makalah hepatitis akut blok 17

28
HEPATITIS AKUT Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta 11510 Pendahuluan Hati merupakan organ yang sangat penting untuk tubuh. Hati mempunyai banyak fungsi.Hati dapat melakukan lebih dari 100 fungsi termasuk pembentukan empedu, detoksifikasi zat berbahaya, penyimpanan vitamin dan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Sebagian besar obat memasuki saluran cerna, dan hati sebagai organ diantara permukaan absorptif dari saluran cerna dan organ target obat dimana hati berperan penting dalam metabolisme obat. Sehingga hati rawan mengalami cedera akibat bahan kimia terapeutik. Hepatitis akut merupakan infeksi sistemik yang mempengaruhi terutama hati. Hampir semua kasus disebabkan oleh virus ini yaitu : hepatitis virus A (HAV), hepatitis virus B (HBV), dan hepatitis virus C (HCV), virus hepatitis B berhubungan dengan virus hepatitis D dan hepatitis E. Kecuali virus hepatitis B, merupakan virus RNA, walaupun memiliki perbedaan pada jenis penyebab hepatitis ini, gejala yang timbul, angka kematian hampir sama pada semuanya. 1

Upload: micco-joshua-apriano-p

Post on 29-Sep-2015

40 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

1

TRANSCRIPT

HEPATITIS AKUT Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta 11510

Pendahuluan

Hati merupakan organ yang sangat penting untuk tubuh. Hati mempunyai banyak fungsi.Hati dapat melakukan lebih dari 100 fungsi termasuk pembentukan empedu, detoksifikasi zat berbahaya, penyimpanan vitamin dan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Sebagian besar obat memasuki saluran cerna, dan hati sebagai organ diantara permukaan absorptif dari saluran cerna dan organ target obat dimana hati berperan penting dalam metabolisme obat. Sehingga hati rawan mengalami cedera akibat bahan kimia terapeutik.

Hepatitis akut merupakan infeksi sistemik yang mempengaruhi terutama hati. Hampir semua kasus disebabkan oleh virus ini yaitu : hepatitis virus A (HAV), hepatitis virus B (HBV), dan hepatitis virus C (HCV), virus hepatitis B berhubungan dengan virus hepatitis D dan hepatitis E. Kecuali virus hepatitis B, merupakan virus RNA, walaupun memiliki perbedaan pada jenis penyebab hepatitis ini, gejala yang timbul, angka kematian hampir sama pada semuanya.Hepatitis imbas obat merupakan komplikasi potensial yang hampir selalu ada pada setiap obat. Walaupun kejadian jejas hati jarang terjadi, tapi efek yang ditimbulkan bisa fatal.

Obat-hepatitis yang diinduksi (juga disebut hepatitis beracun) terjadi di delapan dalam setiap 10.000 orang karena hati bereaksi normal saat terpapar obat, menyebabkan kerusakan hati. patologi ini menyebabkan hati tidak berfungsi dengan baik dan gejala-gejala dapat mulai terlihat. Perempuan cenderung terpengaruh hampir dua kali lebih banyak laki-laki. Orang tua lebih rentan terhadap jenis hepatitis karena tubuh mereka tidak mampu memperbaiki diri secepat orang muda.

Anamnesa

Anamnesis yang terarah di perlukan untuk menggali lebih dalam dan lebih luas keluhan utama pasien.

Dari penderita (auto anannesis ) atau keluarga penderita ( allo anamnesis ), kita berharap mendapat keterangan tentang keadaan penderita sebagai manifestasi kelainan yang berkaitan dengan gejala yang dialami oleh penderita, yaitu :

Identitas pasien, meliputi nama pasien, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, agama/suku, warga negara, bahasa yang digunakan, pendidikan, pekerjaan, alamat rumah, yang akan digunakan sebagai data rekam medis. Keluhan Utama, dapat berupa adanya demam, rasa mual, rasa lemah/malaise, timbulnya warna kuning pada kulit dan sclera mata, serta adanya perubahan warna air seni menjadi seperti air teh.Adapun pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan di atas, yaitu :

Kapan keluhan mual dan rasa lemas, tidak nafsu makan ? Apakah disertai demam atau gejala seperti influenza ?

Apakah ada perubahan warna pada air seni ? sejak kapan ? karena warna urin gelap seperti teh menandakan adanya gangguan ekskresi bilirubin kedalam traktus ugastrointestinal ?

Apakah tinja menjadi pucat atau keabu-abuan ? bila terjadi obstruksi/sekresi bilirubin secara menyeluruh, maka warna tinja dapat berubah menjadi pucat/keabu-abuan.

Apakah pasien sadar akan adanya perubahan warna kulit dan skleranya menjadi warna kuning? Jaundice dapat disebabkan karena gangguan intrahepatik seperti karena gangguan hepatoseluler, kolestatik adan inflamasi sel hepar seperti hepatits, bisa juga disebabkan karena gangguan ekstrahepatik karena sumbatan pada saluran emperdu.

