sap imunisasi

29

Click here to load reader

Upload: dayu-anjani-gembul-3429

Post on 24-Jun-2015

4.987 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: SAP Imunisasi

Program Studi Ilmu Keperawatan_FK UNUD 2009

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN

Topik : Pentingnya imunisasi pada anak

Target dan Sasaran : Orang tua serta pengasuh anak di poliklinik anak RSUP Sanglah

Denpasar

Hari/Tanggal : Selasa 10 November 2009

Waktu : Pukul 09.00 – 09.30 WITA

Tempat : Ruang Poliklinik Anak RSUP Sanglah Denpasar

A. LATAR BELAKANG

Penyakit cacar (smalpox) sendiri telah dinyatakan hilang sejak tahun 1979 berkat

vaksinasi. "Vaksinasi adalah penemuan terbesar dalam ilmu kedokteran dan kesehatan

umum," demikian seperti ditulis dalam laporan.

Berdasarkan data dari departemen kesehatan AS, statistik menunjukkan penurunan

penyakit dan kematian. Misalnya saja pada tahun 1936-1945 lebih dari 21.000 orang

terinfeksi difteri dan menelan korban jiwa 1.800 orang tiap tahunnya. Namun kasus

penyakit ini sudah tidak ditemukan lagi pada tahun 2006.

Antara tahun 1953 dan 1962, lebih dari 500.000 orang menderita cacar air tiap

tahunnya dan 440 orang meninggal karenanya. Di tahun 2006 hanya ada 55 kasus

penyakit cacar air ditemukan.

Penurunan kasus penyakit gondong mencapai 95,9 persen, tetanus 92,9 persen, dan

penyakit pertusis turun 92,2 persen. Kematian akibat tetanus dan pertusis menurun

hingga 99 persen.

"Keberhasilan tersebut terjadi karena program imunisasi untuk anak dan balita yang

dicanangkan pemerintah berhasil," kata Sandra.

Di Indonesia sendiri pemerintah mewajibkan setiap bayi dan anak mendapat

imunusisasi tuberkolosis (BCG), DPT, imunisasi polio, campak, dan hepatitis B.

1 Laporan Pendahuluan Pada Anak dengan Imunisasi

Page 2: SAP Imunisasi

Program Studi Ilmu Keperawatan_FK UNUD 2009

Selain itu masih ada beberapa imunisasi yang dianjurkan untuk diberikan, yakni

imunusiasi Tipa untuk demam tifoid dan paratifoid, imunisasi hepatitis A, imunisasi

varisela untuk penyakit cacar air, imunisasi HiB untuk mencagah kuman

Haemophylus influenzae penyebab meningitis (radang selaput otak).

(http://cpddokter.com/home/index.php?

option=com_content&task=view&id=83&Itemid=55)

B. TUJUAN

1.1 Tujuan Instruksional Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang pentingnya imunisasi

pada anak, diharapkan peserta penyuluhan dapat lebih memahami pentingnya

imunisasi pada anak sehingga angka kejadian penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi pada anak dapat ditekan.

1.2 Tujuan Intuksional Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu

menjelaskan kembali :

1. Definisi imunisasi

2. Tujuan imunisasi

3. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

4. Jenis imunisasi

5. Cara kerja imunisasi melawan penyakit

6. Kontraindikasi imunisasi

7. Jadwal imunisasi

C. GARIS BESAR MATERI

1. Definisi imunisasi

2. Tujuan imunisasi

3. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

4. Jenis imunisasi

2 Laporan Pendahuluan Pada Anak dengan Imunisasi

Page 3: SAP Imunisasi

Program Studi Ilmu Keperawatan_FK UNUD 2009

5. Cara kerja imunisasi melawan penyakit

6. Kontraindikasi imunisasi

7. Jadwal imunisasi

D. PELAKSANAAN KEGIATAN

Acara

NO WAKTUKEGIATAN

PENYULUHANKEGIATAN PESERTA

1 5 menit Pembukaan

a. Penyampaian salam

b. Perkenalan

c. Menjelaskan topik

penyuluhan

d. Menjelaskan tujuan

e. Apersepsi

f. Kontrak waktu

a. Membalas salam

b. Memperhatikan

c. Memperhatikan

d. Memperhatikan

e. Memperhatikan dan

member respon

f. Memperhatikan

2 15 menit Pelaksanaan

Penyampaian materi

mengenai :

