laporan diskusi etnomedik

45
Pemicu Gangguan Fungsi Ginjal Bapak Ketut dari kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah membagi pengalamannya pada sebuah seminar yang diadakan di Jakarta “ saya sering merasa lemas, mual dan rasa tidak nyaman di lambung pada pertengahan tahun 2008. Semula saya menduga hal itu gejala maag kronis, namun karena rasa sakit hilang timbul pada tanggal 13 Desember 2008 saya menjalani serangkaian pemeriksaan di sebuah klinik. Hasilnya ternyata ginjal saya bermasalah, kreatinin 19 mg/dl; kadar normal 0,6- 1,1 mg/dl; kadar ureum 286 mg/dl, nilai normal 10-50 mg/dl dan asam urat 12 mg/dl, kadar normal 2,3-6,1 mg/dl. Rasa sakit yang saya rasakan semakin menjadi-jadi, perut terasa panas, makanan padat nyaris tidak dapat saya telan karena selalu muntah. Selama sebulan bobot badan menyusut drastis, semula 72 kg menjadi 53 kg. rujukan berobat ke Semarang dan Jakarta pun saya jalani, tetapi tanda-tanda kesembuhan belum tampak. Hasil terakhir yang mengejutkan saya adalah ditemukannya batu disaluran kemih, ginjal bengkak dan fungsi ginjal 7% dan ginjal kanan 11%. Harapan hidup saya waktu itu tipis sekali. Pada Febuari 2009, saya dan istri mengikuti seminar dengan pembicara dr. Luluk Zulfa. Dari seminar itu saya mengetahui khasiat teripang dan spirulina. Usai seminar saya mulai mengkonsumsi 2 sendok makan Jeli Gamat dan 5 Tablet Spirulina Pacifica masing-masing 2 kali sehari. Selain itu saya juga menggunakan BioN Pendant. Perubahan tahap demi tahap mulai saya alami. 1

Upload: dewi-kurnia

Post on 28-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Diskusi Etnomedik

Pemicu

Gangguan Fungsi Ginjal

Bapak Ketut dari kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah membagi pengalamannya

pada sebuah seminar yang diadakan di Jakarta “ saya sering merasa lemas, mual dan rasa

tidak nyaman di lambung pada pertengahan tahun 2008. Semula saya menduga hal itu gejala

maag kronis, namun karena rasa sakit hilang timbul pada tanggal 13 Desember 2008 saya

menjalani serangkaian pemeriksaan di sebuah klinik. Hasilnya ternyata ginjal saya

bermasalah, kreatinin 19 mg/dl; kadar normal 0,6-1,1 mg/dl; kadar ureum 286 mg/dl, nilai

normal 10-50 mg/dl dan asam urat 12 mg/dl, kadar normal 2,3-6,1 mg/dl. Rasa sakit yang

saya rasakan semakin menjadi-jadi, perut terasa panas, makanan padat nyaris tidak dapat saya

telan karena selalu muntah.

Selama sebulan bobot badan menyusut drastis, semula 72 kg menjadi 53 kg. rujukan

berobat ke Semarang dan Jakarta pun saya jalani, tetapi tanda-tanda kesembuhan belum

tampak. Hasil terakhir yang mengejutkan saya adalah ditemukannya batu disaluran kemih,

ginjal bengkak dan fungsi ginjal 7% dan ginjal kanan 11%. Harapan hidup saya waktu itu

tipis sekali.

Pada Febuari 2009, saya dan istri mengikuti seminar dengan pembicara dr. Luluk

Zulfa. Dari seminar itu saya mengetahui khasiat teripang dan spirulina. Usai seminar saya

mulai mengkonsumsi 2 sendok makan Jeli Gamat dan 5 Tablet Spirulina Pacifica masing-

masing 2 kali sehari. Selain itu saya juga menggunakan BioN Pendant. Perubahan tahap demi

tahap mulai saya alami.

Saya yang semula berjalan 10 meter saja terasa lelah, kini dapat saya lalui dengan

mudah. Tepat 2 bulan berlalu saya kembali melakukan cek ulang dan hasilnya sangat

menggembirakan: kadar kreatinin 3 mg/dl, dan ureum 78 mg/dl. Dokter yang merawat kagum

dengan kemajuan yang saya alami. Menurut dokter fungsi ginjal sudah membaik. Kini

hampir satu tahun berlalu, kesehatan saya stabil, tak ada keluhan yang terjadi, dan kini saya

kembali dapat berjalan kaki sejauh yang saya mau. “

Sumber : Trubus, 466 September 2008

Buatlah : Analisa masalah yang dialami oleh bapak Ketut, dan bagaimana efek dari

pengobatan tradisional yang dilakukan oleh bapak Ketut dari segi kedokteran konvensional.

1

Page 2: Laporan Diskusi Etnomedik

A. Klarifikasi dan Defenisi

1. Teripang

Gold-G Sea Cucumber dalam istilah sehari-hari disebut Timun Emas atau

Teripang/Gamat adalah bahan makanan yang berasal dari laut di daerah Asia

2. Spirulina

Spirulina adalah tumbuhan Mikro Ganggang yang telah hidup sejak 3,6 milyar

tahun yang lalu.

3. Jeli gamat

4. BioN pendant

B. Keywords

- Bapak Ketut mengalami lemas, mual, rasa tidak nyaman pada lambung, hilang

timbul.

- BB turun drastis.

- Khasiat teripang dan spirulina.

- Batu di saluran kemih.

- Mengkonsumsi jeli gamat dan spirulina.

C. Rumusan masalah

1. Apa permasalahan yang dialami oleh Bapak Ketut?

2. Bagaimana efek dari pengobatan tradisional dan konvensional yang dilakukan

oleh Bapak Ketut?

2

Page 3: Laporan Diskusi Etnomedik

D. Analisis masalah

E. Hipotesis

1. Bapak Ketut menderita GGK.

2. Terdapat kandungan yang bermanfaat pada spirulina, teripang, dan BioN Pendant

yang dapat memperbaiki kondisi kesehatan Bapak Ketut yang sebelumnya belum

dapat diperbaiki dengan pengobatan konvensional.

3

Tn. Ketut

Gejala:• Perut terasa

panas • Selalu muntah • BB turun

drastis

Hasil pemeriksaan:• Kreatinin 19 mg/dl• Ureum 286 mg/dl• Asam urat 12 mg/dl• Ditemukan batu disaluran

kemih• Ginjal bengkak + fungsi

ginjal turun (kanan 11%, kiri 7%)

Mengikuti pengobatan konvensional

Belum ada tanda-tanda kesembuhan

Mengkonsumsi jeli gamat dan spirulina, serta menggunakan BioN pendant

Kandungan jeli gamat dan spirulina

Cara kerja obat Tn. Ketut kondisinya membaik

Efek samping

Efek BioN pendant

Page 4: Laporan Diskusi Etnomedik

F. Learning Issue

1. Pengobatan tradisional:

a. Teripang,

b. Spirulina,

c. BioN Pendant,

d. Pengobatan tradisional lain.

2. Perbandingan pengobatan konvensional dan tradisional pada penyakit ginjal

Bapak Ketut.

3. Pengawasan pemeritah terhadap pembuatan, distribusi, dan penggunaan obat

tradisional (obat dalam dan luar negeri).

3. Dokter dan obat tradisional.

4. UU perlindungan konsumen.

4

Page 5: Laporan Diskusi Etnomedik

G. Pembahasan

1. Pengobatan Tradisional

a. Pengembangan obat

1) Sejarah penggunaan obat

Pada mulanya penggunaan obat dilakukan secara empirik dari tumbuhan,

hanya berdasarkan pengalaman dan selanjutnya Paracelsus (1541-1493 SM)

berpendapat bahwa untuk membuat sediaan obat perlu pengetahuan kandungan zat

aktifnya dan dia membuat obat dari bahan yang sudah diketahui zat aktifnya.

