laporan ekstraksi dan permeabilitas

35
Rosaria Puspasari 240210120119 V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Plastik adalah polimer rantai panjang yang mengikat atom satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang atau monomer. Plastik dicetak dalam lembaran-lembaran yang mempunyai ketebalan yang berbeda- beda. Plastik dibuat dengan cara polimerisasi yaitu menyusun dan membentuk secara sambung-menyambung bahan- bahan dasar plastik yang disebut monomer. Proses polimerisasi yang menghasilkan polimer berantai lurus mempunyai tingkat polimerisasi yang rendah dan kerangka dasar yang mengikat antar atom karbon dan ikatan antar rantai lebih besar daripada rantai hidrogen. Bahan yang dihasilkan dengan tingkat polimerisasi rendah bersifat kaku dan keras (Mujiarto, 2005). Praktikum kali ini melakukan dua pengujian, yaitu uji sifat kimia dan ekstraksi bahan pengemas, serta uji permeabilitas plastik terhadap berbagai macam larutan V.1. Sifat Kimia dan Ekstraksi Bahan Pengemas Sifat plastik adalah kuat, ringan, tidak berkarat, bersifat termoplastis (direkatkan melalui panas), dapat diberi label atau cetakan dengan berbagai kreasi, mudah diubah bentuknya, dan dapat digunakan dalam bentuk tunggal komposit atau multilapis dengan hampir semua jenis bahan lain seperti karton, kertas, plastik dan

Upload: wildros4

Post on 15-Nov-2015

147 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

laporan praktikum pengemasan ekstraksi dan permeabilitas

TRANSCRIPT

Rosaria Puspasari240210120119V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Plastik adalah polimer rantai panjang yang mengikat atom satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang atau monomer. Plastik dicetak dalam lembaran-lembaran yang mempunyai ketebalan yang berbeda-beda. Plastik dibuat dengan cara polimerisasi yaitu menyusun dan membentuk secara sambung-menyambung bahan-bahan dasar plastik yang disebut monomer. Proses polimerisasi yang menghasilkan polimer berantai lurus mempunyai tingkat polimerisasi yang rendah dan kerangka dasar yang mengikat antar atom karbon dan ikatan antar rantai lebih besar daripada rantai hidrogen. Bahan yang dihasilkan dengan tingkat polimerisasi rendah bersifat kaku dan keras (Mujiarto, 2005). Praktikum kali ini melakukan dua pengujian, yaitu uji sifat kimia dan ekstraksi bahan pengemas, serta uji permeabilitas plastik terhadap berbagai macam larutan 5.1. Sifat Kimia dan Ekstraksi Bahan PengemasSifat plastik adalah kuat, ringan, tidak berkarat, bersifat termoplastis (direkatkan melalui panas), dapat diberi label atau cetakan dengan berbagai kreasi, mudah diubah bentuknya, dan dapat digunakan dalam bentuk tunggal komposit atau multilapis dengan hampir semua jenis bahan lain seperti karton, kertas, plastik dan lainnya yang disebut sebagai proses laminasi (Herudiyanto, 2008).Pengujian sifat kimia pada plastik merupakan pengujian untuk mengetahui kemampuan atau ketahanan suatu pengemas terhadap bahan kimia yang bersifat basa atau asam. Bahan kimia ini dapat berasal dari dalam produk itu sendiri ataupun dari lingkungan. Plastik memiliki polimer yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia karena bersifat tidak larut, dan bila terakumulasi dalam tubuh akan menyebabkan kanker. Makanan yang dibungkus dengan plastik dapat membuat monomer-monomer dari plastik dapat berpindah ke dalam makanan, dan selanjutnya berpindah ke tubuh orang yang mengkonsumsinya. Hal ini dapat terjadi jika sifat kimia produk dan plastik tidak cocok karena migrasi (perpindahan) monomer tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu, faktor tersebut adalah suhu. Suhu tinggi dapat terjadi pada makanan yang dikemas panas atau penyimpanan dan proses pengolahannya. Lama makanan tersebut disimpan juga mempengaruhi migrasi monomer plastik, karena semakin lama waktu kontak antara makanan tersebut yaitu sabun yangPlastik yang digunakan pada praktikum ini adalah plastik HDPE, PS, PP tebal, PP tipis, dan LDPE. Pelarut kimia yang digunakan adalah H2O2 0,2% yang bersifat sebagai oksidator, NaOH 10% yang bersifat basa, asam sitrat yang bersifat asam, minyak yang bersifat berlemak, dan sabun 5% yang merupakan pelarut organik. Sampel yang akan digunakan dipotong-potong terlebih dahulu menjadi ukuran 1 x 6 cm sebanyak 5 buah. Kemasan plastik digunting dengan ukuran tersebut sebanyak 5 kali karena terdapat 5 larutan penguji. Plastik yang telah dipotong lalu ditimbang beratnya dengan menggunakan neraca analitik. Plastik lalu dimasukkan ke dalam jar yang telah berisi pelarut hingga seluruh bagian terendam. Jar lalu dibiarkan selama 24 jam, tetapi pada praktikum kali ini jar dibiarkan selama 3 x 24 jamPlastik lalu diambil dari masing-masing pelarut dan dibersihkan dengan air. Air digunakan untuk melarutkan larutan kimia yang tertinggal pada kemasan plastik. Plastik yang dicelup dalam asam sitrat, NaOH 10%, H2O2 0,2%, dan sabun cukup dibilas dengan air. Sabun merupakan bahan pelarut yang bersifat polar dan non polar sedangkan asam sitrat merupakan pelarut organik yang bersifat polar, oleh karena itu untuk mencuci plastik yang direndam dengan kedua pelarut tersebut cukup dengan menggunakan air yang bersifat polar. Plastik yang direndam dalam minyak harus dicuci dengan menggunakan alkohol. Minyak merupakan pelarut non polar, oleh karena itu untuk membersihkan sisa-sisa minyak harus menggunakan alkohol yang dapat mengemulsi minyak karena juga bersifat non polar. Sampel kemasan plastik yang telah dibilas dikeringkan dengan tissue. Serat tissue akan menyerap air yang ada pada kemasan plastik sehingga kemasan plastik menjadi kering, sehingga tidak mempengaruhi berat plastik ketika ditimbangPlastik lalu dikeringkan dan ditimbang lagi dengan menggunakan neraca analitik. Berikut merupakan data pengamatan yang diperoleh oleh praktikan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Sifat Kimia dan Ekstraksi Bahan PengemasSampelSabun 5 %As.sitrat 10 %Minyak GorengNaOH 10 %H2O2 0,2%

