studi kasus kel.7

29
Berkas Pasien A. Identitas Nama : Tn. I Jenis Kelamin : Laki-Laki Umur : 22 tahun Status Perkawinan : Single Pekerjaan : Magang Pendidikan : S1 Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Jl. Tembakau 3 no.47 Empang Tiga Kalibata Timur No. RM : 2012-09-31-22 Tgl. Periksa : 19 September 2013 B. Ananmnesis 1. Keluhan Utama : Kedua hidung tersumbat hilang timbul sejak 5 bulan SMRS 2. Keluhan Tambahan: Bersin, sakit kepala, cairan keluar dari hidung, cairan turun dari belakang hidung ke tenggorokan 3. Riwayat Penyakit Sekarang : 1

Upload: mohamad-ismu-adit

Post on 20-Jan-2016

51 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Studi kasus

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Kasus Kel.7

Berkas Pasien

A. Identitas

Nama : Tn. I

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 22 tahun

Status Perkawinan : Single

Pekerjaan : Magang

Pendidikan : S1

Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : Jl. Tembakau 3 no.47 Empang Tiga Kalibata Timur

No. RM : 2012-09-31-22

Tgl. Periksa : 19 September 2013

B. Ananmnesis

1. Keluhan Utama :

Kedua hidung tersumbat hilang timbul sejak 5 bulan SMRS

2. Keluhan Tambahan:

Bersin, sakit kepala, cairan keluar dari hidung, cairan turun dari

belakang hidung ke tenggorokan

3. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien laki-laki Tn.I datang ke RSUD Pasar Rebo dengan keluhan

hidung tersumbat hilang timbul sejak 5 bulan SMRS. Pasien mengeluh

sering bersin-bersin terutama pada pagi hari disertai dengan keluarnya

cairan dari hidung berwarna putih dan bening. Sering terasa ada cairan

yang turun dari belakang hidung ke tenggorokan sejak 1 bulan terakhir

ini. Pasien juga sering merasa pusing seperti di tusuk-tusuk di daerah dahi.

Pasien tidak mengelukan adanya nyeri daerah wajah dan dahi. Kepala

dirasakan berat terutama pada waktu bangun di pagi hari dan bertambah

1

Page 2: Studi Kasus Kel.7

saat sujud sewaktu sholat. Pasien tidak mengelukan napas nya menjadi

bau. Tidak ada keluhan demam, mual dan muntah. Pasien menyangkal

adanya riwayat mimisan dan penuruan berat badan yang drastis. Pasien

tidak mengeluh ada nya gangguan penciuman. Pasien memiliki riwayat

alergi terhadap udara dingin sejak kecil.

Pasien pernah berobat ke RSUD Pasar Rebo namun hanya di beri obat

pengencer dahak, dan obat pelega saluran napas, namun masih tetap

belum sembuh dan sering kambuh. Pasien dianjurkan untuk menjalankan

operasi sinus, namun pasien masih merasa lebih baik dengan obat.

Keluhan sering sakit gigi disangkal. Keluhan penciuman berbau tidak

sedap disangkal. Keluhan gangguan pendengaran disangkal dan gejala

gatal pada mata seperti, merah dan berair disangkal.

4. Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien sudah berulang kali mengalami keluhan serupa. Riwayat sering

batuk dan pilek sudah sering dirasa sebelumnya. Riwayat asma disangkal.

Riwayat penyakit hipertensi, kencing manis dan batuk-batuk lama

disangkal.

5. Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat alergi terhadap cuaca dingin pada adik dan ibu pasien.

6. Riwayat Sosial Ekonomi :

Pasien adalah seorang mahasiswa yang tinggal di rumah bersama satu

orang adik perempuannya. Adiknya berusia 19 tahun yang juga

merupakan mahasiswa. Pasien mendapatkan kiriman dari orang tua

sebesar Rp. 500.000,- setiap bulannya.

