makalah sistem sirkulasi-print new
DESCRIPTION
Fisiologi lanjut fisiologi hewanTRANSCRIPT
SISTEM SIRKULASI MAMALIA
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi Lanjut Hewan
Yang dibina oleh Dr. Abdul Gofur, M.Si
Disusun Oleh:
Hera Adiwijaya, S.Pd 140341808618
Nanik Nurlela, S.Pd 140341808631
P. Wijayati W, S.Si 140341808634
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
AGUSTUS 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap organisme harus mempertukarkan materi dan energi dengan lingkungannya,
dan pertukaran ini terjadi pada tingkat seluler. Difusi saja tidak mencukupi untuk
pengangkutan zat-zat kimia dengan jarak makroskopis pada hewan, misalnya untuk
memindahkan glukosa dari saluran pencernaan dan oksigen dari paru-paru ke otak seekor
hewan mamalia. Sistem sirkulasi menyelesaikan masalah ini dengan menjamin bahwa tidak
ada zat yang harus berdifusi sangat jauh untuk memasuki atau meninggalkan suatu sel.
Dengan mengangkut cairan ke seluruh tubuh secara fungsional, sistem ini menghubungkan
lingkungan berair sel-sel tubuh dengan organ-organ yang mempertukarkan gas, menyerap
nutrien dan membuang zat-zat sisa.
Fungsi sirkulasi pada hakekatnya untuk mencapai suatu lingkungan yang sesuai bagi
jaringan tubuh. Kondisi yang konstan dari medium merupakan syarat-syarat mutlak bagi
kehidupan jaringan. Kondisi yang konstan ini dapat tercapai bila ada proses perpindahan zat
melintasi dinding-dinding pembuluh kapiler yang arahnya dari darah menuju cairan jaringan
atau dari cairan jaringan menuju darah. Untuk menjaga kekonstanan medium dalam ini
dikenal dengan istilah homeostatis. Faktor yang dapat mengganggu kekonstanan medium
yaitu suhu, kelembaban, dan tekanan udara, dan faktor dalam seperti kadar bermacam-macam
zat makanan, kadar 02, kadar ion H, suhu, tekanan osmosa dan kadar zat sisa.
Pengantaran oksigen yang tepat waktu ke organ-organ tubuh sangatlah penting.
Bagaimana sistem sirkulasi mamalia memenuhi kebutuhan terhadap oksigen yang terus
menerus namun bervariasi? Untuk menjawab pertanyaan ini perlu mempelajari bagaimana
bagian-bagian dari sistem sirkulasi tersebut tersusun dan setiap bagian berfungsi. Sistem
sirkulasi vertebrata memungkinkan darah mengantarkan oksigen dan nutrien-nutrien serta
menyingkirkan zat-zat sisa metabolisme di seluruh tubuh. Dalam melakukan hal itu sistem
sirkulasi mengandalkan pada jejaring pembuluh darah yang bercabang-cabang yang mirip
sistem pipa air bersih dan pipa pembuangan limbah pada sebuah kota. Selain itu prinsip-
prinsip fisika yang mengatur kerja sistem pipa air juga diaplikasikan pada fungsi pembuluh
darah.
Gangguan pada sistem sirkulasi manusia diantaranya adalah serangan jantung dan
hipertensi. Penyakit jantung digambarkan sebagai rasa sakit yang amat sangat di bagian dada
secara terus-menerus sehingga setengah jam, menjalar ke arah tangan kiri dan rahang. Susah
bernafas dan perasaan takut yang berlebihan. Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu
peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu
keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan
meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan
kerusakan ginjal.
Transpor internal dan pertukaran gas secara fungsional saling berkaitan, dengan
demikian kita akan membahas sistem sirkulasi dan sistem respirasi pada hewan mamalia di
dalam makalah ini menjadi satu kesatuan.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kita akan membahas beberapa permasalahan sistem sirkulasi pada
mamalia, antara lain:
1. Bagaimana mekanisme sirkulasi ganda pada mamalia yang melibatkan peranan jantung?
2. Bagaimana pola aliran dan tekanan darah yang mencerminkan struktur dan fungsi dari
pembuluh darah?
3. Bagaimana fungsi komponen-komponen darah dalam pertukaran zat, transport dan
pertahanan?
4. Bagaimanakah pengelompokan golongan darah?
5. Bagaimana struktur dan perbedaan sistem limfa dibandingkan dengan sistem
kardiovaskuler ?
6. Bagaimana mekanisme pernafasan terjadi ?
7. Bagaimana terjadinya sistem pertukaran gas dalam tubuh mamalia ?
8. Bagaimanakah gangguan fisiologi pada sistem sirkulasi mamalia?
C. Tujuan
Tujuan dari pembahasan pada makalah ini antara lain:
1. Mengetahui mekanisme sirkulasi ganda pada mamalia yang melibatkan peranan jantung.
2. Mengetahui pola aliran dan tekanan darah yang mencerminkan struktur dan fungsi dari
pembuluh darah.
3. Mengetahui fungsi komponen-komponen darah dalam pertukaran zat, transport dan
pertahanan.
4. Mengetahui pengelompokan penggolongan darah
5. Mengetahui struktur dan perbedaan sistem limfa dibandingkan dengan sistem
kardiovaskuler.
6. Mengetahui mekanisme terjadinya proses pernafasan.
7. Mengetahui terjadinya sistem pertukaran gas dalam tubuh mamalia
8. Mengetahui gangguan fisiologi pada sistem sirkulasi mamalia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Sirkulasi Mamalia.
Sistem sirkulasi darah mamalia merupakan suatu sistem tertutup yang mengatur dan
mengalirkan darah di dalam tubuh. Dikatakan tertutup karena pada keadaan normal tidak ada
darah yang berada di luar pembuluh darah. Sistem ini perlu dibedakan dengan sistem aliran
getah bening yang merupakan aliran terbuka.
Sistem sirkulasi terdiri dari 3 komponen utama yaitu, darah, jantung, dan pembuluh
darah. Kombinasi fungsi dari 3 komponen: darah, jantung, dan pembuluh untuk membawa
nutrient, oksigen ke organ dan jaringan di seluruh tubuh dan membawa sisa metabolik. Suatu
sistem sirkulasi yang baik terdiri atas satu pompa muscular, dan pembuluh-pembuluh tempat
darah dapat mengalir. Kerja pompa muscular atau jantung berdasar pada kemampuan otot-
otot berkontraksi dan berelaksasi. Kontraksi otot-otot dinding pembuluh darah atau bilik
jantung, memungkinkan terjadinya pengecilan volume yang akan menghasilkan peningkatan
tekanan yang akan mendorong darah mengalir diseluruh tubuh.
Sistem Kardiovaskuler Mamalia (perhatikan Gambar A.1.), dimulai dengan sirkuit
pulmoner (paru-paru), (1) ventrikel kanan memompa darah ke paru-paru melalui (2) arteri
pulmoner. Ketika darah mengalir melalui (3) hamparan kapiler paru-paru kanan dan kiri,
darah mengambil oksigen dan melepaskan karbondioksida. Darah yang kaya oksigen akan
kembali dari paru-paru melalui vena pulmoner ke (4) atrium kiri jantung. Kemudian darah
yang kaya oksigen mengalir ke dalam (5) ventrikel kiri, ketika ventrikel tersebut membuka
dan atrium berkontraksi. Selanjutnya ventrikel kiri akan memompa darah yang kaya oksigen
keluar ke jaringan tubuh melalui sirkuit sistemik. Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui
(6) aorta yang mengirimkan darah ke arteri yang menuju ke seluruh tubuh. Cabang pertama
dari aorta adalah arteri koroner (tidak diperlihatkan) akan mengirimkan darah ke otot jantung
itu sendiri. Kemudian ada juga cabang-cabang yang menuju ke hamparan kapiler (7) di
kepala dan lengan (tungkai depan). Aorta terus memanjang kearah posterior, sambil
mengalirkan darah yang kaya oksigen ke arteri yang menuju ke (8) hamparan kapiler di organ
abdomen dan kaki (tungkai belakang). Didalam masing-masing organ tersebut arteri akan
bercabang menjadi arteriola, yang selanjutnya akan bercabang menjadi kapiler dimana darah
melepaskan banyak oksigen dan mengambil karbondioksida yang dihasilkan oleh respirasi
selluler. Kapiler akan menyatu kembali membentuk venula, yang akan mengirimkan darah ke
vena. Darah yang miskin oksigen dari kepala leher dan tungkai depan disalurkan ke dalam
vena besar yang disebut (9) vena cava anterior (superior). Vena besar lainnya disebut (10)
vena cava posterior (inferior) mengalirkan darah dari bagian tubuh utama dan tungkai
belakang. Kedua vena cava itu mengosongkan darahnya ke dalam (11) atrium kanan, sebelum
kemudian darah yang miskin oksigen itu mengalir kedalam ventrikel kanan.
Gambar A.1. Sistem kardiovaskuler
B. Jantung Mamalia.
Jantung sebenarnya adalah dua pompa menjadi satu. Sisi kanan jantung menerima
sirkulasi darah dari tubuh dan memompa darah melalui paru-paru (sirkuit pulmoner), yang
membawa darah ke paru-paru dan kembali ke kiri sisi jantung. Dalam paru-paru, karbon
dioksida berdifusi dari darah ke dalam paru-paru, dan oksigen berdifusi dari paru-paru ke
dalam darah . Sisi kiri jantung memompa darah melalui sirkuit sistemik, yang memberikan
oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan sisa tubuh. Dari jaringan tersebut karbon dioksida dan
produk limbah lainnya dibawa kembali ke sisi kanan jantung. Jantung yang sehat pada orang
dengan berat 70 kg pompa sekitar 7200 L (sekitar 1.900 galon ) darah setiap hari pada tingkat
5 L / menit setara dengan volume total darah didalam tubuh manusia. Bagi kebanyakan
orang, jantung terus memompa selama lebih dari 75 tahun. Selama periode olahraga berat,
jumlah darah yang dipompa per menit meningkatkan beberapa kali lipat. Kehidupan individu
berada dalam bahaya jika jantung kehilangan kemampuannya untuk memompa darah bahkan
untuk beberapa menit.
