penerapan pembelajaran kooperatif dengan …lib.unnes.ac.id/7596/1/10455.pdf · smp skripsi...
TRANSCRIPT
i
1
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED
INSTRUCTION PADA MATERI CAHAYA KELAS VIII
SMP
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
oleh
Abdul Gofar
4201407015
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang berjudul
Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Problem Based
Instruction Pada Materi Cahaya Kelas VIII SMP
disusun oleh
Nama : Abdul Gofar
NIM : 4201407015
telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada
tanggal 9 Agustus 2011.
Mengetahui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dr. Sugianto, M. Si Dr. Sulhadi, M. Si
NIP. 19610219 199303 1 001 NIP. 19710816 199802 1 001
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Problem Based Instruction
Pada Materi Cahaya Kelas VIII SMP
disusun oleh
Abdul Gofar
4201407015
telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada
tanggal 9 Agustus 2011.
Panitia:
Ketua Sekretaris
Dr. Kasmadi Imam S, M. S Dr. Putut Marwoto, M. S
NIP. 19511115 197903 1 001 NIP. 19630821 198803 1 004
Ketua Penguji
Dr. Suharto Linuwih, M. Si
NIP. 19680714 199603 1 005
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dr. Sugianto, M. Si Dr. Sulhadi, M. Si
NIP. 19610219 199303 1 001 NIP. 19710816 199802 1 001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan Problem Based Instruction Pada Materi Cahaya Kelas
VIII SMP” ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat
dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peratuaran
perundang-undangan.
Semarang, 9 Agustus 2011
Abdul Gofar
NIM. 4201407015
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Hidup adalah anugerah yang harus dijalani dengan hati yang tulus
Kita tidak akan bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Orang tua saya, Bapak Largo bin Sahid dan Ibu Sutarni binti Juki, terimakasih atas kasih
sayang dan doanya.
Mbak Musyarofah dan Adek Siti Hanifah, terimakasih atas doanya.
Retno Muldianti Pramitasari dan keluarga, terimakasih atas kasih sayang, motivasi dan
doanya.
Sobat-sobat Ever Green, terima kasih atas doanya.
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya yang
senantiasa tercurah sehingga tersusunlah skripsi berjudul “Penerapan Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan Problem Based Instruction Pada Materi Cahaya Kelas
VIII SMP”.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak berupa saran,
bimbingan, motivasi dan bantuan dalam bentuk lain, maka penulis menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Dra. Pratiwi Dwijananti, M. Si, dosen wali yang telah memberikan bimbingan dan
motivasi kepada penulis selama kuliah.
2. Dr. Sugianto, M.Si, dosen pembimbing I yang sabar mengarahkan dan
membimbing penulis dalam menyusun skripsi.
3. Dr. Sulhadi, M.Si, dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan
penuh tanggung jawab memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Bapak/Ibu dosen khususnya Jurusan Fisika FMIPA yang telah memberi bekal
kepada penulis selama kuliah.
5. Kepala SMP Negeri 1 Juwana yang telah memberikan ijin penelitian.
6. Bapak/Ibu guru fisika SMP Negeri 1 Juwana yang telah memberikan fasilitas dan
dukungan kepada penulis selama mengadakan penelitian.
7. Teman-teman NABLA dan seluruh mahasiswa Pendidikan Fisika Angkatan 2007.
vii
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulisan skripsi ini belum sempurna, kritik dan saran selalu penulis harapkan.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, Agustus 2011
Penulis
viii
ABSTRAK
Gofar, A. 2011. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan Problem
Based Instruction Pada Materi Cahaya. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas
Metematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing Utama Dr. Sugianto, M. Si, dan Pembimbing Pendamping Dr.
Sulhadi, M. Si.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Problem Based Instruction (PBI), Hasil
Belajar Kognitif.
Pembelajaran ekspositori masih berpusat pada guru yang mengakibatkan siswa
pasif dalam proses pembelajaran fisika. Kondisi ini menyebabkan hasil belajar siswa
belum optimal sehingga perlu dicari alternatif model pembelajaran yang dapat
meningkatkan keaktivan siswa. Alternatif model pembelajaran yang dipilih adalah
pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Based Intruction (PBI).
Penerapan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI dapat mengaktifkan siswa,
karena menekankan pada pembelajaran individu dalam kerja kelompok. Siswa juga
mengalami langsung pembelajaran melalui penyelesaian permasalahan nyata sehingga
siswa belajar dari fakta menuju konsep.
Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Hasil uji
homogenitas dengan uji kesamaan dua varian menunjukkan sampel penelitian homogen.
Rancangan penelitian menggunakan Control Group Pretest Posttest. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran kooperatif dengan
pendekatan PBI lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran ekspositori. Uji
normalized gain menunjukkan peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada kelas
eksperimen sebesar 0,53 dan kelas kontrol sebesar 0,39. Uji hipotesis menggunakan uji t
pihak kanan data hasil belajar kognitif diperoleh thitung= 4,10. Simpulan yang dapat
diambil yaitu model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI dapat meningkatkan
hasil belajar kognitif siswa dan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran ekspositori.
ix
DAFTAR ISI
PRAKATA .......................................................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... .. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
1.5 Pembatasan Masalah ........................................................................... 7
1.6 Penegasan Istilah ................................................................................ 7
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1 Model Pembelajaran ........................................................................... 11
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif ........................................................ 12
2.3 Problem Based Instruction ................................................................. 16
2.4 Aktivitas Siswa .................................................................................. 19
x
2.5 Materi Cahaya .................................................................................... 21
2.6 Kerangka Berpikir .............................................................................. 34
2.7 Hipotesis ............................................................................................. 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 37
3.2 Populasi dan Sampel ........................................................................... 37
3.3 Desain Penelitian ................................................................................. 38
3.4 Variabel Penelitian .............................................................................. 39
3.5 Prosedur Penelitian ............................................................................. 39
3.6 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 41
3.7 Metode Penyusunan Perangkat Tes ................................................... 42
3.8 Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................................... 43
3.9 Metode Analisis Data ......................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analisis Data Penelitian Tahap Awal ........................................ 51
4.2 Hasil Analisis Data Penelitian Tahap Akhir ....................................... 52
4.3 Pembahasan ........................................................................................ 57
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ............................................................................................. 66
5.2 Saran ................................................................................................... 67
xi
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 68
LAMPIRAN ........................................................................................................ 70
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Desain Penelitian Control Group Pretest Posttest .................................... 38
4.1 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................... 54
4.2 Hasil Uji Pihak Kanan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................. 55
4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ................................ 56
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Jenis-jenis pemantulan .............................................................................. 22
2.2 Diagram sinar untuk menentukan bayangan sebuah anak panah pada sebuah
cermin datar .............................................................................................. 23
2.3 Pemantulan cahaya ................................................................................... 25
2.4 Permukaan cermin lengkung ..................................................................... 26
2.5 Cermin cekung mengumpulkan sinar pantul ............................................. 26
2.6 Pemantulan sinar datang sejajar sumbu utama pada cermin cekung ........ 27
2.7 Pemantulan sinar datang menuju fokus pada cermin cekung ................... 27
2.8 Pemantulan sinar datang melalui pusat kelengkungan cermin cekung .... 27
2.9 Bayangan benda yang diletakkan di antara titik fokus dan cermin cekung
memiliki sifat maya, sama tegak, dan diperbesar ................................... 28
2.10 Cermin cembung menyebarkan sinar pantul (divergen) ......................... 29
2.11 Pemantulan sinar datang sejajar sumbu utama pada cermin cembung ... 29
2.12 Pemantulan sinar datang menuju titik fokus cermin cembung ............... 30
2.13 Pemantulan sinar datang menuju titik fokus cermin cembung ............... 30
xiv
2.14 Bayangan yang terbentuk pada cermin cembung selalu maya, tegak, dan
diperkecil ................................................................................................ 31
2.15 Lensa cembung bersifat konvergen atau mengumpulkan sinar .............. 33
2.16 Lensa cembung: a. bikonveks, b. plan konveks, dan c. konkaf konveks 33
2.17 Lensa cekung bersifat divergen atau menyebarkan sinar ....................... 34
2.18 Lensa cekung: a. bikonkaf, b. plan konkaf dan c. konveks konkaf ........ 34
2.19 Skema kerangka berpikir penelitian ....................................................... 35
3.1 Langkah-langkah penelitian ..................................................................... 39
4.1 Data hasil pretest siswa ............................................................................ 53
4.2 Data hasil posttest siswa ........................................................................... 53
4.3 Nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa ................................................ 54
4.4 Hasil uji gain ............................................................................................. 55
4.5 Nilai rata-rata aktivitas siswa kelas eksperimen ....................................... 57
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Kisi-Kisi Soal Uji Coba ................................................................................. 70
2 Soal Uji Coba ................................................................................................ 74
3 Kunci Jawaban Soal Uji Coba ....................................................................... 89
4 Analisis Soal Uji Coba ................................................................................... 90
5 Contoh Perhitungan Analisis Soal Uji Coba ................................................ 100
6 Kisi-kisi Soal Pretest Posttest ...................................................................... 104
7 Soal Pretest Posttest ..................................................................................... 107
8 Kunci Jawaban Soal Pretest Posttest ............................................................ 117
9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ................................ 118
10 Silabus ...................................................................................................... 119
11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ............................. 121
12 Lembar Kegiatan Siswa Kelas Eksperimen ................................................ 138
13 Daftar Nilai Raport Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................ 151
14 Uji Kesamaan Dua Varian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............. 152
15 Data Pretest Siswa ...................................................................................... 153
16 Data Posttest Siswa ..................................................................................... 154
17 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen ........................................ 155
xvi
18 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol ............................................... 156
19 Uji Signifikansi Hasil Belajar Kognitif ...................................................... 157
20 Uji Normalized Gain .................................................................................. 158
21 Analisis Lembar Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen ........................... 159
22 Foto Dokumentasi Penelitian ..................................................................... 161
23 Surat-surat Penelitian .................................................................................. 162
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang utama dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa untuk dapat benar-benar
mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan, maka harus belajar
memecahkan masalah, menemukan sesuatu bagi dirinya sendiri dan selalu
bergulat dengan ide–ide ataupun pertanyaan-pertanyaan. Tugas utama pendidik
tidak hanya menjejalkan sejumlah informasi ke benak siswa, tetapi mengusahakan
konsep-konsep penting dan sangat berguna tertanam kuat dalam benak siswa.
Fisika merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan siswa
untuk berpikir kritis. Fisika bukan suatu pelajaran yang bersifat hapalan rumus
belaka yang sering dijumpai di sekolah. Fisika lebih menekankan kemampuan
berpikir daripada kemampuan menghapal rumus-rumus. Fisika juga
mengutamakan kemampuan mengadakan pengamatan secara teliti, menggunakan
prinsip melakukan percobaan sederhana, menyusun dan menganalisis data. Fisika
merupakan mata pelajaran yang menghubungkan fakta–fakta dengan suatu
konsep.
Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru mata pelajaran fisika
SMP Negeri 1 Juwana menunjukkan hasil belajar fisika siswa kelas VIII masih
rendah. Jumlah siswa yang belum tuntas pada ujian tengah semester ganjil sebesar
2
30%. Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran fisika, salah satunya model pembelajaran yang digunakan
oleh pengajar. Siswa hanya ditempatkan sebagai pendengar dalam pembelajaran
yang berorientasi pendekatan ekspositori, sebaliknya peran guru dalam
pembelajaran tersebut sangat dominan.
Proses belajar mengajar di SMP Negeri 1 Juwana masih berpusat pada guru
sehingga guru terlihat sangat aktif dan siswa terlihat pasif. Hal ini mengakibatkan
sebagian besar siswa takut dan malu bertanya pada guru mengenai materi yang
kurang dipahami. Suasana belajar di kelas menjadi sangat monoton dan kurang
menarik.
Upaya untuk memperbaiki kondisi tersebut diperlukan yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif. Guru
dapat memanfaatkan tiga komponen siswa dalam suatu kelas yaitu siswa
berkemampuan tinggi, siswa berkemampuan sedang, dan siswa berkemampuan
rendah untuk bekerjasama mencapai tujuan tertentu. Pemanfaatan ketiga
komponen tersebut diharapkan dapat memberikan hasil belajar yang baik bagi
siswa. Model pembelajaran yang dapat memunculkan masalah yang ada di
kehidupan sehari-hari juga diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Pemunculan masalah ini dapat memotivasi siswa dalam proses pembelajaran serta
membimbing siswa untuk menguasai konsep dari penyelesaian suatu
permasalahan.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah tersebut adalah menerapkan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan
3
Problem Based Instruction (PBI). Penerapan pembelajaran kooperatif dengan
pendekatan PBI mendorong siswa untuk menghubungkan fakta–fakta dengan
konsep–konsep fisika sehingga diharapkan hasil belajar siswa meningkat.
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep yang sulit jika saling berdiskusi dengan
temannya (Trianto, 2007: 41). Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk
mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman,
dan pengembangan ketrampilan sosial (Suprijono, 2010: 61). Pembelajaran
kooperatif mendorong siswa belajar dari pengalaman dan partisipasi aktif dalam
kelompok. Pada saat siswa belajar ketrampilan sosial, siswa juga dapat
mengembangkan sikap demokratis dan kemampuan berpikir logis. Penerapan
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus
dapat meningkatkan hubungan sosial (Sanjaya, 2007: 242). Pembelajaran
kooperatif dapat memberikan keuntungan baik siswa pada kelompok atas maupun
kelompok bawah yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik
(Trianto, 2007: 44).
Pembelajaran kooperatif dapat memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika (Zakaria, 2010).
Model pembelajaran ini memiliki potensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dalam bidang matematika. Hasil penelitian Zakaria dapat memberikan rujukan
dan dukungan terhadap keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam pelajaran
fisika.
4
PBI merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya
permasalahan yang membutuhkan penyelidikan otentik yakni penyelidikan yang
membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Permasalahan
nyata jika diselesaikan secara nyata, memungkinkan siswa memahami konsep
bukan sekedar menghafal konsep (Trianto, 2007: 67).
PBI merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar–
dasar berpikir ilmiah pada siswa, sehingga siswa banyak mengembangkan
kreativitas dalam memecahkan masalah (Sanjaya, 2007: 216). Pembelajaran PBI
menempatkan siswa sebagai subyek yang belajar sedangkan peranan guru adalah
sebagai pembimbing dan fasilisator. Pendekatan PBI mendorong siswa untuk
berusaha mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya
(Trianto, 2007: 67). PBI memfasilitasi siswa untuk menyusun pola pikir dari fakta
menuju konsep (Suprijono, 2010: 70).
Penerapan PBI pada pelajaran kimia dapat meningkatkan hasil belajar siswa
(Bilgin, 2009). PBI mendorong siswa untuk belajar dari ilmu pengetahuan
sehingga memperoleh pemahaman yang luas mengenai suatu konsep. Hasil
penelitian dari Bilgin dapat mendukung penerapan PBI pada ilmu pengetahuan
lainnya, termasuk ilmu fisika.
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Apakah penerapan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem
Based Instruction dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada
materi cahaya?
(2) Apakah hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif dengan pendekatan Problem Based Instruction lebih baik
daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan metode ekspositori?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
(1) Mengetahui hasil belajar kognitif penerapan pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan Problem Based Instruction pada materi cahaya.
(2) Menganalisis hasil belajar kognitif penerapan pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan Problem Based Instruction dan hasil belajar kognitif
pembelajaran ekspositori pada materi cahaya.
6
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti berharap ada manfaat yang dapat
diambil antara lain:
(1) Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, melatih
kerja sama antar siswa dan dapat mempererat hubungan antar siswa.
(2) Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru untuk meningkatkan
ketrampilan memilih model pembelajaran yang sesuai dan bervariasi agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
(3) Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik untuk
sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
(4) Bagi peneliti
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan sebagai acuan
untuk mengembangkan penelitian berikutnya.
7
1.5 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap permasalahan dalam
penelitian ini perlu diperhatikan batasan- batasan masalah sebagai berikut:
(1) Hasil belajar yang dikaji dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif.
Hasil belajar kognitif dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa mengenai materi cahaya pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(2) Materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah cahaya untuk kelas VIII
SMP.
1.6 Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dalam penelitian ini, maka
perlu adanya penegasan istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini.
1.6.1 Model Pembelajaran
Model dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti contoh, pola, acuan,
ragam (Poerwodaminto, 2002: 653). Pembelajaran merupakan suatu proses yang
diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa agar memperoleh dan
memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap (Dimyati & Mudjiono, 2009:
157). Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan
lain sebagainya (Trianto, 2007: 5).
8
1.6.2 Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang melatih siswa
untuk bekerja sama sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan masalah.
Pembelajaran kooperatif menempatkan siswa untuk belajar bersama dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi
heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan
sebagainya (Trianto, 2007: 42).
1.6.3 Problem Based Instruction (PBI)
Problem Based Instruction merupakan suatu pendekatan pembelajaran
dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk
menyusun pengetahuan mereka sendiri. PBI mengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.
Siswa harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan
hipotesis, menganalisis informasi, melakukan eksperimen jika diperlukan, serta
merumuskan kesimpulan (Trianto, 2007: 68).
1.6.4 Ekspositori
Ekspositori merupakan metode pembelajaran yang digunakan dengan
memberikan keterangan terlebih dahulu, definisi, konsep materi pelajaran serta
memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah,
demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa tidak perlu mencari dan
menemukan sendiri fakta-fakta, konsep, dan prinsip karena telah disajikan secara
jelas oleh guru (Sanjaya, 2007: 179).
9
1.6.5 Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, 2007: 5). Hasil belajar
kognitif merupakan hasil belajar yang berupa pengetahuan, kemampuan, dan
kemahiran intelektual. Ranah kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian (Anni, 2007: 7).
1.6.6 Materi Cahaya
Materi cahaya merupakan kelanjutan dari materi getaran dan gelombang.
Ruang lingkup dari materi cahaya adalah menyelidiki sifat-sifat cahaya dan
hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Pemilihan materi cahaya
ini didasarkan pada keterkaitan materi cahaya dengan kehidupan sehari-hari.
Pemilihan materi ini juga didasarkan pada waktu penelitian.
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pendahuluan,
bagian isi skripsi, dan bagian akhir. Bagian pendahuluan skripsi berisi halaman
judul, pengesahan, motto dan persembahan, prakata, abstrak, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.
Bagian isi skripsi terdiri dari bab I, bab II, bab III, bab IV, dan bab V. Bab I
merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, penegasan
istilah, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II merupakan tinjauan pustaka yang
berisi tentang model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif, Problem
10
Based Instruction, aktivitas siswa, tinjauan materi cahaya, kerangka berpikir dan
hipotesis. Bab III merupakan metode penelitian yang berisi tentang lokasi dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, desain penelitian, variabel penelitian,
prosedur penelitian, metode pengumpulan data, uji coba instrumen penelitian dan
metode analisis data. Bab IV merupakan hasil dan pembahasan dari penelitian,
sedangkan bab V merupakan penutup berisi yang kesimpulan dan saran.
Bagian akhir dari skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran.
11
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan
lain-lain (Trianto, 2007: 5). Menurut Soekamto, sebagaimana dikutip oleh Trianto
(2007: 5), model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman
bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas
belajar mengajar. Menurut Eggen dan Kauchak, sebagaimana dikutip Trianto
(2007: 5) model pembelajaran dapat memberikan kerangka dan arah bagi guru
untuk mengajar.
Suatu model pembelajaran akan disebut sebagai model pembelajaran jika
mempunyai 4 ciri berikut (Trianto, 2007: 6):
(1) Terdapat rasional teoritik yang logis atau kajian ilmiah yang
disusun oleh penemunya;
(2) Terdapat tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui tindakan
pembelajaran tersebut;
(3) Terdapat tingkah laku belajar-mengajar yang khas yang diperlukan
oleh guru;
(4) Terdapat lingkungan belajar yang spesifik agar tujuan
pembelajarannya dapat tercapai.
12
Pemilihan suatu model pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan yang
akan dicapai (Trianto, 2007: 9). Hal ini bertujuan agar tujuan pembelajaran yang
ditetapkan dapat tercapai. Wawasan tentang suatu model pembelajaran akan
memberikan kemudahan bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas
(Trianto, 2007: 10). Hal yang harus diperhatikan oleh guru adalah apapun model
pembelajaran yang digunakan hendaknya dapat menarik siswa dan dapat
memotivasi siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan sejumlah
siswa sebagai kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang berbeda untuk
menyelesaikan sebuah masalah atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan
bersama (Trianto, 2007: 41). Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran
kooperatif didorong bekerjasama dalam suatu tugas bersama dan harus
mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan suatu tugas. Peran guru dalam
pembelajaran bukan hanya sebagai informator akan tetapi sebagai organisator
program pembelajaran, fasilitator bagi pembelajaran siswa dan sebagai evaluator
bagi keberhasilan pembelajaran siswa (Trianto, 2007: 42).
Ciri–ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
(1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menuntaskan materi belajar;
(2) Kelompok dibentuk dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang
dan rendah;
(3) Bila mungkin, kelompok berasal dari ras, budaya, agama, suku,
dan jenis yang berbeda;
13
(4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada
individu (Trianto, 2007: 47).
Unsur–unsur pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
(1) Para siswa akan diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang
akan berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok;
(2) Para siswa membagi kepemimpinan, sementara mereka
memperoleh ketrampilan bekerja sama selama belajar;
(3) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka sehidup
sepenanggungan;
(4) Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam
kelompoknya, di sanping tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
dalam mempelajari materi yang dihadapi;
(5) Para siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama
besar antara anggota kelompoknya;
(6) Para siswa diminta tanggung jawabnya secara individu materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif (Ibrahim, 2000: 6).
Pembelajaran kooperatif dapat melatih siswa mengembangkan ketrampilan–
ketrampilan yang diperlukan dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif
mempunyai tiga tujuan penting yaitu : (1) hasil belajar akademik; (2) penerimaan
terhadap keberagaman; dan (3) pengembangan ketrampilan sosial (Trianto, 2007:
44).
Hasil pembelajaran akademik yang dimaksudkan dalam pembelajaran
kooperatif adalah pemahaman terhadap konsep-konsep yang sulit serta
peningkatan kinerja ilmiah dalam tugas akademik. Heterogenitas yang
menyebabkan adanya kelompok atas dan kelompok bawah dimanfaatkan siswa
untuk saling menguntungkan dalam belajar. Kerjasama dan kolaborasi
ditumbuhkan sehingga dapat terhindar dari rasa permusuhan antar siswa. Situasi
belajar semacam ini memberi dampak nyata kepada siswa ketika berada dalam
masyarakat.
14
2.2.1 Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sanjaya (2007: 248), prosedur pembelajaran kooperatif pada
prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu: (1) penjelasan materi; (2) belajar dalam
kelompok; (3) penilaian; dan (4) pengakuan tim.
(1) Penjelasan Materi
Tahap ini merupakan proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran
sebelum peserta didik belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini
adalah pemahaman peserta didik terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini
guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai.
