makalah bk

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan yang dihadapi manusia dari waktu ke waktu nampaknya makin lama makin kompleks, baik persoalan yang berhubungan dangan pribadinya, keluarganya, pekerjaan dan masalah kehidupan secara umum. Kompleksitas masalah itu telah mengarahkan sebagian dari manusia mengalami konflik-konflik dan hambatan dalam memenuhi apa yang mereka harapkan. Kompleksitas masalah demikian inilah menuntut adanya media yang dapat membantu mengatasi segenap permasalahan kehidupan kita sehari-hari. Latipun (2011:2) menjelaskan bahwa konseling merupakan salah satu upaya untuk membantu mengatasi konflik, hambatan,dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus sebagai upaya peningkatan kesehatan mental. Konseling 1

Upload: ridu-ridwan-arif

Post on 28-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BIMBINGAN DAN KONSELING

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH BK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persoalan yang dihadapi manusia dari waktu ke waktu nampaknya

makin lama makin kompleks, baik persoalan yang berhubungan dangan

pribadinya, keluarganya, pekerjaan dan masalah kehidupan secara umum.

Kompleksitas masalah itu telah mengarahkan sebagian dari manusia

mengalami konflik-konflik dan hambatan dalam memenuhi apa yang

mereka harapkan. Kompleksitas masalah demikian inilah menuntut adanya

media yang dapat membantu mengatasi segenap permasalahan kehidupan

kita sehari-hari.

Latipun (2011:2) menjelaskan bahwa konseling merupakan salah

satu upaya untuk membantu mengatasi konflik, hambatan,dan kesulitan

dalam memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus sebagai upaya

peningkatan kesehatan mental. Konseling merupakan satu diantara bentuk

upaya bantuan yang secara khusus dirancang untuk mengatasi persoalan-

persoalan yang manusia hadapi.

Kini kemajuan konseling sejalan dengan kemajuan masyarakat, ada

banyak pekerjaan yang terdiferensiasi ke dalam pekerjaan yang lebih

spesifik, demikian juga halnya dengan konseling. Konseling kini

merambah di berbagai bidang, tidak hanya dalam bidang sekolah/formal

1

Page 2: MAKALAH BK

saja, akan tetapi dalam bidang lintas budaya, bidang konseling krisis,

konseling keluarga dan lain sebagainya.

Konseling erat kaitannya dengan hubungan yang bersifat

membantu (helping relationship). Manusia sebagai makhluk pribadi

sekaligus makhluk sosial sangat membutuhkan hubungan yang bersifat

membantu ini. Apalagi dalam proses konseling, untuk mencapai tujuan

yang diharapkan dalam konseling khususnya untuk mengatasi masalah

yang dihadapi konseli maka konselor atau pembimbing perlu memahami

hal-hal yang menunjang tercapainya tujuan ini, salah satunya adalah dari

sisi kepribadian. Konselor hendaknya memiliki kepribadian konselor yang

efektif, terapeutik sehingga akan sangat menunjang dalam tercapainya

tujuan konseling yang diharapkan.

Oleh karena itu, sebagai konselor perlu memahami apa saja

kepribadian konselor yang terapeutik dan langkah-langkah apa sajakah

yang dilakukan dalam penelitian pribadi terapeutik. Sehingga melihat

fenomena di atas, maka penulis mengajak pembaca khususnya untuk

bersama-sama mengkaji mengenai”Pribadi Terapeutik dan Langkah-

Langkah Penelitian Pribadi Terapeutik ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam makalah ini adalah:

Bagaimanakah ciri-ciri konselor yang terapeutik?

2

Page 3: MAKALAH BK

C. Tujuan

Untuk mengetahui ciri-ciri konselor yang terapeutik dan langkah-langkah

dalam melakukan penelitian pribadi terapeutik.

