makalah print new mangrove
DESCRIPTION
MangroveTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di kota Surabaya sebagai kota metropolitan menyimpan banyak potensi alam
yang salah satunya adalah Hutan Mangrove. Salah satunya yang terdapat di
wilayah Pantai Timur, Surabaya yang terletak di Kelurahan Wonorejo. Di
Mangrove Wonorejo saat ini dijadikan oleh masyarakat untuk wisata bahari.
Perkembangan wilayah pesisir tidak terlepas dari berbagai potensi yang dapat
membentuk suatu karakteristik tersendiri sebagai kawasan yang menunjang
keseimbangan kehidupan di wilayah pesisir, namun pada kenyataannya wilayah
tersebut merupakan wilayah paling banyak menerima tekanan pencemaran dan
rentan terhadap penurunan kualitas lingkungan yang dipengaruhi oleh trend
perkembangan yang mengarah pada proses industrialisasi untuk dikembangkan
sebagai kawasan industri, sarana transportasi, perbaikan insfrakstruktur serta
pemukiman warga telah menyebabkan keseimbangan ekologi lingkungan pesisir
terganggu (Huda, 2008).
Kondisi Mangrove Wonorejo saat ini mulai lebih baik dibandingkan sebelumnya,
Tetapi masih banyak kerusakan yang terdapat di Mangrove Wonorejo, seperti
pohon Mangrove yang mati serta dibakar yang mengakibatkan tumbuhan yang
telah tumbang ikut mati , dan rawa-rawa disekitar pohon yang tercemar oleh
sampah – sampah yang bercampur dengan daun-daun yang kering.
Kerusakan di kawasan Mangrove Wonorejo diakibatkan karena adanya
pembangunan infrastruktur jalan yang mengakibatkan tumbuhan bakau ditebangi
guna memperluas jalan untuk menuju Mangrove. Tambak- tambak yang disekitar
Mangrove saat ini mulai terbengkalai, dan di dekat area kawasan Mangrove juga
masih belum banyak penduduk. Kawasan Mangrove Wonorejo ini termasuk
kawasan wisata yang cukup banyak pengunjung dan disana juga telah ada
retribusi atau pungutan dana yang dapat mengembangkan obyek wisata Mangrove
Wonorejo.
Page 1
Khususnya sekarang masyarakat di kawasan Mangrove Wonorejo behak
mendapatkan pemberdayaan untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang
ekonomi, budaya, dan pendidikan. Semua pemberdayaan di bidang itu harus
disinergikan secara efektif dan efisien, untuk itu butuh berbagai lembaga-lembaga
untuk membantu pemberdayaan masyarakat sekitar Mangrove Wonorejo baik itu
dari pemerintah maupun non pemerintah. Menurut Ife (1995, h. 182) dalam
menganalisa yaitu pemberdayaan berarti menyiapkan kepada masyarakat berupa
sumber daya, kesempatan, pengetahuan, dan keahlian untuk meningkatkan
kapasitas diri masyarakat di dalam menentukan masa depan mereka, serta
berpartisipasi dan mempengaruhi kehidupan dalam komunitas itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja potensi yang dimiliki oleh Ekowisata Mangrove Wonorejo ?
2. Bagaimana kondisi lingkungan dalam pengembangan Ekowisata
Mangrove Wonorejo Surabaya ?
3. Bagaimana pemberdayaan masyarakat di kawasan Ekowisata Mangrove
Surabaya ?
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan potensi pengembangan Ekowisata Mangrove
Wonorejo.
2. Untuk mengetahui kondisi lingkungan internal dan eksternal dalam
pengembangan Ekowisata Mangrove Wonorejo.
3. Untuk mengetahui cara pemberdayaan masyarakat di kawasan Mangrove
Wonorejo.
1.4 Batasan Masalah
Ekowisata dalam penelitian ini adalah mencakup potensi, kondisi lingkungan
internal dan eksternal, serta pemberdayaan masyarakat sekitar Mangrove
Wonorejo.