1. Fungsi Jantung
Jantung memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Membangkitkan tekanan darah. Kontraksi jantung menghasilkan tekanan darah, yang
bertanggung jawab untuk gerakan darah melalui pembuluh darah .
2) Routing darah. Jantung memisahkan paru dan sirkuit sistemik dan memastikan oksigenasi
lebih baik darah yang mengalir ke jaringan .
3) Memastikan aliran darah satu arah. Katup jantung memastikan aliran darah satu arah.
4) Pengaturan suplai darah. Perubahan dalam tingkat dan kekuatan kontraksi pengiriman
darah berubah sesuai kebutuhan jaringan, seperti selama istirahat, olahraga, dan perubahan
posisi tubuh .
2. Ukuran, Bentuk, Lokasi dan Anatomi Jantung
1) Ukuran jantung, jantung orang dewasa berbentuk seperti kerucut tumpul dan sekitar
ukuran kepalan tangan tertutup.
2) Bentuk jantung, tumpul, titik bulat dari kerucut adalah puncaknya, dan yang lebih besar,
datar bagian di ujung dari kerucut dasar.
3) Lokasi jantung, jantung terletak di dalam rongga dada antara paru-paru. Jantung, trakea,
esofagus, dan struktur terkait membentuk partisi garis tengah, mediastinum. Jantung
terletak miring di mediastinum, dengan basis diarahkan posterior dan sedikit superior dan
apex diarahkan anterior dan sedikit inferior. Puncak ini juga diarahkan ke kiri sehingga
sekitar dua-pertiga dari jantung massa terletak di sebelah kiri garis tengah sternum. Dasar
jantung terletak jauh pada tulang dada dan meluas ke ruang interkostal kedua. Puncak
adalah sekitar 9 cm di sebelah kiri sternum dan mendalam untuk kelima ruang interkostal.
4) Struktur Anatomi Jantung:
a) PERIKARDIUM
Selaput jantung Perikardium atau kantong pericardial , adalah kantung tertutup ganda
berlapis yang mengelilingi jantung. Selaput ini terdiri dari jaringan ikat, lapisan luar tersusun
atas lapisan fibrosa dan, lapisan dalam yang transparan tipis epitel skuamosa sederhana yang
disebut perikardium serous. itu perikardium fibrosa mencegah overdistensi jantung dan
meletakkan itu dalam mediastinum. Superior, perikardium fibrosakontinu dengan penutup
jaringan ikat pembuluh darah besar, dan inferior itu melekat pada permukaan diafragma.
Bagian dari perikardium serosa melapisi perikardium fibrosa adalah perikardium parietal, dan
bagian itu meliputi permukaan jantung adalah pericardium visceral, atau epikardium. Rongga
perikardial, antara visceral dan pericardia parietal, diisi dengan lapisan tipis perikardial serosa
cairan, yang membantu mengurangi gesekan ketika jantung bergerak dalam kantung
perikardial .
b) DINDING JANTUNG
Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan jaringan:
a. epicardium, epikardium adalah membran serosa tipis yang merupakan permukaan luar
halus jantung. Epikardium dan perikardium viseral adalah dua nama untuk struktur
yang sama. Pericardium serosa disebut epikardium ketika dianggap sebagai bagian dari
jantung dan Pericardium visceral ketika dianggap sebagai bagian dari pericardium.
b. miokardium, Lapisan tengah tebal jantung, disebut dengan miokardium, terdiri dari otot
jantung sel dan bertanggung jawab atas kemampuan jantung untuk berkontraksi.
c. endocardium, permukaan bagian dalam halus dari bilik jantung disebut endocardium
yang terdiri dari epitel skuamosa sederhana atas lapisan jaringan ikat. Permukaan
bagian dalam halus memungkinkan darah untuk bergerak dengan mudah melalui
jantung. Katup jantung hasil dari lipatan di endocardium, sehingga membuat lapisan
ganda endocardium dengan jaringan ikat di antara keduanya. Permukaan interior atrium
terutama datar, tapi interiorkedua auricles dan bagian dari dinding atrium kanan
mengandung tonjolan otot yang disebut musculi pectinati. Pectinati musculi dari
atrium kanan dipisahkan dari lebih besar, bagian halus dari dinding atrium oleh
punggung bukit yang disebut crista yang terminalis. Dinding interior ventrikel
mengandung tonjolan otot yang lebih besar dan kolom disebut trabekula.
c) RUANG DAN KATUP JANTUNG
1. Ruang Jantung
a) Atrium Kanan dan Kiri.
Atrium kanan memiliki tiga bukaan utama: bukaan dari vena kava superior dan
vena cava inferior menerima darah dari tubuh, dan pembukaan sinus koroner menerima
darah dari jantung itu sendiri (gambar B.1). Atrium kiri memiliki empat bukaan relatif
seragam yang menerima empat paru vena dari paru-paru. Kedua atrium dipisahkan dari
satu sama lain oleh septum interatrial. Sebuah depresi oval sedikit, fosa ovalis, pada sisi
kanan septum menandai bekas lokasi foramen ovale pada embrio dan janin.
b) Ventrikel Kanan dan Kiri
Atrium terbuka ke dalam ventrikel melalui kanal atrioventrikular (gambar B.1)
Setiap ventrikel memiliki satu besar, superior ditempatkan rute outflow dekat garis
tengah jantung. Ventrikel kanan membuka ke batang paru, dan ventrikel kiri membuka
ke aorta. Kedua ventrikel dipisahkan satu sama lain oleh septum interventrikular, yang
memiliki bagian otot tebal terhadap puncak dan bagian membran tipis menuju atrium.
2. Katup Jantung
a. Katup atrioventrikular (AV)
Sebuah katup atrioventrikular adalah di setiap kanal atrioventrikular dan terdiri dari
katup, atau flaps. Katup ini memungkinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel
namun mencegah darah mengalir kembali ke atrium. Katup atrioventrikular antara
atrium kanan dan ventrikel kanan memiliki tiga katup dan karena itu disebut katup
trikuspid. Katup atrioventrikular antara atrium kiri dan ventrikel kiri memiliki dua
katup dan karena itu disebut katup bikuspid. Setiap ventrikel berisi pilar otot berbentuk
kerucut yang disebut papiler otot. ini otot yang melekat oleh tipis, string jaringan ikat
yang kuat disebut korda tendinea ke katup katup atrioventrikular (gambar B.1). Otot
papiler kontrak ketika kontrak ventrikel dan mencegah katup dari pembukaan ke dalam
atrium dengan menarik korda tendinea melekat pada daun katup. Darah mengalir dari
atrium ke ventrikel mendorong katup terbuka ke ventrikel, tetapi ketika kontrak
ventrikel, darah mendorong katup kembali ke atrium. Kanal atrioventrikular tertutup
sebagai katup katup bertemu (gambar B.1).
b. Katup semilunar
Semilunar valve terletak dikedua jalan keluar jantung; tempat aorta meninggalkan
ventrikel kiri dan tempat arteri pulmoner meninggalkan ventrikel kanan. Katup ini
terdorong hingga terbuka oleh tekanan yang dihasilkan selama kontraksi ventrikel. Dan
ketika ventrikel berelaksasi, tekanan yang berkumpul didalam aorta menutup katup-
katup semilunar dan mencegah darah kembali mengalir ke dalam ventrikel. (gambar
B.1).
Gambar B.1. Ruang dan Katup Jantung
3. Siklus Kerja Jantung
Kedua atrium jantung memiliki dinding yang relatif tipis dan berperan sebagai ruang
pengumpul darah yang kembali ke jantung. Darah yang memasuki atrium mengalir ke dalam
ventrikel sewaktu semua ruang jantung berelaksasi. Kontraksi atrium mentransfer sisa darah
sebelum ventrikel mulai berkontraksi. Ventrikel jantung memiliki dinding yang lebih tebal
dan kontraksi yang lebih kuat terutama ventrikel kiri, yang memompa darah ke semua organ-
organ tubuh melalui sirkuit sistemik.
Jantung berkontraksi dan berelaksasi dalam suatu siklus ritmis. Ketika berkontraksi,
jantung memompa darah, dan ketika relaksasi, ruang-ruang jantung terisi dengan darah. Satu
rangkaian pemompaan dan pengisian jantung yang lengkap disebut “Siklus Jantung”. Fase
kontraksi dari siklus itu disebut systole dan fase relaksasi disebut diastole. Volume darah
yang dikeluarkan oleh jantung dipengaruhi oleh laju kontraksi atau (laju detak jantung per
menit) dan volume darah terpompa.
