dehidrasi blok 10

26
Keseimbangan Cairan dalam Tubuh Nyimas Amelia Pebrina C8/102012406 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No. 6, Jakarta Barat 11510 Email : [email protected] Pendahuluan Keberlangsungan hidup serta fungsi sel secara normal bergantung pada pemeliharaan konsentrasi garam, asam, dan juga elektrolit didalam cairan internal sel tersebut. Kelangsungan hidup sel juga bergantung pada pengeluaran sisa-sisa metabolisme yang dihasilkan oleh sel itu sendiri. Untuk melakukan hal itu semua tubuh kita memerlukan adanya ginjal yang berperan penting dalam mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi plasma, elektrolit dan juga air. Saat ginjal memfiltrasi plasma, zat-zat yang masih diperlukan akan dipertahankan sedangkan zat-zat yang tidak terpakai lagi oleh tubuh atau berlebihan jumlahnya akan dibuang memalalui urin. Pada skenario masalah yang saya dapat adalah seorang siswi yang pingsan saat upacara pagi. Dalam hal ini yang paling penting adalah kemampuan ginjal mengatur volume dan osmolaritas lingkungan cairan internal dengan kontrol keseimbangan air dan juga garam, selain itu kemampuan ginjal untuk membantu mengatur perubahan pH dengan mengontrol asam dan basa yang akan dikeluarkan dari tubuh.

Upload: nyimasamel

Post on 16-Sep-2015

269 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

skenario 10

TRANSCRIPT

Keseimbangan Cairan dalam TubuhNyimas Amelia PebrinaC8/102012406Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Terusan Arjuna No. 6, Jakarta Barat 11510Email : [email protected]

PendahuluanKeberlangsungan hidup serta fungsi sel secara normal bergantung pada pemeliharaan konsentrasi garam, asam, dan juga elektrolit didalam cairan internal sel tersebut. Kelangsungan hidup sel juga bergantung pada pengeluaran sisa-sisa metabolisme yang dihasilkan oleh sel itu sendiri. Untuk melakukan hal itu semua tubuh kita memerlukan adanya ginjal yang berperan penting dalam mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi plasma, elektrolit dan juga air. Saat ginjal memfiltrasi plasma, zat-zat yang masih diperlukan akan dipertahankan sedangkan zat-zat yang tidak terpakai lagi oleh tubuh atau berlebihan jumlahnya akan dibuang memalalui urin. Pada skenario masalah yang saya dapat adalah seorang siswi yang pingsan saat upacara pagi. Dalam hal ini yang paling penting adalah kemampuan ginjal mengatur volume dan osmolaritas lingkungan cairan internal dengan kontrol keseimbangan air dan juga garam, selain itu kemampuan ginjal untuk membantu mengatur perubahan pH dengan mengontrol asam dan basa yang akan dikeluarkan dari tubuh.Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme kerja ginjal, struktur makro dan mikro ginjal, keseimbangan asam basa dan faktor yang mempengaruhi. Metode yang digunakan termasuk metode kepustakaan dimana buku-buku tersebut didapat dari perpustakaan. Buku-buku tersebut berhubungan dengan ginjal.PembahasanStruktur makroskopis ginjalGinjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi untuk homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur kesetimbangan cairan dan asam basa dalam tubuh. Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang (masing-masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebrae lumbal 1 dan 4) didalam rongga abdomen dan posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan.1Kutub atas atau ekstremitas superior ginjal kiri adalah tepi atas iga 11 (vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11 atau iga 12. Adapun kutub bawah (ekstremitas inferior) ginjal kiri adalah processus transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka) sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3.1 Dari batas-batas tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri. Selain itu sepasang ginjal tersebut dilengkapi juga dengan sepasang ureter, sebuah vesika urinaria (buli-buli/kandung kemih) dan uretra yang membawa urine ke lingkungan luar tubuh.

