askeb kdm nyeri

38
LAPORAN PENDAHULUAN KEAMANAN DAN KENYAMANAN PASIEN Jika kita membicarakan keamanan dan kenyamanan kerja akan sangat subjective adalnya. Walaupun beberapa referensi banyak sekali menyebutkan beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencapai kedua rasa tersebut, tapi rasanya pengalaman juga akan membentuk sebuah penilaian tersendiri, terutama bagi kita yang bekerja sebagai petugas kesehatan. Rasa aman dan nyaman sepertinya lebih banyak pembahasannya ditujukan ke arah pasien. Dimana-mana sekarang ini banyak sekali kita denganr slogan pasient safetyt, yaitu sebuah slogan yang menjadi target besar pelayanan kesehatan sekarang ini. A. Definisi Keamanan adalah suatu keadaan dimana individu/kelompok, khususnya pasien merasa tenang dan dirasa tidak adanya ancaman yang membahayakan dirinya atau yang berdampak buruk pada dirinya. Kenyamanan adalah suatu keadaan yang dirasa tenang, rileks, karena telah terpenuhnya keamanan yang menjanjikan dan terpenuhinya hal-hal yang diinginkan.

Upload: naomi-fawwaz-rustandi

Post on 08-Aug-2015

180 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askeb KDM Nyeri

LAPORAN PENDAHULUAN

KEAMANAN DAN KENYAMANAN PASIEN

Jika kita membicarakan keamanan dan kenyamanan kerja akan sangat

subjective adalnya. Walaupun beberapa referensi banyak sekali menyebutkan

beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencapai kedua rasa tersebut, tapi

rasanya pengalaman juga akan membentuk sebuah penilaian tersendiri, terutama

bagi kita yang bekerja sebagai petugas kesehatan.

Rasa aman dan nyaman sepertinya lebih banyak pembahasannya ditujukan ke arah

pasien. Dimana-mana sekarang ini banyak sekali kita denganr slogan pasient

safetyt, yaitu sebuah slogan yang menjadi target besar pelayanan kesehatan

sekarang ini.

A. Definisi

Keamanan adalah suatu keadaan dimana individu/kelompok,

khususnya pasien merasa tenang dan dirasa tidak adanya ancaman yang

membahayakan dirinya atau yang berdampak buruk pada dirinya.

Kenyamanan adalah suatu keadaan yang dirasa tenang, rileks, karena

telah terpenuhnya keamanan yang menjanjikan dan terpenuhinya hal-hal yang

diinginkan.

B. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keamanan dan kenyamanan

a. Faktor kinerja tekni, meliputi

- Efektifas

- Keahlian

- Kemampuan

- Kehati-hatian

- Indikator-indikator dari perawatan dan pengobatan

b. Faktor perawatan interpersonal/ sikap profesional, meliputi

- Kerahasiaan

- Penyediaan informasi yang mencukupi

Page 2: Askeb KDM Nyeri

- Pembentukan suatu hubungan

- Minat personal

- Ototnomi klien

- keselaraan

c. Faktor aspek-aspek Organisasi

- Aspek lingkungan perlengkapan

- Kesinambungan

- Efisiensi

C. Faktor Yang Menghambat Keamanan Dan Kenyamanan

- Fasilitas kesehatan yang kurang memadai

- Pelayanan dan mutu petugas kesehatan yang kurang profesional

- Keadaan lingkungan yang buruk

- Kemiskinan

- Rendahnya mutu pendidikan (pengalaman dan pengetahuan)

- Mitos masyarakat yang mengikat.

D. Ukuran-Ukuran Yang Dipakai Untuk Menilai Kepuasaan Pasien

Sehingga Dapat Menciptakan Kenyamanan

a. Hubungan dokter-pasien (doctor-patient relationship)

Terbinanya hubungan dokter-pasien yang baik, adalah salah satu dari

kewajiban etik, untuk dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan yang

bermutu, hubungan dokter-pasien yang diharapkan dokter dapat dan

bersedia memberikan perhatian yang cukup kepada pasiennya secara

pribadi, menampung dan mendengarkan semua keluhan, serta menjawab

dan memberikan keterangan yang sejelas-jelasnya tentang segala hal yang

ingin diketahui oleh pasien.

b. Kebebasan melakukan pilihan (choice)

Memberikan kebebasan kepada pasien untuk memilih serta menentukan

pelayanan kesehatan. Hal ini merupakan salah satu dari kewajiban etik,

suatu pelayanan kesehatan disebut bermutu apabila kebebasan memilih ini

Page 3: Askeb KDM Nyeri

dapat diberikan, dan karena itu harus dapat dilaksanakan oleh setiap

penyelenggara pelayanan kesehatan.

c. Pengetahuan dan kompetensi (scientific knowledge and technical skill)

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang didukung oleh

pengetahuan dan kompotensi teknis bukan saja merupakan bagian dari

kewajiban etik tetapi juga merupakan prinsip pokok penerapan standar.

