print makalah agama

Upload: leni-sintya-dewi

Post on 10-Jan-2016

42 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ayooo belajar....

TRANSCRIPT

BAB II PEMBAHASAN2.1. Pengertian Iman dan proses lahirnya imanA. Pengertian ImanIman menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan berarti kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti, atau pokok pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam.Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yumanu amanan yang berarti percaya. Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati.Dalam surat al-Baqarah 165, dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang yang amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban lillah). Oleh karena itu, beriman kepada Allah berarti sangat rindu terhadap ajaran Allah. Oleh karena iu beriman kepada Allah berarti amat sangat terhadap ajaran Allah yaitu Al-Quran dan sunnah rasul.Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan (al-Imaanu aqdun bil qalbi waiqraarun billisaani waamalun bil arkaan).

Istilah iman dalam al-quran selalu dirangkaikan dengan kata lain yang memberikan corak dan warna tentanhg suatu yang diimani, seperti dalam surat an-Nisa: 51 yang dikaitkan dengan jibti (kebatinan/Idealisme) dan thaghut (realita/nasionalisme). Sedangkan dalam surat al-Ankabut: 52 dikaitkan dengan kata bathil, yaitu wallaziina aamanuu bil baathili. Bathil berarti tidak benar menurut Allah.Sementara dalam surat al-Baqarah: 4 iman dirangkaikan dengan kata ajaran yang diturunkan oleh Allah. Dengan demikian, kata iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau ajaran nya, dikatakan sebagai iman haq, sedangkan yang dikaitkan dengan selainnya dinamakan iman bathil.Keimanan adalah perbuatan yang bila diibaratkan pohon, mempunyai pokok dan cabang. Bukankah sering kita baca atau dengar sabda Rasullah saw. Yang kita jadikan kata-kata mutiara, misalnya malu adalah sebagian dari iman, kebersihan sebagian dari iman, cinta bangsa dan Negara sebagian dari iman, bersikap ramah sebagian dari iman, menyingkirkan duri atau yang lainnya yang dapat membuat orang sengsara dan menderita, itu juga sebagian dari iman. Diantara cabang - cabang keimanan yang paling pokok adalah keimanan kepada Allah SWT. (Sumber : http://abr26-k1m14.blogspot.com/2011/04/blog-post.html)B. Proses Terbentuknya ImanBenih iman yang dibawa sejak dalam kandungan memerlukan pemupukan yangberkesinambungan. Benih yang unggul apabila disertai pemeliharaan yang intensif, besar kemungkinan menjadi punah. Demikian halnya dengan benih Iman. Berbagai pengaruh terhadap seseorang akan mengarahkan iman/kepribadian seseorang baik dari lingkungan keluarga, masyarakat, pendidikan dll. Pada dasarnya, proses pembentukan iman.

Diawali dengan proses perkenalan, kemudian meningkat menjadi senang atau benci. Mengenal ajaran Allah adalah langkah awal dalam mencapai iman kepada Allah. Jika seseorang tidak mengenal ajaran Allah maka orang tersebut tidak mungkin beriman kepada Allah. Disamping proses pengenalan, proses pembiasaan juga perlu diperhatikan, karena tanpa pembiasaan, seseorang bisa saja seorang yang benci menjadi senang. Seorang anak harus dibiasakan terhadap apa yang diperintahkan Allah dan menjahui larangan Allah agar kelak nanti terampil melaksanakan ajaran Allah. Berbuat sesuatu secara fisik adalah satu bentuk tingkah laku yang mudah dilihat dan diukur. Tetapi tingkah laku tidak terdiri dari perbuatan yang nampak saja.2.2 Ruang Lingkup ImanHadits Ibnu Majah diatas membuktikan bahwa ruang lingkup Iman mencakup tiga aspek kehidupan manusia, yaitu meliputi seluruh isi hati, seluruh ucapan dan segenap laku perbuatan. Ketiga aspek tersebut yaitu isi atau ketetapan hati, seluruh ucapan dan segenap laku perbuatan adalah satu kebulatan hidup manusia dalam arti kebudayaan dan peradaban.

Untuk lebih ringkas dan tajam maka masalah bagian isi hati dan ucapan yang memberi dan menyatakan pernilaian dan pandangan, misalnya Matahari berputar tetap pada sumbunya Surat 036 Yasin ayat 38 - Wasy syamsu tajri li mustaqarril lahaa dzaalika taqdiirulaziizil aliim dsb. Kita simpulkan menjadi pandangan hidup; dan bagian isi hati dan ucapan yang mengenai dan mencakup seluruh laku perbuatan manusia kita simpulkan menjadi sikap hidup.

Dengan demikian maka hadits diatas, untuk lebih singkat dan mendekati hakikinya, kita terjemahkan menjadi Iman ialah Pandangan dan Sikap Hidup. Ruang lingkup Iman ialah Pandangan dan Sikap Hidup ini,

Dengan perkataan lain, oleh Surat 002 Al-Baqarah ayat 165 merumuskan demikian :

165 Dan sebagian manusia adalah orang yang memperlakukan ajaran selain Allah (Al-Quran ms Rasul-Nya) menjadi Pembina pandangan & sikap hidupnya. Mereka mencintai yang demikian itu seperti mencintai ajaran Allah ms Rasul-Nya. Tetapi yang benar-benar ber-Iman (hidup berpandangan dan bersikap dengan Al-Quran ms Rasul-Nya) adalah sangat rindu untuk hidup dengan ajaran Allah ms Rasul-Nya. Dan jikalaulah yang berlaku dzulumat ms Syayathin itu sudi melihat (dengan pandangan al-Quran ms Rasul-Nya) niscaya pada saat itu akan melihat laku perbuatan dzulumat ms syayathin satu siksa nestapa bahwa sebenarnya kekuatan hidup tangguh itu adalah dengan ajaran Allah ms Rasul-Nya secara bulat. Dan Allah, dengan pembuktian Al-Quran ms Rasul-Nya, adalah pembalas kehidupan sangat jahat atas pilihan dzulumat ms syayathin biadab.

Dengan demikian maka istilah Iman ialah pandangan dan sikap hidup sama dengan Sangat rindu untuk hidup atau dipuncak kerinduan atau dilambung cinta / rindu untuk hidup dengan ajaran Allah (Al-Quran ms Rasul).

