pengkajian keluarga-home care fix
DESCRIPTION
Pengkajian KeluargaTRANSCRIPT
PENGKAJIAN KELUARGA
I. DATA UMUM
1. Nama Keluarga (KK): Ny. R
2. Umur : 48 th
3. Alamat dan Telfon: Pasaman Barat, Desa Paraman Ampalu RT I
4. Komposisi Keluarga:
No nama gender Hub TTL/Umur Pendidikan
1 Ny. F Perempuan ibu 87Thn -
2 Tn. A Laki-laki Suami 50 th S1
3 An. R Perempuan Anak 20 th Mahasiswa
4 An. Al Laki-laki Anak 18 th SMA
5 An. Ar Laki-laki Anak 14 th SMP
6 An. Rf Laki-laki Anak 9 th SD
Genogram :
Keterangan :
= laki-laki, masih hidup = laki-laki, meninggal karna asma
= perempuan, masih hidup = perempuan, meninggal karna asma
= laki-laki, sudah meninggal = laki-laki, meninggal karna
serangan jantung
= perempuan, sudah meninggal = pasien
= perempuan, meninggal karna
penyakit stroke
= tinggal dalam 1(satu)
rumah
= menikah
5. Tipe Keluarga Keluarga
terdiri dari 1 nenek, 2 (dua) orang tua dan 4 (empat) anak yang tinggal
dalam satu rumah. Sehingga keluarga ini termasuk kedalam tipe keluarga
extended family (keluarga besar).
6. Suku
Suku keluarga yaitu suku mandaliang. Kebiasaan makan dalam keluarga,
yaitu 3 kali sehari.
7. Agama
Keluarga aktif terlibat dalam kegiatan ibadah seperti peringatan hari-hari
besar Islam. Keluarga juga melaksanakan kegiatan shalat berjamaah dan
juga melaksanakan tadarus bersama. Tetapi semenjak Ny. F mengalami
patah tulang, keluarga jarang mengikuti shalat berjamaah ke masjid.
Anggota keluarga lebih sering melaksanakan ibadahnya secara sendiri-
sendiri.
8. Aktifitas rekreasi keluarga
Keluarga jarang meluangkan waktu bersama karena orang tua yang
memiliki banyak kegiatan di luar dan anak-anak juga memiliki kegiatan
ekstrakurikuler di sekolahnya. Sejak, Ny. F mengalami patah tulang, kedua
Ny. R dan Tn. A lebih sering di rumah untuk mengurus Ny. F.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
9. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga berada pada tahap keluarga dengan anak remaja berdasarkan
umur dan anak yang paling tua. Dengan tugas perkembangan keluarga
pada tahap ini adalah menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab
seiring kematangan remaja dan semakin meningkatnya otonomi. Tugas
perkembangan kedua adalah bagi orang tua untuk memfokuskan kembali
hubungan pernikahan mereka. Tugas perkembangan ketiga adalah untuk
anggota keluarga, terutama orang tua dan anak remaja, untuk
berkomunikasi secara terbuka satu sama lain.
10. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu tugas
perkembangan kedua dan ketiga. Tugas perkembangan kedua tidak
terpenuhi karena NY. R dan Tn. A sama-sama memiliki kesibukan
masing-masing dalam menjalani karir masing-masing. Tugas
perkembangan ketiga kurang terpenuhi karema bukan hanya orang tua
yang memiliki kesibukan pada karirnya, anak-anak mereka pun memiliki
kegiatan diluar sekolah sehingga menghambat komunikasi antara orang
tua dan anak. Ketika Ny. R dan Tn. A beserta anak-anak sudah pulang ke
rumah mereka lebih banyak beristirahat atau memnyelesaikan tugas yang
belum selesai.
