seminar kasus editt.docx
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
1/69
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) yaitu
menurunkan kematian anak, termasuk di dalamnya adalah kematian anak
bawah lima tahun (balita). Secara global, sekitar 6,6 juta balita meninggal
pada tahun !", sebagian besar disebabkan oleh penyebab yang dapat
dicegah (#right dkk, !"$). %ahun !"&, '& kematian neonatal di seluruh
dunia terjadi dalam tujuh hari kehidupan dengan jumlah sekitar dua juta
orang, "6 kematian balita serta lebih dari sepertiga kematian neonatal
terjadi pada hari pertama kehidupan dengan jumlah sekitar satu juta orang.
ntara tahun "**!+!"&, sekitar 6 juta bayi lahir di dunia dengan kematian
paling banyak terjadi dalam hari kehidupan (-/012, !"&).
Menurut laporan Save The Childrens yang berjudul Ending Newborn
Death menyebutkan bahwa kematian neonatal ber3ariasi di berbagai negara,
sekitar 4,* per "!!! kelahiran hidup (5) terjadi di 1ropa dan empat sampai
lima kali lipat terjadi di sia dan 7rika (#right dkk, !"$) . 8erdasarkan
data Sur3ei Demogra7i dan 5ependudukan /ndonesia (SD5/) tahun !",
angka kematian bayi (58) di /ndonesia dalam periode lima tahun(!!'+
!") sebesar & per "!!! 5 dan kematian balita sebesar $! 9er "!!! 5.
58 tahun !" sebesar &$ per "!!! 5 meningkat dibandingkan dengan
data tahun !"! sebesar 6 per "!!! 5, dengan target tahun !"4 sebesar
& per "!!! 5. 1nam puluh persen kematian bayi di /ndonesia terjadi
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
2/69
2
selama periode neonatal dan ! kematian anak terjadi selama bayi (89S,
!"&).
Salah satu 7aktor risiko yang berkontribusi besar terhadap kematian
bayi terutama pada masa perinatal yaitu gangguan perna7asan pada bayi atau
respirasy distress syndrome (:DS). Menurut Depkes (!"&), penyebab
kematian bayi baru lahir !+6 hari di /ndonesia adalah gangguan pernapasan
&,*, prematuritas &,$, sepsis ", hipotermi 6,, kelainan
darah.ikterus 6,6 dan lain+lain. 9enyebab 5ematian bayi '+ hari adalah
sepsis !,44, kelainan kongenital ",", pneumonia dan 88;: ", dan
:DS ",.
9enyebab kematian neonatal adalah gangguan atau gangguan
perna7asan &4,*, prematuritas &,$, sepsis ", hipotermi 6,&, kelainan
darah atau ikterus 4,6, post matur , dan kelainan kongenital ",$
(9ritasari, 5., !"!). -ntuk itu kegawatan perna7asan atau respiratory
distress pada bayi baru lahir merupakan masalah yang dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir (
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
3/69
3
:DS (:espiratory Distress Syndrome) atau disebut juga yaline
membrane disease merupakan hasil dari ketidak maturan dari paru+paru
dimana terjadi gangguan pertukaran gas. 8erdasarkan perkiraan &! dari
kematian neonatus diakibatkan oleh :DS atau komplikasi yang dihasilkannya
(8ehrman, !!$ didalam ;ei7er !!').
Sindrom gawat na7as atau :espiratory Distress Syndrome (:DS) pada
neonatus yang juga disebut sebagai yaline Membrane Dosease (MD),
merupakan suatu penyakit paru+paru akut pada neonatus yang disebabkan
karena kekurangan sur7aktan, terutama bayi premature, dimana suatu
membran yang tersusun atas protein dan sel+sel mati melapisi al3eoli
(kantung udara tipis dalam paru+paru) sehingga membuat kesulitan untuk
terjadinya pertukaran gas (nik, !!*).
:espiratory Distress Syndrome (:DS) disebut juga yaline Membrane
Disease (MD), merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan de7isiensi
sur7aktan terutama pada bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang.
Mani7estasi dari :DS disebabkan adanya atelektasis al3eoli, edema, dan
kerusakan sel dan selanjutnya menyebabkan bocornya serum protein ke
dalam al3eoli sehingga menghambat 7ungsi sur7aktan.
:DS yang tidak dilakukan penatalaksanaan dengan baik bisa
menyebabkan prognosis yang lebih jelek, seperti terjadinya kebocoran
al3eoli yang dicurigai terjadi kebocoran udara ( pneumothorak,
pneumomediastinum, pneumopericardium, em7isema intersisiel ), pada bayi
dengan :DS yang tiba+tiba memburuk dengan gejala klinikal apnea, atau
bradikardi atau adanya asidosis yang menetap. 5omplikasi jangka panjang
dapat disebabkan oleh keracunan oksigen, seperti 8ronchopulmonary
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
4/69
4
Dysplasia (89D)? merupakan penyakit paru kronik yang disebabkan
pemakaian oksigen pada bayi dengan masa gestasi &6 minggu.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperkecil terjadinya
komplikasi pada pasien dengan :DS adalah mengoptimalkan peran perawat
sebagai care giver. Menurut Monica 1ster (!!&) tindakan yang dapat
dilakukan seperti ? mempertahankan 3entilasi dan oksigenasi adekuat,
mempertahakan keseimbangan asam basa, mempertahankan suhu lingkungan
netral, mempertahankan per7usi jaringan adekuat, mencegah suhu rendah
pada bayi dan mempertahankan cairan dan elektrolit adekuat. Selain itu juga
penting untuk melibatkan keluarga dalam perawatan pasien, seperti ?
mendorong ibu agar memberikan anaknya S/ 1klusi7, mengajarkan ibu
memberi makan kepada anaknya, mengajarkan ibu agar terciptanya Bounding
dengan anak (mengajak berbicara, menyentuh@memeluk anaknya) serta
membudayakan cuci tangan sebelum menyentuh pasien.
Dengan meningkatkan angka kejadian :DS pada bayi, maka penulis
tertarik untuk memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan respiratory
distress syndrome (:DS) pada seminar kasus.
B. Rumusan Masalah
". 8agaimana asuhan keperawatan teoritis pasien respiratory distress
syndrome
. 8agaimana pengkajian pada pasien dengan respiratory distress syndrome
&. pa diagnosa keperawatan pada pasien dengan respiratory distress
syndrome
$. pa inter3ensi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan
respiratory distress syndrome
4. 8agaimana implementasi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien
dengan respiratory distress syndrome
6. 8agimana e3aluasi keperawatan yang diharapkan pada pasien dengan
respiratory distress syndrome
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
5/69
5
'. 8agaimana dokumentasi keperawatan pada pasien dengan respiratory
distress syndrome
. 8agaimana perbandingan antara analisa dan aplikasi pada pasien dengan
respiratory distress syndrome
C. Tujuan Penulisan
". Mahasiswa mampu memahami tentang asuhan keperawatan teoritis
respiratory distress syndrome di :umah Sakit -mum Daerah Dr. chmad
Mochtar 8ukittinggi
. Mahasiswa mampu mengumpulkan pengkajian pada pasien respiratory
distress syndrome di :umah Sakit -mum Daerah Dr. chmad Mochtar
8ukittinggi
&. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien
respiratory distress syndrome di :umah Sakit -mum Daerah Dr. chmad
Mochtar 8ukittinggi
$. Mahasiswa mampu membuat inter3ensi keperawatan pada pasien
respiratory distress syndrome di :umah Sakit -mum Daerah Dr. chmad
Mochtar 8ukittinggi
4. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien
respiratory distress syndrome di :umah Sakit -mum Daerah Dr. chmad
Mochtar 8ukittinggi
6. Mahasiswa mampu mencatat e3aluasi keperawatan pada pasien
respiratory distress syndrome di :umah Sakit -mum Daerah Dr. chmad
Mochtar 8ukittinggi'. Mahasiswa mampu membuat dokumentasi keperawatan pada pasien
respiratory distress syndrome di :umah Sakit -mum Daerah Dr. chmad
Mochtar 8ukittinggi
. Mahasiswa mampu menganalisa antara aplikasi dan teori tentang
respiratory distress syndrome pada anak di :umah Sakit -mum Daerah
Dr. chmad Mochtar 8ukittinggi
D. Metoe Penulisan
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
6/69
6
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah yang
berjudul Asuhan 5eperawatan 9ada 8ayi ; Dengan !espiratori Distress
SyndromeB ini adalah 8erdasarkan metode literature (pustaka) ,
mengintisarikan buku+buku pustaka dan in7ormasi didapat dari jaringan
internet dan studi kasus.
E. !istematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan makalah ini diantaranya sebagai berikut,
88 / 9endahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. 88 // %injauan
%eori terdiri dari anotomi 7isiologi, pengertian, etiologi, 7aktor resiko,
klasi7ikasi, pato7isiologi@pathway, mani7estasi klinis, komplikasi, pemeriksaan
diagnostic , penatalaksanaan medis dan pencegahan . 88 /// suhan
5eperawatan, terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan dan /nter3ensi
keperawatan. 88 /< 9enutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
7/69
7
BAB II
TIN"AUAN PU!TA#A
A. Anatomi an $isiologi
%. Anatomi Perna&asan
9ernapasan adalah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas
dalam jaringan atau Aperna7asan dalamB dan yang terjadi di dalam paru+
paru yaitu Apernapasan luarB.
Manusia membutuhkan suply oksigen secara terus+menerus untuk
proses respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai
limbah beracun produk dari proses tersebut. 9ertukaran gas antara oksigen
dengan karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus
berlangsung. Cksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini
berasal dari atmos7er, yang menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak
" dari seluruh gas yang ada.
a. Hiung
a. ares nterior
ares anterior adalah saluran saluran di dalam lubang
hidung. Saluran+saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal
sebagai 3estibulum (rongga) idung.
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
8/69
8
epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. ;apisan nares
anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi bulu
kasar. 5elenjar+kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung.
b. :ongga idung
:ongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan
pembuluh darah, bersambung dengan lapisan 7aring dan selaput
lendir semua sinus yang mempunyai lubang yang masuk ke dalam
rongga hidung. idung 8er7ungsi? penyaring, pelembab, dan
penghangat udara yang dihirup. Septum nasi memisahkan kedua
ca3um nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan,
sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi
oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral
ca3um nasi dibentuk oleh sebagian maEilla, palatinus, dan os.