1. Definisi imunisasi

2. Tujuan imunisasi

3. Penyakit yang dapat

dicegah dengan

imunisasi

4. Jenis imunisasi

5. Cara kerja imunisasi

melawan penyakit

6. Kontraindikasi

imunisasi

Memperhatikan

penjelasan dan

mencermati materi

3 Laporan Pendahuluan Pada Anak dengan Imunisasi

Page 4: SAP Imunisasi

Program Studi Ilmu Keperawatan_FK UNUD 2009

7. Jadwal imunisasi.

Sesi Tanya jawab

3 5 menit Evaluasi

Memberikan pertanyaan lisan

(menanyakan kembali)

Partisipasi aktif

3 5 menit Terminasi

a. Menyimpulkan hasil

penyuluhan

b. Mengakhiri dengan salam

a. Memperhatikan

b. Menjawab salam

Setting Tempat

Poliklinik Anak RSUP Sanglah Denpasar

E. METODE

Ceramah

Tanya jawab

F. MEDIA

Leaflet

4 Laporan Pendahuluan Pada Anak dengan Imunisasi

DENAH TEMPAT

Audien

Audien

Audien

AudienAudien

Audien

Audien

Audien

Audien Audien Audien

Page 5: SAP Imunisasi

Program Studi Ilmu Keperawatan_FK UNUD 2009

Flip Chart

G. PENGORGANISASIAN KELOMPOK

Moderator: Ida Ayu Dwi Anjani

Penyaji : Gede Budi Widiarta

Ketut Suastawa

Fasilitator :

Observer :

Notulen :

Peserta :

RENCANA EVALUASI (Evaluasi Struktur, Proses, dan Hasil)

1. Evaluasi Struktur

a. Persiapan Media

Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan

dalam penyuluhan yaitu :

- Leaflet

- Flip Chart

b. Persiapan Materi

Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan dibuatkan flip chart serta leaflet

dengan ringkas, menarik, lengkap mudah di mengerti oleh peserta penyuluhan.

c. Undangan

Dalam penyuluhan mengenai pentingnya pemberian imunisasi pada anak kami

mengundang orang tua serta pengasuh anak untuk hadir di ruang Poliklinik Anak

RSUP Sanglah denpasar

2. Evaluasi Proses

5 Laporan Pendahuluan Pada Anak dengan Imunisasi

Page 6: SAP Imunisasi

Program Studi Ilmu Keperawatan_FK UNUD 2009

Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan

memahami materi penyuluhan yang diberikan.

Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.

Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dengan

sasaran.

Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang meninggalkan

tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.

3. Evaluasi Hasil

a. Jangka Pendek

Peserta penyuluhan mengerti 80 % dari apa yang telah disampaikan dengan

kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang akan diberikan

oleh penyuluh. Berikut beberapa pertanyaan yang akan diberikan :

1) Sebutkan apa itu imunisasi!

2) Sebutkan tujuan imunisasi!

3) Sebutkan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi!

4) Sebutkan jenis-jenis imunisasi!

5) Sebutkan jadwal imunisasi!

b. Jangka Panjang

Meningkatkan pengetahuan orang tua serta pengasuh anak peserta penyuluhan

sehingga dapat menurunkan angka kejadian penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi.

H. DAFTAR PUSTAKA

1. A. Aziz Alimul H., 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1 Edisi Pertama,

Jakarta : Salemba Medika

2. Arul, 2009. Trackback (online), available : http://apotekalrasyid.wordpress.com/

(2009, Oktober 3rd)

6 Laporan Pendahuluan Pada Anak dengan Imunisasi

Page 7: SAP Imunisasi

Program Studi Ilmu Keperawatan_FK UNUD 2009

3. Noname, 2003. Jadwal Imunisasi (online), available :

http://id.wikipedia.org/wiki/jadwal_imunisasi (2009, Oktober 3rd)

4. Online available : (2009, Oktober 1st)

http://cpddokter.com/home/index.php?

option=com_content&task=view&id=83&Itemid=55

http://organisasi.org/jenis-macam-vaksin-imunisasi-untuk-anak-informasi-

imunisasi-lengkap-wajib-penangkal-penyakit

(http://www.medsafe.govt.nz/profs/datashetet/v/vaxsigripinj.htm/)

(http://apotekalrasyid.wordpress.com/)

(http://qilqil.multiply.com/)

MATERI PEMBERIAN IMUNISASI

1. PENGERTIAN IMUNISASI

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan

memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah

terhadap penyakit tertentu. Seadangkan yang dimaksud vaksin adalah bahan yang dipakai

untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui

suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti vaksin polio. (A.

