mangrove 1

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tumbuh-tumbuhan yang hidup di laut juga beraneka macam, mulai dari tumbuhan tingkat rendah, yaitu jenis flora yang belum dapat dibedakan struktur akar, batang dan daunnya atau sering disebut dengan alga, hingga tumbuhan tingkat tinggi, seperti lamun dan mangrove. Tumbuh-tumbuhan tersebut mampu beradaptasi di lingkungannya masing-masing sehingga mereka dapat bertahan hidup di lingkungan laut dengan berbagai macam faktor yang mempengaruhinya. Salah satu umbuhan tingkat tinggi yang mempu beradaptasi dengan lingkungan laut adalah Mangrove, dengan berbagai kelebihannya sehingga tumbuhan ini berfungsi sangt penting bagi ekosistem laut dan ekosistem daratan, akar mangrove yang kut bias menahan arus sehingga dapat mencegah erosi sedimen laut atau di sebut juga “banteng” laut, kumpulan mangrove bisa menjadi habitat beberapa jenis makhluk air dan bisa juga menjadi makanan bagi para ikan, masih banyak kegunaan mangrove yang membuat banyak para ahli untuk meneliti mulai tingkat taksonomi hingga ke manfaatnya 1.3. Tujuan Dalam praktikum oseanografi biologi ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengklasifikasi beberapa jenis mangrove yang hidup didaerah pesisir berdasarkan ciri- ciri morfologis yang ada.

Upload: anggersubangun

Post on 22-Oct-2015

77 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mangrove

TRANSCRIPT

Page 1: Mangrove 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tumbuh-tumbuhan yang hidup di laut juga beraneka macam, mulai dari tumbuhan tingkat rendah, yaitu jenis flora yang belum dapat dibedakan struktur akar, batang dan daunnya atau sering disebut dengan alga, hingga tumbuhan tingkat tinggi, seperti lamun dan mangrove. Tumbuh-tumbuhan tersebut mampu beradaptasi di lingkungannya masing-masing sehingga mereka dapat bertahan hidup di lingkungan laut dengan berbagai macam faktor yang mempengaruhinya.

Salah satu umbuhan tingkat tinggi yang mempu beradaptasi dengan lingkungan laut adalah Mangrove, dengan berbagai kelebihannya sehingga tumbuhan ini berfungsi sangt penting bagi ekosistem laut dan ekosistem daratan, akar mangrove yang kut bias menahan arus sehingga dapat mencegah erosi sedimen laut atau di sebut juga “banteng” laut, kumpulan mangrove bisa menjadi habitat beberapa jenis makhluk air dan bisa juga menjadi makanan bagi para ikan, masih banyak kegunaan mangrove yang membuat banyak para ahli untuk meneliti mulai tingkat taksonomi hingga ke manfaatnya

1.3. Tujuan

Dalam praktikum oseanografi biologi ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengklasifikasi beberapa jenis mangrove yang hidup didaerah pesisir berdasarkan ciri-ciri morfologis yang ada.

Page 2: Mangrove 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mangrove

Menurut Macneae (1968) Kata mangrove adalah kombinasi antara bahasa Portugis mangue dan bahasa Inggris grove, sedangkan Dahuri (2001) menyatakan dalam bahasa Inggris kata mangrove digunakan untuk menunjuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang-surut maupun untuk individu-individu spesies tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut. Sedangkan dalam bahasa portugis kata mangrove digunakan untuk menyatakan individu spesies tumbuhan, sedangkan kata mangal untuk menyatakan komunitas tumbuhan tersebut.

Hutan bakau atau mangal adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropic yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Bakau adalah tumbuhan daratan berbunga yang mengisi kebali pinggiran laut. Sebutan bakau ditujukan untuk semua individu tumbmhan, sedangkan mangal ditujukan bagi seluruh komunitas atau asosiasi yang didominasi oleh tumbuhan ini. (Nybakken, 1992)

Ekosistem mangrove didefinisikan sebagai mintakat pasut dan mintakat supra-pasut dari pantai berlumpur dan teluk, goba dan estuary yang didominasi oleh halofita, yakni tumbuhan yang hidup di air asin, berpokok dan beradaptasi tinggi, yang berkaitan dengan anak sungai, rawa dan banjiran, bersama-sama dengan populasi tumbuh-tumbuhan dan hewan.