11. Riwayat, keluarga inti
Kedua orang tua tinggal di lingkungan yang sama. Mulai berkenalan sejak
4 tahun sebelum mereka memutuskan untuk menikah. Setelah menikah,
mereka mengharapkan anak-anak. Ny. R memiliki riwayat 4 kali
kehamilan, dan keempat anaknya dalam keadaan hidup. Seluruh
persalinannya dilakukan secara normal.
12. Riwayat keluarga sebelum
Keluarga ayah berasal dari pasaman dan hidup dalam didikan yang taat
dengan agama. Dibesarkan dengan mengikuti jenjang pendidikan
meskipun dengan keadaan keluarga yang seadanya. Keluarga ibu juga
berasal dari Pasaman. Dibesarkan dengan didikan taat agama dan
mengikuti jenjang pendidikan dengan kondisi keluarga yang susah. Tetapi
tidak disebutkan seperti apa kehidupan keluarga asal mereka.
III. Lingkungan
13. Karakteristik Rumah
Rumah tsederhana terbuat dari semen dengan 3 tempat tidur, 1 dapur, 2
kamar mandi, tempat shalat dan 1 ruang tamu dan TV. Di luar rumah
terlihat kondisi rapi, memiliki pagar, dan penerangan yang bagus. Di
dalam rumah, terdapat sedikit perabotan, memiliki TV berwarna. Ruang
makan dan dapur diletakkan berdekatan. Di dalam rumah juga ada 1 anak
tangga yang memisahkan antara ruang tamu dan tempat shalat. Antara
tempat shalat dan dapur juga dipisahkan dengan 1 anak tangga. Anak
tangga juga memisahkan antara tempat shalat dan kamar mandi.
14. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Letak rumah di lingkungan keluarga ini saling berdekatan satu sama lain.
Keluarga menyukai kedekatan dan keakraban dengan lingkungan
masyarakatnya. Salah satu cara untuk menjalin silaturahmi, keluarga ini
sering ke warung terdekat dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Jika
hari pasar tiba, keluarga pun memenuhi kebutuhan keluarganya dengan
pergi ke pasar yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahnya.
15. Mobilitas geografis keluarga
Anggota keluarga telah tinggal di komunitas dan lingkungan yang sama
selama hidup mereka.
16. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga terkenal di kelompok Jemaah masjid dan sekolah. Ny. R juga
menjabat sebagai kepala sekolah SD di daerah tersebut. Ny. R sering
menjadi komunikator dengan sekoah maupun jamaah masjid lainnya.
Keluarga tampak tetap menajaga hubungan dengan lingkungannya.
17. Sistem pendukung keluarga
Tn. A adalah anggota keluarga yang menjadi seorang yang membantu jika
ada masalah dalam keluarga. Sebagai contoh beliau bertindak sebagai
pencari nafkah bagi keluarga, tetapi bukan sebagai pencari nafkah tunggal.
18. Struktur kekuatan keluarga
Didalam keluarga, yang mengambi keputusan dalam keluarga adalah Ny.
R. Hal-hal mengenai kesehatan Ny. F, selalu dikomunikasikan kepada
semua anggota keluarga. ia juga bertindak sebagai pengurus rumah,
termasuk memasak, berbelanja, membersihkan rumah, dan melakukan
pengasuhan anak. Beliau melakukan peran perantara antara ibunya, anak-
anak, dan ayah mereka.
19. Struktur peran
Struktur peran Formal:
Ny. F: nenek dan ibu dari Ny. R. Beliau mengalami patah tulang
sehingga menjalani perawatan total care. Perawatan ini juga dilakukan
dengan mendatangkan perawat yang akan mengasuh beliau, terutama di
pagi hari.
Tn. A: ayah dan suami. Ia bertindak sebagai pencari nafkah bagi
keluarga, tetapi bukan sebagai pencari nafkah tunggal. Peran pasangan
pernikahan dikukuhkan, walaupun kaku, tampah konsisten dengan harapan
terjaga hubungan dalam pernikahan.
