skenario 1 dehidrasi
TRANSCRIPT
Nama : Tissa Noveria AzusnaNPM : 1102012296Kelompok : B-8
LI 1. Memahami dan menjelaskan larutan dan cairan
LO 1.1 Memahami dan menjelaskan definisi antara larutan dan cairanLarutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran
partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan=pelarut (solvent)+zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dancairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel diseluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luarsel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma), cairaninterstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan didalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairanserebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
LO 1.2 Memahami dan menjelaskan perbedaan antara larutan dan cairan
Cairan terdiri dari 1 zat,sedangkan larutan terdiri dari 2 zat atau lebih yang terdiri dari solute dan solvent.
LO 1.3 Memahami dan menjelaskan klasifikasi larutan dan cairan
Macam-macam Larutan
Berdasarkan Kepekatan :
Larutan Encer : Larutan yang menganduang relatif sedikit solute(zat yang
Dilarutkan ) dalam larutan
Larutan pekat : Larutan yang mengandung banyak solute(zat yang dilarutkan)
Dalam larutan
Larutan Jenuh : Larutan dimana ada keseimbangan antara solute padat dan
Solute dalam larutan
Larutan Tidak Jenuh: Larutan yang mengandung jumlah solute yang kuranf dari
Larutan jenuh.
Berdasarkan Daya Hantar Listrik:
1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, dibedakan atas:
a. Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena
zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion
(alpha = 1)
Asam-asam kuat seperti : HCL,HC103, H2S04, HNO3 Dan lain-lain.
Basa-basa kuat yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti
NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
Garam-garam yang mudah larut seperti : NaCl, Al2(SO4)3 dam lain-lain.
b. Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah
dengan harga derajat ionisasinya sebesar : 0 < alpha < 1
Asam-asam lemah seperti : CH3COOH,HCN.H2CO3,H2S dam lain-lain.
Basa-basa lemah seperti : NH4OH. Ni(OH)2 dan lain-lain.
Garam-garam yang sukar larut seperti AgCl,CaCrO4 ,PbI2 dan lain-lain
2. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik,
karena zat terlarutnya didalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-oin (tidak beion)
Tergolong kedalam jenis ini misalnya :
1. Larutan Urea
2. Larutan Sukrosa
3. Larutan Glukosan
4. Larutan Alkohol
Berdasarkan Kemampuan Menyerapnya :
1. Larutan ideal yaitu larutan yang memenuhi Hukum Roult. Pada larutan ideal
tidak terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat pencampuran
larutan
2. Larutan tidak ideal yaitu larutan yang tidak memenuhi hukum Roult. Larutan
tak ideal ini dapat dibagi dua yaitu :
a. Larutan yang mengalamami pelepasan kalor pada saat pencampuran
sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif dari
hukum Roult.
b. Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran yang
menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult.
Berdasarkan Wujud / Fasanya :
NoSolvent Solute
LarutanFasa Contoh Fasa Contoh
1 Cair Air Cair Alkohol Spiritus
2 Cair Aseton Gas Asetilen Zat Untuk Las
3 Cair Air Padat Garam Larutan Garam
4 Padat Pd Gas H2 Gas Oven
5 Padat Cd Cair Hg Amalgam Gigi
6 Padat Au Padat Ag Sinsin
7 Gas O2 Gas He Gas Untuk Menyelam
8 Gas Udara Cair Minyak Wangi Spray
9 Gas O2 Padat Naftalen Kamfer
Macam-macam Cairan
a. Cairan Intrasel : Cairan yang terdapat didalam sel tubuh manusia. Volumenya
Lebih kurang dari 33 % berat badan (60% air tubuh total).
Kandungan air intrasel lebih banyak dibandingkan ektrasel.
Contoh : Kalium sebagai kation utama, fosfat sebagai anion
b. Cairan Ektrasel : Cairan yang terdapat diluar tubuh. Cairan ektrasel terdiri:
Cairan Intersisium atau cairan antar sel yang berada diantara sel
Cairan Intravaskular, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan
bagian air dari plasma darah
Cairan Transeluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya
cairan otak ( likuor serebropinal), bola mata, sendi.
Cairan ektrasel berperan sebagai :
- Penghantar semua keperluan sel (nutrient, oksigen, baebagai ion, dan
regulator hormon)
-Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah
mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.
