sap kita
TRANSCRIPT
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) WASPADA DEMAM TYPHOID
A.IDENTITAS1. Topik / masalah : Demam Typhoid2. Sub topik : Waspada Demam Typhoid Pada Anak3. Tempat : Di Ruangan Al-Fajar (Perawatan Interna) RSU Haji
Makassar4. Waktu : 30 menit5. Sasaran : Keluarga dan Penderita typhoid6. Petugas : Pra Ners UIN Alauddin Makassar
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL1. Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang demam typhoid di harapkan keluarga dan klien dapat memahami dan waspada terhadap demam typhoid
2. KhususSetelah dilakukan penyuluhan tentang demam typhoid diharapkan keluarga dan klien memahami tentang:a. Definisi demam typhoidb. Penyebab demam typhoidc. Tanda dan Gejala demam typhoidd. Perawatan mandiri di rumahe. Pencegahan demam typhoid
C. MATERI ( Terlampir )1. Definisi demam typhoid2. Penyebab demam typhoid3. Tanda dan Gejala demam typhoid4. Perawatan mandiri di rumah5. Pencegahan demam typhoid
D. MEDIA1. Poster2. Leaflet
E. METODE1. Ceramah2. Tanya jawab
F. KEGIATAN PENYULUHAN
KEGIATAN PENYULUH AUDIENCE
Pembukaan 5
menit
Mengucapkan salam Memperkenalkan diri Menjelaskan cakupan
materi yang akan di sampaikan
Menjawab salamMendengarkan
Penyajian 10 menit
Menjelaskan definisi demam typhoid
Menjelaskan penyebab demam typhoid
Menjelaskan tanda dan gejala demam typhoid
Menjelaskan perawatan mandiri di rumah
Menjelaskan pencegahan demam typhoid
Menyimak dan mendengarkan
memperhatikan
Sesi Tanya
Jawab
Mempersilahkan keluarga dan klien menanyakan hal yang tidak dimengerti
Menjawab pertanyaan
Bertanya
Evaluasi 5
menit
Menanyakan Definisi demam typhoid
Menanyakan Penyebab demam typhoid
Menanyakan Tanda dan Gejala demam typhoid
Menanyakan Perawatan mandiri di rumah
Menanyakan Pencegahan demam typhoid
Menjawab pertanyaan
Penutup 5
menit
Menutup pertemuan dengan menyimpulkan materi yg telah di bahas
Memberi salam penutup
Mendengarkan
Menjawab
Menjawab salam
G. EVALUASI
RENCANA EVALUASI (Evaluasi Struktur, Proses, dan Hasil)
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan Media
b. Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan
dalam penyuluhan yaitu :
Poster
Leaflet
2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan
memahami materi penyuluhan yang diberikan.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dengan
sasaran.
d. Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan mengerti 80 % dari apa yang telah disampaikan dengan kriteria
mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang akan diberikan oleh penyuluh.
Berikut beberapa pertanyaan yang akan diberikan :
a. Jelaskan Definisi demam typhoid
b. Jelaskan Penyebab demam typhoid
c. Jelaskan Tanda dan Gejala demam typhoid
d. Jelaskan Perawatan mandiri di rumah
e. Jelaskan Pencegahan demam typhoid
MATERI PENYULUHAN
TENTANG WASPADA DEMAM TYPOID
A. PENGERTIAN
Demam typoid adalah infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhy yang masuk kedalam tubuh manusia (saluran pencernaan) dan juga merupakan kelompok penyakit yang mudah menular serta menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan wabah.
B. PENYEBAB
Kuman salmonela masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang tercemar, baik pada waktu memasak atau pun melalui tangan dan alat masak yang kurang bersih. Bersama makanan itu, kuman salmonela akan diserap oleh usus halus dan menyebar ke semua alat tubuh terutama hati dan limpa, sehingga membengkak dan nyeri. Kuman ini akan meneruskan perjalannya masuk peredaran darah dan masuk ke dalam kelenjar limfe, terutama di usus halus. Nah, di dalam dinding usus ini Salmonela membuat luka atau bahasa medisnya tukak berbentuk lonjong.
