarkannya ORI itu sendiri. Alangkah baiknya jika

pengawasan dilakukan sejalan dengan diterbitkannya kebijakan, terutama pengawasan

yang hubungannya dengan kinerja; efektifitas dan efisiensi. Apabila kebijakan yang

membolehkan penerbitan SUN bagi investor luar negeri menimbulkan efek samping

pembayaran yang lebih besar ke luar negeri, perlu dilakukan pengukuran-pengukuran

ekonomis sebagai antisipasi apabila aliran dana ke luar negeri itu menimbulkan efek domino

terhadap instrumen kesehatan finansial negara lainnya. Kemudian, apabila penerbitan ORI

2

Page 4: SKP_ Take Home Test - Mini Paper Tematik

ternyata gagal menjaring kalangan yang diinginkan, tentu perlu dievaluasi kelebihan-

kelebihan apa yang masih bisa diambil oleh pemerintah jika ingin melanjutkan penerbitan

ORI tersebut, sehingga alternatif-alternatif pembiayaan ini dapat dianggap masih baik untuk

dilakukan di masa-masa mendatang oleh pemerintah.

3

Page 5: SKP_ Take Home Test - Mini Paper Tematik

II. Penetapan anggaran perlu memperhatikan kesinambungan fiskal (fiscal

sustainability) agar pemerintah tidak terjebak dalam hutang yang tidak terbayar.

Berikan komentar terhadap kebijakan APBN 2012 dengan menganalisis utang

pemerintah, primary surplus, primary gap, serta kebijakan lain yang relevan!

APBN 2012 akhirnya telah disahkan setelah mengalami berbagai cerita menarik

seperti kalah populernya Penyampaian Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait

RUU APBN Tahun Anggaran 2012 dan Nota Keuangannya di DPR dan DPD pada 16

Agustus 2011 oleh berita tertangkapnya tersangka korupsi Nazaruddin di Kolombia

beberapa saat sebelumnya dan atas cerita ngambeknya Badan Anggaran DPR membahas

RAPBN 2012 yang diduga diawali dari diperiksanya empat unsur pimpinan Badan Anggaran

oleh KPK atas dugaan keterlibatan dalam kasus korupsi.

Pengesahan dilakukan dalam rapat paripurna yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR

Anis Mattapada 28 Oktober 2011.Dalam APBN itu pemerintah dan DPR menyepakati

sejumlah asumsi makro ekonomi: pertumbuhan ekonomi 6,7 persen, inflasi 5,3 persen, nilai

tukar rupiah Rp8.800,- per dolar AS, tingkat suku bunga tiga bulan 6 persen dari asumsi 6,5

persen, harga minyak 90 dolar AS per barel dan lifting minyak 950 ribu barel per hari.

Defisit APBN 2012 yang direncanakan sebesar 1,53% merupakan hasil perubahan

dari adanya dana tambahan senilai Rp 1,6 triliun yang menambal defisit senilai 0,02% dari

1,55% yang mana dana tersebut diambil dari pos dana optimalisasi senilai Rp 12,8 triliun.

Selain untuk menurunkan defisit sebesar Rp 1,6 triliun, dana tambahan juga akan digunakan

untuk menambah anggaran pendidikan sebesar Rp 2,1 triliun dan alokasi dana tambahan

untuk kementerian/lembaga sebanyak Rp 9,1 triliun. Pos dana optimalisasi sebelumnya

sudah disepakati senilai Rp 11,6 triliun, tetapi atas kesepakatan dalam pembahasan RAPBN

2012 untuk mengambil tambahan anggaran Rp 1,2 triliun dari belanja pemerintah pusat

maka total dana tambahan netto disepakati pada angka Rp 12,8 triliun.

4

Page 6: SKP_ Take Home Test - Mini Paper Tematik

Pemerintah dengan melakukan pengurangan defisit anggaran menunjukkan bahwa

kondisi fiskal Indonesia cukup aman dan yakin masih dalam batas-batas kerangka

konsolidasi fiskal untuk menjaga APBN tetap sehat, terkendali serta manageable untuk

mewujudkan kesinambungan fiskal (fiscal sustainability).

Namun Menteri Keuangan Agus Martowardojo sempat mengatakan bahwa

kementerian/lembaga yang tidak siap, agar tidak menerima anggaran atau pembiayaan dari

dana tambahan ini. Ini merupakan langkah yang tepat dan tegas untuk menghindari

penyalahgunaan anggaran. Di samping itu ini menjadi pencegahan awal atas pengeluaran-

pengeluaran yang efisien dan tidak efektif dalam pemerintahan.

