diagnosis dan penatalaksanaan hepatitis akut virus b
TRANSCRIPT
Presentasi Kasus
Diagnosis dan Penatalaksanaan Hepatitis Akut Virus B
Diajukan oleh :
RITA ANDRIANI110199186
Pembimbing :
Dr. ADELINA. S
Nara sumber :Dr. H. ALI IMRON YUSUF, SpPD
SMF ILMU PENYAKIT DALAMRSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR
LAMPUNGJULI – 2004
DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN HEPATITIS AKUT VIRUS B
Pendahuluan
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas
dalam tubuh,, walaupun efek yang mencolok terjadi pada hati. Hepatitis vius
akut ini memberi suatu spektrum tanda – tanda klinis dan menifestasi
laboratorium yang luas. Ini dapat berkisar menurut parahnya penyakit, dari
penyakit yang tak jelas (inapparent), infeksi yang asimtomatik, sampai
penyakit yang fulminan yang dapat menyebabkan kematian dalam beberapa
hari saja. Telah ditemukan 5 kategori yang menjadi penyebab ;
1. Virus Hepatitis A (HAV)
2 Virus Hepatitis B (HBV)
3. Virus Hepatitis C (HCV)
4. Virus Hepatitis D (HDV)
5. Virus Hepatitis E (HEV)
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigenetikny
tetapi kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip.
Klasifikasi :
1. Hepatitis viral akut yang khas
Hepatitis viral yang khas sesuai dengan parahnya infeksi dapat dibagi
atas :
- Penyakit yang tak jelas (inapparen)
1
- Anikterik
- Hepatitis yang ikterus
2. Hepatitis yang tidak khas
Infeksi yang tidak menimbulkan gejala dan dapat dikenal melalui satu
atau lebih abnormalitas biokimia atau konfirmasi serologi hati pada saat
pasien infeksi akut sedang diperiksa untuk menyingkap diagnosis infeksi.
Frekuensi hepatitis yang tidak khas yang dideteksi dengan pemeriksaan
amino transferase yang abnormal, dibanding dengan hepatitis anikterik /
ikterik yang simtomatik, adalah tinggi pada infeksi yang berhubungan
dengan transfusi, anak – anak dan pada golongan yang menunjukkan
kecenderungan untuk infeksi kronik HVB.
Etiologi Hepatitis B
VIRUS hepatitis B (HBV) merupakan virus DNA bercangkang ganda.
Petanda serologik yang pertama dipakai untuk identifikasi HBV adalah
antigen permukaan (HBSAg), yang positif kira – kira 2 minggu sebelum
timbulnya gejala klinis dan biasanya menghilang pada masa konvalesen dini
tetapi dapat pula bertahan selama 4 sampai 6 bulan. Pada sekitar 1 %
sampai 2 % penderita hepatitis kronik, HBSAg menetap, selama lebih dari 6
bulan. Penderita – penderita seperti ini disebut sebagai pembawa HBV.
Adanya HbsAg menandakan penderita dapat menularkan HBV ke orang lain
dan menginfeksi mereka.
2
Antigen “e”, HBeAg merupakan bagian HBV yang larut. Antigen ini timbul
bersamaan atau segera setelah HbsAg dan menghilang beberapa minggu
sebelum HBsAg menghilang. HBeAg menunjukkan adanya replikasi virus
dan bahwa penderita dalam keadaan sangat menular. Derajat kemampuan
menular berhubungan paling erat dengan hasil tes HBeAg positif. Cara
utama penularan HBV adalah melalui hubungan seksual. Masa inkubasi
rata – rata sekitar 120 hari. HBsAg telah ditemukan pada hampir semua
cairan tubuh dari orang yang terinfeksi (darah, semen, saliva, air mata,
asites, susu ibu,kemih bahkan feses).
Kelainan hati yang disebabkan virus hepatitis B
Perubahan morfologi pada hati seringkali serupa untuk berbagai virus yang
berlainan. Pada kasus yang klasik, ukuran dan warna hati tampak normal,
tetapi kadang – kadang sedikit edema, membesar dan berwarna seperti
empedu. Secara hepatoselulat menjadi kacau, cedera dan nekrosis sel hati
dan peradangan perifer. Perubahan ini reversible sempurna, bila fase akut
penyakit mereda.
