laporan ekstraksi ii (1)

53
Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin LAPORAN INDIVIDU EKSTRAKSI Rimpang Kunyit Kuning (Curcuma domesica val.) Disusun oleh : Nama : Nurul Heria NIM : N 111 12 001 Kelompok : 5 (Lima) Golongan : Selasa Siang Asisten : - Muh. Azwar AR - Andi Rizka Ridha

Upload: nurulheria

Post on 27-Dec-2015

145 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Ekstraksi II (1)

Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia

Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin

LAPORAN INDIVIDU

EKSTRAKSI

Rimpang Kunyit Kuning (Curcuma domesica val.)

Disusun oleh :

Nama : Nurul Heria

NIM : N 111 12 001

Kelompok : 5 (Lima)

Golongan : Selasa Siang

Asisten : - Muh. Azwar AR

- Andi Rizka Ridha

Makassar

2014

Page 2: Laporan Ekstraksi II (1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat dengan pelarut.

Ekstraksi menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara dua fase

cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk

pemisahan secara cepat dan bersih, baik untuk zat organik atau

anorganik, untuk analisis makro maupun mikro. Selain untuk kepentingan

analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan preparatif

dalam bidang kimia organik, biokimia, dan anorganik di laboratorium. Alat

yang digunakan berupa corong pisah (paling sederhana), alat ekstraksi

soxhlet, sampai yang paling rumit berupa alat counter current craig.

Secara umum, ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat terlarut dari

larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak bercampur

dengan air (1).

Tujuan ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dari

campurannya dengan menggunakan pelarut. Proses ekstraksi dengan

pelarut digunakan untuk memisahkan dan isolasi bahan-bahan dari

campurannya yang terjadi di alam, untuk isolasi bahan-bahan yang tidak

larut dari larutan dan menghilangkan pengotor yang larut dari campuran.

Berdasarkan hal di atas, maka prinsip dasar ekstraksi ialah pemisahan

suatu zat berdasarkan perbandingan distribusi zat yang terlarut dalam dua

pelarut yang tidak saling melarutkan (2).

1

Page 3: Laporan Ekstraksi II (1)

2

I.2. Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara atau tahap-tahap dalam

mengekstraksi sampel Rimpang Kunyit Kuning (Curcuma domesica val.)

I.2. Tujuan Percobaan

Memahami cara melakukan ekstraksi dari sampel Rimpang Kunyit

Kuning (Curcuma domesica val.)

I.3. Prinsip Percobaan

Penarikan suatu senyawa aktif yang ada dalam sampel Rimpang

Kunyit Kuning (Curcuma domesica val.) dengan menggunakan penyari

metanol. Dengan prinsip difusi dan osmosis, sehingga diperoleh ekstrak

kental.

Page 4: Laporan Ekstraksi II (1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Ekstraksi merupakan proses penyarian senyawa aktif tumbuhan,

hewan, maupun mineral menggunakan penyari yang sesuai. Ekstrak

adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari

simplisia hewani maupun simplisia nabati menggunakan penyari yang

sesuai, kemudian semua atau hampir semua penyari diuapkan dan massa

atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku

yang ditetapkan (2).

Ada beberapa metode ekstraksi yaitu (3) :

1. Cara dingin

Metode ekstraksi secara dingin adalah metode ekstraksi yang

didalam proses kerjanya tidak memerlukan pemanasan. Metode ini

dipergunakan untuk bahan-bahan yang tidak tahan terhadap pemanasan

dan bahan-bahan yang mempunyai tekstur yang lunak atau tipis. Metode

ini terbagi menjadi:

A. Maserasi, merupakan proses ekstraksi simplisia dengan

menggunakan penyari dengan beberapa kali pengocokan atau

pengadukan pada temperatur ruangan. Remaserasi berarti dilakukan

penambahan penyari setalah dilakukan penyaringan maserasi

pertama dan seterusnya (3).

Keuntungan metode ekstraksi ini yaitu peralatan yang sederhana

3

Page 5: Laporan Ekstraksi II (1)

4

dan mudah di dapat. Namun, kekurangannya ialah waktu yang diperlukan

untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan

lebih banyak dari pada penyari yang dibutuhkan untuk metode lain, tidak

dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras

seperti benzoin, tiraks dan lilin (4).

