laporan lengkap ekstraksi daun buni

14
LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN LAPORAN LENGKAP EKSTRAKSI DAUN BUNI (Antidesma bunius L.) O L E H NAMA : A K M A L NIM : N111 12 253 KELOMPOK : VI (ENAM) GOLONGAN : KAMIS ASISTEN : MUNAWWARAH

Upload: akmal-alkhawarizmy

Post on 25-Nov-2015

108 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Laporan lengkap fitokimia ekstraksi daun buni dengan cara maserasi Fakultas farmasi Universitas hasanuddin

TRANSCRIPT

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN LENGKAP

EKSTRAKSI DAUN BUNI (Antidesma bunius L.)

O L E H

NAMA

: A K M A LNIM

: N111 12 253

KELOMPOK: VI (ENAM)

GOLONGAN: KAMIS

ASISTEN

: MUNAWWARAH

MAKASSAR

2014

BAB I

PENDAHULUAN

I.1Latar Belakang

Ekstraksi merupakan suatu proses pengambilan suatu senyawa dari suatu sampel atau simplisia dengan prinsip dasar yakni adsopsi dan partisi. Ekstraksi penting dilakukan dalam suatu percobaan untuk nantinya memperoleh suatu ekstrak yang akan diolah demi memperoleh suatu senyawa aktif dari suatu sampel atau simplisia.

I.2Maksud dan Tujuan

I.1.1Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini yakni mengetahui dan memahami cara ekstraksi yang dapat dilakukan pada sampel daun buni (Antidesma bunius L.)

I.1.2Tujuan Percobaan

Percobaan ini bertujuan untuk memperoleh ekstrak dari sampel biota laut dengan metode maserasi.I.3Prinsip Percobaan

Melakukan proses ekstraksi dengan metode dingin yakni metode maserasi pada sampel daun buni (Antidesma bunius L.) yakni spons dengan cara merendam sampel dengan pelarut methanol selama 3-5 hari dengan dibantu oleh pengadukan dan kemudian menguapkan ekstrak cair yang diperoleh menjadi ekstrak kental atau ekstrak kering.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1Teori Umum

Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan menggunakan pelarut, jadi ekstrak ialah sediaan yang diperoleh dengan cara mengekstraksi tanaman yang berkhasiat obat dengan ukuran partikel tertentu, dan menggunakan medium pengekstraksi.

Simplisia yang lunak seperti rimpang,daun, akar, dan ada yang keras seperti biji, kulit kayu, kulit akar, simplisia lunak mudah ditembus oleh cairan penyari, karena itu pada penyarian tidak perlu diserbuk sampai halus, sebaliknya pada simplisia yang keras, perlu dihaluskan terlebih dahulu sebelum dilakukan penyarian.Proses penyarian dapat dipisahkan menjadi:a.Pembuatan Serbuk

Pada umumnya penyarian akan lebih baik bila permukaan simplisia bersentuhan dengan cairan penyari makin luas,tetapi dalam pelaksanaannya kehalusan sampel yang terlalu halus akan mempersulit penyaringan, karena butiran halus tadi membentuk suspense yang sulit dipisahkan dengan hasil penyarian. Dengan demikian hasil penyarian tadi tidak murni lagi karena adanya campuran-campuran. Dinding sel merupakan saringan, sehingga zat yang tidak larut masih tetap berada dalam sel. Dengan penyerbukan yang terlalu halus menyebabkan banyak dinding sel yang pecah, sehingga zat tidak diinginkan ikut ke dalam hasil penyarian.

b.PembasahanPembasahan serbuk sebelum dilakukan penyarian dimaksudkan agar cairan penyari memasuki seluru pori-pori dalam simplisia sehingga mempermudah penyarian selanjutnya,c.Penyarian

Pada waktu pembuatan serbuk simplisia, beberapa sel ada yang dindingnya pecah dan ada sel yang dindingnya masih utuh, sel yang didndingnya telah pecah, proses pembebasan sari tidak ada yang menghalangi.Proses penyariannpada sel yang dindingnya masih utuh, zat aktif yang terlarut pada cairan penyari untuk keluar dari sel, harus melewati dinding sel, peristiwa osmosis dan difusi yang berperan pada proses penyarian tersebut.Adapun beberapa penjelasan singkat mengenai beberapa metode ekstraksia.Prinsip SoxhletasiPenarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.b.Prinsip RefluksPenarikan komponen kimia yang dilakukan dengan carasampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.c.Prinsip Destilasi Uap AirPenyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam labu sampel sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan minyak menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan terkondensasi, lalu akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap akan masuk ke dalam corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak atsiri.d.InfusaInfusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia dengan air pada suhu 90C selama 15 menit. Infusa di buat dengan cara menghaluskan simplisia yang akan digunakan. Kemudian dicampur dengan air secukupnya dalam sebuah panci dan dipanaskan dalam tangas air selama 15 menit, dihitung mulai dari suhu di dalam panci mencapai 90C, sambil sekali-sekali diaduk. Infusa diserkai sewaktu masih panas melalui kain flanel. Jika kekurangan air ditambah air mendidih melalui ampasnya. Infusa Simplisia yang mengandung minyak atsiri diserkai setelah dingin. Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil, dan mudah tercemar oleh kapang, oleh sebab itu air yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.e.DekoktaPrinsipnya hampir sama dengan infuse, perbedaannya pada dekokta digunakan pemanasan selama 30 menit dihitung mulai suhu mencapai 90oC. Cara ini dapat dilakukan untuk simplisia yang mengandung bahan aktif yang tahan terhadap pemanasan.BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini yakni toples kaca, aluminium foil, batang pengaduk, kain saring, kertas saring.III.1.2Bahan

Bahan yang digunakan adalah sampel daun buni (Antidesma bunius L.) pelarut ethanol 96%.III.2Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dimasukkan sampel yang telah dirajang dalam toples kaca

3. Dimasukkan pelarut methanol sampai sampel terendam sekitar 2 cm diatas sampel.

4. Ditutup toples dengan aluminium foil kemudian tutup lagi dengan penutup toples tersebut.

5. Diamkan hingga 3-5 hari dengan pengadukan berkala.

6. Saring dengan kain saring lalu saring lagi dengan kertas saring.7. Keluarkan ekstrak dan angin-anginkan hingga diperoleh ekstrak kental dan bahkan kering.BAB IV

HASIL PENGAMATANIV.1 Hasil Pengamatan

a. Metode

: maserasib. Berat simolisia yang diekstraksi

: 180 gram

c. Volume larutan penyari

: 2 Liter

d. Berat ekstrak yang dihasilkan

: 26,67 gram

IV. 2 Gambar

Gambar 1. Serbuk simplisia

Gambar 2. Proses maresasi