Selanjutnya, peserta didik akan memperdalam materi dalam pembelajaran
kelompok. Pada tahap ini, guru dapat menggunakan metode ceramah, curah
pendapat, dan tanya jawab, serta demonstrasi. Di samping itu, guru juga dapat
menggunakan berbagai media pembelajaran agar proses penyampaian dapat lebih
menarik peserta didik.
(2) Belajar dalam Kelompok
Pada tahap ini, guru melakukan pembentukan kelompok yang heterogen.
Melalui tahapan ini, peserta didik didorong untuk melakukan tukar menukar
informasi dan pendapat, mendiskusikan permasalahan secara bersama-sama,
membandingkan jawaban mereka, dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.
(3) Penilaian
Penilaian dalam tahap ini, dapat dilakukan dengan tes atau kuis baik secara
individu maupun kelompok. Tes ini akan memberikan informasi tentang
kemampuan setiap peserta didik ataupun kelompok.
15
(4) Pengakuan Tim
Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau
tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan. Pengakuan dan
pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus
berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu
meningkatkan prestasi mereka.
2.2.2 Keunggulan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sanjaya (2007: 249-250), keunggulan pembelajaran kooperatif
sebagai model pembelajaran diantaranya:
(1) Peserta didik tidak terlalu menggantungkan pada guru, tetapi dapat
menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan
informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari peserta didik yang
lain;
(2) Pembelajaran ini dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal
dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain;
(3) Pembelajaran ini dapat membantu anak untuk respek pada orang
lainnya dan menyadari akan segala keterbatasannya serta
menerima segala perbedaan;
(4) Pembelajaran ini dapat membantu memberdayakan setiap peserta
didik untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar;
(5) Pembelajaran ini ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik
sekaigus kemampuan sosial;
(6) Pembelajaran ini dapat mengembangkan kemampuan peserta didik
untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan
balik. Peserta didik dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa
takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah
tanggung jawab kelompoknya;
(7) Pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan peserta didik
menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi
nyata;
(8) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan
motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.
16
2.2.3 Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sanjaya (2007: 250-251), kelemahan pembelajaran kooperatif
adalah sebagai berikut:
(1) Untuk peserta didik yang memiliki kelebihan, contohnya, mereka
akan merasa terhambat oleh peserta didik yang dianggap kurang
memiliki kemampuan. Akibatnya, akan mengganggu iklim kerja
sama dalam kelompok;
(2) Ciri utama dari pembelajaran ini adalah peserta didik saling
membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang
efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru,
dapat terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya
dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh peserta didik;
(3) Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran ini didasarkan
kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu
menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan
adalah prestasi setiap individu;
(4) Keberhasilan pembelajaran ini dalam upaya mengembangkan
kesadaran berkelompok memerlukan waktu yang cukup lama.
Keunggulan dan kelemahan tersebut menjadi bahan pertimbangan dalam
penerapan pembelajaran kooperatif sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan
dapat tercapai.
2.3 Problem Based Instruction
Problem Based Instruction (PBI) merupakan suatu pendekatan pembelajaran
di mana siswa mengerjakan permasalahan nyata dengan tujuan untuk menyusun
pengetahuan mereka sendiri (Trianto, 2007: 68). Permasalahan nyata jika
diselesaikan secara nyata mendorong siswa memahami konsep bukan sekadar
menghafal konsep. PBI membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah
jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan siswa sendiri tentang dunia
sosial di sekitarnya (Trianto, 2007: 68).
17
PBI mempunyai lima langkah utama yang dimulai dengan guru
memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan
penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah tersebut dijelaskan
berdasarkan langkah-langkah di bawah ini
(1) Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
dibutuhkan, mengajukan fenomena untuk memunculkan masalah, memotivasi
siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
(2) Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membentuk siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
(3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi yang sesuai. Guru
membimbing siswa melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
(4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan serta membantu siswa berbagi tugas dengan temannya.
(5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan (Trianto, 2007: 71-
72).
18
Peran guru di dalam kelas PBI menurut Ibrahim, sebagaimana dikutip oleh
Trianto (2007: 72) antara lain sebagai berikut:
(1) Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah
otentik.
(2) Memfasilitasi/ membimbing penyelidikan.
(3) Memfasilitasi dialog siswa.
(4) Mendukung belajar siswa.
2.3.1 Keunggulan PBI
PBI merupakan alternatif pembelajaran yang mendorong siswa belajar ilmu
pengetahuan dengan jalan memberikan permasalahan untuk diselesaikan (Bilgin,
2009). Pemberian masalah mendorong siswa terlibat aktif dalam pembelajaran
untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Pemecahan dari suatu permasalahan
dalam pembelajaran PBI dapat memotivasi siswa dan mendorong pemahaman
materi secara mendalam (Bilgin, 2009).
Menurut Sanjaya (2007: 220), PBI memiliki beberapa keunggulan,
diantaranya:
(1) Penyelesaian dari suatu permasalahan merupakan teknik yang
bagus untuk lebih memahami isi pelajaran;
(2) PBI dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa;
(3) PBI dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran;
(4) PBI dapat membantu siswa mentransfer pengetahuan mereka
untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata;
(5) PBI dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan
baru;
(6) PBI dapat memperlihatkan kepada siswa bahwa tujuan dari ilmu
pengetahuan adalah mengembangkan pola piker manusia;
(7) PBI dianggap menyenangkan dan lebih disukai siswa;
19
(8) PBI dapat mengembangkan siswa untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan
dengan pengetahuan baru;
(9) PBI dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia
nyata;
(10) PBI dapat mengembangkan minat siswa untuk belajar terus
menerus.
Keunggulan-keunggulan ini menjadi acuan dan bahan pertimbangan
penerapan PBI sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.
2.3.2 Kelemahan PBI
PBI merupakan pembelajaran yang tidak dirancang untuk memberikan
informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa (Trianto, 2007: 70). Menurut
Ibrahim sebagaimana dikutip Trianto (2007: 70), PBI dikembangkan untuk
membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan
ketrampilan intelektual. Hal tersebut mengakibatkan diperlukannya persiapan dan
pengelolaan kelas yang cukup rumit.
Menurut Sanjaya (2007: 221), PBI memiliki beberapa kelemahan,
diantaranya:
(1) Manakala siswa tidak mempunyai minat atau kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit, maka siswa enggan untuk
mencobanya;
(2) Keberhasilan PBI membutuhkan cukup waktu untuk persiapan;
(3) Tanpa adanya pemahaman mengapa berusaha untuk memecahkan
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang
mereka pelajari.
2.4 Aktivitas Siswa
Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk
membelajarkan siswa (Sanjaya, 2007: 135). Sistem pembelajaran harus
20
menempatkan siswa sebagai subyek yang belajar. Dengan kata lain, pembelajaran
ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa.
Aktivitas merupakan salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan untuk
mencapai tujuan tertentu. Aktivitas diperlukan dalam pembelajaran karena prinsip
belajar adalah berbuat ”learning by doing”, berbuat mengubah tingkah laku
sehingga di dalam proses pembelajaran terjadi suatu kegiatan. Menurut Hamalik
(2001: 171), pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan
kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Hal ini menunjukkan
setiap orang yang belajar harus aktif. Tanpa adanya aktivitas, maka proses
pembelajaran tidak mungkin terjadi. Keaktifan peserta didik selama proses belajar
mengajar merupakan salah satu indikator peserta didik memahami suatu konsep.
Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran menghasilkan interaksi
yang tinggi antara guru dengan peserta didik, ataupun dengan peserta didik
sendiri. Menurut Hamalik (2001: 172), aktivitas yang timbul dari peserta didik
akan mengakibatkan terbentuknya pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek
tingkah laku lainnya, serta mengembangkan ketrampilan yang bermakna untuk
hidup di masyarakat. Aktivitas dalam pembelajaran dapat mendorong
peningkatan prestasi belajar peserta didik (Sanjaya, 2007:137).
Salah satu pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa adalah
pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI. Aktivitas pembelajaran tersebut
dilaksanakan dalam kegiatan kelompok, sehingga antar peserta dapat bertukar
pikiran, pengalaman dan gagasan. Aktivitas pembelajaran ini muncul karena
adanya permasalahan nyata yang membutuhkan suatu penyelesaian. Aktivitas ini
21
memberikan pengalaman kepada siswa, sehingga siswa dapat memahami konsep
dari suatu fakta.
Menurut Sanjaya (2007, 141) aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran ada
tiga yaitu (1) keaktifan siswa dalam perencanaan pembelajaran; (2) keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran; dan (3) keaktifan siswa dalam kegiatan evaluasi
pembelajaran. Semakin siswa terlibat dalam ketiga aspek tersebut maka semakin
tinggi kadar keaktivan siswa.
Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa SMP dan materi pelajaran yang
disajikan, maka aktivitas siswa yang dikaji adalah (1) memperhatikan penjelasan
guru; (2) kerja kelompok aktif dan terarah; (3) presentasi kelompok; (4) respon
positif terhadap kelompok yang presentasi; dan (5) menyelesaikan tugas secara
berkelompok.
2.5 Cahaya
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat merambat tanpa
adanya medium. Ketika cahaya menimpa permukaan benda, sebagian cahaya
dipantulkan. Sisanya diserap oleh benda (dan diubah menjadi energi panas) atau
jika benda tersebut transparan seperti kaca atau air, sebagian diteruskan.
2.5.1 Pemantulan Cahaya
Ketika cahaya menimpa permukaan yang kasar, bahkan yang kasar secara
mikroskopis pantulan memiliki banyak arah. Pantulan ini disebut pemantulan
baur.
22
(a) pemantulan baur (b) pemantulan teratur
Gambar 2.1 Jenis-jenis pemantulan
Gambar 2.1 menunjukkan pemantulan pada permukaan kasar (Gambar 2.1a)
dan cermin (Gambar 2.1b). Cermin datar memiliki permukaan yang rata dan licin,
sehingga sinar pantul pada cermin datar menghasilkan berkas yang sejajar menuju
suatu arah tertentu (Gambar 2.1b). Sebaliknya, permukaan triplek tidak rata,
penuh tonjolan, dan lekukan yang menyebabkan sinar pantul tidak menuju ke satu
arah tertentu, tetapi menuju berbagai arah secara tidak teratur (Gambar 2.1a).
Pemantulan cahaya oleh permukaan rata disebut pemantulan teratur atau
pemantulan spekular, sedangkan pemantulan cahaya oleh permukaan yang tidak
rata disebut pemantulan baur atau pemantulan kasar. Pada saat melihat benda-
benda di sekitar atau melihat pemandangan, mata akan terasa nyaman. Hal
tersebut karena sinar pantul yang terjadi termasuk pemantulan baur. Intensitas
cahaya yang mengenai mata tidak terlalu besar karena tidak semua sinar pantul
menuju mata.
2.5.1.1 Cermin datar
Bayangan yang dilihat ketika meletakkan tangan kanan di depan bidang
cermin datar, maka terlihat bayangan tersebut sama ukurannya seperti objeknya.
Gambar 2.2 menunjukkan sebuah anak panah dengan tinggi h berdiri sejajar
bidang cermin dengan jarak s dari cermin. Dapat ditentukan dimana bayangan dari
23
ujung anak panah tersebut dengan menggambar dua buah sinar, satu sinar
digambar tegak lurus cermin.
Gambar 2.2 Diagram sinar untuk menentukan bayangan sebuah anak
panah pada sebuah cermin datar
Sinar tersebut mengenai cermin pada titik A dan dipantulkan kembali ke
dirinya sedangkan sinar yang lain mengenai cermin, membentuk sudut α terhadap
garis normal cermin. Sinar tersebut dipantulkan, dengan membentuk sudut α juga.
Perpanjangan kedua sinar ini berpotongan dibelakang cermin menunjukkan letak
bayangan ujung anak panah tersebut, seperti ditunjukkan oleh garis putus-putus
pada Gambar 2.2.
Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar pada Gambar 2.2 adalah
sebagai berikut:
(1) sama besar,
(2) tegak,
(3) jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin, dan
(4) maya.
Berkas-berkas cahaya sebenarnya tidak melewati lokasi bayangan itu sendiri
sehingga bayangan tersebut tidak muncul pada kertas atau film yang diletakkan di
s s
'
'
P
h
P’
α
α
h’
24
lokasi bayangan. Dengan demikian, bayangan seperti ini disebut bayangan maya.
Nama ini diberikan untuk membedakan dari bayangan nyata dimana cahaya
memang melewati bayangan dan dapat muncul pada kertas atau film yang
diletakkan pada posisi bayangan.
Jika terdapat dua buah cermin datar yang membentuk sudut αº, maka
banyaknya bayangan yang dibentuk dirumuskan oleh persamaan sebagai berikut:
Keterangan dari rumus di atas adalah n banyaknya bayangan yang dibentuk,
dan α sudut antara dua cermin.
Perhatikan Gambar 2.3, ketika suatu berkas cahaya sempit menimpa
permukaan yang rata maka akan terbentuk sudut datang dan sudut pantul. Sudut
datang merupakan sudut yang dibentuk berkas sinar datang dengan garis normal
sedangkan sudut pantul merupakan sudut yang dibuat berkas sinar pantul dengan
garis normal. Garis normal merupakan suatu garis yang tegak lurus dengan
permukaan. Untuk permukaan yang rata, berkas sinar datang dan sinar pantul
berada pada bidang yang sama dengan garis normal, serta besarnya sudut datang
sama dengan sudut pantul.
25
Gambar 2.3 Pemantulan cahaya
Gambar di atas merupakan pemantulan pada cermin datar dengan i sudut
datang, dan r sudut pantul.
Hukum Pemantulan:
(1) Sinar datang, sinar pantul dan garis normal berada pada satu bidang
datar.
(2) Besar sudut datang sama dengan besar sudut pantul.
2.5.1.2 Cermin Melengkung
Permukaan-permukaan yang memantulkan berkas cahaya tidak harus datar.
Cermin lengkung yang umum berbentuk sferis, yang berarti cermin tersebut
membentuk sebagian dari bola. Cermin sferis disebut cembung jika pantulan
terjadi pada permukaan cermin yang menggembung keluar menuju orang yang
melihat (Gambar 2.4a). Cermin dikatakan cekung jika permukaan pemantulnya
ada pada permukaan dalam bola sehingga pusat cermin melengkung menjauhi
orang yang melihat (seperti gua, Gambar 2.4b).
i r
26
a b
Gambar 2.4 Permukaan cermin lengkung
2.5.1.2.1 Cermin cekung
Cermin cekung memiliki permukaan pemantul yang bentuknya melengkung
atau membentuk cekungan. Garis normal pada cermin cekung adalah garis yang
melalui pusat kelengkungan, yaitu di titik C atau 2F. Sinar yang melalui titik
pusat kelengkungan dipantulkan ke titik itu juga. Cermin cekung bersifat
mengumpulkan sinar pantul atau konvergen. Ketika sinar-sinar sejajar dikenakan
pada cermin cekung, sinar pantulnya berpotongan pada satu titik. Titik
perpotongan tersebut dinamakan titik api atau titik fokus (F).
Gambar 2.5 Cermin cekung mengumpulkan sinar pantul
27
Pada cermin cekung terdapat sinar-sinar istimewa yang dapat memudahkan
dalam pembentukan bayangan sebagai berikut.
(1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus.
Gambar 2.6 Pemantulan sinar datang sejajar sumbu utama
(2) Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
Gambar 2.7 Pemantulan sinar datang menuju fokus
(3) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin dipantulkan ke titik
itu juga.
Gambar 2.8 Pemantulan sinar datang melalui pusat kelengkungan
28
Contoh Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung
Misalnya, sebuah anak panah diletakkan di depan sebuah cermin cekung
pada jarak di antara titik fokus dan cermin. Tidak didapatkan bayangan di depan
cermin. Bayangan benda kelihatan di belakang cermin cekung berupa bayangan
maya, diperbesar, dan tegak.
Gambar 2.9 Bayangan benda yang diletakkan di antara titik fokus dan
cermin memiliki sifat maya, tegak, dan diperbesar.
Gambar di atas merupakan pembentukan bayangan pada cermin cekung
dengan F letak titik fokus, C pusat kelengkungan cermin cekung, f jarak titik
fokus, s jarak benda, dan s’ jarak bayangan.
Hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) menghasilkan jarak
fokus f. Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis
Keterangan rumus di atas adalah f jarak fokus (m), s jarak benda (m), dan s’ jarak
bayangan (m).
f
s’
s
29
2.5.1.2.2 Cermin Cembung
Selain cermin datar dan cermin cekung, terdapat pula cermin cembung. Pada
cermin cembung, bagian mukanya berbentuk seperti kulit bola, bagian muka
cermin cembung melengkung ke luar. Titik fokus cermin cembung berada di
belakang cermin sehingga bersifat maya dan bernilai negatif. Cermin cembung
memiliki sifat menyebarkan sinar (divergen). Jika sinar datang sejajar dengan
sumbu utama mengenai cermin cembung, sinar pantul menyebar. Jika sinar-sinar
pantul pada cermin cembung diperpanjang pangkalnya, maka sinar berpotongan di
titik fokus (titik api) di belakang cermin. Pada perhitungan, titik api cermin
cembung bernilai negatif.
Gambar 2.10 Cermin cembung menyebarkan sinar pantul (divergen).
Pada cermin cembung terdapat sinar-sinar istimewa yang dapat
memudahkan dalam pembentukan bayangan sebagai berikut.
(1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik
fokus.
Gambar 2.11 Pemantulan sinar datang sejajar dengan sumbu utama
pada cermin cembung
30
(2) Sinar datang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
Gambar 2.12 Pemantulan sinar datang menuju titik fokus cermin
cembung
(3) Sinar datang menuju pusat kelengkungan dipantulkan seolah-olah dari titik
itu juga.
Gambar 2.13 Pemantulan sinar datang menuju pusat kelengkungan
cermin cembung
Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung
Benda yang diletakkan di depan cermin cembung selalu menghasilkan
bayangan di belakang cermin dengan sifat maya, tegak, dan diperkecil. Hubungan
antara jarak benda s dan jarak bayangan s', dan titik fokus f memiliki persamaan
yang sama dengan cermin cekung. Cermin cembung mempunyai nilai jarak fokus
selalu negatif.
31
Gambar 2.14 Bayangan yang terbentuk pada cermin cembung selalu
maya, tegak, dan diperkecil
2.5.2 Pembiasan Cahaya
Berkas cahaya dari udara yang masuk ke dalam kaca mengalami
pembelokan. Peristiwa tersebut disebut pembiasan cahaya. Hal ini disebabkan
medium udara dan medium kaca memiliki kerapatan optik yang berbeda. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pembiasan cahaya terjadi akibat cahaya melewati dua
medium yang berbeda kerapatan optiknya.
Hukum pembiasan cahaya:
(1) Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar;
(2) Jika sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang
lebih rapat, sinar dibiaskan mendekati garis normal. Jika sinar datang dari
medium lebih rapat menuju medium kurang rapat, sinar dibiaskan menjauhi
garis normal.
2.5.2.1 Indeks Bias
Berkas cahaya yang melewati dua medium yang berbeda menyebabkan
cahaya berbelok. Di dalam medium yang lebih rapat, kecepatan cahaya lebih kecil
dibandingkan pada medium yang kurang rapat. Akibatnya, cahaya membelok.
f
s s’
32
Perbandingan laju cahaya dari dua medium tersebut disebut indeks bias dan diberi
simbol (n). Jika cahaya merambat dari udara atau hampa ke suatu medium, indeks
biasnya disebut indeks bias mutlak. Secara matematis dituliskan
Keterangan dari rumus di atas adalah n indeks bias mutlak, c laju cahaya
(m/s), dan v laju cahaya dalam medium (m/s).
Jika salah satu medium tersebut bukan udara, perbandingan laju cahaya
tersebut merupakan nilai relatif atau indeks bias relatif. Misalnya, berkas cahaya
merambat dari medium 1 dengan kelajuan v1 masuk pada medium 2 dengan
kelajuan v2, indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1 adalah:
dan
Sehingga : atau
Keterangan dari rumus di atas adalah indeks bias relatif medium 2
terhadap medium 1, kecepatan pada medium 1, dan kecepatan pada medium
2.
2.5.2.2 Lensa
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua permukaan berdasarkan
bentuk permukaannya. Lensa dibedakan menjadi dua macam, yaitu lensa
cembung dan lensa cekung.
33
2.5.2.2.1 Lensa Cembung
Jika sinar-sinar sejajar dilewatkan pada lensa cembung, sinar-sinar biasnya
berkumpul pada satu titik. Sifat lensa cembung adalah mengumpulkan sinar
(konvergen).
Gambar 2.15 Lensa cembung bersifat konvergen atau mengumpulkan
sinar
Terdapat tiga macam lensa cembung yaitu (1) bikonveks; (2) plan konveks;
dan (3) konkaf konveks.
a b c
Gambar 2.16 Lensa cembung: a. bikonveks, b. plan konveks,
dan c. konkaf konveks.
2.5.2.2.2 Lensa Cekung
Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya berbentuk cekung lebih
tipis dari bagian tepinya. Jika sinar-sinar sejajar dikenakan pada lensa cekung,
sinar- sinar biasnya menyebar seolah-olah berasal dari satu titik yang disebut titik
fokus.
F
34
Titik fokus lensa cekung berada pada sisi yang sama dengan sinar datang
sehingga titik fokus lensa cekung bersifat maya atau semu dan bernilai negatif.
Gambar 2.17. Lensa cekung bersifat divergen atau menyebarkan sinar
Terdapat tiga macam lensa cekung yaitu (1) bikonkaf; (2) plan konkaf; dan
(3) konveks konkaf.
a b c
Gambar 2.18 Lensa cekung: a. bikonkaf, b. plan konkaf
dan c. konveks konkaf
2.6 Kerangka Berpikir
Fisika merupakan ilmu yang betujuan meningkatkan kemampuan berpikir
siswa. Penerapan fisika dalam kehidupan bertujuan agar setiap individu mampu
mengatasi masalah-masalah yang ada dalam kehidupan. Oleh sebab itu, dalam
membelajarkan fisika tidak tepat jika hanya berpusat pada guru dan menghafalkan
materi-materi serta rumus-rumus yang ada di buku-buku sekolah saja. Siswa
beranggapan bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit, menakutkan,
penuh dengan rumus-rumus, dan membosankan.
F1 F2
35
Pembelajaran fisika di SMP Negeri 1 Juwana menggunakan metode
ekspositori. Pembelajaran masih berpusat pada guru yang mengakibatkan siswa
cenderung kurang termotivasi, kurang aktif, dan bergantung pada pengetahuan
guru. Kondisi seperti ini menyebabkan hasil belajar siswa belum optimal.