Sphenoidale. %ulang lengkung yang halus dan melekat pada
dinding lateral dan menonjol ke ca3um nasi adalah ? conchae
superior, media, dan in7erior. %ulang+tulang ini dilapisi oleh
membrane mukosa.
Dasar ca3um nasi dibentuk oleh os 7rontale dan os palatinus
sedangkan atap ca3um nasi adalah celah sempit yang dibentuk
oleh os 7rontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa
ol7aktorius, pada bagian atap dan bagian ca3um nasi yang
berdekatan, mengandung sel sara7 khusus yang mendeteksi bau.
Dari sel+sel ini serat sara7 melewati lamina cribri7ormis os
7rontale dan kedalam bulbus ol7aktorius ner3us cranialis /
ol7aktorius.
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
9/69
9
Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang
berhubungan melalui lubang kedalam ca3um nasi, sinus ini
ber7ungsi ? memperingan tulang tengkorak, memproduksi mukosa
serosa dan memberikan resonansi suara. Sinus ini juga dilapisi
oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan ca3um nasi.
;ubang yang membuka kedalam ca3um nasi ?
a) ;ubang hidung
b) Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior
c) Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha
superior dan media dan diantara concha media dan in7erior d) Sinus 7rontalis, diantara concha media dan superior
e) Ductus nasolacrimalis, dibawah concha in7erior. 9ada bagian
belakang, ca3um nasi membuka kedalam naso7aring melalui
appertura nasalis posterior.
'. !aluran Perna(asan
") 2aring
2aring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak
sampai persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian
tulang rawan krikoid. Maka letaknya dibelakang hidung
(naso7aring) dibelakang mulut (oro7aring) dan dibelakang laring
(7aring+laringeal).
) ;aring;aring (tenggorokan) terletak didepan bagian terendah 7aring
yang memisahkannya dari kolumna 3ertebra. 8erjalan dari 7aring
sampai ketinggian 3ertebrae ser3ikalis dan masuk ke dalam trakea
dibawahnya. ;aring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat
bersama oleh ligamen dan membran. Fang terbesar diantaranya
ialah tulang rawan tiroid, dan disebelah depannya terdapat benjolan
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
10/69
10
subkutaneas yang dikenal sebagai jakun, yaitu disebelah depan
leher. ;aring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang
bersambung di garis tengah. Di tepi atas terdapat lekukan berupa
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
11/69
11
torakalis kelima dan ditempat ini bercaban7 menjadi dua bronkus
(bronki). %rakea tersusun atas "6 sampai ! lingkaran tak sempurna
lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh
jaringan 7ibrosa dan yang melengkapi lingkaran di sebelah
belakang trakea selain itu juga memuat beberapa jaringan otot.
%rakea dilapisi selaput lendir yang terdiri atas epitelium
bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak menuju keatas ke arah
laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir+butir halus lainnya
yang turut masuk bersama dengan pernapasan dapat dikeluarkan.
%ulang rawan ber7ungsi mempertahankan agar trakea tetap terbuka
karena itu, disebelah belakngnya tidak bersambung, yyaitu di
tempat trakea menempel pada eso7agus, yang memisahkannya dari
tulang belakang.
%rakea ser3ikalis yang berjalan melalui leher disilang oleh
istmus kelenjar tiroid, yaitu belahan kelenjar yang melingkari sisi+
sisi trakea. %rakea torasika berjalan melintasi mediastenum (lihat
gambar 4), di belakang sternum, menyentuh arteri inominata dan
arkus aorta. -so7agus terletak dibelakang trakea.
$) 5edua bronkus
Fang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira+
kira 3ertebra torakalis kelima mempunyai struktur serupa dengan
trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. 8ronkus+bronkus itu
berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampak paru+paru.
8ronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar dari pada yang kiri
sedikit lebih tinggi daripada arteri pulmonalis dan mengeluarkan
sebuah cabang yang disebut bronkus lobus atas cabang kedua
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
12/69
12
timbul setelah cabang utama lewat dibawah arteri, disebut bronkus
lobus bawah.
8ronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing daripada yang
kanan, dan berjalan dibawah arteri pulmonalis sebelum dibelah
menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah.
'. Rongga Torak
8atas+batas yang membentuk rongga di dalam toraks ?
". Sternum dan tulang rawan iga+iga di depan,
. 5edua belas ruas tulang punggung beserta cakram antar ruas ( diskus
inter3ertebralis) yang terbuat dari tulang rawan di belakang.
&. /ga+/ga beserta otot interkostal disamping
$. Dia7ragma di bawah4. Dasar leher di atas,
Sebelah kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru+paru
beserta pembungkus pleuranya. 9leura ini membungkus setiap belah, dan
memebentuk batas lateral pada mediastinum. Mediastinum adalah ruang di
dalam rongga dada diantara kedua paru+paru. /sinya jantung dan
pembuluh+pembuluh dara besar, uso7agus, duktus torasika, aorta
descendens, 3ena ka3a superior, sara7 3agus dan 7renikus dan sejumlah
besar kelenjar lim7e.
). Paru * Paru
9aru+9aru ada dua, merupakan alat pernapasan utama. 9aru+paru
mengisi rongga dada. %erletak disebelah kanan dan kiri dan tengah
dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur
lainnya yang terletak didalam mediastinum . 9aru+paru adalah organ yang
berbentuk kerucut dengan apeks (puncak) diatas dan muncul sedikit lebih
tinggi daripada kla3ikula di dalam dasar leher. 9angkal paru+paru duduk di
atas landai rongga toraks, diatas dia7ragma. 9aru+paru mempunyai
permukaan luar yang menyentuh iga+iga, permukaan dalam yang memuat
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
13/69
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
14/69
14
rteri 9ulmonalis membawa darah yang sudah tidak
mengandung oksigen dari 3entrikel kanan jantung ke paru+paru
cabang+cabangnya menyentuh saluran+saluran bronkial, bercabang
dan bercabang lagi sampai menjadi arteriol halus arteriol itu
membelah+belah dan membentuk kapiler dan kapiler itu menyentuh
dinding al3eoli atau gelembung udara.
5apiler halus itu hanya dapat memuat sedikit, maka praktis
dapat dikatakan sel+sel darah merah membuat baris tunggal. lirannya
bergerak lambat dan dipisahkan dari udara dalam al3eoli hanya oleh
dua membran yang sangat tipis, maka pertukaran gas berlangsung
dengan di7usi, yang merupakan 7ungsi pernapasan.
5apiler paru+paru bersatu lagi sampai menjadi pembuluh darah
lebih besar dan akhirnya dua 3ena pulminaris meninggalkan setiap
paru+paru membawa darah berisi oksigen ke atrium kiri jantung untuk
didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta.
9embuluh darah yang dilukis sebagai arteria bronkialis
membawa darah berisi oksigen langsung dari aorta toraksika ke paru+
paru guna memberi makan dan menghantarkan oksigen ke dalam
jaringan paru+paru sendiri. 0abang akhir arteri+arteri ini membentuk
pleksus kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari yang terbentuk
oleh cabang akhir arteri pulmonaris, tetapi beberapa dari kapiler ini
akhirnya bersatu dalam 3ena pulmonaris dan darahnya kemudian
dibawa masuk ke dalam 3ena pulmonaris. Sisa darah itudiantarkan dari
setiap paru+paru oleh 3ena bronkialis dan ada yang dapat mencapai
3ena ka3a superior. Maka dengan demikian paru+paru mempunyai
persediaan darah ganda.
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
15/69
15
d) iilus (%ampuk)9aru+9aru dibentuk struktur berikut
") rteri 9ulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen ke
dalam paru+paru untuk diisi oksigen
)
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
16/69
16
Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat sedikit eksudat
untuk meminyaki permukaannya dan menghindarkan gesekan
antara paru+paru dan dinding dada yang sewaktu bernapas
bergerak. Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu satu dengan yang
lain erat bersentuhan. :uang atau rongga pleura itu hanyalah ruang
yang tidak nyata, tetapi dalam keadaan tidak normal udara atau
cairan memisahkan kedua pleura itu dan ruang di antaranya
menjadi jelas.
+. $isiologi Perna&asan2ungsi paru paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon
dioksida.9ada pernapasan melalui paru+paru atau pernapasan eksterna,
oksigen dipungut melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas oksigen
masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke al3eoli, dan dapat berhubungan
erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. anya satu lapis membran,
yaitu membran al3eoli+kapiler, yang memisahkan oksigen dari darah.
Cksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah
merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua
bagian tubuh. Darah meninggalkan paru paru pada tekanan oksigen "!!
mm g dan pada tingkat ini hemoglobinnya *4 persen jenuh oksigen.
Di dalam paru+paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan
metabolisme, menembus membran al3eoler+kapiler dari kapiler darah ke
al3eoli dan setelah melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar
melalui hidung dan mulut.
1mpat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau
pernapasan eksterna ?
a.
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
17/69
17
b. rus darah melalui paru paru
c. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam
jumlah tepat dapat mencapai semua bagian tubuh
d. Di7usi gas yang menembusi membran pemisah al3eoli dan kapiler.
0C lebih mudah berdi7usi drpd oksigen.
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang
meninggalkan paru+paru menerima jumlah tepat 0C dan C. 9ada waktu
gerak badan, lebih banyak darah datang di paru paru membawa terlalu
banyak 0C dan terlampau sedikit C jumlah 0C itu tidak dapat
dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. al ini
merangsang pusat pernapasan dalam otak unutk memperbesar kecepatan
dan dalamnya pernapasan. 9enambahan 3entilasi ini mngeluarkan 0C
dan memungut lebih banyak C.
9ernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah
menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) megintari
seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, di mana darah bergerak
sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk
memungkinkan oksigen berlangsung, dan darah menerima, sebagai
gantinya, yaitu karbon dioksida.
B. De&inisi
:espiratory distress syndrome (Sindrom gawat na7as) adalah istilah
yang digunakan untuk dis7ungsi perna7asan pada neonatus. Gangguan ini
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
18/69
18
merupakan penyakit yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan
maturitas paru. Gangguan ini biasanya juga dikenal dengan nama yaline
Membrane Disease (MD) atau penyakit membrane hialin, karena pada
penyakit ini selalu di temukan membrane hialin yang melapisi al3eoli
(Surasmi, !!&). :DS adalah penyakit paru yang akut dan berat, terutama
menyerang bayi+bayi preterm, hal ini dapat terlihat pada & sampai 4 bayi+
bayi cukup bulan (Donna ;. #ong, !!&).
