perpustakaanrepository.unjaya.ac.id/1625/2/sulfi ardiani_1308043... · 2017. 11. 13. · hasil: 1)...

39
STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI PUSKESMAS GAMPING II SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A.Yani Yogyakarta Disusun Oleh : Sulfi Ardiani NPM : 1308043 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN YOGYAKARTA 2011

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI

    DI PUSKESMAS GAMPING II SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2011

    KARYA TULIS ILMIAH

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A.Yani Yogyakarta

    Disusun Oleh : Sulfi Ardiani

    NPM : 1308043

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

    YOGYAKARTA 2011

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    iv �

    ABSTRACT

    RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE MOTHER ABOUT FOOD COACH

    ASI WITH EVENT DIARRHEA ON BABY IN PUSKESMAS GAMPING II

    SLEMAN YOGYAKARTA YEAR 2011

    Sulfi Ardiani1, Atik Badi'ah

    2, Dechoni Rahmawati

    3

    Background: Until now the disease is also often referred to diarrhea or

    gastroenteritis, is still a problem of society in Indonesia. Chronological list of

    causes of visits Puskesmas/clinic, almost always included in group 3 main causes

    to the center Puskesmas. Figures of pain is around 200-400 incidence of diarrhea

    among the 1000 population every year. Patients with diarrhea about 60 million

    incidents every year in Indonesia, the majority (70-80%) of these patients are

    children under 5 years (40 million events. Therefore it is very important for

    mothers to have knowledge of the MP- ASI for the baby to minimize the

    incidence of diarrhea.

    Objective: To determine the relationship level of knowledge of mothers about

    food supplementary ASI with the incidence of diarrhea in baby in the Puskesmas

    Gamping II, Sleman, Yogyakarta. This type of study is an analytic observational

    to approach time cross-sectional. Technique sampling using accidental sampling

    as many as 45 people. Analysis of data using test correlation non parametric

    Kendall's tau.

    Results: 1) There is relationship a significant between level of knowledge

    mothers about food supplementary ASI with the incidence of diarrhea in baby in

    the Puskesmas Gamping II, Sleman, Yogyakarta, evidenced hitung2χ > tabel2χ >

    (6.827> 5.991) and value p tabel2χ >

    (6.827> 5.991) and value p

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    v �

    INITISARI

    HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN

    PENDAMPING ASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI

    DI PUSKESMAS GAMPING II SLEMAN YOGYAKARTA

    TAHUN 2011

    Sulfi Ardiani1, Atik Badi’ah

    2, Dechoni Rahmawati

    3

    Latarbelakang: Sampai saat ini penyakit diare atau juga sering disebut

    gastroenteritis, masih merupakan masalah masyarakat di Indonesia. Daftar urutan

    penyebab kunjungan puskesmas / Balai pengobtan, hampir selalu termasuk dalam

    kelompok 3 penyebab utama ke puskesmas. Angka kesakitannya adalah sekitar

    200-400 kejadian diare di antara 1000 penduduk setiap tahunya. Penderita diare

    sekitar 60 juta kejadian setiap tahunya di Indonesia, sebagian besar (70-80%) dari

    penderita ini adalah anak di bawah umur 5 tahun (40 juta kejadian). Oleh karena

    itu sangat penting bagi ibu memiliki pengetahuan tentang MP-ASI bagi bayi

    untuk meminimalisir angka kejadian diare.

    Tujuan: untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan

    pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi di puskesmas Gamping II,

    Sleman,Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional

    dengan pendekatan waktu cross sectional. Teknik sampling menggunakan

    accidental sampling yaitu sebanyak 45 orang. Analisa data menggunakan uji

    korelasi non parametrik Kendall’s tau.

    Hasil: 1) Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu

    tentang makanan pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi di puskesmas

    Gamping II, Sleman,Yogyakarta, dibuktikan hitung2χ > tabel2χ (6,827 >5,991)

    dan nilai p5,991)

    dan nilai p

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    vi �

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ini tidak terdapat karya

    yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik disuatu Perguruan

    Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

    yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

    diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Yogyakarta, Agustus 2011

    Sulfi Ardiani

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    vii �

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

    dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis

    Ilmiah yang berjudul “Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang Makanan

    Pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi di Puskesmas Gamping II

    sleman yogyakarta”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan

    untuk menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada jurusan Kebidanan

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan jenderal Achmad yani Yogyakarta.

    Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan tugas pembuatan Karya

    Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, namun penulis telah berusaha sebaik

    penulis yang dapat lakukan, baik melalui konsultasi dengan pembimbing dan

    narasumber lain. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bimbingan dan

    bantuan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat terwujud. Oleh

    karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

    besarnya kepada :

    1. Dr. Edy Selaku direktur Stikes Achmad Yani Yogyakarta.

    2. Tri Sunarsih SST, M. Kes, selaku ketua Program Studi Kebidanan Stikes

    Achmad Yani Yogyakarta yang telah memberikan izin dan kesempatan

    untuk melaksanakan studi khususnya dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah

    ini.

    3. Atik Badiah S.Pd, S.Kp, M.Kes, selaku pembimbing yang telah meluangkan

    waktu, tenaga dan pikiran serta dengan penuh kesabaran memberikan

    bimbingan dan dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

    4. Dechoni Rahmawati SST, selaku pembimbing kedua yang telah meluangkan

    waktu, tenaga dan pikiran serta dengan penuh kebasaran memberikan

    bimbingan dan dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

    5. Eny Retna A.SST.,M.Kes, selaku penguji yang telah meluangkan waktu,

    tenaga dan pikiran memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyusunan

    Karya Tulis Ilmiah.

    6. Dosen-dosen pembimbing lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu

    persatu.