Apakah pasien merasekan gatal yang tidak seperti biasanya ?? karena rasa gatal sering menyertai icterus/ jaundice baik tipe kolestatik maupun obstruktif.

Riwayat penyakit dahulu, berhubungan dengan penyakit-penyakit yang sebelumnya atau yang sering diderita oleh pasien.

Riwayat pengobatan, yaitu obat-obatan yang di konsumsi oleh pasien ketika menderita suatu penyakit.

Riwayat alergi obat-obatan, Riwayat Penyakit keluarga, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit yang samayang diderita oleh pasien karena ada penyakit-penyakit tertentu yang berhubungan dengan faktor turunan/genetic.Pemeriksaan

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang baik akan sangat membantu menentukan diagnosis penyakit yang diderita oleh pasien.Adapun beberapa pemeriksaan fisik yang biasa dilakukan ketika pasien datang, meliputi :

Pemeriksaan keadaa umum pasien, yang diperhatikan disini adalah keadaan pasien ketika pertama kali datang; apakah dalam keadaan sadar atau tidak, tampak lemas, pucat, dan lain-lain.

Pemeriksaan tanda vital, meliputi pemeriksaan suhu badan, denyut nadi, tekanan darah, pernafasan.

Pemeriksaan fisik yang biasa dilakukan, meliputi :

Inspeksi : biasanya yang dilakukan adalah pemeriksaan pada abdomen karena hepar tidak dapat dilihat secara langsung.Yang biasanya diperhatikan yaitu kulit abdomen, apakah ada jaringan parut, striae, pelebaran vena. Selain iitu dapat juga dilihat bentuk perutnya apakah datar, bulat, menonjol atau cekung.

Palpasi : Biasanya pada keadaan normal, hati susah di raba tetapi apabila teraba tepi bawah hati umumnya lunak, tajam, reguler dengan permukaan licin, tidak ada nyeri tekan.Bila hati teraba keras dan kenyal, tepi bulat dan tumpul, dan permukaaannya kasar, berbenjol-benjol, mengarah ke keadaan hati yang abnormal ( hematoma atau sirosis ).Bila terdapat nyeri tekan maka biasanya nyeri tekan itu disebabkan olehinflamasi liver, seperti pada hepatitis.

Perkusi : Yang dilakukan disini adalah kepekaan kita mendengar bunyi suara hati dari resonan menjadi dull. Panjang liver dullness meningkat bila terdapat pembesaran hati, dan menurun bila hati berukuran kecil bila hati berukuran kecil atau adanya udara bebas di bawah diafragma, biasanya juga penurunan panjang liver dullness juga terjadi pada hepatitis, gagal jantung kongestif, atau dengan progresivitas hepatitis.

Auskultasi : biasanya auskultasi dilakukan dengan stetoskop, dan pada pemeriksaan fisik abdomen, auskultasi lebih banyak di guanakan untuk mendengar gerakan usus.Bising usus terdapat pada keadaan diare, obstruksi usus, ileus paralitik, peritonitis; sedangkan jika terdengar bunyi bruit mungkin disebabkan karena stenosis arteri renalis atau insufisiensi arteri karena hipertensi.

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menilai dan membantu menegakkan diagnosis suatu penyakit, termasuk penyakit hepatitis yang disebabkan oleh imbas obat.Pemeriksaan Laboratorium yang umumnya dilakukan adalah menggunakan sampel darah dan urin.

Kerusakan pada hati yang disebabkan oleh penyakit dapat memungkinkan produk tersebut masuk ke aliran darah dalam tingkat yang lebih tinggi. Jadi, tes yang mengukur tingkat produk ini, yang disebut sebagai tes fungsi hati (liver function test/LFT), dapat menunjukkan tingkat kerusakan pada hati.1Produk berikut biasanya diukur sebagai bagian dari tes fungsi hati:

ALT (alanin aminotransferase), juga dikenal sebagai SGPT (serum glutamik piruvik transaminase)

AST (aspartat aminotransferase), juga dikenal sebagai SGOT (serum glutamik oksaloasetik transaminase)

Fosfatase alkali

GGT (gamma-glutamil transpeptidase, atau gamma GT)

Bilirubin

Albumin

Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi digunakan sebagai pemeriksaan penunjang untuk lebih memastikan diagnosis penyakit yang sudah di diagnosis sebelumnya melali anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan radiologi.

Adapun jenis pemeriksaan radiologi yang digunakan untuk memeriksa penyakit yang berhubungan dengan kelainan hati, yaitu :

USG, efektif untuk mengevaluasi kandung empedu, saluran empedu, dan tumor hati.USG lebih murah dibandingkan dengan CT scan dan MRI. Namun, kelemahannya adalah USG sangat tergantung pada orang yang mengoperasikannya ( operator dependent ).

