home care lansia

48
PELAYANAN KEPERAWATAN LANSIA DI RUMAH

Upload: ima-latief

Post on 25-Sep-2015

400 views

Category:

Documents


93 download

DESCRIPTION

gerontik

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

PELAYANAN KEPERAWATAN LANSIA DI RUMAHPENGERTIAN DAN TUJUANPelayanan perawatan di rumah adalah interaksi yang di lakukan di tempat tinggal yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan anggota keluarga. Pengertian tersebut dapat di garis bawahi bahwa tenaga kesehatanlah yang bergerak, dalam hal ini mengunjungi klien, dan bukan klien yang datang pada tenaga kesehatan.

Hampir semua layanan kesehatan dapat di berikan melalui keperawatan di rumah, kecuali dalam keadaan gawat darurat. Diasumsikan bahwa klien dan keluarga yang tidak dalam kondisi gawat darurat cukup sehat untuk tetap tinggal di masyarakatnya dan melakukan perawatan sendiri setelah di tinggaloleh perawatnya.

Pelayanan perawatan di rumah memiliki lima tujuan dasar yaitu,Meningkatkan "support system" yang adekuat dan efektif serta mendorong di gunakanya pelayanan kesehatan.Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan.Mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang normal dari seluruh anggota keluarga tentang peningkatan kesehatan dan pencegahan.Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar anggota keluarga.Meningkatkan kesehatan lingkungan.

Di samping hal tersebut, menurut Suharyati (2004) program home care mempunyai dampak yang menguntungkan baik bagi klien dan keluarganya maupun bagi tenaga yang terlibat dalam pelayanan home care. Bagi klien dan keluarganya dapat membantu secara efisien dalam mengurangi beban rawat inap di rumah sakit yang semakin mahal dan semakin tidak terjangkau, di samping pula meningkatkan kemandirian keluarga dalam perawatan klien di rumahSedangkan bagi petugas yang terlibat terutama dalam pelayanan langsung di rumah klien program ini dapat memberikan variasi lingkungan kerja dan mampu menambah penghasilan bagi perawat yang bekerja di rumah sakit.

Dalam memberikan pelayanan kepada klien, program home care melibatkan berbagai multidisplin ilmu baik tenaga medis, perawat, ahli gizi, fisioterapi dll, yang merupakan tenaga yang langsung terlibat atau berhubungan dengan pemberian pelayanan kepada klien, sedangkan yang lainya adalah tenaga administrasi. Dari semua jenis tenaga tersebut, tenaga perawatlah yang merupakan tenaga utama dalam memberikan pelayanan di rumah.

Alasan mengapa dilaksanakan home care adalah bahwa masyarakat menuntut pelayanan yang berkualitas tinggi, murah dan terjangkau, perkembangan profesional keperawatan untuk memenuhi tuntutan masyarakat, adanya kecenderungan pelayanan kesehatan, bagi konsumen,adanya penghargaan individual dan meningkatkan kepuasan kerjaKarakteristik home care adalah memprioritaskan preventif dan promotif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif, cara pelayanan tidak terkotak-kotak terpadu dan berkesinambungan serta pendekatan pelayanan secara menyeluruh. Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari pelayanan home care adalah terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan keperawatan dan kesehatan, biaya kesehatan akan lebih terkendali, mutu pelayanan akan lebih meningkat dan keluarga akan lebih terlibatsecara aktif.

Untuk mengelola home care dibutuhkan komitmen dari berbagai pihak yang terkait baik dari pengelola, rumah sakit maupun para pemberi pelayanan. Karena dalam pelaksanaan home care tidak lepas dari berbagai permasalahan di antaranya adalah image masyarakat masih berorientasi pada medis, praktik mandiri belum tersosialisasi, Kepmenkes 1239 tahun 2001 lebih bersifat administratif dan tidak menjamin kompetensi serta perangkat yang belum optimal

Langkah-Langkah Home CareLangkah-langkah home care menurut Smith (1995) ada empat fase dalam melaksanakan kepearwatan di rumah, yaitu: 1. Fase PermulaanPerawat menentukan kasus-kasus yang perlu untuk di tindak lanjuti di rumah, melalui seleksi kasus di puskesmas sesuai dengan prioritas. Kemudian menetapkan jadwal kunjungan, kontak waktu kunjungan dengan membuat kesepakatan dengan keluarga yang memiliki anggota keluarga lansia tentang waktu kunjungan, dan kehadiran anggota keluarga mengambil keputusan.