Ekosistem mangrove terdiri dari dua bagian, daratan dan bagian perairan. Bagian perairan juga terdiri dari dua bagian yakni tawar dan laut. Hampir semua tumbuhan mangrove mempunyai kutikula yang tebal dan menyimpan air. Hal ini dilakukan sebagai adaptasi terhadap lingkungan hidupnya yaitun di air asin. Beberapa di antara tumbuhan mangrove mampu menyerap air laut dan membuang garamnya melalui kelenjar pembuangan garam, seperti Achantus ilicifolius dan Avicenia sp. Selain itu mangrove mempunyai sifat lain seperti stomata yang membenam.

Membanjirnya air pasang menggenangi substrat dan mempersukar tumbuh-tumbuhan biasa untuk hidup di sini. Tetapi mangrove merah (Rhizopora sp.) mempunyai akar tunggang (prop root) untuk menunjang tegaknya pohon mangrove tersebut.

Page 3: Mangrove 1

Mangrove yang hidup di tanah yang miskin zat asam, sedangkan zat asam dari tanah diperlukan untuk respirasi akar. Sebagai penyesuaian hidup anaerobic, akar yang terkhususkan yang disebtu akar napas (pneumatophore) tumbuh dipermukaan tanah. Untuk keperluan sama Bruguira spp mempunyai akar lutut (knee root).

(Romimohtarto dan Juwana, 2001)

Mangal meliputi pohon-pohon dan srmak-semak terdiri dari 12 genera tumbuhan berbunga dalam 8 famili yang berbeda. Yang paling penting atau dominin adalah genera Rhizopora, Avicennia, Bruguiera, Sonneratia. Daun-daunnya kuat dan mengandung banyak air dan mempunyai jaringan internal penyimpan air dan konsentrasi garamnya tinggi. (Nybakken, 1992)

2.1.1 Habitat Mangrove

Tipe api-api(Avicennia sp)

Paling dekat dengan air laut, merupakan mangrove parintis. Substratnya berlumpur, kadang-kadang berpasir dan kaya akan bahan organic. Contoh bakau jenis ini adalahAvicennia marina dan Avecennia officinellis.

Tipe bakau (Rhizopora sp)

Hidup didekat pantai atau di belakangAvicennia, substrat berlumpur tetapi warnanya lebih pekat dan kaya akan humus, kadang lumpur berpasir. Jenis yang paling bisa hidup di dekat laut adalah bakau gandul (Rhizopora mucronata). Jenis lain yang masih termasuk dalam kerabat Rhizopora antara lain Ceriops, Bruguiera, dan Acanthus.

Tipe kandeka (Bruguiera sp)

Lingkungan hidupnya berada di belakang dari tumbuhan bakau jenis Ceriops, mampu tumbuh dengan umur yang panjang dan lebih bisa beradaptasi dengan wilayah darat, substrat berlumpur tetapi tidak begitu dipengaruhi oleh factor pasang surut.

Tipe nipah (Nypa fruticans)

Bakau jenis ini sudah mampu untuk tumbuhdi tanah lunak berlumpur, merupakan tipe peralihan dari laut ke darat dan dapat cepat beradaptasi dengan kondisi salinitas tinggi atau pada daerah genangan air tawar. Contoh tumbuhan ini adalah Sonneratia alba.

Tipe hutan bakau air tawar

Hanya dipengaruhi oleh air musim di mana pada musim barat daerah ini tergenang oleh air. Sedangkan pada musim timur kering. Bakau jenis ini tidak dipengaruhi oleh pasang

Page 4: Mangrove 1

surut.Substratnya berupa tanah keras. Contoh tumbuhan ini adalah Callophyllum sp, Hibiscus sp, dan Terminalia sp.