Page 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Manfaat dari Ekosistem Mangrove
Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan
kehidupan (biotik maupun abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang saling
mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yang lainnya. Ekosistem
mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas dengan
lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi kehidupan dalam
alam (Dephut, 1997)
Mangrove adalah tumbuhan yang berkembang di daerah tropik dan subtropik
pantai diantara batas-batas permukaan air pasang dan sedikit diatas rata-rata dari
permukaan air laut (Direktorat Jenderal Kehutanan Departemen Pertanian, 1982).
Dan Ekosistem Mangrove merupakan ekosistem utama penyusun ekosistem
wilayah pesisir.
Ekosistem mangrove adalah suatu lingkungan yang mempunyai ciri khusus
karena wilayah hutannya secara teratur digenangi oleh air yang dipengaruhi oleh
salinitas serta fluktuasi ketinggian permukaan air karena adanya pasang surut air
laut (Duke, 1992).
Pemanfaatan ekosistem mangrove untuk konsep wisata (ekowisata) sejalan
dengan perubahan minat wisatawan dari wisatawan lama yaitu wisatawan yang
hanya datang melakukan wisata saja tanpa ada unsur pendidikan dan konservasi
menjadi new tourisem yaitu wisatawan yang datang untuk melakukan wisata yang
di dalamnya ada unsure pendidikan dan konservasi. Untuk mengelola dan mencari
daerah tujuan ekowisata yang spesifik alami dan kaya akan keanekaragaman
hayati serta dapat melestarikan lingkungan hidup (Rutana, 2011).
Australian Nasional Ecotourism Strategy (dalam Yoeti, 2000, h. 37)
mendefinisikan ekowisata sebagai wisata berbasis alam yang berkaitan dengan
Page 3
pendidikan dan pemahaman lingkungan alam dan dikelola dengan prinsip
berkelanjutan.
Aryanto (2003) memaparkan bahwa wisata bahari ini merupakan jenis kegiatan
pariwisata yang berlandaskan pada daya tarik kelautan dan terjadi di lokasi atau
kawasan yang didominasi perairan dan kelautan.
Beberapa manfaat dan fungsi hutan mangrove dapat di kelompokan sebagai
berikut :
a. Manfaat / fungsi fisik :
Menjaga agar garis pantai tetap stabil
Melindungi pantai dan sungai dari bahaya erosi dan abrasi.
Menahan badai/angin kencang dari laut
Menahan hasil proses penimbunan lumpur, sehingga memungkinkan
terbentuknya lahan baru.
Menjadi wilayah penyangga, serta berfungsi menyaring air laut menjadi
air daratan yang tawar
Mengolah limbah beracun, penghasil O2 dan penyerap CO2.
b. Manfaat / Fungsi Biologis :
Menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan penting
bagi plankton, sehingga penting pula bagi keberlanjutan rantai makanan.
Tempat memijah dan berkembang biaknya ikan-ikan, kerang, kepiting dan
udang.
Tempat berlindung, bersarang dan berkembang biak dari burung dan satwa
lain.
Sumber plasma nutfah & sumber genetik.
Merupakan habitat alami bagi berbagai jenis biota.
Page 4
c. Manfaat / Fungsi Ekonomis :
Penghasil kayu : bakar, arang, bahan bangunan.
Penghasil bahan baku industri : pulp, tanin, kertas, tekstil, makanan, obat-
obatan, kosmetik, dll
Penghasil bibit ikan, nener, kerang, kepiting, bandeng melalui pola tambak
silvofishery
Tempat wisata, penelitian & pendidikan.
2.2 Zonasi Ekosistem Mangrove
Zonasi mangrove adalah distribusi tumbuhan secara horizontal dari pantai ke arah
daratan.Faktor pembentuk zonasi adalah karakter tanah berupa kandungan bahan
organik,salinitas, dan air tanah. Karakter tanah itu sendiri dipengaruhi oleh
kondisi topografi pantai.Zonasi ekosistem mangrove di Indonesia dapat dibedakan
atas tiga sub zona yaitu :
1. Zona yang paling dekat dengan laut umumnya ditumbuhi Aviciena dan
Soneratia umumnya tumbuh pada lumpur dalam yang kaya akan bahan
organik.
2. Zona yang lebih ke arah darat tumbuhan mangrove umumnya didominasi
oleh Rhizophora spp dan Bruguera.