Aziz Alimul H., Buku Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1 Edisi Pertama , 2005; hal

101)

2. TUJUAN IMUNISASI

Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan meningkatkan derajat

imunitas, memberikan proteksi imun dengan menginduksi respons memori terhadap

patogen tertentu / toksin dengan menggunakan preparat antigen non-virulen/non-toksik.

Kekebalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya terdapat

tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi, potensi antigen yang disuntikkan,

waktu antara pemberian imunisasi, mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut

7 Laporan Pendahuluan Pada Anak dengan Imunisasi

Page 8: SAP Imunisasi

Program Studi Ilmu Keperawatan_FK UNUD 2009

akan tergantung dari faktor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat

diharapkan pada diri anak. (A. Aziz Alimul H., Buku Pengantar Ilmu Keperawatan Anak

1 Edisi Pertama , 2005; hal 101)

3. PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI

Hingga saat ini terdapat sepuluh jenis vaksinasi yang dapat mencegah terjadinya infeksi

pada anak, yaitu :

a. Polio

b. Campak

c. Gondongan

d. Rubella (campak Jerman)

e. Difteria

f. Tetanus

g. Batuk rejan (Pertusis)

h. Meningitis

i. Cacar air

j. Hepatitis B

8 Laporan Pendahuluan Pada Anak dengan Imunisasi

Page 9: SAP Imunisasi

Program Studi Ilmu Keperawatan_FK UNUD 2009

(http://qilqil.multiply.com/)

4. JENIS IMUNISASI

Pada dasarnya dalam tubuh sudah memiliki pertahanan secara sendiri agar

berbagai kuman yang masuk dapat dicegah, pertahanan tubuh tersebut meliputi

pertahanan nonspesifik dan pertahanan spesifik, Proses mekanisme pertahanan dalam

tubuh pertama kali adalah pertahanan nonspesifik seperti complemen dan makrofag

dimana komplemen dan makrofag ini yang pertama kali akan memberikan peran ketika

ada kuman yang masuk ke dalam tubuh. Setelah itu maka kuman harus melawan

pertahanan tubuh yang kedua yaitu pertahanan tubuh spesifik terdiri dari system humoral

dan seluler. Sistem pertahanan tersebut hanya bereaksi terhadap kuman yang mirip

dengan bentuknya.Sistem pertahanan homoral akan menghasilkan zat yang disebut

immunoglobulin (IgA,IgM,IgG,IgE,IgD) dan sistem pertahanan seluler terdiri dari

limfosit B dan limfosit T,dalam pertahanan spesifik selanjutnya akan menghasilkan satu

cell yang disebut sel memori,sel ini akan berguna atau sangat cepat dalam bereaksi

apabila sudah pernah masuk kedalam tubuh, kondisi ini yang digunakan dalam prinsip

imunisasi. Berdasarkan proses tersebut di atas maka imunisasi di bagi menjadi dua yaitu

imunisasi aktif dan imunisasi pasif. (A. Aziz Alimul H., Buku Pengantar Ilmu

Keperawatan Anak 1 Edisi Pertama , 2005; hal 102)

a. Imunisasi Aktif

Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu

proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan

menghasilkan respons seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga

apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons. Dalam

imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain :

1) Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba

guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli sakarisa, toksoid atau

virus dilemahkan atau bakteri dimatikan

2) Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan

9 Laporan Pendahuluan Pada Anak dengan Imunisasi

Page 10: SAP Imunisasi

Program Studi Ilmu Keperawatan_FK UNUD 2009

3) Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menghindari

tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.

4) Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk meningkatkan

imunogenitas antigen.

b. Imunisasi Pasif

Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan

melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang

yang digunakan untuk mngatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang

terinfeksi.