(Romimohtarto dan Juwana, 1999)

2.1.2. Sistem Perakaran Mangrove

Karena sifat lingkungannya keras, misalnya genangan pasang-surut air laut, perubahan salinitas yang besar, perairan yang berlumpur dan anaerobik, maka pohon-pohon mangrove telah beradaptasi untuk itu baik secara morfologi maupun fisiologi. Adaptasi tersebut antara lain dapat terlihat dalam sistem perakaran yang khas mangrove. Perakaran ini berfungsi antara lain untuk membantu mangrove bernafas dan tegak berdiri. Ada jenis-jenis yang mempunyai akar horizontal di dalam tanah dan disana-sini mencuat keluar, tegak bagaikan tonggak-tonggak tajam seperti pada api-api (Avicennia). Ada pula yang akarnya tersembul kepermukaan dan melengkung bagaikan lutut seperti pada tanjang (Bruguiera). Selain itu ada pula yang akar-akarnya mencuat dari batang, dan bercabang-cabang mengarah kebawah dan menggantung kemudian masuk ketanah seperti pada bakau (Rhizophora).(Tomlinson, 1986).

Tanah habitat mangrove menjadi anaerobik (tanpa udara) ketika terendam air. Beberapa spesies mangrove mengembangkan karakteristik sistem akar, disebut akar aerial, cocok untuk kondisi tanah yang anaerobik. Akar aerial adalah akar yang mengarah ke udara sedikitnya selama setengah hari, terkadang sehari penuh. Akar aerial berfungsi sebagai pertukaran gas dan penyimpanan udara untuk pernafasan selama terendam air.(Tomlinson, 1986)

Beberapa variasi morfologi akar yang ada pada mangrove dapat digolongkan menjadi 4 kelompok utama, yaitu :

1.      Akar tunjang (Still roots)

Akar tujang yang merupakan karakteristik dari Rhizopora adalah mungkin merupakan hal yang paling mencolok dan paling familiar dari seluruh akar mangrove. Akar ini tumbuh dari batang utama dan cabang terendah dari Rhizopora dan tumbuh ke bawah menuju substrat. Bagian akar yang berada di atas permukaan tanah ini berfungsi dalam pertukaran gas, sedangkan yang berada di bawah permukaan tanah berfungsi dalam transport air dan sebagai penyokong. (Romimohtarto, 2001).

2.      Pneumatophor

Pneumatophor adalah akar tegak yang menonjol secara vertikal dari batang akar subterranean dan subaerial yang terlihat. Peranan utama dari pneumatophor adalah untuk pertukaran gas. (Romimohtarto, 2001).

3.      Akar lutut (Knee roots).

Akar lutut adalah bagian yang termodifikasi dari batang akar yang berada di bawah permukaan dan merupakan karakteristik yang terdapat pada sejumlah spesies dariBrugueira dan Ceriops. (Romimohtarto, 2001).

Page 5: Mangrove 1

4.      Akar papan (Buttress roots)

Akar papan adalah akar berkelok-kelok yang tumbuh secara radial dari batang utama, dan meluas secara vertikal dengan aktifitas kambium yang eksentrik pada keseluruhan panjangnya sampai merata, berbentuk lembaran seperti strukturnya. (Romimohtarto, 2001).

2.1.3. Komponen Mangrove

Mangrove meliputi bermacam-macam jenis dari tumbuhan yang beradaptasi dengan lingkungannya. Tomlinson (1986) mengklasifikasi spesies mangrove menjadi 3 kelompok : komponen mayor; komponen minor dan kumpulan mangrove.

a. Komponen Mayor

Tumbuhan yang berkembang secara morfologi seperti sistem akar aerial dan mekanisme fisiologi pengeluaran garam untuk beradaptasi dengan lingkungan mangrove, secara taksonomi terisolasi dari terestrial, hanya dapat ditemukan di hutan mangrove dan tegak.(Dahuri, 2001).

b.      Komponen Minor (Tumbuhan pantai)

Tumbuhan ini tidak menarik perhatian, mengelilingi habitatnya dan jarang yang berbentuk tegak.(Dahuri, 2001).

c. Kumpulan asosiasi

Tumbuhan ini tidak pernah tumbuh di komunitas mangrove sejati dan terdapat di tumbuhan terestrial.(Dahuri, 2001).

