diare akut dehidrasi sedang

41
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diere adalah penyebab penting kekurangan gizi, ini disebabkan karena adanya anoreksia pada penderita diare, sehingga penderita makan lebih sedikit dari biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan juga berkurang. Padahal kebutuhan sari makananya meningkat akibat adanya infeksi. Setiap episod diare menyebabkan kekurangan gizi, sehingga bila episode diare berkepanjangan maka dampaknya terhadap pertumbuhan dan perkembangan akan terlihat keterlambatan tubuh kembang pada anak dan bayi. Diare merupakan penyebab utama angka kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang, dengan perkiraan 1,3 milyar episode dan 3,2 juta kematian setiap tahun pada balita. Secara keseluruhan anak-anak ini mengalami rata-rata 3,3 epoisode diare pertahun. Pada daerah yang dnegan angka episode yang tinggi ini, seorang balita dapat menghabiskan 25 % waktunya dengan diare. Sekitar 80 % kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya. Penyebab kematian lain adalah disentri, kekurangan gizi, dan infeksi serius seperti pnemoni. Menurut laporan Departemen Kesehatan, di Indonesia setiap anak mengalami diare 1,6 samapi 2 kali setahun. Hasil 1

Upload: sri-kuspartianingsih

Post on 11-Dec-2014

234 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

lp DADRS

TRANSCRIPT

Page 1: Diare Akut Dehidrasi Sedang

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diere adalah penyebab penting kekurangan gizi, ini disebabkan karena adanya

anoreksia pada penderita diare, sehingga penderita makan lebih sedikit dari

biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan juga berkurang. Padahal

kebutuhan sari makananya meningkat akibat adanya infeksi. Setiap episod diare

menyebabkan kekurangan gizi, sehingga bila episode diare berkepanjangan maka

dampaknya terhadap pertumbuhan dan perkembangan akan terlihat

keterlambatan tubuh kembang pada anak dan bayi.

Diare merupakan penyebab utama angka kesakitan dan kematian pada anak di

negara berkembang, dengan perkiraan 1,3 milyar episode dan 3,2 juta kematian

setiap tahun pada balita. Secara keseluruhan anak-anak ini mengalami rata-rata

3,3 epoisode diare pertahun. Pada daerah yang dnegan angka episode yang tinggi

ini, seorang balita dapat menghabiskan 25 % waktunya dengan diare. Sekitar 80

% kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama

kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai

akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya. Penyebab kematian lain

adalah disentri, kekurangan gizi, dan infeksi serius seperti pnemoni.

Menurut laporan Departemen Kesehatan, di Indonesia setiap anak mengalami diare

1,6 samapi 2 kali setahun. Hasil SKRT (survaey kesahatan rumah tangga) di

Indonesia angka kematian diare anak balita dan bayi permil pertahun berturut

menunjukan angka sebagai berikut ; 6,6 (balita) 22 (bayi) pertahun 1980; 3,7 (balita)

dan 13,3 (bayi) pada tahun1985. 2,1 (balita) 7,3 (bayi) pada tahun 1992. 1 balita dan

8 bayi pada tahun 1995. Sementara itu morbiditas diare tidak menunjukan hal yang

sama. Dari hasil studi morbiditas oleh DEPKES di 8 propinsi pada tahun

1989,1990,1995 berturut-turut morbiditas diare menunjukan 78 %, 103 % dan 100 %.

Apalagi dengan terjadinya krisis ekonomi yang melanda negara Asia dimana

Indonesia yang terparah, angka kejadian diare menunjukan kenaikan. Bahkan

gangguan kesehatan maupun yang terkait dengan diare seperti gangguan gizi dan

ISPA menunjukan hasil yang nyata (DEPKES RI, 1999).

Meskipun pada orang dewasa penyakit diare baiasanya lebih ringan dari pada pada

anak tetapi angka kejadian yang semakin menurun menujukan angka kemajuan

1

Page 2: Diare Akut Dehidrasi Sedang

penanganan diare. Pada saat ini sudah tersedia pengobatan yang mudah dan efektif

yang dapat menurunkan jumlah kematian karena diare pada sebagian besar kasus.