Dalam pemberian imunisasi pada anak dapat dilakukan dengan beberapa

imunisasi yang dianjurkan antara lain :

1) BCG (Bacillus Calmette-Guerin)

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit TBC yang

berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi

walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi BCG untuk TBC

yang berat seperti TBC pada selaput otak, TBC Milier (pada seluruh lapangan

paru) atau TBC tulang. Imunisasi BCG ini merupakan vaksin yang mengandung

kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah

satu kali dan waktu pemberian imunisasi BCG pada umur 0-11 bulan (umumnya 2

bulan), akan tetapi pada umumnya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan,

kemudian cara pemberian imuniasi BCG melalui intradermal. Efek samping pada

BCG dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi limfadenitis

regional dan reaksi panas. BCG tidak diberikan pada anak-anak yang menderita

gangguan sistem kekebalan tubuh misalnya penyakit leukemia, sedang menjalani

pengobatan steroid jangka panjang dan penderita HIV. Dan tidak ada pemerikasaan

laboratorium yang bisa menilai kekebalan seseorang pada penyakit TBC setelah

diimunisasi. Berbeda dengan imunisasi hepatitis B, kita bisa memeriksa titer anti-

HBsAg pada laboratotrium, bila hasilnya  > 10 μg dianggap memiliki kekebalan

10 Laporan Pendahuluan Pada Anak dengan Imunisasi

Page 11: SAP Imunisasi

Program Studi Ilmu Keperawatan_FK UNUD 2009

yang cukup terhadap hepatitis B. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

kemampuan proteksi BCG berkurang jika telah ada sensitisasi dengan

mikobakteria lingkungan sebelumnya. Maksudnya, jika anak sudah kemasukkan

kuman TBC sebelum diimunisasi, proses pembentukan antibbodi setelah

diimunisasi kurang memuaskan

Karena itu, BCG dianjurkan diberikan umur 2-3 bulan atau dilakukan uji

tuberkulin dulu (bila usia anak lebih dari 3 bulan) untuk mengetahui apakah anak

telah terinfeksi TBC atau belum (lihat jadwal imunisasi). Kekebalan untuk

penyakit TBC tidak diturunkan dari ibu ke anak (imunitas seluler), karena itu anak

baru lahir tidak punya kekebalan terhadap TBC. Untuk itu ibu-ibu harus segera

memberikan imunisasi BCG buat anaknya. Imunsasi BCG diberikan dengan dosis

0,05 ml pada bayi kurang dari 1 tahun, dan 0,1 ml pada anak. (A. Aziz Alimul H.,

Buku Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1 Edisi Pertama , 2005; hal 103)

2) Imunisasi DPT ( Diphteri, Pertusis, dan Tetanus )

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit

difteri.Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri

yang telah dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih dapat merangsang

pembentukan zat antibody (toksoid). Frekwensi pemberian imunisasi DPT adalah

3 kali,dengan maksud pemberian pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit

(tahap pengenalan) terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat

zat anti,kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Waktu pemberian

imunisasi DPT antara umur 2 – 11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara

pemberian imunisasi DPT melalui intramuskuler. Efek samping pada DPT

mempunyai efek ringan dan efek berat,efek ringan seperti pembengkakan dan nyeri

pada tempat penyuntikan,demam sedangkan efek berat dapat menangis hebat

kesakitan kurang lebih empat jam,kesadaran menurun,terjadi kejang, enselopati,

dan shock. Vaksin kombinasi DPaT/Hib memberikan proteksi optimal terhadap

empat jenis penyakit berbahaya sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus, dan

11 Laporan Pendahuluan Pada Anak dengan Imunisasi

Page 12: SAP Imunisasi

Program Studi Ilmu Keperawatan_FK UNUD 2009

miningitis . Kandungan vaksin adalah virus yang dilemahkan. Waktu pemberian 0-

11 bulan dengan interval pemberian 4 minggu Cara pemberian melalui oral. (A.

