tugas makalah print

31
INTEGRASI TRAFFIC LIGHT DENGAN PALANG PINTU KERETA API di JALAN BUDURAN (pintu masuk LINGKAR TIMUR) BERBASIS MIKROKONTROLER OLEH: M Yazid Al Bastomy 2 D3 ELIN B (1303131053) DOSEN: EPYK SUNARNO ,ST, MT

Upload: muhammad-nur-sururi

Post on 17-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

INTEGRASI TRAFFIC LIGHT DENGAN PALANG PINTU KERETA API di JALAN BUDURAN (pintu masuk LINGKAR TIMUR)BERBASIS MIKROKONTROLER

OLEH:

M Yazid Al Bastomy2 D3 ELIN B(1303131053)

DOSEN:

EPYK SUNARNO ,ST, MTTEKNIK ELEKTRO INDUSTRI

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

2014 2015

I.ABSTRAK

Lampu lalu lintas atau sering disebut dengan Traffic Light sangat berperan penting dalam pengaturan lalu lintas yang semakin lama semakin padat pada saat ini. Lampu lalu lintas ini dapat mengatur jalannya kendaraan dengan menggunakan tanda nyala lampu yang berbeda yaitu merah, kuning, dan hijau yang merupakan warna universal yang digunakan untuk peringatan berhenti, hati-hati dan jalan pada aturan lalu lintas. Untuk pengaturan watunya kita dapat menggunakan delay waktu sesuai lama yang diinginkan untuk menjaga efisiensi pemakaian jalan. Misal pada daerah yang hampir masuk pedesaan biasanya delay waktunya akan singkat atau sedikit, berbeda dengan perkotaan yang penduduknya padat dan banyak menggunakan kendaraan bermotor. Apalagi apabila dalam pengaturan jalan itu terdapat palang pintu kereta api yang sering membuat kemacetan. Sehingga sangat diperlukan pengaturan lalu lintas yang dapat memperlancar arus dari kendaraan dengan menggunakan 7segmen untuk perhitungan yang dapat dilihat oleh pengendara dengan sistem counting down dalam kerja 7segmen tersebut

II.PRINSIP KERJA

Pinsip kerja dari lampu lalu lintas ini yaitu

Saat pertama sumber VCC masuk lampu P3 akan menyala HIJAU (lampu merah dan kuning mati) dengan count down mulai dari 20,pada lampu P1 akan menyala MERAH (lampu hijau dan kuning mati) dengan perhitungan mundur yang dimulai dari 53, dan pada lampu P2 akan menyala MERAH pula (lampu hijau dan kuning mati) dengan count down yang dimulai dari setengah lama count down lampu merah penuh atau sekitar 26. Kemudian setelah perhitungan lampu HIJAU P3 habis (0), maka lampu akan berubah menjadi KUNING dan menghitung mulai dari lima hingga habis yang diikuti dengan kedua lampu lain masih menyala MERAH. Setelah penghitungan lampu KUNING P3 habis (0). Lampu P3 akan berubah menjadi menyala MERAH dengan count down yang dimulai dari 53, yang diikuti lampu P2 berubah menjadi warna HIJAU yang menyala dengan count down mulai dari 20 dan lampu P1 masih MERAH dengan count down tersisa 26. Pada saat lampu P3 yang menyala MERAH menghitung pada angka 30, lampu P2 akan menyala KUNING dengan count down dimulai dari angka 5 dan pada lampu P1 masih tetap menyala MERAH dengan count down tinggal 5. Saat lampu P3 menyala MERAH dengan count down pada angka 20, lampu P2 akan menyala MERAH dengan count down dimulai dari angka 53 dan lampu P1 akan menyala HIJAU dengan count down dimulai dari angka 20. Dan pada saat P3 berwarna MERAH dengan count down tersisa 5, lampu P2 masih tetap MERAH dan lampu P1 akan menyala berwarna KUNING selama 5 sekon. Traffic Light akan akan bekerja seperti ini terus menerus, akan tetapi pada saat kereta akan melintasi jalur P3,maka lampu P3 akan menyala KUNING yang diikuti lampu P1 dan P2 akan menyala KUNING berapapun count down yang masih berjalan dari ketiga lampu lalu lintas yang sedang bekerja tersebutIII. TEORI DASAR

III.a. Seven Segment

Seven-segment, lebih sedikit biasanya dikenal sebagai suatu seven-segment indikator, adalah suatu format dari alat tampilan yang suatu alternatif ke dot-matrix tampilan yang semakin kompleks. Seven-Segment biasanya digunakan di dalam elektronika sebagai metoda dari mempertunjukkan umpan balik klasifikasi sistim desimal dengan operasi yang internal tentang alat.

