word dehidrasi

Upload: himetachan

Post on 14-Jul-2015

353 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KELOMPOK A-5KETUA : Alfathir Yulianda (1102007018) SEKRETARIS : Athieqah A. (1102007051) ANGGOTA : Amelia Fitrianti N. (1102007025) Annisa N. Rahmah (1102007038) Dessy Indriati (1102006071) Eva Amanda R. (1102007103) Feby W. (1102007116) Irma Nirmalawati N. (1102007149) Isnita Dewi Fortuna ( 1102007155)

SKENARIO

DEHIDRASI Yanti, umur 8 tahun, sudah mencret-mencret 5 kali sejak tadi pagi, setelah minum air yang tidak dimasak dari sumur rumahnya. Yanti terlihat lemah, kedua kelopak matanya cekung dan ia merasa haus serta kencingnya sedikit (tanda-tanda dehidrasi dan gangguan keseimbangan cairan tubuh). Sebelum dibawa ke Rumah Sakit, Ibunya memberi larutan gula-garam dengan konsentrasi larutan dan cairan yang sesuai, berupa larutan padat cair.

2

STEP 1 A. DEHIDRASI 1. Keadaan yang diakibatkan oleh hilangnya cairan tubuh 2. Membuang air dari substansi (Dorland wd. 29) 3. Berkurangnya volume air tanpa elektrolit (Na) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya Na dari ECF 4. Penurunan jumlah ECF dengan cepat B. DIARE Penyakit yang disebabkan adanya gangguan system pencernaan shg feses cair yang terjadi berkali-kali C. LARUTAN PADAT CAIR Larutan yang memiliki solute padat, dan Solvent cair D. KONSENTRASI LARUTAN 1. Satuan yang menyatakan banyaknya solute yang larut dalam solvent 2. Ukuran seberapa pekat yang menghubungi antara solute dan solvent E. CAIRAN 1. Bahan yang mengalir secara alamiah bukan padat / gas 2. Terdiri dari unsur-unsur / partikel-partikel yang posisi relatifnya bebas berubah tanpa harus berpisah F. GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH 1. Gangguan pada proses penguraian dan sintesa 2. Ketidakseimbangan antara air yang keluar dan yang masuk ke tubuh G. TANDA-TANDA DEHIDRASI Gejala-gejala yang menyebabkan dehidrasi

3

STEP 2 1. 2. 3. 4. 5. Apa yang menyebabkan Yanti merasa haus dan BAK sedikit ? Mengapa jika diare harus diberi larutan gula garam ? Apakah tanda tanda dehidrasi yang lain ? Apa yang menyebabkan Yanti diare ? Mengapa Yanti mengalami mencret mencret setelah minum air yang tidak dimasak dari sumur ? 6. Faktor faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh ? 7. Konsentrasi larutan untuk orang diare ? 8. Apakah faktor usia mempengaruhi ketahanan tubuh ? 9. Hal hal apa saja yang menyebabkan terjadi dehidrasi ? 10. Bagaimana Proses dehidrasi ? 11. Bagaimana korelasi antara gejala gejala tersebut ? 12. Apa saja contoh contoh gangguan keseimbangan cairan tubuh ?

4

STEP 3 1. Kekurangan cairan dalam tubuh dikarenakan jumlah cairan yang keluar > jumlah cairan yang masuk 2. Untuk mengganti cairan yang hilang dalam tubuh 3. Keringat berlebih, pusing, muntah, kulit keriput, ketika dicubit kulit susah kembali seperti semula 4. Karena Yanti meminum air sumur yang belum dimasak, sistem kekebalan tubuh tidak bekerja dengan baik dan sistem pencernaan tidak bekerja dengan baik 5. Karena air sumur belum dimasak sehingga masih banyak bakteri / kuman yang terdapat dalam air sumur tersebut 6. Jumlah input output, fungsi kerja hormon, lingkungan 7. 8. Iya, karena berhubungan dengan sistem imun tubuh 9. kekurangan cairan tubuh, output > input 10. Karena kekurangan cairan tubuh 11. 12. Dehidrasi,overhidrasi,edema,aites,hiper/hiponatremia

5

STEP 4 Faktor keseimbangan cairan tubuh Contoh gangguan keseimbangan cairan tubuh Dehidrasi disebabkan oleh gangguan keseimbangan cairan tubuh, yaitu kurangnya cairan tubuh dikarenakan output cair > input,contohnya pada saat diare, keringat berlebih, asupan air kurang Dehidrasi ditandai oleh keringat dingin yang berlebih, pusing, muntah, kulit keriput jika dicubit kulit susah kembali seperti semula, mata cekung, haus, BAB sedikit.

