makalah.docx
TRANSCRIPT
Kimia Analitik“Keseimbangan Asam-Basa Buffer”
1
KESEIMBANGAN ASAM-BASA
BUFFER
1.1. Pengertian Larutan Buffer
Larutan buffer adalah larutan yang terdiri asam lemah/basa lemah dan garam dari asam
lemah/basa lemah. Definisi lain, larutan buffer mengandung asam lemah dan basa konjugatnya
atau basa lemah dan asam konjugatnya. Misalkan campuran CH3COOH dan CH3COONa dengan
molar yang sama.
Tambahkan asam kuat
H+ (aq) + CH3COO- (aq) CH3COOH (aq)
Tambahkan basa kuat
OH- (aq) + CH3COOH (aq) CH3COO- (aq) + H2O
Larutan buffer merupakan sistem larutan yang dapat mempertahankan pH lingkungannya
dari pengaruh seperti oleh penambahan sedikit asam/basa kuat atau oleh pengenceran. Sistem
buffer terdiri atas dua komponen, yakni komponen pelarut (umumnya air) dan komponen
zat terlarutnya.
Kapasitas suatu buffer merupakan ukuran kemampuan buffer untukmempertahankan pH
lingkungannya terutama dari pengaruh luar oleh panambahan ion H+ (asam) atau ion OH- (basa).
Yang paling menentukan kemampuan buffer ialah kualitas atau konsentrasi masing-masing
campurannya (misalnya asam/basa dan garam kuatnya atau asam dan basa konjugatnya).Makin
tinggi konsentrasi zat-zat ini, makin tinggi pula kapasitas buffer untuk mempertahankan pHnya
terhadap pengaruh dari luar.
Mari kita tinjau campuran suatu asam lemah dan garamnya, misalnya campuran asam
asetat dan natrium asetat. Dalam larutan demikian natrium asetat, hampir sempurna berdisosiasi
tetapi disosiasi asam asetat hampir dapat diabaikan karena adanya ion-ion asetat dalam jumlah
yang banyak (yang berasal dari disosiasi natrium asetat), akan menggeser kesetimbangan ke
arah pembentukan asam asetat yang tak terdisosiasi (yaitu ke arah ruas kiri).
CH3COOH CH3COO- + H+
Kimia Analitik“Keseimbangan Asam-Basa Buffer”
2
Larutan ini akan mempunyai pH yang tertentu dan pH ini akan bertahan baiksekali. Jika ion
hidrogen (asam kuat) ditambahkan, ini akan bergabung denganion asetat dalam larutan untuk
membentuk asam asetat yang tak terdisosiasi :
CH3COO- + H+ CH3COOH
dan karenanya konsentrasi ion hidrogen tidak berubah, jumlah ion
asetat berkurang sementara asam asetat bertambah. Di lain pihak, jika ion hidroksilyang
ditambahkan akan bereaksi dengan asam asetat :
CH3COOH + OH- CH3COO- + H2O
dan konsentrasi ion hidrogen (ion hidroksil) tidak akan berubah banyak hanya jumlah ion asetat
akan bertambah, sementara jumlah asam asetat berkurang. Jadi larutan demikian menunjukkan
ketahanan tertentu baik terhadap asam maupun basa, maka dinamakan larutan buffer atau
penyangga. Larutan buffer juga dapat dibuat dengan melarutkan suatu basa lemah dangaramnya
bersama-sama. Campuran ammonium hidroksida dan ammonium klorida menunjukkan
ketahanan terhadap ion hidrogen, karena ion hidrogen bereaksi dengan ammonium hidroksida
(yang tak berdisosiasi) itu :
NH4OH + H+ NH4+ + H2O
sedangkan ketahanannya terhadap ion hidroksil didasarkan atas pembentukan basa yang tak
terdisosiasi dari ion- ion ammonium yang berasal dari garamnya.
NH4+ + H2O NH4OH
Keengganan suatu larutan untuk mengubah konsentrasi ion hidrogennya dengan
penambahan sedikit asam atau basa disebut kerja buffer. Dikatakanlarutan itu memiliki
keasaman cadangan dan kebasaan cadangan. Biasanyalarutan buffer mengandung suatu
campuran asam lemah HA dan garam natriumatau kaliumnya (A -), atau suatu basa lemah B dan
garamnya (BH+). Maka suatu buffer biasanya adalah campuran suatu asam dan basa
konjugatnya.