Contoh Na sebagai Kation, klorida sebagai anion.
LO 1.4 Memahami dan menjelaskan fungsi larutan dan cairan
Fungsi Larutan:
Secara umum larutan berfungsi untuk membentuk suatu zat baru anatar solute
(zat yang dilarutkan) dan solven ( zat pelarut).
Fungsi Cairan :
a. Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik
b. Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kekurangan cairan,maka darah akan mengental. Hal ini disebankan
cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan
berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
c. Membuang racun dan sisa makanan
Tersedia cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam
tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni dan
pernafasan.
d. Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kuliat. Kecukupan air dalam
tubuh berguna untuk menjaga kelambaban, kelembutan dan elastisitas akibat
pengarus suhu udara dari luar tubuh.
e. Pencernaan
Pencernaan air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen
melalui darah untuk segera dikirim melalau sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup
akan membantu kerja sistem pencernaan didalam usus besar karena gerakan usus
menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
f. Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basa dalam
bekerja memasukkan oksigen kedalam sel-sel tubuhn dan memompa
karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan
nafas kekaca, maka akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan
pada kaca.
g. Sendi dan Otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan sendi dan otot. Otot tubuh akan
mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air
dengan cukup selama beraktifitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan
kelelahan.
h. Pemulihan Penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai
berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
LI 2. Memahami dan menjelaskan keseimbangan cairan dan elektrolit
LO 2.1 Memahami dan menjelaskan kompartemen cairan dan elektrolit dalam tubuh
Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu: cairan intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal dengan berat 70 kg, Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar 42 L. Persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas.(Guyton&Hall,1997)
1. Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB totalAdalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.
2. Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB totalAdalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kir ½ cairan tubuh terkandung didalam (CES). Setelah 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg). Lebih jauh (CES) dibagi menjadi:a. Cairan interstisial (CIT)
Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume (CIT) kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang dewasa.
b. Cairan intravaskular (CIV)Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain.
3. Cairan Transelular (CTS) Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh (CTS) meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular
serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8L per hari.
LO 2.2 Memahami dan menjelaskan mekanisme homeostasis A. Homoestasis Cairan
Keseimbangan cairan dipertahnkan dengan mengatur volume dan osmolaritas CES. Perubahan volume CES dalam jumlah kecil tidak akan memberi reaksi fisiologis. Mekanisme homeostatis air dan elektrolit bertujuan mempertahankan volume dan osmolaritas cairan ekstrasel dalam batas normal, dengan mengatur keseimbangan antara absorbsi makanan dan minuman di usus dan ekskresi di ginjal yang melibatkan system hormonal. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
Apabila asupan air berlebihan,mengakibatkan hypervolemia atau volume cairan berlebihan ditandai dengan meningkatnya volume CES,volume darah dan disusul dengan meningkatnya tekanan darah. Pada keadaan ini,tubuh kan berupaya untuk mengurangi volume cairan hingga keadaan normal dan menurunkan tekanan darah.
A. Homeostatis Elektrolit
Kesimbangan elektrolit dengan ketat dijaga oleh tubuh karena elektrolit berpengaruh pada osmolaritas cairan. Kation yang utama adalah kalium dan natrium. Keduanya mempengaruhi tekanan osmotik CES dan CIS dan langsung berhubungan dengan fungsi selular.
Pada saat lebih banyak elektrolit terlarut dalam CES, osmolalitas CES tinggi sehingga cairan intraselular akan keluar menuju cairan ekstaselular. Akibatnya volume CES meningkat dan kadar elektrolit kembali normal. Sekresi ADH juga akan ditingkatkan pada keadaan ini sehingga reabsorbsi dan retensi air meningkat. Bersamaan dengan sekresi ADH, mekanisme haus juga diaktifkan di hipotalamus sehingga menimbulkan dorongan untuk minum. Pada saat lebih sedikit elektrolit terlarut dalam ces,osmolalitas ces menurun sehingga sekresi ADH menurun dan kelebihan cairan akan diekresikan bersama urin.
LI 3. Memahami dan menjelaskan dehidrasi
LO 3.1 Memahami dan menjelaskan definisi dehidrasi
Dehidrasi merupakan keadaan berkurangnya volume air tanpa elektrolit
(natrium) berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium dari ekstrasel.