3. Zona selanjutnya didominasi oleh Bruguera spp. Zonasi transisi antara hutan
mangrove dan hutan dataran rendah yang biasanya di tumbuhioleh Nipah
(Nypafruticans) dan (Pandanusspp). (Bengen 2001)
Page 5
Gambar 2.2 Zonasi Hutan Mangrove
2.3 Pengertian Dan Manfaat Ekowisata.
Pengertian tentang ekowisata mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu. Namun, pada hakekatnya, pengertian ekowisata adalah suatu bentuk wisata
yangbertanggung jawab terhadap kelestarian area yang masih alam
(Natural area), memberi manfaat secaraekonomi dan mempertahankan keutuhan
budaya bagi masyarakat setempat atas dasar pengertian ini bentuk ekowisata pada
dasarnya merupakan bentuk gerakan konservasi yangdi lakukan oleh penduduk
dunia.
Eco-traveler ini pada hakekatnya konservasionis (Anonim2004). Definisi
ekowisata yang pertama diperkenalkan oleh organisasi The Ecotorism Society
sebagai berikut : Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami
yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan
kehidupan dankesejahteraan penduduk setempat. Semula ekowisata dilakukan
oleh wisatawan pecinta alamyang menginginkan di daerah tujuan wisata tetap
utuh dan lestari, disamping budaya dankesejahteraan mayarakatnya tetap terjaga
(Maryani 1998)
Potensi manfaat ekowisata adalah kegiatan ekowisata yang dapat memberikan
efek positif dan negative. Kedua efek ini sering berinteraksi secara kompleks, hal
ini menjadi tanggung jawab pengelola agar dapat memaksimalkan efek positif
Page 6
atau manfaat, dan meminimalkan efek negative atau dampak. Potensi manfaat
kawasan ekowisata dapat berupa :
1. Peningkatan peluang ekonomi
2. Perlindungan sumber daya alam dan nilai budaya.
3. Peningkatan kualitas hidup penduduk pesisir.
Peningkatan kualitas hidup memberi manfaat, antara lain meningkatnya
estetika,spiritual, dan nilai-nilai lain yang berkaitan dengan kesejahteraan.
Mendukung berkembangnya pendidikan lingkungan bagi wisatawan dan
masyarakat local, meningkatnya pemahaman antar budaya dan medorong
pengembangan budaya , kerajinan dan seni. Mendorong masyarakat local untuk
menjaga lingkungan dan menghargai budaya local. (Tuwo 2011).
Pengelolaan hutan mangrove menjadi lokasi wisata cenderung memberikan
dampak positif terhadap perekonomian masyarakat, seperti terbukanya lapangan
usaha dan perekrutan tenaga kerja. Hal utama dari program ini, pola masyarakat
sebagai perambah Hutan Mangrove terhenti dan berganti dengan pola
penyelamatan Mangrove sebagai kawasan yang diminati pengujung wisata (Tuwo
2011)
Page 7
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dalam lingkup Mangrove Wonorejo Surabaya.
Waktu penelitian yang dilakukan adalah selama 2 hari, dari hari Minggu sampai
hari Senin pada tanggal 26 Oktober 2014- 27 Oktober 2014, meliputi survei awal,
observasi daerah Eksternal Mangrove Wonorejo, survei kedua observasi daerah
Internal Mangrove Wonorejo.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi
(data primer) dan review dari beberapa jurnal (data sekunder) terhadap kondisi
Mangrove Wonorejo.
3.3 Metode Analisis Data
Data-data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian ini akan dianalisis dan
disajikan dalam bentuk karya ilmiah.
Page 8
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Potensi Ekowisata Mangrove Wonorejo
a. Tempat parkir yang luas.
Mangrove Wonorejo menyediakan sarana untuk transportasi para wisatawan
yang berkunjung dengan tempat parkir yang luas dan tempat parkir tersebut
terjamin keamananya karena adanya juru parkir yang menjaga transportasi
para wisatawan. Untuk retribusi parkir dikenakan oleh pihak wisata yaitu
sebesar Rp. 2000,00.