Konsentrasi ion hidrogen dapat dihitung dari tinjauan-tinjauan kesetimbangan kimia yang
terdapat dalam larutan. Kesetimbangan antara suatuasam lemah dan garamnya, maka
kesetimbangan disosiasinya :
dan besarnya dicerminkan oleh harga tetapan disosiasi Ka :
Kimia Analitik“Keseimbangan Asam-Basa Buffer”
3
Ungkapan itu dapat didekati dengan menggantikan aktivitas dengan konsentrasi:
Kesetimbangan ini berlaku untuk campuran suatu asam HA dan garamnya,katakan MA. Jika
konsentrasi asam adalah Ca dan konsentrasi garam Cs, maka konsentrasi bagian asam yang tak
terdisosiasi adalah Ca – [H+]. Larutan ininetral secara listrik, jadi [A-] = Cs + [H+] (garam itu
terdisosiasi sempurna). Bila harga-harga ini dimasukkan dalam persamaan kesetimbangan (2),
akan diperoleh :
Dalam suatu asam lemah dan garamnya, disosiasi asam itu ditekan kembali oleh efek ion sekutu
dan H+ dapat diabaikan dibandingkan dangan Ca dan Cs. Persamaan (3) akan disederhanakan
menjadi :
pKa=−logKa
Serupa pula suatu garam campuran basa lemah dengan tetapan disosiasi Kb dan garamnya
dengan asam kuat
pKb=−logKb
Kimia Analitik“Keseimbangan Asam-Basa Buffer”
4
Gambar 1.1Contoh Larutan Buffer
Komponen larutan penyangga (buffer) terbagi menjadi:
1. Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan
larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari
asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat
dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan
garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya
basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.
2. Larutan penyangga yang bersifat basa
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan
ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun
cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana
basa lemahnya dicampurkan berlebih.
1.2. Cara Kerja Larutan Buffer
Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa
konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan
sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja
larutan penyangga:
Kimia Analitik“Keseimbangan Asam-Basa Buffer”
5
1. Larutan penyangga asam
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung
CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
a. Pada penambahan asam
Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang
ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.
CH3COO- (aq) + H+ (aq) → CH3COOH (aq)
b. Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi
dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke
kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa
menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang
ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.
CH3COOH (aq) + OH- (aq) → CH3COO- (aq) + H2O ( l )
2. Larutan penyangga basa
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan
NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
a. Pada penambahan asam
Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal
tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH-
dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya
komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa
NH3 membentuk ion NH4+.
NH3 (aq) + H+ (aq) → NH4+ (aq)
b. Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri,
sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi
dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
NH4+ (aq) + OH- (aq) → NH3 (aq) + H2O( l )
Kimia Analitik“Keseimbangan Asam-Basa Buffer”
6
1.3. Fungsi Larutan Buffer
Adanya larutan penyangga (buffer) ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti
pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi
penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan
tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama
dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO4
2- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan
basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu
sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-
hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan cairan
tubuh kita, agar tidak menimbulkan efek samping.
1.4. Contoh Soal
1. Ke dalam 100 mL larutan NH3 0,1 M ditambahkan 100 mL larutan (NH4)2SO4 0,1 M.
Berapakah pH larutan campuran itu ? (Kb NH3 = 1,8 x 10-5)
Pembahasan
Jumlah mol NH3 = 100 mL x 0,1 mmol/mL = 10 mmol
Jumlah mol (NH4)2SO4 = 100 mL x 0,1 mmol/mL = 10 mmol
Jumlah mol ion NH4+ = 2 x 10 mmol = 20 mmol
[OH-] = Kb x [Basa] / [Garam]
= 1,8 x 10-5 x 10/20
= 9 x 10-6 M
pOH = - log 9 x 10-6
= 6 – log 9
maka pH = 14 – (6 – log 9)
= 8 + log 9
2. Diberikan campuran dari beberapa larutan sebagai berikut:
(1) 200 mL CH3COOH 0,1 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
(2) 200 mL CH3COOH 0,2 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
(3) 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,1 M
(4) 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,05 M
Campuran yang membentuk larutan penyangga adalah...
Kimia Analitik“Keseimbangan Asam-Basa Buffer”
7
A. 1, 2, dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4
E. 1, 2, 3, dan 4
Pembahasan
Asam-asam maupun basa yang terlibat memiliki valensi yang sama, satu. Tinggal dilihat dari
masing-masing campuran perbandingan molnya untuk melihat ada tidaknya sisa dari asam
lemah atau basa lemahnya.