7 segmen diatur sebagai segiempat panjang dari dua segmen yang vertikal pada [atas] masing-masing sisi dengan satu segmen yang horizontal di bagian atas dan alas. Apalagi, segmen yang ketujuh membagi dua bgian segiempat panjang secara horizontal.

Kebanyakan 7-segment mengggunakan tampilan suatu array dari diode pemancar cahaya ( LED), meskipun demikian lain jenis ada teknologi alternatif penggunaan seperti lucutan gas katode dingin, ruang hampa kawat pijar yang bercahaya berpijar, tampilan hablur cair ( LCD), dan lain lain.

Karena gambar lambang suku harga gas dan lain tanda yang besar, electromagnetically dilemparkan light-reflecting segmen ( kadang-kadang [disebut " rusuk-rusuk penyejuk") masih biasanya digunakan. Suatu alternatif bagi 7-segment di 1950s sampai 1970s adalah nixie tabung ruang hampa yang seperti tabung. Mulai 1970, RCA yang dijual suatu alat tampilan yang dikenal sebagai Numitron yang menggunakan kawat pijar bercahaya mengatur ke dalam suatu seven-segment.

Circuit diagram for Common Anode 7-Segment Display

Circuit diagram for Common Katode 7-Segment Display

IV.KOMPONEN

1. Dual 7 segment2. Resistor 10 K ohm3. Switch4. Microcontroller AT Mega 128 V. BLOK DIAGRAM SISTEM

VI. INPUT / OUTPUT CONECTION

NoAlamatPeralatanKeterangan10PORTD.0LED merahOUTPUT

1PORTA.0dp digit1-1OUTPUT11PORTD.1LED kuningOUTPUT

2PORTA.1dp digit1-2OUTPUT12PORTD.2LED hijauOUTPUT

3PORTA.2dp digit2-1OUTPUT13PORTD.3LED merahOUTPUT

4PORTA.3dp digit2-2OUTPUT14PORTD.4LED kuningOUTPUT

5PORTA.4dp digit3-1OUTPUT15PORTD.5LED hijauOUTPUT

6PORTA.5dp digit3-2OUTPUT16PORTD.6LED merahOUTPUT

7PORTA.7LED hijauOUTPUT17PORTD.7LED kuningOUTPUT

8PORTB.0-77 segmenOUTPUT18PORTE.0-77 segmenOUTPUT

9PORTC.0SwitchINPUT19PORTF.0-77 segmenOUTPUT

VII. TIME CHART

VIII. FLOW CHART

IX. PROGRAM#include

#include

#define d1 PORTA.0

#define d2 PORTA.1

#define d3 PORTA.2

#define d4 PORTA.3

#define d5 PORTA.4

#define d6 PORTA.5

void On1Segmen(int a);

void On1Digit (int n);

void On2Segmen(int a);

void On2Digit (int n);

void On3Segmen(int a);

void On3Digit (int n);

void input (void);

void main(void)

{ int i,tunda;

PORTA=0x00;

DDRA=0xFF;

PORTB=0x00;

DDRB=0xFF;

PORTC=0x00;

DDRC=0x00;

PORTD=0x00;

DDRD=0xFF;

PORTE=0x00;

DDRE=0xFF;

PORTF=0x00;

DDRF=0xFF;

while (1)

{

if(PINC.0==1)

{

input();

}

else

{

for(i=5;i>=0;i--)

{

for(tunda=0;tunda=0;i--)

{

for(tunda=0;tunda=0;i--)

{

for(tunda=0;tunda=0;i--)

{

for(tunda=0;tunda=0;i--)

{

for(tunda=0;tunda=0;i--)

{

for(tunda=0;tunda=0;i--)

{

for(tunda=0;tunda=0;i--)

{

for(tunda=0;tunda=0;i--)

{

for(tunda=0;tunda=0;i--)

{

for(tunda=0;tunda=0;i--)

{

for(tunda=0;tunda=0;i--)

{

for(tunda=0;tunda=0;i--)

{

for(tunda=0;tunda=0;i--)

{

for(tunda=0;tunda=0;i--)

{

for(tunda=0;tunda=0;i--)

{

PORTD.0=0;

PORTD.1=1;

PORTD.2=0;

PORTD.3=0;

PORTD.4=1;

PORTD.5=0;

PORTD.6=0;

PORTD.7=1;

PORTA.7=0;

d1=1;d2=0;

PORTB=0b1000000;

delay_ms(1);

d1=0;d2=1;

PORTB=0b1000000;

delay_ms(1);

d3=1;d4=0;

PORTF=0b1000000;

delay_ms(1);

d3=0;d4=1;

PORTF=0b1000000;

delay_ms(1);

d5=1;d6=0;

PORTE=0b1000000;

delay_ms(1);

d5=0;d6=1;

PORTE=0b1000000; }

}