D. Manfaat

1. Bagi Konselor

Mengetahui dan memahami ciri-ciri pembimbing/konselor

yang terapeutik

Sebagai telaah dan bahan kajian dalam pengembangan

pribadi konselor

3

Page 4: MAKALAH BK

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ciri-Ciri Pembimbing/Konselor yang Terapeutik

Hubungan membantu (helping relationship) adalah hubungan yang

hendaknya dikembangkan dalam proses konseling. hubungan ini akan

mendukung tercapainya tujuan konseling yang diharapkan. Bentuk utama

hubungan konseling adalah pertemuan pribadi dengan pribadi (konselor-

klien) yang dilatarbelakangi oleh lingkungan (internal-eksternal).

Sehingga untuk mencapai tujuan yang baik tersebut, maka dalam

hubungan konseling harus terjadi rapport antara klien dan konselor.

Rapport (Willis 2004:46) adalah suatu hubungan (relationship) yang

ditandai dengan keharmonisan, kesesuaian, kecocokan, dan saling tarik

menarik. Rapport dimulai dengan persetujuan, kesejajaran, kesukaan, dan

persamaan. Rapport tidak akan terjadi ketika konselor/pembimbing tidak

berusaha untuk membangun hubungan konseling dengan baik..

Menurut Willis (2004:47), untuk menciptakan hubungan konseling

yang baik, setidaknya konselor/pembimbing memiliki 3 ciri-ciri berikut:

1. Pribadi konselor harus empati, merasakan apa yang dirasakan

kliennya. Dia juga harus terbuka, menerima tanpa sayarat, dan

mempunyai rasa hormat dan menghargai.

2. Konselor harus mampu membaca perilaku nonverbal klien. Terutama

yang berhubungan dengan bahasa lisannya.

4

Page 5: MAKALAH BK

3. Adanya rasa kebersamaan, akrab, dan minat membantu tanpa pamrih.

Artinya ada keihlasan, kerelaan, dan kejujuran pada diri konselor.

Latipun (2011:34-41) menjelaskan bahwa ciri-ciri

konselor/pembimbing yang efektif ditandai dengan:

1. Kongruensi (congruence)

Kongruensi dapat diartikan dengan”menunjukkan diri sendiri”

sebagaimana adanya dan yang sesungguhnya, berpenampilan secara

terus terang, ada kesesuaian antara apa yang dikomunikasikan secara

verbal dengan yang non verbal. Kongruensi konselor dapat dapat

menimbulkan kepercayaan klien kepadanya.

2. Penghargaan positif tanpa sayarat

Penghargaan positif (positive regard) merupakan pengalaman konselor

yang hangat, positif menerima klien, konselor menyukai klien sebagai

pribadi dan respek kepada klien sebagai individu tanpa harus

mengharapkan memperoleh pujian dari kliennya. Penghargaan positif

tersebut lebih bersifat satu kondisi agar klien dapat belajar bahwa

dirinya dengan kenyataan yang ada dapat diterima oleh orang lain, dan

diharapkan klien dapat menerima dirinya apa adanya dengan segenap

kekurangan dan kelebihannya, sekaligus kemauan untuk meningkatkan

diri sesuai dengan keadaan dirinya.

3. Memahami secara empati

Memahami secara empati (empathetic understanding) merupakan

keamampuan seseorang untuk memahami cara pandang dan perasaan

5

Page 6: MAKALAH BK

orang lain. Memahami secara empati bukanlah memahami orang lain

secara objektif, tetapi sebaliknya dia berusaha memahami pikiran dan

perasaanorang lain dengan cara orang lain tersebut berpikir dan

merasakan atau meihat dirinya sendiri.

4. Keahlian dan keterampilan

Aspek keahlian (expertice) dan keterampilan (skill) yang dimiliki

konselor merupakan salah satu alasan mengapa klien mendatanginya.

Klien datang ke konselor karena dia mengakui bahwa konselor

memiliki kehalian dan keterampilan khusus untuk membantunya.

Sehingga hendaknya konselor senantiasa meningkatkan kapasitas atau

kemampuannya.

5. Spontanitas

Sikap spontanitas (spontanity) konselor merupakan aspek yang sangat

penting dalam hubungan konseling. spontanitas khususnya

menyangkut kemampuan konselor untuk merespon peristiwa ke situasi

yang sebagaimana dilihatnya dalam hubungan konseling.