Gambar 1. Ginjal Potongan Melintang

Jaringan ikat pembungkus. Setiap ginjal diselubungi tiga lapisan jaringan ikat.1>> Fasia renal adalah pembungkus terluar. Pembungkus ini melabuhkan ginjal pada struktur di sekitarnya dan mempertahankan posisi organ.>> Lemak perineal adalah jaringan adipose yang terbungkus fasia ginjal. Jaringan ini membantali ginjal dan membantu organ tetap pada posisinya.>> Kapsul fibrosa (ginjal) adalah membrane halus transparan yang langsung membungkus ginjal dan dapat dengan mudah dilepas.Tiap ginjal mengandung 1 juta nefron (glomerulus dan tubulus yang berhubungan dengannya ). Unit fungsional ginjal disebut nefron. Nefron terdiri dari korpus renalis/Malpighi (yaitu glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal yang bermuara pada tubulus pengumpul. Di sekeliling tubulus ginjal tersebut terdapat pembuluh kapiler,yaitu arteriol (yang membawa darah dari dan menuju glomerulus) serta kapiler peritubulus (yang memperdarahi jaringan ginjal) Berdasarkan letakya nefron dapat dibagi menjadi: (1) Nefron kortikal, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di korteks yang relatif jauh dari medula serta hanya sedikit saja bagian lengkung Henle yang terbenam pada medula,(2) Nefron juxta medula, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di tepi medula, memiliki lengkung Henle yang terbenam jauh ke dalam medula dan pembuluh-pembuluh darah panjang dan lurus yang disebut sebagai vasa rekta.Tiap nefron terdiri dari glomerulus dan kapsula bowman, tubulus proksimal, ansa henle dan tubulus distal. Glomerulus bersama denga kapsula bowman juga disebut badan maplphigi.2 Meskipun ultrafiltrasi plasma terjadi di glomerulus tetapi peranan tubulus dala, pembentukan urine tidak kalah pentingnya.Gambar 2. Nefron

Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian anatara lain: KorteksKorteks yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat atau terdiri dari korpus renalis atau badan malpighi yang terdiri dari glomerulus dan kapsul bowman, tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distalis. Glomelurus adalah kumpulan cabang cabang yang halus atau anyaman pembuluh darah kapiler di bagian korteks, sedangkan kapsula bowman adalah lapisan yang melingkupi glomelurus, bentuknya seperti cawan dan berdinding ganda. Didalam korteks terjadi proses penyaringan darah yang akan menghasilkan fltrat yang nantinya akan menjadi urin. Medulla Medulla berbentuk kerucut atau renal pyramid dengan jumlah 9-14. Medulla merupakan tempat berkumpulnya pembuluh darah kapiler dari kapsula Bowman. Didalam medulla akan terjadi proses reabsorbsi dan augmentasi oleh tubulus proksimal dan tubulus distal. Lengkung henle juga merupakan bagian dari yang menghubungkan tubulus proksimal dengan tubulus distal. Columna renalisyaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal. Processus renalisyaitu bagian pyramid atau medula yang menonjol ke arah korteks Hilus renalisyaitu suatu bagian di mana pembuluh darah, serabut saraf atau duktus memasuki atau meninggalkan ginjal. Papilla renalisyaitu bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan calix minor. Calix minoryaitu percabangan dari calix major. Calix majoryaitu percabangan dari pelvis renalis. Pelvis renalisdisebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan antara calix major dan ureter. Ureteryaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria.

Tabel 1. Topologi Ginjal Kanan dan KiriPenampakanGinjal KiriGinjal Kanan

AnteriorDinding dorsal gasterPankreasLimpaVasa lienalisUsus halusFleksura lienalisLobus kanan hatiDuodenum pars descendensFleksura hepaticaUsus halus

PosteriorDiafragma, m.psoas major, m. quadratus lumborum, m. transversus abdominis(aponeurosis), n.subcostalis, n.iliohypogastricus, a.subcostalis, aa.lumbales 1-2(3), iga 12 (ginjal kanan) dan iga 11-12 (ginjal kiri).