Pendapatan tersebut dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan

makan sehari-hari dan kebutuhan tambahan lainnya ( jajan, membeli

2

Page 3: Studi Kasus Kel.7

bahan bakar kendaraan dan lainnya). Pasien mengaku tidak ada sisa dari

hasil pendapatan yang dapat ditabung.

7. Riwayat Kebiasaan :

Pasien memiliki pola makan yang tidak teratur dikarenakan nafsu

makan pasien yang menurun semenjak sakit. Tn. I lebih sering membeli

makanan di Warteg dibandingkan memasak sendiri di rumah dengan

alasan lebih praktis. Biasanya Tn.I membeli makanan berupa nasi, ikan,

telur, tahu, tempe, terkadang ayam, dan jarang sayur-mayur.

Pasien menyangkal mengkonsumsi minum-minuman beralkohol dan

juga tidak merokok. Untuk pekerjaan rumah sehari-hari, pasien

mengerjakan urusan rumah bersama-sama dengan adik pasien. Pasien

memiliki waktu khusus untuk berolahraga kick boxing tiap minggu dan

adik pasien berolahraga senam seminggu tiga kali.

Pasien selalu di kamar yang ber-ac begitu tiba di rumah dan sering

berada di dalam rumah.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Sakit ringan

2. Kesadaran : Compos mentis

3. Vital Sign :

- Tekanan darah : 110/70 mmHg

- Nadi : 68x / menit

- Pernapasan : 20x / menit,

- Suhu : 36,8 oC

- Berat Badan : 61 kg (pada tanggal 19 September 2013)

4. Status Generalis :

Kepala

- Bentuk : Normocephal

3

Page 4: Studi Kasus Kel.7

- Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut

- Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak

iktrerik, pupil isokor, refleks cahaya

langsung dan tidak langsung (+).

- Telinga : Bentuk normal, membran timpani intak

- Hidung : Bentuk normal, septum nasi di tengah,

Terdapat krista, choncae media

hipertrofi bilateral

- Pemeriksaan Sinus : Sinus maksilaris : nyeri tekan (-)

Sinus Etmoidalis : nyeri tekan (-)

Sinus Frontalis : nyeri tekan (-)

- Mulut : Bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor,

tidak hiperemis, tidak ada nyeri

menelan, karies gigi (-), karang gigi (-)

Leher

Deviasi trakhea (-), pembesaran kelenjar tiroid dan KGB (-), JVP 5+0

cmH2O

Thoraks

a. Cor :

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra

Perkusi : Batas atas : ICS III linea sternalis dextra

Batas kanan : ICS IV linea parasternalis dextra

Batas kiri : ICS IV linea linea mid clavicula dan

linea axilaris anterior sinistra

Batas paru hati : ICS IV linea midklavikula dextra

Auskultasi : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)

4

Page 5: Studi Kasus Kel.7

b. Pulmo :

Anterior Posterior

Inspeksi Dinding dada simetris

Retraksi -/-

Tertinggal gerak -/-

Dinding dada simetris

Retraksi -/-

Tertinggal gerak -/-

Palpasi Fremitus D=S

Tertinggal gerak -/-

Fremitus D=S

Tertinggal gerak -/-

Perkusi Sonor di seluruh lapang paru

Sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi

Suara napas dasar vesikuler +/+

Rhonki -/-

Wheezing -/-

Suara napas dasar vesikuler +/+

Rhonki -/-

Wheezing -/-

Abdomen

- Inspeksi : Perut datar simetris

- Palpasi : Nyeri tekan (-)

Hepar dan lien tidak teraba

- Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen

- Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas

- Superior : Akral hangat

Clubbing finger (-/-)

Edema (-/-)

Sianosis (-/-)

5

Page 6: Studi Kasus Kel.7

- Inferior : Akral hangat

Clubbing finger (-/-)

Edema (-/-)

Sianosis (-/-)

D. Pemeriksaan Penunjang :

a. Rontgen : Pada pasien ini didapatkan gambaran pada foto rontgen sinus

paranasal pada tanggal 14 Maret 2013. Tampa ada nya perselubungan di

sinus maxillaris bilateral, frontalis kiri, hipertrofi choncae bilateral.