CT scan, dapat membantu mendeteksi lesi hati bahkan yang ukurannya lebih kecil sekalipun.CT scan juga dapat digunakan untuk memvisualisasikan struktur berdekatan di perut.

MRI, dapat digunakan untuk mendeteksi kista, hemangioma, dan tumor primer dan sekunder. Vena portal, urat hati, dan saluran empedu dapat dilihat tanpa suntikan kontras.1Diagnosis

Working diagnosis: Hepatitis Akut.Hepatitis akut merupakan infeksi sistemik yang mempengaruhi terutama hati. Hampir semua kasus disebabkan oleh virus ini yaitu : hepatitis virus A (HAV), hepatitis virus B (HBV), dan hepatitis virus C (HCV), virus hepatitis B berhubungan dengan virus hepatitis D dan hepatitis E. Kecuali virus hepatitis B, merupakan virus RNA, walaupun memiliki perbedaan pada jenis penyebab hepatitis ini, gejala yang timbul, angka kematian hampir sama pada semuanya.

HEPATITIS A Hepatitis A merupakan virus RNA dari jenis hepatovirus dari picornavirus familiy. Masa inkubasi berkisar 4 minggu, perkembangannya terbatas pada hepar saja, tetapi virus dapat ditemukan di hepar, cairan empedu, feses dan darah pada masa inkubasi lanjut dan masa sebelum badan menjadi kuning dan menimbulkan gejala (preikterik). Tetapi pada saat keluhan timbul, virus akan berkurang secara bertahap di darah dan feses. Pemeriksaan antibodi hepatitis A (anti-HAV) dapat dilakukan pada masa akut (dimana terjadi peningkatan enzim hati dan virus masih ditemukan dalam feses). Antibodi yang pertama kali muncul adalah IgM dan bertahan selama 6 12 bulan. Pada saat infeksi sudah mulai mereda, IgG menjadi lebih dominan. Sehingga penegakkan diagnosa hepatitis A dilakukan dengan pemeriksaan IgM pada masa akut. Hepatitis A ditransmisikan melalui rute fekal-oral, penyebaran orang perorang, sangat berhubungan dengan kebersihan lingkungan dan kepadatan penduduk. Penyebaran yang hebat terjadi akibat kontaminasi pada air minum, makanan, susu dan buah-buahan. Penyebaran dapat terjadi pula dalam keluarga atau institusi. Angka kejadian hepatitis ini cukup tinggi di negara berkembang tetapi berkurang sejalan dengan kemajuan suatu negara, kemungkinan akibat meningkatknya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Angka kejadian lebih sering pada masa anak-anak, tetapi berdasarkan penelitian lain keluhan yang diakibatkan oleh infeksi virus ini lebih sering terjadi pada masa remaja. Tempat-tempat yang biasa tinggi angka hepatitis A yaitu tempat penitipan anak, perawatan intensive neonatus, homoseksual dan pengguna obat-obat terlarang. Walaupun jarang tetapi penyebaran hepatitis A dapat melalui tranfusi darah dan komponen darah. 1