Demikianlah konsekuensinya jikalau kata kerja aamana-yukminu-mukminun pembentukan bentuk katanya adalah alternative dari kata benda (isim) yaitu menurut hadis yang kita sitir diatas.

Dan hal ini akan bertolak belakang dengan alternatif pembentukan dari kata kerja tiga huruf pokok. Konsekuensi yang lebih jauh, untuk melogiskan Iman = percaya maka sistematik Iman digusur pula menjadi Tauhid, Fikih, Ahlak dan Tasauf.

Akibatnya Al-Quran ms Rasul yaitu hudan lil muttaqien hampir tidak fungsional dalam kenyataan hidup ini. Kesemua ini otomatis merusak nilai dan harga Iman.

(http://www.academia.edu/4527943/Hal_hal_yang_meningkatkan_dan_menurunkan_iman_seseorang)2.3. Faktor yang dapat merusak iman dan cara memperbaikinya

Faktor yang merusak iman,yaitu:

A. Faktor internal rusaknya iman1. Kebodohan. Ini adalah sebab terbesar rusaknya iman, sebagaimana ilmu adalah sebab terbesar bertambahnya iman.2. Kelalaian, sikap berpaling dari kebenaran dan lupa. Tiga perkara ini adalah salah satu sebab penting rusaknya iman.3. Perbuatan maksiat dan dosa. Jelas kemaksiatan dan dosa sangat merugikan dan memiliki pengaruh jelek terhadap iman. Sebagaimana pelaksanaan perintah Allah Taala menambah iman, demikian juga pelanggaran atas larangan Allah Taala mengurangi iman. Namun tentunya dosa dan kemaksiatan bertingkat-tingkat derajat, kerusakan dan kerugian yang ditimbulkannya, sebagaimana disampaikan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah dalam ungkapan beliau, Sudah pasti kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan bertingkat-tingkat sebagaimana iman dan amal shalih pun bertingkat-tingkat.4. Nafsu yang mengajak kepada keburukan (an-nafsu ammaratu bissu). Inilah nafsu yang ada pada manusia dan tercela. Nafsu ini mengajak kepada keburukan dan kebinasaan, sebagaimana Allah Taala jelaskan dalam menceritakan istri al-Aziz ,Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (Qs Yusuf: 53)

Nafsu ini menyeret manusia kepada kemaksiatan dan kehancuran iman, sehingga wajib bagi kita berlindung kepada Allah Taala darinya dan berusaha bermuhasabah sebelum beramal dan setelahnya.B. Faktor eksternal rusaknya iman

1. Pertama: Syeitan musuh abadi manusia yang merupakan satu sebab penting eksternal yang mempengaruhi iman dan mengurangi kekokohannya.2. Kedua: Dunia dan fitnah (godaan)nya. Menyibukkan diri dengan dunia dan perhiasannya termasuk sebab yang dapat mengurangi iman. Sebab semakin semangat manusia memiliki dunia dan semakin menginginkannya, maka semakin memberatkan dirinya berbuat ketaatan dan mencari kebahagian akherat, sebagaiman dituturkan Imam Ibnul Qayyim.3. Ketiga: Teman bergaul yang jelek. Teman yang jelek dan jahat menjadi sesuatu yang sangat berbahaya terhadap keimanan, akhlak dan agamanya. Karena itu Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah memperingatkan kita dari hal ini dalam sabda beliau,Seorang itu berada di atas agama kekasihnya (teman dekatnya), maka hendaknya salah seorang kalian melihat siapa yang menjadi kekasihnya.

Demikianlah perkara yang harus diperhatikan dalam iman, mudah-mudahan hal ini dapat menggerakkan kita untuk lebih mengokohkan iman dan menyempurnakannya.

Cara memperbaikinya,yaitu:1. Lakukan berbagai macam ibadah

Ibadah memiliki banyak ragamnya. Ada ibadah fisik seperti puasa, ibadah materi seperti zakat, ibadah lisan seperti doa dan dzikir. Ada juga ibadah yang yang memadukan semuanya seperti haji. Semua ragam ibadah itu sangat bermanfaat untuk menyembuhkan lemah iman kita. Puasa membuat kita khusyu dan mempertebal rasa muraqabatullah (merasa diawasi Allah). Shalat rawatib dapat menyempurnakan amal-amal wajib kita kurang sempurna kualitasnya. Berinfak mengikis sifat bakhil dan penyakit hubbud-dunya. Tahajjud menambah kekuatan.

Banyak melakukan berbagai macam ibadah bukan hanya membuat baju iman kita makin baru dan cemerlang, tapi juga menyediakan bagi kita begitu banyak pintu untuk masuk surga. Rasulullah saw. bersabda, Barangsiapa yang menafkahi dua istri di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga: Wahai hamba Allah, ini adalah baik. Lalu barangsiapa yang menjadi orang yang banyak mendirikan shalat, maka dia dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa menjadi orang yang banyak berjihad, maka dia dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa menjadi orang yang banyak melakukan puasa, maka dia dipanggil dari pintu ar-rayyan. Barangsiapa menjadi orang yang banyak mengeluarkan sedekah, maka dia dipanggil dari pintu sedekah.2. Berdzikirlah yang banyak

Melalaikan dzikirulah adalah kematian hati. Tubuh kita adalah kuburan sebelum kita terbujur di kubur. Ruh kita terpenjara. Tidak bisa kembali. Karena itu, orang yang ingin mengobati imannya yang lemah, harus memperbanyak dzikirullah. Dan ingatlah Rabb-mu jika kamu lupa. (Al-Kahfi: 24) Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lha hati menjadi tentram. (Ar-Rad: 28). Ibnu Qayim berkata, Di dalam hati terdapat kekerasan yang tidak bisa mencair kecuali dengan dzikrullah. Maka seseorang harus mengobati kekerasan hatinya dengan dzikrullah.3. Perbanyaklah munajat kepada Allah dan pasrah kepada-NyaSeseorang selagi banyak pasrah dan tunduk, niscaya akan lebih dekat dengan Allah. Sabda Rasulullah saw., Saat seseorang paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa. Seseorang selagi mau bermunajat kepada Allah dengan ucapan yang mencerminkan ketundukan dan kepasrahan, tentu imannya semakin kuat di hatinya. Semakin menampakan kehinaan dan kerendahan diri kepada Allah, semakin kuat iman kita. Semakin banyak berharap dan meminta kepada Allah, semakin kuat iman kita kepada Allah swt..1.4. Dampak dari Krisis Iman Bagi Individu dan Masyarakat Jika seorang sudah krisis iman maka sangat berdampak pada kehidupanya. Orang yang krisis imanya sangat mudah terpengaruh oleh hal hal yang buruk,contohnya: orang yang krisis iman mudah menjadi musrik karena ia tidak mempercayai oleh kuasa allah. Orang yang krisis iman hidupnya tidak akan tenang.Akibat orang yang tidak beriman kepada Allah SWT,Adapun bagi orang yang tidak beriman kepada Allah swt, akan mengalami kerugiankerugian yang dapat membahayakan dirinya sendiri, bahkan juga nerugikan orang lain .Kerugian kerugian itu antara lain :