Terkait dengan rencana-rencana pengeluaran pemerintah dalam APBN 2012 itu

tampak bahwa belanja subsidi dan gaji masih sangat mendominasi. Itu dinilai dapat

menghambat pertumbuhan ekonomi negara kita dalam tahun anggaran depan ini. Belanja

modal dalam APBN 2012 dinilai masih kecil. Belum lagi ditambah prosedur pencairan

anggaran yang masih rumit. Ditambah tantangan ekonomi ke depan semakin berat dengan

adanya krisis ekonomi yang terjadi di Amerika dan Uni Eropa yang berpengaruh terhadap

dunia perekonomian dunia termasuk Indonesia.

Krisis global yang terjadi sekarang ini disinyalir masih akan berdampak pada negara

emerging market atau negara berkembang. Untuk mengantisipasi ini, dalam APBN 2012

telah dipersiapkan beberapa pasal untuk mengantisipasi dampak dari krisis global ini. Pasal

dalam APBN 2012 untuk mengantisipasi krisis global salah satunya ada pada pasal 40 yaitu

penggunaan Saldo Anggaran Lebih (SAL) untuk stabilisasi pasar SBN domestik dengan

persetujuan DPR. Pasal selanjutnya adalah pasal 41 yaitu adanya pinjaman siaga untuk

ketahanan pangan serta pada pasal 43 APBN 2012 yaitu bolehnya pengeluaran yang dapat

melebihi pagu untuk antisipasi keadaan darurat dengan persetujuan DPR. Namun ini adalah

langkah terakhir Kementerian Keuangan dimana Kementerian Keuangan berharap bahwa

pasal-pasal ini pada prakteknya jangan sampai digunakan.

5

Page 7: SKP_ Take Home Test - Mini Paper Tematik

Kemudian di sisi pendapatan negara dan hibah disepakati angka sebesar Rp1.311,4

triliun dan belanja negara sebesar Rp1.435,4 triliun. Penerimaan perpajakan disepakati

sebesar Rp1.032,6 triliun dengan tax ratio sekitar 12,72 persen terhadap PDB dengan

penerimaan negara bukan pajak sekitar Rp278 triliun dan penerimaan hibah Rp0,8 triliun.

Sasaran penerimaan perpajakan 2012 merupakan target realistik berkaitan dengan masih

banyaknya berbagai kendala dalam menghimpun penerimaan perpajakan.

Untuk itu, pemerintah akan menempuh langkah strategis untuk meningkatkan

penerimaan perpajakan, seperti melaksanakan sensus pajak nasional, menyempurnakan

peraturan untuk menangani tax avoidance, transfer pricing, dan pengenaan pajak final, serta

melakukan pembenahan internal aparatur dan sistem perpajakan.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyebutkan bahwa berkaitan dengan

kebijakan subsidi, pemerintah sepakat mengenai perlunya dilakukan langkah rasionalisasi

beban subsidi khususnya subsidi BBM dan listrik secara bertahap dan mengalihkan ke

bentuk subsidi langsung kepada masyarakat kurang mampu. Peninjauan kembali dana

subsidi senenarnya merupakan langkah yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarkat,

terutama masyarakat yang melek pendidikan dan mengetahui bahwa beberapa kebijakan

sudsidi selama ini telah salah sasaran. Namun upaya perbaikan ke arah itu bukanah hal

yang mudah. Untuk mengeluarkan kebijakan tidak populer dengan menurunkan sepeser

nilai subsidi untuk barang-barang bersubsidi bermasalah, misalnya BBM dan listrik, akan

mengancam keberlangsungan karir politik para pemangku jabatan di pemerintahan.