    7. Staf perpustakaaan Program Studi Kebidanan Yogyakarta.

    8. Ibu, Bapak serta keluarga tercinta yang telah memberikan kasih dan

    sayangnya serta motivasi dan dukungan moril spiritual dalam penyusunan

    karya tulis Ilmiah ini

    9. Kepada kepala puskesmas Gamping II beserta staf-stafnya yang telah

    memberikan izin untuk melakukan studi pendahuluan di tempat beliau.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    viii �

    Akhir kata, semoga Tuhan melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya bagi

    kita semua dan penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

    kekurangan dan kelemahannya. Penulis berharap Saran dan Kritik yang sifatnya

    membangun dengan harapkan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis

    berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberi manfaat.

    Yogyakarta, Agustus 2011

    Penulis

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    ix �

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii

    ABSTRAK .......................................................................................................... iv

    INTISARI ............................................................................................................ v

    HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ vi

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

    A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6 E. Keaslian Penelitian ..................................................................... 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 10

    A. TinjauanTeori ............................................................................... 10

    1. Pengetahuan .............................................................................. 10

    a. Pengertian ............................................................................. 10

    b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif ............... 10

    c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan ..... 12

    2. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) ..................................... 13

    a. Pengertian ............................................................................ 13

    b. Tujuan Pemberian MP-ASI ................................................. 14

    c. Jenis Makanan MP-ASI ....................................................... 15

    d. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemberian

    MP-ASI ............................................................................... 16

    e. Syarat-syarat MP-ASI ......................................................... 16

    f. Makanan Untukbayi Sehat .................................................. 17

    g. Jenis MP-ASI danWaktu Pemberianya ............................... 20

    3. Diare ......................................................................................... 20

    a. Pengertian ............................................................................ 20

    b. Penyebab Diare .................................................................... 20

    c. Gejala dan Tanda Diare ....................................................... 23

    d. Gejala Pada Diare yang Berkepanjangan ............................ 23

    e. Cara Penularan Diare ........................................................... 25

    f. Pengobatan .......................................................................... 26

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    x �

    g. Pencegahan .......................................................................... 28

    h. Tingkatan Diare ................................................................... 28

    B. Kerangka Teori ............................................................................. 31

    C. Kerangka Konsep .......................................................................... 32

    D. Hipotesis ....................................................................................... 32

    BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 31

    A. Desain Penelitian .......................................................................... 31

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 31

    C. Variabel Penelitian ........................................................................ 34

    D. Definisi Operasional ..................................................................... 35

    E. Populasi dan Sampel ..................................................................... 36

    F. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ........................................... 37

    G. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian ...................... 38

    H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 40

    I. Etika Penelitian ............................................................................. 42

    J. Jalannya Penelitian ......................................................................... 43

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 45

    A. Hasil Penelitian ............................................................................. 45 B. Pembahasan .................................................................................. 50 C. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 47

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 59

    A. Kesimpulan ................................................................................... 59 B. Saran ............................................................................................. 59

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    xi �

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. KerangkaTeori ............................................................................ 31

    Gambar 2.2. KerangkaKonsep ........................................................................ 32

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    xii �

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1. Rekomendasi Pemberian Makanan Bayi .................................... 18

    Tabel 2.2. Jadwal Pemberian Makanan Pendamping ASI Menurut

    Umur Bayi, Jenis Makanan dan Frekuensi Pemberian ............... 20

    Tabel 2.3. Tabel Tanda Klinis Dehidrasi ..................................................... 29

    Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

    Umur, Pendidikan, dan Pekerjaan .............................................. 46

    Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu tentang

    Makanan Pendamping ASI Pada Bayi ...................................... 47

    Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kejadian Diare pada Bayi

    di Puskesmas Gamping II Sleman, Yogyakarta ......................... 47

    Tabel 4.4. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

    Makanan Pendamping ASI dengan Kejadian Diare pada

    Bayi di Puskesmas Gamping II Sleman, Yogyakarta ................. 48

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    xiii �

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Jadwal Penelitian

    Lampiran 2 Imform Consent

    Lampiran 3 Indentitas Responden

    Lampiran 4 Koesioner

    Lampiran 5 Panduan Lembar Wawancara

    Lampiran 6 Hasil Analisis Data

    Lampiran 7 Surat Izin Penelitian

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Rendahnya utilisasi (penggunaan) fasilitas kesehataan seperti

    puskesmas, rumah sakit, dan sebagainya, seringkali kesalahan atau

    penyebabnya dilemparkan kepada faktor jarak antara fasilitas tersebut

    dengan masyarakat yang terlalu jauh (baik jarak secara fisik maupun secara

    sosial), tarif yang tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan dan sebagainya.

    Faktor persepsi atau konsep masyarakat itu sendiri tentang sakit

    (Notoatmodjo, 2007).

    Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, perkembangan dan

    peningkatan kualitas hidup anak merupakan upaya penting untuk masa depan

    Indonesia yang lebih baik. Upaya kelangsungan hidup, perkembangan dan

    peningkataan kualitas anak berperan penting sejak masa dini kehidupan, yaitu

    masa dalam kandungan, bayi, dan anak balita. Kelangsungan hidup anak itu

    sendiri dapat diartikan bahwa anak tidak meninggal pada awal-awal

    kehidupannya, yaitu tidak sampai mencapai usia satu tahun atau usia di

    bawah lima tahun (Maryunani, 2010).

    Bidan sebagai salah satu anggota tim kesehatan berkewajiban untuk

    ikut serta dalam upaya kelangsungan hidup, perkembangan dan peningkataan

    kualitas hidup anak Indonesia. Kompetensi yang harus dikuasai seorang bidan

    berkaitan dengan kesehtan bayi dan balita, terutama berkenaan dengan

    kompetensi ke-6 (enam), yaitu : bidan memberikan asuhan yang bermutu

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    2 �

    tinggi dan komprehesif pada bayi baru lahir sampai usia 1 (satu) bulan, dan

    kompetensi ke -7 (tujuh) yaitu : bidan memberikan asuhan yang bermutu

    tinggi dan komprehesif pada bayi dan balita sehat usia 1 bulan sampai dengan

    5 tahun.