6

STEP 5 1. Memahami larutan dan cairan Menjelaskan pengertian larutan dan cairan Menjelaskan klasifikasi larutan dan cairan 2. Memahami Larutan Padat Cair Menjelaskan pengertian larutan padat cair Menjelaskan sifat-sifat larutan padat cair Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi larutan padat cair 3. Memahami cara penentuan konsentrasi larutan Menjelaskan pengertian konsentrasi larutan Menjelaskan cara penentuan konsentrasi larutan 4. Memahami keseimbangan cairan tubuh Menjelaskan kompartemen dalam cairan tubuh Menjelaskan input/output cairan tubuh Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam metabolisme air 5. Memahami gangguan keseimbanagan cairan tubuh (dehidrasi) Menjelaskan sebab utama kekurangan air (dehidrasi) Menjelaskan manifestasi gejala kekurangan air (dehidrasi) Menjelaskan contoh gangguan kekurangan air

7

STEP 6 MANDIRI

8

STEP 7 1. MEMAHAMI LARUTAN DAN CAIRAN 1.1 Menjelaskan pengertian larutan dan cairan A. Larutan adalah Campuran yang homogen dari 2 atau lebih macam zat yang terdiri dari zat terlarut (solute) dan zat terlaru (solvent) B. Cairan adalah Salah satu dari 4 fase benda yang volumenya tetap dalam kondisi suhu dan tekanan tetap dan bentuknya ditentukan oleh wadah penampungnya. 1.2 Klasifikasi Larutan dan cairan >> Klasifikasi Larutan : A. Berdasarkan kepekatan, dibagi atas 3 macam : -Larutan tidak jenuh adalah larutan yang pada kondisi standart masih dapat melarutkan solut -Larutan jenuh adalah Larutan yang tidak dapat lagi melarutkan solut. Pada kondisi ini terjadi kesetimbangan antara jumlah solute yang larut dengan yang tidak terlarut. -Larutan lewat jenuh adalah Larutan yang mengandung konsentrasi zat terlarut melebihi konsentrasi zat terlarut melebihi konsentrasi zat terlarut dalam keadaan jenuh. B. Berdasarkan daya hantar listrik,dibagi atas 2 macam : -Larutan elektrolit adalah Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik Larutan elektrolit terbagi 2,yaitu: Kuat >> a =1 Lemah >> 0 Klasifikasi Cairan Cairan tubuh dapat dibedakan menjadi 2: 1. Cairan intraselluler (CIS) , yaitu: cairan yang terdapat didalam sel tubuh 2. Cairan ekstraselluler (CES), yaitu: Cairan yang terdapat diluar sel tubuh 2. MEMAHAMI LARUTAN PADAT CAIR 2.1 Menjelaskan pengertian larutan padat cair

