vegetasi mangrove

35
Menganalisis dan Menghitung stuktur komunitas Vegetasi Mangrove yang terdapat di Tanjung Batu Kelurahan Pantai Amal Lama, Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan A.Dasar Teori Kata mangrove adalah kombinasi antara bahasa Portugis, Mangue dan bahasa Inggris, Grove. Adapun dalam bahasa Inggris kata Mangrove digunakan untuk menunjuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang-surut maupun untuk individu – individu spesies tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut. Sedangkan dalam bahasa Portugis kata Mangrove digunakan untuk menyatakan individu spesies tumbuhan tersebut. Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut. Tumbuhan manggrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Mangrove memiliki karakteristik yang dipengaruhi oleh topografi pantai baik estuari atau muara sungai, dan daerah delta yang terlindung. Daerah tropis dan sub tropis mangrove merupakan ekosistem yang terdapat di antara daratan dan lautan. Pada kondisi yang sesuai mangrove akan 1

Upload: akkuhhammie

Post on 19-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Stritur komunitsx

TRANSCRIPT

Menganalisis dan Menghitung stuktur komunitas Vegetasi Mangrove yang terdapat di Tanjung Batu Kelurahan Pantai

Amal Lama, Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan

A. Dasar Teori

Kata mangrove adalah kombinasi antara bahasa Portugis, Mangue dan

bahasa Inggris, Grove. Adapun dalam bahasa Inggris kata Mangrove digunakan

untuk menunjuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang-

surut maupun untuk individu – individu spesies tumbuhan yang menyusun

komunitas tersebut. Sedangkan dalam bahasa Portugis kata Mangrove digunakan

untuk menyatakan individu spesies tumbuhan tersebut.

Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah

pasang surut atau tepi laut. Tumbuhan manggrove bersifat unik karena merupakan

gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya

mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas

(pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap

keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob.

Mangrove memiliki karakteristik yang dipengaruhi oleh topografi pantai

baik estuari atau muara sungai, dan daerah delta yang terlindung. Daerah

tropis dan sub tropis mangrove merupakan ekosistem yang terdapat di

antara daratan dan lautan. Pada kondisi yang sesuai mangrove akan

membentuk hutan yang ekstensif dan produktif. Secara karakteristik hutan

mangrove mempunyai habitat dekat pantai. Sebagaimana menurut FAO

(1982) bahwa hutan mangrove merupakan jenis maupun komunitas

tumbuhan yang tumbuh di daerah pasang surut. Mangrove mempunyai

kecenderungan membentuk kerapatan dan keragaman struktur tegakan

yang berperan sebagai perangkap endapan dan perlindungan terhadap

erosi pantai. Sedimen dan biomassa tumbuhan mempunyai kaitan erat

dalam memelihara efisiensi dan berperan sebagai penyangga antara

laut dan daratan. Disamping itu memiliki kapasitasnya sebagai penyerap

energi gelombang dan menghambat intrusi air laut ke daratan.

Lugo dan Snedaker (1974) mengidentifkasi mangrove dalam

1

enam jenis kelompok (komunitas) berdasar pada bentuk hutan, proses

geologi dan hidrologi dengan karakteristik yang di tentukan oleh kondisi

lingkungan yaitu kedalaman, kisaran kadar garam serta frekuwensi

penggenangan dengan produksi primer, dekomposisi serasah dan ekspor

karbon dengan perbedaan dalam tingkat daur ulang nutrien, dan komponen

penyusun kelompok organisme, yang menjadikannya sebagai ekosistem yang

kompleks dan sangat berperan baik secara biologi maupun ekologi.

Dusun Wael merupakan salah satu daerah pesisir di kabupaten

seram bagian barat yang memiliki komunitas hutan mangrove dengan

tingkat keanekaragaman yang cukup tinggi hal ini menyebabkan daerah ini

dijadikan sebagai tempat untuk mencari nafkah bagi masyarakat pesisir

dusun wael, dengan memanfaatkan berbagai potensi flora dan fauna yang

terdapat ekosistem mangrove. Olehnya itu untuk menjaga kelestarian hutan

mangrove di daerah ini maka dirasakan perlu untuk diketahui

tentang Karakteristik dari setiap jenis mangrove serta biota yang hidup

sehingga memungkinkan masyarakat dapat dengan mudah untuk

memanfaatkan potensi fauna hutan mangove dengan tidak merusak

habitat maupun ekosistem yang ada atau dengan kata lain pemanfaatan

berbagai sumber daya alam yang ada secara mudah dan teukur dengan

demikian hutan mangrove dapat dilestarikan keberadaannya.