Mangrove di Indonesia dikenal mempunyai keragaman jenis yang tinggi, seluruhnya tercatat sebanyak 89 jenis tumbuhan, 35 jenis diantaranya berupa pohon dan selebihnya berupa terna (5 jenis), perdu (9 jenis), liana (9 jenis), epifit (29 jenis), dan parasit (2 jenis). Beberapa contoh yang berupa pohon antara lain, bakau(Rhizophora), api-api (Avicennia), pedada (Sonneratia), tanjang (Bruguiera), nyirih (Xylocarpus), tengar (Ceriops), buta-buta (Excoecaria). (Nontji, 1993).

2.1.4. Morfologi dan Fisiologi Mangrove

2.1.4.1. Sistem Akar

Tanah habitat mangrove menjadi anaerobik (tanpa udara) ketika terendam air. Beberapa spesies mangrove mengembangkan karakteristik sistem akar, disebut akar aerial, cocok untuk kondisi tanah yang anaerobik. Akar aerial adalah akar yang mengarah ke udara sedikitnya selama setengah hari, terkadang sehari penuh (Gill dan Tomlinson, 1975). Akar

Page 6: Mangrove 1

aerial berfungsi sebagai pertukaran gas dan penyimpanan udara untuk pernafasan selama terendam air.(Tomlinson, 1986).

2.1.4.2. Buah-buahan

Semua spesies mangrove menghasilkan buah yang biasanya tersebar di air. Spesies mangrove membentuk buah-buahannya seperti silindris, bola, kacang, dsb.

      Rhizophoraceae (Rhizophora, Bruguiera, Ceripos, and Kandelia) membentuk buah silindris (tongkat).

      Avicennia (buahnya berbentuk kacang), Aegiceras (buahnya berbentuk silindris) dan Nypa

      Sonneratia and Xylocarpus, buahnya berbentuk bola

      Untuk kebanyakan spesies mangrove lainnya mempunyai buah berbentuk kapsul.(Tomlinson, 1986).

2.1.4.3. Kelenjar Garam

Beberapa spesies mangrove mengembangkan sistem yang cocok untuk kondisi salinitas yang tinggi, seperti organ sekresi tertentu yang disebut kelenjar garam. Avicennia, Aegiceras, Acanthus dan Aegialitis mengontrol keseimbangan garam dengan mengeluarkan garam dari kelenjar garam tersebut (Tomlinson, 1986). Kelenjar garam sangat berlimpah di permukaan daun. Biasanya terlihat garam kristal di permukaan daunnya. Spesies lainnya, Rhizopora, Bruguiera, Ceriops, Sonneratia dan Lumnitzera mengontrol keseimbangan garam dengan jalan sebaliknya, yaitu dengan merontokkan daunnya yang tua berisi akumulasi garam, atau dengan menggunakan tekanan osmotik pada akar.Namun secara mendetail hal ini belum dapat dijelaskan.(Kitamura,1997).

2.1.5. Reproduksi Mangrove

Reproduksi tumbuhan mangrove terjadi secara seksual, yakni dengan adanya bunga berkelamin satu maupun poligami, sehingga memerlukan serangga, burung atau angin untuk membantu penyerbukan. Dalam kondisi habitat yang berat seperti diterangkan di atas, sangat sulit bagi tumbuhan mangrove untuk berkembangbiak sebagaimana tumbuhan darat biasa. Suatu penyesuaian perkembangbiakannya adalah yang disebut viviparitas (viviparity), yakni bahwa bijinya tumbuh menjadi tumbuhan muda selagi masih melekat pada tumbuhan induknya. Saat lepas dari induknya ia akan menancap pada substrat dengan hipokotil (hypocotyl) yang seperti paku tajam. Adaptasi semacam ini terdapat pada kebanyakan jenis mangrove seperti Rhizophora spp, Bruguiera spp, Ceriops spp, dll. (Romimohtarto, 2001).

