seminar kasus editt.docx

Upload: liga-purnamasari

Post on 06-Jul-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    1/69

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) yaitu

    menurunkan kematian anak, termasuk di dalamnya adalah kematian anak

     bawah lima tahun (balita). Secara global, sekitar 6,6 juta balita meninggal

     pada tahun !", sebagian besar disebabkan oleh penyebab yang dapat

    dicegah (#right dkk, !"$). %ahun !"&, '& kematian neonatal di seluruh

    dunia terjadi dalam tujuh hari kehidupan dengan jumlah sekitar dua juta

    orang, "6 kematian balita serta lebih dari sepertiga kematian neonatal

    terjadi pada hari pertama kehidupan dengan jumlah sekitar satu juta orang.

    ntara tahun "**!+!"&, sekitar 6 juta bayi lahir di dunia dengan kematian

     paling banyak terjadi dalam hari kehidupan (-/012, !"&).

    Menurut laporan Save The Childrens yang berjudul  Ending Newborn

     Death menyebutkan bahwa kematian neonatal ber3ariasi di berbagai negara,

    sekitar 4,* per "!!! kelahiran hidup (5) terjadi di 1ropa dan empat sampai

    lima kali lipat terjadi di sia dan 7rika (#right dkk, !"$) . 8erdasarkan

    data Sur3ei Demogra7i dan 5ependudukan /ndonesia (SD5/) tahun !",

    angka kematian bayi (58) di /ndonesia dalam periode lima tahun(!!'+

    !") sebesar & per "!!! 5 dan kematian balita sebesar $! 9er "!!! 5.

    58 tahun !" sebesar &$ per "!!! 5 meningkat dibandingkan dengan

    data tahun !"! sebesar 6 per "!!! 5, dengan target tahun !"4 sebesar

    & per "!!! 5. 1nam puluh persen kematian bayi di /ndonesia terjadi

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    2/69

    2

    selama periode neonatal dan ! kematian anak terjadi selama bayi (89S,

    !"&).

    Salah satu 7aktor risiko yang berkontribusi besar terhadap kematian

     bayi terutama pada masa perinatal yaitu gangguan perna7asan pada bayi atau

    respirasy distress syndrome (:DS). Menurut Depkes (!"&), penyebab

    kematian bayi baru lahir !+6 hari di /ndonesia adalah gangguan pernapasan

    &,*, prematuritas &,$, sepsis ", hipotermi 6,, kelainan

    darah.ikterus 6,6 dan lain+lain. 9enyebab 5ematian bayi '+ hari adalah

    sepsis !,44, kelainan kongenital ",", pneumonia dan 88;: ", dan

    :DS ",.

    9enyebab kematian neonatal adalah gangguan atau gangguan

     perna7asan &4,*, prematuritas &,$, sepsis ", hipotermi 6,&, kelainan

    darah atau ikterus 4,6, post matur , dan kelainan kongenital ",$

    (9ritasari, 5., !"!). -ntuk itu kegawatan perna7asan atau respiratory

    distress pada bayi baru lahir merupakan masalah yang dapat meningkatkan

    morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir (

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    3/69

    3

    :DS (:espiratory Distress Syndrome) atau disebut juga yaline

    membrane disease merupakan hasil dari ketidak maturan dari paru+paru

    dimana terjadi gangguan pertukaran gas. 8erdasarkan perkiraan &! dari

    kematian neonatus diakibatkan oleh :DS atau komplikasi yang dihasilkannya

    (8ehrman, !!$ didalam ;ei7er !!').

    Sindrom gawat na7as atau :espiratory Distress Syndrome (:DS) pada

    neonatus yang juga disebut sebagai yaline Membrane Dosease (MD),

    merupakan suatu penyakit paru+paru akut pada neonatus yang disebabkan

    karena kekurangan sur7aktan, terutama bayi premature, dimana suatu

    membran yang tersusun atas protein dan sel+sel mati melapisi al3eoli

    (kantung udara tipis dalam paru+paru) sehingga membuat kesulitan untuk

    terjadinya pertukaran gas (nik, !!*).

    :espiratory Distress Syndrome (:DS) disebut juga yaline Membrane

    Disease (MD), merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan de7isiensi

    sur7aktan terutama pada bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang.

    Mani7estasi dari :DS disebabkan adanya atelektasis al3eoli, edema, dan

    kerusakan sel dan selanjutnya menyebabkan bocornya serum protein ke

    dalam al3eoli sehingga menghambat 7ungsi sur7aktan.

    :DS yang tidak dilakukan penatalaksanaan dengan baik bisa

    menyebabkan prognosis yang lebih jelek, seperti terjadinya kebocoran

    al3eoli yang dicurigai terjadi kebocoran udara ( pneumothorak,

     pneumomediastinum, pneumopericardium, em7isema intersisiel ), pada bayi

    dengan :DS yang tiba+tiba memburuk dengan gejala klinikal apnea, atau

     bradikardi atau adanya asidosis yang menetap. 5omplikasi jangka panjang

    dapat disebabkan oleh keracunan oksigen, seperti 8ronchopulmonary

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    4/69

    4

    Dysplasia (89D)? merupakan penyakit paru kronik yang disebabkan

     pemakaian oksigen pada bayi dengan masa gestasi &6 minggu.

    Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperkecil terjadinya

    komplikasi pada pasien dengan :DS adalah mengoptimalkan peran perawat

    sebagai care giver. Menurut Monica 1ster (!!&) tindakan yang dapat

    dilakukan seperti ? mempertahankan 3entilasi dan oksigenasi adekuat,

    mempertahakan keseimbangan asam basa, mempertahankan suhu lingkungan

    netral, mempertahankan per7usi jaringan adekuat, mencegah suhu rendah

     pada bayi dan mempertahankan cairan dan elektrolit adekuat. Selain itu juga

     penting untuk melibatkan keluarga dalam perawatan pasien, seperti ?

    mendorong ibu agar memberikan anaknya S/ 1klusi7, mengajarkan ibu

    memberi makan kepada anaknya, mengajarkan ibu agar terciptanya Bounding 

    dengan anak (mengajak berbicara, menyentuh@memeluk anaknya) serta

    membudayakan cuci tangan sebelum menyentuh pasien.

    Dengan meningkatkan angka kejadian :DS pada bayi, maka penulis

    tertarik untuk memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan respiratory

    distress syndrome (:DS) pada seminar kasus.

    B. Rumusan Masalah

    ". 8agaimana asuhan keperawatan teoritis pasien respiratory distress

     syndrome

    . 8agaimana pengkajian pada pasien dengan respiratory distress syndrome

    &. pa diagnosa keperawatan pada pasien dengan respiratory distress

     syndrome

    $. pa inter3ensi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan

    respiratory distress syndrome

    4. 8agaimana implementasi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien

    dengan respiratory distress syndrome

    6. 8agimana e3aluasi keperawatan yang diharapkan pada pasien dengan

    respiratory distress syndrome

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    5/69

    5

    '. 8agaimana dokumentasi keperawatan pada pasien dengan respiratory

    distress syndrome

    . 8agaimana perbandingan antara analisa dan aplikasi pada pasien dengan

    respiratory distress syndrome

    C. Tujuan Penulisan

    ". Mahasiswa mampu memahami tentang asuhan keperawatan teoritis

    respiratory distress syndrome di :umah Sakit -mum Daerah Dr. chmad

    Mochtar 8ukittinggi

    . Mahasiswa mampu mengumpulkan pengkajian pada pasien respiratory

    distress syndrome di :umah Sakit -mum Daerah Dr. chmad Mochtar

    8ukittinggi

    &. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien

    respiratory distress syndrome di :umah Sakit -mum Daerah Dr. chmad

    Mochtar 8ukittinggi

    $. Mahasiswa mampu membuat inter3ensi keperawatan pada pasien

    respiratory distress syndrome di :umah Sakit -mum Daerah Dr. chmad

    Mochtar 8ukittinggi

    4. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien

    respiratory distress syndrome di :umah Sakit -mum Daerah Dr. chmad

    Mochtar 8ukittinggi

    6. Mahasiswa mampu mencatat e3aluasi keperawatan pada pasien

    respiratory distress syndrome di :umah Sakit -mum Daerah Dr. chmad

    Mochtar 8ukittinggi'. Mahasiswa mampu membuat dokumentasi keperawatan pada pasien

    respiratory distress syndrome di :umah Sakit -mum Daerah Dr. chmad

    Mochtar 8ukittinggi

    . Mahasiswa mampu menganalisa antara aplikasi dan teori tentang

    respiratory distress syndrome pada anak di :umah Sakit -mum Daerah

    Dr. chmad Mochtar 8ukittinggi

    D. Metoe Penulisan

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    6/69

    6

    Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah yang

     berjudul Asuhan 5eperawatan 9ada 8ayi ; Dengan !espiratori Distress

    SyndromeB ini adalah 8erdasarkan metode literature (pustaka) ,

    mengintisarikan buku+buku pustaka dan in7ormasi didapat dari jaringan

    internet dan studi kasus.

    E. !istematika Penulisan

    Sistematika dalam penulisan makalah ini diantaranya sebagai berikut,

    88 / 9endahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan

     penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. 88 // %injauan

    %eori terdiri dari anotomi 7isiologi, pengertian, etiologi, 7aktor resiko,

    klasi7ikasi, pato7isiologi@pathway, mani7estasi klinis, komplikasi, pemeriksaan

    diagnostic , penatalaksanaan medis dan pencegahan . 88 /// suhan

    5eperawatan, terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan dan /nter3ensi

    keperawatan. 88 /< 9enutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    7/69

    7

    BAB II

    TIN"AUAN PU!TA#A

    A. Anatomi an $isiologi

    %. Anatomi Perna&asan

    9ernapasan adalah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas

    dalam jaringan atau Aperna7asan dalamB dan yang terjadi di dalam paru+

     paru yaitu Apernapasan luarB.

    Manusia membutuhkan suply oksigen secara terus+menerus untuk

     proses respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai

    limbah beracun produk dari proses tersebut. 9ertukaran gas antara oksigen

    dengan karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus

     berlangsung. Cksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini

     berasal dari atmos7er, yang menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 

    " dari seluruh gas yang ada.

    a. Hiung

    a. ares nterior

     ares anterior adalah saluran saluran di dalam lubang

    hidung. Saluran+saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal

    sebagai 3estibulum (rongga) idung.

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    8/69

    8

    epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. ;apisan nares

    anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi bulu

    kasar. 5elenjar+kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung.

     b. :ongga idung

    :ongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan

     pembuluh darah, bersambung dengan lapisan 7aring dan selaput

    lendir semua sinus yang mempunyai lubang yang masuk ke dalam

    rongga hidung. idung 8er7ungsi? penyaring, pelembab, dan

     penghangat udara yang dihirup. Septum nasi memisahkan kedua

    ca3um nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan,

    sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi

    oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral

    ca3um nasi dibentuk oleh sebagian maEilla, palatinus, dan os.

