makalah v.henderson print

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan menurut Virginia Handerson dapat di definisikan membantu individu yang sakit dan sehat dalam melaksanakan aktifitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya. Dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila pasien memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan hal ini dilaksanakan dengan cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dalam teori model keperawatan menurut Virginia Handerson ini lebih menekankan dalam pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) dari seorang pasien . Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) saat pasien berada di rumah sakit merupakan fokus utama yang harus diperhatikan oleh semua perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Dalam hal ini klien dianggap sebagai tokoh utama (central figure) dan menyadari bahwa tim kesehatan pada pokoknya adalah membantu tokoh utama tadi. Usaha perawat menjadi sia-sia bila klien tidak mengerti, tidak menerima atau menolak atas asuhan keperawatan, karenanya jangan sampai muncul klien tergantung pada perawat/tim kesehatan. Pada dasarnya tanggung jawab seorang perawat adalah menolong klien dalam membantu klien

Upload: irma-tri-mulia

Post on 01-Dec-2015

35 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah v.henderson Print

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan menurut Virginia Handerson dapat di definisikan membantu individu yang

sakit dan sehat dalam melaksanakan aktifitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan

dan penyembuhannya. Dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan

bila pasien memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan hal ini

dilaksanakan dengan cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat

mungkin.

Dalam teori model keperawatan menurut Virginia Handerson ini lebih menekankan

dalam pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) dari seorang pasien . Kebutuhan Dasar

Manusia (KDM) saat pasien berada di rumah sakit merupakan fokus utama yang harus

diperhatikan oleh semua perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

Dalam hal ini klien dianggap sebagai tokoh utama (central figure) dan menyadari bahwa

tim kesehatan pada pokoknya adalah membantu tokoh utama tadi. Usaha perawat menjadi

sia-sia bila klien tidak mengerti, tidak menerima atau menolak atas asuhan keperawatan,

karenanya jangan sampai muncul klien tergantung pada perawat/tim kesehatan. Pada

dasarnya tanggung jawab seorang perawat adalah menolong klien dalam membantu klien

menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dia lakukan tanpa bantuan.

Oleh karena itu, kami merasa tertarik dan ingin mempelajari lebih lanjut mengenai

pendekatan proses keperawatan berdasarkan teori model keperawatan Virginia Henderson

tersebut. Sehingga dalam makalah ini kami akan lebih membahas dan memaparkan

Pendekatan Proses Keperawatan Berdasarkan Teori Model Keperawatan Virginia

Henderson.

1.2 Tujuan

1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fundamental of Nursing III

2. Untuk mengetahui Pendekatan Proses Keperawatan Berdasarkan Teori Model

Keperawatan Virginia Henderson.

Page 2: Makalah v.henderson Print

3. Untuk mampu menyusun rencana dan melakukan asuhan keperawatan yang dibutuhkan

oleh pasien sesuai kebutuhan manusia sehari-hari yang disajikan menggunakan

pendekatan teori keperawatan Virginia Handerson.

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Konsep Utama Teori dan Model Keperawatan Virginia Henderson

Henderson melakukan suatu proses untuk mengatur praktek keperawatan melalui proses

perizinan dari setiap negara. Untuk menyempurnakan hal tersebut dia yakin bahwa keperawatan

secara eksplisit harus didefinisikan dalam artian sebagai “tindakan dari para perawat”. Tindakan

- tindakan tersebut digaris bawahi dengan parameter legal dari fungsi perawat dalam merawat

klien / pasien dan memberikan perlindungan bagi masyarakat umum dari praktek-praktek yang

tidak berkompeten, ataupun tidak sempurna.

Fokus Henderson terhadap perawatan individu lebih ditekankan pada komponen-

komponen dalam keperawatan, sebagai berikut:

1. Bernafas secara normal

2. Tercukupinya kebutuhan makan dan minum

3. Mengurangi zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh (eliminasi)

4. Mengubah dan memelihara bentuk tubuh yang diinginkan

5. Tercukupinya kebutuhan tidur dan istirahat

6. Memilih pakaian yang tepat/sesuai

7. Menjaga suhu tubuh dalam rentang yang normal dengan menyesuaikan pakaian dan

memodifikasi terhadap kondisi lingkungan

8. Menjaga kebersihan tubuh dan kerapihan

9. Menghindari bahaya terhadap kondisi lingkungan dan menghindari jatuhnya korban lain

10. Berkomunikasi dengan orang lain untuk menyalurkan emosi, kebutuhan, ketakutan, dan

berpendapat

11. Beribadah sesuai dengan satu kepercayaan

12. Bekerja dengan semangat untuk mencapai keberhasilan

Page 3: Makalah v.henderson Print

13. Berperan atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi

14. Belajar menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia untuk menemukan atau

memuaskan rasa ingin tahu yang akan membantu meningkatkan kondisi kesehatan.