    Sri Rezeki dalam Maryunani mengatakan penyebab kematian anak

    terbanyak saat ini masih diakibatkan oleh diare dan pneumonia. Faktor yang

    menyebabkan kematian anak ini, namun beberapa penyebab utama adalah

    keterlambatan mengakses pelayanan kesehataan. Keterlambatan ini dapat

    disebabkan karena kurang aware nya orang tua, jarak rumah ke fasilitas

    kesehatan yang jauh, atau kurangnya sarana dan sumber daya manusia

    (SDM), termasuk kurangnya tenaga bidan di fasilitas kesehataan yang dekat

    dengan masyarakat (Maryunani, 2010).

    Angka kesakitan (morbiditas) adalah perbandingan antara jumlah

    penduduk karena penyakit tertentu dengan jumlah penduduk pada

    pertengahan tahun, dan dinyatakan dalam per 100 penduduk. Angka kesakitan

    adalah sebagai indikator yang digunakan untuk menggambarkan pola

    penyakit tertentu yang terjadi di masyarakat.

    Survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2001, angka kematian

    bayi baru lahir (umur 0-28 hari) adalah 20 per 1000 kelahiran hidup.

    Kematian bayi baru lahir adalah : 89,770 bayi lahir per tahun atau 246 bayi

    baru lahir per hari atau 10 bayi baru lahir per jam. Angka kematian bayi (0-12

    bulan), menurut SKRT tahun 2001 adalah 35 per 1000 kelahiran hidup.

    Kematian bayi adalah 157,000 bayi per tahun atau 430 bayi per hari atau 18

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    3 �

    bayi per jam. Tahun 2009 Depkes RI mentargetkan penurunan angka

    kematian bayi baru lahir dari 20 bayi baru lahir per 1000 kelahiran hidup.

    Penurunan angka kematian bayi adalah dari 35 bayi per 1000 kelahiran hidup

    menjadi 26 bayi per 1000 kelahiran hidup (Maryunani, 2010).

    Makanan yang mengandung gizi yang lengkap dan seimbang, dari segi

    kuantitas dan kualitas sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

    perkembangan yang optimal, serta memelihara daya tahan tubuh dari

    berbagai infeksi, sehingga dapat membangun persedian zat gizi yang

    dibutuhkan untuk proses tumbuh di masa pubertas dan dewasa kelak. Seorang

    anak akan terhindar dari berbagai penyakit defisiensi dan memungkinkan

    anak lebih cepat sembuh dari penyakitnya.

    Makanan yang ideal harus mengandung cukup energi dan zat esensial

    sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Masa bayi ASI adalah makanan yang

    mempunyai unsur gizi yang paling lengkap. ASI eksklusif harus diberikan

    pada bayi sampai usia 6 bulan, setelah usia 6 bulan keatas bayi harus diberi

    MP-ASI (makanan pendamping ASI). Makanan pendamping ASI dapat

    berupa buah-buahan, bubur, atau biscuit dan lain-lain. Tujuan dari diberikan

    makanan pendamping ASI adalah untuk melengkapi zat-zat gizi ASI yang

    sudah mulai berkurang. Bayi juga adaptasi terhadap bermacam-macam

    makanan yang mempunyai bentuk dan rasa yang berbeda serta makanan yang

    mengandung kadar energi tinggi.

    Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI, bertambahnya umur bayi dan

    tumbuh kembang bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    4 �

    jumlah ASI. Bayi harus mendapatkan makanan pendamping atau MP-ASI.

    ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan

    sewaktu hamil dan menyusui, stress mental dan sebagainya. Pemberi 100-110

    Kkal energi tiap kg BB perhari. Bayi boleh mengkonsumsi susu formula atau

    PASI (pengganti Air Susu Ibu), terutama bila ASI tidak mencukupi

    kebutuhan tubuh bayi, susu bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100

    cc. Bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kg BB, tetapi tidak semua bayi

    memerlukan jumlah energi tersebut, jika ASI sudah mencukupi, hendaknya

    ASI diberikan selama minimal 6 bulan tanpa makanan tambahan.

    Sampai saat ini penyakit diare atau juga sering disebut gastroenteritis,

    masih merupakan masalah masyarakat di Indonesia. Daftar urutan penyebab

    kunjungan puskesmas / Balai pengobtan, hampir selalu termasuk dalam

    kelompok 3 penyebab utama ke puskesmas. Angka kesakitannya adalah

    sekitar 200-400 kejadian diare di antara 1000 penduduk setiap tahunya.

    Penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunya di Indonesia, sebagian

    besar (70-80%) dari penderita ini adalah anak di bawah umur 5 tahun (40 juta

    kejadian). Kelompok ini setiap tahunya mengalami lebih dari satu kali

    kejadian diare. Sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh kedalam dehidrasi

    dan kalau tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal

    (Suraatmaja, 2005).

    Pencatatan dan pelaporan yang ada, baru sekitar 1.5-2 juta penderita

    penyakit diare yang berobat rawat jalan kesarana kesehatan pemerintah.

    Jumlah ini adalah sekitar 10% dari jumlah penderita yang datang berobat

    untuk seluruh penyakit. WHO dalam Suraatmaja (2005), diare yang

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    5 �

    berlangsung lebih dari 14 hari adalah diare kronik (diare berkelanjutan) :

    diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dan disebabkan infeksi.

    Indentifikasi tanda dan gejala sebagai berikut frekuensi BAB pada

    bayi lebih dari 3x/hari dan pada neonatus lebih dari 4x/hari, bentuk cair pada

    buang air besarnya kadang-kadang disertai lendir dan darah, nafsu makan

    menurun, warna nya lama-lama kehijauan karena bercampur empedu,

    muntah, rata-rata haus, malaise, adanya lecet pada daerah sekitar anus

    (Hidayah , 2006).