    Sphenoidale. %ulang lengkung yang halus dan melekat pada

    dinding lateral dan menonjol ke ca3um nasi adalah ? conchae

    superior, media, dan in7erior. %ulang+tulang ini dilapisi oleh

    membrane mukosa.

    Dasar ca3um nasi dibentuk oleh os 7rontale dan os palatinus

    sedangkan atap ca3um nasi adalah celah sempit yang dibentuk

    oleh os 7rontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa

    ol7aktorius, pada bagian atap dan bagian ca3um nasi yang

     berdekatan, mengandung sel sara7 khusus yang mendeteksi bau.

    Dari sel+sel ini serat sara7 melewati lamina cribri7ormis os

    7rontale dan kedalam bulbus ol7aktorius ner3us cranialis /

    ol7aktorius.

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    9/69

    9

    Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang

     berhubungan melalui lubang kedalam ca3um nasi, sinus ini

     ber7ungsi ? memperingan tulang tengkorak, memproduksi mukosa

    serosa dan memberikan resonansi suara. Sinus ini juga dilapisi

    oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan ca3um nasi.

    ;ubang yang membuka kedalam ca3um nasi ?

    a) ;ubang hidung

     b) Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior 

    c) Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha

    superior dan media dan diantara concha media dan in7erior d) Sinus 7rontalis, diantara concha media dan superior 

    e) Ductus nasolacrimalis, dibawah concha in7erior. 9ada bagian

     belakang, ca3um nasi membuka kedalam naso7aring melalui

    appertura nasalis posterior.

    '. !aluran Perna(asan

    ") 2aring

    2aring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak 

    sampai persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian

    tulang rawan krikoid. Maka letaknya dibelakang hidung

    (naso7aring) dibelakang mulut (oro7aring) dan dibelakang laring

    (7aring+laringeal).

    ) ;aring;aring (tenggorokan) terletak didepan bagian terendah 7aring

    yang memisahkannya dari kolumna 3ertebra. 8erjalan dari 7aring

    sampai ketinggian 3ertebrae ser3ikalis dan masuk ke dalam trakea

    dibawahnya. ;aring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat

     bersama oleh ligamen dan membran. Fang terbesar diantaranya

    ialah tulang rawan tiroid, dan disebelah depannya terdapat benjolan

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    10/69

    10

    subkutaneas yang dikenal sebagai jakun, yaitu disebelah depan

    leher. ;aring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang

     bersambung di garis tengah. Di tepi atas terdapat lekukan berupa

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    11/69

    11

    torakalis kelima dan ditempat ini bercaban7 menjadi dua bronkus

    (bronki). %rakea tersusun atas "6 sampai ! lingkaran tak sempurna

    lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh

     jaringan 7ibrosa dan yang melengkapi lingkaran di sebelah

     belakang trakea selain itu juga memuat beberapa jaringan otot.

    %rakea dilapisi selaput lendir yang terdiri atas epitelium

     bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak menuju keatas ke arah

    laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir+butir halus lainnya

    yang turut masuk bersama dengan pernapasan dapat dikeluarkan.

    %ulang rawan ber7ungsi mempertahankan agar trakea tetap terbuka

    karena itu, disebelah belakngnya tidak bersambung, yyaitu di

    tempat trakea menempel pada eso7agus, yang memisahkannya dari

    tulang belakang.

    %rakea ser3ikalis yang berjalan melalui leher disilang oleh

    istmus kelenjar tiroid, yaitu belahan kelenjar yang melingkari sisi+

    sisi trakea. %rakea torasika berjalan melintasi mediastenum (lihat

    gambar 4), di belakang sternum, menyentuh arteri inominata dan

    arkus aorta. -so7agus terletak dibelakang trakea.

    $) 5edua bronkus

    Fang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira+

    kira 3ertebra torakalis kelima mempunyai struktur serupa dengan

    trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. 8ronkus+bronkus itu

     berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampak paru+paru.

    8ronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar dari pada yang kiri

    sedikit lebih tinggi daripada arteri pulmonalis dan mengeluarkan

    sebuah cabang yang disebut bronkus lobus atas cabang kedua

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    12/69

    12

    timbul setelah cabang utama lewat dibawah arteri, disebut bronkus

    lobus bawah.

    8ronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing daripada yang

    kanan, dan berjalan dibawah arteri pulmonalis sebelum dibelah

    menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah.

    '. Rongga Torak 

    8atas+batas yang membentuk rongga di dalam toraks ?

    ". Sternum dan tulang rawan iga+iga di depan,

    . 5edua belas ruas tulang punggung beserta cakram antar ruas ( diskus

    inter3ertebralis) yang terbuat dari tulang rawan di belakang.

    &. /ga+/ga beserta otot interkostal disamping

    $. Dia7ragma di bawah4. Dasar leher di atas,

    Sebelah kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru+paru

     beserta pembungkus pleuranya. 9leura ini membungkus setiap belah, dan

    memebentuk batas lateral pada mediastinum. Mediastinum adalah ruang di

    dalam rongga dada diantara kedua paru+paru. /sinya jantung dan

     pembuluh+pembuluh dara besar, uso7agus, duktus torasika, aorta

    descendens, 3ena ka3a superior, sara7 3agus dan 7renikus dan sejumlah

     besar kelenjar lim7e.

    ). Paru * Paru

    9aru+9aru ada dua, merupakan alat pernapasan utama. 9aru+paru

    mengisi rongga dada. %erletak disebelah kanan dan kiri dan tengah

    dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur

    lainnya yang terletak didalam mediastinum . 9aru+paru adalah organ yang

     berbentuk kerucut dengan apeks (puncak) diatas dan muncul sedikit lebih

    tinggi daripada kla3ikula di dalam dasar leher. 9angkal paru+paru duduk di

    atas landai rongga toraks, diatas dia7ragma. 9aru+paru mempunyai

     permukaan luar yang menyentuh iga+iga, permukaan dalam yang memuat

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    13/69

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    14/69

    14

    rteri 9ulmonalis membawa darah yang sudah tidak

    mengandung oksigen dari 3entrikel kanan jantung ke paru+paru

    cabang+cabangnya menyentuh saluran+saluran bronkial, bercabang

    dan bercabang lagi sampai menjadi arteriol halus arteriol itu

    membelah+belah dan membentuk kapiler dan kapiler itu menyentuh

    dinding al3eoli atau gelembung udara.

    5apiler halus itu hanya dapat memuat sedikit, maka praktis

    dapat dikatakan sel+sel darah merah membuat baris tunggal. lirannya

     bergerak lambat dan dipisahkan dari udara dalam al3eoli hanya oleh

    dua membran yang sangat tipis, maka pertukaran gas berlangsung

    dengan di7usi, yang merupakan 7ungsi pernapasan.

    5apiler paru+paru bersatu lagi sampai menjadi pembuluh darah

    lebih besar dan akhirnya dua 3ena pulminaris meninggalkan setiap

     paru+paru membawa darah berisi oksigen ke atrium kiri jantung untuk

    didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta.

    9embuluh darah yang dilukis sebagai arteria bronkialis

    membawa darah berisi oksigen langsung dari aorta toraksika ke paru+

     paru guna memberi makan dan menghantarkan oksigen ke dalam

     jaringan paru+paru sendiri. 0abang akhir arteri+arteri ini membentuk

     pleksus kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari yang terbentuk

    oleh cabang akhir arteri pulmonaris, tetapi beberapa dari kapiler ini

    akhirnya bersatu dalam 3ena pulmonaris dan darahnya kemudian

    dibawa masuk ke dalam 3ena pulmonaris. Sisa darah itudiantarkan dari

    setiap paru+paru oleh 3ena bronkialis dan ada yang dapat mencapai

    3ena ka3a superior. Maka dengan demikian paru+paru mempunyai

     persediaan darah ganda.

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    15/69

    15

    d) iilus (%ampuk)9aru+9aru dibentuk struktur berikut

    ") rteri 9ulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen ke

    dalam paru+paru untuk diisi oksigen

    )

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    16/69

    16

    Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat sedikit eksudat

    untuk meminyaki permukaannya dan menghindarkan gesekan

    antara paru+paru dan dinding dada yang sewaktu bernapas

     bergerak. Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu satu dengan yang

    lain erat bersentuhan. :uang atau rongga pleura itu hanyalah ruang

    yang tidak nyata, tetapi dalam keadaan tidak normal udara atau

    cairan memisahkan kedua pleura itu dan ruang di antaranya

    menjadi jelas.

    +. $isiologi Perna&asan2ungsi paru paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon

    dioksida.9ada pernapasan melalui paru+paru atau pernapasan eksterna,

    oksigen dipungut melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas oksigen

    masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke al3eoli, dan dapat berhubungan

    erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. anya satu lapis membran,

    yaitu membran al3eoli+kapiler, yang memisahkan oksigen dari darah.

    Cksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah

    merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua

     bagian tubuh. Darah meninggalkan paru paru pada tekanan oksigen "!!

    mm g dan pada tingkat ini hemoglobinnya *4 persen jenuh oksigen.

    Di dalam paru+paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan

    metabolisme, menembus membran al3eoler+kapiler dari kapiler darah ke

    al3eoli dan setelah melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar

    melalui hidung dan mulut.

    1mpat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau

     pernapasan eksterna ?

    a.

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    17/69

    17

     b. rus darah melalui paru paru

    c. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam

     jumlah tepat dapat mencapai semua bagian tubuh

    d. Di7usi gas yang menembusi membran pemisah al3eoli dan kapiler.

    0C lebih mudah berdi7usi drpd oksigen.

    Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang

    meninggalkan paru+paru menerima jumlah tepat 0C dan C. 9ada waktu

    gerak badan, lebih banyak darah datang di paru paru membawa terlalu

     banyak 0C dan terlampau sedikit C jumlah 0C itu tidak dapat

    dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. al ini

    merangsang pusat pernapasan dalam otak unutk memperbesar kecepatan

    dan dalamnya pernapasan. 9enambahan 3entilasi ini mngeluarkan 0C

    dan memungut lebih banyak C.

    9ernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah

    menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) megintari

    seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, di mana darah bergerak

    sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk

    memungkinkan oksigen berlangsung, dan darah menerima, sebagai

    gantinya, yaitu karbon dioksida. 

    B. De&inisi

    :espiratory distress syndrome (Sindrom gawat na7as) adalah istilah

    yang digunakan untuk dis7ungsi perna7asan pada neonatus. Gangguan ini

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    18/69

    18

    merupakan penyakit yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan

    maturitas paru. Gangguan ini biasanya juga dikenal dengan nama yaline

    Membrane Disease (MD) atau penyakit membrane hialin, karena pada

     penyakit ini selalu di temukan membrane hialin yang melapisi al3eoli

    (Surasmi, !!&). :DS adalah penyakit paru yang akut dan berat, terutama

    menyerang bayi+bayi preterm, hal ini dapat terlihat pada & sampai 4 bayi+

     bayi cukup bulan (Donna ;. #ong, !!&).