6. Fleksibelitas

Fleksibelitas (flexibility) adalah kemampuan dan kemauan konselor

untuk mengubah, memodifikasi, dan menetapkan cara-cara yang

digunakan jika keadaan mengharuskan.

7. Konsentrasi

6

Page 7: MAKALAH BK

Konsentrasi berarti menunjuk kepada keadaan konselor untuk berada “

di sini” dan “saat ini”. Dia bebas dari berbagai hambatan dan secara

total memfokuskan pada perhatiannya kepada klien.

8. Keterbukaan

Keterbukaan (openness) adalah kemampuan konselor untuk

mendengarkan dan menerima nilai-nilai orang lain, tanpa melakukan

distorsi dalam menemukan kebutuhannya sendiri. Keterbukaan bukan

berarti konselor bebas nilai. Konselor yang efektif toleran terhadap

adanya perbedaan-perbedaan nilai itu.

9. Stabilitas emosi

Stabilitas emosi berarti jauh dari kecenderungan keadaan

psikopatologis. Dengan kata lain, secara emosional personal konselor

dalam keadaan sehat, tidak mengalami gangguan mental yang dapat

menghambat pertumbuhan dan perkembangannya. Stabilitas emosional

tidak berarti konselor harus selalu tampak senang dan gembira, tetapi

keadaan konselor menunjukkan sebagai person yang dapat

menyesuaikan diri dan terintegratif.

10. Berkeyakinan akan kemampuan untuk merubah

Konselor selalu berkeyakinan bahwa setiap orang pada dasarnya

berkemampuan untuk mengubah keadaannya yang mungkin belum

sepenuhnya optimal dan tugas konselor adalah membantu sepenuhnya

proses perubahan itu menjadi lebih efektif.

7

Page 8: MAKALAH BK

11. Komitmen pada rasa kemanusiaan

Konseling pada dasarnya mencakup adanya rasa komitmen pada rasa

kemanusiaan (humaness) dan bermaksud memenuhi atau mencapai

segenap potensinya. Komitmen ini perlu dimiliki konselor dan menjadi

dasar dalam usahanya membantu klien mencapai keinginan,

perhatiannya,dan kemauannya.

12. Kemauan membantu klien mengubah lingkungannya

Tugas konselor adalah membanu klien untuk mampu mengubah

lingkungannya sesuai dengan potensi yang dimiliki. Dengan demikian,

klien menjadi subjek yang lebih bertanggungjawab terhadap

lingkuanganya bukan orang yang selalu mengikuti apa kata

lingkungannya.

13. Pengetahuan konselor

Usaha untuk terus belajar mengenai diri dan orang lain menjadi

tuntutan seorang konselor. Dalam hal ini konselor harus siap untuk

melakukan koreksi terhadap dirinya sendiri dan terbuka dari kritik

orang lain.

14. Totalitas

Konselor sebagai pribadi yang total, berbeda dan terpisah dengan

orang lain. Dalam hal ini konselor perlu memiliki kualitas pribadi yang

baik, yang mencapai kondisi mentalnya secara positif. Konselor

memiliki otonomi, mandiri, dan tidak menggantungkan pribadinya

secara emosional kepada orang lain.

8

Page 9: MAKALAH BK

Sedangkan menurut Foster dan Guy dalam Glading (2012:40) bahwa

konselor/ pembimbing yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Keingintahuan dan kepedulian: Minat alami terhadap manusia

2. Kemampuan mendengarkan: Mampu menemukan dorongan untuk

mendengarkan orang lain

3. Suka berbincang: Dapat menikmati percakapan yang berlangsung

4. Empati dan Pengertian: Kemampuan untuk merasakan apa yang orang

lain rasakan, meskipun orang itu berbeda sekali dengan dirinya.

5. Menahan emosi: Mampu mengatur berbagai macam jenis perasaan,

atau emsoi mulai dari perasaan marah hingga perasaan senang.