C. TANDA DAN GEJALA
1. Pada minggu pertama : ditemukan gejala klinik dan keluhan demam typoid seperti :
demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual muntah, obstipasi atau
diare, perasaan tidak enak diperut, dan batuk.
Pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan peningkatan suhu tubuh, serta nyeri perut,
sifat demam adalah meningkat perlahan-lahan, dan terutama pada sore hari hingga
malam hari.
2. Pada minggu kedua : ditemukan gejala-gejala yang lebih jelas seperti : demam, bradikardi, lidah berselaput (kotor dibagian tengah, tepi dan ujung merah), hepatomegaly, splenomegaly, meteorismus.
D. PERAWATAN MANDIRI DI RUMAH
1. Penderita demam tifoid dianjurkan istirahat di tempat tidur. Selain itu, dianjurkan
diisolasi untuk menghindari penularan kepada orang lain. Bila hal ini tidak dapat
dilakukan di rumah, maka dokter akan menyarankan agar penderita dirawat di rumah
sakit.
2. Perawatan yang baik diperlukan untuk mencegah komplikasi. Untuk itu penderita
perlu beristirahat selama masih ada demam, sampai kurang lebih dua minggu setelah
suhu badan normal kembali. Apalagi, penderita demam tifoid ini lemah dan tidak mau
makan, sehingga jumlah cairan dan kalori yang masuk pun harus diperhatikan.
3. Makanan untuk penderita ini harus mengandung cukup cairan, kalori dan protein.
Bahan makanannya disarankan tidak banyak mengandung serat, tidak merangsang dan
tidak menimbulkan gas. Susu perlu diberikan dua kali sehari. Bila anak mulai sadar
dan nafsu makannya mulai membaik, dapat diberikian makanan lunak.
4. Selain itu, kepada penderita juga diberikan obat-obatan yang harus diminum atau
disuntikkan, tergantung pada keadaan penyakitnya.
5. Demam tifoid akan menyerang anak biasanya ringan, namun bila tidak segera diobati dapat menjadi berat. Penyakit ini menjadi berat bila ditemukan demam yang menerus tinggi, kesadaran yang sangat menurun, terjadi kekurangan cairan tubuh, keadaan gizi yang buruk, atau bila terdapat komplikasi lain.
E. UPAYA PENCEGAHAN
1. Penularan demam tifoid, dapat dihindarkan dengan menjaga kesehatan pribadi dan
kesehatan lingkungan lewat kebiasaan sehari-hari. Misalnya saja, dengan mengurangi
kebiasaan jajan. Oleh karena kuman salmonela typhi akan mati bila dipanaskan pada
suhu 50 derajat celcius selama 15 menit, maka sebaiknya dibiasakan memasak air
minum hingga mendidih selama 10-15 menit. Perlu diperhatikan, kuman ini dapat
tahan selama beberapa minggu dalam es.
2. Kebiasaan-kebiasaan lain yang perlu diperhatikan, adalah mencuci bahan makanan
yang akan dimasak dengan baik, membiasakan mencuci tangan sebelum masak,
sebelum makan, atau sebelum menyuapi anak.
3. Yang perlu diwaspadai adalah tidak jarang orang dewasa yang mengidap salmonela
di dalam tinjanya, ternyata tidak menderita sakit. Orang seperti ini dapat menjadi
sumber penularan. Oleh karena itu, usaha menjaga kesehatan lingkungan amat perlu
diperhatikan. Misalnya saja, dengan membakar sampah dapur sehingga tidak
dihinggapi lalat, membuat jamban keluarga, atau membuat sumur tidak terlalu dekat
dengan jamban, akan menurangi kemungkinan penularan dan penyebaran penyakit
ini.
4. Bila di rumah Anda terdapat penderita yang diduga sakit demam tifoid, selain
berbagai cara perawatan seperti tersebut di atas, perlu pula diperhatikan cara
pembuangan tinja penderita. Tinja harus dibuang pada tempatnya, untuk menghindari
penularan kepada anggota keluarga yang lain.