Page 7: Mangrove 1

2.1.6. Adaptasi Mangrove

Terdapat dua macam adaptasi mangrove, yakni secara morfologi dan secara anatomi. Sebagai tumbuhan yang hidup di perairan yang bersalinitas tinggi, ia memiliki cara untuk beradaptasi sehingga disebut tumbuhan fakultatip halopit. Adapun cara adaptasinya adalah sebagai berikut :

      Pada umumnya memiliki kutikula pada permukaan tumbuhan yang tebal untuk menyimpan air

      Mempunyai stomata yang membenam, sehingga mengurangi penguapan air.

      Mampu menyimpan garam dalam jaringan yang relatif lengai (inert) seperti kulit pohon atau daun tua, contoh spesiesnya adalah : exoecaria spp danbruguiera spp.

      Mampu menahan masuknya garam dari air laut ke dalam akar, karena sifat inilah tumbuhan jenis ini dinamakan “penolak garam” atau salt excluder, contoh spesiesnya adalah : rhizophora spp dansonneratia spp

      Mampu menyerap garam melalui akarnya dan kemudian mengeluarkannya melalui kelenjar yang terdapat pada daun (gland salt) sehingga membentuk kerak kristal garam pada permukaan daun, contoh spesiesnya adalah : avicennia spp,acanthus spp, dan aegiceras spp.

      Beberapa diantaranya membentuk tunas vegetatif untuk menghadapi kekeringan. (romimohtarto, 2001).

Membanjirnya air pasang menggenangi substrat dan mempersukar tumbuh-tumbuhan biasa untuk hidup disini. Tetapi mangrove merah (Rhizophora spp) mempunyai akar tunggang (prop root) untuk menunjang tegaknya pohon mangrove tersebut. Meskipun demikian tumbuh-tunbuhan ini tentunya pernah mengalami kekurangan air. Ini terbukti dengan dipunyainya tunas vegetatif yang memiliki sifat-sifat tumbuh-tumbuhan yang menyesuikan diri untuk menghadapi kekeringan.(Dahuri, 2001).

Mangrove juga hidup di tanah yang miskin zat asam, sedangkan zat asam dari tanah diperlukan untuk respirassi akar. Sebagai penyesuaiaan hidup anaerobik, akar yang terkhususkan yang disebut akar nafas (pneumathophore) tumbuh dipermukaan tanah. Pada Avicennia spp.mereka seperti pensil danSonneratia spp.mereka tumpul. Untuk keperluan yang sama Bruguirea spp.mempunyai akart lutut (knee root).(Dahuri, 2001)

2.1.7. Persebaran Mangrove

Ada kira-kira 70 species mangrove sejati (komponen mayor dan minor). Empat puluh spesies dapat ditemukan di Asia Tenggara (15 spesies terdapat di Africa dan 10 spesies terdapat di America). Menurut Soemodihardjo (1993), ada 15 famili, 18 genus dan 41 spesies dari true mangrove dan 116 rekanan mangrove di Indonesia.

Page 8: Mangrove 1

Jumlah mangrove di Indonesia menurun sangat cepat karena dipengaruhi oleh pengunaan lahan dan sumberdaya yang berlebihan yang diakibatkan oleh peningkatan populasi di kawasan pantai.(Dahuri, 2001).

2.1.8. Manfaat Mangrove

Hutan mangrove mempunyai arti yang sangat penting, dimana berbagai jenis hewan laut hidup dikawasan ini dan sangat bergantung pada eksistensi hutan mangrove. Perairan mangrove berfungsi sebagai tempat asuhan berbagai jenis hewan akuatik yang mempunyai nilai ekonomi penting seperti ikan, udang dan kerang-kerangan. Disamping itu hutan mangrove juga memberikan sumbangan yang penting terhadap ekosistem perairan pantai melalui luruhan daunnya yang gugur berjatuhan kedalam air. Luruhan daun mangrove ini merupakan sumber bahan organik yang penting dalam rantai makanan di dalam lingkungan perairan yang dapat mencapai 7 sampai 8 ton perhektar pertahun.(Dahuri, 2001).