6. Introspeksi: Kemampuan untuk mengintrospeksi diri.

7. Kapasitas menyangkal diri: Kemampuan untuk mendahulukan

kepentingan orang lain di banding kepentingan pribadi.

8. Toleransi keakraban: Kemampuan untuk mempertahankan kedekatan

emosional.

9. Mampu berkuasa: Dapat memegang kekuasaan dengan menjaga jarak

tertentu.

10. Mampu tertawa: Kemampuan melihat kualitas pahit-manis dari

peristiwa kehidupan dan sisi humor di dalamnya.

Lebih lanjut lagi menurut Cormier dalam Galding (2012: 41)

mengemukakan bahwa ciri konselor yang efektif selain yang sudah

disebutkan meliputi:

9

Page 10: MAKALAH BK

1. Kompetensi intelektual: Keinginan dan kemampuan untuk belajar

sekaligus berpikir cepat dan kreatif

2. Energi: Kemampuan untuk aktif dan tetap aktif dalam sesi konseling

meskipun melihat jumlah antrian klien cukup banyak

3. Keluwesan: Kemapuan beradaptasi dengan apa yang dilakukan klien

guna memenuhi kebutuhan klien.

4. Dukungan: Kemampuan untuk mendorong klien mengambil keputusan

sementara membantu menaikkan harapan mereka.

5. Niat baik: Keinginan untuk membantu klien secara konstruktif, dengan

etika meningkatkan kemandirian mereka.

6. Kesadaran diri: Menegetahui diri sendiri, termasuk perilaku, nilai, dan

perasaan serta kemampuan untuk mengenali bagaimana dan faktor apa

yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Adapun Correy (2009) menyebutkan bahwa ciri-ciri pribadi konselor yang

terapeutik sebagai berikut:

1. Konselor yang efektif adalah mereka yang memiliki identitas. Konselor tahu siapa mereka sebenarnya, akan mampu menjadi apa

mereka itu, apa yang mereka inginkan dari hidup ini, dan apa yang

esensial, konselor ada kemauan untuk meneliti ulang nilai yang mereka

yakini dan sasaran yang mereka tuju, dan mereka juga berusaha untuk

hidup sesuai dengan standar internal mereka.

2. Konselor menghargai dan menaruh rasa hormat pada diri sendiri.Mereka bisa memberi pertolongan dan cinta kasih yang keluar dari cita

rasa dan harga diri dan kekuatannya. Konselor juga mampu meminta,

diminta bantuan dan untuk menerima dari orang lain. Artinya bahwa

10

Page 11: MAKALAH BK

konselor tidak mengisolasikan diri dari orang lain sebagai cara

menunjukan suatu kesan palsu akan kekuatan yang mereka miliki.

3. Konselor mampu mengenal dan menerima kekuatan mereka sendiri.Mereka merasa cukup sederajat dan tidak memandang kecil terhadap

orang lain sehingga orang lain akan relatif merasa memiliki kekuatan.

Mereka tidak memandang kecil pada orang lain sehingga orang lain akan

relatif merasa memiliki kekuatan. Mereka menggunakan kekuatan

mereka dan memberi teladan bagaimana menggunakannya secara sehat

kepada klien, tetapi mereka menghindari penyalahgunaan kekuatan itu.

4. Konselor terbuka terhadap perubahanDaripada berkutat pada hal yang sedikit, mereka merentangkan diri untuk

menjadi lebih. Konselor menunjukkan suatu kesediaan dan keberanian

untuk beranjak dari apa yang sudah diketahuinya manakala dia tidak puas

dengan apa yang telah dimilikinya.

5. Konselor memperluas kesadaran mereka akan diri mereka sendiri dan diri orang lainKonselor menginsafi bahwa jika kesadaran mereka terbatas maka

kebebasan mereka akan terbatas juga. Dari pada membuang-buang

energy dalam bentuk sikap bertahan yang ditata untuk menghalangi

datangnya pengalaman-pengalaman baru, mereka memilih untuk

memusatkan perhatian pada tugas-tugas yang berorientasi pada

kenyataan.