Pada vertebrata, detak jantung berasal dari dalam jantung sendiri. Beberapa sel otot
jantung bersifat autoritmis artinya mereka berkontraksi dan berelaksasi secara berulang-ulang
tanpa sinyal apapun dari sistem syaraf. Gugus sel-sel tersebut adalah nodus sinoatrium (SA)
atau pacemaker. Gugus ini menentukan laju dan waktu ketika semua sel-sel otot jantung
berkontraksi. Nodus SA membangkitkan impuls listrik yang mirip dengan yang dihasilkan
sel-sel syaraf. Impuls dari nodus SA menyebar dengan cepat didalam jaringan jantung
melalui dinding atrium, menyebabkan kedua atrium berkontraksi secara bersamaan. Selama
kontraksi atrium impuls yang berasal dari nodus SA mencapai sel-sel di dinding antara atrium
kiri dan kanan membentuk titik relay yang disebut nodus atrioventrikular (AV). Selain itu,
impuls dari nodus SA juga membangkitkan arus yang dihantarkan ke kulit melalui cairan
tubuh. Tes medis yang disebut elektrokardiogram (ECG) menggunakan elektroda-elektroda
yang ditempatkan di kulit untuk mendeteksi dan mencatat arus ini.
Pada nodus AV impuls-impuls ditunda selama sekitar 0,1 detik, penundaan ini
memungkinkan atrium untuk mengosongkan darah sepenuhnya sebelum ventrikel
berkontraksi. Sinyal-sinyal dari nodus AV kemudian diteruskan ke seluruh dinding ventrikel
melalui serat-serat otot terspesialisasi yang disebut cabang berkas Purkinje. Dua perangkat
syaraf, yaitu syaraf simpatik dan syaraf parasimpatik bertanggungjawab terhadap regulasi
nodus SA. Satu perangkat syaraf mempercepat pacemaker, sedangkan perangkat lainnya
memperlambat pacemaker. Misalnya hormon Epinefrin yang dihasilkan oleh kelenjar
Adrenal menyebabkan peningkatan laju detak jantung. Peningkatan suhu 1 ºC meningkatkan
detak jantung sekitar 10 detak per menit.
C. Struktur dan Fungsi Pembuluh Darah.
Pembuluh-pembuluh darah memiliki lumen (rongga) tengah yang dilapisi oleh
endotelium selapis sel-sel epitiliua pipih. Disekeliling endolium terdapat lapisan-lapisan
jaringan yang berbeda-beda di antara kapiler, arteri dan vena, mencerminkan fungsi-fungsi
yang terspesialisasi dari pembuluh-pembuluh ini.
1. Pembuluh kapiler
Dinding pembuluh kapiler sebagian besar tersusun atas sel-sel endothelium yang
berada di bagian paling dalam, lapisan sebelah luarnya tersusun atas jaringan ikat
penghubung yang menyelubungi kapiler tersebut. Kebanyakan kapiler diameternya berkisar
antara 7 – 9 µm dan bercabang-cabang tanpa mengalami perubahan diameternya. Panjang
dari kaplier bervariasi tetapi pada umumnya berkisar 1 mm panjangnya. Darah mengalir
melalui pembuluh kapiler ini dalam jumlah satu per satu. Pembuluh kapiler diklasifikasikan
menjadi 3 jenis, yaitu: 1) continous kapiler (7-9 µm ditemukan pada jaringan otot dan saraf),
2) fenestrated kapiler (70-100µm ditemukan pada vili usus halus, pada mata lapisan koroid,
dan pada glomerolus ginjal) dan 3) sinusoidal kapiler (memiliki diameter paling besar, dan
ditemukan pada kelenjar-kelenjar endokrin, hati, dan sumsum tulang).
Senyawa-senyawa menembus dinding kapiler melalui proses difusi melalui sel-sel
endothelium, melalui fenestrae, atau diantara sel-sel endothelium. Senyawa yang bias larut di
dalam lemak seperti oksigen dan karbondioksida dan molekul-moleuk kecil yang larut dalam
air akan berdifusi secara langsung melalui membran plasma.
2. Pembuluh arteri
Dinding pembuluh arteri tersusun atas 3 lapisan yang terdiri atas (1) tunika intima, (2)
tunika media, dan (3) tunica adventia atau tunica externa. Lapisan tunika intima tersusun atas
endothelium, membran jaringan penghubung, selapis tipis jaringan penghubung yang disebut
lamina propria, dan internal elastic membrane yang tersusun atas serat-serta elastis. Internal
elastic membrane memisahkan lapisan tunika intima dengan lapisan berikutnya yaitu tunika
media. Tunika media atau lapisan tengah tersusun atas sel-sel otot polos yang tersusun secara
sirkular mengelilingi pembuluh darah. Jumlah darah yang mengalir melalui pembuluh darah
dapat diatur oleh kontraksi dan relaksasi dari otot polos yang ada di lapisan tunika media ini.
Penurunan aliran darah dihasilkan dari vasoconstriction, yaitu penurunan diameter dari
pembuluh darah yang disebabkan oleh kontraksi sel otot polos, sedangkan peningkatan aliran
darah dihasilkan oleh vasodilatation, yaitu meningkatnya diameter pembuluh darah akibat sel
otot polos mengalami relaksasi. Lapisan tunika media juga mengandung sejumlah serat
elastic dan kolagen yang tergantung pada ukuran dari pembuluh. Suatu membran luar yang
elastis yang memisahkan antara tunika media dan tunika adventia dapat ditemukan pada
lapisan terlura dari tunika media. Lapisan tunika adventia tersusun atas jaringan ikat yang
bervariasi dalam ketebalan dari lokasi yang berbatasan dengan lapisan tunika media sampai
pada lapisan terluar dari tunika adventia. Terdapat variasi ketebalan dan komposisi masing-
masing lapisan. Pembuluh arteri dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu: (1) arteri elastis, (2)
arteri muscular, dan (3) arteriola.
3. Pembuluh vena
Struktur dasar pembuluh vena sama seperti yang dimiliki oleh pembeluh arteri hanya berbeda
dalam ketebalan masing-masing lapisannya, lapisan dasarnya tersusun atas 3 lapisan yang
terdiri atas (1) tunika intima, (2) tunika media, dan (3) tunica adventia atau tunica externa.
Pembuluh vena yang berdiameter lebih besar dari 2 mm memiliki katup-katup yang
mengakibatkan darah yang mengalir di dalamnya berjalan satu arah dan tidak memungkinkan
untuk berbalik arah. Katup-katup tersebut tersusun atas lipatan-lipatan lapisan tunika intima
yang membentuk 2 dinding dimana bentuk dan fungsinya mirip dengan katup semilunar pada
jantung. Dua lipatan saling bertumpang tindih di bagian tengah dari vena sehingga ketika
darah mengalir berbalik arah, maka katup-katup tersebut akan menutup. Kebanyakan katup
terdapat pada vena medium dan jumlahnya akan meningkat pada vena di anggota gerak
bagian bawah tubuh. Apabila diurutkan dari kapiler menuju ke jantung maka pembuluh vena
akan semakin tebal dan diameternya semakin besar, dan jumlah percabangannya semakin
sedikit. Pembuluh vena diklasifikasikan menjadi 3, yaitu: (1) venula, (2) vena kecil, dan (3)
vena besar.
Gambar C.1: Struktur Pembuluh-pembuluh Darah
D. Kecepatan Aliran Darah dan Tekanan Darah.
Diameter pembuluh darah akan mempengaruhi aliran darah, darah akan mengalir
melambat saat berpindah dari arteri ke arteriola dan kemudian ke kapiler, mengapa?
Alasannya adalah bahwa jumlah kapiler sangat sangat banyak. Luas irisan melintang total
dari semua kapiler jauh lebih besar dalam hamparan kapiler dibandingkan didalam arteri atau
bagian manapun dari sistem sirkulasi. Darah mengalir 500 kali lebih lambat di dalam kapiler
(sekitar 0,1 cm/detik) daripada di dalam aorta (sekitar 48 cm/detik).
Penurunan kecepatan aliran darah dalam kapiler sangat penting artinya bagi fungsi
sitem sirkulasi. Kapiler adalah satu-satunya pembuluh darah dengan dinding yang sangat tipis
untuk memungkinkan terjadinya transfer zat-zat antara darah dan cairan interstisial. Aliran
darah yang lambat menyediakan waktu yang lebih banyak untuk terjadinya pertukaran zat.
Darah, seperti semua cairan, mengalir dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat
yang bertekanan lebih rendah. Kontraksi ventrikel jantung menghasilkan tekanan darah, yang
memberikan gaya ke semua arah. Gaya yang diberikan terhadap dinding arteri yang elastis
akan merentangkan dinding tersebut dan pelentingan pada dinding arteri kembali memainkan
peran yang penting dalam mempertahankan tekanan darah, demikian pula dengan aliran
darah, pada seluruh siklus jantung.
Tekanan darah adalah suatu ukuran dari gaya yang diberikan oleh darah yang
mendesak dinding pembuluh darah. Alat standar yang digunakan untuk mengukur tekanan
darah adalah manometer mercury (Hg) yang mengukur tekanan dalam satuan millimeter
mercury (mmHg). Apabila tekanan darah adalah 100 mmHg, itu artinya tekanan tersebut
mampu menaikkan kolom mercuri setinggi 100mm. Metode auscultatory dapat digunakan
untuk mengukur tekanan darah dengan cara menggunakan manset tekanan darah yang
dihubungkan dengan sphygmomanometer yang diletakkan tepat diatas siku dan sebuah
steteskop yang diletakkan di atas arteri brachial. Manset tekanan darah dipompa sampai arteri
brachial (arteri yang berhubungan dengan tangan) mengalami penyempitan dengan sempurna.