Pada tahun 1966, Henderson menyatakan pendapatnya mengenai definisi keperawatan

yang dipublikasikan oleh “The Nature of Nursing”, dan pendapatnya tersebut dipandang sebagai

kristalisasi dari ide-idenya, yaitu sebagai berikut:

“Fungsi unik perawat adalah membantu individu baik sehat, maupun sakit dengan

tindakan - tindakan yang memberikan kontribusi bagi kesehatan atau penyembuhan, atau untuk

memperoleh kematian dengan damai, dan harus dilakukannya tanpa bantuan, sehingga sangat

membutuhkan kekuatan, kemauan, serta pengetahuan. Untuk dapat melakukan hal tersebut,

maka dapat dilakukan berbagai cara agar dapat mempercepat kemandirian pasien sesegera

mungkin”.

Henderson menganjurkan kepada perawat, agar berperan-serta aktif dalam menunjukan

fungsi-fungsinya terhadap tenaga kesehatan lainnya yang mungkin peran tersebut dapat

membantu dan meningkatkan keahliannya.

2.2 Hubungan Teori Virginia Henderson dengan Konsep Utama Keperawatan

Henderson dalam memandang konsep manusia atau individu, selalu mempertimbangkan

komponen biologi, mental / kejiwaan, sosiologi, dan spiritual. Ada 14 (empat belas) komponen

dasar yang selalu mengacu pada kebutuhan dasar manusia tersebut bermanfaat dalam

memanfaatkan fungsi keperawatan, dan dikategorikan sebagai berikut:

1. Komponen fisik :

Bernafas secara normal

Tercukupinya kebutuhan makan dan minum

Mengurangi zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh (eliminasi)

Mengubah dan memelihara bentuk tubuh yang diinginkan

Tercukupinya kebutuhan tidur dan istirahat

Memilih pakaian yang tepat/sesuai

Page 4: Makalah v.henderson Print

Menjaga suhu tubuh dalam rentang yang normal dengan menyesuaikan pakaian

dan memodifikasi terhadap kondisi lingkungan

Menjaga kebersihan tubuh dan kerapihan

Menghindari bahaya terhadap kondisi lingkungan dan menghindari jatuhnya

korban lain

2. Aspek kejiwaan mengenai komunikasi :

Berkomunikasi dengan orang lain untuk menyalurkan emosi, kebutuhan,

ketakutan, dan berpendapat

Beribadah sesuai dengan satu kepercayaan

Bekerja dengan semangat untuk mencapai keberhasilan

Berperan atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi

Belajar menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia untuk menemukan atau

memuaskan rasa ingin tahu yang akan membantu meningkatkan kondisi kesehatan.

3. Spiritual dan moral :

Beribadah sesuai dengan satu kepercayaan

4. Komponen sosiologi yang berorientasi pada kegiatan dan rekreasi :

Bekerja dengan semangat untuk mencapai keberhasilan

Berperan atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi

Henderson juga meyakini bahwa antara pikiran dan tubuh tidak dapat dipisahkan,

keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat; disamping itu Henderson menekankan

beberapa aspek tentang konsep masyarakat / lingkungan yang dihubungkan dengan masalah

individu. Dia membahas lebih rinci hubungan antara individu dengan keluarganya, tetapi kurang

membahas pengaruh masyarakat terhadap hubungan antara individu dengan keluarganya.

Berdasarkan definisi keperawatan, dan 14 komponen dasar keperawatan di atas, perawat

diharapkan mampu melakukan rencana terapi fisik. Perawatan terhadap individu merupakan

hasil kreativitas dari perawat dalam melakukan perencanaan keperawatan. Selain itu perawat

juga diharapkan dapat meningkatkan kinerja keperawatannya terhadap pasien dengan

menggunakan hasil dari penelitian keperawatan yang telah ada. Bagi Henderson perawat harus

memiliki pengetahuan, memiliki dasar - dasar untuk melakukan perawatan terhadap individu

atau manusia, dan mampu memecahkan berbagai permasalahan ilmiah.