(1) 200 mL CH3COOH 0,1 M 200 x 0,1 = 20 mmol
200 mL NaOH 0,1 M 200 x 0,1 = 20 mmol
Sisa = 0
(2) 200 mL CH3COOH 0,2 M 200 x 0,2 = 40 mmol
200 mL NaOH 0,1 M 200 x 0,1 = 20 mmol
Sisa = 20 mmol
(3) 200 mL NH4OH 0,1 M 200 x 0,1 = 20 mmol
200 mL HCl 0,1 M 200 x 0,1 = 20 mmol
Sisa = 0
(4) 200 mL NH4OH 0,1 M 200 x 0,1 = 20 mmol
200 mL HCl 0,05 M 200 x 0,05 = 10 mmol
Sisa = 10 mmol
Jadi, campuran yang membentuk larutan penyangga adalah campuran 2 dan 4 (C).
3. 0,15 mol asam asetat (CH3COOH, Ka = 2 × 10 − 5) dan 0,10 mol NaOH dilarutkan dalam air
sehingga diperoleh larutan penyangga dengan volume 1 liter. Tentukan pH larutan penyangga
tersebut!
Pembahasan
Reaksi yang terjadi:
CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
Awal : 0,15 0,10
Reaksi : 0,10 0,10 0,10
Sisa : 0,05 - 0,10 mol
Kimia Analitik“Keseimbangan Asam-Basa Buffer”
8
Tersisa 0,05 mol CH3COOH (asam lemah) dan 0,10 mol CH3COONa (garam). Dari sini dapat
ditentukan [H+] dengan rumus berikut:
¿
Sehingga [H+] nya :
¿
[H+] = 10-5
Terakhir, pH larutan adalah:
pH = − log [H+]
= − log 10 −5
= 5
4. Ke dalam larutan penyangga yang terdiri dari 200 mL NH3 0,6 M dengan 300 mL NH4Cl 0,3
M (Kb NH3 = 1,8.10–5) ditambahkan air sebanyak 500 mL. Tentukan
a. pH larutan mula-mula
b. pH setelah di tambah 500 mL aquades.
Pembahasan
pH mula-mula
Jumlah mol NH3 = 0,6 M x 200 mL = 120 mmol = 0,12 mol
Jumlah mol NH4+ = 0,3 M x 300 mL = 90 mmol = 0,09 mol
Volum campuran = 200 mL + 300 mL = 500 mL = 0,5 L
[NH 3 ]=0,12mol0,5 L
=0,24M
¿
¿
pOH = –log 2,4.10–5
= 5 – log 2,4
= 4,62
pH = 14 – 4,62 = 9,38
Jadi, pH mula-mula adalah 9,38.
pH setelah di tambah 500 mL aquades
Kimia Analitik“Keseimbangan Asam-Basa Buffer”
9
Penambahan aquades sama dengan pengenceran. Dalam pengenceran volume larutan
bertambah besar, sehingga konsentrasi larutan menjadi kecil namun jumlah mol zat terlarut
tidak berubah.
Dalam pengenceran berlaku rumus : V1 x M1 = V2 x M2
Volum campuran (V2) = 200 mL NH3 + 300 mL NH4Cl + 500 mL aquades = 1000 mL = 1 L
M . NH3 = 0,6 M
M . NH4Cl = 0,3 M
Yang dicari V2 dari NH3 dan NH4+
pOH = –log 2,4.10–5 = 4,62pH = 14 – 4,62 = 9,38Jadi, pH setelah ditambah 500 mL air adalah 9,38
5. Larutan 100 mL HCOOH 0,3 M (Ka = 2 × 10−4) dicampur dengan 100 mL larutan KOH 0,1
M. Tentukan harga pH larutan!
Pembahasan
100 mL HCOOH 0,3 M → 30 mmol
100 mL larutan KOH 0,1 M → 10 mmol
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
HCOOH + KOH HCOOK + H2O
Awal : 30 10
Reaksi : 10 10 10
Sisa : 20 - 10 mmol
Tersisa 20 mmol HCOOH dan 10 mmol HCOOK
Sehingga [H+] nya
Terakhir, pH larutan adalah:
pH = − log [H+] = − log (4 × 10−4) = 4 − log 4