Model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dibutuhkan untuk
mengkonstruk pengetahuan siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran yang
dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan
Problem Based Instruction. Model pembelajaran ini mendorong siswa untuk
menemukan konsep-konsep dan menghubungkannya dengan fakta di kehidupan
sehari-hari. Model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Kerangka berpikir di atas dijelaskan pada Gambar 2.19
Gambar 2.19 Skema Kerangka Berpikir Penelitian
Materi fisika Pembelajaran
ekspositori Siswa pasif dan
bergantung pada
guru
Hasil belajar
siswa rendah
Pembelajaran
kooperatif
dengan PBI
Siswa terlibat
langsung dalam
proses
pembelajaran
Siswa aktif dan
hasil belajar
meningkat
36
2.7 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
(1) Ho: Model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI tidak dapat
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Juwana pada materi cahaya.
Ha: Model Pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI dapat
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Juwana pada materi cahaya.
(2) Ho: Hasil belajar kognitif pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI
sama dengan hasil belajar kognitif pembelajaran ekspositori.
Ha: Hasil belajar kognitif pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI
lebih baik dari hasil belajar kognitif pembelajaran ekspositori.
37
37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Juwana yang
berlokasi di jalan Silugonggo nomor 46 Juwana kabupaten Pati pada tanggal 14
Februari sampai dengan 21 April 2011.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130).
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Juwana kabupaten
Pati tahun pelajaran 2010-2011.
3.2.2 Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil dengan cara–cara
tertentu (Arikunto, 2006: 131). Penelitian ini menggunakan dua kelas sebagai
obyek penelitian, yaitu kelas eksperimen sebagai kelompok yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Based Instruction
dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. Penentuan
sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu mengambil dua kelas
dari populasi dengan tujuan tertentu. Hal ini karena adanya sistem klasifikasi
kelas di SMP Negeri 1 Juwana. Salah satu kelas sebagai kelompok eksperimen
38
yaitu kelas VIIIC dan satu kelas lainnya sebagai kelompok kontrol yaitu kelas
VIIID. Hasil uji homogenitas menunjukkan dua kelas tersebut homogen yang
berarti kedua kelas sebelum diberi perlakuan berawal dari titik awal yang sama.
3.3 Desain Penelitian
Penelitian eksperimen ini menggunakan rancangan control group pretest
posttest seperti Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Desain Penelitian Control Group Pretest Posttest
Sampel Kondisi Awal Perlakuan Kondisi Akhir
Kelas eksperimen O1 X O2
Kelas kontrol O3 Y O4
(Arikunto, 2006: 86).
Keterangan dari Tabel 3.1 adalah O1 dan O3 pretest pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol, O2 dan O4 posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, X
perlakuan dengan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Based
Instruction, dan Y perlakuan dengan pembelajaran ekspositori
Kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa perlakuan dengan
pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Based Instruction,
sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan berupa pembelajaran ekspositori.
39
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Variabel bebas
Variabel bebas penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif dengan
pendekatan Problem Based Instruction dan pembelajaran ekspositori.
3.4.2 Variabel Terikat
Variabel terikat penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa SMP Negeri
1 Juwana pada materi cahaya.
3.5 Prosedur Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini dijelaskan pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian
Persiapan
Kelas eksperimen
Pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan PBI
Tes Akhir (posttest)
Tes awal (pretest)
Pembelajaran ekspositori
Tes akhir (posttest)
Tes awal (pretest)
Kelas kontrol
Analisis data
40
3.5.1 Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap persiapan adalah sebagai berikut:
(1) Melakukan observasi dan wawancara awal untuk mengetahui kegiatan
pembelajaran yang diterapkan di SMP Negeri 1 Juwana.
(2) Menyusun perangkat pembelajaran dan perangkat tes yang digunakan
pedoman dalam pelaksanaan penelitian.
(3) Menentukan populasi penelitian.
(4) Menentukan sampel penelitian yang digunakan penelitian, yaitu satu kelas
sebagai kelas kontrol dan satu kelas sebagai kelas eksperimen.
(5) Melakukan uji coba soal pada kelas yang telah menempuh materi cahaya.
Uji coba instrumen dilaksanakan pada kelas IXC SMP Negeri 1 Juwana.
(6) Menganalisis hasil uji coba perangkat tes.
3.5.2 Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dilaksanakan enam kali pertemuan, dengan rincian
pertemuan pertama dilaksanakan pretest, empat pertemuan dilaksanakan
pembelajaran dan pada pertemuan terakhir dilaksanakan posttest. Pada setiap
pertemuan alokasi waktunya adalah 2 x 40 menit atau 2 jam pelajaran. Kegiatan
yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut:
(1) Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pretest untuk mengetahui
kemampuan awal siswa sebelum mendapatkan perlakuan.
(2) Peneliti melaksanakan pembelajaran tentang materi cahaya sesuai dengan
RPP yang telah dibuat.
41
(3) Kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran ekspositori, sedangkan kelas
eksperimen diberi perlakuan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan
Problem Based Instruction.
(4) Kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapatkan posttest untuk
mengetahui hasil belajar kognitif kedua sampel.
3.5.3 Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahap untuk menganalisis data hasil penelitian
kedua sampel. Tahap evaluasi ini digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian
yang telah ditentukan.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data hasil belajar siswa digunakan metode pengambilan
data sebagai berikut:
3.6.1 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu metode untuk mencari data mengenai hal-
hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006: 158). Metode ini
digunakan untuk mengetahui jumlah siswa dan untuk mengumpulkan data nilai
hasil belajar yang digunakan untuk analisis tahap awal.
3.6.2 Metode Tes
Tes merupakan sederetan pertanyaan atau latihan atau seperangkat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan
42
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes merupakan alat ukur
yang terstandar (Arikunto, 2006: 150).
Metode tes ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar kognitif
kelas eksperimen maupun kelas kontrol pada materi cahaya. Dalam penelitian ini,
tes diberikan dua kali kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, tes ini
diberikan sebelum dan setelah kelompok eksperimen dikenai perlakuan
(treatment) yang dalam hal ini adalah model pembelajaran kooperatif dengan
pendekatan Problem Based Instruction dan model pembelajaran ekspositori pada
kelas kontrol, dengan tujuan untuk mendapatkan data akhir. Tes ini diberikan
kepada kedua kelompok dengan alat yang sama. Hasil pengolahan data ini
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
3.6.3 Metode Observasi
Metode ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa pada proses
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Based
Instruction. Uji coba lembar observasi tidak dilaksanakan, tetapi hanya
dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru kelas.
3.7 Metode Penyusunan Perangkat Tes
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes. Tes
yang peneliti gunakan berupa tes obyektif. Tes obyektif merupakan sejenis tes
yang dibuat sedemikian rupa sehingga hasil tersebut dapat dinilai secara obyektif,
dinilai oleh siapapun akan menghasilkan skor yang sama (Rusilowati, 2008: 11).
43
Siswa tinggal memilih, mengisi, atau menjodohkan, sesuai dengan perintah yang
tertera dalam soal.
Adapun kebaikan-kebaikan tes bentuk obyektif adalah:
(1) cara memeriksanya (scoring) cukup mudah, cepat dan benar-benar apa
adanya (obyektif);
(2) dapat merangkum keseluruhan bahan pelajaran, sehingga dari segi
kesahan atas dasar kesahihan isi (content validity) lebih dapat
dipertanggungjawabkan;
(3) kerahasiaan butir soal relatif lebih terjamin dan beberapa model butir
soal obyektif dapat digunakan berulang hanya dengan mudah mengubah
sebagian alternatif jawaban (Rusilowati, 2008: 11).
3.8 Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen merupakan langkah yang sangat penting dalam proses
pengembangan instrumen, karena dari uji coba inilah diketahui informasi
mengenai mutu instrumen yang digunakan. Uji coba dalam penelitian ini,
dilakukan dengan cara menberikan tes kepada kelompok yang bukan merupakan
sampel penelitian, melainkan kelompok lain yang masih satu sekolah, serta
kelompok uji coba ini harus normal dan homogen.
Uji coba instrumen dilakukan pada siswa kelas IXC SMP Negeri 1 Juwana
2010-2011. Jumlah soal yang diujicobakan sebanyak 50 butir soal. Adapun
analisis yang digunakan dalam pengujian instrumen ini meliputi validitas tes,
reliabilitas tes, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda.
44
Adapun hal-hal yang dianalisis dari uji coba instrumen adalah sebagai
berikut:
3.8.1 Validitas Tes
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006: 168). Suatu instrumen
dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
secara tepat. Validitas butir soal dapat diketahui melalui uji coba perangkat tes.
Nilai hasil uji coba tes dianalisis dengan menggunakan korelasi product moment,
rumus yang digunakan adalah:
Keterangan dari rumus di atas adalah rxy koefisien korelasi antara X dan Y,
X skor item, Y skor total, dan N jumlah peserta tes (Arikunto, 2006: 170).
Hasil perhitungan rxy dikonsultasikan pada table kritis product moment
dengan taraf signifikan 5%. Jika rxy > rtabel maka item tersebut valid (Arikunto,
2006: 178). Soal objektif dengan taraf signifikan 5% untuk N = 34 diperoleh rtabel
= 0,339. Hasil perhitungan menunjukkan 34 soal valid dan 16 soal tidak valid.
Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 4.
3.8.2 Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang
sama (Arikunto, 2006: 178). Suatu tes dikatakan reliabel jika dapat memberikan
hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali, atau dengan kata lain tes dikatakan
reliabel jika hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Adapun rumus yang
45
digunakan untuk mencari reliabilitas soal tes bentuk obyektif adalah rumus K-
R.20, yaitu:
Keterangan dari rumus di atas adalah r11 reliabilitas instrumen, k banyaknya
butir soal, p proporsi subjek yang menjawab benar, q proporsi subjek yang
menjawab salah, dan Vt varian total.
Dengan
(Arikunto, 2006: 188).
Kriteria pengujian reliabilitas tes dikonsultasikan dengan harga r product
moment pada table, jika rhitung > rtabel maka item tes yang diujicobakan reliabel
(Arikunto, 2006: 188).
Hasil analisis soal uji coba menunjukkan sebesar 0,8098 dan untuk
banyaknya peserta uji coba 34 dengan taraf kesalahan 5% diperoleh sebesar
0,339. Karena > maka soal uji coba bersifat reliabel. Perhitungan
selengkapnya terdapat pada Lampiran 4.
46
3.8.3 Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal merupakan peluang untuk menjawab benar suatu
soal pada tingkat kemampuan tertentu yang dinyatakan dalam bentuk indeks
(Rusilowati, 2008: 16). Adapun rumus yang digunakan untuk mencari taraf
kesukaran soal bentuk obyektif adalah:
Keterangan dari rumus di atas adalah TK tingkat kesukaran, W jumlah
peserta yang menjawab benar, dan N jumlah peserta tes.
Nilai taraf kesukaran soal digunakan tolok ukur sebagai berikut:
TK < 30% : soal sukar
30% ≤ TK ≤ 70% : soal sedang
TK > 70% : soal mudah (Rusilowati, 2008: 17).
Hasil perhitungan memperoleh 7 soal kriteria sukar, 20 soal kriteria sedang,
dan 23 soal dengan kriteria mudah. Perhitungan selengkapnya terdapat pada
Lampiran 4.
3.8.4 Daya Pembeda
Daya pembeda soal merupakan kemampuan butir soal untuk dapat
membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dengan
siswa yang belum atau tidak menguasai materi yang ditanyakan (Rusilowati,
2008: 18). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
47
Keterangan dari rumus di atas adalah JA banyaknya peserta kelompok atas,
JB banyaknya peserta kelompok bawah, BA banyaknya peserta kelompok atas
yang menjawab soal dengan benar, BB banyaknya peserta kelompok bawah yang
menjawab soal dengan benar, PA proporsi peserta kelompok atas yang menjawab
benar, dan PB proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab salah.
Kriteria daya pembeda soal adalah:
DP < 0,00 : sangat jelek
0,00 ≤ DP ≤ 0,20 : jelek
0,21 DP ≤ 0,40 : cukup
0,41 DP ≤ 0,70 : baik
0,71 DP ≤ 1,00 : sangat baik
Hasil perhitungan memperoleh 11 soal kriteria sangat jelek, 14 soal kriteria
jelek, 13 soal kriteria cukup, dan 12 soal dengan kriteria baik. Perhitungan
selengkapnya terdapat pada Lampiran 4.
3.9 Metode Analisis Data
3.9.1 Analisis Tahap Awal
3.9.1.1 Uji Kesamaan Dua Varian (Homogenitas)
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui sampel yang digunakan
dalam keadaan homogen atau mempunyai kemampuan awal yang sama atau tidak.
Dalam perhitungan ini dilakukan pengujian kesamaan varians. Hipotesis yang
diajukan adalah:
H0 : (varians kedua kelas homogen)
48
H1 : (varians kedua kelas tidak homogen)
Untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan rumus uji F, yaitu:
kecilvarian ter
besarvarian ter F
Ho diterima apabila Fhitung ≤ F1/2 α (V1, V2) dengan α = 5%.
V1 = n1 – 1 (dk pembilang),
V2 = n2 – 1 (dk penyebut) (Sudjana, 2002: 250).
3.9.2 Analisis Tahap Akhir
3.9.2.1 Analisis Tes
3.9.2.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis
berdistribusi normal atau tidak. Data yang digunakan untuk uji normalitas adalah
data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas juga digunakan
untuk menentukan uji selanjutnya, yakni apakah menggunakan statistik
parametrik atau nonparametrik. Rumus yang digunakan adalah:
i
ii
E
EO2
2
Keterangan dari rumus di atas adalah 2 harga chi kuadrat, Oi frekuensi hasil
pengamatan, dan Ei frekuensi yang diharapkan (Sudjana, 2002: 273).
Kriteria pengujian, jika x2
hitung < x2
tabel dengan dk = k-1, maka data
berdistribusi normal (Sudjana, 2002: 273).
3.9.2.1.2 Uji Peningkatan Hasil Belajar
Uji peningkatan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui besar peningkatan
hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dan setelah mendapatkan perlakuan.
49
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus gain
ternormalisasi sebagai berikut:
Keterangan dari rumus di atas adalah Spre skor rata-rata pretest (%), dan
Spost skor rata-rata posttest (%).
Besarnya faktor g dikategorikan sebagai berikut:
Tinggi : g > 0,7
Sedang : 0,3 ≤ g ≤ 0,7
Rendah : g < 0,3 (Wiyanto, 2008: 86).
3.9.2.1.3 Uji Signifikansi
Uji t yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t satu pihak,yaitu pihak
kanan. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Rumus yang digunakan adalah uji-t
sampel related yang digunakan adalah:
2
2
1
1
2
2
2
1
2
1
21
2n
s
n
sr
n
s
n
s
xxt
Keterangan rumus di atas adalah 1
x rata-rata nilai pada kelas
eksperimen, 2
x rata-rata nilai pada kelas kontrol, n1 jumlah siswa kelas
eksperimen, n2 jumlah siswa kelas kontrol, r korelasi antara dua sampel, S1
simpangan baku kelas eksperimen, S2 simpangan baku kelas kontrol, S12 varian
pada kelas eksperimen, dan S22
varians pada kelas kontrol.
pre
prepost
S
SSg
%100
50
dengan
(Sugiyono, 2005: 122).
Dari thitung dibandingkan dengan ttabel dengan dk = n1 + n2 - 2 dan taraf
kesalahannya 5%. Kriteria pengujian adalah rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol apabila harga thitung>ttabel. (Sugiyono
2005: 119).
3.9.2.2 Analisis Lembar Observasi
Analisis lembar observasi ini digunakan untuk menganalisis aktivitas siswa
pada kelas eksperimen. Penskoran lembar observasi ini dilakukan dengan rating
scale, yaitu skor 1 untuk tidak baik, skor 2 untuk cukup baik, skor 3 untuk baik
dan skor 4 untuk sangat baik, sedangkan analisis lembar observasi ini dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Klasifikasi presentase nilainya adalah sebagai berikut:
25.00% ≤ N ≤ 43.75% : tidak baik
43.75% < N ≤ 62.50% : cukup
62.50% < N ≤ 81.25% : baik
81.25% < N ≤ 100% : sangat baik (Ali, 1993: 184).
51
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Juwana pada tanggal 14
Februari sampai dengan 21 April 2011. Penelitian dilakukan dengan mengambil
populasi seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Juwana. Penelitian ini
menggunakan dua kelas sebagai obyek penelitian, yaitu kelas eksperimen sebagai
kelompok yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan
Problem Based Instruction dan kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran ekspositori. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik purposive
sampling, yaitu mengambil dua kelas dari populasi dengan tujuan tertentu. Salah
satu kelas sebagai kelompok eksperimen yaitu kelas VIII C dan satu kelas lainnya
sebagai kelompok kontrol yaitu kelas VIII D. Hasil uji homogenitas menunjukkan
dua kelas tersebut homogen yang berarti kedua kelas sebelum diberi perlakuan
berawal dari titik awal yang sama. Hasil belajar yang dikaji dalam penelitian ini
adalah hasil belajar kognitif.
4.1 Hasil Analisis Data Penelitian Tahap Awal
4.1.1 Uji Homogenitas
Analisis tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menguji
homogenitas sampel. Uji homogenitas merupakan suatu uji yang digunakan untuk
mengetahui seragam atau tidaknya varians sampel yang akan diambil dari
populasi yang sama. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
52
uji kesamaan dua varian. Hal ini karena adanya sistem klasifikasi kelas di SMP
Negeri 1 Juwana. Data yang digunakan dalam penelitian adalah nilai rapor fisika
semester gasal tahun pelajaran 2010/2011. Hasil uji homogenitas terhadap nilai
rapor semester gasal tahun pelajaran 2010/2011 pada taraf signifikansi 5 % dan dk
pembilang = k-1 serta dk penyebut = k-1 didapatkan Fhitung= 1,77 < Ftabel= 2,10
yang berarti Ho diterima dan artinya varians data hasil belajar kelas eksperimen
dan kelas kontrol tidak berbeda nyata atau bersifat homogen. Analisis hasil uji
homogenitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14.
.
4.2 Hasil Analisis Data Penelitian Tahap Akhir
4.2.1 Kemampuan Kognitif Siswa
Sampel penelitian ini yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapatkan
pretest dengan instrument tes yang sama. Setelah kedua kelas sampel diberikan
pretest, kelas kontrol mendapat model pembelajaran ekspositori, sedangkan kelas
eksperimen mendapat model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan
Problem Based Instruction. Pada akhir penelitian, kedua kelas melaksanakan
posttest untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa pada materi cahaya. Hasil
pretest dan posttest peserta didik dapat digambarkan dalam bentuk diagram
seperti ditunjukkan Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
53
4.2.2 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal
atau tidak. Uji normalitas juga digunakan untuk menentukan statistik yang akan
digunakan, apakah menggunakan statistik parametris atau non parametris. Data
yang digunakan untuk uji normalitas ini adalah nilai posttest siswa. Hasil analisis
data menunjukkan X2
hitung < X2tabel baik untuk kelas eksperimen maupun kelas
kontrol pada nilai posttest. Hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal.
Karena data berdistribusi normal maka uji selanjutnya menggunakan statistik
Gambar 4.1 Data Hasil Pretest Siswa
Gambar 4.2 Data Hasil Posttest Siswa
54
parametrik. Perhitungan uji normalitas posttest selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 17 dan Lampiran 18. Hasil analisis uji normalitas data posttest siswa
dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Sumber
Variasi Nilai Posttest
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
X2
hitung 2,81 3,52
X2
tabel 11,07 11,07
Kriteria Data berdistribusi normal Data berdistribusi normal
4.2.3 Uji Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Uji peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen dapat diperoleh melalui nilai pretest dan posttest, yang hasilnya dapat
dilihat pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4
Gambar 4.3 Skor rata-rata hasil belajar kognitif
55
Hasil uji gain menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif kedua kelas
mengalami peningkatan. Peningkatan pada kelas kontrol sebesar 0,39 dan
peningkatan pada kelas eksperimen sebesar 0,53. Hasil perhitungan selengkapnya
dimuat pada Lampiran 20.
4.2.4 Uji Signifikansi
Uji signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t pihak
kanan. Uji t pihak kanan digunakan untuk mengetahui apakah hasil belajar
kognitif siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Hasil analisis dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel.4.2 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Uji Pihak Kanan Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Variasi Nilai Posttest
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Rata-rata 71,15 60,67
dk 58 58
thitung 4,10
ttabel 2,00
Gambar 4.4 Hasil uji gain
56
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada taraf 5%, untuk nilai posttest harga
thitung= 4,10 sedangkan harga ttabel= 2,00. Karena harga thitung > ttabel, maka Ho
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif siswa
kelas eksperimen lebih tinggi dari hasil belajar kognitif siswa kelas kontrol. Hasil
perhitungan uji t pihak kanan nilai posttest dapat dilihat pada Lampiran 19.
4.2.5 Analisis Observasi
Aktivitas siswa yang dikaji melalui lembar observasi ini meliputi
memperhatikan penjelasan guru, kerja kelompok aktif dan terarah, presentasi
kelompok, respon postitif terhadap kelompok yang presentasi, dan menyelesaikan
tugas secara kelompok. Penilaian instrumen lembar observasi ini dilaksanakan 2
observer yaitu guru mata pelajaran fisika dan teman sejawat. Hasil observasi ini
dapat dilihat dalam Tabel 4.3, sedangkan diagram aktivitas siswa dengan
menggunakan lembar observasi ini dapat dilihat dalam Gambar 4.5. Hasil
perhitungan selengkapnya dimuat pada Lampiran 21.
Tabel.4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Aktivitas Observer
Observer 1 Observer 2
memperhatikan penjelasan guru 76,67% 82,50%
kerja kelompok aktif dan terarah 75,83% 78,33%
presentasi kelompok 69,17% 76,67%
respon postitif terhadap kelompok yang
presentasi 71,67% 70,83%
menyelesaikan tugas secara kelompok 68,33% 70,00%
57
4.3 Pembahasan
Terdapat tiga komponen siswa dalam suatu kelas yaitu (1) siswa
berkemampuan tinggi, (2) siswa berkemampuan sedang, dan (3) siswa
berkemampuan rendah. Ketiga komponen ini dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Model pembelajaran yang dapat
memanfaatkan ketiga komponen siswa untuk bekerjasama mencapai suatu tujuan
tertentu adalah pembelajaran kooperatif. Penerapan model pembelajaran
kooperatif dapat memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Model
pembelajaran ini mampu memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih aktif
dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru,
melainkan pada masing-masing siswa itu sendiri. Hal ini disebabkan model
pembelajaran kooperatif mendorong siswa untuk memahami setiap materi yang
disajikan secara individu dengan bekerja secara kelompok. Setiap anggota
kelompok bertanggung jawab untuk membantu anggota yang lain agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Gambar 4.5 Nilai rata-rata aktivitas siswa kelas Eksperimen
58
Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar yang dilaksanakan
siswa dalam kelompok yang heterogen untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan (Sanjaya, 2007: 241). Setiap kelompok beranggotakan empat
sampai lima siswa yang mempunyai kemampuan berbeda sehingga mereka
diharapkan dapat saling membantu dengan cara berdiskusi untuk menemukan
konsep materi cahaya.