1) Orang yang tidak beriman, tidak memiliki pedoman hidup dengan benar, dimana orang itu hatinya tidak akan pernah tenang mudah terbawa ajakan orang, mudah tergoda oleh setan, pandangannya sempit, kadang kadang bisa membawa dirinya kearah frustasi jika mengahadapi masalah. Firman Allah QS surat yusuf ayat 87.

Artinya : Hai anak-anakku, pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".

2) Orang yang tidak beriman tidak bisa membedakan mana yang halal dan mana yang haram, dan mana yang baik dan mana yang buruk. Sehingga orang seperti ini berbuat dan bertindak sesuka hatinya tanpa melihat kepentingan atau aturan aturan agama ataupun norma norma yang hidup dalam masyarakat. Serta rasa sombong dan takabur menguasai dirinya. Nabi Muhammad saw bersabda:

Artinya : "Bahwasannya Allah telah mewahyukan kepada ku agar kamu bertawadlu (rendah hati). Janganlah kamu sombong terhadap orang lain dan janglah berlaku curang terhadaporang lain (HR.Bukhori).

3) Orang yang tidak beriman akan bersikap individualistis, yaitu hanya mementingkan dirinya sendiri. Firman Allah QS.Al Imran ayat 180.

Artinya : Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

4) Orang yang tidak beriman menganggap bahwa kehidupan diakhirat itu tidak ada.Firman Allah QS. Al Jaatsiyah 24.

Artinya : Dan mereka berkata: "Kehidupan Ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.

5) Orang yang tidak beriman diakhiran akan dimasukkan kedalam neraka sebagai balasan dari sikap mereka yang tidak meyakini Allah swt. Firman Allah dalam surat Fushsilat 27.

Artinya : Maka Sesungguhnya kami akan merasakan azab yang keras kepada orang - orang kafir dan kami akan memberi balasan kepada mereka dengan seburuk-buruk pembalasan bagi apa yang Telah mereka kerjakan.(http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/akibat-bagi-orang-tidak-beriman-kepada.html)

2.5. Pentingnya Iman Bagi Seorang Muslim(Alimaanu yajidu wayankus; iman itu kadang naik kadang turun)

A. FIKIR ALAMNabi Muhammad saw adalah nabi yang terakhir, yang diutus oleh allah swt. Untuk seluruh alam ( pembawa rahmat bagi seluruh makhluk di dunia ini ).Nabi Muhammad saw mempunyai tugas khusus yakni da`wah, menyampaikan kebaikan dab mencegah kemungkaran, sebagaimana diterangkan dalam ayat suci Al-Qur`an, Orang orang beriman, baik laki-laki maupun wanita sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran.(At-Taubah : 71 )Sebelumnya Allah swt. Telah mengirimkan nabi-nabi-Nya yang terdahulu untuk menyebarkan agama Allah swt. Kepada manusia di muka bumi ini agar manusia mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.Demikianlah Nabi Muhammad saw. Adalah nabi yang terakhir yang mengemban tugas khusus yaitu tugas da`wah dan kita sebagai umatnya mempunyai tugas yang sama yaitu da`wah, baik laki-laki maupun wanita.

Nabi Muhammad saw. Adalah nabi terakhir dan nabi yang paling baik, kita umatnya yang terakhir dan umat yang terbaik. Dikatakan dalam hadits bahwa kelak diakhirat diharamkan surga bagi nabi dan umat-umat terdahulu sebelum Nabi Muhammad saw beserta umat beliau memasukinya terlebih dahulu.

Umat Nabi Muhammad saw adalah umat yang terbaik karena umat da`wah (mengemban tugas da`wah ), mengapa disebut paling baik / terbaik ?, karena tugas da`wah adalah tugas yang paling mulia disisi Allah swt., sampai-sampai Nabi Musa as. Pun ingin menjadi umat Muhammad saw, tetapi tidak dikabulkan oleh Allah swt. Hanya nabi Isa as. Yang dikabulkan kelak menjadi umat Rasulullah saw.

Pada waktu Nabi mengerjakan haji wada`, nabi telah berkhotbah dihadapan para umatnya dan para sahabatnya, pesan beliau antara lain :

Hai sekalian manusia ketahuilah oleh kamu bahwa Tuhan mu satu. Kamu sekalian keturuna Adam as. Yang dijadikan dari tanah, sesungguhnya yang termulia disisi allah swt adalah orang yang paling bertaqwa kepada-Nya.

Kemudian Nabi menerima wahyu dari Allah swt, surat Al-Ma`idah yang intinya bahwa Allah telah redha Islam menjadi agama . Para sahabat mendengar dan membenarkan serta Nabi berpesan kepada yang mendengarkan agar menyampaikan pesan-pesan beliau kepada yang tidak hadir dan yang dialam roh. Sejak saat itu para sahabat dan yang hadir disitu mengemban tugas untuk menyampaikan da`wah dan menyebarkan para sahabat yang kira-kira 124.000 orang keseluruh penjuru dunia, hanya 10.000 orang meninggal di Makkah, sedangkan yang lainnya meninggal di luar Makkah, seperti : Cina, Spanyol, Prancis, Roma dll.

Akhirnya kitapun demikian, mempunyai tugas yang sama dengan para sahabat Rasulullah. Bagaimana agar manusia raat kepada Allah swt dan Rasul-Nya, semua ini tergantung pada fikir dan usaha atas umat di seluruh alam. Untuk memahami antara hubungan aagama dengan hidayah harus ada usaha setiap orang, contoh : lemparkan batu jesebuah danau, maka batu akan jatuh ketengah danau tapi riaknya bergelombang sambung bersambung keseluruh danau hingga ketepinya.