Page 5: Makalah v.henderson Print

2.3 Hubungan Teori Virginia Henderson dengan Proses Keperawatan

Henderson memandang proses keperawatan sebagai “sebuah aplikasi nyata dari

pendekatan logis untuk menyelesaikan suatu masalah”. Dengan pendekatan ini setiap orang

dapat menerima perawatan secara individu, dan proses keperawatan ini akan menghasilkan

keperawatan terhadap individu. Uraiannya terhadap Proses Perawatan, adalah sebagai berikut:

1. Pengkajian Keperawatan

Terdapat suatu masalah dalam proses perawatan. Penilaian nyata terhadap proses

perawatan tergantung pada pemahaman seseorang, interpretasi, perpaduan, dan

penggunaannya. Walaupun definisi dan penjelasan Henderson mengenai keperawatan

tidak secara langsung sesuai dengan langkah - langkah dalam proses perawatan, tetapi

terdapat hubungan antara kedua hal tersebut. Menurut Henderson, perawat harus

memiliki pengetahuan mengenai apa yang disebut normal dalam kesehatan dan adanya

penyakit. Berdasarkan pengetahuan ilmiah ini, perawat dapat mengambil kesimpulan dari

data-data yang ada. Henderson menyatakan, bahwa, keperawatan dibutuhkan oleh

individu yang dipengaruhi oleh usia, latar belakang budaya, keseimbangan emosional,dan

kapasitas fisik, serta intelektualnya. Semua ini akan dipertimbangkan dalam

mengevaluasi hasil perawatan yang dibutuhkan oleh pasien.

2. Diagnosa Keperawatan

Analisa data didasarkan pada faktor-faktor di atas, kemudian hasil analisa tersebut

dipergunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan. Henderson tidak secara spesifik

membahas mengenai diagnosa keperawatan ini, dia lebih yakin dokterlah yang akan

membuat diagnosa, dan perawat melakukan tindakan-tindakan atas dasar diagnosa

tersebut. Diagnosa Keperawatan berhubungan dengan bagaimana mengidentifikasi

kemampuan individu untuk menentukan kebutuhannya dengan atau tanpa bantuan yang

turut memperhitungkan kemampuan, keinginan, dan pemgetahuan. Berdasarkan pada

data - data yang tersedia, dan analisa terhadap data tersebut, perawat dapat

mengidentifikasi secara aktual berbagai masalah, seperti pernafasan yang tidak normal.

Sebagai tambahannya, juga masalah-masalah potensial lainnya dapat teridentifikasi.

3. Perencanaan Keperawatan

Page 6: Makalah v.henderson Print

Setelah diagnosa keperawatan dibuat, maka selanjutnya perawat akan menyusun rencana

perawatan. Berdasarkan rencana perawatan ini, Henderson menyatakan: dengan rencana

perawatan ini, maka perawatan yang efektif dapat direncanakan lebih baik. Suatu rencana

yang tertulis akan mendorong munculnya ide-ide tentang kebutuhan individu, kecuali jika

terdapat aturan-aturan lain yang harus dilakukan oleh individu tersebut secara rutin.Tidak

terlaksananya perencanaan dapat dipengaruhi oleh anggota keluarga lainnya. Selanjutnya

suatu rencana perawatan membutuhkan modifikasi secara berkesinambungan yang

didasarkan pada kebutuhan individu. Henderson menyarankan penulisan rencana

perawatan dapat diikuti dengan kebutuhan perawatan secara bertahap. Dia menekankan

bahwa perawatan harus selalu disusun sesuai dengan kebutuhan individu, dan rencana

terapi dari dokter. Henderson menggaris-bawahi tahap-tahap perencanaan sebagai jalan

untuk membuat rencana bagi pemenuhan kebutuhan individu. Perencanaan yang selalu

diperbaharui harus didasarkan pada kebutuhan kebutuhan individu tersebut, lebih

dispesifikan, dan dapat diimplementasikan, serta disesuaikan dengan adanya terapi medis.

Perencanaan perawatan yang ditulis, intinya adalah hasil dari identifikasi kebutuhan

perawatan dari individu. Walaupun Henderson tidak menggunakan istilah - istilah seperti

saat ini, tetapi intinya adalah sama.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi sesuai dengan perencanaan keperawatan yang dibuat. Bagi Henderson,

implementasi keperawatan harus tertuju pada bantuan terhadap kebutuhan pasien sesuai

dengan kebutuhan 14 komponen tersebut di atas. Sebagai contoh: dalam membantu

individu terhadap kebutuhan istirahat dan tidur, perawat akan mencoba untuk lebih

mengetahui metoda-metoda dalam membujuk pasien untuk beristirahat dan tidur sebelum