HDPEW10,01770,01910,01930,01940,0197

W20,01800,01970,02000,01950,0198

W0,00030,00060,00070,00010,0001

VisualLebih transparan+Lebih transparan+Lebih transparan+++Lebih transparan+Lebih transparan+

PSW10,04920,04920,04930,05750,0623

W20,04980,05530,05740,04930,0624

W0,00060,000610,00081-0,00820,0001

VisualBuram ++BeningMakin buramMakin bening +Lentur, buram, lunak +

PPTebalW10,13850,13200,13440,14160,1388

W20,14220,13200,13780,14330,1388

W0,003700,00340,00170

VisualBening, lentur +3Bening, lentur +3Bening, lentur +3Agak buram, lentur +5Bening, lentur +4

LDPEW10,01960,01640,01910,01940,0183

W20,02060,01980,01430,01670,0194

W0,0010,0034-0,0048-0,00270,0011

VisualLentur +3Transparan +3Halus +2Lentur +4Halus +3Transparan +2LicinTransparan +3Lentur +2Halus +2Transparan +3Lentur +2Transparan +3Lentur +2Halus +2

PETW10,07110,07110,09570,08340,0933

W20,07750,09800,07110,07740,0939

W0,00640,0269-0,0246-0,0060,0006

VisualTransparan, lebih lentur (+++)Transparan, lebih lentur (+++)Transparan, lebih lentur (++)Sangat lentur (+5) agak buranLentur (+4) transparan

PPTipisW10,01520,01340,01420,01530,0144

W20,01540,01390,02080,01520,0146

W0,00020,00050,0066-0,00010,0002

VisualBening +4Bening +5Bening +3Bening +2Bening +2

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014)

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat terlihat bahwa terjadi perubahan berat sampel sebelum dan sesudah dilakukan perendaman. Beberapa sampel beratnya bertambah dan ada yang beratnya berkurang. Adannya perubahan pada berat seperti penurunan atau kenaikkan berat yang terjadi dapat menunjukkan tingkat kelarutan kemasan plastik terhadap berbagai senyawa kimia atau dapat meresapnnya suatu larutan ke dalam suatu kemasan plastik.5.1.1. Larutan Sabun 5 %Larutan sabun merupakan suatu surfaktan yang digunakan untuk mencuci dan membersihkan. Sabun dibuat dari campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali pada suhu 80-100C melalui proses saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Berdasarkan hasil pengamatan, semua plastik yang telah direndam dalam larutan sabun mengalami penambahan berat. Hal ini menunjukan bahwa terjadi perpindahan atau migrasi dari larutan ke dalam plastik. Plastik yang paling banyak mrnyerap larutan sabun adalah plastik PET, sedangkan plastik yang paling sedikit menyerap larutan adalah plastik LDPE, jika diurutkan, urutan plastik dari yang paling mudah menyerap larutan sabun hingga yang paling sulit adalah PET > PP tebal > PS > HDPE > PP tipis > LDPE. Plastik PET merupakan plastik yang biasa digunakan untuk botol minuman, minyak goreng, kecap, sambal, dan obat. Plastik PET juga tidak digunakan untuk mengemas detergen karena sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan, jika detergen dikemas dengan plastik PET maka larutan dalam detergen akan pindah ke dalam plastik dan itu akan membuat berat detergen berkurang. Jenis plastik yang sering digunakan untuk mengemas detergen adalah plastik HDPE, hal ini sesuai karena plastik HDPE memiliki sifat yang kurang transparan, dapat dibuat berbagai macam bentuk, dan berdasarkan praktikum merupakan plastik ke-3 yang menyerap larutan sabun paling sedikit