Hal ini terjadi natrium dari ektrasel tinggi lalu cairan diintrasel masuk ke
ektrasel.Dehidrasi ini menyebabkan berkurangnya 60 % cairan intrasel 40% cairan
ekstrasel. Keadaan ini terjadi bila cairan yang keluar dari tubuh melebihi cairan yang
masuk.
LO 3.2 Memahami dan menjelaskan faktor penyebab dehidrasi
1. Aktifitas
Orang yang banyak aktifitasnya lebih banyak mengeluarkan cairan tubuh melalui
keringat dari orang yang tidak beraktifitas
2. Diare
Diare merupaka keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan dalam
jumlah besar. Diseluruh dunia, 4 juta anak-anak mati setiap tahun karena dehidrasi
akibat diare.
3. Usia
Semakin tua usianya, Kerja organ semakin menurun
4. Muntah
Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit untuk menggantikan
cairan yang keluar dengan cara minum
5. Berkeringat. Tubuhn kehilangan banyak cairan saat berkeringat, Kondisi lingkungan
yang panas akan menyebabkan tubuh berusaha mengatuh suhu tubuh dengan
mengeluarkan keringat. Bila keadaan ini berlangsung lama sementara pemasukan
cairam kurang maka tubuh dapat jatuh kedalam kondisi dehidrasi.
6. Diabetes.
Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis akan
menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalaui kencing sehingga
penderita diabetes akan menegluh sering kebelakang untuk kencing.
7. Luka Bakar.
Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairam berlebihan
pada kulit yang rusak oleh luka bakar.
8. Kesulitan Minum. Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu sebab
rentan untuk jatuh kekondisi dehidrasi.
9. Gantroenteritis.
Ini adalah paling umum dehidrasi.Jika disertai muntah dan diare, dehidrasi akan
semakin mudah terjadi
10. Stomatitis.
Nyeri dapat membatasi asupan oral
11. Diabetic Ketoasidosis (DKA).
Dehidrasi ini disebabkan oleh diuresis osmotik. Penurunan berat badan disebabkan
karena kehilanagn cairan yang berlebihan dan katabolisme jaringan. Rehidrasi
cepat, dapat menimbulkan hasil neurologis yang buruk.DKA sangat spesifik dan
memerlukan perawatan yang intensif.
12. Demam Penyakit.
Demam mengakibatkan peningkatan insensible loss water dan dapat
mempengaruhi nafsu makan.
13. Pharyngitis.
Ini dapat mengurangi asupan oral.
14. Congenital adrenal hiperplasia
Berhubungan dengan hipoglikemia, hipotensi, hiperkalemia, dan hiponatremia.
15. Cystic Fibrosis.
Mengakibatkan kerugian natrium dan klorida keringat, menenmpatkan pasien pada
resiko hiponatremia dan hipernatremia.
16. Heat Stroke.
Hyperpyrexia, kulit kering dan perubahan status mental dapat terjadi.
17. Diabetes Insipidus.
Output urin yang berlebihan yang sangat encerdapat mengakibatkan kerugian
besar air bebas dan hipernatremia.
18. Tirotoksikosis.
Berat badan yang diamati, meskipun nafsu makan meningkat. Diare terjadi.
Respon awal tubuh terhadap dehidrasi antara lain :
1. Rasa haus untuk meningkatkan pemasukan cairan yang diikuti dengan
2. Penurunan produksi kencing untuk mengurangi seminimal mungkin cairan yang
keluar. Air seni akan tamapak lebih pekat dan berwarna gelap.
Jika kondisi awal ini tidak tertanggulangi maka tubuh akan masuk kekondisi selanjutnya
yaitu:
1. Mulut kering
2. Berkurangnya air mata
3. Berkurangnya keringat
4. Kekakuan otot
5. Mual dan Muntah.
6. Kepala terasa ringan terutama saat berdiri.
Selanjutnya tubuh dapat jatuh kekondisi dehidrasi berat yang gejalanya berupa gelisah
dan lemah lalu koma dan kegagalan multi organ. Bila ini terjadi makan akan sangat sulit
untuk menyembuhkan dan dapat berakibat fatal.
LO 3.3 Memahami dan menjelaskan jenis-jenis dehidrasi
Berdasarkan penyebabnya, dehidrasi terdiri dari:
a. Dehidrasi hipertonik Ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145mmol/liter) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter).
b. Dehidrasi isotonik Ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter).
c. Dehidrasi hipotonik Ditandai denganrendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum(kurang dari 270 mosmol/liter.