    :espiratory Distress Syndrome, (:DS) atau de7isiensi sur7aktan adalah

    suatu gangguan perkembangan paru yang dimulai saat lahir atau segera

    setelahnya, menetap selama $ sampai *6 jam dan sembuh dieresis inisial

    dimulai (9aulette S, !!).

    :espiratory Distress Syndrom, (:DS) ialah kumpulan gejala yang

    terdiri dari dispnoe atau hipernoe. dengan 7rekuensi perna7asan lebih dari 6!

    kali@menit, sianosis, rintihan dan ekspirasi dan kelainan otot+otot perna7asan

     pada inspirasi (rie7 H:,!!*).

    Sindrom gawat na7as ( respiratory distress syndroma, :DS ) adalah?

    5umpulan gejala yang terdiri dari dispnea atau hiperpnea dengan 7rekuensi

     perna7asan besar 6!E@i, sianosis, merintih waktu ekspirasi dan retraksi

    didaerah epigastrium, suprosternal, interkostal pada saat inspirasi

    (gatisyah.!!4 hal &).

    5umpulan gejala yang terdiri dari 7rekuensi na7as bayi lebih dari 6!E@i

    atau kurang dari &!E@i danmungkin menunjukan satu atau lebih dari gejala

    tambahan gangguan na7as sebagai berikut?+ 8ayi dengan sianosis sentral (biru

     pada lidah dan bibir) + da tarikan dinding dada Merintih + pnea (na7as

     berhenti lebih dari ! detik) (9C1D,!!$).

    C. Etiologi

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    19/69

    19

    :DS sering terjadi pada bayi prematur atau kurang bulan, karena

    kurangnya produksi sur7aktan. 9roduksi sur7aktan ini dimulai sejak

    kehamilan minggu ke+, makin muda usia kehamilan, makin besar pula

    kemungkinan terjadi :DS. da $ 7aktor penting penyebab de7isiensi

    sur7aktan pada :DS yaitu prematur, as7iksia perinatal, maternal diabetes,

    seksual sesaria. Sur7aktan biasanya didapatkan pada paru yang matur. 2ungsi

    sur7aktan untuk menjaga agar kantong al3eoli tetap berkembang dan berisi

    udara, sehingga pada bayi prematur dimana sur7aktan masih belum

     berkembang menyebabkan daya berkembang paru kurang dan bayi akan

    mengalami sesak na7as. Gejala tersebut biasanya muncul segera setelah bayi

    lahir dan akan bertambah berat (>ulia !"!).

    Gomella (!!*) yang dikutip dari dan merican academy o7

     pediatrics (9) mengajukan penyebab gangguan perna7asan pada bayi

    dalah?

    %. $aktor I'u

    2aktor yang bisa terjadi selama hamil pada ibu

    a) /n7eksi

    /n7eksi pada ibu hamil dapat terjadi karena ibu yang kurang

    memperhatikan kebersihan dirinya dan lingkungan, sehingga

    mikroorganisme (3irus, bakteri, kuman dan jamur) berkembang

    didalam darah ibu dan dapat dialirkan ke janin oleh pembuluh

    darah. /n7eksi pada ibu hamil juga dapat disebabkan oleh

    keputihan. -ntuk menghindari terjadinya in7eksi pada ibu hamil

    maka ibu diharapkan mampu menjaga personal hygience. 9enyakit

     pada ibu

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    20/69

    20

     b) 9enyakit pada ibu hamil

    Seperti hipertensi, atau penyakit jantung lainnya maupun

     penyakit metabolik seperti diabetes militus serta asma. /bu dengan

    riwayat penyakit tersebut diharapkan terlebih dahulu mengobati

     penyakitnya sebelum hamil, karena penyakit tersebut akan

    memperburuk keadaan ibu dan janin.

    c) 5etuban pecah dini

    9enyebab ketuban pecah dini belum pasti, tapi sebagian

     besar berkaitan dengan in7eksi (sampai 64). Misalnya, in7eksi

    kuman, terutama in7eksi bakteri, yang dapat menyebabkan selaput

    ketuban menjadi tipis, lemah dan mudah pecah keputihan dan

    in7eksi 3agina.

    d) GiIi ibu hamil yang tidak optimalisasi. 5ebutuhan giIi ibu hamil

    meningkatkan "4 dari kebutuahn biasanya.

    +. $aktor Plasenta

    9ertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan

    kondisi plasenta. Gangguan berna7as spontan pada janin akan terjadi

     bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta,misalnya perdarahan

     plasenta.

    ,. $aktor "anin

    9enekanan umbilicus (pusat) akan mengakibatkan terganggunya

    aliran darah dalam pembuluh darah umbilicus dan menghambat

     pertukatan gas antara ibu dan janin. al ini dapat ditemukan pada

    keadaan janin terlilit tali pusat.

    -. $aktor Neonatus

    Gangguan perna7asan pada neonatus dapat terjadi karena

     beberapa hal,yaitu?

    a) 9emakaian obat anestesi dan analgetik yang berlebihan

     b) %rauma persalinan

    c) 5elainan bawaan bayi, seperti penyakit jantung bawaan .

    D. $aktor Resiko

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    21/69

    21

    Meskipun sebagian besar bayi dengan penyakit Membran ialin

    (MD) adalah bayi premature (nik,!!*). %erdapat 7aktor+7aktor lain yang

     bisa menyebabkan timbulnya penyakit ini, seperti?". 8ayi laki+laki

    . 9ersalinan Sectio 0aesaria

    &. s7iksia perinatal

    $. Stress dingin@ cold stress (suatu kondisi yang menekan produksi

    sur7aktaan)

    4. /n7eksi perinatal

    6. 5elahiran 5embar (bayi+bayi yang dilahirkan kembar biasanya prematur)

    '. 8ayi dari ibu yang menderita Diabetes Melitus (terlalu banyak insulin

    dalam sistem tubuh bayi yang disebabkan karena diabetes pada ibu dapat

    memperlambat produksi sur7aktan)

    . 8ayi dengan kelainan jantung 9D (9atent ductus rteriosus)

    9ada prematuritas ?

    a) 9roduksi sur7aktan masih sedikit (de7isiensi sur7aktan). 5omponen

    utama sur7aktan adalah lesitin, yang terdiri dari cytidine diphosphate

    cholin (0.D.9 cholin) dan phosphatidyldimethy etanolamine

    (9.M.D.1).

     b) Sur7aktan diproduksi oleh sel ponemosit tipe // yang dimulai tumbuh

     pada gestasi +$ minggu, mulai akti7 pada gestasi $+6 minggu.

    c) Sur7aktan mulai ber7ungsi pada masa gestasi &+&6 minggu

    d) :asio lesitin@spingomielin dalam cairan amnion.

    E. #lasi&ikasi

    Menurut Gamella (!!*), sindrom gawat na7as@ :espiratory Distress

    Syndrome (:DS) dikelompokkan sebagai berikut?

    ". Syndrom gawat na7as 5lasik@0lasik !espyratory distress syndrome

    %horaks@dada berbentuk seperti bel disebabkan karena kekurangan aerasi

    (underaration).

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    22/69

    22

    . Sindrom Gawat a7as Sedang+8erat@Moderately se3ere !espiratory

     Distress Syndrome.

    9ola retikulogranuler lebih menonjol dan terdisribusi lebih merata. 9aru+

     paru hypoaerated. Dapat dilihat pada bronkhogram udara meningkat.

    &. Sindrom Gawat a7as 8erat@ Se3ere :espiratory Distress Syndrome

    %erdapat retikulogranuler yang berbentuk opaJue pada kedua paru+paru

    area cystic pada paru+paru kanan bisa manunjukan al3eoli yang berdilatasi

    atau empisema interstitial pulmonal dini.

    $. Pato&isiologi Dan /C

    2aktor+7aktor yang memudahkan terjadinya :DS ( !espiratory distress

     syndroma" pada bayi prematur disebabkan oleh al3eoli masih kecil sehingga

    kesulitan berkembang, pengembangan kurang sempurna karena dinding

    thoraE masih lemah, produksi sur7aktan kurang sempurna. 5ekurangan

    sur7aktan mengakibatkan kolaps pada al3eolus sehingga paru+paru menjadi

    kaku. al tersebut menyebabkan perubahan 7isiologi paru sehingga daya

     pengembangan paru (compliance) menurun 4 dari normal, perna7asan

    menjadi berat, shunting intrapulmunal meningkat dan terjadi hipoksemia

     berat, hipo3entilasi yang menyebabkan asidosis respiratorik. Secara

    makroskopik, paru+paru nampak tidak berisi udara dan berwarna kemerahan

    seperti hati. Cleh sebab itu paru+paru memerlukan tekanan pembukaan yang

    tinggi untuk mengembang.

    Secara histologi, adanya atelektasis yang luas dari luar rongga udara

     bagian distal menyebabkan edema interstisial dan kongesti dinding al3eoli

    sehingga menyebabkan desJuamasi daro epithel sel al3eoli type //. Dilatasi

    duktus al3eoli, tetapi al3eoli menjadi tertarik karena danya de7isiensi

    sur7aktan ini. Dengan adanya atelektasis yang progresi7 dengan barotrauma

    atau 3olutrauma dan keracunan oksigen, menyebabkan kerusakan pada

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    23/69

    23

    endhothelial dan epithelial sel jalan perna7asan bagian distal sehingga

    menyebabkan eksudasi matriks 7ibrin yang berasal dari darah. Membran

    hyaline yang meliputi al3eoli dibentuk dalam satu setengah jam setelah lahir.

    1pithelium mulai membaik dan sur7aktan mulai dibentuk pada &6 ' jam

    setelah lahir (Surasmi,dkk, !!&)

    pneu primer dapat memanjang dan diikuti dengan memburuknya sistem

    sirkulasi. ipoksiamiokardium dan asidosis akan memperberat bradikardi,

    3asokontriksi dan hipotensi. 5eadaan ini dapat terjadi sampai 4 menit dan

    kemudian terjadi apneu sekunder. Selama apneu sekunder denyut jantung,

    tekanan darah dan kadar oksigen dalam darah terus menurun. 8ayi tidak

     bereaksi terhadap rangsangan dan tidak menunjukkan upaya perna7asan

    secara spontan. 5ematianakan terjadi kecuali perna7asan buatan dan

     pemberian oksigen segera dimulai (Sai7uddin, !!).

    PATHA00

    1. Mani&estasi #linis

    Secara klinis bayi dengan :DS menunjukkan takipnea (K 6! E@menit) ,

     pernapasan cuping hidung, retraksi interkosta dan subkosta, eEpiratory

    grunting (merintih) dalam beberapa jam pertama kehidupan. %anda+tanda

    klinis lain, seperti? hipoksemia dan polisitema. %anda+tanda lain :DS

    meliputi hipoksemia, hiperkabia, dan asidosis respiratory atau asidosis

    campuran (8obak, !!4).