Selama fase ini baik perawat dan seluruh anggota keluarga saling mngenal dan mengetahui bagaimana klien dan keluarga menanggapi suatu masalah kesehatan. Selain itu juga perawat menyiapkan perlengakapan lapangan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kunjungan seperti mempelajari riwayat penyakit klien (individu atau anggota keluarga) dari rekam kesehatan keluarga (family folder) di puskesmas dan pencatatan lain yang ada kaitanya dengan klien tersebut, membuat catatan singkat tentang masalah klien dan keluarga tersebut.

2.Fase ImplementasiFase ini perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dimiliki oleh keluarga. Lakukan intervensi sesuai rencana, eksplorasi nilai-nilai keluarga dan persepsi keluarga terhadap kebutuhanya. Berikan pendidikan kesehatan sesuai dengan pendidikanyan dan sediakan pula infiormasi yang tertulis.

3.Fase TerminasiPerawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pada pencapaian tujuan yang telah di tetapkan bersama (klien didampingi dengan keluarga), menyusun rencana tindak lanjut terhadap masalah kesehatan yang sedang ditangani dan masalah kesehatan yang mungkin di alami oleh klien. Tinggalkan nama, alamat dan nomor telepon perawat yang bisa di hubungai klien atau anggota keluarga yang lain.

4.Aktivitas Post VisitFase terakhir adalah pendokumentasian, yakni perawat melakukan pencatatan secara lengkap tentang hasil kunjungan untuk disimpan di pelayanan kesehatan tempat perawat bertugas.

Hubungan Perawat-Klien LansiaPerawat yang berkunjung ke rumah memiliki perhatian terhadap seluruh masalah kesehatan yang teridentifikasi dari klien. Perawat tersebut memiliki kemampuan klinik yang general.

1. Prinsip-Prinsip Hubungan Perawat-Kliena.Fokus intervensi perawat adalah anggotakeluarga yang lansia.b.Intervensi yang di berikan dapat berfokus pada seluruh kebutuhan kesehatan yangmeliputi tiga level pencegahan.c.Klien dan keluarga tetap memiliki otonomi untuk mengambil keputusan terhadapkesehatanya.d.Perawat adalah tamu di keluarga.

Untuk dapat berhubungan dengan klien, perawat perlu untuk di dampingi dengan anggota keluarga yang dapat menjadi sumber informasi, tetapi perawat harus sadar bahwa ada kemungkinan informasi yang di berikan tersebut dapat di pengaruhi oleh persepsi dari sumber.

Perawat memerlukan waktu untuk memperkenalkan diri kepada keluarga dan klien. Gunakan panggilan yang formal kecuali jika keluarga menghendaki lain.

Melaui pengkajian, perawat berusaha untuk mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang aktual maupun yang potensial yang terdapat pada klien. Issue tentang peningkatan kesehatan seperti diet dan perlindungan khusus seperti imunisasi mungkin ditemukan sebagai masalah yang memerlukan rujukan.

2. Fase-Fase Hubungan Perawat-Kliena.Fase PersiapanPada fase pertama, perawat mendapat data tentang klien yang akan dikunjungi dari puskesmas atau ibu kader. Perawat perlu membuat laporan pendahuluan untuk kunjungan yang di lakukan. Bagi perawat yang sudah berpengalaman fase ini di perpendek jangka waktunya. Sangat penting untuk di lakukan pasa fase ini adalah kontrak waktu kunjungan yang akan di lakukan.

b.Fase Inisiasi atau PerkenalanFase ini mungkin memerlukan beberapa kali kunjungan. Selama fase ini perawat dan klien juga keluarga berusaha untuk saling mengenal.

