makalah ibd

13
BAB I PENDAHULUAN a. Latar belakang Dalam arus perubahan sosial yang amat deras yang berakibat pada munculnya tuntutan-tuntutan dan penyesuaian-penyesuaian baru, maka bila tuntutan dan penyesuaian baru tersebut kurang atau bahkan tidak diterima dan tidak dilakukan akan menimbulkan goncangan-goncangan sosial (sosial disorder) di masyarakat bila goncangan-goncangan tersebut juga dibiarkan akan berakibat buruk pada masyarakat tersebut yaitu munculnya disintegrasi sosial (social disintegration). Maka dalam rangka meredam dan mengurangi berbagai gejolak kekacauan tersebut diperlukan adanya suatu tindakan sosial yaitu “Akomodasi ”. Adapun pengertian dari akomodasi menurut para ahli adalah sebagai berikut: 1 Menurut Soerjono Soekanto - Istilah akomodasi digunakan dalam dua arti, yaitu sebagai suatu keadaan dan suatu proses. Sebagai suatu keadaan, akomodasi berarti adanya kenyataan suatu keseimbangan (equilibrium) hubungan antar individu atau kelompok dalam berinteraksi sehubungan dengan norma-norma sosial dan kebudaya an yang berlaku.

Upload: aisyah-aizh

Post on 01-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah IBD

TRANSCRIPT

Page 1: makalah IBD

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar belakang

Dalam arus perubahan sosial yang amat deras yang berakibat pada munculnya tuntutan-

tuntutan dan penyesuaian-penyesuaian baru, maka bila tuntutan dan penyesuaian baru tersebut

kurang atau bahkan tidak diterima dan tidak dilakukan akan menimbulkan goncangan-goncangan

sosial (sosial disorder) di masyarakat bila goncangan-goncangan tersebut juga dibiarkan akan

berakibat buruk pada masyarakat tersebut yaitu munculnya disintegrasi sosial (social

disintegration). Maka dalam rangka meredam dan mengurangi berbagai gejolak kekacauan

tersebut diperlukan adanya suatu tindakan sosial yaitu “Akomodasi”.

Adapun pengertian dari akomodasi menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1 Menurut Soerjono Soekanto

- Istilah akomodasi digunakan dalam dua arti, yaitu sebagai suatu keadaan dan suatu proses.

Sebagai suatu keadaan, akomodasi berarti adanya kenyataan suatu keseimbangan (equilibrium)

hubungan antar individu atau kelompok dalam berinteraksi sehubungan dengan norma-norma

sosial dan kebudayaan yang berlaku. Sebagai suatu proses, akomodasi berarti sebagai usaha

manusia untuk meredakan atau menghindari konflik dalam rangka mencapai kestabilan.

Page 2: makalah IBD

2.Menurut Gillin dan Gillin

- Akomodasi adalah suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang mengarah kepada

adaptasi sehingga antar individu atau kelompok terjadi hubungan saling menyesuaikan untuk

mengatasi ketegangan-ketegangan.

Sedangkan konflik atau berbagai gejolak kekacauan yang terjadi dapat dikatakan :

konflik terjadi bila terdapat dua hal.yaitu yang pertama konflik bisa terjadi apabila terdapat dua

pihak secara potensial dan praktis atau operasional dapat saling menghambat. Dalam proses

konflik ,dapat terjadi bahwa seorang tidak menyadari adanya orang lain yang terlibat konflik

dengan dirinya.

Konflik tidak perlu dipandang sebagai hal buruk dan secara mutlak harus dihindarkan .

walaupun pengalaman konfik sering membawa perasaan tidak enak, namun pada dasarnya

konflik bermanfaat bagi orsng-orang yang terlibat di dalamnya. Yang pasti konflik tidak bisa

terus menerus dihindarkan dalam hubungan antar manusia karena tabrakan kebutuhan dapat saja

terjadi ,karena kebutuhan setiap manusia berubah-ubah serta dapat menghasilkan kombinasi-

kombinasi yang kompleks.

Page 3: makalah IBD

BAB II

PEMBAHASAN

Konflik pada umumnya merupakan suatu gejala social yang sering muncul dalam

kehidupan bermasyarakat. Konflik (pertentangan) ini timbul karena adanya persaingan ,baik

persaingan antara individu maupun antar kelompok. Selain itu konflik bisa juga terjadi karena

adanya perbedaan emosi atau perbedaan pendapat antar orang-orang dalam suatu interaksi

social .

Dari konflik tersebut maka timbullah usaha manusia untuk meredakan suatu pertikaian

konflik untuk mencapai kestabilan yang disebut dengan akomodasi . Pihak-pihak yang

berkonflik ini kemudian akan saling menyesuaikan diri dan bekerja sama. Penjelasan secara

mendalam akan dibahas

A.Tujuan Akomodasi secara Sosiologis

Secara sosiologis akomodasi sebagai upaya penyelesaian konflik memiliki tujuan yang berbeda-

beda sesuai dengan situasi yang dihadapi, yaitu :

1. Untuk mengurangi konflik antar individu atau kelompok sebagai akibat perbedaan paham.

Sehingga akomodasi disini bertujuan untuk mendapatkan suatu sintesa antara kedua

pendapat tersebut agar memperoleh suatu pola baru.