Pelayanan profesi, secara umum disebutkan makin tinggi tingkat

pengetahuan dan kompotensi teknik tersebut maka makin tinggi pula mut

pelayanan kesehatan.

d. Efektivitas pelayanan (Effectivess)

Sama halnya dengan pengetahuan dan kompotensi teknik, maka

efektifitas pelayanan juga merupakan bagian dari kewajiban etik serta

prinsip pokok penerapan standar pelayanan profesi, secara umum

disebutkan, makin efektif pelayanan kesehatan tersebut, makin tinggi mutu

pelayanan kesehatan.

e. Keamanan tindakan (Safety)

Keamanan diindakan adalah juga bagian kewajiban etik serta

prinsip pokok penerapan standar pelayanan profesi. Untuk dapat

terselenggaranya kesehatan yang bermutu, aspek keamanan tindakan ini

haruslah diperhatikan, pelayanan kesehatan yang membahayakan pasien,

bukanlah pelayanan kesehatan yang baik dan karena itu tidak boleh

dilakukan.

Page 4: Askeb KDM Nyeri

E. Sumber-Sumber Masalah yang Menyebabkan ketidak Aman berhubungan

dengan

Kategori masukan

a. Unsur tenaga

- Jumlah tenaga pelaksana yang tersedia tidak memadai, sehingga

apabila jumlah klien yang dilayani terlalu banyak, tidak sempat

memperhatikan teknik asepsis.

- Pengetahuan tenaga pelaksana tentang prinsip-prinsip dan teknik

asepsis tidak memadai.

- Jumlah tenaga pelaksana yang bertanggung jawab melakukan

sterilisasi yang tidak memadai.

- Pengetahuan tenaga pelaksana yang bertanggung jawab untuk

melakukan sterilisasi tentang prinisp dan teknik sterilisasi tentang

prinsip dan teknik sterilisasi tidak memadai

b. Unsur Sarana

- Jumlah bahan-bahan habis yang diperlukan pada tindakan asepsis

tidak memadai.

- Jumlah ruangan yang tersedia tidak memadai, apalagi jika

kebutuhan jumlah klien yang dilayani terlalu banyak.

- Jumlah seterilisator untuk memproses alat-alat tidak memadai.

c. Unsur dana

- Terbatasnya dana yang tersedia untuk pembelian bahan habis

asepsis.

- Terbatasnya dana yang tersedia untuk pemeliharaan seterilisator.

d. Unsur lingkungan

- Belum ada kebijakan (standar baku) tentang tata cara tindakan

asepsis

- Belum ada kebijakan (standar baku) tentang tata cara tindakan

sterilisasi.

Page 5: Askeb KDM Nyeri

e. Unsur proses

Tindakan medis

- Tata cara tindakan asepsis yang dilakukan tidak benar

- Teknik pemeriksaan tanda-tanda benda yang berkontaminasi

tidak jelas

Tindakan non medis

- Tata cara sterilisasi yang tidak benar

- Tata cara penyimpanan benda yang steril tidak benar

Page 6: Askeb KDM Nyeri

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYERI

A. Definisi

Kenyamanan adalah konsep sentral tentang kiat keperawatan. Berbagai

teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien

yang merupakan tujuan pemberian asuhan kebidanan. Rasa nyeri merupakan

mekanisme pertahanan tubuh. Rasa nyeri tumbul apabila ada jaringan rusak.

Dan hal ini dapat menyebabkan individu beraksi dengan cara memindahkan

stimulus nyeri.

B. Fisiologi Nyeri

Nyeri merupakan campuran refleks fisik, emosi dan prilaku, cara yang

paling baik untuk memahami pengalaman nyeri, akan membantu untuk

menjelaskan 3 komponen fisiologi berikut : Resepsi, persepsi, dan reaksi

stimulus. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuk melalui krabut saraf

perifer. Serabut nyeri memasuki medulla spinalis dan melewati salah satu dan

beberapa rute saraf dan berakhir sampai didalam masa abu-abu di medulla

spinals pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibator mencegah

stimulus nyeri, sehingga tidak mencapai otak akan ditransmisi tanpa hambatan

kekroteks serebal. Sekali stimulus nyeri menapai koreteks serebal. Maka otak

menginterprestasikan kualitas nyeri dan memproses informasi tentang

pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam

upaya mempersiapkan nyeri.

C. Sifat Nyeri

Nyeri bersifat individu, tidak menyenangkan, merupakan suatu

kekuatan mendominasi dan bersifat tidak berkesusadahan. Nyeri melelahkan

dan menuntut energi seseorang. Nyeri dapat mengganggu hubungan personal

dan mempengaruhi makna kehidupan. Nyeri tidak dapat secara obyektif.

Page 7: Askeb KDM Nyeri

D. Macam-macam rasa nyeri dan kualitasnya

1. Rasa Nyeri cepat

Bila diberikan stimulus nyeri, maka rasa nyeri dapat timbul waktu

kira-kira 0-1 detik. Selain itu rasa nyeri juga dapat digambarkan dengan

banyak nama ganti. Seperti rasa nyeri ketusuk dan rasa nyeri elektrik.

Jenis rasa nyeri ini akan terasa apabila sebuah jarum ditusukkan ke dalam

kulit. Rasa nyeri cepat akan terasa di sebagian besar jaringan dalam tubuh.