Diagnosis
Diagnosis hepatitis B akut virus B sulit untuk dipastikan oleh karena
memberikan gambaran klinsi yang mirip dan bervariasi menyerupai semua
bentuk hepatitis B viral. Selain itu seringkali dalam mencari penyebabnya
dalam anamnesis sulit terungkap. Dalam hal ini pemeriksaan laboratorium
3
memegang peran penting. Petanda serologik unuk identifikasi HBV adalah
antigen, permukaan HBsAg.
Gejala klinis prodomal yang timbul dan dapat berlangsung selama satu
minggu sebelum timbulnya ikterus adalah malaise, rasa malas, anoreksin,
sakit kepala, demam derajat rendah dan terdapat perasaan yang tidak
nyaman pada perut kanan atas. Pada fase ikterik nafsu makan sudah
membaik, kemih menjadi lebih gelap dan hepar membesar.
Dalam hal ini pemeriksaan laboratorium memegang peran penting. Kelainan
biokimia yang paling dini adalah peningkatan kadar AST dan ALT,
hiperbilirubinemia, leukositosis ringan biasanya ditemukan pada hepatitis
virus.Diagnosis hepatitis akut virus B adalah dengan ditemukannya HBsAG
positif dan ditemukannya penyakitnya dari hasil anamnesa dengan
pasien, HBeAg positif menyatakan bahwa virus itu masih infelisius dan dapat
menular ke orang lain.
Pengobatan
Seperti pada pengobatan penyakit pada umumnya, pada pengobatan
hepatitis akut virus B juga dikenal pengobatan suportif dan medimentosa.
Pengobatan suportif terdiri dari tirah baring atau istirahat yang cukup dan
diet yang seimbang. Sedangkan pengobatan medikamentosa diberikan
roborantira seperti obat hepatoprotektor.
4
STATUS PENDERITA
No Catatan Medik :
Masuk RSAM : 21 – 06 – 2004 Pukul : 08.30
ANAMNESA
Ilustrasi Kasus
Seorang pria bernama Tn. L, berusia 42 tahun, suku Lampung, agama Islam,
pekerjaan tani, masuk RSAM 21 Juni 2004 dan dirawat di ruangan IB
(penyakit menular pria).
Riwayat Penyakit
Keluhan utama : Badan lemas
Keluhan tambahan : Mual, muntah, sakit kepala, demam, nyeri tekan
perut kanan atas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSAM dengan keluhan badan terasa lemas sejak ± 1 bulan
yang lalu dan semakin berat dari hari ke hari. Keluhan juga disertai rasa
mual dan muntah dengan warna muntahan kuning disertai nafsu makan yang
berkurang. Pasien juga mengeluh badan panas ± 10 hari yang lalu tetapi
tidak terlalu tinggi, panas dirasakan pasien turun naik dan waktunya tidak
tentu bisa siang maupun malam, keluhan panas tidak disertai dengan
menggigil atau mengigau. Pasien mengatakan ± 1 bulan belakangan ini ia
5
merasakan nyeri pada ulu hati dan perut kanan atas. Pasien mengaku ± 1
bulan yang lalu BAK berwarna seperti teh tetapi ± 1 minggu belakangan ini
sudah tidak lagi sedangkan BAB pasien mengaku konsistensinya padat
berwarna kuning seperti biasa. Pasien menyangkal ± 6 bulan belakangan ini
pernah menderita sakit kuning sebelumnya, riwayat transfusi, sakit gigi dan
tatto.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat penyakit kuning disangkal
- Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
- Keadaan umum : Tampak sakit sedang
- Kesadaran : Compos mentis
- Tekanan darah : 90 / 60 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Pernapasan : 24 x/menit
- Suhu : 36,80 C
- Berat badan : 65 kg
6
- Tinggi badan : 165 cm
- Status gizi : Cukup
Status Generalis
Kepala
- Bentuk : Bulat simetris
- Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut
Muka
- Mata : Palpebra oedem (-/-), konjungtiva ananemis, sklera
ikterik, pupil isokor, reflek cahaya (+/+)
- Liang : Bentuk normal, simetris liang lapang, membran timpani
intake, serumen (-)
- Hidung : Bentuk normal, simetris, septum tidak deviasi, sekret
(-), mukosa tidak hiperemis
- Mulut : Bibir tidak kering, lidah tidak kotor, faring tidak