Memberikan kesan rhinosinusitis.

Gambar 1. Foto Rontgen Sinus Posisi Waters dan Lateral Tn.I

Berkas Keluarga

A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga

a. Identitas Kepala keluarga : Ny.T, usia 59 tahun

b. Identitas Pasangan : - (divorced)

c. Struktur Komposisi Keluarga : The single parent family

6

Page 7: Studi Kasus Kel.7

Tabel 2. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

No. NamaStatus

Keluarga

Jenis

KelaminUsia Pendidikan Pekerjaan

1 Tn.I Anak Laki-laki 22 tahun S1 Mahasiswa

2 Nn. B AnakPerempua

n19 tahun SMA Mahasiswa

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 3. Lingkungan Tempat Tinggal

Status kepemilikan rumah : Milik sendiri

Daerah perumahan : Padat penduduk

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah : 8 x 17 m2 Tn. I tinggal di rumah milik sendiri. Terdiri dari satu ruang tamu, satu ruang keluarga, empat kamar tidur, ruang makan, dan dapur. Total penghuni di rumah tersebut sebanyak 3 orang. Ventilasi udara dan pencahayaan baik terdapat enam jendela di bagian depan rumah yang selalu dibuka setiap pagi. Terdapat jamban keluarga, tempat pembuangan sampah dan air bersih tersedia serta kondisi lingkungan yang tidak terlalu padat.

Jumlah penghuni dalam satu rumah : 2 orang

Luas halaman rumah : Tidak ada

Bertingkat

Lantai rumah dari : Keramik

Dinding rumah dari : Tembok

Jamban keluarga : Ada

Tempat bermain : Tidak ada

Penerangan listrik : 2000 watt

Ketersediaan air bersih : Ada

Tempat pembuangan sampah : Ada

7

Page 8: Studi Kasus Kel.7

RUANG TAMU

KAMAR 1

RUANG PERPUSTAKAAN

RUANG MUSIK

TERAS

GARASI I GARASI II

KAMAR MANDI 1

LANTAI 1

b. Kepemilikan barang – barang berharga

Keluarga ini memiliki :

- Dua buah mobil

- Tiga buah televisi

- Dua buah lemari es

- Satu buah kompor gas

- Dua buah kipas angin

- Lima buah air conditioner

- Lima buah handphone

c. Denah rumah

Gambar 2. Denah Lantai 1 Rumah Keluarga Tn. I

Gambar 3. Denah Lantai 2 Rumah Keluarga Tn.

8

Page 9: Studi Kasus Kel.7

RUANG MAKAN KAMAR 3

RUANG KELUARGA

KAMAR 2

DAPUR

KAMAR 4

WC

BALKON

LANTAI 2

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

a. Jenis tempat berobat : Rumah Sakit

b. Asuransi / Jaminan Kesehatan : Prudensial (Rawat Inap)

4. Sarana Pelayanan Kesehatan

Tabel 4. Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Naik kendaraan roda

empat

Paisen biasa berobat ke

Rumah Sakit Umum

Daerah Pasar Rebo. Jarak

yang ditempuh 10 km dari

rumah dengan

menggunakan kendaraan

roda empat. Pasien juga

Tarif pelayanan kesehatan Bayar sendiri

Kualitas pelayanan

kesehatan

Menurut keluarga kualitas

pelayanan kesehatan yang

didapat cukup memuaskan

9

Page 10: Studi Kasus Kel.7

merasa puas dengan

pelayanan kesehatan yang

ada di Puskesmas.

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasan makan :

Pasien memiliki kebiasaan pola makan yang tidak teratur.