Ginjal diperdarahi oleh a/v renalis. a. renalis merupakan percabangan dari aorta abdominal, sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cava inferior. Setelah memasuki ginjal melalui hilus, a.renalis akan bercabang menjadi arteri sublobaris yang akan memperdarahi segmen-segmen tertentu pada ginjal, yaitu segmen superior, anterior-superior, anterior-inferior, inferior serta posterior.2 Pembuluh darah arteri menyalurkan darah ke ginjal setiap hari, 180 liter atau 50 galon. Ketika darah memasuki ginjal, maka ia akan disaring dan dikembalikan ke jantung melalui pembuluh darah vena.Ginjal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis. Untuk persarafan simpatis ginjal melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui n.splanchnicus major, n.splanchnicus imus dan n.lumbalis. Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan aferen viseral. Sedangkan persarafan simpatis melalui n.vagus.Gambar 3. Perdarahan pada GinjalVesikula urinaria ( Kandung Kemih ) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius. Bagian vesika urinaria terdiri dari : Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus. Apex, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).Ureter terdiri dari 2 saluran pipa masing masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya 25 30 cm dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Lapisan dinding ureter terdiri dari : a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa) b. Lapisan tengah otot polos c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih. Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik. Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok kelok melalui tengah tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya 20 cm. Uretra pada laki laki terdiri dari :1. Uretra Prostaria2. Uretra membranosa3. Uretra kavernosaLapisan uretra laki laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa. Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya 3 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.Struktur mikroskopis ginjala. Parenkim ginjal adalah jaringan ginjal yang menyelubungi struktur sinus ginjal. Jaringan ini terbagi menjadi medula dalam dan korteks luar. Medula terdiri dari massa-massa triangular yang disebut piramida renis (ginjal). Ujung yang sempit dari setiap piramida terdapat papila yang masuk dalam kaliks minor dan ditembus mulut duktus pengumpul urin.3 Korteks tersusun dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang merupakan unit fungsional dan struktural ginjal. Korteks terletak di dalam diantara piramida-piramida medula yang bersebelahan untuk membbentuk kolumna ginjal yang terdiri dari tubulus-tubulus pengumpul yang mengalir ke dalam duktus pengumpul.b. Ginjal terbagi-bagi lagi menjadi lobus ginjal. Setiap lobus terdiri dari satu piramida ginjal, kolumna yang saling berdekatan, dan jaringan korteks yang melapisinya.c. Struktur nefron. Satu ginjal mengandung 1 sampai 4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk urin. Setiap nefron memiliki satu komponen vaskular (kapiler) dan satu komponen tubular. Glomerulus adalah gulungan kapiler yang dikelilingi kapsul epitel berdinding ganda yang disebut kapsula Bowman. Glomerulus dan kapsul Bowman bersama-sama membentuk sebuah korpuskel ginjal. Lapisan viseral kapsul Bowman adalah lapisan internal epitelium. Sel-sel lapisan viseral dimodifikasi menjadi podosit (sel seperti kaki) yaitu sel-sel epitel khusus disekitar kapiler glomerular.4 Setiap sel podosit melekat pada permukaan luar kapiler glomerular melalui beberapa processus primer panjang yang mengandung proccesus sekunder yang disebut proccesus kaki atau pedikel (kaki kecil). Pedikel berinterdigitasi (saling mengunci) dengan proccesus yang sama dari podosit tetangga. Ruang sempit antara pedikel-pedikel yang berinterdigitasi disebut filtration slits (pori-pori dari celah) yang lebarnya sekitar 25 nm. Setiap pori dilapisi selapis membran tipis yang memungkinkan aliran beberapa molekul dan menahan aliran molekul lainnya. Barier filtrasi glomerular adalah barier yang memisahkan darah dalam kapiler glomerular dari ruang dalam kapsul Bowman. Barrier ini terdiri dari endotelium kapiler, membran dasar (lamina basalis) kapiler, dan filtration slit. Lapisan parietal kapsula Bowman membentuk tepi terluar korpuskel ginjal. Pada kutub vaskular korpuskel ginjal, arteriola aferen masuk ke glomerulus dan arteriol eferen keluar dari glomerulus. Pada kutub urinarius korpuskel ginjal, glomerulus memfiltrasi aliran yang masuk ke tubulus kontortus proksimal. Tubulus kontortus proksimal, panjangnya mencapai 15 mm dan sangat berliku. Pada permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epitelial kuboid yang kaya akan mikrovilus (brush border) dan memperluas area permukaan lumen. Ansa Henle. Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai descenden ansa Henle yang masuk ke dalam medula, membentuk lengkungan jepit yang tajam (lekukan), dan membalik ke atas membentuk tungkai ascendens ansa Henle.4 Nefron korteks terletak di bagian terluar korteks. Nefron ini memiliki lekukan pendek yang memanjang ke sepertiga bagian atas medula. Nefron juxtamedular terletak di dekat medula. Nefron ini memiliki lengkung panjang yang menjulur ke dalam piramida medula. Tubulus kontortus distal juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5 mm dan membentuk segmen terakhir nefron. Di sepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dinding arteriol aferen. Bagian tubulus yang bersentuhan dengan arteriol mengandung sel-sel termodifikasi yang disebut makula densa. Macula densa berfungsi sebagai suatu kemoreseptor dan distimulasi oleh penurunan ion natrium. Dinding arteriol aferen yang bersebelahan dengan macula densa mengandung sel-sel otot polos yang termodifikasi disebut sel juxtaglomerular.4 Sel ini distimulasi melalui penurunan tekanan darah untuk memproduksi renin. Macula densa, sel juxtaglomerular, dan sel mesangium saling bekerja sama membentuk aparatus juxtaglomerular yang penting dalam pengaturan tekanan darah. Gambar 5. TKP dan TKDGambar 4. Mikroskopis NefronTubulus dan duktus pengumpul. Karena setiap tubulus pengumpul berdesenden di korteks, maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal. Tubulus pengumpul membentuk duktus pengumpul besar yang lurus.5 Duktus pengumpul membentuk tuba yang lebih besar dan mengalirkan urin ke dalam kaliks minor. Kaliks minor bermuara ke dalam pelvis renis melalui kaliks major. Dari pelvis ginjal, urin dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih.