    Menurut Surasmi, dkk (!!&) tanda dan gejala yang muncul adalah

    sebagai berikut ?

    ". %akhipneu (K 6! kali@menit)

    . 9erna7asandangkal

    &. Mendengkur 

    $. Sianosis

    4. 9ucat

    6. 5elelahan

    '. pneu dan perna7asan tidak teratur 

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    24/69

    24

    . 9enurunan suhu tubuh

    *. :etraksi suprasternal dan substernal

    "!. 9erna7asan cuping hidung

    13aluasi :espiratory Distress S#or Downe $

    2 % +

    $rekuensi

    Na&as

    L 6!E@menit 6!+! E@menit K!E@menit

    Retraksi %idak ada

    retraksi

    :etraksi ringan :etraksi berat

    !ianosis %idak sianosis Sianosis hilang dengan C Sianosis

    menetap

    walaupun diberi

    CAir Entr3 -dara masuk 9enurunan ringan udara

    masuk 

    Merintih %idak merintih Dapat didengar dengan

    stetoskop

    Dapat didengar

    tanpa alat bantu

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    25/69

    25

    E4aluasi Res(irator3 Distress 'erasarkan hasil Skor Downe

    !kor 5 - gangguan (erna&asan ringan

    !kor - * 6 gangguan perna7asan sedang

    !kor 7 8 gangguan perna7asan ringan (pemeriksaan gas darah

    harus dilakukan)

    H. #om(likasi

    5omplikasi jangka pendek dapat terjadi ? ". kebocoran al3eoli ? pabila

    dicurigai terjadi kebocoran udara ( pneumothorak, pneumomediastinum,

     pneumopericardium, em7isema intersisiel ), pada bayi dengan :DS yang tiba+

    tiba memburuk dengan gejala klinikal hipotensi, apnea, atau bradikardi atau

    adanya asidosis yang menetap. . >angkitan penyakit karena keadaan

     penderita yang memburuk dan adanya perubahan jumlah leukosit dan

    thrombositopeni. /n7eksi dapat timbul kerana tindakan in3asi3 seperti

     pemasangan jarum 3ena, kateter, dan alat+alat respirasi. &. 9erdarahan

    intrakranial dan leukomalacia peri3entrikular ? perdarahan intra3entrikuler

    terjadi pada !+$! bayi prematur dengan 7rekuensi terbanyak pada bayi

    :DS dengan 3entilasi mekanik.

    5omplikasi jangka panjang dapat disebabkan oleh keracunan oksigen,

    tekanan yang tinggi dalam paru, memberatkan penyakit dan kekurangan

    oksigen yang menuju ke otak dan organ lain. 5omplikasi jangka panjang

    yang sering terjadi ? ". 8ronchopulmonary Dysplasia (89D)? merupakan

     penyakit paru kronik yang disebabkan pemakaian oksigen pada bayi dengan

    masa gestasi &6 minggu. 89D berhubungan dengan tingginya 3olume dan

    tekanan yang digunakan pada waktu menggunakan 3entilasi mekanik, adanya

    in7eksi, in7lamasi, dan de7isiensi 3itamin . /nsiden 89D meningkat dengan

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    26/69

    26

    menurunnya masa gestasi. . :etinopathy prematur 5egagalan 7ungsi

    neurologi, terjadi sekitar "!+'! bayi yang berhubungan dengan masa

    gestasi, adanya hipoEia, komplikasi intrakranial, dan adanya in7eksi

    (gastiyah, !!4).

    I. Diagnnosa Baning

    %abel . Diagnosis banding MD($)

     predisposi

    si

    -sia

    kehamila

    n

    Derajat

    distress

    Mulainy

    a gejala

    ipoksemi

    a

    ipecapne

    a

    :espon

    terhada

     p C

    :es

    ter 

    /99

    MD prematur preterm @ 8eberap @ @ Me

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    27/69

    27

    a jam

    %% S0

    ibu

    o3erhidras

    i

    2ull term

     ear

    term

    8eberap

    a jam

    +@ 8u

    ind

    9neumoni

    a

    /bu

    mengalami

    in7eksi

    9reterm

    2ull term

    @ ari

     pertama

    @ lebih

    @ @

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    28/69

    28

    tek 

     ber 

    5ebocora

    n udara

     paru

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    29/69

    29

    Menurut gastiyah,!!4 pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk

    menengakkan diagnosis :DS adalah ?

    a) Gambaran radiologis

    Diagnosis yang tepat hanya dapat dibuat dengan pemeriksaan 7oto

    rontgen toraks. 9emeriksaan ini juga sangat penting untuk menyingkirkan

    kemungkinan penyakit lain yang diobati dan mempunyai gejala yang mirip

     penyakit membran hialin, misalnya pneumotoraks, hernia dia7ragmatika

    dan lain+lain. Gambaran klasik yang ditemukan pada 7oto rontgen paru

    ialah adanya bercak di7us berupa in7iltrate retikulogranuler ini, makin

     buruk prognosis bayi. 8eberapa ahli berpendapat bahwa pemeriksaan

    radiologis ini dapat dipakai untuk mendiagnosis dini penyakit membran

    hialin, walaupun mani7estasi klinis belum jelas.

    &. Gambaran laboratorium

    5elainan yang ditemukan pada pemeriksaan laboratorium diantaranya

    adalah ?

    a. 9emeriksaan darah

    5adar asam laktat dalam darah meninggi dan bila kadarnya

    lebih dari $4 mg, prognosis lebih buruk, kadar bilirubin lebih tinggi

     bila dibandingkan dengan bayi normal dengan berat badan yang sama.

    5adar 9aC menurun disebabkan kurangnya oksigenasi di dalam paru

    dan karena adanya pirau arteri+3ena. 5adar 9aC meninggi, karena

    gangguan 3entilasi dan pengeluaran 0C sebagai akibat atelektasis

     paru. p darah menurun dan de7isit biasa meningkat akibat adanya

    asidosis respiratorik dan metabolik dalam tubuh.

     b. 9emeriksaan 7ungsi paru

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    30/69

    30

    9emeriksaan ini membutuhkan alat yang lengkap dan pelik,

    7rekuensi pernapasan yang meninggi pada penyakit ini akan

    memperhatikan pula perubahan pada 7ungsi paru lainnya seperti Otidal

    3olumeP menurun, Olung complianceP berkurang, 7unctional residual

    capacityP merendah disertai O3ital capacityP yang terbatas. Demikian

     pula 7ungsi 3entilasi dan per7usi paru akan terganggu.

    c. 9emeriksaan 7ungsi kardio3askuler 

    9enyelidikan dengan kateterisasi jantung memperhatikan beberapa

     perubahan dalam 7ungsi kardio3askuler berupa duktus arteriosus paten,

     pirau dari kiri ke kanan atau pirau kanan ke kiri (bergantung pada

    lanjutnya penyakit), menurunnya tekanan arteri paru dan sistemik.

    &. Gambaran patologi@histopatologi

    9ada otopsi, gambaran dalam paru menunjukkan adanya atelektasis

    dan membran hialin di dalam al3eolus dan duktus al3eolaris. Di samping

    itu terdapat pula bagian paru yang mengalami en7isema. Membran hialin

    yang ditemukan yang terdiri dari 7ibrin dan sel eosino7ilik yang mungkin

     berasal dari darah atau sel epitel ductus yang nekrotik.

    9emeriksaan 9enunjang pada eonatus yang mengalami Distress 9erna7asan

    Pemeriksaan #egunaan

    5ultur darah Menunjukkan keadaan bakteriemia

    nalisis gas darah Menilai derajat hipoksemia dan keseimbangan asam basa

    Glukosa darah Menilai keadaan hipoglikemia, karena hipoglikemia dapat

    menyebabkan atau memperberat takipnea

    :ontgen toraks Mengetahui etiologi distress na7as

    Darah rutin dan hitung jenis ;eukositosis menunjukkan adanya in7eksi

     eutropenia menunjukkan in7eksi bakteri

    %rombositopenia menunjukkan adanya sepsis

     %ulse o&imetry Menilai hipoksia dan kebutuhan tambahan oksigen

    Sumber? ermansen

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    31/69

    31

    #. Penatalaksanaan

    %indakan untuk mengatasi kegawatan perna7asan (Monica 1ster,!!&)

    meliputi?a. Mempertahankan 3entilasi dan oksigenasi adekuat

     b. Mempertahakan keseimbangan asaam basa.

    c. Mempertahankan suhu lingkungan netral.

    d. Mempertahankan per7usi jaringan adekwat.

    e. Mencegah hipotermia.

    7. Mempertahankan cairan dan elektrolit adekuat.

    %indakan untuk mengatasi kegawatan perna7asan (1sty wahyuningsih,!!*)

    a. 8ebaskan jalan napas dan beri oksigen jika ada gangguan pernapasan

     b. >ika terdapat henti napas (apnea), lakukan resusitasi neonatus

    c. 9ertahankan kadar gula agar tidak turun

    d. 8eri dosis pertama antibiotic intramuscular

    e. njurkan agar bayi tetap hangat

    7. ;akukan rujukan segera

    9enatalaksanaan berdasarkan klasi7ikasi menurut (Sudarti dan 1ndang

    5hoirunnisa,!"!) adalah ?

    ") 9enatalaksana secara umum

    a. 9asang jalur in7us intra3ena, sesuai dengan kondisi bayi, yang

     paling sering dan bila bayi tidak dalam keadaan dehidrasi berikan

    in7us dektrosa 4

     b. 9antau selalu tanda 3ital

    c. >aga kepatenan jalan na7as

    d. 8erikan Cksigen (+& liter@menit dengan kateter nasal)

    e. >ika bayi mengalami apneu7. ;akukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang diperlukan.

    g. ;akukan penilaian lanjut.

    h. 8ila terjadi kejang potong kejang.

    i. Segera periksa kadar gula darah.

     j. 9emberian nutrisi adekuat.

    k. Setelah menajemen umum, segera dilakukan menajemen lanjut

    sesuai dengan kemungkinan penyebab dan jenis atau derajat

    gangguan na7as. Menajemen spesi7ik atau menajemen lanjut?

    ) Gangguan na7as ringan (Sudarti dan 1ndang 5hoirunnisa,!"!)

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    32/69

    32

    8eberapa bayi cukup bulan yang mengalami gangguan napas

    ringan pada waktu lahir tanpa gejala+gejala lain disebut A%ransient

    %acypnea o7 the ewbornB (%%). %erutama terjadi setelah bedah

    sesar. 8iasanya kondisi tersebut akan membaik dan sembuh sendiri

    tanpa pengobatan. Meskipun demikian, pada beberapa kasus.