diberikan obat-obatan. Henderson menyimpulkan: “ Saya memandang keperawatan

terutama adalah sebagai pelengkap dalam memenuhi kebutuhan pasien melalui

pengetahuan, keinginan, dan kekuatan untuk melakukan aktifitas sehari-hari, serta untuk

melakukan berbagai tindakan / perlakuan terhadap pasien tersebut sesuai dengan terapi

medik”. Dia juga menyatakan, bahwa fungsi utama dari perawat ini tentu saja harus

dilakukan untuk mendukung rencana terapi medis, sehingga perawat perlu melakukan

tidakan – tindakanyang disarankan medis dalam perawatan. Aspek implementasi penting

lainnya dalam pembahasan Henderson adalah hubungan antara perawat dan pasien .

Page 7: Makalah v.henderson Print

Perawat harus menjadi pihak luar yang memahami kebutuhan pasien dan memberikan

ukuran-ukuran bagi pemenuhan ukuran tersebut . Henderson juga berbicara mengenai

kualitas dari keperawatan; perawat yang berkompeten akan menggunakan proses

interpersonal dan prediksi-prediksi selama memberikan perawatan .

5. Evaluasi Keperawatan

Henderson mendasarkan evaluasi terhadap setiap perawat didasarkan pada kecepatan atau

derajatnya dalam mendorong kegiatan pasien secara independent kembali seperti hari-

hari normal .

2.4 Penerapan Teori Virginia Henderson

Penerapan proses keperawatan dalam kehidupan sehari-hari menggunakan empat tahap :

1. Pengkajian

Pada pengkajian ditekankan dalam hal “ Apakah klien mampu atau tidak mampu

melaksanakan setiap aspek hidup sehari-hari pasien? “. Saat pengkajian perawat dan pasien

mendiskusikan dan mengindentifikasi setiap aktifitas hidup sehar - hari, pasien yang mampu

dilaksanakan sendiri.

Apabila ditemukan adanya ketidak mampuan pasien di dalam melaksanakan aktifitas hidup

sehari - hari , berarti pasien, memerlukan bantuan dari perawat .Aspek – aspek yang perlu dikaji

pada aktifitas hidup sehari-hari adalah sebagai berikut :

1. Bernafas dengan normal

Bantuan yang dapat diberikan kepada klien oleh perawat adalah membantu memilih

tempat tidur, kursi yang cocok, serta menggunakan bantal, alas dan sejenisnya

sabagai alat pembantu agar klien dapat bernafas secara normal dan kemampuan

mendemonstrasikan dan menjelaskan pengaruhnya kepada klien.

2. Kebutuhan akan nutrisi

Perawat harus mampu memberikan penjelasan mengenai tinggi dan berat badan yang

normal, kebutuhan nutrisi yang diperlukan. Pemilihan dan penyediaan makanan,

dengan tidak lupa memperhatikan latar belakang dan social klien.

3. Kebutuhan eliminasi

Perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan normalnya, jarak

waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran.

Page 8: Makalah v.henderson Print

4. Gerak dan keseimbangan tubuh

Perawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip keseimbangan tubuh, miring, dan

bersandar.

5. Kebutuhan isthirahat dan tidur

Perawat harus mengetahui intensitas istirahat tidur pasien yang baik dan menjaga

lingkungan nyaman untuk istirahat.

6. Kebutuhan berpakaian

Perawat dasarnya meliputi membantu klien memilihkan pakaian yang tepat dari

pakaian yang tersedia dan membantu untuk memakainya.

7. Mempertahankan temperature tubuh atau sirkulasi

Perawat harus mengetahui physiologi panas dan bisa mendorong kearah tercapainya

keadaan panas maupun dingin dengan mengubah temperature, kelembapan atau

pergerakan udara, atau dengan memotivasi klien untuk meningkatkan atau

mengurangi aktifitasnya.

8. Kebutuhan akan personal hygiene

Perawat harus mampu untuk memotivasi klien mengenai konsep konsep kesehatan

bahwa walaupun sakit klien tidak perlu untuk menurunkan standard kesehatannya,

dan bisa menjaga tetap bersih baik fisik maupun jiwanya.

9. Kebutuhan rasa aman dan nyaman

Perawat mampu melindungi klien dari trauma dan bahaya yang timbul yang mungkin

banyak factor yang membuat klien tidak merasa nyaman dan aman.

10. Berkomunikasi

Berkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan emosi, keinginan, rasa takut

dan pendapat. Perawat menjadi penerjemah dalam hubungan klien dengan tim

kesehatan lain dalam memajukan kesehatannya, dan membuat klien mengerti akan

dirinya sendiri, juga mampu menciptakan lingkungan yang teraupeutik.

