dehidrasi blok xii

Upload: muhammad-bilal-bin-amir

Post on 02-Jun-2018

255 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    1/46

    PEMBERIAN CAIRAN INFUS

    INTRAVENA (INTRAVENOUS

    FLUIDS)

    Erwin Kresnoadi

    Bagian / SMF Anestesiologi dan Reanimasi

    FK Unram / RSU provinsi NTB

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    2/46

    Jika memungkinkanjalur enteral digunakan

    untuk cairan.

    ini hanya digunakan pada anak yg tidak dpt

    menerima cairan melalui mulut.

    Berlaku utk anak di atas usia neonatus (28 hari).

    Penggunaan terapi cairan intravena

    membutuhkan peresepan yg tepat&pengawasan ketat.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    3/46

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    4/46

    Keadaan-keadaan yg dapat memerlukan

    pemberian cairan infus :

    Perdarahan dlm jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh& komponen darah)

    Trauma abdomen berat (kehilangan cairan tubuh &komponen darah)

    Fraktur (patah tulang), khususnya di pelvis (panggul) &femur (paha) (kehilangan cairan tubuh & komponendarah)

    Serangan panas (heat stroke) (kehilangan cairan tubuhpada dehidrasi)

    Diare dan demam (mengakibatkan dehidrasi) Luka bakar luas (kehilangan banyak cairan tubuh)

    Semua trauma kepala, dada, tulang punggung(kehilangan cairan tubuh & komponen darah)

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    5/46

    Indikasi pemberian obat

    intravena:

    Pada seseorang dengan penyakit berat,

    pemberian obat melalui intravena langsung

    masuk ke dalam jalur peredaran darah. Misal pada kasus infeksi bakteri dalam

    peredaran darah (sepsis)memberikan

    keuntungan lebih dibandingkan memberikan

    obat oral.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    6/46

    Obat tersebut memiliki bioavailabilitas oral(efektivitas dalam darah jika dimasukkan

    melalui mulut) yang terbatas / hanya tersedia

    dalam sediaan intravena (sebagai obat suntik). Misalnya antibiotika golongan aminoglikosida

    yang susunan kimiawinya polications &

    sangat polartidak dapat diserap melalui

    jalur gastrointestinal.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    7/46

    Pasien tidak dapat minum obat karena

    muntah / memang tidak dapat menelan obat

    (ada sumbatan di saluran cerna atas).

    Pada keadaan seperti inidipertimbangkanpemberian melalui jalur lain seperti rektal,

    sublingual, subkutan, i.m

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    8/46

    Kesadaran menurun dan berisiko terjadi

    aspirasi(tersedakobat masuk ke

    pernapasan).

    Kadar puncak obat dalam darah perlusegera dicapai Peningkatan cepat

    konsentrasi obat dalam darah tercapai.

    Misalnya pada orang yg mengalami

    hipoglikemia berat & mengancam nyawa,

    penderita diabetes mellitus.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    9/46

    Indikasi Pemasangan Infus

    Pemberian cairan intravena.

    Pemberian nutrisi parenteral (langsung masuk

    ke dalam darah) dalam jumlah terbatas.

    Pemberian kantong darah dan produk darah.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    10/46

    Pemberian obat yg terus-menerus (kontinyu).

    Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelumprosedur (misalnya pada operasi besar dgn risikoperdarahan, dipasang jalur infus intravena untukpersiapan jika terjadi syok, juga untukmemudahkan pemberian obat)

    Upaya profilaksis pada pasien-pasien yg tidakstabil,risiko dehidrasi (kekurangan cairan) &syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluhdarah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapatdipasang jalur infus.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    11/46

    komplikasi yang dapat terjadi

    Hematomadarah mengumpul dalam jaringantubuh krn pecahnya pembuluh darah arteri vena/kapiler, terjadi akibat penekanan yg kurang tepat saatmemasukkan jarum / tusukan berulang padapembuluh darah.

    Infiltrasimasuknya cairan infus ke dalam jaringansekitar (bukan pembuluh darah) akibat ujung jaruminfus melewati pembuluh darah.