Karena tidak ada darah yang mengalir melalui daerah yang menyempit, maka tidak ada suara
yang bisa di dengar. Tekanan di dalam manset berangsur-angsur diturunkan. Segera ketika
tekanan turun di bawah tekanan sistolik, darah mengalir melalui daerah penyempitan selama
fase sistol. Aliran darah terjadi secara turbulen dan menghasilkan getaran di dalam darah dan
jaringan-jaringan sekitarnya yang dapat didengar melalui steteskop. Suara ini disebut
korotkoff sound, dan tekanan dimana korotkoff sound pertama kali didengar menunjukkan
tekanan sistole. Pada saat tekanan di manset tekanan darah diturunkan terus, Korortkoff
sound berubah bunyi dan lebih keras. Ketika tekanan turun sampai mencapai aliran laminar
yang stabil maka suara tidak akan tampak lagi. Tekanan dimana aliran laminar terjadi dengan
stabil disebut tekanan diastole.
Tekanan sistole adalah tekanan darah arteri paling tinggi, terjadi ketika jantung
berkontraksi selama sistol ventrikel. Tekanan diastole adalah tekanan darah arteri yang lebih
rendah, terjadi ketika ventrikel jantung berelaksasi dan dinding arteri yang elastis melenting
balik selama diastole.
Tekanan darah berfluktuasi pada dua skala waktu yang berbeda. Yang pertama adalah
osilasi pada tekanan darah arteri selama masing-masing siklus jantung. Tekanan darah juga
berfluktuasi pada skala waktu yang lebih lama sebagai respon terhadap sinyal yang
mengubah kondisi otot polos dalam dinding arteriola. Misalnya stress fisik atau emosi dapat
memicu otot polos dalam dinding arteriola berkontraksi, suatu proses yang disebut
vasokonstriksi, dan menyebabkan arteriola menyempit sehingga tekanan darah meningkat di
dalam arteri. Ketika otot-otot polos arteriola berelaksasi maka akan terjadi vasodilasi,
peningkatan diameter pembuluh arteri yang menyebabkan penurunan tekanan darah.
Tekanan darah umumnya diukur untuk suatu arteri di dalam lengan yang tingginya
sama dengan jantung. Gravitasi memiliki efek yang signifikan pada tekanan darah. Pada saat
berdiri, kepala akan lebih tinggi 0,35 m daripada dada kita, dan tekanan darah arteri pada otak
lebih rendah sekitar 27 mmHg daripada arteri di dekat jantung. Jika tekanan darah pada otak
terlalu rendah untuk menyediakan aliran darah yang cukup, maka kita akan pingsan. Gravitasi
juga mempengaruhi aliran darah dalam vena, terutama di dalam kaki. Walaupun takanan
darah di vena relatif rendah, beberapa mekanisme membantu pengembalian darah vena ke
jantung. Pertama, kontraksi ritmis otot-otot polos pada dinding venula, kedua yang lebih
penting adalah kontraksi otot-otot rangka selama pergerakan menekan darah melalui vena
menuju jantung, dan ketiga, perubahan tekanan didalam rongga dada (selama inhalasi)
menyebabkan vena kava di dekat jantung mengembang dan terisi dengan darah.
E. Komponen-komponen darah
Darah vertebrata merupakan jaringan ikat yang terdiri dari sel-
sel yang tertanam dalam matriks cair yang disebut dengan
plasma. Yang terlarut dalam plasma darah adalah ion-ion dan
protein-protein yang bersama dengan sel-sel darah berfungsi
dalam regulasi osmotic, transport, dan pertahanan tubuh.
a. Plasma
Sekitar 90% plasma adalah air, tetapi garam-garam yang terlarut di dalamnya
adalah komponen yang esensial. Garam-garam anorganik yang terlarut dalam bentuk
ion-ion dalam plasma darah disebut
juga sebagai elektrolit-elektrolit
darah. Ion-ion ini berfungsi sebagai
buffer bagi darah, yang pada
manusia normalnya memiliki pH
7,4. Garam juga penting untuk
mempertahankan keseimbangan
osmotic darah. Konsentrasi ion-ion
ini secara langsung mempengaruhi
komposisi cairan interstisial, yang
sebagian besar dari ion-ion tersebut
memiliki peran penting dalam
aktivitas otot dan saraf.
Protein-protein plasma berperan sebagai buffer melawan perubahan pH,
membantu mempertahankan keseimbangan osmotic antara darah dan cairan
intertisial, dan berkontribusi terhadap viskositas darah. Immunoglobulin atau
antibody
membantu melawan virus melawan virus dan agen-agen asing lain yang menyerang
tubuh. Yang lain merupakan poengiring lipid yang tidak terlarut dalam air dan dapat
bergerak dalam darah hanya saat terikat oleh protein. Kelompok protein plasma yang
lain adalah factor-faktor penggumpalan darah yang membantu menambal kebocoran
ketika pembuluh darah terluka.
Plasma darah juga mengandung berbagai macam zat lain saat transit dari satu
bagian tubuh ke bagian yang lain, diantaranya adalah nutrient, zat buangan
metabolic, gas-gas respirasi, dan hormone. Plasma memiliki konsentrasi protein yang
jauh lebih tinggi daripada cairan interstisial.
b. Unsure-unsur seluler
Unsure seluler komponen darah memiliki dua macam yaitu sel-sel darah merah yang
mentranspor O2 , dan sel darah putih (leukosit) yang berfungsi dalam pertahanan
tubuh. Darah juga mengandung platelet (trombosit) yang merupakan fragmen-
fragmen sel yang terlibat di dalam proses penggumpalan darah.
a) Eritrosit
Setiap mikroliter darah manusia mengandung 5-6 juta eritrosit. Fungsi utamanya
adalah transport O2, dan strukturnya terkait erat dengan fungsi tersebut. Eritrosit
berbentuk bikonkaf cakram kecil (berdiameter 7-8 mikrometer). Bentuk ini
memperbesar area permukaan sehingga meningkatkan laju difusi O2 meleati
membrane plasmanya. Eritrosit mamalia tidak memiliki nucleus sehingga
menyisakan lebih banyak ruang untuk hemoglobin, protein yang mengandung
besi dan mentranspor O2. Eritrosit juga tidak memiliki mitokondria dan
menghasilkan ATP melalui metabolism anaerobic. Transpor oksigen akan
kurang efisian jika eritrosit bersifat aerobic dan mengonsumsi sebafgian O2 yang
dibawanya.
Satu eritrosit mengandung 250 juta molekul hemoglobin. Setiap molekul
hemoglobin berikatan dengan 4 molekul O2. Satu eritrosit dapat mentranspor
sekitar 1 miliar molekul-molekul O2. Saat eritrosit melewati melewati kapiler
paru-paru, insang, atau organ respirasi lainnya, oksigen berdifusi ke dalam
eritrosit dan berikatan dengan hemoglobin.
b) Leukosit
Satu mikroliter darah manusia mengandung 5000-10.000 leukosit. Fungsi leuksit
adalah untuk memerangi infeksi, sebagian bersifat fagositik, menelan, dan
mencerna mikroorganisme maupun sisa-sisa sel tubuh yang telah mati. Limfosit
berkembang menjadi sel-sel B dan sel-sel T untuk melancarkan respon kekebalan
tubuh melawan zat-zat asing. Leukosit juga ditemukan di luar system sirkulasi,
berpatroli di dalam cairan interstisial maupun system limfatik.
c) Platelet atau trombosit adalah fragmen-fragmen sitolpasma yang terlepas dari
sum-sum tulang terspesialisasi. Platelet berdiameter sekitar 2-3 mikromikron dan
tidak memiliki nucleus. Platelet memiliki fungsi structural maupun molekuler
dalam penggumpalan darah.
Ketika kita teriris atau
tergores, suatu celah dalam
dinding pembuluh darah akan
memaparkan protein-protein
yang menarik platelet dan
memicu kolagulasi, yaitu
konversi komponen-komponen
darah yang cair menjadi
gumpalan yang padat.
Koagulan bersirkulasi dalam
bentuk inaktif, fibrin, yang
beragregasi menjadi benang-
benang fibrin membentuk
kerangka penggumpalan
darah. Pembentukan benang-benang fibrin merupakan langkah akhir dari
serangkaian reaksi yang dipicu oleh pelepasan factor-faktor penngumpalan dari
platelet.
d) Sel Punca
Sel punca (stem cell) multipoten yang dikhususkan untuk untuk memperbaharui
populasi-populasi sel darah dalam tubuh. Sel-sel punca ini terletak di dalam
sumsum tulang merah, terutama pada rusuk, vertebra, lunas dada, dan panggul.
Dinamai sel punca multipoten karena sel ini memiliki kemampuan untukm
membentuk berbagai tipe sel-sel, baik pada sel myeloid mapun limfoid. Ketika
sel punca manapun membelah, satu sel anakan tetap akan menjadi sel punca,
sementara yang lain akan memperoleh fungsi yang terspesialisasi.
Eristrosit Eritrosit bersirkulasi hanya untuk tiga atau empat bulan sebelum
digantikan. Sel-sel yang telah tua dikonsumsi oleh sel-sel fagositik di dalam hati
dan limpa. Produksi eritrosit baru melibatkan daur ulang material-material
seperti zat besi.
Mekanisme umpan balik negative yang sensitive terhadap jumlah O2 yang
mencapai jaringan tubuh melalui darah,
mengontrol produksi eritrosit. Jika jaringan-
jaringan tidak memperoleh oksigen yang cukup,
ginjal akan mensintesis dan menyekresikan
hormone yang disebut eritopoietin (EPO)
yangmerangsang produksi eritrosit. Jika darah
mengantarkan oksigen lebih
banyak dari yang dibutuhkan oleh
jaringan, kadar EPO turun dan
produksi eritrosit turun. Para
dokter menggunakan EPO sintetik untuk menangani penderita anemia. Sejumlah
atlet juga menyuntik dirinya dengan EPO untuk meningkatkan kadar eritrosit, hal
ini dilarang oleh panitia olimpiade karena termasuk dopingdarah.
