laporan modul 3 blok 15

8
3. Kegagalan Pada GTSL dan Penanggulangannya Klasifikasi patahnya protesa dapat digolongkan: A. Patah plat atau basis geligi tiruan dan gigi. Hal ini dapat dikarenakan : 1. Kesalahan konstruksi Bila gigi belakang, terutama pada rahang atas, disusun di luar puncak lingir sisa, maka sebagian besar komponen gaya kunyah akan disalurkan ke bagian tengah geligi tiruan tersebut. Hal ini merupakan sebab patahnya bagian tengah protesa rahang atas. Kurang tebalnya plat resin akrilik pada bagian depan palatum, akan memperlemah protesa. Hal ini terjadi terutama pada pemakaian gigi depan yang terbuat dari resin. Bila bagian singulum gigi dibentuk secara anatomis, maka pada waktu pembuatan plat malam, sering dilakukan penipisan bagian ini untuk mempertahankan bentuk gigi tadi. Kekuatan dan ketidaktepatan dimensional basis protesa, karena tidak tepatnya konsistensi adonan pada waktu packing, lama dan suhu polimerisasi yang tak memadai, dan atau kuvet terlalu cepat didinginkan setelah pemasakan (curing). Berbagai faktor yang menyebabkan patahnya gigi porselen. Gigi porselen yang mungkin saja patah pada saat pemrosesan protesa resin. 2. Faktor penyebab dari dalam mulut

Upload: kiidouble

Post on 12-Aug-2015

37 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Modul 3 Blok 15

3. Kegagalan Pada GTSL dan Penanggulangannya

Klasifikasi patahnya protesa dapat digolongkan:

A. Patah plat atau basis geligi tiruan dan gigi. Hal ini dapat dikarenakan :

1. Kesalahan konstruksi

Bila gigi belakang, terutama pada rahang atas, disusun di luar puncak lingir

sisa, maka sebagian besar komponen gaya kunyah akan disalurkan ke bagian

tengah geligi tiruan tersebut. Hal ini merupakan sebab patahnya bagian tengah

protesa rahang atas.

Kurang tebalnya plat resin akrilik pada bagian depan palatum, akan

memperlemah protesa. Hal ini terjadi terutama pada pemakaian gigi depan

yang terbuat dari resin. Bila bagian singulum gigi dibentuk secara anatomis,

maka pada waktu pembuatan plat malam, sering dilakukan penipisan bagian

ini untuk mempertahankan bentuk gigi tadi.

Kekuatan dan ketidaktepatan dimensional basis protesa, karena tidak tepatnya

konsistensi adonan pada waktu packing, lama dan suhu polimerisasi yang tak

memadai, dan atau kuvet terlalu cepat didinginkan setelah pemasakan

(curing).

Berbagai faktor yang menyebabkan patahnya gigi porselen. Gigi porselen

yang mungkin saja patah pada saat pemrosesan protesa resin.

2. Faktor penyebab dari dalam mulut

Tekanan berlebihan yang terjadi selama proses pengunyahan atau karena

mengertak, atau mengatup-ngatup gigi (clenching atau grinding). Dalam hal

ini, basis resin geligi tiruan perlu diganti dengan bahan metal.

Resorpsi tulang alveolar yang terjadi sesudah pemasangan geligi tiruan akan

menyebabkan geligi tiruan tidak stabil lagi dengan akibat mudah terjadi

fraktur.

Frenulum labialis yang terlalu tinggi mengharuskan dibuatnya lekukan yang

dalam pada plat geligi tiruan. Lekukan semacam ini biasanya merupakan

tempat awal terjadinya fraktur.

Relif yang tidak memadai pada geligi tiruan rahang atas di bagian tengah

palatum pada penderita-penderita yang perbedaan ketebalan mukosanya

Page 2: Laporan Modul 3 Blok 15

menyolok, dapat menyebabkan geligi tiruan melengkung pada bagian tengah

palatum selama berfungsi. Proses ini dapat berakhir dengan fraktur.

B. Elemen Lepas, tetapi tidak pecah

Kekurangan resin akrilik pada waktu packing

Terdapatnya selapis tipis minyak, medium pemisah (separating medium) atau

lilin pada gigi resin

Melakukan packing resin pada saat dough stage sudah dilampaui, sehingga

monomer bebas yang bisa bergabung dengan gigi resin, tidak cukup

C. Lengan cengkeram patah

Lengan cengkeram dapat patah sebagai akibat hal-hal berikut ini:

Patah karena sering dikeluar-masukkan melalui gerong yang terlalu dalam.

Bila dukungan jaringan periodontal gigi lebih besar, maka cengkeramannya

yang patah. Sebaliknya, bila cengkeramannya yang lebih kuat, maka gigilah

yang menjadi goyang. Hal ini dapat dihindarkan dengan jalan menempatkan

lengan cengkeram hanya pada daerah dengan retensi minimum seperti yang

telah ditentukan dalam proses survey yang teliti dan benar.

Kegagalan struktural. Suatu lengan yang tidak dibuat tidak dengan baik atau

kerena proses penghalusan dan pemolesan yang tidak hati-hati, patah pada

titik terlemahnya karena sering melentur pada tempat ini. Bila dalam proses

pembuatan, lengan cengkeram terlalu sering dilekuk-lekukkan dengan tang,

maka bagian ini pun mudah patah.