5.1.2. Larutan Asam Sitrat 10 %Asam sitrat (C6H8O7) adalah komponen alami dan metabolit umum tumbuhan dan hewan. Asam sitrat adalah asam organik yang paling fleksibel dan banyak digunakan dalam makanan, minuman, deterjen dan obat-obatan. Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan. Berdasarkan hasil pengamatan, hampir semua plastik yang direndam pada larutan ini mengalami penambahan berat, kecuali plastik PP tebal, pada plastik PP tebal berat plastik yang didapat sama dengan berat ketika sebelum perendaman. Tidak adanya pertambahan atau pengurangan berat pada plastik PP tebal menunjukkan bahwa pada plastik ini tidak terjadi perpindahan larutan atau padatan dari plastik ke larutan ataupun dari larutan ke plastik itu sendiri. Plastik yang palin banyak menyerap larutan asam sitrat adalah plastik PET, jika diurutkan dari plastik yang paling banyak menyerap larutan ke yang paling sedikit adalah PET > PS > LDPE > HDPE > PP tipis > PP tebalPlastik PP menurut Syarief, et al., 1988, plastik PET memiliki ketahanan yang tinggi terhadap asam kuat, sehingga baik untuk kemasan sari buah dan minyak. Hal ini sesuai dengan hasil praktikum yang menunjukkan bahwa plastik PP merupakan plastik yang paling sedikit menyerap larutan asam sitrat 10 %5.1.3. Minyak GorengMinyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya digunakan untuk menggoreng makanan. Minyak yang baik adalah minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh yang lebih banyak dibandingkan dengan kandungan asam lemak jenuhnya, saat penggorengan dilakukan, ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak tak jenuh akan putus membentuk asam lemak jenuh.Plastik yang direndam dalam minyak goreng pada praktikum kali ini mengalami penambahan berat pada plastik HDPE, PS , PP tipis dan PP tebal. Hal ini berarti pada praktikum in terjadi migrasi dari larutan ke dalam plastik. Plastik LDPE dan PET mengalami penurunan berat setelah direndam dalam minyak goreng, yang ditandai dengan nilai W yang negatif, hal ini berarti terjadi migrasi dari plastik ke dalam minyak goreng. Semakin besar nilai negatifnya maka semakin berbahaya bagi kesehatan apabila dikonsumsi makhluk hidup.Urutan plastik yang paling banyak menyerap minyak goreng adalah PS > PP tipis > PP tebal > HDPE, sedangkan plastik yang paling banyak berkurang beratnya adalah PETPlastik yang melakukan migrasi dari plastik ke larutan menandakan bahwa plastik ini tidak cocok digunakan untuk mengemas bahan yang memiliki kadar minyak tinggi. Zat dari plastik yang berpindah ke dalam makanan dapat terkonsumsi oleh manusia dan dapat membahayakan tubuh, sehingga sebaiknya plastik PET dan LDPE tidak digunakan untuk mengemas makanan yang mengandung kadar minyak tinggi. Plastik HDPE cocok untuk mengemas minyak karena migrasi larutan ke dalam plastik paling sedikit5.1.4. Larutan NaOH 10 %Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. NaOH digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen.Plastik HDPE dan PP tebal setelah direndalam dalam larutan NaOH beratnya bertambah, hal ini menunjukkan bahwa terjadi migrasi dari larutan ke dalam plastik. Plastik LDPE, PS, PET, dan PP tipis mengalami pengurangan berat setelah direndam, yang menunjukkan bahwa terjadi migrasi dari plastik ke larutan, sehingga keempat plastik ini tidak cocok untuk mengemas makanan yang bersifat basa, karena beresiko terjadinya migrasi zat dalam plastik ke dalam makanan tersebut. 5.1.5. Larutan H2O2 0,2 %Hidrogen peroksida (H2O2) adalah cairan bening , agak lebih kental daripada air, yang merupakan oksidator kuat. Senyawa ini ditemukan oleh Louis Jacques Thenard pada tahun 1818. Sebagai bahan kimia anorganik dalam bidang industri, teknologi yang digunakan untuk Hidrogen Peroksida adalah auto oksidasi Anthraquinone. Hirogen peroksida memiliki ciri khas yang berbau khas keasaman dan mudah larut dalam air, dalam kondisi normal (ambient) kondisinya sangat stabil dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per tahun. Salah satu keunggulan Hidrogen Peroksida dibandingkan dengan oksidator yang lain adalah sifatnya yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu yang berbahaya. Kekuatan oksidatornya pun dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.Plastik