    Gangguan napas ringan merupakan tanda awal dari in7eksi sistemik.

    a. mati perna7asan bayi setiap jam selama 6 jam berikutnya.

     b. 8ila dalam pengamatan gangguan perna7asan memburuk atau

    timbul gejala sepsis lainya, terapi untuk kemungkinan besar sepsis

    dan tangani gangguan sedang atau berat seperti tersebut diatas

    c. 8erikan S/ bila mampu mengisap. 8ila tidak,berikan S/ peras

    dengan menggunakan salah satu cara alternaati7 pemberian

    minuman

    d. 5urangi pemberian C secara bertahap bila ada perbaikan

    gangguan na7as, hentikan pemberian C jika 7rekuensi na7as antara

    &!+6! kali@menit.

    e. mati bayi selama $ jam berikutnya, jika 7rekuensi na7as menetap

    antaran &!+6!kali@menit,tidak ada tanda sepsis, dan tidak ada

    masalah lain yang memerlukan perawatan,bayi dapat dipulangkan.

    &) Gangguan na7as sedang (Sudarti dan 1ndang 5hoirunnisa,!"!)

    a. ;anjutkan pemberian C dengan kecepatan aliran sedang.

     b. 8ayi jangan diberi minum.

    c. >ika ada tanda berikut,ambil sempel darah untuk kultur dan berikan

    antibiotic ( ampisilin dan gentamisin) untuk terapi kemungkinan

     besar sepsis.

    i. Suhu aksiler L&4 derajat celcius atau K&* derajat celcius.

    ii. ir ketuban bercampur mekonium.

    iii. :iwayat in7eksi intrauterine,demam curiga in7eksi berat

    atau ketuban pecah dini (K" jam).

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    33/69

    33

    d. 8ila suhu aksiler &$+&6,4 derajat celcius atau &',4+&* derajat

    celcius tangani untuk masalah suhu abnormal,dan nilai ulang

    setelah jam.i. 8ila suhu masih belum stabil atau gangguan na7as belum

    ada perbaikan, ambil sempel darah,dan berikan antibiotic

    untuk terapi kemungkinan besar sepsis.

    ii. >ika suhu abnormal,teruskan amati bayi. pabila suhu

    kembali abnormal ulangi tahapan diatas.

    e. 8ila tidak ada tanda+tanda kearah sepsis,nilai kembali bayi setelah

    jam. pabila bayi tidak menunjukkan perbaikan atau tanda+tanda

     prburukan setelah jam,terapi untuk kemungkinan besar sepsis.

    7. 8ila bayi mulai menunjukkan tanda+tanda perbaikan ( 7rekuensi

    na7ar menurun, tarikan dinding dada berkurang atau suara merintih

     berkurang)

    i. 5urangi terapi C secaraa bertahap.

    ii. >angan memberikan terapi C yang tidak perlu secara terus

    menerus. entikan pemberian C bilamana bayi tidak ada

    gangguan na7as dan diudara ruangan tanpa pemberian C

     bayi tampak kemerahan.

    iii. 9asang pipa lambung, berikan S/ peras setiap jam

    i3. 8ila pemberian C tak diperlukan lagi, bayi mulai dilatih

    menyusui. 8ila bayi tak bisa menyusui, berikan S/ peras

    dengan menggunakan salah satu alternati7 cara pemberian

    minum

    g. mati bayi selama $ jam setelah pemberian antibiotic

    dihentikan.jika bayi kembali tampak kemerahan tanpa pemberian

    C selam & hari, minum baik dan tidak ada alasan bayi tetap

    tinggal dirumah sakit dirumah sakit,bayi dapat dipulangkan.

    $) Gangguan na7as berat

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    34/69

    34

    Semakin kecil bayi kemungkinan terjadi gangguan na7as semakin

    sering dan semakin berat. 9ada bayi kecil ( berat lahir L4!! gram

    atau umur kehamilan L&' minggu) gangguan na7as kering memburuk

    dala waktu &6+$ jam pertama dan tidak banyak terjadi perubahan

    dalam satu dua hari berikutnya dan kemudian akan membaik pada hari

    ke $+'.

    a. %entukan pemberian C dengan kecepatan aliran sedang (antara

    rendah dan tinggi,lihat terapi oksigen)

     b. %angani sebagai kemungkinan besar sepsis.

    c. 8ila bayi menunjukkan tanda pemburukan atau terhadap terhadap

    sianosis sentral,naikan pemberian C pada kecepatan aliran tinggi.

    >ika gangguan na7as bayi semakin berat dan sianosis sentral

    menetap walaupun diberikan C "!! bila kemungkinan segera

    rujuk bayi kerumah sakit rujukan atau ada 7asilitas dan mampu

    memakai 3entilator mekanik.

    d. >ika gangguan na7as masih menetap selama jam, pasanng pipa

    lambung untuk mengosongkan cairan lambung dan udara.

    e. ilai kondisi bayi $ kali sehari apa bila ada tanda perbaikan.

    7. >ika bayi mulai menunjukkan tanda perbaikan (7rekkuensi na7as

    menurun,tarikan dinding dada berkurang, warna kulit membaik).

    i. 5urangi pemberian C

    ii. >angan meneruskan pemberian C bila tidak perlu hentikan

     pemberian C bila bayi diletakkan pada udara ruangan

    tanpa pemberian C tidak mengalami gangguan na7as dan

    tampak kemerahan.

    iii. Mulailah pemberian S/ peras melalui pipa lambunng.

    i3. 8ila pemberian C tak diperlukan lagi,bayi mulai dilatih

    dengn menggunakan salah satu alterna7i7 cara pemberian

    minum.

    9antau dan catat setiap & jam mengenai?

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    35/69

    35

    ". 2rekuensi na7as

    . danya terikan dinding dada atau suara merintih saat ekspirasi.

    &. 1pisode apnea.

    $. 9eriksa kadar glucose darah sekali sehari setengah kebutukan

    minum dapat dipenuhi secara oral.

    4. lati bayi selama $ jam setelah pemberian antibiotic dihentikan.

    >ika bayi tampak kemerahan tanpa terapi C sselama & hari,

    minum baik dan tidak ada masalah lain yang memerlukan

     perawatan dirumah sakit, bayi dapat dipulangkan.

    L. Asuhan #e(era9atan

    ". 9engkajiana. Data (asien

     ama ?

    -mur ?

    >enis kelamin ?

    lamat ?

     ama orang tua ?

    9ekerjaan orang tua ?

    . Ri9a3at kesehatan

    a. 5eluhan utama

    8iasanya pasien dengan gawat na7as keluarga akan mengeluhkan

     bayinya sesak na7as, sebagian tubuh membiru.

     b. :iwayat kesehatan sekarang

    8iasanya keluarga akan mengeluhkan na7as anaknya sesak,

    sebagian kulit membiru, badan teraba hangat.

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    36/69

    36

    c. :iwayat kesehatan dahulu

    pakah pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya,

    apakah klien pernah menderita penyakit yang biasanya menyebabkan

    terjadinya sindome gawat na7as, seperti bayi lahir premature, 88;:.

    d. :iwayat kesehatan keluarga

    pakah ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama

    e. :iwayat maternal

    5aji apakah ibu menderita penyakit seperti diabetes mellitus,

    kondisi seperti perdarahan plasenta, tipe dan lamanya persalinan, stress

    7etal atau intrapartus.

    7. Status in7ant saat lahir

    5aji apakah bayi lahir prematur, umur kehamilan, apgar score

    (apakah terjadi as7iksia), bayi lahir melalui operasi 0aesar atau tidak N

    g. Data dasar pengkajian

    ". 0ardio3askuler 

    a. 8radikardia (L "!! E@i) dengan hipoksemia berat

     b. Murmur sistolik 

    c. Denyut jantung D8

    . /ntegumen

    a. 9allor yang disebabkan oleh 3asokontriksi peripheral

     b. 9itting edema pada tangan dan kaki

    c. Mottling

    d. eurologis

    e. /mmobilitas, kelemahan

    7. 9enurunan suhu tubuh

    &. 9ulmonary

    a. %akipnea (K 6! E@i, mungkin &!+"!! E@i)

     b. a7as grunting

    c. 9ernapasan cuping hidung

    d. 9ernapasan dangkal

    e. :etraksi suprasternal dan substernal

    7. SianosisQg. 9enurunan suara napas, crakles, episode apnea

    $. Status beha3ioral

    a, ;etargi

    &. Pemeriksaan &isik 

    9ada pemeriksaan 7isik akan ditemukan takhipneu (K 6!

    kali@menit), perna7asan mendengkur, retraksi subkostal@interkostal,

     perna7asan cuping hidung, sianosis dan pucat, hipotonus, apneu, gerakan

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    37/69

    37

    tubuh berirama, sulit berna7as dan sentakan dagu. 9ada awalnya suara

    na7as mungkin normal kemudian dengan menurunnya pertukaran udara,

    na7as menjadi parau dan pernapasan dalam.9engkajian 7isik pada bayi dan

    anak dengan kegawatan perna7asan dapat dilihat dari penilaian 7ungsi

    respirasi dan penilaian 7ungsi kardio3askuler.

    ") 9enilaian 7ungsi respirasi meliputi?

    a. 2rekuensi na7as

    %akhipneu adalah mani7estasi awal distress perna7asan pada bayi.

    %akhipneu tanpa tanda lain berupa distress perna7asan merupakan

    usaha kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada

    syok, diare, dehidrasi, ketoasidosis, diabetikum, keracunan salisilat,

    dan insu7isiensi ginjal kronik. 2rekuensi na7as yang sangat lambat dan

    ireguler sering terjadi pada hipotermi, kelelahan dan depresi SS9 yang

    merupakan tanda memburuknya keadaan klinik.

     b. Mekanika usaha perna7asan

    Meningkatnya usaha na7as ditandai dengan respirasi cuping

    hidung, retraksi dinding dada, yang sering dijumpai pada obtruksi

     jalan na7as dan penyakit al3eolar. nggukan kepala ke atas, merintih,

    stridor dan ekspansi memanjang menandakan terjadi gangguan

    mekanik usaha perna7asan.

    c. #arna kulit@membran mukosa

    9ada keadaan per7usi dan hipoksemia, warna kulit tubuh terlihat

     berbercak 'mottled", tangan dan kaki terlihat kelabu, pucat dan teraba

    dingin.

    ) 9enilaian 7ungsi kardio3askuler meliputi?

    a. 2rekuensi jantung dan tekanan darah

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    38/69

    38

    danya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress,

    ansietas, nyeri, demam, hiperkapnia, dan atau kelainan 7ungsi jantung.

     b. 5ualitas nadi

    9emeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui

    3olume dan aliran sirkulasi peri7er nadi yang tidak adekwat dan tidak

    teraba pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau

    tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut. 9er7usi kulit kulit

    yang memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak, pucat dan

    sianosis. 9emeriksaan pada pengisian kapiler dapat dilakukan dengan

    cara?

    ".  Nail Bed %ressure ( tekan pada kuku)

    .  Blancing S#in Test( caranya yaitu dengan meninggikan sedikit

    ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan

    atau kaki tersebut selama 4 detik, biasanya tampak kepucatan.

    Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang +& detik.

    c. 9er7usi pada otak dan respirasi

    Gangguan 7ungsi serebral awalnya adalah gaduh gelisah diselingi

    agitasi dan letargi. 9ada iskemia otak mendadak selain terjadi

     penurunan kesadaran juga terjadi kelemahan otot, kejang dan dilatasi

     pupil.

