lbm 4 blok 8

5
STEP 2 1. Tujuan dilakukan informed consent Tujuan Informed Consent: a. Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter yang sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik tidak ada dasar pembenarannya yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasiennya. b. Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan dan bersifat negatif, karena prosedur medik modern bukan tanpa resiko, dan pada setiap tindakan medik ada melekat suatu resiko ( Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 Pasal 3 ) 2. Bentuk informed consent Persetujuan tertulis, biasanya diperlukan untuk tindakan medis yang mengandung resiko besar, sebagaimana ditegaskan dalam PerMenKes No. 585/Men.Kes/Per/IX/1989 pasal 3 ayat (1) dan SK PB-IDI No. 319/PB/A.4/88 butir 3, yaitu intinya setiap tindakan medis yang mengandung resiko cukup besar, mengharuskan adanya persetujuan tertulis, setelah sebelumnya pihak pasien memperoleh informasi yang kuat tentang perlunya tindakan medis serta resiko yang berkaitan dengannya (telah terjadi informed consent). 2. Persetujuan lisan, biasanya diperlukan untuk tindakan medis yang bersifat non-invasif dan tidak mengandung resiko tinggi, yang diberikan oleh pihak pasien 3. Persetujuan dengan isyarat, dilakukan pasien melalui isyarat, misalnya pasien yang akan disuntik atau diperiksa tekanan darahnya, langsung menyodorkan lengannya sebagai tanda menyetujui tindakan yang akan dilakukan terhadap dirinya.3 BENTUK INFORMED CONSENT 1.Implied Constructive Consent (Keadaan Biasa) Tindakan yang biasa dilakukan, telah diketahui, telah dim engerti olehmasyarakat umum, sehingga tidak perlu lagi di buat tertulis. Misalnya pengambilan darah untuk laboratorium, suntikan, atau hecting luka terbuka. 2.Implied Emergency Consent (Keadaan Gawat Darurat) Bila pasien dalam kondiri gawat darurat sedangkan dokter perlu melakukantindakan segera untuk menyelematkan nyawa pasien sementara pasien dankeluarganya tidak bisa membuat persetujuan segera. Seperti kasus sesak nafas,henti nafas, henti jantung. 3.Expressed Consent (Bisa Lisan/Tertulis Bersifat Khusus)

Upload: zulfy-fawziana-risqi

Post on 26-May-2017

220 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: LBM 4 blok 8

STEP 2

1. Tujuan dilakukan informed consentTujuan Informed Consent:a. Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter yang sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik tidak ada dasar pembenarannya yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasiennya.b. Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan dan bersifat negatif, karena prosedur medik modern bukan tanpa resiko, dan pada setiap tindakan medik ada melekat suatu resiko ( Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 Pasal 3 )

2. Bentuk informed consentPersetujuan tertulis, biasanya diperlukan untuk tindakan medis yang mengandung resiko besar, sebagaimana ditegaskan dalam PerMenKes No. 585/Men.Kes/Per/IX/1989 pasal 3 ayat (1) dan SK PB-IDI No. 319/PB/A.4/88 butir 3, yaitu intinya setiap tindakan medis yang mengandung resiko cukup besar, mengharuskan adanya persetujuan tertulis, setelah sebelumnya pihak pasien memperoleh informasi yang kuat tentang perlunya tindakan medis serta resiko yang berkaitan dengannya (telah terjadi informed consent). 2. Persetujuan lisan, biasanya diperlukan untuk tindakan medis yang bersifat non-invasif dan tidak mengandung resiko tinggi, yang diberikan oleh pihak pasien 3. Persetujuan dengan isyarat, dilakukan pasien melalui isyarat, misalnya pasien yang akan disuntik atau diperiksa tekanan darahnya, langsung menyodorkan lengannya sebagai tanda menyetujui tindakan yang akan dilakukan terhadap dirinya.3

B E N T U K   I N F O R M E D   C O N S E N T1 . I m p l i e d   C o n s t r u c t i v e   C o n s e n t   ( K e a d a a n   B i a s a )T i n d a k a n   y a n g   b i a s a   d i l a k u k a n ,   t e l a h   d i k e t a h u i ,   t e l a h   d i m e n g e r t i  o l e h m a s y a r a k a t   u m u m ,   s e h i n g g a   t i d a k   p e r l u   l a g i   d i b u a t   t e r t u l i s .   M i s a l n y a  pengambilan darah untuk laboratorium, suntikan, atau hecting luka terbuka.2 . I m p l i e d E m e r g e n c y   C o n s e n t ( K e a d a a n G a w a t   D a r u r a t )

 Bila pasien dalam kondiri gawat darurat sedangkan dokter perlu melakukantindakan segera untuk menyelematkan nyawa pasien sementara pasien dan keluarganya tidak bisa membuat persetujuan segera. Seperti kasus sesak nafas,henti nafas, henti jantung.3 . E x p r e s s e d   C o n s e n t   ( B i s a   L i s a n / T e r t u l i s   B e r s i f a t   K h u s u s )P e r s e t u j u a n   y a n g   d i n y a t a k a n   b a i k   l i s a n   a t a u p u n   t e r t u l i s ,   b i l a   y a n g   a k a n d i l a k u k a n  m e l e b i h i   p r o s e d u r   p e m e r i k s a a n   a t a u   t i n d a k a n   b i a s a .   M i s a l n y a   p e m e r i k s a a n   v a g i n a l ,   pe n c a b u t a n   k u k u ,   t i n d a k a n   p e m b e d a h a n / o p e r a s i , ataupun pengobatan/tindakan invasive

