makalah bk

22
MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN BK, PARADIGMA, VISI, MISI DAN TRILOGI PROFESI BK Disusun oleh: Ainul Asri Almuthoharoh (4301412071) Anis Alfiyah (4001412012) Fajar Tri Setiawan (4101412171) Rachma Afifah (4201412015) Lismania Sita Devi (4301412025)

Upload: deviyesung

Post on 18-Jan-2016

90 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah keceh

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Bk

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING

PERKEMBANGAN BK, PARADIGMA, VISI, MISI DAN TRILOGI PROFESI BK

Disusun oleh:

Ainul Asri Almuthoharoh (4301412071)

Anis Alfiyah (4001412012)

Fajar Tri Setiawan (4101412171)

Rachma Afifah (4201412015)

Lismania Sita Devi (4301412025)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

Page 2: Makalah Bk

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah swt. karena atas segala

rahmat dan karunianya-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Perkembangan BK, Paradigma, Visi, Misi dan Trilogi Profesi BK" ini.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Bimbingan Konseling tahun 2014.

Dalam makalah ini terkandung pembahasan tentang perkembangan BK

beserta visi dan misinya yang sekaligus menggambarkan paradigma BK serta

trilogi profesi BK.

Penyusun menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan

makalah ini. Oleh karena itu, penyusun menerima kritik dan saran yang

membangun dari pembaca.

Penyusun berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para

pembaca, khususnya bagi para pendidik dan juga calon pendidik agar bisa

memahami dan mengetahui secara mendalam tentang bimbingan dan konseling.

Semarang, 20 Maret 2014

Penyusun

Page 3: Makalah Bk

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam

keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah. Guru sebagai salah

satu pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung

jawab sbagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di

sekolah, di tuntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-

konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah.

Sebagai individu, siswa memiliki berbagai potensi yang dapat

dikembangkan.Kenyataan yang dihadapi, tidak semua siswa menyadari

potensi yang dimiliki untuk kemudian memahami dan mengembangkannya.

Disisi lain sebagai individu yang berinterksi dengan lingkungan, siswa juga

tidak dapat lepas dari masalah.

Menyadari hal di atas siswa perlu bantuan dan bimbingan orang lain

agar dapat berindak dengan tepat sesuai dengan potensi yang ada pada

dirinya. Sekolah sebagai institusi pendidikan tidak hanya berfungsi

memberikan pengetahuan tetapi juga mengembangkan kesluruhan

kepribadian anak. Sebagai profesional guru memegang peran penting dalam

membantu murid mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan

lingkungannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun dapat

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan BK di Indonesia?

2. Bagaimana paradigma BK?

3. Bagaimana visi BK?

4. Bagaimna misi BK?

Page 4: Makalah Bk

5. Bagaimana trilogi profesi BK?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah:

1. Menjelaskan tentang perkembangan BK di Indonesia.

2. Menjelaskan tentang paradigma BK.

3. Menjelaskan tentang visi BK.

4. Menjelaskan misi BK.

5. Menjelaskan trilogi profesi BK?

Page 5: Makalah Bk

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Bimbingan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada

kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam

kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti.

Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yang lain muncul, demikian

seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat

maupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan

tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu

mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang lain. Khususnya bagi yang

terakhir inilah bimbingan dan konseling sangat diperlukan.

Manusia perlu mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya.

Dengan mengenal dirinya sendiri, mereka akan dapat bertindak dengan tepat

sesuai dengan kemampuan yang ada pada pada dirinya. Walaupun

demikian, tidak semua manusia mampu mengenal segala kemampuan

dirinya. Mereka memerlukan bantuan orang lain agar dapat mengenal diri

sendiri, lengkap dengan segala kemampuan yang dimilikinya dan bantuan

tersebut dapat diberikan oleh bimbingan dan konseling.

Pada kenyataannya, bimbingan dan konseling juga diperlukan, baik

oleh masyarakat yang belum maju maupun masyarakat yang modern.

Persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat modern sangat

kompleks. Makin maju suatu masyarakat maka akan semakin kompleks

persoalan-persoalan yang dihadapi oleh anggota masyarakatnya.

Sejarah lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia diawali dari

dimasukkannya Bimbingan dan Konseling (dulunya Bimbingan dan

Penyuluhan) pada setting sekolah. Pemikiran ini diawali sejak tahun 1960.

Hal ini merupakan salah satu hasil Konferensi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian menjadi IKIP) di Malang

tanggal 20 – 24 Agustus 1960. Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP

Page 6: Makalah Bk

Bandung dan IKIP Malang mendirikan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan.

Tahun 1971 beridiri Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) pada

delapan IKIP yaitu IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP

Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP Surabaya, IKIP Malang, dan IKIP

Menado. Melalui proyek ini Bimbingan dan Penyuluhan dikembangkan,

juga berhasil disusun “Pola Dasar Rencana dan Pengembangan Bimbingan

dan Penyuluhan “pada PPSP. Lahirnya Kurikulum 1975 untuk Sekolah

Menengah Atas didalamnya memuat Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan.

Tahun 1978 diselenggarakan program PGSLP dan PGSLA Bimbingan

dan Penyuluhan di IKIP (setingkat D2 atau D3) untuk mengisi jabatan Guru

Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah yang sampai saat itu belum ada jatah

pengangkatan guru BP dari tamatan S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan.

Pengangkatan Guru Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah mulai diadakan

sejak adanya PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan. Keberadaan

Bimbingan dan Penyuluhan secara legal formal diakui tahun 1989 dengan

lahirnya SK Menpan No 026/Menp an/1989 tentang Angka Kredit bagi

Jabatan Guru dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Di dalam Kepmen tersebut ditetapkan secara resmi adanya kegiatan

pelayanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Akan tetapi pelaksanaan

di sekolah masih belum jelas seperti pemikiran awal untuk mendukung misi

sekolah dan membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan

mereka.

Sampai tahun 1993 pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah

tidak jelas, parahnya lagi pengguna terutama orang tua murid berpandangan

kurang bersahabat dengan BP. Muncul anggapan bahwa anak yang ke BP

identik dengan anak yang bermasalah, kalau orang tua murid diundang ke

sekolah oleh guru BP dibenak orang tua terpikir bahwa anaknya di sekolah

mesti bermasalah atau ada masalah. Hingga lahirnya SK Menpan No.

83/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang di

dalamnya termuat aturan tentang Bimbingan dan Konseling di sekolah.

Ketentuan pokok dalam SK Menpan itu dijabarkan lebih lanjut melalui SK

Mendikbud No 025/1995 sebagai petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional

Page 7: Makalah Bk

Guru dan Angka Kreditnya. Di Dalam SK Mendikbud ini istilah Bimbingan

dan Penyuluhan diganti menjadi Bimbingan dan Konseling di sekolah dan

dilaksanakan oleh Guru Pembimbing. Di sinilah pola pelaksanaan

Bimbingan dan Konseling di sekolah mulai jelas.

B. Paradigma Bimbingan Konseling

Dalam hal ini yang menjadi pemikiran dasar dalam bimbingan dan

konseling adalah Pelayanan bantuan psikopen didikan dalam bingkai

budaya. Artinya pelayanan bimbingan dan konseling berdasarkan kaidah-

kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang dikemas

dalam kaji terapan pelayanan bimbingan dan konseling yang diwarnai oleh

budaya lingkungan individu. Dengan adanya bimbingan dan konseling

diharapkan dapat mengembangkan potensi dan juga kompetensi seseorang

dalam masyarakat untuk mampu  memenuhi tugasnya secara optimal.