Pada dasarnya besaran defisit yang direncanakan dalam APBN 2012 ini lebih kecil

daripada dalam APBN-P 2011 yang masih berada di atas 2%. Namun untuk membiayai sisa

defisit ini pemerintah masih berpangku pada pinjaman. Presiden SusiloBambang

Yudhoyono mengatakan untuk membiayai defisit anggaran itu, pemerintah berencana

menggunakan sumber-sumber pembiayaan baik dari dalam maupun luar negeri. Langkah itu

dilakukan dengan tetap berorientasi pada pembiayaan yang stabil dan berkelanjutan, serta

6

Page 8: SKP_ Take Home Test - Mini Paper Tematik

beban dan risiko seminimal mungkin. Presiden optimis bahwa untuk sumber utama

pembiayaan dalam negeri, masih bisa disandarkan dari penerbitan Surat Berharga Negara

atau SBN, sedangkan sumber pembiayaan luar negeri berasal dari pinjaman luar negeri,

berupa pinjaman program dan pinjaman proyek. Namun besaran rasio utang terhadap PDB

direncanakan turun dari 25% di akhir tahun 2011 menjadi 24% pada 2012. Optimisme

Presiden didasarkan atas pandangan pemerintah bahwa ketahanan fiskal kita secara umum

lebih baik daripada beberapa negara Eropa yang mengalami krisis fiskal dan utang

pemerintah akibat kenaikan defisit yang mencapai lebih dari 10% terhadap PDB. Dikatakan

bahwa ini merupakan penurunan yang sangat berarti jika dibandingkan dengan rasio utang

di 2004 yang mencapai 57%.

Penulis berharap bahwa padangan pemerintah adalah pandangan yang aplicable

dan didasari oleh perhitungan dengan parameter-paremeter yang dapat

dipertanggungjawabkan dan bukan lagi-lagi merupakan statement pencitraan. Salah satu

parameter non-ekonomis yang menjadi perhatian penulis adalah mentalitas aparatur negara

yang lekat dengan budaya korup dan secara tidak langsung melahirkan tatanan kerja

pemerintah yang tidak efisien dan tidak efektif. Alangkah baiknya jika juga dilaksanakan

perubahan yang tulus dalam penegakan hukum dan tatanan pengawasan untuk

mendampingi terlaksananya kebijakan ekonomi yang optimistis itu.

7

Page 9: SKP_ Take Home Test - Mini Paper Tematik

III. Desentralisasi fiskal di Indonesia telah berjalan selama sepuluh tahun. Salah satu

kebijakan yang paling penting adalah transfer atau dana perimbangan. Jelaskan

kriteria transfer yang baik, uraikan karakteristik dana perimbangan di Indonesia, serta

berikan saran untuk keijakan dana perimbangan di masa depan!

Desentralisasi diselenggarakan untuk mengakomodir kepentingan masyarakat tiap-

tiap daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini akan sesuai

diterapkan di Indonesia daripada sistem dekonsentrasi (sentralisasi) mengingat masyarakat

lokal kita memiliki keunikan masing-masing. Dalam dekonsentrasi delegation of authority

hanya menyangkut policy executing, yakni melaksanakan kebiakan yang sudah ditentukan

dari pemerinyah pusat, sedangkan dalam desentralisasi transfer of authority termasuk di

dalamnya policy making dan policy executing mengakomodir kewenangan membuat

kebijakan sendiri dan sekaligus melaksanakannya.

Jika dikaitkan dengan pembagian wilayah negara Republik Indonesia berdasarkan

desentralisasi, maka akan melahirkan Daerah Otonom, yaitu kesatuan masyarakat yang

mempunyai kewenangan mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan

republik Indonesia. Pemberian otonomi daerah sebagai perwujudan dari desentralisasi pada

hakekatnya memberikan kewenangan kepala daerah untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi

masyarakat (UU 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian dirubah menjadi UU

32/2004). Dengan otonomi diharapkan akan tercipta masyarakat yang kreatif – inovatif tanpa

ada kekangan dari pemerintah pusat.

Desentralisasi menurut berbagai pakar memiliki segi positif, diantaranya, secara

ekonomi meningkatkan efisiensi dalam penyediaan barang dan jasa publik yang dibutuhkan

masyarakat setempat, mengurangi biaya, meningkatkan output dan lebih efektif dalam

penggunaan sumber daya manusia. Secara politis, desentralisasi dianggap memperkuat

8

Page 10: SKP_ Take Home Test - Mini Paper Tematik

akuntabilitas, political skills dan integrasi nasional. Desentralisasi lebih mendekatkan

pemerintah dengan masyarakatnya, memberikan/menyediakan layanan lebih baik,

mengembangkan kebebasan, persamaan dan kesejahteraan (B.C. Smith : 1985).