2. Rasa nyeri lambat

Rasa nyeri lambat timbul setelah 1 sekon atau lebih dan kemudian

secara perlahan bertambah setelah beberapa detik, an kadangkala beberapa

menit, rasa nyeri lambat juga mempunyai nama tambahan seperti rasa

nyeri terbakar lambat, nyeri mual, nyeri pegal dan nyeri berdenyut, jenis

rasa ini dapat terasa di kulit dan hampir di semua jaringan dalam atau

organ.

E. Nyeri Akut Dan Nyeri Kronik

1. Nyeri akut

Nyeri akut terjadi setelah cedera akut, penyakit atau intervensi

bedah dan memiliki awitan yang cepat. Dengan insentitas yang bersifat

variasi dan berlangsung untuk waktu singkat fungsi nyeri akut adalah

memberi peringatan akan adera atau penyakit yang akan datang nyeri akut

akhirnya menghilangkan dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan

pilih pada area yang rusak.

2. Nyeri kronik

Nyeri kronik berlangsung lama, intensitas bervariasi dan bisaanya

berlangsung lebih dari 6 bulan, nyeri kronik disebabkan oleh kanker yang

tidak terkontrol atau gangguan progresif lain. Yang disebut nyeri yang

membandel atau nyeri maligna, nyeri ini dapat berlangsung terus sampai

kematian.

Page 8: Askeb KDM Nyeri

F. Faktor yang Mempengaruhi Nyeri

1. Usia

Adanya perbedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia

ini dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak dan lansia beraksi terhadap

nyeri.

2. Jenis kelamin

3. Kebudayaan

4. Makna nyeri

5. Perhatian

Tingkah seorang klien menfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat

mempengaruhi persepsi nyeri

6. Trauma

Mekanisme : benturan

Nyeri : ujung syaraf, mengalami kerusakan, terputus, terjepit

Thermis : panas, dingin

Ujung syaraf reseptor, nyeri mengalami rangsangan nyeri

7. Gangguan sirkulasi

penyempitan pembuluh dara/ sumbatan aliran darah ke darah/ organ

8. Trauma fisiologi

keluhan pada organ tubuh yang berhubungan dengan faktor psikis

Patofisiologi

1) Respon simpatis

Peningkatan HR, RR, nadi, pucat, mual dan muntah

2) Respon muscular

Peningkatan ketegangan otot/ kekuatan, gelisah

3) Respon emosional

Perubahan perilaku, ekspresi wajah, merintih dan menangis

Page 9: Askeb KDM Nyeri

G. Teori Nyeri

a) Specitiy theori

Memandang nyeri sebagai modalitas sensory yang terpisah yang

ditimbulkan. Oleh aktivitas reseptor khusus yang mengirimkan informasi

nyeri pusat/ area di otak. Bagian depan dimana nyeri dirasakan

b) Patter theori

Mengidentifikasi adanya serabut nyeri yaitu serabut yang

menyampaikan dengan cepat dan serabut saraf yang menyampaikan

dengan lambat. Kedua serat bersinap dalam spinal card dan memberi

informasi ke otak mengenai jumlah. Intensitas dan tipe input sensori nyeri

yang menafsirkan karakter dan kuantitas input sensori nyeri.

c) Gate kontrol theori

Teori ini menjelaskan suatu mekanisme dalam spinal card yang membuka

dan menutup transmisi. Inplus nyeri ke otak. Dimana tempat pintu tersebut

adalah subtansi gelatinosa, jika perlu terbuka maka dirasakan nyeri dan

jika tertutup tidak merasakan nyeri.

H. Skala nyeri

0 1-4 5-6 7-9 10

Tidak nyeri ringan sedang berat sangat

(melzek dan toggeron)

1) tidak nyeri

2) ringan

3) tidak nyaman

4) distensi (sedang-berat)

5) harible

6) exeryditing

0 1 2 3

Tidak nyeri ringan sedang berat

Page 10: Askeb KDM Nyeri

ANGINA PEKTORIS

1. Pengertian

Yaitu serangan nyeri substernal, retrosternal yang bisaa berlangsung

beberapa menis setelah gerakan badan dan menjalar ke bagian lain dari badan

dan menghilang setelah istirahat.

2. Patofisiologi

Angina pectoris merupakan sindrom klinik yang disebabkan oleh

aliran darah ke arteri miokard berkurang sehingga ketidak seimbang terjadi

antara suplay O2 ke miokardium yang dapat menimbulkan iskemia, yang dapat

menimbulkan nyeri yang kemungkinan akibat dari perubahan metabolisme

aerobik menjadi anaerob yang menghasilkan asam laktat yang merangsang

timbulnya nyeri.

3. Faktor Pencetus

- Kebisaaan merokok

- Kebisaaan minum alkohol

- Kebisaaan makan makanan berkolesterol (eating)

- Hipertensi

- Emotional stress

- Ketidakaktifan yang lama seperti istirahat yang panjang (Exertional),

perjalanan mobil/ pesawat yang panjang

4. Pengkajian

Data spesifik yang berhubungan dengan nyeri

a. Letak

Nyeri dada, sternal/ subesternal pada dada beberapa kiri menjalar ke leher,

rahang, lengan kiri, lengan kanan, punggung. Nyeri dapat timbul pada

epigastrium gigi dan bahu.

b. Kualitas nyeri

Nyeri seperti menckik atau rasa berat dalam dada terasa seperti ditekan

benda berat.