Sekarang dengan dipakainya upaya pembentukan KPD (kegiatan pendidikan Diare)

antara lain dengan pojok URO (Upaya Rehidrasi Oral) di banyak rumah sakit dan

dilanjutkan dengan pendidikan medik penberantasan diare kasus diare di bangsal

semakin berkurang secara nyata.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Mempelajari asuhan keperawatan pada anak usia toddler dengan diare akut dehidrasi

sedang.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengkajian pada anak toddler dengan diare akut

dehidrasi sedang.

2. Mampu melakukan intervensi anak usia toddler dengan diare akut

dehidrasi sedang

3. Mampu melakukan tindakan pada anak usia toddler dengan diare akut

dehidrasi sedang

4. Mampu melakukan evaluasi pada anak usia toddler dengan diare akut

dehidrasi sedang.

2

Page 3: Diare Akut Dehidrasi Sedang

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yinja yang lebih banyak dari

biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat,

dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang

air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya ,

yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).

2.2 ETIOLOGI

1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus

(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).

2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada

anak-anak).

3. Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak, protein.

4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak,

sayuran dimasak kutang matang.

5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.

3

Page 4: Diare Akut Dehidrasi Sedang

2.3 PATOFISIOLOGI

faktor infeksi F malabsorbsi F makanan F. PsikologiKH,Lemak,Protein

Masuk dan ber meningk. Tek osmo toksin tak dapat cemaskembang dlm tik diserap usus

Hipersekresi air pergeseran air dan hiperperistaltikdan elektrolit elektrolit ke rongga( isi rongga usus) usus menurunya kesempatan usus

menyerap makanan

D I A R E

Frek. BAB meningkat distensi abdomen

Kehilangan cairan & elekt integritas kulit berlebihan perianal

gg. kes. cairan & elekt As. Metabl mual, muntah

Resiko hipovolemi syok sesak nafsu makan

Gang. Oksigensi BB menurun

Gangg. Tumbang

4

Page 5: Diare Akut Dehidrasi Sedang

2.4 PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Identitas

Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama

kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan.

Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini

membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih

besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk.

Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric

menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi

juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .

2. Keluhan Utama

BAB lebih dari 3 x

3. Riwayat Penyakit Sekarang

BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja.

Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari

(diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari

(diare kronis).

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau

kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit

menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.

5. Riwayat Nutrisi

Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa,

porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu.

kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan

makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan

cuci tangan,

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.

7. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan,

lingkungan tempat tinggal.

8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan

a. Pertumbuhan

o Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg

(rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.

5

Page 6: Diare Akut Dehidrasi Sedang

o Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm

ditahun kedua dan seterusnya.

o Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan

gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16 buah

o Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.

b. Perkembangan

o Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.

Fase anal :

Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai

menunjukan keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai kenal

dengan tubuhnya, tugas utamanyan adalah latihan kebersihan,

perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata

sederhana, hubungna interpersonal, bermain).

o Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.

Autonomy vs Shame and doundt

Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak

toddler dari lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh Dario

kemam puannya untuk mandiri (tak tergantug). Melalui dorongan

orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua

terlalu over protektif menuntut harapan yanag terlalu tinggi maka

anak akan merasa malu dan ragu-ragu seperti juga halnya perasaan

tidak mampu yang dapat berkembang pada diri anak.

o Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan,

bergaul dan mandiri : Umur 2-3 tahun :

1. berdiri dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun 2

hitungan (GK)

2. Meniru membuat garis lurus (GH)

3. Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)

4. Melepasa pakaian sendiri (BM)

9. Pemeriksaan Fisik

a. pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan

mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,

b. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran

menurun.

c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada

anak umur 1 tahun lebih

6

Page 7: Diare Akut Dehidrasi Sedang

d. Mata : cekung, kering, sangat cekung

e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen,

peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual

muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan

haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum

f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena

asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)

g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi

menurun pada diare sedang .

h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu

meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok),

capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah

perianal.

i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400

ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.

j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami

stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap

tindakan invasive respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa,

dan kemudian menerima.

