skizofrenia - blok 22 oips

39
Skizofrenia dengan Tipe Paranoid Inge Pradita 102010234 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731 e-mail : [email protected] Pendahuluan Kesehatan adalah suatu kondisi yang bukan hanya bebas dari penyakit, cacat, kelemahan tapi benar-benar merupakan kondisi positif dan kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang memungkinkan untuk hidup produtif. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, individu dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya agar segala kebutuhannya dapat terpenuhi tingkat sosial di masyarakat lebih tinggi. Hal ini merupakan dambaan setiap manusia. Gangguan jiwa adalah penyakit non fisik, seyogianya kedudukannya setara dengan penyakit fisik lainnya. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai gangguan yang Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 1

Upload: giannaoshin

Post on 14-Apr-2016

226 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ikj skizo

TRANSCRIPT

Page 1: Skizofrenia - Blok 22 Oips

Skizofrenia dengan Tipe Paranoid

Inge Pradita

102010234

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

e-mail : [email protected]

Pendahuluan

Kesehatan adalah suatu kondisi yang bukan hanya bebas dari penyakit, cacat,

kelemahan tapi benar-benar merupakan kondisi positif dan kesejahteraan fisik, mental dan

sosial yang memungkinkan untuk hidup produtif. Manusia adalah makhluk sosial yang

membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Untuk memenuhi kebutuhan

tersebut, individu dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya agar segala kebutuhannya

dapat terpenuhi tingkat sosial di masyarakat lebih tinggi. Hal ini merupakan dambaan setiap

manusia.

Gangguan jiwa adalah penyakit non fisik, seyogianya kedudukannya setara dengan

penyakit fisik lainnya. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai gangguan

yang menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut dalam arti

ketidak mampuan serta invalisasi baik secara individu maupun kelompok akan menghambat

pembangunan, karena tidak produktif dan tidak efisien. Gangguan jiwa (mental disorder)

merupakan salah satu empat masalah kesehatan utama di Negara-negara maju, modern dan

indrustri keempat kesehatan utama tersbut adalah penyakait degeneratif, kanker, gangguan

jiwa dan kecelakaan. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak di anggap sebagai gangguan

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 1

Page 2: Skizofrenia - Blok 22 Oips

jiwa yang menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut dalam

arti ketidakmampuan serta invaliditas baik secara individu maupun kelompok akan

menghambat pembangunan, karena tidak produktif dan tidak efisien.

Skizofrenia merupakan psikosis fungsional paling berat, dan menimbulkan

disorganisasi personalitas terbesar, pasien tidak mempunyai realitas, sehingga pemikiran dan

perilakunya abnormal. Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering, hampir

1% penduduk dunia menderita psikotik selama hidup mereka di Amerika. Skizofrenia lebih

sering terjadi pada Negara industri terdapat lebih banyak populasi urban dan pada kelompok

sosial ekonomi rendah. Walaupun insidennya hanya 1 per 1000 orang di Amerika Serikat,

skizofrenia seringkali ditemukan di gawat darurat karena beratnya gejala, ketidakmampuan

untuk merawat diri, hilangnya tilikan dan pemburukan sosial yang bertahap. Kedatangan

diruang gawat darurat atau tempat praktek disebabkan oleh halusinasi yang menimbulkan

ketegangan yang mungkin dapat mengancam jiwa baik dirinya maupun orang lain, perilaku

kacau, inkoherensi, agitasi dan penelantaran

Skenario

Seorang pemuda berusia 25 tahun dibawa kepuskesmas oleh orangtuanya karena

malam tidak bisa tidur, bicara melantur, mengatakan dirinya adalah nabi terakhir yang

diyakini setelah ia mendengar suara bisikan ditelinganya saat ia sedang memancing dikolam

dekat rumahnya.

Anamnesis 1

Wawancara pada kasus-kasus Psikiatrik memerlukan keterampilan khusus dan harus

memperhatikan beberapa keadaan pasien,keluarga pasien dan juga pemeriksa (dokter). Pasien

seringkali malu-malu mengemukakan masalah emosionalnya. Pasien seringkali tidak terbuka

mengatakan gejala/keluhan yang dia rasakan atau bahkan menyampaikan secara berlebihan.

Dokter/pemeriksa perlu menjaga kerahasiaan pasien. Disamping melakukan autoanamnesa

seperti pada pemeriksaan pasien lainnya, sering dalam menghadapi atau memeriksa pasien

psikiatrik dibutuhkan alloanamnesa dari keluarga terdekat, teman, tetangga atau aparat/orang

yang mengantar atau mendampingi pasien.1

o Riwayat Penyakit sekarang1

- Onset, deviasi dan perubahan gejala dari waktu ke waktu

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2

Page 3: Skizofrenia - Blok 22 Oips

- Stress pemicu khususnya tentang kehilangan, kematian, PHK atau kehilangan

uang/harta

- Persepsi pasien tentang dirinya atau persepsi orang lain tentang pasien (pasangan,

orang tua)

- Gangguan dan pengobatan sebelumnya

- Kemampuan adaptasi sosial (pekerjaan, sekolah dll)

o Riwayat pribadi1

- Perkembangan

- Informasi tentang perkembangan usia dini (riwayat kehamilan).

- Temperamen waktu kecil, kejadian penting dalam keluarga (kematian,

perpisahan, perceraian).

- Riwayat sekolah, teman, stabilitas keluarga, penelantaran atau penganiayaan,

hubungan pasien dengan orang tua, saudara kandung dan teman merupakan

barometer penting

o Riwayat Sosial1

- Apakah pasien pendiam dan tidak berkawan atau banyak kawan

- Apakah ada perubahan kepribadian yang dirasakan oleh pasien atau diamati

oleh keluarga atau teman

- Status perkawinan dan taraf fungsi seksual sekarang

- Riwayat pekerjaan (sekarang, diberhentikan, pindah-pindah pekerjaan, sudah

berapa kali pindah dan alasan pindah) masalah alkohol atau perilaku anti

sosial

- Riwayat berhubung dengan aparat (masalah disipilin atau tindak kekerasan)

o Riwayat Keluarga1

- Riwayat penyakit genetic, sikap keluarga terhadap gangguan jiwa dan

pengobatannya

- Riwayat masalah kesehatan jiwa pada anggota keluarga (gangguan jiwa,

problem NAFZA, usaha bunuhdiri, dll)

- Riwayat jenis obat yang berhasil baik untuk terapi gangguan yang sama.