Contoh maserasi biasa :

Metode maserasi dapat dilakukan modifikasi seperti berikut:

a. Modifikasi maserasi melingkar (1).

Maserasi melingkar adalah penyarian yang dilakukan dengan

menggunakan cairan penyari yang selalu bergerak dan menyebar

(berkesinambungan) sehingga kejenuhan cairan penyari merata.

Keuntungan cara ini adalah :

1. Aliran cairan penyari mengurangi lapisan batas.

2. Cairan penyari akan didistribusikan secara seragam sehingga

akan memperkecil kepekatan setempat.

3. Waktu yang diperlukan lebih pendek.

Kerugian cara ini adalah :

1. Dibutuhkan banyak wadah dan pompa.

2. Banyak penyari yang dibutuhkan.

Page 6: Laporan Ekstraksi II (1)

Wadah berisi sampel dan pelarut

Wadah berisi sampel dan pelarut

Pompa

Pompa

5

3. Jumlah penyari dalam setiap wadah berbeda-beda.

Contoh maserasi melingkar dengan 2 wadah :

b. Modifikasi maserasi digesti (1).

Maserasi digesti adalah cara maserasi dengan

menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu 40 – 500C. Cara

ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan

terhadap pemanasan. Dengan pemanasan akan diperoleh

keuntungan seperti :

1. Kekentalan pelarut berkurang yang dapat mengakibatkan

berkurangnya lapisan – lapisan batas.

2. Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat sehingga

pemanasan tersebut mempunyai pengaruh yang sama dengan

pengadukan.

3. Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolute dan

berbanding terbalik dengan kekentalan, hingga kenaikan suhu akan

berpengaruh pada kecepatan difusi.

Sementara itu, kekurangannya ialah :

Page 7: Laporan Ekstraksi II (1)

1. Di butuhkan alat khusus.

1

Page 8: Laporan Ekstraksi II (1)

6

2. Tidak cocok untuk sampel yang mengandung minyak atsiri.

c. Modifikasi maserasi melingkar bertingkat (1).

Maserasi melingkar bertingkat sama dengan maserasi

melingkar tetapi pada maserasi melingkar bertingkat dilengkapi

dengan beberapa bejana penampungan sehingga tingkat

kejenuhan cairan penyari setiap bejana berbeda-beda.

Alat untuk maserasi melingkar bertingkat yang dibuat secara

konvensional sudah jarang ditemukan, maserasi bertingkat

melingkar menggunakan 3 jenis pelarut yaitu pelarut non polar,

semi polar, dan polar secara berurutan pada setiap kali ekstraksi.

Keuntungan metode ini ialah, dapat mencegah kejenuhan

penyari sehingga hasil ekstraksi yang di dapat lebih banyak,

senyawa ekstrak dapat di partisi sekaligus dan dapat di gunakan

untuk ekstraksi sampel yang jumlahnya banyak. Sementara

kekurangannya adalah, tidak dapat mengekstraksi sampel yang

sedikit, membutuhkan wadah dan pompa khusus, di butuhkan tiga

kali proses ekstraksi (dengan pelarut non polar, semi polar, dan

polar).

Page 9: Laporan Ekstraksi II (1)

Wadah Sampel

Aliran pelarut

Wadah Sampel

Aliran pelarut

Tempat menampung pelarut yang jenuhTempat menampung pelarut yang jenuh

7

d. Modifikasi remaserasi (1)

Remaserasi adalah penyaringan yang dilakukan dengan membagi

dua cairan yang digunakan, kemudian seluruh serbuk simplisia dimaserasi

dengan cairan penyari pertama, sesudah diendap tuangkan dan diperas,

ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua.

Keuntungan remaserasi ialah dapat di gunakan untuk sampel yang

sama tanpa mengganti wadah, namun kerugiannya ialah, hasil ekstraksi

tidak maksimal dan pelarut yang di gunakan banyak.