Materi cahaya sangat erat kaitannya dengan fenomena ataupun
permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari. Menurut Bruner sebagaimana
dikutip Trianto (2007: 67), jika siswa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan
masalah serta pengetahuan yang menyertainya, maka akan menghasilkan
pengetahuan yang benar-benar bermakna. Suatu konsekuensi logis bahwa dengan
berusaha untuk mencari pemecahan masalah maka akan memberikan pengalaman
nyata kepada siswa. Pengalaman tersebut dapat digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah serupa karena pengalaman tersebut dapat memberikan makna
tersendiri bagi siswa. Mata pelajaran fisika yang erat dengan kehidupan sehari-
hari akan lebih mudah dipelajari jika belajar dari permasalah nyata untuk
diselesaikan secara nyata. Oleh karena itu, selain mengandalkan kerja sama
antarsiswa dalam pemahaman konsep, pelaksanaan pembelajaran kooperatif juga
didukung dengan pendekatan Problem Based Instruction (PBI) sehingga
pembelajaran menjadi lebih efektif dan bervariasi. Jumlah anggota dalam setiap
kelompok terdiri atas lima siswa. Penentuan jumlah anggota kelompok didasarkan
untuk menciptakan kelompok yang heterogen dan setiap siswa mempunyai
tanggungjawab. PBI mendorong siswa belajar dari fakta menuju ke suatu konsep.
59
Model pembelajaran ekspositori merupakan model pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada siswa dengan tujuan agar siswa dapat menguasai materi secara optimal
(Sanjaya, 2007: 179). Model pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari
pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Guru
dalam pembelajaran ekspositori memegang peran yang sangat dominan. Melalui
pembelajaran ekspositori guru menyampaikan materi pembelajaran secara
terstruktur dengan harapan materi yang disampaikan dapat dikuasai siswa dengan
baik. Pembelajaran ekspositori menuntut guru harus lebih aktif dalam memotivasi
siswa agar pembelajaran berlangsung dengan baik. Peran guru dalam
pembelajaran ini tidak lain hanya sebagai fasilitator, moderator, motivator, dan
evaluator dalam proses pembelajaran.
Penelitian di SMP Negeri 1 Juwana dengan materi cahaya dilaksanakan
mulai tanggal 14 Februari sampai dengan 21 April 2011. Penelitian ini
dilaksanakan sebanyak enam kali pertemuan. Setiap pertemuan beralokasi waktu
2 x 40 menit. Pertemuan pertama berupa pretest, pertemuan kedua sampai kelima
berupa penerapan pembelajaran, dan pertemuan kelima dilaksanakan posttest.
Pretest dan posttest berupa tes tertulis dengan soal berbentuk pilihan ganda.
Hasil analisis tahap awal menunjukkan bahwa F2
hitung < F2tabel. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel yang diambil homogen dan mempunyai keadaan
awal yang sama, yaitu pengetahuan awal yang sama. Data awal yang digunakan
adalah nilai rapor fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Juwana semester gasal
tahun pelajaran 2010/2011. Setelah dilakukan pengambilan sampel dengan teknik
60
purposive sampling, diperoleh dua kelas yang dijadikan sampel, yaitu kelas VIII
C sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII D sebagai kelas kontrol. Selanjutnya,
kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran kooperatif dengan
pendekatan PBI sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran
ekspostitori.
Kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan pertama di kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah memberikan pretest. Hal ini dilakukan dengan tujuan
memperoleh nilai pretest. Nilai pretest ini merupakan variabel dalam uji
peningkatan hasil belajar kognitif siswa.
Siswa dalam kelas eksperimen dibagi menjadi beberapa kelompok yang
heterogen. Pada awal pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan
PBI terdapat sedikit hambatan, yaitu siswa kurang bisa diarahkan, dan cenderung
membuat gaduh. Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang
diterapkan. Hal ini cukup menyita waktu dan diperlukan perhatian yang lebih,
tetapi pada pertemuan selanjutnya siswa sudah mulai bisa diarahkan sehingga
pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI dapat dilaksanakan
dengan baik.
Setiap pertemuan yang dilaksanakan di kelas eksperimen selalu dimulai
dengan pemunculan masalah. Permasalahan ini kemudian diselesaikan dengan
cara praktikum sederhana. Praktikum sederhana ini mendorong siswa untuk
menemukan konsep dari suatu fakta. Siswa melaksanakan praktikum berdasarkan
LKS panduan. LKS ini juga digunakan sebagai bahan diskusi kelompok. Setelah
melaksanakan percobaan, siswa berdiskusi mengerjakan soal LKS dalam
61
kelompok dan saling membantu antar anggota kelompok untuk dapat memahami
konsep cahaya. Siswa dituntut untuk selalu aktif dalam pembelajaran. Ketika
dalam kelompok tersebut siswa mengalami kesulitan, guru membantu siswa
secara individu.
Perlakuan yang diberikan kepada kelas kontrol berupa pembelajaran
ekspositori. Guru memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran
ini. Semua kegiatan pembelajaran berpusat pada guru. Guru melaksanakan
pembelajaran dengan metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. Guru di
kelas kontrol menyampaikan materi cahaya secara terstruktur dengan harapan
materi cahaya dapat dikuasai siswa kelas kontrol dengan baik.
Kedua kelas sampel diberi posttest dengan jenis soal yang sama di akhir
penelitian. Kondisi awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai
keadaan awal yang sama (homogen) tetapi setelah diberi perlakuan, terdapat
perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil posttest
menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar kognitif kelas eksprimen lebih
besar dibandingkan dengan kelas kontrol, yaitu 71,15 untuk kelas eksperimen dan
60,67 untuk kelas kontrol. Berdasarkan hal tersebut, berarti ada faktor yang
mempengaruhi perbedaan hasil belajar siswa.
Hasil belajar kognitif siswa selanjutnya dianalisis menggunakan gain
ternormalisasi dan diperoleh peningkatan hasil belajar kognitif antara kelas
eksperimen dan kontrol berbeda. Kelas eksperimen mengalami peningkatan hasil
belajar yang besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini ditunjukkan dari
hasil perhitungan gain kelas eksperimen sebesar 0,53 dan kelas kontrol sebesar
62
0,39 yang sama-sama tergolong sedang. Hasil perhitungan gain ternormalisasi
menunjukkan bahwa kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih besar.
Hal ini menunjukkan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan lebih optimal dibandingkan
dengan pembelajaran ekspositori.
Perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol semakin
diperkuat melalui uji signifikansi. Uji signifikansi ini menggunakan uji t
perbedaan rata-rata satu pihak yaitu uji pihak kanan digunakan untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar anatara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan
hasil uji-t menggunakan taraf ketidakpastian 5% dengan n1=30 dan n2=30
diperoleh harga ttabel= 2,00 sedangkan harga thitung= 4,10. Harga thitung > ttabel,
sehingga Ho ditolak, terlihat bahwa hasil belajar kelas eksperimen dan kelas
kontrol berbeda secara signifikan. Rata-rata hasil belajar kognitif kelas
eksperimen lebih besar dari kelas kontrol.
Analisis aktivitas siswa kelas eksperimen juga dilakukan berdasarkan
kriteria pada lembar observasi. Observasi aktivitas siswa dilakukan oleh dua
orang observer yaitu Mulyono, S.Pd dan Siti Masfuah, S.Pd. Hal ini dimaksudkan
agar guru-guru mata pelajaran fisika bisa mengamati langsung aktivitas siswa dan
mengetahui pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI,
sehingga dapat dijadikan alternatif pembelajaran fisika selanjutnya.
Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran harus didesain untuk
membelajarkan siswa. Model pembelajaran yang diterapkan harus menempatkan
siswa sebagai subyek belajar. Proses pembelajaran ditekankan berorientasi pada
63
aktivitas siswa. Pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara optimal
akan mendorong motivasi siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik.
Aktivitas siswa kelas eksperimen selama proses pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan PBI dalam kategori baik. Hasil observasi aktivitas siswa oleh
Mulyono, S.Pd didapatkan nilai rata-rata aktivitas siswa 75,67%. Sedangkan hasil
observasi aktivitas siswa oleh Siti Masfuah, S.Pd didapatkan nilai rata-rata
aktivitas siswa 72,33%. Hasil observasi menunjukkan bahwa aktivitas siswa yang
baik akan memberikan hasil belajar kognitif yang baik bagi siswa. Hal ini
didasarkan bahwa rata-rata nilai posttest kelas eksperimen 71,15 dan peningkatan
hasil belajar kognitif kelas eksperimen 0,53.
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran
kooperatif dengan pendekatan PBI dapat meningkatkan hasil belajar kognitif
siswa. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan PBI lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran
ekspositori. Hal itu di dukung oleh Zakaria (2010: 274) bahwa prestasi belajar
pada pembelajaran kooperatif lebih baik daripada pembelajaran tradisional dan
Tanel (2008) bahwa siswa yang menerima pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan hasil belajar. Bilgin (2009) mengemukakan bahwa siswa di kelas
PBI menunjukkan aktivitas yang baik sehingga hasil belajar akademik siswa juga
baik.
Kelas eksperimen memperoleh hasil belajar yang lebih baik karena
menerapkan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI. Proses
pembelajaran ini lebih menekankan pada kerjasama dalam kelompok. Siswa
64
secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan
masalah. Siswa juga lebih mudah menemukan dan memahami materi jika saling
berdiskusi dengan anggota yang lain. Pembelajaran ini juga mendorong siswa
untuk belajar karena setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam
kelompok. Kelompok dibentuk dengan anggota yang heterogen untuk
memberikan kesempatan kepada semua siswa terlibat secara aktif dalam proses
berpikir dan kegiatan belajar. Pembelajaran ini mendorong siswa untuk
memahami setiap materi yang disajikan secara individu dengan bekerja secara
kelompok. Setiap anggota kelompok bertanggungjawab membantu anggota yang
lain untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen juga
disebabkan oleh keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
Siswa dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang ada di kehidupan
sehari-hari yang berhubungan dengan materi cahaya. Permasalahan ini mendorong
siswa untuk melaksanakan praktikum sederhana. Penyelesaian masalah melalui
praktikum sederhana membuat siswa belajar dari suatu fakta menuju suatu
konsep. Hal inilah yang dapat membuat siswa memahami materi bukan hanya
menghafal materi.
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI dalam
penelitian mengalami beberapa kendala. Siswa sulit untuk diarahkan
melaksanakan pembelajaran dan berdiskusi karena belum terbiasa dengan model
pembelajaran yang diterapkan. Beberapa siswa kurang aktif dalam proses
pembelajaran karena sudah terbiasa bersikap pasif dalam pembelajaran
65
sebelumnya dan belum adanya penyesuaian terhadap model pembelajaran yang
baru diterapkan. Beberapa siswa juga kurang terampil dalam melaksanakan
praktikum. Hal ini menyebabkan banyak waktu yang terbuang.
Pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI ini dapat dijadikan
alternatif pembelajaran baru bagi guru karena pembelajaran ini terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dan dapat mendorong siswa aktif dalam
proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari hasil belajar siswa kelas eksperimen
memperoleh rata-rata nilai yang lebih baik dari pada kelas kontrol.
66
66
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan
bahwa model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI dapat
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Ada perbedaan hasil belajar siswa
sebelum dan sesudah pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI. Nilai hasil
belajar kognitif siswa sebelum pembelajaran adalah 39,22 , sedangkan nilai hasil
belajar siswa setelah pembelajaran adalah 71,75. Hasil uji gain ternormalisasi
menunjukkan peningkatan hasil belajar kognitif siswa sebesar 0,53.
Perhitungan gain ternormalisasi hasil belajar kognitif pada pembelajaran
kooperatif dengan pendekatan PBI lebih tinggi yaitu 0,53 daripada hasil belajar
kognitif pembelajaran ekspositori yaitu 0,39. Hal tersebut sejalan dengan hasil uji
beda hasil belajar kognitif, yang menunjukkan thitung lebih besar dibandingkan
dengan ttabel. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa model
pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI lebih baik dibandingkan dengan
pembelajaran ekspositori.
67
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penerapan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan
PBI guru disarankan dapat mengelola kelas dan waktu dengan baik. Guru juga
disarankan untuk dapat memotivasi siswa dan memberikan bimbingan secara
individu maupun kelompok. Pemakaian kartu identitas pada siswa diperlukan agar
guru lebih mudah mengobservasi keaktifan siswa. Penelitian lebih lanjut perlu
dilakukan sebagai pengembangan diri sehingga dapat mengembangkan penelitian
dalam lingkup yang lebih luas.
68
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 1993. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung:
Angkasa.
Anni, C. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press.
Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rinengga Cipta.
Bilgin, I. 2009. The Effect of Problem Based Learning Instruction on University
Students’ Performance of Conceptual and Quantitative Problems in Gas
Concept. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology
Education. 5(2), 153-164.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya Press.
Kardi, S dan Nur, M. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: University Press.
Mergendoller, J. 2006. The Effectiveness of Problem Based Instruction: A
Comparative Study of Instructional Methods and Student Characteristics. The
Interdisciplinary Journal of Problem Based Instruction. Vol.1, No.2, 49-69.
Nur, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat sains dan matematika
sekolah UNESA.
Poerwadarminta. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rusilowati, A. 2008. Buku Ajar Evaluasi Pengajaran. Buku ajar tidak diterbitkan.
Semarang: Fakultas MIPA UNNES.
Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Media Group.
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
69
Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tanel, Z. 2008. Effect of Cooperative Learning on Instruction Magnetism:
Analysis of an Experimental Teaching Sequence. Journal Physic Education.
Vol.2, No.2, 124-136.
Tipler. 1996. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Wahyu. 2008. Belajar IPA Membuka cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: pusat
perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi
Laboratorium. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.
Zakaria, E. 2010. The Effect of Cooperative Learning on Students’ Mathenatics
Achievement and Attitude towards Mathematics. Journal of Social Sciences. 6
(2), 272-275.
70
KISI-KISI PENULISAN SOAL UJI COBA
Satuan Pendidikan : SMP Jumlah Soal : 50 butir
Tahun Ajaran : 2010 / 2011 Waktu : 80 menit
Mata Pelajaran : IPA Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar : Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.
No. Tujuan
Pembelajaran
Konsep Ranah Kognitif
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Merancang dan
melakukan percobaan
untuk menunjukkan
sifat-sifat perambatan
cahaya
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang
merambat secara lurus dan tidak memerlukan medium.
Sifat-sifat cahaya : merambat menurut garis lurus,
memiliki energi, dipancarkan dalam bentuk radiasi,
memiliki arah rambat yang tegak lurus arah getar,
mengalami pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi,
dan polarisasi.
3 1, 4
Benda-benda yang memancarkan sumber cahaya disebut
sumber cahaya.Sedangkan benda-benda yang tidak dapat
memancarkan cahaya disebut dengan benda gelap.
2 5
2.
Menjelaskan hukum
pemantulan cahaya
yang diperoleh
melalui percobaan
Hukum pemantulan cahaya : sinar datang, garis normal,
dan sinar pantul terletak paa satu bidang datar dan sudut
datang sama dengan sudut pantul.
6, 7 8, 12
Pemantulan cahaya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu 9 10
Lampiran 1
71
pemantulan teratur dan pemantulan baur
Cermin cekung disebut juga cermin cermin konvergen,
karena cermin cekung bersifat mengumpulkan
cahaya(sinar-sinar yang dipantulkannya).
17
Tiga sinar istimewa pada cermin cekung, yaitu : sinar
datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik
fokus. Sinar datang yang melalui titik fokus akan
dipantulkan sejajar sumbu utama. Sinar datang yang
melalui titik kelengkungan cermin akan dipantulkan
kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut.
18
Cermin cembung disebut juga cermin divergen karena
cermin cekung bersifat menyebarkan cahaya yang
mengenainya.
27
3. Menjelaskan hukum
pembiasan cahaya
yang diperoleh
berdasarkan
percobaan
Pembiasan cahaya (refraksi) merupakan pembelokan
cahaya yang merambat dari satu medium ke medium
lainnya yang berbeda kerapatan optiknya (indeks bias).
33 34
Hukum Snellius : sinar datang, sinar bias dan garis normal
terletak pada satu bidang datar, dan ketiganya berpotongan
pada satu titik. Perbandingan proyeksi sinar datang dan
sinar bias pada bidang batas antara dua medium
merupakan bilangan yang tetap (indeks bias).
35, 36 38, 50 37, 39,
45
4.
Mendeskripsikan
proses pembentukan
dan sifat bayangan
pada cermin datar,
cermin cekung, dan
Sifat-sifat bayangan pada cermin datar : maya, tegak, sama
besar, menghadap terbalik dengan bendanya, jarak benda
ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.
14 13 11
72
cermin cembung
Sifat-sifat bayangan pada cemin cembung : maya, tegak,
diperkecil
28 32 31
Sifat-sifat bayangan pada cermin cekung : nyata, terbalik,
diperkecil (jika benda terletak di ruang 3). Sifat : nyata,
terbalik, sama besar (jika benda terletak di pusat
kelengkungan). Sifat : nyata, terbalik, diperbesar (jika
benda terletak di ruang 2). Sifat : maya, tegak, diperbesar
(jika benda terletak di ruang 1).
15, 22 16 23, 24
Pada cermin cekung dan cembung berlaku rumus :
Perbesaran bayangan untuk cermin cekung dan cembung
adalah :
19, 25,
30
20, 21,
26, 29
5. Mendeskripsikan
proses pembentukan
dan sifat-sifat
bayangan pada lensa
cekung dan lensa
cembung
Sifat-sifat bayangan pada lensa cekung : maya, tegak,
diperkecil. Lensa cekung bersifat menyebarkan sinar
(konvergen)
40
Sifat-sifat bayangan pada lensa cembung : nyata, terbalik,
diperkecil (jika benda terletak di ruang 3). Sifat : nyata,
terbalik, sama besar (jika benda terletak di pusat
kelengkungan). Sifat : nyata, terbalik, diperbesar (jika
benda terletak di ruang 2). Sifat : maya, tegak, diperbesar
(jika benda terletak di ruang 1).
42
atau
73
Kemampuan sebuah lensa dalam mengumpulkan atau
menyebarkan sinar yang diterimanya disebut kekuatan
lensa. Kekuatan lensa dirumuskan
48, 49
Pada lensa cekung dan cembung berlaku rumus :
Perbesaran bayangan untuk lensa cekung dan cembung
adalah :
47 41, 43,
44
46
atau
74
SOAL UJI COBA
Mata Pelajaran : IPA
Materi Ujian : Cahaya
Kelas / Semester : VIII / Genap
Waktu : 2 x 40 menit
Petunjuk Umum :
1. Bacalah petunjuk umum dan petunjuk khusus pengerjaan soal.
2. Tulislah nama, kelas, dan nomor absen pada kolom yang tersedia.
3. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal.
4. Kerjakan semua soal dengan baik dan benar pada lembar jawab yang telah tersedia.
5. Tanyakan pada guru bila menemukan soal yang dirasa kurang jelas.
Petunjuk Khusus :
Berilah tanda silang ( x ) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang dianggap paling tepat.
1. Yang bukan merupakan sifat cahaya adalah….
a. Merambat menurut garis lurus
b. Dipancarkan dalam bentuk radiasi
c. Tidak dapat merambat melalui ruang hampa
d. Dapat dipantulkan dan dibiaskan
2. Benda-benda yang bukan termasuk sumber cahaya adalah…
a. Bulan
b. Bintang
c. Matahari
d. Lampu neon
Lampiran 2
75
3. Besar cepat rambat cahaya dalam ruang hampa adalah sebesar…
a. 3 x m/s
b. 3 x m/s
c. 3 x m/s
d. 3 x m/s
4. Perhatikan gambar di bawah ini !
Gambar tersebut menunjukkan…
a. Cahaya keluar dari lilin
b. Cahaya merambat lurus
c. Lilin mengeluarkan cahaya
d. Lilin adalah benda yang bercahaya
5. Kita dapat melihat seekor kucing karena…
a. Kucing merupakan sumber cahaya
b. Mata kita merupakan sumber cahaya
c. Mata kita memantulkan cahaya sehingga mengenai kucing
d. Cahaya dipantulkan oleh kucing dan mengenai mata kita
6. Pernyataan di bawah ini yang menyatakan bunyi hukum pemantulan cahaya adalah…
a. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar
b. Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar
c. Sudut datang lebih besar daripada sudut pantul
d. Sudut datang lebih kecil daripada sudut pantul
lilin
karton karton
lubang lubang
76
7. Benda yang dapat memantulkan hampir seluruh cahaya yang mengenainya disebut
dengan…
a. Cermin
b. Lensa
c. Papan tulis
d. Dinding
8. Perhatikan gambar pemantulan cahaya oleh cermin datar di bawah ini !
Pernyataan berikut yang tepat menurut gambar di atas adalah…
a. i < r
b. i > r
c. i = r
d. i ≠ r
9. Pemantulan cahaya yang terjadi pada cermin merupakan contoh dari pemantulan…
a. Baur
b. Teratur
c. Tidak teratur
d. Sempurna
10. Perhatikan gambar pemantulan berikut !
Pemantulan baur yang benar ditunjukkan pada nomor…
a. 1 dan 2
b. 1 dan 4
i r
i
(1) (2) (3) (4)
77
c. 2 dan 4
d. 3 dan 4
11. Perhatikan gambar di bawah ini !
Berdasarkan gambar di atas, maka besarnya hi dan si yang terjadi adalah…
a. 7 cm dan 10 cm
b. 5 cm dan 2 cm
c. 2 cm dan 10 cm
d. 2 cm dan 5 cm
12. Perhatikan gambar pemantulan sinar oleh cermin datar di bawah ini !
Besarnya sudut pantul adalah…
a. 45º
b. 50º
c. 55º
d. 60º
13. Sebuah benda terletak diantara dua buah cermin datar yang membentuk sudut sebesar 90º.
Banyaknya bayangan yang terbentuk adalah…
a. 1 buah
b. 2 buah
c. 3 buah
d. 4 buah
Cermin datar 2 cm
5 cm
N
40º
78
14. Bayangan yang dibentuk oleh cemin datar mempunyai sifat…
a. Maya, tegak, dan sama besar
b. Nyata, tegak, dan sama besar
c. Maya, tegak, dan diperkecil
d. Nyata, tegak, dan diperkecil
15. Perhatikan gambar di bawah ini !
Bayangan yang terbentuk pada gambar di atas mempunyai sifat…
a. Nyata, terbalik, diperbesar
b. Maya, terbalik, diperkecil
c. Nyata, tegak, diperbesar
d. Maya, terbalik, diperbesar
16. Berikut ini merupakan lukisan pembentukan bayangan yang terjadi pada cermin cekung
yang benar, kecuali...
a.
b.
79
c.
d.