Hippocrates (459-370 SM) yang dikenal dengan “bapak kedokteran” dalam praktek

pengobatannya telah menggunakan lebih dari 200 jenis tumbuhan. Claudius Galen

(200-129 SM) menghubungkan penyembuhan penyakit dengan teori kerja obat yang

merupakan bidang ilmu farmakologi. Selanjutnya Ibnu Sina (980-1037) telah menulis

beberapa buku tentang metode pengumpulan dan penyimpanan tumbuhan obat serta

cara pembuatan sediaan obat seperti pil, supositoria, sirup dan menggabungkan

pengetahuan pengobatan dari berbagai negara yaitu Yunani, India, Persia, dan Arab

untuk menghasilkan pengobatan yang lebih baik. Johann Jakob Wepfer (1620-1695)

berhasil melakukan verifikasi efek farmakologi dan toksikologi obat pada hewan

percobaan, ia mengatakan :”I pondered at length, finally I resolved to clarify the

matter by experiment”. Ia adalah orang pertama yang melakukan penelitian

farmakologi dan toksikologi pada hewan percobaan. Percobaan pada hewan

merupakan uji praklinik yang sampai sekarang merupakan persyaratan sebelum obat

diuji–coba secara klinik pada manusia.

Institut Farmakologi pertama didirikan pada th 1847 oleh Rudolf Buchheim

(1820-1879) di Universitas Dorpat (Estonia). Selanjutnya Oswald Schiedeberg (1838-

1921) bersama dengan pakar disiplin ilmu lain menghasilkan konsep fundamental

dalam kerja obat meliputi reseptor obat, hubungan struktur dengan aktivitas dan

toksisitas selektif. Konsep tersebut juga diperkuat oleh T. Frazer (1852-1921) di

Scotlandia, J. Langley (1852-1925) di Inggris dan P. Ehrlich (1854-1915) di Jerman.

2) Sumber obat

Sampai akhir abad 19, obat merupakan produk organik atau anorganik dari

tumbuhan yang dikeringkan atau segar, bahan hewan atau mineral yang aktif dalam

penyembuhan penyakit tetapi dapat juga menimbulkan efek toksik bila dosisnya

5

Page 6: Laporan Diskusi Etnomedik

terlalu tinggi atau pada kondisi tertentu penderita Untuk menjamin tersedianya obat

agar tidak tergantung kepada musim maka tumbuhan obat diawetkan dengan

pengeringan. Contoh tumbuhan yang dikeringkan pada saat itu adalah getah Papaver

somniferum (opium mentah) yang sering dikaitkan dengan obat penyebab

ketergantungan dan ketagihan.

Dengan mengekstraksi getah tanaman tersebut dihasilkan berbagai senyawa

yaitu morfin, kodein, narkotin (noskapin), papaverin dll. yang ternyata memiliki efek

yang berbeda satu sama lain walaupun dari sumber yang sama Dosis tumbuhan kering

dalam pengobatan ternyata sangat bervariasi tergantung pada tempat asal tumbuhan,

waktu panen, kondisi dan lama penyimpanan. Maka untuk menghindari variasi dosis,

F.W.Sertuerner (1783-1841) pada th 1804 mempelopori isolasi zat aktif dan

memurnikannya dan secara terpisah dilakukan sintesis secara kimia. Sejak itu

berkembang obat sintetik untuk berbagai jenis penyakit.

3) Pengembangan obat baru

Pengembangan bahan obat diawali dengan sintesis atau isolasi dari berbagai

sumber yaitu dari tanaman (glikosida jantung untuk mengobati lemah jantung),

jaringan hewan (heparin untuk mencegah pembekuan darah), kultur mikroba

(penisilin G sebagai antibiotik pertama), urin manusia (choriogonadotropin) dan

dengan teknik bioteknologi dihasilkan human insulin untuk menangani penyakit

diabetes. Dengan mempelajari hubungan struktur obat dan aktivitasnya maka

pencarian zat baru lebih terarah dan memunculkan ilmu baru yaitu kimia medisinal

dan farmakologi molekular.

Setelah diperoleh bahan calon obat, maka selanjutnya calon obat tersebut akan

melalui serangkaian uji yang memakan waktu yang panjang dan biaya yang tidak

sedikit sebelum diresmikan sebagai obat oleh Badan pemberi izin. Biaya yang

diperlukan dari mulai isolasi atau sintesis senyawa kimia sampai diperoleh obat baru

lebih kurang US$ 500 juta per obat. Uji yang harus ditempuh oleh calon obat adalah

uji praklinik dan uji klinik.

a) Uji Praklinik

Uji praklinik merupakan persyaratan uji untuk calon obat, dari uji ini

diperoleh informasi tentang efikasi (efek farmakologi), profil

farmakokinetik dan toksisitas calon obat. Pada mulanya yang dilakukan

pada uji praklinik adalah pengujian ikatan obat pada reseptor dengan

kultur sel terisolasi atau organ terisolasi, selanjutnya dipandang perlu

6

Page 7: Laporan Diskusi Etnomedik

menguji pada hewan utuh. Hewan yang baku digunakan adalah galur

tertentu dari mencit, tikus, kelinci, marmot, hamster, anjing atau beberapa

uji menggunakan primata, hewan-hewan ini sangat berjasa bagi

pengembangan obat. Hanya dengan menggunakan hewan utuh dapat

diketahui apakah obat menimbulkan efek toksik pada dosis pengobatan

atau aman.

Penelitian toksisitas merupakan cara potensial untuk mengevaluasi :

(1) Toksisitas yang berhubungan dengan pemberian obat akut atau kronis

(2) Kerusakan genetik (genotoksisitas, mutagenisitas)

(3) Pertumbuhan tumor (onkogenisitas atau karsinogenisitas)

(4) Kejadian cacat waktu lahir (teratogenisitas)

Selain toksisitasnya, uji pada hewan dapat mempelajari sifat

farmakokinetik obat meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme dan

eliminasi obat. Semua hasil pengamatan pada hewan menentukan apakah

dapat diteruskan dengan uji pada manusia. Ahli farmakologi bekerja sama

dengan ahli teknologi farmasi dalam pembuatan formula obat,

menghasilkan bentuk-bentuk sediaan obat yang akan diuji pada manusia.

Di samping uji pada hewan, untuk mengurangi penggunaan hewan

percobaan telah dikembangkan pula berbagai uji in vitro untuk

menentukan khasiat obat contohnya uji aktivitas enzim, uji antikanker

menggunakan cell line, uji anti mikroba pada perbenihan mikroba, uji

antioksidan, uji antiinflamasi dan lain-lain untuk menggantikan uji khasiat

pada hewan tetapi belum semua uji dapat dilakukan secara in vitro. Uji

toksisitas sampai saat ini masih tetap dilakukan pada hewan percobaan,

belum ada metode lain yang menjamin hasil yang menggambarkan

toksisitas pada manusia, untuk masa yang akan datang perlu

dikembangkan uji toksisitas secara in vitro.

Setelah calon obat dinyatakan mempunyai kemanfaatan dan aman pada

hewan percobaan maka selanjutnya diuji pada manusia (uji klinik). Uji

pada manusia harus diteliti dulu kelayakannya oleh komite etik mengikuti

Deklarasi Helsinki.

7

Page 8: Laporan Diskusi Etnomedik

b) Uji klinik

Uji klinik terdiri dari 4 fase yaitu :

Fase I , calon obat diuji pada sukarelawan sehat untuk mengetahui apakah

sifat yang diamati pada hewan percobaan juga terlihat pada manusia. Pada

fase ini ditentukan hubungan dosis dengan efek yang ditimbulkannya dan

profil farmakokinetik obat pada manusia.