Kondisi salinitas sangat mempengaruhi komposisi mangrove.

Berbagai jenis mangrove mengatasi kadar salinitas dengan cara yang berbeda-

beda. Beberapa diantaranya secara selektif mampu menghindari penyerapan

garam dari media tumbuhnya, sementara beberapa jenis yang lainnya mampu

mengeluarkan garam dari kelenjar khusus pada daunnya. Avicennia merupakan

marga yang memiliki kemampuan toleransi terhadap kisaran salinitas yang luas

dibandingkan dengan marga lainnya. A. marina mampu tumbuh dengan baik

pada salinitas yang mendekati tawar sampai dengan 90 o/oo (MacNae,

1966;1968). Pada salinitas ekstrim, pohon tumbuh kerdil dan kemampuan

menghasilkan buah hilang. Jenis-jenis Sonneratia umumnya ditemui hidup di

daerah dengan salinitas tanah mendekati salinitas air laut, kecuali S. caseolaris

yang tumbuh pada salinitas kurang dari 10 o/oo. Beberapa jenis lain juga dapat

2

tumbuh pada salinitas tinggi seperti Aegiceras corniculatum pada salinitas 20 –

40 o/oo, Rhizopora mucronata dan R. Stylosa pada salinitas 55 o/oo, Ceriops

tagal pada salinitas 60 o/oo dan pada kondisi ekstrim ini tumbuh kerdil,

bahkan Lumnitzera racemosa dapat tumbuh sampai salinitas 90 o/oo

(Chapman, 1976a). Jenis-jenis Bruguiera umumnya tumbuh pada daerah dengan

salinitas di bawah 25 o/oo. MacNae (1968) menyebutkan bahwa kadar salinitas

optimum untuk B. parviflora adalah 20 o/oo, sementara B. gymnorrhiza adalah

10 – 25 o/oo. Zona vegetasi mangrove nampaknya berkaitan erat dengan pasang

surut.

Beberapa penulis melaporkan adanya korelasi antara zonasi mangrove

dengan tinggi rendahnya pasang surut dan frekuensi banjir (van Steenis,

1958 & Chapman,1978a). Di Indonesia, areal yang selalu digenangi walaupun

pada saat pasang rendah umumnya didominasi oleh Avicennia alba atau

Sonneratia alba. Areal yang digenangi oleh pasang sedang didominasi oleh

jenis-jenis Rhizophora. Adapun areal yang digenangi hanya pada saat pasang

tinggi, yang mana areal ini lebih ke daratan, umumnya didominasi oleh

jenisjenis Bruguiera dan Xylocarpus granatum, sedangkan areal yang

digenangi hanya pada saat pasang tertinggi (hanya beberapa hari dalam

sebulan) umumnya didominasi oleh Bruguiera sexangula dan

Lumnitzera littorea.

Pada umumnya, lebar zona mangrove jarang melebihi 4 kilometer,

kecuali pada beberapa estuari serta teluk yang dangkal dan tertutup. Pada

daerah seperti ini lebar zona mangrove dapat mencapai 18 kilometer seperti di

Sungai Sembilang, Sumatera Selatan (Danielsen & Verheugt, 1990) atau

bahkan lebih dari 30 kilometer seperti di Teluk Bintuni, Irian Jaya (Erftemeijer,

dkk, 1989). Adapun pada daerah pantai yang tererosi dan curam, lebar zona

mangrove jarang melebihi 50 meter. Untuk daerah di sepanjang sungai yang

dipengaruhi oleh pasang surut, panjang hamparan mangrove kadang-kadang

mencapai puluhan kilometer seperti di Sungai Barito, Kalimantan Selatan.

Panjang hamparan ini bergantung pada intrusi air laut yang sangat dipengaruhi

oleh tinggi rendahnya pasang surut, pemasukan dan pengeluaran material

kedalam dan dari sungai, serta kecuramannya.

3

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menganalisis vegetasi mangrove?

2. Bagaimana cara mengidentifikasi metode yang tepat untuk

melakukan analisis vegetasi mengorve?

3. Bagaimana cara teknik pencuplikan sampel vegetasi mangrove dan

menganalisis data dari vegetasi mangrove?

C. Tujuan

1. Mahasiswa mampu menganalisis vegetasi mangrove melalui

kegiatan praktikum.