Sama halnya bila seorang muslim berda`wah pada suatu tempat dan fikir atas seluruh umat manusia, maka Allah swt akan turunkan hidayah keseluruh alam. Jadi berkembangnya usaha da`wah ini tergantung pada fikir dan usaha kita.

Contoh :

Setelah Ka`bah dibangun oleh nabi Ibrahim as. Beliau mendapat perintah dari Allah swt untuk memanggil seluruh umat. Beliau meresa bingung karena tidak mampu bagaimana untuk memanggil seluruh umat yang sekian banyaknya untuk datang ke Ka`bah, Allah swt berfirman : Kerjakanlah perintah-Ku ( hanya memanggil dan menyampaikan ), Akulah yang akan menyebarkan suaramu keseluruh umat di alam ini.

Demikianlah ketika nabi Ibrahim a.s menyeru suaranya, Allah sampaikan keseluruh penjuru dunia dan juga pada ruh-ruh manusia, ini terbukti setiap tahun dari berbagai penjuru dunia manusia berbondong-bondong menunaikan ibadah haji.

Jadi pada dasarnya kita umat nabi yang terakhir disuruh menyampaikan walau hanya 1 ayat saja, sedangkan hidayah adalah Allah yang akan turunkan pada orang yang Dia kehendaki. Kita harus berdo`a kepada Allah swt bagaimana agar kita mempunyai fikir yang sama dengan fikirnya nabi dan rapa sahabatnya.

Jadi :a) Fikir nabi adalah fikir kitab) Kerja nabi adalah kerja kitac) Tugas nabi adalah tugas kitad) Cemas nabi adalah cemas kitae) Risau nabi adalah risau kita.Setiap saat nabi selalu risau pada umatnya, demikian pula kita hendaknya selalu cemas dan risau pada umat yang besar ini. Sewaktu nabi hendak wafat nabi selalu risau pada umat(ummati-ummati, ashsholah,an-nisa`-annisa`).Kita harus selalu risau dan fIkir setiap saat bahwa setiap detik ada orang orang yang mati tanpa menyebut kalimat Laailaahaillallaah, sehingga mereka dilemparkan ke nerakanya Allah swt, bagaaimana kalau ini semua terjadi pada saudara-saudara kita?. Dan kitapun harus ada fikir bagaimana saudara-saudara kita muslim yang ada di negara-negara Islam yang saat ini sedang tertindas kehidupannya. Bagaimana saudara muslim kta yang saat ini belum mengamalkan sunnah-sunnah nabi. Bagaimana dengan saudara-saudara kita baik itu muslim ataupun non-muslim agar Allah turunkan hidayah kepada mereka, hingga mereka masuk ke dalam Islam secara Kaffah.

Perlu diketahui, kerja agama penting untuk kesempurnaan agama.

Jika kita punya fikir atas seluruh umat manusia setiap usaha yang kita lakukan ( da`wah ) akan diterima oleh Allah swt sebagai perantara turunnya hidayah. Umat Islam sekarang ini banyak dihinakan karena banyak yang tinggalkan sunnah-sunnahnya. Kita semua ( laki-laki dan perempuan ) mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama yakni da`wah, Da`wah adalah kerja yang sangat disukai Allah dan kedudukannya sangat tinggi dan mulia disisi Allah, dibandingkan dengan amalan apapun. Dengan sering da`wah maka iman akan naik, tentunya kerja ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Usaha da`wah ini memerlukan pengorbanan-pengorbanan yang tidak sedikit. Fikir sesaat tentang agama Allah lebih baik dari 70 tahun ibadah .

A. 3 Perkara Untuk Mendapatkan Fikir Alam :

1. Do`a, agar Allah swt memberikan kekuatan fikir alam pada kita untuk umat seluruh alam.2. Kita harus selalu berfikir, bahwa setiap detik ada orang yang mati tanpa kalimah iman,sehingga mereka dilemparkan ke neraka.3. Fikir, bagaimana saudara-saudara muslim yang hidupnya miskin, lemah iman, sedikir saja dorongan dan bantuan dari orang non-muslim dapat menjerumuskan pada malapetaka kekafiran.

B. Allah swt akan menjaga diri kita apabila dalam diri kita ada 3 sifat :

1. Setiap saat, risau pada umat bertambah dalam fikir kita, fikir Islam dan non Islam.2. Beri da`wah ifrirodi setiap waktu, dengan demikian kita bahu membahu menyelesaikan masalah umat.3. Kasih sayang dapat bertambah pada setiap muslim tiap hari bertambah. Kasih sayang dapat bertambah kalau kita tidak melihat kelemahan atau kekuranga saudara kita, pandanglah selalu kebaikannya. Rasul bersabda, Tidak sempurna iman seseorang sebalum menyayangi orang lain seperti dia menyayangi dirinya sendiri.

(Sumber : http://abuaqil.wordpress.com/pentingnya-iman/)2.6. Ciri ciri Orang yang Beriman

Al-quran menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut:1) Jika disebut nama Allah, hatinya akan bergetar dan berusaha ilmu Allah tidak lepas dari syaraf memorinya (al-anfal : 2)2) Senantiasa tawakal, yaitu bekeja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah. (Ali imran : 120, Al maidah: 12, al-anfal : 2, at-taubah: 52, Ibrahim:11)3) Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu melaksanakan perintah-Nya. (al-anfal: 3, Al-muminun: 2, 7)4) Menafkahkan rizki yang diterima dijalan Allah. (al-anfal: 3, Al-mukminun: 2, 7)5) Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan. (Al-mukminun: 3, 5)6) Berjihad di jalan Allah dan Suka menolong. (al-Anfal : 74)7) Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin. (an-nur: 62)8) Tidak akan meniru atau terpengaruh dengan orang-orang yang kafir dan yang dimurkai Allah SWT, samada dalam pemikiran, perbuatan, penampilan atau sebagainya. Firman Allah SWT: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang kafir. Surah Ali Imran: 156. Mereka juga tidak akan meniru gaya dan tingkah laku orang yang lupakan Allah SWT. Bahkan contoh mereka adalah para Nabi-nabi dan salafus soleh. Firman Allah SWT: Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasiq. Surah al-Hasyr: 19.

a. Mereka lebih suka dengan identiti keimanan yang ada pada mereka sendiri. Ini kerana mereka memahami itulah yang terbaik untuk mereka. Firman Allah SWT: Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (kedudukannya), jika kamu orang-orang yang beriman. Surah Ali Imran: 139.