Ny. R: ibu, istri, dan anak dari Ny. F. ia bertindak sebagai pencari
nafkah juga selain Tn. A dan lebih banyak menentukan keputusan didalam
keluarga terutama dalam perawatan Ny. F. ia juga bertindak sebagai
pengurus rumah, termasuk memasak, berbelanja, membersihkan rumah,
dan melakukan pengasuhan anak. Ia menjalankan peran yang dibutuhkan
untuk memenuhi harapan peran yang dibutuhkan untuk memenuhi harapan
suami tentang dirinya, sementara disaat yang sama berupaya membatasi
peran untuk tidak menambah anak lagi.
An. R: putri dan saudara perempuan tertua.
An. A: putra dan saudara laki-laki tertua.
An. Ar: putra dan saudara laki-laki lebih muda.
An. Rf: putra dan saudara laki-laki termuda.
Struktur peran informal
Ny. F: nenek. Seseorang yang terbaring dengan perawatan total care di
atas tempat tidur.
Tn. A: ayah. seseorang yang sibuk dengan tugasnya, seseorang yang
masih berusaha untuk menjalin kedekatan dengan anaknya.
Ny. R: seseorang yang banyak mengambil keputusan di dalam
keluarga, melakukan peran perantara antara ibunya, anak-anak, dan ayah
mereka.
An. R: seseorang yang terlalu disibukkan dengan tugasnya sebagai
mahasiswa, sehingga jarang berkomunikasi dengan orang tua dan adik-
adiknya. Anak kesayangan orang tua, karna satu-satunya anak perempuan
dan yang paling tua.
An. Al: seseorang yang cuek dengan adik-adiknya, lebih
mementingkan diri sendiri, dan jarang meluangkan waktu bermain dengan
adik-adiknya.
An. Ar: seseorang yang hampir sama dengan abangnya (An.Al).
seseorang yang mengikuti kegiatan diluar sekolah. An. Rf: seseorang yang
senang bermain dan selalu mengikut ibunya kemana saja ibunya pergi.
20. Nilai dan norma budaya
Karena keluarga tinggal di lingkungan dengan kebudayaan batak
mandailing, keluarga menganut nilai yang dianut keluarga batak
mandailing lainnya. Namun pada keadaan sehari-hari terlihat jelas nilai
individualisme yang melekat pada keluarga, hal ini dapat disebabkan oleh
banyaknya waktu yang dihabiskan keluarga dengan kegiatannya masing –
masing dan kurangnya waktu yang dapat digunakan untuk berkumpul
dengan seluruh anggota keluarga.
IV. Fungsi keluarga
21. Fungsi afektif
Dalam keluarga fungsi afektif terhambat dimana terhambatnya
hubungan kasih sayang dalam keluarga, seperti keluarga jarang
meluangkan waktu bersama karena orang tua yang memiliki banyak
kegiatan di luar dan anak-anak juga memiliki kegiatan ekstrakurikuler di
sekolahnya. Keadaan tersebut membuat hubungan kasih sayang keluarga
terhambat.
22. Fungsi sosialisasi
Dalam membesarkan anak-anaknya kedua orang tua bekerja sama
dengan baik, dan karena dua orang anak sudah menginjak dewasa, anak
sudah mendapatkan otonominya sendiri, dan anak yang terkecil masih
selalu bersama ibunya. Semua anak menunjukan perilaku yang sesuai
dengan usianya masing-masing, dan kedua orang tua terlihat memberikan
cinta dan kasih sayang yang cukup kepada semua anaknya.
Orang tua menghargai setiap perkembangan yang terlihat dari
semua anaknya, yang ditunjukkan berupa beberapa penghargaan pada anak
disetiap perkembangan yang ditunjukkan oleh anaknya.
Lingkungan rumah juga terlihat memadai untuk setiap anak bermain sesuai
dengan usianya, begitu pula dengan peralatan yang tersedia, sesuai dengan
usia dan hobi masing-masing anak.