hiperemis
Leher
- Bentuk : Simetris
- Trakea : Ditengah
- KGB : Tidak teraba benjolan
- JVP : Tidak meningkat
7
Thorak
- Paru
Infeksi : Bentuk dada normal, pergerakan napas kanan kiri
simetris
Palpasi : Tremitus taktil simetris kanan – kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler pada seluruh lapang paru,
wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
- Jantung
Infeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba
Perkusi : Batas atas : Sela iga III parasternal kiri
Batas kanan : Sela iga V parasternal kanan
Batas kiri : Sela iga VI midklavicula kiri
Auskultasi : Bunyi jantung I – II reguler murni, murmur (-), gall up (-)
- Abdomen
Inspeksi : Perut datar, simetris
Palpasi : Asites (-), nyeri tekan kanan atas (+), hepar teraba 2
jari arcus coste, dengan konsistensi kenyal, nyeri, tepi
tumpul
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
8
Genitalia Externa
- Kelamin : Laki – laki, tidak ada kelainan
Ekstremitas
- Superior : Oedem (-), sianosis (-)
- Inferior : Dekstra : T.A.K
Sinistra : T.A.K
LABORATORIUM
1. Darah rutin (21 Juni 2004)
- Hb : 9,5 gr%
- LED : 65 mm / jam
- Leukosit : 9.400 u/l
- Hitung jenis : 0 / 0 / 0 / 78 / 16 / 4
2. Biokimia (fungsi hati) (21 Juni 2004)
- Bilirubin total : 1,5 mg/dl (0,2 – 1 mg/dl)
- Bilirubin direk : 0,7 mg/dl (0 – 0,25 mg/dl)
- Birirubin indirek : 0,8 mg/dl (0,2 – 0,8 mg/dl)
- SGOT : 87 u/l (6 – 30 u/l)
- SGPT : 128 u/l (5 – 35 u/l)
- Fesfatase alkali : 356 u/l (64 – 306 u/l)
- Gamma GT : 201 u/l (5 – 35 u/l)
9
3. Tes widal
- Typhi H antigen : 1/320
- Typhi O antigen : 1/40
Diagnosa Kerja
Suspect hepatitis akut virus B
Diagnosis Banding
- Hepatitis virus A, B, C, D, E
- Leptospirosis
Penatalaksanaan
1. Umum
- Tirah baring
- Diet hati III
- Anti hepatotoksik / hepatoprotekton
2. Simtomatik
- IVFD D5% / ammoleban gtt xx/mnt
- Systenol 3 x 1 (k/p)
Pemeriksaan Anjuran
1. Pemeriksaan LFT
2. Tes serologi
- HBsAg
10
- Anti HBsAg
- HBeAg
- IgM anti HBC
3. USG
Prognosa
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia
11
FOLLOW UP
Tanggal 22 – 06 – 04 23 – 06 – 04 24 – 06 – 04 Keadaan umum Tampak sakit sedangKesadaran Compos mentis Vital sign
- TD- Suhu- Pernapasan- Nadi
90/7036,5 0
2480
110/7037,5 0
2484
110/9037 0
2480
Keluhan- Badan lemas- Mata kuning- Sakit kepala- Mual- Nyeri perut kanan
atas- Muntah
++++++
++++++
++++++
Pemeriksaan fisik- Mata
Sklera ikterik- Abdomen
Nyeri tekan abdomen kanan atas
Hepar teraba 2 jari dari arcus coste
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Terapi- Tirah baring + diet
hati III- Infus RL 20
gtt/menit- Infus amino leban
FL I/hari- Inj. Metolon lamp/12
jam- Curcuma 3 x 1- Inj. Gastridin
lamp/12 jam- Immy – cea 1 x 1- Hepa – qi 3 x 1
+++++++-
+++++++-
+++++++-
Kesan Pemeriksaan
Perbaikan (-)HBsAg (+)Anti HBs (-)
Perbaikan (-) Perbaikan (+)
12
FOLLOW UP
Tanggal 25 – 06 – 04 26 – 06 – 04Keadaan umum Tampak sakit sedangKesadaran Compos mentis Vital sign
- TD- Suhu- Pernapasan- Nadi
110/7036,5 0
2080
110/8036 0
2484
Keluhan- Badan lemas- Mata kuning- Sakit kepala- Mual- Nyeri perut kanan atas- Muntah
++-+--
++-+--
Pemeriksaan fisik- Mata
Sklera ikterik- Abdomen
Nyeri tekan abdomen kanan atas
Hepar teraba 2 jari dari arcus coste
Nyeri tekan epigastrium
+
-
+
-
+
-
+
-
Terapi- Tirah baring + diet hati
III- Infus RL 20 gtt/menit- Infus amino leban FL
I/hari- Inj. Metolon lamp/12
jam- Curcuma 3 x 1- Inj. Gastridin lamp/12
jam- Immy – cea 1 x 1- Hepa – qi 3 x 1
+++++++-
+++++++-
Kesan Perbaikan (+) Perbaikan (+)
13
Pemeriksaan HBeAg (-)
RESUME
Anamnesa
- Pasien datang dengan keluhan badan lemas dan nafsu makan berkurang.