10. Pemeriksaan Penunjang

1) Laboratorium :

feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida

Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi

AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2

meningkat, HCO3 menurun )

Faal ginjal : UC meningkat (GGA)

2) Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni

2.5 PENATALAKSANAAN DIARE

2.5.1 Rehidrasi

1. jenis cairan

1) Cara rehidrasi oral

o Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa)

seperti orali, pedyalit setiap kali diare.

o Formula sederhana ( NaCl dan sukrosa)

2) Cara parenteral

o Cairan I : RL dan NS

7

Page 8: Diare Akut Dehidrasi Sedang

o Cairan II : D5 ¼ salin,nabic. KCL

D5 : RL = 4 : 1 + KCL

D5 + 6 cc NaCl 15 % + Nabic (7 mEq/lt) + KCL

o HSD (half strengh darrow) D ½ 2,5 NS cairan khusus

pada diare usia > 3 bulan.

2. Jalan pemberian

1) Oral (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik)

2) Intra gastric ( bila anak tak mau minum,makan, kesadran menurun)

3. Jumlah Cairan ; tergantung pada :

1) Defisit ( derajat dehidrasi)

2) Kehilangan sesaat (concurrent less)

3) Rumatan (maintenance).

4. Jadwal / kecepatan cairan

1) Pada anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat

badanya kurang lebih 13 kg : maka pemberianya adalah :

o BB (kg) x 50 cc

o BB (kg) x 10 – 20 = 130 – 260 cc setiap diare = 1 gls.

2) Terapi standar pada anak dengan diare sedang :

+ 50 cc/kg/3 jam atau 5 tetes/kg/mnt

2.5.2 Terapi

1. obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg

klorpromazine 0,5 – 1 mg / kg BB/hari

2. onat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide

3. antibiotik : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta

2.5.3 Dietetik

a. Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg, makanan padat / makanan cair atau susu

b. Dalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat diberi

elemen atau semi elemental formula.

2.5.4 Supportif

Vitamin A 200.000. IU/IM, usia 1 – 5 tahun

8

Page 9: Diare Akut Dehidrasi Sedang

2.6 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare

atau output berlebihan dan intake yang kurang

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan skunder terhadap diare.

3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder

terhadap diare

4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan

frekwensi diare.

5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB

menurun terus menerus.

6. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

2.7 INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan

dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal

Kriteria hasil :

o Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : <

40 x/mnt )

o Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB

tidak cekung.

o Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari

Intervensi :

1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit

R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa

dan pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan

segera untuk memperbaiki defisit

2) Pantau intake dan output

R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat

keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.

3) Timbang berat badan setiap hari

R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan

kehilangan cairan 1 lt

4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr

R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral

9

Page 10: Diare Akut Dehidrasi Sedang

5) Kolaborasi :

- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na,

K,Ca, BUN)

R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui

faal ginjal (kompensasi).

- Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur

R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.

- Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik,

antibiotik)

R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar

simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik

sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.

Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan tidak adekuatnya intake dan out put

Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS

kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria : - Nafsu makan meningkat

- BB meningkat atau normal sesuai umur

Intervensi :

1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi,

berlemak dan air terlalu panas atau dingin)

R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang

mengiritasi lambung dan sluran usus.

2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau

sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat

R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.

3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan

R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan

4) Monitor intake dan out put dalam 24 jam

R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.

5) Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :

a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu

b. obat-obatan atau vitamin ( A)

R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan

10

Page 11: Diare Akut Dehidrasi Sedang

Diagnosa 3 : Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi

dampak sekunder dari diare

Tujuan : Stelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi

peningkatan suhu tubuh

Kriteria hasil : suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)

Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)

Intervensi :

1) Monitor suhu tubuh setiap 2 jam

R/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya

infeksi)

2) Berikan kompres hangat

R/ merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas

tubuh

3) Kolaborasi pemberian antipirektik

R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak

Diagnosa 4 :Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan

peningkatan frekwensi BAB (diare)

Tujuan : setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas

kulit tidak terganggu

Kriteria hasil : - Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga

- Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan

perianal dengan baik dan benar

Intervensi :

1) Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur

R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman

2) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah

dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)

R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena

kelebaban dan keasaman feces

3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam

R/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga

tak terjadi iskemi dan irirtasi .