Mekanisme kerja ginjalFungsi ginjalGinjal adalah organ yang memiliki kemampuan yang luar biasa, walaupun kecil organ ini menyaring zat-zat yang telah tidak terpakai (zat buangan atau sampah/limbah) yang merupakan sisa metabolisme tubuh. Setiap harinya fungsi ginjal akan memproses sekitar 200 liter darah untuk menyaring atau menghasilkan urin, yang mengalir ke kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai ureter. Urin akan disimpan di dalam kandung kemih ini sebelum dikeluarkan pada saat berkemih (buang air kecil).6 Fungsi utama ginjal dapat dibagi menjadi fungsi homeostasis dan hormonal.1. Fungsi Homeostasis Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 mOsmol dengan mengubah ekskresi air. Mempertahankan pH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan kelebihan H+ dan membentuk kembali HCO3 .Akibatnya, urine yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH 8. Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam rentang normal. Mengekskresikan produk akhir nitrogen dan metabolisme protein terutama urea, asam urat dan kreatinin.Proses pengaturan homeostasis dalam tubuh manusia diantara kemungkinannya ialah:1. Apabila banyak garam dalam badan dan kurang air2. Apabila kurang garam dalam badan dan banyak airApabila kadar garam lebih dari jumlah normal dan kurang air dalam badan, tekanan osmosis darah akan meningkat, osmoreseptor pada hipotalamus akan terangsang kemudian kelenjar hipofisis akan dirangsang lebih aktif untuk mensekresikan hormon ADH yang bersifat antidiuretik untuk meningkatkan permeabilitas tubulus ginjal terhadap air, kelenjar adrenal (hormon aldosteron) akan kurang dirangsang, maka lebih banyak air diserap dan kurang ion natrium dan ion kalsium diserap kembali masuk dalam tubuh, tekanan osmosis darah akan turun, proses ini akan berulang sehingga tekanan osmosis darah pada jumlah normal.6Apabila kadar garam lebih rendah dari jumlah normal dalam tubuh dan lebih banyak air dalam tubuh, tekanan osmosis darah akan menurun, osmoreseptor pada hipotalamus akan terangsang kemudian kelenjar pituitari akan kurang dirangsang untuk mensekresikan hormon ADH (antidiuresis) untuk mengurangi permeabilitas tubulus ginjal terhadap air, kelenjar adrenal (hormon aldosteron) akan dirangsang dengan lebih aktif, maka lebih sedikit air diserap dan lebih sedikit juga natrium dan kalsium diserap kembali masuk dalam tubuh, tekanan osmosis darah akan naik, proses ini akan berulang sehingga tekanan osmosis darah berada pada jumlah normal.2. Fungsi hormonal Menghasilkan renin yang penting untuk mengatur tekanan darah. Menghasilkan eritropoietin yaitu suatu faktor yang penting dalam stimulasi produk sel darah merah oleh sumsum tulang. Memetabolisme vitamin D menjadi bentuk aktifnya. Degradasi insulin. Membentuk prostaglandin Menghasilkan KininPeran Hormon dalam proses dasar ginjalHormon Aldosteron. Fungsi fisiologis hormon aldosteron yaitu mengatur unsur-unsur mineral (mineralo kottikoid / dihasilkan oleh bagian korteks glandula suprarenalis / adrenalis ) Antara lain Na+ dan K+, yakni terutama mengatur reabsorpsi Na+ dan sekresi K+.6 Dalam hal ini apabila aldosteron meningkat, menyebabkan reabsorpsi Na+ bertambah dan sekresi K+ bertambah pula. Aldosteron membantu ginjal mengatur volume plasma atau cairan ekstra sel.

