laporan kasus bedah

Upload: helyanie

Post on 08-Oct-2015

83 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

lapsus bedah

TRANSCRIPT

BAB I

Laporan KasusBagian Ilmu Bedah Fakultas KedokteranUniversitas Mulawarman

DISLOKASI POSTERIOR ELBOW

Disusun oleh:Ayu Putri Anggraeni (07080150xx)Dorothy Karya Yogi (0708015031)Febrian Juventianto (0708015058)Fitrie Widyastuti (0708015016)Ratna Helyani (0708015007)Retnaningtyas (0708015013)Siska Andryani (07080150xx)Siti Desy Astari (07080150xx)

Pembimbing:dr. Gregorius Tekwan, Sp.OT

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMANSAMARINDA2012KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Kasus dengan judul Dislokasi Posterior Elbow ini dapat selesai tepat pada waktunya. Laporan Kasus ini disusun berdasarkan telaah pustaka yang bersumber dari jurnal ilmiah terbaru. Akhir kata, penyusun menyadari bahwa Laporan Kasus ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun membuka diri untuk semua saran dan kritik yang membangun. Harapannya semoga Laporan Kasus yang sederhana ini benar-benar dapat membawa manfaat bagi seluruh pihak serta turut berperan demi kemajuan ilmu pengetahuan.

Samarinda, 23 Oktober 2012

Penyusun

BAB IPENDAHULUAN

Diskolasi merupakan suatu kegawatdaruratan ortopedi yang memerlukan pertolongan segera. Salah satu dislokasi yang cukup sering terjadi adalah dislokasi sendi elbow (ulnohumeral). Dislokasi elbow dapat diklasifikasikan sebagai dislokasi elbow posterior, anterior, medial, dan lateral. Insidensi dislokasi elbow banyak terjadi pada usia lebih dari 20 tahun. Kejadiannya sekitar 3-6% dari dislokasi pada anak-anak. Dislokasi posterior elbow secara umum akibat sekunder dari trauma pada pergelangan tangan seperti jatuh dengan tumpuan telapak tangan. Jika telah terjadi trauma yang berhubungan dengan ekstremitas atas disertai dengan terbatasnya gerakan fleksi pada sendi siku dapat dipikirkan kemungkinan terjadinya dislokasi elbow. Suatu kegawatdaruratan yang perlu diperhatikan dari suatu dislokasi adalah trauma vaskuler dan nervus. Selain itu, trauma pada soft tissue lainnya seperti edema pada muskulus, ruptur dari tendon dan ligament, serta trauma pada persendian dapat memperberat dislokasi yang terjadi sehingga memerlukan penganganan segera. Tindakan yang dapat diakukan sebagai penanganan segera adalah close reduction berupa reposisi dislokasi segera maupun open reduction berupa internal fixation. Tindakan tersebut dimungkinkan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dan semaksimal mungkin mengembalikan fungsi sendi elbow pasien.

BAB IILAPORAN KASUS

Identitas Pasien Nama : Ny. Samsiah Usia: 45 tahun Alamat: Jl. K.H Dewantara RT. 11 Sebulu Pekerjaan: Buruh perusahaan kayu Pendidikan Terakhir: Kelas 3 SD