HEPATITIS B Hepatitis B merupakan virus DNA, memiliki famili yang hampir sama pada virus binatang yaitu hepadnavirus. Virus hepatitis ini memiliki protein permukaan yang dikenal sebagai hepatitis B surface antigen (HbsAg). Konsentrasi HbsAg ini dapat mencapai 500g/mL darah 109 partikel per milimeter persegi. Dari HbsAg ini dapat dibedakan menjadi beberapa jenis bergantung kepada jenis gen didalamnya, dan di setiap geografis memiliki dominasi gen yang berbeda-beda. Asia di dominasi oleh genotip B dan C. Kemampuan infeksi, produksi, perusakan hati bergantung pada jenis genotip ini. Genotip B berhubungan dengan progresifitas yang hebat dari kerusakan hati, dengan gejala yang timbul sering terlambat, dan berhubungan dengan timbulnya kanker hati. Dari pemeriksaan lain ditemukan bahwa hepatitis B memiliki antibodi HbeAg di dalam inti selnya, sehigga apabila pasien dengan HbsAg positif disertai dengan HbeAg positif memiliki kemampuan infeksi dan menularkan melalui darah (tranfusi darah , ibu-bayi yang dikandung) lebih dari 90%. Dalam perjalanan penyakit hepatitis B HbeAg akan menurun sejalan dengan perbaikan dari penyakit tersebut, tetapi apabila dalam 3 bulan tetap positif berarti terjadi suatu infeksi kronis yang dapat menuju ke arah keganasan. Penderita dengan HBV akan memiliki kadar HbsAg dalam serum yang meningkat sejalan dengan perjalanan penyakit, dan akan menurun setelah 1 2 bulan dari akhir gejala, dan hilang dalam 6 bulan. Setelah HbsAg menghilang akan timbul antibodinya (anti-HBs) yang akan bertahan dalam tubuh selamanya yang berfungsi untuk mencegah infeksi hepatitis B kembali. Antibodi lain yang dihasilkan tubuh akibat infeksi hepatitis B adalah anti-HBc, memiliki fungsi yang sama dengan antibodi hepatitis lainnya tetapi apabila ditemukan dalam pemeriksaan tidak memberikan makna yang cukup kuat adanya infeksi virus hepatitis. Pada proses infeksi akut hepatitis B akan timbul juga immunoglobulin yaitu IgM anti-HBc dalam serum, dan apabila terjadi infeksi kronis akan timbul IgG anti-HBc. Pada penderita hepatitis B 1 5% memiliki angka HbsAg yang rendah untuk dapat terukur, sehingga pemeriksaan IgM anti-HBc dapat digunakan. Pemeriksaan serum HbeAg dapat memperkirakan tingkat replikasi dan virulensi virus hepatitis B. Infeksi hepatitis B dapat terjadi di luar hati yaitu pada kelenjar getah bening, sumsum tulang, sel-sel limfosit, limpa dan pankreas. Kepentingan kondisi ini adalah bahwa tubuh memiliki cadangan hepatitis B walaupun penderita sudah dilakukan transplantasi jantung. Pada awalnya Hepatitis B diperkirakan penyebaran melalui produk darah, tetapi setelah dilakukan berbagai penelitian, penyebaran darah tidak terlalu efektif, penyebaran yang paling efektif hepatitis B adalah melalui hubungan seksual dan ibu-bayi yang dikandungnya. Kondisi ini yang menyebabkan tingginya angka hepatitis B di sub-Sahara Afrika. Resiko tinggi menderita infeksi ini adalah petugas kesehatan, penderita yang membutuhkan tranfusi berulang (hemofilia), napi, dan keluarga dari penderita hepatitis ini.1

HEPATITIS D Virus hepatitis delta atau HDV, merupakan virus RNA yang memiliki sifat infeksi tambahan dan membutuhkan bantuan dari virus hepatitis B (HBV) untuk melakukan replikasi dan ekspresi. Hepatitis D dapat terinfeksi bersamaan dengan hepatitis B atau pada pasien yang sebelumnya sudah terinfeksi hepatitis B. Pada infeksi akut, akan terdapat peningkatan IgM anti-HDV dan akan hilang dalam 30 40 hari. Pada penderita dengan infeksi kronis HDV, akan terdapat peningkatan titer dari IgM dan IgG anti-HDV. Penyebaran infeksi hepatitis D sudah mendunia, dan memiliki dua jenis bentukan epidemologi. Di daerah mediteranian (Afrika, Eropa selatan, Timur), HDV endemik pada penderita hepatitis B, penyebarannya terutama akibat kontak erat antar orang. Didaerah yang tidak endemik hepatitis B penyebaran hepatitis D melalui tranfusi darah dan produknya, terutama penderita hemofilia dan para pengguna obat-obatan terlarang. 1

HEPATITIS C Hepatitis C virus merupakan RNA virus yang merupakan genus Hepacivirius dari famili Flaviridae. Pada saat terjadi infeksi, paling mudah diketahui dengan pemeriksaan secara genetik melihat adanya HCV RNA. HCV RNA dapat diketahui beberapa hari setelah terjadi infeksi sebelum timbul anti-HCV dan berlangsung selama infeksi masih terjadi. Penyebaran hepatitis C yang utama adalah darah. Penggunaan skreening hepatits B pada donor darah mengurangi penyebaran hepatitis ini dibandingkan tahun 1980-an, tetapi dengan ditemukannya pemeriksaan HCV RNA semakin menurunkan angka penyebarannya. Jalan lain yang memungkinkan adalah melalui jarum suntik diantara pengguna obat-obatan, hubungan seksual, ibu-bayi yang dikandung. Penelitian lain menyebutkan bahwa penyebaran terjadi pada pelaku seksual yang berganti-ganti pasangan, tetapi tidak dengan pasangan tetap. Infeksi ini tidak menyebar melalui susu ibu. Diantara populasi umum, petugas kesehatan memiliki angka insidensi yang tinggi, kemungkinan disebabkan kecelakaan kerja. Kelompok lain yang memiliki insidensi tinggi adalah penderita dengan hemodialisis teratur, transplantasi organ, dan yang membutuhkan tranfusi dalam terapi kemoterapi untuk kanker. 1