Diagnosa 5 : Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu

beradaptasi

11

Page 12: Diare Akut Dehidrasi Sedang

Kriteria hasil : Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak

rewel

Intervensi :

1) Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan

R/ Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga

2) Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RS

R/ mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS

3) Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan

R/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya

4) Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal

maupun non verbal (sentuhan, belaian dll)

R/ Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa

aman pada klien.

5) Berikan mainan sebagai rangsang sensori anak

R/ merangsang perkembangan sensori anak.

12

Page 13: Diare Akut Dehidrasi Sedang

BAB 3

LAPORAN KASUS

IdentitasNama : An. H Alamat : Panjang Jiwo I/6 Sby

Jenis kelamin : laki-laki Agama : Islam

Umur : 2 tahun MRS : 27. 05. 2002 jam 07.40

Nama ayah : Tn SS Diagnosa: diare akut dehidrasi sedang

Pendidikan ayah : SMA Sumber : orang tua klien

Pendidikan ibu : SMP

Pekerjaan ayah : Dagang Pekj. Ibu : ibu rumah tangga

Riwayat Keperawatan

1. Riwayat Keperawatan Sekarang

1) Keluhan Utama

Buang air besar > 10 x dalam sehari (± 1 cangkir/ BAB)

2) Riwayat Penyakit sekarang

3 hari sebelum MRS, klien mengeluh perutnya sakit, kemudian mencret,

konsistensi berak cair, warna kuning, tak ada ampas, ada lendir tak ada

darah, bau amis. Klien muntah setiap kali mencret, yang dimuntahkan air

dan lendir kurang lebih 0,5 cangkir. Klien juga panas.

2. Riwayat Keperawatan Sebelumnya

1) Riwayat Penyakit Dahulu

2 minggu sebelum MRS klien juga mengalami diare/ mencret dan juga

muntah, kemudian dibawa ke dokter diberi obat dan sembuh

2) Riwayat Nutrisi

Sampai umur 2 tahun ASI masih tetap diberikan, Diberi PASI Dancow

pada umur 5 bulan sampai sekarang, sejak umur 2 tahun klien mulai

diberikan makanan seperti orang dewasa, jenis makan di rumah adala

nasi, sayur, lauk dan makanan tambahan seperti bubur kacang ijo, ketam

hitam. Di rumah sakit, klien diberikan pedyalit 50 cc/mencret, diet

TKTPRS, bubur kasar dan susu IT masuk ± 40 cc

3) Riwayat Imunisasi

Imunisasi yang telah didapat adalah : BCG,campak, DPT I,II,III booster.

Polio I,II,III dan booster, Hepatitis I,II,III

4) Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan

a. Pertumbuhan

BB : 10 kg, LK: 56 cm, LD : 49 cm, PB : 64 cm, LILA : 20 cm

13

Page 14: Diare Akut Dehidrasi Sedang

Fontanel anterior : sudah menutup, tidak cekung.

Fontenel posterior : menutup

b. Perkembangan

Fase anal : Klien meminta pada ibunya saat klien ingin BAB/ BAK

klien mau BAK/ BAB hanya dikamar mandi atau tidak ditempat tidur

(ngompol).

Autonomy Vs Shame and doundt : Klien sudah mau atau mampu

memegang sendok dan makan sendiri, klien dapat menyebutkan

keinginannya pada ibunya.

Klien mampu berdiri dengan satu kaki tenpa berpegangan 2 hitungan

(GK). Klien mampu meniru membuat garis lurus (GH). Klien dapat

menyatakan keinginannya dengan 2 kata , contoh : “ Bu.. makan “

atau “Bu.. pipis..” .

Klien belum dapat memelpas pakaiannya sendiri (BM).

5) Dampak hospitalisasi

Klien tampak rewel, sering mengeluh sakit, ingin melepaskan infus di

tangannya. Setiap petugas yang ingin mendekati klien selalu menolak.

