laporan fermentasi
DESCRIPTION
fermentasi terbentuk akibat bergabungnya benang-benang selulosa.TRANSCRIPT
Fermentasi
I. KOMPETENSI UMUM
Praktikan dapat mengetahui dan memahami cara pembuatan
nata dan kombucha dengan metode fermentasi
II. KOMPETENSI KHUSUS
Praktikan dapat mengetahui cara pengerjaan pembuatan nata
dan kombucha dengan menggunakan sampel sari buah naga, yang
difermentasi selama 14 hari.
III. PRINSIP KERJA
Prinsip dari percobaan ini yaitu melakukan fermentasi terhadap
sari buah naga selama 14 hari dalam kulkas fermentasi, untuk
memperoleh nata dan kombucha yang dilakukan pada konsentrasi 5%
dan 10%, dan akan dipanen ketika hari ke-14.
IV. LANDASAN TEORI
Fermentasi adalah proses memanfaatkan kemampuan
enzimatik mikroba untuk mengubah senyawa kompleks pada substrat
dan menghasilkan senyawa lebih sederhana baik berupa metabolit
primer dan metabolit sekunder dalam suatu lingkungan aerob dan
anaerob (Novel, 2010).
Secara umum fermentasi memerlukan bahan baku sebagai
substrat yang mengandung sumber nutrisi yang cukup dan
menggunakan mikroba yang sesuai untuk mendapatkan perubahan
bentuk atau rasa dari suatu bahan (Novel, 2010).
Rr. RETNO WAHDA PRATIWI ISMAIL, S.FARM150 2012 0278
Fermentasi
Proses fermentasi dapat dibedakan berdasarkan jenis
substratnya (Novel, 2010):
a. Fermentasi Substrat Padat (Solid Substrate Fermentation),
contoh substrat: kacang-kacangan, beras, umbi-umbian,
syauran dan lain-lain.
b. Fermentasi Substrat Cair (Liquid Substrate Fermentation),
contoh substrat: air kelapa, susu, sari buah, dan lain-lain.
Dilihat dari sudut perindustrian, mikroorganisme merupakan “pabrik
zat kimia” yang mampu melakukan perubahan yang dikehendaki.
Mikroorganisme merombak bahan mentah (beberapa komponen dari
medium tempat tumbuhnya dan yang dapat dianggap sebagai substrat) dan
mengubah bahan mentah ini menjadi suatu produk baru (Irianto, 2006).
Kombucha atau dikenal masyarakat Indonesia sebagai jamur
teh atau jamur dipo, adalah fermentasi the menggunakan campuran
kultur bakteri dan khamir sehingga diperoleh citarasa asam dan
terbentuk lapisan nata. Kombucha telah lama dikenal di berbagai
Negara Eropa dan Jepang. Kombucha dipercaya masyarakat dapat
digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan, seperti darah tinggi
atau rendah, rematik, kegemukan, arthritis, migraine, diabetes dan
lainnya (Michael, 1988).
Dalam pembuatan nata, starter merupakan syarat mutlak yang
harus dimiliki untuk menghasilkan nata yang baik. Starter merupakan
biakan murni mikroorganisme dalam hal ini adalah bibit Acetobacter
Rr. RETNO WAHDA PRATIWI ISMAIL, S.FARM150 2012 0278
Fermentasi
xylinum yang telah ditumbuhkan dalam substrat pertumbuhan kultur
tersebut sehingga populasi bakteri Acetobacter xylinum mencapai
karapatan optimal untuk proses pembuatan nata, yaitu 1 x 109 sel/ml.
Biasanya kerapatan ini akan dicapai pada pertumbuhan kultur
tersebut dalam susbtrat selama 48 jam (2 hari) (Poni, 2008).
Secara umum, tumbuh atau pertumbuhan suatu jasad diartikan
sebagai penambahan massa, ukuran, maupun jumlah sel jasad.