Fase II, calon obat diuji pada pasien tertentu, diamati efikasi pada

penyakit yang diobati. Yang diharapkan dari obat adalah mempunyai efek

yang potensial dengan efek samping rendah atau tidak toksik. Pada fase ini

mulai dilakukan pengembangan dan uji stabilitas bentuk sediaan obat.

Fase III melibatkan kelompok besar pasien, di sini obat baru

dibandingkan efek dan keamanannya terhadap obat pembanding yang

sudah diketahui.

Selama uji klinik banyak senyawa calon obat dinyatakan tidak dapat

digunakan. Akhirnya obat baru hanya lolos 1 dari lebih kurang 10.000

senyawa yang disintesis karena risikonya lebih besar dari manfaatnya atau

kemanfaatannya lebih kecil dari obat yang sudah ada. Keputusan untuk

mengakui obat baru dilakukan oleh badan pengatur nasional, di Indonesia

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan, di Amerika Serikat oleh FDA

(Food and Drug Administration), di Kanada oleh Health Canada, di Inggris

oleh MHRA (Medicine and Healthcare Product Regulatory Agency), di

negara Eropah lain oleh EMEA ( European Agency for the Evaluation of

Medicinal Product) dan di Australia oleh TGA (Therapeutics Good

Administration).

Untuk dapat dinilai oleh badan tersebut, industri pengusul harus

menyerahkan data dokumen uji praklinik dan klinik yang sesuai dengan

indikasi yang diajukan, efikasi dan keamanannya harus sudah ditentukan

dari bentuk produknya (tablet, kapsul dll.) yang telah memenuhi

persyaratan produk melalui kontrol kualitas.

Pengembangan obat tidak terbatas pada pembuatan produk dengan zat

baru, tetapi dapat juga dengan memodifikasi bentuk sediaan obat yang

sudah ada atau meneliti indikasi baru sebagai tambahan dari indikasi yang

sudah ada. Baik bentuk sediaan baru maupun tambahan indikasi atau

perubahan dosis dalam sediaan harus didaftarkan ke Badan POM dan

8

Page 9: Laporan Diskusi Etnomedik

dinilai oleh Komisi Nasional Penilai Obat Jadi. Pengembangan ilmu

teknologi farmasi dan biofarmasi melahirkan new drug delivery system

terutama bentuk sediaan seperti tablet lepas lambat, sediaan liposom, tablet

salut enterik, mikroenkapsulasi dll. Kemajuan dalam teknik rekombinasi

DNA, kultur sel dan kultur jaringan telah memicu kemajuan dalam

produksi bahan baku obat seperti produksi insulin dll.

Setelah calon obat dapat dibuktikan berkhasiat sekurang-kurangnya sama

dengan obat yang sudah ada dan menunjukkan keamanan bagi si pemakai

maka obat baru diizinkan untuk diproduksi oleh industri sebagai legal drug

dan dipasarkan dengan nama dagang tertentu serta dapat diresepkan oleh

dokter.

Fase IV, setelah obat dipasarkan masih dilakukan studi pasca pemasaran

(post marketing surveillance) yang diamati pada pasien dengan berbagai

kondisi, berbagai usia dan ras, studi ini dilakukan dalam jangka waktu

lama untuk melihat nilai terapeutik dan pengalaman jangka panjang dalam

menggunakan obat. Setelah hasil studi fase IV dievaluasi masih

memungkinkan obat ditarik dari perdagangan jika membahayakan sebagai

contoh cerivastatin suatu obat antihiperkolesterolemia yang dapat merusak

ginjal, Entero-vioform (kliokuinol) suatu obat antidisentri amuba yang

pada orang Jepang menyebabkan kelumpuhan pada otot mata (SMON

disease), fenil propanol amin yang sering terdapat pada obat flu harus

diturunkan dosisnya dari 25 mg menjadi tidak lebih dari 15 mg karena

dapat meningkatkan tekanan darah dan kontraksi jantung yang

membahayakan pada pasien yang sebelumnya sudah mengidap penyakit

jantung atau tekanan darah tinggi , talidomid dinyatakan tidak aman untuk

wanita hamil karena dapat menyebabkan kecacatan pada janin, troglitazon

suatu obat antidiabetes di Amerika Serikat ditarik karena merusak hati .

c) Obat Herbal dan Fitofarmaka

Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, memiliki

lebih kurang 30.000 spesies tumbuhan dan 940 spesies di antaranya

termasuk tumbuhan berkhasiat (180 spesies telah dimanfaatkan oleh

industri jamu tradisional) merupakan potensi pasar obat herbal dan

9

Page 10: Laporan Diskusi Etnomedik

fitofarmaka. Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia

telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu

terbukti dari adanya naskah lama pada daun lontar Husodo (Jawa), Usada

(Bali), Lontarak pabbura (Sulawesi Selatan), dokumen Serat Primbon

Jampi, Serat Racikan Boreh Wulang nDalem dan relief candi Borobudur

yang menggambarkan orang sedang meracik obat (jamu) dengan

tumbuhan sebagai bahan bakunya. Obat herbal telah diterima secara luas

di negara berkembang dan di negara maju. Menurut WHO (Badan

Kesehatan Dunia) hingga 65% dari penduduk negara maju dan 80 % dari

penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal. Faktor

pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju

adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi

penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern

untuk penyakit tertentu di antaranya kanker serta semakin luas akses

informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia. Pada th 2000

diperkirakan penjualan obat herbal di dunia mencapai US$ 60 milyar.

WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam

pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit,

terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. Hal ini

menunjukkan dukungan WHO untuk back to nature yang dalam hal

tertentu lebih menguntungkan. Untuk meningkatkan keselektifan

pengobatan dan mengurangi pengaruh musim dan tempat asal tanaman

terhadap efek, serta lebih memudahkan dalam standardisasi bahan obat

maka zat aktif diekstraksi lalu dibuat sediaan fitofarmaka atau bahkan

dimurnikan sampai diperoleh zat murni Di Indonesia, dari tahun ke tahun

terjadi peningkatan industri obat tradisional, menurut data dari Badan

Pengawas Obat dan Makanan sampai th 2002 terdapat 1.012 industri obat

tradisional yang memiliki izin usaha industri yang terdiri dari 105 industri

berskala besar dan 907 industri berskala kecil. Karena banyaknya variasi

sediaan bahan alam maka untuk memudahkan pengawasan dan perizinan

maka Badan POM mengelompokkan dalam sediaan jamu, sediaan herbal

terstandar dan sediaan fitofarmaka. Persyaratan ketiga sediaan berbeda

yaitu untuk jamu pemakaiannya secara empirik berdasarkan pengalaman,

sediaan herbal terstandar bahan bakunya harus distandardisasi dan sudah

10

Page 11: Laporan Diskusi Etnomedik

diuji farmakologi secara eksperimental sedangkan sediaan fitofarmaka

sama dengan obat modern bahan bakunya harus distandardisasi dan harus

melalui uji klinik.

Dalam upaya peningkatan pemanfaatan bahan alam Indonesia yang

terjamin keamanannya, Badan POM bekerja sama dengan beberapa

perguruan tinggi termasuk ITB sedang meneliti 9 tanaman obat unggulan

nasional sampai ke uji klinis. Tanaman tersebut adalah salam, sambiloto,

kunyit, jahe merah, jati belanda, temulawak, jambu biji, cabe Jawa dan

mengkudu.