2. Mahasiswa mampu mengidentifiksi metode yang tepat unutk

melakukan analisis vegetasi mangrove melalui kegiatan praktikum.

3. Mahasiswa mampu menggunakan teknik pencuplikan sampel yang

tepat dalam melakukan analisis vegetasi mangrove melalui

kegiatan paraktikum.

D. Alat dan bahan

Alat :

1. Meteran

2. Tali raffia

E. Prosedur Kerja

Untuk menganalisis vegetasi mangrove di perlukan beberapa

tahap pengamatan melalui serangkaian penelitian sebagai berikut:

1. Kami melakukan survie tempat penelitian di mana tempat yang

akan kami lakukan.

2. Kami menentukan sebaran vegetasi mangrove yang akan di amati

dan cara sampling yang akan di gunakan metode kombinasi transek

dan plot.

3. meenentukan garis transek dan pemetaan kuadrat di lakukan

sebagai berikut : a). membuat garis transek secara vertical dari

batas pasang tertinggi sampai batas surut terendah yaitu sepanjang

100 m, kemudian jarak antar transek satu dengan yang lainnya

adalah 20 m. b) Ukuran plot untuk mengambil sampel vegetasi

mangrove adalah 10 X 10 m, pada setiap transek terdapat 10 plot

4

dengan jarak antar plot satu dengan yang lainnya adalah seragam

10 m, dengan demikian pada setiap stasiun pengambilan data akan

terdapat 100 plot.

4. mengumpulkan data dengan cara mencatat, menghitung dan

memfoto sampel vegetasi mangrove dan dapat mengidentifikasi

secara langsung dengan menggunakan buku panduan identifikasi.

5. Setelah kami mengambil data penelitian dari sampel vegetasi

mangrove kami membuat tabulasi data dengan menggunakan excel.

6. Dan kami menganalisis dan pengujian statistic interpretasi data

7. Pengambilan kesimpulan dengan membuat laporan.

F. Data pengamatan

PLOT JENIS Jumlah jenis

Jumlah keseluruhan

KOMPOSISI JENIS

1 Sonneratia alba 1 2 1

2 Sonneratia alba 1 2 2

Sonneratia caseolaris 1 2 2

3 Sonneratia caseolaris 2 6 3

Avicennia marina 2 6 3

Sonneratia alba 2 6 3

4 Sonneratia alba 2 4 2

Avicennia lanata 2 4 2

5 Sonneratia alba 1 3 1

6 Sonneratia caseolaris 1 9 1

7 Sonneratia alba 1 6 1

8 - - - -9 Sonneratia alba 1 9 1

10 bruguiera gymnorrhiza 1 3 1

11 - - - -12 Sonneratia alba 1 7 1

13 - - - -14 Sonneratia alba 1 3 1

15 Sonneratia alba 1 11 1

16 Sonneratia alba 1 7 1

17 Sonneratia alba 1 7 1

18 Sonneratia alba 1 3 1

19 Sonneratia alba 1 1 1

20 Sonneratia caseolaris 1 1 1

21 Aigiceras Corniculatum 3 4 2Avicenia Alba 1 4 2

5

22 Avicennia Lanata 2 3 2Avicennia alba 1 3 2

23 Lumnitzera Littorea 1 1 124 Lumnitzera Littorea 15 15 125 Lumnitzera Littorea 25 25 126 Lumnitzera Littorea 1 1 127 Avicennia alba 4 8 2

Lumnitzera Littorea 4 8 228 Avicennia Alba 2 13 2

Lumnitzera Littorea 11 13 229 Lumnitzera Littorea 2 2 1

30Avicennia Alba 3 5 2Lumnitzera Littorea 2 5 2

31Aigiceras Corniculatum 2 6 2Avicennia alba 4 6 2

32Aigiceras Corniculatum 2 4 2Avicennia Alba 2 4 2

33Aigiceras Corniculatum 1 2 2Avicennia Alba 1 2 2

34 Aigiceras Corniculatum 4 4 135 Aigiceras Corniculatum 2 2 136 Aigiceras Corniculatum 2 2 1

37Aigiceras Corniculatum 3 7 2Avicennia Alba 4 7 2

38 - - - -39 Aigiceras Corniculatum 3 3 1

40Avicennia Alba 3 5 2Aigiceras Corniculatum 2 5 2

41 - - - -42 sonneratia alba 1 1 143 sonneratia alba 1 1 144 sonneratia alba 1 1 145 bruguiera gymnorrhiza 1 1 146 sonneratia alba 1 1 147 sonneratia alba 1 1 148 sonneratia alba 1 1 149 sonneratia alba 2 2 150 - - - -51 - - - -52 - - - -53 sonneratia alba 1 1 154 - - - -55 bruguiera gymnorrhiza 1 1 156 - - - -