yang direndam dalam larutan H2O2, hampir sebagian besar mengalami penambahan berat. Hal ini menunjukkan bahwa plastik tersbut mengalami migrasi dari larutan ke dalam plastik, tetapi pada plastik PP tebal tidak terjadi migrasi dari larutan ke plastik ataupun dari plastik ke dalam larutan karena beratnya tidak bertambah ataupun berkurang. Plastik yang mengalami pertambahan berat seperti plastik HDPE, LDPE, PS, PET, dan PP tipis mengalami migrasi dari larutan ke dalam plastik tersebut. Plastik yang beratnya paling banyak bertambah adalah LDPE, sedangkan yang paling sedikit adalah plastik PS dan HDPE. Plastik LDPE tidak reaktif pada temperatur kamar, kecuali oleh oksidator kuat dan beberapa jenis pelarut dapat menyebabkan kerusakan. Larutan H2O2 biasanya digunakan sebagai bahan pada pemutih ataupun disinfektan, karena itu plastik yang digunakan sebagai pembungkus pemutih atau disinfektan adalah plastik yang tahan terhadap larutan H2O2. Plastik yang cocok adalah plastik PP tebal, karena berdasarkan praktikum yang dilakukan, plastik ini tidak mengalami migrasi apapun setelah direndam dalam larutan H2O2. 5.2. Permeabilitas Uap Air dari Film/PlastikPermeabilitas suatu film kemasan adalah kemampuan melewatkan partikel gas dan uap air pada suatu unit luasan bahan pada suatu kondisi tertentu. Nilai permeabilitas sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sifat kimia polimer, struktur dasar polimer, sifat komponen permeant. Polimer dengan polaritas tinggi (polisakarida dan protein) umumnya menghasilkan nilai permeabilitas uap air yang tinggi dan permeabilitas terhadap oksigen rendah (Yusuf, 2012). Polimer yang bersifat polaritas tinggi memiliki ikatan hidrogen yang besar, tetapi polimer kimia yang bersifat non-polar, seperti lipida, banyak mengandung gugus hidroksil, sehingga membuat nilai permeabilitas uap air rendah dan permeabilitas oksigen yang tinggi, sehingga menjadi penahan air yang baik tetapi tidak efektif menahan gas.Plastik yang bersifat fleksibel mempunyai sifat-sifat yang berbeda dalam daya tembusnya terhadap gas seperti nitrogen, oksigen, belerangoksida, dan air karena fungsi pengemas dalam menurunkan tingkat pembusukan dari beberapa bahan pangan erat kaitannya dengan penembusan gas, baik ke dalam maupun ke luar dari kemasan, keterangan mengenai daya tembus kemasan sangat penting. (Buckle et al, 1987).Umumnya nilai permeabilitas film kemasan berguna untuk memperkirakan daya simpan produk yang dikemas. Metode yang umum digunakan untuk mengukur permeabilitas uap ialah dengan metode gravimetri (pengukuran perubahan berat). Pada metode ini digunakan suatu desikan yang bisa menyerap uap air dan menjaga supaya tekanan uap air dan memiliki Aw tetap rendah disimpan dalam suatu wadah yang kemudian ditutup dengan film plastik yang akan diukur permeabilitasnya. Dari prinsip tersebut, praktikum dilakukan dengan desikan berupa silika gel maupun garam dapur yang diketahui dapat menyerap uap air sehingga keadaan lingkungan RH terjaga. Dengan melakukan pengamatan terhadap permeabilitas plastik dari uap air ini maka dapat diketahui jenis kemasan yang cocok untuk mengemas bahan pangan. Dalam pengujian ini, jenis plastik yang digunakan adalah PP tebal, PP, PE, HDPE, dan PVC. Pengujian ini dilakukan selama 7 hari dengan cara memasukkan silika gel ke dalam gelas, lalu ditutup dengan menggunakan plastik. Silika gel merupakan suatu bentuk dari silika yang dihasilkan melalui penggumpalan sol natriumsilikat (NaSiO2). Sol mirip agar-agar ini dapat didehidrasi sehingga berubah menjadi padatanatau butiran mirip kaca yang bersifat tidak elastis. Sifat ini menjadikan silika gel dimanfaatkan sebagai zat penyerap, pengering dan penopang katalis. Gelas lalu dimasukkan ke dalam desikator. Penimbangan berat dilakukan pada hari pertama hingga tujuh hari selanjutnya.Data tersebut selanjutnya digunakan untuk mengukur keepatan transmisi uap air pada berbagai bahan kemasan plastik yang diujikan dengan rumus sebagai berikut.B = Tabel berikut merupakan hasil pengamatan terhadap perubahan berat yang terjadi dalam berbagai jenis sampel plastik yang diujikan.Tabel 2. Permeabilitas Bahan PlastikSampelBerat (g)Tebal(m)Rata2 (g)D (m)L.Lingkaran (m2)B (g/m Hr mmHg)