6) Riwayat Kesehatan keluarga

Tidak terdapat anggota keluarga yang menderita diare.

o Perilaku yang mempengaruhi kesehatan :

Pengelolaan makanan menggunakan air PAM, menyimpan makanan

dilemari makan, membuang sampah dilahan kosong dibelakang

rumah, kebiasaan BAB di WC pribadi (septic tank).

o Persepsi keluarga :

Keluarga mengira bahwa kondisi klien disebabkan oleh karena klien

memakan makanan seperti orang dewasa, seperti goreng-gorengan,

ketam hitam.

7) Riwayat kesehatan lingkungan

Klien dan orang tua tinggal di rumah milik sendiri, sarana penyediaan air

PAM dan air sumur. Sertiap musim penghujan rumah selalu banjir, lantai

terbuat dari tanah atau plesteran. Air limbah pembuangan dari kamar

mandi atau cuci piring tidak diselokan melainkan dihalaman bebas.

14

Page 15: Diare Akut Dehidrasi Sedang

3. Pemeriksaan Fisik

1) Sistem pernafasan

RR : 23 x/mnt, melalui nasal, PCH tak ada, retraksi intercostalis tak ada, Rhonchi tak

ada wheezing tak ada

2) Sistem kardiovaskuler

Nadi ; 120 x/mnt, kuat dan teratur, S1 S2 tunggal.

3) Sistem Pencernaan

Mukosa mulut tampak kering, klien mengeluh pada ibunya bahwa leher

(tenggorokan) nya sakit jika menelan makanan. Bising usus meningkat 45 x/mnt, ada

kembung saat diperkusi, klien malas dan menolak jika ibu klien menawari makan,

makanan dari RS masih utuh, klien juga nampak malas minum, kelihatan tidak haus.

4) Sistem Integumen

Warna kulit sawo matang, tugor elastik, suhu 36,40 c, akral hangat.

5) Sistem muskuloskeletal

Klien nampak lemah, udema tak ada, keterbatasan gerak tak ada.

6) Sistem persyarafan

Kesadaran komposmentis, GCS 456, tak ada kejang, parese, mata tampak cowong,

skelra tak ikterik, konjungtiva tak anemis, ubun ubun besar tak cekung.

7) Sistem Perkemihan

BAK warna kuning, jernih, testis sudah menurun, ruam ruam daerah perianal tidak

ada.

4. Terapie

o Infus HSD 1000 cc/24 jam

o Pedialyt PO 10 cc/kgBB/mencret

o Vitamin A 1 x 200.000 Iu/IM

o Diet TKTP RS ; bubur kasar 3 x/ hari + susu IT 60 cc

ad libt

15

Page 16: Diare Akut Dehidrasi Sedang

ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAHS: Ibu mengatakan anak saya mencret

± 10 kali perhari, konsistensi cair, (± 1 cangkir/BAB), warna kuning tanpa ampas , muntah air dan bercampur lendir (± ½ cangkir)

O: BB : 10 kg, mukosa mulut kering, klien malas minum dan tampak tidak haus, UUB tidak cekung, klien lemah, turgor elastik, mata cowong

S: Ibu mengatakan klien sering mengeluh bahwa tenggorokannya sakit jika makan.

O: Keadaan umum lemah, LILA 20 cm, BB 10 kg, PB 64 cm, LD 49 cm, Lk 56 cm bising usus 45 x/mnt, kembung saat diperkusi, klien malas dan menolak makan, makanan dari RS masih utuh

Mal absorbsi KH,lemak, Protein

Meningkatkan tekanan osmotic

Pergeseran air dan elektrolit kerongga usus

Meningkatnya isi rongga usus

Diare

Kehilangan cairan dan elektrolit melalui feses

Faktor makanan

Toksin tak dapat diserap

Hiperparistaltik

Menurunya penyerapan makanan di usus

Diare

Mual muntah

Nafsu makan menurun

Perubahan nutriri

Keseimbangan cairan dan elektrolit

Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Diagnosa Keperawatan1. gannguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan dampak

sekunder terhadap diare2. resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

tidak adekuatnya intake dan output yang berlebihan

16

Page 17: Diare Akut Dehidrasi Sedang

INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan skunder terhadap diare

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan

dan elektrolit dipertahankan secara maksimal

Kriteria hasil :

o Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : <

40 x/mnt )

o Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB

tidak cekung.

o Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari

Intervensi :

1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit

R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa

dan pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan

segera untuk memperbaiki defisit

2) Pantau intake dan output

R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat

keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.