Dengan melihat jumlah tanaman di Indonesia yang berlimpah dan baru

180 tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

maka peluang bagi profesi kefarmasian untuk meningkatkan peran sediaan

herbal dalam pembangunan kesehatan masih terbuka lebar. Standardisasi

bahan baku dan obat jadi, pembuktian efek farmakologi dan informasi

tingkat keamanan obat herbal merupakan tantangan bagi farmasis agar

obat herbal semakin dapat diterima oleh masyarakat luas.

b. Teripang

Gold-G Sea Cucumber dalam istilah sehari-hari disebut Timun Emas atau

Teripang/Gamat adalah bahan makanan yang berasal dari laut di daerah Asia.

Beberapa jenis teripang dikenal sebagai Gamat di Malaysia atau Teripang di

Indonesia dikatakan memiliki sifat penyembuhan yang sangat baik. Ada perusahaan-

perusahaan farmasi sudah memproduksi produk gamat ini dalam bentuk extrak dan

sirup. Ekstrak siap untuk dikonsumsi langsung atau dibuat menjadi minyak, krim, atau

kosmetik.

Efektivitas ekstrak teripang dalam perbaikan jaringan telah menjadi subjek

studi yang serius. Hal ini diyakini bahwa mentimun laut mengandung semua asam

lemak yang diperlukan untuk memainkan peran aktif dalam perbaikan jaringan.

Gamat/teripang adalah merupakan hewan spesies dari keluarga Holothuroidea.

Holothuroidea adalah kelas hewan laut (filum Echinodermata) dengan tubuh yang

panjang dan kulit kasar, yang ditemukan di dasar laut di seluruh dunia. Banyak

holothurian spesies dan genera, informal dikenal sebagai teripang, yang diambil untuk

11

Page 12: Laporan Diskusi Etnomedik

dikonsumsi manusia. Produk yang dipanen juga disebut sebagai ketimun laut, atau

seperti teripang, bêche-de-mer, balate, atau siput laut.

Teripang emas (Stichopus horrens) yang umum digunakan dalam bentuk

Gamat / teripang kering atau dalam bentuk bubuk biasanya dibuat menjadi lotion atau

salep tropikal. Kadang-kadang dicampur ke dalam tanah liat dan diterapkan sebagai

masker wajah, atau dimasukkan ke dalam teh dan dikonsumsi untuk keluhan perut.

Pengguna percaya bahwa larutan teripang dapat menyembuhkan luka, kulit melepuh,

dan borok, dan mengklaim bahwa ia memiliki efek menguntungkan pada sistem

kekebalan tubuh.

Kandungan Sea Cucumber (teripang emas) berdasarkan hasil penelitian adalah:

1) Protein

2) Omega-3 (EPA & DHA)

3) Condroitin Sulfate & Mukopolisakarida

4) Mineral-mineral seperti: Magnesium, Mangan,Sodium, Zink, Kuprum, Fosforus,

Iodin, Potasium, Natrium, Kalium dll

5) Vitamin E, Genisten, Beta Caroten

Teripang kaya akan grow factor sehingga dapat memperbaiki sel-sel rusak.

Kandungan protein hingga 82% dan asam lemak essensial mujarab memperkuat sel

hati untuk mengeluarkan antibodi. Karena itu juga teripang (gamat) kerap disebut

imunomodulator.

Lantaran kandungan kolagen yang tinggi, teripang (gamat) ampuh melakukan

regenerasi sel secara singkat. Menurut dr. Zen, gamat larut dalam air sehingga

langsung terserap di hati tanpa mengalami detoksifikasi. "Karena itu, gamat tidak

menimbulkan efek samping," tambahnya.

Di Indonesia, pemanfaatan teripang sebagai bahan pangan dibanding produk

perikanan lainnya tergolong kurang populer karena nilai estetika yang rendah dilihat

dari bentuk fisik teripang yang terkesan menjijikkan. Saat ini Indonesia menjadi salah

satu negara pengekpor teripang kering terkemuka selain Filipina dan Kaledonia baru.

Mutu teripang kering dari Indonesia masih dibawah standar perdagangan sehingga

nilai jual produk teripang lebih rendah dari produk negara-negara pesaingnya. Potensi

teripang cukup besar karena Indonesia memiliki perairan pantai dengan habitat

teripang yang cukup luas

12

Page 13: Laporan Diskusi Etnomedik

c. Spirulina

Spirulina adalah tumbuhan Mikro Ganggang yang telah hidup sejak 3,6 milyar

tahun yang lalu. Spirulina Pacifica merupakan ”makanan” yang kaya akan zat gizi

sehingga dapat dikonsumsi oleh semua golongan usia dari anak-anak hingga lansia,

termasuk wanita hamil dan menyusui. Spirulina Pacifica membantu melengkapi zat

gizi yang kurang dari konsumsi makanan sehari-hari sekaligus meningkatkan daya

tahan tubuh. Bagi ibu hamil Spirulina Pacifica pun aman untuk dikonsumsi,

memberikan suplai zat gizi esensial untuk ibu dan janin, GLA di dalamnya akan

menunjang produksi ASI yang berkualitas. Spirulina Pacifica juga dapat diberikan

kepada mereka yang menderita keluhan Diabetes Mellitus, Hipertensi, Anemia,

Sembelit, Wasir, Hepatitis, Herpes, Thyroid, Tumor/kista dan dapat dikonsumsi untuk

meningkatkan daya tahan tubuh

1) Kandungan Spirulina

Secara umum Spirulina memiliki kandungan sebagai berikut:

a) 60 - 70% Protein

b) 20 - 25% Karbohidrat

c) 3 - 5% Lemak

d) 5 - 8% Mineral dan Vitamin

e) 2 - 5% Air

f) Pigmen

2) Manfaat Spirulina

Spirulina adalah sumber nutrisi 100% alami dan merupakan makanan yang bersifat

alkali. Agar tubuh tetap sehat, sangat penting bagi kita untuk mengkonsumsi makanan

sehari-hari dengan proporsi seimbang antara 80% makanan ber-alkali dan 20%

makanan bersifat asam. Tubuh yang sehat mengandung alkali yang rendah (PH 7.3 -

7.4).

Spirulina Pacifica membantu membuang kotoran didalam usus besar. Seandainya

pada suatu waktu feses berwarna kehijauan ini adalah disebabkan pigmen klorofil

yang terdapat di dalam Spirulina

Spirulina atau yang biasa disebut gagang biru-hijau kaya akan protein dan

vitamin A, C , E dan B kompleks, termasuk vitamin B12 dan B6. Banyak dari

vitamin- vitamin ini yang menghambat antioksidan yang menggganggu pembuangan

13

Page 14: Laporan Diskusi Etnomedik

racun dan radikal bebas, membantu tubuh melawan penyakit dan menjaga kondisi

badan agar tetap sehat.

Tidak seperti mikrooerganisme lainnya yang dianggap sebagai sumber protein

seperti kacang-kacangan, spirulina tidak mempunyai dinding selulosa, tetapi sebuah

lapisan murein yang mudah pecah. Ini juga menjelaskan alasan kenapa protein dalam

spirulina mudah dicerna.

Phycocyanin memberikan spirulina warna yang unik yaitu biru-hijau dan

phycocyanin ini juga dikabarkan merupakan senyawa anti kanker yang hanya dapat

ditemukan pada alga biru-hijau.

Sebuah penelitian menemukan bahwa spirulina mempunyai efek yang sangat

menakjubkan dalam mengurangi proses inflamasi. Dari hasil penelitian, spirulina

dapat digunakan untuk terapi penyakit – penyakit dibawah ini :

a) Anemia defisiensi zat besi

b) Anemia pernisiosa

c) Defisiensi vitamin A

d) Inhibisi transmisi virus HIV dari ibu ke anak

e) Inhibisi infeksi sel T4 Helper oleh HIV

f) Prefentif kanker

g) Proteksi efek radiologi

h) Memperkuat sistem imun

Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa phycocyanin mempunyai peranan

penting dalam melindungi gagal ginjal akibat merkuri dan obat-obatan, dan spirulina

mungkin juga dapat digunakan untuk mengurangi disfungsi ginjal.