5. Pencegahan dengan suntikan imunisasi tipa (imunisasi untuk mencegah penyakit tifus dan para tifus) yang masih banyak dipakai saat ini, dapat memberikan kekebalan secara aktif selama kira-kira 3 bulan.
F. KESIMPULAN
Demam typoid adalah infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhy
yang masuk kedalam tubuh manusia (saluran pencernaan) dan juga merupakan kelompok
penyakit yang mudah menular serta menyerang banyak orang sehingga dapat
menimbulkan wabah. Adapun tanda dan gejalanya yang khas yakni demam, mual
muntah, nyeri otot, perasaan tidak enak pada perut, anoreksia, obstipasi atau diare.
1. Penderita demam tifoid dianjurkan istirahat di tempat tidur. Selain itu, dianjurkan
diisolasi untuk menghindari penularan kepada orang lain. Bila hal ini tidak dapat
dilakukan di rumah, maka dokter akan menyarankan agar penderita dirawat di
rumah sakit.
2. Perawatan yang baik diperlukan untuk mencegah komplikasi. Untuk itu penderita
perlu beristirahat selama masih ada demam, sampai kurang lebih dua minggu
setelah suhu badan normal kembali. Apalagi, penderita demam tifoid ini lemah dan
tidak mau makan, sehingga jumlah cairan dan kalori yang masuk pun harus
diperhatikan.
3. Makanan untuk penderita ini harus mengandung cukup cairan, kalori dan protein.
Bahan makanannya disarankan tidak banyak mengandung serat, tidak merangsang
dan tidak menimbulkan gas. Susu perlu diberikan dua kali sehari. Bila anak mulai
sadar dan nafsu makannya mulai membaik, dapat diberikian makanan lunak.
4. Selain itu, kepada penderita juga diberikan obat-obatan yang harus diminum atau
disuntikkan, tergantung pada keadaan penyakitnya.
5. Demam tifoid akan menyerang anak biasanya ringan, namun bila tidak segera
diobati dapat menjadi berat. Penyakit ini menjadi berat bila ditemukan demam
yang menerus tinggi, kesadaran yang sangat menurun, terjadi kekurangan cairan
tubuh, keadaan gizi yang buruk, atau bila terdapat komplikasi lain.
1. Penularan demam tifoid, dapat dihindarkan dengan menjaga kesehatan pribadi dan
kesehatan lingkungan lewat kebiasaan sehari-hari. Misalnya saja, dengan
mengurangi kebiasaan jajan. Oleh karena kuman salmonela typhi akan mati bila
dipanaskan pada suhu 50 derajat celcius selama 15 menit, maka sebaiknya
dibiasakan memasak air minum hingga mendidih selama 10-15 menit. Perlu
diperhatikan, kuman ini dapat tahan selama beberapa minggu dalam es.
2. Kebiasaan-kebiasaan lain yang perlu diperhatikan, adalah mencuci bahan makanan
yang akan dimasak dengan baik, membiasakan mencuci tangan sebelum masak,
sebelum makan, atau sebelum menyuapi anak.
3. Yang perlu diwaspadai adalah tidak jarang orang dewasa yang mengidap salmonela
di dalam tinjanya, ternyata tidak menderita sakit. Orang seperti ini dapat menjadi
sumber penularan. Oleh karena itu, usaha menjaga kesehatan lingkungan amat
perlu diperhatikan. Misalnya saja, dengan membakar sampah dapur sehingga tidak
dihinggapi lalat, membuat jamban keluarga, atau membuat sumur tidak terlalu
dekat dengan jamban, akan menurangi kemungkinan penularan dan penyebaran
penyakit ini.
4. Bila di rumah Anda terdapat penderita yang diduga sakit demam tifoid, selain
berbagai cara perawatan seperti tersebut di atas, perlu pula diperhatikan cara
pembuangan tinja penderita. Tinja harus dibuang pada tempatnya, untuk
menghindari penularan kepada anggota keluarga yang lain.
5. Pencegahan dengan suntikan imunisasi tipa (imunisasi untuk mencegah penyakit
tifus dan para tifus) yang masih banyak dipakai saat ini, dapat memberikan
kekebalan secara aktif selama kira-kira 3 bulan.