Berdasarkan tingkat banyak cairan tubuh yang hilang:a. Dehidrasi ringan
Yaitu kehilangan cairan dalam tubuh sebesar 5%.
b. Dehidrasi sedang Kehilangan cairan dalam tubuh sebesar 5-10%
c. Dehidrasi berat Kehilangan lebih dari 10% cairan dalam tubuh.
LO 3.4 Memahami dan menjelaskan gejala klinis dehidrasiGejala dan tanda klinis dehidrasi pada usia lanjut tak jelas, bahkan bisa tidak ada
samasekali. Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgordan matacekung sering tidak jelas. Gejala klinis paling spesifik yang dapat dievaluasi adalah penurunanberat badan akut lebih dari 3%. Tanda klinis obyektif lainya yang dapat membantu mengindentifikasi kondisi dehidrasi adalah hipotensi ortostatik.
Berikut ini adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya :
a. Dehidrasi ringan 1) Muka memerah
2) Rasa sangat haus3) Kulit kering dan pecah-pecah4) Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya5) Pusing dan lemah6) Kram otot terutama pada kaki dan tangan7) Kelenjar air mata berkurang kelembabannya8) Sering mengantuk9) Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
b. Dehidrasi sedang1) Tekanan darah menurun2) Pingsan3) Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung4) Kejang5) Perut kembung6) Gagal jantung7) Ubun-ubun cekung8) Denyut nadi cepat dan lemah
c. Dehidrasi Berat1) Kesadaran berkurang2) Tidak buang air kecil3) Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab4) Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba5) Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur6) Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan.
Sedangkan tanda dehidrasi pada bayi/anak:
1) Mulut dan lidah kering2) Tidak keluar air mata saat menangis3) Popok tidak basah selama lebih dari 3 jam4) Perut, mata, dan pipi cekung5) Demam6) Lesu atau rewel7) Kulit tidak segera kembali ke posisi semula jika dicubit kemudian dilepaskan.
LO 3.5 Memahami dan menjelaskan pemeriksaan fisik dan penunjang dehidrasiUmumnya, tidak mungkin untuk memastikan jumlah defisit cairan secara
langsung. Perkiraan harus didaptkan melalui pemeriksaan klinis. Pemeriksaan fisik yang
dapat dilakukan untuk memastikan terjadinya dehidrasi pada pasien yaitu:
Pemeriksaan denyut jantung.
Pemeriksaan tekanan darah pasien.
Pemeriksaan turgor kulit pasien (kelenturan kulit).
Dapat dilakukan pengecekan pada kuku-kuku pasien.
Pemeriksaan tekanan vena jugularis (JVP).
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:
Penggunaan kateter urin untuk memantau pengeluaran urin setiap menitnya.
Tes fungsi ginjal untuk menentukan jumlah ureum dan kreatinin pada urin yang
diproduksi ginjal.
Pemantauan yang invasif termasuk penurunan tekanan vena sentral (yang
menggambarkan tekanan atrium kanan) dan tekanan bagi kapiler pulmonal ,
yang menggambarkan tekanan atrium kiri.
LO 3.6 Memahami dan menjelaskan terapi dehidrasi Lakukan pengukuran keseimbangan (balans) cairan yang masuk dan
keluar secaraberkala sesuai kebutuhan. Pada dehidrasi ringan, terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-2500ml/24 jam (30ml/kg berat badan/24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah dengan penggantian defisit cairan sehari, termasuk jumlah insensible water loss sangat perlu dilakukan setiap hari. Perhatikan tanda – tanda kelebihan cairan seperti ortopnea,sesak napas, perubahan pola tidur, atau confusion.
Cairan yang diberikan secara oral tergantung jenis dehidrasi.a. Dehidrasi hipertonik: cairan yang dianjurkan adalah air atau minuman dengan
kandungan sodium rendah, jus buah seperti apel, jeruk, dan anggurb. Dehidrasi isotonik: cairan yang dianjurkan selain air dan suplemen yang
mengandung sodium (jus tomat), juga dapat diberikan larut isotonik yang ada di pasaran.
c. Dehidrasi hipotonik cairan yang dianjurkan seperti di atas tetapi dibutuhkan kadar sodium yang lebih tinggi.