9) Orang yang beriman tidak akan melampau dalam menilai sesuatu sehingga mengharamkan apa yang dihalalkan Allah atau sebaliknya. Firman Allah SWT: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan kepada kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak sukakan orang-orang yang melampaui batas. Surah al-Maidah: 87.

10) Orang yang beriman adalah orang yang amanah. Mereka memahami bahawa merosakkan amanah merupakan sikap orang munafiq. Firman Allah SWT: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepada ka)mu, sedang kamu mengetahui (wajib taat dan menunaikannya). (Surah al-Anfal: 27). Anas bin malik menyatakan bahawa Rasulullah s.a.w. dalam banyak ucapan khutbahnya menyebut:

11) .a. artinya: Tidak ada iman kepada orang yang tiada amanah, dan tiada agama kepada orang yang tiada janji. Hadis riwayat Ahmad, dan Syeikh Syuaib al-Arnauth menganggapnya hadis hasan.12) Orang yang beriman akan sentiasa bersama orang yang benar-benar mentaati Allah. Mereka tidak akan suka untuk bersama dengan golongan yang menderhakai Allah, apatah lagi yang merendah-rendahkan agama. Firman Allah SWT: Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. Surah at-Taubah: 119. Mereka tidak akan bersama golongan yang bidah yang berfahaman dengan ideologi-ideologi baru atau ajaran sesat, apatah yang menghina agama mereka. Firman Allah SWT: Dan sungguh Allah telah turunkan kepada kamu di dalam Al Quran bahawa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diengkari dan dipermain-mainkan, maka janganlah kamu duduk bersama mereka, sehingga mereka bercakap perkara yang lain. Sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam (neraka) Jahannam. Surah an-Nisa: 140.

a. Mereka juga tidak akan bersama dengan golongan yang jelas-jelas melakukan kemaksiatan kepada Allah SWT. Jabir r.a. menyatakan bahawa Nabi s.a.w. bersabda:

13) .a. artinya: Dan sesiapa yang beriman dengan Allah dan hari akhirat, maka janganlah dia duduk pada hidangan yang dihidangkan arak. Hadis riwayat Tirmizi dan al-Hakim, dan beliau menganggapnya sohih mengikut syarat Imam Muslim dan diakui az-Zahabi.14) Di antara sikap orang yang beriman yang sebenar ialah bergaul dengan orang ramai dan bukannya hidup bersendirian. Ini kerana mereka memahami dengan pergaulan mereka mampu berdakwah dan amar makruf serta nahi munkar. Lagipun bergaul merupakan sikap keseluruhan Rasul yang diutuskan Allah SWT. Sabda Nabi s.a.w.:

15) a. artinya: Orang beriman yang bergaul dengan orang ramai dan mampu bersabar dengan kejahatan mereka adalah lebih banyak pahalanya daripada orang beriman yang tidak bergaul dan tidak mampu bersabar dengan kejahatan orang ramai. Hadis riwayat Ahmad dengan sanad yang sohih. 16) Tambahan lagi mereka memahami bahawa syaitan sukakan orang yang bersendirian. Saidina Umar r.a. menyatakan bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda dalam khutbah baginda:

17) a. artinya: Sesungguhnya syaitan itu bersama dengan orang yang bersendirian. Dan dengan orang yang berdua itu, dia lebih jauh. (Namun,) janganlah kamu berdua-duaan dengan seorang perempuan, kerana yang ketiganya adalah syaitan. Hadis riwayat Ahmad dengan sanad yang sohih.18) Orang yang beriman adalah orang yang beradab dan berpertauran. Kehidupan mereka adalah teratur dan beradab kerana keimanan yang ada pada mereka. Mereka tidak akan masuk ke rumah orang lain tanpa keizinan terlebih dahulu. Firman Allah SWT: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum kamu meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. Jika kamu tidak dapati seorangpun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu diberikan keizinan. Dan jika dikatakan kepadamu: "Pulanglah, maka hendaklah kamu pulang. Itu lebih bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Surah an-Nur: 27-28.

i. Sebagaimana mereka mempunyai adab di luar rumah, mereka juga mempunyai adab-adab dalam rumah. Firman Allah SWT: Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah hamba-hamba (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) iaitu: sebelum solat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah solat isyak. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain daripada (tiga waktu) itu. Kamu dan mereka saling pergi mari (kerana keperluan masing-masing). Demikianlah Allah menjelaskan hukum hakam untuk kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan apabila kanak-kanak di kalangan kamu telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin (setiap masa). Demikianlah Allah menjelaskan hukum hakamNya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Surah an-Nur: 58-59.

b. Mereka juga mempunyai adab bila bersama orang ramai dalam majlis. Firman Allah SWT: Wahai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu: "lapangkanlah (berikanlah ruang) dalam majlis", maka lapangkanlah, nescaya Allah akan memberi kelapangan kepadamu. Dan apabila dikatakan: "Bangunlah kamu (untuk perkara-perkara kebaikan)", maka bangunlah, nescaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa darjat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Surah al-Mujadilah: 11.

19) Orang beriman yang sebenar tidak akan memperlekeh dan menghina orang Islam yang lain. Firman Allah SWT: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan lelaki mempermainkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang dipermainkan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mempermainkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang dipermainkan itu lebih baik dari mereka. Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri (mencela antara sesama mukmin kerana orang-orang mukmin seperti satu tubuh). Dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandungi ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasiq sesudah keimanan (seperti: Hai fasik, Hai kafir dan sebagainya kepada orang yang beriman). Dan sesiapa yang tidak bertaubat, maka mereka adalah orang-orang yang zalim. Surah al-Hujurat: 11.

i. Mereka juga tidak akan buruk sangka sesama mereka dan tidak akan memperburukkan orang lain. Firman Allah SWT: Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), kerana sebahagian daripada prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang lain dan janganlah mengumpati satu sama lain. Adakah seorang di kalangan kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Wahai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu daripada seorang lelaki dan seorang perempuan dan jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di kalangan kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di kalangan kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenali. Surah al-Hujurat: 12-13.