6. Konselor bersedia dan mampu untuk menerima adanya ambiguitasKebanyakan dari kita hanya sedikit membuka pintu hati untuk masuknya

hal yang kurang jelas. Oleh karena pertumbuhan itu bergantung pada

sikap meninggalkan hal yang sudah dikenal dan masuk kekawasan yang

belum dikenal maka orang yang terlibat dalam pertumbuhan pribadi

bersedia untuk menerima adanya sikap mendua dalam hidupnya. Pada

waktu orang membangun kekuatan egonya maka ia mengembangkan

kepercayaan diri yang besar, maksudnya adalah percaya pada proses dan

penilaian intuitif serta bersedia untuk bereksperimen dengan prilaku baru.

Pada akhirya ia melihat kenyataan bahwa ia bisa dipercaya.11

Page 12: MAKALAH BK

7. Konselor mengembangkan gaya konseling mereka sendiriIni adalah falsafah hidup mereka dan hasil pertumbuhan dari pengalaman

hidup mereka. Meskipun mereka mungkin secara bebas meminjam

gagasan dan teknik dari banyak terapis yang lain tidak lalu berarti bahwa

secara mekanis mereka menjiplak gaya orang lain.

8. Konselor dapat mengalami dan mengetahui dunia kliennya, namun rasa empati mereka bukanlah diwarnai dengan keinginan untuk memilikiKonselor sadar akan perjuangan dan kepedihan mereka sendiri dan

mereka memiliki kerangka acuan untuk mengidentifikasinya dengan

orang lain tanpa harus mengorbankan identitas diri mereka sendiri

dengan cara mengidentifikasinya secara berlebihan dengan orang lain.

9. Konselor merasakan dirinya bergairah hidup dan pilihan mereka berorientasi pada kehidupanKonselor terlibat pada hidup secara penuh dan bukan hanya merasa puas

dengan keberadaannya. Mereka tidak membiarkan keadaan untuk

membentuknya tanpa usaha dari dirinya, oleh karena mereka mengambil

ancang-ancang yang aktif menghadapai hidup.

10. Konselor adalah orang-orang yang otentik, bersungguh-sungguh dan jujurKonselor tidak hidup di alam pura-pura melainkan berusaha untuk

menjadi orang seperti yang dia pikirkan dan dia rasakan. Mereka bersedia

untuk membuka diri terhadap orang lain yang telah mereka pilih. Mereka

tidak bersembunyi dibalik topeng, benteng pertahanan diri, peran-peran

yang mandul dan tampang muka.

11. Konselor memiliki rasa humorMereka mampu untuk menempatkan peristiwa hidup dalam lingkup

perspektif. Mereka tidak lupa bagaimana menertawakan sesuatu,

terutama menertawakan ketololannya dan kontradiksinya sendiri. Rasa

humor memungkinkan mereka untuk menempatkan problema dan

ketidaksempurnaan mereka dalam lingkup perspektif.

12. Konselor bisa membuat kesalahan dan mau mengakuinya

12

Page 13: MAKALAH BK

Biarpun konselor tidak dibebani oleh perasaan bersalah tentang apa yang

dulu bisa atau seharusnya mereka lakukan, mereka tetap harus belajar

dari kesalahan yang mereka buat. Mereka tidak seenaknya saja

melupakan kesalahan itu tetapi tidak juga terus menerus merenunginya.

13. Konselor biasanya hidup dimasa kiniKonselor tidak terpaku pada masa silam, namun juga tidak terpaut erat

dengan masa depan. Mereka mampu untuk berkutat “pada hari ini”,

hidup dimasa kini, dan hadir di masa kini dengan orang lain. Mereka bisa

berbagi penderitaan atau kegembiraan dengan orang lain oleh karena

mereka terbuka terhadap pengalaman emosional mereka sendiri.

14. Konselor menghargai adanya pengaruh budayaKonselor sadar akan cara budaya mereka bisa menanamkan pengaruh

kepada mereka, dan mereka menaruh hormat pada bineka yang dianut

budaya lain. Mereka juga peka terhadap perbedaan yang unik yang

timbul dari, kelompok sosial, suku, dan jenis kelamin.