Pasien mengaku bahwa dia makan tidak sesuai jam makan tergantung

nasfsu makannya. Menu makanannya sehari-hari bervariasi. Pasien

lebih sering membeli makanan di Warteg dibandingkan memasak

sendiri di rumah karena dirasakan lebih praktis. Biasanya menu yang

dibeli dan dimakan sehari-hari adalah nasi, ayam atau ikan, telur, tahu,

tempe, sayur-mayur, buah dan susu.

Keluarga Tn. I membiasakan diri untuk mencuci tangan

sebelum dan setelah makan, dan setiap orang menggunakan gelas

masing-masing sendiri.

.

b. Menerapkan pola gizi seimbang :

Menu makanan 4 sehat 5 sempurna adalah makanan yang

terdiri dari nasi, lauk dan pauk, sayur, buah, dan susu. Menu makan

sehari-hari keluarga Tn. I yang biasa disajikan terdiri dari nasi, ikan

dan terkadang ayam, tahu, tempe, serta mengkonsumsi sayur, buah,

dan susu. Pola makan pasien selama 3 hari terakhir sebagai berikut:

Tabel 5. Food Recall Pola Makan Tn. I Selama Tiga Hari Terakhir

Tanggal Pagi Siang Malam

16 September 2013

Telur dadar 1 potong, Roti 1 potong, Susu Hangat 1 gelas 400ml

Nasi Goreng 1 porsi, air putih 1 gelas 400ml

Sate Ayam 1 porsi, air putih 1 gelas 400ml

10

Page 11: Studi Kasus Kel.7

17 September 2013

Mie Instan 2 bungkus, Susu Hangat 1 gelas 400ml

Nasi 1 porsi, Ikan lele 1 ekor, Air Putih 1 gelas

400ml

Sate Ayam 1 porsi, Air putih 1 gelas 400ml

18 September 2013

Mie Instan 2 bungkus, Susu Hangat 1 gelas 400ml

Nasi 1 porsi, Capcay 1 porsi, Fuyung Hai setengah potong, Jus Jeruk 1 gelas 400ml

Sate Ayam 1 porsi, air putih 1 gelas 400ml

c. Antropometri Pasien :

a) Tinggi Badan = 175 cm

b) Berat Badan = 61 Kg

c) Berat Badan Ideal = (152-100) – (152-100)10%

= 67,5 Kg

d) Indeks Massa Tubuh = 61/(1,752) = 19,92

Tabel 6. Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan IMT Menurut Kriteria Asia

Pasifik (WHO, 2010)

Kesan : Berat badan Tn. I berdasarkan IMT adalah berat badan kisaran normal

11

Page 12: Studi Kasus Kel.7

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga :

Pasien tahu dan peduli terhadap kesehatannya sehingga pasien

memiliki kemauan untuk menjalani pengobatan secara teratur.Adik

pasien selalu mengawasi dan mengingatkan pasien untuk minum obat

secara teratur dan mendukung pasien untuk rutin kontrol berobat ke

dokter.Orang tua pasien juga turut mengawasi pola makan pasien dan

memberi pasien makanan yang bergizi agar pasien mau lebih banyak

makan terutama sayuran dan buah-buahan.Keluarga pasien sangat

berharap penyakit pasien bisa sembuh secara sempurna dan tidak

kambuh lagi.

Biaya pelayanan kesehatan diperoleh pasien dari orang tua nya

yang bekerja di luar kota.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga :

Orang tua pasien yang tinggal di luar kota mengakibatkan

jarang nya komunikasi yang mereka lakukan. Komunikasi hanya

dilakukan lewat telpon seminggu sekali sehingga orang tua jarang

mengingatkan pasien untuk menjaga kesehatan nya sendiri.

Kurangnya kesadaran anggota keluarga untuk membiasakan

membersihkan lingkungan rumah.Hal ini disebabkan karena anggota

keluraga memiliki kesibukan masing-masing dan tidak adanya pekerja

yang membantu menyelesaikan pekerjaan rumah.