Anti Diuretic Hormon (ADH) Vasopresin. Hormon ini mempuyai fungsi fisiologi sebagai anti diuretik dengan pekerjaan utama untuk retensi cairan. Terutama untuk pengaturan volume cairan ekstra sel dan konsentrasi Na+ dan membantu ginjal mengatur tekanan osmotik plasma. Mekanisme pengaturan sekresi ADH dipengaruhi oleh :1. Penurunan volume cairan ekstra sel.2. Peningkatan osmolaritas CES ( terutama bila kadar Na+ meningkat ).Efek yang paling penting hormon antidiuretik adalah untuk menghemat air tubuh dengan mengurangi hilangnya air dalam urin. Diuretik adalah agen yang meningkatkan kecepatan pembentukan urin. Hormon antidiuretik mengikat reseptor pada sel-sel di saluran pengumpul ginjal dan meningkatkan reabsorpsi air kembali ke dalam sirkulasi.7 Dengan tidak adanya hormon antidiuretik, saluran pengumpul yang hampir impermiable terhadap air, dan mengalir keluar sebagai urin. Renin Selain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel aparatus juxtaglomerularis pada waktu :1. Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )2. Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )3. Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )4. Innervasi ginjal dihilangkan5. Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal ) Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan aktifnya angiotensinogen menjadi angiotensin I, yang oleh ACE diubah menjadi angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah . Eritropoietin Merupakan hormone yang diproduksi di ginjal, dan berfungsi untuk meningkatkan produksi sel darah merah di sumsum tulang.Agar ginjal dapat melakukan semua fungsi itu, ginjal melakukan tiga mekanisme utama kerja ginjal yaitu filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi. Dimana ketiganya bekerja dalam proses pembentukan urin.7FiltrasiFiltrasi di dalam ginjal terjadi didalam Glomerulus, sehingga disebut Filtrasi Glomerulus. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Selain itu membran Glomerulus seratus kali lipat lebih permeabel daripada kapiler-kapiler di tempat lain. Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Tekanan darah kapiler glomerulus adalah gaya pendorong utama yang berperan untuk menginduksi filtrasi glomerulus.Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Mekanisme kerja Filtrasi Glomerulus :Darah yang masuk ke dalam nefron melalui arteriol aferen dan selanjutnya menuju glomerulus akan mengalami filtrasi, tekanan darah pada arteriol aferen relatif cukup tinggi sedangkan pada arteriol eferen relatif lebih rendah, sehingga keadaan ini menimbulkan filtrasi pada glomerulus.7 Cairan filtrasi dari glomerulus akan masuk menuju tubulus, dari tubulus masuk kedalam ansa henle, tubulus distal, duktus koligentes, pelvis ginjal, ureter, vesica urinaria, dan akhirnya keluar berupa urine. Membran glomerulus mempunyai ciri khas yang berbeda dengan lapisan pembuluh darah lain, yaitu terdiri dari: lapisan endotel kapiler, membrane basalis, lapisan epitel yang melapisi permukaan capsula bowman. Pada saat darah mengalir melalui glomerulus, terjadi filtrasi plasma bebas-protein menembus kapiler glomerulus kedalam kapsul Bowman. Pada saat filtrat mengalir melalui tubulus, zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan bahan bahan yang bersifat selektif dari bagian dalam tubulus ( lumen tubulus ) ke dalam darah ini disebut reabsorpsi tubulus.