Gambar 4.1 (a) Tempat parkir
b. Musholla dan toilet
Sarana musholla ini dapat mempermudah bagi wisatawan yang ingin
melakukan ibadah. Dan sarana toilet ini dapat mempermudah wisatawan
yang ingin melakukan mandi, hajat kecil maupun hajat besar. Gambar
musholla dan toilet ini diambil , di dekat tempat parkir .
Page 9
Gambar 4.2 (b) Musholla dan Toilet
c. Tempat kantor yang terdapat di Mangrove
Tempat ini untuk menangani, pelayanan dan tempat informasi bagi Track
wisatawan yang rombongan atau wisatawan dari Mancanegara. Agar
dipandu dengan baik. Dan tempat kerja bagi orang yang mengurusi
ekowisata Mangrove Wonorejo.
Gambar 4.1 (c) Tempat kantor Mangrove
d. Track Jalan
Track jalan ini merupakan fasilitas yang telah disediakan oleh pihak
Ekowisata Mangrove Wonorejo. Track jalan ini juga dapat memudahkan
wisatawan untuk menikmati dengan melihat lebih dekat tumbuhan
Mangrove. Fasilitas ini juga tidak mengeluarkan biaya karena hanya
Page 10
berjalan kaki dan tempat track jalan ini sering dibuat hunting oleh para
wisatawan dan para fotografer
Track jalan pertama
Track jalan kedua
Page 11
Track Jalan ketiga
Gambar 4.1 (d) Track Jalan
e. Restaurant dan sentra makanan
Fasilitas ini disediakan bagi wisatawan untuk beristirahat dan melepas
lapar ataupun dahaga sehabis jalan-jalan, disini menjua berbagai makanan
dan minuman. Dan tempat ini letaknya dekat dengan lokasi dermaga dan
loket.
Gambar 4.1 (e) Restaurant
f. Arena Bermain Anak-anak
Fasilitas ini disediakan agar anak-anak yang berlibur di Mangrove
Wonorejo dapat bermain sehingga tidak merasa bosan. Fasilitas
mainannya seperti ayunan, jungkat-jungkit dll
Gambar 4.1 (f) Arena bermain
Page 12
g. Dermaga
Dermaga ini digunakan untuk kapal bersandar sebelum mengantarkan
pengunjung menikmati pemandangan gazebo. Awal keberangkatan dimulai
dari dermaga setelah iu pengunjung diantarakan menuju gazebo, begitu pun
kembalinya dari gazebo, pengunjung diantarkan kembali ke dermaga.
Gambar 4.1 (g) Dermaga
h. Loket
Sebelum masuk ke wilayah Gazebo dan menaiki transportasi speed boat,
wisatawan dikenakan biaya sebesar :
- Anak-anak : Rp.15.000/orang
- Dewasa : Rp. 25.000/orang
- Rombongan : Rp. 300.000/ kapal 6 orang
i. Gazebo
Di Mangrove Wonorejo terdapat fasilitas yaitu Gazebo yang terdiri dari 1
polrestabes dan 2 pertamina. Tempat ini digunakan bagi wisatawan yang
ingin melihat laut secara dekat dan menikmati keindahan alam.
Page 13
Gambar 4.1 (i) Gazebo
j. Wisata hutan mangrove menggunakan speed boat dan perahu.
Wisatawan dapat dengan mudah melakukan perjalanan menuju kawasan
Hutan Mangrove yang satu dengan kawasan Hutan Mangrove Wonorejo
lain yang dibatasi oleh sungai yang mengapit kedua Hutan Mangrove
Wonorejo, sehingga wisatawan dapat menggunakan sarana alat transportasi
seperti speed boat.
Gambar 4.1 (j) Speed boat
k. Tempat pemancingan bandeng, nila dan tombro.
Di Mangrove Wonorejo terdapat tempat pemancingan yang berupa
tambak dan sungai yang telah disediakan agar dapat digunakan untuk para
wisatawan yang memiliki hobi memancing.