20) Orang beriman yang sebenar adalah orang yang sekata antara lidah dan perilakunya. Mereka bukanlah orang yang hanya pandai bercakap dan berteori, namun tidak mempraktikkannya. Firman Allah SWT: Wahai orang-orang yang beriman, mengapakah kamu mengatakan sesuatu yang kamu tidak lakukan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahawa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu lakukan. Surah as-Sof: 2-3.

i. Mereka tidak akan meniru perangai sebahagian pendeta Yahudi yang hanya pandai bercakap, tetapi tidak beramal dengan ilmunya. Firman Allah SWT: Adakah patut kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedangkan kamu melupakan diri kamu sendiri, padahal kamu membaca al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir? Surah al-Baqarah: 44.

21) Orang yang beriman akan sentiasa bersedia untuk akhirat. Mereka mengetahui bahawa kehidupan akhirat adalah lebih kekal, kerana itu persediaan mereka untuknya adalah lebih banyak. Firman Allah SWT: Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri melihatkan apa yang telah disediakannya untuk hari esok (akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu lakukan. Surah al-Hasyr: 18.

a. Mereka meyakini bahawa dunia ini hanyalah tempat ujian, dan akhirat adalah kehidupan yang sebenar. Firman Allah SWT: Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. Surah al-Ankabut: 64.

22) Orang yang beriman tidak akan terpesona dengan kehidupan dunia, sekalipun orang yang kafir hidup dengan penuh kemewahan dan kaya raya. Mereka akan merasakan tiada nilai dalam kehidupan jika tiada ketaatan kepada Allah padanya. Firman Allah SWT: Katakanlah: "Dengan kurniaan Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurniaan Allah dan rahmatNya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". Surah Yunus: 58.

a. Mereka memahami dunia ini tiada nilai di sisi Allah SWT. Sahl bin Saad r.a. meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:

23) .a. Artinya: Kalaulah dunia ini bernilai di sisi Allah seberat sayap nyamuk sekalipun, maka Allah tidak akan berikan orang kafir walau seteguk air. Hadis riwayat Tirmizi dan beliau berkata hadis sohih gharib. Al-Albani juga menganggapnya sohih.24) Sangat menjaga masa dan tidak mensia-siakannya. Segala masa yang diberikan mereka akan gunakan sebaik mungkin, kerana semuanya mesti menjadi pengabdian kepada Allah SWT dan bekalan di akhirat nanti. Firman Allah SWT: 1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan nasihat menasihati dengan kebenaran dan nasihat menasihati dengan kesabaran. Surah al-Asr: 1-3.

i. Inilah sebahagian daripada sifat orang yang beriman. Untuk mengenali lagi sifat-sifat orang yang beriman, maka kita hendaklah mengenali dengan lebih dekat lagi para Nabi dan Rasul. Ini kerana merekalah orang yang benar-benar beriman. Dan perincian terhadap keseluruhan sifat-sifat orang yang beriman terkandung dalam al-Quran dan juga Hadis Nabi s.a.w. Kerana itu kedua-dua sumber tersebut hendaklah sentiasa dipelajari dan dikaji oleh para mukmin supaya timbulnya sikap yang baik yang perlu ada pada seorang mukmin. Sikap inilah yang akan membawa kejayaan kepada individu muslim dan juga umat Islam dunia dan akhirat.(http://tasekpauh.blogspot.com/2010/02/ciri-ciri-orang-yang-beriman-siri-5.html)

2.7. Pengertian Takwa dan IndikatornyaTaqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ). Karakteristik orang orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan kedalam lima kategori atau indikator ketaqwaan.a. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab kitab dan para nabi. Dengan kata lain, instrument ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan memelihara fitrah iman.b. Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim, orang orang miskin, orang orang yang terputus di perjalanan, orang orang yang meminta minta dana, orang orang yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban memerdekakan hamba sahaya. Indikator taqwa yang kedua ini, dapat disingkat dengan mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan mengorbankan harta.c. Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain, memelihara ibadah formal.d. Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan diri.e. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata lain memiliki semangat perjuangan.

(Sumber : http://abr26-k1m14.blogspot.com/2011/04/blog-post.html)1) Korelasi Keimanan dan Ketakwaan

Keimanan pada keesaan Allah yang di kenal dengan istilah Tauhid di bagi menjadi dua, yaitu Tauhid Teoritis (Tauhid Rububiyah) dan Tauhid Praktis (Tauhid Uluhiyyah).Tauhid teoritis adalah Tauhid yang membahas tentang keesaan zat, keesaan sifat, dan keesaan perbuatan Tuhan. Konsekuensi tauhid teoritis adalah pengakuan yang ikhlas bahwa Allah adalah satu-satunya wujud mutlak.Adapun Tauhid Praktis yang merupakan terapan Tauhid Teoritis, berhubungan dengan ibadah manusia.

Dalam menegakkan Tauhid seseorang harus menyatukan iman dan amal, konsep dan pelaksanaan, pikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks dengan demikian bertauhid adalah mengesakan Tuhan dalam pengertian yakin dan percaya kepada Allah melalui pikiran, membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkannya dengan perbuatan.

1) Implementasi Iman Dan Takwa

Problematika, Tantangan dan Resiko dalam Kehidupan Modern

Pada millennium ketiga, bangsa Indonesia dimungkinkan sebagai masyarakat yang satu dengan yang lainnya saling bermusuhan. Hal itu digambarkan oleh Ali Imran : 103, sebagai kehidupan yang terlibat dalam wujud saling bermusuhan ( idz kuntum a daaan ), yaitu suatu wujud kehidupan yang berada pada ancaman kehancuran.

Adopsi modernisme (westernisme), kendatipun tidak secara total, yang dilakukan bangsa Indonesia selama ini, telah menempatkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang semi naturalis. Di sisi lain, di adopsinya idealisme juga telah menjadikan bangsa Indonesia menjadi pengkayal. Adanya tarik menarik antara kekuatan idealisme dan naturalisme menjadikan bangsa Indonesia bersikap tidak menentu. Oleh karena itu, kehidupannya selalu terombang-ambing oleh isme-isme tersebut.

Untuk membebaskan bangsa Indonesia dari persoalan tersebut, perlu dilakukan revolusi pandangan. Dalam kaitan ini, iman dan taqwa yang dapat berperan menyelesaikan problema dan tantangan kehidupan modern tersebut.