Aziz Alimul H., Buku Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1 Edisi Pertama , 2005;

hal 103)

3) Imunisai Polio

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit

poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak.Kandungan vaksin

ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi polio adalah

empat kali.Waktu pemberian imunisasi polio pada umur 0-11 bulan dengan interval

pemberian 4 minggu. Cara pemberian imunisasi polio melalui oral. (A. Aziz

Alimul H., Buku Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1 Edisi Pertama , 2005; hal

103)

4) Imunisasi Campak

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit

campak pada anak karena penyakit ini sangat menular.Kandungan vaksin ini

adalah virus yang dilemahkan.Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah satu

kali.Waktu pemberian imunisasi campak melalui subkutan kemudian efek

sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada tempa suntikan dan panas. (A. Aziz

Alimul H., Buku Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1 Edisi Pertama, 2005; hal

104)

5) Imunisasi Hepatitis B

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit

hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi

pemberian imunisasi hepatitis tiga kali. Waktu pemberian imunisasi hepatitis B

pada umur 0 – 11 bulan. Cara pemberian imunisasi hepatitis ini adalah

12 Laporan Pendahuluan Pada Anak dengan Imunisasi

Page 13: SAP Imunisasi

Program Studi Ilmu Keperawatan_FK UNUD 2009

intramukular. (A. Aziz Alimul H., Buku Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1 Edisi

Pertama, 2005; hal 104)

6) Imunisasi MMR ( Measles, Mumps, dan Rubela )

Merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan atau mencegah

terjainya penyakit campak (measles), gondong, parotis epidemika (mumps) dan

rubella (campak jerman). Dalam imunisasi MMR ini antigen yang dipakai adalah

virus campak strain Edmonson yang dilemahkan, virus rubella strain RA 27/3 dan

virus gondong. Vaksin ini tidak dianjurkan pada bayi usia di bawah 1 tahun karena

dikhawatirkan terjadi interferensi dengan antibody maternal yang masih ada.

Khusus pada daerah endemic sebaiknya diberikan imunisasi campak yang

monovalen dahulu pada usia 4- 6 bulan atau 9-11 bulan dan boster dapat dilakukan

MMR pada usia 15-18 bulan. (A. Aziz Alimul H., Buku Pengantar Ilmu

Keperawatan Anak 1 Edisi Pertama, 2005; hal 104)

7) Imunisasi Tiphus Abdominalis

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit

tifus abdominalis, dalam persendiannya khususnya di Indonesia terdapat tiga jenis

vaksin tifus abdominalis di antaranya kuman yang dimatikan, kuman yang

dilemahkan ( vivotif,berna) dan antigen capsular Vi polysaccharide ( Typhim Vi,

Pasteur Meriux ). Pada vaksin kuman yang dimatikan dapat diberikan untuk bayi 6-

12 bulan adalah 0,1 ml, 1-2 tahun 0,2 ml, dan 2-12 tahun adalah 0,5 ml, pada

imunisasi awal dapat diberikan sebanyak 2 kali dengan interval empat minggu

kemudian penguat setelah satu tahun kemudian. Pada vaksin kuman yang

dilemahkan dapat diberikan dalam bentuk capsul enteric coated sebelum makan

pada hari 1,2,5, pada anak di atas usia 6 tahun dan pada antigen capsular diberikan

pada usia di atas dua tahun dan dapat diulang tiap 3 tahun. (A. Aziz Alimul H.,

Buku Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1 Edisi Pertama, 2005; hal 105)

13 Laporan Pendahuluan Pada Anak dengan Imunisasi

Page 14: SAP Imunisasi

Program Studi Ilmu Keperawatan_FK UNUD 2009

8) Imunisasi Varicella

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit

varicella (cacar air).Vaksin varicella merupakan virus hidup varicella zoozter strain

OKA yang dilemahkan. Pemberian vaksin varicella dapat diberikan suntikan

tunggal pada usia 12 tahun di daerah tropic dan bila di atas usia 13 tahun dapat

diberikan dua kali suntikan dengan interval 4-8 minggu. (A. Aziz Alimul H., Buku

Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1 Edisi Pertama, 2005; hal 105)

9) Imunisasi Hepatitis A

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit

hepatitis A. Pemberian imunisasi ini dapat diberikan pada usia diatas dua tahun.