3) Timbang berat badan setiap hari

R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan

kehilangan cairan 1 lt

4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr

R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral

5) Kolaborasi :

1. Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)

R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal

ginjal (kompensasi).

2. Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur

R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.

3. Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)

R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar

simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai

anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.

17

Page 18: Diare Akut Dehidrasi Sedang

Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

tidak adekuatnya intake dan out put

Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan

nutrisi terpenuhi

Kriteria : - Nafsu makan meningkat

- BB meningkat atau normal sesuai umur

Intervensi :

1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi,

berlemak dan air terlalu panas atau dingin)

R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang

mengiritasi lambung dan sluran usus.

2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah,

sajikan makanan dalam keadaan hangat

R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.

3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan

R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan

4) Monitor intake dan out put dalam 24 jam

R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.

5) Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :

a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu

R/ meringankan kerja lambung dan penambahan nutrisi

b. obat-obatan atau vitamin ( A)

R/ Mengandung zat yang diperlukan untuk proses pertumbuhan,

c. pemeriksaan lab Hb, PIT, Hct,R/ mengetahui kekurangan nutrisi tubuh.

18

Page 19: Diare Akut Dehidrasi Sedang

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No

DX

TGL / jam TINDAKAN EVALUASI

1

2

27.5. 2002

08.30

09.00

09.10

10.05

12.09

27.05.2002

10.03

10.10

09.07

o Memantau tanda dan gejala dehidrasi :

mata cowong, UUB tidak cekung, turgor

elastik, mukosa bibir kering, suhu 36,4 0 c

nadi 120 x/mnt

o Memonitor intake dan output ;

Intake HSD sisa 500 cc, pedialyt masuk 50

cc, susu ± 40 cc

Output : BAB 1 cangkir ± 200 cc, muntah

±100 cc, BAK 6 kali ± 120 cc

o Memonitor cairan oral dan parentral

pedialyt 50 cc masuk / mencret, HSD 1000

cc/12 jam (7 tetes/ menit) menetes lancar

o Memberikan pengertian pada ibu tentang

pentingnya cairan dan elektrolit bagi tubuh

o Mengukur suhu 36,80 c, nadi 124 x/mnt

o Menjelaskan pada keluarga tentang

pentingnya makanan bagi tubuh pada anak

o Mendiskusikan dengan keluarga tentang

diet yang harus dipatuhi dan dilaksanakan

untuk klien yaitu diet TKTPRS bubur kasar

yaitu untuk memenuhi kebutuhan energi

o Memonitor intake dan output makanan,

Tanggal 28.05.2002

S: ibu klien mengatakan

anaknya masih mencret,

mulai pagi sampai siang ini

7 x, bentuk cair dengan

lendir, warna keruh, sedikit,

tanpa ampas

O: turgor kulit baik, keadan

umum lemah, BB 9,5 kg, RR

28 x/mnt, suhu 36,80 c, nadi

119 x/mnt.

Mukosa mulut kering,

mata cowong, UUB tak

cekung, klien malas minum,

tanpak tak haus, infue HSD

1000 cc/12 jam diberikan,

pedialyt diberi setiap kali

mencret 0,5 gelas,

hasil laborat : Eritrocyt +

1-2 lq, lekosit + banyak,

epitel + 1-2 lq., kristal (-)

silinder (-)

A: Tujuan belum tercapai

P: lanjutkan intervensi 1,2,3

S: Ibu klien mengatakan

anaknya masih belum mau

makanan dari RS tetapi mau

makan roti dari rumah

19

Page 20: Diare Akut Dehidrasi Sedang

10.30

09.00

12.02

12.05

klien tidak mau makanan dari RS, makanan

masih utuh,klien hanya mau susu sedikit-

sedikit, klien masih BAB cair tidak ada

ampas

o Menganjurkan klien untuk tidur bila tak

ada kegiatan yang perlu dikerjakan yaitu

untuk memenuhi kebutuhan klien dalam

beristirahat

o Melakukan kolaborasi pemberian anti

biotic ampicillin 3 x 300 mg, vitamin A oral,

dan pemeriksaan laborat HB, HCT, PLT.