Pada dehidrasi sedang sampai berat dan pasien tidak dapat minum per oral, selain pemberian cairan enternal, dapat diberikan rehidrasi parental. Jika cairan tubuh yang hilang terutama adalah air, maka jumlah cairan rehidrasi yang dibutuhkan dapatdihitung dengan rumus:
Definisi cairan ( liter = Cairan Badan Total [CBT] yang diinginkan – CBT saat ini
CBT yang diinginkan = kadar Na serum x CBT saat ini/140
CBT saat ini (pria) = 50% x berat badan (kg)
CBT saat ini (perempuan) = 45% x berat badan (kg)
Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis rehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan NaCl 0,9% atau dekstrosa 5% dengan kecepatan 25-30% dari defisit cairan total perhari. Pada dehidrasi
hipertonik digunakan cairan NaCl, 45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksanakan dengan mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan hipertonik.
Jenis Cairan Infus
Cairan hipotonik: osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel “mengalami” dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
Cairan isotonik: osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
Cairan hipertonik: osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin.
Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:
Kristaloid: bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat dan garam fisiologis.
Koloid: ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah albumin dan steroid.
LO 3.7 Memahami dan menjelaskan komplikasi dehidrasi
Dehidrasi bisa disebabkan oleh kurang minum, diare parah, muntah-muntah, demam tinggi, keringat berlebihan, sering buang air kecil, dan luka bakar parah. Bila tidak dirawat,
dehidrasi dapat menyebabkan komplikasi parah. Pembengkakan di otak, gagal ginjal, dan kematian adalah beberapa komplikasi akibat dehidrasi.
Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi Yang terjadi pada Anak
Dehidrasi adalah keadaan dimana berkurangnya volume air tanpa elektrolit
(natrium atau berkurangnya air jenuh melebihi berkurangnya natrium dari cairan
ekstrasel.Dibandingkan orang dewasa, bayi dan balita lebih rentan mengalami dehidrasi
atau kekurangan cairan. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar air dalam tubuh,
tingginya metabolisme dan imunitas ginjal.
LO.4.1 Menjelaskana Faktor-faktor dehidrasi yang terjadi pada anak
1. Diare
Pada saat mengalami diare, anak kerap kehilangan nafsu makan dan
seringkali tidak mau minum. Akibatnya, cairan yang masuk keluar dari tubuh
tidak keluar. Sejumlah mineral penting, seperti sodium, folasium, dan klorida
juga ikut terbuang.
2. Pneumonia
Bayi atau balita yang mengalami pneumonia atau radang paru-paru
biasanya mengalami demam tinggi dan nafas terengah-engah, hal ini akan
membuat cairan, berupa uap air yang keluar dari paru-paru juga meningkat.
Penanganan yang terlambat dan tidak tepat bisa mengakibatkan dehidrasi.
3. Kurang makan dan minum
Kondisi ini jarang terjadi pasalnya kalau lapar atau haus umumnya bayi
akan mengangis minta makan atau minum namun mungkin saja saat anak
sedang sakit, ia kehilangan nafsu makan dan minum selama 3-5 hari maka
dehidrasi bisa terjadi
Menjelaskan Gejala Dehidrasi Yang Terjadi Pada Anak
Mengenali gejala dehidrasi pada anak, baik yang ringan, sedang, maupun yang
berat bisa membantu dalam mengevaluasi tingkat dehidrasi pada anak. Serta
merupakan langkah preventif terhadap dehidrasi. Berikut merupakan gejala
dehidrasi:
1. Dehidrasi ringan
Pada dehidrasi ringan jarang terjadi gejala yang signifikan pada anak, sehingga
biasanya anak baru merasakan kondisi patologis dehidrasi
pada tahapan dehidrasi sedang. Pada tahapan dehidrasi ringan tubuh juga
kehilangan cairan mencapai 5 % bb. Serta perkiraan defisit cairan berkisar
antara 30-50 ml/kg sehingga dianjurkan agar anak banyak minum air sehingga
tidak berlanjut pada dehidrasi sedang
2. Dehidrasi sedang
Pada dehidrasi sedang sudah terlihat tanda patologis pada anak, sehingga
terjadi perubahan kondisi fisik yang signifikan, diantaranya:
- Anak menan
- gis tanpa air mata
- Mulut dan bibir kering
- Jika tubuh kekurangan cairan, hampir seluruh tubuh akan menjadi kering.