    Studi pendahuluan telah dilakukan oleh penulis. Hasil survei

    pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Gamping II Sleman, Yogyakarta

    dengan wawancara dari 7 ibu yang memiliki bayi diantaranya masih

    berpengetahuan kurang dan 3 berpengetahuan cukup tentang MP-ASI dan

    diare pada bayi, dari data yang diperoleh dari puskesmas kejadian diare pada

    bayi dari bulan januari sampai mei terdapat angka kesakitan 20 kejadian

    diare pada bayi.

    Akibat dari kurangnya pengetahuan ibu tentang MP-ASI dan kejadian

    diare merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan. Dampak yang timbul

    akibat diare dan tingginya prevelensi diare pada bayi membuat peneliti

    tertarik untuk meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu tentan

    MP-ASI dengan kejadian diare pada bayi.

    B. Identifikasi Masalah

    Kejadian diare pada bayi harus selalu diwaspadai mengingat diare

    dapat mengakibatkan kematian. Rumusan masalahnya adalah :”Apakah ada

    hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI dengan

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    6 �

    kejadian diare pada bayi di Puskesmas Gamping II Sleman, Yogyakata Tahun

    2011?”

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan

    pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi di puskesmas Gamping

    II, Sleman,Yogyakarta

    2. Tujuan Khusus

    a. Diketahuinya tingkat pengetahuan ibu tentang Makanan Pendamping

    ASI pada bayi.

    b. Diketahuinya kejadian diare pada bayi di puskesmas Gamping II,

    Sleman, Yogyakarta.

    c. Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan

    pendamping ASI dengan kejadian diare.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana dan kepustakaan

    tentang ilmu kebidanan yang berhubungan dengan makanan pendamping

    ASI dan kejadian diare, khususnya tentang tingkat pengetahuan ibu

    tentang makanan pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi, serta

    dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    7 �

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi tempat penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi

    bidan di Puskesmas khususnya kesehatan ibu dan anak untuk lebih

    meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

    b. Bagi ibu-ibu yang memiliki bayi

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pengetahuan

    dan wawasan para ibu-ibu yang mempunyai bayi tentang MP-ASI dan

    diare pada bayi.

    c. Bagi Peneliti

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan

    wawasan penelitian serta sebagai media untuk menerapkan ilmu yang

    telah didapatkan selama kuliah khususnya metodologi penelitian.

    d. Bagi Peneliti Lain

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian

    selanjutnya.

    E. Keaslian Penelitian

    1. Elvi, NS. (2007) Gambaran pengetahuan ibu tentang pola pemberian

    ASI,MP-ASI dan pola penyakit pada bayi usia 0-6 bulan. Penelitian ini

    dilakukan di dusun III desa Limau Manis. Jenis penelitian ini adalah survei

    dengan pendekatan cross sectional, subyek penelitian ini adalah seluruh

    ibu yang mempunyai bayi berumur 0-6 bulan yang ada di dusun III desa

    limau manis. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Hasil

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    8 �

    penelitian sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang pola pemberian

    ASI adalah cukup dan kurang dengan masing-masing sebesar

    43,33%.Sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang pola pemberian

    MP-ASI adalah cukup sebesar 50,00%. Sebagian besar tingkat

    pengetahuan ibu tentang pola penyakit pada bayi adalah kurang sebesar

    50,00%. Penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara

    gambaran pengetahuan ibu tentang pola pemberian ASI, MP-ASI dan pola

    penyakit pada bayi usia 0-6 bulan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah

    tempat penelitian di puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta, waktu

    penelitian pada Juni 2011.

    2. Rosnah. (2009) Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu

    dalam pemberian makanan pendamping ASI ( MP-ASI ) pada anak usia 2-

    24 bulan. Penelitian ini dilakukan di puskesmas perumnas kecamatan

    kadia Kediri. Jenis penelitian ini adalah analitk dengan pendekatan cross

    sectional, subyek penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai anak usia

    6-24 bulan di puskesmas perumnas. Pengambilan sampel dengan teknik

    random sampling. Hasil penelitian sebagian besar (58,5%5%) ibu

    mempunyai pengetahuan tinggi,skor nilai pengetahuan tertinggi 22 dan

    skor terendah 7 dengan median skor nilai 19,0% ibu mempunyai

    pengetahuan tinggi,skor nilai pengetahuan tertinggi 22 dan skor terendah 7

    dengan median skor nilai 19,0. Sebagian besar (50,5%) sebagian besar

    (50,5%) ibu mempunyai sikap tidak baik, skor nilai sikap tertinggi 85 dan

    skor terendah 53 dengan median skor nilai 71,0. Perilaku tidak baik dalam

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    9 �

    pemberian MP-ASI sebesar 66%, diukur dengan skor yang didapatkan dari

    19 pertanyaan. Skor nilai perilaku ibu tertinggi 19 dan skor terendah 8,

    dengan median skor nilai 13,0. Penelitian ini terdapat hubungan yang

    signifikan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu

    dalam pemberian makanan pendamping ASI ( MP-ASI ) pada anak usia 2-

    24 bulan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat penelitian di

    puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta, waktu penelitian pada Juni

    2011.

    3. Raginem. (2010) Hubungan pemberian makanan pendamping air susu ibu

    dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan. Penelitian ini dilakukan di

    wilayah puskesmas Jetis 1 Bantul. Jenis penelitian ini adalah deskiptif

    analitik dengan pendekatan cross sectional, subyek penelitian ini adalah

    bayi usia 0-6 bulan di wilayah puskesmas Jetis 1 Bantul. Pengambilan

    sampel dengan tehnik accidental sampling. Hasil penelitian sebagian besar

    di berikan MP-ASI yaitu sebanyak 59 bayi atau 89,4% dari jumlah sampel,

    dari jumlah tersebut terdapat 27 bayi yang mengalami diare. Perbedaan

    dengan penelitian ini adalah tempat penelitian di puskesmas Gamping II

    Sleman Yogyakarta dan waktu penelitian pada Juni 2011.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    46

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

    Puskesmas Gamping II terletak di Patran, Banyuraden, Gamping,

    Sleman dengan luas tanah 200 m2. adapun batas wilayahnya sebagai

    berikut.