F. PENGELOMPOKAN DARAH
Golongan Darah ABO
Tipe golongan darah A memiliki antigen tipe A, tipe golongan darah B memiliki tipe
antigen B, tipe golongan darah AB memiliki kedua jenis antigen , dan tipe golongan darah O
memiliki antigen baik A maupun B pada permukaan sel darah merah. Selain itu, plasma dari
tipe darah A mengandung antibodi anti - B , yang bertindak melawan tipe B antigen ,
sedangkan plasma dari tipe darah B mengandung antibodi anti - A, yang bertindak terhadap
antigen tipe A . Jenis AB memiliki darah baik jenis antibodi , dan jenis darah O memiliki
antibodi baik anti - A dan anti - B . Jenis darah ABO tidak ditemukan dalam jumlah yang
sama. Bule di Amerika Serikat , distribusi adalah tipe O , 47 % ; tipe A , 41 % , tipe B , 9 % ,
dan tipe AB , 3 % . Antara Afrika- Amerika , distribusi adalah tipe O , 46 % tipe A , 27 % ,
tipe B , 20 % , dan tipe AB , 7 % .
Antibodi biasanya tidak mengembangkan terhadap antigen kecuali tubuh terkena
antigen itu . Ini berarti , misalnya, bahwa orang dengan golongan darah A tidak harus
memiliki antibodi anti - B kecuali ia telah menerima transfusi dari golongan darah B , yang
berisi jenis antigen B . Orang dengan golongan darah A yang memiliki antibodi anti – B ,
bagaimanapun , meskipun mereka tidak pernah menerima transfusi dari golongan darah B .
Satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa tipe A atau Antigen B pada bakteri atau
makanan di saluran pencernaan merangsang pembentukan antibodi terhadap antigen yang
berbeda antigen sendiri . Jadi orang dengan golongan darah A akan menghasilkan antibodi
anti - B terhadap antigen B pada bakteri atau makanan.
Untuk mendukung hipotesis ini adalah pengamatan bahwa anti – A dan antibodi anti -
B tidak ditemukan dalam darah sampai sekitar 2 bulan setelah kelahiran . Seorang donor
darah memberikan darah, dan penerima menerima darah. Biasanya donor dapat memberikan
darah kepada penerima jika mereka berdua memiliki golongan darah yang sama . Sebagai
contoh, seseorang dengan tipe darah A bisa menyumbangkan kepada orang lain dengan
golongan darah A . Tidak ada reaksi transfusi ABO akan terjadi karena penerima tidak
memiliki antibodi anti -A terhadap tipe A antigen . Di sisi lain , jika tipe darah A
disumbangkan kepada orang dengan golongan darah B , reaksi transfusi akan terjadi karena
orang dengan golongan darah B memiliki anti –A tubuh terhadap antigen tipe A , dan akan
menghasilkan aglutinasi (gambar 9) . Secara historis , orang dengan golongan darah O telah
dipanggil donor universal karena mereka biasanya dapat memberikan darah ke lain ABO
jenis darah tanpa menyebabkan reaksi transfusi ABO. sel darah merah mereka ABO tidak
memiliki antigen permukaan dan , karena itu , tidak bereaksi dengan antibodi anti - A atau
anti – B penerima. Sebagai contoh, jika jenis darah O diberikan kepada orang dengan
golongan darah A , sel darah merah tipe O tidak bereaksi dengan antibodi anti - B dalam
darah penerima. Dalam cara yang sama , jika jenis darah O diberikan kepada seseorang
dengan tipe B darah , tidak ada reaksi terjadi pada antibodi anti - A penerima. The donor
universal istilah menyesatkan , namun. Transfusi tipe darah O , dalam beberapa kasus ,
menghasilkan reaksi transfusi karena dua alasan. Pertama, golongan darah lainnya dapat
menyebabkan reaksi transfusi. Kedua , antibodi dalam darah donor dapat bereaksi dengan
antigen dalam darah penerima . Sebagai contoh, jenis darah O memiliki anti - A dan anti - B
antibodi. Jika tipe darah O adalah ditransfusikan ke orang dengan golongan darah A ,
antibodi anti – A ( dalam jenis darah O ) bereaksi terhadap antigen A ( dalam tipe A darah ).
Biasanya reaksi seperti itu tidak serius karena antibody dalam darah donor yang diencerkan
dalam darah penerima, dan beberapa reaksi berlangsung . Karena kadang-kadang jenis darah
O menyebabkan reaksi transfusi , itu diberikan kepada seseorang dengan yang lain golongan
darah hanya dalam situasi darurat hidup atau mati .
gambar 9 aglutinasi
GOLONGAN DARAH Rh
Gambar 10 Penyakit Hemolytic dari bayi yang baru lahir. Karena kehamilan di mana anak adalah Rh
positif, ibu Rh-negatif dapat mulai untuk memproduksi antibodi terhadap sel darah merah Rh-positif. Pada
kehamilan yang lain, antibodi ini bisa melewati plasenta dan menyebabkan hemolisis sel darah merah anak
Rh-positif itu.
Golongan darah lain yang penting adalah golongan darah Rh, dinamakan demikian
karena pertama kali dipelajari pada monyet rhesus. Orang Rh positif jika mereka memiliki
antigen Rh tertentu ( antigen D ) pada permukaan sel darah merah mereka , dan orang-orang
Rh - negatif jika mereka tidak memiliki antigen Rh ini . Sekitar 85 % dari Kaukasia
diAmerika Serikat dan 88 % dari Afrika-Amerika adalah Rh - positif . Golongan darah ABO
itu dan Rh golongan darah biasanya ditujukan bersama. Misalnya, orang yang ditunjuk
sebagai A positif adalah tipe A digolongan darah ABO dan Rh - positif.
Kombinasi paling langka di Amerika Serikat adalah AB negatif , yang terjadi dalam
waktu kurang dari 1 % dari semua Amerika. Antibodi terhadap antigen Rh tidak berkembang
kecuali seorang Rh- negatif terkena darah Rh - positif . Hal ini dapat terjadi melalui transfusi
atau melalui transfer darah antara ibu dan janinnya melalui plasenta . Ketika orang Rh –
negatif transfusi darah Rh - positif, penerima menjadi peka terhadap antigen Rh dan
menghasilkan antibodi anti - Rh. jika orang Rh - negatif cukup disayangkan untuk menerima
keduatransfusi darah Rh - positif setelah menjadi peka, sebuah hasil reaksi transfusi . Rh
inkompatibilitas dapat menimbulkan masalah besar di beberapa kehamilan bila ibu Rh -
negatif dan janin adalah Rh - positif (gambar 10) . Jika kebocoran darah janin melalui
plasenta dan bercampur dengan darah ibu, ibu menjadi sensitit terhadap antigen Rh . Sang ibu
menghasilkan antibodi anti – Rh yang melewati plasenta dan menyebabkan aglutinasi dan
hemolisis sel darah merah janin . Gangguan ini disebut penyakit hemolitik dari bayi baru
lahir ( HDN/ hemolytic disease of the newborn ) , atau eritroblastosis fetalis, dan mungkin
berakibat fatal bagi janin. Dalam kehamilan pertama perempuan, Namun, biasanya tidak ada
masalah terjadi .
Kebocoran darah janin biasanya merupakan hasil dari air mata di plasenta yang terjadi saat
kehamilan atau selama perkembangan.
Dengan demikian , tidak ada cukup waktu bagi ibu untuk menghasilkan
cukup antibodi anti - Rh untuk membahayakan janin . Di kemudian hari kehamilan yang
kebijakan, bagaimanapun , masalah bisa timbul karena ibu memiliki sudah
telah peka terhadap antigen Rh . Akibatnya, jika janin Rh - positif dan jika ada kebocoran
darah janin ke ibu darah terjadi , dia cepat menghasilkan sejumlah besar anti - Rh -
antibodies, dan HDN berkembang . HDN dapat dicegah jika wanita Rh - negatif diberikan
injeksi jenis tertentu persiapan antibodi , yang disebut Rh0 (D) immune globulin
( RhoGAM ) . Injeksi dapat diberikan selama kehamilan atau sebelum atau segera setelah
melahirkanatau aborsi . Injeksi mengandung antibodi terhadap antigen Rh. Antibodi yang
disuntikkan mengikat antigen Rh setiap merah janin Sel-sel darah yang mungkin telah
memasuki darah ibu . Memperlakukan ini menginaktivasi antigen Rh janin dan mencegah
sensitisasi ibu . Jika HDN berkembang , pengobatan terdiri dari perlahan-lahan menghapus
darah bayi dan menggantinya dengan darah Rh - negatif . itu bayi baru lahir juga bisa terkena
cahaya neon , karena cahaya membantu untuk memecah jumlah besar bilirubin terbentuk
sebagai hasilnya dari penghancuran sel darah merah . Tingginya kadar bilirubin beracun pada
sistem saraf dan dapat merusak jaringan otak .
G. Sistem Limfatik
Sistem limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening membawa cairan dan
protein yang hilang kembali ke darah. Cairan memasuki sistem ini dengan cara berdifusi ke
dalam kapiler limfa kecil yang terjalin di antara kapiler-kapiler sistem kardiovaskuler.
Apabila sudah berada dalam sistem limfatik, cairan itu disebut limfa (lymph) atau getah
bening, komposisinya kira-kira sama dengan komposisi cairan interstisial. Sistem limfatik
mengalirkan isinya ke dalam sistem sirkulasi di dekat persambungan vena cava dengan
atrium kanan.