Desentralisasi fiskal, sebagai salah satu bentuk instrumen pemerintah mempunyai

prinsip dan tujuan, antara lain untuk: (1) mengurangi kesenjangan fiskal antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah (vertical fiscal imbalance) dan antardaerah (horizontal fiscal

imbalance); (ii) meningkatkan kualitas pelayanan publik di daerah dan mengurangi

kesenjangan pelayanan publik antar daerah; (iii) meningkatkan efisiensi pemanfaatan

sumber daya nasional; (iv) tata kelola, transparan, dan akuntabel dalam pelaksaan kegiatan

pengalokasian Transfer ke Daerah yang tepat sasaran, tepat waktu, efisien, dan adil; (v) dan

mendukung kesinambungan fiskal dalam kebijakan ekonomi makro. Di damping itu, untuk

meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, kelapa daerah diberikan

kewenangan memungut pajak (taxing power).

Instrumen utama kebijakan desentralisasi fiskal adalah melalui kebijakan Transfer ke

Daerah, yang terdiri dari Dana Perimbangan dan Dana Otonomi Khusus. Adapun Dana

Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana

Alokasi Khusus (DAK), yang merupakan komponen terbesar dari dana Transfer ke Daerah.

Alokasi dana Transfer ke Daerah terus meningkat seiring dengan pelaksanaan otonomi

daerah dan desentralisasi fiskal dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 20,2 persen per

tahun.

Kebijakan Transfer ke Daerah oleh pemerintah diarahkan untuk: (i) mengurangi

kesenjangan fiskal antara Pemerintah dan daerah, dan antar daerah; (ii) meningkatkan

kualitas pelayanan publik di daerah dan mengurangi kesejangan pelayanan publik antar

daerah; (iii) mendukung kesinambungan fiskal nasional dalam mendukung kebijakan

ekonomi makro; (iv) meningkatkan kemampuan daerah dalam menggali kemampuan

ekonomi daerah; (v) meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya nasional; dan (vi)

9

Page 11: SKP_ Take Home Test - Mini Paper Tematik

meningkatkan sinkronisasi antara rencana pembangunan nasional dengan rencana

pembangunan daerah.

Pemerintah mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perekonomian daerah

dan kesejahteraan masyarakat melalui upaya percepatan penyaluran dana Transfer ke

Daerah dan mendorong pelaksanaan dan realisasi belanja pemerintah daerah. Untuk itu,

Pemerintah terus mendorong agar proses penetapan Peraturan Daerah (Perda) APBD

dapat dilakukan secara tepat waktu guna mempercepat realisasi belanja daerah.

Percepatan penetapan APBD dan realisasi belanja daerah harus dibarengi dengan

kualitas belanja daerah, yang dapat dilakukan antara lain melalui pola penganggaran yang

berbasis kinerja, penganggaran dalam kerangka penganggaran jangka menengah, dan

sistem pelaporan yang akuntabel, sebagaimana telah diatiur dalam pedoman pengelolaan

keuangan daerah dan standar akuntansi pemerintah. Percepatan penyaluran dana Transfer

ke Daerah, percepatan realisasi belanja daerah, dan peningkatan kualitas belanja daerah

diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pembangunan ekonomi

daerah tersebut harus diimbangi juga dengan pemerataannya, serta tingkat kesejahteraan

masyarakat antar daerah.

Daerah-daerah yang mempunyai alokasi dana per kapita besar, baik melalui

mekanisme dan adesentralisasi, dana dekonsentrasi, dan dana tugas pembantuan, maupun

dana instansi vertkal, seyogyanya juga mempunyai prestasi menngembirakan dalam hal

peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, maupun pengurangan jumlah

pengangguran. Namun demikian, berdasarkan hasil evaluasi menunjukkan bahwa beberapa

daerah yang memeperoleh dana per kapita besar ternyata masih memiliki indikator tingkat

kesejahteraan yang belum memuaskan dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif

lambat. Hali ini mengindikasikan bahwa pola belanja di beberapa daerah masih belum

optimal dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan pembangunan ekonomi

daerah.

10

Page 12: SKP_ Take Home Test - Mini Paper Tematik

Atas dasar itu kebijakan desentralisasi fiskal ke depan perlu diarahkan pada upaya

untuk reformulasi kebijakan transfer dana desentralisasi, penguatan taxing power daerah,

dan sinkronisasi dana desentraisasi dengan dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Di sisi

belanja upaya peningkatan efektivitas pengeluaran APBD akan dilakukan melalui

percepatan penetapan APBD, penerapan APBD berbasis kinerja, dan penerapan

penganggaran jangka menengah.