Page 11: Askeb KDM Nyeri

c. Lamanya serangan

Rasa nyeri singkat 1-5 menit atau lebih dari 20 menit berarti infark

d. Gejala yang menyertai

Gelisah, mual, diaporesis kadang-kadang

e. Hubungan dengan aktivitas

Timbul saat aktivitas, hilang bila aktivitas dihentikan/ istirahat

5. Pemeriksaan

a. pantau tanda-tanda vital

Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas, hipoksemia dan menurunnya

curah jantung, perubahan juga terjadi karena (hipertensi atau hipotensi)

karena respon jantung.

b. Evaluasi status mental, catat terjadinya bingung dan disorientasi

Menurunkan perfusi otak dapat menghasilkan perubahan sensorium

c. Catat warna kulit dan adanya kwalitas nadi

Sirkulasi perifer menurun bila curah jantung turun membuat kulit pucat

atau warna abu-abu (tergantung tingkat hipoksia) dan menurunnya

kekuatan nadi perifer

d. Auskultasi bunyi nafas dan bunyi jantung, dengarkan murmur

S3, S4 atau krekels terjadi dengan kompensasi jantung atau beberapa obat

(khususnya penyekat beta). Terjadinya murmur dapat menunjukkan katub

nyeri dada, contoh stenosis serta mitrat, atau ruptur otot papilar

e. Pertahankan episode pada posisi nyaman selama episode akut

Menurunkan konsumsi oksigen/ kebutuhan menurunkan kerja miokrad dan

resiko dekompensasi

Page 12: Askeb KDM Nyeri

PENYAKIT JANTUNG KORONER

A. Definisi

Penyakit jantung koroner adalah keadaan dimana terjadi ketidak

seimbangan antara kebutuhan otot jantung atas oksigen dengan peneydiaan

yang diberikan oleh pembuluh darah koroner. Yang mana timbul oleh suatu

sebab terdapat halangan atau kelainan di arteri koroner, sehingga tidak cukup

suplai darah, yang berarti juga kurangnya suplai darah yang berarti juga

kurangnya oksigen dan nutrisi untuk menggerakkan jantung secara normal.

B. Etiologi

1. Mayor

- Merokok

- Hipertensi

- Diabetes mellitus

- Hiperkolesterolimia

- Genetik

2. Minor

- Obesitas

- Kurangnya olahraga

- Stress

- Umur

- Steroid

C. Manifestasi Klinis

1. Palpitasi

2. Nyeri dada yang menjalar ke bahu kiri

3. CTR > 2 detik

4. Sesak nafas

5. Takikardia

6. Distensi vena jugularis

Page 13: Askeb KDM Nyeri

7. Terdapat suara jantung tambahan

8. Warna kulit dan mukosa pucat

D. Pemeriksaan Penunjang

1. ECG : Adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dari ischemia,

gelombang T investasi atau hilang merupakan tanda dari injri, dan

gelombang Q yang mencerminkan adanya nekrosis

2. Analisa gas darah : menunjukkan terjadinya hipoksia atau proses penyakit

paru yang kronis atau akut.

3. Pemeriksaan enzim dan onsoenslim pada jantung : CPK-MB meningkat

dalam 4-12 jam, dan mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT

dalam 6-12 jam dan mencapai puncak pada 36 jam.

4. pemeriksaan elektrolit : ketidak seimbangan yang memungkinkan

terjadinya penurunan konduksi jantung dan kontraktilitas jantung seperti

hipocalemia dan hiperkalemia.

5. Foto X-ray : mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau

aneurisma ventrikuler.

6. Escho cardiogram : harus dilakukan guna menggambarkan fungsi atau

kapisitas masing-masing ruang pada jantung.

7. Execise setress test : dapat menunjukkan adanya kemampuan jantung

beradaptasi terhadap suatu stress/aktivitas.

E. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada pasien dengan penyakit jantung koroner dibagi

menjadi 2 macam :

1. Umum

a. Penjelasan tentang penyakitnya

b. Hal-hal yang mempengaruhi keseimbangan O2 pada miokardium

Hal-hal yang dapat meningkatkan kebutuhan O2 sampai menimbulkan

ischemia harus dicegah atau disesuaikan. Misalnya : Aktivitas, terburu-

buru, emosi dan lain.

c. Pengendalian faktor resiko

Page 14: Askeb KDM Nyeri

d. Pencegahan

Diberikan suatu obat-obatan yang dapat menghambat proses

aterasklerasis di tempat lain. Yang paling sering adalah aspirin dengan

dosis 375 mg, 160 mg, sampai 80 mg.

e. Penunjang

Penunjang dimaksud adalah mengatasi iskemia akut, agar tidak terjadi

iskemia yang lebih berat. Untuk menambah masukan O2, misal

diberikan suplay O2 dengan pasien di istirahatkan. Antikoagulan

parenteral diberikan untuk mencegah stenosis total.