:espiratory Distress Syndrome, (:DS) atau de7isiensi sur7aktan adalah
suatu gangguan perkembangan paru yang dimulai saat lahir atau segera
setelahnya, menetap selama $ sampai *6 jam dan sembuh dieresis inisial
dimulai (9aulette S, !!).
:espiratory Distress Syndrom, (:DS) ialah kumpulan gejala yang
terdiri dari dispnoe atau hipernoe. dengan 7rekuensi perna7asan lebih dari 6!
kali@menit, sianosis, rintihan dan ekspirasi dan kelainan otot+otot perna7asan
pada inspirasi (rie7 H:,!!*).
Sindrom gawat na7as ( respiratory distress syndroma, :DS ) adalah?
5umpulan gejala yang terdiri dari dispnea atau hiperpnea dengan 7rekuensi
perna7asan besar 6!E@i, sianosis, merintih waktu ekspirasi dan retraksi
didaerah epigastrium, suprosternal, interkostal pada saat inspirasi
(gatisyah.!!4 hal &).
5umpulan gejala yang terdiri dari 7rekuensi na7as bayi lebih dari 6!E@i
atau kurang dari &!E@i danmungkin menunjukan satu atau lebih dari gejala
tambahan gangguan na7as sebagai berikut?+ 8ayi dengan sianosis sentral (biru
pada lidah dan bibir) + da tarikan dinding dada Merintih + pnea (na7as
berhenti lebih dari ! detik) (9C1D,!!$).
C. Etiologi
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
19/69
19
:DS sering terjadi pada bayi prematur atau kurang bulan, karena
kurangnya produksi sur7aktan. 9roduksi sur7aktan ini dimulai sejak
kehamilan minggu ke+, makin muda usia kehamilan, makin besar pula
kemungkinan terjadi :DS. da $ 7aktor penting penyebab de7isiensi
sur7aktan pada :DS yaitu prematur, as7iksia perinatal, maternal diabetes,
seksual sesaria. Sur7aktan biasanya didapatkan pada paru yang matur. 2ungsi
sur7aktan untuk menjaga agar kantong al3eoli tetap berkembang dan berisi
udara, sehingga pada bayi prematur dimana sur7aktan masih belum
berkembang menyebabkan daya berkembang paru kurang dan bayi akan
mengalami sesak na7as. Gejala tersebut biasanya muncul segera setelah bayi
lahir dan akan bertambah berat (>ulia !"!).
Gomella (!!*) yang dikutip dari dan merican academy o7
pediatrics (9) mengajukan penyebab gangguan perna7asan pada bayi
dalah?
%. $aktor I'u
2aktor yang bisa terjadi selama hamil pada ibu
a) /n7eksi
/n7eksi pada ibu hamil dapat terjadi karena ibu yang kurang
memperhatikan kebersihan dirinya dan lingkungan, sehingga
mikroorganisme (3irus, bakteri, kuman dan jamur) berkembang
didalam darah ibu dan dapat dialirkan ke janin oleh pembuluh
darah. /n7eksi pada ibu hamil juga dapat disebabkan oleh
keputihan. -ntuk menghindari terjadinya in7eksi pada ibu hamil
maka ibu diharapkan mampu menjaga personal hygience. 9enyakit
pada ibu
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
20/69
20
b) 9enyakit pada ibu hamil
Seperti hipertensi, atau penyakit jantung lainnya maupun
penyakit metabolik seperti diabetes militus serta asma. /bu dengan
riwayat penyakit tersebut diharapkan terlebih dahulu mengobati
penyakitnya sebelum hamil, karena penyakit tersebut akan
memperburuk keadaan ibu dan janin.
c) 5etuban pecah dini
9enyebab ketuban pecah dini belum pasti, tapi sebagian
besar berkaitan dengan in7eksi (sampai 64). Misalnya, in7eksi
kuman, terutama in7eksi bakteri, yang dapat menyebabkan selaput
ketuban menjadi tipis, lemah dan mudah pecah keputihan dan
in7eksi 3agina.
d) GiIi ibu hamil yang tidak optimalisasi. 5ebutuhan giIi ibu hamil
meningkatkan "4 dari kebutuahn biasanya.
+. $aktor Plasenta
9ertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan
kondisi plasenta. Gangguan berna7as spontan pada janin akan terjadi
bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta,misalnya perdarahan
plasenta.
,. $aktor "anin
9enekanan umbilicus (pusat) akan mengakibatkan terganggunya
aliran darah dalam pembuluh darah umbilicus dan menghambat
pertukatan gas antara ibu dan janin. al ini dapat ditemukan pada
keadaan janin terlilit tali pusat.
-. $aktor Neonatus
Gangguan perna7asan pada neonatus dapat terjadi karena
beberapa hal,yaitu?
a) 9emakaian obat anestesi dan analgetik yang berlebihan
b) %rauma persalinan
c) 5elainan bawaan bayi, seperti penyakit jantung bawaan .
D. $aktor Resiko
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
21/69
21
Meskipun sebagian besar bayi dengan penyakit Membran ialin
(MD) adalah bayi premature (nik,!!*). %erdapat 7aktor+7aktor lain yang
bisa menyebabkan timbulnya penyakit ini, seperti?". 8ayi laki+laki
. 9ersalinan Sectio 0aesaria
&. s7iksia perinatal
$. Stress dingin@ cold stress (suatu kondisi yang menekan produksi
sur7aktaan)
4. /n7eksi perinatal
6. 5elahiran 5embar (bayi+bayi yang dilahirkan kembar biasanya prematur)
'. 8ayi dari ibu yang menderita Diabetes Melitus (terlalu banyak insulin
dalam sistem tubuh bayi yang disebabkan karena diabetes pada ibu dapat
memperlambat produksi sur7aktan)
. 8ayi dengan kelainan jantung 9D (9atent ductus rteriosus)
9ada prematuritas ?
a) 9roduksi sur7aktan masih sedikit (de7isiensi sur7aktan). 5omponen
utama sur7aktan adalah lesitin, yang terdiri dari cytidine diphosphate
cholin (0.D.9 cholin) dan phosphatidyldimethy etanolamine
(9.M.D.1).
b) Sur7aktan diproduksi oleh sel ponemosit tipe // yang dimulai tumbuh
pada gestasi +$ minggu, mulai akti7 pada gestasi $+6 minggu.
c) Sur7aktan mulai ber7ungsi pada masa gestasi &+&6 minggu
d) :asio lesitin@spingomielin dalam cairan amnion.
E. #lasi&ikasi
Menurut Gamella (!!*), sindrom gawat na7as@ :espiratory Distress
Syndrome (:DS) dikelompokkan sebagai berikut?
". Syndrom gawat na7as 5lasik@0lasik !espyratory distress syndrome
%horaks@dada berbentuk seperti bel disebabkan karena kekurangan aerasi
(underaration).
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
22/69
22
. Sindrom Gawat a7as Sedang+8erat@Moderately se3ere !espiratory
Distress Syndrome.
9ola retikulogranuler lebih menonjol dan terdisribusi lebih merata. 9aru+
paru hypoaerated. Dapat dilihat pada bronkhogram udara meningkat.
&. Sindrom Gawat a7as 8erat@ Se3ere :espiratory Distress Syndrome
%erdapat retikulogranuler yang berbentuk opaJue pada kedua paru+paru
area cystic pada paru+paru kanan bisa manunjukan al3eoli yang berdilatasi
atau empisema interstitial pulmonal dini.
$. Pato&isiologi Dan /C
2aktor+7aktor yang memudahkan terjadinya :DS ( !espiratory distress
syndroma" pada bayi prematur disebabkan oleh al3eoli masih kecil sehingga
kesulitan berkembang, pengembangan kurang sempurna karena dinding
thoraE masih lemah, produksi sur7aktan kurang sempurna. 5ekurangan
sur7aktan mengakibatkan kolaps pada al3eolus sehingga paru+paru menjadi
kaku. al tersebut menyebabkan perubahan 7isiologi paru sehingga daya
pengembangan paru (compliance) menurun 4 dari normal, perna7asan
menjadi berat, shunting intrapulmunal meningkat dan terjadi hipoksemia
berat, hipo3entilasi yang menyebabkan asidosis respiratorik. Secara
makroskopik, paru+paru nampak tidak berisi udara dan berwarna kemerahan
seperti hati. Cleh sebab itu paru+paru memerlukan tekanan pembukaan yang
tinggi untuk mengembang.
Secara histologi, adanya atelektasis yang luas dari luar rongga udara
bagian distal menyebabkan edema interstisial dan kongesti dinding al3eoli
sehingga menyebabkan desJuamasi daro epithel sel al3eoli type //. Dilatasi
duktus al3eoli, tetapi al3eoli menjadi tertarik karena danya de7isiensi
sur7aktan ini. Dengan adanya atelektasis yang progresi7 dengan barotrauma
atau 3olutrauma dan keracunan oksigen, menyebabkan kerusakan pada
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
23/69
23
endhothelial dan epithelial sel jalan perna7asan bagian distal sehingga
menyebabkan eksudasi matriks 7ibrin yang berasal dari darah. Membran
hyaline yang meliputi al3eoli dibentuk dalam satu setengah jam setelah lahir.
1pithelium mulai membaik dan sur7aktan mulai dibentuk pada &6 ' jam
setelah lahir (Surasmi,dkk, !!&)
pneu primer dapat memanjang dan diikuti dengan memburuknya sistem
sirkulasi. ipoksiamiokardium dan asidosis akan memperberat bradikardi,
3asokontriksi dan hipotensi. 5eadaan ini dapat terjadi sampai 4 menit dan
kemudian terjadi apneu sekunder. Selama apneu sekunder denyut jantung,
tekanan darah dan kadar oksigen dalam darah terus menurun. 8ayi tidak
bereaksi terhadap rangsangan dan tidak menunjukkan upaya perna7asan
secara spontan. 5ematianakan terjadi kecuali perna7asan buatan dan
pemberian oksigen segera dimulai (Sai7uddin, !!).