Pembuluh limfa, seperti vena, mempunyai katup yang mencegah aliran balik cairan
menuju kapiler. Kontraksi ritmik (berirama) dinding pembuluh tersebut membantu
mengalirkan cairan ke dalam kapiler limfatik. Seperti vena, pembuluh limfa juga sangat
bergantung pada pergerakan otot rangka untuk memeras cairan ke arah jantung.
Di sepanjang pembuluh limfa terdapat organ yang disebut nodus (simpul) limfa
(lymph nodus) atau nodus getah bening yang menyaring limfa. Di dalam nodus limfa
terdapat jaringan ikat yang berbentuk seperti sarang lebah dengan ruang-ruang yang penuh
dengan sel darah putih. Sel-sel darah putih tersebut berfungsi untuk menyerang virus dan
bakteri. Organ-organ limfa diantaranya adalah kelenjar getah bening (limfonodus), tonsil,
tymus, limfa ( spleen atau lien), limfonodusus. System limfa terdiri dari pembuluh limfa,
nodus limfatik, organ limfatik, dan sel limfatik.
Pembuluh limfa merupakan muara kapiler limfa, menyerupai vena kecil yang terdiri
atas 3 lapis dan mempunyai katup pada lumen yang mencegah cairan limfa kembali ke
jaringan. Kontraksi otot yang berdekatan juga mencegah limfa keluar dari pembuluh. Tonsil
merupakan kelompok sel limfatik dan matrix extra seluler yang dibungkus oleh capsul
jaringan pemyambung, tapi tidak lengkap.Terdiri atas bagian tengah (germinal center) dan
Crypti. Tonsil ditemukan di pharyngeal yaitu :
- tonsil pharyngeal (adenoid), dibagian posterior naso pharynx
- tonsil palatina, posteo lateral cavum oral
- tonsil lingualis, sepanjang 1/3 posterior lidah
Nodus limfaticus terdapat di sepanjang jalur pembuluh limfa berupa benda oval
atau bulat yang kecil. Ditemukan berkelompok yang menerima limfa dari bagian tubuh.
Fungsi utama nodus limfaticus untuk menyaring antigen dari limfa dan menginisiasi respon
imun. Timus terletak di mediastinum anterior berupa 2 lobus. Pada bayi dan anak-anak,
timus agak besar dan sampai ke mediastinum superior. Timus terus berkembang sampai
pubertas mencapai berat 30 -50 gr. Kemudian mengalami regresi dan digantikan oleh
jaringan lemak. Pada orang dewasa timus mengalami atrofi dan hampir tidak berfungsi.
Limfa terletak di Quadran atas kiri abdomen, di inferior diaphragma yang memanjang
dari iga 9 – 11, terletak dilateralis ginjal, dan posterolateral gaster. Fungsi limfa yaitu:
-Menginisiasi respon imun bila ada antigen di dalam darah
-Reservoir eritrosit dan platelet
-Memfagosit eritrosit dan platelet yang defectiv
-Phagosit bacteri dan benda asing lainnya
Faktor Pendorong Gerak Cairan Limfa
Cairan limfa adalah cairan mirip plasma dengan kadar protein lebih rendah.
Kelenjar limfa menambahkan limfosit, sehingga dalam saluran limfa jumlah selnya besar.
Kedudukan system limfatik pada peredaran darah dapat digambarkan seperti gambar di
bawah ini:
Faktor pendorong gerak cairan limfa:
1. Pembuluh limfa mirip vena, punya katup yang bergantung pada pergerakan
otot rangka untuk memecah cairan ke arah jantung.
2. Perlawanan pertama yang dilakukan tubuh adalah dengan respon immun non
spesifik: sel makrofag dan cairan limfa. Sehingga cairan limfatik mengalir
melalui sistem limfatik yang berfungsi juga dalam sirkulasi sistem immun seluler.
3. Karena fungsi dari sistem saluran limfa juga untuk mengembalikan cairan dan
protein dari jaringan kembali ke darah melalui sistem limfatik, maka faktor
pendorong gerak cairan limfa juga dikarenakan adanya cairan yang keluar dari
kapiler darah.
Tubuh manusia memiliki dua sistem peredaran darah yaitu sistem kardiovaskular
dan sistem limfatik. Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa berasal dari plasma d a r a h y ang
keluar dari si s tem k a r diovaskul a r ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian
dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan
dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi. Perbedaan antara kedua sistem dibandingkan dalam
tabel di bawah.
Perbandingan dan limfatik Sistem Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular (Darah) Sistem limfatik (Getah bening)
Darah bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan mendistribusikan oksigen, nutrisi dan hormon ke seluruh jaringan tubuh.
Getah bening bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan mengeluarkan produk- produk sisa tertinggal dalam jaringan.
Darah mengalir dalam suatu loop terus menerus tertutup seluruh tubuh melalui arteri, kapiler, dan vena.
Getah bening mengalir dalam rangkaianterbuka dari jaringan ke pembuluh limfatik. Setelah di dalam kapal ini, getah bening mengalir hanya satu arah.
Darah dipompa tubuh. Jantung memompa darah ke dalam arteri yang membawa ke semua dari. Vena kembali darah dari seluruh bagian tubuh ke jantung.
Getah tidak dipompa. Hal pasif mengalir dari jaringan ke kapiler getah bening. Aliran dalam pembuluh limfatik dibantu oleh gerakan tubuh lainnya seperti pernapasan dan tindakan otot di dekatnya dan pembuluh darah.
Darah terdiri dari plasma cair yang mengangkut sel-sel darah putih dan merah dan platelet.
Getah bening yang telah disaring dan siap untuk adalah cairan putih susu atau jelas.
Darah terlihat dan kerusakan pembuluh darah menyebabkan tanda-tanda jelas seperti perdarahan atau memar.
Getah tidak terlihat dan kerusakan pada sistem limfatik sulit untuk mendeteksi sampai bengkak terjadi.
Darah disaring oleh ginjal. Semua darah mengalir melalui ginjal di mana sampah produk dan cairan kelebihan dihapus. Diperlukan cairan dikembalikan ke sirkulasi jantung.
Limfa disaring oleh kelenjar getah bening di seluruh tubuh. Simpul tersebut menghapus beberapa cairan dan puing- puing. Mereka juga membunuh patogen dan beberapa sel-sel kanker.
Pembuluh darah kerusakan atau insufisiensi menghasilkan pembengkakan yang berisi cairan protein rendah.
Limfatik kapal kerusakan atau insufisiensi menghasilkan pembengkakan yang berisi cairan kaya protein.
Aliran darah Dibandingkan dengan Aliran Limfatik
Aliran darah yang dipompa oleh jantung diedarkan di seluruh tubuh dan dibersihkan
dengan menjadi disaring oleh ginjal. Sistem limfatik tidak memiliki pompa untuk membantu
dalam alirannya, sistem ini dirancang sedemikian rupa sehingga hanya getah bening
mengalir ke atas melalui tubuh perjalanan dari ekstremitas (kaki dan tangan) dan keatas
melalui tubuh menuju leher. kemudian berjalan melalui tubuh, melewati getah bening
kelenjar getah bening di mana ia disaring.Pada pangkal leher, getah bening memasuki vena
subklavia dan sekali lagi menjadi plasma dalam aliran darah.
Limfatik Kapiler
Setelah meninggalkan jaringan, getah bening harus memasukkan sistem limfatik
melalui kapiler limfatik khusus. Sekitar 70 persen di antaranya kapiler dangkal yang
terletak dekat, atau hanya di bawah, kulit. 30 persen sisanya, yang dikenal sebagai kapiler
limfatik dalam, mengelilingi sebagian besar organ tubuh.
Kapiler limfatik mulai sebagai pembuluh buta-berakhir yang hanya satu sel di tebal.
Sel-sel ini disusun dalam pola sedikit tumpang tindih, sangat mirip dengan herpes zoster di
atap rumah.Masing-masing sel individu diikat ke jaringan terdekat oleh penahan filamen.
Tekanan dari fluida yang mengelilingi gaya kapiler sel-sel untuk memisahkan sejenak untuk
memungkinkan getah bening untuk memasuki kapiler. Kemudian sel-sel dari dinding
berdekatan. Ini tidak memungkinkan getah bening untuk meninggalkan kapiler.Melainkan
dipaksa untuk bergerak maju.
Kapiler limfatik
Kapiler limfatik secara bertahap bergabung bersama untuk membentuk jaringan
mesh-seperti tabung yang terletak lebih dalam tubuh. Saat mereka menjadi lebih besar,
struktur ini dikenal sebagai pembuluh limfatik.
Limfa Nodus
Ada antara 600-700 kelenjar getah bening hadir dalam tubuh manusia rata-rata.
Limfa noduss ini berperan untuk menyaring kelenjar getah bening sebelum
dapat dikembalikan ke sistem peredaran darah. Meskipun nodus dapat menambah atau
mengurangi ukuran sepanjang hidup, setiap nodus yang telah rusak atau hancur, tidak
beregenerasi.
Pembuluh limfatik aferen membawa unfiltered getah bening ke nodus. Produk-
produk limbah sini, dan beberapa cairan, yang disaring. Di bagian lain dari nodus, limfosit,
yang khusus sel darah putih, membunuh patogen yang mungkin ada. Hal ini menyebabkan
pembengkakan umumnya dikenal sebagai pembengkakan kelenjar bengkak. Kelenjar getah
bening juga perangkap sel-sel kanker dan memperlambat penyebaran kanker sampai mereka
kewalahan oleh itu. Pembuluh limfatik eferen membawa keluar getah bening disaring dari
nodus untuk melanjutkan kembali ke sistem peredaran darah.