    Tromboflebitis, atau bengkak (inflamasi) pada

    pembuluh vena akibat infus yang dipasang tidakdipantau secara ketat dan benar.

    Emboli udaramasuknya udara ke dalam sirkulasidarah akibat masuknya udara yang ada dalam cairaninfus ke dalam pembuluh darah.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    12/46

    Jenis Cairan

    Cairan hipotonik:

    - osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serumsehingga larut dalam serum dan menurunkanosmolaritas serum.

    - Digunakan pada keadaan sel mengalamidehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah(dialisis) dalam terapi diuretik, pasien denganketoasidosis diabetik.

    - Komplikasi yg membahayakan

    perpindahantiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke selmenyebabkan kolaps kardiovaskular &peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak)pada beberapa orang.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    13/46

    Cairan Isotonik:

    - osmolaritas cairannya mendekati serum

    terus berada di dalam pembuluh darah.

    - Bermanfaat pada pasien yg mengalami

    hipovolemi.

    - Memiliki risiko terjadinya overloadpada

    penyakit gagal jantung kongestif danhipertensi.

    - ContohnyaRinger-Laktat (RL),(NaCl 0,9%).

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    14/46

    Cairan hipertonik:

    - osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan

    serummenarik cairan & elektrolit dari

    jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah.

    - Mampu menstabilkan tekanan darah,

    meningkatkan produksi urin, dan mengurangi

    edema.- Penggunaannya kontradiktif dgn cairan

    hipotonik.

    - Misalnya Dextrose 5%, NaCl 3% hipertonik,

    produk darah (darah), albumin.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    15/46

    Pembagian cairan berdasarkan

    kelompoknya:

    Kristaloid: bersifat isotonikefektif dalam

    mengisi sejumlah volume cairan (volume

    expanders) ke dalam pembuluh darah dalam

    waktu yang singkat dan berguna pada pasienyang memerlukan cairan segera. Misalnya

    Ringer-Laktat dan garam fisiologis.

    Koloid: ukuran molekulnya cukup besar sehingga

    tidak akan keluar dari membran kapiler dan tetapberada dalam pembuluh darahsifatnya

    hipertonik dan dapat menarik cairan dari luar

    pembuluh darah. Contohnya adalah albumin dan

    steroid.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    16/46

    Pemberian Cairan Infus padaAnak

    Berapa Banyak Cairan yang

    Dibutuhkan Anak Sehat?

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    17/46

    Anak sehat dgn asupan cairan normaltanpamemperhitungkan kebutuhan cairan yg masuk melaluimulut, membutuhkan sejumlah cairan yg disebut dgnmaintenance.

    Cairan maintenancevolume (jumlah) asupancairan harian yg menggantikan insensible loss(kehilangan cairan tubuh yg tak terlihat. misalnya

    melalui keringat yg menguap, uap air dari hembusannapas dlm hidung, dari feses/tinja), ditambahekskresi/pembuangan harian kelebihan zat terlarut(urea, kreatinin, elektrolit, dll) dlm urin/air seni ygosmolaritasnya/kepekatannya sama dgn plasma

    darah.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    18/46

    Kebutuhan cairan maintenanceanak

    berkurang secara proporsional seiring

    meningkatnya usia & berat badan.

    Cairan yg digunakan untuk infus maintenance

    anak sehat dgn asupan cairan normal :

    NaCl 0,45% dengan Dekstrosa 5% +20mmol KCl/liter

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    19/46

    Penyalahgunaan cairan infus yg banyak terjadidlm penanganan diare (gastroenteritis) akut padaanak.

    Pemberian cairan infus banyak disalahgunakan

    (overused) di UGDpersepsi yg salah bahwajenis rehidrasi ini lebih cepat menangani diare &mengurangi lama perawatan di RS.