PATHA00
1. Mani&estasi #linis
Secara klinis bayi dengan :DS menunjukkan takipnea (K 6! E@menit) ,
pernapasan cuping hidung, retraksi interkosta dan subkosta, eEpiratory
grunting (merintih) dalam beberapa jam pertama kehidupan. %anda+tanda
klinis lain, seperti? hipoksemia dan polisitema. %anda+tanda lain :DS
meliputi hipoksemia, hiperkabia, dan asidosis respiratory atau asidosis
campuran (8obak, !!4).
Menurut Surasmi, dkk (!!&) tanda dan gejala yang muncul adalah
sebagai berikut ?
". %akhipneu (K 6! kali@menit)
. 9erna7asandangkal
&. Mendengkur
$. Sianosis
4. 9ucat
6. 5elelahan
'. pneu dan perna7asan tidak teratur
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
24/69
24
. 9enurunan suhu tubuh
*. :etraksi suprasternal dan substernal
"!. 9erna7asan cuping hidung
13aluasi :espiratory Distress S#or Downe $
2 % +
$rekuensi
Na&as
L 6!E@menit 6!+! E@menit K!E@menit
Retraksi %idak ada
retraksi
:etraksi ringan :etraksi berat
!ianosis %idak sianosis Sianosis hilang dengan C Sianosis
menetap
walaupun diberi
CAir Entr3 -dara masuk 9enurunan ringan udara
masuk
Merintih %idak merintih Dapat didengar dengan
stetoskop
Dapat didengar
tanpa alat bantu
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
25/69
25
E4aluasi Res(irator3 Distress 'erasarkan hasil Skor Downe
!kor 5 - gangguan (erna&asan ringan
!kor - * 6 gangguan perna7asan sedang
!kor 7 8 gangguan perna7asan ringan (pemeriksaan gas darah
harus dilakukan)
H. #om(likasi
5omplikasi jangka pendek dapat terjadi ? ". kebocoran al3eoli ? pabila
dicurigai terjadi kebocoran udara ( pneumothorak, pneumomediastinum,
pneumopericardium, em7isema intersisiel ), pada bayi dengan :DS yang tiba+
tiba memburuk dengan gejala klinikal hipotensi, apnea, atau bradikardi atau
adanya asidosis yang menetap. . >angkitan penyakit karena keadaan
penderita yang memburuk dan adanya perubahan jumlah leukosit dan
thrombositopeni. /n7eksi dapat timbul kerana tindakan in3asi3 seperti
pemasangan jarum 3ena, kateter, dan alat+alat respirasi. &. 9erdarahan
intrakranial dan leukomalacia peri3entrikular ? perdarahan intra3entrikuler
terjadi pada !+$! bayi prematur dengan 7rekuensi terbanyak pada bayi
:DS dengan 3entilasi mekanik.
5omplikasi jangka panjang dapat disebabkan oleh keracunan oksigen,
tekanan yang tinggi dalam paru, memberatkan penyakit dan kekurangan
oksigen yang menuju ke otak dan organ lain. 5omplikasi jangka panjang
yang sering terjadi ? ". 8ronchopulmonary Dysplasia (89D)? merupakan
penyakit paru kronik yang disebabkan pemakaian oksigen pada bayi dengan
masa gestasi &6 minggu. 89D berhubungan dengan tingginya 3olume dan
tekanan yang digunakan pada waktu menggunakan 3entilasi mekanik, adanya
in7eksi, in7lamasi, dan de7isiensi 3itamin . /nsiden 89D meningkat dengan
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
26/69
26
menurunnya masa gestasi. . :etinopathy prematur 5egagalan 7ungsi
neurologi, terjadi sekitar "!+'! bayi yang berhubungan dengan masa
gestasi, adanya hipoEia, komplikasi intrakranial, dan adanya in7eksi
(gastiyah, !!4).
I. Diagnnosa Baning
%abel . Diagnosis banding MD($)
predisposi
si
-sia
kehamila
n
Derajat
distress
Mulainy
a gejala
ipoksemi
a
ipecapne
a
:espon
terhada
p C
:es
ter
/99
MD prematur preterm @ 8eberap @ @ Me
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
27/69
27
a jam
%% S0
ibu
o3erhidras
i
2ull term
ear
term
8eberap
a jam
+@ 8u
ind
9neumoni
a
/bu
mengalami
in7eksi
9reterm
2ull term
@ ari
pertama
@ lebih
@ @
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
28/69
28
tek
ber
5ebocora
n udara
paru
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
29/69
29
Menurut gastiyah,!!4 pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk
menengakkan diagnosis :DS adalah ?
a) Gambaran radiologis
Diagnosis yang tepat hanya dapat dibuat dengan pemeriksaan 7oto
rontgen toraks. 9emeriksaan ini juga sangat penting untuk menyingkirkan
kemungkinan penyakit lain yang diobati dan mempunyai gejala yang mirip
penyakit membran hialin, misalnya pneumotoraks, hernia dia7ragmatika
dan lain+lain. Gambaran klasik yang ditemukan pada 7oto rontgen paru
ialah adanya bercak di7us berupa in7iltrate retikulogranuler ini, makin
buruk prognosis bayi. 8eberapa ahli berpendapat bahwa pemeriksaan
radiologis ini dapat dipakai untuk mendiagnosis dini penyakit membran
hialin, walaupun mani7estasi klinis belum jelas.
&. Gambaran laboratorium
5elainan yang ditemukan pada pemeriksaan laboratorium diantaranya
adalah ?
a. 9emeriksaan darah
5adar asam laktat dalam darah meninggi dan bila kadarnya
lebih dari $4 mg, prognosis lebih buruk, kadar bilirubin lebih tinggi
bila dibandingkan dengan bayi normal dengan berat badan yang sama.
5adar 9aC menurun disebabkan kurangnya oksigenasi di dalam paru
dan karena adanya pirau arteri+3ena. 5adar 9aC meninggi, karena
gangguan 3entilasi dan pengeluaran 0C sebagai akibat atelektasis
paru. p darah menurun dan de7isit biasa meningkat akibat adanya
asidosis respiratorik dan metabolik dalam tubuh.
b. 9emeriksaan 7ungsi paru
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
30/69
30
9emeriksaan ini membutuhkan alat yang lengkap dan pelik,
7rekuensi pernapasan yang meninggi pada penyakit ini akan
memperhatikan pula perubahan pada 7ungsi paru lainnya seperti Otidal
3olumeP menurun, Olung complianceP berkurang, 7unctional residual
capacityP merendah disertai O3ital capacityP yang terbatas. Demikian
pula 7ungsi 3entilasi dan per7usi paru akan terganggu.
c. 9emeriksaan 7ungsi kardio3askuler
9enyelidikan dengan kateterisasi jantung memperhatikan beberapa
perubahan dalam 7ungsi kardio3askuler berupa duktus arteriosus paten,
pirau dari kiri ke kanan atau pirau kanan ke kiri (bergantung pada
lanjutnya penyakit), menurunnya tekanan arteri paru dan sistemik.
&. Gambaran patologi@histopatologi
9ada otopsi, gambaran dalam paru menunjukkan adanya atelektasis
dan membran hialin di dalam al3eolus dan duktus al3eolaris. Di samping
itu terdapat pula bagian paru yang mengalami en7isema. Membran hialin
yang ditemukan yang terdiri dari 7ibrin dan sel eosino7ilik yang mungkin
berasal dari darah atau sel epitel ductus yang nekrotik.
9emeriksaan 9enunjang pada eonatus yang mengalami Distress 9erna7asan
Pemeriksaan #egunaan
5ultur darah Menunjukkan keadaan bakteriemia
nalisis gas darah Menilai derajat hipoksemia dan keseimbangan asam basa
Glukosa darah Menilai keadaan hipoglikemia, karena hipoglikemia dapat
menyebabkan atau memperberat takipnea
:ontgen toraks Mengetahui etiologi distress na7as
Darah rutin dan hitung jenis ;eukositosis menunjukkan adanya in7eksi
eutropenia menunjukkan in7eksi bakteri
%rombositopenia menunjukkan adanya sepsis
%ulse o&imetry Menilai hipoksia dan kebutuhan tambahan oksigen
Sumber? ermansen
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
31/69
31
#. Penatalaksanaan
%indakan untuk mengatasi kegawatan perna7asan (Monica 1ster,!!&)
meliputi?a. Mempertahankan 3entilasi dan oksigenasi adekuat
b. Mempertahakan keseimbangan asaam basa.
c. Mempertahankan suhu lingkungan netral.
d. Mempertahankan per7usi jaringan adekwat.
e. Mencegah hipotermia.
7. Mempertahankan cairan dan elektrolit adekuat.
%indakan untuk mengatasi kegawatan perna7asan (1sty wahyuningsih,!!*)
a. 8ebaskan jalan napas dan beri oksigen jika ada gangguan pernapasan
b. >ika terdapat henti napas (apnea), lakukan resusitasi neonatus
c. 9ertahankan kadar gula agar tidak turun
d. 8eri dosis pertama antibiotic intramuscular
e. njurkan agar bayi tetap hangat
7. ;akukan rujukan segera
9enatalaksanaan berdasarkan klasi7ikasi menurut (Sudarti dan 1ndang
5hoirunnisa,!"!) adalah ?
") 9enatalaksana secara umum
a. 9asang jalur in7us intra3ena, sesuai dengan kondisi bayi, yang
paling sering dan bila bayi tidak dalam keadaan dehidrasi berikan
in7us dektrosa 4
b. 9antau selalu tanda 3ital
c. >aga kepatenan jalan na7as
d. 8erikan Cksigen (+& liter@menit dengan kateter nasal)
e. >ika bayi mengalami apneu7. ;akukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang diperlukan.
g. ;akukan penilaian lanjut.
h. 8ila terjadi kejang potong kejang.
i. Segera periksa kadar gula darah.
j. 9emberian nutrisi adekuat.
k. Setelah menajemen umum, segera dilakukan menajemen lanjut
sesuai dengan kemungkinan penyebab dan jenis atau derajat
gangguan na7as. Menajemen spesi7ik atau menajemen lanjut?
) Gangguan na7as ringan (Sudarti dan 1ndang 5hoirunnisa,!"!)