Page 14
Gambar 4.1 (k) Tempat pemancingan
l. Untuk berbagai kegiatan
Gathering
Pendidikan
CSR berupa penanaman bibit mangrove dan Iain-Iain
4.2 Kondisi Lingkungan Internal Yang Terdapat di Mangrove Wonorejo
Keadaan Internal tercemar telah terlihat saat pertama kali melewati Track jalan
kaki menuju Mangrove tepatnya disekitar rawa Mangrove terdapat sampah dan
daun-daun kering.
Gambar 4.2 (a) Pencemaran Internal
pada gambar dibawah menunjukkan bahwa penjual yang ada di kantin Mangrove
Wonorejo kurang memperhatikan lingkungan disekitarnya karena membakar
Page 15
sampah-sampah dari makanan itu di tempat yang tidak sesuai dan setelah dibakar
sampah tersebut tidak langsung dibersihkan sehingga menimbulkan bau yang tak
sedap dan dapat mengganggu para wisatawan yang datang berkunjung. Dan juga
berdampak buruk pada tumbuhan disekitar pembakaran itu.
Gambar 4.2 (b) Pembakaran sampah
Pada Gambar 4.2 (c) tersebut menunjukkan bahwa airnya tercemarnya dengan
kumpulan sampah dan lumpur yang menyebar ke seluruh daerah itu sehingga
dapat mengurangi kenikmatan pemandangan para wisatawan yang akan
melewati jalan itu.
Gambar 4.2 (c) Pencemaran Bozem
Di sepanjang track jalan kaki dapat terlihat jelas disekitar kanan kiri terdapat
beberapa tumbuhan Mangrove yang telah kering Dan pada sekitar pohon bakau,
ada ranting-ranting pohon bakau yang lain yang telah mati yang berserakan yang
tidak dibersihkan oleh petugas. Dapat dilihat pada Gambar 4.2 (d)
Page 16
Gambar 4.2 (d) ranting yang berserakan
Keadaan Internal yang baik di Mangrove Wonorejo dapat terlihat dari fasilitas
Track jalan yang digunakan untuk wisatawan dalam melihat dan menikmati
keadaan alam Mangrove
Gambar 4.2 (e) Kondisi Internal baik
Page 17
4.3 Kondisi Lingkungan Eksternal Yang Terdapat Mangrove Wonorejo
Kondisi infrastruktur jalan Untuk menuju Mangrove Wonorejo, Dapat dilihat di
Gambar 4.3 (a) menunjukkan bahwa akses jalan untuk menuju ke Mangrove
Wonorejo masih kurang baik, jalannya masih berbatu, rusak dan tidak rata
sehingga dapat menyebabkan pengunjung yang datang akan kesulitan untuk
melewatinya.
Gambar 4.3 (a) Infrastruktur Jalan
Kondisi di sekitar area Mangrove keadaan tanahnya mengalami kekeringan
hingga tanahnya retak-retak, tak hanya tanahny saja yang mengalami kekeringan
namun, tanaman disekitarnya pun turut kering.
Page 18
Gambar 4.3 (b) Kekeringan pada kawasan Mangrove
Kondisi disekitar jalanan untuk menuju ke Mangrove terdapat cangkang kerang
yang menumpuk dan warnanya telah berubah menjadi putih dan hanya dibiarkan
saja oleh masyarakat setempat.
Gambar 4.3 (c) Tumpukan kerang
Tambak yang dibuat oleh masyarkat sekitar Mangrove Wonorejo yang
digunakaan untuk disewakan kepada wisatawan yang berhobi memancing dan
juga untuk penghasilan mereka dalam mendapatkan ikan.
Page 19
Gambar 4.3 (d) Tambak
4.4 Upaya Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Mangrove Wonorejo.
Sebagai salah satu upaya untuk memberikan kontribusi pada penanggulangan
dan pengentasan kemiskinan di Jawa Timur, maka Badan Pemberdayaan
Masyarakat (Bapemas) Provinsi Jawa Timur mulai Tahun 2010 telah
melaksanakan Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pantai (P2MPP),
yang dialokasikan pada 8 Kabupaten, 8 desa pesisir di Jawa Timur.
Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pantai (P2MPP) ini dimaksudkan
sebagai upaya untuk mengembangkan potensi di wilayah pesisir dan pantai
berlandaskan budaya dan kearifan lokal. Disamping itu, melalui Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir dan Pantai diharapkan mampu mewujudkan pengelolaan
program penanggulangan kemiskinan secara profesional dan berkelanjutan
sehingga dapat mengembangkan pola-pola baru yang inovatif untuk
penanggulangan kemiskinan.
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pantai dikelola secara terpadu dengan
membuka ruang partisipasi antar stakeholders dalam rangka memfasilitasi
pemberdayaan RTM maupun pengembangan perekonomian diwilayah pesisir dan
pantai. Dalam implementasinya, peran serta Perguruan Tinggi (PT) yang memiliki
pengalaman dibidang pemberdayaan masyarakat dan pengembangan potensi
sumberdaya, diperlukan sebagai fasilitator dan mediator bagi pengembangan
akses dan kerjasama dalam mengembangkan potensi pesisir dan pantai untuk
kesejahteraan masyarakat (Adi 2003).
Page 20
Ekowisata berbasis masyarakat dapat menciptakan kesempatan kerja bagi
masyarakat setempat dan dapat mengurangi kemiskinan masyarakat sekitar.
Masyarakat sekitar dapat menyalurkan jasa-jasanya melalui wisatawan local
maupun Mancanegara sebagai pemandu perjalanan. Dan masyarakat juga dapat
mendirikan Homestay disekitar wilayah Mangrove bagi para wisatawan yang
ingin menginap. Masyarakat khususnya para wanita juga mendapat penyuluhan
dengan pembinaan dari pihak Pemberdayaan Masyarakat dengan membuat
kerajinan yaitu dengan memanfaatkan daun-daun kering, bunga, ranting-ranting
dari tumbuhan Mangrove setelah itu dibentuk dengan kerajinan yang dapat dijual.
Masyarakat sekitar juga memanfaatkan bunga Mangrove untuk minuman yang
dapat dinikmati. Kayu dari Mangrove juga di manfaatkan oleh para masyarakat
sebagai bahan dasar pembuatan perabotan rumah tangga. Dan Masyarakat juga
membuat lahan sebagai tambak yang disewakan sebagai tempat pemancingan.
Dengan ini masyarakat sekitar dapat menjalankan usahanya sendiri.
Page 21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan
dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan
dankesejahteraan penduduk setempat.
Potensi yang ada di Mangrove Wonorejo Surabaya sangat banyak yaitu
tersedianya berbagai fasilitas yang sangat banyak ( tempat parkir yang luas,
musholla, toilet, dermaga, gazebo, loket, arena bermain anak-anak, track
jalan, restaurant dan sentra makanan, speed boat dan perahu).
Di Mangrove Wonorejo juga memiliki kondisi lingkungan internal dan
eksternal yang baik dan buruk.
Upaya pemberdayaan masyarakat sekitar Mangrove cukup banyak salah
satunya dapat mengurangi kemiskinan dan meningkatkan penghasilan dengan
memanfaatkannya.
5.2 Saran
Pada masyarakat sekitar Mangrove Wonorejo sebaiknya mereka lebih menjaga
lingkungan dan meningkatkan kebersihan sekitarnya. Dan juga untuk pihak
Pemerintah harusnya memberi sosialisasi kepada masyarakat sekitar dan
mengambil tindakan untuk memperbaiki Mangrove Wonorejo yang telah rusak.
Dalam penelitian ini kurangnya pendekatan pada masyarakat dengan metode
wawancara dan kurangnya bukti hasil bahwa telah terjalannya pemanfaatan
Mangrove yang dilakukan oleh masyarakat.
Page 22
DAFTAR PUSTAKA
www.ekowisata-mangrove-wonorejo.com
Mawardi,Ikhwanuddin.2013.Pengembangan Ekowisata Sebagai Strategi
PelestarianHutan Mangrove.Makassar:Universitas Hassanudin
Suryanto,Agung.2014.Pengelolaan Tambak Dan Mangrove Di Area Pertambakan
Di Kawasan Wonorejo.Semarang:Universitas Diponegoro
Anninomous.2013.Manfaat Ekowisata Bagi Masyarakat
Lokal.Surabaya:Universitas Airlangga
Page 23