    Gastroenteritis akut disebabkan oleh infeksi pada

    saluran cerna (gastrointestinal), terutama olehvirus, ditandai adanya diare dgn atau tanpa mual,muntah, demam, dan nyeri perut. Prinsip utamapenatalaksanaan gastroenteritis akut

    menyediakan cairan utk mencegah & menanganidehidrasi.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    20/46

    Penyakit ini umumnya sembuh dgn sendirinya (self-

    limiting), namun jika tidak ditangani dpt menyebabkan

    kehilangan cairan & elektrolit yg bisa mengancam

    nyawaDehidrasi yg diakibatkan sering membuat

    anak dirawat di RS.

    Terapi cairan yg diberikan harus mempertimbangkan

    tiga komponen: rehidrasi (mengembalikan cairan tubuh),

    mengganti kehilangan cairan yg sedang berlangsung,

    dan maintenance. Terapi cairan ini berdasarkanpenilaian derajat dehidrasi yg terjadi.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    21/46

    Penilaian Derajat Dehidrasi

    Tanpa Dehidrasi:

    diare berlangsung, namun produksi urin normal, maka makan/minum dan menyusui diteruskan sesuai permintaananak (merasa haus).

    Dehidrasi Ringan (< 5%)

    Kotoran cair (watery diarrhea)

    Produksi urin (air seni) berkurang

    Senantiasa merasa haus

    Permukaan lapisan lendir (bibir, lidah) agak kering

    Dehidrasi Sedang (5-10%)

    Turgor (kekenyalan) kulit berkurang

    Mata cekung

    Permukaan lapisan lendir sangat kering

    Ubun-ubun depan mencekung

    Dehidrasi Berat (>10%)

    Tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah:

    Denyut nadi cepat dan isinya kurang (hipotensi/tekanan darah menurun)

    Ekstremitas (lengan dan tungkai) teraba dingin

    Oligo-anuria (produksi urin sangat sedikit, kadang tidak ada), sampai koma

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    22/46

    Penggantian Cairan pada Anak

    dengan Gastroenteritis

    Derajat dehidrasi Cairan Rehidrasi Oral

    (CRO)

    Cairan intravena/infus

    Ringan (< 5%) 50 ml/kg BB dalam 3 4

    jam

    Tidak direkomendasikan

    Sedang (5 - 10%)

    100 ml/kg BB dalam 3

    4 jamTidak direkomendasikan

    Berat ( > 10%) 100 150 ml/kg BB

    dalam 3 4 jam (jika

    masih mampu minum

    CRO)

    20 ml /kg, Bolusdalam

    satu jam (NaCl atau RL)

    Kehilangan BB berlanjut 10 ml/kg setiap habis

    BAB atau muntah

    10 ml/kg setiap habis

    BAB atau muntah

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    23/46

    American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikanpemberian CRO dlm penatalaksanaan diare (gastroenteritis)pada anak dgn dehidrasi derajat ringan-sedang.

    Penggunaan cairan infus hanya dibatasi pada anak dgndehidrasi berat, syok, dan ketidakmampuan minum lewat

    mulut. Terapi rehidrasi (pemberian cairan) oral (oral rehydration

    therapy) seperti oralit dan Pedialyte terbukti sama efektifnyadgn cairan infus pada diare (gastroenteritis) dgn dehidrasisedang.

    Keuntungan tambahan lainwaktu yg dibutuhkan utk

    memberikan terapi CRO lebih cepat dibandingkan dgn harusmemasang infus terlebih dahulu di UGD RS.

    Dlm analisis penatalaksanaan, pasien yg diterapi denganCRO sedikit yg masuk perawatan RS. Hasil penelitian inimeyarankan cairan rehidrasi oral menjadi terapi pertama pada

    anak diare di bawah 3 tahun dgn dehidrasi sedang.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    24/46

    apakah pemberian cairan melalui infus

    mempercepat pemulihan dibandingkan

    dengan cairan rehidrasi oral (oral

    rehydrat ion therapy /so lut ion/CRO/oralit)pada anak dengan muntah dan diare akut ?