Kemungkinan obat yang sama juga akan beraksi baik terhadap pasien

sekarang

o Riwayat Psikiatrik 1

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 3

Page 4: Skizofrenia - Blok 22 Oips

- Perlu dicatat dalam riwayat penyakit sekarang

- Masalah kesehatan jiwa sebelumnya, Riwayat pengobatan: nama dokter dan

tempatnya, jenis obat, dosis dan hasil terapi

o Riwayat penggunaan atau penyalahgunaan zat:

- Narkotika, Psikotropika, Alkohol, Nikotin

o Riwayat perilaku buruk

- Kebiasaan berjudi, Kekerasan dalam rumah tangga, Kebiasaan yang bersifat

anti sosial

Pemeriksaan fisik1

Keadaan Umum

jenis kelamin, usia, rawat diri (Penting untuk menentukan/memperkirakan prognosis pasien)

Contoh: tampak seorang laki-laki sesuai usia, dengan rawat diri cukup. Pemeriksaan tanda-

tanda vital meliputi suhu, denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah1

Kesadaran1

o Compos mentis, Somnolen, Stupor, Delirium: kesadaran menurun disertai

bingung, gelisah, takut, dan halusinasi. Penderita menjadi tidak dapat diam.

o Koma: ketidaksadaran berat, pasien sama sekali tidak memberikan respon

terhadap stimuli.

o Koma vigil: keadaan koma tetapi mata tetap terbuka.

o Kesadaran berkabut: kesadaran menurun yang disertai dengan gangguan

persepsi dan sikap

o Twilight state (dreamy state): kesadaran menurun disertai dengan halusinasi,

biasanya terjadi pada epilepsy

Pemeriksaan tanda vital adalah pemeriksaan umum yang dilakukan oleh dokter untuk

menilai kondisi pasien sama baik atau buruk. Antara pemeriksaan yang dilakukan

ialah memeriksa suhu tubuh,nadi,tekanan darah dan frekuensi nafas pasien

Orientasi (orang, waktu, tempat, dan situasi)1

Misalnya : menunjuk foto dan bertanya foto siapa itu? Sekarang jam berapa?

Sekarang ada dimana? Atau dimana kamu tinggal, dimana kamu dilahirkan?

Sikap, Tingkah Laku1

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 4

Page 5: Skizofrenia - Blok 22 Oips

Aktivitas (hiperaktif, normoaktif, hipoaktif), kerjasama (kooperatif, nonkooperatif),

psikomotor (jika ada)

Bentuk kelainan psikomotor yang dapat diamati:1

o Echopraxia: menirukan gerakan orang lain

o Katatonia

o Katalepsi: pasien tidak bergerak dan cenderung mempertahankan posisi tertentu.

o Fleksibilitas serea: gerakan yang diberikan oleh pemeriksa secara perlahan, dan

kemudian dipertahankan oleh pasien.

o Negativisme: gerakan menentang/tidak mematuhi perintah.

o Katapleksi: tonus otot menghilang sementara dikarenakan emosi

o Stereotipi: aktivitas fisik atau bicara yang diulang-ulang

o Manerisme: gerakan involunter yang stereotipik

o Otomatis perintah: mengikuti perintah secara otomatis

o Mutisme: tak bersuara

o Agresi: perbuatan menyerang, baik verbal maupun fisik, disertai afek

marah/benci.

Working Diagnosa : Skizofrenia Paranoid

Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, “schizein”yang berarti “terpisah”atau

“pecah”, dan “phren” yang artinya “jiwa”. Pada skizofrenia terjadi pecahnya atau

ketidakserasian antara afeksi, kognitif dan perilaku. Secara umum, simptom skizofrenia dapat

dibagi menjadi tiga golongan: yaitu simptom positif, simptom negative, dan gangguan dalam

hubungan interpersonal.

Menurut beberapa pendapat mengenai pengertian skizofren :

Menurut Chaplin J.P., Skizofrenia adalah istilah umum untuk sekelompok reaksi

psikotik yang dikarakteristikkan dengan menarik diri dari gangguan emosional dalam

kehidupan, afeksi, serta tergantung pada tipenya. Adanya halusinasi, waham, tingkah laku

negativitistik, dan deteriorasi yang agresif.1

Menurut PPDGJ III, Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi

penyebab (belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tidak selalu bersifat kronis atau

“deteriorating”) yang luas serta sejumlah akibat yang bergantung pada perimbangan pengaruh Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 5

Page 6: Skizofrenia - Blok 22 Oips

genetik, fisik, sosial budaya. Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental

dan karakteristik dari pikiran dan persepsi serta oleh efek yang tidak wajar atau tumpul.

Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun

kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.2

Skizofrenia adalah diagnosis psikiatri yang menggambarkan gangguan mental yang

ditandai oleh kelainan dalam persepsi atau ungkapan realitas. Distorsi persepsi dapat

mempengaruhi semua lima indera, termasuk penglihatan, pendengaran, rasa, bau dan

sentuhan, tapi paling sering bermanifestasi sebagai halusinasi pendengaran, delusi paranoid

atau aneh, atau pidato teratur dan berpikir dengan disfungsi sosial atau pekerjaan yang

signifikan. Studi menunjukkan bahwa genetika, lingkungan awal, neurobiologi, proses

psikologis dan sosial merupakan faktor penyumbang penting. Peningkatan dopamin aktivitas

di jalur mesolimbic otak secara konsisten ditemukan pada individu skizofrenia. Andalan

pengobatan obat antipsikotik, obat jenis ini terutama bekerja dengan menekan aktivitas

dopamin.2

Skizofrenia dapat di klasifikasikan :

1. Tipe paranoid

Tipe ini yang paling sering, gejalanya sangat konsisten, sering paranoid, asien dapat atau

tidak bertindak sesuai dengan wahamnya. Pasien ini sering tidak kooperatif dan sulit untuk

mengadakan kerjasama, dan mungkin agresif, marah, atau ketakutan dan paling sering pasien

memperlihatkan inkoherensi/disorganisasi. Waham dan halusinasi menonjol sedangkan afek

dan pembicaraan hampir tidak terpengaruh. Beberapa contoh gejala paranoid yang paling

sering di temukan yaitu:3

- Waham kejar, rujukan, kebesaran, waham dikendalikan, dipengaruhi dan

cemburu.

- Halusinasi akustik berupa ancaman, perintah atau menghina.

o Criteria diagnostic menurut PPDGJ-III 2

Halusinasi dan waham harus menonjol

Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah atau

halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal dan bunyi pluit, mendengung, atau

bunyi tawa

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 6

Page 7: Skizofrenia - Blok 22 Oips

Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual atau lain-lain

perasaan tubuh halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol

Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan atau

passivity, dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang

paling khas Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta

gejala katatonik secara relative tidak nyata dan tidak menonjol

o Criteria diagnostic menurut DSM-IV 2

- Preokupasi dengan satu atau lebih waham atau halusinasi dengar yang

menonjol. Tidak ada yang berikut ini yang menonjol : bicara terdisorganisasi

atau katatonik, atau afek yang datar atau tidak sesuai4

- Waham persekutorik (waham kejar) atau waham kebesaran.