- Keluhan disertai dengan 10 hari sebelum masuk RSAM, pasien demam
tidak terlalu tinggi hilang timbul bisa siang maupun malam.
- Pasien merasa nyeri pada perut kanan atas, mual dan muntah berisi
cairan dan sisa makanan.
- 2 minggu sebelum masuk RSAM, pasien mengaku BAK nya pernah
berwarna seperti teh tetapi 1 minggu belakangan ini sudah tidak lagi dan
BAB tidak lancar.
- Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit kuning sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum : Tampak sakit sedang
- Kesadaran : Compos mentis
- Tekanan darah : 90 / 60 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
14
- Pernapasan : 24 x/menit
- Suhu : 36,80 C
LABORATORIUM
1. Darah rutin (21 Juni 2004)
- Hb : 9,5 gr
- LED : 65 mm / jam
- Leukosit : 9.400 u/l
- Hitung jenis : 0 / 0 / 0 / 78 / 16 / 4
2. Biokimia (fungsi hati) (21 Juni 2004)
- Bilirubin total : 1,5 mg/dl (0,2 – 1 mg/dl)
- Bilirubin direk : 0,7 mg/dl (0 – 0,25 mg/dl)
- Birirubin indirek : 0,8 mg/dl (0,2 – 0,8 mg/dl)
- SGOT : 87 u/l (6 – 30 u/l)
- SGPT : 128 u/l (5 – 35 u/l)
- Fesfatase alkali : 356 u/l (64 – 306 u/l)
- Gamma GT : 201 u/l (5 – 35 u/l)
3. Serologi
- HBsAg : (+)
15
- Anti HBsAg : (-)
- HBeAg : (-)
- Typhi H antigen : 1/40
- Typhi O antigen : 1/320
Diagnosis
Hepatitis akut virus B
Penatalaksanaan
1. Bed rest
2. Fiet hati
3. Medikamentosa
- IVFD RL 20 gtt/menit
- IVFD Aminoleban FL I/hari
- Curcuma 3 x 1 tab
- Inj. Ulceranin 1 amp/12 jam
- Systenol 3 x 1 tab (k/p)
Prognosa
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : Dubia
16
DISKUSI
Berdasarkan dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik mendiagnosa
sementara pasien ini dengan hepatitis akut. Untuk menunjang diagnosa
dilakukan pemeriksaan fungsi hati dengan hasil didapatkan peningkatan
enzim transaminase (SGOT dan SGPT) yang merupakan indikator terjadinya
kerusakan sel – sel hati dengan kadar SGOT < SGPT (rasio < 1) yang
menandakan bahwa telah terjadi kerusakan pada sel – sel parenkim hati dan
prosesnya masih akut. Peningkatan kadar alkali phosphatase yang tidak
terlalu tinggi menunjukkan prosesnya masih akut dan kemungkinan adanya
obstruksi biliars tersingkir.
Adapun untuk lebih memfokuskan diagnosa, maka dilakukan pemeriksaan
serologi dan didapatkan hasil HBsAg positif (+), anti HBsAg negatif (-) dan
HBeAg negatif (-).
Diagnosa akhir hepatitis akut virus B diperoleh berdasarkan anamnesis dan
serangkaian pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis diketahui bahwa
pasien – pasien ini belum pernah mempunyai riwayat penyakit kuning
17
sebelumnya dan baru merasakan badan lemas, demam, anoreksia baru ±
sejak 1 bulan belakangan ini.
Terapi khusus pada penderita hepatitis ini tidak ada yang spesifik. Penderita
cukup dianjurkan banyak istirahat, aktifitas fisik dikurangi, diet yang bergizi
dan berisi asam amino rantai cabang dan kadar rendah amino aromatik, hal
ini akan memperingan hepar dalam metabolisme asam amino dan juga
karena pasien kurang nafsu makan dan mual sehingga asupan makanan
berkurang. Hepa – q untuk menjaga kesehatan faal hati dan membantu
mengobati gejala penyakit, terapi simtomatik diberikan pada pasien ini untuk
mengurangi keluhan pasien.
Prognosa pada pasien ini bonam, dengan pertimbangan setelah mendapat
perawatan dan terapi keadaan umum pasien semakin membaik dan gejala
klinis semakin berkurang.
18