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    25/46

    Ternyata pemberian cairan infus tidak mempersingkatlamanya penyakit, dan bahkan mampu menimbulkan efeksamping dibandingkan pemberian oralit.

    Sebuah penelitian meta analisis internasional ygmembandingkan CRO (oralit) dgn cairan intravena/infus pada

    anak dgn derajat dehidrasi ringan sampai berat menunjukkanbahwa CRO mengurangi lamanya perawatan di RS sampai29 jam.

    Sebuah studi lain juga menyimpulkan CRO menanganidehidrasi (kekurangan cairan tubuh) & asidosis (keasamandarah meningkat) lebih cepat dan aman dibandingkan cairan

    infus. Penelitian lain menunjukkan keuntungan lain oralit pada diare

    dengan dehidrasi ringan-sedang mengurangi lamanyadiare, meningkatkan (mengembalikan) berat badan anak, danefek samping lebih minimal dibandingkan cairan infus.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    26/46

    Pengawasan (Monitoring)

    Semua anak yg mendapatkan cairan infus

    sebaiknya diukur berat badannya 68 jam

    setelah pemberian cairan dan kemudian sekali

    sehari. Semua anak yg mendapatkan cairan infus

    sebaiknya diukur kadar elektrolit & glukosa

    serum sebelum pemasangan infus dan 24 jam

    setelahnya.

    Bagi anak yg tampak sakit, periksa kadar

    elektrolit & glukosa 46 jam setelah

    pemasangan, dilanjutkan sekali sehari

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    27/46

    Terapi Cairan Rumatan pada

    Anak

    Terapi cairan pada bayi & anak memiliki pertimbanganyg jauh berbeda dibandingkan pada pasien dewasa.

    Kapasitas anak utk mentoleransi status hidrasiabnormal jauh lebih kecil daripada dewasa.

    Konsumsi energi pada bayi dlm keadaan istirahat kira-kira 70 kcal per kg berat badan, yakni hampir dua kalidewasa.

    Luas permukaan tubuh bayi terhadap berat badanlima kali lebih besar daripada dewasakehilangan

    air melalui penguapan sangat besar pada demam /suhu lingkungan yg panas.

    Gangguan elektrolit yg lazim dijumpai pada anak hiponatremia, hipokalemia, dan hipomagnesemia.

    T i C i P t l

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    28/46

    Terapi Cairan Parenteral

    Rumatan

    Istilah "terapi cairan rumatan"pemenuhanjumlah air, elektrolit (natrium, kalium & klorida),serta glukosa yg dibutuhkan untuk pasien-pasienyg tidak bisa memilih asupan mereka sendiri

    (misal, seseorang yg akan menjalani operasi,penurunan kesadaran / anoreksia, sakit berat, dll).

    Terapi cairan rumatan ini tidak mengoreksi defisitcairan / mengganti kehilangan abnormal seperti

    yg terjadi pada diare, muntah-muntah, ataudrainase usus.

    Kehilangan ini perlu diganti karena merupakankebutuhan tambahan.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    29/46

    Komponen Cairan Rumatan

    Insensible water loss/IWL

    Kira-kira 25% dari konsumsi kalori total terbuang

    sbg insensible water loss. Karena konversi 1 ml

    air menjadi uap membutuhkan kira-kira 0,5 kcalsetiap 100 kcal yg dikonsumsi, 25 kcal di

    antaranya digunakan untuk pembuangan panas

    yg mengubah 50 ml air menjadi uap. IWL

    merupakan fungsi langsung dari pemakaianenergi sebesar rata-rata 50 ml per 100 kcal yg

    dikonsumsi. Kira-kira 1/3 dari kehilangan air

    terjadi melalui paru dan 2/3 melalui kulit.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    30/46

    IWL meningkat bila terjadi hiperventilasi (misalnyaneonatus prematur, asma, pneumonia, diabetikketoasidosis, dan asidosis akibat uremia),demam, ruam kulit (misalnya viral exanthem), luka

    bakar, dan lingkungan kering. IWL berkurang pada pasien-pasien koma, sedasi

    yg lama, hipotiroidisme, hipotermia, danmenghirup udara lembab (misalnya ventilasimekanik).