HDPEBlangko101,83123,0 x 10-5112,50370,0693,7392x 10-30,1805

H0112,0256

H3112,0955

H4112,5524

H5112,5794

H6112,6326

H7112,6588

ClingWrapBlangko100,49935 x 10-4111,776620,073,848 x 10-32,889

H0110,5286

H3111,2463

H4111,5258

H5111,7709

H6112,0682

H7112,2719

PPTebalBlangko98,30681,1 x 10-4108,574820,0633,116 x 10-30,767

H0108,3723

H3108,4893

H4108,5330

H5108,5667

H6108,6243

H7108,6608

LDPE

Blangko113,9881,5 x 10-5124,236660,0693,737 x 10-40,997

H0124,1452

H3124,1915

H4124,2137

H5124,2290

H6124,2641

H7124,2850

PETBlangko117,69101,35 x 10-4128,389620,073,848 x 10-30,9

H0127,7642

H3128,1248

H4128,2735

H5128,3838

H6128,5317

H7128,6343

PPTipisBlangko117,31405,0 x 10-5127,47440,073,848 x 10-30,3312

H0127,3835

H3127,4305

H4127,4499

H5127,4613

H6127,4992

H7127,5312

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)5.2.1. HDPEPlastik jenis HDPE memiliki kerapatan tinggi sebagai pelindung terhadap tekanan luar. HDPE mempunyai permeabilitas uap air yang rendah. HDPE ini memberikan perlindungan yang baik terhadap air dan meningkatkan stabilitas terhadap panas.. Pertambahan berat terjadi bila RH rendah dan suhu rendah, maka bahan menyerap air sehingga beratnya bertambah. Bahan HDPE bila ditekan tidak kembali ke bentuk semula.Berdasarkan, hasil pengamatan semakin lama berat cawan yang ditutupi oleh plastik HDPE semakin naik beratnya. Hal ini disebabkan adanya migrasi gas dan uap air yang melewati kemasan karena perbedaan tekanan. Permeabilitas HDPE semakin lama semakin naik, dilihat berdasarkan perubahan beratnya yang positif. Positif menandakan adanya pertambahan massa. Kecepatan transmisi uap air yang dimiliki plastik HDPE adalah 0,1805 g/m.hari.mmHg. Perubahan berat pada HDPE dapat dilihat pada grafik berikut.

Gambar 1. Grafik Pertambahan Berat Silika Gel pada Plastik HDPE(sumber : dokumentasi pribadi, 2014)Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa dari hari ke-0 hingga hari ke-3 grafik menunjukkan garis yang hampir lurus, hal ini pertambahan berat pada silika tidak terlalu banyak. Pertambahan berat dari hari ke-3 hingga hari ke-4 cukup banyak, tetapi pada hari selanjutnya grafik menunjukkan garis yang hampir lurus. Hal ini dapat diakibatkan pemasangan malam pada hari ke-3 menuju ke-4 tidak rapat, sehingga air dari luar masih dapat masuk, karena berdasarkan literatur HDPE tidak mudah menyerap uap air karena bertekstur lebih tebal, sehingga permeabilitasnya rendahHDPE memiliki densitas yang tinggi jika dibandingkan LDPE karena terdapat sedikit cabang pada rantaiantaramolekulnya yang menyebabkan plastik ini memiliki densitas yang tinggi. Maka dari itu, plastik HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram, dan lebihtahan terhadap suhu tinggi.Plastik ini juga memiliki permeabilitas terendah. HDPE memiliki pori makroskopik yang besar sehingga memungkinkan udara (N2, H2O, O2, CO2) masuk melewati kemasan, sehingga plastik HDPE cocok untuk mengemas bahan yang memiliki umur simpan yang pendek sehingga bahan pangan tersebut langsung dikonsumsi, jika HDPE digunakan untuk mengemas bahan pangan yang umur simpannya lama akan menyebabkan bahan pangan tersebut cepat rusak karena permeabilitasnya tinggi. Plastik HDPE ini biasa digunakan untuk kemasan obat, botol susu, bahan kosmetik, dan makan yang langsung dimakan. Botol yang terbuat dari plastik HDPE ini juga hanya digunakan sekali pakai karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.5.2.2. PPPlastik PP yang digunakan pada praktikum ini adalah plastik PP tebal dan plastik PP tipis. PP memiliki karakteristik transparan yang tidak jernih atau berawan, bertekstur licin, agak tebal dan kaku.Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.Silika gel pada plastik PP tebal mengalami pertambahan berat setiap harinya. Kecepatan transmisi uap air yang dimiliki PP tebal adalah 0,7670 g/m.hari.mmHg. Berdasarkan hasil pengamatan, terlihat bahwa perubahan berat yang terjadi sangat konstan, hal ini karena plastik PP memiliki daya tembus uap air yang rendah. perubahan berat yang terjadi juga konstan, seperti yang terlihat pada grafik berikut.