- Pasien skizofrenik paranoid biasanya berumur lebih tua daripada pasien

skizofrenik terdisorganisasi atau katatonik jika mereka mengalami episode

pertama penyakitnya.

- Pasien yang sehat sampai akhir usia 20 atau 30 tahunan biasanya mencapai

kehidupan social yang dapat membantu mereka melewati penyakitnya. Juga,

kekuatan ego paranoid cenderung lebih besar dari pasien katatonik dan

terdisorganisasi.

- Pasien skizofrenik paranoid menunjukkan regresi yang lambat dari

kemampuan mentalnya, respon emosional, dan perilakunya dibandingkan tipe

lain pasien skizofrenik.

- Pasien skizofrenik paranoid tipikal adalah tegang, pencuriga, berhati-hati, dan

tak ramah. Mereka juga dapat bersifat bermusuhan atau agresif. Pasien

skizofrenik paranoid kadang-kadang dapat menempatkan diri mereka secara

adekuat didalam situasi social. Kecerdasan mereka tidak terpengaruhi oleh

kecenderungan psikosis mereka dan tetap intak.5

2. Tipe hebefrenik

Skizofrenia Hebrefrenik permulaanya subakut dan sering timbul pada masa remaja antara

15-25 tahun. Gejala yang mencolok ialah gangguan proses fikir, gangguan kemauan dan

adanya depersonalisasi atau double personalitty. Gangguan psikomotor seperti mannerism,

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 7

Page 8: Skizofrenia - Blok 22 Oips

neologisem atau perilaku kekanak-kanakan sering terdapat pada herbefrenia, waham dan

halusinasi banyak sekali. 3

3. Tipe katatonik

Beberapa bentuk katatonik:3

o Stupor katatonik atau mutisme yaitu pasien tidak merespon terhadap lingkungan

atau orang. Pasien menyadari hal-hal yang sedang berlangsung disekitarnya.

o Negativisme katatonik yaitu pasien melawan semua perintah-perintah atau usaha-

usaha untuk menggerakkan fisiknya.

o Rigiditas katatonik yaitu pasien secara fisik sangat kaku.

o Postur katatonik yaitu pasien mempertahankan postur yang tidak biasa.

o Kegembiraan katatonik yaitu pasien sangat aktif dan gembira yang mungkin dapat

membahayakan jiwanya karena kelelahan.

4. Tipe residual

Pasien dalam keadaan remisi dari keadaan akut tetapi masih memperlihatkan gejala-gejala

residual (penarikan diri secara social, efek datar atau tak serasi, perilaku esentrik, asosiasi

melonggar, atau pikiran tidak logis).3

5. Tipe simpleks

Tipe ini adalah suatu diagnosis yang sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung

pada pemastian perkembangan yang berlangsung perlahan, progresif dari gejala negatif yang

khas dari skizofrenia residual tanpa adanya halusinasi, waham atau manifestasi lain tentang

adanya suatu episode psikotik sebelumnya dan disertai dengan perubahan-perubahan yang

berkmakna pada perilaku perorangan, yang bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang

mencolok, kemalasan dan penarikan diri secara social.3

6. Tipe tidak tergolongkan

Perjalan penyakit skizofrenia dapat di klasifikasikan sebagai penyakit berlangsung terus-

menerus, episodik dengan atau tanpa gejala residual diantara episode, atau episode tunggal

dengan remisi sempurna atau parsial. Gejala-gejala cenderung tumpang tindih dan diagnosis

dapat berpindah-pindah dari satu subtipe ke subtipe lain sesuai dengan perjalanan waktu.3

Diagnosis banding

1. Gangguan waham

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 8

Page 9: Skizofrenia - Blok 22 Oips

Waham merupakan suatu keyakinan atau pikiran yang salah karena bertentangan dengan

kenyataan (dunia realitas), serta dibangun atas unsur-unsur yang tak berdasarkan logika,

namun individu tidak mau melepaskan wahamnya walaupun ada bukti tentang

ketidakbenaran atas keyakinan itu. Keyakinan dalam bidang agama dan budaya tidak

dianggap sebagai waham

Penyebab sebenarnya tidak diketahui ada beberapa factor:

Factor biologi:

• Penyakit fisik (misal: tumor otak)

• Kelainan neurologic (system limbic dan ganglia basalis)

Factor psikodinamik:

• Isolasi sosial

• Hipersensitif (reaksi farmasi, proyeksi dan denial)5

Bentuk-bentuk waham dapat di bedakan sebagai berikut :

o Waham yang sistematik

Yaitu waham yang sesudah dianalisis, memperlihatkan suatu pola sentral tertentu

yang kemudian dibesar-besarkan atau ditambah-tambah secara rapi menjadi

sistematik. Walaupun unsur-unsur dasarnya salah dan tak logis, akhirnya diperoleh

suatu waham yang telah terbentuk dan berkembang secara konsekuen

o Waham yang non sistematik

Waham yang bekembang secara luas, tetapi tidak memperlihatkan suatu pola sentral

o Waham kebesaran (delusi megaloman)

Waham yang ekspansif, hendak meyakinkan orang tentang kebesaran daripada

individu bersangkutan (seperti jadi tuhan, presiden, panglima besar, dan sebagainya)

o Waham kehinaan (delusi nihilistic)

Waham yang hendak meyakinkan orang tentang sifat hina diri, rendah, miskin,

hampa, sia-sia dan sebagainya daripada individu yang bersangkutan, hal yang mana

sama sekali bertentangan dengan kenyataan

o Waham tuduhan diri

Keyakinan berdosa dan bersalah yang irrealistik dan irrasional. Konsekuensinya

adalah kepercayaannya bahwa sudah selayaknya ia harus dihukum berat atau

menjalani hukuman mati sekalipun

o Waham kejaran (delution of persecution)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 9

Page 10: Skizofrenia - Blok 22 Oips

Waham individu itu senantiasa dikejar-kejar oleh orang atau sekelompok yang

bermaksud berbuat jahat kepadanya

o Waham sindiran

Waham bahwa individu yang bersangkutan itu selalu disindir oleh orang-orang

disekitarnya. Biasanya individu yang memiliki waham sindiran itu mencari-cari

hubungan antara dirinya dengan individu-individu sekitarnya yang bermaksud

menuduh atau menyindir hal-hal yang tak senonoh kepada dirinya.5

Gejala klinis waham5

1) Deskripsi umum

Orang dengan gangguan waham biasanya berdandan dengan baik dan berpakaian baik, tanpa

adanya bukti adanya disintegrasi nyata pada kepribadian atau aktivitas harian. Tetapi

mungkin saja terlihat eksentrik, aneh, pencuriga, atau bermusuhan.