    Jika kelembaban lingkungan bertambah sehinggamenghambat penguapan kulitsuhu tubuh naik.

    Setiap peningkatan suhu 1oC di atas 37oCkebutuhan air (kalori) bertambah 12%.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    31/46

    ContohnyaIWL seorang anak dgn berat 15 kg,pernapasan 50/menit, dan demam 40oC. Kebutuhankalori pada demam kira-kira 1550 kcal/hari, yakni1250 kcal/24 jam + 1250 kcal x 24%. IWL adalah 775ml/24 jam (yaitu 1550 kcal/24 jam x 0,5 ml/kcal), kira-

    kira 260 ml dari paru (775 ml : 3), dan kira-kira 520 ml(775 x 2/3) dari kulit.

    Karena pernapasan dua kali lebih cepat dari normal,IWL dari paru adalah 520 ml (yakni 260 ml x 2).Dengan demikian, IWL total kira-kira 1040 ml (yakni

    520 ml melalui kulit + 520 ml melalui paru). IWL berbeda dari keringat yg terjadi bila suhu

    lingkungan melebihi 35oC.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    32/46

    Glukosa

    sumber nutrisi otak, jantung, dan sel darah

    merah.

    Gamble dkk. menunjukkan bahwa pemberian

    karbohidrat ke pasien rawat-inap yg puasamengurangi beban solute (zat terlarut)

    metabolisme dgn mengurangi katabolisme

    protein.

    Kebutuhan minimal glukosa untuk mencegah

    katabolisme protein kira-kira 3 gram/kg/hari

    untuk bayi & kira-kira 1,5 gram/kg/hari pada

    dewasa.

    K hil i & l kt lit l l i

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    33/46

    Kehilangan air & elektrolit melalui

    urin

    Ekskresi urin merupakan fungsi dari kandungan solutemetabolik (biasanya urea dan elektrolit, dinyatakan dalammOsm/100 kcal) & konsentrasi urin (dinyatakan dalammOsm/L).

    katabolisme protein & ion-ion yg diingesti merupakan

    penentu utama dari osmolaritas urin. Sebaliknya, karbohidrat & lemak dimetabolisme menjadi CO2

    dan H2Obukan merupakan kontributor penting dari zat-zatterlarut yg perlu diekskresikan urin.

    Kandungan zat terlarut (solut) metabolisme bervariasimenurut diet.

    Diet orang dewasa menghasilkan kira-kira 40 mOsm/100 kcal(kira-kira 1200 mOsm per hari), bayi yg minum susu 40mOsm/100 kcal, bayi ng mendapat ASI 10 mOsm/100 kcal,dan pasien-pasien rawat inap yg hanya mendapat cairanparenteral yg mengandung dekstrosa 5% 20 mOsm/100 kcal.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    34/46

    Ginjal manusia memproduksi urin r antara 50 sampai1400 mOsm/L (berbanding lurus dgn BJurin 1,001-1,040).

    Osmolaritas urin sebesar 300 mOsm/L sebanding dgnBJ 1,010.

    Pemberian 65 ml air/100 kcal energi yg dikonsumsimemungkinkan ekskresi solut metabolisme pada 300mOsm/liter, yaitu [(20 mOsm/100 kcal) : 300 mOsm/L]x 1000 = 65 ml/100 kcal. Ada produksi air sebanyak15 ml per 100 kcal yg dikonsumsi per hari. Inidinamakan air oksidasi.

    Jadi, kebutuhan air rumatan untuk pasien rawat inapyg mendapat larutan karbohidrat kira-kira 100 ml/100kcal (yakni 65 ml/100 kcal kehilangan air melalui urin+ 50 ml/100 kcal IWL- 15 ml/100 kcal air oksidasi).