Gambar 2. Grafik Pertambahan Berat Silika Gel pada Plastik PP Tebal(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)PP tebal memiliki ketebalan 80 mikron, 100 mikron, bahkan sampai 150 mikron, memiliki nilai permeablitas yang kecil sehingga cocok digunakan untuk mengemas bahan pangan yang umur simpannya lama. PP tebal dapat dijumpai pada kemasan roti/kue, camilan tradisional (keripik, abon, rambak, krupuk, kacang, slondok, lanting, emping, dan lainnya).Silika gel yang dibungkus oleh plastik PP tipis juga mengalami pertambahan berat yang relatif kosntan. Pertambahan berat pada silika juga tidak terlalu tinggi, sehingga plastik ini memiliki nilai permeabilitas yang rendah. berikut merupakan grafik pada plastik PP tipis

Gambar 2. Grafik Pertambahan Berat Silika Gel pada Pplastik PP Tipis(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)PP tebal memiliki densitas yang lebih besar daripada PP tipis sehingga susunan molekul plastiknya lebih rapat PP tebal dibandingkan PP tipis. PP tebal memiliki permeabilitas yang rendah dibandingkan PP tipis. Menurut Syarief, et al (1989), permeabilitas uap air terhadap kemasan PP rendah dan permeabilitas gasnya sedang sehingga plastik ini tidak baik digunakan untuk mengemas makanan yang peka terhadap oksigen. Semakin kecil nilai permeabilitas uap air kemasan, maka umur simpan produk pangan yang dikemas akan semakin lama. PP tipis karena permeablitasnya lebih rendah daripada PP tebal, maka cocok digunakan untuk kemasan yang umur simpannya lebih singkat dari PP tebal. PP tipis ketebalannya 0,0125 mm, warnanya putih transparan, teksturnya mudah kusut, bagian bawah tertutup bagian atas terbuka, lebih kesat daripada jenis LDPE. PP tipis ini digunakan untuk mengemas bahan makanan siap saji dan minuman. 5.2.3. LDPEPlastik LDPE merupakan plastik polietilen yang dibuat dengan cara polemerisasi pada tekanan tinggi. Plastik LDPE mudah dikelim dan memiliki harga yang relatif rendah. Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, plastik LDPE mengalami penambahan berat yang relatif konstan. Kecepatan transmisi uap air yang dimiliki PP tebal adalah 0,997g/m.hari.mmHg. grafik yang didapat dari pertambahan berat LDPE adalah

Gambar 3. Grafik Pertambahan Berat Silika Gel pada Plastik LDPE(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)Dari grafik diatas, LDPE mengalami pertambahn berat setiap harinya. Hal tersebut menandakan bahwa plastic LDPE memiliki permeabilitas yang tinggi. Menurut literature, kemasan LDPE memiliki daya proteksi yang baik terhadap uap air namun tidak untuk gas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kenaikan berat tersebut disebabkan oleh adanya gas-gas seperti oksigen yang masuk dari lingkungan menembus kemasan. Plastik LDPE cocok digunakan untuk makanan yang mengandung kadar air tinggi, tetapi tidak kuat untuk makanan yang mengandung gas. Plastik LDPE biasa digunakan untuk digunakan untuk pelapis kaleng, plastik pembungkus makanan supaya tetap hangat (food wrapping), kantong grocery, pembungkus roti, dan tas plastik.5.2.4. PETPET atau PETE (Polyethylene Terephthalate) adalah hasil kondensasi polimer etilen glikol dan asam treptalat. Plastik ini sering digunakan untuk botol plastik yang jernih dan tembus pandang, seperti botol air mineral, botol minuman, botol jus, botol minyak goreng, botol kecap, botol sambal, dan hampir semua botol minuman lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan, silika gel mengalami pertambahan berat yang relatif kosntan setiap harinya. Hal tersebut menandakan bahwa plastic LDPE memiliki permeabilitas yang tinggi. Kecepatan transmisi uap air yang dimiliki plastik ini adalah 0,9 g/m.hari.mmHg Grafik yang diperoleh adalah