6

57 bruguiera gymnorrhiza 1 1 158 sonneratia alba 1 1 159 sonneratia alba 2 2 160 sonneratia alba 1 1 161 - - - -62 - - - -63 - - - -64 - - - -65 - - - -66 Rhizopora apiculata 1 1 1 

67 Rhizopora apiculata 1 2 1

68 Rhizopora apiculata 1 3 1

69 Rhizopora apiculata 1 3 1

70 Rhizopora apiculata 1 3 1

71 - - - -72 - - - -73 - - - -74 Rhizopora mucronata 1 3 1 

75 Rhizopora apiculata 1 3 1

76 Rhizopora mucronata 1 3 1 

77Rhizopora Apiculata 1 9 2

Rhizopora Stylosa 8 9 2 

78Rhizopora stylosa 3 6 2 

Rhizopora mucronata 3 6 2 

79Rhizopora Sylosa 11 20 2 

Rhizopora apiculata 9 20 2 

80Rhizopora Stylosa 7 22 2 

Rhizopora mucronata 15 22 2 

81 - 0 0 0

82 - 0 0 0

83 - 0 0 0

84 - 0 0 0

85 - 0 0 0

86Sonneratia caseolaris 25 27 2

Avicennia alba 2 27 2

87Sonneratia caseolaris 6 56 2

Avicennia alba 50 56 2

88 Sonneratia caseolaris 5 5 1

89 Sonneratia caseolaris 2 2 1

90 - - - -91 - - - -92 - - - -93 Sonneratia caseolaris 4 6 2

Sonneratia alba 2 6 2

7

94 Sonneratia caseolaris 1 1 1

95 Pemphis acidula 3 5 2

Avicennia alba 2 5 2

96 Pemphis acidula 1 2 2

Sonneratia caseolaris 1 2 2

97 Sonneratia caseolaris 1 1 1

98 Sonneratia caseolaris 1 1 1

99 bruguiera gymnorrhiza 2 2 1

100 Sonneratia alba 2 2 1

Jumlah

329

G. Pembahasan (Analisis data kualitatif dan data kuantitatif)

Berdasarkan hasil penelitian yang kami dapat, kami dapat menganalisis

data dengan menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif. Di mana kata

kualitatif ialah data yang berbentuk kata-kata bukan dalam bentuk angka. Data

kualitatif diperoleh dengan berbagai macam teknik yaitu dengan cara observasi,

wawancara atau dengan cara analisis dokumen. Bentuk lain dari data kualitatif

ialah dengan cara mengambil objek secara langsung atau objek yang akan di

teliti. Sedangkan dengan data kuantitaif yaitu data yang berupa angka atau

bilangan. Data kuantitaif dapat di olah atau di analisis dengan cara menggunakan

teknik perhitungan matematikan atau dengan statistik yang di olah dengan

menggunakan excel.

1. Data kualitatif

Pada data kualitatif kami menggunakan metode atau mencuplik dengan

cara mengobservasi langsung dengan mengabil data atau dengan

mengambil sampling yang terdapat di dalam plot yang telah kami buat,

kami menganalisis dengan cara kami menghitung ada berapa tersebar

vegetasi mangrove yang terdapat di dalam plot, data yang kami dapat dari

100 plot yang kami dapatkan jenis spesies dari vegetasi mangrove. Pada

100 data yang kami temukan ada 12 jenis spesies yang berbeda yang kami

temukan di antaranya Avicennia Alba, Avicennia Lanata, Avicennia

Marina, Aigiceras Corniculatum, Bruguiera gymnorrhiza, Lumnitzera

Littorea, Phempis adicula, Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata,

Rhizopora Stylosa, Sonneratia Alba dan Sonneratia Caseolaris. Dari

8

jenis-jenis di atas kami dapat mendeskripsikan dari masing-masing jenis

Mangrove dan mengklasifikasi dimulai dari kingdom, Divisi, kelas,

Ordo, Famili, Genus dan Spesies. Berikut Deskripsi dari masing-masing

jenis mangrove yang di temukan:

1. Avicennia Alba

Klasifikasi dari jenis Avicennia Alba:

Kingdom: Plantae

 Subkingdom: Tracheobionta

         Super Divisi: Spermatophyta

             Divisi: Magnoliophyta

                 Kelas: Magnoliopsida

             Sub Kelas: Asteridae

                         Ordo: Scrophulariales

                             Famili: Acanthaceae

                                 Genus: Avicennia

                                     Spesies: Avicennia alba Blume

Deskripsi dari jenis ini Bentuk pohon tingginya mencapai 15 m,

Akar berupa akar nafas, seperti pensil, Daun dari jenis ini

susunannya tunggal, bersilang bentuk lanset hingga elips ujungnya

runcing dan berukuran panjang 10-18 cm. Jenis ini juga memiliki

cirri khusus daun ramping panjang buahnya seperti cabe tumbuhan

ini hamper mirip serupa Avicennia marina, avicennia Lenata.

2. Avicennia lanata

9

Klasifikasi dari jenis Avicennia lanata

Kingdom: Plantae      Subkingdom: Tracheobionta          Super Divisi: Spermatophyta             Divisi: Magnoliophyta                  Kelas: Magnoliopsida                      Sub Kelas: Asteridae                         Ordo: Scrophulariales                             Famili: Acanthaceae                                  Genus: Avicennia                                     Spesies: Avicennia lanata Ridley

Deskripsi dari jrnis tumbuhan ini bentuknya berupa

pohon/perdu, tinggi mencapai 8 m, akarnya beruapa akar nafas

seperti pensil, susunann daun tunggal bersilang berbentuk elips

ujungnya membundar hingga runcing ukuran daun panjangnya 5-9

cm. Rangkaian berbunga dari jenis Avicennia Lanata berbunga 8-14,

berduri rapat, panjang 1- cm berada di ujung atau di ketiak daun pada

pucuk. tumbuhan ini mempunyai buah dengan lebar 1,5-2,0 cm dan

panjang 1,5-2,5 cm bentuk dari buah tersebut melingkar atau

memiliki sebuah paruh pendek.

3. Avicennia Marina

10

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

                     Sub Kelas: Asteridae

                         Ordo: Scrophulariales

                             Famili: Acanthaceae

                                 Genus: Avicennia

                                     Spesies: Avicennia marina (Forsk.) Vierh.

Deskripsi dari tumbuhan ini hamper mirip dengan tumbuhan

avicennia lainnya yaitu pohonnya berupa perdu, tinggi mencapai

12 m akarnya akar nafas seperti pensil, susunan daun tunggal

bersilang berbentuk elips ujungnnya beruncing hingga membundar.

Rangkaian bunga 8-14 berduri rapat panjang 1-2 cm tumbuhan ini

berbunga umumnya juli-februari.

4. Aigiceras Corniculatum

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

                     Sub Kelas: Dilleniidae

11

                         Ordo: Primulales

                             Famili: Myrsinaceae

                                 Genus: Aegiceras

                                     Spesies: Aegiceras corniculatum (L.)

Deskripsi dari tumbuhan ini bentuk pohon/perdu tinggi

mencapai 3 m, tidak memiliki akar udara, susunan daun tunggal

bersilang bentk daun bulat telur sungsang sampai elips ujungnya

membundar sampai berlekuk ukuran daun panjang 5-10 cm.

tumbuhan ini mempunyai buah dengan ukuran diameter 0,7 cm

panjang 4-5 cm warna buah hijau hingga kemerah-merahan saat

masak permukaan halus. Buah berbentuk silinde(bukan hipokotil)

mengandung membengkok tajam.

5. Bruguiera gymnorrhiza

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

                     Sub Kelas: Rosidae

                         Ordo: Myrtales

                             Famili: Rhizophoraceae

                                 Genus: Bruguiera

                                     Spesies: Bruguiera gymnorrhiza (L.) Lamk

12

Deskripsi dari tumbuhan ini berbentuk pohon tinggi

mencapai 20 m.Akar lutut dan banir kecil bersal dari bentukan

seperti akar tunjang susunan daun tunggal bersilang bentuknya

elips ujung meruncing ukuran panjang 8-15 cm. Bunga besar

berwarna merah (kelopak), daun licin dan tebal, tida ada bintik-

bintik hitam di permukaan bawahnya tanpa ujung yang kasar dan

ramping.