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    35/46

    Walaupun berbagai sistem telah digunakan

    untuk menaksir kebutuhan rumatan cairan dan

    elektrolit, rumus Holiday-Segar bisa digunakan

    K b t h R t N t i &

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    36/46

    Kebutuhan Rumatan Natrium &

    Kalium

    Natrium

    Dalam minggu-minggu pertama kehidupan, bayi normalmembutuhkan 1-1,5 mEq/kg/hari, ditingkatkan menjadi 3mEq/kg/hari menjelang usia 2-3 bulan, dan diturunkanperlahan-lahan menjadi 2 mEq/kg/hari menjelang usia 2

    tahun. Kalium

    Kebutuhan rumatan sekitar 3 mEq/kg/hari (2-4 mEq/kg/hari).

    Kebutuhan rumatan terhadap natrium & kalium juga bisadimodifikasi untuk pasien-pasien tertentu. Kebutuhan natrium

    bisa lebih tinggi pada pasien dgn nefritis dengan ekskresigaram berlebihan, uropati obtruksi, pielonefritis kronik, atauterapi diuretik; dan kehilangan dari saluran cerna ygberlebihan (fistula, drainase nasogastrik, penyakit radangusus). Kehilangan dari lambung & usus biasanya digantikanoleh normal saline. Kebutuhan natrium berkurang pada

    status edema yg disebabkan penyakit hati, jantung, danginjal. Edema menunjukkan kelebihan natrium tubuh.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    37/46

    Larutan Elektrolit Hipotonik

    Larutan elektrolit hipotonik mengisi kompartemen intraselulerlebih banyak dibandingkan dgn kedua kompartemen lain sesuai diberikan pada keadaan-keadaan dehidrasi ygberlangsung lama.

    Misalnya karena kurang asupan melalui oral (mulut) &

    demam tinggi. Larutan ini mengandung konsentrasi natriumlebih rendah daripada plasma.

    Dalam praktik, glukosa ditambahkan utk membuat larutanmenjadi isotonik.

    Di dalam tubuh, glukosa yg dikandung dalam infus ini cepatdimetabolisme menjadi airtekanan osmotiknya menjadilebih rendah dari plasma.

    Karena larutan-larutan dlm kelompok ini memiliki kandungankalium & natrium yg bervarisi sesuai dengan kebutuhanharian pasien,sebagai larutan rumatan rasional.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    38/46

    Beberapa keadaan yang perlu diperhatikan

    dalam pemberian cairan rumatan pada anak

    Hiponatremia akut (iatrogenik)

    Hipokalemia

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    39/46

    Hiponatremia Akut

    Hiponatremia (kadar natrium plasma < 135

    mEq/L) dikatakan akut jika penurunan kadar

    natrium terjadi dalam 48 jam.

    Bahaya utamanyapembengkakan sel otak& herniasi.

    Dua faktor yg bertanggung jawab untuk

    munculnya hiponatremia akut

    infus airbebas tanpa elektrolit (misal dekstrosa 5%) &

    pelepasan vasopresin.

    S b b b b l

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    40/46

    Sebab-sebab pelepasan

    vasopresin

    Hipernatremia (merupakan stimulus terpenting,

    tetapi bukan pada kasus ini).

    Penurunan volume sirkulasi (penurunan ECF > 7%).

    Nausea, nyeri, dan kecemasan. Obat-obat (sebagian bekerja dgn merangsang

    nausea).

    Stimulus aferen melalui nervus vagus (contohnya

    lesi paru).

    Gangguan sistem saraf pusat (meningitis,

    ensefalitis).

    Kelainan metabolik & endokrin (contohnya hipotiroid,

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    41/46

    Gejala-gejala yang bisa dijumpai bila Na plasma turunsebesar 10 mEq/L dalam beberapa jamnausea,muntah, dan kram otot.

    Jika penurunan sebesar 10 mEq/L terjadi dalam 1 jamsakit kepala hebat, letargi, kejang, disorientasi, dankoma.

    Koreksi cepat hanya dilakukan pada kasus simtomatikdi mana natrium serum < 115 meq/L. Pada anak lebihsesuai diberikan NaCl 0,9% daripada NaCl 3%.