o Memberikan injeksi vit A 200.000 IV/

IM

(kabin) sebanyak 2 sdm

A: k/u lemah, LILA 20 cm,

bising usus 40 x/mnt, kien

tidak kembung, klien tidak

muntah, makanan dari RS

masih utuh, PASI susu IT

60 cc mau sedikit-dikit,

Pemeriksaaan laborat : Hgb

13,5 (N 4,3-10,3) eq/l, Hct

42,1 (N 40-47), PLT 751 .

10 (N 150-350x 10) eq/l

A: tujuan belum berhasil

P: lanjutkan intervensi 3,5,6

20

Page 21: Diare Akut Dehidrasi Sedang

CATATAN PERKEMBANGAN

No Diagnosa E V A L U A S I

1 Tanggal 29. 05. 2002

S : Ibu klien mengatakan anaknya masih mencret 5 kali, bentuk cair

berlendir, warna keruh, jumlah sedikit.

O : k/u lemah, BB 9,5 kg, suhu 370 c, nadi 118 x/mnt, RR 27 x/mnt.

Turgor baik elastik, mukosa bibir kering, mata cowong, klien

mau minum sedikit-sedikit, pedialyt diberikan , klien mau minum

1,5 gelas, infus HSD diberikan 100 cc/12 jam

A : Tujuan belum berhasil

P : Intervensi dilanjutkan no 1,2,3

Tanggal 30.05. 2002

S: ibu mengatakan anaknya masih mencret 3x sampai siang ini, ada

ampas ketan hitam, bentuk cair, jumlah banyak.

O: k/u lemah, turgor kulit elastis, mukosa bibir basah, mata tidak

cowong, klien mau minum banyak, pedialyt diberikan setiap kali

mencret, BB 10 kg, suhu 37 c, nadi 116 x/mnt, RR 28 x/mnt, infus

aff.

A : tujuan berhasil sebagian

P : intervensi no 1,2,3

Tanggal 31 05 2002

S : Ibu mengatakan anaknya tidak mencret lagi,

O : K/u baik, klien tidak lemah, klien tanpak segar mau bermain di

TT, mukosa bibir basah, mata tidak cowong, klien mau minum

banyak, klien makan banyak satu porsi habis, pedialyt di stop, BB

10 kg, suhu 37 c, N 110 x/mnt, RR 24 x/mnt.

A : Tujuan berhasil

P : Intervensi dihentikan

Tanggal 29.05.2002

S : ibu klien mengatakan anaknya sudah mau makan, sdikit-sedikit 3

21

Page 22: Diare Akut Dehidrasi Sedang

x sehari

O : K/U lemah, Bising usus 38 x/mnt, pasi 60 cc diberikan, porsi

dari RS dimakan ¼ porsi, klien makan 4 sdm roti kabin yang

sudah dihaluskan,

A : Tujuan belum berhasil

P : Intervensi dilanjutkan

Tanggal 30.05.2002

S: Ibu klien mengatakan anaknya sudah mau makan

O: bising usus 35 x/mnt, tak ada kembung, tidak muntah, makanan

dihabis ½ porsi habis dengan roti kabin 5 sdm .

A: tujuan sebagian berhasil

P: Intervensi dilanjutkan 3,5,6

Tanggal 31.05.2002

S: Ibu klien mengatakan anak sudah makan banyak

O: bising usus 23 x/mnt, BB 10 kg, LILA 22 cm, makanan dihabiskan

1 porsi,

A: tujuan berhasil

P: intervensi dihentikan

22

Page 23: Diare Akut Dehidrasi Sedang

BAB 4

PEMBAHASAN

1. Pada pengkajian pada tinjauan teori bahwa pengkajian penyakit diare sering

dialami oleh anak usia 2 tahun pertama kehidupan, hal ini sesuai dengan hasil

yang didapat kan yaitu umur klien sekarang 2 tahun, pada sistem pernafasan

pada teori dijelaskan bahwa pernafasan dapat normal atau terjadi peningkatan >

40 x/mnt bila terjadi asidosis hal ini ditemukan juga pada anak diare, yaitu

pernafasan 23 x/mnt. Pada sistem kardiovaskuler pada teori dijelaskan bahwa

terjadi peningkatan pada nadi > 124 x/mnt, nadi kecil bila dehidrasi sedang.