9

Suatu larutan yang terbentuk dari zat pelarut dan terlarut yang berbentuk padat atau kristal yang kemudian berubah menjadi cair. Semua zat padat dalam batas-batas tertentu dapat larut dalam air walaupun ada perbedaan dalam kelarutannya. 2.2 Menjelaskan sifat-sifat larutan padat cair Tekanan uap air dapat diukur dan untuk tiap cairan harganya konstan pada suhu tertentu. Bila temperatur naik, tekanan uap bertambah. Tegangan permukaan antara cairan dan zat padat sukar dihitung. Viskositas dapat diartikan tahanan untuk mengalir. Titik didih larutan akan bertambah dengan bertambahnya zat terlarut. Tekanan uap akan turun dengan bertambahnya zat terlarut. Titik beku akan turun dengan penambahan zat terlarut. (I) Senyawa yang terdiri dari kation yang umumnya mudah larut dalam air yaitu K+, Na+, Li+, NH4+ (II) Senyawa yang terdiri dari anion yang mudah larut dalam air yaitu NO3-, ClO3-, Cl-, Br-, I-, CH3COO Semua senyawa yang tidak tediri dari ion-ion pada I dan II umumnya tidak larut dalam air Polar, merupakan elektrolit, tidak dipengaruhi tekanan, dan suhu berpengaruh dalam kelarutannya 2.3 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi larutan padat cair Suhu , untuk larutan padat cair umumnya : semakin tinggi suhu, semakin cepat kelarutan. Namun ada beberapa zat yang kelarutannya turun dengan naiknya suhu seperti : CaCrO4, CaCr2O7, CaSO4, dan Ca(OH)2 khusus untuk gas dalam cairan, kelarutannya akan berkurang dengan naiknya suhu, sebagai contoh penguapan uap H2O pada saat kita mendidihkan air. Pada saat makin tinggi suhu makin banyak olekul H2O yang keluar menjadi gas sehingga molekul H2O(g) dalam air makin berkurang. Sifat solute dan solvent , suatu solut akan mudah larut dalam solvent yang mempunyai sifat sama dengan solute dibanding solute dan solvent yang mempunyai sifat berbeda, contoh : larutan garam NaCl yang polar akan lebih mudah larut dalam H2O yang juga polar dibanding didalam benzen yang non-polar. Tekanan , sangat berpengaruh pada zat gas sedangkan pada zat padat dan cair tekanan tidak berubah. Menurut hukum Renarv, kelarutan gas dalam cairan sebanding dengan tekanan parsialnya dan dirumuskan dengan : C = k.P dimana C=konsentrasi gas ideal, k=konstanta gas ideal, P=tekanan parsial gas. Sebagai contoh gas yang ada pada minuman berkarbonasi. Bila botol minuman tersebut dibuka yang berarti mengurangi tekanan parsial gas didalam cairan tersebut dibuka maka gas CO2 yang ada dalam botol akan meluber keluar sehingga mengurangi jumlah gas CO2 yang larut dalam larutan. Pengaruh ion sejenis , adanya ion sejenis akan mengurangi kelarutan. - Pengaruh pH , kelarutan garam dari asam lemah tergantung pada pH larutan

10

Pengaruh hidrolisa , kation yang mengalami hidrolisa persis seperti anion meningkatkan kelarutan - Pengaruh kompleks , kelarutan suatu garam yang sedikit larut juga bergantung pada konsentrasi dari zat-zat yang membentuk kompleks dengan kation garam. Ukuran partikel , semakin kecil ukuran partikel maka kelarutan akan lebih mudah terjadi Energi Solvasi , semakin besar energi solvasi kelarutan akan semakin mudah terjadi, dengan kata lain daya larut akan semakin besar. Energi Lattice dan Energi Hidrasi , kelarutan suatu zat tergantung juga pada harga energi pelarutan suatu zat tersebut. Energi pelarutan adalah panas yang dibutuhkan bila satu mol solute larut menjadi larutan jenuhnya. Harga panas yang dibutuhkan bisa positif atau pun negatif. 3. MEMAHAMI LARUTAN 3.1 Menjelaskan Pengertian Larutan Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi larutan umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal dan bagian per juta (ppm) 3.2 Menjelaskan Cara Penentuan Konsentrasi Larutan Berdasarkan berat (massa) solut / berat (massa) larutan atau solven, dibagi atas : a. % berat / berat ( % b/b) : didefinisikan sebagai jumlah gram zat terlarut dalam 100 gram larutan Contoh : NaCl 10 % berat adalah konsentrasi 10 gram NaCl dalam 100 gram larutan. b. Molalitas (m) : dinyatakan sebagai banyaknya mol solut dalam 1000 gram atau 1 kg pelarut berat solut (gr) / BM solut (gr/mol) x 1000 / Berat pelarut Molalitas (m) = mol solut (mol)/ 1 kg pelarut c. Fraksi mol : Fraksi mol adalah merupakan bagian dari mol zat terlarut atau pelarut terhadap mol larutan (mol zat terlarut + mol pelarut).Bila mol zat terlarut dinyatakan dengan n1 dan mol zat pelarut dinyatakan sebagai n2 maka: - Fraksi mol (bagian ) dari mol zat terlarut dinyatakan sebagai : x1 = n1 / n1 + n2 - Fraksi mol (bagian ) dari mol pelarut dinyatakan sebagai : x2 = n2 / n1 + n2 dimana n1 + n2 = n Molalitas (m) =