ReabsorpsiReabsorpsi ini terjadi di tubulus, reabsorpsi tubulus bersifat sangat selektif, bervariasi, dan sangat luar biasa. Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan disreabsorpsi kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Direabsorpsinya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino direabsorpsi melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal. Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin.8 Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea. Mekanisme Reabsorpsi Tubulus, reabsorpsi tubulus melibatkan transportasi Transepitel. Ada 5 langkah yang terjadi didalam reabsorpsi tubulus transepitel, yaitu :1. Bahan-bahan yang akan direabsorpsi kecuali H2O harus meninggalkan cairan tubulus dengan melintasi membran luminal sel tubulus.2. Bahan tersebut harus berjalan melewati sitosol dari satu sisi sel tubulus ke sisi lainnya.3. Bahan tersebut harus menyeberangi membran basolateral sel tubulus untuk masuk ke cairan interstisium.4. Bahan tersebut harus berdifusi melintasi cairan intertisium.5. Bahan tersebut harus menembus dinding kapiler untuk masuk ke plasma darah. Terdapat 2 jenis reabsorpsi tubulus yaitu :1. Reabsorpsi Aktif : memerlukan energi.Zat-zat yang mengalami reabsorpsi aktif pada tubulus proksimal yaitu ion Na+, K+, PO4-, NO3-, glukosa dan asam amino. Selain itu perbedaan konsentrasi ion Na+ didalam dan diluar sel tubulus membantu meningkatkan proses difusi tersebut. Meningkatnya difusi natrium diesbabkan permiabilitas sel tubuler terhadap ion natrium relative tinggi. Keadaan ini dimungkinkan karena terdapat banyak mikrovilli yang memperluas permukaan tubulus. Proses ini memerlukan energi dan dapat berlangsung terus-menerus. 2. Reabsorpsi Pasif : Tidak memerlukan energi.Terjadinya transport pasif ditentukan oleh jumlah konsentrasi air yang ada pada lumen tubulus, permiabilitas membrane tubulus terhadap zat yang terlarut dalam cairan filtrat dan perbedaan muatan listrik pada dinding sel tubulus. Zat yang mengalami reabsorpsi pasif, misalnya urea,sedangkan air keluar dari lumen tubulus melalui proses osmosis.

SekresiSekresi tubulus, mengacu pada perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus, merupakan rute kedua bagi zat dari darah untuk masuk kedalam tubulus ginjal. Proses sekresi terpenting adalah sekresi H+, K+, dan ion-ion organik. Sekresi tubulus dapat dipandang sebagai mekanisme tambahan yang meningkatkan eliminasi zat-zat tersebut dari tubuh. Semua zat yang masuk ke cairan tubulus, baik melalui fitrasi glomerulus maupun sekresi tubulus dan tidak direabsorpsi akan dieliminasi dalam urin. Mekanisme Kerja sekresi Tubulus, sekresi tubulus melibatkan transportasi transepitel seperti yang dilakukan reabsorpsi tubulus, tetapi langkah-langkahnya berlawanan arah. Seperti reabsorpsi, sekresi tubulus dapat aktif atau pasif. Bahan yang paling penting yang disekresikan oleh tubulus adalah ion hidrogen (H+), ion kalium (K+), serta anion dan kation organik, yang banyak diantaranya adalah senyawa senyawa yang asing bagi tubuh.8 Di sini juga terjadi proses menjaga keseimbanganasam-basa. Ginjal mengatur konsentrasi ion Hidrogen dengan meningkatkan dan menurunkan ion bikarbonat di dalam cairan tubuh. Untuk mengatur hal tersebut terjadi serangkaian kompleks di tubulus ginjal yaitu sekresi ion hidrogen, reabsorpsi ion natrium, reabsorpsi ion bikarbonat, sistem dapar fosfat, dan sistem dapar amoni. Sekresi Ion Hidrogen.Sekresi hidrogen ginjal sangatlah penting dalam pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh. Sel-sel tubulus proksimal, distal, dan duktus koligens dapat mengekskresikan ion hidrogen kedalam lumen tubulus. Proses sekresi mulai dengan penggabungan CO2 dengan molekul H2O menjadi H2CO3 dengan pengaruh enzim anhidrase karbonat. H2CO3 berdisosiasi menjadi ion bikarbonat dan ion hidrogen. Ion hirogen disekresi secara transpor aktif melalui membran sel tubulus ke dalam lumen. Didalam lumen tubulus, sekresi ion hidrogen dapat terjadi sampai pH cairan tubulus mencapai 4,5 yang merupakan batas kemampuan epitel tubulus melakukan sekresi ion hidrogen