2. Untuk mencegah meledaknya konflik sementara waktu (temporer).

3. Akomodasi terkadang diupayakan agar terjadi kerjasama antara kelompok-kelompok sosial

yang saling terpisah akibat faktor sosial psikologis.

4. Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah. Seperti dengan

perkawinan campuran atau asimilasi.

B.Pandangan ahli tentang pengaturan konflik :

Menurut Ramlan Surbakti (1983)

Page 4: makalah IBD

Pengaturan konflik akan bisa berlangsung secara efektif apabila terdapat tiga persyaratan, yaitu :

a. Kedua belah pihak yang berkonflik harus menyadari akan adanya situasi konflik di antara

mereka, oleh karenanya mereka harus menyadari pula perlunya melaksanakan prinsip-prinsip

keadilan secara jujur bagi semua pihak.

b. Adanya organisasi bagi kelompok yang berkonflik. Artinya, pengaturan konflik hanya akan

mungkin apabila mereka yang berkonflik masing-masing telah terorganisir secara jelas. Kalau

kekuatan-kekuatan yang berkonflik itu berada dalam situasi tidak terorganisir (diffuse), maka

pengaturan konflik tidak akan efektif.

c. Adanya aturan permainan (rule of the game) yang disepakati dan ditaati bersama.

Apabila akomodasi dilakukan untuk menyelesaikan konflik di masyarakat dengan memenuhi tiga

hal seperti disebutkan Ramlan Surbakti diatas., maka proses akomodasi akan berlangsung

lancar dan lebih mudah.

Menurut Ramlan Surbakti (1992), ada dua jenis konflik di masyarakat, yaitu :

a. Konflik Horizontal, adalah konflik anatar individu atau kelompok yang diakibatkan adanya

kemajemukan horizontal. Seperti konflik antar suku, agama, ras, daerah, kelompok, profesi dan

tempat tinggal.

b. Konflik Vertikal, adalah konflik antar individu atau kelompok miskin dan kaya (kekayaan)

dan antara rakyat dan penguasa (kekuasaan).

C.Bentuk-bentuk Akomodasi Dalam Menyelesaikan Masalah.

1. Konflik

a. Konflik ”menang-menang “

Konflik menang-menang ,dilaksanakan dengan jalan menguntungkan semua pihak yang

terlibat dalam konflik yang terjadi. Hal tersebut secara tipikal dicapai apabila dilakukan

Page 5: makalah IBD

konfrontasi persoalan-persoalan yang ada, dan digunakannya cara pemecahan masalah untuk

mengatasi perbedaan-perbedaan pendapat dan pandangan.

Pendekatan positif tersebut terhadap konflik berkaitan dengan perasaan pada pihak-pihak yan

sedang berkonflik bahwa ada sesuatu hal yang salah, dan hal itu perlu mendapatkan perhatian .

Kondisi menang-menang meniadakan alasan- alasan untuk melanjutkan atau

menimbulkan kembali konflik yang ada , karena tidak ada hal yang dihindari atau ditekankan.

Semua persoalan-persoalan yang relevan diperbincangkan dan dibahas secars terbuka.

b. Konflik “menang-kalah”

Pada konflik menang kalah salah satu pihak mencapai apa yang di inginkannya dengan

mengorbankan keinginan pihak lain . hal tersebut mungkin disebabkan karena adanya

persaingan,dimana orang mencapai kemenangan melalui kekuatan, keterampilan yang

superior, atau karena unsur dominasi.

2. Tindakan Penyelesaian Konflik Dan Pola Penyelesaian Konflik

Konflik yang dibiarkan akan semakin melebar baik dalam wilayah maupun ketajaman

konflik. Dalam arti, konflik kecil yang dibiarkan semakin lama akan semakin besar jumlah orang

atau kelompok yang terlibat. Serta intensitas konflik juga akan semakin sengit dan tajam.

Tindakan penyelesaian terhadap adanya konflik dibedakan menjadi dua hal, yaitu :

a. Penyelesaian Menang Kalah (win-lose solution), pola penyelesaian ini adalah pola

penyelesaian yang hanya menguntungkan satu kelompok sedangkan kelompok yang satunya lagi

dirugikan. Pola penyelesaian ini terjadi apabila :

1. Kedua kelompok yang berkonflik sama-sama tidak mau mengurangi tuntutannya, sedangkan

kondisi kekuatan masing-masing berbeda dimana yang satu kelompok lebih kuat sehingga

menang dan kelompok satunya lagi lemah kekuatannya sehingga kalah.