17. Cermin cekung bersifat konvergen, artinya adalah cermin cekung mempunyai sifat…
a. Mengumpulkan cahaya
b. Menyebarkan cahaya
c. Memantulkan cahaya
d. Membiaskan cahaya
18. Pernyataan berikut merupakan tiga sinar istimewa pada cermin cekung, kecuali…
a. Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus
b. Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajajr sumbu utama
c. Sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui jalan
semula
d. Sinar datang yang sejajar titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama
19. Jika M adalah perbesaran bayangan, S adalah jarak benda ke cermin, dan S’ adalah jarak
bayangan ke cermin, maka persamaan yang tepat untuk menentukan perbesaran bayangan
adalah…
a.
80
b.
c.
d.
20. Sebuah benda berjarak 10 cm di depan cermin cekung yang memiliki jarak fokus 15 cm.
maka perbesaran bayangan yang dihasilkan adalah…
a. 0,5 kali
b. 0,6 kali
c. 1,5 kali
d. 3,0 kali
21. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah cermin cekung yang jari-jari kelengkungannya
60 cm, agar bayangan yang dibentuk oleh cermin itu bersifat nyata dan berukuran 3 kali
ukuran bendanya, maka jarak benda tersebut diletakkan di depan cermin sejauh…
a. 10 cm
b. 20 cm
c. 30 cm
d. 40 cm
22. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung bila benda terletak diantara pusat
kelengkungan cermin dan jarak fokus adalah…
a. Nyata, terbalik, diperkecil
b. Nyata, terbalik, diperbesar
c. Maya, terbalik, diperbesar
d. Maya, tegak, diperkecil
23. Sifat bayangan yang dibentuk cermin cekung adalah maya, tegak dan diperbesar. Maka
benda tersebut diletakkan di…
a. Antara F dan C
b. Titik F
c. Antara O dan F
d. Titik C
24. Jika sebuah benda berada di ruang II cermin cekung (antara F dan C), maka sifat
bayangan yang terjadi adalah…
a. Nyata, terbalik, diperkecil
81
b. Nyata, terbalik, diperbesar
c. Maya, terbalik, diperbesar
d. Maya, tegak, diperkecil
25. Sebuah benda diletakkan 6 cm di depan cermin cekung, sehingga terbentuk bayangan
dengan jarak 30 cm di depan cermin. Maka jarak fokus cermin adalah…
a. 36 cm
b. 24 cm
c. 6,2 cm
d. 5 cm
26. Sebuah cermin cekung berjarak fokus 12 cm. Untuk membentuk bayangan nyata
diperbesar 4 kali, maka jarak benda terhadap cermin adalah…
a. 8 cm
b. 15 cm
c. 20 cm
d. 30 cm
27. Cermin cembung bersifat divergen, artinya adalah cermin cembung mempunyai sifat…
a. Mengumpulkan sinar
b. Menyebarkan sinar
c. Memantulkan sinar
d. Membiaskan sinar
28. Bayangan pada kaca spion selalu terlihat lebih kecil daripada benda aslinya. Peristiwa ini
merupakan contoh proses pembentukan bayangan yang terjadi pada…
a. Lensa cembung
b. Lensa cekung
c. Cermin cekung
d. Cermin cembung
29. Sebuah benda setinggi 1 m di depan cermin cembung dengan fokus 0,5 m. Jika jarak
benda 2 m maka tinggi bayangannya adalah…
a. 0,2 m
b. 0,3 m
c. 0,4 m
82
d. 0,5 m
30. Sebuah benda setinggi 8 cm, diletakkan 12 cm di depan cermin cembung dengan jari-jari
kelengkungan 24 cm. Letak bayangannya adalah…
a. 12 cm di belakang cermin
b. 12 cm di depan cermin
c. 6 cm di belakan cermin
d. 6 cm di depan cermin
31. Sebuah benda yang tingginya 12 cm diletakkan 10 cm di depan cermin cembung yang
jari-jari kelengkungannya 30 cm. Pernyataan yang tidak benar berdasarkan situasi
tersebut adalah…
a. Jarak fokusnya bernilai – 15 cm
b. Bayangan terletak 6 cm di belakang cermin
c. Tinggi bayangan adalah 7,2 cm
d. Sifat bayangan adalah nyata
32. Perhatikan gambar di bawah ini !
Bayangan yang terbentuk pada gambar di atas mempunyai sifat…
a. Nyata, tegak, diperkecil
b. Maya, tegak, diperbesar
c. Nyata, terbalik, diperkecil
d. Maya, tegak, diperkecil
33. Peristiwa pembelokan sinar melalui dua medium yang berbeda kerapatannya disebut…
a. Pemantulan cahaya
b. Pembiasan cahaya
83
c. Pencerminan cahaya
d. Pembentukan bayangan
34. Di bawah ini yang merupakan peristiwa dari pembiasan cahaya adalah…
a. Bayangan pada kaca spion akan terlihat lebih kecil dari benda aslinya
b. Bayangan benda pada cermin datar akan terliha sama besar dengan benda aslinya
c. Pensil yang dicelupkan ke dalam air akan terlihat seolah-olah patah
d. Terjadinya pelangi
35. Dari gambar di bawah ini, pola pembiasan cahaya yang benar adalah…
a.
b.
c.
d.
84
36. Pada gambar di bawah ini yang menunjukkan sudut bias adalah…
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
37. Di bawah ini merupakan lukisan pembiasan cahaya
Kesimpulan yang diperoleh dari gambar di atas adalah…
a. Sinar bias menjauhi garis normal ketika sinar merambat dari medium kurang rapat ke
medium yang rapat
b. Sinar bias mendekati garis normal ketika sinar merambat dari medium kurang rapat ke
medium yang rapat
c. Sinar bias menjauhi garis normal ketika sinar merambat dari medium rapat ke
medium yang kurang rapat
d. Sinar bias mendekati garis normal ketika sinar merambat dari medium rapat ke
medium yang kurang rapat
38. Seberkas sinar datang dari udara (n=1) dengan sudut 45º terhadap garis normal. Jika sudut
biasnya 30º, indeks bias medium tersebut adalah…
a.
b.
c.
85
d.
39. Pada proses pembiasan jika sudut datangnya diperbesar maka sudut biasnya…
a. Tetap
b. Semakin besar
c. Semakin kecil
d. Sama dengan sudut datang
40. Sifat bayangan yang dihasilkan lensa cekung adalah
(1) Nyata
(2) Tegak
(3) Sama besar
(4) Maya
Pernyataan di atas yang benar adalah…
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (2) dan (3)
d. (2) dan (4)
41. Sebuah benda setinggi 1 cm di depan lensa cekung dengan fokus 3 cm. Jika jarak benda
ke lensa 6 cm, maka tinggi bayangan adalah…
a. cm
b. cm
c. cm
d. cm
86
42. Jalannya sinar istimewa yang benar pada lensa cembung adalah…
a.
b.
c.
d.
43. Sebuah benda diletakkan 5 cm di depan lensa cembung, tinggi benda tersebut 4 cm. bila
jarak fokus lensa 10 cm, maka tinggi bayangannya adalah…
a. 8 cm
b. 14 cm
c. 15 cm
d. 20
44. Jika bayangan yang terbentuk oleh lensa cembung adalah maya, tegak dan diperbesar 2
kali, sedangkan jarak benda 4 cm di depan lensa, maka fokus lensa adalah…
a. 8 m
b. 7 cm
c. 6 cm
87
d. 5 cm
45. Gambar di bawah ini menunjukkan lintasan sinar yang datang dari medium udara menuju
medium kaca.
Besar indeks bias kaca adalah…
a.
b.
c.
d.
46. Di bawah ini pernyataan yang tidak benar adalah…
a. f bernilai negatif untuk lensa cekung
b. S’ bernilai positif untuk benda yang terletak di belakang lensa
c. S’ bernilai negatif untuk benda yang terletak di belakang lensa
d. Perbesaran (M) merupakan perbandingan bayangan dengan benda
47. Sebuah benda diletakkan pada jarak 15 cm di depan lensa cekung yang jarak fokusnya 10
cm. Bayangannya terletak pada jarak…
a. 6 cm di belakang lensa
b. 15 cm di belakang lensa
c. 30 cm di depan lensa
d. 6 cm di depan lensa
88
48. Sebuah pensil diletakkan di muka lensa pada jarak 30 cm, ternyata membentuk bayangan
nyata pada jarak 60 cm dari lensa. Kekuatan lensa tersebut adalah…
a. + 5 dioptri
b. + 2,5 dioptri
c. - 2,5 dioptri
d. - 5 dioptri
49. Untuk dapat membaca buku dengan jelas, pak Mahmud memakai kacamata +1,5 dioptri.
Jarak fokus lensa kacamata pak Mahmud adalah…
a. m
b. m
c. 2 m
d. 3 m
50. Cepat rambat cahaya di dalam air adalah 0,75 x m/s, maka indeks bias zat cair
tersebut adalah…
a. 4
b. 0,25
c. 0,4
d. 2,5
89
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1. C
2. A
3. D
4. B
5. D
6. A
7. A
8. C
9. B
10. C
11. D
12. B
13. C
14. A
15. A
16. D
17. A
18. D
19. C
20. D
21. D
22. B
23. C
24. B
25. D
26. B
27. B
28. D
29. B
30. C
31. D
32. D
33. B
34. C
35. A
36. D
37. B
38. A
39. B
40. D
41. D
42. A
43. A
44. A
45. D
46. C
47. A
48. A
49. B
50. A
Lampiran 3
90
90
Lampiran 4
1 2 3 4 5 6
1 UC-16 1 1 1 1 1 0
2 UC-27 1 1 1 1 1 0
3 UC-34 1 0 1 1 1 0
4 UC-5 1 1 1 1 1 1
5 UC-11 1 1 1 1 1 1
6 UC-24 1 1 1 1 1 1
7 UC-25 1 1 0 1 1 1
8 UC-28 1 1 0 1 1 1
9 UC-7 1 1 0 1 1 1
10 UC-15 1 1 0 1 1 1
11 UC-21 1 1 0 1 1 1
12 UC-13 1 1 1 1 0 1
13 UC-19 0 1 1 1 0 1
14 UC-32 1 1 1 1 1 1
15 UC-14 1 1 0 1 1 1
16 UC-17 1 1 0 1 0 1
17 UC-20 0 1 0 1 1 1
18 UC-6 1 1 1 1 1 1
19 UC-18 1 1 0 1 1 1
20 UC-23 1 1 0 1 1 1
21 UC-26 0 1 0 1 1 1
22 UC-33 0 1 0 1 1 1
23 UC-9 1 1 0 1 1 1
24 UC-8 0 1 1 1 0 1
25 UC-12 1 1 0 1 1 1
26 UC-29 0 1 0 1 1 1
27 UC-31 1 1 1 1 1 0
28 UC-1 0 1 0 1 0 1
29 UC-4 0 1 0 1 0 1
30 UC-30 0 1 0 1 0 1
31 UC-2 0 0 0 1 0 1
32 UC-3 0 0 0 0 0 1
33 UC-10 0 0 0 0 0 1
34 UC-22 1 0 1 0 0 1
SX 22 29 13 31 23 30
SX2
22 29 13 31 23 30
SXY 797 1011 476 1080 834 986
SY 1144 1144 1144 1144 1144 1144
SY2
39850 39850 39850 39850 39850 39850
rxy 0,55285 0,46304 0,36957 0,60617 0,59809 -0,3382
KETERANGAN Valid Valid Valid Valid Valid Tidak
1357,76
p 0,64706 0,85294 0,38235 0,91176 0,67647 0,88235
q 0,35294 0,14706 0,61765 0,08824 0,32353 0,11765
pq 0,22837 0,12543 0,23616 0,08045 0,21886 0,10381
Spq 8,24221
r11 0,8098 r11>0.339 = Reliabel
TINGKAT p 0,64706 0,85294 0,38235 0,91176 0,67647 0,88235
KESUKARAN KETERANGAN sedang mudah sedang mudah sedang mudah
BA 15 16 9 17 14 14
JA 17 17 17 17 17 17
BB 7 13 4 14 9 16
JB 17 17 17 17 17 17
DP 0,47059 0,17647 0,29412 0,17647 0,29412 -0,1176
KRITERIA baik jelek cukup jelek cukup negatif
dipakai dipakai dipakai dipakai
1 2 3 4
N=34, Taraf signifikansi 5%, rtabel = 0.339
KETERANGAN
NO KODE
VALIDITAS
RELIABILITAS
DAYA PEMBEDA
39,9343
NOMOR BUTIR SOAL (X)
ANALISIS UJI COBA TES HASIL BELAJAR SISWA MATERI CAHAYA
2YY
N
YY2
91
91
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0
1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1
1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0
1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0
1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1
1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1
31 30 30 32 30 24 11 18 30 24 28
31 30 30 32 30 24 11 18 30 24 28
1030 990 1038 1078 1035 846 425 646 1040 846 971
1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144
39850 39850 39850 39850 39850 39850 39850 39850 39850 39850 39850
-0,2143 -0,2804 0,41298 0,0256 0,36964 0,39296 0,54601 0,37628 0,44187 0,39296 0,35262
Tidak Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0,91176 0,88235 0,88235 0,94118 0,88235 0,70588 0,32353 0,52941 0,88235 0,70588 0,82353
0,08824 0,11765 0,11765 0,05882 0,11765 0,29412 0,67647 0,47059 0,11765 0,29412 0,17647
0,08045 0,10381 0,10381 0,05536 0,10381 0,20761 0,21886 0,24913 0,10381 0,20761 0,14533
0,91176 0,88235 0,88235 0,94118 0,88235 0,70588 0,32353 0,52941 0,88235 0,70588 0,82353
mudah mudah mudah mudah mudah sedang sedang sedang mudah sedang mudah
14 14 16 17 17 15 10 10 17 13 17
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
17 16 14 15 13 9 1 8 13 11 11
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
-0,1765 -0,1176 0,11765 0,11765 0,23529 0,35294 0,52941 0,11765 0,23529 0,11765 0,35294
negatif negatif jelek jelek cukup cukup baik jelek cukup jelek cukup
dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai
5 6 7 8 9 10
NOMOR BUTIR SOAL (X)
92
92
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1
0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0
0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1
0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1
0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1
0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1
1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1
0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1
0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0
0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1
0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1
0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1
0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0
1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0
0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0
0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0
0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0
0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0
0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0
9 29 28 9 17 16 29 23 23 31 23
9 29 28 9 17 16 29 23 23 31 23
344 1015 972 345 623 585 991 820 832 1049 823
1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144
39850 39850 39850 39850 39850 39850 39850 39850 39850 39850 39850
0,4344 0,51561 0,36483 0,44494 0,47473 0,43497 0,20021 0,45881 0,5782 0,09749 0,48866
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid
0,26471 0,85294 0,82353 0,26471 0,5 0,47059 0,85294 0,67647 0,67647 0,91176 0,67647
0,73529 0,14706 0,17647 0,73529 0,5 0,52941 0,14706 0,32353 0,32353 0,08824 0,32353
0,19464 0,12543 0,14533 0,19464 0,25 0,24913 0,12543 0,21886 0,21886 0,08045 0,21886
0,26471 0,85294 0,82353 0,26471 0,5 0,47059 0,85294 0,67647 0,67647 0,91176 0,67647
sukar mudah mudah sukar sedang sedang mudah sedang sedang mudah sedang
7 17 16 6 12 12 16 15 17 17 14
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
2 12 12 3 5 4 13 8 6 14 9
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
0,29412 0,29412 0,23529 0,17647 0,41176 0,47059 0,17647 0,41176 0,64706 0,17647 0,29412
cukup cukup cukup jelek baik baik jelek baik baik jelek cukup
dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai
11 12 13 14 15 16 17 18
NOMOR BUTIR SOAL (X)
93
93
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0
0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0
0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0
0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0
0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0
0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0
0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0
0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1
1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0
0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0
0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0
0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0
8 26 23 18 33 32 31 31 29 19 10
8 26 23 18 33 32 31 31 29 19 10
312 915 821 648 1108 1086 1046 1066 999 700 394
1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144
39850 39850 39850 39850 39850 39850 39850 39850 39850 39850 39850
0,46987 0,44083 0,46876 0,39492 -0,0648 0,18384 0,04826 0,37644 0,30535 0,56903 0,58764
Valid Valid Valid Valid Tidak Tidak Tidak Valid Tidak Valid Valid
0,23529 0,76471 0,67647 0,52941 0,97059 0,94118 0,91176 0,91176 0,85294 0,55882 0,29412
0,76471 0,23529 0,32353 0,47059 0,02941 0,05882 0,08824 0,08824 0,14706 0,44118 0,70588
0,17993 0,17993 0,21886 0,24913 0,02855 0,05536 0,08045 0,08045 0,12543 0,24654 0,20761
0,23529 0,76471 0,67647 0,52941 0,97059 0,94118 0,91176 0,91176 0,85294 0,55882 0,29412
sukar mudah sedang sedang mudah mudah mudah mudah mudah sedang sukar
6 15 15 13 16 17 15 17 16 15 8
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
2 11 8 5 17 15 16 14 13 4 2
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
0,23529 0,23529 0,41176 0,47059 -0,0588 0,11765 -0,0588 0,17647 0,17647 0,64706 0,35294
cukup cukup baik baik negatif jelek negatif jelek jelek baik cukup
dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai
19 20 21 22 23 24 25
NOMOR BUTIR SOAL (X)
94
94
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1
1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1
0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1
0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1
0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1
0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1
0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1
0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0
1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1
1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1
1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1
1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1
1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1
1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1
1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0
0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1
1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1
1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1
1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1
1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1
1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1
21 23 20 21 30 10 7 6 29 13 31
21 23 20 21 30 10 7 6 29 13 31
653 838 736 746 994 372 271 197 963 417 1040
1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144
39850 39850 39850 39850 39850 39850 39850 39850 39850 39850 39850
-0,5132 0,63789 0,59634 0,37746 -0,2226 0,36292 0,40829 -0,0596 -0,1677 -0,1955 -0,0502
Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Tidak Tidak Tidak
0,61765 0,67647 0,58824 0,61765 0,88235 0,29412 0,20588 0,17647 0,85294 0,38235 0,91176
0,38235 0,32353 0,41176 0,38235 0,11765 0,70588 0,79412 0,82353 0,14706 0,61765 0,08824
0,23616 0,21886 0,24221 0,23616 0,10381 0,20761 0,16349 0,14533 0,12543 0,23616 0,08045
0,61765 0,67647 0,58824 0,61765 0,88235 0,29412 0,20588 0,17647 0,85294 0,38235 0,91176
sedang sedang sedang sedang mudah sukar sukar sukar mudah sedang mudah
6 16 16 14 14 6 5 2 14 5 15
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
15 7 4 7 16 4 2 4 15 8 16
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
-0,5294 0,52941 0,70588 0,41176 -0,1176 0,11765 0,17647 -0,1176 -0,0588 -0,1765 -0,0588
negatif baik baik baik negatif jelek jelek negatif negatif negatif negatif
dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai
26 27 28 29 30
NOMOR BUTIR SOAL (X)
95
95
1 2 3 4 5 6 7
44 1936 10,3529 107,183 44 44 44 44 44 0 44
43 1849 9,35294 87,4775 43 43 43 43 43 0 43
43 1849 9,35294 87,4775 43 0 43 43 43 0 43
43 1849 9,35294 87,4775 43 43 43 43 43 43 43
42 1764 8,35294 69,7716 42 42 42 42 42 42 0
41 1681 7,35294 54,0657 41 41 41 41 41 41 41
40 1600 6,35294 40,3599 40 40 0 40 40 40 40
38 1444 4,35294 18,9481 38 38 0 38 38 38 38
38 1444 4,35294 18,9481 38 38 0 38 38 38 38
38 1444 4,35294 18,9481 38 38 0 38 38 38 38
38 1444 4,35294 18,9481 38 38 0 38 38 38 0
37 1369 3,35294 11,2422 37 37 37 37 0 37 37
36 1296 2,35294 5,53633 0 36 36 36 0 36 36
36 1296 2,35294 5,53633 36 36 36 36 36 36 36
35 1225 1,35294 1,83045 35 35 0 35 35 35 35
34 1156 0,35294 0,12457 34 34 0 34 0 34 0
34 1156 0,35294 0,12457 0 34 0 34 34 34 34
33 1089 -0,6471 0,41869 33 33 33 33 33 33 33
33 1089 -0,6471 0,41869 33 33 0 33 33 33 33
33 1089 -0,6471 0,41869 33 33 0 33 33 33 33
33 1089 -0,6471 0,41869 0 33 0 33 33 33 33
32 1024 -1,6471 2,7128 0 32 0 32 32 32 32
31 961 -2,6471 7,00692 31 31 0 31 31 31 31
30 900 -3,6471 13,301 0 30 30 30 0 30 30
29 841 -4,6471 21,5952 29 29 0 29 29 29 29
29 841 -4,6471 21,5952 0 29 0 29 29 29 29
28 784 -5,6471 31,8893 28 28 28 28 28 0 28
28 784 -5,6471 31,8893 0 28 0 28 0 28 28
28 784 -5,6471 31,8893 0 28 0 28 0 28 28
27 729 -6,6471 44,1834 0 27 0 27 0 27 27
26 676 -7,6471 58,4775 0 0 0 26 0 26 26
22 484 -11,647 135,654 0 0 0 0 0 22 22
22 484 -11,647 135,654 0 0 0 0 0 22 22
20 400 -13,647 186,242 20 0 20 0 0 20 20
1144 39850 0,00 1357,76 797 1011 476 1080 834 986 1030
YXY
Y2 YY 2YY
96
96
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
0 44 44 44 0 44 44 44 44 44 44
0 43 43 43 0 43 43 43 43 43 43
43 43 43 43 43 0 43 43 43 43 43
43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 0
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 0
41 41 41 41 41 0 41 41 41 41 41
40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 0
38 38 38 38 38 38 0 38 38 38 0
38 38 38 38 38 0 38 38 38 38 38
38 38 38 38 38 0 38 38 38 38 38
38 38 38 38 38 38 0 38 0 38 0
37 37 37 37 37 37 0 37 37 37 0
36 36 36 36 36 36 0 36 36 36 0
36 0 36 36 36 0 0 36 36 36 36
35 35 35 35 35 0 35 35 0 35 0
0 34 34 34 34 34 0 34 0 34 0
34 34 34 34 34 0 0 34 0 34 0
33 33 0 33 33 0 33 33 33 33 0
0 33 0 33 33 0 33 33 0 33 0
33 33 33 33 33 0 0 33 33 33 0
33 33 33 33 33 0 33 33 33 0 33
32 32 32 32 32 0 32 32 32 0 0
31 31 31 31 0 0 31 31 31 31 0
30 30 30 30 0 30 0 30 30 0 0
29 29 29 29 0 0 29 29 29 29 0
29 29 29 29 0 0 0 29 29 0 0
28 0 28 28 0 0 28 28 28 28 0
28 28 28 0 28 0 0 0 0 28 28
28 28 28 0 28 0 0 0 0 28 0
27 27 27 0 27 0 0 27 27 0 0
26 26 26 0 26 0 0 0 0 26 0
22 22 22 22 0 0 0 22 22 0 0
22 0 22 22 0 0 0 0 0 22 0
20 0 20 20 0 0 20 20 0 20 0
990 1038 1078 1035 846 425 646 1040 846 971 344
XY
97
97
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
41 0 0 41 41 41 41 41 41 41 0
40 40 0 0 0 40 40 40 40 40 0
38 38 0 0 0 38 38 38 38 38 0
38 38 0 38 38 38 38 38 38 38 0
38 38 0 38 38 38 38 38 38 38 0
38 38 0 38 38 38 38 38 38 0 0
37 37 0 0 0 37 37 37 37 0 0
36 36 0 0 0 36 36 36 36 0 0
36 36 0 36 36 36 36 36 36 36 36
35 35 35 0 0 0 35 35 35 35 0
34 34 0 34 34 34 0 34 34 34 0
34 34 0 34 34 34 0 34 34 34 0
33 33 33 0 0 33 0 0 33 33 33
33 33 33 0 0 0 0 33 33 33 0
33 0 0 0 0 33 0 33 33 33 0
33 33 0 33 0 33 0 0 0 33 0
32 32 0 32 32 32 0 0 0 32 0
0 31 0 0 31 31 31 0 31 0 0
30 30 0 0 0 30 30 0 0 30 0
29 29 29 0 0 0 29 0 29 29 0
29 29 0 0 0 29 29 0 29 29 0
0 0 0 28 28 28 0 28 28 0 28
0 0 0 28 0 0 28 28 28 0 0
28 28 0 28 0 0 28 28 28 0 0
27 27 0 0 0 27 27 0 27 0 0
26 26 0 0 0 26 26 0 26 0 0
22 22 0 0 0 22 0 0 22 22 0
0 0 0 0 0 22 0 22 22 0 0
0 0 0 0 20 20 0 0 20 0 0
1015 972 345 623 585 991 820 832 1049 823 312
XY
98
98
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
44 0 44 44 44 44 44 44 44 44 0
43 0 43 43 43 43 43 43 43 43 0
43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 0
0 43 0 43 43 43 43 43 43 43 43
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 0
40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 0
38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 0
38 38 0 38 38 0 38 38 38 0 0
38 38 0 38 38 0 38 38 38 0 0
38 38 38 38 38 38 38 38 38 0 38
37 37 37 37 37 37 37 37 37 0 37
36 36 36 36 36 36 36 36 36 0 36
0 36 36 0 36 36 36 36 0 0 0
35 35 35 35 35 35 35 0 0 0 0
34 34 34 34 34 34 34 34 34 0 0
34 34 0 34 34 34 34 34 34 0 34
33 0 0 33 33 33 33 33 0 0 33
33 33 33 33 33 33 33 0 0 0 0
33 33 0 33 33 33 33 33 33 0 33
33 33 0 33 33 33 33 33 0 0 33
32 32 0 32 32 32 32 32 0 0 32
31 31 0 31 31 31 31 31 0 31 31
0 0 30 30 30 30 0 30 30 0 30
29 29 0 29 0 29 29 0 0 0 29
29 29 0 29 0 29 29 29 0 29 29
0 28 0 28 28 28 0 0 0 0 28
28 0 28 28 28 28 28 28 0 0 0
0 0 28 28 28 28 28 28 0 0 28
27 0 0 27 27 27 27 27 0 0 27
26 0 0 26 26 26 26 26 26 0 26
0 0 0 22 22 0 22 22 22 0 22
0 0 22 22 22 22 22 22 0 0 22
0 0 0 20 20 20 0 0 0 0 20
915 821 648 1108 1086 1046 1066 999 700 394 653
XY
99
99
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
44 44 44 44 44 44 0 44 44 44 1936
43 43 0 43 43 43 0 43 43 43 1849
43 43 0 0 43 43 0 43 43 43 1849
43 43 43 0 43 43 0 0 0 43 1849
42 42 42 0 0 42 0 0 0 0 1764
41 41 41 41 0 0 0 41 0 41 1681
40 40 40 40 40 0 0 40 0 40 1600
38 38 38 38 0 0 0 0 38 38 1444
38 38 38 38 0 0 0 38 0 38 1444
38 38 38 38 0 0 0 38 0 38 1444
38 38 38 38 0 0 38 38 0 38 1444
37 37 37 37 0 0 0 37 0 37 1369
36 36 36 36 0 0 0 36 0 36 1296
0 36 36 36 0 0 0 36 0 36 1296
35 0 35 35 35 0 35 35 0 35 1225
34 34 34 34 0 0 0 34 34 0 1156
34 34 0 34 0 0 0 34 0 34 1156
0 0 0 33 33 0 0 33 0 33 1089
33 0 33 33 33 0 33 33 33 33 1089
33 33 0 33 0 0 0 33 0 33 1089
33 0 33 33 0 0 33 33 0 33 1089
32 0 32 32 0 0 32 0 0 32 1024
0 0 0 31 0 0 0 31 0 31 961
30 0 30 30 30 0 0 30 0 30 900
0 0 0 29 0 0 0 29 0 29 841
0 0 0 29 0 0 0 29 29 29 841
0 28 0 28 28 0 0 28 0 0 784
0 28 28 28 0 28 0 28 28 28 784
0 0 28 28 0 28 0 28 28 28 784
27 0 0 27 0 0 0 27 27 27 729
26 0 0 26 0 0 26 0 26 26 676
0 0 0 0 0 0 0 22 22 22 484
0 22 22 22 0 0 0 22 22 22 484
0 0 0 20 0 0 0 20 0 20 400
838 736 746 994 372 271 197 963 417 1040 39850
XY
100
rumus yang digunakan:
Kriteria pengambilan keputusan:
Butir soal valid jika rxy > rtabel
Perhitungan:
Berikut ini perhitungan validitas soal pada butir nomor 1.
