laporan kasus seminar kdm iik
DESCRIPTION
DxaFDASFCTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. T STROKE HEMOROGIK DENGAN
MOBILISASI FISIK DIRUANG NAKULA 3
RSUD KOTA SEMARANG
Disusun oleh :
Iik Ristiyanto
NIM G3A015040
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2015
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. T STROKE HEMOROGIK DENGAN
MOBILISASI FISIK DIRUANG NAKULA 3
RSUD KOTA SEMARANG
PENGKAJIANTanggal masuk : 27/9/2015 Praktikan : Iik RistiyantoJam : 14.00 WIB NIM : G3A015040Ruang : Nakula 3No. Reg. : 078624
Identitas
Nama pasien : Tn.T
Umur : 67tahun
Jenis kelamin :Laki-laki
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Semarang
MRS : 27/9/2015, Jam 08.00 WIB, diantar keluarga.
Tgl pengkajian : 28/9/ 2015, Jam 14.00 WIB
Penanggung jawab :
Nama : Tn. S
Umur : 45 tahun
Hubungan dg pasien : Anak
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta
1.1 Riwayat kesehatan
Keluahan Utama : pasien tidak sadar GCS : 6 (E:1-M:4-V:1), keluarga Tn. T
Mengatakan stroke berulang
1.1.1 Riwayat Perawatan sekarang
± 1 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit pasien jatuh, dan tidak sadar. Klien di
bawa ke RST ± 1 minggu klien di rawat, kemudian keadaan membaik di bawa pulang.
± 2 minggu klien kambuh di bawa ke RSUD Kota Semarang hasil pemeriksaan fisik
TD: 110/80 mmHg, Nadi 150x /menit, RR:30x/menit, S: 370 C mengunakan alat bantu
pernafasan NRM 10 Lpm.pasien tidak sadar GCS 6 .
1.1.2 Riwayat keperawatan yang lalu
Keluarga Pasien mengatakan Tn.T memiliki riwayat stroke berulang
1.1.3 Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga Pasien mengatakan Keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit
seperti yang dialami Tn.T.
POLA FUNGSIONAL GORDON
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga Pasien mengatakan Tn.T sebelum sakit terbiasa jalan-jalan di pagi
hari, dari keluarga juga mensupport agar kaki dan tangan selalu digerakkan,
jika pasien sakit pasien biasanya memeriksakannya ke puskesmas terdekat
atau dokter terdekat.
2. Pola nutrisi dan metabolik
Keluarga Pasien mengatakan Tn.T Sebelum masuk rumah sakit makan 3x
sehari, makan habis 1 porsi, minum kurang lebih 5-6 gelas per hari, selama
sakit dan dirawat di rumah sakit makan 3x sehari melalui NGT diet cair.
3. Pola eliminasin
a. Eliminasi feses
Keluarga Pasien mengatakan Tn.T Sebelum sakit BAB 2x sehari selama
sakit BAB pasien tidak teratur.
b. Pola BAK
Keluarga Pasien mengatakan Tn.T sebelum sakit pasien mengatakan BAK
5-6x/ hari dengan warna kuning jernih, bau khas urin, selama sakit pasien
BAK tidak teratur klien terpasang kateter
4. Pola aktivitas dan latihan
Keluarga Pasien mengatakan Tn.T . Sebelum sakit selalu melakukan aktivitas
secara mandiri, seperti mandi, makan, dan berpakaian. Selama sakit klien
mengatakan aktivitasnya harus dibantu keluarga.
5. Pola istirahat dan tidur
Keluarga Pasien mengatakan Tn.T sebelum sakit tidur kurang lebih 7 jam/
hari, selama sakit Tn.T tidur tidak sadar.
6. Pola persepsi sensori dan kognitif
Keluarga Pasien mengatakan Tn.T pendengaranya baik, pasien mengalami
gangguan penglihatan sejak tahun 2010, perabaan baik.
7. Pola hubungan dengan orang lain
Keluarga Pasien mengatakan Tn.T mampu berkomunikasi dengan orang lain
secara baik dan jelas, orang yang berpengaruh merawat klien adalah anak-
anaknya.
8. Pola reproduksi dan seksual
Tidak ada masalah.
9. Persepsi diri dan konsep diri
Keluarga Pasien mengatakan Tn.T Sikap terhadap dirinya menerima kondisi
sekarang, Tn.T tetap bersyukur karena masih diberi umur panjang sampai
sekarang, Tn.T mempunyai harapan untuk sembuh.
10. Pola mekanisme koping
Keluarga Pasien mengatakan Tn.T stresornya adalah penyakitnya, kemampuan
mengendalikan stres dengan berdo’a, pasrah dan tetap berusaha untuk sembuh
dari penyakitnya.
11. Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Keluarga Pasien mengatakan Tn.T beragama islam dan selama dirawat di
rumah sakit belum pernah sholat.
1.2 Pemeriksaan fisik
Kesadaran : GCS = E1 –M4 –V1= 6 (soporo coma)
E1 (respon membuka mata) : tidak respon
M6 (respon motorik) : Mampu melokalisir nyeri
V1 (respon Verbal) : tidak ada respon
Tek. Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 150x/ menit
Pernafasan : 30x/ menit
Suhu tubuh : 370 C
Kulit :
Turgor elastis, warna kulit kuning langsat, tidak ada hiperpigmentasi dan bersih.
Kepala :
Bentuk kepala mesosephal, bersih, tidak berbau, tidak ada lesi, rambut hitam lurus.
Mata :
isokor, reflek pupil simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikteric, tidak aptosis,
koordinasi gerak mata simetris dan mampu mengikuti pergerakan benda secara terbatas.
Hidung :
Simetris, bersih, tidak ada polip hidung, cuping hidung tidak ada.
Telinga :
Simetris, bersih, tidak ada tanda peradangan ditelinga/ mastoid. Cerumen tidak ada, reflek
suara baik dan tidak berdengung.
Mulut :
Bibir tidak cyanosis, mukosa mulutkering, tremor tidak ditemukan, tonsil tidak membesar,
tidak ada stomatitis dan gigi masih genap.
Leher :
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thiroid, tidak ditemukan distensi vena jugularis. Otot
leher tegang.
Dada :
▪ Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan dada sewaktu bernafas simetris.
▪ Palpasi : tactil fremitus normal, ictus cordis ada di IC IV-V sinistra..
▪ Perkusi : terdengar suara tympani.
▪ Auskultasi : terdengar bunyi jantung I- II.
Perut :
Bentuk perut simetris, tidak ditemukan adanya massa, tidak ditemukan distensi abdominal
dan tidak ada pembesaran hepar dan bising usus normal.
Ekstrimitas :
Tidak ditemukan lesi pada ektrimitas atas maupun bawah dan tidak ada oedem.
1.3 Pemeriksaan diagnostik
Tanggal 27 /9/ 2015
Pemeriksaan laboratorium
Kimia klinik
▪ Gula darah sewaktu : 225 mg/ dl
Hematologi
▪ Hemoglobin : 11,06 gr/ %
▪ Hematokrit : 34,10 gr/ %
▪ Lekosit :15,1 /ul
▪ Trombosit :294 ml
Elektrolit
▪ Natrium : 131.0 mmol/ l
▪ kalium : 3,70 mmol/ l
CT Scan kepala tanpa kontras (27 / 09 / 2015)
Kesan :
Tampak perdarahan pada pedunkules cerebri kiri, mesencephalon kiri dan thalamus
kiri tetapi densitas dan volumenya berkurang.
Udem perifokal lebih luas.
Efek massa masih tampak.
Program terapi :
Citicoline 2x250gr
Kalnex 2x1
Aspilet 2x1
Mecobelamin 1x500 mg
Paracetamol 3x3
I. ANALISA DATATgl No Data Fokus Problem Etiologi TTD
28/9/2015 1 DS: -
DO: GCS E1 M4 V1 Tingkat kesadaran Soporo coma Kekuatan otot ekstremitas
superior ka=ki 0/5, ekstremitas inferior ka=ki 0/5
Capillary refill > 2dtk Akral teraba dingin Tanda- tanda Vital:
TD : 120/80 mmHg Nadi : 150x/menit Respirasi : 30x/menit Suhu : 37 0 C
CT Scan kepala tanpa kontras (27 / 09 / 2015)
Kesan : Tampak perdarahan
pada pedunkules cerebri kiri, mesencephalon kiri dan thalamus kiri tetapi densitas dan volumenya berkurang.
Udem perifokal lebih luas.
Efek massa masih tampak.
Perfusi jaringan serebral tidak efektif
Interupsi aliran darah : hemoragik serebral
28/9/2015 2 DS: -DO: Penampilan umum lemah Kekuatan otot ekstremitas
superior ka=ki 0/5, ekstremitas inferior ka=ki 0/5
Hemiplegi ektremitas dextra. Indeks KATZ = G (tidak
mandiri untuk semua aktivitas sehari-hari)
Reflek biseps ka=ki :+/++ Refleks triseps ka=ki :+/++ Refleks patela ka=ki :+/++ Refleks asciles ka=ki :+/++
Kerusakan mobilitas fisik
Kerusakan neoromuskuler,penurunan kekuatan otot
28/9/2015 3 DS: -
DO: Ketidakmampuan berbicara dan
menyebutkan kata-kata ( afasia)
Kerusakan komunikasi verbal
Penurunan sirkulasi serebral
Kontak mata tidak ada Parese nervus kranial VII
dekstra sentral dan XII dekstra sentral
CT Scan kepala tanpa kontras (27 / 09 / 2015)
Kesan : Tampak perdarahan
pada pedunkules cerebri kiri, mesencephalon kiri dan thalamus kiri tetapi densitas dan volumenya berkurang.
Udem perifokal lebih luas.
Efek massa masih tampak.
III. PRIOROTAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan interupsi aliran darah :
hemoragik serebral.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neoromuskuler, penurunan
kekuatan otot.
3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi serebral.
.
IV. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Dx. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi aliran darah: hemoragi akibat perdarahan pada hiperdens pada ganglia basalis kiri sampai korona radiata kiri.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler: paralisis akibat perdarahan pada pedunkules cerebri kiri, mesencephalon kiri dan thalamus kiri
V. RENCANA KEPERAWATAN
Tgl/jam
No.Dx. Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi TTD
28/9/2015 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x7 jam diharapkan perfusi jaringan serebral adekuat dengan kriteria hasil: Menunjukkan peningkatan tingkat
kesadaran menjadi CM Menunjukkan tekanan darah dalam
rentang normal (120 – 140/60 – 90 mmHg)
Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK
Mandiri 1. Monitor tekanan darah.2. Letakkan kepala dengan posisi agak
ditinggikan (30o) dan dalam posisi anatomis.
3. Tinggikan tangan dan kepala.4. Pertahankan keadaan tirah baring.5. Monitor dan catat status neurologis.Kolaborasi6. Berikan O2 tambahan sesuai indikasi.
28/9/2015 2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x7 jam diharapkan kerusakan mobilitas fisik dapat diminimalkan, dengan kriteria hasil: Klien dapat duduk tanpa bantuan. Klien dapat makan dan minum
secara mandiri. Klien dapat melakukan ROM aktif
sesuai dengan kemampuannya.
Mandiri 1. Kaji kemampuan fungsional/luasnya
kerusakan awal dan dengan cara yang teratur.
2. Latih melakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif pada semua ekstremitas.
3. Sokong ekstremitas dalam posisi fungsionalnya, gunakan papan kaki selama periode paralisi flaksid. Pertahankan posisi kepala netral.
4. Tempatkan bantal dibawah aksila untuk melakukan abduksi pada tangan.
5. Posisikan lutut dan panggul dalam posisi ekstensi.
6. Pertahankan kaki dalam posisi normal.7. Anjurkan pasien untuk membantu
pergerakan dan latihan dengan menggunakan ekstremitas yang tidak
sakit untuk menyokong/menggerakkan daerah tubuh yang mengalami kelemahan.
8. Ubah posisi klien setian 2-3 jam sekali.9. Diobservasi untuk tanda dan gejala
yang mengindikasikan emboli paru atau kelebihan beban kerja jantung selama latihan, hal ini meliputi: nafas pendek, nyeri dada, sianosis, dan peningkatan frekuensi nadi selama periode latihan.
10. Lakukan latihan dalam periode singkat dan sering.
Kolaborasi 11. Konsultasikan dengan ahli fisioterapi.
VI. CATATAN KEPERAWATAN
Tanggal/jam
No. Dx. Implementasi Respon TTD
28/9/2015
14.00
14.30
15.00
16.00
16.30
1
1
1
1
1
Memberikan obat kalnex
Mengkaji status nerologis
Meninggikan posisi tangan dan kepala (30o)
Mempertahankan tirah baring.
Memonitor Tanda- tanda vital
S: -O: - obat masuk melalui selang infuse, tidak ada reaksi alergi
S: -O: Kesadaran soporo coma,E1 M4 V1
S: -O: Klien dalam posisi anatomis dengan kepala agak tinggi.
S: -O: Klien dalam posisi anatomis dengan kepala agak tinggi.
S: -O: TD : 120/80 mmHgN : 150 x/mntR : 30 x/mnt
17.00
17.15
17.30
29/09/201514.00
14.15
15.00
15.15
16.00
16.00
1
2
2
1
1
2
2
1
1
1
Melatih ROM pasif
Melakukan inspeksi kulit terutama pada daerah-daerah yang menonjol
Menganjurkan keluarga untuk melakukan massase secara hati-hati pada daerah kemerahan dan memberikan alat bantu seperti bantal
Menganjurkan keluarga untuk mengubah posisi minimal setiap 2 jam (telentang, miring)
Mempertahankan tirah baring.
Memberikan obat aspilet
Melatih ROM pasif
Mengobservasi untuk tanda dan gejala yang mengindikasikan emboli paru atau kelebihan beban kerja jantung selama latihan ROM
Melakukan alih baring.
Memberikan obat paracetamol
Memonitor tekanan darah.Mencatat status neurologis.
Memonitor Tanda- tanda vital
Suhu: 37 0C
S: Keluarga mengatakan tangan kanan dan kaki kanan belum bisa digerakkanO: Klien tampak kooperatif saat dilatih ROM
S: Keluarga mengatakan sudah melakukan pijat punggung pada klien
O:Tidak terdapat luka pada daerah- daerah yang tertekanS: -O: klien dibantu keluarga dan perawat saat mengubah posisi setiap 2 jam sekali agar tidak terjadi dekubitus.
S: -O: Klien dalam posisi anatomis dengan kepala agak tinggi.
S: -O: Tidak ada reaksi alergi
S: Keluarga mengatakan sudah melakukan ROM pasif pada klienO: Klien tampak kooperatif, Nadi : 86x/mnt, RR : 28x/mnt.
S: -O: Klien tampak kooperataf
S: -O: obat masuk melalui selang NGT, Tidak ada reaksi alergi
TD 140/100 mmHg, GCS E1M4V31 kesadaran soporo coma
S: -O:
TD : 140/100 mmHg N : 86 x/mnt R : 28 x/mnt Suhu: 38 0C
S: Keluarga 1 jam yang lalu sudah melakukan alih posisi pada klienO: -
16.30
16.45
17.00
30/09/201521.00
22.00
22.15
05.30
06.00
1
2
2
1
1
1
2
1,2
Melakukan alih baring
Menganjurkan keluarga klien untuk membantu pergerakan dan latihan dengan menggunakan ekstremitas yang tidak sakit untuk menyokong/menggerakkan daerah tubuh yang mengalami kelemahan.
Mengukur tekanan darah.
Meninggikan posisi tangan dan kepala (30o)
Mengkaji status neurologis.
Mengkaji tonus otot ektremitas
Melakukan ROM pasif maupun aktif pada klien
Mengobservasi untuk tanda dan gejala yang mengindikasikan emboli paru atau kelebihan beban kerja jantung selama latihan ROM
Mengukur Tanda – tanda vital
S: Keluarga mengatakan semua aktivitas klien dibantu oelh keluarga.O: -
S:-O: TD : 140/100 mmHg
S: -O:Klien dalam posisi anatomis dengan kepala agak tinggi (30o) tampak nyaman
S:O:
Kesadaran soporocoma GCS E1M4V1
S: -O:
Ektremitas dextra masih tampak lemas.
Tonus otot ektremitas atas ka/ki 0/5
Tonus otot ektremitas bawah ka/ki 0/5
S: Keluarga klien mengatakan tangan dan kaki kiri klien masih belum bisa bergerak sendiri.O: Klien tampak kooperatif, Nadi : 90x/mnt, RR : 28x/mnt.
S:O:
TD : 140/110 mmHg N : 85 x/mnt R : 20 x/mnt Suhu: 36,8 0C
S: Keluarga klien mengatakan akan berusaha melatih aktivitas klien secara bertahap.O: -
S: Keluarga klien mengatakan akan berusaha melatih aktivitas klien secara bertahap.
06.30
06.45
07.00
2
1
2
2
Mengingatkan kembali pada keluarga klien untuk membantu pergerakan dan latihan dengan menggunakan ekstremitas yang tidak sakit untuk menyokong/menggerakkan daerah tubuh yang mengalami kelemahan.
Mengingatkan pada keluarga untuk menlakukan latihan dengan periode yang singkat tapi sering
O: -
VII. CATATAN PERKEMBANGANTanggal/
jamNo. Dx. Evaluasi TTD
28/9/201521.00
1 S: -O: Klien dalam posisi anatomis, kepala agak tinggi (30o) TD 120/80 mmHg, Nadi : 150x/mnt, RR: 30x/mnt, Suhu :
37 0C Tingkat kesadaran soporocoma GCS E1M4V1 Capillary Refill >2’ Akral dingin
A:Masalah perfusi jaringan serebral belum teratasi sebagian.P:Pertahankan intervensi: Monitor TTV Pertahankan posisi kepala (30o) Pantau status neurologis klien
2 S: Keluarga mengatakan semua ADL dengan bantuanO: Klien tampak badrest Klien tampak lemah
Kekuatan otot ektremitas atas ka=ki :0/5 ektremitas bawah ka=ki : 0/5
Hemiplegi ektremitas kanan
A:Masalah kerusakan mobilitas fisik belum teratasiP:Pertahankan intervensi: Lakukan alih baring Monitoring daerah- daerah yang menonjol/ kemerahan. Lakukan masase
29/09/201521.00
1 S: -O: Klien dalam posisi anatomis, kepala agak tinggi (30o) TD 140/100 mmHg Tingkat kesadaran soporocoma GCS E1M4V1
Capillary Refill 2’ Akral panas suhu 37,30C
A:Masalah perfusi jaringan serebral tidak adekuat teratasi sebagian
P:Pertahankan intervensi: Monitor TTV Tinggikan posisi kepala (30o) Pantau status neurologis
2 S: Keluarga mengatakan klien BAK menggunakan alat bantu
selang kateter.O: Klien tampak badrest Klien masih tampak lemah Kekuatan otot ektremitas atas ka=ki :0/5
ektremitas bawah ka=ki : 0/5 Hemiplegi ektremitas kanan
A:Masalah kerusakan mobilitas fisik belum teratasi
P:Lanjutkan intervensi: Lakukan ROM pasif atau aktif pada semua ekstremitas Observasi untuk tanda dan gejala yang mengindikasikan
emboli paru atau kelebihan beban kerja jantung selama latihan ROM
Konsultasikan dengan ahli fisioterapi30/09/2015 1 S: -
07.00 O: TD 140/110 mmHg Tingkat kesadaran soporocoma GCS E1M4V1
Capillary Refill 2’ Akral hangat (S: 36,80C)
A:Masalah perfusi jaringan serebral tidak adekuat teratasi sebagian
P:Pertahankan intervensi: Pantau status neurologis Monitor TTV
2 S: Keluarga mengatakan sebagian ADL masih menggunakan
alat bantu kateter dan menggunakan popok BAK,BAB.O: Klien masih tampak lemah Klien sudah tampak makan minum sendiri Klien sudah tampak alih baring sendiri
A:Masalah kerusakan mobilitas fisik teratasi sebagian
P:Pertahankan intervensi: Membantu pergerakan dan latihan dengan menggunakan
ekstremitas yang tidak sakit untuk menyokong/menggerakkan daerah tubuh yang mengalami kelemahan.
Observasi untuk tanda dan gejala yang mengindikasikan emboli paru atau kelebihan beban kerja jantung selama latihan ROM