-

11

d. % mol : Dinyatakan sebagai fraksi mol x 100%. Hubungan antara % berat dan molalitas : m = A%/BM x 1000/(100-A)% dimana A% = % berat Konsentrasi yang dinyatakan sebagai perbandingan berat(massa) atau mol solut / volume larutan. a. Molaritas larutan (M) merupakan satuan konsentrasi yang menyatakan mol zat terlarut dalam 1 liter larutan . Rumus : M = g /BM x 1000/V g = gram solut (gr) BM= berat molekul solut (gr/mol) Untuk konsentrasi yang sangat kecil , biasanya dinyatakan dalam satuan mmol/liter. Hubungan molaritas (M) dengan densiti (d) serta % berat solut adalah sbb: M = 10 x d /BM x % berat larutan d = massa solut (gr) / volume larutan (ml) dan V larutan = berat larutan / d larutan b. Normalitas ( N ) didefinisikan sebagai jumlah gram (mol) ekuivalen solut dalam 1 liter larutan.

Normalitas (N) = gram ekivalen / V(lt) = mol ekivalen/V(lt) = mmol ekivalen /V(ml) = g / BE x 1000/V(ml)dimana g = berat solut (gr) V = volum larutan (ml) BE = BM/n = jumlah ion H+ atau OH- , atau = muatan + atau yang bereaksi dengan pereaksi

dimana n

Contoh : H 2SO4 2 H+ + SO4= + 1 mol H2SO4 2 mol H Jadi 1 mol ekivalen H2SO4 = BM H2SO4 / 2 Catatan : 1 mol ekivalen = 1 gram ekivalen = 1000 mmol ekivalen Hubungan Normalitas (N) dengan molaritas (M), dapat dinyatakan sbb:

12

Normalitas = n

x

Molaritas

c. mg% : satuan ini biasanya digunakan untuk satuan konsentrasi dalam klinis untuk menunjukkan konsentrasi solut dalam larutan atau cairan tubuh yang sangat rendah. mg% didefinisikan sebagai jumlah mg solut dalam 100 ml atau 1 dl larutan atau cairan tubuh. Contoh: Suatu kondisi dehidrasi mempunyai kadar nitrogen urea darah 32%, artinya dalam kondisi tersebut terdapat 32 mg urea dalam 100 ml atau 1 dl darah. d. ppm atau ppb : ppm didefinisikan sebagai jumlah mgr solut dalam 1 liter larutan. ppm = mgr solut/ lt larutan Dan ppb didefinisikan sebagai jumlah solut dalam 1 lt larutan. ppb = solut / lt larutan Osmolaritas Larutan - Osmolaritas menggambarkan jumlah mol total dari semua partikel dalam larutan yang berasal dari suatu senyawa. - Contoh : 1 mol KCl 1mol K+ + 1 mol Cl- Jadi 1 mol KCL terdiri atas 2 mol partikel - Maka 1 mol KCl = 2 osmol - Larutan yang berisi jenis partikel solut yang berbeda, dengan jumlah partikel yang sama dan konsentrasi yang sama akan mempunyai osmolaritas yang sama. Sebagai contoh 1 M KCl dan 1 M NaBr mempunyai osmolaritas yang sama, sehingga juga mempunyai tekanan osmosa yang sama. - Osmolaritas = { 1 + (n-1) } x C Ketonusan Larutan - Ketonusan berkaitan erat dengan proses osmosa. Osmosa dinyatakan sebagai proses perpindahan pelarut melewati suatu membran. Membran disini bisa bersifat semipermeabel atau impermeabel terhadap zat-zat tertentu. Besarnya osmosa yang terjadi dalam suatu proses secara kwantitatif dapat dinyatakan sebagai osmolaritas larutan tersebut dengan satuan osmol. Sedangkan tekanan yang dapat menghalangi terjadinya proses osmosa disebut tekanan osmosa. Kalau pada proses osmosa konsentrasi zat yang terlibat dalam osmosa dinyatakan dalam jumlah konsentrasi keseluruhan zat mula-mula, maka pada ketonusan konsentrasi yang diperhitungkan adalah konsentrasi zatzat yang tidak melewati membaran. - Suatu larutan dapat dikatakan hipotonik, isotonik ataupun hipertonik secara relatif terhadap larutan lainnya. Suatu larutan dikatakan isotonik, bila mempunyai osmolaritas yang sama dengan osmolaritas lautan lainnya . Disamping itu suatu larutan dikatakan 13