No. X Y X2
Y2
XY
1 1 44 1 1936 44
2 1 43 1 1849 43
3 1 43 1 1849 43
4 1 43 1 1849 43
5 1 42 1 1764 42
6 1 41 1 1681 41
7 1 40 1 1600 40
8 1 38 1 1444 38
9 1 38 1 1444 38
10 1 38 1 1444 38
11 1 38 1 1444 38
12 1 37 1 1369 37
13 0 36 0 1296 0
14 1 36 1 1296 36
15 1 35 1 1225 35
16 1 34 1 1156 34
17 0 34 0 1156 0
18 1 33 1 1089 33
19 1 33 1 1089 33
20 1 33 1 1089 33
21 0 33 0 1089 0
22 0 32 0 1024 0
23 1 31 1 961 31
24 0 30 0 900 0
25 1 29 1 841 29
26 0 29 0 841 0
27 1 28 1 784 28
28 0 28 0 784 0
29 0 28 0 784 0
30 0 27 0 729 0
31 0 26 0 676 0
32 0 22 0 484 0
33 0 22 0 484 0
34 1 20 1 400 20
S 22 1144 22 39850 797
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh :
rxy =0,55285
Harga r(5%:25) = 0,339
Karena harga rxy > 0,339 maka butir soal nomor 1 tersebut valid.
Untuk butir soal yang lain cara perhitungannya analog dengan cara di atas.
PERHITUNGAN VALIDITASLampiran 5
101
Rumus yang digunakan:
Keterangan:
: Banyaknya butir soal
: Jumlah dari pq
: Varians total
Kriteria
Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.
Berdasarkan tabel pada analisis uji coba diperoleh:
= + +
= + +
=
2
50 1
Pada a = 5% dengan n = 34 diperoleh r tabel = 0.339
0,2362
+ . . .+ pq50Spq pq1 pq2 pq3
34
k
Spq
s2
0,2284 0,1254
8,2422
+ . . .+ 0,0804
8,2422
S2 =
398501144
= 39,9343
39,9343
34
PERHITUNGAN RELIABILITAS INSTRUMEN
= 0,810
Karena r11 > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel
r11 =50 39,934
102
Rumus yang digunakan:
Keterangan:
: Indeks kesukaran
: Jumlah siswa yang menjawab benar
: Jumlah Siswa
Kriteria
=
Sukar
IK
B
JS
PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN SOAL
0,70 Sedang
0,71
Interval IK Kriteria
Mudah
0,00 0,30
0,90
No Kode Skor
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal
yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel
analisis butir soal.
Kelompok Atas Kelompok Bawah
0,31
Skor
1 UC-16 1 1 UC-6 1
2 UC-27 1 2
No Kode
1 4
UC-18 1
3 UC-34 1 3 UC-23 1
UC-26 0
5 UC-11 1 5 UC-33 0
4 UC-5
UC-8 0
6 UC-24 1 6
8 UC-28 1 8
UC-9 1
7 UC-25 1 7
1 10
UC-12 1
9 UC-7 1 9 UC-29 0
UC-31 1
11 UC-21 1 11 UC-1 0
10 UC-15
UC-30 0
12 UC-13 1 12
14 UC-32 1 14
UC-4 0
13 UC-19 0 13
1 16
UC-2 0
15 UC-14 1 15 UC-3 0
IK =22
34
UC-10 0
0 1
16 UC-17
0,647
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran sedang
17 UC-20 17 UC-22
Jumlah 15 Jumlah 7
JS
B IK
103
Rumus yang digunakan:
Keterangan:
: Daya Pembeda
: Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
: Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
: Banyaknya siswa pada kelompok atas
: Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria
Perhitungan
DP =
=
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai daya pembeda baik
PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL
DP
BA
BB
0,00 0,20 Jelek
JA
JB
Interval DP Kriteria
0,41 0,70 Baik
0,21 0,40 Cukup
Negative Sangat tidak baik
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir
soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada
tabel analisis butir soal.
Kelompok Atas Kelompok Bawah
0,71 1,00 Sangat Baik
UC-6 1
No Kode Skor No
2 UC-27 1 2
Kode Skor
1 UC-16 1 1
1 4
UC-18 1
3 UC-34 1 3 UC-23 1
UC-26 0
5 UC-11 1 5 UC-33 0
4 UC-5
UC-8 0
6 UC-24 1 6
8 UC-28 1 8
UC-9 1
7 UC-25 1 7
1 10
UC-12 1
9 UC-7 1 9 UC-29 0
UC-31 1
11 UC-21 1 11 UC-1 0
10 UC-15
UC-30 0
12 UC-13 1 12
14 UC-32 1 14
UC-4 0
13 UC-19 0 13
UC-2 0
0
15 UC-14 1 15 UC-3 0
16
0,471
16 UC-17 1
Jumlah
15
17
7
17
17 UC-20
Jumlah15 7
0
UC-10
17 UC-22 1
JB JA
BBBA DP
104
KISI-KISI PENULISAN SOAL PRETEST POSTEST
Satuan Pendidikan : SMP Jumlah Soal : 30 butir
Tahun Ajaran : 2010 / 2011 Waktu : 40 menit
Mata Pelajaran : IPA Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar : Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.
No. Tujuan
Pembelajaran
Konsep Ranah Kognitif
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Merancang dan
melakukan percobaan
untuk menunjukkan
sifat-sifat perambatan
cahaya
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang
merambat secara lurus dan tidak memerlukan medium.
Sifat-sifat cahaya : merambat menurut garis lurus,
memiliki energi, dipancarkan dalam bentuk radiasi,
memiliki arah rambat yang tegak lurus arah getar,
mengalami pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi,
dan polarisasi.
2 1, 3
Benda-benda yang memancarkan sumber cahaya disebut
sumber cahaya.Sedangkan benda-benda yang tidak dapat
memancarkan cahaya disebut dengan benda gelap.
4
2.
Menjelaskan hukum
pemantulan cahaya
yang diperoleh
melalui percobaan
Hukum pemantulan cahaya : sinar datang, garis normal,
dan sinar pantul terletak paa satu bidang datar dan sudut
datang sama dengan sudut pantul.
6
Lampiran 6
105
Tiga sinar istimewa pada cermin cekung, yaitu : sinar
datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik
fokus. Sinar datang yang melalui titik fokus akan
dipantulkan sejajar sumbu utama. Sinar datang yang
melalui titik kelengkungan cermin akan dipantulkan
kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut.
11
3. Menjelaskan hukum
pembiasan cahaya
yang diperoleh
berdasarkan
percobaan
Hukum Snellius : sinar datang, sinar bias dan garis normal
terletak pada satu bidang datar, dan ketiganya berpotongan
pada satu titik. Perbandingan proyeksi sinar datang dan
sinar bias pada bidang batas antara dua medium
merupakan bilangan yang tetap (indeks bias).
23 24 25, 29
4.
Mendeskripsikan
proses pembentukan
dan sifat bayangan
pada cermin datar,
cermin cekung, dan
cermin cembung
Sifat-sifat bayangan pada cermin datar : maya, tegak, sama
besar, menghadap terbalik dengan bendanya, jarak benda
ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.
8 7 5
Sifat-sifat bayangan pada cemin cembung : maya, tegak,
diperkecil
18 22 21
Sifat-sifat bayangan pada cermin cekung : nyata, terbalik,
diperkecil (jika benda terletak di ruang 3). Sifat : nyata,
terbalik, sama besar (jika benda terletak di pusat
kelengkungan). Sifat : nyata, terbalik, diperbesar (jika
benda terletak di ruang 2). Sifat : maya, tegak, diperbesar
(jika benda terletak di ruang 1).
9, 14 10 15
106
Pada cermin cekung dan cembung berlaku rumus :
Perbesaran bayangan untuk cermin cekung dan cembung
adalah :
16, 20
12, 13,
17, 19
5. Mendeskripsikan
proses pembentukan
dan sifat-sifat
bayangan pada lensa
cekung dan lensa
cembung
Sifat-sifat bayangan pada lensa cembung : nyata, terbalik,
diperkecil (jika benda terletak di ruang 3). Sifat : nyata,
terbalik, sama besar (jika benda terletak di pusat
kelengkungan). Sifat : nyata, terbalik, diperbesar (jika
benda terletak di ruang 2). Sifat : maya, tegak, diperbesar
(jika benda terletak di ruang 1).
27
Pada lensa cekung dan cembung berlaku rumus :
Perbesaran bayangan untuk lensa cekung dan cembung
adalah :
26, 28 30
atau
atau
107
SOAL PRETEST POSTTEST
Mata Pelajaran : IPA
Materi Ujian : Cahaya
Kelas / Semester : VIII / Genap
Waktu : 2 x 40 menit
Petunjuk Umum :
1. Bacalah petunjuk umum dan petunjuk khusus pengerjaan soal.
2. Tulislah nama, kelas, dan nomor absen pada kolom yang tersedia.
3. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal.
4. Kerjakan semua soal dengan baik dan benar pada lembar jawab yang telah tersedia.
5. Tanyakan pada guru bila menemukan soal yang dirasa kurang jelas.
Petunjuk Khusus :
Berilah tanda silang ( x ) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang dianggap paling tepat.
1. Yang bukan merupakan sifat cahaya adalah….
a. Merambat menurut garis lurus
b. Dipancarkan dalam bentuk radiasi
c. Tidak dapat merambat melalui ruang hampa
d. Dapat dipantulkan dan dibiaskan
2. Besar rambat cahaya dalam ruang hampa adalah…
a. 3 x m/s
b. 3 x m/s
c. 3 x m/s
d. 3 x m/s
Lampiran 7
108
3. Perhatikan gambar di bawah ini !
Gambar tersebut menunjukkan…
a. Cahaya keluar dari lilin
b. Cahaya merambat lurus
c. Lilin mengeluarkan cahaya
d. Lilin adalah benda yang bercahaya
4. Kita dapat melihat seekor kucing karena…
a. Kucing merupakan sumber cahaya
b. Mata kita merupakan sumber cahaya
c. Mata kita memantulkan cahaya sehingga mengenai kucing
d. Cahaya dipantulkan oleh kucing dan mengenai mata kita
5. Perhatikan gambar di bawah ini !
Berdasarkan gambar di atas, maka besarnya hi dan si yang terjadi adalah…
a. 7 cm dan 10 cm
b. 5 cm dan 2 cm
c. 2 cm dan 10 cm
d. 2 cm dan 5 cm
Cermin datar 2 cm
5 cm
lilin
karton karton
lubang lubang
109
6. Perhatikan gambar pemantulan sinar oleh cermin datar di bawah ini !
Besarnya sudut pantul adalah…
a. 45º
b. 50º
c. 55º
d. 60º
7. Sebuah benda terletak diantara dua buah cermin datar yang membentuk sudut sebesar 90º.
Banyaknya bayangan yang terbentuk adalah…
a. 1 buah
b. 2 buah
c. 3 buah
d. 4 buah
8. Bayangan yang dibentuk oleh cemin datar mempunyai sifat…
a. Maya, tegak, dan sama besar
b. Nyata, tegak, dan sama besar
c. Maya, tegak, dan diperkecil
d. Nyata, tegak, dan diperkecil
9. Perhatikan gambar di bawah ini !
Bayangan yang terbentuk pada gambar di atas mempunyai sifat…
a. Nyata, terbalik, diperbesar
N
40º
110
b. Maya, terbalik, diperkecil
c. Nyata, tegak, diperbesar
d. Maya, terbalik, diperbesar
10. Berikut ini merupakan lukisan pembentukan bayangan yang terjadi pada cermin cekung
yang benar, kecuali...
a.
b.
c.
d.
111
11. Pernyataan berikut merupakan tiga sinar istimewa pada cermin cekung, kecuali…
a. Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus
b. Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajajr sumbu utama
c. Sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui jalan semula
d. Sinar datang yang sejajar titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama
12. Sebuah benda berjarak 10 cm di depan cermin cekung yang memiliki jarak fokus 15 cm.
maka perbesaran bayangan yang dihasilkan adalah…
a. 0,5 kali
b. 0,6 kali
c. 1,5 kali
d. 3,0 kali
13. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah cermin cekung yang jari-jari kelengkungannya
60 cm, agar bayangan yang dibentuk oleh cermin itu bersifat nyata dan berukuran 3 kali
ukuran bendanya, maka jarak benda tersebut diletakkan di depan cermin sejauh…
a. 10 cm
b. 20 cm
c. 30 cm
d. 40 cm
14. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung bila benda terletak diantara pusat
kelengkungan cermin dan jarak fokus adalah…
a. Nyata, terbalik, diperkecil
b. Nyata, terbalik, diperbesar
c. Maya, terbalik, diperbesar
d. Maya, tegak, diperkecil
15. Sifat bayangan yang dibentuk cermin cekung adalah maya, tegak dan diperbesar. Maka
benda tersebut diletakkan di…
a. Antara F dan C
b. Titik F
c. Antara O dan F
d. Titik C
112
16. Sebuah benda diletakkan 6 cm di depan cermin cekung, sehingga terbentuk bayangan
dengan jarak 30 cm di depan cermin. Maka jarak fokus cermin adalah…
a. 36 cm
b. 24 cm
c. 6,2 cm
d. 5 cm
17. Sebuah cermin cekung berjarak fokus 12 cm. Untuk membentuk bayangan nyata
diperbesar 4 kali, maka jarak benda terhadap cermin adalah…
a. 8 cm
b. 15 cm
c. 20 cm
d. 30 cm
18. Bayangan pada kaca spion selalu terlihat lebih kecil daripada benda aslinya. Peristiwa ini
merupakan contoh proses pembentukan bayangan yang terjadi pada…
a. Lensa cembung
b. Lensa cekung
c. Cermin cekung
d. Cermin cembung
19. Sebuah benda setinggi 1 m di depan cermin cembung dengan fokus 0,5 m. Jika jarak
benda 2 m maka tinggi bayangannya adalah…
a. 0,2 m
b. 0,3 m
c. 0,4 m
d. 0,5 m
20. Sebuah benda setinggi 8 cm, diletakkan 12 cm di depan cermin cembung dengan jari-jari
kelengkungan 24 cm. Letak bayangannya adalah…
a. 12 cm di belakang cermin
b. 12 cm di depan cermin
c. 6 cm di belakan cermin
d. 6 cm di depan cermin
113
21. Sebuah benda yang tingginya 12 cm diletakkan 10 cm di depan cermin cembung yang
jari-jari kelengkungannya 30 cm. Pernyataan yang tidak benar berdasarkan situasi tersebut
adalah…
a. Jarak fokusnya bernilai – 15 cm
b. Bayangan terletak 6 cm di belakang cermin
c. Tinggi bayangan adalah 7,2 cm
d. Sifat bayangan adalah nyata
22. Perhatikan gambar di bawah ini !
Bayangan yang terbentuk pada gambar di atas mempunyai sifat…
a. Nyata, tegak, diperkecil
b. Maya, tegak, diperbesar
c. Nyata, terbalik, diperkecil
d. Maya, tegak, diperkecil
23. Pada gambar di bawah ini yang menunjukkan sudut bias adalah…
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
114
24. Seberkas sinar datang dari udara (n=1) dengan sudut 45º terhadap garis normal. Jika sudut
biasnya 30º, indeks bias medium tersebut adalah…
a.
b.
c.
d.
25. Pada proses pembiasan jika sudut datangnya diperbesar maka sudut biasnya…
a. Tetap
b. Semakin besar
c. Semakin kecil
d. Sama dengan sudut datang
26. Sebuah benda setinggi 1 cm di depan lensa cekung dengan fokus 3 cm. Jika jarak benda
ke lensa 6 cm, maka tinggi bayangan adalah…
a. cm
b. cm
c. cm
d. cm
27. Jalannya sinar istimewa yang benar pada lensa cembung adalah…
a.
b.
115
c.
d.
28. Sebuah benda diletakkan 5 cm di depan lensa cembung, tinggi benda tersebut 4 cm. bila
jarak fokus lensa 10 cm, maka tinggi bayangannya adalah…
a. 8 cm
b. 14 cm
c. 15 cm
d. 20
29. Gambar di bawah ini menunjukkan lintasan sinar yang datang dari medium udara menuju
medium kaca.
Besar indeks bias kaca adalah…
a.
b.
c.
116
d.
30. Di bawah ini pernyataan yang tidak benar adalah…
a. f bernilai negatif untuk lensa cekung
b. S’ bernilai positif untuk benda yang terletak di belakang lensa
c. S’ bernilai negatif untuk benda yang terletak di belakang lensa
d. Perbesaran (M) merupakan perbandingan bayangan dengan benda
117
KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST POSTTEST
1. C
2. D
3. B
4. D
5. D
6. B
7. C
8. A
9. A
10. D
11. D
12. D
13. D
14. B
15. C
16. D
17. B
18. D
19. B
20. C
21. D
22. D
23. D
24. A
25. B
26. D
27. A
28. A
29. D
30. C
Lampiran 8
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
A. Memperhatikan penjelasan guru
1. Skor 1 : Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru.
2. Skor 2 : Siswa menyimak penjelasan guru.
3. Skor 3 : Siswa memperhatikan dan menyimak penjelasan guru.
4. Skor 4 : Siswa fokus, memperhatikan dan menyimak penjelasan guru.
B. Kerja kelompok aktif dan terarah
1. Skor 1 : Siswa berdiskusi.
2. Skor 2 : Siswa berdiskusi dan memperhatikan.
3. Skor 3 : Siswa berdiskusi dan berpendapat.
4. Skor 4 : Siswa berdiskusi berpendapat dan bertanya.
C. Presentasi kelompok
1. Skor 1 : Siswa tidak menguasai materi.
2. Skor 2 : Siswa menguasai materi, menanggapi kritik dan saran.
3. Skor 3 : Siswa menguasai materi, menjawab pertanyaan yang diajukan.
4. Skor 4 : Siswa menguasai materi, menjawab pertanyaan yang diajukan
serta menanggapi kritik dan saran.