B. Genogram

1. Bentuk keluarga :

Bentuk keluarga ini adalah the single parent family yang terdiri dari

Ny. T sebagai kepala keluarga dan tiga orang anaknya Nn. B, Tn. Y dan

Tn.I.

12

Page 13: Studi Kasus Kel.7

Tn. B, COD (?) saat usia 67 thn

Tn. B, 62 thn

Ny. S, 85 thn

Ny. T, 59 thn

Tn. W, 28 thn Tn. I, 22 thn Nn. B, 19 thn

Ny. I 49 thn Tn. Y 55 thn

Tn. A, 19 thn

2. Tahapan siklus keluarga :

Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari

Duvall (1985) dan Friedman (1998), tahapan siklus keluarga pasien

termasuk pada tahap keluarga dengan anak usia remaja (family with

teenagers)

3. Family map

Gambar 4. Family Map Keluarga Ny. N

Keterangan :

: Laki - laki : Perempuan

: Pasien Laki-laki : Meninggal (laki-laki)

13

Page 14: Studi Kasus Kel.7

: Hubungan pernikahan : Garis keturunan

: Tinggal serumah

C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat Dalam Keluarga

Pasien masih belum berkeluarga (single). Pasien hanya tinggal berdua

saja dengan adik pasien di rumah dan tidak tinggal serumah dengan orang tua

pasien yang tinggal di luar kota. Rumah hanya dibersihkan seminggu sekali

karena pasien dan adik pasien jarang berada di rumah dan baru ada di rumah

saat malam hari. Saat ada di rumah, pasien selalu berada di kamar ber-ac dan

cenderung dinyalakan dalam suhu yang cukup dingin.

Pasien saat ini mengalami rhinosinusitis kronis. Namun gejala serupa

juga dirasakan oleh adik pasien dan kakak

Pasien tinggal di rumah milik sendiri di lingkungan yang tidak terlalu

padat penduduk. Penduduk sekitar rumah adalah pensiunan yang rata-rata tidak

memiliki kebiasaan merokok.

Pencahayaan dan ventilasi rumah pasien sendiri cukup dan jendela

selalu dibuka setiap pagi. Namun ventilasi rumah kerap berdebu karena belum

dibersihkan.

Pasien lebih suka membeli makanan di Warteg yang tidak dapat

dijamin tingkat kebersihannya dibandingkan memasak sendiri di rumah.

Pasien terbiasa mencuci tangan dengan baik dan benar menggunakan sabun

dan air mengalir serta mengeringkan dengan lap bersih, baik sebelum atau

sesudah makan. Pasien menggunakan gelas sendiri-sendiri sebagai peralatan

minum. Pasien dan anggota keluarga memiliki jadwal olahraga sendiri.

Pasien tidak memiliki penghasilan sendiri. Untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari diperoleh dari hasil kiriman dari orang tua. Dengan

pendapatan per bulannya kira-kira Rp. 500.000,00.. Hal ini menyebabkan

14

Page 15: Studi Kasus Kel.7

hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

D. Diagnosis Holistik

a. Aspek personal : (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran, persepsi individu

mengenai penyakitnya)

Pasien datang berobat ke RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur karena

pasien merasa sangat terganggu dengan gejala dari penyakit yang

dideritanya, seperti bersin-bersin, hidung berair dan kepala pusing yang

terutama di rasakannya di pagi hari. Dengan datang berobat, pasien berharap

penyakitnya akan segera sembuh sehingga tidak lagi merasakan gejala

tersebut yang telah mengganggu aktifitasnya selama ini, sebab pasien

khawatir jika tidak berobat, penyakit yang dideritanya ini akan menjadi lebih

parah sehingga gejala yang di rasakan akan semakin memberatkannya dan

pasien tidak dapat melakukan aktivitasnya lagi. Menurut pasien, Sinusitis

adalah penyakit infeksi yang menyerang rongga sinus yang dapat di

sembuhkan jika meminum obat teratur dan menghindari faktor faktor yang

dapat mencetuskan gejala tersebut. Pasien yakin bahwa penyakitnya dapat

disembuhkan sehingga aktifitasnya tidak terganggu lagi dan dapat hidup

seperti orang normal.