2. Mengatasi iskemia

a. Mediakamentosa

Nitrat

Preparatnya yaitu gliserih trinitrat (GTN), isosorbit, dinitrat dan

isosorbit S mononitrat. Bisa diberikan secara peroral sublingual,

bukal dan transdermal.

Berbagai penyakit B untuk mengurangi kebutuhan O2 seperti

propanal dan lain-lain

Antagonis Calcium

Cara pemakaian dapat peroral atau parenteral. Umumnya obat-obat

ini dapat mengurangi kebutuhan O2 dan dapat melebarkan

pembuluh darah koroner. Seperti verapamil, nifedipin, dan

diltiazem.

b. Revaskubrisasi

- Pemakaian trombolitik

- Prosedur invasif dan operatif, seperti PTCA (percuta nens

transluminal caronary Angicplasty)

- Operasi (company artery surgery)

Beberapa operasi jantung antara lain

- Transplantasi jantung untuk cardiomiopati iskemik

- Transmyocardial recanalization

- Operasi pintas koroner : vena spahana, arteria mammaria interna,

arteri radialis

Page 15: Askeb KDM Nyeri

PENGKAJIAN

A. Definisi

Pengkajian adalah suatu format atau data yang dilakukan oleh petugas

kesehatan kepada pasien dengan cara menyusun data subyektig dan data

obyektif melalui wawancara dan pemeriksaan langsung dengan pasien dan jika

melalui pasien tetapi pasien dalam keadaan koma maka petugas kesehatan

dapat bertanya kepada pendamping, pengantar, atau keluarga, di dalam data

pengkajian terdiri dari biodata-biodata yang didalamnya merupakan

pribadi/pilasi dari masing-masing pasien. Data yang tercantum di dalam

format pengkajian adalah data subyektif dan obyektif

B. Data Subyektif

Adalah suatu data yang ada didalam format pengkajian dengan

melakukan wawancara dengan pasien dan apabila pasien tidak sadar dan tidak

dapat melakukan komunikasi, dapat dilakukan dengan mewawancari keluarga

pasien, data subyektif terdiri dari anamnesa terhadap pasien. Anamnesa adalah

suatu data yang diambil dari hasil wawancara dengan pasien untuk

mengetahui riwayat kesehatan dari pasien

Anamnese

Suatu data yang dihasilkan dengan wawancara bersama pasien untuk

mengetahui riwayat kesehatan pasien.

Data Anamnese

1) Sumber informasi

Dimana petugas kesehatan menanyakan anamnese dari pasien atau dari

keluarga yang benar

2) Keluhan utama

Suatu keadaan dimana pasien merasakan rasa sakit atau tidak nyaman

yang dirasakan oleh pasien pertama kali.

Page 16: Askeb KDM Nyeri

3) Keluhan utama

Merupakan data kesehatan atau diagnosa dan pasien untuk mengetahui

penyakit yang diderita pasien sekarang dan masa lalu pasien sehingga

petugas kesehatan dapat mengetahui sebab dan penyakit pasien.

4) Riwayat kesehatan keluarga

Untuk mengetahui riwayat dari wawancara pasien sehingga petugas

kesehatan atau apakah ada atau tidak penyakit keturunan dari keluarga

pasien.

C. Data Obyektif

Data pengkajian yang dilakukan dengan cara memeriksa secara

langsung dengan pasien didalam data obyektif bertujuan untuk mengetahui

keadaan pasien sekarang selama pasien merasakan keluhannya diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan fisik pasien,

pemeriksaan fisik dialkukan dari pemeriksaan bagian kepala sampai

dengan ujung kaki, TTV (dari suhu tubuh sampai dengan mengukur tinggi

badan)

Tujuan dari pemeriksaan kepala

- Mengetahui bentuk dan fungsi kepala

- Mengetahui kelainan yang terdapat dikepala

Tujuan dari pemeriksaan mata

- Mengetahui bentuk dan fungsi mata

- Mengetahui kelainan yang terdapat dimata

Tujuan dari pemeriksaan telinga

- Mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga

dan fungsi pendengaran.

Tujuan dari pemeriksaan hidung

- Mengetahui bentuk dan fungsi hidung

- Menentukan kesimetrisan struktur dan adanya imflamasi atau

infeksi

Page 17: Askeb KDM Nyeri

Tujuan dari pemeriksaan faring

- Mengetahui bentuk dan setiap kelainan mulut

Tujuan dari pemeriksaan leher

- Menentukan struktur iteritas leher

- Mengetahui bentuk leher serta organ yang berkaitan

- Memeriksa system limfatik

Tujuan dari pemeriksaan paru dan dada

- Mengetahui bentuk dan kesimetrisan, keadaan kulit dan dinding

dada

- Mengetahui frekuensi, sifat, irama pernafasan

- Mengetahui adanya nyeri tekan, massa peradangan

- Mengetahui keadaan paru dengan organ lain disekitarnya

- Mengetahui adanya sumbatan aliran udara

Tujuan dari pemeriksaan jantung

- Mengetahui ketidak normalan denyut jantung

- Mengetahui bunyi jantung normal jantung secara kasat

- Mengetahui bunyi jantung normal atau tidak

- Mengetahui gangguan kardiovaskuler

Tujuan dari pemeriksaan payudara dan ketiak

- Mengetahui adanya benjolan atau tidak

- Mengetahui payudara kanan dan kiri simetris atau tidak

Tujuan pemeriksaan abdomen

- Mengetahui adanya gerkana dan bentuk perut

- Mengetahui suara peristaltik usus

- Mengetahui tempat nyeri tekan, organ dalam rongga perut berjalan

dalam perut.