Gambar 4. Grafik Pertambahan Berat Silika Gel pada Pplastik PET(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)5.2.5. Clingwrap (PVC)PVC merupakan kemasan kaku/fleksibel dan tebal dengan sifatnya adalah permukaan transparan, permeabilitas terhadap gas dan air rendah sehingga baik untuk produk yang peka O2, tahan minyak dan lemak, berwarna kuning bila terkena panas, tidak mudah sobek, dan tahan terhadap asam dan alkali kecuali asam pengoksida. Hasil pengamatan menunjukkan adanya pertambahan berat silika gel yang ditutup menggunakan plastik PVC secara konstan. Kecepatan transmisi uap air yang dimiliki plastik PVC adalah 2,8890 g/m.hari.mmHg. PVC memiliki permeabilitas yang tinggi sehingga udara dan gas dapat terpenetrasi. Perubahan berat pada PVC dapat dilihat pada grafik berikut.

Gambar 5. Grafik Pertambahan Berat Silika Gel pada Plastik Cling Wrap (PVC)(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)Uap air, O2, N2, dan CO2 melewati kemasan PVC melalui mekanisme pori mikroskopik dan difusi teraktivasi karena perbedaan konsentrasi. Difusi berjalan melewati sisi bahan. Penembusan uap air tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan uap air (driving force) terhadap berpindahnya massa uap aur melalui bahan kemasan. Menurut Suyitno (1990), PVC mempunyai sifat keras, kaku, jernih dan mengkilap, sangatsukarditembusair, dan permeabilitas gasnya rendah. Plastik PVC memiliki nilai densitas yang cukup tinggi karena karena pada PVC terdapat formasi rantai lurus. Densitas PVC yang besar membuat PVC memilikinilai permeablitasnya rendah. Berdasarkan sifat permeabilitasnya, PVC dapat digunakan untuk mengemas makanan yang banyak mengandung air, biasanya dipakai untuk pembungkus permen,pelapiskertasnasi, kotak nasi (tempat makan plastik). PVC juga cocok untuk mengemas produk yang banyak mengandung senyawa volatil. Produk makanan yang sesuai dikemas menggunakan jenis plastik PVC diantaranya ialah buah dan sayur, kopi, minyak dan lemak, serta selai dan manisan.Plastik yang memiliki kecepatan transmisi uap air dari yang tertinggi hingga terendah adalah clingwrap > LDPE > PET > PP tebal > PP tipis > HDPE. Besarnya kecepatan transmisi gas dan uap air melalui film edibel dipengaruhi oleh gaya pendorong (driving force), kondisi bahan dan lingkungan.

VI. KESIMPULAN

1. Plastik yang memiliki kecepatan transmisi uap air dari yang tertinggi hingga terendah adalah clingwrap > LDPE > PET > PP tebal > PP tipis > HDPE2. Faktor yang mempengaruhi kecepatan transmini uap air dan gas adalah gaya dorong dan kondisi bahan atau lingkungan3. Pertambahan berat plastik pada ekstraksi plastik menandakan adanya migrasi dari larutan ke dalam plastik4. W yang bernilai plastik menandakan adanya migrasi dari plastik ke larutan

DAFTAR PUSTAKA

Buckle, et al. 1987. Ilmu Pangan (terjemahan). Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press).

Mujiarto, Imam. 2005. Jurnal: Sifat Karakteristik Material Plastik dan Bahan Aditif.Semarang : AMNI.

Suyitno. 1990. Bahan-bahan Pengemas. Yogyakarta:PAU,UGM.

Syariefet al.1988. Teknik Pengemasan Pangan.Bogor:PAUIPB.

Yusuf, Ika Amna. 2012. Mengukur Permeabilitas Uap Air Dari Plastik.http://amna-ika.blogspot.com. (Diakses 3 April 2014)