Page 10: Laporan Ekstraksi II (1)

Wadah berisi sampel dan pelarut

Disaring

Maserasi

Filtrat di uapkan Residu/ sisa simplisia

Ekstrak Di tambahkan pelarut

Disaring

Maserasi

Filtrat di uapkan

Ekstrak

remaserasi

8

e. Modifikasi dengan mesin pengaduk (1).

Penggunaan mesin pengaduk yang dapat berputar terus-menerus

waktu proses maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam

maserasi dapat selesai.

Keuntungannya yaitu waktu yang dibutuhkan untuk ekstraksi lebih

Page 11: Laporan Ekstraksi II (1)

9

singkat sedangkan kerugiannya yaitu sampel harus selalu diaduk minimal

1 kali sehari.

B. Perkolasi, Perkolasi adalah suatu metode ekstraksi diletakkan dalam

bejana atau wadah dan dialiri dengan cairan penyari dari atas ke

bawah, di mana alatnya dilengkapi dengan kran (4).

Keuntungan dari metode ini adalah tidak terjadinya kejenuhan dan

pengalirannya dapat meningkatkan difusi (dengan dialiri cairan penyari

sehingga zat seperti terdorong u/ keluar dari sel). Sedangkan kerugian

dari metode ini adalah cairan penyari yang dibutuhkan lebih banyak dari

pada metode panas dan resiko cemaran mikroba untuk penyari air lebih

tinggi karena dilakukan secara terbuka (4).

Keterangan :

A : Bejana untuk maserasi sampel.

B : Penutup

C : pengaduk yang digerakkan

secara mekanik

Keterangan :

A : Perkolator

C : Keran

G : Botol perklorat

Page 12: Laporan Ekstraksi II (1)

10

Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi

karena aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan

yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah sehingga

meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi dan ruangan diantara butir-

butir serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan penyari.

Karena kecilnya saluran kapiler tersebut maka kecepatan pelarut cukup

untuk mengurangi lapisan batas sehingga dapat meningkatkan perbedaan

konsentrasi (1).

Bentuk perkolator ada 3 macam yaitu perkolator berbentuk corong,

tabung, dan paruh. Pemilihan perkolator tergantung pada jenis serbuk

simplisia yang akan di ekstraksi. Perkolator berbentuk tabung biasanya

digunakan untuk pembuatan ekstrak atau tingtur dengan kadar tinggi;

perkulator berbentuk corong biasanya digunakan untuk pembuatan

ekstrak atau tingtur dengan kadar rendah (1).

Page 13: Laporan Ekstraksi II (1)

11

2. Cara panas (1).

Metode ekstraksi secara panas adalah metode ekstraksi yang di dalam

prosesnya dibantu dengan pemanasan. Pemanasan dapat mempercepat

terjadinya proses ekstraksi karena cairan penyari akan lebih mudah

menembus rongga-rongga sel simplisia dan melarutkan zat aktif yang ada

dalam sel simplisia tersebut.Metode ini diperuntukkan untuk simplisia

yang mengandung zat aktif yang tahan terhadap pemanasan dan simplisia

yang mempunyai tekstur keras seperti kulit, biji, dan kayu. Yang termasuk

ekstraksi secara panas adalah :

A. Ekstraksi secara refluks (1).

Refluks adalah penyarian yang termasuk dalam metode

berkesinambunan, cairan penyari secara kontinyu menyari zat aktif dalam

simplisia. Cara ini digunakan untuk simplisia yang kandungan zat aktifnya

tahan terhadap pemanasan.

Pemanasan dimaksudkan untuk mempermudah cairan penyari

menembus dinding sel simplisia karena dengan pemanasan sel simplisia

mengalami pengembangan sehingga rongga-rongga selnya terbuka

Page 14: Laporan Ekstraksi II (1)

12

dengan demikian pelarut mudah mencapai zat aktif di dalam sel dan diluar

sel cepat tercapai dan menyebabkan proses ekstraksi cepat pula tercapai.

Selain itu pemanasan dapat memurnikan cairan penyari melaui proses

kondensasi. Simplisia yang dapat diekstraksi dengan cara ini adalah yang

mempunyai komponen kimia yang tahan pemanasan dan mempunyai

tekstur yang keras seperti akar, batang, kulit batang (4).