Kesuburan perairan sekitar kawasan mangrove kuncinya terletak pada masukan bahan organik yang berasal dari guguran daun ini. Hancuran bahan-baqhan organik kemudian menjadi bahan makanan penting bagi cacing, crustacea dan hewan-hewan lainnya. Fungsi lain dari hutan mangrove adalah melindungi garis pantai dari erosi, dimana akar-akarnya yang kuat dapat meredam pengaruh gelombang serta dapat pula menahan lumpur sehingga hutan mangrove bisa meluas.(Nontji, 1993).

Dari pokok pohon mangrove dapat dihasilkan beberapa kegunaan yakni:

1. Produksi Kayu

Penebangan pohon mangrove untuk kayu batangan atau kayu tiang banyak dilakukaan di Malaysia.(Dahuri, 2001).

2. Produksi Nibung

Pada transisi antara mangrove dan hutan dataran terdapat nibung (Oncosperma tigillrum). Pohon ini digunakan dalam bentuk batangan untuk bahan tiang berbagai bangunan seperti kelong, tiang jetti, dan tiang dok.(Dahuri, 2001).

3. Produksi Arang dan Kayu Bakar

Untuk membuat arang kayu, mangrove dipotong dan dikuliti sebelum diarangkan, sementara kayu bakar tidak perlu dikuliti. Jenis produk ini adalahRhizophora apiculata.(Dahuri, 2001)

4. Produksi Kulit Kayu

Page 9: Mangrove 1

Kulit dari pohon mangrove terutama dari margaRhizophora, Bruguirea dan Ceriops tagal, dimanfaatkan untuk diekstrak teninnya. Tenin ini dapat digunakan untuk mengawetkan jaring dan layar.(Dahuri, 2001).

2.1.9. Parameter Lingkungan

Ada tiga parameter lingkungan utama yang menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan mangrove yaitu :

1.       Suplai air tawar dan salinitas.

Ketersediaan air tawar dan konsentrasi kadar garam (salinitas) mengendalikan efisiensi metabolik dari ekosistem hutan mangrove. Ketersediaan air tawar tergantung dari frekuensi dan volume air dari sistem sungai dan irigasi dari darat, frekuensi dan volume air pertukaran dari pasang surut dan tingkat evaporasi dan atmosfer.(Romimohtarto, 2001).

2.       Pasokan nutrien.

Pasokan nutrien bagi ekosistem mangrove ditentukan oleh berbagai proses yang terkait, meliputi input dari ion-ion mineral anorganik dan bahan organik serta pendaur-ulangan nutrien secara internal melalui jaring-jaring makanan berbasis detritus. Konsentrasi relatif dan nisbah optimal dari nutrien yang diperlukan untuk pemeliharaan produktivitas ekosistem mangrove ditentukan oleh : frekuensi, jumlah dan lamanya penggenangan oleh air asin, dan oleh air tawar dan dinamika sirkulasi internal dari kompleks detritus. (Romimohtarto,2001).

3.       Stabilitas substrat.

Kestabilan substrat, rasio antara erosi dan perubahan letak sedimen diatur oleh velositas air tawar, muatan sedimen, semburan air pasang surut dan gerak air. Arti penting dari perubahan sedimentasi terhadap spesies hutan mangrove tergambar dari kemampuan hutan mangrove untuk menahan akibat yang menimpa ekosistemnya. Pokok-pokok perubahan sedimentasi dalam ambang batas kritik meliputi: pengumpulan sedimen yang diikuti dengan kolonisasi oleh hutan mangrove, nutrien, bahan pencemar dan endapan lumpur yang dapat menyimpan nutrien dan menyaring bahan beracun. (Romimohtarto,2001).