Untuk imunisasi awal dengan menggunakan vaksin Havrix (isinya virus hepatitis A

strain HM175 yang inactivated) dengan 2 suntikan dengan interval 4 minggu dan

boster pada enam bulan kemudian dan apabila menggunakan vaksin MSD dapat

dilakukan tiga kali suntikan pada usia 0,6 dan 12 bulan. (A. Aziz Alimul H., Buku

Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1 Edisi Pertama, 2005; hal 105)

10) Imunisasi HiB (Haemophilus Influenzae Tipe B)

Merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit

influenza tipe b. Vaksin ini adalah bentuk polisakarida murbi (PRP : purified

capsular polysaccharide) kuman H. Influenzae tipe B. Antigen dalam vaksin

tersebut dapat dikonjugasi dengan protein-protein lain seperti toksoid tetanus

(PRP-T),toksoid dipteri (PRP-D atau PRPCR50) atau dengan kuman

menongokokus (PRP-OMPC). Pada pemberian imunisasi awal dengan PRP-T

dilakukan dengan tiga suntikan dengan interval 2 bulan kemudian vaksin PRP

OMPC dilakukan dengan 2 suntikan dengan interval 2 bulan kemudian bosternya

dapat diberikan pada usia 18 bulan (Ismoedijanto, 2002 dalam A. Aziz Alimul H.,

Buku Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1 Edisi Pertama , 2005; hal 101)

14 Laporan Pendahuluan Pada Anak dengan Imunisasi

Page 15: SAP Imunisasi

Program Studi Ilmu Keperawatan_FK UNUD 2009

5. CARA KERJA IMUNISASI MELAWAN PENYAKIT

Imunisasi bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi terhadap

mikroorganisme tertentu tanpa menyebabkan seseorang sakit terlebih dahulu.

Vaksinasi, zat yang digunakan untuk membentuk imunitas tubuh, terbuat dari

mikroorganisme ataupun bagian dari mikroorganisme penyebab infeksi yang telah

dimatikan atau dilemahkan, sehingga tidak akan membuat penderita jatuh sakit.

Vaksin kemudian dimasukan kedalah tubuh yang biasanya melalui suntikan. Sistem

pertahanan tubuh kemudian akan bereaksi terhadap vaksin yang dimasukan ke dalam

tubuh tersebut sama seperti apabila mikroorganisme menyerang tubuh dengan cara

membentuk antibodi. Antibodi kemudian akan membunuh vaksin tersebut layaknya

membunuh mikroorganisme yang menyerang tubuh. Kemudian antibodi akan terus

berada di peredaran darah membentuk imunitas. Ketika suatu saat tubuh diserang oleh

mikororganisme yang sama dengan yang terdapat di dalam vaksin, maka antibodi

akan melindungi tubuh dan mencegah terjadinya infeksi.

(http://www.medsafe.govt.nz/profs/datashetet/v/vaxsigripinj.htm/)

6. KONTRAINDIKASI IMUNISASI

a. Kontraindikasi imunisasi BCG

Respon imunologik terganggu : infeksi HIV, defisiensi imun kongenital, leukemia,

keganasan

Respon imunologik tertekan : kortikosteroid, obat kanker, radiasi

Ibu hamil

b. Kontraindikasi imunisasi DPT

Kelainan neurologis dan terlambat tumbuh kembang

Ada riwayat kejang

Penyakit degeneratif

Pernah sebelumnya divaksinasi DPT menunjukkan : anafilaksis, ensefalopati,

kejang, renjatan, hiperpireksia, tangisan/teriakan hebat

15 Laporan Pendahuluan Pada Anak dengan Imunisasi

Page 16: SAP Imunisasi

Program Studi Ilmu Keperawatan_FK UNUD 2009

c. Kontra indikasi pemberian vaksin polio

Diare berat

Gangguan kekebalan (karena obat imunosupresan, kemoterapi, kortikosteroid)

Ibu hamil

d. Kontra indikasi pemberian vaksin campak

Infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38°Celsius

Gangguan sistem kekebalan

Pemakaian obat imunosupresan

Alergi terhadap protein telur

Hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin

Ibu hamil

e. Kontra indikasi Imunisasi MMR

Anak yang alergi terhadap telur, gelatin atau antibiotik neomisin

Anak yang 3 bulan yang lalu menerima gamma globulin

Anak yang mengalami gangguan kekebalan tubuh akibat kanker, leukemia,

limfoma maupun akibat obat prednison, steroid, kemoterapi, terapi penyinaran atau

obati imunosupresan.