b. Aspek klinik : (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Diagnosis kerja : Sinusitis kronis

Dasar diagnosis : Dari anamnesis riwayat penyakit sekarang, pemeriksaan

fisik dan pemeriksaaan penunjang

Diagnosis banding : -

c. Aspek risiko internal (faktor- faktor internal yang mempengaruhi masalah

kesehatan pasien):

Faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan Tn. I adalah

pasien mempunyai riwayat alergi dengan udara dingin sejak kecil yang di

15

Page 16: Studi Kasus Kel.7

turunkan dari ibu nya. Selan itu, pasien juga memiliki kebiasaan yang kurang

sehat, seperti pasien malas untuk makan sayur dan buah, sering berada di

ruangan berAC, jarang membersihkan kamar dan rumahnya sehingga

berdebu, jarang mencuci tangan dengan sabun.

Pasien masih rajin solat. Bagi pasien, sakit bukanlah penghalang untuk

tetap beribabadah kepada Allah.

d. Aspek psikososial keluarga (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi

masalah) :

Anggota keluarga sangat membantu dalam proses pengobatan.

Walaupun kedua orang tua keluarga Tn.I sudah bercerai dan Tn.I hanya

tinggal berdua dengan adiknya, namun Tn.I sangat yakin dan optimis bahwa

penyakitnya dapat sembuh. Seluruh anggota keluarganya pun sangat

mendukung dalam penyembuhan pasien. Adiknya yang tinggal satu rumah

dengan Tn.I sering mengingatkan Tn.I untuk meminum obat jika pasien lupa

minum obat.

Walaupun Tn.I berobat dengan biaya pribadi, Masalah pengobatan ini

tidak menjadi masalah bagi Tn.I, sebab keluarga ini termasuk keluarga yang

cukup mampu sehingga tidak memberatkan baginya. Perjalanan menuju

RSUD Pasar Rebo yang ditempuh pasien selama kurang lebih 25 menit

dengan menggunakan mobil pribadi nya.

Lingkungan yang tidak terlalu padat penduduk dan perilaku warga di

sekitar tempat tinggal pasien selama ini baik, sehingga tidak terlalu

mempengaruhi kesehatan pasien saat ini. Pencahayaan dan ventilasi rumah

pasien pun sudak cukup baik karena Tn.I dan keluarga mengetahui betapa

pentingnya ventiasi.

Status ekonomi keluarga yang termasuk ekonomi menengah ke atas,

tidak menyulitkan Tn,I dan keluarga dalam pemenuhan kehidupan sehari-hari

termasuk makanan gizi seimbang, sehingga keseimbangan nutrisi pasien

terpenuhi.

16

Page 17: Studi Kasus Kel.7

e. Aspek fungsional ( tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari- hari ):

Tn.I adalah seorang sarjana yang kerjaan utama sehari harinya adalah

belajar. Sebelum sakit, Tn.I semangat sekali dalam melakukan berbagai

aktivitas rutinnya. Namun, setelah Tn.I menderita penyakit ini, Tn.I merasa

terganggu namun masih dapat melakukan aktifitasnya sehari-hari.

Menurut skor ECOG aktivitas menjalankan fungsi sosial pasien

memiliki nilai 0, yaitu sepenuhnya aktif dapat mengerjakan aktivitas sama

seperti sebelum sakit tanpa ada hambatan.

E. Rencana Pelaksanaan (sesuai dengan kelima aspek diatas)

Tabel 7. Rencana Pelaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan

Aspek Personal

Menjelaskan kepada pasien dan anggota keluaraga bahwa : Penyakit Sinusitis kronis

merupakan penyakit yang memerlukan pengobatan yang teratur.