B. Ekstraksi secara infundasi

Keuntungan metode ini adalah unit alat yang dipakai sederhana, dan

biaya operasionalnya relatif rendah. Sedangkan kekurangan metode ini

yaitu zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap

kembali,apabila kelarutannya sudah mendingin.(lewat jenuh), hilangnya

zat-zat atsiri dan adanya zat-zat yang tidak tahan panas lama (4).

Keterangan :

A : Panci berisi

sampel dan air

B : Tangas air

Page 15: Laporan Ekstraksi II (1)

13

C. Ekstraksi secara dekokta

Penyarian dengan cara dekokta sama dengan infusa namun

dipanaskan selama 20 menit pada suhu 90°C (4).

D. Ekstraksi Secara Destilasi Uap Air

Destilasi uap air dapat digunakan untuk menyari simplisia yang

mengandung minyak menguap, mempunyai titik didih yang tinggi pada

tekanan udara normal dan biasanya pada proses pemanasan

kemungkinan akan kerusakan zat aktif dan mencegah kerusakan tersebut

maka dilakukan penyarian secara destilasi uap air (4).

Keuntungan dari metode destilasi diantaranya, volume bisa langsung

diketahui, kecepatan dehidrasi diketahui, suhu konstan dapat

dipertahankan, waktunya cepat, dan alatnya sederhana. Sementara

kerugian dari metode ini adalah adanya droplet air pada sisi tabung,

pelarut mudah terbakar, beberapa komponen alkohol, gliserol mungkin

ikut terdestilasi, dan seringkali terjadi kesalahan dalam membaca

meniskus (1).

Page 16: Laporan Ekstraksi II (1)

25

E. Ekstraksi Secara Soxhletasi

Soxhletasi adalah proses penyarian secara berkesinambungan dimana

cairan penyari dipanaskan hingga menghasilkan uap yang naik melalui

kondensor dan dikondensasikan menjadi molekul-molekul cairan penyari

yang akan turun menyari zat aktif yang ada di dalam simplisia yang

selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melalui pipa

sifon, proses berlangsung hingga penyarian zat aktif sempurna yang

ditandai dengan beningnya cairan penyari yang melalui pipa sifon atau jika

diidentifikasi dengan kromatografi lapis tipis tidak menampakkan noda lagi

(1).

Alat soxhlet dibuat dari bahan gelas yang terbagi atas 3 bagian

yaitu bagian tengah untuk menampung serbuk simplisia yang akan

diekstraksi dengan pipa pada kiri dan kanan, serta satu untuk jalannya

larutan yang terkondensasi kembali ke labu alas bulat. Dibagian atas

soxhlet dilengkapi dengan alat pendingin balik untuk mengkondensasi uap

Page 17: Laporan Ekstraksi II (1)

15

menjadi cairan penyari yang dipakai tidak terlalu banyak. Sedangkan pada

bagian bawah terdapat labu alas bulat yang berisi cairan penyari (1).

Keuntungan dari alat ini adalah :

a. Cairan penyari yang diperlukan lebih sedikit dan secara langsung

diperoleh hasil yang lebih pekat.

b. Serbuk simplisia disari oleh cairan penyari yang murni sehingga

dapat menyari zat aktif yang banyak.

c. Penyarian dapat diteruskan sesuai dengan keperluan, tanpa

menambah volume cairan penyari.

d. Dapat digunakan untuk simplisia yang mengandung zat aktif yang

tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung (1).

Page 18: Laporan Ekstraksi II (1)

16

Kerugian dari alat ini adalah :

a. Larutan dipanaskan terus-menerus sehingga zat aktif yang tidak

tahan pemanasan kurang cocok. Ini dapat diperbaiki dengan

menambahkan peralatan untuk mengurangi tekanan udara.

b. Cairan penyari didihkan terus-menerus sehingga cairan penyari

yang baik harus murni atau campuran azaotrop.

c. Alat terlalu mahal.

d. Pada saat satu kali ekstraksi sampel yang digunakan sedikit (1).