c.Fase ImplementasiPada fase ini, perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang di miliki klien beserta dengan keluarga. Lakukan intervensi sesuai dengan perencanaan. Eksplorasi nilai-nilai klien dan keluarga dan persepsi klien dan keluarga terhadap kebutuhanya. Berikan pendidikan kesehatan sesuai dengan tingkat pendidikan dan sediakan pula informasi tertulis.

c.Fase ImplementasiPada fase ini, perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang di miliki klien beserta dengan keluarga. Lakukan intervensi sesuai dengan perencanaan. Eksplorasi nilai-nilai klien dan keluarga dan persepsi klien dan keluarga terhadap kebutuhanya. Berikan pendidikan kesehatan sesuai dengan tingkat pendidikan dan sediakan pula informasi tertulis.

d.Fase TerminasiDi fase ini perawat membuat hasil kunjungan berdasarkan pada pencapaian tujuan yang ditetapkan bersama klien dan keluarga. Menyusun rencana tindak lanjut terhadap masalah kesehatan yang sedang ditangani dan masalah kesehatan yang mungkin dialami klien perlu di lakukan di fase terminasi. Tinggalkan nama, alamat dan nomor telepon perawat yang bisa di hubungi oleh klien dan anggota keluarga.

e.Fase Pasca KunjunganFase terakhir ini sering terabaikan. Di fase ini hendaknya perawat membuat dokumentasi lengkap tentang hasil kunjungan untuk di simpan di layanan kesehatan, tempat perawat bertugas.

Standar dan Tanggung Jawab

Standar merupakan alat untuk mempertahankan mutu pelayanan yang di berikan. Berbeda dengan yang ada di luar negeri, standar keperawatan di Indonesia belum bersifat nasional. Standar keperawatan Indonesia mengacu pada pelaksanaan proses keperawatan. Sementara itu standar keperawatan bagi perawat yang melakukan kunjungan rumah dapat mengacu pada standar yang di buat oleh The American Nurses Association (1986).

Standar Keperawatan di Rumah 1. Standar 1: Organisasi pelayanan keperawatan di rumahSeluruh pemberi pelayanan keehatan termasuk perawat, dokter, therapis dan pekerja sosial perlu di organisasi dan di atur dengan sistem manajemen tertentu.

2.Standar 2: TeoriPerawat mengaplikasikan konsep dan teori sebagai dasar pengambilan keputusan dan tugasnya.3.Standar 3: Pengumpulan DataPerawat secara terus-menerus mengumpulkan dan mencatat data dengan teliti, sistematif dan komprehensif.

4.Standar 4: DiagnosisPerawat menggunakan data hasil pengkajian untuk menentukan diagnosis keperawatan.5.Standar 5: PerencanaanPerawat mengembangkan perencanaan keperawatan untuk mencapai tujuan. Rencana perawatan di dasarkan pada diagnosis keperawatan dan menggunakan tindakan-tindakan pencegahan, perawatan, dan pemulihan.

6.Standar 6: IntervensiPerawat dengan pedoman rencana perawatan memberikan intervensi untuk meningkatkan rasa nyaman, memulihkan, memperbaiki, dan meningkatkan kesehatan, dan mencegah komplikasi serta meningkatkan hasil rehabilitasi.

7.Standar 7: EvaluasiPerawat mengevaluasi respon klien dan keluarga terhadp intervensi keperawatan secara berkelanjutan untuk menentukan kemajuan terhadap pencapaian tujuan dan mereview data dasar, diagnosis keperawatan dan rencana keperawatan.

8.Standar 8: Kesinambungan PerawatanPerawat bertanggung jawab terhadap pemberian perawatan yang tepat dan tidak terputus bagi klien, untuk itu di gunakan rencana pulang, menejemen kasus dan koordinasi dengan sumber-sumber di masyarakat.

9.Standar 9: Kolaborasi InterdisiplinPerawat memulai dan mempertahankan hubungan kerjasama dengan memberi pelayanan kesehatan yang tepat dan menjamin bahwa seuruh upaya dapat melengkapi satu dengan lainya secara efektif.