Kondisi ini biasanya ditandai pada bagian mulut dan bibir yang kering.
- Penurunan berat badan, pada dehidrasi sedang tubuh kehilangan cairan
5%-10% berat badan
- Lihat ubun ubun nya bila cekung, atau lebih cekung dari biasanya
kemungkinan besar merupakan dehidrasi
- Jarang buang air kecil(BAK) waspadai jika air seni yang keluar sangat
sedikit dan berwarna gelap.
- Mata anak tampak cekung dan seakan tergenanang dan seakan terbenam
- Tidak bergairah, lemas,dan selalu mengantuk seperti: hanya tergolek di
tempat tidur tanpa aktivitas yang berarti
- Perkiraan defisit cairan 69-90 ml/kg
- Kulit tampak pucat,kering dan tidak elastis. Untuk lebih memastikan
cobalah mencubit kulit anak secara perlahan. Bayi yang mengalami
dehidrasi, setelah dicubit kulitnya tidak akan cepat kembali normal.
- Demam, terjadi peningkatan suhu tubuh samapi 38 derajat C bahkan lebih
3. Dehidrasi berat
Pada dehidrasi berat tubuh kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan
Selain itu pada tahapan ini keadaan anak juga semakin kritis sehingga
dibutuhkan perawatan intensif serta dibutuhkan terapi rehidrasi parenteral
melalui infus. Berikut merupakan gejala dehidrasi berat:
- Kesadaran anak menurun,napas cepat, denyut jantung meningkat, hilang
kesadaran. Hal ini karena cairan yang sanagt dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh berkurang maka seluruh sistem kerja organ tubuh
menjadi terganggu dan otak tidak berfungsi secara sempurna
- Pengeluaran cairan semakin tidak sebanding dengan kebutuhan tubuh,
yakni bisa mencapai 200-250 cc/kg berat badan dalam sehari. Kondisi ini
membuat berat badan anak turun secara drastis yaitu lebih dari 10% bb
asalnya.
- Tangan dan kaki yang dingin dan lembab.
- Ketidakmampuan untuk minum.
- Hilangnya keelastisan tubuh secara keseluruhan.
- Jika menangis tidak ada air mata.
- Lapisan lendir yang sangat kering pada mulut.
- Berkurangnya volume air seni.
Menjelaskan Penanganan Dehidrasi pada Anak
- Dehidrasi sering dikategorikan berdasarkan osmolaritasnya (gangguan distribusi
air dalam tubuh dan di tingkatkan kekurangan cairan, yang dapat membantu
dalam menentukan terapi cairan yang akan diberikan)
- Berdasarkan kadar iodium serum, anak-anak mengalami:
a. Dehidrasi isotonik (130-150 mg/L)
b. Dehidrasi hipertonik (>150 mg/L)
c. Dehidrasi hipotonik (<130 mg/L)
- Tingkat keparahan dehiodrasi ditentukan dari jumlah cairan tubuh yang hilang
atau presentase kehilangan berat badan, sehingga dehidrasi:
a. Ringan ( 30 m/kg atau <5%)
b. Sedang (50-100m/kg atau 5-10%)
c. Berat (100m/kg atau >10%)
Menentukan derajat dehidrasi dibtuhkan untuk menentukan pengobatan
mana yang sesuai, selain itu juga dilakukan pemeriksaan fisik pada anak, urin,
dan berat badan
- Dehidrasi di atas dengan pemberian cairan yang jumlahnya dihitung sbb:
1. Previous loss atau defisit, yaitu jumlah cairan yang telah hilang biasanya
berkisar antara 5-15% berat badan.
2. Normal water losses yang terdiri dari urin ditambah jumlah cairan yang
hilang melalui pemnguapan pada kulit dan pernafasan.
3. Concomitant losses yaitu jumlah cairan yang hiolang melalui muntah dan
diare (kira kira 25 ml bb /24 jam), dengan suction, parasentesis asites, dan
sebagainya.
Jenis Cairan untuk Rehidrasi
o Cairan Rehidrasi Oral (CRO)
Biasanya diberikan pada penderita dehidrasi ringan dan sedang. Formula
lengkap mengandung NaCl, KCl, NaHCO3, dan glukosa: oralit.
CRO yang tidak mengandung keempat komponen di atas: larutan gula garam,
larutan tepung beras-garam, air kelapa, berdasarkan penelitian, air tajin
mengandung glukosa polimer, yaitu gula yang mudah diserap dan dicerna tubuh.