( The nutritional Aspect of Spirulina, Jacquest Falquet, Antenna Thecnologies.).

d. BioN Pendant

BioN Pendant diproses dari batuan vulkanik, perpaduan lebih dari 30 jenis

mineral anorganik yang mampu memancarkan FIR dengan lebih kuat. Panjang

gelombang yang dipancarkan oleh BioN Pendant serupa dengan FIR dari sinar

matahari yaitu 6-14 Mikron, dimana panjang gelombang ini sesuai & dapat diterima

oleh tubuh manusia (9.4 Mikron).

14

Page 15: Laporan Diskusi Etnomedik

FIR pada pendantpun dapat menembus kulit sedalam 7 cm, menyebabkan

getaran /fibrasi yang mampu untuk mengatifkan molekul air, mengurangi resiko

perlekatan kolestrol pada pembuluh darah.

Pancaran FIR BioN Pendant yang lebih kuat menjadikan BioN Pendant dapat

digunakan sebagai terapi untuk membantu :

1) Mengurangi rasa sakit & peradangan

2) Meningkatkan fungsi autonomic system syaraf & kekuatan otot

3) Penetrasi kehangatan untuk meningkatkan sirkulasi selama 24 jam sehari

4) Membantu regenerasi & mempercepat penyembuhan

5) Menaikan kadar oksigen dalam sel & energi

6) Mengelastiskan pembuluh darah

7) Mengaktifkan molekul air dalam tubuh

8) Mengurangi pembentukan asam laktat di jaringan otot

9) Mengeluarkan racun yang tersimpan dalam tubuh

10) Mengurangi asam lemak di jaringan

11) Mencegah pertumbuhan bakteri

e. Pengobatan Alternatif lain

1) Jenis –jenis pengobatan alternatif

a) Alternative Medical System/ Healing System – non medis

terdiri dari Homeopathy, Naturopathy, Ayurveda dan Traditional Chinese

Medicine (selanjutnya disingkat TCM)

b) Mind Body Intervention terdiri atas Meditasi, Autogenics, Relaksasi

Progresif, Terapi Kreatif, Visualisasi Kreatif, Hypnotherapy,

Neurolinguistik Programming (NLP), Brain Gym, dan Bach Flower

Remedy.

c) Terapi Biologis terdiri dari Terapi Herbal, Terapi Nutrisi, Food

Combining, Terapi Jus, Makrobiotik, Terapi Urine, Colon Hydrotherapy.

d) Manipulasi Anggota Tubuh terdiri atas Pijat/Massage, Aromatherapy,

Hydrotherapy, Pilates, Chiropractic, Yoga, Terapi Craniosacral, Teknik

Buteyko.

e) Terapi Energi terdiri dari Akupunktur, Akupressur, Refleksiologi, Chi

Kung, Tai Chi, Reiki, dan Prana healing.

15

Page 16: Laporan Diskusi Etnomedik

2) FIR (Far Infrared Rays)

Tanggal 7 Agustus 1981, Journal of American Medical

Association (JAMA) melaporkan bahwa banyak orang yang pergi ke tempat –

tempat yang dapat memelihara kesehatan jantung mereka. Selain itu,

dilaporkan bahwa penggunaan sauna secara teratur dapat membakar kalori

sama seperti saat kita berolahraga.

Telah ditemukan bahwa sauna dengan inframerah memungkinkan orang–

orang di kursi roda, yang sebelumnya tidak dapat menggerakkan dirinya dan

tidak dapat melakukan pelatihan kesehatan jantung atau berolahraga untuk

mendapatkan efek dari pelatihan kesehatan jantung tersebut. Hal ini

juga memungkinkan untuk lebih banyak variasi dalam setiap

program pelatihan yang berkelanjutan.

Aliran darah selama seluruh tubuh hipertermia dilaporkan naik dari 5-

7 liter yang normal menit sebanyak 13 liter per menit.

Karena penetrasi sinar inframerah (lebih dari satu setengah inci ke dalam

jaringan tubuh), terdapat efek pemanasan di dalam jaringan otot dan organ

dalam. Tubuh merespon panas ini dengan peningkatan induksi – hipotalamus

baik dalam volume dan laju jantung.

Penelitian medis menegaskan penggunaan sauna memberikan

pengkondisian jantung seperti tubuh yang bekerja untuk mendinginkan diri

dan melibatkan peningkatan substansial dalam denyut jantung, cardiac output,

dan tingkat metabolisme.

Sebagai konfirmasi keabsahan dari bentuk pengkondisian kardiovaskular,

penelitian yang dilakukan oleh NASA di awal 1980-an menyimpulkan

bahwa stimulasi inframerah pada fungsi kardiovaskular akan menjadi cara

yang ideal untuk memelihara kesehaan jantung para astronot Amerika selama

penerbangan ruang angkasa jangka panjang.

Panas inframerah, Konsumsi kalori, dan Berat Control Dalam Surat

Wellness nya Oktober 1990, Universitas California Berkeley melaporkan

bahwa "tahun 1980-an adalah dekade yang berdampak tinggi aerobik kelas

dan tinggi-jarak tempuh pelatihan. Namun ada sesuatu yang elitis tentang cara

latihan yang ditentukan: hanya akan melakukan latihan berat, Anda harus

meningkatkan detak jantung Anda menjadi antara X dan Y, dan satu-satunya

cara untuk pergi adalah untuk "pergi untuk membakar." Striktur seperti

16

Page 17: Laporan Diskusi Etnomedik

diasuransikan yang paling 'nyata' senam relatif muda dan dalam kondisi yang

baik untuk memulai dengan.Banyak orang Amerika terjebak dalam boom

kebugaran, tapi mungkin hanya sebagai banyak yang jatuh di pinggir

jalan. Seperti yang telah kita dilaporkan, penelitian terbaru menunjukkan

bahwa Anda tidak harus menjalankan maraton  menjadi sehat - bahwa

membakar hanya 1,000 kalori seminggu sudah cukup. Apa saja, asalkan luka

bakar kalori (Flickstein, Aaron M.)

3) Hipnoterapi

Artinya menggunakan intervensi hipnotis dalam tata cara psikoterapi.

Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari

manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan dan perilaku.

Hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran

menggunakan hipnotis. Hipnoterapi menggunakan sugesti atau pengaruh kata

- kata yang disampaikan dengan teknik - teknik tertentu. Satu - satunya

kekuatan dalam hipnoterapi adalah komunikasi.

Tahapan proses hipnoterapi

a) Pre - Induction (Interview)

Pada tahap awal ini hipnoterapis dan klien untuk pertama kalinya

bertemu. Setelah klien mengisi formulir mengenai data dirinya,

hipnoterapis membuka percakapan untuk membangun kepercayaan

klien, menghilangkan rasa takut terhadap hipnotis / hipnoterapi dan

menjelaskan mengenai hipnoterapi dan menjawab semua pertanyaan

klien. Sebelumnya hipnoterapis harus dapat mengenali aspek - aspek

psikologis dari klien, antara lain hal yang diminati dan tidak diminati,

apa yang diketahui klien terhadap hipnotis, dan seterusnya.

Pre - Induction dapat berupa percakapan ringan, saling berkenalan,

serta hal - hal lain yang bersifat mendekatkan seorang hipnoterapis

secara mental terhadap klien (building rapport). Hipnoterapis juga

akan membangu pengharapan mental klien terhadap masalah yang

dihadapinya (building mental expectancy).