hipotonik bila mempunyai osmolaritas kecil dari osmolaritas larutan lainnya. Demikian sebaliknya suatu larutan dikatakan hipertonik bila mempunyai osmolaritas lebih besar dari larutan lainnya. Pengenceran Dan Pemekatan Larutan - Pengenceran Larutan : Didalam laboratorium kimia atau medis pembuatan larutan yang akan digunakan biasanya dibuat dari pengenceran larutan stock yang pekat. Dalam hal ini berlaku hukum pengenceran berikut : C1 x V1 = C2 x V2 C1 = konsentrasi larutan sebelum pengenceran V1 = volume larutan sebelum pengenceran C2 = konsentrasi larutan setelah pengenceran V2 = volume setelah pengenceran Dalam hal ini massa solut yang terlarut adalah tetap, tapi konsentrasi makin kecil. Rumus ini dapat dipakai untuk berbagai pengenceran yang dikehendaki, asalkan satuan konsentrasi yang dipakai adalah sama, seperti %, N, M dan lain-lain. - Pemekatan Larutan : Walaupun pemekatan larutan ini jarang sekali dilakukan, namun hal ini dapat saja dilakukan dalam pembuatan larutan yang lebih pekat dari larutan asal. Untuk mendapatkan konsentrasi yang diinginkan berdasar metoda ini dapat dilakukan sebagi berikut: a. Penambahan solut ke dalam larutan awal penambahan solut menyebabkan larutan menjadi lebih pekat dari larutan asal b. Penguapan solven dari larutan asal penguapan solven menyebabkan volume menjadi lebih kecil sementara jumlah solut terlarut tetap, akibatnya konsentrasi larutan menjadi lebih besar 4. MEMAHAMI KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH 4.1 Menjelaskan kompartemen cairan tubuh Air menyusun 60 % berat tubuh. Banyaknya air dalam tubuh dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, dan kondisi lemak tubuh. Pada wanita lebih rendah dibandingkan pada pria karena proporsi jaringan lemaknya lebih banyak. Air juga menurun secara progresif seiring dengan pertambahan usia. Cairan tubuh terdiri atas 2 kompartemen, yaitu cairan intraseluler (CIS) dan cairan ekstraseluler (CES). CIS membentuk sekitar 2/3 dari total cairan dalam tubuh atau sekitar 40%. CES membentuk 1/3 dari total cairan dalam tubuh atau sekitar 20%. Seluruh cairan diluar sel semuanya disebut cairan ekstraseluler. Kompartemen terbesar dari CES adalah cairan interstisial dan plasma. Plasma adalah cairan yang terus menerus berhubungan dengan cairan interstisial melalui celah-celah membran kapiler. Celah ini bersifat sangat permeabel untuk hampir semua zat kecuali protein. Karenanya CES secara konstan terus tercampur,