Protein poliglukosa yang dikandung dalam tepung tajin pun dapat membuat feses
lebih padat.
o Cairan Rehidrasi Parental
Pada pasien dengan dehidrasi berat, cairan yang diberikan secara parental
jenis cairannya adalah RL (Ringer Lactate) jumlah cairan yang diberikan infuse,
tergantung dari tingkat dehidrasi sesuai dengan umur dan berat badan.
Rehidrasi Parental untuk Dehidrasi Berat
Komposisi larutan RK pada bayi (< 12 bulan):
1 jam pertama: 30 ml/kgbb
5 jam berikutnya: 70ml/kgbb
Komposisi larutan RL pada anak (>12 bulan) :
1 jam pertama: 30 ml/kgbb
3 jam berikutnya: 70 ml/kgbb
LI 4. Memahami dan menjelaskan gangguan mineral dalam tubuh
LO 4.1 Memamahi dan menjelaskan gangguan keseimbangan natrium
Natrium merupakan kation utama di dalam cairan ekstraselular. Kadarnya didalam tubuh diatur oleh ginjal dan dipengaruhi oleh hormon aldosteron.
1. HIPONATREMIA
Asupan makanan- Rendahnya kadar Na di makanan kurang dari 135 mEq/L- Asupan air yang berlebihan : mengakibatkan pengenceran cairan ekstrasel- Anoreksia nervosa- Pemberian infus Dekstrosa 5 % yang berkepanjangan
Keluarnya natrium dari saluran pencernaan- Muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna- Operasi saluran cerna- Bulimia- Kehilangan potassium
Keluarnya natrium dari ginjal- Gangguan tubulus ginjal : tidak respon terhadap ADH → pengeluaran Na, Cl dan air- Diuretik Pengaruh hormon- ADH menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dari tubulus distal → cairan
ekstraselular menjadi lebih banyak mengandung air → kadar Na berkurang- Penurunan hormon adreno-kortikal : Penyakit kelenjar adrenal (Addison) → produksi
hormon adreno - kortikal berkurang → pengeluaran Na dan retensi K
2. HIPERNATREMIATerjadi karena cairan hipotonik tidak diganti secara adekuat. Hipernatremia disebabkan karena penurunan osmolalitas urin turun atau sama dengan serum
LO 4.2 Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan kalium Kalium (K) merupakan kation terbanyak di dalam sel tubuh, sebanyak 90 %terdapat di
cairan intrasel dan 2-3 % terdapat di cairan ekstrasel. Kadar K di dalam sel150 mEq dan di cairan ekstrasel 3,5 – 5,3 mEq.
1. HIPOKALEMIA Asupan makanan- Rendahnya kadar K di makanan kurang dari 3.5 mEq/L- Malnutrisi, kelaparan, diet yang tidak seimbang- Anoreksia nervosa- Alkoholisme
Keluarnya kalium dari saluran pencernaan- Muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna- Operasi saluran cerna, fistula saluran cerna- Bulimia
Keluarnya kalium dari ginjal- Fase diuresis (poliuria) gagal ginjal akut- Diuretik, terutama diuretik yang tidak hemat kalium- Hemodialisis, peritoneal dialisis
Pengaruh hormon- Penggunaan steroid, terutama kortison dan aldosteron dapat meningkatkan
ekskresikalium dan retensi natrium- Stress, menyebabkan peningkatan produksi steroid di dalam tubuh- Penggunaan licorice (mengandung asam gliserat) yang berlebihan, memiliki efek seperti
aldosteron
Gangguan fungsi selular- Trauma, kerusakan jaringan, luka bakar, operasi- Menyebabkan banyak kalium yang dilepaskan ke dalam cairan intra vaskular
Redistribusi kalium- Alkalosis metabolik, menarik kalium masuk ke dalam sel- Insulin, menarik glukosa dan kalium ke dalam sel
2. HIPERKALEMIADisebabkan karena defisiensi aldosteron, deplesi natrium, asidosis, trauma, hemolisissel darah merah, diuretik pengganti kalium
LO 4.3 Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan klorida
Penyebab HipoklorinemiaHipoklorinemia terjadi jika pengeluaran klorida melebihi pemasukan. Penyebab
hipoklorinemia umumnya sama dengan hiponatremia, tetapi pada alkalosis metabolik dengan hipoklorinemia, deficit klorida tidak disertai defisit natrium. Hipoklorinemia juga dapat terjadi pada gangguan yang berkaitan dengan retensi bikarbonat, contohnya pada asidosis respiratorik kronik dengan kompensasi ginjal.