Memberikan harapan dan semangat berobat dengan menyampaikan bahwa Sinusitis merupakan penyakit yang dapat disembuhkan

Memberitahu dan mengingatkan pasien untuk menghindari faktor faktor yang dapat mencetuskan gejala penyakit sinusitis. Seperti tidak terlalu lama berada

Pasiendan adik pasien

Saat pasien berobat ke Puskesmas dan saatkunjungan ke rumah pasien.

Pasien dan anggota keluarga mengetahui dan memahami penyakit pasien sehingga kecemasan pasien bisa berkurang.

Pasien mau terus berobat

Mengurangi kontak dengan berbagai faktor pencetus yang dapat menimbulkan gejala penyakit Sinusitis.

17

Page 18: Studi Kasus Kel.7

di ruangan berAC, menghindari debu rumah menghindari serbuk bunga dan bulu kucing.

Aspek klinik

Menjelaskan kepada pasien dan anggota keluarga tentang penyakit pasien dan terapi yang diberikan kepada pasien.

Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit Sinusitis Kronis Alergika ini merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor yang dapat menimbulkan timbulnya gejala penyait ini.

Memberitahuan dan mengingatkan pasien untuk selalu menutup mulut jika sedang bersin-bersin.

Memberikan antibiotik dan dekongestan untuk mencegah adanya infeksi dan menghilangkan pembengkakan mukosa serta membuka sumbatan ostium sinus. Antibiotik yang dipilih penisilin sperti amoksisilin 500 mg 3x sehari diminum selama 10 hari.

Pasien dan anak pasien

Saat pasien berobat dan kunjungan ke rumah pasien

Pasien dan anggota keluarga pasien mengetahui dan memahami penyakit pasien dan memahami tujuan dari terapi yang diberikan

Keluhan klinis dapat diminimalisir sehingga pasien dapat beraktifitas seperti biasanya.

Terhindarnya ketertularan kuman penyakit ke orang lain di saat pasien sedang bersin bersin

Aspek risiko internal

Menganjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat dengan memakan makanan bergizi seimbang dan makan 3x/hari.

Menghentikan kebiasaan yang tidak benar, seperti

Pasien dan adik pasien

Saat kunjungan ke rumah pasien.

Pasien mengkonsumsi makanan dengan menu yang lebih bervariatif, sehat, dan bergizi

Membiasakan perilaku hidup

18

Page 19: Studi Kasus Kel.7

tidak memebersihkan kamar atau perabot rumah dari debu dan tidak berada terlalu lama di ruangan berAC

bersih dan sehat Mencegah

timbulnya gejala Sinusitis dengan menghindari faktor-faktor yang mempermudah timbulnya gejala sinusitis

Aspek psikososial keluarga

Memberi dukungan dan saran kepada pasien agar selalu sabar, tidak mudah putus asa dalam menjalani pengobatan

Membantu mengingatkan pasien agar pasien rutin meminum obat.

Mengingatkan pasien dan anggota keluarga agar selalu menjaga kebersihan rumah agar terbebas dari debu dan mengecilkan volume AC kamar agar tidak terlalu dinggin.

Pasien dan adik pasien

Saat kunjungan ke rumah pasien.

Pasien tidak putus asa dalam proses pengobatan yang dijalani.

Pasien menjadi teratur meminum obat.

Terciptanya lingkungan rumah yang bersih dan sehat.

Aspekfungsional

Menyarankan pasien beraktivitas seperti biasa namun segera beristirahat jika terasa lelah.

Pasien dan anggota keluarga pasien

Pada saat kunjungan ke rumah.

Mencapai kondisi kesehatan yang optimal agar aktivitas sehari- hari tetap dapat dilakukan.

F. Prognosis

1. Ad vitam : Ad bonam

2. Ad sanationam : Ad bonam

3. Ad functionam : Ad bonam

19

Page 20: Studi Kasus Kel.7

20