HEPATITIS E Merupakan hepatitis yang di transmisikan dan terjadi terutama di India, Asia, Afrika dan pertengahan Amerika. Viurs ini dapat ditemukan di kotoran, cairan empedu dan hati, dieksreksikan melalui kotoran manusia pada masa inkubasi. Respon imun baik IgM anti-HEV dan IgG anti-HEV dapat di ketahui segera setelah terjadi infeksi, dan akan mengalami penurunan dalam 9 12 bulan. Hepatitis ini menyebar di India, Asia, Afrika dan Amerika tengah. Memiliki penyebaran yang sama dengan hepatitis A yaitu melalui oral-fekal. Kasus yang paling sering terjadi apabila sudah didapatkan kontaminasi pada persediaan air minum setelah terjadi banjir. Angka kejadian tinggi pada muda dewasa., dan mereka yang memiliki gangguan kekebalan tubuh. 1

Diferensial diagnosis

Hepatitis imbas obat Pasien dengan penyakit hati ringan mungkin memiliki sedikit atau tanpa gejala atau tanda penyakit. Sedangkan pasien dengan penyakit yang lebih serius biasanya menunjukkan gejala-gejala nonspesifik, seperti demam, menggigil, kelelahan, kelemahan, mual, nyeri abdomen, anoreksia.Adapun gejala dan tanda-tanda yang spesifik untuk penyakit hati termasuk:

menguning kulit (jaundice) akibat akumulasi bilirubin dalam darah,

gatal,

mudah memar akibat penurunan produksi faktor pembekuan darah oleh sakit hati,

urin berwarna gelap seperti the.

Jika penyakit hati sudah semakin parahyang sudah menjadi sirosis dapat menghasilkan gejala dan tanda-tanda yang berhubungan dengan sirosis, seperti : akumulasi cairan pada kaki ( edema ) dan perut ( ascites ), kejang atau koma , gagal ginjal , kerentanan terhadap infeksi bakteri, dan gastrointestinal pendarahan. 4Tabel 1. Reaksi Obat dan Sel yang Dipengaruhinya

JENIS REAKSIPENGARUH PADA SELCONTOH OBAT

HepatoselulerEfek langsung atau produksi oleh kompleks enzim obat yg berakibat disfungsi sel & membrane, respon sitotoksi sel T.INH, trazodon, diklofenak, nefazon, venlafaxin, lovastatin

KolestasisJejas membrane kanalikuli dan transpoterKhlorpromazin, estrogen, eritromisin & turunannya

ImunoalergikKompleks enzim obat pada permukaan sel menginduksi IgE.Halotan, fenitoin, selfametoksazol

GranulomatousMakrofag, Limfosit menginduksi lobul hepatikDiltiazem, kuinidin,

Lemak MikrovesikulerRespirasi mitokondria yang berubah, B-oksidasi mengakibatkan asidosis laktat dan akumulasi TG.Didanosin, tetrasiklin, as.asetisalisilat

SteatohepatitisMultifaktorialAmiodaron, tamoksifen

AutoimunRespon limfosit sitotoksik langsung pada komponen membrane hepatositNitrofurantoin, metildopa, lovastatin, minoksiklin

FibrosisAktivasi stellate cellsMetotreksat, > vit A

Kolaps VaskulerMenyebabkan iskemia & injuri hipoksik.As.nikotinat, kokain, metilendioksimetamfetamin

OkogenesisMendorong pertumbuhan Tumor.Kontrasepsi oral, androgen

CampuranJejas sitoplasmik & kanalikuli langsung merusak saluran-saluran empedu.Amoksisilin-klavulanat, karbamazepin, herbal, siklosporin, metimazol.

Kolesistitis Radang kandung empedu (kolesistitis akut) adalah reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan, dan demam. Hingga kini pathogenesis penyakit yang cukup sering dijumpai ini masih belum jelas. Walaupun belum ada data epidemiologis penduduk, insidens kolesistitis dan batu empedu (kolelitiasis) di Negara kita relative lebih rendah dibandingkan Negara-negara barat.

Factor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis akut adalah stasis cairan empedu, infeksi kuman, dan iskemia dinding kandung empedu. Penyebab utama kolesistitis akut adalah batu kandung empedu yang terletak di duktus sistikus yang menyebabkan stasis cairan empedu, sedangkan sebagian kecil kasus timbul tanpa adanya batu empedu.Keluhan yang agak khas untuk serangan kolesistitis akut adalah kolik perut disebelah kanan atas epigastrium dan nyeri tekan serta kenaikan suhu tubuh.2 MalariaAdalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, mengigil, anemia, dan splenomegali. Dapat berlangsung akut ataupun kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat. Sejenis infeksi parasit yang menyerupai malaria ialah infeksi babesiosa yang menyebabkan babesiosis. Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium, yang selain menginfeksi manusia juga menginfeksi binatang seperti golongan burung, reptile, dan mamalia. 2 Hepatitis Alkoholic

Definisi

Penyakit Hati Alkoholik adalah kerusakan hati yang disebabkan oleh minum alkohol dalam jumlah yang sangat banyak.