(Sumber : http://abr26-k1m14.blogspot.com/2011/04/blog-post.html)

2) Peran Iman dan Takwa dalam Menjawab Problema dan Tantangan Kehidupan Modern

Pengaruh iman terhadap kehidupan manusia sangat besar. Berikut ini dikemukakan beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia:

a. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda

Orang yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan kekuasaan Allah. Kalau Allah hendak memberikan pertolongan, maka tidak ada satu kekuatanpun yang dapat mencegahnya. Sebaliknya,jika Allah hendak menimpakan bencana, maka tidak ada satu kekuatanpun yang sanggup menahan dan mencegahnya. Kepercayaan dan keyakinan demikian menghilangkan sifat mendewa-dewakan manusia yang kebetulan sedang memegang kekuasaan, menghilangkan kepercayaan pada kesaktian benda-benda keramat, mengikis kepercayaan pada khufarat, takhyul, jampi-jampi dan sebagainya. Pegangan orang yang beriman adalah firman Allah surat Al Fatihah ayat 1-7b. Iman menanamkan semangat berani menghadapi mautTakut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut. Banyak diantara manusia yang tidak berani mengemukakan kebenaran, karena takut menghadapi resiko. Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian di tangan Allah. Pegangan orang beriman mengenai soal hidup dan mati adalah firman Allah:

Dimana saja kamu berada, kematian akan datang mendapatkan kamu kendatipun kamu di benteng yang tinggi lagi kokoh.( An Nisa 4: 78)c. Iman menanamkan sikap self help dalam kehidupan

Rezeki memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Banyak orang yang melepaskan pendirian bahkan tidak segan-segan melepaskan prinsip,menjual kehormatan,bermuka dua,menjilat dan memperbudak diri karena kepentingan materi. Pegangan orang beriman dalam hal ini adalah firman Allah:

Dan tidak ada satu binatang melatapun dibumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (lauhul mahfud) (Hud, 11:6) (Sumber : http://abr26-k1m14.blogspot.com/2011/04/blog-post.html)d. Iman memberikan kententraman jiwa

Acapkali manusia dilanda resah dan duka cita, serta digoncang oleh keraguan dan kebimbangan. Orang yang beriman mempunyai keseimbangan , hatinya tentram(mutmainah), dan jiwanya tenang(sakinah), seperti dijelaskan firman Allah:

..(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah,hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram (Ar-Rad,13:28)e. Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah)

Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang yang selalu melakukan kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah :

Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahal yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. (An Nahl, 16:97)

f. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen

Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat ikhlas, tanpa pamrih , kecuali keridaan Allah. Orang yang beriman senantiasa konsekuen dengan apa yang telah diikrarkannya, baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya. Ia senantiasa berfirman pada firman Allah:

Katakanlah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Al-Anaam, 6:162)g. Iman memberikan keberuntungan

Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar karena Allah membimbing dan mengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki. Dengan demikian orang yang beriman adalah orang yang beruntung dalam hidupnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah:Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (Al-Baqarah, 2:5) (Sumber : (http://abr26-k1m14.blogspot.com/2011/04/blog-post.html)h. Iman mencegah penyakit

Ahlak, tingkah laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau fungsi biologis tubuh manusia mukmin dipengaruhi oleh iman. Jika seseorang jauh dari prinsip-prinsip iman, tidak mengacuhkan azas moral dan ahlak, merobek-robek nilai kemanusiaan dalam setiap perbuatannya, tidak pernah ingat kepada Allah, maka orang yang seperti ini hidupnya akan dikuasai oleh kepanikan dan ketakutan. Hal itu akan menyebabkan tingginya hormon adrenalin dan persenyawaan kimia lainnya. Selanjutnya akan menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap biologi tubuh serta lapisan otak bagian atas.

Hilangnya keseimbangan hormon dan kimiawi akan mengakibatkan terganggunya kelancaran proses metabolisme zat dalam tubuh manusia. Pada waktu itulah timbullah gejala penyakit, rasa sedih, dan ketegangan psikologis, serta hidupnya selalu dibayangi oleh kematian. Demikianlah pengaruh dan manfaat iman pada kehidupan manusia, ia bukan hanya sekedar kepercayaan yang berada dalam hati, tetapi menjadi kekuatan yang mendorong dan membentuk sikap perilaku hidup. Apabila suatu masyarakat terdiri dari orang-orang yang beriman, maka akan terbentuk masyarakat yang aman, tentram, damai, dan sejahtera.(Sumber : http://abr26-k1m14.blogspot.com/2011/04/blog-post.html)2.8. Iman dan taqwa melahirkan sifat tawakal

Berserah diri kepada Allah merupakan ciri khusus yang dimiliki orang-orang mukmin, yang memiliki keimanan yang mendalam, yang mampu melihat kekuasaan Allah, dan dekat dengan-Nya. Terdapat rahasia penting dan kenikmatan jika kita berserah diri kepada Allah. Berserah diri kepada Allah maknanya adalah menyandarkan dirinya dan takdirnya dengan sungguh-sungguh kepada Allah.

Allah telah menciptakan semua makhluk, binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa masing-masing dengan tujuannya sendiri-sendiri dan takdirnya sendiri-sendiri. Matahari, bulan, lautan, danau, pohon, bunga, seekor semut kecil, sehelai daun yang jatuh, debu yang ada di bangku, batu yang menyebabkan kita tersandung, baju yang kita beli sepuluh tahun yang lalu, buah persik di lemari es, ibu anda, teman kepala sekolah anda, diri anda pendek kata segala sesuatunya, takdirnya telah ditetapkan oleh Allah jutaan tahun yang lalu. Takdir segala sesuatu telah tersimpan dalam sebuah kitab yang dalam al-Quran disebut sebagai Lauhul-Mahfuzh. Saat kematian, saat jatuhnya sebuah daun, saat buah persik dalam peti es membusuk, dan batu yang menyebabkan kita tersandung pendek kata semua peristiwa, yang remeh maupun yang penting semuanya tersimpan dalam kitab ini. Orang-orang yang beriman meyakini takdir ini dan mereka mengetahui bahwa takdir yang diciptakan oleh Allah adalah yang terbaik bagi mereka. Itulah sebabnya setiap detik dalam kehidupan mereka, mereka selalu berserah diri kepada Allah. Dengan kata lain, mereka mengetahui bahwa Allah menciptakan semua peristiwa ini sesuai dengan tujuan ilahiyah, dan terdapat kebaikan dalam apa saja yang diciptakan oleh Allah. Misalnya, terserang penyakit yang berbahaya, menghadapi musuh yang kejam, menghadapi tuduhan palsu padahal ia tidak bersalah, atau menghadapi peristiwa yang sangat mengerikan, semua ini tidak mengubah keimanan orang yang beriman, juga tidak menimbulkan rasa takut dalam hati mereka. Mereka menyambut dengan rela apa saja yang telah diciptakan Allah untuk mereka.