2) Mood, perasaan dan afek

- Mood penderita gangguan waham konsisten dengan isi wahamnya. Seorang

poenderita dengan waham kebesaran adalah euphoria, seorang penderita dengan

waham kejar adalah pencuriga

- Gangguan persepsi dengan gangguan waham tidak memiliki halusinasi yang

menonjol atau menentap. Menurut DSM-IV waham raba atau cium mungkin

ditemukan jika hal tersebut adalah konsisten dengan waham, sebagai contohnya

wahan aromatik tentang bau badan

3) Orientasi

- Penderita dengan gangguan waham tidak memiliki kelainan dalam orientasi kecuali

pada mereka yang memiliki waham spesifik tentang orang, tempat dan waktu

4) Daya ingat

- Daya ingat dan kondisi kognitif lainnya adalah intak pada pasien dengan gangguan

waham

5) Kejujuran

- Penderita dengan gangguan waham biasanya dapat dipercaya informasinya, kecuali

jika hal tersebut membahayakan wahamnya.11

1. Psikosis akut

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 10

Page 11: Skizofrenia - Blok 22 Oips

Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan individu menilai

kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.

Gangguan psikotik singkat/akut didefinisikan sebagai suatu gangguan kejiwaan yang terjadi

selama 1 hari sampai kurang dari 1 bulan, dengan gejala psikosis, dan dapat kembali ke

tingkat fungsional premorbid.

Penyebabnya belum diketahui secara pasti, Satu atau lebih faktor stres berat, seperti

peristiwa traumatis, konflik keluarga, masalah pekerjaan, kecelakaan, sakit parah, kematian

orang yang dicintai, dan status imigrasi tidak pasti, dapat memicu psikosis reaktif singkat.

Bunuh diri adalah suatu keprihatinan pada fase psikotik maupun fase depresif pascapsikotik.

Sejumlah indikator telah dihubungkan dengan prognosis yang baik. Pasien dengan ciri-ciri

tersebut memiliki kemungkinan kecil untuk kemudian menderita skizofrenia atau suatu

gangguan mood. Penegakan diagnosis gangguan psikotik singkat di Indonesia ditegakkan

melalui Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa Edisi ke III (PPDGJ III).

Berikut kriteria diagnostik gangguan kepribadian histrionik berdasarkan PPDGJ III:

(a) Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka waktu gejala-gejala

psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan

sehari-hari, tidak termasuk periode prodromal yang gejalanya sering tidak jelas)

(b) Adanya sindrom yang khas ( berupa “polimorfik” = beraneka ragam dan berubah cepat,

atau “schizophrenia-like” = gejala skizofrenik yang khas).

(c) Adanya stres akut yang berkaitan ( tidak selalu ada, sehingga dispesifikasi dengan

karakter tanpa penyerta stres akut, dengan penyerta stres akut). Tidak ada gangguan

dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode manik atau episode depresif, walaupun

perubahan emosional dan gejala-gejala afektif individual dapat menonjol dari waktu ke

waktu. Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium dan demensia. Tidak

merupakan intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan.5

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium

Tidak ada hasil laboratorium spesifik yang ditemukan pada skizofrenia. Pemeriksaan

berikut harus dilakukan pada semua pasien, dari awal penyakit sampai seterusnya: 6

o Hitung darah lengkap (Complete Blood Count)

o Tes fungsi hati, tiroid, dan ginjal

o Kadar elektrolit, glukosa, B12, asam methylmalonic serum, folat, dan kalsium

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 11

Page 12: Skizofrenia - Blok 22 Oips

o Jika terdapat kecurigaan pada riwayat pasien, periksa HIV, ANA, kultur dan

sensitivitas urin untuk melihat adanya penyalahgunaan obat; kortisol, dan tes urin

24-jam untuk melihat adanya porfirin, tembaga, atau logam berat.

o Jika pasien adalah wanita usia subur, penting dilakukan tes kehamilan

o Jika curiga adanya neurosifilis, lakukan tes spesifik treponema

Pemeriksaan Brain Imaging

CT Scan

Penelitian awal yang menggunakan tomografi komputer (CT computed tomography)

pada populasi skizofrenia mungkin telah menghasilkan data yang paling awal dan paling

meyakinkan bahwa skizofrenia dapat dipercaya sebagai penyakit otak. Penelitian tersebut

telah secara konsisten menunjukan bahwa pasien skizofrenia mempunyai pembesaran

ventrikel lateral dan ventrikel ketiga dan suatu derajat penurunan volume kortikal. Peneliti

CT lainnya telah melaporkan asimetrisitas serebral yang abnormal, penurunan volume

serebelum, dan perubahan densitas otak pada skizofrenia. Beberapa data menyatakan bahwa

ventrikel lebih besar pada pasien dengan tardive dyskinesia. Juga, beberapa data menyatakan

bahwa pembesaran ventrikel adalah lebih sering ditemukan pada pasien laki-laki.

PET scan1

- Turunnya metabolism lobus frontal dan parietal

- Metabolism posterior lebih tinggi pada umumnya

- Laterlitas abnormal

CBF (cerebral blood flow)1

- kadar istirahat aliran frontal turun

- Aliran darah parietal meningkat

- Aliran darah otak keseluruhan turun

-

MRI

Resolusi unggul dari MRI (Magnetik Resonance Imaging) telah menghasilkan

beberapa laporan bahwa volume kompleks hipokampus-amigdala dan gyrus parahipokampus

adalah menurun pada pasien skizofrenia. Satu penelitian akhir menemukan suatu penurunan

spesifik dari daerah otak tersebut di hemisfer kiri dan bukan hemisfer kanan.1,5

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 12

Page 13: Skizofrenia - Blok 22 Oips

(Gambar 1: Perbandingan foto MRI penderita Skizofrenia dan orang normal)