    Sebelah utara : Kecamatan Mlati

    Sebelah Timur : Kecamatan Kasihan dan Kota Yogyakarta

    Sebelah Selatan : Kecamatan Kasihan

    Sebelah barat : Kecamatan Godean

    Pelayanan kesehatan yang di Puskesmas Gamping II terdiri dari

    pelayanan umum, kesehatan gigi, ibu dan anak, ANC, konseling, KB,

    imunisasi, posyandu. Pelayanan di Puskesmas Gamping II terlaksana

    dengan baik karena ditangani oleh tim yang terdiri dari 3 orang dokter

    umum, 1 orang dokter gigi, 1 petugas gizi, 1 psikolog, 7 bidan, 3 perawat,

    2 perawat gigi, 2 petugas laborat, 2 petugas farmasi, 1 RM, dan 6 orang

    Tata Usaha.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    47 �

    2. Karakteristik Responden

    Karakteristik responden berdasarkan usia, pendidikan, dan pekerjaan

    dapat ditunjukkan pada tabel 4.1 sebagai berikut.

    Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

    Usia, Pendidikan dan Pekerjaan di Puskesmas Gamping II,

    Sleman, Yogyakarta

    No. Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)

    1. Usia

    >35 tahun 2 4,4

    20 – 35 tahun 42 93,3

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    48 �

    3. Deskripsi Data

    a. Tingkat pengetahuan ibu tentang Makanan Pendamping ASI pada bayi

    Tingkat pengetahuan ibu tentang Makanan Pendamping ASI

    pada bayi dapat ditunjukkan pada tabel 4.2 sebagai berikut.

    Tabel 4.2.Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

    Makanan Pendamping ASI Pada Bayi di Puskesmas

    Gamping II, Sleman, Yogyakarta

    No. Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)

    1. Baik 22 48,9

    2. Cukup 10 22,2

    3. Kurang 13 28,9

    Jumlah 45 100,0

    Sumber: data primer diolah 2011

    Berdasarkan tabel 4.2 tersebut di atas dapa diketahui bahwa

    mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang MP-ASI

    yaitu sebesar 48,9%.

    b. Kejadian diare pada bayi di puskesmas Gamping II, Sleman,

    Yogyakarta

    Kejadian diare pada bayi di puskesmas Gamping II, Sleman,

    Yogyakarta dapat ditunjukkan pada tabel 4.3 sebagai berikut.

    Tabel 4.3. Distribusi Frekeunsi Kejadian Diare Pada Bayi di Puskesmas

    Gamping II, Sleman, Yogyakarta

    No. Kejadian Diare Frekuensi Prosentase (%)

    1. Tidak pernah 0 0,0

    2. Pernah 33 73,3

    3. Sering 4 8,9

    4. Sering sekali 8 17,8

    Jumlah 45 100,0

    Sumber: data primer diolah 2011

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    49 �

    Berdasarkan tabel 4.3 tersebut di atas dapat diketahui bahwa

    mayoritas responden pernah mengalami diare yaitu sebesar 73,3%.

    4. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi di puskesmas Gamping II,

    Sleman,Yogyakarta

    Hasil penelitian hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang

    makanan pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi di puskesmas

    Gamping II, Sleman,Yogyakarta dapat ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut

    ini.

    Tabel 4.4. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan

    pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi di puskesmas

    Gamping II, Sleman,Yogyakarta

    Pengetahuan

    MP-ASI

    Kejadian diare

    Total Kendall’s

    tau Sig. Pernah Sering

    Sering

    sekali

    F % F % F % F %

    Baik 19 86,4 1 4,5 0 0,0 22 100,0

    0,560 0,000 Cukup 4 40,0 3 30,0 0 0,0 10 100,0

    Kurang 5 38,5 0 0,0 8 61,5 13 100,0

    Jumlah 28 62,2 4 8,9 8 17,8 45 100,0

    Sumber: data primer diolah 2011

    Berdasarkan tabel 4.4 tersebut di atas diketahui pengetahuan baik

    sebanyak 22 orang memiliki kecenderungan kejadian diare dengan kategori

    pernah mengalami diare yaitu sebesar 86,4%. Pengetahuan cukup sebanyak

    10 orang dengan kecenderungan pernah mengalami kejadian diare

    sebanyak 40%. Pengetahuan kurang memiliki kecenderungan sering sekali

    mengalami kejadian diare sebesar 61,5%. Hal ini memberikan gambaran

    bahwa pengetahuan kurang akan semakin sering mengalami kejadian diare.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    50 �

    Hasil uji korelasi Kendall’s tau diperoleh koefisien korelasi

    sebesar -0,526, selanjutnya dilakukan perhitungan manual untuk

    mengetahui nilai Z hitung. Hasil perhitungan Z hitung adalah sebagai

    berikut:

    42,5

    0107,0

    560,0

    17820

    190

    560,0

    )145(459

    )5452(2

    560,0

    )1(9

    )52(2

    560,0

    =

    =

    =

    +=

    +=

    Z

    x

    x

    NN

    NZ

    Nilai Zhitung sebesar 5,42 dengan nilai Ztabel pada taraf signifikansi 5%

    adalah sebesar 1,980. Oleh karena nilai Zhitung > Ztabel (5,42>1,980) dan

    dengan p value = 0,000 (p < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima.

    Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada hubungan tingkat

    pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI dengan kejadian diare

    pada bayi di puskesmas Gamping II, Sleman,Yogyakarta.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    51 �

    B. Pembahasan

    1. Tingkat pengetahuan ibu tentang Makanan Pendamping ASI pada

    bayi

    Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas

    responden memiliki pengetahuan yang baik tentang MP-ASI yaitu sebesar

    48,9%. Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Elvi, NS. (2007) yang berjudul “Gambaran pengetahuan

    ibu tentang pola pemberian ASI,MP-ASI dan pola penyakit pada bayi usia

    0-6 bulan” dengan hasil penelitian sebagian besar tingkat pengetahuan ibu

    tentang pola pemberian ASI adalah cukup dan kurang dengan masing-

    masing sebesar 43,33%. Sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang

    pola pemberian MP-ASI adalah cukup sebesar 50,00%. Sebagian besar

    tingkat pengetahuan ibu tentang pola penyakit pada bayi adalah kurang

    sebesar 50,00%. Hal ini dimungkinkan karena perbedaan informasi yang

    diterima oleh responden.

    Tingkat pengetahuan responden yang baik dipengaruhi oleh

    beberapa fakor yang melatar belakanginya. Seperti yang dikemukakan oleh

    Notoatmodjo (2003) bahwa faktor tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh:

    1) pendidikan, 2) sosial ekomoni, 3) informasi, intruksi verbal, dan 4)

    pengalaman/pekerjaan, dan 5) budaya.

    Ditinjau dari pengalaman, dapat berpengaruh terhadap tingkat

    pengetahuan seseorang. Seperti yang dikemukakan oleh Soekanto (2002)

    bahwa berdasarkan pikiran kritis pengalaman yang disusun secara

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    52 �

    sistematis oleh otak maka hasilnya adalah ilmu pengetahuan. Begitu juga

    menurut Notoatmodjo (2002) bahwa semua pengalaman pribadi

    merupakan sumber pengetahuan untuk menarik kesimpulan dari

    pengalaman. Secara umum tingkat pengetahuan responden dengan kategori

    baik, hal ini mengindikasikan bahwa responden memiliki pengalaman yang

    baik dalam bersinggungan dengan MP-ASI. Pengalaman disini dapat

    dilihat dari usia responden yang sudah cukup matang, yaitu 20 – 35 tahun

    (93,3%), selain itu usia responden yang mayoritas 20 – 35 tahun

    merupakan masa produktif, dimana biasanya lebih mudah mendapatkan

    informasi dan lebih aktif dalam belajar untuk menambah pengetahuan.

    Semakin matang umur seseorang maka kesempatan untuk memperoleh

    pengetahuan semakin banyak sehingga pengetahuan seseorang semakin

    baik (Notoatmojo, 2003).

    Selanjutnya ditinjau dari tingkat pendidikan dapat mempengaruhi

    tingkat pengetahuan seseorang, dimana konsep pendidikan adalah suatu

    proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses

    pertumbuhan, perkembangan/ perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih

    baik dan matang pada individu, kelompok atau masyarakat (Notoatmodjo,

    2003). Tingkat pendidikan yang tinggi akan semakin banyak informasi

    yang diperoleh sehingga memberikan wawasan yang luas tentang

    kesehatan. Selain itu tingkat pendidikan yang tinggi akan membentuk

    seseorang menjadi kritis dan meningkatkan rasa ingin tahu tentang hal-hal

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    53 �

    yang ada disekitarnya atau yang dialaminya, seperti tentang makanan

    pendamping ASI (MP-ASI).

    Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa mayoritas responden

    memiliki jenjang pendidikan tingkat SMA (66,7%). Jenjang pendidikan

    yang cukup tinggi, hal ini karena menurut pemerintah dicanangkan hingga

    tingkat SLTP atau wajib belajar 9 tahun. Dengan pendidikan yang cukup

    tinggi akan mendukung responden mendalam mengakses informasi,

    seperti kemampuan membaca informasi yang ada. Pendidikan menurut

    Notoatmodjo (2003) merupakan salah satu faktor yang dapat

    mempengaruhi pengatahuan seseorang, hal ini karena konsep pendidikan

    adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi

    proses pertumbuhan, perkembangan/ perubahan ke arah yang lebih dewasa,

    lebih baik dan matang pada individu, kelompok atau masyarakat.

    Sumber informasi juga turut memberikan kontribusi terhadap tinggi

    rendahnya pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh

    Notoatmodjo (2003) bahwa sumber informasi yang tepat dan lebih banyak

    akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Pekerjaan juga dapat

    mempengaruhi pengetahuan responden tentang MP-ASI, hal ini

    berhubungan dengan sosial ekonomi seseorang dan berpengaruh pada

    pengetahuan dan perilaku seseorang di bidang kesehatan sehubungan

    dengan kesempatan untuk memperoleh informasi karena adanya fasilitas

    atau media informasi (Azwar Cit Haryani, 2002).

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    54 �

    Berdasarkan hasil penelitian diketahui mayoritas responden sebagai

    ibu rumah tangga (57,8%), pekerjaan ibu rumah tangga akan memberikan

    kesempatan luas bagi responden untuk menerima informasi kesehatan,

    misalnya pemberian penyuluhan dari petugas kesehatan sangat dibutuhkan

    bagi masyarakat yang kurang memiliki kesempatan memperoleh informasi

    kesehatan dalam pekerjaannya, hal ini dapat mendukung pengetahuan

    responden tentang MP-ASI, karena semakin banyak informasi yang

    diperoleh semakain tinggi pula pengetahuannya (Notoatmojo, 2003)

    Selanjutnya berdasarkan penghasilan juga sangat mempengaruhi

    tingkat pengetahuan responden. Hal ini dikarenakan semakin tinggi

    penghasilan responden, semakin mudah dalam mengakses informasi secara

    luas, seperti membeli koran, berkonsultasi ke tenaga kesehatan, ataupun

    mengakses internet yang membutuhkan biaya untuk mengakses informasi

    tersebut. Penghasilan yang baik searah dengan tingkat pengetahuan

    responden tentang MP-ASI kategori pengetahuan baik. Lebih lanjut

    penelitian ini memberikan gambaran pentingnya keluarga untuk

    meningkatkan taraf hidupnya dengan meningkatkan penghasilan keluarga

    untuk meningkatkan kualitas pengetahuannya akan kesehatan.