H. Pernafasan Mamalia
Pernafasan mamalia berdasarkan pada tekanan negative (negative pressure breathing)
dengan menarik udara ke dalam paru-paru. Dengan mengembangkan rongga dada secara
aktif, mamalia menurunkan tekanan udara dalam paru-parunya sehingga lebih rendah
daripada tekanan udara di luar tubuh. Karena gas mengalir dari tekanan tinggi ke rendah,
maka udara mengalir melalui lubang hidung dan mulut, menuruni saluran-saluran pernafasan
menuju alveoli. Selama ekshalasi, otot-otot yang mengontrol rongga dada akan berelaksasi ,
dan volume rongga tersebut akan berkurang. Tekanan udara yang meningkat di dalam alveoli
mendorong udara ke atas saluran-saluran udara dan keluar dari tubuh. Dengan demikian,
inhalasi selalu aktif dan membutuhkan kerja, sementara ekshalasi biasanya pasif.
Pernafasan dibedakan menjadi :
1. Pernapasan Eksternal/Luar dan Internal/Dalam
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas, maka pernapasan dapat dibedakan atas dua jenis
yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
1. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan
darah dalam kapiler.
2. Pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-
sel tubuh. Energi yang dihasilkan dari proses respirasi sel dalam hati, jantung, otak,
sebanyak 38 ATP. Selain dalam sel-sel tersebut, energi juga dihasilkan organ lain
sebanyak 36 ATP.
2. Inspirasi dan Ekspirasi
Dalam pernapasan selalu terjadi dua siklus yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah
proses menghirup udara dan ekspirasi adalah proses menghembuskan udara.
1. Inspirasi terjadi jika otot-otot antartulang rusuk melakukan kontraksi sehingga tulang
dada terangkat ke atas. Saat inspirasi, otot diafragma berkontraksi sehingga letaknya
mendatar, kemudian diafragma akan mendesak rongga perut, sehingga rongga dada
membesar, dengan demikian maka paru-paru akan membesar, tekanan udara rendah dan
udara masuk.
2. Ekspirasi terjadi ketika otot antartulang rusuk berelaksasi, yaitu keadaan di mana tulang
rusuk dan tulang dada turun kembali pada kedudukan semula sehingga rongga dada
mengecil. Ekspirasi juga terjadi ketika otot diafragma berelaksasi kembali, rongga dada
mengecil dan paru-paru mengecil. Oleh karena volume paru-paru berkurang maka
tekanan udara dalam paru-paru bertambah, akibatnya udara keluar.
3. Pernapasan Dada dan Perut
Berdasarkan cara melakukan inspirasi dan ekspirasi serta tempat terjadinya, manusia dapat
melakukan dua mekanisme pernapasan, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
1. Pernapasan dada / costal breathing adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang
rusuk (muskulus interkostalis). Saat fase inspirasi, otot antartulang rusuk berkontraksi
sehingga rongga dada mengembang dan mengakibatkan tekanan udara rongga paru-paru
menjadi lebih rendah dari tekanan udara luar yang menyebabkan udara dari luar masuk ke
dalam paru-paru. Saat fase ekspirasi, otot antartulang rusuk berelaksasi sehingga rongga
dada menjadi kecil dan udara keluar dari paru-paru.
2. Pernapasan perut / diaphragmatic breathing adalah pernapasan yang mekanismenya
melibatkan aktivitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
Saat fase inspirasi, diafragma menjadi datar sehingga rongga dada dan paru-paru
mengembang sehingga udara masuk ke paru-paru. Sedangkan saat fase ekspirasi,
diafragma melengkung sehingga paru-paru mengecil dan udara keluar dari paru-paru.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan
tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat hingga
mencapai 10 hingga 15 kali. Ketika oksigen menembus selaput alveolus,
hemoglobin akan mengikat oksigen yang volumenya akan disesuaikan dengan besar kecilnya
tekanan udara. Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg
dengan
19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air
raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih
sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida /
CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paru-paru dengan bantuan
darah.
I.Biokimia Pernafasan
Pernafasan adalah pertukaran antara gas O2 dari lingkungan hidup dengan gas CO2
sebagai salah satu hasil sampingan dari proses metabolisme di dalam tubuh.
Tujuan dari pernafasan adalah:
Memperoleh O2 yang diperlukan oleh sel untuk respirasi seluler (rangkaian fosforilasi
oksidatif). Hal ini diperlukan untuk pembentukan energi.
Mengeluarkan gas CO2 sebagai salah satu hasil sampingan dari metabolisme. CO2 ini bila
bereaksi dengan H2O akan menjadi asam yang cukup kuat dan dapat mengganggu pH
cairan tubuh yang harus dipertahankan konstan.
Pertukaran gas O2 dan CO2 di alveoli paru dan pembuluh darah kapiler
Komposisi gas pernafasan
Kita menghisap udara atmosfer dengan tekanan 760 mmHg. Udara atmosfer ini memiliki
komposisi gas-gas utama dengan tekanannya masing-masing sebagai berikut:
N2 : 79% → P N2 : 79% X 760 = 600 mmHg
O2 : 21% → P O2 : 21% X 760 = 159 mmHg
CO2 : 0,04% → P CO2 : 0,04% X 760 = 0,3 mmHg
Dengan adanya uap air (H2O) yang relatif konstan di dalam alveoli paru yaitu dengan tekanan
47 mmHg, maka komposisi gas oksigen dan karbondioksida akan berbeda, yaitu:
H2O : dengan tekanan parsial 47 mmHg
O2 : dengan tekanan parsial 104 mmHg
CO2 : dengan tekanan parsial 40 mmHg
Dari analisa gas dalam darah diketahui pula komposisi gas-gas dalam darah arterial, venous
maupun jaringan, dengan komposisi sebagai berikut:
Gas Tekanan parsial (mmHg)
Atmosfer Alveoli Arterial Jaringan Venous
O2 159 104 95 Interstitial
40
Intrasel
23
40
CO2 0,3 40 40 Intrasel
46
Interstitial
45
45
Difusi Gas Pernafasan
Kita menghisap udara atmosfer dengan tekanan 760 mmHg. Udara atmosfer ini
memiliki komposisi gas-gas dengan tekanannya masing-masing. Perbedaan tekanan parsial
dari gas-gas akan mendorong gas-gas tersebut dari tempat satu ke tempat lainnya di dalam
tubuh kita. Lebih jelas cermati skema berikut.
Difusi antar gas oksigen dan karbondioksida terjadi akibat perbedaan tekanan parsial gas.
Transportasi gas pernafasan
Transport O2 dari alveoli paru ke sel, diangkut dalam dua bentuk, yaitu:
Sebagai larutan gas O2
Oksigen yang larut dalam darah kira-kira 1,5%. Bentuk ini mengikuti hukum-hukum
larutan gas sehingga tergantung pada tekanan parsial. Makin besar tekanan parsial, makin
banyak gas yang terlarut. Pada P O2 normal dalam arteri (95 mmHg), gas O2 yang terlarut
berkisar 0,29/100 ml darah.
Diangkut oleh hemoglobin (Hb)
Oksigen yang terikat oleh Hb kira-kira 98,5%. Hb mampu mengikat O2 secara reversibel.
Ikatan antara Hb dengan O2 merupakan ikatan yang longgar.
Hb + O2 → Hb-O2
(Deoxygenated Hb) (Oxygenated Hb)
Pada P O2 95 mmHg, setiap gram Hb mampu mengikat 1,34 ml O2. Jadi bila kadar Hb
14,5 g%, maka O2 yang diangkut dalam bentuk ini adalah
14,5 X 1,34 ml = 19,43 ml/100 ml darah.
Dari dua macam pengangkutan di atas, dapat dihitung bahwa O2 yang diangkut oleh darah
arteri dari alveoli paru ke jaringan tubuh adalah 0,29 ml + 19,43 ml atau kira-kira 19,72
ml/100ml darah.
Adapun transport CO2 dari sel/jaringan menuju alveoli paru melalui 3 cara yaitu:
Larut dalam plasma kira-kira 10% dari volume CO2.
Terikat oleh Hb sebagai senyawa karbamin yaitu karbaminohemoglobin, kira-kira 30%
dari volume CO2
Hb + CO2 → Hb-CO2
Sebagai garam bikarbonat HCO3-, kira-kira 60%. Reaksi pembentukan bikarbonat
memerlukan aktifitas enzim karbonik anhidrase yang terdapat di dalam eritrosit, sehingga
proses ini terjadi di dalam eritrosit.
CO2 + H2O → H2CO3 → H+ + HCO3- + Na+/K+ → NaHCO3/KHCO3
Setelah senyawa bikarbonat terbentuk, senyawa tersebut dikeluarkan dari eritrosit menuju
plasma. Untuk mengimbangi muatan listrik yang dikeluarkan, maka sebagai ganti ion Cl-
masuk dari plasma ke dalam eritrosit. Peristiwa ini dinamakan Chloride shift.
Transportasi CO2
Pengaruh transportasi CO2 terhadap pH cairan tubuh
Pengeluaran CO2 melalui paru yang sangat besar merupakan sumber asam yang luar biasa,
yang mampu mengubah pH cairan tubuh menjadi sangat rendah. Namun tubuh kita mampu
mengendalikan keadaan tersebut.
Pada keadaan normal, rasio bikarbonat (HCO3-) dengan asam karbonat H2CO3 adalah 20:1.
HCO3-
------- = 20H2CO3
Jika rasio bikarbonat dan asam karbonat bisa dipertahankan 20, maka pH akan tetap 7,4, tidak
memandang berapapun kadar bikarbonat dan asam karbonat tersebut.