Anamnesis Keluhan Utama: Siku kanan sulit digerakkan Telaah : Keluhan dialami pasien sejak sekitar 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, saat pasien terjatuh saat sedang berjalan kaki setelah pasien pulang bekerja. Saat itu, sedang turun hujan dan saat pasien berjalan tiba-tiba kakinya terpeleset dan terjatuh kearah lkanan. Saat jatuh, siku kanannya membentur tanah dengan cukup kuat. Setelah kejadian itu, pasien merasakan nyeri pada siku kanannya, dan ia tidak bias menggerakan lengan bawahnya. Ketika pasien melihat tangan kanannya, ia melihat bahwa lengan bawah sebelah kanannya sangat lunglai dan lemah, tetapi ia masih bisa menggerakkan jari-jari tangannya, hanya untuk menekuk sikunya pasien tidak bisa sama sekali. Kemudian keesokan harinya pasien membawa dirinya berobat ke praktek dokter. Disana pasien mendapat obat antinyeri, dan lengan kanannya dibalut dengan elastic verban. Dokter praktek tersebut tidak melakukan manipulasi apapun terhadap lengan kanannya, karena ia ingin memastikan terlebih dahulu apakah ada tulang yang patah atau tidak, sehingga pasien disarankan untuk kerumah sakit selama 1,5 bulan setelah kejadian dengan alasan tidak ada biaya. Dan di rumah, pasien sempat diurut, tetapi menurut pengakuan pasien ia hanya diurut pada bagian telapak tangan kanan dan bahu kanannya saja. Baru setelah pasien merasakan tidak ada perubahan dan keluhan semakin bertambah berat, karena tangan kanannya sempat membengkak selama 3 minggu, ia memutuskan untuk berobat rumah sakit tenggarong. Disana pasien dirawat selama 5 hari, namun tidak ada dilakukan tindakan manipulasi ataupun pembedahan pada siku kanannya. Kemudian pasien dirujuk ke RSUD AWS dan dirawat hingga hari ini. Pasien direncanakan untuk dilakukan operasi, tetapi belum dilakukan.

Pemeriksaan Fisik Kesadaran : composmentis Keadaan umum: sakit sedang Tanda-tanda vital Tekanan darah: 110/70 mmHg Nadi: 78 kali/menit Pernafasan: 20 kali/menit Suhu: 36,6 0C

Kepala / Leher:Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), sianosis (-), dyspnea (-), pembesaran KGB (-), jejas (-) ThoraxParu, : Inspeksi: jejas (-), pergerakkan dinding dada simetris D=S Palpasi : fremitus raba simetris, D=S Perkusi: sonor di seluruh lapangan paru Auskultasi: vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)Jantung : Inspeksi: jejas (-), iktus cordis tampak Palpasi : iktus cordis teraba Perkusi : batas jantung kanan = ICS II PSL (D) batas jantung kiri = ICS V MCL (S) Auskultasi : S1S2 tunggal regulelr, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : Inspeksi : Flat, jejas (-) Palpasi : Soefl, nyeri tekan (-), pembesaran organ (-) Perkusi : timpani Auskultasi : bising usus (+) kesan normal Ekstremitas : akral hangat, edema (-/-) Status lokalis region elbow dextra : Look: deformitas (+), edema (-), hiperemis (-) Feel : nyeri tekan (+), krepitasi (-), AV dalam batas normal, sensasi nyeri pada ujung-ujung jari kanan menurun Move : ROM aktif pasif terbatas, 1. Fleksi siku terbatas, tangan mampu memfleksikan 30 02. ROM pergelangan tangan tidak terbatas, antefleksi (+), dorsofleksi (+)3. ROM jari tangan tidak terbatas

Pemeriksaan Penunjang:Laboratorium,Leukosit: 6.400 sel/mm3Hb: 13,3 gr/dlHct : 40,5 %GDS: 158 mg/dlUreum: 39,1 mg/dlKreatinin: 1,3 mg/dl

Radiologis: Foto rontgen elbow dextra AP & Lateraltampak adanya gambaran dislokasi posterior pada elbow dextra

Diagnosis kerja : Old Dislocation Posterior Elbow DextraPenatalaksanaan: Pro ORIF

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

Dislokasi Konsep DasarDislokasi ialah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya. Dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang memerlukan pertolongan segera.

Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen ligmennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya sendi itu akan gampang mengalami dislokasi kembali. Apabila dislokasi itu disertai pula patah tulang, pembetulannya menjadi sulit dan harus dikerjakan di rumah sakit. Semakin awal usaha pengembalian sendi itu dikerjakan, semakin baik penyembuhannya. Tetapi apabila setelah dikirim ke rumah sakit dengan sendi yang cedera sudah dibidai.