6. Lumnitzera Littorea

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

                     Sub Kelas: Rosidae

                         Ordo: Myrtales

                             Famili: Combretaceae

                                 Genus: Lumnitzera

                                     Spesies: Lumnitzera littorea (Jack) Voigt

Deskripsi dari tumbuhan jenis ini berbentuk pohon tinggi mencapai

10 m akarnya akar nafas banir kecil kadang-kadang tidak tampak

adanya akar udara. Susunan daun tunggal berseling bentuk bulat

telur sungsang ujung membukat berukuran panjang 4-7 cm. bunga

pada tumbhan jenis ini berwarna merah dan buah sangat unik

berbentuk seperti vas bunga, bergabus, dapat mengapung,

penyebaran melaui arus air.

13

7. Phempis adicula

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

                     Sub Kelas: Rosidae

                         Ordo: Myrtales

                             Famili: Lythraceae

                                 Genus: Pemphis

                                     Spesies: Pemphis acidula Forst.

Deskripsi dari tumbuhan ini berbentuk phon/perdu tinggi mencapai

4 m tidak ada akar udara biasa di temukan di tempat yang berpasir

daun bersusun tunggal bersilang bentuk elips sampai bentuk telur

sungsang ujung membulat runcing tumpul panjang 1-3 cm. daunnya

berdaging (tebal 0,3 cm).

8. Rhizopora apiculata

14

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

                     Sub Kelas: Rosidae

                         Ordo: Myrtales

                             Famili: Rhizophoraceae

                                 Genus: Rhizophora

                                     Spesies: Rhizophora apiculata Bl.

Deskripsi dari tumbuhan jenis rhizopora apiculata ialah pohon

denga ketinggian 15 m akar tunjang susunan daun tunggal

bersilang bentuk daun elips menyempit ujung tajam ukuran

panjang 9.18 cm, permukaan bawah daun hijau kekuning-

kuningan memiliki bintik-bintik hitam kecil yang menyebar di

seluruh permukaan bawah daun.

9. Rhizopora mucronata

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

                     Sub Kelas: Rosidae

                         Ordo: Myrtales

15

                             Famili: Rhizophoraceae

                                 Genus: Rhizophora

                                     Spesies: Rhizophora mucronata Lamk

Deskripsi dari tumbuhan ini berbentuk pohon tinggi hingga

mencapai 25 m mempunyai akar tunjang susunan daun tunggal

berbentuk bentuk elips ujung daun meruncing (ujung memiliki

bentukan seperti tonjolan gigi) berukuran panjang sekitar 15-20

cm. kulit kayu kasar abu-abu hingga hitam, beralur. Daun lebih

besar dari pda Rhizopoda atylosa pada bagian tengah daun

memiliki panjang yang maksimum benag sari pendek bentuk buah

silindris (hipokotil), terlepas muylai dari bawah kotiledon, dapat

mengampung, penyebaran melaui arus.

10. Rhizopora Stylosa

Klasifkasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

                     Sub Kelas: Rosidae

                         Ordo: Myrtales

                             Famili: Rhizophoraceae

                                 Genus: Rhizophora

                                     Spesies: Rhizophora stylosa Griff

16

Deskripsi dari tumbuhan jenis rhizopora sylosa hamper mirip

dengan tumbuhan jenis rhizopora apiculata dan mucronata, pohon

dengan ketinggian mencapai 6 m akar tunjang susunan daun

tunggal bersilang ujungnnya tajam (ujung memiliki bentukan

seperti tonjolan gigi) ukuran daun panjang 10-18 cm. daun lebih

kecil dari pada Rhizopora mucronata, cenderung menyempit kea

rah tangkai daun, rangkaian bunga lebih banyak dari pada

rhizopoda mucronata benang sari panjang tipis, akar tunjang

berkembang menjadi cabang-cabang

11. Sonneratia Alba

Klasifikasi

Divisi     :Magnoliophyta Kelas     :Magnoliopsida Bangsa  :Magnoliales Suku       :Sonneratiaceae Marga   :Sonneratia Jenis         :Sonneratia alba

Deskripsi tumbuhan jenis sonneratia alba bentuk pohon/perdu

tinggi mencapai 16 m, akar nafas berbentuk kerucut. Susunan daun

tunnggal bersilang bentyk oblong sampai bulat telur sungsang

ujung membundar sampai berlekuk ukuran panjang 5-10 cm,

tangkai daun pada bunga dewasa berwarna kuning helai kelopak

menyebar atau sedikit melengkung kea rah buah. Kulit kayu halus,

reak/celah searah longitudinal warna kulit krem sampai coklat.