    Lebih lanjut pengetahuan tentang MP-ASI penting dimiliki

    responden, hal ini akan berpengaruh terhadap prilaku responden dalam

    memberikan MP-ASI secara benar. Hal ini sesuai yang dikemukkan oleh

    Notoatmojo (2003) bahwa tingkat pengetahuan merupakan domain bagi

    seseorang untuk melakukan tindakan. Seseorang hingga taraf memahami

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    55 �

    ditunjukkan melalui pengintreprestasian materi secara benar hingga

    selanjutnya pengaplikasian secara riil, yang berarti responden mampu

    mambaca dan memahami MP-ASI yang baik bagi bayinya.

    2. Kejadian diare pada bayi di puskesmas Gamping II, Sleman,

    Yogyakarta

    Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas

    responden pernah mengalami diare yaitu sebesar 62,2%. Kejadian diare

    yang banyak dialami bayi dikarenakan pencernaan bayi yang belum

    mampu menerima makanan padat dipaksa harus menerima. Umur bayi

    yang masih sangat rawan dengan berbagai macam kuman penyakit

    sehingga mudah terserang penyakit. Penyakit yang biasa diderita bayi salah

    satunya adalah diare.

    Umumnya ibu kurang memperhatikan akan bahaya diare pada

    bayinya. Selain itu kurangnya pengetahuan tetang diare menyebabkan ibu

    kurang menjaga kebersihan makanan pada bayinya. Tanpa mereka tahu

    diare dapat menyebabkan kematian. Seperti yang diungkapkan oleh

    Ngastiyah (2005) yang mengatakan bahwa diare menyebabkan keadaan

    semakin menurunya daya tahan tubuh sehingga penyembuhan tidak lekas

    tercapai bahkan dapat menimbulkan komplikasi yang berakibat kematian.

    3. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi di puskesmas Gamping II,

    Sleman,Yogyakarta

    Berdasarkan hasil penelitian diketahui pengetahuan baik sebanyak

    22 orang memiliki kecenderungan kejadian diare dengan kategori pernah

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    56 �

    mengalami diare yaitu sebesar 86,4%. Pengetahuan cukup sebanyak 10

    orang dengan kecenderungan pernah mengalami kejadian diare sebanyak

    40%. Pengetahuan kurang memiliki kecenderungan sering sekali

    mengalami kejadian diare sebesar 61,5%. Hal ini memberikan gambaran

    bahwa pengetahuan kurang akan semakin sering mengalami kejadian diare

    Selanjutnya berdasarkan hasil uji kendall’s tau diperoleh koefesien

    kendall’s tau sebesar 0,526 dan nilai signifikansi sebesar 0,000.Lebih

    lanjut berdasarkan Nilai Zhitung sebesar 5,42 dengan nilai Ztabel pada taraf

    signifikansi 5% adalah sebesar 1,980. Oleh karena nilai Zhitung > Ztabel

    (5,42>1,980) dan dengan p value = 0,000 (p < 0,05), maka Ho ditolak dan

    Ha diterima. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada

    hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI

    dengan kejadian diare pada bayi di puskesmas Gamping II,

    Sleman,Yogyakarta.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis penelitian yang

    berbunyi “Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan

    pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi di Puskesmas Gamping

    II, Sleman, Yogyakarta”. Selain itu hasil penelitian ini juga semakin

    mengukuhkan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010) bahwa

    pengetahuan merupakan domain bagi seseorang untuk melakukan

    tindakan, jadi dengan tindakan yang benar dalam memberikan MP ASI

    maka akan semakin kecil kemungkinan bayi terkena diare. Hal ini karena

    makanan yang ideal harus mengandung cukup energi dan zat esensial

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    57 �

    sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Masa bayi ASI adalah makanan yang

    mempunyai unsur gizi yang paling lengkap. ASI eksklusif harus diberikan

    pada bayi sampai usia 6 bulan, setelah usia 6 bulan keatas bayi harus diberi

    MP-ASI (makanan pendamping ASI). Makanan pendamping ASI dapat

    berupa buah-buahan, bubur, atau biscuit dan lain-lain. Tujuan dari

    diberikan makanan pendamping ASI adalah untuk melengkapi zat-zat gizi

    ASI yang sudah mulai berkurang. Bayi juga adaptasi terhadap bermacam-

    macam makanan yang mempunyai bentuk dan rasa yang berbeda serta

    makanan yang mengandung kadar energi tinggi.

    Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI, bertambahnya umur bayi

    dan tumbuh kembang bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang

    melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapatkan makanan pendamping atau

    MP-ASI. ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan

    tambahan sewaktu hamil dan menyusui, stress mental dan sebagainya.

    Pemberi 100-110 Kkal energi tiap kg BB perhari. Bayi boleh

    mengkonsumsi susu formula atau PASI (pengganti Air Susu Ibu), terutama

    bila ASI tidak mencukupi kebutuhan tubuh bayi, susu bayi mengandung

    kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kg

    BB, tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut, jika ASI

    sudah mencukupi, hendaknya ASI diberikan selama minimal 6 bulan tanpa

    makanan tambahan.

    Sampai saat ini penyakit diare atau juga sering disebut

    gastroenteritis, masih merupakan masalah masyarakat di Indonesia. Daftar

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    58 �

    urutan penyebab kunjungan puskesmas / Balai pengobtan, hampir selalu

    termasuk dalam kelompok 3 penyebab utama ke puskesmas. Angka

    kesakitannya adalah sekitar 200-400 kejadian diare di antara 1000

    penduduk setiap tahunya. Penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap

    tahunya di Indonesia, sebagian besar (70-80%) dari penderita ini adalah

    anak di bawah umur 5 tahun (40 juta kejadian). Kelompok ini setiap

    tahunya mengalami lebih dari satu kali kejadian diare. Sebagian dari

    penderita (1-2%) akan jatuh kedalam dehidrasi dan kalau tidak segera

    ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal (Suraatmaja, 2005).