Pre - Induction merupakan tahapan yang sangat penting. Seringkali

kegagalan proses hipnoterapi diawali dari proses Pre - Induction yang

tidak tepat.

17

Page 18: Laporan Diskusi Etnomedik

b) Suggestibility Test

Maksud dari uji sugestibilitas adalah untuk menentukan apakah klie

masuk ke dalam orang yang mudah menerima sugesti atau tidak.

Selain itu, uj sugestibilitas juga berfungsi sebagai pemanasan dan juga

untuk menghilangkan rasa takut terhadap proses hipnoterapi, Uji

sugestibilitas juga membantu hipnoterapis untuk menentukan teknik

induksi yang terbaik bagi sang klien.

c) Induksi

Induksi adalah cara yang digunakan oleh seorang hipnoterapis untuk

membawa pikiran klien berpindah dari pikiran sadar (conscious) ke

pikiran bawah sadar (sub conscious), dengan menembus apa yang

dikenal dengan Critical Area. Saat tubuh rileks, pikiran juga menjadi

rileks. maka frekuensi gelombang otak dari klien akan turun dari Beta,

Alfa, kemudian Theta. Semakin turun gelombang otak, klien akan

semakin rileks, sehingga berada dalam kondisi trance. Inilah yang

dinamakan dengan kondisi ter -hipnotis. Hipnoterapis akan mengetahui

kedalaman trance klien dengan melakukan Depth Level Test (tingkat

kedalaman trance klien).

d) Deepening (Pendalaman Trance)

Jika dianggap perlu, hipnoterapis akan membawa klien ke trance yang

lebih dalam. Proses ini dinamakan deepening.

e) Suggestions / Sugesti

Selanjutnya hipnohipnoterapis akan memberikan sugesti - sugesti

positif yang bersifat mengobati kepada klien. Sugesti - sugesti ini yang

diharapk akan tertanam di pikiran bawah sadar klien dan menghasilkan

perubahan positif terhadap masalah klien. Pada saat klien masih berada

dalam trance hipnoterapis juga akan member Post Hypnotic

Suggestion, sugesti yang diberikan kepada klien pada saat proses

hipnotis masih berlangsung dan diharapkan terekam terus oleh pikiran

bawah sadar klien meskipun klien telah keluar dari proses hipnotis.

Post Hypnotic Suggestion adalah salah satu unsur terpenting dalam

proses hipnoterapi.

18

Page 19: Laporan Diskusi Etnomedik

f) Termination

Akhirnya dengan teknik yang tepat, hipnoterapis secara perlahan –

lahan akan membangunkan klien dari "tidur" hipnotisnya dan

membawanya ke keadaan yang sepenuhnya sadar

2. Perbandingan pengobatan konvensional dan tradisional pada penyakit ginjal

Bapak Ketut.

Spirulina merupakan alga biru-hijau (cyanobacterium) yang telah dikonsumsi

sejak jaman dahulu oleh orang-orang Meksiko. Alga ini dijual dalam bentuk suplemen

makanan karena tingginya kandungan protein,asam g-linolenic, vitamin-vitamin and

mineral-mineral. Banyak laporan yang melaporkan efek terapeutik spirulina dalam

mengatasi diabetes, arthritis, anemia, penyakit kardiovaskular dan kanker. Spirulina

juga dikenal mengandung anti oksidan seperti phycocyanin, b-carotene, tocopherol,

asam g-linolenic dan senyawa fenolik .

Ekstrak spirulina diketahui mempunyai aktifitas antioksidan yang tinggi

dibandingkan dengan ala lainnya, seperti chlorella dikarenakan kandungan senyawa

fenoliknya yang tinggi1. Spirulina juga menghalangi efek negatif reaksi inflamasi

terhadap proses neurogenesis, secara tidak langsung menurunkan astrogliosis, dan

berpotensial bertindak secara langsung pada stem sel dan mempromosi proliferasi

sumsum tulang dan stem sel CD34+ manusia dalam kultur2. Spirulina mempunyai

efek hipolipidemia, anti oksidan dan anti inflamasi yang telah teruji secara klinis3.

1. Protein 86.8%

2. Antiseptik alamiah

3. Kolagen 80%

4. Chondroitin

5. Trace Mineral

6. Omega 3, 6 dan 9

7. Mukopolisakarida

8. Glucosaminoglycans (GAG’s)

Selain memiliki beberapa kandungan diatas, gamat juga memiliki zat anti kanker

alamiah dan kandungan CGF (CELL GROWTH FACTOR) yang tinggi sekali.

19

Page 20: Laporan Diskusi Etnomedik

Studi di China mengungkapkan bahwa Sea Cucumber (Teripang, Tripang,

Gamat) juga mengandung saponin glycosides. Komponen ini mempunyai suatu

struktur yang serupa dengan komponen ginseng yang aktif, ganoderma, dan tumbuh-

tumbuhan bumbu tonic yang terkenal. Studi di China ini menunjukkan adanya anti

kanker pada saponin dan polisakarida yang terkandung di dalam Sea Cucumber. Studi

modern ini membuktikan bahwa Sea Cucumber dapat digunakan sebagai suatu tonik

dan suplemen gizi.

Penelitian yang modern ini telah membuktikan bahwa Sea Cucumber

bermanfaat untuk penyakit musculoskeletal inflam-matory, khususnya arthritis

rematik, osteoarthritis, dan ankylosing spondylitis (penyakit rematik yang

mempengaruhi tulang belakang).

Efek terhadap HIV/AIDS: Dalam penelitian medis, lektin telah ditemukan

mempunyai efek therapeutic pada Human Immunodeficiency Virus (HIV). Hasil tes

laboratorium yang menggunakan sel limfoid, menunjukkan bahwa lektin tumbuhan

yang dikenal sebagai jacalin, secara sempurna dapat menghalangi virus HIV. Di

samping kemampuannya untuk menggumpalkan sel-sel yang sangat berbahaya, lektin

juga berperan sebagai indikator adanya tumor.

3. Pengawasan pemeritah terhadap pembuatan, distribusi, dan penggunaan obat

tradisional (obat dalam dan luar negeri).

a. UU PERLINDUNGAN KONSUMEN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999

TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian

hukum untuk memberi pelindungan kepada konsumen.

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang daan/atau jasa yang tersedia dalam

masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun

makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Perlindungan konsumen bertujuan:

1) Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemdirian konsumen untuk

melindungi diri sendiri;

2) Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya

dari ekses negative pemakaian barang dan/atau jasa;

20

Page 21: Laporan Diskusi Etnomedik

3) Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan

menuntut hak-haknya sebagai konsumen;

4) Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsure

kepastian hokum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan

informasi.

5) Mmenumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan

konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggungjjawab dalam

berusaha;

6) Meningkatkan kualitas barang dan/jasa yang menjamin kelangsungan usaha

produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan

keselamatan konsumen.

Pasal 8 ayat 1 disebutkan pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau

memprdagangkan barang dan/jasa yang:

1) Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

2) Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam

hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang

tersebut;

3) Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan, dan jumlah dalam hitungan

menurut ukuran yang sebenarnya;

4) Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran

sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket, atau keterangan barang dan/jasa

tersebut;

5) Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya,

mode, atau penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam label atau

keterangan barang dan/atau jasa tersebut;

6) Tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan,

iklan atau promosi penjualan barang dan/atau jasa tersebut;

7) Tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa atau jangka waktu

penggunaan/pemanfaatan yang paling baik atas barang tertentu;

8) Tidak mengikuti ketentuan bereproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan

“halal” yang dicantumkan dalam label;

9) Tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat nama

barang, ukuran, berat/isi bersih atau netto, komposisi, aturan pakai, tanggal

21

Page 22: Laporan Diskusi Etnomedik

pembuatan, akibat samping, nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan

lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang/dibuat;

10) Tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan barang dalam

bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Selanjutnya pada pasal 8 ayat 2 pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang

yang rusak, cacat, atau bekas, dan tercemar tanpa memberikan informasi secara

lengkap dan benar atas barang dimaksud. Pada pasal 8(3) pelaku usaha dilarang

memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan yang rusak, cacat atau bekas dan

tercemar, dengan atau tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar.