Page 10: Mangrove 1

BAB III

METODOLOGI PENGAMATAN

3.1. Waktu Dan Tempat

Hari/tanggal : 18 Nopember 2008

Waktu : 06.00 – 08.00

Tempat : Laboratorium terpadu kampus Ilmu Kelautan

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

- Modul praktikum Biologi laut

- Lembar laporan sementara

3.2.2.Bahan

       Beberapa jenis awetan tanaman mangrove

3.3 Cara Kerja

- Bacalah modul praktikum terlebih dahulu

- Perhatikan benttuk morfologi dari sampel rumput laut yang di berikan

- Buatlah gambar dan tentukan cirri-cirinya

- Klasifikasikanlah ke dalam sistem taksonomi

       Mengamati bentuk daun, buah dan bunga dari tanaman mangrove

       Mengamati warna dari tiap-tiap tanaman mangrove

Page 11: Mangrove 1

       Menggambar bagian-bagian yang bdiamati

       Mencocokan dengan buku identifikasi mangrove untuk mengetahui jenisnya

- Dengan menggunakan mikroskop lihat bentuk sel dari Padinos stralis

- Catat semua pada lembar laporan sementara

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari beberapa jenis mangrove yang di amati, berikut adalah penjelasannya

GAMBAR CIRI - CIRI

1

Excoecaria agallocha

Daun elliptical

Ujung daun acute

Bunga silinder

2.

Rhizhospora mucronata

Bentuk daunnya elips

Bagian bawah daun terdapat bintik – bintik

Tulang daun beruas

Page 12: Mangrove 1

3.

Rhizhospora apiculata

4.

Bruguiera sylindrica

Bentuk daunnya elips

Bagian bawah daun terdapat bintik – bintik

Tulang daun beruas

Buah bulat

Daun panjang ujung meruncing

5.

.

Avecinea sp

Daun obovate

Akarnya pneumatophpre

Bruguiera sp

Bruguiera mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :

        Bentuk daun elips dengan ujungnya meruncing

        Bentuk tebal dan kaku

        Bagian atas daun berwarna hijau sfdangkan bagian bawah daun berwarna hijau muda dan kasar

        Tulang daun meruncing dan beruas – ruas

Permukaan daunnya halus dan serabutnya hampir tak dijumpai. Buahnya pendek dan kecil,mudah menyebar. Mempunyai perakaran lutut,tipe akar ini tumbuh ke samping sehingga membentuk lengkungan yang akan menonjol di atas permukaan air dimana puncak

Page 13: Mangrove 1

lengkungan tersebut mengarah ke bawah di mana pada bagian bawahnya akan tumbuh cabang kecil.

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Klas : Magnoliopsida

Ordo : Rhizophorales

Famili : Rhizophoraceae

Genus : Bruguiera

Spesies : Bruguiera sp

Rhizophora sp

Diantara mangrove yang lain mangrove jenis ini yang paling banyak tumbuh di Indonesia. Tumbuhan ini biasanya berkembang pada sedimen dan pasang purnama yang tinggi. Mangrove ini mempunyai ciri – ciri diantaranya adalah :

Bentuk daunnya elips dengan ujung daun meruncing

Bagian bawah daun terdapat bintik – bintik

Tulang daun beruas

Buahnya pendek,kecil,dan mudah menyebar

Tipe perakaran akar tunjang,tipe perakaran ini dapat tumbuh besar dan berhubungan dengan batamg yang ada di atas permukaan air dan substrat,dari pokok batang akan keluar akar yang tumbuh ke arah substrat (Nybakken,1988)

Page 14: Mangrove 1

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Klas : Magnoliopsida

Ordo : Rhizophorales

Famili : Rhizophoraceae

Genus : Rhizophora

Spesies : Rhizophora mucronata

Rhizhospora apiculata

Aegiceras sp

Mangrove ini mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :

              Daunnya seperti kipas

              Tulang daun beruas,dan daunnya bulat

              Daun bulat dan memanjang dan elips dengan panjang daun sekitar 5 cm, bagian tas daun berwarna hijau tua dan bagian bawahnya berwarna hijau tua

              Bentuk bunga seperti kerucut denagn ujung yang runcing

              Tipe perakaran yaitu akar lutut, dimana akar ini tumbuh ke samping meliuk – liuk, sehingga membentuk lengkungan – lengkungan yang akan menonjol di atas permukaan substrat

Tumbuhan ini mempunyai tipe perbijian cryptovivipar, serta mempunyai daun yang dilengkapi dengan kelenjar garam