EtiologiPenyakit hati alkoholik sering terjadi dan merupakan masalah kesehatan yang bisa dicegah. Secara umum, jumlah alkohol yang dikonsumsi (berapa banyak dan berapa sering), menunjukkan resiko dan derajat kerusakan hati. Kerusakan hati pada wanita lebih jelas terlihat daripada pada laki-laki.Pada wanita yang mengkonsumsi alkohol selama bertahun-tahun, kerusakan hati terjadi bila sehari minum sebanyak 2/3 ons alkohol murni. Sedangkan pada laki-laki, kerusakan hati terjadi bila dalam sehari mengkonsumsi sebanyak 2 ons alkohol murni. Tetapi banyaknya alkohol yang dapat merusak hati, bervariasi pada setiap orang.5Alkohol bisa menyebabkan 3 jenis kerusakan hati, yaitu:

1. Pengumpulan lemak (fatty liver)

2. Peradangan (hepatitis alkoholik)

3. Pembentukan jaringan parut (sirosis).

Alkohol menyediakan kalori tanpa zat gizi yang penting, menurunkan nafsu makan dan menyebabkan buruknya penyerapan zat-zat makanan karena efek racunnya pada usus dan pankreas. Sebagai akibatnya, orang yang secara rutin mengkonsumsi alkohol tanpa makan yang memadai, akan mengalami kekurangan gizi.

Manifestasi KlinisSecara umum, gejalanya tergantung dari berapa lama dan berapa jumlah alkohol yang telah diminum. Peminum berat biasanya menunjukkan gejala awal pada usia 30an dan cenderung mengalami masalah yang berat pada umur diatas 40 tahun.Pada laki-laki, alkohol akan menyebabkan efek yang mirip dengan yang dihasilkan oleh terlalu banyaknya estrogen dan terlalu sedikitnya testosteron, yaitu penciutan buah zakar dan pembesaran payudara.Orang yang hatinya rusak karena pengumpulan lemak (fatty liver), biasanya tidak menunjukkan gejala-gejala.Pada sepertiga kasus ini, hati membesar dan kadang-kadang teraba lunak.Peradangan hati yang disebabkan oleh alkohol (hepatitis alkkoholik), bisa menyebabkan demam, sakit kuning, peningkatan jumlah sel darah putih dan pembesaran hati yang teraba lunak dan terasa nyeri.Pada kulit akan tampak pembuluh balik yang menyerupai gambaran laba-laba.

Orang yang hatinya rusak karena pembentukan jaringan parut (sirosis), bisa menunjukkan sedikit gejala atau gambaran dari hepatitis alkoholik. Beberapa diantaranya mungkin juga mengalami komplikasi dari sirosis alkoholik, yaitu:- hipertensi portal dengan pembesaran limpa- asites (pengumpulan cairan dalam rongga perut)- gagal ginjal sebagai akibat dari gagal hati (sindroma hepatorenalis)- kebingungan (gejala utama dari ensefalopati hepatikum) atau- kanker hati (hepatoma).

Jika penderita terus mengkonsumsi alkohol, kerusakan hati akan terus berkembang dan mungkin akan berakibat fatal.Jika penderita berhenti minum alkohol, beberapa kerusakan hati (kecuali jaringan parut) bisa membaik dengan sendirinya, dan penderita memiliki harapan hidup yang lebih lama.

DiagnosisPada beberapa kasus, untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi hati. Sebuah jarum berlubang dimasukkan melalui kulit dan sebagian kecil jaringan hati diambil untuk diperiksa dengan mikroskop. Hasil pemeriksaan fungsi hati bisa normal atau abnormal.Pada peminum alkohol, kadar enzim gamma-glutamil transopeptidase dalam darah bisa meningkat.Petunjuk lainnya adalah jumlah sel darah merah yang cenderung lebih banyak dari nomal.Faktor pembekuan dalam darah bisa berkurang.PengobatanSatu-satunya pengobatan untuk penyakit ini adalah berhenti minum alkohol. Tentu akan sangat sulit untuk melakukannya, dan kebanyakan penderita harus ikut serta dalam program formal untuk berhenti minum.4Etiologi

Hepatitis adalah peradangan hati, yang dapat mengakibatkan kerusakan dan kehancuran sel hati. Hepatitis imbas obat merupakan komplikasi potensial yang hampir selalu ada pada setiap obat. Walaupun kejadian jejas hati jarang terjadi, tapi efek yang ditimbulkan bisa fatal.Hepatits akibat imbas obat dapat terjadi dalam seminggu atau beberapa bulan kemudian tergantung jenis obat yang dikonsumsi serta pengarus genetic.3Hepatitis akibat obat dan toksin dapat digolongkan ke dalam empat bagian yaitu: hepatotoksin-hepatotoksin direk, hepatotoksin-hepatotoksin indirec, reaksi hipersensitivitas terhadap obat, dan idiosinkrasi metabolic. Contoh obat-obatan yang cenderung berinteraksi dengan sel-sel hati (liver) antara lain halotan (biasa digunakan sebagai obat bius), isoniasid (antibiotik untuk TBC), metildopa (obat anti hipertensi), fenitoin dan asam valproat (obat anti epilepsi) dan parasetamol (pereda demam). Selain, disebabkan oleh obat-obatan, Hepatitis dapat disebabkan oleh:

Infeksi dari virus (seperti hepatitis A, B, atau C), bakteri, atau parasit,

Kerusakan hati dari alkohol atau jamur beracun,

Kekebalan sel-sel dalam tubuh menyerang hati dan menyebabkan hepatitis autoimun.