Etiologi

Factor Biologis

- Integrasi teori biologis

Daerah otak utama yang terlibat dalam skizofrenia adalah struktur limbic, lobus

frontalis, dan ganglia basalis. Thalamus dan batang otak juga terlibat karena peranan

thalamus sebagai mekanisme pengintegrasi dan batang otak serta otak tengah

merupakan lokasi utama bagi neuron aminergik ascenden.7

- Hipotesis dopamine

Skizofrenia disebabkan Karena terlalu banyak aktivitas dopaminergik dan tidak

memperinci apakah hiperaktifitas dopaminergik adalah karena terlalu banyaknya

pelepasan dopamine, terlalu banyaknya reseptor dopamine atau kombinasi mekanisme

tersebut. Neuron dopaminergik didalam jalur tersebut berjalan dari badan selnya

diotak tengah ke neuron dopaminoseptif disistem limbic dan korteks serebral. Peranan

penting bagi dopamine dalam patofisiologi skizofrenia adalah penelitian yang

mengukur konsentrasi plasma metabolit dopamine utama, yaitu homovanillic acid

pada plasma yang meningkat.7

- Neurotransmitter lainnya7

a) Serotonin

Aktivitas serotonin telah berperan dalam perilaku bunuh diri dan

impulsive yang juga dapat ditemukan pada pasien skizofrenik

b) Norepinefrin

System noradrenergic memodulasi system dopaminergic dengan cara

tertentu sehingga kelainan system noradrenergic predisposisi pasien

untuk relaps

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 13

Page 14: Skizofrenia - Blok 22 Oips

c) Asam amino

Neurotransmitter asam amino inhibitor gamma-aminobutiric acid

(GABA) mengalami penurunan dihipokampus yang menyebabkan

hiperaktivitas neuron dopaminergik dan noradrenergic

- Neuropatologi7

o System limbic

System limbic karena peranannya dalam mengendalikan emosi. Pada

penelitian ditemukan penurunan ukuran daerah termasuk amigdala,

hipokampus, dan girus parahipokampus.

o Ganglia basalis

Karena ganglia basalis terlibat dalam mengendalikan pergerakan, dengan

demikian patologi pada ganglia basalis dilibatkan dalam patologi

skizofrenia.

- Psikoneuroendokrinologi

Beberapa data menunjukan data penurunan konsentrasi luteinzing hormone-foliccle

stimulating hormone (LH/FSH), kemungkinan dihubungkan dengan onset usia dan

lamanya penyakit.7

Faktor Genetika

Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang menderita skizofrenia jika anggota

keluarga lainnya juga menderita skizofrenia dan kemungkinan penderita skizofrenia

berhubungan dekat dengan saudara tsb (contoh : sanak saudara derajat pertama atau

derajat kedua). Petanda kromosom terletak pada lengan panjang kromosom 5, 11, dan

18; lengan pendek kromosom 15 dan kromosom X adalah yang paling sering

dilaporkan.7

Faktor Psikososial

Klinisi harus mempertimbangkan factor psikologis yang mempengaruhi skizofrenia

o Teori tentang pasien individual

a) Teori psikoanalitis

Sigmund freud mendalilkan bahwa skizofrenia disebabkan oleh fiksasi dalam

perkembangan yang terjadi lebih awal dari yang menyebabkan perkembangan

neurosis.freud juga mendalikan bahwa adanya defek ego juga berperan pada

skizofrenia

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 14

Page 15: Skizofrenia - Blok 22 Oips

b) Teori psikodinamika

Pandangan psikodinamika cenderung menganggap hipersensitivitas terhadap

stimulus persepsi yang didasarkan secara konstitusional sebagai suatu defisit

c) Teori belajar

Anak-anak yang menderita skizofrenia mempelajari reaksi dan cara berfikir

yang irasional dengan meniru orang tuanya yang mungkin memiliki masalah

emosionalnya sendiri yang bermakna

d) Cedera kepala

Cedera kepala traumatis, seperti jatuh atau kecelakaan lalu lintas yang

berkelanjutan atau sering, dapat membuat orang lebih mungkin

mengembangkan skizofrenia. Penelitian juga menunjukkan bahwa cedera

kepala saat kanak-kanak dapat mengarah pada perkembangan skizofrenia pada

orang yang sudah rentan terhadap itu.

o Teori tentang keluarga

Perilaku keluarga yang patologis bermakna meningkatkan stress emosional yang

harus dihadapi pasien skizofrenik yang rentan.7

Epidemiologi

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering. Hampir 1% penduduk di

dunia menderita skizofrenia selama hidup mereka. Skizofrenia adalah salah satu kondisi

kesehatan mental serius yang paling umum. National Survey of Psychiatric Morbidity 2000

di Inggris menemukan bahwa 5 di 1000 orang mengalami gangguan psikotik (termasuk

skizofrenia dan depresi manik). Pria dan wanita sama-sama dipengaruhi oleh kondisi

tersebut. Pada pria, skizofrenia biasanya dimulai antara usia 15 dan 30. Pada wanita,

skizofrenia biasanya terjadi kemudian, dimulai antara usia 25 dan 30. Prevalensi, morbiditas

dan keparahan presentasi adalah lebih besar pada area urban daripada rural, area

industrialisasi dari nonindustrialisasi. Naiknya prevalensi di golongan sosioekonomi

rendah.1,8,9

Data WHO tahun 2000 menunjukan prevalensi skizofrenia adalah 0,5%, sedangkan

berdasarkan National Institute of Mental Health, prevalensi skizofrenia di seluruh dunia

adalah sekitar 1,1% dari populasi di atas usia 8 tahun, atau sekitar 51 juta orang di seluruh

dunia menderita skizofrenia.2 Jika prevalensi jiwa berat 1% berarti ada 220 000 orang

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 15

Page 16: Skizofrenia - Blok 22 Oips

penderita gangguan jiwa di Indonesia dan 10% (22 000 orang) membutuhkan perawatan di

institusi perawatan. Data yang diperolah dari data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun

2007, menunjukkan prevalensi masyarakat indonesia yang mengalami gangguan mental

emosi sebesar 11,6% pada penduduk berusia di atas 15 tahun.8

Patogenesis

Perjalanan penyakit skizofrenia dapat berlangsung secara terus menerus atau episodik,

dengan atau tanpa gejala residual diantara episode atau episode tunggal; dengan remisi

sempurna atau parsial. Gejala yang timbul umumnya tumpang tindih sehingga diagnosis bisa

berpindah dari satu subtipe ke subtipe yang lain sesuai dengan perjalanan waktu.1

Gejala prodormal berupa cemas, gundah, terror atau depresi umumnya mendahuli

munculnya skizofrenia yang mungkin akut atau bertahap. Gejala prodormal dapat terjadi

selama berbulan – bulan sebelum diagnosa pasti dibuat. Kejadian pencetus seperti trauma

emosi, obat dan separasi dapat memicu episode penyakit pada yang predisposisi.3

Akhirnya setelah bertahun – tahun gejala klinik pada pasien cenderung berubah

menjadi gambaran umum seperti penarikan diri dari hubungan social, afek datar, pikiran

ideosinkrasi dan adanya impairment fungsi social dan personal ( pada waktu yang sama

perjalanan penyakit menjadi lebih stabil dengan gejala akut lebih sedikit dan kekambuhan

lebih jarang).1,3

Penegakan Diagnosa Kriteria Diagnosis menurut PPDGJ-III, adalah:

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas dan biasanya dua gejala atau

lebih bila gejala-gejala itu kurang jelas :

o “Thought echo” :

Isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras),

dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kulitasnya berbeda

o “Thought insertion or withdrawal” :

Isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi

pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar (withdrawal);

o “Thought broadcasting” :

Isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain umum mengetahuinya;

o “Delusion of control” :

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 16

Page 17: Skizofrenia - Blok 22 Oips

waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dati luar; atau

o “Delusion of influence” :

waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau

o “Delusion of passivity” :

waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar;

(tentang ‘dirinya”: secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke

pikiran, tindakan atau penginderaan khusus)

o “Delusional perception” :

pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya,

biasanya bersifat mistik atau mukjizat3,7

Manifestasi Klinis

Skizofrenia merupakan penyakit kronik. Sebagian kecil dari kehidupan mereka berada

dalam kondisi akut dan sebagian besar penderita berada lebih lama (bertahun-tahun) dalam

fase residual yaitu fase yang memperlihatkan gambaran penyakit yang “ringan”. Selama

periode residual, pasien lebih menarik diri atau mengisolasi diri, dan “aneh”. Pemikiran dan

pembicaraan mereka samar-samar sehingga kadang-kadang tidak dapat dimengerti. Mereka

mungkin mempunyai keyakinan yang salah dan tidak dapat dikoreksi.

Gejala penyakit biasanya terlihat jelas oleh orang lain. Pasien dapat kehilangan

pekerjaan dan teman karena ia tidak berminat dan tidak mampu berbuat sesuatu atau karena

sikapnya yang aneh. Penampilan dan kebiasan mereka mengalami kemunduran serta afek

mereka terlihat tumpul. Meskipun dapat mempertahankan intelegensi yang mendekati nomal,

sebagian besar performa uji kognitifnya buruk.1

Selain itu juga dapat mengalami anhedonia yaitu ketidakmapuan merasakan rasa

senang. Pasien juga mengalami deteriorasi yaitu perburukan yang terjadi secara berangsur –

angsur.1

Episode pertama psikotik sering didahului oleh suatu periode misalnya perilaku dan

pikiran eksentrik pada fase prodormal. Kepribadian prepsikotik dapat ditemui pada pasien

dengan ditandai oleh penarikan diri dan terlalu kaku secara social, sangat pemalu, dan sering

mengalami kesulitan disekolah meskipun IQ nya normal.1Suatu pola yang sering ditemui

yaitu keterlibatan dalam aktivitas antisosial ringan dalam satu sampai dua tahun sebelum

episode psikotik.

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 17

Page 18: Skizofrenia - Blok 22 Oips

Faktor resiko

Faktor-faktor resiko tinggi untuk berkembangnya skizofrenia adalah Mempunyai anggota

keluarga yang menderita skizofrenia, terutama jika salah satu orang tuanya/saudara kembar

monozygotnya menderita skizofrenia, kesulitan pada waktu persalinan yang mungkin

menyebabkan trauma pada otak, terdapat penyimpangan dalam perkembangan kepribadian,

yang terlihat sebagai anak yang sangat pemalu, menarik diri, tidak mempunyai teman, amat

tidak patuh, atau sangat penurut, proses berpikir idiosinkratik, sensitive dengan perpisahan,

mempunyai orang tua denga sikap paranoid dan gangguan berpikir normal, memiliki gerakan

bola mata yang abnormal, menyalahgunakan zat tertentu seperti amfetamin, kanabis, kokain,

Mempunyai riwayat epilepsi, memilki ketidakstabilan vasomotor, gangguan pola tidur,

control suhu tubuh yang jelek dan tonus otot yang jelek.1

Gejala klinis

Para psikiatri membedakan gejala serangan schizophrenia menjadi 2 yaitu gejala

positif dan negative :

1) Gejala positif

Halusinasi selalu terjadi saat rangsangan terlalu kuat dan otak tidak mampu

menginterpretasikan dan merespon pesan atau ransangan yang datang. Penderita

schizophrenia mungkin mendengar suara-suara atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak

ada, atau mengalami suatu sensasi yang tidak biasa pada tubuhnya. Auditory hallucinations,

gejala yang biasanya timbul, yaitu penderita merasakan ada suara dari dalam dirinya. Kadang

suara itu dirasakan menyejukkan hati, memberi kedamaian, tapi kadang suara itu

menyuruhnya melakukan Sesuatu yang sangat berbahaya, seperti bunuh diri. Penyesatan

pikiran (delusi) adalah kepercayaan yang kuat dalam menginterpretasikan sesuatu yang

kadang berlawanan dengan kenyataan. Misalnya pada penderita schizophrenia, lampu trafik

dijalan raya yang berwarna merah kuning hijau, dianggap sebagai suatu isyarat dari luar

angkasa.10

Beberapa penderita schizophrenia berubah menjadi seorang paranoid. Mereka selalu

merasa sedang diamati, diintai, atau hendak diserang. Kegagalan berpikir mengarah kepada

masalah dimana penderita schizophrenia tidak mampu memproses dan mengatur pikirannya.

Kebanyakan penderita tidak mampu memahami hubungan antara kenyataan dan logika.

Karena penderita schizophrenia tidak mampu mengatur pikirannya mebuat mereka berbicara

secara serampangan dan tidak bisa di tangkap secara logika. Ketidakmampuan dalam berpikir

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 18

Page 19: Skizofrenia - Blok 22 Oips

mengakibatkan ketidakmampuan mengandalikan emosi dan perasaan. Hasilnya, kadang

panderita schizophrenia tertawa sendiri dengan keras tanpa memperdulikan sekelilingnya.