Pada saat ini telah terjadi perubahan paradigma pendekatan bimbingan dan

konseling, yaitu dari pendekatan yang berorientasi tradisional, remedial,

klinis, dan terpusat pada konselor, kepada pendekatan yang berorientasi

perkembangan dan preventif. Pendekatan bimbingan dan konseling

perkembangan (Developmental Guidance and Counseling), atau

bimbingan dan konseling komprehensif (Comprehensive Guidance and

Counseling). Pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif

didasarkan kepada upaya pencapaian tugas perkembangan, pengembangan

potensi, dan pengentasan masalah-masalah konseli. Tugas-tugas

perkembangan dirumuskan sebagai standar kompetensi yang harus dicapai

konseli, sehingga pendekatan ini disebut juga bimbingan dan konseling

berbasis standar (standard based guidance and counseling). Standar

dimaksud adalah standar kompetensi kemandirian

        Dalam pelaksanaannya, pendekatan ini menekankan kolaborasi antara

konselor dengan para personal Sekolah/ Madrasah lainnya (pimpinan

Sekolah/Madrasah, guru-guru, dan staf administrasi), orang tua konseli,

dan pihak-pihak terkait lainnya (seperti instansi pemerintah/swasta dan

para ahli: psikolog dan dokter). Pendekatan ini terintegrasi dengan proses

Page 8: Makalah Bk

pendidikan di Sekolah/Madrasah secara keseluruhan dalam upaya

membantu para konseli agar dapat mengembangkan atau mewujudkan

potensi dirinya secara penuh, baik menyangkut aspek pribadi, sosial,

belajar, maupun karir.

Atas dasar itu, maka implementasi bimbingan dan konseling di

Sekolah/Madrasah diorientasikan kepada upaya memfasilitasi

perkembangan potensi konseli, yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar,

dan karir atau terkait dengan pengembangan pribadi konseli sebagai

makhluk yang berdimensi biopsikososio spiritual (biologis, psikis, sosial,

dan spiritual).

C. Visi Bimbingan Konseling

1. Visi

Visi artinya penglihatan yang akan dicapai atau sesuatu yang akan

dicapai. Visi adalah sesuatu yang didambakan untuk dimiliki di masa

depan. Visi sendiri menggambarkan aspirasi dan juga pandangan di 

masa depan tentang tujuan-tujuan yang akan dicapai.

2. Visi Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling sebagai ilmu dan juga sebagai profesi

haruslah mampu memberikan sumbangan yang berarti bagi dunia

pendidikan nasional dan dalam kehidupan masyarakat. Bimbingan dan

konseling tidak dibatasi hanya pada lingkup sekolah, tetapi

menjangkau bidang di luar sekolah. Dari sudut pandang bimbingan

dan konseling sebagai profesi bantuan, layanan konseling dilakukan

untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia dengan cara

memfasilitasi perkembangan individu atau kelompok sesuai dengan

perkembangan, kemampuan yang dihadapi dalam perkembangannya.

Visi bimbingan dan konseling adalah terwujudnya kehidupan

kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan

bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan pengentasan

masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri, dan

bahagia. Dan juga mewujudkan perkembangan diri dan kemandirian

Page 9: Makalah Bk

yang optimal sesuai dengan hakekatnya, baik sebagai mahluk individu

atau mahluk sosial.

D. Misi Bimbingan Konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan suatu profesi yang

menunjang tinggi kemuliaan, harkat dan martabat manusia dan

menempatkan pelayanan yang berkualitas dan penuh makna bagi sasaran

layanan yaitu klien.

Guru pembimbing (konselor sekolah) sebagai tenaga fungsional

pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah harus benar-

benar mengetahui dan memahami kemana arah dari pekerjaan yang

mereka geluti, untuk apa pelayanan itu dilaksanakan dan bagaimana

pelayanan BK itu dilaksanakan. Oleh sebab itu, para guru pembimbing

harus mengetahui visi dan misi BK.

Misi sendiri sebenarnya merupakan sebuah pernyataan yang

menggambarkan visi. Secara singkatnya misi adalah cara-cara untuk

mencapai visi. Misi Bimbingan dan Konseling adalah sebagai berikut :

1. Misi pendidikan, yaitu mendidik individu dan/atau kelompok melalui

pengembangan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan

terkait dengan masa depan. Dalam mamenuhi misinya dibidang

pendidikan, sekolah maupun masyarakat perlu menyelenggarakan

pendidikan dalam arti seluas-luasnya. Apabila pengajaran hanya dilakukan

secara sempit saja, dikhawatirkan tidak seimbang, hanya akan menjurus

kepada pendidikan kognitif saja, sedangkan sisi afektif dan psikomotor

tidak terkupas.

2. Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan

kompetensi individu kea rah perkembangan yang optimal. yaitu melalui

pengembangan potensi, pengembangan diri, berbudi pekerti luhur dan

beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa

3. Misi pengentasan masalah, yaitu membantu dan memfasilitasi pengentasan

masalah yang dihadapi individu mengacu pada kehidupan seghari-hari

Page 10: Makalah Bk

yang efektif. Dalam hal ini kemandirian seseorang untuk dapat menjalani

kehidupannya sehari-hari secara efektif

4. Misi Bimbingan Konseling yang lain yaitu Menunjang perkembangan diri

dan kemandirian siswa untuk dapat menjalani kehidupannya sehari-hari

sebagai siswa secara efektif, kreatif, dan dimanis serta memiliki kecakapan

hidup untuk masa depan karir dalam:

a. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan

b. Pemahamn perkembangan diri dan lingkungannya

c. Pengarahan diri ke arah dimensi spiritual

d. Pengambilan keputusan berdsarkan IQ, EQ, dan SQ

e. Pengaktualisasian diri secara optimal.

E. Trilogi Profesi Bimbingan Konseling

1. Trilogi Profesi Pendidik

Di awal abad ke-21 ini dunia pendidikan di Indonesia mulai

memasuki era profesional. Hal ini ditandai dengan penegasan

bahwa “pendidik merupakan tenaga profesional” (UU No.20 Tahun

2003 Pasal 39 Ayat 2), dan “profesional adalah pekerjaan atau

kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber

penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau

kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi” (UU No.14Tahun 2005 Pasal 1

Butir 4). Untuk menjadi profesional, profesional dalam bidang

apapun, seseorang harus menguasai dan memenuhi ketiga

komponen trilogi profesi, yaitu

a. Komponendasarkeilmuan,

b. Komponensubstansiprofesi, dan

c. Komponenpraktikprofesi

Page 11: Makalah Bk

Komponen dasar keilmuan memberikan landasan bagi calon tenaga

professional dalam wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap

berkenaan dengan profesi yang dimaksud. Komponen substansi profesi

membekali calon profesional apa yang menjadi fokus dan objek praktis

spesifik pekerjaan profesionalnya. Komponen praktik mengarahkan calon

tenaga profesional untuk menyelenggarakan praktik profesi yaitu kepada

sasaran pelayanan atau pelanggan secara tepat dan berdaya guna. Penguasaan

dan penyelenggaraan trilogipro fesi secara mantap merupakan jaminan bagi

suksesnya penampilan profesi tersebut demi kebahagiaan sasaran pelayanan.

Penguasaan ketiga komponen profesi tersebut diperoleh di dalam program

pendidikan profesi dan pendidikan akademik yang mendasarinya.

Konselor, yang adalah pendidik (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1 Butir

6) ,sebagai tenaga professional dituntut untuk menguasai dan memenuhi

trilogi profesi dalam bidang pendidikan, khususnya bidang konseling, yaitu:

a. Komponen Dasar Keilmuan: Ilmu Pendidikan

b. Komponen Substansi Profesi: Proses pembelajaran terhadap

pengembangan diri/pribadi individu melalui modus pelayanan konseling.

c. Komponen Praktik Profesi: Penyelenggaraan proses pembelajaran

terhadap sasaran pelayanan melalui modus pelayanan konseling.