Jasad itu sendiri terdiri dalam jasad yang uniselular dan jasad
multiselular. Sel pada jasad yang uniselular merupakan satu kesatuan
hidup, dimana seluruh fungsi hidup dikerjakan oleh hanya satu sel itu,
hingga sel mempunyai fungsi hidup yang sangat kompleks (Zaraswati,
2004).
Mikroorganisme atau mikroba (jasad renik) terdapat dimana –
mana dan disekitar kita; mereka menghuni tanah, air, dan atmosfer
planet kita. Adanya mikroorganisme di planet lain di luar bumi telah
kita selidiki namun sejauh ini luar angkasa dalam belum
menampakkan adanya mikroorganisme di luar bumi (Irianto, 2006).
Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya dan
kerusakan. Hal itu Nampak dari kemampuannya menginfeksi
manusia, hewan, serta tanaman, menimbulkan penyakit yang berkisar
dari infeksi ringan sampai pada kematian. Mikroorganisme pun dapat
mencemari makanan, dan dengan menimbulkan perubahan –
Rr. RETNO WAHDA PRATIWI ISMAIL, S.FARM150 2012 0278
Fermentasi
perubahan kimiawi di dalmnya, membuat makanan tersebut tidak
dapat dimakan atau bahkan beracun (Michael, 1988).
V. METODE KERJA
A. Alat yang Digunakan
Alat-alat yang dipakai dalam praktikum ini antara lain adalah
autoklaf, baskom, botol sirup, blender, batang pengaduk, botol
selai, gelas ukur, gelas arloji, penangas air, spoit, sendok, dan
timbangan analitik.
B. Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu air
steril, aluminium foil, benang godam, buah Naga, bakteri
Acetobacter xylinum, gunting, glukosa, pH universal ,kain saring,
kain kasa, pisau, polikel kombucha, starter ,tissue, asam asetat,
air steril, gula pasir, KH2PO4, magnesium sulfat, urea, tissue .
C. Cara Kerja
1. Pembuatan starter
Disiapkan alat dan bahan, diukur air kelapa sebanyak 200 ml
dalam gelas ukur dan dituang kedalam erlnmeyer, dimasukan
ekstrak beef kedalam air kelapa tersebut dan diaduk hingga
merata, kemudian disterillkan dan dimasukan suspensi bakteri
Acetobacter xylinum, diinkubasi selama 1 x 24 jam.
2. Pembuatan nata
Rr. RETNO WAHDA PRATIWI ISMAIL, S.FARM150 2012 0278
Fermentasi
Disiapkan alat dan bahan, dikupas kulit buah naga dan
dikeluarkan
bijinya kemudian dihaluskan. disaring serat buah naga tersebut
dengan kain penyaring, hingga sari naga keluar, dimasukkan
dalam dua 2 botol selai untuk 5% dan 10%, ditambahkan gula
24 gram dan asam asetat 2-3 tetes, dipanaskan hingga
mendidih, dimasukan MgSO4, K2HPO4 dan diaduk hingga
homogen. didiamkan sampai dingin, dimasukan urea sebanyak
1 gram diaduk hingga homogeny, dimasukan 5 ml starter (untuk
konsentrasi 5%) dan 10 ml starter (untuk konsentrasi 10%).
ditutup kedua botol selai dengan kain kasa, kemudian
difermentasikan 14 x 24 jam, dilakukan pengamatan setiap hari
selama 2 minggu dan diukur tebal dan berat dari nata yang
terbentuk.
3. Pembuatan Kombucha
Disiapkan alat dan bahan, dikupas kulit buah naga kemudian
dihaluskan, disaring serat buah naga tersebut dengan kain
penyaring, hingga sari naga keluar, dimasukkan kedalam 2
botol selai untuk kombucha 5% dan 10%, ditambahkan steril
1:1 sari (100ml), dipanaskan dan ditambahkan gula,
didinginkan, ditambahkan felikel dan bibit cairan, wadah yang
lain hanya ditambahkan bibit cairan, ditutup dengan kain kasa,
Rr. RETNO WAHDA PRATIWI ISMAIL, S.FARM150 2012 0278
Fermentasi
difermentasi selama 14 x 24 jam, kemudian diamati
pertumbuhan kombucha.