    Koreksi pada pasien asimtomatik

    meningkatkan Naserum tidak lebih cepat daripada 12 mEq/L dalam 24jam.

    Jika pasien bergejala, natrium serum bolehditingkatkan 1 sampai 1,5 mEq/L/jam sampai gejala

    mereda.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    42/46

    Hipokalemia

    Hipokalemia / kadar K+ < 3,5 mEq/L harus dipikirkanpada setiap anak dgn diare akut & kronik sertamemperlihatkan gejala leher terkulai, lemas anggotagerak, atau distensi abdomen.

    Prevalensi hipokalemia pada pasien rawat-inapadalah 20%. Hipokalemia dikatakan ringan jika kadarK+ antara 3-3,5 mEq/L, hipokalemia moderat antara2,5-3mEq/L.

    Hipokalemia beratkadar di bawah 2,5 mEq/L. Penyebab tersering dari hipokalemiakehilangan

    melalui saluran cerna, diare, muntah-muntah, dankehilangan melaui urin (diuretik).

    Hipokalemia perlu dipikirkan pada

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    43/46

    Hipokalemia perlu dipikirkan pada

    keadaan-keadaan

    Pasien asma yg mendapat beta-agonis, teofilin. Kedua obat inimenyebabkan perpindahan kalium dari plasma ke intraseluler.Suatu dosis standar albuterol nebuliser bisa mengurangi kaliumserum sebesar 0,2-0,4 mmol/L. Selain itu, dosis kedua yg diberikandlm waktu 1 jam kemudian, bisa menurunkan kadar K+ serumsebesar 1 mmol/L7.

    Pasien ng lama menggunakan pencahar (untuk menurunkan beratbadan).

    Pasien dgn hiperaldosteronisme. Aldosteron merangsang Na+/K+ATP-ase di tubulus distal yg memacu ekskresi kalium di tubulusdistal utk bertukar dgn natrium.

    Deplesi magnesium mengurangi kadar kalium intrasel & memacu

    ekskresi kalium melalui ginjal. Alkalosis metabolik.

    Renal tubular asidosis.

    Bronkopneumonia

    Kasus-kasus bedah: obstruksi usus, stenosis pilorik, dan fistula.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    44/46

    Pada ketoasidosis diabetik, walaupun biasa terjadi deplesikalium tubuh sampai 500 mEq, kebanyakan pasienmemperlihatkan hiperkalemia pada saat didiagnosis.

    Ini disebabkan efek-efek insulinopenia, hiperosmolalitas, danasidemia.

    Selama tatalaksana ketoasidosis diabetik, penurunan cepatdari kadar kalium serum khas dijumpai.

    Bila kadar kalium serum < 5,5 mEq/L, 20 sampai 30 mEq Kperlu ditambahkan ke setiap liter cairan intravena.

    Pada kondisi-kondisi di atas &an pada kasus-kasus di mana

    asupan makan per oral kurang, suplementasi kaliumdiperlukan. Untuk kasus non-bedah bisa diberikan K+ 2-4mEq/kgBB/hari, sedang pada kasus-kasus bedah bisadiberikan K+ sampai 5 mEq/kgBB/hari jika fungsi ginjal baik.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    45/46

    Kesimpulan

    Kepentingan terapi cairan rumatan pada anak tidakkalah pentingnya dari terapi resusitasi cairan.

    Untuk menghitung kebutuhan rumatan harian, bisadigunakan rumus Holiday-Segar.

    Anak relatif lebih rentan utk mengalami hiponatremia,sehingga cairan infus yg tidak mengandung elektrolitsebaiknya dihindari.

    Hipokalemia cukup sering dijumpai & faktor-faktor ygbisa menyebabkan / memperberat hipokalemia perlu

    dikenali. Pada pasien-pasien demikian di mana asupan oral

    kurang, pemberian cairan rumatan yang mengandungkalium dianjurkan.

  • 8/10/2019 Dehidrasi Blok XII

    46/46

    TERIMA KASIH

    ATAS

    PERHATIANNYA