Semua itu membuat penderita schizophrenia tidak bisa memahami siapa dirinya, tidak

berpakaian, dan tidak bisa mengarti apa itu manusia. Dia juga tidak bisa mengerti kapan dia

lahir, dimana dia berada, dan sebainya.10

2) Gejala negative

Penderita schizophrenia kehilangan motivasi dan apatis berarti kehilangan energi dan

minat dalam hidup yang membuat penderita menjadi orang yang malas. Karena penderita

schizophrenia hanya memiliki energi yang sedikit, mereka tidak bisa melakukan hal-hal yang

selain tidur dan makan. Perasaan yang tumpul membuat emosi penderita schizophrenia

menjadi datar. Penderita schizophrenia memiliki ekspresi baik dari raut muka maupan

gerakan tangannya, seakan-akan dia tidak memiliki emosi apapun. Tapi ini tidak berarti

bahwa penderita schizophrenia tidak bisa merasakan perasaan apapun. Mereka mungkin bisa

menerima pemberian dan perhatian orang lain, tetapi tidak bisa mengekspresikan perasaan

mereka. 10

Depresi yang tidak mengenal perasaan ingin ditolong dan berharap, selalu menjadi

bagian dari hidup mereka. Mereka tidak meras memiliki perilaku yang menyimpang, tidak

bisa membina hubungan yang relasi dengan orang lain, dan tidak mengenal cinta. Perasaan

depresi adalah sesuatu yang sangat menyakitkan. Disamping itu perubahan otak secara

biologis juga memberi adil dalam depresi. Depresi yang berkelanjutan akan membuat

penderita schizophrenia menarik diri dari lingkungannya. Mereka selalu merasa aman bila

sendirian.10

Penatalaksanaan

Medikamentosa

a. Terapi biologik 2,10

Skizofrenia diobati dengan antipsikotik. Obat ini dibagi dalam 2 golongan yaitu

antipsikotik generasi I (APG I) atau dopamine reseptor antagonis (DRA) dan anti psikotik

generasi II (APG II) atau serotonin dopamine antagonis (SDA) atau Pada awalnya

pikirkan obat APG II yakni klorpromazine yang dapat diberikan pada kisaran dosis

ekuivalen 300-600 mg per hari. Pemeliharaan dosis rendah antipsikotik diperlukan,

setelah kekampbuhan pertama. Dosis pemeliharaan sebaiknya dipertahankan selama

beberapa tahun.2

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 19

Page 20: Skizofrenia - Blok 22 Oips

Obat APG I berguna terutama untuk mengontrol gejala positif sedangkan untuk

gejala negative tidak bermanfaat. Obat APG II bermanfaat baik untuk gejala positif

maupun negative. Standart emas adalah APG II.10

Klozapin dipakai pada kasus resisten. Pada umumnya obat potensi tinggi maupun

rendah sama efektifnya, tapi salah satunya mungkin lebih manjur pada kasus individual.

Gunakan klorpromazin sebagai rujukan untuk potensi relative. Haloperidol dipakai untuk

penangan cepat (1-10mg peroral atau IM selama 30-60 menit); dosis harian dapat setinggi

100 mg.

Beberapa contoh obat APG I, antara lain:10

Fenotiazine ( chlorpromazine, thioridazine, perphenazine, trifluoperazine)

Tioxantine

Butirofenon (haloperidol)

Dibenzixazepine

Dihidronidol

Difenilbutil piperidine (pimozid)

Beberapa contoh obat APG II, antara lain:10

Clozapine

Risperidone

Olanzapine

Quetiapine

Ziprasidone

Pemeliharaan: sesudah tanda dan gejala reda dan pasien stabil (biasanya sesudah 4

minggu), dosis dapat diturunkan ke tingkat rendah untuk menjaga pasien bebas gejala.

Sesudah 6 bulan remisi, obat dapat distop sementara masa percobaan apakah timbul

relaps, jika kambuh obat diberikan lagi. Sebagian pasien mungkin memerlukan terapi

pemeliharaan seumur hidup untuk mencegah relaps.11

b. Elektro Konvulsif Terapi (ECT). Terapi ini diperkenalkan oleh Ugo cerleti(1887-

1963).

Mekanisme penyembuhan penderita dengan terapi ini belum diketahui secara pasti. Alat

yang digunakan adalah alat yang mengeluarkan aliran listrik sinusoid sehingga penderita

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 20

Page 21: Skizofrenia - Blok 22 Oips

menerima aliran listrik yang terputus putus. Tegangan yang digunakan 100-150 Volt dan

waktu yang digunakan 2-3 detik.1,3,11

Pada pelaksanaan Terapi ini dibutuhkan persiapan sebagai berikut:

Pemeriksaan jantung, paru, dan tulang punggung, Penderita harus puasa, Kandung

kemih dan rektum perlu dikosongkan, Gigi palsu , dan benda benda metal perlu dilepaskan.

Penderita berbaring telentang lurus di atas permukaan yang datar dan agak keras. Bagian

kepala yang akan dipasang elektroda ( antara os prontal dan os temporalis) dibersihkan.

Diantara kedua rahang di beri bahan lunak dan di suruh agar pasien menggigitnya.1,3,11

Frekuensi dilakukannya terapi ini tergantung dari keadaan penderita dapat diberi:

• 2-4 hari berturut - turut 1-2 kali sehari

• 2-3 kali seminggu pada keadaan yang lebih ringan

• Maintenance tiap 2-4 minggu

• Dahulu sebelum jaman psikotropik dilakukan 12-20 kali tetapi sekarang tidak

dianut lagi.1,8 Indikasi pemberian terapi ini adalah pasien skizofrenia katatonik dan

bagi pasien karena alasan tertentu karena tidak dapat menggunakan antipsikotik

atau tidak adanya perbaikan setelah pemberian antipsikotik.11

Kontra indikasi Elektro konvulsiv terapi adalah Dekompensasio kordis, aneurisma

aorta, penyakit tulang dengan bahaya fraktur tetapi dengan pemberian obat pelemas otot pada

pasien dengan keadaan diatas boleh dilakukan. Kontra indikasi mutlak adalah tumor otak.

Sebagai komplikasi terapi ini dapat terjadi luksasio pada rahang, fraktur pada vertebra,

Robekan otot-otot, dapat juga terjadi apnue, amnesia dan terjadi degenerasi sel-sel otak.1,3,11

Non- medika mentosa:12

Terapi Psikososial

a. Terapi perilaku

meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan praktis,

dan komunikasi interpersonal. Perilaku adaptif adalah didorong dengan pujian atau hadiah

yang dapat ditebus untuk hal-hal yang diharapkan, seperti hak istimewa dan pas jalan di

rumah sakit. Dengan demikian, frekuensi perilaku maladaptif atau menyimpang seperti

berbicara lantang, berbicara sendirian di masyarakat, dan postur tubuh aneh dapat

diturunkan.3,11-13

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 21

Page 22: Skizofrenia - Blok 22 Oips

b. Terapi berorintasi-keluarga

Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa terapi keluarga adalah efektif dalam

menurunkan relaps. Didalam penelitian terkontrol, penurunan angka relaps adalah dramatik.