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
32/69
32
8eberapa bayi cukup bulan yang mengalami gangguan napas
ringan pada waktu lahir tanpa gejala+gejala lain disebut A%ransient
%acypnea o7 the ewbornB (%%). %erutama terjadi setelah bedah
sesar. 8iasanya kondisi tersebut akan membaik dan sembuh sendiri
tanpa pengobatan. Meskipun demikian, pada beberapa kasus.
Gangguan napas ringan merupakan tanda awal dari in7eksi sistemik.
a. mati perna7asan bayi setiap jam selama 6 jam berikutnya.
b. 8ila dalam pengamatan gangguan perna7asan memburuk atau
timbul gejala sepsis lainya, terapi untuk kemungkinan besar sepsis
dan tangani gangguan sedang atau berat seperti tersebut diatas
c. 8erikan S/ bila mampu mengisap. 8ila tidak,berikan S/ peras
dengan menggunakan salah satu cara alternaati7 pemberian
minuman
d. 5urangi pemberian C secara bertahap bila ada perbaikan
gangguan na7as, hentikan pemberian C jika 7rekuensi na7as antara
&!+6! kali@menit.
e. mati bayi selama $ jam berikutnya, jika 7rekuensi na7as menetap
antaran &!+6!kali@menit,tidak ada tanda sepsis, dan tidak ada
masalah lain yang memerlukan perawatan,bayi dapat dipulangkan.
&) Gangguan na7as sedang (Sudarti dan 1ndang 5hoirunnisa,!"!)
a. ;anjutkan pemberian C dengan kecepatan aliran sedang.
b. 8ayi jangan diberi minum.
c. >ika ada tanda berikut,ambil sempel darah untuk kultur dan berikan
antibiotic ( ampisilin dan gentamisin) untuk terapi kemungkinan
besar sepsis.
i. Suhu aksiler L&4 derajat celcius atau K&* derajat celcius.
ii. ir ketuban bercampur mekonium.
iii. :iwayat in7eksi intrauterine,demam curiga in7eksi berat
atau ketuban pecah dini (K" jam).
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
33/69
33
d. 8ila suhu aksiler &$+&6,4 derajat celcius atau &',4+&* derajat
celcius tangani untuk masalah suhu abnormal,dan nilai ulang
setelah jam.i. 8ila suhu masih belum stabil atau gangguan na7as belum
ada perbaikan, ambil sempel darah,dan berikan antibiotic
untuk terapi kemungkinan besar sepsis.
ii. >ika suhu abnormal,teruskan amati bayi. pabila suhu
kembali abnormal ulangi tahapan diatas.
e. 8ila tidak ada tanda+tanda kearah sepsis,nilai kembali bayi setelah
jam. pabila bayi tidak menunjukkan perbaikan atau tanda+tanda
prburukan setelah jam,terapi untuk kemungkinan besar sepsis.
7. 8ila bayi mulai menunjukkan tanda+tanda perbaikan ( 7rekuensi
na7ar menurun, tarikan dinding dada berkurang atau suara merintih
berkurang)
i. 5urangi terapi C secaraa bertahap.
ii. >angan memberikan terapi C yang tidak perlu secara terus
menerus. entikan pemberian C bilamana bayi tidak ada
gangguan na7as dan diudara ruangan tanpa pemberian C
bayi tampak kemerahan.
iii. 9asang pipa lambung, berikan S/ peras setiap jam
i3. 8ila pemberian C tak diperlukan lagi, bayi mulai dilatih
menyusui. 8ila bayi tak bisa menyusui, berikan S/ peras
dengan menggunakan salah satu alternati7 cara pemberian
minum
g. mati bayi selama $ jam setelah pemberian antibiotic
dihentikan.jika bayi kembali tampak kemerahan tanpa pemberian
C selam & hari, minum baik dan tidak ada alasan bayi tetap
tinggal dirumah sakit dirumah sakit,bayi dapat dipulangkan.
$) Gangguan na7as berat
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
34/69
34
Semakin kecil bayi kemungkinan terjadi gangguan na7as semakin
sering dan semakin berat. 9ada bayi kecil ( berat lahir L4!! gram
atau umur kehamilan L&' minggu) gangguan na7as kering memburuk
dala waktu &6+$ jam pertama dan tidak banyak terjadi perubahan
dalam satu dua hari berikutnya dan kemudian akan membaik pada hari
ke $+'.
a. %entukan pemberian C dengan kecepatan aliran sedang (antara
rendah dan tinggi,lihat terapi oksigen)
b. %angani sebagai kemungkinan besar sepsis.
c. 8ila bayi menunjukkan tanda pemburukan atau terhadap terhadap
sianosis sentral,naikan pemberian C pada kecepatan aliran tinggi.
>ika gangguan na7as bayi semakin berat dan sianosis sentral
menetap walaupun diberikan C "!! bila kemungkinan segera
rujuk bayi kerumah sakit rujukan atau ada 7asilitas dan mampu
memakai 3entilator mekanik.
d. >ika gangguan na7as masih menetap selama jam, pasanng pipa
lambung untuk mengosongkan cairan lambung dan udara.
e. ilai kondisi bayi $ kali sehari apa bila ada tanda perbaikan.
7. >ika bayi mulai menunjukkan tanda perbaikan (7rekkuensi na7as
menurun,tarikan dinding dada berkurang, warna kulit membaik).
i. 5urangi pemberian C
ii. >angan meneruskan pemberian C bila tidak perlu hentikan
pemberian C bila bayi diletakkan pada udara ruangan
tanpa pemberian C tidak mengalami gangguan na7as dan
tampak kemerahan.
iii. Mulailah pemberian S/ peras melalui pipa lambunng.
i3. 8ila pemberian C tak diperlukan lagi,bayi mulai dilatih
dengn menggunakan salah satu alterna7i7 cara pemberian
minum.
9antau dan catat setiap & jam mengenai?
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
35/69
35
". 2rekuensi na7as
. danya terikan dinding dada atau suara merintih saat ekspirasi.
&. 1pisode apnea.
$. 9eriksa kadar glucose darah sekali sehari setengah kebutukan
minum dapat dipenuhi secara oral.
4. lati bayi selama $ jam setelah pemberian antibiotic dihentikan.
>ika bayi tampak kemerahan tanpa terapi C sselama & hari,
minum baik dan tidak ada masalah lain yang memerlukan
perawatan dirumah sakit, bayi dapat dipulangkan.
L. Asuhan #e(era9atan
". 9engkajiana. Data (asien
ama ?
-mur ?
>enis kelamin ?
lamat ?
ama orang tua ?
9ekerjaan orang tua ?
. Ri9a3at kesehatan
a. 5eluhan utama
8iasanya pasien dengan gawat na7as keluarga akan mengeluhkan
bayinya sesak na7as, sebagian tubuh membiru.
b. :iwayat kesehatan sekarang
8iasanya keluarga akan mengeluhkan na7as anaknya sesak,
sebagian kulit membiru, badan teraba hangat.
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
36/69
36
c. :iwayat kesehatan dahulu
pakah pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya,
apakah klien pernah menderita penyakit yang biasanya menyebabkan
terjadinya sindome gawat na7as, seperti bayi lahir premature, 88;:.
d. :iwayat kesehatan keluarga
pakah ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama
e. :iwayat maternal
5aji apakah ibu menderita penyakit seperti diabetes mellitus,
kondisi seperti perdarahan plasenta, tipe dan lamanya persalinan, stress
7etal atau intrapartus.
7. Status in7ant saat lahir
5aji apakah bayi lahir prematur, umur kehamilan, apgar score
(apakah terjadi as7iksia), bayi lahir melalui operasi 0aesar atau tidak N
g. Data dasar pengkajian
". 0ardio3askuler
a. 8radikardia (L "!! E@i) dengan hipoksemia berat
b. Murmur sistolik
c. Denyut jantung D8
. /ntegumen
a. 9allor yang disebabkan oleh 3asokontriksi peripheral
b. 9itting edema pada tangan dan kaki
c. Mottling
d. eurologis
e. /mmobilitas, kelemahan
7. 9enurunan suhu tubuh
&. 9ulmonary
a. %akipnea (K 6! E@i, mungkin &!+"!! E@i)
b. a7as grunting
c. 9ernapasan cuping hidung
d. 9ernapasan dangkal
e. :etraksi suprasternal dan substernal
7. SianosisQg. 9enurunan suara napas, crakles, episode apnea
$. Status beha3ioral
a, ;etargi
&. Pemeriksaan &isik
9ada pemeriksaan 7isik akan ditemukan takhipneu (K 6!
kali@menit), perna7asan mendengkur, retraksi subkostal@interkostal,
perna7asan cuping hidung, sianosis dan pucat, hipotonus, apneu, gerakan
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
37/69
37
tubuh berirama, sulit berna7as dan sentakan dagu. 9ada awalnya suara
na7as mungkin normal kemudian dengan menurunnya pertukaran udara,
na7as menjadi parau dan pernapasan dalam.9engkajian 7isik pada bayi dan
anak dengan kegawatan perna7asan dapat dilihat dari penilaian 7ungsi
respirasi dan penilaian 7ungsi kardio3askuler.
") 9enilaian 7ungsi respirasi meliputi?
a. 2rekuensi na7as
%akhipneu adalah mani7estasi awal distress perna7asan pada bayi.
%akhipneu tanpa tanda lain berupa distress perna7asan merupakan
usaha kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada
syok, diare, dehidrasi, ketoasidosis, diabetikum, keracunan salisilat,
dan insu7isiensi ginjal kronik. 2rekuensi na7as yang sangat lambat dan
ireguler sering terjadi pada hipotermi, kelelahan dan depresi SS9 yang
merupakan tanda memburuknya keadaan klinik.
b. Mekanika usaha perna7asan
Meningkatnya usaha na7as ditandai dengan respirasi cuping
hidung, retraksi dinding dada, yang sering dijumpai pada obtruksi
jalan na7as dan penyakit al3eolar. nggukan kepala ke atas, merintih,
stridor dan ekspansi memanjang menandakan terjadi gangguan
mekanik usaha perna7asan.
c. #arna kulit@membran mukosa
9ada keadaan per7usi dan hipoksemia, warna kulit tubuh terlihat
berbercak 'mottled", tangan dan kaki terlihat kelabu, pucat dan teraba
dingin.