VI. HASIL PENGAMATAN
A. Gambar Pengamatan
1. Nata 5% dan 10%
2. Kombuha 5% dan 10%
Rr. RETNO WAHDA PRATIWI ISMAIL, S.FARM150 2012 0278
Fermentasi
B. TABEL PENGAMATAN
1. Fermentasi Nata
SAMPEL HARI
Ketebalan
5% 10%
Buah
Naga
1 1 1
2 1 1
3 1,5 2
4 1,1 1,2
5 1,3 1,4
6 1,5 1,6
7 1,6 1,8
8 1,8 1,9
9 2 2,1
Rr. RETNO WAHDA PRATIWI ISMAIL, S.FARM150 2012 0278
Fermentasi
10 2 2,2
11 2,2 2,4
12 2,2 2,5
13 2,3 2,5
14 2,5 2,7
2. Fermentasi Kombucha
SAMPEL HARI
KETEBALAN
5% 10%
1 3 (asam) 3 (asam)
2 4 (asam) 3 (asam)
3 - -
4 - -
5 - -
6 - -
7 - -
8 - -
9 - -
10 - -
Rr. RETNO WAHDA PRATIWI ISMAIL, S.FARM150 2012 0278
Fermentasi
11 - -
12 - -
13
14
VII. PEMBAHASAN
Fermentasi adalah proses memanfaatkan kemampuan
enzimatik mikroba untuk mengubah senyawa kompleks pada
substrat dan menghasilkan senyawa lebih sederhana baik berupa
metabolit primer dan metabolit sekunder dalam suatu lingkungan
aerob dan anaerob.
Secara umum fermentasi memerlukan bahan baku sebagai
substrat yang mengandung sumber nutrisi yang cukup dan
menggunakan mikroba yang sesuai untuk mendapatkan perubahan
bentuk atau rasa dari suatu bahan.
Fermentasi nata dilakukan pada media cair yang telah
diinokulasikan dengan starter. Fermentasi berlangsung pada kondisi
aerob (membutuhkan oksigen). Mikroba tumbuh terutama pada
permukaan media. Fermentasi dilangsungkan sampai nata terbentuk
Rr. RETNO WAHDA PRATIWI ISMAIL, S.FARM150 2012 0278
Fermentasi
cukup tebal. Biasanya ukuran tersebut tercapai setelah 10 hari
(semenjak diinokulasi dengan starter), dan fermentasi diakhiri pada
hari ke 14. Jika fermentasi tetap diteruskan, kemungkinan permukaan
nata akan mengalami kerusakan oleh mikroba pencemar.
Penambahan gula digunakan sebagai pemanis dan
pengawet serta membantu proses fermentasi nata dari sari buah
naga. K2HPO4 dan MgSO4 digunakan sebagai sumber mineral dalam
proses fermentasi yang akan membentuk nata. Sedangkan untuk urea
sebagai sumber nitrogen. Penambahan dari semua bahan – bahan
tersebut adalah membantu suplai nutrisi dalam proses fermentasi oleh
bakteri Acetobacter xylinum pada pembuatan nata. Digunakan starter
adalah untuk memfermentasikan sampel, dimana starter tersebut
mengandung bakteri Acetobacter xylinum. Digunakan konsentrasi
starter yang berbeda bertujuan untuk melihat dengan konsentrasi
starter berapa % nata dapat tumbuh dengan cepat. Dilakukan
pengamatan berhari-hari untuk mengetahui pada hari keberapa nata
mencapai ketebalan maksimal.