Sekresi ion KaliumIon kalium adalah contoh zat yang secara selektif berpindah dengan arah berlawanan di berbagai bagian tubulus; zat ini secara aktif direabsorpsi di tubulusproksimal dan secara aktif disekresi di tubulus distal dan pengumpul. Sekresi anion dan kation OrganikTubulus proksimal mengandung dua jenis pembawa sekretorik yang terpisah, satu untuk sekresi anion organik dan suatu sistem terpisah untuk sekresi kation organik. Sedangkan sekresi tubulus melalui proses: sekresi aktif dan sekresi pasif. Sekresi aktif merupakan kebalikan dari reabsorpsi aktif. Dalam proses ini terjadi sekresi dari kapiler peritubuler kelumen tubulus. Sedangkan sekresi pasif melalui proses difusi. Ion NH3- yang disintesa dalam sel tubulus selanjutnya masuk kedalam lumen tubulus melalui proses difusi. Dengan masuknya ion NH3- kedalam lumen tubulus akan membantu mengatur tingkat keasaman cairan tubulus. Kemampuan reabsorpsi dan sekresi zat-zat dalam berbagai segmen tubulus berbeda-beda.

Pembahasan skenarioSkenario yang saya dapatkan adalah tentang seorang siswi (Ani) berumur 15 tahun, tiba-tiba pingsan saat upacara 17 Agustus di lapangan terbuka, saat sinar matahari sangat terik. Setelah didiskusikan bersama kelompok, Ani pingsan karena mengalami dehidrasi. Dehidrasi merupakan keadaan tubuh yang mengalami gangguang keseimbangan cairan atau air yang disebabkan oleh lebih banyaknya pengeluaran air ketimbang pemasukan (minum). Gangguan keseimbangan cairan ini juga diikuti oleh gangguan keseimbangan zat elektrolit di dalam tubuh.9 Jadi secara garis besar, dehidrasi bisa disebabkan oleh 3 faktor berikut ini, kurangnya zat natrium, kurangnya asupan air ke dalam tubuh, jadi gabungan keduanya yakni kurangnya zat natrium dan air di dalam tubuh. Beberapa mekanisme bekerja sama untuk mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh. Salah satu yang terpenting adalah mekanisme haus. Jika tubuh memerlukan lebih banyak air, maka pusat saraf di otak dirangsang sehingga timbul rasa haus. Rasa haus akan bertambah kuat jika kebutuhan tubuh akan air meningkat, mendorong seseorang untuk minum dan memenuhi kebutuhannya akan cairan. Mekanisme lainnya untuk mengendalikan jumlah cairan dalam tubuh melibatkan kelenjar hipofisa di dasar otak. Jika tubuh kekurangan air, kelenjar hipofisa akan mengeluarkan suatu zat ke dalam aliran darah yang disebut hormon antidiuretik. Hormon antidiuretik merangsang ginjal untuk menahan air sebanyak mungkin. Jika tubuh kekurangan air, ginjal akan menahan air yang secara otomatis dipindahkan dari cadangan dalam sel ke dalam aliran darah untuk mempertahankan volume darah dan tekanan darah, sampai cairan dapat digantikan melalui penambahan asupan cairan.Jika tubuh kelebihan air, rasa haus ditekan dan kelenjar hipofisa hanya menghasilkan sedikit hormon antidiuretik, yang memungkinkan ginjal untuk membuang kelebihan air melalui air kemih.Dehidrasi terjadi bila pengeluaran cairan tubuh lebih besar dibandingkan asupannya.Kekurangan cairan biasanya menyebabkan kadar kalsium dalam darah meningkat. Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi: Muntah Diare Penggunaan diuretik (obat yang menyebabkan ginjal mengeluarkan sejumlah besar air dan garam) Panas yang berlebihan Demam Berkurangnya asupan cairan karena berbagai alasan.Dehidrasi pada kasus ini adalah dehidrasi yang terjadi pada orang yang mengeluarkan peluh yang banyak,tanpa mendapatkan penggantian air,seperti pada musafir di padang pasir,atau pada orang yang berhari-hari terapung-apung ditengah laut tanpa mendapat minum.Pada stadium permulaan water depletion,ion natrium dan chlor ikut menghilang dengan cairan tubuh,tetapi kemudian terjadi reabsorsi ion melalui tubulus ginjal yang berlebihan,sehingga cairan ekstraseluler mengandung natrium dan chlor berlebihan dan terjadi hipertoni.9 Hal ini menyebabkan air akan keluar dari sel sehingga terjadi dehidrasi intraseluler dan inilah yang menimbulkan rasa haus.Selain itu terjadi perangsangan pada hipofisis yang kemudian melepaskan hormon antidiuretik sehingga terjadi oligouria. Pengaturan Kehilangan AirTingkat kehilangan garam urin (NaCl) merupakan