Kebijakan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah yang selama ini telah

dilakukan talah mengikuti pembagian kewenangan (money follows function). Hal ini berarti

bahwa hubungan keuangan antara pusat dan daerah perlu diberikan pengaturan

sedemikian rupa sehingga kebutuhan pengeluaran yang akan menjadi tanggung jawab

daerah dapat dibiayai dari sumber-sumber penerimaan yang ada. Namun tampaknya belum

disebutkan adanya unsur pengawasan dalam pelaksanaannya. Ada baiknya pengawasan

selalu dilakukan menjadi koridor agar pelaksanaan dan penggunaan dana senantiasa

transparan dan tepat sasaran.

11

Page 13: SKP_ Take Home Test - Mini Paper Tematik

IV. Ada beberapa pilihan untuk menyediakan barang dan jasa kepada masyarakat, yaitu

dengan mengadakan sendiri oleh pemerintah, membentuk badan usaha,

menyerahkan kepada sektor swasta, atau kerja sama antara pemerintah dan badan

usaha. Jelaskan keunggulan/kelemahan dan karakteristik barang atau jasa yang

sesuai untuk masing-masing bentuk tersebut! Apabila pemerintah hendak

membangun pusat pengelolaan limbah padat, bentuk apa yang menurut Anda paling

tepat?

Ada beberapa pilihan untuk menyediakan barang dan jasa kepada masyarakat,

antara lain dengan mengadakan sendiri oleh pemerintah, membentuk badan usaha,

menyerahkan pada sektor swasta, atau kerja sama antara pemerintah dan badan usaha.

Barang atau jasa yang pengadaannya yang dilakukan sendiri oleh pemerintah paling tidak

terdiri dari minimum requirement penyelenggaraan pemerintahan dimana pemerintah harus

menyediakan barang/jasa tersebut agar penyelenggaraan dapat terselenggara dengan

sebagaimana mestinya. Contohnya kebutuhan pertahanan dan keamanan dengan adanya

TNI dan Polri. Pemerintah juga sebagai penyelenggara negara harus menyediakan gedung-

gedung pemerintahan, kemudian pendidikan dasar dalam bentuk sekolah-sekolah negeri,

dan lain-lain. Penyediaan barang-barang publik tersebut oleh pemerintah akan menjadi

parameter bagi swasta untuk mengembangkan penyediaan barang publik komersial lainnya,

misalnya penyediaan jasa keamanan swasta dan sekolah swasta.

Barang-barang buplik yang penyediaannya dilakukan murni oleh pemerintah akan

mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu, seperti biaya perolehan yang relatif murah atau

karena penyediaan barang-barang seperti itu biasanya sudah merupakan kegiatan

pelayanan pemerintah untuk mendukung tetap terlaksananya penyelenggaraan negara.

Kemudian, barang/jasa tersebut akan berlaku nasional karena terkoordinasi oleh pmerintah

negara sebagai penyelenggaranya. Contohnya adalah KTP dan Ijazah Sekolah.

12

Page 14: SKP_ Take Home Test - Mini Paper Tematik

Namun struktur pemerintahan yang sangat birokratif dan mentalitas korup di negara

ini juga melahirkan kelemahan dalam penyediaan barang publik murni pemerintah. Kualitas

pada barang/jasa publik sangat lemah karena biaya pembuatannya kadang tidak memenuhi

standar kualitas. Mungkin dananya cukup tetapi sistem birokrasi yang tidak seperti swasta

menyebabkan biaya tepotong di sana-sini baik legal maupun terkorupsi. Masih dari sebab

yang sama, prosedur yang birokratif menyebabkan proses penyediaan barang/jasa publik

menjadi lama karena penyediaan barang/jasa publik murni pemerintah harus mengikuti

prosedur-prosedur legal tertentu.

Alternatif lain dalam penyediaan barang/jasa publik adalah melalui pembentukan

badan usaha. Penyediaan model ini bukan untuk kebutuhan utama penyelenggaraan

pemerintahan. Penyediaan model ini biasanya membutuhkan biaya produksi lumayan besar

dan membutuhkan teknologi tinggi. Contohnya Perusahaan Listrik Negara, PT Dirgantara

Indonesia, dll.