Sedangkan pasal 9 ayat 1, disebutkan pelaku usaha dilarang menawarkan,

memproduksi, dan mengiklankan suatu barang dan/atau jasa secara tidak benar,

dan atau seolah-olah:

1) Barang tersebut telah memenuhi dan/atau memiliki potongan harga, harga

khusus, standar mutu tertentu, gaya atau mode tertentu, karakteristik tertentu,

sejarah atau guna tertentu;

2) Barang tersebut dalam keadaan baik dan/atau baru;

3) Barang dan/atau jasa tersebut telah mendapatkan dan/atau memiliki sponsor,

persetujuan, perlengkapan tertentu, keuntungan tertentu, cirri-ciri kerja atau

aksesori tertentu;

4) Barang dan/atau jasa tersebut dibuat oleh perusahaan yang mempunyai

sponsor, persetujuan, atau afiliasi;

5) Barang dan/atau jasa tersebut tersedia;

6) Barang tersebut tudak mengandung cacat tersembunyi;

7) Barang tersebut merupakan kelengkapan dari barang tertentu;

8) Barang tersebut berasal dari daerah tertentu;

9) Secara langsung atau tidak langsung merendahkan barang dan/atau jasa lain;

10) Menggunakan kata-kata yang berlebihan, seperti aman, tidak berbahaya, tidak

mengandung resiko atau efek samping tampak keterangan yang lengkap;

11) Menawarkan sesuatu yang mengandung janji yang belum pasti.

4. Dokter dan Obat Tradisional

a. Pengertian

Pengobatan komplementer-alternatif adalah pengobatan non konvensional

yang ditujukan unutk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya

22

Page 23: Laporan Diskusi Etnomedik

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan

terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi, yang berlandaskan

ilmu pengetahuan biomedik yang belum diterima dalam kedokteran konvensional.

Obat herbal adalah menggunakan pengobatan yang berasal dari tanaman, bisa

berupa daun, akar, biji-bijian dan lainnya, yang mengandung bahanyang berkhasiat

untuk tubuh.

Fitofarmaka adalah sediaan oabat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan

dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan klinik bahan baku dan produk

jasanya telah distandarisasi. (KMK 121)

Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan

tumbuhan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran bahan tersebut

yang secara turun-temurun yang telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan

pengalaman. (Zein)

b. Pengobatan Komplementer-Alternatif

1) Ruang Lingkup

a) Intervensi tubuh dan pikiran

b) Sistem pelayanan pengobatan

c) Cara penyembuhan manual

d) Pengobatan farmakologi dan biologi

e) Diet dan nutrisi unutk pencegahan dan pengobatan

f) Cara alain dalam diagnosa dan pengobatan.

2) Tenaga Pengobatan

Dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan yang memiliki pendidikan terstruktur

dalam bidang pengobayan komplementer alternatif. Dilakukan di faslitas

pelayanan kesehatan seperti

a) Rumah sakit pendidiakn

b) Rumah sakit non pendidikan

c) Rumah sakit khusus

d) Rumah sakit swasta

e) Praktek perorangan

f) Praktek berkelompok

g) Puskesmas. (PERMENKES 1109)

3) Standar Penyelenggaraan Pelayananan Medik Herbal

23

Page 24: Laporan Diskusi Etnomedik

Langkah-langkah dalam tindakan pelayanan medik herbal harus sesuai dengan

standar pelayanan medik, yaitu:

a) Anamnesis

b) Pemeriksaan fisik: inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi

c) Pemeriksaan penunjang

d) Penegakkan diagmosis dengan ilmu kedokteran

e) Informed consent

f) Pemberian obat herbal hanya dilakukan pada pasien dewasa

g) Pemberian terapi berdasarkan hasil diagnosis yang ditegakkan

h) Penggunaan pengobatan herbal dilakukan dengan menggunakan tanaman

berkhasiat obat

i) Dalam memberikan obat herbal perlu dilakukan hal berikut:

(1) Sedapat mungkin tidak mengkombinasikan dengan obat kimia

(2) Mencatat hasil pelayanan yang meliputi setiap kejadian atau

perubahan yang terjadi pada pasien termsuk efek samping

(3) Mencatat setiap intervensi oabt herbal yang diberikan termasuk

dosis atatu takaran, cara pemberian, bentuk sediaan.

j) Rujukan

Dilakukan ke fasilitas pelayaan kesehatan yang lebih mampu apabila

terjadi kasus yang tidak tertangani. (KMK 121)

5. Peran Pemerintah Dalam Pengobatan Tradisional

a. Pengawasan Pemasukan Bahan Baku Obat Tradisional

Bahan baku obat tradisional adalah simplisia atau sediaan galenik yang

digunakan sebagai bahan pembuatan obat tradisional dan tidak dalam kemasan yang

siap digunakan oleh konsumen. Setiap pemasukan bahan baku obat tradisional wajib

mendapatkan persetujuan pemasukan dari Kepala Badan Pengawas Obat dan

Makanan. Pemasukan bahan baku obat tradisional juga wajib memenuhi ketentuan

importasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Untuk mendapatkan

persetujuan importir wajib mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Badan.

Persetujuan pemasukan bahan baku obat dikenakan biaya per item bahan baku sesuai

ketentuan peraturan perundangundangan. Setiap persetujuan pemasukan sebagaimana

dimaksud dalam pasal hanya berlaku untuk satu kali pemasukan (setiap shipment).

24

Page 25: Laporan Diskusi Etnomedik

Pemasukan bahan baku obat tradisional dapat dibatasi dengan mempertimbangkan

ketersediaan hasil budidaya dan atau hasil produksi dalam negeri.

Badan Pengawas Obat dan Makanan melakukan pengawasan terhadap

pemasukan, penyaluran dan atau penggunaan bahan baku obat tradisional. Importir,

distributor, industri obat tradisional dan atau industri farmasi yang memasukkan

bahan baku obat tradisional wajib melakukan pendokumentasian setiap pemasukan,

penyaluran dan atau penggunaan bahan baku obat tradisional. Pelanggaran terhadap

ketentuan dalam peraturan ini dapat dikenai sanksi administratif dan atau sanksi

pidana sesuai peraturan perundang-undangan. Sanksi administratif antara lain berupa:

(a) peringatan lisan atau tertulis; (b) penghentian sementara kegiatan; dan (c)

rekomendasi pencabutan izin impor.

b. Pengawasan Pemasukan Obat Tradisional

Yang berhak memasukkan obat tradisional impor ke dalam wilayah Indonesia

adalah importir, distributor, industri obat tradisional dan atau industri farmasi yang

memiliki izin impor sesuai peraturan perundang-undangan, yang diberi kuasa oleh

produsen di negara asal. Obat tradisional yang dapat dimasukkan ke dalam wilayah

Indonesia untuk diedarkan adalah obat tradisional yang telah memiliki izin edar.

Dikecualikan dari ketentuan adalah obat tradisional yang digunakan untuk uji

laboratorium, sampel pendaftaran, penelitian, pameran dan digunakan untuk

kepentingan sendiri dalam jumlah terbatas sesuai kebutuhan. Setiap pemasukan obat

tradisional wajib memenuhi ketentuan peraturan perundangundangan. Pemasukan

obat tradisional juga wajib mendapat persetujuan pemasukan dari Kepala Badan.