Kesalahan penderita atau pemakai, misalnya terjadi distorsi karena pada saat

dicuci. Yang sering sekali terjadi adalah patahnya lengan cengkeram, karena

bagian ini sering disesuaikan sendiri oleh penderita, bila cengkeraman

menjadi longgar. Selain itu, lengan cengkeram juga sering digunakan sebagai

pegangan pada saat pengeluaran dan pemasukan geligi tiruan. Protesa

sebaiknya dipasang dan dilepas dengan jalan memegang salah satu bagian

berangkanya, atau hanya pada lengan cengkeram, atau bisa pula pada bagian

sayapnya.

Page 3: Laporan Modul 3 Blok 15

D. Sandaran oklusal patah

Sandaran Oklusal patah hampir selalu terjadi pada titik di mana ia melintasi linger

marginal gigi, sebab bagian inilah yang merupakan titik terlemah. Suatu kedudukan

sandaran oklusal yang tidak dipreparasi dengan betul, merupakan salah satu contoh

kegagalan seperi ini. Ketidak-tepatan preparasi atau kurangnya pembuangan jaringan gigi

untuk tempat kedudukan sandaran pada waktu persiapan dalam mulut, menyebabkan

terlalu tipisnya sandaran. Lalu, sandaran yang sudah tipis ini akan berkurang lagi

ketebalannya pada saat penyesuaian dalam mulut, untuk menghindari hambatan oklusal

pada saat artikulasi.

Keluhan Pasien setelah Pemakaian GTSL dan Penanggulangannya:

1. Rasa Sakit

Terdapat beberapa sebab yang dapat menimbulkan rasa sakit pada pemakaian sebuah gigi

tiruan:

a. Rasa sakit pada jaringan mukosa pada tepi landasan/ basis di daerah fornix

Rasa sakit pada geligi tiruan rahang bawah biasanya terdapat di daerah lingual.

Sedangkan pada bagian gigi tiruan berujung bebas terdapat di sebelah bukal di bagian

anterior/ posterior. Untuk gigi tiruan rahang atas rasa sakit biasa di sebelah bukal.

Pada GT dukungan mukosa, setelah pemakaian yang lama timbul rasa sakit pada

daerah perifer karena GT menyalurkan beban fungsionalnya pada linggir alveolar

sehingga terjadi resorbsi pada tulang alveolar. Akibatnya GT menjadi longgar dan

bergerak dan menyebabkan rangsangan pada mukosa mulut.

Penyebab:

Terlalu luas / panjang landasan (Over extended)

Tajamnya tepi landasan/ basis GTS

Penanggulangan:

Mengurangi tepi landasan / basis GTS

Penyesuaian oklusi dihaluskan dan dipoles

b. Rasa sakit di bawah landasan basis

Penyebab:

Adanya tonjolan pada permukaan anatomis basis / landasan

Page 4: Laporan Modul 3 Blok 15

Oklusi yang tidak seimbang

Penanggulangan:

Periksa permukaan anatomis basis, buang dan haluskan tonjolan akrilik

Perbaiki oklusi GT.

c. Sakit pada gigi penyangga atau sekitar gigi yang tinggal

Penyebab:

Cangkolan terlalu kencang

Adanya karies yang tidak terlihat / karies yang besar

Oklusi yang tidak merata

Pada free end dengan hubungan yang kaku dengan gigi sandaran karena ikut

menyangga beban fungsional melalui cangkolan

Desain yang tidak tepat, sehingga sis makanan tersangkut pada tepi/ sela sela gusi.

Verkeilung terlalu ketat sehingga menekan gigi.

Penanggulangan:

Cangkolan tidak terlalu kencang tapi retentive

Gigi penyangga harus sehat

Hilangkan traumatik oklusi

Desain GT sebaik mungkin sesuai batas / adaptasi baik

Verkeilung dibuat tidak menekan gigi / mukosa

d. Lidah / pipi tergigit

Penyebab:

Tonus otot pipi telah hilang (pada usia lanjut)

Penyusunan gigi posterior terlalu ke bukal atau lingual

Penyusunan gigi posterior edge to edge

Vertikal Dimensi terlalu rendah

Penanggulangan:

Penyusunan gigi geligi tiruan sesuai posisi gigi yang ideal

2. Gigi tiruan bergerak / longgar

Penyebab:

Adanya sangkutan antar tonjol gigi atas dan bawah.

Page 5: Laporan Modul 3 Blok 15

Cangkolan yang longgar, terutama lengan retentif

Overextensi landasan

Perlekatan gigi posterior terlalu ke bukal atau lingual

Adaptasi yang kurang baik

3. Kesulitan mengunyah

Penyebab:

Makanan masuk di bawah basis/ landasan gigi tiruan

GT selalu bergerak karena oklusi yang tidak seimbang

Cangkolan kurang kencang (kurang retentif)

Makanan melekat pada permukaan anatomis GT.

4. Kesulitan berbicara

Penyebab:

Perlekatan gigi posterior yang kurang tepat terlalu ke bukal atau ke lingual

Ukuran bukolingual gigi terlalu besar walaupun meletakkannya benar

Landasan / basis sebelah lingual terlalu tebal, dalam hal ini kesulitan

mengucapkan huruf “R”

Kesulitan mengucapkan huruf “S” disebabkan peletakan gigi anterior terlalu ke

labial atau palatal

Dimensi vertikalterlalu tinggi.

5. Geligi tiruan berbunyi

Penyebab:

Dimensi vertikal terlalu tinggi

Retensi yang tidak baik

Oklusi yang tidak seimbang

Gigi porselen lebih berbunyi daripada akrilik

6. Rasa ingin muntah

Penyebab:

Page 6: Laporan Modul 3 Blok 15

Basis terlalu ke posterior sampai ke Palatum molle

Pembuatan post dam yang kurang tepat

Kontak antara basis dan jaringan lunak mulut terlalu ringan

Terlalu tebalnya basis di bagian posterior