D. Respon positif terhadap kelompok yang presentasi
1. Skor 1 : Siswa tidak memperhatikan.
2. Skor 2 : Siswa memperhatikan.
3. Skor 3 : Siswa memperhatikan dan mengajukan pertanyaan.
4. Skor 4 : Siswa memperhatikan, mengajukan pertanyaan, saran dan kritik.
E. Menyelesaikan tugas secara kelompok
1. Skor 1 : Siswa tidak bekerjasama.
2. Skor 2 : Siswa bekerjasama
3. Skor 3 : Siswa bekerjasama dan bertanggungjawab.
4. Skor 4 : Siswa bekerjasama, bertanggungjawab dan teratur.
Lampiran 9
SILABUS
Sekolah : SMP Negeri 1 Juwana
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : II (Dua)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
waktu
Sumber
belajar Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh Instrumen
6.3
Menyelidiki
sifat-sifat
cahaya dan
hubungannya
dengan
berbagai
bentuk cermin
dan lensa
cahaya Melakukan
pengamatan
tentang
jalannya sinar
untuk
menentukan
sifat
perambatan
cahaya.
Melakukan
percobaan
tentang
pemantulan
cahaya dan
pembiasan
cahaya.
Merancang
percobaan
menunjukkan
sifat-sifat
perambatan
cahaya.
Menjelaskan
hukum
pemantulan
yang
diperoleh
melalui
percobaan.
Menjelaskan
hukum
pembiasan
yang
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Arah perambatan cahaya
adalah…
a. Lurus
b. Miring
c. Melengkung
d. Memutar
Pemantulan cahaya pada cermin
datar merupakan pemantulan…
a.teratur c.tak teratur
b.acak d.baur
Peristiwa pembelokan cahaya
melalui dua medium yang
berbeda kerapatannya disebut…
a.pembiasan
b.pemantulan
c.pencerminan
d.penguraian
8 x 40’ Wahyu.
2008.
Belajar IPA
Membuka
cakrawala
Alam
Sekitar.
Jakarta:
pusat
perbukuan
Departemen
Pendidikan
Nasional,
LKS I, LKS
II, LKS III,
LKS IV,
LKS V.
Bahan dan
alat-alat
percobaan
(sumber
cahaya,
cermin datar,
cermin
Lampiran 10
Menggali
informasi dari
nara sumber
untuk
mengenal
sifat-sifat
bayangan pada
cermin dan
lensa.
diperoleh dari
percobaan
Mendeskripsi
kan proses
pembentukan
dan sifat-sifat
bayangan
pada cermin
datar, cermin
cekung dan
cermin
cembung.
Mendeskripsi
kan proses
pembentukan
dan sifat-sifat
bayangan
lensa cekung
dan lensa
cembung.
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Sebuah benda berjarak 10 cm di
depan cermin cekung dengan
fokus 15cm. Perbesaran
bayangannya adalah…
a.0,5 kali
b.0,6 kali
c.1,5 kali
d.3,0 kali
Sebuah benda diletakkan 5 cm di
depan lensa cembung, tinggi
benda tersebut 4 cm. Bila fokus
lensa 10 cm, maka tinggi
bayangan …
a.8 cm
b.14 cm
c.15 cm
d.20 cm
cekung,
lensa
cembung,
plan parallel,
layar,
bangku optik
penggaris)
Pati, Februari2011
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran, Peneliti,
Mulyono, S.Pd Abdul Gofar
NIP. 19680506199412 1 006 NIM. 4201407015
121
Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP Negeri 1 Juwana
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : VIII / Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (Pertemuan ke 1)
A. Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk
teknologi sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin
dan lensa.
C. Indikator
1. Merancang percobaan untuk menunjukkan perambatan cahaya.
2. Menyimpulkan hukum pemantulan yang diperoleh melalui percobaan.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan percobaan tentang sifat-sifat cahaya, peserta didik dapat :
1. Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat-sifat
perambatan cahaya dengan benar.
2. Menjelaskan hukum pemantulan cahaya yang diperoleh melalui percobaan
dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
Perambatan Cahaya dan Hukum Pemantulan Cahaya
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang merambat dengan lintasan
lurus.
122
Pada pemantulan cahaya berlaku hukum Snellius sebagai berikut:
1. Sudut datang sama dengan sudut pantul;
2. Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang
datar.
F. Metode Pembelajaran
1. Model : Pembelajaran Kooperatif
2. Metode : Diskusi-informasi, demonstrasi, eksperimen
3. Pendekatan : Problem Based Instruction
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Motivasi:
Mengapa lampu senter diarahkan kepada benda yang akan kita cari?
Mengapa ruangan kelas ini tampak terang walaupun tidak terkena
cahaya matahari secara langsung?
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah mengenal sumber cahaya dan benda gelap
2. Kegiatan Inti (60 menit)
a. Eksplorasi (30 menit)
Guru membimbing peserta didik untuk membentuk kelompok
dengan anggota yang heterogen.
Guru membagikan LKS I dan LKS II pada masing-masing
kelompok.
Guru membimbing proses penyelidikan siswa sesuai dengan LKS I
dan LKS II untuk membuktikan sifat perambatan cahaya dan hukum
pemantulan cahaya.
Guru membimbing siswa untuk mencatat hasil percobaan dalam
lembar kerja.
Guru membimbing siswa untuk melakukan diskusi kelompok
tentang sifat perambatan cahaya dan hukum pemantulan cahaya.
123
b. Elaborasi (15 menit)
Guru membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil
percobaannya di depan kelas dan masing-masing kelompok
memberikan tanggapan.
c. Konfirmasi (15 menit)
Guru menanggapi presentasi siswa dan memberikan informasi yang
benar.
Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan jawaban
yang benar.
Guru memberikan umpan balik dengan tanya jawab tentang hukum
pemantulan cahaya.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru memberikan tugas rumah.
H. Sumber Belajar
1. Wahyu. 2008. Belajar IPA Membuka cakrawala Alam Sekitar. Jakarta:
pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Panduan LKS I dan LKS II
3. Alat dan Bahan Praktikum : karton, cermin datar, penyangga kaca, sumber
sinar laser, lilin, busur derajat, dan kertas HVS.
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian
a. Tes tertulis
b. Penugasan
2. Bentuk Instrumen
a. Pilihan ganda
124
3. Contoh Instrumen
a. Contoh Tes Pilihan Ganda
Arah rambat cahaya adalah…
a. lurus c. memutar
b. miring d. melengkung
J. Evaluasi
1. Seberkas sinar mengenai cermin dengan membentuk sudut 45º terhadap
garis normal. Berapa sudut pantulnya?
Jawaban :
Sudut datang = 45º
Sudut datang = sudut pantul = 45º
2. Apabila dalam suatu percobaan hukum pemantulan cahaya, sumber cahaya
diarahkan ke cermin datar dan membentuk sudut 30º terhadap bidang
datar, maka berapa sudut pantulnya?
Jawaban :
Sudut datang = 90º - 30º = 60º
Sudut datang = sudut pantul = 60º
Pati, Maret 2011
Mengetahui
Guru Fisika Peneliti
Mulyono, S.Pd Abdul Gofar
NIP. 19680506199412 1 006 NIM. 4201407015
125
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP Negeri 1 Juwana
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : VIII / Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (Pertemuan ke 2)
A. Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk
teknologi sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin
dan lensa.
C. Indikator
1. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat bayangan oleh pemantulan
yang terjadi pada cermin datar, cekung dan cembung.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan eksperimen dan diskusi informasi siswa dapat :
1. Menjelaskan proses pembentukan bayangan, kedudukan, dan sifat
bayangan pada cermin datar.
2. Menjelaskan sifat-sifat cermin cekung dan cembung.
3. Menjelaskan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dan cembung.
4. Melukis bayangan pada cermin cekung dan cembung.
5. Mengoperasikan rumus dalam perhitungan cermin cekung
dan cermin cembung.
6. Menjelaskan sifat bayangan pada cermin cekung dan cembung.
126
E. Materi Pembelajaran
Pemantulan cahaya pada cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung.
Bayangan yang dihasilkan cermin datar adalah maya, tegak, sama besar.
Bayangan yang dihasilkan cermin cembung adalah maya, tegak, diperkecil.
Pada cermin cekung dan cembung berlaku
F. Metode Pembelajaran
1. Model : Pembelajaran Kooperatif
2. Metode : Diskusi-informasi, demontrasi, eksperimen
3. Pendekatan : Problem Based Instruction
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Motivasi:
Mengapa bayangan yang terbentuk pada permukaan sendok bagian
dalam terbalik?
Cermin apakah yang digunakan pada spion kendaraan bermotor?
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami hukum pemantulan cahaya.
2. Kegiatan Inti (60 menit)
a. Eksplorasi (30 menit)
Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan
kelompoknya.
Guru membagikan LKS III pada masing-masing kelompok.
Guru membimbing proses penyelidikan siswa untuk pemantulan
cahaya pada cermin cekung.
Guru membimbing siswa untuk mencatat hasil percobaan dalam
lembar kerja.
127
Guru membimbing siswa untuk berdiskusi kelompok tentang
pemantulan cahaya pada cermin cekung berdasarkan percobaan.
Guru membimbing siswa untuk berdiskusi kelompok tentang
pemantulan pada cermin datar dan cermin cembung.
b. Elaborasi (15 menit)
Guru membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil
percobaannya di depan kelas dan masing-masing kelompok
memberikan tanggapan.
c. Konfirmasi(15 menit)
Guru menanggapi presentasi siswa dan memberikan informasi yang
benar.
Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan jawaban
yang benar.
Guru memberikan umpan balik dengan tanya jawab tentang
pemantulan cahaya pada cermin datar, cekung dan cembung.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru memberikan tugas rumah.
H. Sumber Belajar
1. Wahyu. 2008. Belajar IPA Membuka cakrawala Alam Sekitar. Jakarta:
pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Panduan LKS III
3. Alat dan bahan : cermin cekung, bangku optik, penyangga cermin, lilin,
penggaris dan layar.
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian
a. Tes tertulis
b. Penugasan
2. Bentuk Instrumen
Pilihan ganda
128
3. Contoh Instrumen
Contoh Tes Pilihan Ganda
Cermin cekung bersifat konvergen, artinya cermin cekung mempunyai sifat…
a. Memantulkan sinar
b. Mengumpulkan sinar
c. Menyebarkan sinar
d. Membiaskan sinar
J. Evaluasi
1. Sebuah benda terletak 4 cm di depan cermin cekung. Jika jarak fokusnya 5
cm, tentukan :
a. Letak bayangannya
b. Lukisan bayangannya
c. Sifat bayangannya
Jawaban :
a. Letak bayangannya :
cm
129
b. Lukisan bayangan
c. Sifat bayangan
Maya, tegak, diperbesar
Pati, Maret 2011
Mengetahui
Guru Fisika Peneliti
Mulyono, S.Pd Abdul Gofar
NIP. 19680506199412 1 006 NIM. 4201407015
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP Negeri 1 Juwana
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : VIII / Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (Pertemuan ke 3)
A. Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk
teknologi sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin
dan lensa.
C. Indikator
1. Menjelaskan hukum pembiasan yang diperoleh berdasarkan percobaan.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan percobaan tentang sifat-sifat cahaya, peserta didik dapat :
1. Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan pembiasan
cahaya dengan benar.
2. Menjelaskan hukum pembiasan cahaya yang diperoleh melalui percobaan
dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
Pembiasan cahaya
Pembiasan cahaya meupakan peristiwa pembelokan sinar karena melewati dua
medium yang berbeda kerapatannya.
131
Hukum pada pembiasan cahaya
1. Sinar datang, garis normal dan sinar bias terletak pada satu bidang
datar
2. Sinar bias akan mendekati garis normal jika sinar datang dari
medium kurang rapat menuju medium yang lebih rapat, dan sinar
bias akan menjauhi garis normal jika sinar datang dari medium yang
lebih rapat menuju ke medium yang kurang rapat.
F. Metode Pembelajaran
1. Model : Pembelajaran Kooperatif
2. Metode : Diskusi-informasi, demontrasi, eksperimen
3. Pendekatan : Problem Based Instruction
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Motivasi:
Mengapa dasar kolam kelihatan lebih dangkal?
Gejala apa yang terlihat ketika pensil dimasukkan ke dalam gelas
yang berisi air?
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah mengetahui peristiwa alam yang terjadi sebagai akibat pembiasan
cahaya
2. Kegiatan Inti (60 menit)
a. Eksplorasi (30 menit)
Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan
kelompoknya.
Guru membagikan LKS IV pada masing-masing kelompok.
Guru membimbing proses penyelidikan siswa sesuai dengan LKS
IV untuk membuktikan pembiasan cahaya dan hukum pembiasan
cahaya.
Guru membimbing siswa untuk mencatat hasil percobaan dalam
lembar kerja.
132
Guru membimbing siswa untuk melakukan diskusi kelompok
tentang pembiasan cahaya dan hukum pembiasan cahaya.
Guru membimbing siswa untuk melakukan diskusi tentang indeks
bias.
b. Elaborasi(15 menit)
Guru membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil
percobaannya di depan kelas dan masing-masing kelompok
memberikan tanggapan.
c. Konfirmasi(15 menit)
Guru menanggapi presentasi siswa dan memberikan informasi yang
benar.
Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan jawaban
yang benar.
Guru memberikan umpan balik dengan tanya jawab tentang hukum
pembiasan cahaya.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru memberikan tugas rumah.
H. Sumber Belajar
1. Wahyu. 2008. Belajar IPA Membuka cakrawala Alam Sekitar. Jakarta:
pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Panduan LKS IV
3. Alat dan Bahan Praktikum : kaca plan paralel, sumber sinar laser, busur
derajat,penggaris dan kertas HVS.
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian
c. Tes tertulis
d. Penugasan
2. Bentuk Instrumen
Pilihan ganda
133
3. Contoh Instrumen
Contoh Tes Pilihan Ganda
Peristiwa pembelokan sinar melalui dua medium yang berbeda kerapatannya
disebut dengan…
a. Pemantulan cahaya c. Pembentukan bayangan
b. Pembiasan cahaya d. Pencerminan cahaya
J. Evaluasi
1. Cepat rambat cahaya di dalam air adalah . Berapa
besarnya indeks bias zat cair tersebut?
Jawaban :
Pati, Maret 2011
Mengetahui
Guru Fisika Peneliti
Mulyono, S.Pd Abdul Gofar
NIP. 19680506199412 1 006 NIM. 4201407015
134
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP Negeri 1 Juwana
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : VIII / Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (Pertemuan ke 4)
A. Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk
teknologi sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin
dan lensa.
C. Indikator
1. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat bayangan oleh pembiasan
yang terjadi pada lensa cekung dan lensa cembung.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan eksperimen dan diskusi informasi siswa dapat :
1. Menjelaskan sifat-sifat lensa cekung dan lensa cembung.
2. Menjelaskan sinar-sinar istimewa pada lensa cekung dan lensa cembung.
3. Melukis bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung.
4. Mengoperasikan rumus dalam perhitungan lensa cekung
dan lensa cembung.
5. Menjelaskan sifat bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung.
135
E. Materi Pembelajaran
Pembiasan pada lensa cekung dan cembung
Pada lensa cekung dan lensa cembung berlaku
F. Metode Pembelajaran
1. Model : Pembelajaran Kooperatif
2. Metode : Diskusi-informasi, demontrasi, eksperimen
3. Pendekatan : Problem Based Instruction
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Motivasi:
Mengapa lup dapat membakar kertas jika terkena cahaya matahari?
Lensa apa yang dipakai oleh kamera?
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami hukum pemabiasan cahaya.
2. Kegiatan Inti (60 menit)
a. Eksplorasi (30 menit)
Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan
kelompoknya.
Guru membagikan LKS V pada masing-masing kelompok.
Guru membimbing proses penyelidikan siswa untuk pembiasan
cahaya pada lensa cembung.
Guru membimbing siswa untuk mencatat hasil percobaan dalam
lembar kerja.
Guru membimbing siswa untuk berdiskusi kelompok tentang
pembiasan cahaya pada lensa cembung berdasarkan percobaan.
Guru membimbing siswa untuk berdiskusi kelompok tentang
pembiasan pada lensa cekung.
136
b. Elaborasi (15 menit)
Guru membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil
percobaannya di depan kelas dan masing-masing kelompok
memberikan tanggapan.
c. Konfirmasi (15 menit)
Guru menanggapi presentasi siswa dan memberikan informasi yang
benar.
Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan jawaban
yang benar.
Guru memberikan umpan balik dengan tanya jawab tentang
pembiasan cahaya pada lensa cekung dan lensa cembung.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru memberikan tugas rumah.
H. Sumber Belajar
1. Wahyu. 2008. Belajar IPA Membuka cakrawala Alam Sekitar. Jakarta:
pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Panduan LKS V
3. Alat dan bahan : lensa cekung, bangku optik, lilin, penggaris dan layar.
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian
a. Tes tertulis
b. Penugasan
2. Bentuk Instrumen
Pilihan ganda
3. Contoh Instrumen
Contoh Tes Pilihan Ganda
Benda di bawah ini yang menggunakan lensa cembung adalah…
a. Lup c. kamera
b. Mikroskop d. spion
137
J. Evaluasi
1. Sebuah benda setinggi 1 cm di depan lensa cekung dengan fokus 2 cm.
jika jarak benda 4 cm maka jarak bayangannya?
Jawaban :
cm
Pati, Maret 2011
Mengetahui
Guru Fisika Peneliti
Mulyono, S.Pd Abdul Gofar
NIP. 19680506199412 1 006 NIM. 4201407015
138
LKS I
Perambatan Cahaya
A. Kompetensi Dasar
Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin
dan lensa
B. Indikator
1. Merangkai alat dan melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat
perambatan cahaya
C. Permasalahan
Mengapa lampu senter diarahkan pada benda yang akan kita cari? Mengapa
terjadi bayang-bayang dari suatu benda?
Untuk menjawabnya, maka kalian perlu melakukan suatu percobaan terlebih
dahulu, dengan tujuan untuk mengetahui sifat perambatan cahaya.
D. Alat dan Bahan
1. Lilin (sumber cahaya) 1 buah
2. Kertas karton berlubang 3 lembar
3. Pipa lurus dan pipa bengkok 1 buah
E. Langkah Kerja
1. Taruhlah lilin di atas meja dan lihatlah api lilin melalui 2 lubang karton
yang segaris, seperti yang ditunjukkan gambar di bawah ini. Kemudian
amatilah yang terjadi!
2. Jika satu lubang digeser tidak lurus, apa yang terjadi pada lilin?
Jawab : .................................................................................................... …..
Lampiran 12
139
3. Lihatlah api lilin dengan pipa lurus. Apa yang terlihat?
Jawab : ................................................................................................... …..
4. Lihatlah api dengan pipa bengkok. Dimana nyala api sekarang?
Jawab : ................................................................................................... …..
F. Hasil Kegiatan dan Pembahasan
Diskusikan pertanyaan di bawah ini,
1. Apakah cahaya itu?
Jawab : .................................................................................................... ….
................................................................................................................. ….
2. Apakah yang dimaksud dengan sumber cahaya?
Jawab : .................................................................................................... ….
................................................................................................................. ….
3. Bagaimana arah perambatan cahaya?
Jawab : .................................................................................................... ….
................................................................................................................. ….
................................................................................................................. ….
G. Kesimpulan
Dari kegiatan yang dilakukan di atas, kesimpulan apa yang dapat diambil?
Jawab : ................................................................................................... ….
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
140
LKS II
Hukum Pemantulan Cahaya
A. Kompetensi Dasar
Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin
dan lensa
B. Indikator
1. Merangkai alat dan melakukan percobaan untuk menunjukkan hukum
pemantulan cahaya
2. Menjelaskan hukum pemantulan cahaya
C. Permasalahan
Coba kalian amati ruangan kelas ini! Bagaimana keadaannya, apakah terang atau
gelap? Apakah ruangan ini terkena matahari langsung? Di dalam kelas ini kalian
dapat melihat kursi, meja, dan papan tulis. Mengapa bisa demikian?
Untuk menjawabnya, maka kalian perlu melakukan suatu percobaan terlebih
dahulu, dengan tujuan mengetahui pemantulan cahaya.
D. Alat dan Bahan
1. Cermin datar
2. busur
3. kertas HVS
4. sumber sinar
5. penggaris
E. Langkah Kerja
1. Letakkan busur derajat di atas kertas putih!
2. Letakkan cermin datar berhimpitan dengan sumbu datar busur derajat!
3. Nyalakan sumber cahaya dan arahkan 20º terhadap garis normal!
4. Ukurlah sinar pantulnya dari garis normal kemudian catat dalam tabel
data!
5. Ulangi langkah 3 sampai 4 untuk sudut datang i = 30º; 45º; 60º; 70º ?
141
Keterangan :
Sinar datang merupakan sinar yang datang menuju cermin
Sinar pantul merupakan sinar yang dipantulkan oleh cermin
Garis normal (N) merupakan garis yang tegak lurus dengan bidang
datar
Sudut datang (i) merupakan sudut yang dibentuk sinar datang dengan
garis normal
Sudut pantul (r) merupakan sudut yang dibentuk sinar pantul dengan
garis normal
F. Hasil Kegiatan dan Pembahasan
No. Sudut datang (i) Sudur pantul (r)
1. 20º
2. 30º
3. 45º
4. 60º
5. 70º
Diskusikan pertanyaan di bawah ini,
1. Apakah sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang
datar?
Jawab : ............................................................................................................... …..
............................................................................................................................. …..
2. Apakah sinar datang, sinar pantul dan garis normal berpotongan pada satu titik?
Jawab : ............................................................................................................... ….
............................................................................................................................. ….
3. Bagaimana besar sudut datang dan sudut pantulnya?
Jawab : ............................................................................................................... ….
............................................................................................................................. ….
142
G. Kesimpulan
Dari kegiatan yang dilakukan di atas, kesimpulan apa yang dapat diambil?
Jawab : ………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………....
143
LKS III
Pemantulan Cahaya Pada Cermin Cekung
A. Kompetensi Dasar
Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin
dan lensa
B. Indikator
1. Mendeskripsikan proses pembentukan bayangan dan sifat-sifat bayangan
pada cermin cekung.
C. Permasalahan
Mengapa bayangan yang terbentuk pada permukaan sendok bagian dalam
terbalik?
Untuk menjawabnya, maka kalian perlu melakukan suatu percobaan terlebih
dahulu, dengan tujuan mengetahui pemantulan cahaya pada cermin cekung.
D. Alat dan Bahan
1. Cermin cekung
2. lilin
3. layar putih
4. bangku optik
5. penggaris
E. Langkah Kerja
1. Pasanglah cermin cekung dan sumber cahaya (lilin) pada bangku optik!
2. Atur posisi sedemikian rupa agar bayangan lilin dapat ditangkap oleh
layar, dimana posisi layar berada di antara cermin dan lilin!