) 9enilaian 7ungsi kardio3askuler meliputi?
a. 2rekuensi jantung dan tekanan darah
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
38/69
38
danya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress,
ansietas, nyeri, demam, hiperkapnia, dan atau kelainan 7ungsi jantung.
b. 5ualitas nadi
9emeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui
3olume dan aliran sirkulasi peri7er nadi yang tidak adekwat dan tidak
teraba pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau
tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut. 9er7usi kulit kulit
yang memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak, pucat dan
sianosis. 9emeriksaan pada pengisian kapiler dapat dilakukan dengan
cara?
". Nail Bed %ressure ( tekan pada kuku)
. Blancing S#in Test( caranya yaitu dengan meninggikan sedikit
ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan
atau kaki tersebut selama 4 detik, biasanya tampak kepucatan.
Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang +& detik.
c. 9er7usi pada otak dan respirasi
Gangguan 7ungsi serebral awalnya adalah gaduh gelisah diselingi
agitasi dan letargi. 9ada iskemia otak mendadak selain terjadi
penurunan kesadaran juga terjadi kelemahan otot, kejang dan dilatasi
pupil.
,. Analisa Data
o
Data 1tiologi Masalah
" DC ?
+ iperkapnea
Sur7aktan R
ê
5erusakan
pertukaran gas
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
39/69
39
+ ipoksia
+ %akipnea
+ Sianosis
+ ;etargi
+ Dispnea+ GD abnormal
+ 9ucat
%egangan permukaan al3eolus
ê
5etidakseimbangan in7asi saat inspirasi
ê
5olaps al3eoli
ê
Gangguan 3entilasi pulmonal
DC ?
+ Dispnea
takipnea
+ 9eriode apnea
+ 9ernapasan
cuping hidung
+ :etraksi
dinding dada
+ Sianosis+ Mendengkur
+ apas grunting
+ 5elelahan
Sur7aktan menurun
ê
>anin tidak dapat menjaga rongga paru tetap
Mengembang
ê
-saha inspirasi lebih kuat
ê
+ Sukar bernapas
+ Dispnea
+ :etraksi dinding dada
+ 5elelahan
+ 9ernapasan cuping hidung
9ola napas tidak
e7ekti7
& DC ?
+ ipotermia
+ ;etargi
+ Menangis
buruk
+ terosianosis
+ %akipnea
apnea
+ %urgor kulit
buruk
+ ipoglikemia
Metabolisme anaerob
ê
%imbunan asam laktat
sidosis metabolik
ê
5urangnya cadangan glikogen dan lemak coklat
ê
:espons menggigil pada bayi kurang@tidak ada
%ermoregulasi
tidak e7ekti7
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
40/69
40
ê
8ayi kehilangan panas tubuh@tidak dapat
meningkatkan panas tubuh
$ DC ?
+ 8radikardia
+ Sianosis
umum
+ 9ucat
+ ipotensi
+ Dispnea
+ 1dema peri7er
+ ;elah
+ Murmur
sistolik
5olaps paru
ê
Gangguan 3entilasi pulmonal
:isiko tinggi
penurunan
curah jantung
B. DIA1N/!A #EPERAATAN
Diagnosa yang mungkin muncul
". 5erusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakadekuatan kadar
sur7aktan, ketidakseimbangan per7usi 3entilasi.
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
41/69
41
. 9ola napas tidak e7ekti7 berhubungan dengan penurunan
energi@kelelahan, keterbatasan pengembangan otot.
&. %ermoregulasi tidak e7ekti7 berhubungan dengan penurunan lemak
subkutan, peningkatan upaya pernapasan sekunder akibat :DS.
$. 9erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan metabolisme akibat stress.
4. :isiko tinggi in7eksi yang berhubungan dengan prosedur in3asi7.
6. :isiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan
3entilasi pulmonal
'. :isiko tinggi cidera berhubungan dengan gangguan per7usi ke otak,
gangguan 7ungsi serebral.. 5ekurangan 3olume cairan berhubungan dengan metabolisme yang
meningkat.
*. 5ecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
kondisi bayinya.
C. INTER:EN!I #EPERAATAN
N
/
DIA1N/!A
#EPERAATAN
N/C NIC
" 5erusakan
pertukaran gas b.d
perubahan mem+
bran kapiler+al3eoli
Batasan
karakteristik;
". %akikardia
. iperkapne
a
&. /ritabilitas
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama 4E $ jam,
pertukaran gas pasien
menjadi e7ekti7, dengan
kriteria ?
!tatus Res(irasi ;
:entilasi ;
". 9asien
Monitor Res(irasi ;
". Monitor rata+rata
irama, kedalaman
dan usaha untuk
berna7as.. 0atat gerakan
dada, lihat
kesimetrisan,
penggunaan otot
bantu dan retraksi
dinding dada.
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
42/69
42
$. Dispnea
4. Sianosis
6. ipoksemia
'. iperkarbia. bnormal
7rek, irama,
kedalaman
na7as
*. a7as
cuping
hidung
menunjukkan
peningkatan
3entilasai dan
oksigenasi
adekuat
berdasarkan
nilai GD
sesuai parameter
normal pasien
. Menunjukkan
7ungsi paru
yang normal
dan bebas dari
tanda+tanda
distres
perna7asan
&. Monitor suara
na7as, saturasi
oksigen, sianosis$. Monitor
kelemahan otot
dia7ragma
4. 0atat onset,
karakteristik dan
durasi batuk
6. 0atat hasil 7oto
rontgen
Tera(i /ksigen;
". 5elola
humidi7ikasi
oksigen sesuai
peralatan
. Siapkan peralatan
oksigenasi
&. 5elola C sesuai
indikasi
$. Monitor terapi C
dan obser3asi
tanda keracunan
C
Manajemen "alan Na&as;
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
43/69
43
". 8ersihkan saluran
na7as dan pastikan
airway paten
. Monitor perilaku
dan status mental
pasien,
kelemahan , agitasi
dan kon7usi
&. 9osisikan klien
dgn ele3asi tempat
tidur
$. 8ila klien
mengalami
unilateral penyakit
paru, berikan
posisi semi 7owlers
dengan posisi
lateral "!+"4
derajat @ sesuai
tole+ransi4. Monitor e7ek
sedasi dan
analgetik pada
pola na7as klien
Manajemen Asam Basa;
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
44/69
44
". 5elola
pemeriksaan
laboratorium
. Monitor nilai GD
dan saturasi
oksigen dalam
batas normal
9ola na7as tidak
e7ekti7 b.d
imaturitas
(de7isiensi
sur7aktan dan
ketidak+stabilan
al3eolar).
Batasan
karakteristik;
". 8erna7as
mengguna+
kan otot
perna7asan
tambahan
. Dispnea
&. a7as
pendek
$. 9erna7asan
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama T..E $ jam
diharapkan pola na7as
e7ekti7 denga kriteria
hasil ?
!tatus Res(irasi ;
:entilasi;
". 9ernapasan
pasien &!+
6!U@menit.
. 9engembangan
dada simetris.
&. /rama
pernapasan
teratur
$. %idak ada
retraksi dada
Manajemen "alan Na&as;
". 8ebaskan jalan
na7as dengan
posisi leher ektensi
jika
memungkinkan.
. 9osisikan klien
untuk
memaksimalkan
3entilasi dan
mengurangi
dispnea
&. uskultasi suara
na7as
$. Monitor respirasi
dan status oksigen
Monitor Res(irasi;
". Monitoring
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
45/69
45
rata+rata L
4 atau K
6! kali
permenit
saat bernapas
4. /nspirasi dalam
tidak ditemukan
6. Saat bernapas
tidak memakai
otot napas
tambahan
'. 8ernapas mudah
. %idak ada suara
napas tambahan
kecepatan, irama,
kedalaman dan
upaya na7as.
. Monitor
pergerakan,
kesimetrisan dada,
retraksi dada dan
alat bantu
perna7asan
&. Monitor adanya
cuping hidung
$. Monitor pola na7as
? bradipnea,
takipnea,
hiper3entilasi,
respirasi kusmaul,
apnea
4. Monitor adanya
lelemahan otot
dia7ragma
6. uskultasi suara
na7as, catat area
penurunan dan
ketidak adanya
3entilasi dan bunyi
na7as
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
46/69
46
&
9enurunan 0C
berhubungan
dengan gangguan
suplai darah, C
dan nutrisi
kejaringan
klien memperlihatkan
peningkatan curah
jantung dengan criteria?
". 2rekwensi
jantung dan
irama dalam
rentang normal
. o %anda+tanda
3ital dalam
rentang normal
". 9antau 7rekwensi@
irama jantung
. uskultasi bunyi
jantung
&. Dorong tirah
baring dalam
posisi semi 7owler
$. 13aluasi keluhan
lemas, palpitasi,
4. 8erikan oksigen
suplemen
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
47/69
47
BAB III
TIN"AUAN #A!U!
A!UHAN #EPERAATAN PADA An. L DEN1AN
RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME DI RUAN1 RAAT INAP
PERINAT/L/1I R!UD Dr. ACHMAD M/CHTAR
BU#ITTIN11I
A. Pengkajian
". /dentitas 5lien
a. ama ? 8y. ;
b. %anggal Masuk ? 4 September !"4
c. >enis 5elamin ? ;aki+;aki
d. %anggal ;ahir @ -sia ?4 September !"4 @" hari
e. 88@98 ? &&!! gram @ $ 0m
7. pgar Score ? "B ' dan 4B
g. nak 5e ? / (9ertama)
h. ama yah ? %n. G
i. 9ekerjaan yah ? #iraswasta
j. 9endidikan yah ? Sarjana (S")
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
48/69
48
k. ama /bu ? y.;
l. 9ekerjaan /bu ? 9S
m. 9endidikan /bu ? D/// (Diploma)
n. lamat ? >l.Dt >onandi 5ec 9anti 9asaman %imur.
o. %anggal 9engkajian ? ' gustus !"4 p. Diagnose Medik ? :espiratory Distress Syndrome idrokel
J. o M: ? $ 4& 4
. :iwayat 5esehatan
a. 5eluhan -tama
nak dirawat di dalam incubator dengan indikasi bekas Sectio
Sesaria satu kali, bayi term G9!" dan adanya kelainan
konginental (idrokel).
b. :iwayat 5esehatan Sekarang@ Saat 9engkajianSaat dilakukan pengkajian didapatkan na7as pasien sesak
(:espirasi rate $U@menit), suhu &',6V0dan adi "&$ U@Menit.
Selain itu juga ditemukan adanya hidrokel pada pasien. asil
pemeriksaan score down didapatkan nilai 4 artinya adanya
gangguan perna7asan sedang pada pasien.
Penilaian
!kore Do9n
Nilai Nilai Pasien
2 % +
2rekuensi
na7as
L 6! E@menit 6!+! E@menit K! E@menit
:etraksi %idak ada :etraksi
ringan
:etraksi berat "
Sianosis %idak ada ilang
dengan C
Menetap
dengan C
!
-dara masuk da Menurun %idak
terdengar
"
Merintih %idak ada %erdengar
dengan
stetoskop
%erdengar
tanpa alat
bantu
"
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
49/69
49
c. :iwayat 5esehatan 5eluarga
5eluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki
riwayat penyakit yang sama dengan pasien.
&. 9engkajian eonatus5eadaan umum ? sedang, pasien terpasang /-2D D "! tetes@ menit,
terpasang oksigen !,& ;iter@Menit.
%ingkat 5esadaran ? kompos mentis
• %anda+tanda 3ital ?
• Suhu ? &',6V0
• adi ? "&$ U@menit
• 9erna7asan ? $ U@menit
a. :e7lek Moro pasien positi7, artinya adanya respon tiba tiba pada
bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang
mengejutkan.
b. :e7lek :ooting juga didapatkan positi7, artinya ketika diberikan
sentuhan dipinnggi bibir, maka bayi berusaha untuk memalingkan
kepalanya untuk mencari sentuhan tersebut.
c. :e7lek isap pasien positi7, artinya pasien berusaha menghisap
benda+benda yang ada di sekitar pasien.d. :e7lek genggam pasien positi7 kiri dan kanan, artinya pasien
mampu menggenggam tangan yang disodorkan kepada pasien.
e. %onus atau kti3itas pasien tampak tidak begitu akti7, pasien
menaggis dengan suara lemah.
7. 5epala dan #ajah
") /nspeksi ? Sutura sagitalis tepat, wajah simetris kiri dan
kanan
) 9alpasi ? ;ingkar kepala &6 cm, tidak ada ditemukan lesi
dan hematoma.
g. Mata
") /nspeksi ? mata tampak simetris kiri dan kanan, mata tampak
bersih, pupil didapatkan isokor
) 9alpasi ? 1dema palpebra didapatkan negati3e, konjungti3a
didapatkan anemis
h. Mulut
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
50/69
50
") /nspeksi ? 8ibir terlihat merah, ada candidiasis oral pada
lidah, pasien terpasang CG% ()ral Gastric Tube)
i. idung
") /nspeksi ? tampak simetris kiri dan kanan, septum nasal di
tengah, lesi tidak ada dan ditemukan perna7asan cuping hidung.
) 9alpasi ? tidak ada de3iasi tulang hidung.
j. %elinga
a. /nspeksi ?simetris kiri dan kanan, kebersihan baik,
perdarahan tidak ada lesi
b. 9alpasi ? oedema tidak ada.
k. ;eher
") /nspeksi ?Simetris kiri dan kanan
) 9alpasi ?%idak ada pembesaran kelenjer tyroid, tidak ada
de3iasi trakea
l. %oraks
Secara umum didapatkan simetris kiri dan kanan dan lingkar dada
&6 0m.
9aru+9aru?
") /nspeksi ? simetris kiri dan kanan, ekspansi dada sama kiri
dan kanan, pasien menggunakan 9119 ( %ositive end e#spiration
pressure ) sebagai alat bantu na7as
) 9erkusi ? didapatkan suara hipersonor
&) uskultrasi ? Suara na7as kanan dan kiri sama, suara na7as
terdengar di semua lapang paru, Suara na7as whee*ing
>antung
") /nspeksi ? iktus cordis tidak terlihat
) 9alpasi ? iktus cordis teraba, Capillary !e+ill Time (0:%)
didapatkan L detik &) 9erkusi ?
$) uskultrasi ? 8unyi jantung didapatkan 3esikuler
o adi 9eri7er 5ualitas adi
" 8rakial kanan %eraba halus
8rakial kiri %eraba halus
& 2emoral kanan %eraba keras
$ 2emoral kiri %eraba keras
m. bdomen
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
51/69
51
;ingkar perut ?&& cm
") /nspeksi ? tidak ada distensi, umbilicus () dan terletak di
tengah abdomen
) 9alpasi ?
&) 9erkusi ? suara timpani ()
$) uskultrasi ? bising usus (), didapatkan "6 kali@menit.
n. 1kstremitas
9anjang lengan "* cm, panjang kaki ! cm
") /nspeksi ? ekstremitas atas dan bawah normal ? pasien
dilahirkan dengan dua tangan dan dua kaki, lesi tidak
ditemukan pada pasien, pasien mampu bergerak dengan bebas,
namun pasien kurang akti7 dalam bergerak.
) 9alpasi ? kekuatan otot ?
o. 5ulit
") #arna kulit kemerahan
) Sianosis (+)
&) %anda lahir tidak ada
p. Genitalia
") ;aki+laki normal
) nus ()&) 5elainan ? adanya hidrokel
$. :iwayat 9renatal (0)
a. >umlah kunjungan
/bu mengatakan selama hamil sebanyak 4 kali melakukan
kunjungan ke rumah bidan dan ke dokter di rumah sakit untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan . kunjungan pertama dilakukan
pada usia kehamilan antara +& bulan pertama. 5unjungan kedua
dilakukan pada usia kehamilan ke &+6 bulan, dan kunjangan ketiga
sampai ke lima dilakukan pada usia kehamilan yang ke K ' bulan
ke rumah sakit.
b. 8idan @ Dokter
/bu mengatakan melakukan pmeriksaan kehamilan ke bidan dan ke
Dokter di rumah sakit lubuak sikapiang.
c. 9endididkan kesehatan didapatkan
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
52/69
52
/bu mengatakan selama melakukann kunjungan ke rumah bidan
mendapatkan pendididkan kesehatan berupa giIi yang harus
ditingkatkan ibu hamil, akti3itas yang dianjurkan dan yang tidak
dianjurkan dan untuk konsultasi ke rumah sakit ibu lebih
disarankan untuk melahirkan ke rumah sakit M.>amil padang
karena adanya kelainan konginental pada bayi yang didalam
kandungan ibu.
d. 9%
/bu mengatakan hari pertama haid terakhit pada tanggal " >anuari
!"$.
e. 5enaikan berat badan selama hamil
/bu mengatakan selama hamil mengalami kenaikan berat badan
sebanyak "" kg.
7. 5omplikasi hamil
ibu mengatakan selama hamil tidak memiliki komplikasi, namun
/bu mengatakan memiliki riwayat penyakit ipertensi. Selain itu
ibu juga mengatakan selama hamil pernah demam tinggi " kali
tinggi dan berobat ke rumah sakit, ibu juga mengatakan mengalami
keputihan selama hamil.
g. 5omplikasi obat
/bu mengatakan tidak memiliki komplikasi akibat konsumsi obat
tertentu.
h. Cbat+obatan yang didapatkan
/bu mengatakan selama kunjungan kehamilan ibu hanya
mendapatkan 3itamin penambah darah.
i. :iwayat hospitalisasi
/bu mengatakan selama hamil tidak ada memiliki riwayat dirawat
di rumah sakit.
j. Golongan darah ibu
/bu mengatakan golongan darah ibu C
k. 5ehamilan direncakanan @ tidak
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
53/69
53
/bu mengatakan kehamilan 8y ; merupakan kehamilan yang
direncanakan
l. 9emeriksaan 5husus Selama 5ehamilan
Selama hamil ibu pasien tidak pernah melakukan pemeriksaan
khusus seperti :ubella, epatitis, erpes, maupun /
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
54/69
54
iii. spirasi gaster () ? saat pengkajian didapatkan cairan lambung
hijau, sehingga pasien di puasakan.
i3. :esusitasi cairan () ? pasien di berikan cairan 0ogtil ($!!cc D
"! "!! cc 0; !,* 50; "! cc 0a glukonas "! cc).
selain itu pasie juga mendapatkan syring pump ",.
6) :iwayat Sosial
d. Genogram
5eterangan?
X ;aki laki
X 9erempuan
X 5lien
+ + + + X %inggal serumah
X Meninggal
e. 8udaya
Suku keluarga pasien batak, agama 5risten katolik dan bahasa
yang digunakan yaitu bahasa /ndonesia. 9erencaan makanan bayi
? ibu mengatakan anaknya akan diberikan S/ 1klusi7.
7. ubungan orang tua dan bayi
/bu %ingkah laku yah
Setiap berkunjung ibu
selalu menyentuh bayi
(menukar popok)
Menyentuh Setiap berkunjung ayah
selalu menyentuh bayi
Setia berkunjung ibu
selalu memeluk bayinnya
Memeluk Setiap berkunjung ayah
tidak selalu memeluk
bayi
Setiap berkunjung ibu
selalu mengajak bayi
berbicara
8erbicara Setiap berkunjung ayah
selalu mengajak bayinya
berbicara
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
55/69
55
Setiap & jam sekali ibu
mengunjungi banyinya
yang dirawat di inkubator
8erkunjung Setiap selalu
mengunjungi bayi
Setiap berkunjung ibu
selalu memnggal nama
bayinya
Memanggil nama Setiap berkunjung ayah
selalu memanggil nama
bayi
Setiap berkunjung ibu
selalu kontak mata
dengan pasien
5ontak mata Setiap berkunjung ayah
selalu kontak mata degan
bayi
&) Crang terdekat yang dapat dihubungi
Crang terdekat bayi yang dapat dihubungi adalah orang tua bayi
dan nenek bayi.
$) Crang tua berespon terhadap penyakit bayi, ini dapat dilihat dari
orang tua yang mengikuti instruksi dokter agar bayi dirawat.
o ama
nak
-mur >enis 5elamin :iwayat
9ersalinan
>enis /munisasi
" 8y. M ' %ahun 9erempuan Section
0aesaria
;engkap
') 9emeriksaan Diagnostik
asil darah lengkap tanggal * September !"4
Parameter Hasil Nilai Ru jukan
Hg' "6 G@Dl 9 ? "&+"6
# ? "+"$
R') $,& 9 ? $,4+4,4
# ? $,!+4,!
H)t $6," 9 ? $!+$
# ?&',!+$&,!
M)4 *4,$ 2l
M)h &&," 9g
M)h) &$,' G@Dl
R9 ! 4 2l
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
56/69
56
R9 C4 "6,
') ",&' 4!!!+"!!!!
Eo< !,' " &
Baso< !,' ! "Neut < $&,* 4! + '!
L3m(h < $*,6 ! + $!
Mono < 4," +
Eo !,!"
Baso !,!"
Neut !,6!
L3m(h !,6
Mono !,!'
Plt 4!!!! "4!+$!! :b
9emeriksaan nalisa Gas Darah tanggal 4 September !"4
a) p ? ',$!!
b) p0C ?&,* mmg
c) pC ? $, mmg
d) SC ? $,'
e) ct ? $67) b ? "$, gr@dl
9emeriksaan labortorium tangga &! september !"4
a) 5alium ?,4"m1J@ dl (&,4+4,4)
b) atrium ? "$, ' m1J@ dl ("&4+"$')
) %erapi pengobatan yang diterima
a) 0andistatin $ E !,$cc
b) mpicilin E "64 mg
c) 0e7otaEim E "4 mg
d) ;asiE &,& mg
e) :anitidine E & mg
7) Sibital 66 mg
g) 0e7triaEone "E &&! mg
h) eo5 " mg
i) Gentamycin "E "6 mg
j) 0ogtil tetes@ menit
Analisa ata
o Data 1tiologi Masalah 5eperawatan
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
57/69
57
" DS?
DC?
1. Penurunan
tekanan
inspirasi2. Peningkatan
ventilasi
permenit3. Pernafasan
84 X/menit
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
58/69
58
9ola na7as tidak e7ekti7
& DS? 5eluarga
mengatakan anaknya
5eluarga mengatakan
anaknya
DC?
Metabolisme anaerob
%imbunan asam laktat
sidosis metabolic
5urangnya hidrigen
dan lemak
Gangguan
termoregulasi
9erubahan suhu tubuh
9erubahan suhu tubuh
$ DS? 5eluarga
mengatakan anaknya
5eluarga mengatakan
anaknya
DC?
5olaps 9aru
Gangguan 3entilasi
pulmonal
:esiko penurunan
curah jantung
:esiko tinggi penurunan
curah jantung
4 DS? 5eluarga
mengatakan anaknya
5eluarga mengatakan
5eluarga mengatakan
cemas
nEietas
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
59/69
59
anaknya
DC?
5eluarga mengatakan
takut dengan kondisi
anaknya
nEietas
B. Diagnose ke(era9atan
". 5erusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
kapiler+al3eolar
. 9ola na7as tidak e7ekti7 berhubungan dengan imaturitas neurologis
(de7isiensi sur7aktan dan ketidakstabilan al3eolar)
&. 9enurunan 0C berhubungan dengan gangguan suplai darah, C dan
nutrisi kejaringan
C. Inter4ensi ke(era9atan
N
/
DIA1N/!A
#EPERAATAN
N/C NIC
" 5erusakan pertukaran
gas b.d perubahan
mem+bran kapiler+
al3eoli
Batasan
karakteristik;
"!. %akikardia
"". iperkapnea
". /ritabilitas
"&. Dispnea
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 4E
$ jam, pertukaran gas
pasien menjadi e7ekti7,
dengan kriteria ?
!tatus Res(irasi ;
:entilasi ;
&. 9asien
menunjukkan
Monitor Res(irasi ;
'. Monitor rata+
rata irama,
kedalaman
dan usaha
untuk
berna7as.
. 0atat gerakan
dada, lihat
kesimetrisan,
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
60/69
60
"$. Sianosis
"4. ipoksemia
"6. iperkarbia
"'. bnormal 7rek,
irama,
kedalaman
na7as
". a7as cuping
hidung
peningkatan
3entilasai dan
oksigenasi
adekuat
berdasarkan nilai
GD sesuai
parameter normal
pasien$. Menunjukkan
7ungsi paru yang
normal dan bebas
dari tanda+tanda
distres perna7asan
penggunaan
otot bantu dan
retraksi
dinding dada.
*. Monitor suara
na7as, saturasi
oksigen,
sianosis
"!. Monitor
kelemahan
otot
dia7ragma
"". 0atat onset,
karakteristik
dan durasi
batuk
". 0atat hasil
7oto rontgen
Tera(i /ksigen;
4. 5elola
humidi7ikasi
oksigen
sesuai
peralatan
6. Siapkan
peralatan
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
61/69
61
oksigenasi
'. 5elola C
sesuai
indikasi
. Monitor
terapi C dan
obser3asi
tanda
keracunan C
Manajemen "alan
Na&as;
6. 8ersihkan
saluran na7as
dan pastikan
airway paten
'. Monitor
perilaku dan
status mental
pasien,
kelemahan ,
agitasi dan
kon7usi
. 9osisikan
klien dgn
ele3asi tempat
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
62/69
62
tidur
*. 8ila klien
mengalami
unilateral
penyakit paru,
berikan posisi
semi 7owlers
dengan posisi
lateral "!+"4
derajat @
sesuai tole+
ransi
"!. Monitor e7ek
sedasi dan
analgetik
pada pola
na7as klien
Manajemen Asam
Basa;
&. 5elola
pemeriksaan
laboratorium
$. Monitor nilai
GD dan
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
63/69
63
saturasi
oksigen
dalam batas
normal
9ola na7as tidak e7ekti7
b.d imaturitas
(de7isiensi sur7aktan
dan ketidak+stabilan
al3eolar).
Batasan
karakteristik;
4. 8erna7as
mengguna+kan
otot perna7asan
tambahan
6. Dispnea
'. a7as pendek
. 9erna7asan
rata+rata L 4
atau K 6! kali
permenit
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama T..E $ jam
diharapkan pola na7as
e7ekti7 denga kriteria
hasil ?
!tatus Res(irasi ;
:entilasi;
*. 9ernapasan
pasien &!+
6!U@menit.
"!. 9engembangan
dada simetris.
"". /rama pernapasan
teratur
". %idak ada retraksi
dada saat
bernapas
"&. /nspirasi dalam
tidak ditemukan
"$. Saat bernapas
tidak memakai
Manajemen "alan
Na&as;
4. 8ebaskan
jalan na7as
dengan posisi
leher ektensi
jika
memungkinka
n.
6. 9osisikan
klien untuk
memaksimalk
an 3entilasi
dan
mengurangi
dispnea
'. uskultasi
suara na7as
. Monitor
respirasi dan
status oksigen
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
64/69
64
otot napas
tambahan
"4. 8ernapas mudah"6. %idak ada suara
napas tambahan
Monitor Res(irasi;
'. Monitoring
kecepatan,
irama,
kedalaman
dan upaya
na7as.
. Monitor
pergerakan,
kesimetrisan
dada, retraksi
dada dan alat
bantu
perna7asan
*. Monitor
adanya
cuping hidung
"!. Monitor pola
na7as ?
bradipnea,
takipnea,
hiper3entilasi,
respirasi
kusmaul,
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
65/69
65
apnea
"". Monitor
adanya
lelemahan
otot
dia7ragma
". uskultasi
suara na7as,
catat area
penurunan
dan ketidak
adanya
3entilasi dan
bunyi na7as
&
9enurunan 0C
berhubungan dengan
gangguan suplai darah,
C dan nutrisi
kejaringan
klien memperlihatkan
peningkatan curah
jantung dengan criteria?
&. 2rekwensi
jantung dan irama
dalam rentang
normal
$. o %anda+tanda
3ital dalam
rentang normal
6. 9antau
7rekwensi@
irama jantung
'. uskultasi
bunyi jantung
. Dorong tirah
baring dalam
posisi semi
7owler
*. 13aluasi
keluhan
lemas,
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
66/69
66
palpitasi,
"!. 8erikan
oksigen
suplemen
BAB I:
PENUTUP
III.%. #E!IMPULAN
:espiratoty distress syndrome merupakan perkembangan yang imatur pada sistem
perna7asan atau tidak adekuatnya jumlah sur7aktan dalam paru. :DS dikatakan
sebagai yaline Membrane Diseasa. :espiratory Distres Syndrom hampir selalu
terjadi pada bayi prematur semakin prematur, semakin besar kemungkinan
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
67/69
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
68/69
68
8udiman rie7.!!. 2suhan 1eperawatan %ada Neonatus Dengan Gangguan
Sistem %erna+asan !espiratory Distress Syndrom '!ds" Diruang Nicu !sud
Gunung 4ati
1ota Cirebon./coelPs 8log. 4 april !"!
8etI, 0ecily ;ynn dan Sowden ;inda . !!$. 5eperawatan 9ediatri (9enyakit
:DS @ 9M).
". 1loise M. arman,MD. :ajat, #alia, MD. !!4. cute :espiratory Distress
Syndrome. htt(;==999.emei)ine.)om=me=to(i)>2.htm
. ryanto Suwondo, /shak Fusu7, 0leopas Martin ;umende, !!". Sindrome Gagal
a7as 9ada Crang Dewasa dalam 8uku jar /lmu 9enyakit Dalam, >ilid //, 1disi
5etiga. al ? *!'+*"$
&. >osep D Gri77iths dan %imothy # 13ans, !!&, cute :espiratory Distress
Syndrome dalam :espiratori Medicine, 3olume / 1disi &, :D0 Group ;%D.
6. ood lsaga7, M. >usu7 #ibisono, #inariani, !!$, 8uku jar /lmu 9enyakit
9aru, 8agian /lmu 9enyakit 9aru 25 -/: :S- Dr. Sutomo, Surabaya. al ?
"6+"*.
http://www.emedicine.com/med/topic70.htmhttp://www.ispub.com/ostia/index.php?xmlPrinter=true&xmlFilePath=journals/ijeicm/vol1n1/ards.xmlhttp://www.ispub.com/ostia/index.php?xmlPrinter=true&xmlFilePath=journals/ijeicm/vol1n1/ards.xmlhttp://www.emedicine.com/med/topic70.htmhttp://www.ispub.com/ostia/index.php?xmlPrinter=true&xmlFilePath=journals/ijeicm/vol1n1/ards.xmlhttp://www.ispub.com/ostia/index.php?xmlPrinter=true&xmlFilePath=journals/ijeicm/vol1n1/ards.xml
-
8/17/2019 seminar kasus editt.docx
69/69