11. Kebutuhan spiritual

Perawat mampu untuk menghormati klien dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya

dan meyakinkan pasien bahwa kepercayaan, keyakinan dan agama sangat

berpengaruh terhadap upaya penyembuhan.

12. Kebutuhan bekerja

Page 9: Makalah v.henderson Print

Dalam perawatan dasar maka penilaian terhadap interprestasi terhadap kebutuhan

klien sangat penting, dimana sakit bisa menjadi lebih ringan apabila seseorang dapat

terus bekerja.

13. Kebutuhan bermain dan rekreasi

Perawat mampu memkilihkan aktifitas yang cocok sesuai umur, kecerdasan,

pengalaman dan selera klien, kondisi, serta keadaan penyakitnya.

14. Kebutuhan belajar

Perawat dapat membantu klien belajar dalam mendorong usaha penyembuhan dan

meningkatkan kesehatan, serta memperkuat dan mengikuti rencana terapi

yangdiberikan.

2. Perencanaan .

Dalam perencanaan lebih difokuskan kepada rencana tindakan keperawatan yang

bertujuan agar pasien mandiri dalam melaksanakan aktifitas hidup sehari-hari.

3. Pelaksanaan.

Melaksanakan apa yang telah direncanakan dan mengindentifikasi kembali apakah masih

ada aspek - aspek tindakan keperawatan yang belum dapat mencapai tujuan yang diharapkan

sesuai dengan perencanaan.

4. Evaluasi.

Untuk mengukur hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan dengan mengacu

kepada tujuan yang telah ditentukan .

BAB III

KAJIAN KASUS

A. PENGKAJIAN1. Pengumpulan data

a. Bio Data1) Nama : Tn. A2) Usia : 38 tahun3) Alamat : Jl. Mawar no. 17 Bandung 4) Jenis Kelamin : Laki-laki5) Pendidikan : SLTP6) Agama : Islam 7) Suku Bangsa : Sunda8) Tanggal Masuk Dirawat : 16 Desember 2011 Pukul 15.00

Page 10: Makalah v.henderson Print

9) Diagnosa Medis :

b. Riwayat Kesehatan1) Keluhan utama : Pusing dan sesak napas

2) Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST)Semenjak tiga hari sebelum masuk rumah sakit ± 13 Desember 2011 sampai dengan saat ketika dikaji, klien merasakan pusing dan sesak napas, sesak bertambah berat ketika klien duduk di tempat tidur dan berkurang ketika klien brbaring, namun sesak tidak hilang. Sesak yang dirasakan membuat klien tidak mampu untuk berdiri atau berjalan dari tempat tidur. Sesak dirasakan pada seluruh lapang dada namun tidak mengalami nyeri pada saat bernafas. Jika diberi skala dari 1-10, klien mengatakan di skala 7 nyerinya.

3) Riwayat Kesehatan DahuluDiabetes mielitus diderita klien sejak 10 tahun lalu dan biasa berobat di Puskesmas. Sejak 4 tahun lalu terdapat gangrene pada bagian ekskremitas bawah klien. Sebelumnya sakit yang bisa dialami klien hanyalah demam biasa atau pilek yang biasanya sembuh dengan membeli obat dari warung

4) Riwayat Kesehatan KeluargaDiabetes Mielitus yang diderita klien ada kemungkinan faktor genetik.

Genogram Tn. A

Page 11: Makalah v.henderson Print

2. Pengkajian berdasarkan 14 kebutuhan dasar manusia

Kebutuhan dasar manusia Hasil Pengkajian

Bernapas normal Klien mengalami sesak  sejak 3  hari yang lalu denngan RR 30x/menit dan napas bau keton ,sesak dirasakan semakin berat bila klien duduk ditempat tidur, sesak membuat klien tidak mampu berjalan dari tempat tidur.

Makan dan minum dengan cukup Klien mengalami mual  dan muntah dan nafsu makan menurun,pola makan klien yaitu ¼ porsi yang dianjurkan berdasarkan program diet DM, kadar glukosa klien yaitu 650 mmol.

Eliminasi Klien Mengalami mual  dan muntah dan nafsu makan menurun,pola makan klien yaitu ¼ porsi yang dianjurkan berdasarkan program diet DM, kadar glukosa klien yaitu 650 mmol

Bergerak dan olahraga untuk menjaga

postur tubuh

Klien mengalami Bedrest total  dikarenakan sesak jika berjalan atau berdiri dari tempat tidur, dan  K lien mengalami gangrene pada extremitas bawah sehingga membuat keterbatasan dalam bergerak dan menjaga postur tubuh.