Alternatif ini mempunyai kelebihan bahwa barang/jasa yang dihasilkan mempunyai

kualitas lebih baik daripada laternatif yang pertama. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaannya

pun lebih baik. Selain itu karena ini berbentuk badan usaha, maka ada pemasukan bagi

pemerintah yang didapat dari pengguna barang/jasa ini. Dari segi pengaruh terhadap

perekonomian pun alternatif pengadaan melalui badan usaha ini akan menyerap tanaga

kerja, mancegah monopoli swasta, dan dapat menjadi salah satu sumber pendapatan

devisa.

Kekurangannya, karena bentuknya adalah badan usaha, maka tidak semua

masyarakat dapat ikut menikmati barang/jasa yang dihasilkan tanpa mengeluarkan

pengorbanan ekonomis sejumlah tertentu. Dan karena badan usaha tentu bertujuan untuk

mencari profit, maka pengorbana ekonomis masyarakat pun harus cukup tinggi untuk dapat

menikmati barang/jasa ini. Kemudian, dari sisi pemerintah, biasanya harus melakukan

pengeluaran subsidi yang membebani APBN.

13

Page 15: SKP_ Take Home Test - Mini Paper Tematik

Alteratif yang ke tiga adalah melalui penyediaan oleh swasta. Tentu saja penyediaan

barang/jasa publik jenis ini adalah untuk barang/jasa komersial dimana konsumen harus rela

mengeluarkan pengorbanan ekonomis senilai yang ditentukan produsen untuk dapat

menikmatinya. Barang-barang seperti ini biasanya berada pada pasar heterogen dan tidak

bersifat monopoli. Akibatnya barang yang ditawarkan biasanya memiliki kualitas yang

bagus. Selain itu pada kondisi yang sedemikian rupa, iklim perekonomian pada pasar di

lapangan sangat kompetitif sehingga harga pun saling bersaing. Biasanya pemerintah tidak

banyak turut campur pada penentuan harga, kualitas, dan sebagainya, kecuali untuk

beberapa penentuan koridor aturan main yang harus ditaati produsen untuk dapat tetap

melangsungkan bisnis di negara kita.

Untuk kelemahannya, yaitu bahwa barang/jasa yang mengedepankan kualitas

dan/atau bersifat eksklusif (bisa karena teknologi yang dibutuhkan cukup tinggi atau

komponen penyediaan lainnya yang cukup mahal) harus ditebus dengan pengorbanan

ekonomis dengan nilai yang cukup tinggi.

Alteratif ke empat adalah dengan kerjasama antara pemerintah dengan badan usaha

atau dapat disebut dengan Public-Private Partnership (PPP). Alternatif penyediaan ini

dilakukan apabiila pemerintah memiliki keterbatasan dana dalam rencana pemroduksiannya,

dan/atau karena penyediaan barang/jasa ini membutuhkan teknologi tinggi, sedangkan

produk barang/jasa yang dihasilkan dapat mendatangkan untung sehingga menarik

perhatian swasta. Contoh pelaksanaan PPP adalah berbagai penyediaan infrastruktur

seperti waduk, jalan tol, pembangkit listrik, dll. Dengan adanya kerjasama pemerintah

dengan swasta maka efektifitas dan efisiensi penyediaan barang/jasa dapat diharapkan

tinggi. Di sisi lain, pemerintah tetap memiliki peran pengedalian dalam

manajemen/penglelolaannya sehingga tujuan penyediaan layanan pada publik tetap terjaga.

Namun kemudian, karena penyediaan barang/jasa ini melibatkan birokrasi dengan

pemerintah, maka konsekuensinya adalah proses pelaksanaannya akan menjadi lama

karena harus mengikuti serangkaian prosedur legal tertentu.14

Page 16: SKP_ Take Home Test - Mini Paper Tematik

Dari berbagai karakteristik penyediaan barang/jasapublik di atas, pembangunan

pusat pengelolaan limbah padat merupakan mempunyai sifat-sifat yang cocok untuk

disediakan dengan metode PPP. Penyediaan pusat pengelolaan limbah padat tentu saja

bukan merupakan amanat perundangan agar tatanan pemerintahan tetap berjalan, namun

pembangunan pusat pengelolaan limbah padat tetap merupakan kebutuhan publik yang

besar dan karenanya pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk memastikan

ketersediaannya di masyarakat. Di sisi lain lagi, teknologi yang dibutuhkan tidak mungkin

disediakan langsung oleh pemerintah tanpa kerjasama dengan swasta. Dan swasta pun

tidak akan banyak atau mungkin tidak akan ada yang berminat dalam penyediaan

barang/jasa publik ini jika bukan karena adanya kerjasama seperti PPP ini.

15