EpidemiologiVirus hepatitis A (VHA atau virus entero 72) dapat ditemukan di dalam tinja melalui tehnik imunologi kira kira 2 minggu sebelum ikterus sampai 1 minggu setelah timbulnya ikterus.

Masa inkubasi sekitar 15 20 hari (masa ikubasi pendek), transmisi fekal oral, mudah terjadi di dalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang buruk dengan penduduk yang sangat rapat, sering terjadi akibat adanya kontaminasi air dan makanan.

Kelompok usia muda yang paling sering terserang (5 14 tahun), pria lebih banyak dari pada wanita.

Zat anti terhadap hepatitis A (Anti HAV lgM) terjadi segera setelah perkembangan ikterus dan dapat dikenali di dalam serum penderita selama bertahun tahun setelah infeksi, mencapai maksimum dan menetap dalam 2 6 bulan.

Virus Hepatitis B (HBV) terdapat 3 antigen, yaitu :

1. Antigen permukaan, antigen Australia (HbsAg)

2. Antigen partikel Dane (HbcAg)

3. Antigen c (HbcAg) yang berhubungan erat dengan jumlah partikel virus.

Masa inkubasi 80 105 hari (masa inkubasi panjang), transmisi selain melalui parenteral dapat juga akibat hubungan erat dari mulut ke mulut atau melalui hubungan seks.

Hepatitis B menyebabkan penyakit hati kronis termasuk hepatitis aktif kronik, sirosis hepatis dan Ca primer hati.5Patofisiologi

Cedera pada hepatosit dapat terjadi akibat toksisitas langsung, terjadi melalui konversi xenobiotik menjadi toksin aktif oleh hati, atau ditimbulkan oleh mekanisme imunologik (biasanya oleh obat atau metabolitnya berlaku sebagai hapten untuk mengubah protein sel menjadi immunogen).

Reaksi obat diklasifikasikan sebagai reaksi yang dapat diduga (intrinsic) dan yang tidak dapat diduga (idiosinkratik).Reaksi Intrinsik terjadi pada semua orang yang mengalami akumulasi obat pada jumlah tertentu. Reaksi idiosinkratik tergantung pada idiosinkrasi pejamu (terutama pasien yang menghasilkan respon imun terhadap antigen, dan kecepatan pejamu memetabolisme penyebab).

Mekanisme jejas hati karena obat juga mempengaruhi protein transport pada membran kanalikuli dapat terjadi melalui mekanisme apoptosis hepatosit karena asam empedu. Terjadi penumpukan asam-asam empedu di dalam hati karena gangguan transport pada kanalikuli yang menghasilkan translokasi Fas sitoplasmik ke membran plasma, dimana reseptor-reseptor ini mengalami pengelompokan sendiri dan memacu kematian sel melalui apoptosis. Disamping itu, banyak reaksi hepatoseluler melibatkan sistem sitokrom P-450 yang mengandung heme dan menghasilkan reaksi-reaksi energi tinggi yang dapat membuat ikatan kovalen obat dengan enzim, sehingga menghasilkan ikatan baru yang tidak punya peran.Kompleks enzim-obat ini bermigrasi ke permukaan sel di dalam vesikel-vesikel untuk berperan sebagai imunogen-imunogen sasaran serangan sitolitik sel T, merangsang respons imun multifaset yang melibatkan sel-sel sitotoksik dan berbagai sitokin. Obat-obat tertentu menghambat fungsi mitokondria dengan efek ganda pada beta-oksidasi dan enzim-enzim rantai respirasi. Metabolit-metabolit toksis yang dikeluarkan dalam empedu dapat merusak epitel saluran empedu.Kerusakan dari sel hepar terjadi pada pola spesifik dari organella intraseluler yang terpengaruh. Hepatosit normal terlihat di tengah-tengah gambar yang dipengaruhi melalui 6 cara:a. Kerusakan hepatosit : Ikatan kovalen dari obat ke protein intraseluler dapat menyebabkan penurunan ATP, menyebabkan gangguan aktin. Kegagalan perakitan benang-benang aktin di permukaan hepatosit menyebabkan rupturnya membran hepatosit.

b. Gangguan protein transport : obat yang mempengaruhi protein transport di membran kanalikuli dapat mengganggu aliran empedu. Hilangnya proses pembentukan vili dan gangguan pompa transport misal multidrug resistanceassociated protein 3 (MRP3) menghambat ekskresi bilirubin, menyebabkan kolestasis.