12. Sonneratia Caseolaris

17

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

                     Sub Kelas: Rosidae

                         Ordo: Myrtales

                             Famili: Lythraceae

                                 Genus: Sonneratia

                                     Spesies: Sonneratia caseolaris (L.) Eng

Deskripsi tumbuhan jenis sonneratia caseolaris mirip dengan

sonneratia alba, berbentuk phon dengan ketinggian mencapai 16 m,

akar nafas berbentuk kerucut tinggi mencapai 1 m susunan daun

tunggal bersilang bentuk jorong sampai oblong membundar

dengan ujung membengkok tajam menonojol panjang 4-8 cm.

bunga dewasa memiliki tangkai daun pendek dengan dasar

berwarna kemerah-merahan, benang sari berwarna merah dan

putih, akar nafas yang berkembang dengan baik dapat mencapai

tinggi lebih dari 1 m. lebih tinggi dibandingkan Sonneratia Alba.

2. Data Kuantitatif

Data pengamatan kami selanjutnya kami analisis dengan data

kuantitatif diaman kami dapat menghitung stuktur komunitas yaitu dari

kelimpahan, Keanekaragaman kemeraatan dan Dominasi dari jenis pohon

yang kami dapat. Berikut rumus yang kami gunakan dalam menghitug

stuktur komunitas vegetasi mangrove :

18

a. Nilai kelimpahan relatif (KR)

KR = ¿N X 100%

FR= ¿N INP= FR+KR

b. Indeks Dominansi Simpson

D = ∑ Pi2

Nilai criteria indeks dominasi Adalah :

0 < D < 0,5 : Tidak ada jenis yang mendominasi

0,5 < D < 1 : Ada jenis yang mendominasi

c. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wienner

Keanekargaman spesies dapat di katakana sebagai keheterogen spesies dan

merupakan cirri khas struktur komunitas. Rumus ini dapat di gunakan unutk

menghitung keanekaragman adalah Shannon-Wienner (odum, 1993) yaitu :

19

Keterangan :

KR = Kelimpahan relatif

FR = Frekuensi Relatif

ni = jumlah individu suatu jenis

N = jumlah individu seluruh jenis

Keterangan :

D = Indeks Dominansi Simpson

ni = banyaknya spesies i

N = jumlah seluruh individu i

Pi = ni/ N (rasio antara spesies dan jumlah individu spesies i )

H’ = - ∑ pi ln pi, dengan pi = ni / N

Indeks keanekargaman mempunyai asumsi keanekaragaman penyebaran

jumlah tiap individu dan kestabilan komunitas jika :

H’ < 1 : Keanekaragaman rendah

1 < H’ < 3 : Keanekaragaman sedang

H’ > 3 : Keanekaragaman tinggi

d. Indeks Kemerataan

E = H 'ln s

Nilai indeks keseragaman berkisar antara 0-1 jika 0 berarti jumlah

individu tiap jenis cenderung berbeda, jika 1 berarti keseragaman pada

suatu komunitas semakin tinggi atau jumlah individu tiap spesies relative

sama.

Dari rumus yang kami gunakan kami dapat mengaplikasi kannya dalam

bentuk data yang kami olah dengan menggunakan dalam bentuk excel

yaitu sebagai berikut:

20

Keterangan :

H’ = Indeks Dominansi Simpson

ni = banyaknya spesies i

N = jumlah seluruh individu i

Pi = ni/ N (rasio antara spesies dan jumlah individu spesies i )

Keterangan :