Penyebab HiperklorinemiaHiperklorinemia terjadi jika pemasukan melebihi pengeluaran pada gangguan
mekanisme homeostasis dari klorida. Umumnya penyebab hiperklorinemia sama dengan hipernatremia. Hiperklorinemia dapat dijumpai pada kasus dehidrasi, asidosis tubular ginjal, gagal ginjal akut, asidosis metabolik yang disebabkan karena diare yang lama dan kehilangan natrium bikarbonat, diabetes insipidus, hiperfungsi status adrenokortikal dan penggunaan larutan salin yang berlebihan, alkalosis respiratorik. Asidosis hiperklorinemia dapat menjadi petanda pada gangguan tubulus ginjal yang luas.
LI 5. Memahami dan menjelaskan etika minum dalam Islam
1. Meniatkan minum untuk dapat beribadah kepada Allah agar bernilai pahala. Segala perkara yang mubah dapat bernilai pahala jika disertai dengan niat untuk beribadah. Oleh karena itu, maka niatkanlah aktivitas minum kita dengan niat agar dapat beribadah kepada Allah.
2. Memulai minum dengan membaca basmallah.Diantara sunnah Nabi adalah mengucapkan basmallah sebelum minum. Hal ini berdasarkan hadits yang memerintahkan membaca ‘bismillah’ sebelum makan.
Bacaan bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa tambahan ar-Rahman dan ar-Rahim.
Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir)
3. Minum dengan tangan kanan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Jika salah seorang dari kalian hendak makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum, hendaklah minum dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)
4. Tidak bernafas dan meniup air minum. Termasuk adab ketika minum adalah tidak bernafas dan meniup air minum. Ada beberapa hadits mengenai hal ini:Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari Muslim)
Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, “Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu.
5. Bernafas tiga kali ketika minum. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum beliau mengambil nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga kali.” Dan beliau bersabda,“Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih nikmat.”
6. Larangan minum langsung dari mulut teko/ceret. Menurut sebagian ulama minum langsung dari mulut teko hukumnya adalah haram, namun mayoritas ulama mengatakan hukumnya makruh. Dari Kabsyah al-Anshariyyah, beliau mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam rumahku lalu beliau minum dari mulut qirbah yang digantungkan sambil berdiri. Aku lantas menuju qirbah tersebut dan memutus mulut qirbah itu.” (HR. Turmudzi no. 1892, Ibnu Majah no. 3423 dan dishahihkan oleh Al-Albani)
7. Minum dengan posisi duduk. Terdapat hadits yang melarang minum sambil berdiri. Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian minum sambil berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk memuntahkannya.” (HR. Ahmad)
8. Tenang, perlahan dan tidak terburu buru.
Jangan bersikap rakus sehingga tampak mulut penuh dengan suapan, Dari Ibnu Abas RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian minum dengan sekali tegukan seperti minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali tegukan. Ucapkanlah ‘bismillah’ jika kalian minum dan ‘alhamdulillah’ jika kalian selesai minum.” (HR. Turmidzi).
9. Menutup bejana air pada malam hari. Rasulullah bersabda, “Tutuplah bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada satu malam, ketika ituturun wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tidak tertutup, ataupun wadah air yang tidak diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit.” (HR. Muslim)
10. Tidak minum dengan menggunakan tempat dari emas dan perak Diriwayatkan dari Ummu Salamah RA, dia berkata, Rasullullah SAW bersabda: ”Orang-orang yang makan dan minum dengan bejana emas dan perak, sungguh telah menuangkan ke dalam perutnya api dari neraka.” (HR. Muslim)
11. Minum dengan tiga tegukan dimulai basmalah dan diakhiri dengan hamdalah. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA,dia berkata,Rasulullah SAW bersabda,” Janganlah kalian minum seperti minumnya unta,tetapi minumlah dengan minum dua-dua (teguk) atau tiga-tiga (teguk),hendaknya kalian membaca basmalah ketika minum dan membaca hamdalah setelah minum”.(HR.Tirmidzi)