    ,. Analisa Data

     

    o

    Data 1tiologi Masalah

    " DC ?

    + iperkapnea

    Sur7aktan R

    ê

    5erusakan

     pertukaran gas

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    39/69

    39

    + ipoksia

    + %akipnea

    + Sianosis

    + ;etargi

    + Dispnea+ GD abnormal

    + 9ucat

    %egangan permukaan al3eolus

    ê

    5etidakseimbangan in7asi saat inspirasi

    ê

    5olaps al3eoli

    ê

    Gangguan 3entilasi pulmonal

    DC ?

    + Dispnea

    takipnea

    + 9eriode apnea

    + 9ernapasan

    cuping hidung

    + :etraksi

    dinding dada

    + Sianosis+ Mendengkur 

    + apas grunting

    + 5elelahan

    Sur7aktan menurun

    ê

    >anin tidak dapat menjaga rongga paru tetap

    Mengembang

    ê

    -saha inspirasi lebih kuat

    ê

    + Sukar bernapas

    + Dispnea

    + :etraksi dinding dada

    + 5elelahan

    + 9ernapasan cuping hidung

    9ola napas tidak 

    e7ekti7 

    & DC ?

    + ipotermia

    + ;etargi

    + Menangis

     buruk 

    + terosianosis

    + %akipnea

    apnea

    + %urgor kulit

     buruk 

    + ipoglikemia

    Metabolisme anaerob

    ê

    %imbunan asam laktat

    sidosis metabolik 

    ê

    5urangnya cadangan glikogen dan lemak coklat

    ê

    :espons menggigil pada bayi kurang@tidak ada

    %ermoregulasi

    tidak e7ekti7 

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    40/69

    40

    ê

    8ayi kehilangan panas tubuh@tidak dapat

    meningkatkan panas tubuh

    $ DC ?

    + 8radikardia

    + Sianosis

    umum

    + 9ucat

    + ipotensi

    + Dispnea

    + 1dema peri7er 

    + ;elah

    + Murmur

    sistolik 

    5olaps paru

    ê

    Gangguan 3entilasi pulmonal

    :isiko tinggi

     penurunan

    curah jantung

    B. DIA1N/!A #EPERAATAN

    Diagnosa yang mungkin muncul

    ". 5erusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakadekuatan kadar

    sur7aktan, ketidakseimbangan per7usi 3entilasi.

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    41/69

    41

    . 9ola napas tidak e7ekti7 berhubungan dengan penurunan

    energi@kelelahan, keterbatasan pengembangan otot.

    &. %ermoregulasi tidak e7ekti7 berhubungan dengan penurunan lemak

    subkutan, peningkatan upaya pernapasan sekunder akibat :DS.

    $. 9erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

     peningkatan metabolisme akibat stress.

    4. :isiko tinggi in7eksi yang berhubungan dengan prosedur in3asi7.

    6. :isiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan

    3entilasi pulmonal

    '. :isiko tinggi cidera berhubungan dengan gangguan per7usi ke otak,

    gangguan 7ungsi serebral.. 5ekurangan 3olume cairan berhubungan dengan metabolisme yang

    meningkat.

    *. 5ecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang

    kondisi bayinya.

    C. INTER:EN!I #EPERAATAN

    N

    /

    DIA1N/!A

    #EPERAATAN

    N/C NIC

    " 5erusakan

     pertukaran gas b.d

     perubahan mem+

     bran kapiler+al3eoli

    Batasan

    karakteristik;

    ". %akikardia

    . iperkapne

    a

    &. /ritabilitas

    Setelah dilakukan

    asuhan keperawatan

    selama 4E $ jam,

     pertukaran gas pasien

    menjadi e7ekti7, dengan

    kriteria ?

    !tatus Res(irasi ;

    :entilasi ;

    ". 9asien

    Monitor Res(irasi ;

    ". Monitor rata+rata

    irama, kedalaman

    dan usaha untuk

     berna7as.. 0atat gerakan

    dada, lihat

    kesimetrisan,

     penggunaan otot

     bantu dan retraksi

    dinding dada.

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    42/69

    42

    $. Dispnea

    4. Sianosis

    6. ipoksemia

    '. iperkarbia. bnormal

    7rek, irama,

    kedalaman

    na7as

    *. a7as

    cuping

    hidung

    menunjukkan

     peningkatan

    3entilasai dan

    oksigenasi

    adekuat

     berdasarkan

    nilai GD

    sesuai parameter 

    normal pasien

    . Menunjukkan

    7ungsi paru

    yang normal

    dan bebas dari

    tanda+tanda

    distres

     perna7asan

    &. Monitor suara

    na7as, saturasi

    oksigen, sianosis$. Monitor

    kelemahan otot

    dia7ragma

    4. 0atat onset,

    karakteristik dan

    durasi batuk 

    6. 0atat hasil 7oto

    rontgen

    Tera(i /ksigen;

    ". 5elola

    humidi7ikasi

    oksigen sesuai

     peralatan

    . Siapkan peralatan

    oksigenasi

    &. 5elola C sesuai

    indikasi

    $. Monitor terapi C

    dan obser3asi

    tanda keracunan

    C

    Manajemen "alan Na&as;

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    43/69

    43

    ". 8ersihkan saluran

    na7as dan pastikan

    airway paten

    . Monitor perilaku

    dan status mental

     pasien,

    kelemahan , agitasi

    dan kon7usi

    &. 9osisikan klien

    dgn ele3asi tempat

    tidur 

    $. 8ila klien

    mengalami

    unilateral penyakit

     paru, berikan

     posisi semi 7owlers

    dengan posisi

    lateral "!+"4

    derajat @ sesuai

    tole+ransi4. Monitor e7ek

    sedasi dan

    analgetik pada

     pola na7as klien

    Manajemen Asam Basa;

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    44/69

    44

    ". 5elola

     pemeriksaan

    laboratorium

    . Monitor nilai GD

    dan saturasi

    oksigen dalam

     batas normal

    9ola na7as tidak

    e7ekti7 b.d

    imaturitas

    (de7isiensi

    sur7aktan dan

    ketidak+stabilan

    al3eolar).

    Batasan

    karakteristik;

    ". 8erna7as

    mengguna+

    kan otot

     perna7asan

    tambahan

    . Dispnea

    &. a7as

     pendek 

    $. 9erna7asan

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama T..E $ jam

    diharapkan pola na7as

    e7ekti7 denga kriteria

    hasil ?

    !tatus Res(irasi ;

    :entilasi;

    ". 9ernapasan

     pasien &!+

    6!U@menit.

    . 9engembangan

    dada simetris.

    &. /rama

     pernapasan

    teratur 

    $. %idak ada

    retraksi dada

    Manajemen "alan Na&as;

    ". 8ebaskan jalan

    na7as dengan

     posisi leher ektensi

     jika

    memungkinkan.

    . 9osisikan klien

    untuk

    memaksimalkan

    3entilasi dan

    mengurangi

    dispnea

    &. uskultasi suara

    na7as

    $. Monitor respirasi

    dan status oksigen

    Monitor Res(irasi;

    ". Monitoring

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    45/69

    45

    rata+rata L

    4 atau K

    6! kali

     permenit

    saat bernapas

    4. /nspirasi dalam

    tidak ditemukan

    6. Saat bernapas

    tidak memakai

    otot napas

    tambahan

    '. 8ernapas mudah

    . %idak ada suara

    napas tambahan

    kecepatan, irama,

    kedalaman dan

    upaya na7as.

    . Monitor

     pergerakan,

    kesimetrisan dada,

    retraksi dada dan

    alat bantu

     perna7asan

    &. Monitor adanya

    cuping hidung

    $. Monitor pola na7as

    ? bradipnea,

    takipnea,

    hiper3entilasi,

    respirasi kusmaul,

    apnea

    4. Monitor adanya

    lelemahan otot

    dia7ragma

    6. uskultasi suara

    na7as, catat area

     penurunan dan

    ketidak adanya

    3entilasi dan bunyi

    na7as

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    46/69

    46

    &

    9enurunan 0C

     berhubungan

    dengan gangguan

    suplai darah, C

    dan nutrisi

    kejaringan

    klien memperlihatkan

     peningkatan curah

     jantung dengan criteria?

    ". 2rekwensi

     jantung dan

    irama dalam

    rentang normal

    . o %anda+tanda

    3ital dalam

    rentang normal

    ". 9antau 7rekwensi@

    irama jantung

    . uskultasi bunyi

     jantung

    &. Dorong tirah

     baring dalam

     posisi semi 7owler 

    $. 13aluasi keluhan

    lemas, palpitasi,

    4. 8erikan oksigen

    suplemen

     

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    47/69

    47

    BAB III

    TIN"AUAN #A!U!

    A!UHAN #EPERAATAN PADA An. L DEN1AN

     RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME  DI RUAN1 RAAT INAP

    PERINAT/L/1I R!UD Dr. ACHMAD M/CHTAR 

    BU#ITTIN11I

    A. Pengkajian

    ". /dentitas 5lien

    a. ama ? 8y. ;

     b. %anggal Masuk ? 4 September !"4

    c. >enis 5elamin ? ;aki+;aki

    d. %anggal ;ahir @ -sia ?4 September !"4 @" hari

    e. 88@98 ? &&!! gram @ $ 0m

    7. pgar Score ? "B ' dan 4B

    g. nak 5e ? / (9ertama)

    h. ama yah ? %n. G

    i. 9ekerjaan yah ? #iraswasta

     j. 9endidikan yah ? Sarjana (S")

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    48/69

    48

    k. ama /bu ? y.;

    l. 9ekerjaan /bu ? 9S

    m. 9endidikan /bu ? D/// (Diploma)

    n. lamat ? >l.Dt >onandi 5ec 9anti 9asaman %imur.

    o. %anggal 9engkajian ? ' gustus !"4 p. Diagnose Medik ? :espiratory Distress Syndrome idrokel

    J. o M: ? $ 4& 4

    . :iwayat 5esehatan

    a. 5eluhan -tama

    nak dirawat di dalam incubator dengan indikasi bekas Sectio

    Sesaria satu kali, bayi term G9!" dan adanya kelainan

    konginental (idrokel).

     b. :iwayat 5esehatan Sekarang@ Saat 9engkajianSaat dilakukan pengkajian didapatkan na7as pasien sesak

    (:espirasi rate $U@menit), suhu &',6V0dan adi "&$ U@Menit.

    Selain itu juga ditemukan adanya hidrokel pada pasien. asil

     pemeriksaan score down didapatkan nilai 4 artinya adanya

    gangguan perna7asan sedang pada pasien.

    Penilaian

    !kore Do9n

    Nilai Nilai Pasien

    2 % +

    2rekuensi

    na7as

    L 6! E@menit 6!+! E@menit K! E@menit

    :etraksi %idak ada :etraksi

    ringan

    :etraksi berat "

    Sianosis %idak ada ilang

    dengan C

    Menetap

    dengan C

    !