Tidur dan istirahat Klien mengeluh terganggu tidurnya disebabkan karena sesak yang dialami klien.

Memakai pakaian yang cocok Klien menggunakan kaos dan memakai kain sarung.

Menjaga suhu tubuh Suhu tubuh klien dalam batas normal yaitu 360C.

Tetap bersih dan terawat  dengan baik

dan melindungi integument

Klien tidak mengalami demam dan menggigil,dengan  kebersihan tubuh terawatt dengan baik, namun pada system intugumen klien mengalami gangguan yaitu adanya gangrene pada extremitas.

Berkomunikasi dengan orang lain

dalam mengungkapkan emosi,

kebutuhan rasa takut atau pendapat

Klien kurang mampu memenuhi kebutuhan untuk mengungkapkan pendapat nya, sehingga penyakit DM klien diketahui sejak umur 38 tahun.

Page 12: Makalah v.henderson Print

Beribadah sesuai  kepercayaan Klien beragama islam.

Bekerja dengan baik sehingga dapat

melakukan pencapaian tertentu

Selama sakit klien tidak mampu utuk bekerja.

Bermain dan berpartisipasi dalam

berbagai bentuk rekreasi

Selama sakit klien tidak mampu untuk rekreasi.

Menghindari bahaya dan menyakiti

orang lain

-

Belajar, menemukan atau memuaskan

rasa ingin tahu dan menggunakan

fasilitas kesehatan

Klien biasa berobat hanya dipuskesmas, jika sakit klien hanya membeli obat diwarung.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Dalam penerapan teori Virginia Henderson, diagnose keperawatan memang tidak secara spesifik dibahas. Karena Henderson yakin dokterlah yang akan membuat diagnosa, dan perawat melakukan tindakan-tindakan atas dasar diagnosa tersebut.

C. PERENCANAAN1. Masalah keperawatan :

a. Tidak mempunyai kekuatan/kemampuan , kemauan atau pengetahuanb. Ketidakmampuan klien dalam bernapas normalc. Ketidakmampuan klien untuk makan dan minum dengan cukupd. Ketidakmampuan klien dalam memenuhi kebutuhan aktifitas (bergerak atau

olahraga)e. Ketidakmapuan klien melindungi sistem integument

2. Tujuan Asuhan Keperawatana. Klien mampu kebutuhan dasanyab. Klien mampu bernapas normal 12-16 x/menitc. Klien mampu makan minum dengan cukupd. Klien mampu melaksanakan aktifitas denngan tidak merasakan adanya keluhan

lemas dan pusinge. Klien mampu memenuhi kebersihan tubuh dan rasa nyaman pada pada gangguan

integritas kulitnya (gangrene)

3. Peran Ners

Page 13: Makalah v.henderson Print

Peran pelengkap, penolong dan partner dalam mempertahankan atau memulihkan kemandirian dalam pemenuhan empat belas kebutuhan dasar.a. Mempertahankan kemampuan klien untuk bernapas normalb. Mempertahankan kemampuan klien untuk makan dan minum dengan cukupc. Mempertahankan kemampuan  dalam memenuhi aktifitas kilend. Melindungi integumen dari bahaya infeksi

4. Intervensi

Ø  masalah keperawatan kebutuhan bernapasIntervensiMandiri1. Monitor tanda-tanda sesak nafas (frekuensi, pernafasan cupinghidung, retraksi

dinding dada, pengunaan otot-otot asesoris)2. Evaluasi bunyi paru3.  Pantau warna mukosa dan daerah akral4. Pantau satu rasi oksigen5.  Bantu pernafasan dengan oksigen 2 L/menit6.  Batasi intake cairan7. Batasi intake sodium8. Bantu mencari posisi yang nyaman untuk bernafas   Intervensi Kolaborasia.      Pantau serial gas darah