Macam Macam Dislokasi1. Dislokasi Sendi Rahang Dislokasi sendi rahang dapat terjadi karena : Menguap atau terlalu lebar. Terkena pukulan keras ketika rahang sedang terbuka, akibatnya penderita tidak dapat menutup mulutnya kembali.Tindakan Pertolongan : Rahang ditekan ke bawah dengan kedua ibu jari sudah dilindungi balutan tadi. Ibu jari tersebut diletakkan di graham yang paling belakang. Tekanan itu harus mantap tapi pelan pelan. Bersamaan dengan penekanan itu jari jari yang lain mengangkat dagu penderita ke atas. Apabila berhasil rahang itu akan menutup dengan cepat dan keras. Setelah selesai untuk beberapa saat pasien tidak diperbolehkan terlalu sering membuka mulutnya.2. Dislokasi Sendi Jari.Sendi jari mudah mengalami dislokasi dan bila tidak ditolong dengan segera sendi tersebut akan menjadi kaku kelak. Sendi jari dapat mengalami dislokasi ke arah telapak tangan atau punggung tangan.Tindakan Pertolongan : Jari yang cedera dengan tarikan yang cukup kuat tapi tidak disentakkan. Sambil menarik, sendi yang terpeleset ditekan dengan ibu jari dan telunjuk. Akan terasa bahwa sendi itu kembali ke tempat asalnya. Setelah diperbaiki sebaiknya untuk sementara waktu ibu jari yang sakit itu dibidai. Untuk membidai dalam kedudukan setengah melingkar seolah olah membentuk huruf O dengan ibu jari.3. Dislokasi Sendi BahuDislokasi yang sering ke depan. Yaitu kepala lengan atas terpeleset ke arah dada. tetapi kemampuan arah dislokasi tersebut ia akan menyebabkan gerakan yang terbatas dan rasa nyeri yang hebat bila bahu digerakkan.Tanda tanda lainnya :Lengan menjadi kaku dan siku agak terdorong menjauhi sumbu tubuh. Ujung tulang bahu akan nampak menonjol ke luar. Sedang di bagian depan tulang bahu nampak ada cekungan ke dalam.Tindakan Pertolongan :Usaha memperbaiki letak sendi yang terpeleset itu harus dikerjakan secepat mungkin, tetapi harus dengan tenang dan hati hati. Jangan sampai itu justru merusak jaringan jaringan penting lainnya. Apabila usaha itu tidak berhasil, sebaiknya jangan diulang lagi. Kirim saja klien ke Rumah sakit segera.Apabila tidak ada patah tulang, dislokasi sendi bahu dapat diperbaiki dengan cara sebagai berikut :Ketiak yang cedera ditekan dengan telapak kaki (tanpa sepatu) sementara itu lengan penderita ditarik sesuai dengan arah letak kedudukannya ketiak itu.Tarikan itu harus dilakukan dengan pelan dan semakin lama semakin kuat, hal itu untuk menghidarkan rasa nyeri yang hebat yang dapat mengakibatkan terjadinya shock. Selain tarikan yang mendadak merusak jaringan jaringan yang ada di sekitar sendi. Setelah ditarik dengan kekuatan yang tetap beberapa menit, dengan hati hati lengan atas diputar ke luar (arah menjauhi tubuh). Hal ini sebaiknya dilakukan dengan siku terlipat dengan cara ini diharapkan ujung tulang lengan atas menggeser kembali ke tempat semula.4. Dislokasi Sendi Siku. Jatuh pada tangan dapat menimbulkan dislokasi sendi siku ke arah posterior. Reposisi dilanjutkan dengan membatasi gerakan dalam sling atau gips selama tiga minggu untuk memberikan kesembuhan pada sumpai sendi.

5. Dislokasi Sendi Metacarpophalangeal Dan Inter PhalangealDislokasi disebabkan oleh hiperekstensi ekstensi persendian direposisi secara hati hati dengan tindakan manipulasi tetapi pembedahan terbuka mungkin diperlukan untuk mengeluarkan jaringan lunak yang terjepit di antara permukaan sendi.

6. Dislokasi Sendi Pangkal PahaDiperlukan gaya yang kuat untuk menimbulkan dislokasi sendi ini dan umumnya dislokasi ini terjadi akibat kecelakaan lalu lintas (tabrakan mobil). Dalam posisi duduk benturan dash board pada lutut pengemudi diteruskan sepanjang tulang femur dan mendorong caput femuris ke arah poterior ke luar dati acetabulum yaitu bagian yang paling pangkal. Tindakannya adalah reposisi dengan anestesi umum dan pemasangan gips selama enam minggu atau tirah baring dengan traksi yang ringan untuk mengistirahatkan persendian dan memberikan kesembuhan bagi ligamentum. Dislokasi sendi lutut dan eksremitas bawah sangat jarang terjadi kecuali peda pergelangan kaki di mana dislokasi disertai fraktur.