    -dara masuk da Menurun %idak

    terdengar 

    "

    Merintih %idak ada %erdengar

    dengan

    stetoskop

    %erdengar

    tanpa alat

     bantu

    "

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    49/69

    49

    c. :iwayat 5esehatan 5eluarga

    5eluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki

    riwayat penyakit yang sama dengan pasien.

    &. 9engkajian eonatus5eadaan umum ? sedang, pasien terpasang /-2D D "! tetes@ menit,

    terpasang oksigen !,& ;iter@Menit.

    %ingkat 5esadaran ? kompos mentis

    • %anda+tanda 3ital ?

    • Suhu ? &',6V0

    •  adi ? "&$ U@menit

    • 9erna7asan ? $ U@menit

    a. :e7lek Moro pasien positi7, artinya adanya respon tiba tiba pada

     bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang

    mengejutkan.

     b. :e7lek :ooting juga didapatkan positi7, artinya ketika diberikan

    sentuhan dipinnggi bibir, maka bayi berusaha untuk memalingkan

    kepalanya untuk mencari sentuhan tersebut.

    c. :e7lek isap pasien positi7, artinya pasien berusaha menghisap

     benda+benda yang ada di sekitar pasien.d. :e7lek genggam pasien positi7 kiri dan kanan, artinya pasien

    mampu menggenggam tangan yang disodorkan kepada pasien.

    e. %onus atau kti3itas pasien tampak tidak begitu akti7, pasien

    menaggis dengan suara lemah.

    7. 5epala dan #ajah

    ") /nspeksi ? Sutura sagitalis tepat, wajah simetris kiri dan

    kanan

    ) 9alpasi ? ;ingkar kepala &6 cm, tidak ada ditemukan lesi

    dan hematoma.

    g. Mata

    ") /nspeksi ? mata tampak simetris kiri dan kanan, mata tampak

     bersih, pupil didapatkan isokor 

    ) 9alpasi ? 1dema palpebra didapatkan negati3e, konjungti3a

    didapatkan anemis

    h. Mulut

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    50/69

    50

    ") /nspeksi ? 8ibir terlihat merah, ada candidiasis oral pada

    lidah, pasien terpasang CG% ()ral Gastric Tube)

    i. idung

    ") /nspeksi ? tampak simetris kiri dan kanan, septum nasal di

    tengah, lesi tidak ada dan ditemukan perna7asan cuping hidung.

    ) 9alpasi ? tidak ada de3iasi tulang hidung.

     j. %elinga

    a. /nspeksi ?simetris kiri dan kanan, kebersihan baik,

     perdarahan tidak ada lesi

     b. 9alpasi ? oedema tidak ada.

    k. ;eher

    ") /nspeksi ?Simetris kiri dan kanan

    ) 9alpasi ?%idak ada pembesaran kelenjer tyroid, tidak ada

    de3iasi trakea

    l. %oraks

    Secara umum didapatkan simetris kiri dan kanan dan lingkar dada

    &6 0m.

    9aru+9aru?

    ") /nspeksi ? simetris kiri dan kanan, ekspansi dada sama kiri

    dan kanan, pasien menggunakan 9119 ( %ositive end e#spiration

     pressure ) sebagai alat bantu na7as

    ) 9erkusi ? didapatkan suara hipersonor

    &) uskultrasi ? Suara na7as kanan dan kiri sama, suara na7as

    terdengar di semua lapang paru, Suara na7as whee*ing 

    >antung

    ") /nspeksi ? iktus cordis tidak terlihat

    ) 9alpasi ? iktus cordis teraba, Capillary !e+ill Time (0:%)

    didapatkan L detik &) 9erkusi ?

    $) uskultrasi ? 8unyi jantung didapatkan 3esikuler

     o adi 9eri7er 5ualitas adi

    " 8rakial kanan %eraba halus

    8rakial kiri %eraba halus

    & 2emoral kanan %eraba keras

    $ 2emoral kiri %eraba keras

    m. bdomen

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    51/69

    51

    ;ingkar perut ?&& cm

    ") /nspeksi ? tidak ada distensi, umbilicus () dan terletak di

    tengah abdomen

    ) 9alpasi ?

    &) 9erkusi ? suara timpani ()

    $) uskultrasi ? bising usus (), didapatkan "6 kali@menit.

    n. 1kstremitas

    9anjang lengan "* cm, panjang kaki ! cm

    ") /nspeksi ? ekstremitas atas dan bawah normal ? pasien

    dilahirkan dengan dua tangan dan dua kaki, lesi tidak

    ditemukan pada pasien, pasien mampu bergerak dengan bebas,

    namun pasien kurang akti7 dalam bergerak.

    ) 9alpasi ? kekuatan otot ?

    o. 5ulit

    ") #arna kulit kemerahan

    ) Sianosis (+)

    &) %anda lahir tidak ada

     p. Genitalia

    ") ;aki+laki normal

    ) nus ()&) 5elainan ? adanya hidrokel

    $. :iwayat 9renatal (0)

    a. >umlah kunjungan

    /bu mengatakan selama hamil sebanyak 4 kali melakukan

    kunjungan ke rumah bidan dan ke dokter di rumah sakit untuk

    melakukan pemeriksaan kehamilan . kunjungan pertama dilakukan

     pada usia kehamilan antara +& bulan pertama. 5unjungan kedua

    dilakukan pada usia kehamilan ke &+6 bulan, dan kunjangan ketiga

    sampai ke lima dilakukan pada usia kehamilan yang ke K ' bulan

    ke rumah sakit.

     b. 8idan @ Dokter 

    /bu mengatakan melakukan pmeriksaan kehamilan ke bidan dan ke

    Dokter di rumah sakit lubuak sikapiang.

    c. 9endididkan kesehatan didapatkan

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    52/69

    52

    /bu mengatakan selama melakukann kunjungan ke rumah bidan

    mendapatkan pendididkan kesehatan berupa giIi yang harus

    ditingkatkan ibu hamil, akti3itas yang dianjurkan dan yang tidak

    dianjurkan dan untuk konsultasi ke rumah sakit ibu lebih

    disarankan untuk melahirkan ke rumah sakit M.>amil padang

    karena adanya kelainan konginental pada bayi yang didalam

    kandungan ibu.

    d. 9%

    /bu mengatakan hari pertama haid terakhit pada tanggal " >anuari

    !"$.

    e. 5enaikan berat badan selama hamil

    /bu mengatakan selama hamil mengalami kenaikan berat badan

    sebanyak "" kg.

    7. 5omplikasi hamil

    ibu mengatakan selama hamil tidak memiliki komplikasi, namun

    /bu mengatakan memiliki riwayat penyakit ipertensi. Selain itu

    ibu juga mengatakan selama hamil pernah demam tinggi " kali

    tinggi dan berobat ke rumah sakit, ibu juga mengatakan mengalami

    keputihan selama hamil.

    g. 5omplikasi obat

    /bu mengatakan tidak memiliki komplikasi akibat konsumsi obat

    tertentu.

    h. Cbat+obatan yang didapatkan

    /bu mengatakan selama kunjungan kehamilan ibu hanya

    mendapatkan 3itamin penambah darah.

    i. :iwayat hospitalisasi

    /bu mengatakan selama hamil tidak ada memiliki riwayat dirawat

    di rumah sakit.

     j. Golongan darah ibu

    /bu mengatakan golongan darah ibu C

    k. 5ehamilan direncakanan @ tidak

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    53/69

    53

    /bu mengatakan kehamilan 8y ; merupakan kehamilan yang

    direncanakan

    l. 9emeriksaan 5husus Selama 5ehamilan

    Selama hamil ibu pasien tidak pernah melakukan pemeriksaan

    khusus seperti :ubella, epatitis, erpes, maupun /

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    54/69

    54

    iii. spirasi gaster () ? saat pengkajian didapatkan cairan lambung

    hijau, sehingga pasien di puasakan.

    i3. :esusitasi cairan () ? pasien di berikan cairan 0ogtil ($!!cc D

    "! "!! cc 0; !,* 50; "! cc 0a glukonas "! cc).

    selain itu pasie juga mendapatkan syring pump ",.

    6) :iwayat Sosial

    d. Genogram

    5eterangan?

      X ;aki laki

    X 9erempuan

      X 5lien

    + + + + X %inggal serumah

      X Meninggal

    e. 8udaya

    Suku keluarga pasien batak, agama 5risten katolik dan bahasa

    yang digunakan yaitu bahasa /ndonesia. 9erencaan makanan bayi

    ? ibu mengatakan anaknya akan diberikan S/ 1klusi7.

    7. ubungan orang tua dan bayi

    /bu %ingkah laku yah

    Setiap berkunjung ibu

    selalu menyentuh bayi

    (menukar popok)

    Menyentuh Setiap berkunjung ayah

    selalu menyentuh bayi

    Setia berkunjung ibu

    selalu memeluk bayinnya

    Memeluk Setiap berkunjung ayah

    tidak selalu memeluk

     bayi

    Setiap berkunjung ibu

    selalu mengajak bayi

     berbicara

    8erbicara Setiap berkunjung ayah

    selalu mengajak bayinya

     berbicara

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    55/69

    55

    Setiap & jam sekali ibu

    mengunjungi banyinya

    yang dirawat di inkubator 

    8erkunjung Setiap selalu

    mengunjungi bayi

    Setiap berkunjung ibu

    selalu memnggal nama

     bayinya

    Memanggil nama Setiap berkunjung ayah

    selalu memanggil nama

     bayi

    Setiap berkunjung ibu

    selalu kontak mata

    dengan pasien

    5ontak mata Setiap berkunjung ayah

    selalu kontak mata degan

     bayi

    &) Crang terdekat yang dapat dihubungi

    Crang terdekat bayi yang dapat dihubungi adalah orang tua bayi

    dan nenek bayi.

    $) Crang tua berespon terhadap penyakit bayi, ini dapat dilihat dari

    orang tua yang mengikuti instruksi dokter agar bayi dirawat.

     o ama

    nak 

    -mur >enis 5elamin :iwayat

    9ersalinan

    >enis /munisasi

    " 8y. M ' %ahun 9erempuan Section

    0aesaria

    ;engkap

    ') 9emeriksaan Diagnostik 

    asil darah lengkap tanggal * September !"4

    Parameter Hasil Nilai Ru jukan

    Hg' "6 G@Dl 9 ? "&+"6

    # ? "+"$

    R') $,& 9 ? $,4+4,4

    # ? $,!+4,!

    H)t $6," 9 ? $!+$

    # ?&',!+$&,!

    M)4 *4,$ 2l

    M)h &&," 9g

    M)h) &$,' G@Dl

    R9 ! 4 2l

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    56/69

    56

    R9 C4 "6,

    ') ",&' 4!!!+"!!!!

    Eo< !,' " &

    Baso< !,' ! "Neut < $&,* 4! + '!

    L3m(h < $*,6 ! + $!

    Mono < 4," +

    Eo !,!"