Dari hasil percobaan diperoleh nata yang 5% maupun 10%
memiliki ketebalan yang berbeda-beda selama pengamatan 14 hari
dan ketebalannya tidak dapat ditentukan dominan meningkat atau
menurun, begitu pula dengan kombucha 5% dan 10%. hasil
pemanenan nata tidak sesuai yang diinginkan karena setelah
Rr. RETNO WAHDA PRATIWI ISMAIL, S.FARM150 2012 0278
Fermentasi
pengamatan 14 hari nata tidak terbentuk mungkin diakibatkan
beberapa faktor kesalahan
Adapun faktor kesalahan yang dapat terjadi antara lain nata
dan kombucha tidak disimpan di dalam lemari fermentasi,
ketidaktelitian pada saat pengamatan dan masuknya mikroorganisme
lain ke dalam nata maupun kombucha pada saat penyimpanan,
terlambatnya pemanenan, Dll.
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
buah naga sangat baik untuk dibuat nata dan kombucha, namun
karena panen yang terlambat nata dan kombucha yang sudah
terbentuk dirusak oleh mikroorganisme lain.
Rr. RETNO WAHDA PRATIWI ISMAIL, S.FARM150 2012 0278
Fermentasi
IX. DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI
Dwyana, Zaraswati, Risco B. Gobel. 2004. Mikrobiologi. Makassar: Universitas Hasanuddin
Garrity, George, M. 2004. Taxonomic Outline Of The Prokaryotes Bergey’s Manual Of Systemic Bacteriology Second Edition. New York.
Koes, Irianto, Drs. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung : Yrama Widya
Novel, Sinta Sasika, dkk. 2010. Praktikum Mikrobiologi Dasar. Trans Info Media: Jakarta
Poni. 2008. Proses Pembuatan Nata de Coco. UI. Press : Jakarta
Pelczar, Michael, J, Jr. dan E.C.S. Chan. 1988. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press
Rr. RETNO WAHDA PRATIWI ISMAIL, S.FARM150 2012 0278
Fermentasi
X. LAMPIRAN
a. Skema Kerja
1. Nata Sampel
Penyaringan
Kotoran
Perebusan
Asam asetat + MgSO4
K2HPO4 + Gula + Urea
Penuangan ke bawah wadah
Pendinginan (2 – 3 jam)
Rr. RETNO WAHDA PRATIWI ISMAIL, S.FARM150 2012 0278
Fermentasi
Starter 5%, 10%
Fermentasi (12 – 15 hari)
Pemanenan
Nata
2. Panen dan pencucian Nata
Lapisan nata diangkat
Cuci dengan air bersih
Nata direndam selama 3 hari (air segar)
Nata di potong – potong
Potongan nata direbus, cuci, rebus lagi selama 10 menit
Di ulangi sampai nata tidak berbau dan berasa asam
Rr. RETNO WAHDA PRATIWI ISMAIL, S.FARM150 2012 0278
Fermentasi
3. Kombucha
Sampel dicuci bersih kemudian diparut
Hasil parutan diperas dan dihasilkan sari
Sari diencerkan dengan air 1 : 1
Tambahkan 10% gula dan panaskan hingga mendidih selama 30 menit
Masukkan dalam wadahdan dinginkan (tuup dengan kain kasa)