14

sehingga plasma dan cairan interstisial mempunyai komposisi yang sama (Na,Cl, ion bikarbonat dalam jumlah yang besar, tapi sedikit K, Ca, Mg, fosfat) kecuali untuk protein yang konsentrasinya lebih tinggi pada plasma. Plasma dan cairan interstisial dipisahkan oleh pembuluh darah yang dapat ditembus kecuali oleh protein plasma dan bergantung pada tekanan osmotik dan tekanan darah. CIS dan CES dipisahkan oleh membran plasma sel yang bersifat sangat selektif. Kompartemen lain dalam CES adalah Limfe dan cairan lintas sel. Cairan lintas sel terdiri dari cairan serebrospinal, cairan intraokulus, cairan perikardium, cairan pleura, cairan peritonium, dan getah pencernaan. Perbedaan utama antara CES dan CIS: 1. adanya protein sel di CIS yang tidak dapat menembus membran untuk keluar sel 2. distribusi tidak setara Na dan K, Na adalah kation utama di CES dan K adalah kation utama di CIS. Na didampingi Cl, HCO3 dan K di dampingi oleh fosfat 4.2 Menjelaskan pemasukan dan pengeluaran air - Pemasukan harus seimbang dengan pengeluaran. Jika Pemasukan total suatu bahan ke dalam tubuh sebanding dengan pengeluaran total dari tubuh maka disebut keseimbangan stabil. Jika pemasukan melebihi pengeluarannya disebut keseimbangan positif. Jika pengeluaran melebihi pemasukannya disebut keseimbangna negatif. - Asupan atau pemasukan air dalam 1 hari: A. Air atau minuman yang dikonsumsi mencapai 1500 ml B. Makanan yang mengandung sekitar 700 ml C. Air metabolik yang dihasilkan melalui metabolisme yang mencapai 300 ml Totalnya 2,5 L Pengeluaran air dalam sehari: A. Melalui urin,pengeluaran air terbesar, sekitar 1500 ml B. Melalui kulit, yaitu saat berkeringat dan melalui perspirasi yang tidak disadari sekitar 500 ml C. Melalui evaporasi paru (respirasi) sekitar 300 ml D. Melalui feses sekitar 200 ml Totalnya 2,5 L Kebutuhan cairan tubuh harian berdasarkan berat badan 1. Sampai 10 kg : 100/kg/hari 2. 10-20 kg : 1000 + 50 /kg (diatas 10 kg) 3. Lebih dari 20 kg : 1500 + 20 /kg (diatas 20 kg)

15

4.3 Menjelaskan Faktor-Faktor dalam Metabolisme Air Asupan dan output air harian dari seseorang dengan aktifitas sedang adalah seimbang, yaitu sekitar 2500 ml. Dalam tubuh yang sehat, penyusuaian terhadap keseimbangan air terjadi melalui peningkatan asupan air dalam mekanisme haus atau melalui penurunan keluaran air oleh ginjal a. Asupan air dalam 24 jam didapat terutama dari diet - makanan yang di telan mengandung sekitar 700 ml air. Daging mengandung 50% sampai 75% air dan beberapa jenis buah dan sayuran mengandung 95% air - air atau minuman lain yang dikonsumsi mencapai sekitar 1600 ml - air metabolik yang dihasilkan melalui katabolisme mencapai sekitar 300 ml. Katabolisme 1 g lemak menghasilkan 1,07 ml air; 1g karbohidrat 0,55 ml air; dan 1g protein 0,41 ml. b. Keluar air (kehilangan air) terjadi melalui beberapa rute. - ginjal bertanggung jawab untuk kehilangan air terbesar (sekitar 1500 ml) - air juga hilang melalui kulit, yaitu saat berkeringat dan melalui perspirasi tak kasat mata (sekitar 500 ml). Melalui evaporasi paruparu (300 ml ), dan melalui saluran gastrointestinal (200 ml) Haus atau keinginan secara sadar untuk mendapatkan air adalah pengatur utama asupan air. a. Pengaturan haus. Mekanisme haus dikendalikan oleh pusat haus dalam hipotalamus. Pusat ini mengandung saraf spesifik yang disebut osmoreseptor yang letaknya dekat dengan neuron yang mensekresi ADH b. Stimulus utama untuk pusat haus adalah peningkatan osmolalitas plasma dan penurunan volume darah - peningkatan osmolalitas CES, seperti yang diakibatkan oleh ingesti NaCl menyebabkan osmoreseptor kehilangan air, mengecil dan berdepolarisasi. Impuls memberi sinyal korteks serebral untuk memulai sensasi haus yang dapat dihilangkan dengan meminum air. - penurunan volume darah (dan tekanan darah), seperti yang terjadi akibat hemoragi, dirasakan oleh baroreseptor kardiovaskuler, dan impuls ditransmisi ke osmoreseptor dalam hipotalamus untuk mengaktivasi mekanisme haus. Juga, pelepasan renin oleh ginjal mengakibatkan produksi

16

angiotensin yang langsung bekerja pada otak untuk menstimulus sensasi haus mulut dan kerongkongan kering menyebabkan sensasi haus