Page 6: makalah IBD

2. Salah satu dari kedua kelompok tidak mau mengurangi tuntutan, sedangkan yang satunya

bersedia mengurangi tuntutannya.

b. Penyelesaian Menang-menang (win-win solution), pola penyelesaian ini adalah pola

penyelesaian yang menguntungkan semua pihak yang terlibat konflik. Pola semacam ini terjadi

bila semua kelompok yang berkonflik rela mengurangi tuntutannya dengan duduk satu meja

mencari pemecahan bersama secara adil.

D.Upaya Penyelesaian Konflik

Menurut Soerjono Soekanto (1982), akomodasi sebagai upaya penyelesaian konflik memiliki

delapan bentuk, antara lain :

1. Coercion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan.

Hal ini terjadi disebabkan salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah sekali bila

dibandingkan dengan pihak lawan. Contohnya: perbudakan.

2. Compromise, yaitu suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat masing-masing

mengurangi tuntutannya agar dicapai suatu penyelesaian terhadap suatu konflik yang ada. Sikap

untuk dapat melaksanakan compromise adalah sikap untuk bersedia merasakan dan mengerti

keadaan pihak lain. Contohnya: kompromi antara sejumlah partai politik untuk berbagi

kekuasaan sesuai dengan suara yang diperoleh masing-masing.

3. Arbitration, yaitu cara mencapai compromise dengan cara meminta bantuan pihak ketiga

yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang berkedudukannya lebih dari pihak-

pihak yang bertikai. Contohnya: konflik antara buruh dan pengusaha dengan bantuan suatu

badan penyelesaian perburuan Depnaker sebagai pihak ketiga.

4. Mediation, yaitu cara menyelesaikan konflik dengan jalan meminta bantuan pihak ketiga yang

netral. Pihak ketiga ini hanyalah mengusahakan suatu penyelesaian secara damai yang sifatnya

Page 7: makalah IBD

hanya sebagai penasihat. Sehingga pihak ketiga ini tidak mempunyai wewenang untuk

memberikan keputusan-keputusan penyelesaian yang mengikat secara formal.

5. Conciliation, yaitu suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan pihak-pihak yang

bertikai untuk mencapai persetujuan bersama. Contohnya: pertemuan beberapa partai politik di

dalam lembaga legislatif (DPR) untuk duduk bersama menyelesaikan perbedaan-perbedaan

sehingga dicapai kesepakatan bersama.

6. Toleration, sering juga dinamakan toleran-participation yaitu suatu bentuk akomodasi tanpa

adanya persetujuan formal. Contohnya: beberapa orng atau kelompok menyadari akan pihak lain

dalam rangka menghindari pertikaian. Dalam masyarakat Jawa dikenal dengan istilah “tepa

selira” atau tenggang rasa agar hubungan sesamanya bisa saling menyadari kekurangan diri

sendiri masing-masing.

7. Statlemate, adalah suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang bertikai atau berkonflik

karena kekuatannya seimbang kemudian berhenti pada suatu titik tertentu untuk tidak melakukan

pertentangan. Dalam istilah lain dikenal dengan “Moratorium” yaitu kedua belah pihak berhenti

untuk tidak saling melakukan pertikaian. Namun, moratorium bisa dilakukan antara dua belah

pihak yang kurang seimbang kekuatannya.

8. Adjudication, adalah suatu bentuk penyelesaian konflik melalui pengadilan.

9. Konversi (convertion), yaitu penyelesaian konflik apabila salah satu pihak bersedia mengalah

dan mau menerima pendirian pihak lain.

10. Gencatan senjata, yaitu penangguhan permusuhan untuk jangka waktu tertentu guna

melakukan suatu pekerjaan tertentu yang tidak boleh diganggu. Misalnya untuk melakukan

perawatan bagi yang luka-luka, mengubur korban tewas, berunding, dsb.

11. Segregasi (segregation), yaitu upaya untuk saling memisahkan diri dan saling menghindar

diantara pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi ketegangan.

Page 8: makalah IBD

12. Dispasement, yaitu usaha untuk mengakhiri konflik dengan mengalihkan perhatian

pada objek masing-masing.

Keduabelas bentuk akomodasi diatas bisa dipilih untuk dilakukan dalam menyelesaikan

konflik di masyarakat yang sangat beragam. Hal ini diperlukan agar proses konflik khususnya

yang terjadi pada masyarakat dengan tingkat kemajemukan tinggi seperti Indonesia, tidak bisa

mengarah pada situasi disintegrasi bangsa.

Page 9: makalah IBD

Kompromi

Akomodasi ini muncul apabila pihak yang berkonflik harus mengorbankan sesuatu dan terlibat

bersama-sama dalam proses mencapai sasaran dan memenuhi kebutuhan kedua belah pihak,

yang dicari ialah titik temu atau jalan tengah.