Penyebab Dislokasi1. Trauma Jika disertai fraktur, keadaan ini disebut fraktur dislokasi.2. Kongenital Sebagian anak dilahirkan dengan dislokasi, misalnya dislokasi pangkal paha. Pada keadaan ini anak dilahirkan dengan dislokasi sendi pangkal paha secara klinik tungkai yang satu lebih pendek dibanding tungkai yang lainnya dan pantat bagian kiri serta kanan tidak simetris. Dislokasi congenital ini dapat bilateral (dua sisi). Adanya kecurigaan yang paling kecil pun terhadap kelainan congenital ini mengeluarkan pemeriksaan klinik yang cermat dan sianak diperiksa dengan sinar X, karena tindakan dini memberikan hasil yang sangat baik.Tindakan dengan reposisi dan pemasangan bidai selama beberapa bulan, jika kelainan ini tidak ditemukan secara dini, tindakannya akan jauh sulit dan diperlukan pembedahan.3. Patologis >> Akibatnya destruksi tulang, misalnya tuberkolosis tulang belakangTanda dan Gejala1. Deformitas pada persendiaan kalau sebuah tulang diraba secara sering akan terdapat suatu celah.2. Gangguan gerakan otot otot tidak dapat bekerja dengan baik pada tulang tersebut.3. PembengkakanPembengkakan ini dapat parah pada kasus trauma dan dapat menutupi deformitas.4. Rasa nyeri terdapat sering terjadi pada dislokasi Sendi bahu, sendi siku, metakarpal phalangeal dan sendi pangkal paha servikal.

Lokasi Yang Sering Terjadi DislokasiSendi bahu, sendi siku, metakarpal phalangeal dan sendi pangkal paha servikal.

Patofisiologi Dislokasi panggul paling sering dialami oleh dewasa muda dan biasanya diakibatkan oleh abdukasi. Ekstensi dan ekstra traumatik yang berlebihan. Contohnya posisi melempar bola berlebihan. Caput humeri biasanya bergeser ke anterior dan inferior melalui robekan traumatik pada kapsul sendi panggul.

Penatalaksanaan Penatalaksanaan dislokasi sebagai berikut : Lakukan reposisi segera. Dislokasi sendi kecil dapat direposisi di tempat kejadian tanpa anestesi, misalnya : dislokasi siku, dislokasi bahu, dislokasi jari pada fase syok), sislokasi bahu, siku atau jari dapat direposisi dengan anestesi loca; dan obat penenang misalnya valium. Dislokasi sendi besar, misalnya panggul memerlukan anestesi umum.Tindakan Pada Dislokasi 1. Dengan memanipulasi secara hati hati, permukaan diluruskan kembali. Tindakan ini sering memerlukan anestesi umum untuk melemaskan otot otonya.2. Pembedahan terbuka mungkin diperlukan khususnya kalau jaringan lunak terjepit di antara permukaan sendi.3. Persendian tersebut, disangka dengan pembebatan dengan gips. Misalnya : pada sendi pangkal paha, untuk memberikan kesembuhan pada ligamentum yang teregang.4. Fisioterapi harus segera dimulai untuk mempertahankan fungsi otot dan latcher (exercise) yang aktif dapat diawali secara dini untuk mendorong gerakan sendi yang penuh khususnya pada sendi bahu.Dampak Masalah Bila salah satu anggota tubuh mengalami gangguan yang mengakibatkan cedera, maka tubuh akan memberikan reaksi baik fisik maupun psikologis sebagai mekanisme pertahanan tubuh, disamping itu juga akan memberikan pengaruh atau dampak terhadap kebutuhan penderita sebagai makluk hidup yang holistik dan juga akan berpegaruh terhadap keluarga klien.