Pengaturan hormonal untuk keluar air a. ADH diproduksi untuk merespons stimulus osmotik dan nonosmotik yang sama yang menyebabkan sensasi haus. ADH mengakibatkan retensi air oleh ginjal dan penurunan keluaran urine. - peningkatan osmolalitas plasma menstimulus osmoreseptor hipotalamus dan menyebablan refleks sekresi ADH. Peningkatan konsentrasi ion natrium (hipernetremia) dan glukosa (hiperglikemia) plasma merupakan stimulus utama untuk pelepasan ADH - penurunan volume darah sekitar 10% sampai 15% dirasakan oleh osmoreseptor hipotalamus dan mengakibatkan peningkatan produksi ADH b. Mekanisme renin- angiotensin- aldosteron mengendalikan reabsorpsi ginjal terhadap ion natium dan ekskresi ion kalium. Angiotensin menstimulasi aldosteron yang disekresikan oleh korteks adrenal untuk bekerja pada tubulus kontortus distal agar reabsorpsi natrium meningkat. Karena air secara osmotik mengikuti natrium. Maka terjadi retensi air. Peningkatan volume CES akibat retensi air akan menghambat produksi renin. Efisiensi ginjal dalam mengatur keseimbangan air Jenis kelamin dan individu. Wanita memiliki kandungan air lebih rendah dibandungkan dengan pria, terutama karena hormon seks wanita, esterogen, meningkatkan deposit lemak di payudara, bokong dan tempat lain. Ini memnybabkan wanita memiliki porsi jaringan lemak yang lebih besar, sehingga kandungan air lebih rendah. Persentase air juga menurun secara progesif dengan bertambahnya usia. Cairan Intra seluler (CIS) Cairan Ekstra Seluler (CES) terdiri dari plasma, cairan interstisium, limfe dan cairan lintas sel ( cairan serebropinalis, cairan intraokulus, cairan sinovial, cairan perikardium, pleura, dan peritoneum serta getah pencernaan Umur Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal/ jantung Iklim Orang yang beraktifitas di lingkungan panas, dapat kehilangan cairan sampai 5L/hari Diet Ketika intake nutrisi tidak cukup, tubuh akan membakar lemak dan protein. Hal ini menyebabkan edema Stress 17

Stress meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glikogen otot Kondisi sakit Kondisi ini sangat berpengaruh pada kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit Adanya tekanan osmotik Adanya tekanan hidrostatik kapiler (HPC) Adanya tekanan Cairan Interstisial (HPIF) Adanya tekanan koloid osmotik plasma Adanya tekanan koloid cairan Interstisial Adanya ketidakseimbangan cairan ekstraseluler dan intraseluler Adanya osmolalitas, dsb

5. MEMAHAMI GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH 5.1 Menjelaskan penyebab dehidrasi Diare sampai saat ini masih merupakan penyakit yang tersering menyebabkan dehidrasi(masih banyak terjadi di Asia selatan dan tenggara, Amerika selatan, dan Afrika). (IPD hal.152) Dehidrasi karena bakteri patogen noninvasif biasanya ringan. Dehidrasi karena bakteri patogen invasif biasanya lebih berat dibanding noninvasif. Dehidrasi akibat virus komplikasinya hampir sama dengan bakteri, kebanyakan lebih ringan. (IPD hal.155) Dehidrasi juga dapat disebabkan oleh : DEFISIT VOLUME CAIRAN EKSTRASEL HIPER-OSMOLAR: a. Asupan cairan yang tidak adekuat (jumlah air yang masuk lebih sedikit dibandingkan jumlah natrium) b. Asupan solute yang meningkat (garam, gula, protein) c. Muntah dan diare yang berlebihan d. Ketoasidosis diabetik e. Berkeringat DEFISIT VOLUME CAIRAN EKSTRASEL ISO-OSMOLAR a. Muntah dan diare b. Fistula gastro-intestinal, drain abses, cairan dari selang gastrointestinal (naso gastric tube, drain kolostomi) c. Demam, banyak berkeringat, peningkatan suhu lingkungan d. Perdarahan e. Luka bakar f. Asites g. Obstruksi intestinal 5.2 Menjelaskan gejala-gejala dehidrasi Dera Cairan Gejala jat tubuh hilang (%)

DEFISIT CAIRAN TUBUH (LITER)