E = Indeks Kemerataan jenis

H’ = Indeks Keanekaragaman jenis

S = jumlah organisme yang di temukan

a. Indeks Kelimpahan

Jenis Spesies Stasiun 1 FR KR INP

Sonneratia alba 33 0.100303951 0.33 0.430303951

Sonneratia caseolaris 51 0.155015198 0.51 0.665015198

Avicennia marina 2 0.006079027 0.02 0.026079027

Avicennia lanata 4 0.012158055 0.04 0.052158055

Bruguire gymnorrhiza 6 0.018237082 0.06 0.078237082

Aigiceras Corniculatum 24 0.072948328 0.24 0.312948328

Avicenia Alba 79 0.240121581 0.79 1.030121581

Lumnitzera Littorea 61 0.185410334 0.61 0.795410334

Rhizopoda apiculata 16 0.048632219 0.16 0.208632219

Rhizopoda mucronata 20 0.060790274 0.2 0.260790274

Rhizopoda Stylosa 29 0.045592705 0.29 0.335592705

Pemphis acidula 4 0.012158055 0.04 0.052158055

b. Indeks Dominasi

Jenis Spesies ni ni - 1 N N - 1 ni(ni-1) N(N-1) D

Sonneratia alba 33 32 329 328 1056 107912 0.009785751

Sonneratia caseolaris 51 50 329 328 2550 107912 0.023630365

Avicennia marina 2 1 329 328 2 107912 1.85336E-05

Avicennia lanata 4 3 329 328 12 107912 0.000111202

bruguire gymnorrhiza 6 5 329 328 30 107912 0.000278004

Aigiceras Corniculatum 24 23 329 328 552 107912 0.005115279

Avicenia Alba 79 78 329 328 6162 107912 0.057102083

Lumnitzera Littorea 61 60 329 328 3660 107912 0.033916525

Rhizopoda apiculata 16 15 329 328 240 107912 0.002224034

Rhizopoda mucronata 20 19 329 328 380 107912 0.003521388

Rhizopoda Stylosa 29 28 329 328 812 107912 0.00752465

Pemphis acidula 4 3 329 328 12 107912 0.000111202

Jumlah 0.143339017

Dari data hasil observasi yang diolah menggunakan formula Excel kami

menyimpulkan Indeks Dominasi adalah 0,14. Sehingga dapat di ketahui

bahwa 0 < D < 0,5. Maka dapat di simpulkan bahwa Dominasi termasuk

dalam kategori Tidak ada jenis yang mendominasi

21

c. Indeks Keanekaragaman

Jenis Spesies ni Pi ln Pi Pi.ln Pi

Sonneratia alba 33 0.100303951 -2.2995502 -0.23065397

Sonneratia caseolaris 51 0.155015198 -1.8642321 -0.28898431

Avicennia marina 2 0.006079027 -5.1029106 -0.031020733

Avicennia lanata 4 0.012158055 -4.4097634 -0.053614145

bruguire gymnorrhiza 6 0.018237082 -4.0042983 -0.073026716

Aigiceras Corniculatum 24 0.072948328 -2.6180039 -0.190979009

Avicenia Alba 79 0.240121581 -1.4266099 -0.342559824

Lumnitzera Littorea 61 0.185410334 -1.6851839 -0.312450508

Rhizopoda apiculata 16 0.048632219 -3.023469 -0.147038007

Rhizopoda mucronata 20 0.060790274 -2.8003255 -0.170232552

Rhizopoda Stylosa 29 0.088145897 -2.4287619 -0.214085397

Pemphis acidula 4 0.012158055 -4.4097634 -0.053614145

Jumlah -2.108259316

Dari data hasil observasi yang diolah menggunakan formula Excel

kami menyimpulkan keanekaragmannya adalah 2.10, sehingga dapat di

ketahui bahwa 1 < H’ < 3. Maka dapat di simpulkan bahwa

keanekargaman termasuk dalam kategori sedang.

d. Indeks Keemerataan

Stasiun H' lnS E

I 2.12.4849066

50.84510

2

Dari hasil observasi yang di olah menggunakan excel, kami dapat

menyimpulkan bahwa indeks keseragaman individu tiap jenis cenderung

berbeda karena indeksnya 0.84

Kesimpulan

22

Dari hasil penelitian yang kami lakukan di tanjung batu kelurahan pantai amal

lama, kecamatan tarakan timur, kota tarakan. Kami menemukan jenis spesies

vegetasi mangrove yang berbeda-beda ada 12 jenis spesies yang kami temukan

di antaranya yaitu : Avicennia Alba, Avicennia Lanata, Avicennia Marina,

Aigiceras Corniculatum, Bruguiera gymnorrhiza, Lumnitzera Littorea,

Phempis adicula, Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata, Rhizopora

Stylosa, Sonneratia Alba dan Sonneratia Caseolaris. Dari analisis data yang

kami lakukan kami mengidentifikasi menggunakan buku kunci determinasi dan

struktur komunitas vegetasi mangrove dengan rumus indeks kelimpahan,

indeks keanekaragaman, Indeks dominasi dan indeks kemerataan, di mana dari

indeks dominasi terdapat 0,14 jadi data secara keseluruhan tidak ada jenis yang

mendominasi, pada indeks keanekaragaman termsuk dalam criteria kategori

sedang, sedangkna pada indeks kemerataan atau indeks keseragaman dapat

disimpulkan individu tiap jenis cenderung berbeda karena indeksnyam 0,84.

23