Ø  masalah keperawatan  Makan dan minum yang cukup IntervensiMandiri1.      Kaji riwayat pengeluaran berlebih : poliuri, muntah,2.      Pantau tanda-tanda vital3.      Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membrane mukosa4.      Ukur BB tiap hari5.      Pantau masukan dan pengeluaran, catat BJ Urine6.      Berikan cairan paling sedikit 2500 cc/hr7.      Catat hal-hal seperti mual, nyeri abdomen ,muntah, distensi lambung8.      Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan

yang dapat dihabiskan pasien9.      Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen, perut kembung, mual, 

muntah dan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai indikasi10.  Observasi tanda hipoglikemia : penurunan kesadaran, kulit lembab/dingin, nadi

cepat, lapar, sakit kepala, peka rangsang11.  Libatkan keluarga/pasien dalam perencanaan makanan    Intervensi Kolaborasi1.      Berikan NaCl, ½ NaCl, dengan atau tanpa dekstrose2.      Pantau pemeriksaan laboraorium :Ht, BUN/Creatinin, Na, K3.      Lakukan pemeriksaan gula darah dengan menggunakan finger stick4.      Pantau pemeriksaan laboratorium seperti glukosa darah, aseton, pH dan HCO3

Page 14: Makalah v.henderson Print

5.      Berikan pengobatan insulin secara teratur dengan IV intermiten/ kontinyu (5 – 10 IU/jam) sampai glukosa darah 250 mg/dl

Ø   masalah keperawatan  ketidak mampuan klien dalam melaksanakan aktifitas dan olahraga

Intervensi keperawatan mandiri1.      Kaji kemampuan aktifitas klien

D. IMPLEMENTASI

No. Masalah Keperawatan Implementasi Keperawatan1. Ketidakmampuan klien

dalam bernapas normal-Telah dilakukan Monitor tanda-tanda sesak nafas (frekuensi, pernafasan cupinghidung, retraksi dinding dada, pengunaan otot-otot asesoris)-Telah dievaluasi bunyi paru-Telah dipantau warna mukosa dan daerah akral-Telah dilakukan bantuan pernafasan dengan oksigen 2 L/menit-Telah dibatasi intake cairan dan sodium-Telah diajarkan posisi nyaman untuk bernafas

2. Ketidakmampuan klien untuk makan dan minum dengan cukup

-Telah dilakukan pengkajian riwayat pengeluaran berlebih- Telah dilakukan pengkajian nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membrane mukosa-Telah diberikan cairan ±2500 cc/hari.-Telah di Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien-Telah diobservasi tanda hipoglikemia

3. Ketidakmampuan klien dalam memenuhi kebutuhan aktifitas (bergerak atau olahraga)

Telah dikaji aktivitas klien

E. EVALUASI

Page 15: Makalah v.henderson Print

No. Masalah Keperawatan Evaluasi1. Ketidakmampuan klien dalam

bernapas normalS: pasien mengatakan sesak nafasnya sudah berkurangO: pasien terlihat nyamanA: masalah teratasiP: masalah teratasi sebagian, rencana tindakan tetap dijalankan sampai keluhan pasien teratasi sepenuhnya.

2. Ketidakmampuan klien untuk makan dan minum dengan cukup

S: pasien mengatakan sudah dapat menghabiskan makanannya. Rasa mual dan muntah pun sudah berkurang.O: terlihat pasien melakukannyaA: masalah teratasiP: masalah teratasi sebagian, rencana tindakan tetap dijalankan sampai keluhan pasien teratasi sepenuhnya.

3. Ketidakmampuan klien dalam memenuhi kebutuhan aktifitas (bergerak atau olahraga)

S: pasien mengatakan belum bisa bergerak dengan bebas, karena masih belum kuatO: terlihat pasien masih lemasA: harus dikaji ulang aktivitas klienP: rencana pengkajian aktivitas klien agar klien bisa kembali beraktivitas seperti biasa.

BAB IV

KESIMPULAN

Proses keperawatan menurut Henderson yaitu sebagai “sebuah aplikasi nyata dari pendekatan

logis untuk menyelesaikan suatu masalah”. Dengan pendekatan ini setiap orang dapat menerima

perawatan secara individu, dan proses keperawatan ini akan menghasilkan keperawatan terhadap

individu. Dan proses keperawatan berdasarkan teori dan konsep Henderson mengacu kepada 14

komponen dasar berikut :

1. Bernafas secara normal

2. Tercukupinya kebutuhan makan dan minum

3. Mengurangi zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh (eliminasi)

4. Mengubah dan memelihara bentuk tubuh yang diinginkan

5. Tercukupinya kebutuhan tidur dan istirahat

6. Memilih pakaian yang tepat/sesuai

Page 16: Makalah v.henderson Print

7. Menjaga suhu tubuh dalam rentang yang normal dengan menyesuaikan pakaian dan

memodifikasi terhadap kondisi lingkungan

8. Menjaga kebersihan tubuh dan kerapihan

9. Menghindari bahaya terhadap kondisi lingkungan dan menghindari jatuhnya korban lain

10. Berkomunikasi dengan orang lain untuk menyalurkan emosi, kebutuhan, ketakutan, dan

berpendapat

11. Beribadah sesuai dengan satu kepercayaan

12. Bekerja dengan semangat untuk mencapai keberhasilan

13. Berperan atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi

14. Belajar menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia untuk menemukan atau

memuaskan rasa ingin tahu yang akan membantu meningkatkan kondisi kesehatan.