    Pemberian MP-ASi yang benar sangat penting dimiliki oleh ibu

    karena menurut Sri Rezeki dalam Maryunani bahwa penyebab kematian

    anak terbanyak saat ini masih diakibatkan oleh diare dan pneumonia.

    Faktor yang menyebabkan kematian anak ini, namun beberapa penyebab

    utama adalah keterlambatan mengakses pelayanan kesehataan.

    Keterlambatan ini dapat disebabkan karena kurang aware nya orang tua,

    jarak rumah ke fasilitas kesehatan yang jauh, atau kurangnya sarana dan

    sumber daya manusia (SDM), termasuk kurangnya tenaga bidan di fasilitas

    kesehataan yang dekat dengan masyarakat (Maryunani, 2010).

    C. Keterbatasan Penelitian

    Keterbatasan penelitian ini terletak pada kurangnya pengawasan peneliti

    pada saat pengisiian koesioner beberapa responden yang diantar suami atau

    familynya kadang-kadang ikut member jawaban sehingga banyak hal yang

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    59 �

    kurang sempurna. Selain itu pada proses penelitian juga terdapat hal yang

    tidak bisa dikendalikan oleh peneliti, yaitu masalah psikologis responden

    dalam pengisian kuesioner, sehingga banyak responden yang mengisi secara

    cepat tanpa meneliti kembali kebenaran jawabannya.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    60

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil

    beberapa kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian sebagai berikut.

    1. Tingkat pengetahuan ibu tentang Makanan Pendamping ASI pada bayi

    kategori pengetahuan baik (48,9%)

    2. Kejadian diare pada bayi di puskesmas Gamping II, Sleman, Yogyakarta

    kategori pernah mengalami diare (73,3%)

    3. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang

    makanan pendamping ASI dengan kejadian diare pada bayi di puskesmas

    Gamping II, Sleman,Yogyakarta, dibuktikan Zhitung > Ztabel (5,42>1,980)

    dan dengan p value = 0,000 (p < 0,05).

    B. Saran

    1. Bagi Bidan di wilayah Puskesmas Gamping II Sleman

    Bidan di Puskesmas Gamping II disarankan dapat lebih

    meningkatkan pelayanan kepada masyarakatdan penyuluhan khususnya

    kesehatan ibu dan anak dengan cara melakukan pemberian pengetahuan

    khususnya tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan kejadian

    diare pada bayi baik secara formal maupun melalui kegiatan

    kemasyarakatan.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    61 �

    2. Bagi ibu-ibu yang memiliki bayi di Puskesmas Gamping II Sleman

    Ibu disarankan dapat memperhatikan pemberian MP-ASI pada

    bayinya dengan cara bertanya atau mencari pengetahuan tentang cara

    memberikan MP-ASI yang baik bagi anaknya sehingga dapat mengurangi

    potensi bayi terkena diare.

    3. Bagi Peneliti Lain

    Peneliti lain dapat meneruskan penelitian sejenis dengan mencari

    dimensi lain yang dapat mempengaruhi kejadian diare pada bayi.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    62

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, edisi Revisi

    VI. Jakarta: Rineka Cipta.

    Elvi,Simanjuntak.N. (2007).”Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pola Pemberian

    ASI, MP-ASI dan Pola Penyakit pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Dusun

    III Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli

    Serdang. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

    Utara.

    Maryunani,Anik, (2010). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan, Jakarta :Trans

    Info Media.

    Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, cetakan ketiga.

    Jakarta: Rineka Cipta.

    Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka

    Cipta.

    Notoatmodjo, S. (2010).Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka

    Cipta.

    Rosnah. (2009). “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam

    Pemberian MP-ASI pada Anak usia 6-24 bulan di Puskesmas

    Perumnas Kecamatan Kadian kota Kendari. Tesis Fakultas

    Kedokteran Universitas Gadja Mada. Yogyakarta.

    Saryono, (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi

    Pemula. Jogjakarta: Mitra Cendika.

    Sibagariang, Eva, Ellya. (2010). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi, Jakarta:

    Trans Info Media.

    Sugiyono, (2010). Statistika Untuk Penelitian, cetakan ke- 16. Bandung: Alfabeta.

    Waryana. (2010). Gizi Reproduksi, Yogyakarta :Pustaka Rihama.

    Wawan, A dan Demi M, (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan

    Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

    Widoyono. (2010). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan

    Pemberantasannya, Jakarta :Erlangga.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    CHMA

    D YAN

    I YOGY

    AKAR

    TA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    63 �

    Raginem. (2010). “Hubungan pemberian makanan pendamping air susu ibu

    dengan kejadian diare pada bayi 0-6 bulan di wilayah puskesmas jetis I

    Bantul. Karya tulis ilmiah Stikes Jenderal Ahcmad Yani. Yogyakarta.

    Hidayah, Alimul, Aziz. A. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Jakarta :

    Salemba Medika.

    Suraatmadja, Sudaryat. (2005). Gastroenterologi Anak, Jakarta : Sagung Setu.

    Azwar, s. (2002). Sikap Manusia, Teori dan Pengukuranya, Yogyakarta :Pustaka

    Pelajar.

    Soekanto, Soerjono. (2002). Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali

    Gravindo Persada.

    Notoatmodjo, S (2003). Metodologi Oenelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

    Cipata.

    Halaman JudulHalaman PengesahanAbstractIntisariPernyataan KeaslianKata PengantarDaftar IsiBAB IBAB IVBAB VDaftar Pustaka