Wanita hamil atau wanita yang 3 bulan kemudian hamil.

f. Kontra indikasi Imunisasi varisella

Wanita hamil atau wanita menyusui

Anak-anak atau orang dewasa yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau

yang memiliki riwayat keluarga dengan kelainan imunosupresif bawaan

Anak-anak atau orang dewasa yang alergi terhadap antibiotik neomisin atau gelatin

karena vaksin mengandung sejumlah kecil kedua bahan tersebut

Anak-anak atau orang dewasa yang menderita penyakit serius, kanker atau

gangguan sistem kekebalan tubuh (misalnya AIDS)

Anak-anak atau orang dewasa yang sedang mengkonsumsi kortikosteroid

Setiap orang yang baru saja menjalani transfusi darah atau komponen darah lainnya

16 Laporan Pendahuluan Pada Anak dengan Imunisasi

Page 17: SAP Imunisasi

Program Studi Ilmu Keperawatan_FK UNUD 2009

Anak-anak atau orang dewasa yang 3-6 bulan yang lalu menerima suntikan

immunoglobulin

(http://apotekalrasyid.wordpress.com/)

7. JADWAL IMUNISASI

JADWAL IMUNISASI

REKOMENDASI IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA (IDAI) PERIODE 2008

17 Laporan Pendahuluan Pada Anak dengan Imunisasi

Page 18: SAP Imunisasi

Program Studi Ilmu Keperawatan_FK UNUD 2009

http://dokterearekcilik.wordpress.com/2008/07/23/jadwal-imunisasi-2008/

Lampiran 2

18 Laporan Pendahuluan Pada Anak dengan Imunisasi

Page 19: SAP Imunisasi

Program Studi Ilmu Keperawatan_FK UNUD 2009

EVALUASI

1) Sebutkan apa itu imunisasi!

2) Sebutkan tujuan imunisasi!

3) Sebutkan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi!

4) Sebutkan jenis-jenis imunisasi!

5) Sebutkan jadwal imunisasi!

PEMBAHASAN :

1) Imunisasi:

ð Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan

memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah

terhadap penyakit tertentu. Seadngkan yang dimaksud vaksin adalah bahan yang

dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh

melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti

vaksin polio. (A. Aziz Alimul H., Buku Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1 Edisi

Pertama , 2005; hal 101)

2) Tujuan Imunisasi:

ð Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan meningkatkan derajat

imunitas, memberikan proteksi imun dengan menginduksi respons memori

terhadap patogen tertentu / toksin dengan menggunakan preparat antigen non-

virulen/non-toksik.

3) Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

Hingga saat ini terdapat sepuluh jenis vaksinasi yang dapat mencegah terjadinya infeksi

pada anak, yaitu :

19 Laporan Pendahuluan Pada Anak dengan Imunisasi

Page 20: SAP Imunisasi

Keperawatan Maternitas_PSIK FK UNUD 2009

k. Polio

l. Campak

m. Gondongan

n. Rubella (campak Jerman)

o. Difteria

p. Tetanus

q. Batuk rejan (Pertusis)

r. Meningitis

s. Cacar air

t. Hepatitis B

4) Jenis Imunisasi

c. Imunisasi Aktif

Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu

proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan

menghasilkan respons seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga

apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons. Dalam

imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain :

5) Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba

guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli sakarisa, toksoid atau

virus dilemahkan atau bakteri dimatikan

6) Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan

7) Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menghindari

tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.

8) Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk meningkatkan

imunogenitas antigen.

d. Imunisasi Pasif

Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan

melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang

20 SAP Perawatan Umbilical cord Neonatus_SGD 8

Page 21: SAP Imunisasi

Keperawatan Maternitas_PSIK FK UNUD 2009

yang digunakan untuk mngatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang

terinfeksi.

Dalam pemberian imunisasi pada anak dapat dilakukan dengan beberapa

imunisasi yang dianjurkan antara lain :

1) BCG (Bacillus Calmette-Guerin)

2) Imunisasi DPT ( Diphteri, Pertusis, dan Tetanus )

3) Imunisai Polio

4) Imunisasi Campak

5) Imunisasi Hepatitis B

6) Imunisasi MMR ( Measles, Mumps, dan Rubela )

7) Imunisasi Tiphus Abdominalis

8) Imunisasi Varicella

9) Imunisasi Hepatitis A

10) Imunisasi HiB (Haemophilus Influenzae Tipe B)

5) Jadwal Imunisasi

21 SAP Perawatan Umbilical cord Neonatus_SGD 8