faktor utama yang menentukan volume cairan tubuh. Hal tersebut dikarenakan air mengikuti solute melalui proses osmosis sementara solute yang paling utama dalam cairan ekstraseluler dan urin adalah sodium (Na+) dan Cl-. Melalui mekanisme yang sama, osmolaritas cairan tubuh juga ditentukan oleh banyaknya air yang hilang melalui urin.Hormon utama yang meregulasi kehilangan air adalah antidiuretik (ADH)yang lebih dikenal dengan vasopressin. Hormon ini diproduksi oleh sel neurosekretori yang ber-ada pada hipotalamus dan meluas ke hipofisis posterior. Pada beberapa kondisi, faktor selain osmolaritas darah juga dapat berpengaruh pada sekresi ADH. Pengurangan volume darah yang besar yang terdeteksi baroreseptor pada atrium kiri dan dinding pembuluh darah juga menstimulasi pelepasan ADH. Pada dehidrasi yang berat glomerular filtration rate berkurang karena tekanan darah turun sehingga air yang hilang melalui urin juga sedikit. Jika intake air banyak, tekana darah akan naik sehingga GFR juga naik dan urin banyak keluar.Darah masuk ke nefron melalui ateriol afferent lalu di saring di glumerulus, yang bisa tersaring hanya air dan ion-ion. Setelah berhasil tersaring hasil saringan itu di sebut urin primer lalu masuk ke dalam kapsula bowman, lalu menuju Tubulus kontortus proksimal di sana terjadi reasobsi yang obligat.9 Pada TKP yang yang direasobsi adalah glukosa, asam, Na, air, urea dan K. Semua di reasorbsi sebesar 65% kecuali glukosa dan asam amino 100% dan urea 50%. Pada TKP juga terjadi sekresi H+ yang bergantung dengan keasaman tubuh jika ion H+ dalam tubuh berlebihan akan menyababkan asam dan akan di sekresikan keluar tubuh. Selanjutnya dari TKP filrat menuju ansa henle pars descendens, dinding ansa henle pars descendens ini impermeabel pada semua ion kecuali air, jadi air direasorbsi menyebabkan hiperosmotik dan sehingga kadar ion di dalam tubulus menjadi pekat dan pada lengkung ansa henle kepekatannya maksimum. Lalu masuk ke ansa henle pars ascendens yang permeabel terhadap semuanya, tp karna disini ada pompa Na+, sehingga Na+ bisa keluar dan menarik Cl- disini terjadi hipotonik. Lalu masuk ke tubulu kontortus distal disini terjadi reasorbsi yang fukutatif (tergantung kebutuhan) Na+ (direasorbsi) dan K+ (disekresi) di kendalikan oleh aldosteron. Air (reasorbsi) dan H+ (sekresi) dikendalikan oleh ADH. Lalu menuju duktus koligens (saluran pengumpul) disini terjadi reasobsi H+ dikendalikan oleh ADH dan sekresi H+ tergantung pH tubuh. Pada skenario ini siswi itu pingsan karena cuaca yang terik sehingga pengeluaran cairan melalui keringat menjadi lebih banyak di banding normalnya. Sehingga Dehidrasi hormon ADH pada duktus koligens meningkat, agar mengembalikan volme cairan dalam tubuh nomal kembali.

Kesimpulan Fungsi ginjal yang utama adalah menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Di pada ductus koligens yang ada di dalam ginjal terdapat homon ADH yang berfungsi untuk meningkatkan volume cairan dalam tubuh. Saat dehidrasi seperti pada kasus ADH meningkat tetapi karena siswi itu tidak minum dan kondisi cuaca yang terik pasokan air kurang sehingga tidak ada air yang dapat menggantikan air yang keluar melalui keringat sehingga menyebabkan dia pingsan.

Daftar Pustaka 1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003. h. 318-21.2. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Edisi ke-10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002. h.390-7.3. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006. h. 250-4.4. Eroschenko VP. Atlas histologi di Fiore. Edisi ke-9. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC; 2003. h.248-54.5. Bloom, Fawcett DW. Buku ajar histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002. H.650-77.6. Sherwood L. Fisiologi manusia. 6 ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009. h. 553-99.7. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. h. 307-43.8. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-17. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002. 9. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku kedoktean EGC.2009. h. 459-61.