2. Komponen Profesi Konselor

a. IlmuPendidikan

Konselor diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai dasar

dari keseluruhan kinerja profesionalnya dalam bidang pelayanan

konseling, karena konselor digolongkan ke dalam kualifikasi

Page 12: Makalah Bk

pendidik; dan oleh karenanya pula kualifikasi akademik seorang

konselor pertama-tama adalah Sarjana Pendidikan. Atas dasar

keilmuan inilah konselor akan menguasai dengan baik kaidah-kaidah

keilmuan pendidikan sebagai dasar dalam memahami peserta didik

(sebagai sasaran pelayanan konseling) dan memahami seluk beluk

proses pembelajaran yang akan dijalani peserta didik melalui modus

pelayanan konseling. Dalam hal ini proses konseling tidak lain

adalah proses pembelajaran yang dijalani oleh sasaran layanan

bersama konselornya. Dalam arti yang demikian pulalah, konselor

sebagai pendidik diberi label juga sebagai agen pembelajaran.

b. Komponen Substansi Profesi

Di atas kaidah-kaidah ilmu pendidikan itu konselor membangun

substansi profesi konseling yang meliputi objek praktis spesifik

profesi konseling, pendekatan, dan teknologi pelayanan,

pengelolaan dan evaluasi, serta kaidah kaidah pendukung yang

diambil dari bidang keilmuan lain. Semua subtansi tersebut

menjadi isi dan sekaligus fokus pelayanan konseling. Secara

keseluruhan substansi tersebut sebagai modus pelayanan

konseling.

Objek praktis spesifik yang menjadi fokus pelayanan konseling

adalah kehidupan efektif sehari-hari (KES). Dalam hal ini,

sasaran pelayanan konseling adalah kondisi KES yang

dikehendaki untuk dikembangkan dan kondisi kehidupan efektif

sehari-hari yang terganggu (KES-T). Dengan demikian,

pelayanan konseling pada dasarnya adalah upaya pelayanan

dalam pengembangan KES dan penanganan KES-T.

Berkenaan dengan pendekatan dan teknologi, pengelolaan dan

evaluasi pelayan konseling, konselor wajib menguasai berbagai

jenis layanan dan kegiatan pendukungnya dengan landasan teori,

acuan praksis, standar prosedur operasional (SPO), serta

implementasinya dalam praktik konseling. Pendekatan dan

teknologi, pengelolaan dan evaluasi pelayanan itu perlu didukung

Page 13: Makalah Bk

oleh kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi seperti psikologi,

sosiologi, teknologi- informasi komunikasi sebagai “alat” untuk

lebih menepatgunakan dan mendayagunakan pelayanan

konseling.

c. KomponenPraktikProfesi

Praktik pelayanan konseling terhadap sasaran pelayanan

merupakan puncak dari keberadaan bidang konseling pada setting

tertentu. Mutu pelayanan konseling diukur dari penampilan paktik

pelayanan oleh konselor terhadap sasaran pelayanan. Pada setting

satuan pendidikan misalnya, mutu kinerja konselor di sekolah/

madrasah dihitung dari penampilannya dalam praktik pelayanan

konseling terhadap siswa yang menjadi tanggung jawabnya.

Penguasaan konselor atas materi ketiga komponen trilogi profesi

konseling tersebut diperolah dari studi pada program bidang

konseling tingkat sarjana (S-1) ditambah dengan pendidikan

profesi konselor (PPK). Seluruh materi tersebut dipadukan dalam

bentuk praktik pelayanan konseling melalui persiapan yang

matang berupa berbagai program pelayanan sesuai dengan

kebutuhan sasaran pelayanan.

Page 14: Makalah Bk

BAB III

PENUTUP

Page 15: Makalah Bk

DAFTAR PUSTAKA

Unduhan dari: Visi, Misi, Paradigma Bimbingan Konseling, dan Trilogi

Profesi | »Sefrian's Blog™ http://sefrian92.blogspot.com/2011/02/visi-

misi-paradigma-bimbingan-konseling.html#ixzz2wJpGe4Eu

Unduhan dari: http://belajarpsikologi.com/sejarah-lahirnya-bimbingan-dan-

konseling/

Unduhan dari: www.konselingindonesia.com/2008

Unduhan dari: http://sefrian92.blogspot.com/2011/02/visi-misi-paradigma-

bimbingan-konseling.html