Tambahkan potongan pelikel kombucha 5 % dan bibit sebanyak 10%
Lakukan fermentasi selama 14 hari, hindari goncangan dan sinar matahari
b. Uraian Bahan
1. Air suling (Dirjen POM, 1979).
Nama resmi : AQUA DESTILATA
Sinonim : Aquadest
RM / BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa
Kegunaan : Sebagai pelarut bahan
Penyimapanan : Dalam wadah tertutup baik
Rr. RETNO WAHDA PRATIWI ISMAIL, S.FARM150 2012 0278
Fermentasi
2. Asam asetat (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : ACIDUM ACETICUM
Sinonim : Asam asetat
RM : CH3COOH
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau menusuk,
rasa asam yang tajam
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, etanol (95%) P
dan dengan gliserol P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pemberi suasana asam / menentukan
pH
3. Kalium Fosfat (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : KALII PHOSPAT
Sinonim : Kalium fosfat, dikalium hidrogen fosfat
RM / BM : KH2PO4 / 122,08
Pemerian : Serbuk hablur, putih
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai dapar phospat
4. Magnesium sulfat (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : MAGNESII SULFAS
Sinonim : Magnesium sulfat
RM/BM : MgSO4 / 246,47
Rr. RETNO WAHDA PRATIWI ISMAIL, S.FARM150 2012 0278
Fermentasi
Pemerian : Hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa
dingin, asin dan pahit, dalam udara kering dan
panas merapuh.
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut
dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai sumber mineral
5. Sukrosa (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : SUCROSSUM
Sinonim : Sakarosa
RM / BM : C12H22O11 / 342,20
Pemerian : Hablur tidak berwarna, atau massa hablur atau
serbuk warna putih, tidak berbau atau rasa
manis
Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 370
bagian etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai sumber carbon
6. Urea (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : UREUM
Sinonim : Urea
RM/BM : Co(NH2) 2 / 60,06
Rr. RETNO WAHDA PRATIWI ISMAIL, S.FARM150 2012 0278
Fermentasi
Pemerian : Hablur prismatic, transparan, tidak berwarna,
tidak uberbau
Kelarutan : Larut dalam 1 bagian air dan dalam 12 bagian
etanol (95%) P, larut dalam 15 bagian etanol
(9%) P mendidih, tidak larut dalam kloroform
P dan eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai sumber nitrogen
C. Uraian Mikroorganisme
1. Acetobacter xylinum (Garrity, 2004)
klasifikasi
Kingdom : Prokariotik
Divisio : Protophyta
Ordo : Acedobacterales
Sub Ordo : Acetobacterleae
Family : Acetobacteraceae
Genus : Acetobacter
Species : Acetobacter xylinum
Morfologi (Holt J.G, 2002)
Sel tunggal, batang lurus atau melengkung, namun tidak
berbentuk heliks. Pada umumnya berukuran 0,5 – 1,0 µm x 1,5 –
4,0 µm. Motil dengan flagelum polar, monotrikus atau multitrikus.
Tidak menghasilkan selongsong prosteka. Tidak dikenal adanya
Rr. RETNO WAHDA PRATIWI ISMAIL, S.FARM150 2012 0278
Fermentasi
stadium istirahat . Gram negatif. Kemoorganotrof. Metabolisme
dengan respirasi, tidak pernah fermentatif. Beberapa merupakan
kemilitotrof fakultataif, dapat menggunakan H2 dan CO sebagai
sumber energi. O2 molekuler merupakan penerima electron
universal; beberapa dapat melakukandenitrifikasi dengan
menggunakan nitrat sebagai penerima pilihan. Aerobik sejati, kecuali
spesies-spesies yang dapat menggunakan denitrifikasi sebagai cara
respirasi anaerobic. Katalase positif. Biasanya dalam bentuk
pasangan dan rantai pendek.
D. Uraian Sampel
1. Klasifikasi buah Naga (Hyloccreus undatus) (Gembong, 2004)
Regnum : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : cacracaae
Genus : Hylocereus
Rr. RETNO WAHDA PRATIWI ISMAIL, S.FARM150 2012 0278
Fermentasi
Spesies : Hylocereus undatus
2. Morfologi
Buah naga (Hylocereus undatus) adalah buah dari beberapa
jenis kaktus dari marga Hylocerevi dan Selenecerpus. Biji
berbentuk bulat dan tipis, kulitbuah tebal sekitar 1-2 cm dan pada
permukaan kulit buah terdapat sirip atau sayap (ala) Hylocereus
undatus termasuk buah tunggal (carnosus)
Rr. RETNO WAHDA PRATIWI ISMAIL, S.FARM150 2012 0278