Orang-orang beriman menghadapi dengan kegembiraan keadaan apa saja, keadaan yang pada umumnya bagi orang-orang kafir menyebabkan perasaan ngeri dan putus asa. Hal itu karena rencana yang paling mengerikan sekalipun, sesungguhnya telah direncanakan oleh Allah untuk menguji mereka. Orang-orang yang menghadapi semuanya ini dengan sabar dan bertawakal kepada Allah atas takdir yang telah Dia ciptakan, mereka akan dicintai dan diridhai Allah. Mereka akan memperoleh surga yang kekal abadi. Itulah sebabnya orang-orang yang beriman memperoleh kenikmatan, ketenangan, dan kegembiraan dalam kehidupan mereka karena bertawakal kepada Tuhan mereka. Inilah nikmat dan rahasia yang dijelaskan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman. Allah menjelaskan dalam al-Quran bahwa Dia mencintai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. (Q.s. Ali Imran: 159) Rasulullah saw. juga menyatakan hal ini, beliau bersabda:

Tidaklah beriman seorang hamba Allah hingga ia percaya kepada takdir yang baik dan buruk, dan mengetahui bahwa ia tidak dapat menolak apa saja yang menimpanya (baik dan buruk), dan ia tidak dapat terkena apa saja yang dijauhkan darinya (baik dan buruk).1

Masalah lainnya yang disebutkan dalam al-Quran tentang bertawakal kepada Allah adalah tentang melakukan tindakan. Al-Quran memberitahukan kita tentang berbagai tindakan yang dapat dilakukan orang-orang yang beriman dalam berbagai keadaan. Dalam ayat-ayat lainnya, Allah juga menjelaskan rahasia bahwa tindakan-tindakan tersebut yang diterima sebagai ibadah kepada Allah, tidak dapat mengubah takdir. Nabi Yaqub a.s. menasihati putranya agar melakukan beberapa tindakan ketika memasuki kota, tetapi setelah itu beliau diingatkan agar bertawakal kepada Allah. Inilah ayat yang membicarakan masalah tersebut:

Dan Yaqub berkata, Hai anak-anakku, janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlainan, namun demikian aku tidak dapat melepaskan kamu barang sedikit pun dari (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nyalah aku bertawakal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal berserah diri. (Q.s. Yusuf: 67).

Sebagaimana dapat dilihat pada ucapan Nabi Yaqub, orang-orang yang beriman tentu saja juga mengambil tindakan berjaga-jaga, tetapi mereka mengetahui bahwa mereka tidak dapat mengubah takdir Allah yang dikehendaki untuk mereka. Misalnya, seseorang harus mengikuti aturan lalu lintas dan tidak mengemudi dengan sembarangan. Ini merupakan tindakan yang penting dan merupakan sebuah bentuk ibadah demi keselamatan diri sendiri dan orang lain. Namun, jika Allah menghendaki bahwa orang itu meninggal karena kecelakaan mobil, maka tidak ada tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah kematiannya.

Terkadang tindakan pencegahan atau suatu perbuatan tampaknya dapat menghindari orang itu dari kematian. Atau mungkin seseorang dapat melakukan keputusan penting yang dapat mengubah jalan hidupnya, atau seseorang dapat sembuh dari penyakitnya yang mematikan dengan menunjukkan kekuatannya dan daya tahannya. Namun, semua peristiwa ini terjadi karena Allah telah menetapkan yang demikian itu. Sebagian orang salah menafsirkan peristiwa-peristiwa seperti itu sebagai mengatasi takdir seseorang atau mengubah takdir seseorang. Tetapi, tak seorang pun, bahkan orang yang sangat kuat sekalipun di dunia ini yang dapat mengubah apa yang telah ditetapkan oleh Allah. Tak seorang manusia pun yang memiliki kekuatan seperti itu. Sebaliknya, setiap makhluk sangat lemah dibandingkan dengan ketetapan Allah. Adanya fakta bahwa sebagian orang tidak menerima kenyataan ini tetap tidak mengubah kebenaran. Sesungguhnya, orang yang menolak takdir juga telah ditetapkan demikian. Karena itulah orang-orang yang menghindari kematian atau penyakit, atau mengubah jalannya kehidupan, mereka mengalami peristiwa seperti ini karena Allah telah menetapkannya. Allah menceritakan hal ini dalam al-Quran sebagai berikut:

Tidak ada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah. Supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Q.s. al-Hadid: 22-3).

Sebagaimana dinyatakan dalam ayat di atas, peristiwa apa pun yang terjadi telah ditetapkan sebelumnya dan tertulis dalam Lauh Mahfuzh. Untuk itulah Allah menyatakan kepada manusia supaya tidak berduka cita terhadap apa yang luput darinya. Misalnya, seseorang yang kehilangan semua harta bendanya dalam sebuah kebakaran atau mengalami kerugian dalam perdagangannya, semua ini memang sudah ditetapkan. Dengan demikian mustahil baginya untuk menghindari atau mencegah kejadian tersebut. Jadi tidak ada gunanya jika merasa berduka cita atas kehilangan tersebut. Allah menguji hamba-hamba-Nya dengan berbagai kejadian yang telah ditetapkan untuk mereka. Orang-orang yang bertawakal kepada Allah ketika mereka menghadapi peristiwa seperti itu, Allah akan ridha dan cinta kepadanya. Sebaliknya, orang-orang yang tidak bertawakal kepada Allah akan selalu mengalami kesulitan, keresahan, ketidakbahagiaan dalam kehidupan mereka di dunia ini, dan akan memperoleh azab yang kekal abadi di akhirat kelak. Dengan demikian sangat jelas bahwa bertawakal kepada Allah akan membuahkan keberuntungan dan ketenangan di dunia dan di akhirat. Dengan menyingkap rahasia-rahasia ini kepada orang-orang yang beriman, Allah membebaskan mereka dari berbagai kesulitan dan menjadikan ujian dalam kehidupan di dunia ini mudah bagi mereka.(http://gueresa.blogspot.com/2012/10/makalah-iman-dan-taqwa.html)

19