1. Pola Persepsi dan Tata Laksana Kesehatan Bahwa biasanya klien dislokasi mempunyai harapan dan alasan masuk Rumah Sakit, Adapun alasannya ingin segera sembuh dari penyakitnya dan harapan tersebut adalah tidak ingin terjadi kecacatan pada dirinya kelak di kemudian hari.

2. Pola Nutrisi dan Metabolisme.Pola nutrisi dan metabolik pada klien dislokasi jarang mengalami gangguan kecuali apabila terdapat trauma pada abdomen atau komplikasi lain yang dapat menyebabkan klien antreksia.

3. Pola Aktifitas dan LatihanPada klien dislokasi setelah dilakukan pemasangan traksi akan mempengaruhi gerak dan pola. Aktivitasnya, oleh sebab itu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari hari, klien akan di bantu oleh perawat atau keluarganya dan suami mungkin untuk dilakukan latihan rentang gerak baik aktif maupun pasif.4. Pola Tidur dan istirahatTerganggunya pola tidur dan kebutuhan istirahat pada klien pemasangan traksi dengan dislokasi biasanya di sebabkan olah raga nyeri dan pemasangan juga di sebabkan adanya traksi.

5. Pola Perceptual dan KognitifKlien biasanya kurang memahami tentang proses penyembuhan dan pembentukan atau penyambungan sendi kembali yang memerlukan proses dan waktu sehingga dalam tahap tahap perawatan perlu kata penatalaksanaan yang kompraktif.

6. Pola Defekasi dan MiksiKlien kadang kadang masih dalam perawatan di rumah sakit membatasi makan dan minum, hal ini dikarenakan adanya immobilisasi pemasangan traksi yang mengharuskan pasien tidak mempergunakan kakinya yang cedera untuk aktifitas sehingga klien kurang beraktifitas dan dapat mengakibatkan konstipasi (sembelit).

7. Pola Seksual dan RepraduksiKlien Dislokasi dengan pemasangan traksi jelas akan mempengaruhi pola kebutuhan seksualitas, di samping klien harus menjaga agar daerah traksi seminimal mungkin mendapat beban dan rasa nyeri yang tidak memungkinkan klien untuk melakukan aktifitas seksualnya.

8. Pola Hubungan Peran Pola hubungan peran berpengaruh sekali terutama sekali apabila klien seorang kepala rumah tangga yang merupakan satu satunya orang yang mencari nafkah bagi keluarganya.

9. Dampak PsikologisDampak psikologis yang ditimbulkan adalah rasa kuatir terhadap kecacatan yang mungkin terjadi kelak dikemudian hari sehingga memungkinkan tidak mampu beraktifitas seperti biasa.

10. Immobilisasi Untuk memungkinkan kesembuhan fragmen yang dipersatukan.

Komplikasi 1. Komplikasi yang dapat menyertai dislokasi antara lain : Fraktur. Kontraktur. Trauma jaringan.2. Komplikasi yang dapat terjadi akibat pemasangan traksi : Dekubitus Kongesti paru dan pneumonia Konstipasi Anoreksia Stasis dan infeksi kemih Trombosis vena dalamDislokasi sikuDislokasi siku sebagian besar disebabkan oleh trauma. Dislokasi posterior yang paling umum. Kasus ini paling sering melibatkan pasien yang berusia < 20 tahun. Jarang, dislokasi siku dapat terjadi pada pasien lanjut usia setelah jatuh. Dislokasi siku kebanyakan terjadi pada sendi ulnohumeral.

KlasifikasiBiasanya merujuk pada posisi relatif terhadap ulna humerus setelah cedera. Dislokasi siku dapat diklasifikasikan sebagai dislokasi posterior, anterior, medial, lateral, dan divergen. Fraktur dislokasi siku berhubungan dengan cedera kepala dan fraktur tulang radial koronoideus. Klasifikasi fraktur koronoideus:I: avulsion dari ujungII: 50% dari koronoideusFraktur koronoideus besar diperkirakan berhubungan dengan fraktur dislokasi anterior dan posterior, sedangkan fraktur melintang kecil berhubungan dengan tiga serangkai yang mengerikan.

EpidemiologiInsidensiInsiden tertinggi pada orang