15. Konselor mampu untuk menggali kembali sosok pribadi mereka sendiriKonselor bisa menggairahkan kembali dan menciptakan hubungan yang

signifikan dalam hidup mereka. Mereka membuat keputusan tentang

jenis perubahan yang mereka inginkan, dan berusaha untuk menjadi

orang seperti mereka cita-citakan.

16. Konselor adalah orang-orang yang membuat pilihan-pilihan yang bisa membentuk hidup mereka Konselor sadar akan keputusan-keputusan yang mereka ambil

sebelumnya tentang dirinya, orang lain, dan dunia. Mereka bukanlah

korban dari keputusan-keputusan itu oleh karena mereka mau

mengubahnya jika perlu. Oleh karena mereka tidak henti-hentinya

mengevaluasi diri, maka merekapun tidak terbelenggu oleh definisi diri

yang sempit.

17. Konselor menaruh perhatian yang serius terhadap kesejahteraan orang lainPerhatian ini didasarkan pada rasa hormat, kepedulian, kepercayaan, dan

penghargaan yang tulus kepada orang lain. Implikasinya ialah pada

13

Page 14: MAKALAH BK

kesediaan mereka untuk menantang orang yang signifikan dalam

hidupnya untuk juga tetap membuka diri agar bisa terus berkembang.

18. Konselor menjadi terlibat secarah penuh dalam karya mereka dan menyerap makna darinya.Konselor dapat menerima imbalan-imbalan yang mengalir dari karyanya

dan secara jujjur mereka mau mengakui bahwa egolah yang

membutuhkan itu yang kemudian bersyukur karenanya. Namun mereka

bukan budak karya mereka dan mereka tidak secara eksklusif bergantung

padanya untuk bisa menjalani hidup yang penuh makna. Mereka ada

interes lain yang memberi mereka cita rasa akan tujuan dan penyelesaian

tugas.

B. Langkah-Langkah Penelitian Pribadi Terapeutik

Peneltian merupakan hal yang penting dalam konseling. Melalui penelitian

maka akan semakin meningkatkan kepercayaan masayarakat bahwa profesi

konseling dapat membantu mensejahterakan masayarakat melalui adanya

pelayanan konseling. Selain itu penelitian juga berfungsi sebagai

akuntabilitas dalam diri pribadi konselor itu.

Melalui beberapa referensi yang sudah dianalisis penulis mencba

menyimpulkan beberapa langkah dalam penelitian pribadi terapeutik adalah

sebagai berikut:

1.Menentukan indikator dari setiap item ciri-ciri konselor terapeutik

berdasarkan teori yang akurat

2.Mengembangkan deskriptor dalam ciri-ciri konselor terapeutik

3.Mengkombinasikan item pernytaan dengan favourable dan unfavourable

4.Menyusun pernyataan

14

Page 15: MAKALAH BK

5.Mengujicobakan

6.Menggunakan instrumen untuk meneliti

15

Page 16: MAKALAH BK

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Manusia sebagai makhluk sosial (Zoon Politicon) dalam hidup sehari-hari

tidak lepas dari hubungan yang bersifat membantu, khususnya dalam hal ini

adalah konseling. Untuk melaksanakan tugas konseling, seorang konselor

perlu memahami ciri pembimbing/konselor yang terapeutik diantaranya adalah

congruence, unconditional positive regard, empati, memilki keahlian dan

keterampilan, stabilitas emosi, sehat mental, dan lain sebagainya.

B. Saran

1. Bagi Konselor

Dalam praktik konseling hendaknya berusaka untuk

menjalankan sikap konselor/pembimbing yang efektif dan

terapeutik.

16

Page 17: MAKALAH BK

DAFTAR PUSTAKA

Corey, G (2009). Theory and Practice Counseling and Psychotherapy.

United States: Brook/Cole

Glading, Samuel T.2012. Konseling Profesi yang Menyeluruh. Jakarta: Indeks

Latipun. 2011. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press

Willis, Sofyan S. Konseling Individual. Bandung: Alfabeta

17