JAWABAN PERTANYAAN

1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan masing-masing plastik terhadap beberapa larutan yang digunakan pada saat pengujian !Jawab : faktor faktor yang berpengaruh adalah :a. Molekul PolimerMolekul primer setiap plastik berbeda-beda, ada yang rapat atau renggang. Plastik yang memiliki susunan polimet yang rapat memiliki permeabilitas yang rendah karena penetrasi larutan untuk masuk ke dalam plastik sulit, sedangkan plastik dengan susunan polimer rendah memiliki permeabilitas yang tinggi, karena, larutan mudah masuk. Bentuk molekul polimer yang besar juga menghambat penetrasi larutan untuk masuk. Bentuk molekul polimer yang kecil mempermudah penetrasi larutan untuk masuk.b. PermeabilitasPermeabilitas plastik mempengaruhi sulit tidaknya suatu larutan menembus suatu plastik. Semakin tinggi permeabilitasnya, maka akan semakin mudah penetrasi larutan masuk, semakin rendah peremeabilitasnya, maka akan semakin sulit penetrasi larutan masuk.c. KetebalanKetebalan plastik juga mempengaruhi ketahanan plastik terhadap larutan. Plastik yang tebal akan lebih sulit dtembus oleh larutan dibandingkan dengan plastik yang tipis. Ketebalan plastik juga dipengaruhi oleh komposisi penyusunnya, seperti pada plastik PET, plastik ini tebal karena dipengaruhi oleh komposisi penyusunnya, yaitu hasil kondensasi polimer etilen glikol dan asam treptalat.d. DensitasDensitas ini menunjukkan keporosan kemasan tersebut. Semakin poros densitasnya, maka akan semakin cepat penetrasi larutan masuk. Semakin tidak poros densitasnya, maka akan semakin lama penetrasi larutan masuk.

2. Perubahan apa saja yang terjadi setelah plastik direndam dalam larutan uji ? Jelaskan penyebab perubahan tersebut !Jawab : BeratBerat setelah direndam dalam larutan, ada plastik yang beratny berkurang dan ada yang bertambah. Berat plastik yang bertambah menandakan adanya migrasi dari larutan ke plastik, sedangkan berat plastik yang berkurang menandakan adanya migrasi dari plastik ke larutan, dan jika berat plastik konstan maka plastik tidak bereaksi dengan larutan TeksturTekstur plastik setelah direndam mengalami perubahan, hal ini diakibatkan adanya reaksi yang terjadi antara plastik dan larutan, sehingga mengubah tekstur plastik. Perubahan Warna Perubahan warna plastik juga terlihat karena pengaruh larutan penguji. Hal ini membuktikan bahwa larutan dapat mengubah bentuk struktur dari plastik, dilihat dari bentuk molekul plastik yang bercabang atau linier. Plastik biasanya mengalami perubahan warna agak kekeruhan.

3. Setelah mengetahui ketahanan masing-masing plastik terhadap larutan tertentu, bagaimana aplikasi penggunaan jenis plastik untuk mengemas produk pangan ?Jawab : HDPEPlastik HDPE cocok untuk mengemas bahan yang berminyak, mengandung basa serta asam. HDPE dapat ditemukan pada cerek susu, botol detergen, botol obat, botol oli mesin, botol sampo, kemasan jus, botol sabun cair, kemasan kopi dan botol sabun bayi.

LDPEPlastik LDPE sering digunakan untuk pembuatan film, mangkuk, botol danWadah atau kemasan. PPPP tahan lemak, asam kuat dan basa, sehingga baik untuk kemasan minyak dan sari buah. PP dapat dijumpai pada wadah makanan, kemasan, tutup botol obat, tube margarin, sedotan, tali, berbagai macam botol, yogurt, margarin, makanan kering, makanan siap saji PETPlastik PET cocok digunakan untuk membungkus bahan yang bersifat oksidator (mengandung H2O2), asam, minyak, dan pelarut organik namun tidak cocok untuk mengemas bahan pangan yang bersifat basa. PET tahan terhadap pelarut organik seperti asam-asam organik dari buah-buahan, sehingga dapat digunakan untuk mengemas minuman sari buah. PET dapat ditemukan pada botol air, botol soda, botol jus, botol minyak goreng

4. Bagaimana aplikasi plastik berdasarkan uji permeabilitas terhadap bahan pangan?Jawab : Plastik dengan tingkat permeabilitas rendah cocok digunakan untuk mengemas bahan pangan yang mudah rusak jika kontak dengan udara dan uap air. Sedangkan plastik dengan tingkat permeabilitas tinggi cocok digunakan untuk mengemas produk/bahan pangan yang masih melakukan respirasi seperti buah dan sayur.

5. Faktor apa saja yang mempengaruhi perbedaan pada tiap permeabilitas ?Jawab : a. Monomer penyusun plastik, monomer plastik yang mempunyai sifat hidrofilik maka akan mempunyai kemampuan menarik uap air, sehingga permeabilitasnya tinggi.b. Ketebalan, pada umumnya plastik yang tebal mempunyai permeabilitas yang rendah terhadap gas dan uap air.

6. Bagaimana pengaruh masing-masing desikan yang digunakan ?Jawab : Desikan yang mempunyai kemampuan menyerap uap air yang besar kemungkinan akan menambah berat yang besar pada penimbangan dan akan meningkatkan permeabilitas suatu kemasan. Desikan akan menyerap banyak uap air untuk menyeimbangkan RH di dalam gelas dengan RH lingkungan. Desikan dengan daya serap yang tinggi mempunyai kemampuan untuk menyeimbangkan RH yang besar.