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Klas : Magnoliopsida

Ordo : Myrsinales

Famili : Myrsinaceae

Genus : Aegiceras

Page 15: Mangrove 1

Spesies : Aegiceras sp

Excoecaria sp

Mempunyai daun yang eliptical dan ujung daun acute derta susunan daun alternate.bunga dari mangrove ini berbentuk silinder panjang yang tumbuh di ketiak daun,penampakan tumbuhan ini berupa pohon

Kingdom : Plantae

Divisi :

Klas :

Ordo :

Famili :

Genus : Excoecaria

Spesies : Excoecaria agallocha

Avicennia marina

Biasa di sbut kayu kendaka, api-api, merupakan pohon kecil hingga mencapai tinggi 30 cm dengan diameter lebih dari 5 cm dengan sistem perakaran yang panjang dan tidak bercabang, pohonnya memiliki cabang-cabang horizontal yang menunjukan pertumbuhan yang terus menerus, daun yang tunggal dan agak tebal .

Avicennia marinna memerlukan minimum temperatur yang tinggi untuk tumbuhnya kuncup , dan tumbuhan ini sangat bisa beradaptasi dengan salinitas, temperatur, pasang surut, maupun substrat dari berlumpur hingga berbatu.

Kayunya dapat dibuat bangunan rumah dan juga bahan pembuat perahu, dapat juga dibuat kayu bakar,bahan ayu yang keras dapat tahan terhadap serangan rayap.

Acanthus illicifolius

Semak besar dan tinggi mencapai 1,5 m, jarang bercabang, gundul dan memiliki akar di udara dengan tipe daun lonjong melanset, jenis ini tumbuh berkelompok dan umumnya di jumpai di sepanjang pinggir muara atau di hutan bakau, species ini jarang di temukan di pedalaman.

Page 16: Mangrove 1

Bagian daun dapat di jadikan obat luka, dan menjadi obat rematik, bahkan di papua nugini daun yang dihancurkan bersama air dapat diminum untuk memperlancar proses kelahiran.

Hibiscus tiliaceus

Di Indonesia biasa di sebut waru, pohon kecil dengandengan daun agak membulat, bunganya tunggal dengan mahkota yang besar, banyak di temui di daerah pantai tropis dan dekat dengan arus pasang surut, dapat digunakan untuk obat penyakit disentri, TBC, radang tenggorokan, dll.

BAB V

PENUTUP

Page 17: Mangrove 1

Kesimpulan

1.      Flora yang mendominasi dan menjadi produsen primer pada daerah pesisir dan laut adalah mangrove, sea weed, dan sea grass

2.      Mangrove mempunyai ciri khusus dan spesifik hal itu dapat dilihat pada habitatnya bentuk daun, tipe perakaran, dan bentuk buahnya

3.      Sea weed ( rumput laut ) dan sea grass ( lamun ) merupakan tumbuhan tingkat rendah yang belum bisa dikatakan sebagai tumbuhan yang sebenarnya karena antara akar, daun, dan batang belum jelas

4.      Diketahui beberapa spesies dari mangrove, rumput laut, lamun

Saran

Diadakan asistensi mengenai laporan resmi

Kelengkapan alat dilengkapi agar ilmu yang didapat sempurna

Page 18: Mangrove 1

DAFTAR PUSTAKA

Irwan djamal Zoer’ aini, Prof. Dr. Ir. M. Si. 1997.Ekosistem, Komunitas, Lingkungan. Bumi Aksara: Jakarta.

Loveless, A.R. 1989. Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropis. Gramedia: Jakarta.

Nontji, Anugrah. 1993. Laut Nusantara. Jakarta Djambatan.

Romimohtarto Kasijan-Sri Juwana. 2001. Biologi Laut-Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI. Jakarta.

Tjahyono Samingun. 1980. Dasar-dasar Ekologi Umum Bagian Ekologi Dep. Botani IPB. Bogor.

Nybakken,J. W. 1992 . Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia : Jakarta

http://www.warintek.net/rumput_laut.htm

http://pkukmweb.ukm.my/~ahmad/botani/amin.html