Penguapan ekstrak dimaksudkan untuk mendapatkan konsistensi

ekstrak yang lebih pekat. Menurut farmakope Indonesia edisi III dikenal

tiga macam ekstrak yaitu (5) :

1. Ekstrak cair : adalah ekstrak yang diperoleh dari hasil penyarian

bahan alam masih mengandung larutan penyari.

2. Ekstrak kental : adalah ekstrak yang telah mengalami proses

penguapan, dan tidak mengandung cairan penyari lagi, tetapi

konsistensinya tetap cair pada suhu kamar.

3. Ekstrak kering : adalah ekstrak yang telah mengalami proses

penguapan dam tidak mengandung pelarut lagi dan mempunyai

konsistensi padat (berwujud kering).

Setiap penyari memiliki konstanta dielektrik yang berbeda-beda, yaitu (6) :

Penyari Ko pada 20°CKonstanta

DielektrikTitik didih CC)

Heksan 1,890 2,0 68,7

Benzena 2,284 2,3 80,1

Page 19: Laporan Ekstraksi II (1)

25

Kloroform 4,806 4,8 61,3

Dietil eter 5,340 4,3 34,6

Etil asetat 6,020 6,0 77,1

Aseton 20,70 21 56,5

Etanol 24,30 33 78,5

Metanol 33,62 58 64,6

Air 80,37 88 100

Syarat-syarat pelarut adalah sebagai berikut (3) :

a. Kapasitas besar

b. Selektif

c. Volabilitas cukup rendah (kemudahan menguap/titik didihnya cukup

rendah). Cara memperoleh penguapannya adalah dengan cara

penguapan diatas penangas air dengan wadah lebar pada temperature

60oC, destilasi, dan penyulingan vakum.

d. Harus dapat diregenerasi

e. Relatif tidak mahal

f. Non toksik, non korosif, tidak memberikan kontaminasi serius dalam

keadaan uap.

g. Viskositas cukup rendah

Rotary evaporator ialah alat yang biasa digunakan di laboratorium

kimia untuk mengefisienkan dan mempercepat pemisahan pelarut dari

suatu larutan.

Page 20: Laporan Ekstraksi II (1)

18

Alat ini menggunakan prinsip vakum destilasi, sehingga tekanan akan

menurun dan pelarut akan menguap dibawah titik didihnya. Rotary

evaporator sering digunakan dibandingkan dengan alat lain yang memiliki

fungsi sama karena alat ini mampu menguapkan pelarut dibawah titik

didih sehingga zat yang terkandung di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu

tinggi (7).

Rotary evaporator bekerja seperti alat destilasi. Pemanasan pada

rotary evaporator menggunakan penangas air yang dibantu dengan

rotavapor akan memutar labu yang berisi sampel oleh rotavapor sehingga

pemanasan akan lebih merata. Selain itu, penurunan tekanan diberikan

ketika labu yang berisi sampel diputar menyebabkan penguapan lebih

cepat. Dengan adanya pemutaran labu maka penguapan pun menjadi

lebih cepat terjadi. Pompa vakum digunakan untuk menguapkan larutan

agar naik ke kondensor yang selanjutnya akan diubah kembali ke dalam

bentuk cair (7).

Labu disimpan dalam labu alas bulat dengan volume 2/3 bagian

dari volume labu alas bulat yang digunakan, kemudian waterbath

dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan. Setelah suhu

Page 21: Laporan Ekstraksi II (1)

25

tercapai, labu alas bulat dipasang dengan kuat pada ujung rotor yang

menghubungkan dengan kondensor.

Aliran air pendingin dan pompa vakum dijalankan, kemudian tombol

rotar diputar dengan kecepatan yang diinginkan (7).