Komponen dasar diatas dikategorikan ke dalam aspek biologis (fisik), kejiwaan, sosiologi,

dan spiritual. Henderson juga meyakini bahwa antara pikiran dan tubuh tidak dapat

dipisahkan, keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat.

Proses pengkajian menurut Henderson, perawat harus memiliki pengetahuan mengenai apa

yang disebut normal dalam kesehatan dan adanya penyakit. Proses pengkajian ini untuk

mengetahui apakah pasien memiliki ketidakmampuan dalam menjalankan aktifitasnya sehingga

membutuhkan bantuan perawat, dan aktifitas yang masih bisa dilakukan secara mandiri oleh

pasien. Pengkajian kebutuhan dasar pasien didasarkan pada 14 aspek yang tertera diatas. Setelah

pengkajian, data yang diperoleh digunakan untuk diagnosa. Henderson tidak secara spesifik

membahas mengenai diagnosa keperawatan ini, dia lebih yakin dokterlah yang akan membuat

diagnosa, dan perawat melakukan tindakan-tindakan atas dasar diagnosa tersebut. Diagnosa

Keperawatan berhubungan dengan bagaimana mengidentifikasi kemampuan individu untuk

menentukan kebutuhannya dengan atau tanpa bantuan yang turut memperhitungkan kemampuan,

keinginan, dan pengetahuan. Setelah diagnosa, perawat membuat suatu rencana perawatan yang

membutuhkan modifikasi secara berkesinambungan yang didasarkan pada kebutuhan individu.

Henderson menyarankan penulisan rencana perawatan dapat diikuti dengan kebutuhan perawatan

secara bertahap. Dia menekankan bahwa perawatan harus selalu disusun sesuai dengan

kebutuhan individu, dan rencana terapi dari dokter. Henderson menggaris-bawahi tahap-tahap

perencanaan sebagai jalan untuk membuat rencana bagi pemenuhan kebutuhan individu. Dalam

perencanaan lebih difokuskan kepada rencana tindakan keperawaan yang bertujuan agar pasien

Page 17: Makalah v.henderson Print

mandiri dalam melaksanakan aktifitas hidup sehari-hari. Kemudian perencanaan tersebut

diimplementasikan. Bagi Henderson, implementasi keperawatan harus tertuju pada bantuan

terhadap kebutuhan pasien sesuai dengan kebutuhan 14 komponen tersebut di atas. Henderson

menyimpulkan: “ Saya memandang keperawatan terutama adalah sebagai pelengkap dalam

memenuhi kebutuhan pasien melalui pengetahuan, keinginan, dan kekuatan untuk melakukan

aktifitas sehari-hari, serta untuk melakukan berbagai tindakan / perlakuan terhadap pasien

tersebut sesuai dengan terapi medik”. Aspek implementasi penting lainnya dalam pembahasan

Henderson adalah hubungan antara perawat dan pasien . Perawat harus menjadi pihak luar yang

memahami kebutuhan pasien dan memberikan ukuran-ukuran bagi pemenuhan ukuran tersebut .

Perawat yang berkompeten akan menggunakan proses interpersonal dan prediksi-prediksi selama

memberikan perawatan. Setelah implementasi dilakukan evaluasi untuk mengukur hasil asuhan

keperawatan yang telah dilaksanakan dengan mengacu kepada tujuan yang telah ditentukan .

Henderson mendasarkan evaluasi terhadap setiap perawat didasarkan pada kecepatan atau

derajatnya dalam mendorong kegiatan pasien secara independent kembali seperti hari-hari

normal.

Dari kasus yang dikaji, dapat dilihat bahwa dengan mengaplikasikan konsep Henderson ke

dalam proses keperawatan, perawat dapat mengetahui masalah-masalah lain yang dialami klien

selain masalah fisik akibat penyakit yang di deritanya. Sehingga dapat dilakukan tindakan yang

tidak hanya bertujuan kepada penyembuhan penyakit pasien, tetapi aspek lain seperti kejiwaan,

sosiologi dan spiritual pasien. Dan perawat pun dapat melaksanakan tugas utama profesinya,

yaitu membantu pasien untuk dapat melaksanakan aktifitasnya secara mandiri dan normal

kembali.