Sedangkan pada kasus nadi yang ditemukan adalah 120 x/mnt kuat dan teratur.

Sistem pencernaan antara tinjauan teori dan kasus hampi tak ada perbedaan.

Pada sistem integumen pada teori dijhelaskan bahwa pada anak dengan dehidrasi

sedang dapat terjadi turgor menurun, kulit pucat, suhu meningkat >37 c , akral

hangat, kemerahaa pada perianal, hal ini tidak didapatkan pada klien oleh karena

sudah ditangani dengan cepat dengan memberikan rehidrasi cepat sesuai dengan

kebutuhan klien, suhu tubuh normal kemungkinan diare disebabkan oleh karena

bukan faktor infeksi, perianal tidak ada hal ini dikarenakan keluyarga mampu

melakukan perawatan perianal seperti yang diajarkan perawat.

2. Pada tinjauan teori diagnosa yang muncul tidak semua didapatkan pada kasus

hanya ditemukan 2 masalah yaitu gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

dan resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Hal ini disebabkab karena keluarga belum mampu melakukan rehidrasi secara

benar dan penanganan anak diare. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan diangkat

karena anak pada awalnya kurang terbiasa dengan menu yang disajikan oleh

rumah sakit dan anak masih marasa mual dan kadang muntah , hal ini terbukti

dari makanan yang tak pernah di makan, tetapi makanan dari rumah yaitu roti

kabin klien mau memakannya.

3. Pada intervensi anatra tinjauan terori dan kasus tidak banyak ditemukan

perbedaan , pada umumnya intervensi mampu dilaksanakan.

4. pada implementasi mampu dilakukan oleh perawat hal ini karena sudah

dintervensikan secara tepat dan sesuai dengan diagnosa yang diangkat, klien

kooperatif dan mampu melakukan intervensi dan inplementasi yang di jadwalkan.

5. Evaluasi didapatkan hasil yang memuaskan sesuai dengan criteria hasil yang di

tentukan .

23

Page 24: Diare Akut Dehidrasi Sedang

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. pengkajian pada klien diare sering ditemukan pada anak usis 2 tahun, sistem

yang terganggu pada anak sesuai dengan teori yang ada walapun ada

beberapa sistem tubuh yang tidak sesuai dengan toeri yang ada , faktor yang

menyebabkan diere pada kasus ini adalah bukan dari faktor infeksi

2. Diagnosa yang muncul pada kasus ditemukan 2 masalah, yaitu ganguan

keseimbangan cairan dan elektrolit dan resiko kebutuhan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh.

3. Intervensi pada kasus disesuaikan dengan intervensi pada teori dan mengacu

pada diagnosa yang ditemukan

4. implementasi keperawatan dapat dilakukan dangan baik karena sudah di

intervensikan sebelumnya, sehinga dapat dilakukan dan dengan

menggunakan pendekatan yang terapeutik,

5. pada evaluasi didapatkan hasil yang memuaskan, kerana sesuai dengan

criteria hasil yang sudah ditentukan

Saran

1. Dalam merawat anak dengan diare hendaknya diperhatikan masalah yang

muncul dan harus memperhatikan prioritas penanganan yang sesuai/ tepat

2. Hendaknya perawat selalu melakukan pengkajian fisik yang lengkap,

sehingga dapat dilakukan penanganan yang tepat dan sesuai dengan keadaan

klein pada saat itu.

24

Page 25: Diare Akut Dehidrasi Sedang

DAFTAR PUSTAKA

Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta

Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6.

EGC. Jakarta.

Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo.

Surabaya.

Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta

Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta

Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta

Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta

25