Rotavapor ini menggunakan rumus-rumus termodinamika, yang

berhubungan dengan tekanan, luas permukaan, titik didih pelarut, dan

sebagainya. Untuk mempermudah penganalisaan prinsip termodinamika

siklus ini, proses-proses diatas dapat di sederhanakan dalam diagram

berikut (7) :

Dari diagram T-S diatas dapat dilihat bahwa untuk siklus fluida

kerja dipanaskan pada suhu dibawah 1000 dengan siklus rankine

konvensional yang fluida kerja nya dipanaskan hingga mencapai suhu

100ºC untuk memanaskan fluida hingga menghasilkan uap. Berdasarkan

diagram diatas terdapat 4 proses dalam siklus :

Page 22: Laporan Ekstraksi II (1)

25

Proses 1: Fluida organik dipompa ke evaporator dari bertekanan rendah

ke tekanan tinggi dalam bentuk cair. Proses ini membutuhkan sedikit input

energi.

Proses 2: Fluida organik cair masuk ke evaporator di mana fluida

dipanaskan hingga menjadi uap pada tekanan konstan menjadi uap jenuh

desuperheating.

Proses 3: Uap desuperheating bergerak menuju turbin yang berfungsi

memutar generator yang menghasilkan energi listrik. Hal ini mengurangi

temperatur dan tekanan uap.

Proses 4: Uap basah memasuki kondensor di mana uap diembunkan

dalam tekanan dan temperatur tetap hingga menjadi cairan jenuh.

Maka analisa pada masing-masing proses pada siklus untuk tiap

satu-satuan massa dapat ditulis sebagai berikut:

1) Kerja pompa : Wp = m(h2-h1)

2) Penambahan kalor pada ketel : Qin = m(h3-h2)

3) Kerja turbin : WT = m(h4-h3)

4) Kalor yang dilepaskan dalam kondensor : Qout = m(h4-h1)

5) Efisiensi termal siklus : ηth = Wr : (Wp + Qe)

Dimana : h = entalphi (kj/kg)

WT = Daya Turbin (W)

Qin = Kalor masuk (kJ/s)

Qout = Kalor yang dilepas (kJ/s)

Page 23: Laporan Ekstraksi II (1)

25

m = Laju aliran massa (kg/s)

Page 24: Laporan Ekstraksi II (1)

18

Page 25: Laporan Ekstraksi II (1)

20

Page 26: Laporan Ekstraksi II (1)

22

Page 27: Laporan Ekstraksi II (1)

BAB III

METODE KERJA

III.1. Alat dan Bahan

III.1.1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah batang

pengaduk, gelas beaker, timbangan, toples, dan wadah sampel.

III.1.2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah

aluminium foil, metanol, dan sampel Rimpang Kunyit Kuning (Curcuma

domesica val.) kering.

III.2. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Rimpang Kunyit Kuning (Curcuma domesica val.) yang telah kering

ditimbang sebanyak 100 g

3. Dimasukkan Rimpang Kunyit Kuning (Curcuma domesica val.)

yang telah ditimbang ke dalam toples kaca

4. Dibasahkan sampel kering dengan penyari berupa metanol, lalu

diaduk perlahan.

5. Dimasukkan sisa penyari metanol hingga semua sampelnya

terendam oleh penyari metanol

6. Diaduk perlahan selama ± 2 menit

7. Tutup toples dan lapisi dengan aluminium foil.

21

Page 28: Laporan Ekstraksi II (1)

22

8. Rendam sampel selama tiga hari dan selalu diaduk minimal 3 kali

sehari selama ± 2 menit

9. Setelah tiga hari, disaring menggunakan kertas saring.

10.Diambil filtratnya dan diuapkan penyarinya hingga diperoleh ekstrak

kental

11.Ekstrak kental yang diperoleh ditimbang bobotnya.

23

Page 29: Laporan Ekstraksi II (1)

BAB IV

HASIL

IV.1. Tabel Pengamatan

Metode ekstraksiBerat Sampel

(gram)

Volume Pelarut

(ml)

Berat ekstrak

(gram)

Maserasi 100 300 4,29

IV.2. Perhitungan

Rendamen = berat ekstrakberat sampel

= 4,29 g100g

x 100%

= 4,29%

IV.3. Gambar

23

Page 30: Laporan Ekstraksi II (1)

25

BAB V

PEMBAHASAN

Pada praktikum ekstraksi rimpang kunyit kuning (Curcuma

domestica) digunakan pelarut methanol yang bertujuan untuk mengambil

senyawa yang terdapat dalam sampel. Digunakan methanol sebagai

cairan penyari karena methanol merupakan pelarut semi polar. Yang

dapat menarik senyawa polar maupun nonpolar yg terdapat dalam sampel

yang belum dapat diprediksi.