Tujuan dari pemeriksaan genetalia

- melibatkan dan mengetahui organ-organ yang termasuk dalam

genetalia

- mengetahui adanya abnormalitas pada genetalia

- mengetahui kebersihan genetalia

Page 18: Askeb KDM Nyeri

Tujuan pemeriksaan rektum dan sektrum

- Mengetahui kondisi anus dan rektrum

- Mengetahui integritas

- Memeriksa kanker rektal

Tujuan pemeriksaan kulit dan kuku

Mengetahu kondisi kulit dan kuku

Tujuan pemeriksaan neurologi

Mengetahui integritas sistem pernafasan yang meliputi fungsi

safarcranial, fungsi sensorik, fungsi motorik dan reflek.

2. Data Psikologi

Dimana data tersebut disusun untuk mengetahui kegiatan sehari-hari

pasien

3. Data Sosial dan spiritual

Dimana data tersebut disusun untuk mengetahui kegiatan sehari-hari

4. Daftar pola kegiatan sehari-hari

Dimana data tersebut disusun untuk mengetahui kegiatan sehari-hari

5. Daftar penunjang dengan spesifik

Data disusun untuk mengetahui keluhan yang dirasakan oleh pasien

sehingga petugas kesehatan harus dapat menjaga dari setiap data yang

telah diambil karena semua yang telah diambil kajiannya adalah privasi

masing-masing pasien pasien

D. Kesimpulan

Data pengkajian yang dilakukan oleh petugas kesehatan dapat

memperoleh data lengkap dan jelas tetapi dari setiap petugas kesehatan

menjaga disetiap data yang diambil karena semua yang telah diambil

kajiannya adalah privasi dari masing-masing pasien

Page 19: Askeb KDM Nyeri

ASUHAN KEBIDANAN

PADA TN. ”K” DENGAN DIAGNOSIS PENYAKIT JANTUNG KORONER

DI PAVILIUN KEMUNING RSUD JOMBANG

No. Register : 025646

Ruangan : Paviliun Kemuning

Tanggal MRS : 11 Mei 2010

Tanggal pengkajian : 20 Mei 2010

Jam pengkajian : 21.00 Wib

I. Pengkajian

A. Data Subyektif

1.1 Identitas pasien

Nama : Tn. ”K”

Umur : 65 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SD/SR

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Webah, Gg 12 No. 22

Penanggungjawab

Nama : Ny. ”D”

Status : ibu Rumah tangga

Alamat : Webah, Gg 12 No. 22

1.2 Riwayat kesehatan pasien

a. Keluhan utama

Nyeri dada sebelah kiri, dengan skala nyeri 5-6 (sedang)

Page 20: Askeb KDM Nyeri

b. Riwayat kesehatan sekarang

Pasien mengatakan bahwa awalnya pasien merasakan nyeri pada

dada sebelah kiri dan merasakan sakit waktu BAK. Sehingga

keluarga pasien membawanya ke RSUD jombang. Kemudian

pasien ditempatkan di paviliun kemuning. Tepatnya di kelas I

c. Riwayat kesehatan masa lalu

Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sudah merasakan nyeri

dada sejak sekitar 1,5 tahun yang lalu dan pasien mengatakan

sekitar setengah tahun yang lalu sudah merasakan sakit ketika

BAK. Pasien sudah pernah berobat di RSUD Jombang. Dan dulu

pasien rutin mengontrolkan keadaan kesehatannya di dokter ”W”,

akan tetapi akhir-akhir ini pasien jarang memmeriksakan

kesehatannya lagi dan merasakan keluhan nyeri dada lagi dan sakit

ketika BAK, sehingga akhirnya pasien memeriksakannya ke RSUD

Jombang pada tanggal 11 Mei 2010. keluarga pasien mengatakan

pasien mempunyai riwayat hipertensi.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Pasien mengatakan bahwa dari pihak keluarga tidak ada yang

menderita penyakit jantung koroner, tidak menderita penyakit

menular seperti HIV, TBC, hepatits. Keluarga tidak menderita

penyakit keturunan, seperti kencing manis, akan tetapi istri pasien

mempunyai riwayat hipertensi.