    Baso !,!"

    Neut !,6!

    L3m(h !,6

    Mono !,!'

    Plt 4!!!! "4!+$!! :b

    9emeriksaan nalisa Gas Darah tanggal 4 September !"4

    a) p ? ',$!!

     b) p0C ?&,* mmg

    c) pC ? $, mmg

    d) SC ? $,'

    e) ct ? $67) b ? "$, gr@dl

    9emeriksaan labortorium tangga &! september !"4

    a) 5alium ?,4"m1J@ dl (&,4+4,4)

     b) atrium ? "$, ' m1J@ dl ("&4+"$')

    ) %erapi pengobatan yang diterima

    a) 0andistatin $ E !,$cc

     b) mpicilin E "64 mg

    c) 0e7otaEim E "4 mg

    d) ;asiE &,& mg

    e) :anitidine E & mg

    7) Sibital 66 mg

    g) 0e7triaEone "E &&! mg

    h) eo5 " mg

    i) Gentamycin "E "6 mg

     j) 0ogtil tetes@ menit

    Analisa ata

     o Data 1tiologi Masalah 5eperawatan

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    57/69

    57

    " DS?

    DC?

    1. Penurunan

    tekanan

    inspirasi2. Peningkatan

    ventilasi

    permenit3. Pernafasan

    84 X/menit

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    58/69

    58

    9ola na7as tidak e7ekti7 

    & DS? 5eluarga

    mengatakan anaknya

    5eluarga mengatakan

    anaknya

    DC?

    Metabolisme anaerob

    %imbunan asam laktat

    sidosis metabolic

    5urangnya hidrigen

    dan lemak

    Gangguan

    termoregulasi

    9erubahan suhu tubuh

    9erubahan suhu tubuh

    $ DS? 5eluarga

    mengatakan anaknya

    5eluarga mengatakan

    anaknya

    DC?

    5olaps 9aru

    Gangguan 3entilasi

     pulmonal

    :esiko penurunan

    curah jantung

    :esiko tinggi penurunan

    curah jantung

    4 DS? 5eluarga

    mengatakan anaknya

    5eluarga mengatakan

    5eluarga mengatakan

    cemas

    nEietas

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    59/69

    59

    anaknya

    DC?

    5eluarga mengatakan

    takut dengan kondisi

    anaknya

    nEietas

    B. Diagnose ke(era9atan

    ". 5erusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran

    kapiler+al3eolar 

    . 9ola na7as tidak e7ekti7 berhubungan dengan imaturitas neurologis

    (de7isiensi sur7aktan dan ketidakstabilan al3eolar)

    &. 9enurunan 0C berhubungan dengan gangguan suplai darah, C dan

    nutrisi kejaringan

    C. Inter4ensi ke(era9atan

    N

    /

    DIA1N/!A

    #EPERAATAN

    N/C NIC

    " 5erusakan pertukaran

    gas b.d perubahan

    mem+bran kapiler+

    al3eoli

    Batasan

    karakteristik;

    "!. %akikardia

    "". iperkapnea

    ". /ritabilitas

    "&. Dispnea

    Setelah dilakukan asuhan

    keperawatan selama 4E

    $ jam, pertukaran gas

     pasien menjadi e7ekti7,

    dengan kriteria ?

    !tatus Res(irasi ;

    :entilasi ;

    &. 9asien

    menunjukkan

    Monitor Res(irasi ;

    '. Monitor rata+

    rata irama,

    kedalaman

    dan usaha

    untuk

     berna7as.

    . 0atat gerakan

    dada, lihat

    kesimetrisan,

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    60/69

    60

    "$. Sianosis

    "4. ipoksemia

    "6. iperkarbia

    "'. bnormal 7rek,

    irama,

    kedalaman

    na7as

    ". a7as cuping

    hidung

     peningkatan

    3entilasai dan

    oksigenasi

    adekuat

     berdasarkan nilai

    GD sesuai

     parameter normal

     pasien$. Menunjukkan

    7ungsi paru yang

    normal dan bebas

    dari tanda+tanda

    distres perna7asan

     penggunaan

    otot bantu dan

    retraksi

    dinding dada.

    *. Monitor suara

    na7as, saturasi

    oksigen,

    sianosis

    "!. Monitor

    kelemahan

    otot

    dia7ragma

    "". 0atat onset,

    karakteristik

    dan durasi

     batuk 

    ". 0atat hasil

    7oto rontgen

    Tera(i /ksigen;

    4. 5elola

    humidi7ikasi

    oksigen

    sesuai

     peralatan

    6. Siapkan

     peralatan

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    61/69

    61

    oksigenasi

    '. 5elola C

    sesuai

    indikasi

    . Monitor

    terapi C dan

    obser3asi

    tanda

    keracunan C

    Manajemen "alan

    Na&as;

    6. 8ersihkan

    saluran na7as

    dan pastikan

    airway paten

    '. Monitor

     perilaku dan

    status mental

     pasien,

    kelemahan ,

    agitasi dan

    kon7usi

    . 9osisikan

    klien dgn

    ele3asi tempat

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    62/69

    62

    tidur 

    *. 8ila klien

    mengalami

    unilateral

     penyakit paru,

     berikan posisi

    semi 7owlers

    dengan posisi

    lateral "!+"4

    derajat @

    sesuai tole+

    ransi

    "!. Monitor e7ek

    sedasi dan

    analgetik

     pada pola

    na7as klien

    Manajemen Asam

    Basa;

    &. 5elola

     pemeriksaan

    laboratorium

    $. Monitor nilai

    GD dan

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    63/69

    63

    saturasi

    oksigen

    dalam batas

    normal

    9ola na7as tidak e7ekti7 

     b.d imaturitas

    (de7isiensi sur7aktan

    dan ketidak+stabilan

    al3eolar).

    Batasan

    karakteristik;

    4. 8erna7as

    mengguna+kan

    otot perna7asan

    tambahan

    6. Dispnea

    '. a7as pendek 

    . 9erna7asan

    rata+rata L 4

    atau K 6! kali

     permenit

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama T..E $ jam

    diharapkan pola na7as

    e7ekti7 denga kriteria

    hasil ?

    !tatus Res(irasi ;

    :entilasi;

    *. 9ernapasan

     pasien &!+

    6!U@menit.

    "!. 9engembangan

    dada simetris.

    "". /rama pernapasan

    teratur 

    ". %idak ada retraksi

    dada saat

     bernapas

    "&. /nspirasi dalam

    tidak ditemukan

    "$. Saat bernapas

    tidak memakai

    Manajemen "alan

    Na&as;

    4. 8ebaskan

     jalan na7as

    dengan posisi

    leher ektensi

     jika

    memungkinka

    n.

    6. 9osisikan

    klien untuk

    memaksimalk 

    an 3entilasi

    dan

    mengurangi

    dispnea

    '. uskultasi

    suara na7as

    . Monitor

    respirasi dan

    status oksigen

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    64/69

    64

    otot napas

    tambahan

    "4. 8ernapas mudah"6. %idak ada suara

    napas tambahan

    Monitor Res(irasi;

    '. Monitoring

    kecepatan,

    irama,

    kedalaman

    dan upaya

    na7as.

    . Monitor

     pergerakan,

    kesimetrisan

    dada, retraksi

    dada dan alat

     bantu

     perna7asan

    *. Monitor

    adanya

    cuping hidung

    "!. Monitor pola

    na7as ?

     bradipnea,

    takipnea,

    hiper3entilasi,

    respirasi

    kusmaul,

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    65/69

    65

    apnea

    "". Monitor

    adanya

    lelemahan

    otot

    dia7ragma

    ". uskultasi

    suara na7as,

    catat area

     penurunan

    dan ketidak

    adanya

    3entilasi dan

     bunyi na7as

    &

    9enurunan 0C

     berhubungan dengan

    gangguan suplai darah,

    C dan nutrisi

    kejaringan

    klien memperlihatkan

     peningkatan curah

     jantung dengan criteria?

    &. 2rekwensi

     jantung dan irama

    dalam rentang

    normal

    $. o %anda+tanda

    3ital dalam

    rentang normal

    6. 9antau

    7rekwensi@

    irama jantung

    '. uskultasi

     bunyi jantung

    . Dorong tirah

     baring dalam

     posisi semi

    7owler 

    *. 13aluasi

    keluhan

    lemas,

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    66/69

    66

     palpitasi,

    "!. 8erikan

    oksigen

    suplemen

    BAB I:

    PENUTUP

    III.%. #E!IMPULAN

    :espiratoty distress syndrome merupakan perkembangan yang imatur pada sistem

     perna7asan atau tidak adekuatnya jumlah sur7aktan dalam paru. :DS dikatakan

    sebagai yaline Membrane Diseasa. :espiratory Distres Syndrom hampir selalu

    terjadi pada bayi prematur semakin prematur, semakin besar kemungkinan

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    67/69

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    68/69

    68

    8udiman rie7.!!. 2suhan 1eperawatan %ada Neonatus Dengan Gangguan

    Sistem %erna+asan !espiratory Distress Syndrom '!ds" Diruang Nicu !sud

    Gunung 4ati

     1ota Cirebon./coelPs 8log. 4 april !"!

    8etI, 0ecily ;ynn dan Sowden ;inda . !!$. 5eperawatan 9ediatri (9enyakit

    :DS @ 9M).

    ". 1loise M. arman,MD. :ajat, #alia, MD. !!4. cute :espiratory Distress

    Syndrome. htt(;==999.emei)ine.)om=me=to(i)>2.htm

    . ryanto Suwondo, /shak Fusu7, 0leopas Martin ;umende, !!". Sindrome Gagal

     a7as 9ada Crang Dewasa dalam 8uku jar /lmu 9enyakit Dalam, >ilid //, 1disi

    5etiga. al ? *!'+*"$

    &. >osep D Gri77iths dan %imothy # 13ans, !!&, cute :espiratory Distress

    Syndrome dalam :espiratori Medicine, 3olume / 1disi &, :D0 Group ;%D.

    6. ood lsaga7, M. >usu7 #ibisono, #inariani, !!$, 8uku jar /lmu 9enyakit

    9aru, 8agian /lmu 9enyakit 9aru 25 -/: :S- Dr. Sutomo, Surabaya. al ?

    "6+"*.

    http://www.emedicine.com/med/topic70.htmhttp://www.ispub.com/ostia/index.php?xmlPrinter=true&xmlFilePath=journals/ijeicm/vol1n1/ards.xmlhttp://www.ispub.com/ostia/index.php?xmlPrinter=true&xmlFilePath=journals/ijeicm/vol1n1/ards.xmlhttp://www.emedicine.com/med/topic70.htmhttp://www.ispub.com/ostia/index.php?xmlPrinter=true&xmlFilePath=journals/ijeicm/vol1n1/ards.xmlhttp://www.ispub.com/ostia/index.php?xmlPrinter=true&xmlFilePath=journals/ijeicm/vol1n1/ards.xml

  • 8/17/2019 seminar kasus editt.docx

    69/69