Selain CO2 masih banyak hasil sampingan yang bersifat asam misalnya laktat, piruvat,
senyawa keton, sulfat, fosfat dan sebagainya. Bila dibiarkan, bahan-bahan ini dapat
mengganggu keseimbangan asam-basa cairan tubuh, sehingga perlu dibuang melalui paru dan
ginjal. Agar selama perjalanan menuju organ pembuangan tidak mengganggu pH cairan
tubuh, maka asam-asam tadi harus diikat dulu oleh bahan yang disebut larutan penyangga
(buffer).
Pada dasarnya buffer adalah campuran antara asam lemah dan garamnya atau
campuran antara basa lemah dan garamnya. Di dalam tubuh buffer merupakan campuran
asam lemah dan garamnya, misalnya garam bikarbonat dengan asam karbonat, garam protein
dengan protein, garam fosfat dengan asam fosfat, garam organik dengan asam organik, garam
Hb dengan H-Hb.
Gangguan keseimbangan asam-basa cairan tubuh
Selama rasio garam HCO3 : H2CO3 tetap 20, maka pH tetap 7,35-7,45. Jika ada sesuatu hal
menyebabkan perubahan rasio tersebut, maka pH cairan akan berubah.
Jika garam HCO3 : H2CO3 > 20, maka pH > 7,45 (disebut alkalosis)
Jika garam HCO3 : H2CO3 < 20, maka pH < 7,35 (disebut asidosis)
Penyebab dari perubahan tersebut bisa berasal dari kadar garam HCO3, kadar H2CO3 atau
keduanya.
Perubahan kadar H2CO3 berhubungan dengan p CO2 sedangkan p CO2 ditentukan oleh
respirasi. Maka perubahan kadar H2CO3 dinamakan respiratorik.
Penurunan pH akibat peningkatan kadar H2CO3 dinamakan asidosis respiratorik.
Peningkatan pH akibat penurunan kadar H2CO3 dinamakan alkalosis respiratorik
Sedangkan perubahan kadar garam HCO3 dihubungkan dengan metabolik
Penurunan pH akibat penurunan kadar garam HCO3 dinamakan asidosis metabolik.
Peningkatan pH akibat peningkatan kadar garam HCO3 dinamakan alkalosis respiratorik
J. GANGGUAN PADA SISTEM SIRKULASI MANUSIA
1. Serangan penyakit jantung
Sekiranya terdapat lapisan lemak terbentuk dalam saluran darah, jantung terpaksa
memompa darah dengan lebih kuat. Ini menyebabkan tekanan tinggi pada saluran darah yang
dikenali sebagai darah tinggi. Ini adalah berbahaya karena pembuluh darah dibagian otak
sangat halus. Sekiranya pembuluh darah di otak pecah, ia menyebabkan stroke.
Serangan jantung pertama kali ditemukan tahun 1912. Penyakit jantung digambarkan
sebagai rasa sakit yang amat sangat di bagian dada secara terus-menerus sehingga setengah
jam, menjalar ke arah tangan kiri dan rahang. Susah bemafas dan perasaan takut yang
berlebihan. Rasa sakit ini menyebabkan kematian sebagian otot jantung karena saluran darah
dibahagian tersebut tersumbat. Lebih besar saluran darah yang tersumbat, lebih berbahaya
serangan jantung tersebut.
Saluran darah tersebut dikatakan sebagai kitaran darah ketiga oleh Harvey, di mana
jantung membekalkan dirinya sendiri dengan darah beroksigen. Banyak obat telah
diperkenalkan untuk merawat penyakit jantung. Antaranya adalah Digitalis, kulit cinchona,
acetylsalicylic, nitroglycerinr, diuretic, betablockers, cicium antagonists, fibrinolytica,
angiotensin-converting enzyme inhibitors (ACE inhibitors), dan angiotensin antagonists.
Sungguhpun pelbagai kemajuan dalam pengobatan penyakit jantung, adalah lebih
baik bagi kita mengamalkan cara hidup yang sehat daripada merawat setelah mendapat
penyakit. Menghindari penyakit adalah lebih baik daripada mengobati. Oleh itu pastikan kita
mengkonsumsi makanan yang mengandung kalesterol yang rendah, seperti menggunakan
minyak masak kelapa sawit dan mengurangi makanan yang bersantan. Selain itu makanan
yang banyak serat juga mampu memerangkap kolesterol sebelum ia dapat diserap ke dalam
tubuh, sekaligus dapat mengurangi penumpukan kolesterol oleh tubuh kita.
Gambar : Proses terjadinya serangan pada jantung manusia
2. Hipertensi
A. Definisi Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan di dalam pembuluh arteri ketika darah dipompa
oleh jantung ke seluruh anggota tubuh. Tekanan darah dapat dilihat dengan mengambil
dua ukuran dan biasanya ditunjukkan dengan angka seperti berikut : 120 /80 mmHg.
Angka 120 menunjukkan tekanan pada pembuluh arteri ketika jantung berkontraksi.
Disebut dengan tekanan sistolik. Angka 80 menunjukkan tekanan ketika jantung sedang
berelaksasi. Disebut dengan tekanan diastolik.
B. Hipertensi
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam
arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan
yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Dikatakan tekanan darah
tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan
diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Dikatakan hipertensi jika
didapatkan ukuran yang tinggi (misalnya 160/90 mmHg) sebanyak dua kali dalam tiga kali
pengukuran, selama paling sedikit dua bulan.
C. Penyebab Hipertensi
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer atau
esensial (95 % kasus hipertensi) yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi
sekunder (5 % kasus hipertensi) yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit
endokrin, penyakit jantung, gangguan anak ginjal, dll.
D. Faktor-faktor yang mempertinggi resiko terjadinya hipertensi antara lain:
1. Keturunan
2. Usia
3. Berat Badan
4. Konsumsi Garam
5. Ras
6. Pola makan dan gaya hidup
7. Aktivitas olahraga
E. Gejala
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan
tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).
Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan, yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun
pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:
sakit kepala
kelelahan
mual
muntah
sesak nafas
gelisah
pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif,
yang memerlukan penanganan segera
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Darah adalah cairan kental, empat sampai lima kali lebih kental daripada air, dan
karenanya cenderung mengalir lebih lamban daripada air.
2. Fungsi Darah: mengangkut gas , nutrisi , produk-produk limbah, dan hormon, terlibat
dalam regulasi homeostasis dan pemeliharaan pH, suhu tubuh, keseimbangan cairan,
elektrolit dan tingkat, melindungi terhadap penyakit dan kehilangan darah .
3. Elemen yang terbentuk termasuk sel darah merah ( eritrosit ) , darah putih sel
( leukosit ) , dan platelet ( sel fragmen ) .
4. Pengelompokan darah: Golongan darah ditentukan oleh antigen pada permukaan merah
sel-sel darah . Golongan Darah ABO dan Golongan Darah Rh.
5. Fungsi jantung: membangkitkan tekanan darah, routing darah, memastikan aliran darah
satu arah, pengaturan suplai darah.
6. Jantung orang dewasa berbentuk seperti kerucut tumpul dan sekitar ukuran kepalan
tangan tertutup. Bentuk jantung: tumpul, titik bulat dari kerucut adalah puncaknya, dan
yang lebih besar, datar bagian di ujung dari kerucut dasar.Jantung terletak di dalam
rongga dada antara paru-paru. rute aliran darah melalui jantung , dan
7. Pengaruh perubahan tekanan darah dan mengakibatkan perubahan denyut jantung dan
kekuatan kontraksi.
8. Pembuluh arteri dapat diklasifikasikan menjadi (1) arteri elastis, (2) arteri muscular, dan
(3) arteriola.
9. Pembuluh vena diklasifikasikan menjadi (1) venula, (2) vena kecil, dan (3) vena besar.
10. Pembuluh kapiler diklasifikasikan menjadi jenis (1) continous, (2) fenestrated, dan (3)
sinusoidal berdasarkan diamater dan permeabilitasnya.
11. Dinamika Sirkulasi Darah: Aliran laminar dan turbulen di dalam pembuluh, Tekanan
darah, dan viskositas.
12. Darah mengalir ke seluruh bagian tubuh tergantung pada adanya tekanan yang cukup
pada arteri. Sepanjang tekanan darah di dalam arteri cukup, control lokal dari aliran
darah melalui jaringan-jaringan sewajarnya sesuai dengan kebutuhan metabolismenya.
13. Respon stress-relaksasi adalah ciri dari sel-sel otot polos.
14. Limfa disebut juga getah bening, merupakan cairan tubuh yang tak kalah penting dari
darah.
15. Cairan Limfe mengandung sel-sel darah putih yang berfungsi mematikan kuman
penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
16. Pembuluh limfe dibedakan menjadi dua macam yaitu pembuluh limfe kanan dan
pembuluh limfe kiri.
17. Kelenjar limfe berfungsi untuk menghasilkan sel darah putih dan menjaga agar tidak
terjadi infeksi lebih lanjut.
18. Gangguan pada sistem sirkulasi manusia diantaranya adalah serangan jantung dan
hipertnsi.
B. SARAN
Gangguan pada sistem sirkulasi manusia antara lain serangan jantung dan hipertensi,
untuk mengatasi supaya terhindar dari penyakit tersebut sebaiknya kita menjaga pola hidup
sehat, olahraga secara teratur dan pola makan sehat.
DAFTAR RUJUKAN
- Champbell, Reece dkk. 2008. Biologi. Jakarta: Erlangga
- Tortora, Gerard J. Derrickson, Bryan . 2012. Principles of ANATOMY & PHYSIOLOGY
13th Edition. United States of America.