Angka relaps tahunan tanpa terapi keluarga sebesar 25-50 % dan 5 - 10 % dengan terapi

keluarga.3,11-13

c. Terapi kelompok

Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana, masalah, dan

hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok mungkin terorientasi secara perilaku,

terorientasi secara psikodinamika atau tilikan, atau suportif. Terapi kelompok efektif dalam

menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi

pasien skizofrenia. Kelompok yang memimpin dengan cara suportif, bukannya dalam cara

interpretatif, tampaknya paling membantu bagi pasien skizofrenia.3,11-13

d. Psikoterapi individual

Rahasia, perintah sederhana, kesabaran, ketulusan hati, dan kepekaan terhadap kaidah

sosial adalah lebih disukai daripada informalitas yang prematur dan penggunaan nama

pertama yang merendahkan diri. Kehangatan atau profesi persahabatan yang berlebihan

adalah tidak tepat dan kemungkinan dirasakan sebagai usaha untuk suapan, manipulasi, atau

eksploitasi.3,11-13

Perawatan di Rumah Sakit (Hospitalization)

Indikasi utama perawatan rumah sakit adalah untuk tujuan diagnostik, menstabilkan

medikasi, keamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau membunuh, perilaku yang sangat

kacau termasuk ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar. Perawatan di rumah sakit

menurunkan stres pada pasien dan membantu mereka menyusun aktivitas harian mereka.

Rencana pengobatan di rumah sakit harus memiliki orientasi praktis ke arah masalah

kehidupan, perawatan diri, kualitas hidup, pekerjaan, dan hubungan sosial. 3,11

Program dukungan dan terapi (psikoterapi suportif) 13

Terapi suportif mungkin berguna bagi banyak orang dengan skizofrenia. Teknik

perilaku, seperti pelatihan keterampilan sosial, dapat digunakan untuk meningkatkan

fungsi sosial dan pekerjaan. Pelatihan kerja dan kelas membangun hubungan adalah

penting.

Anggota keluarga dari orang dengan skizofrenia harus dididik tentang penyakit dan

dukungan yang tersedia. Program yang menekankan penjangkauan dan pelayanan

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 22

Page 23: Skizofrenia - Blok 22 Oips

dukungan masyarakat dapat membantu orang yang tidak memiliki keluarga dan yang

kekurangan dukungan sosial.

Anggota keluarga dan pengasuh sering didorong untuk membantu orang dengan

skizofrenia untuk meneruskan pengobatan mereka. Adalah penting bahwa orang dengan

skizofrenia belajar bagaimana untuk:

-     Mengambil obat dengan benar dan bagaimana mengelola efek samping

-      Perhatikan tanda-tanda awal kambuh dan apa yang harus dilakukan jika gejala

kembali

-    Mengatasi gejala yang terjadi bahkan saat mengambil obat. Seorang terapis dapat

membantu

- Gunakan transportasi umum

Pencegahan

Tidak ada cara yang dikenal untuk mencegah terjadinya skizofrenia. Mengurangi

stress dapat juga mengurangi risiko terkenanya skizofrenia.Timbulnya gejala dapat dicegah

dengan minum obat secara teratur.14

Komplikasi

Skizofrenia meningkatkan risiko terjadinya hal berikut, antara lain:15

- Penyalahgunaan alcohol atau obat – obatan (nikotin)

- Penyakit fisik seperti HIV karena gaya hidup yang berantakan.

- Depresi dan bunuh diri

Prognosis

Skizofrenia tipe disorganisasi secara umum mempunyai prognosis yang buruk tetapi

tipe paranoid dan beberapa tipe katatonik mempunyai prognosis yang lebih baik. Prognosis

akan bertambah buruk bila pasien menggunakan zat atau hidup didalam keluarga yang tidak

harmonis.13

Sekarang dengan pengobatan modern, ternyata bila penderita itu datang berobat

dalam tahun pertama setelah serangan pertama, maka kira-kira sepertiga dari mereka akan

sembuh sama sekali (full remission atau recovery). sepertiga yang lain dapat dikembalikan

kemasyarakat walaupun masih didapati cacat sedikit dan mereka masih harus sering dipriksa

dan diobati selanjutnya (social recovery). Yang sisanya biasanya memiliki prognosis yang

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 23

Page 24: Skizofrenia - Blok 22 Oips

jelek, mereka tidak dapat berfungsi dimasyarakat dan menuju kekemunduran mental,

sehingga mungkin menjadi penghuni tetap rumah sakit jiwa.13

Kesimpulan

Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang sering di temukan, pasien skizofrenia

umumnya mengalami gangguan halusinasi dan waham aneh yaitu yang tak bisa dihubungkan

dengan dunia realita, skizofrenia dapat mengganggu semua panca indera yaitu, pendengaran,

penglihatan, penciuman, perasa, dan perabaan. Pada kasus skenario 8 didapakan kriteria

skizofrenia tipe paranoid.

DAFTAR PUSTAKA

1. Harold I Kaplan, Benjamin J.S. Buku Saku Psikiatri Klinik. Jakarta: Binapura

Aksara;2002.h.85-101.Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 24

Page 25: Skizofrenia - Blok 22 Oips

2. Rusdi Maslim. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ-III.

Jakarta:2003.h.46-52.

3. Nurmiati A. Skizofrenia pada Buku Ajar Psikiatri. Jakarta:Badan Penerbit FK

UI;2010.h.170-196.

4. Maslim, Rusdi SpKJ. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan

Ringkasan dari PPDGJ-III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Unika – Atmajaya.

Jakarta. Hal 46 – 51

5. Maslim. R: Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia,

edisi 3,Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2002, hal

46-51.

6. Frankenburg F R. Schizophrenia follow up. 14 november 2011. Diunduh dari

http://emedicine.medscape.com/article/288259-workup#a0719, 9 Januari 2012.

7. Amir, Nurmati. 2010. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Jakarta. Hal 45 – 59, 170 – 194

8. Larry JL, Anthony PW. Organic mental disorder. In: Harrison’s principles of

internal medicine. 18th ed. USA: The McGraw Hill Companies; 2011.ch 341.

9. Kumar V, Fausto N, Abbas A. Robbins & Cotran pathologic basis of disease. 7th

ed. USA: Saunders; 2003. p. 914–7.

10. Waramis, W.F. 2009. catatan Ilmu Kedoktern Jiwa. Penerbit : Airlangga

University Press. Prawirohardjo, Soejono. Klasifikasi Penyakit Jiwa dan Aspek-

Aspek pengobatannya. Yogyakarta.e-smartschool

11. Maramis, F willy dkk. 2009. Skizofrenia dalam Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa,

Edisi : II. Jakarta. Airlangga University Press. Hal : 259 – 281

12. Morgan H G. Segi praktis psikiatri. Jakarta : Binarupa aksara ; 2005.h.40-52.

13. John L, Stefano P. Basic science underlying schizophrenia. In clinical manual of

treatment for schizophrenia. Virginia: American Psychiatric Publishing;

2011.p.25-71.

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 25