3. Prosedur informed consent4. Hak-hak pasien

HAK PASIEN & KELUARGA PASIEN1. Pasien berhak untuk diperlakukan dengan hormat dan penuh martabat 2. pasien berhak atas privasi dan rahasia pribadi 3. pasien berhak untuk menerima pengobatan di lingkungan yang aman dan terjamin 4. pasien berhak untuk diberikan informasi mengenai pelayanan dan pengobatan Anda 

Page 2: LBM 4 blok 8

5. pasien berhak untuk berpartisipasi dalam setiap keputusan atas pengobatan dirinya 

5. Jika pasien dlm kondisi tidak sadar, informed consent dilakukan kpd ?6. Siapa yg boleh mewakili dlm informed consent jika pasien berkebutuhan khusus7. Fungsi informed consent8. Apa saja yg harus ditulis dlm informed consent9. Apa yg dilakukan dokter jika keluarga pasien tdk mengizinkan tindakan medis ?

bila ada pasien dalam keadaan apendisitis akut dan dokter telah menjelaskan keadaan penyakit tersebut kepada pasien dan menjelaskan tindakan apa yang sebaiknya dilakukan serta kemungkinan dan harapan terhadap tindakan tersebut, tetap saja keputusannya di tangan pasien. Bila pasien misalnya tidak bersedia dioperasi, tidak mungkin dokter memaksakan apa yang terbaik dilakukannya pada pasien menurut pikirannya. Dari uraian tersebut di atas dapat dilihat bahwa setiap usaha dokter untuk melakukan pengobatan atau penanganan medik terhadap pasien harus mendapatkan persetujuan dari pasien karena pemberian informed consent merupakan pelaksanaan dari hak yang dimiliki oleh pasien. Hal itu dikarenakan pasien berhak untuk menentukan sendiri atas segala sesuatu yang diperbuat kepada dirinya. Sebaliknya tanpa adanya penjelasan atau informasi yang disampaikan dokter kepada pasien maka dokter dapat dianggap melanggar hak pasien dan dituduh melakukan malpraktek

10. Akibat jika dokter tdk melakukan informed consent11. Tindakan apa saja yg membutuhkan pengisian RM

Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas ,anamnesa,penentuan fisik , laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medikyang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap , rawat jalan maupunyang mendapatkan pelayanan gawat darurat

12. Beda RM dgn informed consent 13. Syarat-syarat dilakukan pembuatan surat rujukan14. Jenis-jenis surat rujukan15. Format surat rujukan16. Tujuan dibuat surat rujukan17. Prosedur suturing18. Macam-macam suturing19. Jenis bahan suturing20. Jenis-jenis luka

informed consent antara dokter dengan pasien dalam melakukan tindakan medis di rumah sakit umum daerah sragen oleh fakultas hukum universitas muhammadiyah surakartabagian ilmu kesehatan masyarakat fakultas kedokteran universitas padjadjaran bandung 2007

Page 3: LBM 4 blok 8

Jenis Rujukan1.     Rujukan medic yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus yang timbul baik secara

vertical maupun horizontal kepada yang lebih berwenangdan mampu menangani secara rasional. Jenis rujukan medic antara lain:1) Transfer of patient. Konsultasi penderita untuk keperluaan diagnostic, pengobatan, tindakan opertif dan lain – lain.2) Transfer of specimen. Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lenih lengkap.3) Transfer of knowledge / personal. Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan setempat.

1.     Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan uang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnyapencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan opersional4. Jalur RujukanDalam kaitan ini jalur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat dilaksanakan sebagai berikut :

1.     Dari KaderDapat langsung merujuk ke :1) Puskesmas pembantu2) Pondok bersalin / bidan desa3) Puskesmas / puskesmas rawat inap4) Rumah sakit pemerintah / swasta

1.     Dari PosyanduDapat langsung merujuk ke :1) Puskesmas pembantu2) Pondok bersalin / bidan desa3) Puskesmas / puskesmas rawat inap4) Rumah sakit pemerintah / swasta

1.     Dari Puskesmas PembantuDapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit swasta

1.     Dari Pondok bersalin / Bidan DesaDapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit swasta5. Skema rujukan dan jenjang pelayanan kesehatan(1) Agar rujukan dapat diselenggarakan tepat dan memadai, maka suatu rujukan

hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :a. Adanya unit yang mempunyai tanggungjawab dalam rujukan, baik yang

merujuk atau yang menerima rujukan. b. Adanya Tenaga kesehatan yang kompeten dan mempunyai kewenangan

melaksanakan pelayanan medis dan rujukan medis yang dibutuhkan.c. Adanya pencatatan/kartu/dokumen tertentu berupa :

Formulir rujukan dan rujukan balik sesuai contoh. Kartu Jamkesmas, Jamkesda dan kartu Assuransi lain. Pencatatan dan dokumen hasil pemeriksaan penunjang

d. Adanya pengertian timbal balik antara pengirim dan penerima rujukan.

Page 4: LBM 4 blok 8

e. Adanya pengertian petugas tentang sistem rujukan.Rujukan dapat bersifat horizontal dan vertikal, dengan prinsip mengirim ke arah fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan lengkap