23. Fungsi perawatan keluarga (termasuk pemeriksaan fisik)
Tugas perkembangan keluarga:
a. Mengenali masalah kesehatan
Keluarga mengenali masalah mengenai keadaan pasien (Ny.F).
keluarga mengenali bahwa Ny. F mengalami patah tulang sehingga
menjalani perawatan total care.
b. Keputusan untuk merawat
Setelah Ny. F mengalami patah tulang, keluarga memutuskan
untuk memberi perawatan dengan mendatangkan perawat yang akan
mengasuh beliau, terutama di pagi hari.
c. Akibat lanjut penyakit
Akibat lanjut dalam perawatan total care pada pasien yaitu seperti
dekubitus. Dalam perawatan, Ny. F sempat mengalami dekubitus, saat
ini dekubitus Ny.F sudah mendapat perawatan yang lebih baik, dan
keadaan dekubitus Ny. F sudah membaik pula.
d. Cara merawat pasien
Keluarga memperkerjakan seorang perawat yang setiap harinya datang
ke rumah untuk merawat Ny. F. Perawat datang setiap pagi dan pulang
saat sudah ada anggota keluarga lain yang sudah pulang. Saat perawat
sudah pulang, anggota keluarga bergantian merawa Ny.F
e. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Keluarga membawa pasien sekali setiap bulannya ke fasilitas
pelayanan kesehatan, biasanya keluarga membawa pasien ke rumah
sakit umum untuk memeriksakan kesehatan klien secara berkala.
V. Stress dan koping keluarga
24. Stressor jangka pendek
Keluarga memiliki Stressor jangka pendek seperti kekhawatiran keluarga
dengan kondisi Ny. F bila semakin parah dan juga perlukaan yang dialami
Ny. F semakin menyebar ke seluruh tubuh. Padahal, keluarga sudah
memberikan fasilitas kesehatan dengan mendatangkan perawat untuk
merawat Ny. F serta membeli kasur khusus untuk klien.
25. Stessor jangka panjang
Keluarga juga tidak memiliki stressor jangka panjang. Seperti tekanan
masalah keluarga. Karena setiap masalah keluarga di selesaikan secara
musyawarah dan mufakat dan diambil keputusan oleh Tn. A
26. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Keluarga terlihat memiliki koping yang baik, yang ditunjukkan dengan
pembuatan keputusan yang dilakukan secara bersama setiap ditemukannya
sebuah masalah dalamm keluarga. Keluarga juga saling mendukung satu
sama lain saat salah seorang anggota keluarga mengalami masalah.
27. Strategi koping yang digunakan
Keluarga menggunakan stategi koping yang efektif, keluarga bekerja sama
dalam membengun koping keluarga yang efektif. Keluarga juga
menggunakan strategi koping internal, setiap anggota keluarga berbagi
perasaan dan pemikiran tentang masalah yang sedang dihadapi.
28. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi disfungsional karena
keluarga tidak pernah mengalami masalah contohnya: mengambing
hitamkan seseorang , tidak ada perpecahan keluarga dan lain-lain.
VI. Harapan Keluarga
Harapan keluarga adalah mengharapkan kesehatan Ny. F membaik,
walaupun patah tulang yang dialami Ny. F sulit untuk pulih, akan tetapi
keluarga berharap, tidak ada penyakit lain yang menimpa Ny. F. Keluarga
juga berharap komunikasi antar anggota keluarga tetap berjalan lancar
walaupun mempunyai kesibukan yang berbeda-beda.
FOTO DOKUMENTASI
1. Luka Decubitus yang dialami Ny. F
2. Proses pengkajian
Hari pertama
Pengkajian hari kedua
vv
Keadaan dapur di rumah keluarga
Tampak ruang tamu dan televisi
Kamar di rumah pasien
Tampak halaman depan rumah
Tampak halaman rumah
Tampak depan rumah
Keadaan Kamar Mandi 1
Kondisi kamar mandi 2