3. Carilah bayangan yang paling jelas yang dapat ditangkap oleh layar!
4. Ukurlah jarak benda (s), jarak bayangan (s’) dan amati sifat bayangan
yang dibentuk!
5. Catat hasil pengukuran dalam tabel!
6. Ulangi langkah-langkah di atas dengan mengubah letak benda (s)
144
F. Hasil Kegiatan dan Pembahasan
No. s s’
Sifat bayangan
1.
2.
3.
4.
5.
Diskusikan pertanyaan di bawah ini,
1. Mengapa sinar-sinar yang dipantulkan cermin cekung terletak pada satu
titik?
Jawab : ........ ...............................................................................................................
...................... ...............................................................................................................
2. Apa perbedaan bayangan maya dan nyata?
Jawab : ........ ...............................................................................................................
...................... ...............................................................................................................
3. Gambarlah jalannya tiga sinar istimewa pada cermin cekung (pada satu
gambar)!
Jawab : ........ ...............................................................................................................
...................... ...............................................................................................................
4. Lukis dan sebutkan sifat-sifat bayangan yang dibentuk cermin cekung jika
bendanya berada di ruang I ( antara 0-F )!
Jawab : ........ ...............................................................................................................
...................... ...............................................................................................................
...................... ...............................................................................................................
...................... ...............................................................................................................
145
5. Sebuah pensil setinggi 4 cm di depan cermin dengan jarak 18 cm dari
cermin cekung, sehingga terjadi perbesaran bayangan 3 kali bendanya.
Hitunglah :
a. Letak bayangan
b. Jarak focus
c. Jari-jari cermin cekung
d. Sifat-sifat bayangan
Jawab : ........ ...............................................................................................................
...................... ...............................................................................................................
...................... ...............................................................................................................
...................... ...............................................................................................................
G. Kesimpulan
Dari kegiatan yang dilakukan di atas, kesimpulan apa yang dapat diambil?
Jawab : ………………………………………………………...........................
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………....
146
LKS IV
Pembiasaan Cahaya
A. Kompetensi Dasar
Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin
dan lensa
B. Indikator
1. Menjelakan hukum pembiasan yang diperoleh dari percobaan.
C. Permasalahan
Mengapa dasar kolam kelihatan lebih dangkal dari aslinya?
Gejala apa yang terlihat ketika pensil dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air?
Untuk menjawabnya, maka kalian perlu melakukan suatu percobaan terlebih
dahulu, dengan tujuan mengetahui hukum pembiasan cahaya.
D. Alat dan Bahan
1. Kaca plan paralel
2. Sumber cahaya
3. Busur derajat
4. Kertas HVS
5. penggaris
E. Langkah Kerja
1. Letakkan kaca plan paralel di atas kertas HVS, kemudian gambar segi
empat dengan cara menggaris tepi kaca plan paralel!
2. Buatlah garis normalnya!
3. Nyalakan sumber cahaya, dan arahkan sinarnya berimpit dengan garis
normalnya!
4. Amati jalannya sinar! Bagaimana jalannya perambatan sinar tadi?
Jawab : .............................................................................................................
147
5. Ubahlah arah sinar sehingga sinar datang membentuk sudut 30º terhadap
garis normal! Bagaimana arah perambatannya? Bagaimana besar sudut
biasnya jika sudut datangnya diperbesar?
Jawab : ............................................................................................................
.......... ...............................................................................................................
F. Pembahasan
Diskusikan pertanyaan di bawah ini,
1. Apa yang dimaksud dengan pembiasan cahaya?
Jawab : .. ...............................................................................................................
.............. ...............................................................................................................
.............. ...............................................................................................................
2. Bagaimana proses terjadinya pembiasan cahaya yang terjadi pada kaca plan
paralel?
Jawab : .. ...............................................................................................................
.............. ...............................................................................................................
.............. ...............................................................................................................
3. Sebutkan syarat terjadinya pembiasan!
Jawab : .. ...............................................................................................................
.............. ...............................................................................................................
G. Kesimpulan
Dari kegiatan yang dilakukan di atas, kesimpulan apa yang dapat diambil?
Jawab : ………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………........................
148
LKS V
Pembiasan Cahaya Pada Lensa Cembung
A. Kompetensi Dasar
Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin
dan lensa
B. Indikator
1. Mendeskripsikan proses pembentukan bayangan dan sifat-sifat bayangan
pada lensa cembung.
C. Permasalahan
Mengapa lup dapat digunakan untuk memperbesar bayangan dari benda yang
kecil? Mengapa lup dapat membakar kertas jika terkena sinar matahari?
Untuk menjawabnya, maka kalian perlu melakukan suatu percobaan terlebih
dahulu, dengan tujuan mengetahui pembiasan cahaya pada lensa cembung.
D. Alat dan Bahan
1. Lensa cembung
2. lilin
3. layar putih
4. bangku optik
5. penggaris
E. Langkah Kerja
1. Pasanglah lensa cembung dan sumber cahaya (lilin) pada bangku optik!
2. Atur posisi sedemikian rupa agar bayangan lilin dapat ditangkap oleh
layar, dimana posisi layar berada di belakang lensa cembung!
3. Carilah bayangan yang paling jelas yang dapat ditangkap oleh layar!
4. Ukurlah jarak benda (s), jarak bayangan (s’) dan amati sifat bayangan
yang dibentuk!
5. Catat hasil pengukuran dalam tabel!
6. Ulangi langkah-langkah di atas dengan mengubah letak benda (s)
149
F. Hasil Kegiatan dan Pembahasan
No. s s’
Sifat bayangan
1.
2.
3.
4.
5.
Diskusikan pertanyaan di bawah ini,
1. Mengapa lensa cembung disebut dengan lensa konvergen?
Jawab : ........ ...............................................................................................................
...................... ...............................................................................................................
2. Sebutkan sinar istimewa pada lensa cembung?
Jawab : ........ ...............................................................................................................
...................... ...............................................................................................................
3. Lukis dan sebutkan sifat-sifat bayangan yang dibentuk lensa jika bendanya
berada di ruang I ( antara 0-F )!
Jawab : ........ ...............................................................................................................
...................... ...............................................................................................................
...................... ...............................................................................................................
...................... ...............................................................................................................
4. Sebuah pensil setinggi 2 cm terletak 12 cm di depan lensa cembuing
dengan jarak focus 8 cm. Hitunglah :
a. Letak bayangan
b. perbesaran
c. tinggi bayangan
d. Sifat-sifat bayangan
150
Jawab : ........ ...............................................................................................................
...................... ...............................................................................................................
...................... ...............................................................................................................
...................... ...............................................................................................................
G. Kesimpulan
Dari kegiatan yang dilakukan di atas, kesimpulan apa yang dapat diambil?
Jawab : ......... ...............................................................................................................
............................................................................................................................. …..
............................................................................................................................. …..
151
NO NAMA KODE NILAI NO NAMA KODE NILAI
1 Aditya Rofie Z E-1 80,5 1 Agung Abu K K-01 82
2 Ahmad Rio I Z E-2 81,5 2 Agung Utomo K-02 82
3 Alifia Wahyuhana E-3 83 3 Ahmad Roni S K-03 82
4 Chica Mei I E-4 85 4 Ahmad Subqi A K-04 81
5 Dian Nur P E-5 87,5 5 Anggita S K-05 82
6 Dimitri Manggala L E-6 82 6 Annadhofah K-06 82
7 Dwi Aprilia N E-7 83,5 7 Aziz Ahmad J K-07 83
8 Ega Kristina S E-8 81 8 Bella Novisa A K-08 84,5
9 Enggar Pilu H E-9 80 9 Cyntia Berliani S K-09 84,5
10 Fachrul Setyo J E-10 83,5 10 Desi Wulandari K-10 85,5
11 Fahreza Ilham E-11 80 11 Diana Hidayanti K-11 81,5
12 Febriani N E-12 82 12 Dibyo Ariyanto K-12 81
13 Fitriana K E-13 81 13 Endang Dian L K-13 86,5
14 Galuh Aimi E-14 86,5 14 Evita Purwati K-14 81,5
15 Herlinda Intan E-15 86 15 Ginta Ayu W S K-15 81,5
16 Imam Abdul W E-16 80,5 16 Hanisa Rinda P P K-16 82,5
17 Istiqomah N E-17 81 17 Hasan Khanafi M K-17 80
18 Juhartina E-18 81 18 Ida Karunia K-18 80,5
19 Junita E-19 83,5 19 Ika Chasanatun N K-19 82,5
20 Mela Alisyia S E-20 84,5 20 Ilham Setyawan K-20 81
21 Muhamad L F E-21 81 21 Intan Haniya U K-21 80,5
22 Ni'mah Vicky F E-22 80 22 Irfan Rio M K-22 80
23 Nur Wahyuna F M E-23 82 23 Mahendra Oktavian K-23 80
24 Pangestu Ari W E-24 86 24 Nanda Yahya P K-24 80,5
25 Pipit Diah N E-25 81,5 25 Neni Azizah R K-25 80
26 Rema Ayu L E-26 87 26 Pradita Roro W K-26 80
27 Shela Evayanti E-27 81,5 27 Syarifah R A B K-27 80
28 Suryo Budi S E-28 83,5 28 Vira Setyaningrum K-28 80
29 Viyan Indah Y E-29 85 29 Wanto Nugroho K-29 81,5
30 Yohanes Ricky A E-30 81 30 Yulia Widyasari W K-30 80,5
JUMLAH = 2482 JUMLAH = 2450
RATA-RATA = 82,73 RATA-RATA = 81,67
VARIAN = 5,13 VARIAN = 2,90
NILAI F = 1,77
Dengan dk penyebut = 29 dan dk pembilang = 29, maka diperoleh F tabel = 2.10
DAFTAR NILAI RAPOR SEMESTER GASAL
KELAS EKSPERIMEN / VIII C KELAS KONTROL / VIII D
Lampiran 13
152
Hipotesis
Ho : =
Ha : =
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
F 1/2a (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
Pada a = 5% dengan:
dk pembilang = nb - 1 = 30 - 1 = 29
dk penyebut = nk -1 = 30 - 1 = 29
F (0.025)(29:29) =
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA AWAL KELAS EKSPERIMEN
DAN KELAS KONTROL
2,101,77
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua
kelompok mempunyai varians yang sama.
F =5,1333
2,90231,77
2,9023
2,10
=
82,73
5,1333
Jumlah
n
x
Varians (s2)
Eksperimen Kontrol
2482 2450
30
81,67
Sumber variasi
s12
s12
s22
s22
30
Daerah penerimaan Ho
Daerah penerimaan Ho
terkecilVarians
terbesarVarians F
Lampiran 14
153
No Kode Pretest1 K-01 46,672 K-02 46,673 K-03 43,334 K-04 205 K-05 306 K-06 26,677 K-07 23,338 K-08 36,679 K-09 30
10 K-10 33,3311 K-11 26,6712 K-12 43,3313 K-13 36,6714 K-14 43,3315 K-15 4016 K-16 26,6717 K-17 46,6718 K-18 16,6719 K-19 23,3320 K-20 43,3321 K-21 5022 K-22 3023 K-23 4024 K-24 46,6725 K-25 3026 K-26 33,3327 K-27 33,3328 K-28 36,6729 K-29 3030 K-30 36,67S = 1050n1 = 30x1 = 35,00s1
2= 78,74
s1 = 8,87
DATA PRETEST SISWA
Eksperimen KontrolNo Kode Pretest1 E-01 43,332 E-02 503 E-03 404 E-04 33,335 E-05 406 E-06 307 E-07 46,678 E-08 33,339 E-09 43,3310 E-10 53,3311 E-11 36,6712 E-12 36,6713 E-13 46,6714 E-14 36,6715 E-15 26,6716 E-16 36,6717 E-17 26,6718 E-18 33,3319 E-19 46,6720 E-20 33,3321 E-21 5022 E-22 33,3323 E-23 3024 E-24 43,3325 E-25 43,3326 E-26 26,6727 E-27 46,6728 E-28 46,6729 E-29 33,3330 E-30 50S = 1177n1 = 30x1 = 39,22s1
2= 61,06
s1 = 7,81
Lampiran 15
154
No Kode Posttest1 K-01 63,332 K-02 703 K-03 73,334 K-04 605 K-05 53,336 K-06 66,677 K-07 66,678 K-08 709 K-09 5010 K-10 66,6711 K-11 63,3312 K-12 53,3313 K-13 63,3314 K-14 53,3315 K-15 6016 K-16 6017 K-17 6018 K-18 43,3319 K-19 53,3320 K-20 56,6721 K-21 53,3322 K-22 7023 K-23 73,3324 K-24 63,3325 K-25 46,6726 K-26 53,3327 K-27 63,3328 K-28 56,6729 K-29 76,6730 K-30 56,67S = 1820n1 = 30x1 = 60,67s1
2= 67,75
s1 = 8,23
DATA POSTTEST SISWA
Eksperimen KontrolNo Kode Posttest1 E-01 702 E-02 66,673 E-03 76,674 E-04 705 E-05 83,336 E-06 73,337 E-07 73,338 E-08 63,339 E-09 8010 E-10 53,3311 E-11 76,6712 E-12 7013 E-13 73,3314 E-14 76,6715 E-15 8016 E-16 67,7717 E-17 46,6718 E-18 76,6719 E-19 7020 E-20 63,3321 E-21 86,6722 E-22 83,3323 E-23 56,6724 E-24 86,6725 E-25 8026 E-26 56,6727 E-27 73,3328 E-28 7029 E-29 76,6630 E-30 53,33S = 2134n1 = 30x1 = 71,15s1
2= 103,41
s1 = 10,17
Lampiran 16
155
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ² < χ² tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = Panjang Kelas = 7,0
Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
Rentang = s =
Banyak kelas = n =
- 2,46
- 1,77
- 1,08
- 0,39
- 0,30
- 0,99
1,67
χ²
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh χ² tabel =
Karena χ² pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
UJI NORMALITAS
DATA POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
86,7
46,7 71,15
40,0 10,17
6,0 30
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
Luas Kls.
Untuk ZEi Oi
(Oi-Ei)²
Ei
46,7 52,7 46,17 -2,46 0,49 0,03 0,95 1 0,00
53,7 59,7 53,17 -1,77 0,46 0,10 3,05 4 0,30
60,7 66,7 60,17 -1,08 0,36 0,21 6,23 3 1,67
67,7 73,7 67,17 -0,39 0,15 0,27 8,07 10 0,46
74,7 80,7 74,17 0,30 0,12 0,22 6,63 8 0,28
81,7 87,7 81,17 0,99 0,34 0,12 3,45 4 0,09
88,17 1,67 0,45
= 2,81
11,07
2,81 11,07
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
k
1i i
2ii2
E
EO
Lampiran 17
156
HipotesisHo : Data berdistribusi normalHa : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika x2 < x
2 tabel
Pengujian HipotesisNilai maksimal = Panjang Kelas =Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =Rentang = s =Banyak kelas = n =
- 2,17- 1,44- 0,71- 0,02- 0,75- 1,48
2,21
x²
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh x² tabel =
Karena x² pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
UJI NORMALITAS
DATA POSTTEST KELAS KONTROL
76,7 6,043,3 60,6733,3 8,236,0 30
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
Luas Kls.
Untuk ZEi Oi
(Oi-Ei)²
Ei43,3 48,3 42,83 -2,17 0,48 0,06 1,80 2 0,0249,3 54,3 48,83 -1,44 0,42 0,16 4,92 7 0,8855,3 60,3 54,83 -0,71 0,26 0,27 8,06 7 0,1461,3 66,3 60,83 0,02 0,01 0,27 7,95 5 1,1067,3 72,3 66,83 0,75 0,27 0,16 4,72 6 0,3573,3 78,3 72,83 1,48 0,43 0,06 1,68 3 1,03
78,83 2,21 0,49
= 3,52
11,07
3,52 11,07
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
k
1i i
2ii2
E
EO
Lampiran 18
157
HipotesisHo :Ha : >
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Dimana,
Ho ditolak apabila t > t(1-a)(n1+n2-2)
Dari data diperoleh:
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
x
-
Pada a = 5% dengan dk = 30+ 30 - 2 =58 diperoleh t(0.95)(58) = 2,0017
Kelompok Kontrol
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA ( UJI t SATU PIHAK) DATA HASIL POSTTEST
ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
µ1 µ2
µ1 µ2
Sumber variasi Kelompok Eksperimen
Jumlah 2134 1820
n 30 30
x 71,15 60,67
Varians (s2) 103,4066 67,7465
Standart deviasi (s) 10,17 8,23
r =-357
= -0,1470
2999 1964,6
30
t =
71,15 60,67=
103,4+
67,7465-
4,10
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen
lebih baik daripada kelompok kontrol
2 . -0.147010,17 8,23
30 30 30
Daerah penerimaan Ho
Daerah penerimaan Ho
2.00 4.10
2
2
1
1
2
2
2
1
2
1
21
2
xx t
n
s
n
sr
n
s
n
s
22r
yx
xy
Lampiran 19
158
NILAI KELOMPOK KELOMPOK
RATA-RATA EKSPERIMEN KONTROL
PRETEST 39,22 35
POSTTEST 71,15 60,67
Kriteria uji <g> : g > 0,7 (tinggi)
: 0,3 ≤ g ≤ 0,7 (sedang)
: g < 0,3 (rendah)
Kelompok Eksperimen
71.15% - 39.22%
100% - 39.22%
g 0,53 (sedang)
Kelompok Kontrol
60.67% - 35.00%
100% - 35.00%
g 0,39 (sedang)
=
=
UJI NORMALIZED GAIN <g>HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
pre
prepost
S
SSg
%100
pre
prepost
S
SSg
%100
Lampiran 20
159
Memperhatikan Kerja kelompok Presentasi Respon positif Menyelesaikan tugas
penjelasan aktif dan kelompok terhadap kelompok secara
guru terarah yang presentasi berkelompok
1 E-01 3 3 4 3 2 15 75 Baik
2 E-02 3 3 3 4 3 16 80 Baik
3 E-03 3 3 3 3 2 14 70 Baik
4 E-04 3 3 3 2 3 14 70 Baik
5 E-05 3 3 2 3 3 14 70 Baik
6 E-06 3 2 3 3 3 14 70 Baik
7 E-07 4 3 4 4 3 18 90 Sangat baik
8 E-08 3 3 2 3 3 14 70 Baik
9 E-09 3 3 3 2 2 13 65 Baik
10 E-10 4 3 3 3 3 16 80 Baik
11 E-11 3 3 3 2 3 14 70 Baik
12 E-12 3 4 2 3 2 14 70 Baik
13 E-13 3 3 3 2 3 14 70 Baik
14 E-14 3 3 3 3 2 14 70 Baik
15 E-15 3 3 3 2 3 14 70 Baik
16 E-16 3 3 3 3 3 15 75 Baik
17 E-17 3 3 3 3 2 14 70 Baik
18 E-18 3 3 3 3 3 15 75 Baik
19 E-19 3 4 3 3 4 17 85 Sangat baik
20 E-20 2 3 2 2 3 12 60 Cukup baik
21 E-21 3 3 3 3 2 14 70 Baik
22 E-22 3 3 2 3 2 13 65 Baik
23 E-23 3 3 3 3 3 15 75 Baik
24 E-24 3 3 2 3 2 13 65 Baik
25 E-25 3 3 2 4 3 15 75 Baik
26 E-26 3 3 3 2 3 14 70 Baik
27 E-27 3 3 3 3 3 15 75 Baik
28 E-28 3 3 3 3 3 15 75 Baik
29 E-29 3 3 2 3 3 14 70 Baik
30 E-30 4 3 2 3 3 15 75 Baik
92 91 83 86 82
76,67 75,83 69,17 71,67 68,33
Rumus yang digunakan:
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
kelas eksperimen
Observer : Siti Masfuah
Jumlah
%
No Kode
Aspek yang dinilai
Jumlah Nilai
Klasifikasi presentase nilainya adalah sebagai berikut:
25.00% ≤ N ≤ 43.75% : kurang baik
43.75% < N ≤ 62.50% : cukup
62.50% < N ≤ 81.25% : baik
81.25% < N ≤ 100% : sangat baik
Kriteria
RATA-RATA
14,47 72,33 Baik
Lampiran 21
160
Memperhatikan Kerja kelompok Presentasi Respon positif Menyelesaikan tugas
penjelasan aktif dan kelompok terhadap kelompok secara
guru terarah yang presentasi berkelompok
1 E-01 3 3 3 3 3 15 75 Baik
2 E-02 3 3 3 3 3 15 75 Baik
3 E-03 3 3 3 3 2 14 70 Baik
4 E-04 4 3 3 3 2 15 75 Baik
5 E-05 3 3 3 3 2 14 70 Baik
6 E-06 3 2 2 3 2 12 60 Cukup baik
7 E-07 4 3 3 3 3 16 80 Baik
8 E-08 3 3 3 3 3 15 75 Baik
9 E-09 3 3 3 2 2 13 65 Baik
10 E-10 4 3 3 3 2 15 75 Baik
11 E-11 3 3 3 3 3 15 75 Baik
12 E-12 4 4 3 3 4 18 90 Sangat baik
13 E-13 4 3 3 3 2 15 75 Baik
14 E-14 4 3 2 4 2 15 75 Baik
15 E-15 3 3 2 2 4 14 70 Baik
16 E-16 3 4 4 3 2 16 80 Baik
17 E-17 4 3 3 3 2 15 75 Baik
18 E-18 4 3 3 2 3 15 75 Baik
19 E-19 3 4 4 3 4 18 90 Sangat baik
20 E-20 3 4 4 3 3 17 85 Sangat baik
21 E-21 3 3 4 2 2 14 70 Baik
22 E-22 3 3 4 3 3 16 80 Baik
23 E-23 3 3 3 3 3 15 75 Baik
24 E-24 3 3 3 3 4 16 80 Baik
25 E-25 3 3 3 3 4 16 80 Baik
26 E-26 3 4 3 3 3 16 80 Baik
27 E-27 4 3 3 3 4 17 85 Sangat baik
28 E-28 3 3 3 2 3 14 70 Baik
29 E-29 3 3 3 2 2 13 65 Baik
30 E-30 3 3 3 3 3 15 75 Baik
99 94 92 85 84
82,50 78,33 76,67 70,83 70,00
Rumus yang digunakan:
kelas eksperimen
Observer : Mulyono, S. Pd.
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
81.25% < N ≤ 100% : sangat baik
Jumlah
%
RATA-RATA
15,13
Kriteria
Baik
Klasifikasi presentase nilainya adalah sebagai berikut:
25.00% ≤ N ≤ 43.75% : kurang baik
43.75% < N ≤ 62.50% : cukup
62.50% < N ≤ 81.25% : baik
Aspek yang dinilai
75,67
No Kode Jumlah Nilai
161
Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 siswa melaksanakan praktikum sederhana
Gambar 2 siswa melaksanakan diskusi
Lampiran 22