c. Aktivasi sel T sitolitik : ikatan kovalen dari obat pada enzim P-450 dianggap imunogen, mengaktifkan sel T dan sitokin dan menstimulasi respon imun multifaset.

d. Apoptosis hepatosit : aktivasi jalur apoptosis oleh reseptor Fas TNF-? menyebabkan berkumpulnya caspase interseluler, yang berakibat pada kematian sel terprogram (apoptosis).

e. Gangguan mitokondria : beberapa obat menghambat fungsi mitokondria dengan efek ganda pada oksidasi (mempengaruhi produksi energi dengan cara menghambat sintesis dinucleotide adenine nicotinamide dan dinucleotide adenine flavin, yang menyebabkan menurunnya produksi ATP) dan enzim rantai respirasi.

f. Kerusakan duktus biliaris : metabolit racun yang diekskresikan di empedu dapat menyebabkan kerusakan epitel duktus biliaris.2

Gambar. Mekanisme hepatotoksisitasManifestasi klinis

Gambaran klinis hepatits virus bervariasi, mulai dari asymtomatik atau hanya mempunyai keluhan sedikit saja sampai keadaan yang berat.

Gammbaran klinis penyakit hepatitis virus akut adalah :

Stadium Praikterik, berlangsung selama 4-7 hari.biasanya penderita mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri pada otot, nyeri diperut kanan atas serta urin menjadi lebih coklat.

Stadium ikterik, berlangsung selama 3-6 minggu.Ikterus mula-mula terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh.Keluhan-keluhan berkurang, tetapi pasien masih lemah, anoreksia, dan muntah.Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda.Hati membesar dan nyeri tekan.

Stadium pasca ikterik ( rekonvalensensi ), ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal kembali.Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat dari dewasa.1Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hepatitis virus akut meliputi :

1. Rawat jalan, kecuali pasien dengan muntah dan anoreksia berat yang akan menyebabkan dehidrasi.

2. Mempertahankan asupan kalori dan cairan adekuat ( tidak ada rekomendasi diet khusus oleh karena itu makan cukup kalori khususnya pada pagi hari dengan porsi yang cukup besar merupakan makanan yang paling baik ditoleransi, serta menghindari konsumsi alcohol selama fase akut ).

3. Hindari aktivitas fisik yang berlebihan dan berkepanjangan.

4. Pembatasan aktivitas sehari-hari tergantung derajat kelelahn dan malaise.

5. Tidak ada pengobatn spesifik untuk hepatits A, D, E. Pemeberian interferon-alfa pada hepatits C akut dapat menurunkan resiko kejadian infeksi kronik.Kortikosteroid tidak bermanfaat untuk menurunkan kadar bilirubin, karena itu hanya digunakan pada kolestasis yang berkepanjangan.

6. Obat-obatan yang tidak perlu harus dihentikan seperti antibiotic atau antiemetic.

7. Vitamin K jika dicurigai ada kasus perdarahan.KomplikasiHepatitis A sembuh sempurna tanpa komplikasi. Hepatitis B sering menjadi kronis dan selanjutnya akan menyebabkan kerusakan berupa nekrosis serta kolaps jaringan retikulum. Pembentukan hiperplasi noduler dan jaringan parut oleh virus non A non B sering terjadi penyebab penyakit hati kronis. Karsinoma hati primer dapat menjadi salah satu komplikasi hepatitis B, tetapi penyakit ini sebenarnya merupakan hasil bersama antara faktor genetik, makanan, hormon, toksin jamur, zat karsinogen, faktor lingkunga.3Prognosis

Biasanya gejala akan hilang setelah obat telah dieliminasi karena hati dapat memperbaiki sendiri( self limiting disease ).

gagal hati akut karena reaksi idiosinkratik obat buruk, dengan angka mortalitas lebih dari 80%.2PencegahanPencegahan dilakukan dengan menghindari faktor penyebab, menjaga kebersihan diri dan makanan serta melakukan vaksinasi jika perlu.DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo, et al. 2006. Buku ajar Imu Penyakit Dalam Jilid 1 edisi 4. FKUI. Jakarta.Hal 471-474.2. Sudiono Herawati, Iskandar Ign, Edward Harny, Halim Sanarko, Santoso Regie.2007.Penuntun patologi kilinik hematologi.Jakarta : UKRIDA.Hal 122-133.3. Monsjoer, Arif.dkk.2007.Kapita selekta kedokteran.Jakarta : PT.FKUI.hal 513-515.4. Mehta, N. Drug-Induced Hepatotoxicity. Download dari http://www.emedicine.medscape.com/article/169814-overview diakses pada 12 Maret 2009; di unduh pada tanggal 4 oktober 2010.5. http://www.medicinenet.com/drug_induced_liver_disease/article.htm

1