18

Dehi drasi ringa n Dehi drasi sedan g

2

Haus

1-2

5

Dehi drasi berat

8

Dehi drasi

22-30

Haus yang nyata Membran mukosa kering Kulit kering dan berkeriput (turgor menurun) Suhu tubuh 37,2oC Takikardia Frekuensi nafas 28 x/mnt TD sistolik 10-15 mmHg dalam posisi berdiri Volume urin < 25 ml/jam BJ urin > 1030 Hb , Ht , BUN Keseimbangan asam-basa : asidosis Gejala lebih berat dari dehidrasi sedang Kulit kemerahan TD sistolik < 60 mmHg Perubahan perilaku : iritabilitas, mudah capek, disorientasi, delirium Anuria Koma, dapat

3-5

5-10

19

fatal 5.3

menyebabkan kematian

Menjelaskan Contoh - Contoh Penyakit Akibat Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh a. Hipovolemia yaitu suatu keadaan di mana berkurangnyavolume cairan tubuh yang akhirnya menimbulkan hipoperfusi jaringan. Hipovolemia yaitu berkurangnya cairan ekstrasel di mana air dan natrium berkurang dalam jumlah yang sebanding. Hipovolemia dapat terjadi pada kehilangan air dan natrium melalui saluran intestinalis seperti muntah, diare, pendarahan, atau melalui pipa sonde. Dapat juga melalui ginjal antara lain penggunaan diuretic, diuresis osmotic, hipoaldosteronisme,. Melalui kulit dan saluran pernapasan seperti keringat dan luka bakar. Pada hipovolemia cairan yang berkurang adalah cairan ekstrasel. Karena cairan tersebut adalah cairan yang isotonik, maka kadar natrium plasma tetap dalam batas normal. Ada 2 tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keadaan ini, yaitu menanggulangi penyakit yang mendasari dan penggantian cairan yang hilang. b. Hipervolemia yaitu suatu keadaan di mana terjadinya peningkatan volume cairan ekstrasel khususnya intravaskular (volume overload) melebihi kemampuan tubuh mengeluarkan air melalui ginjal, saluran intestinal, dan kulit. Keadaan ini dipermudah dengan adanya gangguan pada otot jantung atau pada gangguan fungsi ginjal berat. Penanggulangan yang dilakukan dalam gangguan ini adalah pemberian diuretik kuat, furosemid, serta restriksi asupan air. c. Edema yaitu suatu pembengkakan yang dapat diraba akibat penambahan volume cairan intersisium. Ada 2 faktor penentu edema, yaitu perubahan hemodinamik dalam kapiler yang memungkinkan keluarnya cairan intervascular ke dalam jaringan intersisium dan retensi natrium di ginjal. Penanggulangan edema yang dapat dilakukan, meliputi: bila mungkin memperbaiki penyakit dasar, restriksi asupan natrium untuk meminimalisasi retensi air, serta pemberian diuretik. d. Dehidrasi yaitu keadaan di mana berkurangnya volume air tanpa elektrolit (natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium dari cairan ekstrasel e. Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh ketidakmampuan mengkonsentrasikan air urin dengan efektif. Akibat klinis kehilangan air urin berlebihan adlah peningkatan konsentrasi solut cairan ekstraselluler, terutama natrium(hipernatermia). Menurut tempat kelainan fungsinya diabetes insipidus terbagi dua yaitu Diabetes insipidus sentral dan Diabetes insipidus nefrogenik. (Ilmu kesehatan anak, hal. 236) DAFTAR PUSTAKA

20

Sloane, Ethel: Anatomi dan Fisiologi, Jakarta, 2004, EGC. Sherwood, Lauralee : Fisiologi Manusia, ed 2, Jakarta, 2001, EGC. Wilson, Lorraine : Patofisiologi, volume 1 ed 6, Jakarta, 2006, EGC. Setiyohadi, Bambang : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1 ed 4, Jakarta, 2006, Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sherwood, Lauralee : Human Physiology From Cells to Systems, 5th ed, 2004 Mc Murray, John : Chemistry II, Edition Prentice-Hall International,Inc, Regulation of Extracellular Fluid Composition and Volume in Ganong WF, Review of Medical Physiology 21th edition, A Lange Medical Book McGrawHill, San Francisco.

21