Metode esktraksi yang digunakan adalah metode maserasi.

Dimana, sampel ditimbang 100 gram, lalu dimasukkan dalm toples dan

ditambahkan pelarut yaitu methanol sampai semua sample terbasahi.

Kemudian, dilakukan pengadukan dan didiamkan selama 2-3 hari sambil

sesekali diaduk dengan batang pengaduk hingga semua zat aktif

terekstraksi sempurna.

Setelah itu, dilakukan penyaringan menggunakan kain putih,

setelah disaring dengan kain putih dilakukan lagi penyaringan

menggunakan kertas saring untuk mencegah ikutnya serbuk dari sampel

sehingga akan merusak hasil akhir ekstrak, yang kemudian ditampung

dalam suatu wadah. Ekstrak yang diperoleh kemudian diuapkan sampai

semua pelarut menguap dan diperoleh ekstrak kental. Setelah itu, ekstrak

kental yang diperoleh dimasukka dalam desikator untuk menghindari

ekstrak dicemari oleh bakteri ataupu jamur, selain itu silica gel juga dapat

Page 31: Laporan Ekstraksi II (1)

25

menyerap kandungan air yang masih terdapat dalam ekstrak. Sehingga

didapatkan ekstrak kental yang betul-betul tidak lagi mengandung pelarut

dan air. Dimana sesuai dengan pengertian ekstrak kental yaitu ekstrak

yang mengalami proses penguapan dan tidak mengandung cairan penyari

lagi dan memiliki konsistensi tetap cair pada suhu kamar.

Ekstrak kental yang diperoleh kemudian ditimbang. Dari hasil

percobaan diperoleh berat ekstrak kental dari sampel 100 gram dan

pelarut 300 ml yaitu sebesar 4,29 gram. Dari hasil tersebut diperoleh

persentase rendamen sebesar 4,29%.

Page 32: Laporan Ekstraksi II (1)

BAB VI

PENUTUP

VI.1. Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:

1. Eksrtaksi rimpang kunyit kuning dilakukan dengan menggunakan

metode maserasi menggunakan cairan penyari methanol

2. Ekstrak kental yang diperoleh dari sampel 100 gram dan pelarut

300 ml adalah sebanyak 4,29 gram

3. Persentase rendamen diperoleh 4,29%

VI.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan ialah :

Untuk asisten, sebaiknya dalam proses praktikum berlangsung praktikan

tetap diawasi oleh asisten agar praktikan tetap tertib

Untuk Laboratorium, alat-alat dan penyari yang digunakan sebaiknya

disiapkan lebih banyak lagi.

26

Page 33: Laporan Ekstraksi II (1)

DAFTAR PUSTAKA

1. Emilan, Tommy.dkk. 2011. Konsep Herbal Indonesia : Pemastian Mutu Produk Herbal. Depok : UI Program Studi Magister Ilmu Herbal Fakultas Farmasi.

2. Direktorat Jendral.1989. Materi Medika Indonesia Jilid V . Jakarta : Depkes RI

3. Direktorat Jendral.1995. Materi Medika Indonesia. Jakarta: Depkes RI

4. Direktorat Jendral. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta : Depkes RI.

5. Pangestu,Ayu dan Setyo Wuri Handayani. 2011. Rotary Evaporator dan Ultra Violet Lamp. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Page 34: Laporan Ekstraksi II (1)

26

Page 35: Laporan Ekstraksi II (1)

31

Page 36: Laporan Ekstraksi II (1)

LAMPIRAN

Skema Kerja

Ditimbang simplisia 100 g

Dibasahkan sampel dengan sedikit penyari lalu diaduk,kemudian dimasukkan sisa penyari

Rendam selama 3 dan diaduk 2-3 kali sehari selama 2 menit

Saring dengan kertas saring

Filtrat diambil dan diuapkan penyarinya

hingga diperoleh ekstrak yang kental

Ditimbang bobot ekstrak kental