Genogram/struktur keluarga

Keluarga pasien keluarga istri pasien

Istri px

Anak pasien

Laki-laki perempuan

px

Page 21: Askeb KDM Nyeri

e. Riwayat kesehatan lingkungan

Pasien dan keluarga mengatakan lingkungan tempat tinggalnya

bersih, lantai rumah keramik, atap sedikit bocor ketika hujan ,

tinggal di rumah sendiri bersama istrinya. Keluarga pasien

mengatakan keluarga pasien adalah golongan keluarga yang peduli

akan kebersihan, baik lingkungan maupun pribadi.

f. Riwayat kesehatan lainnya

Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki alergi pada

makanan.

1.3 Pola kehidupan sehari-hari

a. Pola Nutrisi

Sebelum MRS : makan 3x/hari. Menu : nasi, sayur, tahu, tempe,

kadang ikan.

Minum air putih. Frekuensi : 7-9 gelas/hari

Saat MRS : makan 3x/hari, menu, nasi tim, sayur, tempe,

porsi : sesuai dengan pemberian dari RSU

Minum air putih, frekuensi : 500 ml air

putih/hari

b. Pola istirahat/aktivitas

Sebelum MRS : tidur siang pukul 13.00-15.00 (2 jam)

Tidur malam pukul 20.00-05.00 (10 jam)

Saat MRS : tidur siang pukul 10.00-12.00 (tidak teratur

karena kondisi fisik yang tidak sehat)

Tidur malam pukul 21.00-05.00 (9 jam)

c. Pola eliminasi

Sebelum MRS : BAB 2x/hari (waktu bangun tidur dan waktu

akan tidur) konsistensi : normal, kuning bau

khas

BAK ± 12-23x/hari, warna kuning jernih

Page 22: Askeb KDM Nyeri

Saat MRS : BAB selama MRS 1x/hari

BAK 15-20x/hari. Warna kuning jernih

Akan tetapi waktu pertama kali masuk RSU

kencingnya berwarna agak kemerahan

(bercampur darah)

d. Pola personal hygiene

Sebelum MRS : - mandi 2x/hari

- Sikat gigi 2x/hari

- Keramas 3x/minggu

- Memotong kuku 1x/minggu

- Ganti pakaian 2x/hari

Saat MRS : - mandi (diseka) I x/hari, menggunakan air

hangat

- Belum pernah memotong kuku selama MRS

- Ganti pakaian 1x/hari

- Gosok gigi 2x/hari

- Tidak pernah keramas

e. Riwayat social dan budaya

Banyak keluarga/ masyarakat yang menjenguk pasien di

RSUD pasien dan keluarganya mempunyai rasa social yang tinggi

dalam masyarakat dan pasien ramah terhadap masyarakat dan

pasien lainnya serta pada petugas kesehatan.

f. Psikososial

Keadaan psikologi

Pasien masih merasa cemas dan takut akan kondisi

kesehatannya.

Keadaan social

Pasien bersikap baik dan ramah terhadap pasien lainnya dan

petugas kesehatan

g. Spiritual

Pasien mengatakan selalu sholat 5 waktu kecuali sekarang sejak

masuk RS

Page 23: Askeb KDM Nyeri

B. Pemeriksaan fisik (Data Obyektif)

1. Keadaan umum

Pasien lemah, bisa duduk sendiri, bisa berbaring sendiri, belum

mampu berdiri.

Kesadaran : composmentis GCS : 4-5-6

Respon : ada terhadap panggilan, sentuhan

2. TTV (Tanda-Tanda Vital)

Tensi : 130/90 mm/Hg

Nadi : 88x/menit

Suhu : 36,8 OC

BB : 70 Kg

RR : 22x/menit

3. Pemeriksaan Fisik

a) Kepala

Inspeksi : bentuk kepala simetris, warna rambut putih, rambut

kusam, kulit kepala sedikit kotor.

Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada

tanda-tanda bekas luka di kepala

b) Muka

Inspeksi : tidak ada oedem, bentuk muka oval, bentuk muka

simetris, sedikit pucat

c) Hidung

Inspeksi : bentuk hidung simetris, tidak ada secret dan polip

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan/

benjolan

d) Mulut

Inspeksi : bentuk simetris, lidah sedikit pucat, tidak ada

stomatits, bibir sedikit kering

e) Mata

Inspeksi : kelopak mata simetris, konjungtiva berwarna merah

muda, sclera berwarna putih.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Page 24: Askeb KDM Nyeri

f) Telinga

Inspeksi : sedikit serumen, secret, tidak ada lesi, bentuk telinga

simetris

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada tumor.

g) Leher

Inspeksi : bentuk leher simetris, tidak ada lesi

Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak da

pembesaran vena jugularis

h) Abdomen

Inspeksi : bentuk perut simetris, tidak ada bekas operasi

Auskultasi : bising usus normal 22x/mnt

Perkusi : kembung (bunyi sonor)

Palpasi : ada nyeri tekan, tidak ada tumor

i) Dada

1) Jantung

Inspeksi : tidak tampak debaran jantung dari aspek lis 5 mid

clavikula sinistra

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, ictus cordis ics 5 mid clavikula

sinistra

Perkusi : pekak

Auskultasi : tidak terdapat mur-mur pada jantung. S1/S2 tunggal

regular berbunyi “lub dup”