Permohonan pemasukan obat tradisional diajukan kepada Kepala Badan Pengawasan

Obat dan Makanan.

Permohonan pemasukan obat tradisional dikenakan biaya per item produk

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Persetujuan pemasukan

sebagaimana hanya berlaku untuk satu kali pemasukan (setiap shipment). Dalam

rangka pengawasan importir, distributor, industri obat tradisional dan atau industri

farmasi yang memasukkan obat tradisional wajib melakukan pendokumentasian

distribusi obat tradisional. Pelanggaran terhadap ketentuan dalam peraturan ini dapat

dikenai sanksi administratif maupun sanksi pidana sesuai peraturan perundang-

undangan.

c. Kriteria Dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal

Terstandar Dan Fitofarmaka

25

Page 26: Laporan Diskusi Etnomedik

Obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka yang dibuat dan atau

diedarkan di wilayah Indonesia wajib memiliki izin edar dari Kepala Badan

Pengawasan Obat dan Makanan. Untuk memperoleh izin edar harus dilakukan

pendaftaran. Dikecualikan terhadap (a) obat tradisional, obat herbal terstandar dan

fitofarmaka yang digunakan untuk penelitian; (b) obat tradisional impor untuk

digunakan sendiri dalam jumlah terbatas; (c) obat tradisional impor yang telah

terdaftar dan beredar di negara asal untuk tujuan pameran dalam jumlah terbatas; (d)

obat tradisional tanpa penandaan yang dibuat oleh usaha jamu racikan dan jamu

gendong; (e) bahan baku berupa simplisia dan sedíaan galenik.

Untuk dapat memiliki izin edar, obat herbal terstandar dan fitofarmaka harus

memenuhi kriteria sebagai berikut :

1) Menggunakan bahan berkhasiat dan bahan tambahan yang memenuhi persyaratan

mutu, keamanan dan kemanfaatan / khasiat;

2) Dibuat sesuai dengan ketentuan tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat

Tradisional yang Baik atau Cara Pembuatan Obat yang Baik yang berlaku;

3) Penandaan berisi informasi yang lengkap dan obyektif yang dapat menjamin

penggunaan obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka secara tepat,

rasional dan aman sesuai dengan hasil evaluasi dalam rangka pendaftaran.

Pendaftar obat tradisional dalam negeri, obat herbal terstandar dan fitofarmaka terdiri

dari:

1) Pendaftar obat tradisional tanpa lisensi, pendaftar obat herbal terstandar, pendaftar

fitofarmaka;

2) Pendaftar obat tradisional lisensi;

3) Pendaftar obat tradisional kontrak, obat herbal terstandar kontrak dan fitofarmaka

kontrak.

Industri di bidang obat tradisional dan industri farmasi dalam proses

pembuatannya wajib menerapkan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik

(CPOTB) atau Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Pendaftar obat tradisional

impor adalah industri di bidang obat tradisional atau industri farmasi atau badan usaha

di bidang pemasaran obat tradisional yang mendapat surat penunjukan langsung dari

industri di bidang obat tradisional atau pemilik nama dagang di negara asal. Industri

di bidang obat tradisional di negara asal wajib memenuhi persyaratan Cara Pembuatan

yang Baik (GMP) yang dibuktikan dengan surat keterangan sesuai data inspeksi

terakhir paling lama 2 (dua) tahun yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.

26

Page 27: Laporan Diskusi Etnomedik

Pendaftaran diajukan oleh pendaftar kepada Kepala Badan Pengawas Obat dan

Makanan. Pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka

dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu pra penilaian dan penilaian. Pra penilaian

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan tahap pemeriksaan kelengkapan,

keabsahan dokumen dan dilakukan penentuan kategori. Penilaian merupakan proses

evaluasi terhadap dokumen dan data pendukung. Pendaftar wajib membuat obat

tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka atau mengimpor obat tradisional

yang telah mendapat izin edar selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah tanggal izin

edar dikeluarkan. Pendaftar harus menyerahkan kemasan siap edar kepada Kepala

Badan selambatlambatnya 1 (satu) bulan sebelum obat tradisional, obat herbal

terstandar dan fitofarmaka dibuat atau obat tradisional diimpor. Pendaftar wajib

melaporkan informasi kegiatan pembuatan atau impor secara berkala setiap 6 (enam)

bulan kepada Kepala Badan.

Obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka dilarang mengandung:

1) bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat,

2) narkotika atau psikotropika,

3) hewan atau tumbuhan yang dilindungi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang undangan yang berlaku.

Obat tradisional dilarang dalam bentuk sediaan :

a. intravaginal,

b. tetes mata,

c. parenteral,

d. supositoria, kecuali digunakan untuk wasir.

Obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka dalam bentuk sediaan

cairan obat dalam tidak boleh mengandung etil alkohol dengan kadar lebih besar dari

1% (satu persen), kecuali dalam bentuk sediaan tingtur yang pemakaiannya dengan

pengenceran.

6. Kesimpulan

a. Bapak Ketut menderita GGK.

b. Terdapat kandungan yang bermanfaat pada spirulina, teripang, dan BioN Pendant

yang dapat memperbaiki kondisi kesehatan Bapak Ketut yang sebelumnya belum

dapat diperbaiki dengan pengobatan konvensional.

27

Page 28: Laporan Diskusi Etnomedik

Daftar pustaka

Bachstetter AD, Jernberg J, Schlunk A, Vila JL, Hudson C, Cole MJ, et al. Spirulina

Promotes Stem Cell Genesis and Protects against LPS Induced Declines in

Neural Stem Cell Proliferation. PLoS ONE 5(5): e10496.

doi:10.1371/journal.pone.0010496.

Chu WL, Lim YW, Radhakrishnan AM, Lim PE. Protective effect of aqueous extract from

Spirulina platensis against cell death induced by free radicals. BMC

Complementary and Alternative Medicine 2010, 10:53.

Deng R, Chow TJ: Hypolipidemic, Antioxidant and Antiinflammatory Activities of

Microalgae Spirulina. Cardiovasc Ther. 2010 August ; 28(4): e33–e45.

doi:10.1111/j.1755-5922.2010.00200.x

Flickstein, Aaron M. Research on Far Infrared Rays. Diunduh dari :

www.migunofgreenville.com, 27 September 2011

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 121/ MENKES/ SK/ II/ 2008

Tentang Standar Pelayanan Medik Herbal

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 1078/Menkes/SK/VII/2003

tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, Menteri Kesehatan Republik

Indonesia

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor :

HK.00.05.42.2996 tentang Pengawasan Pemasukan Obat Tradisional, Kepala

Badan Pengawas Obat Makanan Republik Indonesia

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Makanan Republik Indonesia. Nomor :

HK.00.05.41.1384 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat

Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka, Kepala Badan Pengawas

Obat Makanan Republik Indonesia

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1109/ MENKES/ PER/ IX/ 2007

Tentang Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer - Alternatif di Fasilitas

Pelayanan Kesehatan

Prihantanto S.R . Lebih Dekat dan Sehat dengan Hypnotherapy. diunduh :

http://www.ibhcenter.org/uploads/ebook/lebih%20dekat%20dengan%20hypnotherapy.pdf

28

Page 29: Laporan Diskusi Etnomedik

Voit R, Delaney M. 2005. Hypnosis in Clinical Practice: Steps for Mastering Hypnotherapy.

New York: Brunner-Routledge

Zein, Umar. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat dalam upaya Pemelihraan Kesehatan.

Medan: USU

29