10.Standar 10: Pengembangan ProfesionalPerawat memiliki tanggunga jawab untuk mengembangkan diri secara profesional dan membantu perawat lain mengembangkan sikap profesional.11.Standar 11: RisetPerawat berpartisipasi dalam berbagai riset dan berkontribusi dalam pengembangan profesi dan ilmu pengembangan di rumah.

12.Standar 12: EtikPerawat mengembangakan standar yang di kembangkan oleh ANA sebagai pedoman bagi pengambilan keputusan dalam praktek keperawatan.

Tanggung jawab perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah meliputi:1.Pemberian Pelayanan secara LangsungPelayanan keperawatan dapat meliputi pengkajian fisik, atau psikososial, menunjukan pemberian tindakan secara terampil dalam pemberian pendidikan kesehatan. Dalam melakukan pengkajian dan melakukan intervensi, perawat yang datang ke rumah perlu memperhatikan kebutuhan klien selama 24 jam.

Kerjasama dari klien dan keluarga serta pemberi perawatan utama di keluarga dalam perencanaan sangat penting untuk menjaga kesinambungan perawatan selama perawat tidak ada di rumah. Perawat hanya memberikan perawatan dalam waktu yang terbatas. Perawatan yang di lakukan di rumah lebih

merupakan tanggung jawab dari keluarga dari pada perawat. Oleh karena itu pendidikan kesehatan menjadi intervenssi yang utama dalam perawatan dirumah. Perawat bertanggung jawab untuk menyiapkan klien dan keluarga dengan pengetahuan dan keterampilan khusus untuk memberikan perawatan yang aman di antara waktu kunjungan.2.DokumentasiPendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah penting untuk melihat kemajuan klien dan keluarga untuk mengatasi masalah-maslah kesehatan yangdi hadapinya. Sayangnya, format-format pendokumentasian yang ada masih banyak menghabiskan waktu perawat untuk mengisinya. Di luar negeri, pendokumentasian juga di gunakan untuk menghitung pembayaran oleh keluarga yang selanjutnya akan di terimakan oleh perawat melalui agency.

3.Koordinasi antara Pelayanan dan Menejemen KasusPerawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para professional lain dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Fokus peran perawat yang menjadi manajer kasus adalah kemampuan untuk mengkaji kebutuhan klien, menentukan prioritas kebutuhan, mengidentifikasi cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan mengimplementasikan rencana yang disusun.

Sebagai koordinator pelayanan, perawat harus memiliki informasi terkini tentang pelayanan yang akan diberikan oleh seluruh pemberi pelayanan dan respons keluarga terhadap pelayanan tersebut. Diskusi kasus sebaiknya dilakukan secara rutin antara pemberi pelayanan untuk berbagi informasi, mendiskusikan masalah dan merencanakan tindakan yang dapat memberikan hasil terbaik untuk keluarga.

4.Menentukan Frekuensi dan Lama PerawatanPerawat yang berkunjung ke rumah bertanggung jawab untuk menentukan frekuensi dan lamanya perawatan yang diberikan. Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama periode waktu tertentu, sedangkan lama perawatan adalah lamanya waktu dilakukannya pelayanan keperawatan di rumah.

5. AdvocacyTanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud di sini adalah peran perawat sebagai penasehat terutama yang berhubungan dengan masalah pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan.

Berdasarkan pada penjabaran tentang tujuan pelayanan keperawatan di rumah, hubungan perawat-klien denga keluarga, serta standar dan tanggung jawab perawat, tampak jelas bahwa kunjungan rumah yang dilakukan oleh perawat-perawat puskesmas di Indonesia merupanan cikal bakal timbulnya pelayanan keperawatan di rumah secara professional.Selanjutnya, kegiatan kunjungan rumah perlu diorganisasikan secara kelembagaan. Selain itu, diperlukan adanya standar yang mengatur peran dan tanggung jawab perawat dalam melaksanakan perawatan di rumah serta lembaga yang mengatur administrasi dan pembayaran untuk perawatan yang dilakukan.

THE END