2) Paru-paru

Inspeksi : bentuk dada simetris, gerakan dada normal dan

simetris

Palpasi : ada nyeri dada bagian kiri

Perkusi : pada paru-paru terdapat suara resonan

Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan

Page 25: Askeb KDM Nyeri

j) Ekstremitas

1. Atas

Terpasang infuse di tangan sebelah kanan

Bentuk simetris antara tangan kakan dan kiri

Jumlah jari normal jumlah 5

Gerak reflek normal

Skala reflek normal

Skala kekuatan otot 5

2. bawa

bentuk simetris antara kaki kanan dan kiri

tak ada odema dan nyeri tekan

gerak reflek normal

skala kekuatan otot 5

k) Genetalia

Bentuk simetris, tidak terpasang kateter

Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium tanggal 11 Mei 2010

1. hematologi

Cell dyn Hasil Normal

Hemoglobin

Leukosit

Hemotokrit

Eritrosit

Trombosit

6,4

12,900

18,b

2.670.000

290.000

11,4-17,7 g/dl

4.700-10.300 cmm

L; 40-48%, P; 37-43%

L; 4,5-5,5, P;4-5 jt/ul

150.000-350.000/cmm

Page 26: Askeb KDM Nyeri

2. Kimia klinik

Kimia klinik Hasil Normal

Na

K

SGOT

SGPT

Kolesterol

HDL kolesterol

LDL kolesterol

Trigliserida

Kreatin serum

Urea

Asam urat

132

3,69

32

10

115

34

55

128

2,50

47,4

9,66

136-144 meq/l

3.80-5.50 meq/l

< 38 u/l

< 40 u/l

< 200 mg/dl

L > 35, P> 45 mg/dl

< 150 mg/dl

< 200 mg/dl

L < 1,5, P<1,2 mg/dl

10-50 mg/dl

3,6-7,0 mg/dl

3. Terapi yang diberikan tanggal 18 Mei 2010

ASA 1x1 tablet

Plavix 1x1 : 75 mg

Cholestat 0-0-1

Mefinal 3x1 : 500 mg

Digoxil 1x1

Bisoprol 1x ½ tablet

Aminophilia 3x1 : 200 mg

ISDN (isosorbid dinitrat) 3x5:5 mg

Injeksi lasix 1 ampul/hari

Page 27: Askeb KDM Nyeri

KESIMPULAN

Setelah dilakukan pengkajian dan pemeriksaan pada tuan “K” pada 20

Mei 2010 di paviiun kemuning, dengan diagnosa medis penyakit jantung koroner

non ST elevasi didapat data sebagai berikut.

Data subyektif : Data yang diperoleh dari pernyataan keluarga pasien, dimana

pasien merasa nyeri dada sebelah kiri dan sesak nafas.

Data obyektif : yakni data yang diperoleh dari pengkajian terhadap pasien

bahwasannya keadaan pasien lemah dengan hasil obserbasi sebagai berikut : Tensi

: 130/90 mm/Hg, Nadi : 88x/menit, Suhu : 36,8 OC, BB : 70 Kg, RR : 22x/menit

dan skala nyeri 5-6 (sedang)

Dari data diatas dapat disimpulkan pasien mengalami masalah kebidanan

gangguan rasa nyaman nyeri dengan kemungkinan penyebab menurunnya jumlah

oksigen ke otot jantung. Tindakan yang bisa dilakukan bidan untuk mengatasi

masalah tersebut antara lain :

Mengatur posisi pasien dengan semi fowler (45O)

Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien dan mengobservasi pemberian

oksigen xaranya dilihat dosisnya hrus tepat, air dalam humidifire harus sesuai

Membatasi aktivitasnya pasien dan membantu pasien untuk memenuhi

kebutuhan aktivitasnya

Mengajarkan teknik distraksi relaksasi

Teknik distraksi (mengalihkan perhatian pasien dari rasa nyeri)

Teknik relaksasi (pasien disuruh menarik nafas dalam membebaskan beban

fisiknya)

Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi

Selama di rumah sakit pasien mendapat terapi obat ASA 1x1 tablet/hari, plavix

1x1 : 75 mg, mefinal 3x1:500 mg, diqoxil 1x1, bisosoprol 1x ½ tablet,

aminophilia 3x1 : 200 mg, ISDN 3x5 : 5 mg dan injeksi lasix 1 ampul/hari.

Untuk mengetahui perkembangan pasien dilakukan obserbasi :

- ECG setiap hari sekali (di ruang ICCU) - TTV 1 jam sekali (diruang ICCU)

- TTV setiap 5 jam sekali (di ruang ICCU) - ECG setiap 2 hari sekali (di kelas 1)

Page 28: Askeb KDM Nyeri

DAFTAR PUSTAKA

Ali H. Zaidin. 2001. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika

Azwar, Azrul. 1004. Program Menjaga mutu pelayanan kesehatan. Jakarta : Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia

Marr, Heater dan Hannie Giebirg. 2001. Penjamin Kalitas Dalam keperawatan buku Kedokteran. Jakarta : EGC.

Soeharto, imam, 2004. Penyakit jantung koroner dan serangan jantung. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Syaifullah noer. 1996. buku Ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI